BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umum faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme bassal, faktor patologis seperti adanya penyakit tertentu yang menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhn nutrisi, faktor sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi. Nutrisi sangat penting bagi manusia karena nutrisi merupakan kebutuhan fital bagi semua makhluk hidup, mengkonsumsi nutrien (zat gizi) yang buruk bagi tubuh tiga kali sehari selama puluhan tahun akan menjadi racun yang menyebabkan penyakit dikemudian hari. Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi ada sistem yang berperan di dalamnya yaitu sistem pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris, saluran pencernaan dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal. Sedangkan organ asesoris terdiri dari hati, kantong empedu dan pankreas. Nutrisi sangat bermanfaat bagi tubuh kita karena apabila tidak ada nutrisi maka tidak ada gizi dalam tubuh kita. Sehingga bisa menyebabkan penyakit atau terkena gizi buruk oleh karena itu kita harus memperbanyak nutrisi. B. Ruang Lingkup Masalah 1. Definisi kebutuhan nutrisi 2. Sistem tubuh yang berperan 3. Definisi nutrient 4. Keseimbangan energi 5. Macam macam diet 6. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi 7. Masalah-masalah pada kebutuhan nutrisi 8. Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi C. Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi kebutuhan nutrisi 2. Untuk mengetahui sistem tubuh yang berpera 3. Untuk mengetahui definisi nutrient 4. Untuk mengetahui keseimbangan energi 1 5. Untuk mengetahui macam macam diet 6. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi 7. Untuk mengetahui masalah-masalah pada kebutuhan nutrisi 8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi 2 BAB II PEMBAHASAN KEBUTUHAN NUTRISI A. Definisi Kebutuhan Nutrisi Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi. Sedangkam menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. B. Sistem Tubuh yang Berperan Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris. Saluran pencernaan dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal, sedangkan organ asesoris terdiri atas hati, kantong empedu, dan pancreas. a) Saluran Pencernaan 1. Mulut Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaanyang terdiri atas dua bagian luar (vestibula), yaitu ruang diantar gusi, gigi, bibir, dan pipi, serta bagian dalam yang terdiri dari rongga mulut. 2. Faring dan esophagus Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di belakang hidung, mulut, dan laring. Faring berbentuk kerucut dengan bagian terlebar di bagian atas yang berjalan hingga vertebrae servikal keenam. Faring langsung berhubungan dengan esophagus, sebuah tabung yang memiliki otot dengan panjang ± 20-25 cm yang terletak di belakang trachea dan di depan tulang punggung, kemudian masuk melalui toraks menembus diafragma yang berhubungan 3 langsung dengan abdomen dan menyambung dengan lambung. Esophagus merupakan bagian yang menghantarkan makanan dari faring menuju lambung, bentuknya seperti silinder yang berongga dengan panjang 2 cm. Kedua ujungnya dilindungi oleh sphincter. Dalam keadaan normal sphincter bagian atas selalu tertutup, kecuali bila ada makanan masuk ke dalam lambung. Keadaan ini bertujuan untuk mencegah gerakan balik ke oragan bagian atas, yaitu esophagus. Proses penghantaran makanan dilakukan dengan kerja peristaltic. 3. Lambung Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri atas bagian atas (disebut fundus), bagian utama, dan bagian bawah yang horizontal (disebut antrum pilorik). Lambung ini berhubungan langsung dengan esophagus melalui orifisium kardia dan dengan duodenum melalui orifisium pilorik. Lambung terletak di bawah diafragma dan di depan pancreas. Lambung memiliki fungsi sebagai berikut : 1) Fungsi motoris adalah menampung makanan, mencegah makanan menjadi partikel kecil, dan mencampurnya dengan asam lambung. 2) Fungsi sekreasi dan pencernaan adalah mensekresi pepsinogenrennin, dan lipase. Pepsinogen diaktifkan oleh HCl menjadi pepsin yang dapat memecah protein menjadi proteosa dan peptone. 4. Usus Halus Usus halus terletak di daerah umbilicus dan dikelilingi oleh usus besar. Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang ± 2,5 m dalam keadaan hidup. Pada dinding usus halus, khususnya mukosa, terdapat beberapa nodula jaringan limfa yang disebut kelenjar soliter yang berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi. Pada umumnya, fungsi usus halus adalah mencerna dan meng absorpsi chime dari lambung. Zat makanan yang telah haluskan diabsorpsi di dalam usus halus, yakni pada duodenum. Di sini terjadi absorpsi besi, kalsium dengan bantuan vitamin D; serta vitamin A,D,E dn K dengan bantuan empedu dan asam folat. 5. Usus Besar Usur besar (kolon) merupakan kelanjutan dari usus halus, mulai dari katup ileokolik atau ileosaekal sebagai tempat lewatnya makanan. Fungsi utama usus besar adalah mengabsorsi air (± 90%), elektrolit, vitamin, dan sedikit glukosa. b) Organ Asesoris 1. Hati, merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh. 4 2. Kantong empedu, merupakan sebuah kantong yang terletak di bawah kanan hati atau lekukan permukaan bawah hati sampai di pinggiran depan yang memiliki panjang 812 cm. 3. Pankreas merupakan kelenjar yang strukturnya sama dengan kelenjar ludah dengan memilliki panjang ± 15 cm. C. Nutrient Nutrien adalah zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam makanan dan diperoleh untuk penggunaan fungsi tubuh. Nutrient terdiri dari beberapa, diantarannya : 1. Karbohidrat Karbohidrat adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon, hidrogen dan oksigen. Karbohidrat dibagi atas : a) Karbohidrat sederhana (gula) ; bisa berupa monosakarida (molekul tunggal yang terdiri dari glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Juga bisa berupa disakarida (molekul ganda), contoh sukrosa (glukosa + fruktosa), maltosa (glukosa + glukosa), laktosa (glukosa + galaktosa). b) Karbohidrat kompleks (amilum) adalah polisakarida karena disusun banyak molekul glukosa. c) Serat adalah jenis karbohidrat yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, tidak dapat dicerna oleh tubuh dengan sedikit atau tidak menghasilkan kalori tetapi dapat meningkatkan volume feces. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Kebutuhan karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi total. 2. Protein Protein sangat penting untuk pembentukan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Beberapa sumber protein berkualitas tinggi adalah: ayam, ikan, daging, babi, domba, kalkun, dan hati. Beberapa sumber protein nabati adalah: kelompok kacang polong (misalnya buncis, kapri, dan kedelai), kacang-kacangan, dan biji-bijian. Protein merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis nutrien ini berupa struktur nutrien kompleks yang terdiri dari asam-asam amino. Protein akan dihidrolisis 5 oleh enzim-enzim proteolitik. Untuk melepaskan asam-asam amino yang kemudian akan diserap oleh usus. Fungsi protein : Protein menggantikan protein yang hilang selama proses metabolisme yang normal dan proses pengausan yang normal. Protein menghasilkan jaringan baru. Protein diperlukan dalam pembuatan protein-protein yang baru dengan fungsi khusus dalam tubuh yaitu enzim, hormon dan haemoglobin. Protein sebagai sumber energi. Kebutuhan protein 10-15% atau 0,8-1,0 g/kg BB dari kebutuhan energi total. 3. Lemak Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan. Lemak dan minyak terdiri atas gabungan gliserol dengan asam-asam lemak. Kebutuhan lemak 10-25% dari kebutuhan energi total. Fungsi lemak : Sebagai sumber energi ; merupakan sumber energi yang dipadatkan dengan memberikan 9 kal/gr. Ikut serta membangun jaringan tubuh. Perlindungan. Penyekatan/isolasi, lemak akan mencegah kehilangan panas dari tubuh. Perasaan kenyang, lemak dapat menunda waktu pengosongan lambung dan mencegah timbul rasa lapar kembali segera setelah makan. 4. Vitamin Vitamin adalah bahan organic yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfungsi sebagai katalisator proses metabolisme tubuh. Vitamin dibagi dalam dua kelas besar yaitu vitamin larut dalam air (vitamin C, B1, B2, B6, B12) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K). Berikut ini rincian dari beberapa vitamin dan penting: a) Vitamin A Vitamin ini membantu perkembangan daya lihat bayi. Juga berperan dalam proses kerja sel tulang. Anak-anak yang kekurangan vitamin A akan menderita rabun senja serta gangguan pertumbuhan. Mereka juga rentan terhadap infeksi. Sumber vitamin A antara lain: telur, keju, dan hati. b) Vitamin B-kompleks Semua vitamin B membantu produksi energi, dan membantu terbentuknya sel-sel otak bayi. Vitamin B1 dan niasin (salah satu anggota B-kompleks) membantu sel 6 tubuh menghasilkan energi. Vitamin B6 membantu tubuh melawan penyakit dan infeksi. B12 digunakan dalam pembentukan sel darah merah. Kecukupan vitamin B-kompleks membantu mencegah kelambatan pertumbuhan, anemia, gangguan penglihatan, kerusakan syaraf, dan gangguan jantung. Makanan seperti misalnya roti, padi-padian, dan hati banyak mengandung vitamin B-kompleks. Setiap anggota vitamin B-kompleks bersumber dari makanan tertentu misalnya: B1 dari kacang buncis dan daging babi; B12 dari daging, ikan, telur, dan susu. c) Vitamin C Anak-anak dapat memperoleh vitamin C dari jeruk dan berbagai sayuran. Mereka memerlukan vitamin C untuk membentuk beberapa zat kimia dan menggerakkan zat kimia lain (salah satu anggota grup vitamin B, misalnya) agar dapat digunakan tubuh. Vitamin C juga membantu penyerapan zat besi. Mereka yang kekurangan vitamin C bisa menderita kelemahan tulang, anemia, dan gangguan kesehatan lainnya. d) Vitamin D Sinar matahari membantu tubuh membuat sendiri vitamin D, bahkan pada sejumlah anak, kebutuhan vitamin ini sudah terpenuhi dengan bantuan sinar matahari. Vitamin D sangat penting karena membantu kalsium masuk ke tulang. Inilah sebabnya mengapa vitamin D kadang ditambahkan ke dalam susu sapi (disebut susu yang telah “diperkaya”). Sayangnya, banyak produk susu olahan yang digemari anak-anak justru tidak diperkaya dengan vitamin D. Keju dan yogurt kaya kalsium tetapi tidak mengandung vitamin D. Makanan yang diperkaya vitamin D lebih baik daripada suplemen vitamin. Anak-anak yang mengkonsumsi diet rendah vitamin D bisa menderita ricketsia, suatu penyakit yang melemahkan tulang atau menjadikan tulang cacat. 5. Mineral dan Air Mineral merupakan unsure esensial bagi fungsi normal sebagian enzim, dan sangat penting dalam pengendalian system cairan tubuh. Mineral merupakan konstituen esensial pada jaringan lunak, cairan dan rangka. Rangka mengandung sebagian besar mineral. Tubuh tidak dapat mensintesis sehingga harus disediakan lewat makanan. Tiga fungsi mineral : Konstituen tulang dan gigi ; contoh : calsium, magnesium, fosfor. Pembentukan garam-garam yang larut dan mengendalikan komposisi cairan tubuh: contoh Na, Cl (ekstraseluler), K, Mg, P (intraseluler). 7 Bahan dasar enzim dan protein. Kira-kira 6% tubuh manusia dewasa terbuat dari mineral. Air merupakan zat makanan paling mendasar yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Tubuh manusia terdiri dari atas 50%-70% air. Pada orang dewasa asupan air berkisar antara 1200-1500cc per hari, namun dianjurkan sebanyak 1900 cc sebagai batas optimum. D. Keseimbangan Energi Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk fungsi organ dan pergerakan badan, untuk menyediakan material mentah, untuk fungsi enzim, pertumbuhan, penempatan kembali dan perbaikan sel. Metabolisme mengacu pada semua reaksi biokimia dalm tubuh. Proses metabolic dapat menjadi anabolic (membangun) atau katabolic (merusak). Energy adalah kekuatan untuk bekerja, manusia membutuhkan energy untuk terus menerus berhubungan dengan lingkungannya. 1. Pemasukan energy Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi makanan. Makanan merupakan sumber utama energi manusia. Besarnya energi yang dihasilkan dengan satuan kalori. 1 kalori juga disebut 1 kalori besar ( K ) atau kkal adalah jumlah panas yang di butuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 °c. 1 kkal = 1 K atau sama dengan 1000 kalori. 3 Bentuk pemberian kalori yaitu : a) Karbohidrat: karbohidrat merupakan sumber energy yang penting. Setiap gram karbohidrat menghasilkan kurang lebih 4 kalori. Asupan karbohidrat di dalam diit sebaiknya berkisar 50%-60% dari kebutuhan kalori. (Setiati, 2000). b) Lemak: komponen lemak dapat diberikan dalam bentuk nutrisi enteral maupun parenteral sebagai emulsi lemak. Pemberian lemak dapat mencapai 20% -40% dari total kebutuhan. Satu gram lemak menghasilkan 9 kalori. c) Protein (Asam Amino): kebutuhan protein adalah 0,8gr/kgbb/hari atau kurang lebih 10% dari total kebutuhan kalori. 2. Pengeluaran energy Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk men- support jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk senyawa phospat seperti ATP. Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh BMR dan aktivitas fisik. Rumus = Berat Badan Ideal X 10 / KKB 8 3. Basal metabolisme rate (MBR) Basal Metabolisme Rate adalah energi yang digunakan tubuh pada saat istirahat yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung, pernapasan, peristaltic usus, kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh. Makanan di dalam tubuh mengalami beberapa proses. Mulai dari pencernaan, absorbsi, metabolisme, dan penyimpanan hingga eliminasi. a) Pencernaan Pencernaan dimulai dari mulut, tempat makanan di pecah secara mekanik dengan mengunyah. Protein dan lemak dipecahkan secara fisik tetapi tetap tidak berubah secara kimia karena enzim dalam mulut tidak bereaksi dengan nutrisi ini. Makanan yang telah ditelan memasuki esopagus dan bergerak sepanjangnya dan dengan kontraksi otot seperti gelombang (peristaltik). Massa makanan yang berada pada kardiak spinkter, berlokasi pada pembukaan atas lambung, menyebabkan spinkter relaksasi dan memungkunkan makanan masuk lambung. Di dalam lambung, pepsinogen di sekresikan dan diaktifkan oleh asam hidrokolik menjadi pepsin, enzim pemecah protein. Lambung juga mengeluarkan sejumlah kecil lipase dan amilase untuk mencerna lemak dan zat tepung secara berturut-turut. Lambung juga bertindak sebagai penyimpanan dan makanan menetap di dalam perut kira-kira 3 jam, dengan rentang dari 1-7 jam. Makanan meninggalkan lambung pada spinkter pilorik sebagai asam, massa cair yang disebut kimus. Kimus mengalir ke duodenum dan bercampur cepat dengan empedu, getah intestinal, sekresi pangkreas. Peristaltik terjadi terus menerus dalam usus kecil, mencampur sekresi dengan kimus. b) Absorbsi Usus kecil merupakan tempat penyerapan utama nutrien. Sepanjang daerah ini terdapat penonjolan seperti jari yang disebut vili, untuk meningkatkan area permukaan absorbsi. Nutrient diabsorbsi oleh difusi pasif dan osmosis, transport aktif, dan pinositosis. c) Metabolisme Nutrien diabsopsi dalam intestinal, termasuk air, yang ditransportasikan melalui system sirkulasi ke jaringan tubuh. Melalui perubahan kimia dari metabolisme, nutrien diubah ke jumlah substansi yang diperlukan oleh tubuh. Dua tipe dasar metabolisme adalah anabolisme dan katabolisme. Anabolisme merupakan produksi dari substansi 9 kimia yang lebih kompleks dengan sintesis nutrient. Katabolisme merupakan pemecahan substansi kimia menjadi substansi yang lebih sederhana. d) Penyimpanan Beberapa, tapi tidak semua, nutrient yang diperlukan tubuh disimpan dalam jaringan tubuh. Bentuk pokok tubuh dari energi yang disimpan adalah lemak, yang disimpan sebagai jaringan adiposa. Glikogen disimpan dalam cadangan kecil di hati dan jaringan otot dan protein dan protein disimpan dalam massa otot. Ketika keperluan energi tubuh melebihi persediaan energi dari nutrient yang dimakan, maka energi yang disimpan digunakan. Sebaliknya energi yang tidak digunakan harus disimpan terutama lemak. E. Macam-macam Diet 1. Diet rendah kalori rendah karbohidrat Tidak berarti orang lantas tidak makan semua jenis karbohidrat. Asupan karbohidrat hanya dikurangi. Konsumsilah beras merah atau roti gandum. Asupan protein dan lemak tetap diperhatikan, namun tidak terlalu tinggi. 2. Diet rendah kalori tinggi protein Bagi yang ingin melakukan diet ini dia harus benar-benar fit, terutama ginjal dan lever. Jika tidak, organ tubuh akan makin terbebani dan kondisi tubuh justru melemah. Diet ini banyak mengonsumsi protein, seperti daging atau telur. 3. Diet rendah kalori rendah lemak Orang dengan diet seperti ini harus pintar-pintar menghitung asupan kalori. Semua jenis makanan biasanya dikonsumsi, hanya saja dikurangi kalori dan lemak. Perlu diingat, satu gram lemak sama dengan sembilan kalori. Diet jenis ini memang tidak bisa berlangsung dengan cepat, paling-paling dua kilogram sebulan. Namun, hal ini sudah cukup jika dilakukan secara konsisten. 4. Diet rendah kalori tinggi lemak dan protein Di sini yang dilakukan adalah mengurangi asupan karbohidrat. Diet ini akan berlangsung lebih lama lagi, itu pun jika orang yang berdiet mampu makan sedikit nasi atau bahkan tidak sama sekali. F. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi 1. Pengetahuan. Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapt disebabkan oleh kurangnya iinformasi, sehingga dapat terjadi kesalaahan dalam pemenuhan kebutuhan gizi. 10 2. Prasangka. Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang bernilai gizi tinggi, dapat memengaruhi status gizi seseorang. 3. Kebiasaan. Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertantu dapat juga memengaruhi status gizi. 4. Kesukaan. Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat gizi yang dibutuhkan secara cukup. 5. Ekonomi. Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi. Penyediaan makanan yang bergizi membutuhkan dana yang tidak sedikit, sehingga perubahan status gizi dipengaruhi oleh status ekonomi. Dengan kata lain, orang dengan status ekonomi kurang biasanya kesulitan dalam penyediaan makanan bergizi. Sebaliknya, orang dengan status ekonomi cukup lebih mudah untuk menyediakan makanan yang bergizi. G. Masalah pada Gangguan Nutrisi Obesitas Obesitas merupakan peningkatan berat badan yang melebihi 20% batas normal berat badan seseorang. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria.Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas. Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas. Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok: 1) Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%. 2) Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%. 3) Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk). Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh. Pola penyebaran lemak tubuh pada pria dan wanita cenderung berbeda. Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah pir. Sedangkan pada pria biasanya 11 lemak menimbun di sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti buah apel. Tetapi hal tersebut bukan merupakan sesuatu yang mutlak, kadang pada beberapa pria tampak seperti buah pir dan beberapa wanita tampak seperti buah apel, terutama setelah masa menopause. Malnutrisi Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Diabetes mellitus Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan. Hipertensi Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan. H. Asuhan Keperawatan Dalam Kebutuhan Nutiris 1. Pengkajian Keperawatan Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi. Riwayat Makanan Makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan, tipe makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan yang lebih disukai, yang dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang, dan rencana makanan untuk masa selanjutnya. Kemampuan Makan Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemampuan makan, antara lain kemampuan mengunyah, menelan, dan makan sendiri tanpa bantuan orang lain. Pengetahuan Tentang Nutrisi Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah penentuan tingkat pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi. Nafsu Makan 12 Tingkat Aktivitas Pengkonsumsian Obat Penampilan Fisik Penampilan fisik dapat dilihat dari hasil pemeriksaan fisik terhadap aspek-aspek berikut : rambut yang sehat berciri mengkilat, kuat, tidak kering, dan tidak mengalami kebotakkan bukan karena faktor usia; daerah di atas kesua pipi dan bawah kedua mata tidak berwarna gelap; mata cerah dan tidak ada rasa sakit atau pembuluh darah; daerah bibir tidak kering, pecah-pecah, ataupun mengalami pembengkakkan; lidah berwarna merah gelap, tidak berwarna merah terang, dan tidak ada luka pada permukaannya; gusi tidak bengkak, tidak mudah berdarah, dan gusi yangmengelilingi gigi harus rapat serta erat tidak tertarik ke bawah sampai di permukaan gigi; gigi tidak berlubang dan tidak berwarna; kulit tubuh halus, tidak bersisik, tidak timbul bercak kemerahan, atau tidak terjadi pendarahan yang berlebihan; kuku jari kuat dan berwarna merah muda. Pengukuran Antropometrik Pengukuran ini meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar lengan. Tinggi badan anak dapat digambarkan pada suatu kurva/grafik sehingga dapat terlihat pola perkembangannya. Laboratorium Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubungan dengan pemenuhan nutrisi adalah pemerikaan albumin serum, Hb, glukosa, elektrolit, dan lain-lain. 2. Diagnosa Keperawatan Perubahan nutrisi resiko tinggi masukan lebih dari kebutuhan tubuh a) Perubahan nutrisi masukan lebih dari kebutuhan dipengaruhi oleh faktor-faktor Faktor hereditas Masukan nutrisi berlebihan Gangguan pola makan Aktifitas fisik yang rendah b) Perubahan nutrisi masukan lebih dari kebutuhan ditandai dengan atau gejalanya: BB lebih dari 10% s/d 20% BB dan TB ideal Nilai TSF > 15 mm pada laki-laki dan 25 mm pada wanita Ketidak seimbangan pemasukan makanan dan pengeluaran energy Aktifitas yang kurang 13 Perubahan nutrisi resiko tinggi masukan kurang dari kebutuhan tubuh a) Perubahan nutrisi masukan kurang dipengaruhi oleh faktor-faktor: Kurang pengetahuan Sumber keuangan yang terbatas Anoreksia Stress emosional Ketergantungan obat b) Perubahan nutrisi masukan kurang ditandai dengan gejala: BB < 20% BB ideal Masukan makanan tidak mencukupi kebutuhan minimum perhari Alopecia Tonus otot lemah Membrane mukosa dan konjungtiva pucat Lesu Penurunan serum albumin 3. Perencanaan / Intervensi Keperawatan Meningkatkan nafsu makan: a) Hilangkan atau kurangi kondisi atau gejala penyakit yang menyebabkan penurunan nafsu makan b) Berikan makanan yang disukai, sedikit tapi sering c) Tata ruang pasien senyaman mungkin d) Turunkan stress psikologis e) Berikan oral hygiene sebelum dan sesudah makan Membantu pasien memenuhi kebutuhan nutrisi: a) Hindari makanan beralkohol dan berkalori b) Pantau masukan dan keluaran c) Bantu pasien untuk mengidentifikasi kebutuhan nutrisi pasien d) Kolaborasi: konsul dengan ahli diet untuk menentukan kebutuhan nutrisi pasien e) Kolaborasi: berikan makanan enteral / parenteral bila diindikasikan f) Kolaborasi: berikan obat sesuai indikasi, seperti: anti emetik, antasida, vitamin. 14 4. Tindakan / Implementasi Keperawatan a) Pemberian nutrisi melalui oral Tindakan ini merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi per oral secara mandiri Tujuan : memenuhi kebutuhan nutrisi pasien Alat dan bahan 1. Piring 2. Sendok 3. Garpu 4. Gelas 5. Serbet 6. Mangkok cuci tangan 7. Pengalas 8. Makanan dengan porsi dan menu sesuai program Prosedur kerja 1. Beri penjelasan 2. Cuci tangan 3. Atur posisi pasien dengan duduk/setengah duduk sesuai kondisi pasien 4. Pasang pengalas 5. Tawarkan pasien melakukan ritual makan (misalnya, berdo’a sebelum makan) 6. Bantu aktivitas dengan cara menyuap makan sedikit demi sedikit dan berikan minum sesudah makan 7. Bila selesai makan, bersihkan mulut pasien dan anjurkan duduk sebentar 8. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan b) Pemberian nutrisi melalui pipa lambung Tindakan ini dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi per oral atau adanya gangguan menelan. Tindakan pemberian nutrisi melalui pia lambung dapat dilakukan dengan pemasangan pipa lambung lebih dahulu kemudian dapat dilakukan pemebrian nutrisi. Tujuan : memenuhi kebutuhan nutrisi pasien Pemasangan pipa lambung Alat dan bahan 1. Pipa penduga dalam tempatnya corong 2. Spuit 20 cc 15 3. Pengalas 4. Bengkok 5. Plester dan gunting 6. Makanan dalam bentuk cair 7. Air matang 8. Obat-obatan 9. Stetoskop 10. Klem 11. Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskp) 12. Vaselin Prosedur kerja 1. Cuci tangan 2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan 3. Atur posisi pasien denga posisi semi-Flower 4. Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada 5. Letakkan bengkok di dekat pasien 6. Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa dari epigastrium sampai hidung kemudian dibengkokakann ke telingan dan beri tanda batasnya 7. Berika vaselin atau pelican pada ujung pipa klem pangkal pipa tersebut lalu masukkan melalui hidung secara perlahan-lahan sambil pasien dianjurkan untuk menelannya 8. Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke lambung, dengan cara : Masukkan ujung selang yang diklem ke dalam baskom yang berisi air (klem di buka) dan perhatikan bila da gelembung, pipa masuk ke paru dan jika tidak ada gelembung pipa tersebut masuk ke lambung setelah itu diklekm atau dilipat kembali Masukan udara denga spuit ke dalam lambung melalui pipa tersebut dan dengarkan dengan stetoskop. Apabila di lambung terdengar bunyi, berarti pipa tersebut sudah masuk. Setelah itu, keluarkan udara yang ada di dalam sebanyak jumlah yang dimasukan. 9. Cuci tangan 16 Pemberian Nutrisi Alat dan bahan 1. Corong 2. Spuit 20 cc 3. Pengalas 4. Bengkok 5. Makanan dala bentuk cair 6. Air matang 7. Obat-obatan (bila ada) 8. Klem 9. Stetoskop prosedur kerja 1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan 2. Cuci tangan 3. Atur posisi semi-Fowler 4. Pasang pengalas 5. Letakkan bengkok 6. Periksa dahulu sisa makanan di lambung dengan menggunakan spuit yang diaspirasikan ke pipa lambung 7. Buka klem/penutip 8. Lakukan tindakan pemberian makan dengan cara pasang corong/spuit pada pangkal pipa 9. Masukan air matang ± 15 cc pada awal dengan cara dituangkan lewat pinggirnya 10. Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia. Kemudian, bila ada obatobatan masukan dan beri minum lalu diklem pipa penduga 11. Catat hasilnya atau respon pasien selama pemberian makanan 12. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan 17 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan dapat dicapai jika terjadi keseimbangan dengan aspek-aspek yang lain. Nutrisi berpengaruh juga dalam fungsifungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia, maka akan terhindar dari ancaman-ancaman penyakit. B. Saran Kebutuhan nutrisi tiap individu berbeda-beda maka dari itu peran perawat sangat penting dalam rangka pemenuhan nutrisi untuk pasien, dan dianjurkan perawat memberikan asuhan keperawatan yang baik dan membantu pasien dalam pemenuhan nutrisinya. 18 DAFTAR PUSTAKA Alimul H, A Azis. 2005. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC Almatsier. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. http://books.google.co.id/bookssistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan nutrisi. http://riezkhyamalia.wordpress.com/2013/10/20/makalah-pemenuhan-kebutuhan-nutrisi/. 19