UJI SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK METANOL TUMBUHAN GOWOK

advertisement
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015
UJI SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK METANOL TUMBUHAN GOWOK (Syzygium
polycephalum)
PHYTOCHEMICAL SCREENING TEST ON METHANOL EXTRACT OF GOWOK
(Syzygium polycephalum)
Andika Pramudya Wardana, Rika Arwanda, Sofi Nabila, Tukiran
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya
Jl. Ketintang Surabaya (60231), Telp. 031-8298761
Email :[email protected]
Abstrak. Tumbuhan gowok (Syzygium polycephalum) merupakan salah satu tumbuhan suku Myrtaceae
yang merupakan salah satu tumbuhan endemik di Indonesia. Berdasarkan hasil uji pendahuluan fitokimia
ektrak metanol tumbuhan gowok diketahui mengandung alkaloid, fenolik, flavonoid, saponin, dan tanin,
tetapi tidak mengandung steroid dan terpenoid.
Kata kunci: Gowok, Fitokimia, Skrining, Syzygium polycephalum
Abstract. Gowok (Syzygium polycephalum) is one species belonging to Myrtaceae which is one of the
endemic plants in Indonesia. Based on the results of phytochemical sceening test on the methanol extracts
of Gowok, it was known that the extract contain alkaloids, phenolics, flavonoids, saponins and tannins,
but not containing steroids and terpenoids.
Keywords: Gowok, Phytochemical, Screening, Syzygium polycephalum
PENDAHULUAN
Tumbuhan gowok dengan nama ilmiah
Syzygium polycephalum merupakan salah satu
tumbuhan endemik Indonesia yang termasuk
dalam suku jambu-jambuan (Myrtaceae). Nama
– namanya dalam bahasa daerah adalah gohok
(Betawi), kupa, kupa beunyeur (Sunda), gowok,
dan dompyong (Jawa). Tumbuhan ini dapat
tumbuh pada ketinggian antara 200-1800 m dpl,
dan tinggi tumbuhan ini dapat mencapai 8-20 m.
Sejauh
ini,
berdasarkan
hasil
penelusuran literatur peneliti, belum banyak
kandungan senyawa kimia dari tumbuhan gowok
yang telah dilaporkan. Menurut Lim (2012),
belum ada informasi komposisi gizi untuk
tumbuhan gowok.
Pohon Gowok
Pada tahun terakhir ini fitokimia atau
kimia tumbuhan telah berkembang menjadi satu
disiplin ilmu tersendiri, berada diantara kimia
C - 143
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015
organik bahan alam dan biokimia tumbuhan,
serta berkaitan dengan keduanya. Bidang
perhatian fitokimia adalah anekaragam senyawa
organik yang dibentuk dan ditimbun oleh
tumbuhan, yaitu mengenai struktur kimia,
biosintesis, perubahan serta metabolisme,
penyebaran secara ilmiah, dan fungsi
biologisnya (Harborne,1987).
Uji Fitokimia
a. Alkaloid
Sebanyak 1 mL ekstrak metanol dicampur
ditambah 2 mL HCl 2N lalu dikocok. Filtrat
kemudian masukkan dalam 3 tabung yang
berbeda. Tabung pertama ditambah 1 tetes
reagen Mayer, tabung kedua ditambah 1
tetes reagen Dragendorff, dan tabung ketiga
ditambah 1 mL reagen Wagner. Uji positif
reagen Mayer terbentuk endapan kuning,
reagen Dragendorf endapan merah dan
reagen Wagner endapan coklat atau
kemerahan (Tiwari et al., 2011).
b. Steroid dan Terpenoid
Sebanyak 1 mL ekstrak metanol ditambah
asetat anhidrat kemudian ditambah H2SO4
pekat. Uji positif pada steroid ditunjukkan
dengan terbentuknya warna biru dan hijau.
Uji positif pada triterpenoid ditunjukkan
dengan terbentuknya warna ungu, jingga,
dan kuning keemasan (Harborne, 1987).
c. Fenolik
Sebanyak 1 mL ekstrak metanol ditambah
10 tetes FeCl3 1%. Ekstrak positif
mengandung fenol apabila menghasilkan
warna hijau, merah, ungu, biru, atau hitam
pekat (Harborne, 1987).
d. Flavonoid
Sebanyak 1 mL ekstrak metanol dicampur
dengan 3 mL etanol 70%, lalu dikocok,
dipanaskan, dan dikocok lagi kemudian
disaring. Filtrat yang diperoleh kemudian
ditambah Mg 0,1 g dan 2 tetes HCl pekat.
Terbentuknya warna merah menunjukkan
adanya flavonoid (Harborne, 1987).
e. Saponin
Sebanyak 1 mL ekstrak metanol ditambah 2
mL aquades sambil dikocok selama 1
menit, lalu ditambahkan 2 tetes HCl 1N.
Bila busa yang terbentuk tetap stabil ± 7
menit maka ekstrak positif mengandung
saponin (Harborne, 1987).
BAHAN DAN METODE
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
adalah labu ukur, gelas kimia, gelas ukur, neraca
analitik, corong kaca, corong Buchner, spatula,
pompa vakum, vacuum rotary evaporator,
tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes,
erlenmeyer berparuh, kompor listrik, kasa,
penjepit tabung reaksi, dan mesin penggiling.
Bahan
HgCl2, KI, aquades, Bi(NO 3)2, HNO3, I2,
kulit batang tumbuhan gowok, kertas saring,
HCl 2N, asetat anhidrat, H2SO4 pekat, FeCl3 1%,
etanol 70%, pita Mg, HCl pekat, HCl 1N, NaCl
10%, gelatin 1%, dan metanol.
Prosedur Penelitian
Preparasi Sampel
Kulit batang tumbuhan gowok sebanyak
25 kg dibersihkan dari kotoran kemudian
dipotong kecil-kecil, dikeringkan sampai kering
dan digiling halus hingga diperoleh serbuk halus
seberat 8,3 kg. Untuk keperluan uji skrining
fitokimia, digunakan 10 g serbuk tersebut
kemudian dimasukkan dalam gelas kimia dan
dimaserasi dengan 100 mL metanol selama 24
jam. Lalu disaring dan ekstrak dipekatkan
dangan vacuum rotary evaporator.
C - 144
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015
f.
Tanin
Sebanyak 1 mL ekstrak metanol ditambah 5
tetes NaCl 10% kemudian disaring dan
ditambah gelatin 1% dan NaCl 10% uji
positif jika terbentuk endapan putih (Tiwari
et al., 2011).
reagen Mayer terbentuk endapan kuning dan
larutan berwarna jingga. Pada uji reagen Wagner
terbentuk endapan coklat dengan larutan
berwarna coklat. Sedangkan pada uji dengan
reagen Dragendorff terbentuk endapan merah
dan larutan berwarna merah. Prinsip pengujian
senyawa alkaloid adalah dengan menggunakan
reagen Mayer, Wagner, dan Dragendorff dimana
ketiga reagen ini mengandung ion K+. Ion K+
dari reagen ini akan berikatan koordinasi dengan
atom nitrogen dari struktur senyawa alkaloid
membentuk kompleks kalium-alkaloid yang
mengedap.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji skrining fitokimia
ekstrak metanol kulit batang tumbuhan gowok
diperoleh data seperti tertera pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Uji Skrining Fitokimia Ekstrak
Metanol Kulit Batang Tumbuhan Gowok
Persamaan uji Mayer untuk alkaloid
Uji Fitokimia
Alkaloid
- Mayer
- Dragendorff
- Wagner
Steroid
Terpenoid
Fenolik
Flavonoid
Saponin
Tanin
Hasil
Terbentuk
endapan kuning
(larutan jingga)
Terbentuk
endapan merah
(larutan merah)
Terbentuk
endapan coklat
(larutan coklat)
Larutan
berwarna coklat
kemerahan
Larutan
berwarna coklat
kemerahan
Larutan
berwarna hitam
Larutan
berwarna
kemerahan
Terbentuk busa
yang stabil
Terbentuk
endapan putih
Kesimpulan
(+/-)
Terbentuknya endapan kuning setelah
ekstrak metanol ditambah dengan reagen Mayer
menunjukkan bahwa ekstrak metanol positif
mengandung senyawa alkaloid.
Persamaan uji Dragendorff untuk alkaloid
+
+
+
-
Terbentuknya endapan merah setelah
ekstrak metanol ditambah dengan reagen
Dragendorf menunjukkan bahwa ekstrak
metanol positif mengandung senyawa alkaloid.
Persamaan uji Wagner untuk alkaloid
+
+
Terbentuknya endapan coklat setelah
ekstrak metanol ditambah dengan reagen
Wagner menunjukkan bahwa ekstrak metanol
positif mengandung senyawa alkaloid.
+
+
Keterangan:
+ = mengandung
- = tidak mengandung
Senyawa Steroid dan Terpenoid.
Reagen Liebermann-Burchard digunakan untuk
menguji adanya senyawa steroid dan terpenoid.
Ekstrak metanol kulit batang tumbuhan gowok
setelah diuji dengan reagen LiebermannBurchard larutan berwarna coklat kemerahan.
Senyawa Alkaloid. Ekstrak metanol
kulit batang gowok diuji dengan menggunakan
C - 145
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015
Terbentuknya
warna
coklat
kemerahan
menunjukkan bahwa ekstrak metanol tidak
mengandung steroid maupun terpenoid.
Senyawa Tanin. Pada uji tanin ekstrak
metanol kulit batang tumbuhan gowok terbentuk
endapan putih setelah direaksikan dengan gelatin
dan NaCl. Terbentuknya endapan putih
dikarenakan senyawa tanin dengan gelatin dan
NaCl membentuk suatu garam yang berwarna
putih dan mengendap. Terbentuknya endapan
putih menunjukkan bahwa di dalam ekstrak
metanol positif mengandung tanin.
Senyawa Fenolik. Ekstrak metanol kulit
batang tumbuhan gowok diuji dengan
menggunakan FeCl3 terbentuk larutan berwarna
hitam. Prinsip pengujian senyawa fenolik adalah
reaksi pengomplekan dimana ion Fe3+ dari
reagen FeCl3 akan membentuk komplek dengan
senyawa fenolik berwarna hitam.
KESIMPULAN
Ekstrak metanol kulit batang tumbuhan
gowok
mengandung
senyawa
metabolit
sekunder alkaloid, fenolik, flavonoid, saponin,
dan tanin.
Terbentuknya warna hitam pada ekstrak
metanol menunjukkan bahwa ekstrak tersebut
positif mengandung senyawa fenolik.
Senyawa Flavonoid. Pada pengujian
ekstrak metanol kulit batang tumbuhan gowok
setelah direaksikan dengan logam Mg dan HCl
larutan berwarna kemerahan. Prinsip reaksi uji
senyawa flavonoid adalah reaksi oksidasi,
dimana senyawa flavonoid akan dioksidasi oleh
Mg2+ dan membentuk kompleks dengan ion
magnesium.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terimakasih disampaikan kepada
Direktrorat Jenderal Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia yang telah mendanai penelitian ini
melalui Program Hibah DIPA Universitas
Negeri Surabaya melalui SK Rektor, No.
294/UN38/HK/LT/2015, tertanggal 1 Juni 2015.
.
Mg(s) + 2HCl(aq)  MgCl2(aq) + H2(g)
MgCl2(aq) + ArOH(aq)  [Mg(ArO)6]4+(aq) +
6H+(aq) + 2Cl-(aq)
DAFTAR PUSTAKA
1. Lim, T. K. 2012. Edible Medicinal and
Non-Medicinal Plants Volume 3, Fruits.
Springer
2. Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia :
Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. Institut Teknologi Bandung,
Bandung. (diterjemahkan oleh Kosasih
Padmawinata dan Iwang Soediro).
3. Moelyono, M. W., 1996. Panduan
Praktikum
Analisis
Fitokimia.
Laboratorium Farmakologi Jurusan Farmasi
FMIPA. Universitas Padjadjaran. Bandung.
4. Nafisah, Minhatul; Tukiran; Suyatno; dan
Hidayati, Nurul. 2014. Uji Skrining
Fitokimia pada Ekstrak Heksan, Kloroform,
Terbentuknya warna kemerahan pada
ekstrak metanol menunjukkan bahwa ekstrak
tersebut positif mengandung flavonoid.
Senyawa Saponin. Pada penambahan
air pada ekstrak metanol kulit batang tumbuhan
gowok dan dikocok terbentuk busa yang stabil.
Prinsip uji saponin adalah reaksi hidrolisis,
dimana di dalam air senyawa saponin akan
membentuk busa karena proses hidrolisis.
Terbentuknya busa yang relatif stabil
pada ekstrak metanol menunjukkan bahwa
ekstrak tersebut positif mengandung.
C - 146
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015
dan Metanol dari Tanaman Patikan Kebo
(Euphorbiae hirtae). Prosiding Seminar
Nasional Kimia, Jurusan Kimia Unesa
B279-B286
5. Tiwari, Prashant., Kumar, Bimlesh; Kaur,
Mandeep; Kaur, Gurpreet; and Kaur
Harleen. 2011. An Evaluation Of
Antimicrobial Activities Of Root Extract Of
Calendula
Officinalis
(Linn.).
Pharmacologyonline 2, 886-892
6. Tukiran; Suyatno; dan Hidayati, Nurul.
2014. Skrining Fitokimia pada Beberapa
Ekstrak
dari
Tumbuhan
Bugenvil
(Bougainvillea glabra), Bunga Sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis L.), dan Daun Ungu
(Graptophylum pictum Griff.). Prosiding
Seminar Nasional Kimia, Jurusan Kimia
Unesa B235-B244
C - 147
Download