LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR 1 STRUKTUR FUNGSI JARINGAN DAN ORGAN OLEH: KELOMPOK I 1. FANENI INTAN HARTIKA 11312241001 2. NOVIASTRI HERDINAWATI 11312241002 3. OKAFANI SARI MULIAWATI 11312241003 4. LINA SAFITRI 11312241004 5. RATIH DWI UTAMI 11312241041 PRODI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011 PENGESAHAN Laporan praktikum biologi dasar I yang berjudul “Struktur Fungsi Jaringan dan Organ” disusun oleh Kelompok I telah disetujui dan diarahkan pada: Hari/tanggal : Tempat : Waktu : Dosen Pembimbing Ekosari R,MP NIP. 2 A. TUJUAN Setelah melakukan kegiatan ini diharapkan mahasiswa dapat : 1. Mendeskripsikan beberapa spesifikasi di dalam sel-sel atau bagian-bagian sel dari jaringan tertentu hewan/tumbuhan. 2. Menjelaskan struktur-struktur spesifik (morfologis ataupun anatomis) organ atau jaringan hewan/tumbuhan yang hidup di lingkungan tertentu. 3. Menjelaskan adanya hubungan struktur-struktur spesifik tersebut dengan fungsi tertentu organism yang bersangkutan. B. KAJIAN PUSTAKA Morfologi tumbuhan mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan yang demikian pesat sehingga dibagi menjadi morfologi luar dan morfologi dalam. Morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tubuh tumbuhan saja, tetapi juga bertugas untuk menentukan apakah fungsi masing-masing bagian itu dalam kehidupan tumbuhan, dan selanjutnya juga berusaha mengetahui dari mana asal bentuk dan susunan tubuh yang demikian tadi, selain dari itu morfologi harus pula dapat memberikan jawaban atas pertanyaan mengapa bagian-bagian tubuh tumbuhan mempunyai bentuk dan susunan yang beragam itu. Dalam rangka melaksanakan tugas-tugasnya morfologi dapat menggunakan anggapananggapan maupun teori yang berlaku dalam dunia ilmu hayati misalnya : 1. Berdasarkan teori evolusi tubuh tumbuhan akan mengalami perubahan bentuk dan susunannya, hingga suatu alat atau bagian tubuh dapat mencari filogenetiknya. 2. Diterimanya anggapan, bahwa bentuk dan susunan tubuh tumbuhan selalu disesuaikan dengan fungsinya serta alam sekitarnya. (Gembong Tjitosoepomo. 1987. 1-2) Anatomi tumbuhan merupakan analogi dari anatomi manusia atau hewan. Walaupun secara prinsip kajian yang dilakukan melihat keseluruhan fisik sebagai bagian-bagian yang secara fungsional berbeda, anatomi tumbuhan menggunakan pendekatan metode yang berbeda dari anatomi hewan. Organ tumbuhan biasanya dibagi menjadi 3 bagian berdasarkan hierarki dalam kehidupan : 3 1. Organologi, mempelajari struktur dan fungsi organ berdasarkan jaringan-jaringan penyusunnya. 2. Histology, mempelajari struktur dan fungsi berbagai jaringan berdasarkan bentuk dan peran sel penyusunnya. 3. Sitology, mempelajari struktur dan fungsi sel serta organel-organel didalamnya, proses kehidupan dalam sel, serta hubungan antara satu sel dengan sel lainnya. Sel adalah unit structural dan fungsional terkecil yang menyusun semua organisme. Didalam sel terdapat system biokimia dan molekuler yang sangat terorganisasi, sehingga system tersebut mampu menyimpan informasi, menterjemahkan informasi-informasi itu ke dalam sintesis molekul-molekul seluler, dan mampu mempergunakan energy untuk aktivitasnya. Satuan terkecil dalam tumbuhan adalah sel, suatu wadah terkecil berisi substansi hidup, yaitu protoplasma dan diselubungi oleh dinding sel dalam setiap sel hidup berlangsung proses metabolisme. Dinding sel melekat pada yang lain dengan adanya perekat antar sel. Pengelompokan sel seperti itu yang berbeda struktur atau fungsinya atau keduanya dari kelompok sel lain disebut jaringan. Jaringan yang secara umum terdiri dari sel-sel yang sama bentuk dan fungsinya disebut jaringan sederhana. Jaringan yang terdiri atas lebih dari satu macam sel namun asalnya sama disebut jaringan kompleks atau majemuk. Pada tumbuhan dibedakan atas jaringan meristem (muda) dan jaringan dewasa, sedangkan pada hewan dibedakan atas jaringan epitel, pengikat, otot, serta jaringan saraf. Susunan jaringan dalam tumbuhan menunjukkan organisasi struktural dan fungsional. Jaringan pembuluh adalah jaringan yang mengangkut air dan makanan dalam tubuh dan merupakan jaringan yang sinambungan di seluruh tubuh. Jaringan Tumbuhan Jaringan Meristem Jaringan yang bersifat embrional, artinya sel-sel yang membelah. Ciri-cirinya adalah dinding tipis, banyak protopalsma, vakuola kecil. Fungsi utamanya untuk mitosis. Terdapat 2 meristem yaitu meristem primer dan sekunder. 1. Protektif (epidermis) Untuk melindungi sel bawahnya, mengurangi kehilangan air, penyerapan air, penyimpanan air, sebagai kelenjar. Dalam epidermis daun terdapat :trikomata (rambut 4 daun), stomata yang berfungsi untuk mengatur penguapan, keluar masuknya CO2 dan O2 selama fotosintesis dan respirasi, serta sel kipas. 2. Parenkim (jaringan dasar) Fungsi utamanya sebagai tempat cadangan makanan, fotosintesis, respirasi, sekresi dan ekskresi. Jaringan ini terdapat pada akar, batang, daun, buah dan endosperm. Sel parenkim masih dapat melakukan pembelahan dalam proses regenerasi atau penggantian sel yang rusak. 3. Kolenkim Berdinding sel tebal, terdapat pada tumbuhan yang masih muda dan organ tua pada tumbuhan lunak. 4. Sklerenkim Berfungsi menguatkan bagian tumbuhan yang sudah dewasa. 5. Xilem Tersusun atas sel mati dengan dinding sel mengalami penebalan dari zat lignin (kayu). Fungsi utamanya untuk mengalirkan air dan mineral dari akar ke daun. 6. Floem Tersusun atas buluh tapisan, sel pengiring, parenkim, serabut dan sklereid. Fungsinya untuk pengangkutan makanan dan hormon ke seluruh tumbuhan. 7. Jaringan Gabus Tersusun atas sel-sel yang dindingnya terbuat dari bahan suberin yaitu sejenis selulosa yang berlemak. Jaringan gabus merupakan bagian yang mati dan berfungsi sebagai pelindung untuk keluar masuknya air. Jaringan ini tampak jelas pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae. (Kimball, John W. 1998. Jaringan Tumbuhan) Struktur tubuh hewan Struktur tubuh hewan tersusun atas sel, jaringan, organ dan system organ. Berbagai struktur organ akan menyusun individu. Sel hewan adalah unit terkecil secara structural dan fungsional penyusun individu hewan. Sel hewan memiliki organel yang khas, yaitu adanya sentriol yang berguna pada saat pembelahan sel. Adanya organel tersebut menjadi salah satu ciri yang membedakan antara hewan dan tumbuhan. Ciri-ciri lain dari sel hewan adalah sel hewan tidak memiliki dinding sel, memiliki vakuola 5 berukuran kecil bahkan tidak ada, tidak memiliki plastida. Seperti pada tumbuhan, sel-sel hewan yang memiliki struktur dan fungsi yang sama akan membentuk suatu jaringan. Sebagian besar sel tersusun dari air dan komponen kimia utama, seperti protein, karbohidrat, lemak, dan asam nukleat. Sel tersusun dari dua lapis membran fosfolipid yang besifat selektif permeabel, yang berarti hanya molekul tertentu saja dapat masuk dan keluar sel. Untuk mendukung fungsi tersebut sel tersusun oleh organel. Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama . Jaringan pada hewan terdiri dari: Jaringan epithelium : Berfungsi untuk melindungi permukaan luar dan dalam organ juga berfungsi melapisi berbagai rongga atau di saluran tubuh dan membentuk kulit yang membungkus tubuh. Jaringan ikat : berfungsi mengikat dan menghubungkan antar jaringan. Jaringan rangka/tulang : berfungsi menyokong, melindungi tubuh, dan menjadi alat gerak. Jaringan darah : berfungsi mengedarkan zat makanan dan oksigen maupun mengangkut sisa metabolisme ke alat pengeluaran. Jaringan saraf : berfungsi mengoordinasikan dan meneruskan rangsang (stimulus). Jaringan otot : berfungsi bersama dengan jaringan tulang mendukung fungsi gerak. Organ hewan Merupakan gabungan dari beberapa jaringan yang berbeda-beda untk mendukung satu fungsi atau lebih. Berdasarkan letaknya organ dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu organ dalam dan organ luar. Organ dalam misalnya hati dan jantung. Organ luar misalnya kulit, mata, telinga dan hidung. Sistem Organ Sistem organ adalah gabungan dari beberapa organ yang melaksanakan satu fungsi dalam koordinasi tertentu. Pada tubuh hewan tingkat tinggi setidaknya terdapat 9 macam system organ. Morfologi dan Anatomi pada Tumbuhan dan Hewan yang diamati. 1. Hydrilla sp. 6 Hydrilla sp. merupakan tumbuhan akuatik yang mempunyai rimpang menjalar, daun tegak atau mengambang dengan bentuk daun sangat bervariasi, dari yang berbentuk garis atau bulat dengan atau tanpa tangkai daun. Bunga majemuk tersusun dalam bentuk seperti garpu. Dan mempunyai daun penumpu seperti seludang. Tumbuhan ini mempunyai daerah penyabaran yang sangat luas di semua benua, berupa gulma pada daerah pengairan, kolam, danau. Sedangkan dari hasil pengamatan morfologi secara langsung diperoleh ciri – ciri berakar serabut, batang beruas – ruas dan ditempeli daun, daun tumbuh melingkar pada tiap ruas batang, merupakan daun majemuk, tepi daun bergerigi, ukuran daun kecil memanjang. 2. Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) Eceng gondok hidup mengapung di air dan kadang-kadang berakar dalam tanah. Tingginya sekitar 0,4 - 0,8 meter. Tidak mempunyai batang. Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau. Bunganya termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Bijinya berbentuk bulat dan berwarna hitam. Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna hijau. Akarnya merupakan akar serabut. Eceng gondok tumbuh di kolam-kolam dangkal, tanah basah dan rawa, aliran air yang lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai. Tumbuhan ini dapat mentolerir perubahan yang ektrim dari ketinggian air, laju air, dan perubahan ketersediaan nutrien, pH, temperatur dan racun-racun dalam air. Pertumbuhan eceng gondok yang cepat terutama disebabkan oleh air yang mengandung nutrien yang tinggi, terutama yang kaya akan nitrogen, fosfat dan potasium (Laporan FAO). Kandungan garam dapat menghambat pertumbuhan eceng gondok seperti yang terjadi pada danau-danau di daerah pantai Afrika Barat, di mana eceng gondok akan bertambah sepanjang musim hujan dan berkurang saat kandungan garam naik pada musim kemarau. 3. Kangkung Kangkung mempunyai ciri – ciri, mempunyai daun yang licin dan berbentuk mata panah, sepanjang 5-6 inci. Tumbuhan ini memiliki batang yang menjalar dengan daun berselang dan batang yang menegak pada pangkal daun. Tumbuhan ini bewarna hijau 7 pucat dan menghasilkan bunga bewarna putih, yang menghasilkan kantung yang mengandung empat biji benih. Terdapat juga jenis daun lebar dan daun tirus. Kangkung atau Ipomoea reptans terdiri dari dua varietas, yakni kangkung darat yang disebut kangkung cina dan kangkung air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa, atau parit. Perbedaan antara kangkung darat dan kangkung air terletak pada warna bunga. Kangkung air berbunga putih kemerah-merahan, sedangkan kangkung darat berbunga putih bersih. Perbedaan lainnya terletak pada bentuk daun dan batang. Kangkung air berbatang dan berdaun lebih besar dibandingkan kangkung darat. Warna batangnya juga bebeda. Kangkung air berbatang hijau, sedangkan kangkung darat berbatang putih kehijau-hijauan. Selain itu, kangkung darat lebih banyak bijinya daripada kangkung air. Itulah sebabnya kangkung darat diperbanyak lewat biji, sedangkan kangkung air diperbanyak dengan menggunakan stek pucuk batang Kangkung dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah maupun dataran tinggi, terutama lahan terbuka.Kangkung merupakan tumbuhan yang tumbuh lebih dari setahun. Batang berbentuk bulat panjang, berbuku-buku dan banyak mengandung air. Batang tumbuh menjalar dengan banyak percabangan. Kangkung memiliki system perakaran tunggang dan cabang-cabang akar menyebar ke segalah arah. Bentuk daun jantung-hati, ujung daun runcing atau tumpul. Bentuk bunga terompet, warna putih atau lembayung. Buah berbentuk bulat dengan tiga butir biji di dalamnya. (Rukmana,1994). Kangkung adalah tanaman yang hidup merambat di lumpur dan tempat – tempat yang basah, seperti kali, rawa – rawa atau terapung di atas air. Tanaman ini terdiri atas dua varietas yaitu kangkung darat dan kangkung air. 4. Jagung (Zea Mays) Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. 8 Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini. Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman. Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin. Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun. Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri). 9 5. Katak Pada awalnya semua katak hidup dalam air. Namun, karena tuntutan perubahan lingkungan maka ada katak yang hidup di darat. Antara katak darat dan katak air banyak terdapat perbedaan dan banyak pula persamaan. Perbedaan-perbedaan tersebut merupakan perkembangan dari struktur awal yaitu pada katak air untuk menyesuaikan dengan perubahan lingkungan tempat tinggal atau habitatnya. Katak air dan katak darat hidup menyebar luas, terutama di daerah tropis yang berhawa panas. Makin dingin tempatnya, seperti di atas gunung atau di daerah bermusim empat (temperate), jumlah jenis katak cenderung semakin sedikit. Salah satunya ialah karena katak termasuk hewan berdarah dingin, yang membutuhkan panas dari lingkungannya untuk mempertahankan hidupnya dan menjaga metabolisme tubuhnya. Katak darat memangsa berbagai jenis serangga yang ditemuinya. Katak darat kerap ditemui berkerumun di bawah cahaya lampu jalan atau taman, menangkapi serangga-serangga yang tertarik oleh cahaya lampu tersebut. Sebaliknya, katak darat juga dimangsa oleh berbagai jenis makhluk yang lain: ular, kadal, burung-burung seperti bangau dan elang, garangan, linsang, dan juga dikonsumsi manusia. Katak darat membela diri dengan melompat jauh, mengeluarkan lendir dan racun dari kelenjar di kulitnya; dan bahkan ada yang menghasilkan semacam lendir pekat yang lengket, sehingga mulut pemangsanya akan melekat erat dan susah dibuka. C. SETTING KEGIATAN 1. Bentuk kegiatan : Observasi dan diskusi 2. Objek Pengamatan : a) Daun Hydrilla sp. b) Struktur morfologis dan anatomis tangkai daun eceng gondok (Eichornia crassipes) c) Struktur morfologis dan anatomis batang kangkung darat dan air atau padi d) Struktur morfologis kaki katak hijau (cana sp.) e) Struktur morfologis kaki katak darat (Bufo sp.) f) Daun jagung atau tembakau. 3. Tempat praktikum : Laboratorium Biologi Dasar 4. Waktu praktikum : 27 Oktober 2011 10 5. Alat dan Bahan a) Mikroskop b) Silet tajam c) Pipet d) Pinset e) Object glass dan cover glass 6. Langkah kerja Mengamati struktur daun Hydrilla sp. Mengamati struktur morfologie tangkai daun eceng gondok. Kemudian a)mengamati anatomisnya dengan membuat sayatan melintang setipis mungkin b)(tipis dan dapat tembus cahaya) meletakkan irisan tersebut pada object glass, tetesi sedikit air dan tutup dengan cover glass. Mengamati struktur parenkim di c) bawah mikroskop dan gambar hasil pengamatan disertai catatan perbesarannya. Mengamati struktur morfologis batang kangkung air dan darat atau padi. Kemudian mengamati anatomisnya dengan membuat sayatan melintang setipis mungkin (tipis dan dapat tembus cahaya), meletakkan irisan tersebut pada objek glass, tetesi sedikit air dan tutup dengan cover glass. Mengamati struktur jaringan parenkimnya di bawah mikroskop dan gambar hasil pengamatannya. Mengamati struktur kaki katak hijau dan katak darat. Fokuskan pengamatan pada struktur kaki bagian punggung kaki dan telapak kaki serta jari-jarinya. 11 D. DATA HASIL PENGAMATAN Struktur Morfologis NO 1. Objek Pengamatan Keterangan Enceng Gondok Tangkai tidak berkayu Tangkai menggembung Tangkai berwarna hijau muda Tidak terdapat ruas pada tangkai daun 2 Kangkung darat Batang kangkung darat lebih besar daripada kangkung air Batang berongga. Berwarna hijau halus (serat halus) Batang beruas, tiap ruas memiliki tangkai daun 3 Kangkung air Batang tidak berkayu Batang kangkung air lebih kecil dibandingkan batang kangkung darat. 4 Daun jagung 12 Batang berwarna ungu kehijauan Batang berongga Batang tidak berkayu Daun sejajar Permukaan daun kasar 5 Katak darat Warna coklat Kulit kasar dan berbintik-bintik Jumlah jari depan 4 Jumlah jari belakang 5 Ujung jari kaki berwarna hitam Panjang tubuh 15,5 cm Lebar tubuh 4 cm Panjang kaki belakang 9 cm Panjang kaki depan 4 cm Mulut lebih lebar dan besar (untuk menangkap mangsa agar lebih mudah. 6 Katak air 13 Warna hijau Berselaput Panjang tubuh 20 cm Lebar tubuh 3,5 cm Panjang kaki depan 3,5 cm Panjang kaki belakang 13 cm Jumlah jari kaki belakang 6 Jumlah jari kaki depan 4 Kulit licin dan berlendir Ujung jari kaki kemerahan Struktu Anatomis No Objek Pengamatan 1 Hidrilla sp. 2 Eceng Gondok (Eichornia erassipes) 3 Kangkung darat 4 Kangkung air Keterangan 14 5 Jagung (Zea mays) 6 Katak Air/katak hijau (Cana sp.) panjang tubuh 20 cm lebar tubuh 3,5 cm panjang kaki depan 3,5 cm panjang kaki belakang 13 cm jumlah jari kaki belakang 6 cm jumlah jari kaki depan 4 cm 7 Kaki katak darat (Bufo sp.) 15 kaki belakang berselaput warna hijau kulit licin berlendir panjang tubuh 15,5 cm lebar tubuh 4 cm panjang kaki depan 4 cm panjang kaki belakang 9 cm jumlah jari kaki belakang 5 cm jumlah jari kaki depan 4 cm kaki belakang berselaput warna coklat dengan bintil-bintil ujung jari berwarna hitam kulit licin berlendir E. PEMBAHASAN Pada pengamatan yang berjudul struktur fungsi jaringan dan organ ini bertujuan untuk mendeskriprsikan beberapa spesifikasi dalam sel – sel atau bagian – bagian sel dari jaringan tertentu hewan atau tumbuhan, mengetahui struktur – struktur spesifik (morfologi ataupun anatomis) organ jaringan hewan atau tumbuhan yang hidup di lingkungan tertentu, mengetahui adanya hubungan struktur-struktur spesifik tersebut dengan fungsi tertentu bagi organisme yang bersangkutan. Pada pengamatan ini digunakan organisme hewan yaitu katak air(Cana sp.), dan katak darat (Bufo sp.), serta organisme tumbuhan yaitu Hydrilla sp., eceng gondok (Eichornia crassipes sp.), kangkung air, kangkung darat, dan jagung (Zea mays sp.). Organisme – organisme tersebut diamati secara morfologi dan anatomi dan berdasarkan pengamatan diperoleh hasil sebagai berikut. 1. Hydrilla sp. Hydrilla sp. merupakan tumbuhan akuatik yang mempunyai rimpang menjalar, daun tegak atau mengambang dengan bentuk daun sangat bervariasi, dari yang berbentuk garis atau bulat dengan atau tanpa tangkai daun. Bunga majemuk tersusun dalam bentuk seperti garpu. Dan mempunyai daun penumpu seperti seludang. Tumbuhan ini 16 mempunyai daerah penyabaran yang sangat luas di semua benua, berupa gulma pada daerah pengairan, kolam, danau. Sedangkan dari hasil pengamatan morfologi secara langsung diperoleh ciri – ciri berakar serabut, batang beruas – ruas dan ditempeli daun, daun tumbuh melingkar pada tiap ruas batang, merupakan daun majemuk, tepi daun bergerigi, ukuran daun kecil memanjang. Pada pengamatan kali ini praktikan mengamati anatomi tumbuhan hydrila sp, dalam hal ini yang diamati adalah daun Hydrila. Pada pengamatan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10X yang tampak jelas adalah jaringan epidermisnya, dimana jaringan epidermisnya tersusun atas sel-sel yang cukup rapat dengan ukuran dan bentuk yang sama dan berfungsi sebagai pelindung jaringan yang ada di dalamnya serta sebagai tempat pertukaran gas. Sedangkan pada bagian tepi jaringan hydrilla sp terdapat bagian – bagian sel yang berbentuk lancip yang merupakan jaringan yang tersusun atas sel – sel epidermis yang terdapat struktur tambahan yang merupakan derivat epidermis yaitu trikomata (rambut daun). Trikomata menyerupai bentuk duri yang berada paling luar suatu organ sehingga sesuai dengan fungsinya sebagai pelindung organ dalam. Disamping itu, epidermis berfungsi untuk mengurangi kehilangan air, penyerap air dan penyimpanan air. Terdapat aliran sitoplasma pada setiap sel yang diamati. Sitoplasma merupakan substansi semi cair yang didalamnya terdapat bahan-bahan terlarut dan organela-organela dari sel. Sedangkan pada pengamatan daun hydrilla menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40X yang tampak jelas adalah terdapat sel dengan ketebalan yang berbedabeda, dimana sel yang lebih tipis cenderung berhubungan dengan sel yang lebih tebal. Pada sel tumbuhan tersebut juga terl;ihat banyak butiran-butiran hijau, berdasarkan referensi yang diperoleh butiran-butiran berwarna hijau pada sel tumbuhan tersebut merupakan plastida. Plastida adalah organel yang meghasilkan warna pada sel tumbuhan. Plastida berfungsi untuk fotosintesis, dan juga untuk sintesis asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan sel tumbuhan. Tergantung pada fungsi dan morfologinya, plastida biasanya diklasifikasikan menjadi kloroplas, leukoplas (termaduk amiloplas dan elaioplas), atau kromopas. Plastid merupakan derivat dari proplastid, yang dibentuk pada bagian meristematik tumbuhan dengan adanya organel ini tumbuhan digolongkan sebagai produsen karena kemampuannya menghasilkan makanan sendiri. 2. Eceng Gondok 17 Berdasarkan sumber literatur, eceng gondok hidup mengapung di air dan kadangkadang berakar dalam tanah. Tingginya sekitar 0,4 – 0,8 meter. Tidak mempunyai batang. Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau. Bunganya termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Bijinya berbentuk bulat dan berwarna hitam. Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna hijau. Akarnya merupakan akar serabut. Eceng gondok tumbuh di kolam-kolam dangkal, tanah basah dan rawa, aliran air yang lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai. Tumbuhan ini dapat mentolerir perubahan yang ektrim dari ketinggian air, laju air, dan perubahan ketersediaan nutrien, pH, temperatur dan racun-racun dalam air Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di peroleh ciri morfologis tumbuhan enceng gondok sebagai berikut, tangkai enceng gondok menggembung pada bagian pangkalnya dan mengecil pada bagian ujungnya, tangkai tidak beruas , terdapat satu daun pada setiap tangkai (daun tunggal), daun berbentuk oval, permukaan daun licin, akar serabut, serta tidak terdapat batang. Morfologi tangkai eceng gondok berbeda dengan tanaman lain yang hidup di darat, karena pangkal tangkainya yang menggembung dan berongga. Hal ini sesuai dengan fungsinya yaitu agar tumbuhan eceng gondok dapat mengapung pada permukaan air sesuai dengan habitat tumbuhan eceng gondok. Tangkai eceng gondok menggembung di dalam gembungnya tersebut terdapat udara yang berfungsi membantu pengapungan tanaman pada permukaan air. Udara yang terdapat di dalam rongga udara ini diperoleh dari hasil fotosintesis. Rongga udara selain sebagai alat pengapungan juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan oksigen dari proses fotosintesis. Berdasarkan pengamatan secara anatomis enceng gondok memiliki struktur yang berongga-rongga. Jika dimati dengan mikroskop nampak banyak bulatan-bulatan kecil yang berada disekitar lingkaran besar yang paling luar, yang merupakan dinding sel. Bulatan-bulatan kecil itu merupakan jaringan parenkim, parenkim merupakan bagian utama system jaringan dasar dan terdapat pada berbagai organ sebagai jaringan yang sinambung seperti pada korteks dan empulur batang, korteks akar, serta jaringan dasar pada tangkai daun dan mesofil daun. 18 Ciri - ciri sel jaringan parenkim adalah sel bulat-bulat dan letaknya renggang tidak rapat. Parenkim yang terdapat pada tangkai daun enceng gondok merupakan parekim udara, parenkim udara disebut juga aerenkim adalah jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara karena mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim banyak terdapat pada batang dan daun tumbuhan hidrofit.Parenkim udara disebut sebagai aerenkim bertugas menyimpan udara dalam kantung besarnya, terdiri dari sel gabus dengan rongga yang besar sehingga membantu menjaga kelebihan air pada tumbuhan dengan habitat perairan.Ruang antar selnya besar, sel- sel penyusunnya bulat sebagai alat pengapung di air. 3. Kangkung Bardasarkan sumber literatur kangkung mempunyai ciri – ciri, mempunyai daun yang licin dan berbentuk mata panah, sepanjang 5-6 inci. Tumbuhan ini memiliki batang yang menjalar dengan daun berselang dan batang yang menegak pada pangkal daun. Tumbuhan ini bewarna hijau pucat dan menghasilkan bunga bewarna putih, yang menghasilkan kantung yang mengandung empat biji benih. Terdapat juga jenis daun lebar dan daun tirus. Kangkung atau Ipomoea reptans terdiri dari dua varietas, yakni kangkung darat yang disebut kangkung cina dan kangkung air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa, atau parit. Perbedaan antara kangkung darat dan kangkung air terletak pada warna bunga. Kangkung air berbunga putih kemerah-merahan, sedangkan kangkung darat berbunga putih bersih. Perbedaan lainnya terletak pada bentuk daun dan batang. Kangkung air berbatang dan berdaun lebih besar dibandingkan kangkung darat. Warna batangnya juga bebeda. Kangkung air berbatang hijau, sedangkan kangkung darat berbatang putih kehijau-hijauan. Selain itu, kangkung darat lebih banyak bijinya daripada kangkung air. Itulah sebabnya kangkung darat diperbanyak lewat biji, sedangkan kangkung air diperbanyak dengan menggunakan stek pucuk batang Kangkung dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah maupun dataran tinggi, terutama lahan terbuka.Kangkung merupakan tumbuhan yang tumbuh lebih dari setahun. Batang berbentuk bulat panjang, berbuku-buku dan banyak mengandung air. Batang tumbuh menjalar dengan banyak percabangan. Kangkung memiliki system perakaran tunggang dan cabang-cabang akar menyebar ke segalah arah. Bentuk daun jantung-hati, 19 ujung daun runcing atau tumpul. Bentuk bunga terompet, warna putih atau lembayung. Buah berbentuk bulat dengan tiga butir biji di dalamnya. (Rukmana,1994). Kangkung adalah tanaman yang hidup merambat di lumpur dan tempat – tempat yang basah, seperti kali, rawa – rawa atau terapung di atas air. Tanaman ini terdiri atas dua varietas yaitu kangkung darat dan kangkung air. Pengamatan pada kangkung darat dan kangkung air dilakukan dua pengamatan yaitu pengamatan morfologis dan pengamatan anatomi. Berdasarkan pengamatan morfologis yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut: - Kangkung darat mempunyai akar serabut,terdapat mata ruas (batang beruas), batangnya lebih pendek dari pada batang kangkung air,daunnya lebih banyak dan besar,batangnya berwarna hijau halus(serat lurus), batangnya berongga dan tidak berkayu - Kangkung air mempunyai akar serabut, batang lebih panjang daripada kangkung darat, daunnya berbentuk meruncing(lonjong), batang berwarna hijau keunguan, batang berongga dan tidak berkayu Berdasarkan pengamatan diperoleh struktur anatomis batang kangkung sebagai berikut, pada kangkung air batangnya berongga. Batang yang berongga ini membuat kangkung tetap dapat bertahan hidup dan terapung di air. Pada batang kangkung juga terdapat jaringan kolenkim. Sel kolenkim tersusun sebagai berkas atau silinder dekat permukaan korteks pada batang. Kolenkim adalah jaringan hidup, erat hubungannya dengan parenkim, dan terspeialisasi sebagai penyokong dalam organ yang muda. 4. Jagung (Zea Mays) Berdasarkan literature tanaman jagung adalah tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang, merupakan bangun pita (ligulatus), ujung daun runcing (acutus), tepi daun rata (integer), Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas 20 yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, diperoleh hasil dengan ciri-ciri morfologi daun sebagai berikut, daun jagung berwarna hijau, permukaan daun kasar, daun sejajar dan bentuknya memanjang. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun, hal ini menyebabkan daun akan menggulung saat musim kemarau. Anatomi daun pada tumbuhan jagung secara umum sama dengan anatomi daun tumbuhan monokotil secara umum. Secara garis besar daun selalu terdiri dari jaringan epidermis, daging daun (mesofil) dan berkas pengangkut. Epidermis daun memiliki banyak variasi bentuk dan derivatnya. Pada kenampakan melintang, sel epidermis daun yang terletak paling luar dilapisi oleh selapis kutikula. Mesofil daun yang terdiri dari selsel parenkim, pada tumbuhan monokotil tidak dijumpai adanya differensiasi spons parenkim dan parenkim palisade seperti halnya pada daun tumbuhan dikotil. Pada parenkim mesofil banyak ditemukan variasi sel parenkim seperti misalnya: sel minyak dan sel lendir, demikian pula banyak ditemukan ergastik sel. Pada kebanyakan ibu tulang daun, berkas pengangkut masih mengikuti tipe berkas pengangkut batangnya, xilem dan floem terdapat pada tulang daun. 5. Katak Berdasarkan literature yang kami peroleh, mulanya semua katak hidup dalam air. Namun, karena tuntutan perubahan lingkungan maka ada katak yang hidup di darat. Antara katak darat dan katak air banyak terdapat perbedaan dan banyak pula persamaan. Perbedaan-perbedaan tersebut merupakan perkembangan dari struktur awal yaitu pada katak air untuk menyesuaikan dengan perubahan lingkungan tempat tinggal atau habitatnya. Katak air dan katak darat hidup menyebar luas, terutama di daerah tropis yang berhawa panas. Makin dingin tempatnya, seperti di atas gunung atau di daerah bermusim empat (temperate), jumlah jenis katak cenderung semakin sedikit. Salah satunya ialah karena katak termasuk hewan berdarah dingin, yang membutuhkan panas dari lingkungannya untuk mempertahankan hidupnya dan menjaga metabolisme tubuhnya. 21 Katak darat memangsa berbagai jenis serangga yang ditemuinya. Katak darat kerap ditemui berkerumun di bawah cahaya lampu jalan atau taman, menangkapi serangga-serangga yang tertarik oleh cahaya lampu tersebut. Sebaliknya, katak darat juga dimangsa oleh berbagai jenis makhluk yang lain: ular, kadal, burung-burung seperti bangau dan elang, garangan, linsang, dan juga dikonsumsi manusia. Katak darat membela diri dengan melompat jauh, mengeluarkan lendir dan racun dari kelenjar di kulitnya; dan bahkan ada yang menghasilkan semacam lendir pekat yang lengket, sehingga mulut pemangsanya akan melekat erat dan susah dibuka. Dari hasil pengamatan yang kami peroleh perbedaan ciri pada katak air dan katak darat menunjukkan bentuk penyesuaian struktur dan fungsi dari masing-masing katak terhadap perubahan lingkungannya. Perbedaan-perbedaan yang dapat teramati pada percobaan ini antara lain dapat terlihat pada warna kulit tubuh, panjang dan lebar tubuh, panjang kaki belakang, panjang kaki depan, membran antar jari, jumlah jari-jari kaki, lidah, ukuran mulut dan warna ujung jari. Persendian jari pada katak air terlihat lebih tampak daripada katak darat. Warna ujung jari pada katak darat hitam sedangkan warna ujung jari pada katak air agak kemerahan. Warna ujung jari ini berkaitan dengan tempat hidup kedua katak yang berbeda. Pada katak darat ujung jari berwarna hitam karena kontak langsung dengan tanah. Kulit tubuh pada katak air licin dan lembut sedangkan kulit tubuh pada katak darat kasar. Kulit tubuh katak air licin, hal ini memudahkan katak air untuk berenang dalam air. Pada katak darat kulitnya kasar, tidak berlendir, dan ada tonjolan (bintikbintik) di kulit, ini sesuai dengan keadan habitatnya yaitu darat yang sangat menantang. Jika katak darat mempunyai kulit licin dan berlendir seperti halnya pada katak air, kemungkinan besar kulitnya akan mudah terluka oleh benda-benda disekitarnya. Panjang kaki belakang katak air lebih panjang daripada katak darat. Hal ini juga berkaitan dengan cara hidup berdasarkan tempat hidupnya. Pada katak air, ukuran kaki yang lebih panjang memudahkan ketika berenang, sedangkan kaki pada katak darat lebih pendek memudahkan untuk melompat. Pada katak darat, ukuran mulut lebih lebar dan besar daripada katak air, hal ini berkaitan dengan cara hidup katak darat untuk memudahkan dalam mencari makan dan menangkap mangsa seperti serangga, dll. 22 Pada percobaan dilakukan pengukuran panjang kaki depan, panjang kaki belakang, panjang badan. Kemudian dilakukan perhitungan rasio panjang kaki belakang terhadap kaki depan dan rasio panjang kaki belakang terhadap panjang badan. Rasio panjang kaki belakang terhadap kaki depan katak air = 13 : 3,5 Rasio panjang kaki belakang terhadap kaki depan katak darat = 9:4 Membran antar jari atau membran interdigitalis pada katak darat lebar agak tebal sedangkan membran pada katak air lebih lebar dan tipis. Pada katak darat membran tidak digunakan untuk berenang sehingga bentuknya berkembang agak tebal. Katak darat memiliki kelenjar parotoid yang apabila dipegang, menyebabkan gatal pada tangan sedangkan katak air tidak punya, selain itu katak darat ada yang beracun. F. KESIMPULAN 1. Di dalam sel hewan dan sel tumbuhan terdapat kesamaan dimana pada keduanya terdapat nukleus, mitokondria, membran sel, retikulum endoplasma, badan golgi dan ribosom. Perbedaanya pada sel tumbuhan terdapat dinding sel yang berfungsi sebagai pelindung dan pembatas sel. Sedangkan pada sel hewan tidak memiliki dinding sel. Dalam setiap sel terdapat organel-organel sel yang mendukung fungsi sel secara keseluruhan sebagai unit struktural dan fungsional penyusun makhluk hidup. 2. Pada tumbuhan maupun hewan terdapat struktur-struktur spesifik (morfologis ataupun anatomis) antara lain daun pada tanaman jagung dan hydrilla sp, tangkai daun pada eceng gondok serta batang pada kangkung darat dan kangkung air. Pada daun terdapat jaringan seperti jaringan epidermis, parenkim, floem dan xylem, pada batang terdapat jaringan korteks, endodermis, xilem dan floem. Sedangkan struktur spesifik pada morfologis katak darat maupun katak air antara lain kulit tubuh, warna tubuh, panjang kaki depan, panjang kaki belakang, membran antar jari, jumlah jari-jari kaki, lidah, ukuran mulut dan warna ujung jari. 3. Hubungan struktur-struktur spesifik tersebut dengan fungsi tertentu bagi organisme yang bersangkutan adalah saling berhubungan. Sel, jaringan dan organ yang menyusun tubuh makhluk hidup memiliki spesifikasi yang sesuai dengan struktur dan fungsinya dalam kehidupan. Pada batang eceng gondok dan hydrilla terdapat rongga-rongga udara pada jaringan parenkim sesuai dengan habitatnya di air yang berfungsi untuk mengurangi penguapan. Katak air memiliki kulit tubuh yang licin, 23 ukuran kaki yang lebih panjang dan jari-jari kakinya berselaput, hal ini berhubungan dengan cara hidup katak air yaitu memudahkan untuk berenang. Sedangkan katak darat memiliki ukuran mulut lebih lebar dan besar daripada katak air, hal ini berkaitan dengan cara hidup katak darat untuk memudahkan dalam mencari makan dan menangkap mangsa seperti serangga, dll. 24 DAFTAR PUSTAKA Adnyana, Putu Budi. 2000. Morfologi Tumbuhan. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan: Singaraja Anonim. 2010. Kodok dan Katak. Diunduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/kodok_dan_katak pada tanggal 02 November 2011 Anonim. 2011. Anatomi daun Jagung. http://supeksa.wordpress.com/2011/06/28/anatomi-daun-jagung/ Diunduh pada tanggal dari 01 November 2011 Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB Hartono. 2009. Tanaman Enceng Gondok. Diunduh dari http://www.seputarkaltim.com/2009/12/tanaman-enceng-gondok.html pada tanggal 02 November 2011 Suryadarma, IGP.1997.Diktat Kuliah Biologi Umum.Yogyakarta:FMIPA UNY. Suyitno.2006.Petunjuk Praktikum Biologi Umum.Yogyakarta:FMIPA UNY Tim Penyusun.2003.Biologi 1a.Klaten:Intan Pariwara. Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada University Press: Yogyakarta Yana, P. 2010. Morfologi Tumbuhan. Diunduh dari http://yanaputra81.blogspot.com/2010/02/morfologi-tumbuhan.html pada tanggal 01 November 2011 25 LAMPIRAN ECENG GONDOK MIKROSKOP KATAK DARAT 26 27 KATAK AIR 28 KANGKUNG 29