analisis faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam

advertisement
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU
IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B 0-7 HARI
Suharti1)
Suryani1)
Yuli Suryanti1)
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jambi
Abstract: Analysis of Factor Yang Associated With Behavior Ibu About Granting
Immunization of Hepatitis B 0-7 Day. Vaccine hepatitis B must immediately be given after the
born, as an effort prevention of of transmission of virus of hepatitis B from mother to her baby
soon after birth (Varney et al, 2008:929). Based on annual reports in Puskesmas Recognize Big
year-2011 occurred decline in coverage of immunization hepatitis B 0-7 day from year the
previous. Purpose this study to determine factor of-factors anything on or related with mother
behavior in granting immunization hepatitis B 0-7 the day. This research design is analytic with
the draft cross sectional. Variables research is Knowledge, Belief, and Role Family. Population in
this research is the mother who having old baby 0-11 month in Kenali Besar District Year 2012 as
many as 545 person. Number of samples on research amounted to 84 person using techniques
quota sampling. This result of the research showed 58 (69.0%) respondents behaved good, 50
(59.5%) knowledge good, 46 (54.8%) the trust both and respondents with the role of family good
52 (61.9%). The results of analysis of relationship showed there are relationship knowledge with
mother's behavior on granting immunization hepatitis B 0-7 the day (p = 0.056) and there is a
relationship between of trust (p = 0.001) and the role of family (p = 0,000) with behavior of
granting immunization hepatitis B 0 - 7 days. Based on the the results of research above can be
concluded that the there are relation between of trust and the role of family with granting
immunization hepatitis B 0-7 day and not is no relationship between knowledge with granting
immunization hepatitis B 0-7 the day. Expected for health personnel in Kenali Besar Puskesmas
more provide counseling about immunization particularly the immunization hepatitis B 0-7 days
so that in the future target immunization hepatitis B 0-7 the day can be is reached.
Key Words: Behavior, Knowledge, Trustworthiness, Role Family, Immunization
Abstrak: Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Tentang Pemberian
Imunisasi Hepatitis B 0-7 Hari. Vaksin hepatitis B harus segera diberikan setelah lahir, sebagai
upaya pencegahan penularan virus hepatitis B dari ibu kepada bayinya segera setelah lahir (Varney
dkk, 2008:929). Berdasarkan laporan tahunan di Puskesmas Kenali Besar tahun 2011 terjadi
penurunan cakupan imunisasi hepatitis B 0-7 hari dari tahun sebelumnya. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam pemberian
imunisasi hepatitis B 0-7 hari. Penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan cross sectional.
Variabel penelitian adalah Pengetahuan, Kepercayaan, dan Peran Keluarga. Populasi dalam
penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi berusia 0-11 bulan di Kelurahan Kenali Besar
Wilayah Kerja Puskesmas Kenali Besar Tahun 2012 sebanyak 545 orang. Jumlah sampel pada
penelitian berjumlah 84 orang menggunakan teknik quota sampling. Hasil penelitian menunjukkan
58 (69,0%) responden berperilaku baik, 50 (59,5%) pengetahuan baik, 46 (54,8%) kepercayaan
baik dan responden dengan peran keluarga baik 52 (61.9%). Hasil analisis hubungan menunjukan
tidak ada hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu pada pemberian imunisasi hepatitis B 0-7
hari (p=0,056) dan terdapat hubungan antara kepercayaan (p=0,001) dan peran keluarga (p=0,000)
dengan perilaku pemberian imunisasi hepatitis B 0-7 hari. Berdasarkan hasil penelitian diatas
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kepercayaan dan peran keluarga dengan
pemberian imunisasi hepatitis B 0-7 hari dan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan
pemberian imunisasi hepatitis B 0-7 hari. Diharapkan bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Kenali
Besar lebih memberikan penyuluhan tentang imunisasi khususnya imunisasi hepatitis B 0-7
hari sehingga target imunisasi hepatitis B 0-7 hari dapat tercapai.
Kata Kunci: Perilaku, Pengetahuan, Kepercayaan, Peran Keluarga, Imunisasi
Pemberian imunisasi pada bayi, tepat waktu
merupakan faktor yang sangat penting untuk
kesehatan bayi. Pemberian imunisasi dilakukan
mulai dari lahir sampai awal masa kanakkanak. Imunisasi hepatitis B pada bayi
dapat mencegah kejadian hepatocarcinoma
227
228 Jurnal Kesehatan, Volume IV, Nomor 1, April 2013, hlm 227-232
pada umur produktif (30-40 tahun). Sekitar
90% bayi yang dilahirkan ibu dengan infeksi
hepatitis B aktif akan mengalami infeksi virus
hepatitis B, 95% di antaranya berkembang
menjadi kronik dan menjadi kanker hati di
kemudian hari (Ranuh dkk, 2011).
Hepatitis B merupakan penyakit infeksi
yang disebabkan oleh virus dan bisa merusak
hati. Jika dibiarkan, penyakit ini akan semakin
berat dan bisa menjadi kanker hati, untuk
penyakit hati, virus penyebab hepatitis B
adalah yang paling berbahaya. Oleh karena itu
bayi yang baru lahir diberikan imunisasi
hepatitis B, ini sangat penting untuk mencegah
bayi tertular penyakit tersebut. Manfaat
imunisasi hepatitis B akan meningkat jika
diberikan sejak dini, biasanya pada usia bayi 07 hari (Hadinegoro, 2011)
Menurut WHO secara epidemiologis
Indonesia termasuk daerah endemis sedangtinggi. Prevalen HBsAg pada donor (1994)
adalah 9,4% (2,50-36,17), dan pada ibu hamil
3,6% (2,1%-6,7%). Kelompok yang rentan
terhadap infeksi VHB pada dasarnya, individu
yang belum pernah imunisasi hepatitis B atau
yang tidak memiliki antibodi anti-HBs.
Kronisitas dialami oleh 90% bayi terinfeksi
saat lahir, 25-50% anak yang terinfeksi usia 15 tahun, dan 1-5% anak besar dan orang
dewasa. Infeksi virus hepatitis B (VHB)
menyebabkan sedikitnya satu juta kematian/
tahun. Saat ini di seluruh dunia terdapat 350
juta kematian kronis dengan 4 juta kasus
baru/tahun (Ranuh dkk, 2011).
Hambatan
dalam
penyelenggaraan
program imunisasi yaitu adanya mitos dan
atau adat kebudayaan setempat yang berlaku
dimasyarakat dan atau ketakutan masyarakat
terhadap efek samping yang timbul. Hal
tersebut
biasanya
ditunjukkan
dengan
pernyataan negatif berupa penolakan terhadap
pemberian dan atau kepatuhan untuk
imunisasi. Perlu adanya pendekatan yang baik
dan berkualitas dan tenaga pembuat program
maupun pemberi pelayanan imunisasi untuk
membuat suatu pembentukkan pola hidup
sehat di masyarakat khususnya dalam
memasyarakatkan
imunisasi
dikalangan
sasarannya (Lisnawati, 2011).
Vaksin hepatitis B harus segera
diberikan setelah lahir, mengingat vaksinasi
hepatitis B merupakan upaya pencegahan yang
sangat efektif untuk memutus rantai penularan
dari ibu kepada bayinya segara setelah lahir.
Jadi semua bayi harus mendapatkan dosis
pertama vaksin hepatitis B segera setelah lahir
dan sebelum dipulangkan dari rumah sakit.
Bayi yang lahir dari ibu tidak diketahui HbsAg
harus menerima dosis pertama rangkaian
hepatitis B dalam 12 jam setelah lahir (Varney
dkk, 2008).
Berdasarkan laporan Tahunan dari Dinas
Kesehatan Kota Jambi Tahun 2011 didapatkan
cakupan imunisasi Hepatitis B 0-7 Hari
114,08%. Dari 20 Puskesmas yang ada di Kota
Jambi Puskesmas Kenali Besar memiliki
cakupan imunisasi hepatitis B 0-7 hari
terendah yaitu 291 yang sudah di imunisasi
hepatitis B 0-7 hari dari 647 orang bayi
(45,01%) (Dinkes Kota Jambi, 2011).
Selanjutnya Hasil laporan tahunan di
Puskesmas Kenali Besar pada tahun 2010 di
kelurahan kenali besar 261 yang sudah di
imunisasi hepatitis B 0-7 hari dari 512 sasaran
sedangkan pada tahun 2011 mengalami
penurunan yaitu 182 yang sudah di imunisasi
hepatitis B 0-7 hari dari 545 sasaran.
Target UCI merupakan tujuan antara
(intermediate goal), yang berarti cakupan
imunisasi untuk BCG, DPT, Polio, campak dan
hepatitis B 0-7 hari harus mencapai 80% baik
tingkat Nasional, Provinsi, dan Kabupaten
bahkan di setiap Desa, dengan jumlah sasaran
bayi di Indonesia per tahun 4,6 juta sedang
jumlah ibu hamil 5,1 juta, laporan UCI desa
yang telah dicapai masih di bawah target yaitu
tahun 2008 74,02%, tahun 2009 tercapai
69,76% (Ranuh dkk, 2011).
Keberhasilan imunisasi membutuhkan
keterlibatan masyarakat terutama peran
ibu/orang tua yang mempunyai bayi dalam
pemberian imunisasi. Ukuran dari partisipasi
masyarakat adalah ada tidaknya orang tua
membawa bayinya di imunisasi saat pelayanan
di lakukan. Selain itu imunisasi disebabkan
beberapa faktor antara lain pengelolaan
program, lingkungan, masyarakat, pengetahuan dan sikap orang tua (Marimbi, 2010).
Berdasarkan latar belakang masalah di
atas, penulis tertarik untuk mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan perilaku ibu
dalam imunisasi hepatitis B 0-7 hari.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif analitik. Metode penelitian yang di
gunakan adalah cross sectional. Penelitian ini
dilaksanakan di Kelurahan Kenali Besar
Wilayah Kerja Puskesmas Kenali Besar.
Suharti, Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu dalam Pemberian Imunisasi 229
Penelitian ini dilaksanakan bulan September
sampai bulan Desember 2012. Populasi dalam
penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi
berusia 0-11 bulan di Kelurahan Kenali Besar
Wilayah Kerja Puskesmas Kenali Besar Tahun
2012, sebanyak adalah 545 orang. Jumlah
sampel pada peneltian ini adalah sebanyak 84
orang. Cara pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan
teknik quota Sampling. Data yang digunakan
penelitian ini adalah data primer tentang
faktor-faktor yang berhubungan dengan
pemberian imunisasi hepatitis B (0-7 hari) di
Kelurahan Kenali Besar tahun 2012. Analisis
data menggunakan analisis univariat dan
bivariat dengan menggunakan uji chi-square.
Diagram di atas menunjukan bahwa
responden berpengetahuan baik sebanyak 50
(59,5%) orang dan yang berpengetahuan
kurang baik sebanyak 34 (40,5%) orang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Univariat
Diagram di atas menunjukan bahwa
responden yang memiliki kepercayaan baik
sebesar 46 (54,8%) dan kepercayaan kurang
baik sebesar 38 (45,2%).
Gambar 1: Distribusi Perilaku Ibu dalam
PemberianImunisasi Hepatitis
B 0-7 Hari (n=84)
Gambar 4: Distribusi Peran Keluarga Ibu
Tentang Pemberian Imunisasi
Hepatitis B 0-7 Hari (n=84)
Hasil
Diagram di atas menunjukan bahwa
sebanyak 58 (69,0%) responden berperilaku
baik dan sebanyak 26 (31,0%) responden
berperilaku kurang baik.
Gambar 3: Distribusi Kepercayaan Ibu
Tentang Pemberian Imunisasi
Hepatitis B 0-7 Hari (n=84)
Diagram di atas menunjukan bahwa
responden dengan peran keluarga baik sebesar
52 (61.9%) dan peran keluarga kurang baik
sebesar 32 (38.1%).
Analisis Bivariat
Gambar 2: Distribusi Pengetahuan Ibu
Tentang Pemberian Imunisasi
Hepatitis B 0-7 hari (n=84)
Tabel 1: Distribusi Responden Berdasarkan
Pengetahuan dan Perilaku
Pemberian Imunisasi Hepatitis B
0-7 (n-84)
Imunisasi
Jumlah pKurang
No Pengetahuan
Baik
Baik
value
f % f % f %
1
Kurang baik 15 44,1 19 55,9 34 100 0,056
2
Baik
11 22,0 39 78,0 50 100
Jumlah
26
58
84 100
230 Jurnal Kesehatan, Volume IV, Nomor 1, April 2013, hlm 227-232
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 50
responden yang berpengetahuan baik, 39
(78,0%) responden imunisasinya baik dan dari
34 responden yang berpengetahuan kurang
baik, sebanyak 19 (55,5%) responden
imunisasinya baik. Hasil uji statistik diperoleh
0,053 berarti P-value > 0,05 maka dapat di
simpulkan tidak ada hubungan bermakna
antara pengetahuan dengan pemberian
imunisasi hepatitis B 0-7 hari.
Tabel 2 Distribusi Responden berdasarkan
Kepercayaan
dan
Perilaku
Pemberian Imunisasi Hepatitis B
0-7 Hari (n=84)
Imunisasi
Jumlah pKurang
No Kepercayaan
Baik
Baik
value
f % f % f %
1 Kurang baik 19 50,0 19 50,0 38 100 0,001
2 Baik
Jumlah
7 15,2 39 84,8 46 100
26
58
84 100
Tabel-2 menunjukan dari 46 responden
yang memiliki kepercayaan baik, 39 (84,8%)
responden imunisasinya baik dan dari 38
responden yang memiliki kepercayaan kurang
baik, 19 (50,0%) responden imunisasinya baik.
Hasil uji statistik diperoleh p value 0,001 maka
dapat di simpulkan ada hubungan bermakna
antara kepercayaan dengan pemberian
imunisasi hepatitis B 0-7 hari
Tabel 3 Hubungan Kepercayaan dengan
Pemberian Imunisasi Hepatitis B
0-7 Hari (n=84)
No
Peran
Imunisasi
Jumlah pKurang
Baik
Baik
value
f % f % f %
1 Kurang baik 20 62,5 12 37,5 32 100 0,000
2 Baik
Jumlah
6 11,5 46 88,5 52 100
26
58
84 100
Tabel-3 menunjukkan bahwa dari 52
responden yang memiliki peran keluarga baik,
46 (88,5%) responden imunisasinya baik dan
32 responden yang memiliki kepercayaan
kurang baik, 20 (62,5%) responden memiliki
imunisasinya kurang baik. Hasil uji statistik
diperoleh p value 0,000 (< 0,05), dapat
disimpulkan ada hubungan bermakna antara
peran keluarga dengan pemberian imunisasi
hepatitis B 0-7 hari.
Pembahasan
Hasil penelitian di atas menunjukan
bahwa sebanyak 58 (69,0%) responden
berperilaku baik dan sebanyak 26 (31,0%)
responden berperilaku kurang baik.
Hasil analisis tersebut menunjukkan
bahwa sebagian besar responden memberikan
imunisasi hepatitis B 0-7 hari pada usia <7 hari
tapi masih ada responden yang memberikan
imunisasi hepatitis B 0-7 hari pada usia > 7
hari, namun masih ada sebagian kecil
responden tidak memberikan imunisasi
hepatitis B 0-7 hari.
Menurut Ranuh dkk, (2011) imunisasi
hepatitis B 0-7 hari di berikan sedini mungkin
(dalam waktu 12 jam) setelah lahir, mengingat
paling tidak 3,9% ibu hamil mengidap hepatitis
B aktif dengan resiko penularan kepada
bayinya sebesar 45%.
Menurut Varney (2008), bahwa
penularan hepatitis B ibu-bayi dapat terjadi
pada saat kelahiran melalui kontak dengan
darah ibu yang terinfeksi, atau selama kontak
dekat ibu-bayi baru lahir dalam periode pasca
melahirkan. Wanita yang HbsAg
positif
memiliki 90 persen kesempatan menularkan
penyakit penyakit kepada bayi meraka. Bayi
yang terinfeksi , 90 persen akan menjadi
carrier dan 25 persen akhirnya akan
meninggal karena gagal hati dari sirosis.
Dilihat dari perilaku masyarakat dalam
pemanfaatan layanan kesehatan imunisasi
adanya kemauan membawa bayinya ke tenaga
kesehatan untuk mendapatkan imunisasi
Hepatitis B 0-7 hari, tapi masih ada ibu
tersebut
tidak
mau
membawa
bayinya/memberikan imunisasi pada usia 0-7
hari. Alasannya berdasarkan hasil wawancara
anak masih terlalu kecil, suami takut bayinya
demam dan ibu lupa. Menurut Lisnawati
(2011) dengan demikian dari referensi di atas
dapat disimpulkan bahwa tujuan pemberian
imunisasi adalah memberikan kekebalan pada
bayi dan anak dengan maksud menurunkan
kematian dan kesakitan serta mencegah akibat
buruk lebih lanjut dari penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi.
Hasil penelitian menunjukan responden
dengan berpengetahuan baik sebanyak 50
(59,5%) orang dan berpengetahuan kurang
Suharti, Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu dalam Pemberian Imunisasi 231
baik 34 (40,5%) orang. Berdasarkan hasil
analisis tersebut diketahui bahwa sebagian
besar responden mempunyai pengetahuan baik
tentang pemberian imunisasi hepatitis B 0-7
hari. Berarti ibu sudah mengetahui pentingnya
imunisasi hepatitis B 0-7 hari.
Pengetahuan muncul ketika seseorang
menggunakan akal budinya untuk mengenali
benda atau kejadian tertentu yang belum
pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya
(Wawan, 2010). Tidak ada hubungan antara
pengetahuan dengan pemberian imunisasi
hepatitis B 0-7 hari, pengetahuan yang kurang
baik akan tetapi pemberiannya bagus karena
kemungkinan peran petugas yang sudah bagus
memberikan imunisasi hepatitis B 0-7 hari
merupakan program pemerintah, akan tetapi
petugas tidak memberikan informasi kepada
ibu dan keluarga tentang imunisasi hepatitis B
0-7 hari saat pemberian.
Hal ini sesuai dengan teori Green dalam
Notoatmodjo (2007) Pengetahuan merupakan
hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Pengetahuan merupakan pedoman
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang
karena apabila perilaku tersebut didasari oleh
pengetahuan maka perilaku tersebut akan
bersifat langgeng dari pada perilaku tidak
didasari oleh pengetahuan. Seseorang akan
memberikan imunisasi hepatitis B 0-7 hari
karena mengetahui tentang imunisasi hepatitis
B 0-7 hari, pemberian imunisasi hepatitis B 07 hari harus segera di berikan setelah lahir
sehingga kelak ia terpapar dengan penyakit
tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan.
Hasil penelitian di atas menunjukan
responden yang memiliki kepercayaan baik
sebesar 46 (54,8%) dan kepercayaan kurang
baik 38 (45,2%). Ada hubungan kepercayaan
dengan pemberian imunisasi hepatitis B 0-7
hari, kepercayaan dan perilaku kesehatan ibu
merupakan hal penting, karena penggunaan
sarana kesehatan oleh bayi berkaitan erat
dengan perilaku, kepercayaan ibu tentang
kesehatan dan mempengaruhi status imunisasi
termasuk imunisasi hepatitis B. Sebagian besar
ibu percaya imunisasi hepatitis B 0-7 hari
merupakan imunisasi yang bertujuan agar bayi
terhindar dari demam kuning. Sehingga ibu
yakin untuk memberikan imunisasi hepatitis B
(0-7 hari) kepada bayinya.
Menurut
Notoatmodjo
(2007:142)
kepercayaan sering diperoleh dari orang tua,
kakek, atau nenek. Seseorang menerima
kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan
tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.
Seseorang akan memberikan imunisasi
hepatitis B 0-7 hari karena memiliki
kepercayaan yang baik tentang imunisasi
hepatitis B 0-7 hari, pemberian imunisasi
hepatitis B 0-7 hari harus segera di berikan
setelah lahir karena ibu percaya imunisasi
hepatitis B 0-7 hari di butuhkan untuk
memberikan kekebalan terhadap penyakit
kuning hepatitis B dan bayi terhindar dari
penyakit demam kuning. Penyebab ibu
memiliki kepercayaan kurang baik setuju tanpa
di imunisasi anak juga akan sehat. Dampak
yang turun temurun dari orang tua, nenek, atau
kakek bahwa tanpa imunisasi mereka juga
akan sehat. Sedangkan seharusnya bayi
mendapatkan imunisasi hepatitis B 0-7 hari
segera mungkin setelah lahir.
Hasil penelitian di atas menunjukan
bahwa responden dengan peran keluarga baik
sebesar 52 (61.9%) dan peran keluarga kurang
baik sebesar 32 (38.1%). Pada penelitian ini
dapat dilihat bahwa masih ada yang peran
keluarganya rendah tentang pemberian
imunisasi hepatitis B 0-7 hari dengan alasan
bahwa pemberian imunisasi hepatitis B 0-7
hari tidak ada dorongan dari keluarga dan
suami takut bayi demam setelah imunisasi.
Keberhasilan suatu program imunisasi
dimasyarakat berkaitan dengan peran dari
kelompok masyarakat, salah satunya adalah
keluarga. Tanggung jawab keluarga terhadap
imunisasi bayi/ balita sangat memegang
peranan penting sehingga akan diperoleh suatu
manfaat terhadap keberhasilan imunisasi serta
peningkatan kesehatan anak.
Ada hubungan peran keluarga dengan
pemberian imunisasi hepatitis B 0-7 hari,
karena sebagian besar bayi mendapat imunisasi
0-7 hari adanya dukungan dari suami.
Sehingga ibu mendapat dorongan memberikan
imunisasi kepada bayinya. Dengan adanya
peran keluarga mendorong kemauan.
Semua aktivitas yang dilakukan para ibu
seperti dalam pelaksanaan imunisasi bayi tidak
lain adalah hasil yang diperoleh dari dukungan
keluarga, baik dari suami maupun anggota
keluarga lainnya. Peran keluarga merupakan
232 Jurnal Kesehatan, Volume IV, Nomor 1, April 2013, hlm 227-232
suatu faktor yang mempengaruhi perilaku
seseorang dalam membuat keputusan dengan
lebih tepat. Hal ini sesuai dengan teori Green
dalam Notoatmodjo (2007) bahwa perilaku
seseorang terbentuk dari 3 faktor yaitu faktor
(predisposisi, pendukung pendorong), dan
faktor pendorong terdapat beberapa hal yang
membentuk perilaku seseorang dan salah
satunya adalah peran keluarga.
Masih ada responden memiliki peran
keluarga kurang baik tentang imunisasi
hepatitis B 0-7 hari karena suami takut bayi
demam setelah imunisasi. Sedangkan menurut
Wahyuni (2011) untuk hasil terbaik, imunisasi
hepatitis B harus di berikan sedini mungkin,
paling lama tujuh hari setelah kelahiran.
Semakin ditunda pemberiannya, semakin
berkurang
efektivitas
perlin-dungannya
terhadap penularan hepatitis B. Hal ini sesuai
dengan pendapat Purnamaningrum (2010),
jadwal imunisasi HB yang di anjurkan adalah
segera setelah lahir.
Dengan demikian untuk mendapatkan
perilaku yang baik dalam pelaksanaan
imunisasi hepatitis B 0-7 hari, maka
dibutuhkan pengetahuan yang lebih dengan
memberikan penyuluhan tentang imunisasi
hepatitis B 0-7 hari kepada ibu-ibu, suami dan
keluarga
secara
terus
menerus
dan
berkesinambungan serta bekerjasama dengan
tokoh masyarakat. Hal ini bukan saja dapat
menumbuhkan
kepercayaan
kepada
masyarakat
khususnya
ibu-ibu
yang
.
DAFTAR RUJUKAN
mempunyai bayi, suami dan keluarga akan
tetapi dapat juga meningkatkan keberhasilan
dalam pencapaian target yang telah ditentukan
oleh pemerintah.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang
faktor-faktor yang berhubungan dengan
pemberian imunisasi hepatitis B 0-7 hari di
Kelurahan Kenali Besar Wilayah Kerja
Puskesmas Kenali Besar tahun 2012, maka
dapat disimpulkan sebagian besar responden
berperilaku baik, dan sebagian kecil responden
berperilaku kurang baik, sebagian responden
mempunyai pengetahuan baik, sebagian
responden mempunyai kepercayaan baik,
sebagian responden mempunyai peran
keluarga baik, tidak adanya hubungan
pengetahuan dengan pemberian imunisasi
hepatitis B, adanya hubungan kepercayaan dan
peran keluarga dengan pemberian imunisasi
hepatitis B.
Saran bagi Dinas Kesehatan Kota Jambi
sebagai bahan masukkan dan pertimbangan,
perencanaan, pelaksanaan pengembangan serta
evaluasi program imunisasi dasar khususnya
imunisasi hepatitis B 0-7 hari dan bagi
Puskesmas Kenali Besar diharapkan dapat
menjadi bahan informasi bagi pengelola
program serta penyuluhan lebih lanjut
mengenai imunisasi hepatitis B 0-7 hari dalam
wilayah kerja.
.
Dinkes Kota Jambi. 2011. Profil Kesehatan
Kota Jambi. Jambi: Dinas Kesehatan.
Purnamaningrum, Y.E. 2009. Buku
Saku
Penuntun Imunisasi Dasar. Yogyakarta:
Fitramaya.
Hadinegoro, Sri Rezeki S. 2011. Panduan
Imunisasi Anak mencegah Lebih Baik
Daripada Mengobati. Jakarta: Ikatan
Dokter Anak Indonesia.
Ranuh, I.G.N. Gde. 2011. Pedoman Imunisasi
Di Indonesia Edisi Keempat. Jakarta:
Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak
Indonesia.
Lisnawati. 2011. Generasi Sehat Melalui
Imunisasi. Jakarta: Trans Info Media.
Wawan, D. 2010. Teori dan Pengukuran
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Marimbi, H. 2010. Tumbuh Kembang, dan
Imunisasi
Dasar
Pada
Balita.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Wahyuni, S. 2011. Asuhan Neonatus, Bayi dan
Balita Penuntun Belajar Praktek Klinik.
Jakarta: Buku Kedokteran.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan
Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta:
Rineka Cipta.
Varney, H.
2008, Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Edisi 4 Voleme 2. Buku
Kedokteran. Jakarta.
Download