RENCANA STRATEGIS TAHUN 2014-2019 DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA PADANG TAHUN 2014 i KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Allah, SWT karena telah selesainya penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang Tahun 2014-2019. Dokumen ini memuat informasi mengenai rencana pembangunan bidang sosial dan ketenagakerjaan selama lima tahun, disusun sebagai pedoman bagi pemangku kepentingan dalam mencapai visi dan misi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang. Renstra Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang ini masih jauh dari kata sempurna, hal ini disebabkan karena kurangnya sumber daya baik sumber daya data maupun sumber daya manusia. Untuk itu kami mengharapkan tanggapan dan saran demi penyempunaannya dimasa mendatang. Akhirnya dengan segala kerendahan hati, kami menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dokumen ini. Semoga dokumen ini bermanfaat bagi kita semua. Padang, Desember 2014 i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .....................................................................................................i DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4 1.1 Latar Belakang ..........................................................................................4 1.2 Landasan Hukum......................................................................................6 1.3 Maksud dan Tujuan ..................................................................................8 1.4 Sistematika Penulisan ..............................................................................8 BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD ................................................................ 12 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD.................................... 12 2.2 Sumber Daya Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang .............26 2.3. Kinerja Pelayanan Dinsosnaker Kota Padang.............................................29 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang ............................................................ 38 BAB IIIISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI ................46 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang ......................................46 3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih ....................................................................................... 50 3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota ........... 53 3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis ....................................................................................... 83 3.5 Penentuan Isu-isu Strategis...................................................................86 BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN....89 4.1 Visi dan Misi SKPD.................................................................................89 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD ...................................90 4.3 Strategi dan Kebijakan ........................................................................... 91 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF ......................................98 5.1 Rencana Program................................................................................. 103 ii 5.2 Indikator Kinerja .................................................................................... 105 5.3 Kelompok Sasaran........................................................................... 112 5.4 Pendanaan indikatif .............................................................................. 113 BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD ................................................................................................... 113 BAB VII PENUTUP................................................................................................... 146 iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desentralisasi membawa implikasi perubahan mendasar dalam tatanan pemerintahan, sehingga terjadi juga perubahan peran dan fungsi birokrasi mulai dari tingkat pusat sampai ke daerah. Perubahan yang mendasar itu memerlukan juga pengembangan kebijakan yang mendukung penerapan desentralisasi dalam mewujudkan pembangunan sosial dan ketenagakerjaan sesuai kebutuhan daerah dan diselenggarakan secara efisien, efektif dan berkualitas. Kota Padang sebagai Ibu Kota Propinsi Sumatera Barat banyak mengalami perkembangan, baik di bidang ekonomi, sosial budaya, hukum dan politik maupun lainnya. Sebagai suatu kota besar, kota ini banyak mempunyai permasalahan. Permasalahan yang muncul merupakan konsekuensi dari proses pembangunan. Dalam rangka pelaksanaaan amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional dan UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Kerja Tahunan sebagai penjabaran RPJM Daerah oleh unit kerja atau Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). 4 Masalah sosial dan ketenagakerjaan menjadi terasa urgensinya manakala kondisi memperlihatkan adanya peningkatan permasalahan baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Terjadinya gempa berakibat terhadap munculnya pengangguran akibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang membawa konsekuensi pada munculnya berbagai permasalahan sosial dalam berbagai multidimensi, meningkatnya jumlah pengangguran, populasi anak terlantar, anak jalanan, gelandangan dan pengemis. Rencana Strategis merupakan pedoman dalam penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan dan pelayanan publik. Dalam hal ini adalah pelayanan publik urusan sosial dan urusan ketenagakerjaan, penyusunannya selain berpedoman kepada Peraturan Daerah Kota Padang, juga harus mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat nomor 7 tahun 2008 tentang RPJM Propinsi Sumatera Barat, serta dengan pertimbangan potensi sumberdaya, memperhatikan faktor-faktor keberhasilan, hambatan, evaluasi kinerja, serta isu-isu strategis yang berkaitan dengan bidang sosial dan ketenagakerjaan yang sedang berkembang. Oleh sebab itu Dinas Sosial dan Tenaga Kerja menyusun Dokumen Perencanaan Rencana Strategis (Renstra) SKPD Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang Tahun 2015-2019 sebagai pedoman dalam menyusun Rencana Kerja SKPD yang merujuk pada visi Walikota Padang periode 20152019 yaitu mewujudkan kota Padang sebagai Kota Pendidikan, perdagangan dan pariwisata yang sejahtera, religious dan berbudaya. 5 1.2 Landasan Hukum Berbagai peraturan perundang-undangan menjadi landasan hukum dalam penyusunan Rencana Strategis Pembangunan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang Tahun 2015 - 2019, yaitu : 1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja; 2) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan; 3) Undang-undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh; 4) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 5) Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial; 6) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 7) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan undangundang Nomor 23 Tahun 2014; 8) Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah; 9) Undang-undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri; 10) Undang-undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana; 11) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial; 6 12) Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial; 13) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 14) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 15) Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1980 tentang Wajib Lapor Lowongan Kerja; 16) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.07/Men/IV/2008 tentang Penempatan Tenaga Kerja; 17) Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 77 Tahun 2010 tentang Pedoman Karang Taruna; 18) Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 8 Tahun 2012 tentang Peraturan Pedoman Pendataan dan Pengelolaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial; 19) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 19 Tahun 2012 tentang Syarat-Syarat Penyerahan Pelaksanaan Sebagian Pekerjaan Pada Perusahaan Lain; 20) Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Hibah Langsung Dalam Negeri Dalam Bentuk Uang; 21) Peraturan Daerah Nomor 41 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Padang; 22) Peraturan Daerah Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang RPJMD Propinsi Sumatera Barat. 7 23) Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 6 Tahun 2014 tentang RPJMD Tahun 2014 – 2019 Kota Padang. 1.3 Maksud dan Tujuan Rencana Strategis Pembangunan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang Tahun 2009-2014 bertujuan menguraikan langkah terpilih untuk mencapai tujuan-tujuan program pembangunan daerah sub sektor sosial dan ketenagakerjaan. Langkah terpilih tersebut diformulasikan sebagai strategi program intervensi untuk menjadi acuan dalam penyusunan program/kegiatan yang berkaitan dengan upaya meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat. Rencana Strategi Tahun 2014-2019 ini disusun dengan maksud sebagai berikut: a. Memudahkan aparatur Pemerintah Kota Padang, khususnya Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, serta masyarakat pada umumnya untuk memahami visi, misi, strategi dan arah kebijakan Sosial dan Ketenagakerjaan selama lima tahun ke depan b. Dalam rangka sinergitas pelaksanaan pembangunan Sosial dan ketenagakerjaan. c. Dokumen perencanaan strategi dan prioritas program lima tahunan sebagai dasar penyusunan rencana kerja setiap tahun 8 Sedangkan tujuan disusunnya Renstra Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Tahun 2014-2019 adalah : a. Memperoleh dokumen rencana pembangunan urusan sosial dan ketenagakerjaan lima tahunan yang terintegrasi dengan dokumen RPJMD Kota Padang serta dokumen yang berkaitan dengan urusan sosial dan ketenagakerjaan lainnya b. Memberikan arah dan acuan pembangunan yang ingin dicapai Dinas Sosial dan Tenaga Kerja dalam kurun waktu lima tahun ke depan, sekaligus indikator capaian yang harus dipenuhi c. Memberikan pedoman operasional pelaksanaan program dan kegiatan bagi aparat Dinas Sosial dan Tenaga kerja dalam menjabarkan visi, misi, dan arah pembangunan dalam RPJMD Kota Padang. 1.3.1. Sistematika Penulisan Sistematika Penulisan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang Tahun 2014 – 2019 : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hkum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA PADANG 9 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD 2.2 Sumber Daya Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang 2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang 3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih 3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota 3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis 3.5 Penentuan Isu-isu Strategis BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang 4.3 Strategi dan Kebijakan BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF 10 BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA PADANG YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VII PENUTUP 11 BAB II GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA PADANG 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD Tugas Pokok dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang adalah melaksanakan urusan Pemerintah Daerah di Bidang Sosial dan Tenaga Kerja serta tugas perbantuan. Hal ini berarti bahwa Dinas sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang melayani seluruh permasalahan sosial dan tenaga kerja yang ada. Selain sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang juga merupakan perpanjangan tangan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Hal ini dapat terlihat dari beberapa kegiatan yang didanai oleh pemerintah pusat melalui DIPA yang ada di Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Perumusan kebijakan teknis di bidang sosial dan tenaga kerja. 2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang sosial dan tenaga kerja. 3. Pembinaan dan pelaksanaaan urusan dibidang sosial dan tenaga kerja. 4. Pembinaan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas. 5. Pelaksanaan Tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, dalam menjalankan kegiatan dan program kerjanya Dinas Sosial dan Tenaga Kerja melakukan koordinasi dengan instansi lainnya yang terkait baik vertikal maupun 12 horizontal. Banyak mitra yang berasal dari masyarakat baik secara langsung maupun melalui organisasi kemasyarakatan. Struktur Organisasi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, terdiri dari : Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Perwako Padang No 55 tahun 2012 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, Susunan Organisasi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang terdiri atas : Susunan Organisasi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, terdiri dari : 1. Kepala Dinas; 2. Sekretariat, terdiri dari : a. Sub Bagian Umum; b. Sub Bagian Keuangan; 3. Bidang Pemberdayaan Sosial, terdiri dari : a. Seksi Pemberdayaan Kelembagaan Sosial; b. Seksi Pemberdayaan Keluarga Miskin, Komunitas Adat Terpencil dan Pelestarian Nilai Kepahlawanan; 4. Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, terdiri dari : a. Seksi Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Anak dan Lanjut Usia; b. Seksi Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Rehabilitasi Para Cacat dan Napza. 13 5. Bidang Bantuan Jaminan Sosial, terdiri dari : a. Seksi Penanggulangan Korban Bencana, Tindak Kekerasan dan Pekerja Migran; b. Seksi Jaminan Sosial dan Pendayagunaan Sumbangan Sosial; 6. Bidang Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja, terdiri dari : a. Seksi Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja; b. Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial. 7. Bidang Penempatan, Pelatihan dan Produktifitas Tenaga Kerja, terdiri dari : a. Seksi Penempatan dan Perluasan Tenaga Kerja; b. Seksi Pelatihan dan Produktifitas Tenaga Kerja. 8. Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan, terdiri dari : a. Seksi Pengawasan Norma Ketenagakerjaan; b. Seksi Pengawasan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja; 14 bagan 15 1. Kepala Dinas Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Dinas mempunyai fungsi : 1. Menyusun kebijakan teknis di bidang sosial dan tenaga kerja. 2. Merumuskan sasaran strategis berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang sosial dan tenaga kerja. 3. Mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan pengelolaan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan agar penyelenggaraan urusan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja dapat terukur secara tepat dan optimal. 4. Merumuskan program kerja berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan agar penyelenggaraan urusan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja dapat terukur secara tepat dan optimal. 5. Mengendalikan penyelenggaraan urusan pengelolaan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan agar tugas-tugas dapat dilaksanakan secara tepat guna dan tepat sasaran. 6. Membina aparatur dalam penyelenggaraan urusan pengelolaan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan guna mengetahui keberhasilan pelaksanaan tugas secara komprehensif. 7. Mengarahkan penyelenggaraan urusan pengelolaan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan demi tercapainya pelaksanaan tugas yang tepat sasaran. 16 8. Mengevaluasi penyelenggaraan urusan pengelolaan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan guna mengetahui keberhasilan pelaksanaan tugas secara komprehensif. 9. Melaporkan penyelenggaraan urusan pengelolaan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai bentuk akuntabilitas kinerja. 10. Pengguna anggaran dinas. 11. Pengguna barang dinas diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 12. Pelaksanaan Tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi. 17 2. Bagian Sekretariat : Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja dalam urusan umum, urusan perlengkapan, urusan keuangan, urusan kepegawaian, urusan kearsipan, perpustakaan, dokumentasi, evaluasi dan pelaporan. Untuk menyelenggarakan tugas Sekretariat mempunyai fungsi : a. Menyusun administrasi kepegawaian, perlengkapan dan peralatan, urusan rumah tangga dinas, keuangan, kearsipan, perpustakaan dan dokumentasi; b. Menyusun anggaran, pembinaan organisasi dan tata laksana, menyusun evaluasi dan pelaporan; c. Meningkatkan sumber daya manusia; d. Membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas Dinas Sosial dan Tenaga Kerja; dan e. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya 3. Bidang Pemberdayaan Sosial Bidang Pemberdayaan Sosial mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam Menyiapkan bahan Perumusan Kebijakan Teknis Pembinaan dan Evaluasi dibidang pemberdayaan kelembagaan sosial masyarakat, keluarga miskin dan pendayagunaan nilai nilai kepahlawanan, keperintisan dan kesetiakawanan sosial. 18 Untuk menyelenggarakan tugas Bidang Pemberdayaan Sosial mempunyai fungsi : a. Merumuskan kebijaksanaan teknis dan program bidang pemberdayaan kelembagaan sosial masyarakat, keluarga miskin, dan pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan serta kesetiakawanan sosial; b. Melaksanakan kebijaksanaan teknis pemberdayaan kelembagaan sosial masyarakat keluarga miskin, dan pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan serta kesetiakawanan sosial; c. Menyusun pedoman, kriteria dan prosedur teknis dibidang pemberdayaan kelembagaan sosial masyarakat, keluarga miskin dan pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan serta kesetiakawanan sosial; d. Melakukan pembinaan teknis, pengawasan dan pengendalian serta koordinasi pelaksanaan kegiatan pemberdayaan kelembagaan sosial masyarakat, keluarga miskin dan pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan serta kesetiakawan sosial; e. Melaksanakan evaluasi kebijakan teknis dan program bidang pemberdayaan kelembagaan sosial masyarakat, keluarga miskin dan pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan serta kesetiakawanan sosial; f. Membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas bidang pemberdayaan sosial; dan g. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 19 4. Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam menyiapkan bahan kebijaksanaan teknis, pelayanan kesejahteraan sosial anak, remaja, lansia, pelayanan dan rehabilitasi sosial penyandang cacat dan rehabilitasi tuna sosial dan korban napza. Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial mempunyai fungsi : a. Merumuskan kebijakan teknis pelayanan dan rehabilitasi sosial penyandang cacat, kesejahteraan sosial anak, remaja dan lanjut usia, korban napza dan tuna sosial; b. Melaksanakan kebijakan teknis pelayanan dan rehabilitasi sosial penyandang cacat, kesejahteraan sosial anak, remaja, dan lanjut usia, serta korban napza dan tuna sosial berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; c. Menyusun pedoman, standar pelayanan panti-panti pemerintah serta kriteria dan prosedur teknis rehabilitasi sosial penyandang cacat, kesejahteraan sosial anak, remaja, dan lanjut usia, serta korban napza dan tuna sosial; d. Melakukan pembinaan teknis pelayanan, rehabilitasi sosial penyandang cacat serta yayasan yang bergerak dibidang usaha kesejahteraan sosial anak remaja, dan lanjut usia, serta korban napza dan tuna sosial; e. Melaksanakan evalusai kebijakan teknis pelayanan rehabilitasi sosial penyandang cacat, kesejahteraan sosial anak remaja, dan lanjut usia, serta korban napza dan tuna sosial; f. Membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas bidang pelayanan dan rehabilitasi sosial; dan 20 g. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya 5. Bidang Bantuan Jaminan Sosial Bidang Bantuan Jaminan Sosial mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam menyiapkan bahan kebijakan teknis, pembinaan evaluasi dibidang bantuan sosial, korban bencana alam, korban bencana sosial, korban tindak kekerasan dan pekerja migran terlantar, jaminan sosial dan pendayagunaan sumbangan sosial Untuk menyelenggarakan tugas Bidang Bantuan Jaminan Sosial mempunyai fungsi : a. Merumuskan kebijakan teknis dan program di bidang Bantuan Sosial, Korban tindak kekerasan dan pekerja migran terlantar, jaminan sosial, dan pendayagunaan sumbangan sosial; b. Melaksanakan kebijakan teknis di bidang bantuan sosial korban bencana alam dan korban bencana sosial, korban tindak kekerasan dan pekerja migran terlantar, jaminan sosial, pendayagunaan sumbangan sosial sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku; c. Menyusun pedoman, kriteria dan prosedur teknis di bidang bantuan sosial korban bencana alam dan korban bencana sosial, korban tindak kekerasan dan pekerja migran terlantar, jaminan sosial, dan pendayagunaan sumbangan sosial; d. Melakukan pembinaan teknis, pengawasan dan pengendalian serta koordinasi pelaksanaan kegiatan bantuan sosial korban bencana alam 21 dan korban bencana sosial, korban tindak kekerasan dan pekerja migran terlantar, jaminan sosial dan pendayagunaan sumbangan sosial; e. Melakukan pelaksanaan evaluasi kegiatan bantuan sosial korban bencana alam dan korban bencana sosial, korban tindak kekerasan dan pekerja migran terlantar, jaminan sosial dan pendayagunaan sumbangan sosial; f. Membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas Bidang Bantuan Jaminan Sosial; dan g. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya 6. Bidang Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja Bidang Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja mempunyai tugas membantu Kepala Dinas melaksanakan Hubungan Industrial, mengatur Persyaratan Kerja dan menyelesaikan Perselisihan Hubungan Industrial Untuk menyelenggarakan tugas Bidang Hubungan Industrial dan persyaratan kerja mempunyai fungsi ; a Menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis pembinaan hubungan industrial, persyaratan kerja penyelesaian perselisihan hubungan industrial dan pembinaan pengupahan dan Jamsos; b Melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan mitra kerja dan stakeholder; c Membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas Bidang Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja; dan 22 d Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya 7. Bidang Penempatan, Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja Bidang Penempatan, Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan penyaluran pencari kerja melalui sistem antar kerja dan perluasan lapangan kerja serta peningkatan keterampilan tenaga kerja. Untuk menyelenggarakan tugas Bidang Penempatan, Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja mempunyai fungsi : a. Membuat pelaksanaan perencanaan tenaga kerja dan informasi pasar kerja; b. Melakukan pertemuan pencari kerja dengan pengguna tenaga kerja (USER) melalui bursa kerja dengan sistem Antar Kerja Lokal (AKL), Antar Kerja Antar Daerah (AKAD), Antar Kerja Antar Negara (AKAN), Antar Kerja Pemerintah (AKP); c. Menciptakan perluasan lapangan kerja melalui sistem teknologi tepat guna dan padat karya; d. Mengembangkan usaha mandiri kepada pencari kerja untuk penciptaan lapangan kerja; e. Melakukan peningkatan keterampilan dan produktivitas tenaga kerja serta pemberdayaan lembaga latihan; f. Melaksanakan/menentukan standarisasi sertifikasi dan akreditasi lembaga swasta; g. Membina dan melakukan monitoring penggunaan tenaga kerja asing; 23 h. Memberikan ijin dan pembinaan lembaga latihan kerja swasta; i. Memberikan ijin Pendirian Lembaga Bursa Kerja/Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS); j. Melakukan fasilitasi penempatan bagi pencari kerja penyandang cacat dan lansia; k. Menerbitkan perpanjangan ijin memperkerjakan tenaga kerja asing yang bekerja di kota padang; l. Membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas Bidang Penempatan, Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja; dan m. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya 8. Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengendalian dan pengawasan serta pemeriksaan dibidang ketenagakerjaan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai fungsi : a. Menyelenggarakan ketatalaksanaan pengawasan ketenagakerjaan; b. Menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis pembinaan, pengawasan, dan pelaksanaan norma ketenagakerjaan. c. Memeriksa dan menguji terhadap perusahaan dan objek pengawasan ketenagakerjaan; 24 d. Menerbitkan rekomendasi ijin sertifikasi terhadap objek-objek pengawasan ketenagakerjaan dan tenaga kerja; e. Melakukan tindakan penyidikan terhadap perusahaan dan tenaga kerja yang melanggar norma ketenagakerjaan; f. Melaksanakan penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) dan pelaksanaan koordinasi dan audit SMK3; g. Mengkaji dan merekayasa bidang norma ketenagakerjaan, keselamatan, dan kesehatan kerja, lingkungan kerja, hygine perusahaan, ergonomi dan objek pengawasan lainnya; h. Memberikan pelatihan serta pengembangan bidang norma kerja, keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan kerja; i. Memberdayakan fungsi dan kegiatan personil dan kelembagaan pengawasan ketenagakerjaan; j. Mengusulkan calon peserta diklat pengawasan ketenagakerjaan; k. Menerbitkan kartu legitimasi bagi pengawasa ketenagakerjaan; l. Mengusulkan penerbitan kartu tanda anggota penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) di bidang ketenagakerjaan; m. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama pengawasan ketenagakerjaan dengan instansi terkait di dalam maupun luar negeri; n. Melaksanakan jaringan informasi pengawasan ketenagakerjaan; o. Membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas bidang pengawasan ketenagakerjaan; dan p. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 25 2.2 Sumber Daya Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang 2.2.1. Sumber Daya Manusia Keberadaan sumber daya yang meliputi sumber daya manusia, anggaran, sarana dan prasarana, kelembagaan dan ketatalaksanaan menjadi faktor penentu keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas dan peran Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang dalam menghadapi dinamika perubahan lingkungan strategis. Jumlah tenaga di lingkungan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang sebanyak 71 orang dengan rincian 46 orang berpendidikan Strata satu (S1), Sarjana Muda 1 orang, SMA 16 orang, Starata dua ( S2 ) 7 orang dan Starata Tiga ( S3 ) 1 orang, dimana terdiri dari golongan IV sebanyak 13 orang, golongan III sebanyak 51 orang, golongan II sebanyak 5 orang serta pejabat fungsional pengawasan mediator dan pengantar kerja yang menjadi ujung tombak pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial Tenaga Kerja Kota Padang Kondisi pegawai Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang berdasarkan golongan/ kepangkatan sampai dengan bulan Maret Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut ini: TABEL 2.1 Kondisi Pegawai Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang Berdasarkan Kepangkatan / Golongan No Pangkat/Golongan Jumlah 1 Pembina Utama Muda/ IV.c 1 2 PembinaTk. I, IV/b 4 3 Pembina, IV/a 11 4 Penata Tk.I, III/d 17 Keterangan 26 5 Penata, III/c 11 6 Penata Muda Tk.I, III/b 11 7 Penata Muda, III/a 12 8 Pengatur Tk. I, II/d 1 9 Pengatur, II/c - 10 Pengatur Muda Tk.I, II/b 4 11 Pengatur Muda, II/a 2 Jumlah 74 Sumber Data: Kasubag Umum Maret 2014 PNS Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang berdasarkan masa kerja sampai dengan Bulan Maret Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : TABEL 2.2 Kondisi Pegawai Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah S.3 - 2. S.2 22 3. S.1 45 4. Sarjana Muda 1 5. SMA 16 6. SMP - 7. SD - 1. Jumlah Ket 74 Sumber Data: Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang Tahun 2014 27 2.2.2. Sarana dan Prasarana Pendukung kelancaran kinerja lainnya yang tidak kalah pentingnya yaitu aspek sarana prasarana dan anggaran yang tersedia. Perkembangan sarana dan prasarana Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang dapat dilihat pada tabel berikut : Disamping sumber daya manusia yang profesional, ketersediaan sarana dan prasarana juga merupakan unsur penting dalam mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana gedung milik sendiri yang diharapkan mampu mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya. Untuk prasarana gedung memiliki luas bangunan sebesar 1053 M2 . Kendaraan dinas roda 2 sebanyak 12 unit, idealnya 25 unit, kendaraan roda empat sebanyak 3 unit, ideal nya 10 unit. 28 2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang 2.3.1.Bidang Sosial 2.3.1.1. Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Penyandang Masalah kesejahteraan Sosial yang telah ditangani berupa : a. Memberikan pelatihan Keterampilan bagi penyandang disabilitas ringan, yang terdiri dari tuna wicara, tuna daksa dan mental, pelatihan yang telah dilakukan berupa keterampilan bordir, handy craft, kostum, perbengkelan dan pertukangan. Dari 1868 orang penyandang disabilitas ringan yang ada di Kota Padang selama 5 tahun terakhir telah dilatih sebanyak: 280 orang melalui dana APBD. Mereka yang sudah dilatih ini sudah dapat berusaha secara mandiri untuk memenuhi kehidupannya melalui Usaha Ekonomis Produktif (UEP) sesuai dengan jenis keterampilan. Dalam pelaksanaan rehabilitasi sosial terhadap anak terlantar, gelandangan, pengemis, yang ada dijalanan Kota Padang sudah memiliki perda No.1 Tahun 2012 sebagai sarana untuk menampung permasalahan sosial yang ada di Kota Padang, Dinas Sosial Tenaga Kerja sudah dan mengusulkan ke Kementrian Sosial untuk pembangunan Lembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (LPKS) dimana Kota Padang sudah menyediakan tanah dengan sertifikat seluas 2 ha. Untuk memotivasi Penyandang Disabilitas, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja mengadakan pembinaan melalui perlombaan dalam rangka 29 peringatan Hari Disabilitas Internasional tingkat Kota Padang yang diperingati setiap tanggal 3 Desember setiap tahun. b. Mengkoordinir pelaksanaan pemberian Bantuan Asistensi Penyandang disabilitas berat dalam bentuk pemberian uang 300.000/bulan untuk 205 orang yang tersebar di sebelas ( 11 ) kecamatan, yang bersumber dari dana Kementerian Sosial RI dengan kriteria tidak dapat mandiri. Melalui dana APBD kita memberikan dana dampingan untuk kebutuhan dasar seperti pengadaan kasur ,tikar, selimut, perlak dan pampers. c. Mengkoordinir pemberian Bantuan Assistensi Lanjut Usia melalui dana APBN Kementerian Sosial RI sebanyak 60 orang dari 2 kecamatan dan 4 kelurahan di Kota Padang dengan jumlah dana 200.000/bulan melalui dana APBD kita memberikan bantuan lanjut usia yang kurang mampu berupa bantuan perbaikan gizi dalam bentuk : susu anlene, kacang hijau, gula pasir,teh dan roti d. Melakukan kerjasama dengan Sat Pol dan kepolisian dalam pembinaan/penjangkauan terhadap anak jalanan, pengemis, pengamen pedagang asongan dalam rangka menegakkan perda no.1 tahun 2012. Bagi anak jalanan, pengemis, pengamen, pedagang asongan yang terjaring akan dilakukan rehabilitasi, khusus untuk anak jalanan diberikan keterampilan untuk dapat berusaha seperti ; keterampilan service hand phone,service sepeda motor. e. Kegiatan rehabilitasi sosial lainnya seperti pemberian bantuan gizi kepada lanjut usia, penyuluhan terhadap korban napza, wanita tunasusila serta memberi keterampilan kepada ex napi. 30 2.3.1.2. Bidang pemberdayaan Sosial a. Pemberian modal usaha bersama melalui program kelompok usaha bersama ( KUBE ) sebanyak 600 KK, program ini dalam rangka pemberdayaan masyarakat miskin sehingga dapat berusaha untuk memenuhi kebutuhan setiap hari. dimana masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang dan mendapatkan bantuan dana sebesar Rp. 20.000.000 ( dua puluh juta rupiah ) untuk masing-masing kelompok. b. Dilaksanakan rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni sebanyak 253 yang bersumber dari dana kementrian sosial RI dan dana Baznas Kota Padang. c. Dilaksanakannya Program Pelatihan Keterampilan Keluarga Muda Miskin ( KMM ) gunanya untuk memberikan keterampilan kepada keluarga muda yang baru berumah tangga tetapi tidak mempunyai skill atau keterampilan seperti memberikan keterampilan praktis yang siap pakai seperti service HP dan otomotif dan ditahun 2014 baru satu ( 1 ) angkatan yang bisa dilatih dengan jumlah peserta enam belas orang ( 16 ) orang , dengan diadakannya pelatihan ini diharapkan tersedianya tenaga kerja siap pakai yang mandiri dengan membuka usaha baru atau bekerja di perusahaan-perusahaan. d. Pemberian kebutuhan dasar bagi penghuni anak panti dengan jumlah 24 panti dengan penghuni 1250 anak. e. Pemeliharaan Taman Makam Pahlawan setiap tahunnya f. Pemeliharaan Kesehatan Gizi janda Perintis Kemerdekaan g. Melaksanakan kegiatan pelestarian nilai-nilai sejarah seperti memperingati Hari Pahlawan dan Bagindo Aziz Chan. 31 2.3.1.3. Bidang Bantuan dan Jaminan sosial. a. Memberikan bantuan sosial, korban tindak kekerasan dan pekerja migran terlantar, jaminan sosial dan pendayagunaan sumbangan. b. Dilaksanakannya penangulangan bencana seperti banjir, longsor, angin puting beliung dan kebakaran. c. Memberikan bantuan logistik terhadap korban bencana alam dan bencana sosial. d. Melaksanakan penjangkauan penderita psikotik dan ex psikotik untuk dikirim ke Panti Rehabilitasi Laras di Bengkulu. e. Mengembangkan asuransi kesehatan sosial serta melaksanakan Program Keluarga Harapan ( PKH ) sebanyak 6055 KK sebelum divalidasi oleh Tenaga Pendamping Kecamatan. f. Menyiapkan bahan pembinaan kesiapsiagaan, sumber daya sosial, penggunaan sarana dan prasarana bantuan bencana dan dapur umum lapangan. g. Membina taruna siaga bencana besama tim terpadu penanggulangan bencana. h. Mengelola dan melaksanakan posko siaga bencana bersama tim terpadu penanggulangan bencana. i. Melakukan identifikasi dan seleksi korban tindak kekerasan dalam rangka pemberian bantuan stimulan UEP. j. Melaksanakan sosialisasi program bantuan sosial korban tindak kekerasan dan pekerja migran. k. Melaksanakan penyelamatan dan pemulihan korban tindak kekerasan melalui rumah aman/perlindungan. 32 l. Melaksanakan penyuluhan sosial, penyebaran informasi tentang kebijakan jaminan sosial dan pendayagunaan sumbangan social dan melaksanakan bimbingan teknis kepada calon pengumpul sumbangan sosial dan pelaksana undian gratis berhadiah. m. Menelaah dan memproses persyaratan administrasi dan teknis perizinan pendayagunaan pengumpulan sumbangan sosial. 2.3.2 Bidang Ketenagakerjaan 2.3.2.1. Bidang Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja a. Melaksanakan kegiatan agar terciptanya hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan antara para pelaku proses produksi, harga dan jasa serta melaksanakan kegiatan agar terciptanya persyaratan dan kondisi kerja yang baik di perusahaan dan tempat-tempat kerja. b. Melaksanakan pembinaan keperusahaan mengenai syarat-syarat kerja, baik secara secara klasikal maupun ke unit perusahaan. Untuk kegiatan Klasikal dengan mengikutsertakan unsur pekerja dan pengusaha sebanyak 30 orang setiap tahun atau 15 perusahaan yang masingmasing diwakili 2 orang. Selain itu juga mengadakan pembinaan langsung ke unit perusahaan tentang tata cara pembentukan peraturan perusahaan, dan perjanjian kerja bersama. c. Melaksanakan pembinaan dalam rangka pembuatan peraturan perusahaan , dan jumlah perusahaan yang telah mempunyai peraturan adalah sebanyak 359 perusahaan dan perjanjian kerja bersama sebanyak 15 perusahaan , dan pembinaan ke unit sebanyak 80 perusahaan/tahun . Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan 33 wawasan pekerja dan pengusaha mengenai pemahaman tentang peraturan Perundang-Undangan Ketenagakerjaan. d. Melaksanakan pembinaan dalam rangka pencatatan organisasi pekerja dan pengusaha. Pencatatan Serikat Pekerja ( SP ) dan Serikat Buruh ( SB ) sebanyak 50 Serikat Pekerja/ Serikat Buruh dan telah dilakukan verfikasi keanggotaan sehingga SP/SB bisa mewakili dalam kelembagaan Hubungan Industrial nantinya. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menyalur aspirasi pekerja sesuai dengan peraturan dan untuk menghindari mogok kerja di perusahaan. e. Melakukan Pembinaan Lks Bipartit dalam rangka pembentukan LKs Bipartit di perusahaan untuk perusahaan yang telah memiliki tenaga kerja sebanyak 50 orang tenaga kerja. Tujuan Kegiatan ini adalah untuk menyelesaikan masalah Hubungan Industrial yang terjadi di perusahaan yang merupakan forum konsultasi dan komunikasi yang terdiri dari 2 unsur yaitu unsur pengusaha dan unsur pekerja , dan LKS ini berada di tingkat perusahaan . Melaksanakan Survey pengupahan dalam bentuk Survey kebutuhan Hidup Layak sebanyak 60 Komponen ke pasar – pasar tradisional yang dijadikan dasar dalam pengusulan untuk menentukan Upah Minimum Propinsi/Kota. f. Melaksanakan penyelesaian perselisihan Hubungan Industrial dan PHK di Perusahaan Swasta BUMN, BUMD yang berada di Kota Padang. Jumlah kasus Perselisihan yang masuk di Dinas Sosnaker Kota Padang 55 kasus dan telah dilakukan mediasi , apabila dalam mediasi tercapai kesepakatan maka akan dituangkan dalam Perjanjian Bersama Pekerja mendapatkan Uang Pesangon/ Haknya dan dan apabila tidak 34 tercapai kesepakatan maka Mediaotor Hubungan Industrial akan mengeluarkan anjuran yang dikirimkan kepada para pihak. Pihak yang merasa dirugikan akan mengajukan gugatan ke Pengadilan Hubungan Industrial di Kota Padang. g. Melakukan Pembinaan dan Penyelesaian masalah perselisihan /PHK dan melakukan deteksi terhadap perusahaan rawan. 2.3.2.2. Bidang Penempatan dan Perluasan Tenaga Kerja a. Memberikan izin operasional Lembaga Pelatihan Kerja Swasta dan melaksanakan bimbingan dan pembinaan terhadap lembaga tersebut. b. Melaksanakan pemasaran program, fasilitas pelatihan dan siswa yang telah dilatih. c. Melaksanakan bimbingan terhadap pelaksanaan pemagangan dalam negeri. d. Memberikan layanan informasi pelatihan dan produktifitas tenaga kerja dan melaksanakan rekruitmen terhadap pencari kerja. e. Melaksanakan kerjasama dengan pihak ketiga dalam rangka pelaksanaan pelatihan keterampilan. f. Melaksanaan perencanaan tenaga kerja dan informasi pasar kerja. g. Menyebarluaskan informasi pasar kerja dan menyelenggarakan bursa kerja. h. Melaksanakan penempatan tenaga kerja melalui mekanisme Antar Kerja Lokal, Antar Kerja Daerah dan Antar Kerja Negara. 35 i. Melaksanakan pemberian ijin dan pengawasan terhadap lembaga latihan kerja swasta, pengawasan terhadap penampungan TKI, pengawasan izin orang asing yang bekerja, pengawasan terhadap ijin Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS). j. Melaksanakan kegiatan pembinaan relawan, tenaga kerja terdidik, tenaga kerja mandiri, pelaksanaan teknologi tepat guna dan memandu wira usaha serta pelaksanaan padat karya. k. Menerbitkan perpanjangan ijin kerja Tenaga Kerja Asing (TKA) dan melakukan pembinaan dan monitoring penggunaan Tenaga Kerja Asing. l. Melaksanakan kegiatan pembinaan terhadap Tenaga Kerja Pemuda Mandiri Profesional (TKPMP), Tenaga Kerja Muda Terdidik (TKMT) atau Tenaga Kerja Mandiri (TKM). m. Melaksanakan penyuluhan, pendaftaran terhadap calon TKI dan memberikan Rekomendasi Pembuatan paspor bagi calon TKI yang berasal dari Kota Padang. n. Sosialisasi terhadap substansi Perjanjian Kerja Penempatan TKI ke luar negeri. o. Meneliti dan mengesahkan perjanjian penempatan TKI yang berasal dari Kota Padang. p. Membina, mengawasi dan monitoring penempatan maupun perlindungan TKI Kota Padang. q. Memberikan Rekomendasi Perijinan tempat penampungan TKI. 36 r. Melayani kepulangan TKI yang berasal dari Kota Padang. 2.3.2.3. Bidang Pengawasan dan Norma Ketenagakerjaan. a. Mengawasi semua perusahaan/tempat kerja dimana terdapat pekerja yang bekerja dan atau dianggap bekerja dimana terdapat sumber bahaya. b. Meminta keterangan pada pengusaha atau wakilnya, demikian pula pada semua pekerja. c. Memproses hak-hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja di bidang norma Keselamatan dan Kesehatan kerja d. Melakukan pemeriksaan, menganalisa, membuat syarat-syarat tentang pengesahan pemakaian perusahaan sesuai alat-alat dengan produksi aturan Norma yang dipakai oleh Keselamatan dan Kesehatan Kerja e. Melaksanakan pembinaan terhadap lembaga-lembaga yang ada diperusahaan di bidang K3, seperti P2K3 dan SMK3 f. Melakukan tindakan Penyelidikan dan Penyidikan dalam hal pelanggaran Norma Keselamtan dan Kesehatan kerja. g. Mengawasi perencanaan, pembuatan dan pemakaian pesawat uap, bejana tekan dan botol baja, penggunaan pesawat angkat dan angkut, penggunaan tenaga dan produksi, peralatan mekanik, instalasi listrik di tempat kerja, instalasi bahan kimia berbahaya, instalasi bertekanan, penyalur petir, instalasi pencegahan kebakaran di tempat kerja. h. Mengawasi kesehatan kerja dan lingkungan kerja. j. Melakukan pemeriksaan kecelakan kerja. 37 l. Memberdayakan keberadaan dan kegiatan lembaga dan perorangan, ahli keselamatan dan kesehatan kerja, perusahaan jasa keselamatan dan kesehatan kerja(PJK3) dan Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja(P2K3) di Perusahaan. m. Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan pelaksanaan koordinasi dan audit SMK3. n. Melakukan pembinaan dan bimbingan pencegahan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, peledakan, kebakaran di tempat kerja. o. Menerbitkan Perjinan, Rekomendasi, Sertifikasi, pengesahan dan yang sejenis di bidang keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan kerja baik objek maupun tenaga kerja. p. Melakukan tindakan penyidikan terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan Ketenagakerjaan khususnya keselamatan dan kesehatan kerja termasuk penghentian sementara, pelarangan pakai terhadap objek pengawasan yang dapat menjadi penyebab kecelakaan. 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang 2.4.1.Tantangan dan peluang a. Kekuatan ( Strengths) a) Potensi Pemanfaatan Teknologi tepat guna bagi kelompok dampingan dengan adanya dana dari kementrian tenaga kerja untuk pengentasan kemisikinan melalui proyek padat karya, teknologi tepat guna 38 b) Adanya dana dari kementrian sosial untuk memberikan program keluarga harapan, kelompok usaha bersama, rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni, aktensi lanjut usia, penyandang cacat berat, janda perintis. c) Tersedianya lahan untuk pembangunan tempat perlindungan permasalahan kesejahteraan sosial seluas 2 Ha d) Adanya jabatan fungsional untuk pengawasan dan pengantar kerja. e) Disosnaker Kota Padang mendapatkan penghargaan sistim manajemen mutu dalam pelayanan kartu pencari kerja dengan sertifikat ISO 9001/2008. f) Peralatan yang dimiliki dapat menunjang pelaksanaan kegiatan dan pencapaian tujuan. g) Dalam pelayanan untuk pencari kerja telah mempergunakan bursa kerja online / BKOL. h) Pelayanan kartu pencari kerja sudah dilengkapi dengan saran dan prasarana seperti komputer, AC, No.Antrian dan lain-lain yang memenuhi standar pelayanan nasional. i) Merehab 1000 unit rumah tidak layak huni pertahun mendorong pertumbuhan ekonomi , mencetak 10.000 wirausahawan baru dan pengembangan ekonomi kreatif maka Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang harus lebih meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia dalam meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat sesuai dengan sepuluh program pokok walikota terpilih merupakan tantangan bagi Dinsosnaker untuk 39 meningkatkan SDM dan adanya dukungan dari berbagai kelembagaan/instansi lain terkait dengan program pokok walikota. b Kelemahan (Weaknesses) a) Kurangnya kemapuan SDM dalam mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana khususnya yang berhubungan dengan teknologi. b) Pemahaman pelaku usaha khususnya pemberi kerja tentang kewajiban melaporkan lowongan kerja masih rendah. c) Kurangnya investasi yang menggerakan perekonomian untuk membuka lapangan usaha dan lapangan kerja baru. d) Sistem yang dikembangkan oleh pemerintah pusat mengenai pendataan pencari kerja masih belum sempurna. e) Belum mempunyai tempat perlindungan permasalahan kesejahteraan sosial. f) Keterbatasan dana pendukung dalam pelaksanaan program dan kegiatan. g) Belum meningkatnya profesionalisme aparatur dan masih rendahnya produktivitas dan peran serta masyarakat dalam pembangunan. h) Penyebaran penduduk dan pembangunan infrastruktur yang kurang merata. i) Pelaku usaha khususnya pemberi kerja tentang kewajiban melaporkan lowongan kerja masih rendah. j) Kurangnya investasi yang menggerakan perekonomian untuk membuka lapangan usaha dan lapangan kerja baru 40 k) Sistem yang dikembangkan oleh pemerintah pusat mengenai pendataan pencari kerja masih belum sempurna. l) Melemahnya nilai-nilai kesetiakawanan sosial, karakter bangsa dan jati diri bangsa. 2. Peluang (Opportunities) a) Tumbuh kembangnya industri kecil sebagai alternative lapangan pekerjaan. b) Terbukanya Akses Jaringan Internet untuk media penyebarluasan informasi lapangan kerja. c) Terbukanya peluang kerja sama dalam penempatan tenaga kerja keluar daerah dan luar negeri. d) Mengikut sertakan serta staf yang masih muda yang memiliki kompetensi dibidang pemanfaatan teknologi dan bidang teknis ketenagakerjaan dan sosial. e) Terbukanya peluang mengusulkan pembangunan panti sosial multiguna ke Kementerian Sosial RI untuk perlindungan kesejahteraan sosial. f) Tekad dan semangat seluruh komponen masyarakat untuk membangun Kota Padang. g) Sumber daya alam yang cukup besar dan belum dimanfaatkan secara optimal. h) Peraturan Walikota (Perwako) Nomor 29 tahun 2008 tentang Tupoksi Dinas sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang. 3. Ancaman (Threats) 41 a) Staff akan memasuki masa pensiun b) Akses untuk mendapatkan Modal bagi peserta yang telah dilatih dari lembaga keuangan sulit didapat karena persyaratan. c) SDM belum optimal dalam penempatan sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuannya. d) Persaingan yang ketat dalam mendapatkan program dari kementerian sosial dan Kementerian Tenaga Kerja. e) Lansia bekerja masih cukup besar terutama di desa/kelurahan bekerja di sektor informal dan tidak punya jaminan kesehatan, hari tua dan pensiun. f) Alokasi pendanaan dan cakupan bagi layanan sosial lansia sangat terbatas. g) Belum ada standar pelayanan yang baku tentang sarana dan prasarana serta fasilitas pelayanan lansia. h) Potensi koordinasi peranan pusat, daerah, swasta belum optimal. i) Sesuai UU dan konvensi internasional, paradigma penanganan disabilitas harus bergeser dari pendekatan berdasarkan karikatis kepada pendekatan yang mengedepankan pemenuhan hak penyandang disabilitas, namun belum semua sektor memahami. j) Pelayanan sosial dasar perlu berorientasi pada pengembangan potensi penyandang disabilitas untuk dapat berpartisipasi di dalam pembangunan. k) Pendataan dan penelitian tentang disabilitas masih sangat minim untuk mendukung peningkatan layanan dan rehabilitasi sosial orang dengan disabilitas. 42 Penyusunan Formulasi Strategi Penentuan strategi dilakukan dengan menginterasi faktor – faktor internal dan eksternal melalui analisis SWOT sebagai berikut : 1. Strategi mengoptimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang (SO) adalah : - Optimalkan tekad dan semangat untuk melaksanakan pembangunan sesuai bidangnya. - Optimalkan pemanfaatan sumberdaya alam dengan mengutamakan kepentingan masyarakat secara luas. 2. Strategi menggunakan kekuatan untuk mencegah dan mengatasi ancaman (ST) adalah : - Optimalkan tekad dan semangat kota baru untuk membuka dan menciptakan peluang kerja. - Memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana untuk meminimalisir kerusakan lingkungan dan menciptakan lingkungan kerja baru. 3. Strategi mengurangi kelemahan dan memanfaatkan peluang (WO) adalah : - Tingkatkan profesionalisme Aparatur Pemerintah dan pekerja serta peran masyarakat dalam pembangunan. - Adakan pemerataan pembangunan infra struktur untuk membuka isolasi sehingga peran serta masyarakat dalam pembangunan semakin meningkat. 4. Strategi mengurangi kelemahan untuk mencegah dan mengatasi ancaman ( WT ) adalah : 43 - Tingkatkan profesionalisme aparatur pemerintah dan pekerja serta peran masyarakat agar mampu membuka dan menciptakan lapangan kerja baru. - Lakukan pembangunan infra struktur dengan tetap memperhatikan kelestarian sumber daya alam. TABEL 2.3. Analisis Strategi dengan Faktor SWOT KEKUATAN (S) INTERNAL KELEMAHAN (W) - Tekat dan semangat selruh komponen masyarakat untuk membangun Kota Padang - Sumberdaya alam cukup besar dan belum dimanfaatkan secara optimal - Belum meningkatnya prpfesionalisme aparat dan masih rendahnya produktifitas dan peran masyarakat dalam pembangunan Penyebaran penduduk dan pembangunan infrastruktur yang kurang merata EKSTERNAL PELUANG (O) - Perwako No. 28 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Susunan Organisasi Dinas Sosial Kota Padang - STRATEGI S + O STRATEGI W + O Optimalkan tekad dan semangat untuk melaksanakan pembangunan sesuai dengan bidangnya. Optimalkan pemanfaatan sumber daya alam dengan mengutamakan kepentingan masyarakat secara luas. Meningkatkan profesionalisme aparatur pemerintah dan pekerja serta peran serta masyarakat dalam pembangunan Adakan pemerataan pembanguan infrastruktur untuk membuka isolasi sehingga peran serta masyarakat dalam pembangunan semakin meningkat 44 TANTANGAN ( T ) - - Tingginya angkatan kerja yang mencari pekerjaan Kerusakan lingkungan akibat pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak berwawasan lingkungan. STRATEGI S + T Optimalkan tekad dan semangat kota Padang untuk membuka dan menciptakan peluang kerja Manfaatkan sumber daya alam secara bijaksana untuk meminimalisir kerusakan lingkungan dan menciptakan lapangan kerja baru STRATEGI W + T Tingkatkan profesionalisme aparatur dan peran masyarakat agar mampu membuka lapangan kerja baru Lakukan pembangunan infrastruktur dengan tetap memperhatikan sumber daya alam 45 BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang Dari indikator kinerja yang harus dicapai setiap tahunnya terdapat beberapa permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan yaitu : 3.1.1. Bidang Pemberdayaan Sosial 1) Kurangnya kemampuan SDM dalam mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana khususnya yang berhubungan dengan teknologi dan minimnya sarana dan prasarana teknologi dibidang pemberdayaan sehingga pelaksanaan percepatan tugas menjadi terhambat. 2) Tingkat kemiskinan yang masih tinggi dan menjadi permasalahan sosial di daerah dan nasional. 3) Belum adanya verifikasi data PMKS dan validasi data berbasis teknologi informasi untuk dijadikan data terpadu oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang dalam menentukan besaran data PMKS dan masyarakat miskin/ rentan secara terencana, terarah, terukur dan terpadu karena belum adanya data terpadu dari lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang statistik untuk dijadikan suatu data terpadu yang disesuaikan dengan kondisi wilayah Kota Padang. 4) Belum adanya monitoring berkelanjutan dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja terhadap Kelompok KUBE yang terbentuk dikarenakan minimnya anggaran pendamping untuk monitoring. 5) Masih minimnya dana untuk mendukung kegiatan monitoring rehab rumah. 6) Meningkatnya data kemiskinan. 46 7) Kurangnya perlindungan jaminan sosial terhadap masyarakat miskin. 8) Banyak masyarakat yang tinggal dirumah tidak layak huni. 9) Belum terpenuhinya kesamaan hak bagi penyandang disabilitas. 10) Belum adanya sarana dan prasarana untuk melaksakan rehabilitasi sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan soial. 11) Belum mempunyai tempat perlindungan permasalahan kesejahteraan sosial. 3.1.2. Bidang Ketenagakerjaan 1) Belum adanya koordinasi yang integratif antara SKPD/lembaga dan swasta yang melaksanakan pelatihan dengan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja. 2) Lapangan pekerjaan/kesempatan kerja yang terbatas. 3) Tingginya jumlah pengangguran. 4) Akses Informasi lapangan kerja sulit. 5) Rendahnya kualitas angkatan kerja/ rendahnya ketrampilan/ skill tenaga kerja. 6) Masih banyaknya angkatan kerja yang belum memandang pelatihan ketrampilan kerja sebagai kebutuhan. 7) Masih terbatasnya kesempatan kerja berdasarkan gender. 8) Masih terbatasnya kesempatan kerja bagi kaum penyandang disabilitas, pemuda dan lansia. 9) Gaji kecil 10) Lapangan kerja tidak sesuai pendidikan. 11) Penganggur atau pencari kerja kurang memiliki kreativitas dan inovasiinovasi. 47 12) Belum memiliki gedung dan intruktur pelatiihan, 13) Banyaknya kesempatan kerja di dalam dan di luar negeri yang tidak bisa diisi oleh Tenaga Kerja Indonesia akibat ketidaksesuaian kompetensi dan masih rendahnya kesempatan dan perluasan kerja yang disiapkan bagi pencari kerja. 14) Rendahnya motivasi Tenaga Kerja kota Padang untuk bekerja diluar propinsi Sumatera Barat. 15) Faktor eksternal dan internal lainnya yang turut memberikan kontribusi terhadap permasalahan ketenagakerjaan : kurangnya arus masuk modal asing yang sifatnya padat karya, lemahnya iklim investasi dalam menghadapi global, berbagai prilaku birokrasi dan regulasi yang tidak kondusif bagi pengembangan usaha sehingga tidak mendukung penciptaan lapangan kerja baru, rendahnya pendidikan dan produktivitas tenaga kerja, tekanan kenaikan upah bagi beberapa perusahaan yang belum stabil. 16) Belum adanya Dokumen Perencanaan Tenaga Kerja untuk Penyediaan Tenaga Kerja sebagai pelaksana dan pengelola Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), serta persiapan diberlakukannya Asean Free Trade Area (AFTA)/ Asean Economic Community (AEC) tahun 2015. 17) Besarnya pengganggur terbuka dan setengah pengangguran. 18) Kurangnya ketrampilan, pemogokan, kecelakaan kerja, kesejerahteraan dan permasalahan ketenagakerjaan lainnya. 19) Belum mempunyai tempat perlindungan permasalahan kesejahteraan sosial. 48 20) Optimalisasi koordinasi antara institusi perencana dengan pemegang otoritas penganggaran, untuk menjaga konsistensi antara perencanaan dan penganggaran, sehingga program dan kegiatan yang telah direncanakan tidak tereduksi di dalam proses penganggaran. 21) Masih kurangnya SDM yang memiliki skill dan kompetensi sesuai dengan tugas dan kewajiban utamanya. 22) Belum terkelolanya sumber data dan informasi yang mendukung proses pembinaan dan pelayanan sehingga sumber data masih minim. 23) Belum tersusunnya standar kinerja yang terukur bagi setiap jabatan struktural maupun fungsional serta pelaksana di lingkungan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang 24) Belum optimalnya alokasi anggaran untuk pengembangan SDM dan Pelaksanaan program kegiatan sesuai TUPOKSI. 25) Pemahaman pelaku usaha khususnya pemberi kerja tentang kewajiban melaporkan lowongan kerja masih rendah. 26) Kurangnya investasi yang menggerakan perekonomian untuk membuka lapangan usaha dan lapangan kerja baru. 27) Sistem yang dikembangkan oleh pemerintah pusat mengenai pendataan pencari kerja masih belum sempurna. 28) Keterbatasan dana pendukung dalam pelaksanaan program dan kegiatan dari tahun ketahun tidak dapat diatasi karena banyaknya pengangguran , sulitnya lapangan pekerjaan, dan tidak sesuai dengan angka tenaga kerja yang bertambah. 29) Belum memadainya anggaran pelatihan keterampilan kerja pada Dinas Sosnaker. 49 30) Masih banyaknya perusahaan yang tidak mau membayarkan upah minimum regional yaitu Rp. 1.490.000.- (satu juta empat ratus sembilan puluh ribu rupiah). 31) Masih adanya perusahaan yang tidak cepat tanggap dalam menangani penyakit atau kecelakaan akibat kerja yang menimpa tenaga kerja. 3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Kota Padang sebagai ibukota Propinsi Sumatera Barat mempunyai fungsi dan peran cukup penting sebagai pusat pemerintahan, pusat jasa dan perdagangan serta pusat pelayanan berbagai fasilitas seperti pendidikan, kesehatan dan perbankan. Sebagai Kota yang sedang berkembang, Kota Padang dengan dinamika pembangunan yang cukup dinamis terus berpacu untuk meningkatkan fungsi dan peran tersebut. Pembangunan di semua sektor terus diupayakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Kota Padang sesuai amanat Undang-Undang Dasar 1945, yaitu “masyarakat adil dan makmur” Di bidang ekonomi dan perdagangan, pemerintah telah membangun Pasar Raya Inpres II yang ditujukan untuk kenyamanan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah, tetapi hingga saat ini masih belum difungsikan dengan baik. Di bidang pemerintahan, Pemerintah Kota Padang telah berhasil memindahkan pusat pemerintahan ke komplek Air Pacah Padang sehingga urusan pemerintahan lebih kondusif. Di bidang pendidikan, pembangunan gedung sekolah mulai tingkat SD hingga SMA telah dilakukan melalui kerjasama Pemko Padang dengan JICA (Japan International Cooperation Agency). Pembangunan SMA 1 Negeri Padang (bantuan Budha Suci) di 50 kawasan Belanti dilengkapi dengan Shelter yang berfungsi untuk tempat evakuasi masyarakat bila terjadi tsunami. Di bidang agama, pemerintah Kota Padang mewajibkan anak sekolah untuk mengikuti pesantren ramadhan sebulan penuh dan program keagamaan lainnya bagi penganut agama lain. Di bidang sosial telah menganggarkan bantuan kematian sebesar 1 juta rupiah per orang dan ambulan jenazah bagi masyarakat miskin, selain itu pemberian zakat yang dikelola oleh Bazda Kota Padang. Di bidang pariwisata, pemerintah kota Padang telah melakukan rehabilitasi pantai Purus dan rekontruksi Pantai Air Manis. Di bidang infrastruktur, pemerintah telah membuat jalan jalur evakuasi, termasuk yang dibangun tahun 2013 jalur evakuasi dari Alai ke By Pass. Di bidang kesehatan, pemerintah menyediakan program Jamkesmas dan Jamkesda yang pelaksanaannya bekerja sama dengan PT. Askes. Program ini sudah berjalan sejak tahun 2008. Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan kurang mampu. Dibidang sosial , pemerintah telah memberikan peluang terbentuknya kewirausahaawan mandiri melalui pengembangan ekonomi lokal partisipatif masyarakat dengan melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) fakir miskin dan Usaha Ekonomi Produktif (UEP), dan bantuan rehabilitasi rumah tidak layak huni bagi fakir miskin dengan melibatkan kelembagaan/instansi lain, Baznas dan partispasi masyarakat secara mandiri. 51 Namun, dalam upaya peningkatan fungsi dan peran Kota Padang berbagai masalah timbul dan harus dihadapi. Hal ini menuntut peran dan kapasitas pemerintah dalam hal ini Walikota dan Wakil Walikota beserta segenap aparaturnya sebagai pelaksana dan penyelenggara pembangunan. Kapasitas kelembagaan yang didukung oleh aparatur pemerintah yang berorientasi kinerja dan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) sangat diperlukan sehingga akuntabilitas layanan publik sesuai harapan masyarakat Dalam rangka menjawab peran dan tugas pemerintah tersebut maka Walikota dan Wakil Walikota Padang periode 2014 - 2019 menetapkan visi dan misi yang akan menjadi landasan bagi pencapaian tujuan pembangunan Kota Padang yaitu : Visi : “ Padang Sejahtera 2015” Misi : a) Mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk menghasilkan SDM yang beriman, kreatif dan berdaya saing. b) Menjadikan Kota Padang sebagai pusat perdagangan wilayah Barat Sumatera. c) Menjadikan Kota Padang sebagai daerah tujuan wisata yang nyaman dan berkesan. d) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan ekonomi kerakyatan. 52 e) Menciptakan Kota Padang yang aman, bersih, asri, tertib, bersahabat dan menghargai kearifan lokal. f) Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan melayani. 3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota 3.3.1.Telaahan Renstra Kementerian Sosial Renstra K/L merupakan dokumen perencanaan untuk jangka waktu lima ( 5 ) tahun yang akan dilaksanakan oleh kementerian/kelembagaan. Renstra K/L tidak boleh memiliki kebijakan yang bertentangan dengan RPJMN karena Renstra K/L merupakan kontrak kerja menteri kepada presiden yang seluruh program dan kegiatannya mencerminkan target kinerja yang akan dicapai oleh presiden. Renstra K/L bagi lembaga tinggi kementerian/lembaga tinggi negara dan program negara organisasi teknis dilaksanakan oleh organisasi lembaga tinggi negara ESELON II. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja dalam penyusunan Renstra Dinas Sosial dan Tenaga Kerja sudah mengacu kepada RPJMN 2015 – 2019 dan RPJMD 2015-2019. Telaahan mengenai Renstra Kementerian Sosial sebagai berikut : 3.3.1.1. Program pemberdayaan sosial dengan kegiatan meliputi : a. Penanggulangan kemiskinan. Pemberdayaan Sosial merupakan salah satu dari empat intervensi kesejahteraan sosial yang diarahkan untuk 53 mewujudkan warga negara yang mengalami masalah kesejahteraan sosial dan tidak berdaya agar mereka mampu memenuhi kebutuhan dasarnya sebagaimana diamanatkan oleh Undang Undang No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial. Pengertian mengenai pemberdayaan sosial harus dimaknai secara arif, di mana tujuan pemenuhan kebutuhan dasar itu adalah tujuan awal agar untuk selanjutnya secara bertahap kehidupan sosial yang lebih baik dan berkualitas serta kemandirian dapat dicapai. Pemberdayaan sosial juga diarahkan agar seluruh sumber dan potensi kesejahteraan sosial yang ada pada masyarakat secara individu, keluarga, kelompok atau komunitas dapat digali dan akhirnya menjadi sumber kesejahteraan sosial yang dapat didayagunakan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan. Lingkup sasaran pemberdayaan sosial adalah Keluarga terutama Fakir Miskin dan Komunitas Adat Terpencil. Pemberdayaan sosial juga diarahkan untuk menggali nilai-nilai dasar kesejahteraan sosial dan Kelembagaan Sosial Masyarakat. Melihat luas cakupan tugas serta kinerja yang harus dicapai, perlu dicermati lebih mendalam hal-hal yang berkaitan dengan kondisi aktual permasalahan utama, capaian, proyeksi ke depan, modal dasar, tantangan dan peluang agar dapat dirumuskan suatu rencana strategis yang tepat. 54 b. Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT) Komunitas adat terpencil (KAT) pada umumnya merupakan kelompok masyarakat yang termarginalisasi dan belum terpenuhi hak-haknya, baik dari segi ekonomi, politik, sosial, maupun budaya. Marginalisasi terhadap KAT muncul sebagai akibat dari lemahnya posisi tawar (bargaining position) mereka dalam menghadapi persoalan yang dihadapinya. KAT sering kali menjadi korban dari konflik kepentingan ekonomi wilayah. Eksploitasi sumber daya alam oleh pendatang (kekuatan ekonomi yang besar) di wilayah pedalaman menjadikan hak-hak ulayat masyarakat atas tanah mereka hilang. Terjadi pula, lunturnya lingkungan sistem tempat budaya mereka kearifan hidup. lokal, serta Selain itu, rusaknya rendahnya aksesibilitas ke wilayah tempat tinggal KAT menyebabkan sulitnya KAT setempat menjangkau fasilitas layanan publik yang disediakan pemerintah. Berbagai kondisi tersebut menyebabkan ketidakberdayaan dan rendahnya kualitas hidup KAT. Komponen kegiatan pemberdayaan komunitas adat terpencil, meliputi: (1) Persiapan pemberdayaan melalui kegiatan pemetaan sosial. (2) Penjajakan awal, studi kelayakan, dan pemantapan kesiapan masyarakat. (3) Pelaksanaan pemberdayaan (tahun I, II, dan III) baik secara insitu maupun eksitu. Stimulus pengembangan masyarakat 55 (insitu) bagi KAT yang sudah bertempat tinggal menetap dan memiliki mata pencaharian. (4) Pemantapan kelompok kerja (pokja) dan forum konsultasi pemberdayaan KAT. (5) Penempatan petugas lapangan (pendamping sosial). (6) Pengembangan sumber daya manusia (SDM), baik pengelola, pendamping sosial, maupun warga dampingan sosial. (7) Perlindungan dan advokasi sosial KAT. (8) Pemantapan peraturan perundang-undangan berkaitan dengan pemberdayaan KAT. (9) Pengembangan manajemen sistem informasi KAT. (10) Monitoring dan evaluasi. c. Pemberdayaan keluarga. Masalah sosial, psikologis, dan wanita rawan sosial ekonomi masuk kedalam golongan/kelompok fakir miskin adalah memfasilitasi mereka dalam kegiatan yang bersifat bimbingan sosial dan pemberdayaan, baik dilakukan dalam mekanisme kelompok maupun perseorangan. Selanjutnya, mengembangkan peran dan fungsi kelembagaan formal sebagai pusat informasi dan pelayanan konsultasi kepada individu, keluarga, kelompok, masyarakat ataupun organisasi sehingga mendapatkan pelayanan tepat sasaran. 56 d. Pemberdayaan kelembagaan sosial masyarakat. Di bidang pengembangan potensi dan sumber kesejahteraan sosial (PSKS), selama lima tahun terakhir Kementerian Sosial melalui Direktorat Pemberdayaan Kelembagaan Sosial Masyarakat telah melakukan upaya pemberdayaan kelembagaan sosial masyarakat yang merupakan infrastruktur pembangunan kesejahteraan sosial seperti karang taruna (KT), pekerja sosial masyarakat (PSM), organisasi sosial (orsos), dunia usaha, dan kelompok-kelompok sosial masyarakat diantaranya wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat (kelompok arisan, pengajian, usaha kecil, paguyuban suku/etnis dan kampung asal) dalam bentuk pelatihan manajemen pengelolaan dan pengembangan Usaha Ekonomi Produktif (UEP). e. Pelestarian nilai kepahlawanan, keperintisan dan kesetiakawanan sosial. Pengembangan dan potensi sumber kesejahteraan sosial tidak hanya infrastruktur kesejahteraan sosial yang menjadi mitra dalam penanganan masalah sosial semata, tetapi juga terhadap nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan, dan kesetiakawanan sosial melalui pemberian bantuan dan santunan sosial kepada warakawuri pahlawan Selain itu, kepada mereka diberikan pula bantuan kesehatan dan bantuan perbaikan rumah untuk warakawuri pahlawan, perintis kemerdekaan, dan janda perintis kemerdekaan. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah kecenderungan semakin melemahnya pemahaman dan 57 penghayatan nilai K2KS, menurunnya kondisi sosial ekonomi dan kesejahteraan para perintis kemerdekaan/ janda perintis kemerdekaan, dan pejuang serta kondisi taman makam pahlawan, makam pahlawan nasional sebagian besar kurang terawat. Upaya penanganan diarahkan untuk tetap terpeliharanya nilai keteladanan dan jiwa kejuangan bagi kalangan generasi muda. Komponen kegiatan keperintisan, kepahlawanan, dan kesejahteraan sosial meliputi: (1) Penelusuran riwayat/sejarah perjuangan calon penerima penghargaan. (2) Pemberian tanda kehormatan/jasa dan penghargaan tingkat nasional. (3) Pengenalan, penanaman dan penghayatan nilai K2KS (ziarah wisata, sarasehan kepahlawanan, dan napak tilas). (4) Bantuan perbaikan rumah keluarga pahlawan, perintiskemerdekaan/ janda perintis kemerdekaan. (5) Bimbingan pelestarian K2KS kepada guru, tokoh masyarakat/agama/pers. (6) Pemugaran dan pemeliharaan TMP/MPN/MPK. 58 3.3.1.2. Program rehabilitasi sosial a. Pelayanan rehabilitasi kesejahteraan sosial anak. Pelayanan rehabilitasi penyelenggaraan kesejahteraan sosial penyantunan,perawatan, anak berupa perlindungan, pengentasan anak di luar pengasuhan orang tua dan pengangkatan anak dengan sasaran anak balita terlantar,anak terlantar, anak tanpa pengasuhan orang tua, anak jalanan, anak yang berada dalam asuhan panti sosial. Sedangkan anak yang membutuhkan perlindungan khusus yang ditangani melalui RPSA di 15 lokasi dan 20 Lembaga Perlindungan Anak (LPA).. Selain sasaran yang dikemukakan tersebut ada sasaran lain yang perlu mendapatkan perhatian terkait dengan permasalahan kesejahteraan sosial anak, seperti kasus penculikan anak, kasus perdagangan anak, anak terpapar asap rokok, anak korban peredaran narkoba, anak yang tidak dapat mengakses sarana pendidikan, anak dengan HIV/AIDS, anak yang belum tersentuh layanan kesehatan, dan anak yang tidak punya akte kelahiran. Adapun strategi pelayanan sosial anak yang saat ini dikembangkan adalah sebagai berikut ; (1) Sosialisasi dan promosi hak-hak anak: upaya ini diarahkan untuk meningkatkan kesadaran keluarga dan masyarakat akan hakhak anak sehingga anak merasa aman dan terlindungi serta terpenuhinya kebutuhan sosial dasar anak. 59 (2) Penguatan keluarga dan pemberdayaan masyarakat: adalah upaya yang diarahkan pada peningkatan peran dan fungsi keluarga dan masyarakat dalam memberikan perlindungan dan rasa aman pada anak. Dengan demikian anak akan tumbuh kembang secara wajar dalam lingkungan yang melindungi. (3) Fasilitasi dan peningkatan kapasitas kelembagaan: adalah upaya yang diarahkan untuk meningkat peran dan fungsi lembaga sebagai institusi penganti keluarga sedarah (keluarga inti). Melalui peningkatan ini diharapkan kelembagaan sosial pelayanan anak dapat berperan secara optimal dalam memberikan perlindungan dan rasa aman serta memperhatikan hak-hak anak. (4) Penguatan dan pengembangan kerja sama serta kemitraan strategis adalah upaya yang diarahkan untuk meningkat sinergisitas penyelenggaraan kesejahteraan sosial anak. Dengan demikian dapat dikembangkan program dan kegiatan yang utuh, menyeluruh dan berkelanjutan. (5) Pengembangan model pelayanan sosial anak berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi: adalah upaya mencari solusi dengan menggunakan kerangka kajian dan analisis konsep dan teori untuk mengenali penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang memenuhi rasa aman dan hak-hak anak. (6) Peningkatan kualitas manajemen dan sistem informasi pelayanan sosial anak adalah upaya yang lebih bersifat sistem pendukung untuk memberikan informasi dan pelayanan sosial anak 60 dalam kerangka penyelenggaraan yang profesional, transparan, dan bertanggung jawab serta didasari oleh pemahaman hak-hak anak sebagai bagian dari solusi rehabilitasi dan perlindungan sosial anak. b. Pelayanan rehabilitasi kesejahteraan sosial lanjut usia. Kebijakan sosial lebih diarahkan kepada pelayanan kesejahteraan sosial basis keluarga dan komunitas atau masyarakat di samping tetap memperhatikan kenyataan di lapangan bahwa banyak sekali lanjut usia telantar sekalipun mereka masih memiliki keluarga sehingga panti sosial dengan pelayanan gratisnya masih menjadi pilihan bagi mereka. Arah kebijakan ini ditempuh untuk mewujudkan sistem perlindungan dan jaminan sosial dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial lanjut usia, dengan memberikan kesempatan yang luas untuk terus beraktivitas dan bekerja selama mungkin sehingga aktualitas dirinya di dalam keluarga dan masyarakat lebih terjamin. c. Pelayanan rehabilitasi kesejahteraan sosial penyandang cacat. Jenis kecacatan yang ditangani Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial yaitu tunanetra, cacat mental, cacat tubuh, tunagrahita, tunalaras, tunarungu wicara, dan penyakit kronis. Program dan kegiatan pelayanan dan rehabilitasi sosial penyandang cacat tersebut dilaksanakan melalui tiga sistem: 61 (1) Institutional-based yang mencakup program reguler, multilayanan, dan multitarget group melalui day care dan subsidi silang, dan program khusus yang meliputi outreach (penjangkauan), Unit Pelayanan Sosial Keliling (UPSK), dan bantuan ahli kepada organisasi sosial dan rehabilitasi sosial berbasis masyarakat, (2) Noninstitutional-based pendampingan dengan yang mencakup pendekatan pelayanan family-based dan community-based yang menyelenggarakan Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM), (3) Pelayanan sosial lainnya mencakup Loka Bina Karya, Praktek Belajar Kerja (PBK), Usaha Ekonomi Produktif/Kelompok Usaha Bersama (UEP/KUBE). Setiap tahunnya terdapat kecenderungan meningkatnya penyandang cacat dari tahun ke tahun. Sementara itu, program pemberian bantuan dana Jaminan sosial bagi Penyandang Cacat Berat baru dapat menjangkau jumlah yang sangat terbatas. Hal ini disebabkan keterbatasan anggaran pemerintah, dan sistem pendataan dalam rangka verifikasi. Dalam konteks ini diperlukan adanya dana pendampingan dari pemerintah daerah untuk menjamin keberlangsungan program dan untuk meningkatkan jumlah penyandang cacat berat yang dapat menerima program tersebut. 62 d. Pelayanan rehabilitasi kesejahteraan sosial penyandang tuna sosial. Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dilakukan melalui kegiatan bimbingan sosial dan keterampilan serta bantuan usaha ekonomi produktif. Upaya lain yang dilakukan dalam kerangka pelayanan sosial bagi tunasosial adalah melalui kegiatan bimbingan sosial, bimbingan keterampilan dan pemberian bantuan Usaha Ekonomis Produktif (UEP)dalam rangka pemberdayaan gelandangan pembinaan tunasusila dan lanjut (wanita pengemis serta yang dan diarahkan waria bekas pada tunasusila), warga binaan pemasyarakatan. Pembentukan jaringan kerja sangat membantu untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dan penyandang tunasosial, khususnya untuk kasus ODHA dan tunasusila. Kedua kasus ini cukup signifikan karena berdampak ganda terhadap keluarga dan lingkungan sekitar. e.Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Napza Kebijakan pelayanan dan rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan napza (narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya) dilakukan oleh Direktorat Pelayanan Penyalahgunaan Rehabilitasi Napza Sosial dan Rehabilitasi Direktorat melalui Sosial Jenderal rehabilitasi sosial Korban Pelayanan dan terpadu atau pemulihan terpadu. Rehabilitasi sosial terpadu ini mencakup aspek 63 psikososial dan spiritual, dan vokasional Di dalam upaya merehabilitasi sosial, dilaksanakan juga upaya peningkatan dan perluasan jangkauan pelayanan dan rehabilitasi sosial korban napza, terutama pencegahan dan/atau rehabilitasi sosial berbasis masyarakat, peningkatan koordinasi intra- dan inter-instansi pemerintah terkait dan partisipasi masyarakat, mengembangkan dan memantapkan peran serta masyarakat/lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam kegiatan pencegahan, pelayanan dan rehabilitasi sosial korban napza, pengembangan dan peningkatan prasarana dan sarana pelayanan rehabilitasi sosial bagi korban napza baik secara fisik maupun sumber daya manusia. Di samping itu, ada upaya peningkatan profesionalisme pelayanan sosial melalui pengembangan dan penyediaan sistem informasi tentang permasalahan sosial penyalahgunaan napza, dan kegiatan pelayanan serta rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan napza yang mencakup kegiatan pencegahan, rehabilitasi sosial, pengembangan dan pembinaan lanjut, serta kegiatan kelembagaan, perlindungan, dan advokasi sosial. Penyalahgunaan Napza adalah permasalahan kesejahteraan sosial yang memiliki kecenderungan meningkat. Penambahan jumlah kasus penyalahguna Napza bersumber pada dua arus. Pertama, penambahan yang berasal dari pengguna yang baru. Kedua, penambahan dari mereka yang telah pulih setelah melaksanakan kegiatan rehabilitasi kambuh kembali menggunakan Napza 64 (relapse). Kompleksitas masalahnya sering kali dipengaruhi oleh perubahan pola dan gaya hidup korban. Untuk mengetahui capaian program dan kegiatan pelayanan dan rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan Napza mulai dari pencegahan, pelayanan dan rehabilitasi sosial, pembinaan lanjut, pelembagaan, perlindungan dan advokasi sosial tentang masalah korban penyalahgunaan Napza dapat dilihat dalam uraian berikut. (1) Tersedianya buku-buku, pedoman/acuan/panduan tentang penanggulangan penyalahgunaan Napza, termasuk pedoman yang berbasis institusi ataupun rehabilitasi berbasis masyarakat. (2) Terlatihnya sumber daya manusia (SDM) sebagai petugas/tenaga pencegahan penyalahgunaan Napza di seluruh Indonesia. (3) Meningkatnya profesionalisme petugas dan lembaga di bidang manajemen dan teknis pelayanan. (4) Meningkatnya persentase korban penyalahgunaan Napza yangtelah mendapat pelayanan rehabilitasi sosial dan menurunnya angka kekambuhan. (5) Meningkatnya kesadaran dan peran serta masyarakat dalam menanggulangi penyalahgunaan Napza. (6) Tersedianya database eks korban Napza, lembaga dan SDM petugas/pekerja sosial di bidang penanggulangan Napza. 65 (7) Tersedianya informasi, media, dan sarana dalam kegiatan pencegahan dan rehabilitasi sosial penyalah guna Napza sehingga mudah untuk diakses masyarakat. (8) Meningkatnya jumlah Orsos/LSM/dunia usaha/ masyarakat yang ikut terlibat dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan Napza, termasuk dalam pembinaan lanjut (baik dari dalam maupun luar negeri). (9) Terbentuknya jaringan kerja antarlembaga rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan Napza. (10)Meningkatnya aktivitas sosial ekonomi eks korban Napza. (11)Tersedianya perangkat perundang-undangan yang mendukung pemulihan korban penyalahgunaan Napza. (12)Adanya forum perlindungan dan advokasi sosial pada tingkat nasional, provinsi, kota dan kabupaten. 3.3.1.3. Program Perlindungan dan Jaminan Sosial Bantuan sosial Korban Bencana Alam. Indonesia memiliki tingkat intensitas dan frekuensi bencana yang tinggi di hampir seluruh wilayah karena letak geografis dan geologis dan banyaknya vulkanis. Bencana alam seperti gempa bumi, gelombang tsunami, letusan gunung api, banjir, tanah longsor, angin puting beliung, musim kemarau yang panjang. Musim kemarau dan musim hujan dengan intensitas tinggi dan panjang mengakibatkan bencana banjir dan tanah longsor. Setiap tahun 66 berbagai jenis bencana alam seperti itu selalu terjadi dan mengakibatkan korban jiwa dan kerugian harta benda dalam jumlah tidak sedikit. Penentuan target pemenuhan kebutuhan dasar bagi korban bencana alam setiap tahunnya mengalami kecenderungan meningkat dan melampaui target yang ditentukan. Hal ini terkait dengan kejadian bencana alam yang tidak dapat diprediksi sehingga penyiagaan bagi keadaan darurat misalnya menjadi sangat penting. Oleh karena itu untuk menghindari kondisi yang lebih sulit, Kementerian Sosial telah menyediakan gudang/baffer stock di setiap provinsi untuk mengantisipasi kejadian dan keadaan darurat tersebut. Untuk membangun sistem dan mekanisme penanggulangan bencana secara terpadu di pusat dan di daerah dilakukan melalui kegiatan: a. Kesiapsiagaan, merupakan upaya untuk meminimalisasi jumlah korban bencana dan kerusakan sarana prasarana akibat bencana. Upaya ini dilaksanakan dalam bentuk penyediaan berupa bantuan darurat, peralatan evakuasi, dan mobilisasi kendaraan siaga bencana, penyiapan masyarakat untuk memahami risiko bencana melalui penyuluhan sosial, latihan, simulasi, dan gladi lapangan penanggulangan bencana; b. Tanggap darurat, merupakan upaya dalam rangka penanganan korban bencana dan mencegah percepatan terjadinya permasalahan sosial baru akibat bencana. Upaya ini dilakukan 67 dalam bentuk aktivasi sistem penanggulangan bencana melalui upaya penyelamatan, pemenuhan kebutuhan dasar, dan bantuan terapi psikososial, serta pelibatan personel terlatih dalam penanggulangan bencana (Taruna Siaga Bencana/Tagana); c. Pascabencana, merupakan upaya yang dilaksanakan dalam rangka penguatan kondisi fisik dan psikososial korban bencana. Upaya ini dilaksanakan dalam bentuk rehabilitasi sosial secara fisik ataupun nonfisik melalui bantuan stimulan bahan bangunan rumah (BBR), santunan sosial (bantuan biaya bagi korban meninggal), dan bantuan sosial dalam rangka penguatan kondisi psikososial korban; d. Penanggulangan bencana berbasis masyarakat dengan personel terlatih yang dinamakan Taruna Siaga Bencana (Tagana). 3.3.1.3.1.Bantuan sosial korban bencana sosial. Penanganan masalah kebencanaan sosial masih terus dilakukan pada saat ini yakni melalui penuntasan pengungsi akibat konflik sosial, kebakaran, orang telantar di luar negeri, pelintas batas, pencemaran limbah, ledakan bom dan kejadian luar biasa yang dinyatakan pemerintah sebagai bentuk bencana sosial. Bencana sosial yang melanda tanah air dalam beberapa tahun terakhir telah menyadarkan kita tentang dampak sosial yang ditimbulkannya baik fisik maupun nonfisik, dan terganggunya ketertiban dan tatanan sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 68 Sementara itu, Indonesia juga dihadapkan pada fenomena sosial baru dengan munculnya dampak sosial akibat pencemaran lingkungan oleh limbah industri, kebakaran hutan, dan berbagai kejadian luar biasa yang telah menjadi kenyataan sosial, antara lain, peristiwa busung lapar, endemi flu burung, penataan lingkungan permukiman kumuh dan lain-lain yang berdampak luas dalam kehidupan masyarakat dan memerlukan penanganan secara khusus. Penanganan bencana sosial dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu penanganan : (1) Prabencana Merupakan upaya untuk meminimalisasi jumlah korban bencana dan kerusakan sarana prasarana akibat bencana. Tahapan ini dilaksanakan dalam rangka mencegah terjadinya bencana sosial dan atau mencegah muncul kembali bencana sosial yang pernah ada, yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan: a) Keserasian Sosial dengan target penuntasan masalah kesejahteraan sosial di “hulu” b) Penggalian kearifan lokal melalui forum-forum saresehan dengan tokoh masyarakat lokal. c) Penanganan implementasi MoU antara Pemerintah RI dan GAM dari tahun 2005 hingga tahun 2009 melalui kegiatan Reintegrasi Aceh. 69 (2) Tanggap Darurat Merupakan upaya dalam rangka percepatan penanganan korban bencana dan mencegah terjadinya permasalahan sosial baru akibat bencana.sosial melalui bantuan dalam bentuk bantuan bahan bangunan rumah (BBR) dan pembangunan rumah bagi korban konflik yang berada di tempat pengungsian (3) Pasca Bencana Merupakan upaya yang dilaksanakan dalam rangka penguatan kondisi fisik dan psikososial korban bencana. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk rehabilitasi sosial bagi korban bencana sosial akibat konflik. 3.3.1.3.2. Bantuan tunai bersyarat. Kegiatan yang dikembangkan dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan sekaligus sebagai sarana untuk pengembangan sistem jaminan sosial bagi masyarakat sangat miskin dilakukan melalui Program Keluarga Harapan (PKH). Program ini di negara-negara lain dikenal dengan Conditional Cash Transfers (CCT). Program nasional di bidang penanggulangan kemiskinan dari perspektif kesejahteraan sosial ini adalah bantuan sosial tunai bersyarat bagi rumah tangga sangat miskin (RTSM) dengan katagori memiliki ibu hamil, ibu menyusui, mempunyai balita, mempunyai anak usia sekolah SD dan SMP. Bentuk bantuan yang diberikan berupa biaya transpor 70 anak ke sekolah dan biaya transpor mengunjungi pusat pelayanan kesehatan. Tujuan PKH secara umum adalah untuk meningkatkan jangkauan atau aksesibilitas RTSM terhadap layanan publik, khususnya pendidikan dan kesehatan. Pemberian bantuan uang tunai untuk jangka pendek diharapkan dapat mengurangi beban pengeluaran RTSM. Sedangkan jangka panjang diharapkan dapat terjadi perubahan perilaku yang pada akhirnya dapat memutus mata rantai kemiskinan RTSM tersebut. 1. Program asuransi kesejahteraan sosial. Kemiskinan bukan saja masalah yang dihadapi bangsa Indonesia Kemiskinan sudah menjadi isu global dan menjadi agenda bersama bangsa-bangsa di dunia untuk menanggulanginya. Oleh karena itu, program penanggulangan kemiskinan harus dilaksanakan secara bersama-sama dan bersinergi. Semua pihak dapat terlibat aktif dalam penanganannya. Program terobosan itu antara lain melalui percepatan penanggulangan kemiskinan sekaligus sebagai sarana untuk mengembangkan sistem jaminan sosial bagi masyarakat sangat miskin. Jaminan kesejahteraan sosial dikembangkan Kementerian Sosial dan dilaksanakan oleh Direktorat Jaminan Kesejahteraan Sosial berupa Asuransi Kesejahteraan Sosial (Askesos). Askesos dimaksudkan sebagai program pengganti pendapatan, pemeliharaan dan peningkatan pendapatan di mana 71 peserta Askesos dapat melakukan proteksi sosial secara mandiri. 2. Program perlindungan bagi korban kekerasan dan pekerja migran. Ketersediaan lapangan pekerjaan yang terbatas di dalam negeri memicu banyaknya penduduk usia kerja yang menganggur mencari peluang kerja di luar negeri. Namun sering kali niat kuat ini tidak diiringi dengan penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang memadai tentang berbagai hal yang perlu disiapkan dalam pengurusan perizinan ke luar negeri dan keterampilan kerja yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh negara penerima. Berbagai permasalahan kesejahteraan sosial muncul ketika pekerjamigran berada di luar negeri seperti korban tindak kekerasan (KTK), korban perdagangan manusia (human trafficking), pelecehan seksual dan eksploitasi tenaga kerja. Pekerja migran yang menjadi korban tindak kekerasan menjadi permasalahan kesejahteraan sosial yang mengemuka karena para korban selain bermasalah mengenai keimigrasian tetapi juga menjadi korban tindak kekerasan. Isu tindak kekerasan tidak hanya dialami oleh pekerja migran. Dewasa ini kasus-kasus korban tindak kekerasan banyak ditemukan di lingkungan terdekat, seperti kasus kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh pasangannya atau oleh orangtua terhadap anaknya. Yang lebih 72 luas lagi adalah kasus kekerasan yang terjadi karena konflik sosial. Korban tindak kekerasan dan pekerja migran bermasalah yang teridentifikasi diberikan pendampingan dari bantuan pekerja UEP sosial dan mendapat masyarakat sebagai pendamping. Bantuan sosial bagi pekerja migran bermasalah dilaksanakan melalui bantuan makanan dan pemulangan ke daerah asal melalui kerjasama dengan PT DAMRI dan PT Pelni. Pekerja migran yang telah dipulangkan ke daerah asal direkomendasikan melalui Dinas Sosial setempat untuk mendapat bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP). 3. Program penyelenggaraan undian. Peningkatan partisipasi dunia usaha, khususnya penyelenggara Undian Gratis Berhadiah (UGB) dan Pengumpulan Uang dan Barang (PUB) ditandai dengan meningkatnya pengajuan permohonan izin penyelenggaraan UGB dan PUB sebanyak 30 persen setiap tahunnya. Hal ini mencerminkan adanya rasa tanggung jawab dan kepedulian sosial yang besar dari kalangan dunia usaha terhadap masalah kesejahteraan sosial. 73 4. Program pendidikan, pelatihan, pemeliharaan dan pengembangan kesejahteraan sosial. Kegiatan penelitian dan pengembangan kesejahteraan sosial yang dikembangkan Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial (Puslitbang Kesos) yang diarahkan pada pemenuhan kebutuhan, arah kebijakan, dan program pembangunan kesejahteraan sosial, serta kegiatan-kegiatan yang telah diluncurkan kementerian. Bahkan telah dikembangkan suatu penelitian untuk kebutuhan unit teknis kementerian (by research programme) seperti yang telah diimplementasikan pada kegiatan pola konsentrasi di wilayah perbatasan antar-negara dan daerah terpencil (Kepulauan Miangas, Kepulauan Marore dan Kabupaten Sukabumi). Kegiatannya langsung memberikan intervensi kepada masyarakat sasaran, terutamakearifan lokal dan institusiinstitusi lokal untuk mendukung program penguatan desa yang berketahanan sosial. 5. Program pengembangan sistem perlindungan sosial. Mengembangkan sistem perlindungan sosial yang bisa membantu memecahkan permasalahan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dari paparan membuktikan pembangunan mengupayakan RENSTRA bahwa di pemerintah bidang agar Kementerian menyadari kesejahteraan berbagai Sosial masalah dapat pentingnya sosial sosial untuk seperti 74 kemiskinan. ketelantaran, kecacatan, ketunaansosial, penyimpangan perilaku, ketertinggalan/ keterpencilan, serta korban bencana dan akibat tindak kekerasan dapat ditangani secara terencana, terpadu, dan berkesinambungan. Hal ini merupakan wujud komitmen pemerintah untuk meningkatkan harkat dan martabat sebagian warga masyarakat yang menyandang permasalahan sosial. Upaya mengangkat derajat kesejahteraan sosial tersebut, dapat dipandang sebagai bagian dari investasi sosial yang ditujukan untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas SDM bangsa Indonesia, sehingga mampu menjalankan tugas-tugas kehidupannya secara mandiri sesuai dengan nilai-nilai yang layak bagi kemanusiaan. Dalam hal ini, pembangunan kesejahteraan sosial dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kesenjangan sosial ekonomi serta berbagai kecenderungan primordialisme dan eksklusivisme yang mengancam tatanan hidup bangsa Indonesia. Bila hal ini kita abaikan maka akan mengarah pada terjadinya friksi dan konflik horizontal, sehingga pada gilirannya dapat menimbulkan disintegrasi sosial yang menurunkan harkat dan martabat bangsa. Perkembangan pembangunan kesejahteraan sosial saat ini diwarnai oleh adanya perubahan paradigma pembangunan nasional, yang bergeser dari sentralistik ke arah desentralistik. Hal ini merupakan penjabaran dari kebijakan pemerintah untuk memberikan peran dan posisi yang lebih besar kepada 75 masyarakat sebagai pelaku dan pelaksana utama pembangunan. Melalui kebijakan otonomi daerah, pemerintah memberikan kewenangan yang seluas-luasnya kepada daerah, khususnya daerah kabupaten/kota untuk menyelenggarakan pembangunan dan mengurus rumah tangganya sendiri. Kenyataan menunjukkan bahwa pemberian otonomi tersebut tidak sepenuhnya berjalan mulus, karena masih sering ditemukan adanya ekses negatif yang mengakibatkan terjadinya hambatan dalam pelaksanaan pembangunan di bidang kesejahteraan sosial. Perubahan ini hendaknya disikapi secara arif, bijaksana, dan diarahkan pada terwujudnya pemahaman dan komitmen pelaku pembangunan kesejahteraan sosial di setiap daerah kabupaten dan kota. Permasalahan sosial di Indonesia saat ini cenderung meningkat dilihat dari jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial dan kompleksitasnya. Untuk menghadapi berbagai permasalahan sosial tersebut, dalam kurun waktu 2010-2014, diperlukan pemahaman yang mendalam terhadap : (1) Situasi perkembangan lingkungan strategis, baik global, regional, maupun nasional. (2) Kondisi dan permasalahan sosial yang akan dihadapi pada kurun waktu 2010-2014. (3) Tantangan internal yang harus dilakukan pembenahan dan perbaikan pada 2010-2014. 76 Sejalan dengan itu pula Bidang Sosial pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang telah menyusun program kerja beserta kegiatannya untuk mendukung program kerja yang ada di pemerintah pusat dan ikut serta mengatasi permasalahan kesejahteraan sosial seperti termuat dalam RENSTRA Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang tahun 2015-2019. 3.3.1.2. Bidang Tenaga Kerja 1. Program Pembangunan Ketenagakerjaan Pembangunan ketenagakerjaan tahun 2010-2014 diarahkan untuk: (1) Mendorong terciptanya kesempatan kerja yang baik (decent work), yaitu lapangan kerja produktif serta adanya perlindungan dan jaminan sosial yang memadai; (2) Mendorong terciptanya kesempatan kerja seluas-luasnya dan merata dalam sektor-sektor pembangunan; (3) Meningkatkan kondisi dan mekanisme Hubungan Industrial untuk mendorong kesempatan kerja; (4) Menyempurnakan peraturan-peraturan ketenagakerjaan dan melaksanakan peraturan ketenagakerjaan pokok (utama), sesuai hukum internasional; (5) Mengembangkan jaminan sosial dan pemberdayaan pekerja; (6) Meningkatkan kompetensi tenaga kerja dan produktivitas; (7) Menciptakan kesempatan kerja melalui program-program pemerintah; (8) Menyempurnakan kebijakan migrasi dan pembangunan; 77 (9) Mengembangkan kebijakan pendukung pasar kerja melalui informasi pasar kerja. Memasuki pembangunan tahun 2015-2019, pembangunan di bidang ketenagakerjaan diperkirakan masih diwarnai permasalahan, antara lain: 1) Tingginya tingkat pengangguran; 2) Rendahnya perluasan kesempatan kerja; 3) Rendahnya kompetensi dan produktivitas tenaga kerja; 4) Belum kondusifnya kondisi hubungan industrial. Untuk melaksanakan pembangunan ketenagakerjaan di Indonesia Kementerian Sosial telah menyusun dengan program dan kegiatan. Renstra Tahun 2010 – 2014 Telaahan mengenai Program Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan Produktivitas, melalui kegiatan: a. Pelatihan Kewirausahaan; b. Pengembangan Standardisasi Kompetensi Kerja dan Program Pelatihan; c. Peningkatan Kompetensi Instruktur dan Tenaga Kepelatihan; d. Pengembangan dan Peningkatan Produktivitas; e. Peningkatan Penyelenggaraan Pemagangan Dalam dan Luar Negeri; f. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan, Sarana dan Pemberdayaan Kelembagaan Pelatihan dan Produktivitas; g. Pengembangan Sistem dan Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Profesi; 78 h. Pengembangan dan Peningkatan Kompetensi Instruktur dan Tenaga Kerja; i. Pelaksanaan dan Peningkatan Produktivitas; j. Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan Pengembangan Program Pelatihan Bidang Industri; k. Peningkatan Kualitas Transmigran dan Calon Transmigran; l. Pengembangan Program dan Peningkatan Kapasitas SDM Pelatihan Ketransmigrasian; m. Pengembangan dan Peningkatan Kompetensi Instruktur dan Tenaga Kerja; n. Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja Bidang Industri; o. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas; p. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Badan Nasional Sertifikasi Profesi. Program kegiatan ini bertujuan untuk peningkatan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja, untuk mencetak tenaga kerja dan wirausaha baru yang berdaya saing. Untuk mendukung program ini Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang dalam RENSTRA 2011-2015 telah menyusun Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja beserta kegiatannya. Indikator kinerja dari program ini adalah meningkatnya daya saing dan produktivitas tenaga kerja, yang diukur melalui: 79 a. Jumlah standar kompetensi dan program pelatihan yang disusun; b. Jumlah lembaga pelatihan dan produktivitas yang dikembangkan; c. Jumlah peserta pemagangan dalam dan luar negeri; d. Jumlah instruktur dan tenaga kepelatihan yang ditingkatkan kompetensinya; e. Jumlah tenaga kerja dan transmigran yang dilatih; f. Jumlah lembaga/organisasi dan masyarakat yang ditingkatkan produktivitasnya. 2. Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja dengan kegiatan meliputi: a. Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri; b. Pembinaan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Luar Negeri; c. Pengembangan dan Peningkatan Perluasan Kesempatan Kerja; d. Peningkatan Pengembangan Pasar Kerja; e. Peningkatan Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja Asing; f. Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja; g. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja. 80 Program kegiatan ini bertujuan untuk perluasan penciptaan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja baik di dalam maupun di luar negeri. Untuk mendukung program ini Bidang Ketenagakerjaan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang dalam RENSTRA 20112015 telah menyusun Program Peningkatan Kesempatan Kerja beserta kegiatannya. Indikator kinerja dari program ini adalah meningkatnya penempatan dan perluasan kesempatan kerja melalui fasilitasi pelayanan penempatan tenaga kerja, yang diukur melalui: a. Jumlah penempatan tenaga kerja; b. Jumlah lembaga pelayanan penempatan tenaga kerja yang sesuai dengan standar pelayanan minimum. 3. Program Pengembangan Hubungan Industrial dan Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Dengan kegiatan meliputi : a. Penyempurnaan Peraturan Ketenagakerjaan; b. Pengelolaan Kelembagaan dan Pemasyarakatan Hubungan Industrial; c. Konsolidasi Pelaksanaan Peningkatan Intensitas Pencegahan PHK dan Penyelesaian Hubungan Industrial; d. Konsolidasi Peningkatan Pelaksanaan Pengupahan dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Yang Lebih Baik; e. Konsolidasi Pembinaan Syarat-Syarat Kerja Non Diskriminasi; 81 f. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Indikator kinerja Program Pengembangan Hubungan Industrial dan Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah meningkatnya pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja melalui persyaratan kerja, kesejahteraan dan analisis diskriminasi, pengupahan, penyelesaian perselisihan hubungan industrial, yang diukur dari: a. Jumlah tenaga kerja yang menjadi anggota Jamsostek; b. Persentase kasus perselisihan hubungan industrial yang dapat diselesaikan melalui mediator; c. Jumlah Lembaga Kerjasama Bipartit yang terbentuk; d. Jumlah Lembaga Kerjasama Tripartit yang dibentuk; e. Jumlah Peraturan Perusahaan yang disahkan; f. Jumlah Perjanjian Kerja Bersama yang didaftarkan. Untuk mendukung program ini Bidang Ketenagakerjaan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang dalam RENSTRA 2011-2015 telah menyusun Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan beserta kegiatannya. 4. Program Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan Dengan kegiatan meliputi : 82 a. Peningkatan Penerapan Norma Ketenagakerjaan dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja; b. Peningkatan Peran Serta Lembaga-Lembaga dan Personil Dalam Penerapan Norma Ketenagakerjaan; c. Peningkatan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja; d. Peningkatan Perlindungan Pekerja Perempuan dan Penghapusan Pekerja Anak; e. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan. Indikator Kinerja dari program ini adalah meningkatnya penerapan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan di tempat kerja, yang diukur dari: a. Jumlah perusahaan yang menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3); b. Jumlah tenaga pengawas yang memenuhi standar kompetensi; c. Jumlah pekerja anak yang ditarik dari bentuk-bentuk pekerjaan terburuk bagi anak; d. Persentase perusahaan yang memenuhi norma pekerja perempuan; e. Jumlah pekerja yang memperoleh hak jaminan sosial tenaga kerja. 3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang melaksanakan urusan Pemerintah daerah berdasarkan 83 azas otonomi dan Tugas Pembantuan di bidang sosial dan tenaga, sehingga secara khusus tidak ada keterkaitan langsung dengan Rencana Tata Ruang Wilayah di Kota Padang. Untuk Pembangunan bidang kesejahteraan Sosial, dalam menangani berbagai permasalahan penyandang masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) harus menyentuh berbagai aspek baik yang ada di desa maupun diperkotaan. Begitu juga dengan bidang ketenagakerjaan. Dalam kaitan dengan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang merupakan instrumen pertanggungjawaban, Renstra merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah. Perencanaan strategis instansi pemerintah merupakan integrasi antara keahlian Sumber Daya Manusia dan Sumber daya lainnya agar mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis, nasional dan global serta tetap berada dalam tatanan sistem manajemen nasional. Renstra Dinsosnaker Kota Padang mengandung nilai urgen dan strategis karena sangat bermanfaat dan diperlukan untuk beberapa alasan, yaitu : a. Diperlukan untuk mengantisipasi dampak globalisasi b. Diperlukan untuk pengelolaan keberhasilan c. Berorientasi pada masa depan d. Pelayanan Prima e. Penerapan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik (goodgovermance) dan pemerintahan yang bersih 84 Dengan diharapkan adanya semua RENSTRA kegiatan DINSOSNAKER penanganan KOTA masalah PADANG sosial dan ketenagakerjaan akan mengacu pada RENSTRA SKPD sebagai pedoman. Maksud dan Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya Rentra Dinsosnaker Kota Padang ini adalah : 1. Sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan di bidang sosial dan ketenagakerjaan dalam kurun waktu lima ( 5 ) tahun. 2. Mewujudkan sinkronisasi, sinergitas dan keberlanjutan antara Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ) Kota Padang dengan Renstra Dinsosnaker Kota Padang Tahun 2014-2019 untuk menetapkan visi, misi, tujuan, kebijakan program dan kegiatan yang sesuai dengan tupoksi Dinsosnaker. 85 3.5. Penentuan Isu-isu Strategis Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan akseptabilitas prioritas pembangunan, dapat dioperasionalkan dan secara moral serta etika birokratis dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu, perhatian kepada mandat dari masyarakat dan lingkungan eksternalnya merupakan perencanaan dari luar ke dalam yang tidak boleh diabaikan. Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam peningkatan pelayanan yang optimal di bidang sosial dan ketenagakerjaan, karena dampaknya yang signifikan bagi masyarakat Kota Padang di masa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang. Isu-isu Strategis yang berkaitan dengan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja adalah sebagai berikut : 86 3.5.1. Bidang Sosial : 3.5.1.1. Bidang pemberdayaan Sosial 1. Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni Fakir Miskin ( RTLH ). 2. Kesempatan Kerja dan Meningkatkan Pendapatan Rumah Tangga melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE/UEP)dan pengembangan ekonomi partisipatif masyarakat. 3. Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE). 4. Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial. 5. PSM sudah ada disetiap kecamatan, desa/kelurahan namun belum optimal bersinergi dan belum terpadu melaksanakan kegiatan. 3.5.1.2. Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial (Rehsos) 1. Peningkatan Kesejahteraan Sosial Balita dan anak. 2. Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penduduk Rentan dan Termarjinalkan (kelompok usia produktif dengan resiko tertentu). 3. Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia. 4. Peningkatan Kesejahteraan Sosial Orang Dengan Disabilitas (ODD). 3.5.1.3.Bidang Bantuan Jaminan Sosial (Banjamsos) Program Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) terdiri dari ; 1. Program Kartu Indonesia Pintar (KIP). 2. Program Indonesia Sehat ( KIS ) untuk membangun keluarga produktif. 87 3. Kartu Simpanan Keluarga Sejahtera (KSKS). 4. Program Keluarga Harapan (PKH). Isu strategis berkaitan dengan Ketenagakerjaan Kota Padang adalah sebagai berikut : 3.5.2. Bidang Ketenagakerjaan 3.5.2.1. Bidang Hubungan Industrial dan persyaratan Kerja Isu strategis pada perusahaan Outs Ourching perusahaan penyedia Jasa pekerja buruh dan perusahaan pemborongan pekerjaan : 1. Hak-hak normatif pekerja yang tidak dibayar sesuai dengan aturan perundangan yang berlaku. 2. Tidak adanya kepastian hukum terhadap jaminan perlindungan terhadap tenaga kerja. 3. Tuntutan pekerja karena adanya pemotongan gaji terhadap pekerja. 4. Tidak adanya perlindungan terhadap tenaga kerja apabila masa berlanjut. 3.5.2.2. Bidang Penempatan pelatihan dan Produktifitas Tenaga Kerja 1. Penempatan Tenaga Kerja. 2. Pengangguran terbuka. 3. Bonus Demografi. 4. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). 5. Tenaga Kerja Asing (TKA ). 88 BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD 4.1.1. Visi dan Misi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang : Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja yang diatur dengan Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 57 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas serta mengacu kepada Visi dan Misi Kota Padang maka Visi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang mempunyai Visi “Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat dan Tenaga Kerja Produktif, Kompetitif dan Sejahtera di Kota Padang” 4.1.2. Misi Untuk mewujudkan visi tersebut diatas maka Dinas Sosial dan Tenaga Kerja menetapkan misi sebagai berikut : 1. Meningkatkan aksesibilitas perlindungan pelayanan sosial untuk menjamin pemenuhan kebutuhan dasar pelayanan sosial, pemberdayaan sosial dan jaminan kesejahteraan sosial Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). 2. Meningkatkan Profesionalisme Penyelenggaraan Perlindungan Sosial dalam Bentuk Bantuan Sosial, Rehabilitasi, Pemberdayaan dan Jaminan sebagai metode penanggulangan kemiskinan. 3. Mengembangkan kelembagaan sosial, partisipasi sosial masyarakat dan sumber daya dari dunia usaha. 89 4. Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan kesetiakawanan sosial untuk menjamin keberlanjutan peran serta masyarakat dalam penyelenggaran kesejahteraan sosial. 5. Menyiapkan berbagai program pelatihan kerja untuk menjawab tantangan kebutuhan bagi tenaga kerja 6. Mempertemukan pencari kerja dengan pengusaha atau pengguna jasa tenaga kerja dan menyediakan informasi pasar kerja yang lengkap dan akurat serta memperluas kesempatan kerja. 7. Melakukan pengawasan dan perlindungan tenaga kerja agar di taati peraturan perundang-undangan serta menyelesaikan perselisihan hubungan industrial dan pemutusan hubungan kerja secara Bipartid. 8. Mengembangkan perlindungan dan jaminan sosial bagi PMKS. 9. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD Tujuan yang hendak dicapai dari visi dan Misi diatas adalah : 1. Terwujudnya peningkatan taraf kesejahteraan sosial dalam kehidupan perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. 2. Terwujudnya kualitas pembinaan dan pelayanan kesejahteraan sosial. 3. Terwujudnya prakarsa dan peran aktif masyarakat dalam pembangunan kesejahteraan masyarakat. 4. Terwujudnya pencegahan dan pengendalian dalam mengatasi permasalahan sosial industrialisasi, krisis sosial ekonomi, globalisasi dan informasi dengan mewujudkan pemberdayaan kelompok usaha bersama, 90 organisasi sosial, pekerja sosial, pekerja sosial masyarakat dan karang taruna. 5. Terwujudnya jaminan sosial dan perlindungan sosial dalam kehidupan masyarakat. 6. Terwujudnya sistim nilai sosial budaya dan rasa aman pada semangat kesetiakawanan sosial dan kerjasama. 7. Terwujudnya keselarasan antara pengusaha dan pencari kerja serta informasi yang akurat. 8. Terwujudnya tenaga kerja terampil untuk kebutuhan dalam perkembangan IPTEK. 9. Terwujudnya hubungan industrial yang harmonis di perusahaan dan tempat kerja lainnya. 10.Terwujudnya pengawasan dan perlindungan tenaga kerja dalam pelaksanaan peraturan Perundang-undangan. 4.3 Strategi dan Kebijakan 4.3.1. Strategi Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran Pembangunan untuk meningkatkan derajat sosial masyarakat , Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang mempunyai strategi sebagai berikut : 4.3.1.1. Bidang Sosial 4.3.1.1.1. Bidang Pemberdayaan Sosial a. Strategi Penanggulangan Kemiskinan : 91 1) Meningkatkan perlindungan, produktifitas, dan pemenuhan hak dasar bagi penduduk kurang mampu dan rentan. 2) Penataan asistensi sosial terpadu berbasis keluarga dan siklus hidup melalui program keluarga sejahtera. 3) Meningkatkan inklusifitas bagi penyandang disabilitas dan lanjut usia pada setiap aspek penghidupan. 4) Penguatan kelembagaan dan pelaksanaan asistensi sosial. 5) Memperluas dan meningkatkan pelayanan dasar untuk masyarakat kurang mampu dan rentan melalui : ï‚· Peningkatan ketersediaan infrastruktur dan saran pelayanan dasar bagi masyarakat kurang mampu dan rentan. ï‚· Meningkatkan penjangkauan pelayanan dasar bagi penduduk kurang mampu dan rentan. ï‚· Penyempurnaan menyangkut pengukuran kriteria : kemiskinan standarisasi yang dan sistem kurang mampu pengelolaan data terpadu. 6) Meningkatkan penghidupan masyarakat melalui : ï‚· Pemberdayaan ekonomi berbasis pengembangan ekonomi lokal. ï‚· Perluasan akses permodalan dan layanan keuangan melalui penguatan layanan keuangan makro bagi masyarakat kurang mampu. 92 ï‚· Peningkatan pendampingan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan keterampilan masyarakat kurang mampu. ï‚· Peningkatan partisipasi organisasi sosial dan dunia usaha. ï‚· Penurunan jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial. ï‚· Peningkatan nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan kejuangan. ï‚· Pembinaan sikap mental keterampilan Masalah Kesejahteraan Sosial dan Penyandang Potensi Sosial Kesejahteraan Sosial. ï‚· Koordinasi penanganan PMKS. ï‚· Penghargaan terhadap pejuang dan keluarga pejuang. 4.3.1.1.2. Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial 1) Peningkatan Kesejahteraan Sosial Balita dan Anak, melalui : ï‚· Bantuan reguler anak dan balita dalam RTSM ï‚· Pelayanan, bantuan dan rehabilitasi sosial anak dan balita terlantar berbasis keluarga dan komunitas. ï‚· Bantuan hukum bagi anak. ï‚· Pengurangan pekerja anak. 2) Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penduduk Rentan & Usia Produktif dengan Resiko Tertentu, melalui : ï‚· Pemberdayaan ekonomi fakir miskin. 93 ï‚· Pemberdayaan ekonomi dan bantuan sosial penduduk usia produktif dengan resiko tertentu : KAT, ODD,ODHA,tuna sosial. 3) Peningkatan Kesos Lanjut Usia ï‚· Bantuan reguler lansia ï‚· Layanan sosial lansia berbasis keluarga dan komunitas ï‚· Pemberdayaan ekonomi 4) Peningkatan Kesejahteraan Sosial Orang dengan Disabilitas, melalui : ï‚· Bantuan reguler orang dengan disabilitas berat. ï‚· Layanan dan rehabilitasi sosial orang dengan disabilitas berbasiskan komunitas dan keluarga. ï‚· Advokasi inklusifitas layanan publik, kebijakan, serta pasar kerja terhadap penyandang disabilitas. 5) Bantuan sosial temporer yang tidak terfokus pada siklus kehidupan, melalui : ï‚· Transformasi bantuan Raskin menjadi bantuan temporer (pembahasan lebih lanjut). ï‚· Bantuan sosial temporer yang responsif bagi korban bencana alam, bencana sosial, dan guncangan ekonomi. 6) Integrasi Program-Program Bantuan dan Kesejahteraan sosial, seperti : 94 Integrasi bantuan sosial berbasis keluarga, pembangunan sistem rujukan terpadu (termasuk pemutakhiran data PPLS), penataan dan perbaikan data PMKS. 4.3.1.1.3. Bidang Bantuan Jaminan Sosial 1) Peningkatan penanganan korban bencana 2) Meningkatkan kepedulian terhadap korban bencana alam dan korban bencana sosial. 3) Peningkatan penanganan koordinasi dan pengawasan bantuan korban bencana alam. 4) Meningkatnya kepedulian terhadap orang terlantar, mayat terlantar, pekerja migran terlantar yang memperoleh pelayanan sosial. 5) Membangun Strategi peningkatan kepesertaan (uji coba mekanisme pendaftaran,insentif, pembayaran dan kelembagaan.) 6) Meningkatkan proses integrasi Jamkesda dan program asuransi perusahaan formal Swasta ke JKN. 7) Membangun skema monitoring dan evaluasi yang kuat. 8) Menyusun rambu-rambu untuk kesinambungan BPJS Kesehatan. 9) Meningkatkan inklusifitas JKN. 10) Penataan bantuan sosial. 95 4.3.1.2. Bidang Ketenagakerjaan 4.3.1.2.1. Bidang Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja 1. Melakukan sehubungan pekerjaan pembinaan, dengan kepada sosialisasi penyerahan perusahaan peraturan perundangan pelaksanaan lain sebagian sesuai dengan PERMENAKERTRANS RI No. 19 Tahun 2012. 2. Bekerja sama dengan melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait lain seperti Dinas Tenaga Kerja Propinsi Sumatera Barat yang mengeluarkan izin operasional perusahaan penyedia jasa tenaga kerja buruh dan pegawai pengawas ketenagakerjaan terhadap pelanggaran dan PPNS yang terjadi dilapangan. 3. Untuk jenis pekerjaan yang terus menerus maka adanya perhitungan terhadap keberlanjutan masa kerja 4.3.1.2.2. Bidang Penempatan, Pelatihan dan Produktifitas Tenaga Kerja 1. Peningkatan kualitas SDM umumnya dan tenaga kerja khususnya. 2. Perluasan lapangan kerja produktif dan kesempatan berusahav . 4.3.1.2.3. Bidang Pengawasan Norma Ketenagakerjaan : 1. Melakukan pengawasan langsung ke perusahaan-perusahaan dalam hal diberlakukannya peraturan perundang-undangan di Bidang Ketetanagakerjaan dengan cara monitoring dan pembinaan. 2. Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja baik dalam norma ketenagkerjaan maupun norma Keselamatan dan kesehatan kerja (K3). 96 3. Melakukan sosialisasi dan penyuluhan terehadap tenaga kerja dan pengusaha di bidang ketenagakerjaan. 4. Meningkat wawasan pekerja/buruh dan pengusaha dengan melakukan sosialisasi yang optimal. 5. Mensejajarkan/meningkatkan tingkat upah yang berlaku diperusahaan yang proposional dengan kemajuan perusahaan. 6. Meningkatkan kualitas dan kuantitas kunjungan pengawasan norma kerja dan keselamatan kerja serta kesehatan kerja. Melanjutkan proses hukum semaksimal mungkin bagi setiap pelanggran norma kerja dan norma K3. 7. Mengusahakan volume kegiatan padat karya baik melalui APBN maupun kerjasama dengan instansi terkait dan lembaga-lembaga yang bersifat padat karya. 8. Mengusahakan semaksimal mungkin akses-akses penyaluran tenaga Kerja baik AKL, AKAD dan AKAN. 9. Mengusahakan semaksimal mungkin pendayagunaan teknologi tepat Guna, Penyebaran Informasi pasar kerja, bursa kerja on line dan pendayagunaan tenaga kerja mandiri profesional. 10. Pengembangan sistem perlindungan sosial yang komprehensif. 11. Meningkatkan Kemandirian para penyandang masalah sosial (PMKS). 12. Meningkatkan profesionalisme pembinaan potensi dan sumber kesejahteraan sosial (PSKS) 13. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan masalah kesejahteraan social. 97 14. Peraturan pelaksanaan yang mengurangi kesenjangan dalam akses layanan publik dan kesempatan ekonomi. 15. Peraturan pelaksanaan pendukung implementasi jaminan sosial. 16. Penguatan kelembagaan; kakapasitas, jejaring kerja dan good govermence. 17. Peningkatan kompetensi pekerja sosial dan pendamping masyarakat. 4.3.2. Kebijakan Adapun kebijakan pembangunan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang adalah sebagai berikut : 1. Kebijakan Umum Pembangunan Kota Padang pada bidang sosial diprioritaskan untuk peningkatan kualitas SDM dan aparat bidang kesejahteraan kemandirian para PMKS, peningkatan profesionalisme pembinaan potensi dan sumber kesejahteraan sosial, peningkatan pengetahuan dan keterampilan penanganan masalah kesejahteraan sosial, serta peningkatan kepedulian sosial. Pada bidang tenaga kerja di prioritaskan untuk perluasan kesempatan kerja melalui penyebaran informasi dan perencanaan tenaga kerja, penempatan tenaga kerja, perluasan kesempatan 98 berusaha, pemagangan dan pelatihan, kelembagaan, pengawasan dan perlindungan serta peningkatan kesejahteraan tenaga kerja. 2. Kebijakan Khusus  Kebijakan Sosial 1. Pembinaan fakir miskin / keluarga miskin 2. Peningkatan Kesejahteraan Komunitas Adat Terpencil (KAT) 3. Penanggulangan korban bencana 4. Peningkatan Kesejahteraan veteran dan keluarganya 5. Penyantunan lanjut usia terlantar 6. Penyantunan eks narapidana 7. Pembinaan dan Perlindungan Kessos anak 8. Rehabilitasi sosial tuna sosial 9. Rehabilitasi dan perlindungan Sosial Korban penyalahan Napza 10. Pembinaan organisasi sosial 11. Pemberdayaan Karang Taruna 12. Pemberdayaan TKSM/PSM 13. Pemberdayaan Kelembagaan Sosial Masyarakat 14. Pelestarian dan pendayagunaan nilai kepahlawanan dan sosial / K2KS 15. Pengembangan wahana kessos berbasis masyarakat (WKSBM) 16. Peningkatan kerjasama lintas sektor dan dunia usaha 99 17. Peningkatan kompetensi aparatur bidang kesejahteraan sosial 18. Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana bidang kesejahteraan sosial 19. Perbaikan system pengendalian manajemen dan proses penanganan PMKS 20. Peningkatan kesadaran dan tanggung jawab sosial masyarakat 21. Pemberdayaan sosial korban bencana 22. Pendayagunaan sumber dana sosial 23. Perlindungan sosial tindak kekerasan dan pekerja migrant 24. Akses jaminan sosial 25. Menumbuh kembangkan relawan sosial 26. Pembinaan SATGAS Taruna Siaga Bencana (TAGANA) 27. Penyelenggaraan pencarian dan penyelamatan musibah, bencana alam dan bencana lainnya 28. Pemulangan orang terlantar ke daerah asalnya.  Kebijakan Ketenagakerjaan a. Kebijakan Makro, Sektoral dan Regional yang Mendukung Pembangunan Ketenagakerjaan. Dalam upaya penciptaan lapangan kerja yang berkelanjutan diperlukan dukungan pertumbuhan ekonomi yang lebih berorentasi pada kepentingan pekerja dan perluasan lapangan kerja dengan didukung penyebaran informasi dan perencanaan tenaga kerja. 100 b. Penciptaan Lapangan Kerja Langsung yang Mewadahi Kepentingan Masyarakat Pekerja. Dalam era pembangunan saat ini, manusia khususnya sebagai objek tenaga kerja produktif yang semula dipandang objek pembangunan berkiprah lebih luas menjadi pelaksana, pemanfaat dan penentu pembangunan. Pandangan baru yang melihat tenaga kerja sebagai sumber daya manusia yang memiliki integritas dan kemampuan merubah hubungan industrial antara pemilik modal (pengusaha) dengan pekerja kearah kemitraan. Dengan demikian, maka perkembangan suatu kegiatan ekonomi menjadi tanggungjawab bersama antara pemilik modal dan pekerja. c. Pembangunan sektoral yang membuka kesempatan kerja Krisis ekonomi memberikan dampak negatif bagi perluasan kesempatan kerja pada sektor non pertanian namun keadaan ini tidak berlaku pada sektor pertanian, dimana terdapat kecenderungan yang semula tenaga kerja di sektor pertanian menurun jumlahnya, mengalami arus balik ketika krisis ekonomi berlangsung. d. Mempersiapkan Tenaga Kerja yang Berkualitas. 101 Dalam era persaingan yang semakin ketat, upaya untuk meningkatkan kualitas dan produktifitas tenaga kerja sangat dibutuhkan. Kebijaksanaan tersebut diupayakan melalui peningkatan efesiensi dan produktifitas disetiap sektor ekonomi melalui penciptaan iklim usaha yang dinamis yang didukung nasional maupun internasional. e. Pemberian Perlindungan dan Kesejahteraan Pekerja. Kebijakan perlindungan bagi pekerja perlu diberikan selaras dengan arah pembangunan sistem hubungan industrial yang dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat khususnya masyarakat industri yang langsung terlibat dalam proses produksi, perluasan jangkauan dan kemampuan berunding agar menghasilkan syarat – syarat pekerja yang berkualitas. 102 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1 Rencana Program 5.1.1. Rencana Program Tahun 2014-2019 5.1.1.1.Bidang Sosial Penyusunan program pembangunan sosial akan terus berlanjut dan di prioritaskan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Padang yaitu: a Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya. b Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial. c Program Pembinaan Anak Terlantar. d Program Pembinaan para Penyandang Cacat dan Trauma. e Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial lainnya f Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial g Program Bantuan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial h Program Peningkatan Kualitas Penyuluhan Kesejahteraan Sosial i Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja j Program Peningkatan Kesempatan Kerja Program dan Kegiatan serta Indikator dibidang ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Sosial pada tahun 2014 s/d 2019 adalah sebagai berikut : 103 5.1.1.2. Program Ketenagakerjaan. a. Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, keahlian dan kompetensi tenagakerja dan produktifitasnya, Peningkatan kualitas tenaga kerja dilakukan melalui pendidikan formal, pelatihan kerja dan pengembangan di tempat kerja sebagai satu kesatuan sistem pengembangan Sumber Daya Manusia yang komprehensif dan terpadu. b. Pelatihan Kerja peningkatan semakin kualitas penting tenaga peranannya kerja dimana dalam kebutuhan kemampuan dalam pengantisipasi perobahan teknologi dan persyaratan kerja. Pelatihan kerja yang selama ini hanya mempertimbangkan supplay driven diarahkan menjadi Demand driven. c. Program Peningkatan Kesempatan kerja melalui Diversifikasi Usaha. d. Program ini bertujuan untuk menurunkan tingkat pengangguran terbuka dan setengah penggangguran dengan meningkatkan ekonomi lokal partisipatif untuk mendukung pencapaian program nasional melalui kegiatan kewirausahaan. e. Program perlindungan, pengembangan lembaga keterampilan. f. Program ini bertujuan untuk menciptakan suasana hubungan kerja yang harmonis antara pelaku produksi melalui peningkatan pelaksanaan hubungan industrial yang merupakan sarana untuk mempertemukan aspirasi pekerja dengan pemberi kerja. 104 g. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Laboratorium. Program ini bertujuan Terwujudnya kehidupan yang harmonis dan Peningkatan kualitas SDM bagi pelaku proses produksi, meningkatkan kesehatan tenaga kerja dan meningkatkan produktifitas yang berhasil guna serta berdaya guna semaksimal mungkin. h. Program Perlindungan Tenaga Kerja dan Sistem Pengawasan Tenaga Kerja. i. Program Percepatan Pembangunan dan Pengembangan infra struktur pada kawasan khusus dan daerah tertinggal. j. Program gerakan terpadu pensejahteraan Fakir miskin. k. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan 5.2. Indikator Kinerja 5.2.1. Indikator Kinerja 5.2.1.1.Bidang Sosial : 1. Meningkatnya jumlah rumah tidak layak huni fakir miskin yang mendapatkan bantuan rehabilitasi RTLH. 2. Meningkatnya jumlah kelompok usaha bersama (KUBE) dan UEP yang terbentuk dan jumlah KK yang sudah mendapatkan pelatihan KUBE. 3. Meningkatnya jumlah Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) yang mendapatkan bantuan mikro untuk meningkatkan ekonomi rumah tangga. 105 4. Adanya pelatihan Keterampilan bagi penyandang disabilitas ringan, yang terdiri dari tuna wicara,tuna daksa dan mental. 5. Cakupan besaran dan jumlah Bantuan Asistensi Penyandang disabilitas berat dalam bentuk pemberian uang untuk 205 orang yang tersebar di sebelas ( 11 ) kecamatan. 6. Cakupan Bantuan Assistensi Lanjut Usia melalui dana APBN Kementerian Sosial RI di Kota Padang. 7. Meningkatnya jumlah anak jalanan, pengemis, pengamen, pedagang asongan yang terjaring yang mendapatkan rehabilitasi, khusus untuk anak jalanan diberikan keterampilan untuk dapat berusaha seperti ; keterampilan service hand phone,service sepeda motor. 8. Cakupan Jumlah lanjut usia, yang mendapatkan bantuan gizi dan penyuluhan terhadap korban napza, wanita tunasusila serta memberi keterampilan kepada ex napi. 9. Adanya Program Pelatihan Keterampilan yang diberikan kepada Keluarga Muda Miskin ( KMM ) gunanya untuk memberikan keterampilan kepada keluarga muda miskin untu bisa berusaha secara mandiri. 10. Tercapainya jumlah dan besaran pemberian kebutuhan dasar bagi penghuni anak panti dengan jumlah 24 panti dengan penghuni 1250 anak. 11. Adanya kegiatan Pemeliharaan Taman Makam Pahlawan setiap tahunnya. 12. Cakupan pemeliharaan Kesehatan bagi Gizi janda Perintis Kemerdekaan. 106 13. Adanya pelaksanakan kegiatan pelestarian nilai-nilai sejarah seperti memperingati Hari Pahlawan dan Bagindo Aziz Chan. 14. Tercapainya pencapaian target bantuan sosial, korban tindak kekerasan dan pekerja migran terlantar, jaminan sosial dan pendayagunaan sumbangan. 15. Adanya kegiatan penangulangan bencana seperti banjir, longsor, angin puting beliung dan kebakaran. 16. Adanya kegiatan bantuan logistik terhadap korban bencana alam dan bencana sosial. 17. Meningkatnya target pelaksanaan penjangkauan penderita psikotik dan ex psikotik untuk dikirim ke Panti Rehabilitasi Laras di Bengkulu. 18. Cakupan asuransi kesehatan sosial serta melaksanakan Program Keluarga Harapan ( PKH ) 19. Adanya pembinaan taruna siaga bencana besama tim terpadu penanggulangan bencana. 20. Adanya kegiatan identifikasi dan seleksi korban tindak kekerasan dalam rangka pemberian bantuan stimulan UEP. 21. Peningkatan sosialisasi program bantuan sosial korban tindak kekerasan dan pekerja migran. 22. Adanya kegiatan pelaksanaan penyelamatan dan pemulihan korban tindak kekerasan melalui rumah aman/perlindungan. 23. Meningkatnya cakupan pelaksanaan penyuluhan sosial, penyebaran informasi tentang kebijakan jaminan sosial dan pendayagunaan sumbangan social dan melaksanakan bimbingan teknis kepada calon pengumpul sumbangan sosial dan pelaksana undian gratis berhadiah. 107 24. Adanya kegiatan dalam menelaah dan memproses persyaratan administrasi dan teknis perizinan pendayagunaan pengumpulan sumbangan sosial. 5.2.1.2. Bidang Ketenagakerjaan. 1. Adanya upaya pelaksanaan kegiatan agar terciptanya hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan antara para pelaku proses produksi, harga dan jasa serta melaksanakan kegiatan agar terciptanya persyaratan dan kondisi kerja yang baik di perusahaan dan tempat-tempat kerja. 2. Tercapainya target pelaksanaan pembinaan keperusahaan mengenai syarat-syarat kerja, baik secara secara klasikal maupun ke unit perusahaan. Selain itu juga mengadakan pembinaan langsung ke unit perusahaan tentang tata cara pembentukan peraturan perusahaan, dan perjanjian kerja bersama. 3. Tercapainya target dalam melaksanakan pembinaan dalam rangka pembuatan peraturan perusahaan dan pembinaan ke unit/perusahaan perusahaan/tahun . 4. Tercapainya target pembinaan dalam rangka pencatatan organisasi pekerja dan pengusaha. Pencatatan Serikat Pekerja ( SP ) dan Serikat Buruh ( SB ). 5. Tercapainya target Pembinaan Lks Bipartit pembentukan LKs Bipartit di perusahaan dalam rangka untuk perusahaan yang telah memiliki tenaga kerja sebanyak 50 orang tenaga kerja. 108 6. Tercapainya target melaksanakan penyelesaian perselisihan Hubungan Industrial dan PHK di Perusahaan Swasta BUMN, BUMD yang berada di Kota Padang. 7. Tercapainya target Melakukan Pembinaan dan Penyelesaian masalah perselisihan /PHK dan melakukan deteksi terhadap perusahaan rawan. 8. Cakupan memberikan izin operasional Lembaga Pelatihan Kerja Swasta dan melaksanakan bimbingan dan pembinaan terhadap lembaga. 9. Cakupan target melaksanakan pemasaran program, fasilitas pelatihan dan siswa yang telah dilatih. 10. Meningkatnya upaya melaksanakan bimbingan terhadap pelaksanaan pemagangan dalam negeri. 11. Meningkatnya pemberian layanan informasi pelatihan dan produktifitas tenaga kerja dan melaksanakan rekruitmen terhadap pencari kerja. 12. Adanya/meningkatnya kerjasama dengan pihak ketiga dalam rangka pelaksanaan pelatihan keterampilan. 13. Adanya kegiatan perencanaan tenaga kerja dan informasi pasar kerja. 14. Meningkatnya perluasan informasi pasar kerja dan menyelenggarakan bursa kerja. 15. Adanya pelaksanaan kegiatan dalam penempatan tenaga kerja melalui mekanisme Antar Kerja Lokal, Antar Kerja Daerah dan Antar Kerja Negara. 109 16. Cakupan pemberian ijin dan pengawasan terhadap lembaga latihan kerja swasta, pengawasan terhadap penampungan TKI, pengawasan izin orang asing yang bekerja, pengawasan terhadap ijin Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS). 17. Cakupan pelaksanaan kegiatan pembinaan relawan, tenaga kerja terdidik, tenaga kerja mandiri, pelaksanaan teknologi tepat guna dan memandu wira usaha serta pelaksanaan padat karya. 18. Tercapainya target dalam menerbitkan Tenaga Kerja Asing (TKA) perpanjangan ijin kerja dan melakukan pembinaan dan monitoring penggunaan Tenaga Kerja Asing. 19. Meningkatnya jumlah kegiatan pembinaan terhadap Tenaga Kerja Pemuda Mandiri Profesional (TKPMP), Tenaga Kerja Muda Terdidik (TKMT) atau Tenaga Kerja Mandiri (TKM). 20. Tercapainya target penyuluhan, pendaftaran terhadap calon TKI dan memberikan Rekomendasi Pembuatan paspor bagi calon TKI yang berasal dari Kota Padang. 21. Tercapainya sosialisasi terhadap substansi Perjanjian Kerja Penempatan TKI ke luar negeri. 22. Adanya kegiatan meneliti dan mengesahkan perjanjian penempatan TKI yang berasal dari Kota Padang. 23. Tercapainta target dalam membina, mengawasi dan monitoring penempatan maupun perlindungan TKI Kota Padang. 110 24. Tercapainya target dalam memberikan Rekomendasi Perijinan tempat penampungan TKI dan melayani kepulangan TKI yang berasal dari Kota Padang. 25. Adanya kegiatan dalam mengawasi semua perusahaan/tempat kerja dimana terdapat pekerja yang bekerja dan atau dianggap bekerja dimana terdapat sumber bahaya. 26. Adanya upaya untuk memproses hak-hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja di bidang norma Keselamatan dan Kesehatan kerja. 27. Meningkatnya pemeriksaan, menganalisa, membuat syarat-syarat tentang pengesahan pemakaian alat-alat produksi yang dipakai oleh perusahaan sesuai dengan aturan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 28. Meningkatnya/tercapai target pembinaan terhadap lembaga-lembaga yang ada diperusahaan di bidang K3, seperti P2K3 dan SMK3 29. Tercapainya target dalam melakukan tindakan Penyelidikan dan Penyidikan dalam hal pelanggaran Norma Keselamtan dan Kesehatan kerja. 30. Adanya kegiatan mengawasi kesehatan kerja dan lingkungan kerja dan melakukan pemeriksaan kecelakan kerja. 31. Adanya kegiatan untuk memberdayakan keberadaan dan kegiatan lembaga dan perorangan, ahli keselamatan dan kesehatan kerja, perusahaan jasa keselamatan dan kesehatan kerja(PJK3) dan Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja(P2K3) di Perusahaan. 111 32. Tercapainya target pembinaan dan bimbingan pencegahan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, peledakan, kebakaran di tempat kerja. 33. Tercapainya target dalam menerbitkan Perjinan, Rekomendasi, Sertifikasi, pengesahan dan yang sejenis di bidang keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan kerja baik objek maupun tenaga kerja. 5.3. Kelompok Sasaran 5.3.1. Bidang Sosial 1. Rumah Tidak Layak Huni 2. Rumah Tangga Sangat Miskin/Keluarga Miskin 3. Keluarga Muda Miskin 4. Wanita rawan sosial ekonomi 5. Janda perintis kemerdekaan 6. Anak terlantar, pengemis, gelandangan, orang dengan usia lanjut. 7. Penyandang Disabilitas 8. Anak-anak panti asuhan 9. Panti asuhan 10. Korban bencana alam 5.3.2. Bidang Ketenagakerjaan 1. Perusahaan 2. Tenaga Kerja indonesia/TKI dan Tenaga Kerja Asing/TKA 112 BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Adapun yang menjadi indikator kinerja Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD 2014-2019 adalah : 1. Besaran dan jumlah rumah yang mendapatkan rehabilitasi rumah tidak layak huni fakir miskin 2. Besaran dan jumlah kelompok usaha bersama (KUBE) dan UEP yang terbentuk dan jumlah KK yang sudah mendapatkan pelatihan KUBE 3. Persentase (%) PMKS kab/kota yang menerima program pemberdayaan sosial melalui kelompok Usaha Bersama (KUBE). 4. Persentase (%) PMKS kab/kota yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar. 5. Persentase (%) Panti sosial Kab/kota yang melaksanakan standar operasional pelayanan kesejahteraan sosial, persentase (%) panti sosial yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan. 6. Jumlah dan besaran pelatihan Keterampilan bagi penyandang disabilitas ringan, yang terdiri dari tuna wicara,tuna daksa dan mental. 7. Besaran dan jumlah Bantuan Asistensi Penyandang disabilitas berat dalam bentuk pemberian uang untuk 205 orang yang tersebar di sebelas ( 11 ) kecamatan. 8. Besaran jumlah Bantuan Assistensi Lanjut Usia melalui dana APBN Kementerian Sosial RI di Kota Padang. 9. Jumlah anak jalanan, pengemis, pengamen, pedagang asongan yang terjaring yang mendapatkan rehabilitasi, khusus untuk anak jalanan diberikan 113 keterampilan untuk dapat berusaha seperti ; keterampilan service hand phone,service sepeda motor. 10. Jumlah lanjut usia, yang mendapatkan bantuan gizi dan penyuluhan terhadap korban napza, wanita tunasusila serta memberi keterampilan kepada ex napi. 11. Jumlah Program Pelatihan Keterampilan yang diberikan kepada Keluarga Muda Miskin ( KMM ) gunanya untuk memberikan keterampilan kepada keluarga muda miskin untu bisa berusaha secara mandiri. 12. Jumlah dan besaran pemberian kebutuhan dasar bagi penghuni anak panti dengan jumlah 24 panti dengan penghuni 1250 anak. 13. Cakupan Pemeliharaan Taman Makam Pahlawan setiap tahunnya. 14. Jumlah dan besaran pemeliharaan Kesehatan bagi Gizi janda Perintis Kemerdekaan. 15. Cakupan pelaksanakan kegiatan pelestarian nilai-nilai sejarah seperti memperingati Hari Pahlawan dan Bagindo Aziz Chan. 16. Besaran dan jumlah bantuan sosial, korban tindak kekerasan dan pekerja migran terlantar, jaminan sosial dan pendayagunaan sumbangan. 17. Jumlah dan besaran telah dilaksanakannya penangulangan bencana seperti banjir, longsor, angin puting beliung dan kebakaran. 18. Jumlah dan besaran pemberian bantuan logistik terhadap korban bencana alam dan bencana sosial. 19. Jumlah dan besaran pelaksanaan penjangkauan penderita psikotik dan ex psikotik untuk dikirim ke Panti Rehabilitasi Laras di Bengkulu. 20. Jumlah dan besaran mengembangkan asuransi kesehatan sosial serta melaksanakan Program Keluarga Harapan ( PKH ) sebelum divalidasi oleh Tenaga Pendamping Kecamatan. 114 21. Jumlah dan besaran pembinaan taruna siaga bencana besama tim terpadu penanggulangan bencana. 22. Jumlah dan besaran identifikasi dan seleksi korban tindak kekerasan dalam rangka pemberian bantuan stimulan UEP. 23. Jumlah dan besaran pelaksanakan sosialisasi program bantuan sosial korban tindak kekerasan dan pekerja migran. 24. Jumlah dan besaran pelaksanaan penyelamatan dan pemulihan korban tindak kekerasan melalui rumah aman/perlindungan. 25. Jumlah dan besaran dalam melaksanakan penyuluhan sosial, penyebaran informasi tentang kebijakan jaminan sosial dan pendayagunaan sumbangan sosial dan melaksanakan bimbingan teknis kepada calon pengumpul sumbangan sosial dan pelaksana undian gratis berhadiah. 26. Jumlah dan besaran dalam menelaah dan memproses persyaratan administrasi dan teknis perizinan pendayagunaan pengumpulan sumbangan sosial. 27. Persentase (%) kab/kota memberikan bantuan sosial bagi korban bencana skala provinsi. 28. Persentase (%) kab/kota yang menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap untuk evakuasi korban bencana skala provinsi. 29. Persentase (%) kab/kota yang menyelenggarakan jaminan sosial bagi penyandang cacat fisik, mental serta lankut usia tidak potensial. 30. Jumlah dan Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi. 115 31. Jumlah besaran dan tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat. 32. Jumlah dan besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan. 33. Jumlah dan besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan. 34. Jumlah dan besaran kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian bersama (PB). 35. Jumlah dan Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta jamsostek. 36. Jumlah dan Besaran pemeriksaan perusahaan. 37. Jumlah dan besaran pengujian peralatan di perusahaan. 38. Persentase (%) Jumlah pencari kerja yang terdaftar menurut AK. I Kota Padang. 39. Persentase (%) Jumlah penerimaan tenaga kerja. 40. Persentase (%) Jumlah tenaga kerja yang bekerja diperusahaan kota Padang. 41. Persentase (%) Jumlah kasus ketenagakerjaan yang masuk ke Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang. 42. Persentase (%) Jumlah peserta BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS kesehatan. 43. Persentase (%) Jumlah kecelakaan kerja diluar hubungan kerja. 44. Persentase (%) Jumlah kecelakaan kerja di perusahaan akibat kerja. 45. Persentase (%) Penyelidikan kasus ketenagakerjaan. 46. Jumlah dan besaran melaksanakan pembinaan keperusahaan mengenai syarat-syarat kerja, baik secara secara klasikal maupun ke unit perusahaan. Selain itu juga mengadakan pembinaan langsung ke unit perusahaan tentang tata cara pembentukan peraturan perusahaan, dan perjanjian kerja bersama. 116 47. Jumlah dan besaran dalam melaksanakan pembinaan dalam rangka pembuatan peraturan perusahaan dan pembinaan ke unit/perusahaan perusahaan/tahun . 48. Jumlah dan besaran melaksanakan pembinaan dalam rangka pencatatan organisasi pekerja dan pengusaha. Pencatatan Serikat Pekerja ( SP ) dan Serikat Buruh ( SB ). 49. Jumlah dan besaran melakukan Pembinaan Lks Bipartit pembentukan LKs Bipartit di perusahaan dalam rangka untuk perusahaan yang telah memiliki tenaga kerja sebanyak 50 orang tenaga kerja. 50. Jumlah dan besaran melaksanakan penyelesaian perselisihan Hubungan Industrial dan PHK di Perusahaan Swasta BUMN, BUMD yang berada di Kota Padang. 51. Melakukan Pembinaan dan Penyelesaian masalah perselisihan /PHK dan melakukan deteksi terhadap perusahaan rawan. 52. Jumlah dan besaran memberikan izin operasional Lembaga Pelatihan Kerja Swasta dan melaksanakan bimbingan dan pembinaan terhadap lembaga tersebut. 53. Jumlah dan besaran melaksanakan pemasaran program, fasilitas pelatihan dan siswa yang telah dilatih. 54. Jumlah dan besaran melaksanakan bimbingan terhadap pelaksanaan pemagangan dalam negeri. 55. Jumlah dan besaran memberikan layanan informasi pelatihan dan produktifitas tenaga kerja dan melaksanakan rekruitmen terhadap pencari kerja. 117 56. Jumlah dan besaran melaksanakan kerjasama dengan pihak ketiga dalam rangka pelaksanaan pelatihan keterampilan. 57. Jumlah dan besaran melaksanaan perencanaan tenaga kerja dan informasi pasar kerja. 58. Jumlah dan besaran dalam menyebarluaskan informasi pasar kerja dan menyelenggarakan bursa kerja. 59. Jumlah dan besaran dalam melaksanakan penempatan tenaga kerja melalui mekanisme Antar Kerja Lokal, Antar Kerja Daerah dan Antar Kerja Negara. 60. Jumlah dan besaran melaksanakan pemberian ijin dan pengawasan terhadap lembaga latihan kerja swasta, pengawasan terhadap penampungan TKI, pengawasan izin orang asing yang bekerja, pengawasan terhadap ijin Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS). 61. Jumlah dan besaran dalam melaksanakan kegiatan pembinaan relawan, tenaga kerja terdidik, tenaga kerja mandiri, pelaksanaan teknologi tepat guna dan memandu wira usaha serta pelaksanaan padat karya. 62. Jumlah dan besaran dalam menerbitkan perpanjangan ijin kerja Tenaga Kerja Asing (TKA) dan melakukan pembinaan dan monitoring penggunaan Tenaga Kerja Asing. 63. Jumlah dan beasaran melaksanakan kegiatan pembinaan terhadap Tenaga Kerja Pemuda Mandiri Profesional (TKPMP), Tenaga Kerja Muda Terdidik (TKMT) atau Tenaga Kerja Mandiri (TKM). 64. Jumlah dan besaran dalam melaksanakan penyuluhan, pendaftaran terhadap calon TKI dan memberikan Rekomendasi Pembuatan paspor bagi calon TKI yang berasal dari Kota Padang. 118 65. Jumlah dan besaran sosialisasi terhadap substansi Perjanjian Kerja Penempatan TKI ke luar negeri. 66. Jumlah dan besaran dalam meneliti dan mengesahkan perjanjian penempatan TKI yang berasal dari Kota Padang. 67. Jumlah dan besaran dalam membina, mengawasi dan monitoring penempatan maupun perlindungan TKI Kota Padang. 68. Jumlah dan besaran dalam memberikan Rekomendasi Perijinan tempat penampungan TKI. 69. Jumlah dan besaran dalam melayani kepulangan TKI yang berasal dari Kota Padang. 70. Jumlah dan besaran dalam mengawasi semua perusahaan/tempat kerja dimana terdapat pekerja yang bekerja dan atau dianggap bekerja dimana terdapat sumber bahaya. 71. Jumlah dan besaran dalam memproses hak-hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja di bidang norma Keselamatan dan Kesehatan kerja. 72. Jumlah dan besaran dalam melakukan pemeriksaan, menganalisa, membuat syarat-syarat tentang pengesahan pemakaian alat-alat produksi yang dipakai oleh perusahaan sesuai dengan aturan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 73. Jumlah dan besaran dalam melaksanakan pembinaan terhadap lembagalembaga yang ada diperusahaan di bidang K3, seperti P2K3 dan SMK3 74. Jumlah dan besaran melakukan tindakan Penyelidikan dan Penyidikan dalam hal pelanggaran Norma Keselamtan dan Kesehatan kerja. 75. Jumlah dan besaran mengawasi kesehatan kerja dan lingkungan kerja. 76. Jumlah dan bsaran melakukan pemeriksaan kecelakan kerja. 119 77. Jumlah dan besaran dalam memberdayakan keberadaan dan kegiatan lembaga dan perorangan, ahli keselamatan dan kesehatan kerja, perusahaan jasa keselamatan dan kesehatan kerja(PJK3) dan Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja(P2K3) di Perusahaan. 78. Jumlah dan besaran dalam melakukan pembinaan dan bimbingan pencegahan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, peledakan, kebakaran di tempat kerja. 79. Jumlah dan besaran dalam menerbitkan Perjinan, Rekomendasi, Sertifikasi, pengesahan dan yang sejenis di bidang keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan kerja baik objek maupun tenaga kerja. 120 BAB VII PENUTUP Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang Tahun 2014 – 2019 merupakan panduan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan untuk 5 (lima) ke depan. Keberhasilan pelaksanaan Renstra sangat ditentukan oleh kesiapan SKPD, ketatalaksanaan, SDM dan sumber pendanaannya serta komitmen pimpinan dan staf Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang. Selain itu, untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan Renstra 2014 – 2019, setiap tahun akan dievaluasi dan bila diperlukan akan dilakukan perubahan/ revisi muatan Renstra termasuk indikator-indikator kinerjanya yang pelaksanaannya sesuai dengan mekanisme yang berlaku dengan tidak mengubah tujuan yang mengacu pada RPJMD. Renstra Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang 2014 – 2019 harus dijadikan acuan kerja bagi bidang-bidang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Diharapkan semua bidang dapat melaksanakannya dengan akuntabel serta senantiasa berorientasi pada peningkatan kinerja (better performance) Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang dan kinerja pegawai. 121 5.4. Pendanaan Indikatif Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang Tujuan (1) Sasaran (2) Kode Indikator Sasaran (4) (3) 0 Kelancaran tugas administrasi kantor pelayanan pajak Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang 1. Presentasi peningkatan administrasi 1 0 Program dan Kegiatan (5) Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output) Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan (6) Program Pelayanan Adminstrasi Perkantoran 1 Penyediaan jasa surat menyurat Outcome : Lancarnya administrasi surat menyurat Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan 2014 2015 2016 2017 2018 Unit Kerja Kondisi Kinerja pada SKPD akhir periode Renstra Penanggungja SKPD wab Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) 100% 100% 2,200,000 100% 1,870,000 100% 2,500,000 100% 2,500,000 100% 2,500,000 100% 3,000,000 100% 100% 120,023,000 100% 120,023,000 100% 130,000,000 100% 130,000,000 100% 130,000,000 100% 135,000,000 100% 100% 25,000,000 100% 25,000,000 100% 25,000,000 100% 25,000,000 100% 25,000,000 100% 30,000,000 100% 100% 48,400,000 100% 40,800,000 100% 52,000,000 100% 52,000,000 100% 52,000,000 100% 60,000,000 (18) (19) Output : Tersedianya jasa surat Menyurat 2. Jumlah pembayaran rekening listrik, telpon dan internet 0 2 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik Outcome : Kelancaran pelaksanaan tugas kantor Output : Terlaksananya penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik 3. Jumlah pembayaran 0 6 Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan perizinan kendaraan dinas dinas operasional Outcome : Terlaksananya pembiayaan perizinan kendaraan dinas Output : Pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas 4. Jumlah pegawai cleaning service dan peralatan kebersihan 0 8 Penyediaan jasa kebersihan kantor Outcome : Bersihnya ruangan dan halaman kantor tempat bekerja Lokasi (20) (21) Dinsosnaker Kota Padang (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) 100% 100% 50,000,000 100% 42,500,000 100% 65,000,000 100% 65,000,000 100% 65,000,000 100% 70,000,000 100% 100% 60,400,000 100% 51,000,000 100% 75,000,000 100% 75,000,000 100% 75,000,000 100% 80,000,000 100% 100% 12,000,000 100% 10,200,000 100% 16,000,000 100% 16,000,000 100% 16,000,000 100% 17,500,000 Output : Terlaksananya kebersihan 5. Jumlah pengadaan alat tulis kantor 1 0 Penyediaan Alat Tulis Kantor Outcome : Tercapainya pendistribusian alat tulis kantor Output : Tersedianya alat tulis kantor 6. Jumlah pengadaan barang 1 cetakan dan penggandaan 1 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan Outcome : Lancarnya administrasi perkantoran Output : Tersedianya barang cetakan dan penggandaan 7. Jumlah pengadaan 1 peralatan listrik 8. Jumlah pengadaan 1 2 Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor Outcome : Lancarnya pemanfaatan sarana listrik dan elektronik Output : Tersedianya alat listrik dan elektronik bangunan kantor 3 Penyediaan peralatan Outcome : 100% 100% 75,000,000 100% 40,000,000 100% 100,000,000 100% 100,000,000 100% 100,000,000 100% 125,000,000 100% 100% 10,000,000 100% 8,500,000 100% 13,200,000 100% 13,200,000 100% 13,200,000 100% 13,200,000 dan perlengkapan peralatan kantor kantor Adanya barangbarang inventaris kantor Output : Tersedianya peralatan perlengkapan kantor 9. Jumlah pengadaan bahan bacaan dan perundangundangan 1 5 Penyediaan bahan Outcome : bacaan dan peraturan perundang-undangan (20) (21) (1) (2) (4) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) Meningkatnya informasi dan komunikasi perkantoran Output : Tersedianya bahan bacaan kantor 10. Jumlah penyediaan makanan dan tamu 1 7 Penyediaan makanan Outcome : dan minuman 100% 100% 40,000,000 100% 34,000,000 100% 50,000,000 100% 50,000,000 100% 50,000,000 100% 55,000,000 100% 100% 301,450,000 100% 253,232,500 100% 571,820,000 100% 571,820,000 100% 571,820,000 100% 571,820,000 100% 100% 44,800,000 100% 47,800,000 100% 44,800,000 100% 47,800,000 100% 47,800,000 100% 47,800,000 100% 100% 45,000,000 100% 20,000,000 100% 100,000,000 100% 75,000,000 100% 100,000,000 100% Terdukungnya pelaksanaan, pelayanan, rapat dan tamu dinas Output : Tersedianya makanan dan, minuman rapat dan tamu 11. Jumlah pelaksanaan 1 rapat koordinasi dan perjalanan dinas 8 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah Outcome : Meningkatnya koordinasi dan konsultasi ke luar daerah Output : Terlaksananya rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah 2 12. Jumlah pegawai honor 1 Penyediaan jasa pelayanan publik Outcome : Lancarnya pelaksanaan tugas kantor Output : Terbayarnya gaji pegawai honor Program Peningkatan 0 Lengkapnya sarana dan prasarana kerja Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang 1. Jumlah sarana dan prasarana yang diadakan 2 Sarana dan Prasarana 1 Aparatur 0 Pengadaan mebeleur Outcome : Lancarnya tugastugas kedinasan 85,000,000 Dinsosnaker Kota Padang (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) Output : Terlaksananya penyediaan mobiler kantor 2 5 Pengadaan kendaraan Outcome : dinas/operasional 100% 200,000,000 100% 410,000,000 100% 620,380,000 100% 200,000,000 100% 200,000,000 Disosnaker Kota Padang Disosnaker Kota Padang Lancarnya tugastugas kedinasan Output : Terlaksananya pengadaan kendaraan dinas Pengadaan mobil sarana bursa kerja keliling Outcome : Lancarnya tugastugas kedinasan Output : Terlaksananya pengadaan kendaraan dinas 2. Jumlah pemeliharaan 2 kendaraan yang dilaksanakan 4 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional Outcome : Lancarnya kegiatankegiatan kedinasan Output : Tersedianya 100% 100% 484,760,000 100% 412,046,000 100% 620,380,000 100% 620,380,000 100% 620,380,000 pemeliharaan rutin /berkala kendaraan dinas /operasional 3. Jumlah pemeliharaan peralatan yang dilaksanakan 2 8 Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor Outcome : Terlaksananya tugas-tugas kedinasan Output : Terlaksananya pemeliharaan peralatan gedung kantor 100% 100% 30,000,000 100% 25,500,000 100% 40,000,000 100% 40,000,000 100% 40,000,000 100% 50,000,000 (1) (2) (4) (3) 4. Jumlah pemeliharaan rehabilitasi yang dilaksanakan 4 (5) (6) (7) 2 Rehabilitasi Outcome : 100% sedang/berat gedung kantor Terciptanya kondisi yang nyaman Output : Terlaksananya rehab gedung kantor (8) (9) (10) (11) (12) 100% 44,450,000 100% 232,390,000 100% 100% 100% 33,500,000 100% - 9 Penilaian angka kredit Outcome : 100% JFA Diketahui dan terprogramnya kegiatankegiatan yang akan dilaksanakan Output : Terlaksananya penilaian angka kredit pegawai fungsional 100% 10,000,000 100% 8,500,000 100% (13) (14) (15) (16) 200,000,000 100% (17) (18) (19) (20) (21) 200,000,000 100% Program Peningkatan 0 Telaksananya pengadaan pakaian dinas Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang 3 0 Persentasi peningkatan disiplin Disiplin Aparatur 2 Pengadaan pakaian dinas beserta kelengkapannya Outcome : 0% 40,000,000 100% 40,000,000 100% 40,000,000 100% Dinsosnaker Kota Padang 10,000,000 100% 10,000,000 100% 10,000,000 100% 10,000,000 Dinsosnaker Kota Padang Terdukungnya upaya peningkatan disiplin aparatur Output : Terlaksananya penggadaan pakaian dinas beserta kelengkapannya Program Peningkatan 0 5 Kapasitas Sumber Daya Aparatur Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Jumlah pegawai JFA 0 Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan media Massa Pengkajian dan Pengembangan Sistem Informasi Outcame (1) (2) (4) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Adanya data berbasis web site dan web based aplikasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) , Data Kewirausahaan dan Data Perusahaan di Kota Padang Perawatan Aplikasi Program Berbasis Web Site dan Web Base - - 100% - - - Outcome : 100% 10,000,000 100% 100% 30,000,000 (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) 198,000,000 100% - 100% 100,000,000 100% 125,000,000 100% 150,000,000 100% 150,000,000 Dinsosnaker Kota Padang 8,500,000 100% 10,000,000 100% 10,000,000 100% 10,000,000 100% 10,000,000 Dinsosnaker Kota Padang 100% 35,000,000 Dinsosnaker Kota Padang Program Peningkatan Pengembangan 0 Sistem Pelaporan 6 Capaian Kinerja dan Keuangan Peningkatan kualitas dan kuantitas Dinas Sosial dan laporan capaian kinerja dan realisasi kinerja SKPD Presentasi peningkatan 0 100% capaian kinerja dan penyusunan laporan capaian Tenaga Kerja 1 Penyusunan laporan ikhtisar realisasi kinerja kinerja SKPD Lancarnya tugastugas penyusunan laporan keuangan Output : Terlaksananya laporan keuangan yang akuntable 2 Peningkatan penyusunan Renstra SKPD Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Presentasi Renstra SKPD penyusunan 1 4 Program Perencanaan Pembangunan Daerah 0 Penyusunan Rencana Outcome : 100% Starategis (Renstra) SKPD Dokumen Rencana Strategis dan Rencana Kerja SKPD Output : Terselenggarany a penyusunan rencana strategis dan rencana kerja SKPD (1) (2) (4) (3) 3 Lengkapnya tanaman dan taman Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Jumlah tanaman taman pemeliharaan dan perawatan 1 0 (5) Pemeliharaan Lingkungan Hidup 1 Penyediaan dan Pemeliharaan Tanaman di Lingkungan Kerja (6) Outcome : (7) (8) (9) 100% (10) (11) 100% (12) (13) - (14) (15) 100% (16) (17) 20,000,000 (18) (19) 100% (20) 25,000,000 Dinsosnaker (21) Kota Padang Terlaksananya pemeliharaan tanaman dan perawatan taman Output : Tersedianya lahan dan tanaman Terlayaninya Penyandang Masalah Timbulnya rasa percaya Adanya kesamaan hak dan Kesejahteraan Sosial yang optimal di diri penyandang kewajiban bagi penyandang bidang pelayanan dan rehabilitasi sosial disabilitas untuk disabilitas dengan manusia berkarya dan normal lainnya menciptakan lapangan pekerjaan 1. Program : Pelayanan dan rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Terciptanya Penyandang disabilitas yang mandiri dan mempunyai keterampilan untuk dapat berusaha mencari nafkah dan membuka lapangan pekerjaan Kegiatan : Terpenuhinya hak anak Berkurangnya jumlah anak terlantar, anak anak berada dijalanan disabilitas, anak jalanan dan kasus-kasus anak tindak korban a. Bimbingan Sosial dan Keterampilan Penyandang Disabilitas 4500 orang 40 orang 125.000.000,- 15 orang 42,500,000 40 150.000.000,orangg 20 orang 75.000.0000,- 40 orang 165.000.000,- 155 orang 590.000.000,- b. Pemberdayaan Penyandang Disabilitas 4500 orang 50 orang 50.000. 000,- 60 orang 63,750,000 65 orang 75.000.0000,- 75 orang 85.000. 000,- 100 orang 100.000.000,- 350 orang 375.000.000,- Terbebasnya tuna susila, pengemis, gelandangan, bekas narapidana, penyandang HIV/AIDS c. Asistensi Orang Dengan Kecacatan Berat 4500 orang 20 orang 50.000. 000,- 25 orang 100,000,000 25 orang 65.000. 000,- 25 orang 65.000. 000,- 25 orang 75.000. 000,- 120 orang 305.000.000,- Dinas 11 Kecamatan Sosnaker Kota Padang d. Renovasi gedung LBK dan penyediaan sarana dan prasarana 1 Unit _ _ _ _ 1 Unit 80.000. 000,- _ _ _ _ _ _ Dinas Kecamatan Sosnaker Kota Nanggalo Padang e. Bantuan pengembangan KUBE yang telah dilatih 20 KUBE 4 KUBE 20.000. 000,- 4 KUBE 0 4 KUBE 24.000. 000,- 4 KUBE 26.000. 000,- 4 KUBE 30.000. 000,- 20 KUBE 120.000.000,- Dinas Kecamatan Sosnaker Kota Padang f. Pelatihan keterampilan pendamping disabilitas berbasis masyarakat 11 orang _ _ _ _ _ 11 orang _ 11 orang 45.000. 000,- Bertambahnya jumlah anak anak yang mendapatkan pelayanan dan perlindungan sosial Perlunya penambahan Adanya rasa khawatir bagi gizi bagi lanjut usia penyandang tuna susila terlantar HIV/AIDS akibat dari pergaulan bebas _ 45.000. 000,- _ Dinas Sosnaker Kota Padang dan Dinas Sosial Prop.Sumbar Dinas Sosnaker Kota Padang Kecamatan dan Sekolah Luar Biasa Sekolah Biasa Luar Dinas 11 Kecamatan Sosnaker Kota Padang (1) (2) Penanggulangan penyalahgunaan NAPZA bagi remaja, keluarga dan masyarakat (3) Meningkatnya jumlah lansia yang telah mendapatkan pelayanan melalui panti maupun luar panti (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) 59,500,000 11 Kec (16) (17) 59,500,000 11 Kec (18) (19) (21) g. Sosialisasi Peraturan Daerah Tentang Pemenuhan dan Perlindungan Hakhak Penyandang Disabilitas 0 0 0 0 59,500,000 11 Kec h. Pembangunan Rumah Panti Multi Guna 2. Program : Pelayanan dan rehabilitasi Kesejahteraan Sosial 0 0 0 0 - a. Bimbingan mental sosial dan keterampilan anak nakal korban narkoba b. Pembinaan mental keterampilan terhadap bekas warga binaan lembaga pemasyarakatan 650 orang 15 orang 45.000. 000,- 15 0 orang 20 orang 60.000. 000,- 20 orang 70.000. 000,- 20 orang 75.000. 000,- 90 orang 300.000.000,- Dinas 11 Kecamatan Sosnaker Kota Padang 250 orang 10 orang 40.000. 000,- 10 0 orang 15 orang 60.000. 000,- 20 orang 70.000. 000,- 20 orang 85.000. 000,- 75 orang 300.000.000,- Dinas Kecamatan Sosnaker Kota Padang c. Penyuluhan terhadap bahaya narkoba bagi generasi muda d. Pemberian bantuan Usaha Ekonomis Produktif kepada eks. Korban narkoba 500 orang 75 orang 45.000 .000,- _ _ _ _ _ _ 100 orang 75.000. 000,- 175 orang 120.000.000,- Dinas SLTA se Kota Sosnaker Kota Padang Padang 6 KUBE _ _ _ 0 6 KUBE 60.000. 000,- _ _ _ _ _ _ Dinas Kecamatan Sosnaker Kota Padang e. Pelatihan petugas pendamping eks. Narapidana 20 orang _ _ 20 0 orang _ _ _ _ _ 20 orang 50.000. 000,- 2,000,000,000 1 pkt 59,500,000 11 Kec (20) 2,000,000,000 1 pkt 59,500,000 Dinas 11 Kecamatan Sosnaker Kota Padang 2,000,000,000 1 pkt 2,000,000,000 Dinas Air Dingin Sosnaker Kota Padang Berkurangnya pecandu narkoba dikalangan generasi muda karena telah memiliki keterampilan untuk dapat berusaha mencari nafkah dan membuka lapangan pekerjaan Kegiatan : Meningkatnya jumlah korban NAPZA yang mendapatkan pelayanan sosial 3. Program : Pelayanan dan rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Kegiatan : Timbulnya kesadaran bagi gelandangan dan pengemis _ Dinas 11 Kecamatan Sosnaker Kota Padang (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) a. Bimbingan mental sosial dan keterampilan wanita tuna susila 350 orang 20 orang 65.000. 000,- 20 0 orang 25 orang 80.000. 000,- 30 orang 85.000. 000,- 30 orang 100.000.000,- 125 orang 395.000.000,- Dinas 11 Kecamatan Sosnaker Kota Padang b. Bimbingan Mental kerohanian bagi wanita tuna susila dan penderita HIV/AIDS 350 orang 30 orang 50.000. 000,- 30 0 orang 40 orang 65.000. 000,- 40 orang 75.000. 000,- 50 orang 100.000.000,- 190 orang 345.000.000,- Dinas 11 Kecamatan Sosnaker Kota Padang c. Penyuluhan bahaya HIV/AIDS bagi generasi 100 orang _ 50 0 orang _ _ _ _ 50 orang 75.000. 000,- 100 orang 140.000.000,- Dinas 11 Kecamatan Sosnaker Kota Padang d.Pembinaan mental dan kerohanian bagi gelandangan dan pengemis 4. Program : Pelayanan dan rehabilitasi Kesejahteraan Sosial 150 orang 25 orang 30.000. 000,- _ _ _ 30 orang 50.000. 000,- _ _ 55 orang 80.000. 000,- Dinas Kecamatan Sosnaker Kota Padang a. Pelatihan Keterampilan dan Praktek Belajar Kerja Anak Jalanan di Rumah Perlindungan Sosial Anak 400 orang 20 orang 50.000. 000,- 20 orang 95,000,000 20 orang 60.000 .000,- 20 orang 65.000. 000,- 20 orang 75.000. 000,- 100 orang 305.000.000,- Dinas 11 Kecamatan Sosnaker Kota Padang b. Pemulangan anak jalanan, anak terlantar kedaerah asal 100 orang 20 orang 30.000. 000,- 20 orang 25,500,000 20 orang 40.000. 000,- 20 orang 40.000. 000,- 20 orang 50.000. 000,- 100 orang 195.000.000,- Dinas Persimpangan Sosnaker Kota Lampu merah Padang c. Bimbingan kerohanian , mental dan pendidikan psikologi anak jalanan 100 orang _ _ _ 50 orang 40.000. 000,- _ _ 50 orang 50.000 .000,- 100 orang 90.000. 000,- Dinas Persimpangan Sosnaker Kota Lampu merah Padang d. Pembinaan Anak Jalanan dan Prasarana Pendukung Rumah Perlindungan Sosial Anak 1 paket 1 paket 50.000. 000,- 1 paket e. Pembinaan bantuan beasiswa bagi anak putus sekolah 300 orang 60 orang 50.000. 000,- _ 0 Pembekalan ilmu yang diberikan kepada anak jalanan dan anak terlantar, sehingga mereka dapat merobah kebiasaan untuk tidak berada di jalanan lagi 0 60 0 orang 58,000,000 1 paket 60.000. 000,- 60 orang 60.000. 000,- 1 paket 65.000. 000,- 1 paket 70.000. 000,- 1 paket 300.000.000,- Dinas Kec.Padang Sosnaker Kota Utara Padang 60 orang 60 orang 300 orang 295.000.000,- Dinas 11 Kecamatan Sosnaker Kota Padang 60.000. 000,- 70.000. 000,- (1) (2) (3) (4) (5) (6) f. Pemberian bantuan Usaha Ekonomis Produktif bagi orang tua anak jalanan yang produktif. (7) (8) (9) 25 orang 5 orang 250 orang 50 orang 40.000. 000,- 50 orang b. Pembinaan santunan untuk kelangsungan hidup bagi lanjut usia miskin dan terlantar 50 orang 10 orang 30.000. 000,- c. Pembinaan dan pemberian home care bagi lansia d.Pemberian bantuan Usaha Ekonomis bagi lansia yang mempunyai usaha 350 orang 10 orang 1. Program : Pelayanan dan rehabilitasi Kesejahteraan Sosial a. Pembinaan orang lanjut kurang mampu bagi usia 20.000. 000,- (10) (11) 5 0 orang (12) (13) 5 orang 30.000. 000,- (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) 5 orang 30.000. 000,- 5 orang 40.000 .000,- 25 orang 145.000.000,- Dinas Kecamatan Sosnaker Kota Padang Sangat diharapkan sekali bagi lanjut usia yang miskin dan tidak mempunyai keluarga bisa menatap kehidupan dihari tua dengan penuh gembira 51,000,000 50 orang 50.000. 000,- 50 orang 55.000. 000,- 50 orang 60.000. 000,- 250 orang 250.000.000,- Dinas 11 Kecamatan Sosnaker Kota Padang 10 0 orang 10 orang 35.000. 000,- 10 orang 40.000. 000,- 10 orang 50.000. 000,- 50 orang 190.000.000,- Dinas 11 Kecamatan Sosnaker Kota Padang 70 orang 40.000. 000,- 70 0 orang 70 orang 50.000. 000,- 70 orang 60.000. 000,- 70 orang 70.000. 000,- 70 orang 270.000. 000,- 10 orang 50.000. 000,- 10 0 orang 10 orang 60.000. 000,- 10 orang 65.000. 000,- 10 orang 70.000. 000,- 10 orang 300.000.000,- Dinas 11 Kecamatan Sosnaker Kota Padang Dinas 11 Kecamatan Sosnaker Kota Padang Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Bidang Banjamsos Meringankan beban masyarakat yan Korban bencana alam Korban bencana alam dan tertimpa musibah dan bencana nasional bencana sosial terbantu saat terjadi bencana Kegiatan Dana Pendamping Buffer Stock (bantuan Peralatan dan Makanan ) dari Kementerian Sosial RI Dapat 100 KK meringankan derita korban bencana alam dan nasional Eks Penderita psikotik bisa diberi Penderita Eks Psikotik Peningkatan Pelayanan dan keterampilan untuk bisa hidup mandiri sakit jiwa miskin Rehabilitasi Kesejahteraan terlantar Sosial Program Pelayanan Peningkatan 180 orang dan Rehabilitasi Pelayanan dan Kesejahteraan Sosial Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial 90 100,000,000 100 10 40,000,000 200,000,000 115 6 34,000,000 120,000,000 120 8 50,000,000 125,000,000 125 8 60,000,000 130,000,000 130 10 80,000,000 Padang 135,000,000 Disosnaker Padang 10 80,000,000 Bidang Banjamsos Padang (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) Disosnaker Padang Kegiatan Jaminan Sosial bagi Eks. Penderita Psikotik/sakit jiwa kronis miskin terlantar Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Orang terlantar diperjanan bisa Orang terlantar dalam dipulangkan ke daerah asalnya dan perjalanan, orang sakit mayat terlantar bisa dimakamkan miskin terlantar dan mayat terlantar Orang terlantar dalam perjalanan, orang miskin terlantar terbantu dan tertanganniya masalah mayat terlantar Pemulangan orang terlantar dan Penyelamatan Mayat Terlantar serta Orang Sakit Miskin Terlantar Orang 80 orang terlantar,mayat terlantar dan terlantar dan 15 org miskin terlantar dapat ditangani permasalahanny a 70 50,000,000 76 42,500,000 80 60,000,000 85 70,000,000 85 70,000,000 85 Bidang Banjamsos Padang 80,000,000 Bidang Banjamsos Padang 70,000,000 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Tersedianya bahan untuk rehab rumah Korban bencana alam Korban bencana alam dan korban bencana alam dan bencana sosial bencana sosial terbantu Monev Korban Dapat 100 orang Bencana Alam meringankan derita korban bencana alam dan bencana sosial 75,000,000 75,000,000 75,000,000 80,000,000 80,000,000 Disosnaker Padang (1) (2) Masyarakat rentan bisa dijamin melalui Pengurus orsos / panti program Askesos swasta, yayasan, lembaga Keuangan & Koperasi yang berbadan hukum (3) Pengurus orsos / panti swasta, yayasan, lembaga Keuangan & Koperasi yang berbadan hukum (4) (5) Program Pemberdayaan Kelembagan Kesejahteraan Sosial (6) (7) Terpahaminya 30 orang program Jamkesos bagi masyarakat rentan dan tidak mampu melalui pola Askesos dan Bantuan Kesejahteraan sosial Permanen (BKSP) dan Pengawasan Program Askesos yang dibantu oleh Dana APBN dapat terlaksana (8) (9) - (10) - 30 (11) 34,000,000 (12) 30 (13) 60,000,000 (14) 30 (15) 60,000,000 (16) 30 (17) 60,000,000 (18) 30 (19) (20) 60,000,000 Bidang Banjamsos (21) Padang Disosnaker Padang Kegiatan Sosialisasi dan Pembinaan Pengelolaan Asuransi Kesejahteraan Sosial (Askesos) Korban bencana alam dan korban Korban bencana alam bencana sosial bisa didata dan dibantu oleh anggota TAGANA Para Korban Bencana Alam Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Kegiatan Operasional Lapangan Taruga Siaga Bencana Terlaksananya 90 orang operasional anggota TAGANA dilapangan dalam mengahadapi bencana alam dan bencana sosial di lapangan 90 35,000,000 90 29,750,000 90 50,000,000 90 60,000,000 90 70,000,000 90 80,000,000 Bidang Banjamsos Disosnaker Padang Padang (1) (2) (3) Masyarakat Kota Padang lebih paham Aparat Kelurahan Undian Gratis Berhadiah (UGB) dan pengumpulan Uang dan Barang (PUB) (4) (5) Program Pemberdayaan Kelembagan Kesejahteraan Sosial (6) (7) (8) Tidak terjadinya penipuan ditengah masyarakat mengenai undian gratis berhadiah dan pengumpulan uang dan barang (9) - (10) - 100 (11) (12) - 100 (13) (14) 100,000,000 100 (15) (16) 100,000,000 100 (17) 100,000,000 Peningkatan Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Penderita psikotik miskin terlantar yang Penderita Psikotik/sakit Peningkatan Pelayanan dan dijangkau oleh kelurahan -kelurahan jiwa mskin terlantar Rehabilitasi Kesejahteraan dapat terobati penyakitnya yang ada di kelurahan- Sosial keluarahn Kota Padang 100 (19) (20) 100,000,000 Bidang Banjamsos Program Bantuan Peningkatan 6055 Jaminan Sosial Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial 0 350,000,000 350,000,000 350,000,000 350,000,000 350,000,000 350,000,000 Bidang Banjamsos Kegiatan Dana Sharing Pelaksanaan PKH Disosnaker Padang Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma Bidang Banjamsos Kegiatan Penjangkauan Sosial Penderita Psikotik/Sakit jiwa kronis misin terlantar di Kota Padang Program Pelayanan dan Rehabillitasi Kesejahteraan Sosial (21) Padang Disosnaker Padang Kegiatan Penyuluhan dan Penyebaran Informasi Peraturan Tentang Penyelenggaraan Undian Gratis Berhadiah (UBG) ,Pengumpulan Uang atau Barang (PUB) dan Pengumpulan Sumbangan Untuk Korban Bencana Memutus mata rantai kemiskina RTSM Rumah Tangga Sangat Miskin (18) Peningkatan 276 orang Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial 40 40,000,000 65 53,074,000 70 60,000,000 50 60,000,000 30 60,000,000 20 60,000,000 Disosnaker Padang Padang Padang (1) (2) (4) (3) (5) (6) (7) (8) (10) (12) Munculnya Karang Taruna berprestasi Meningkatnya dan Karang Taruna, OrSos dan Pelayanan Karang PSM Taruna, OrSos dan PSM Pemberdayaan Kelembagaan Sosial/Penilaian Karang Taruna, Organisasi Sosial dan Pekerja Sosial Masyarakat Meningkatkan 20,000,000 Pemberdayaan Kelembagaan Sosial Kesejahteraan Sosial 105 20,000,000 Terdapatnya Database kompetensi by Penyandang Masalah PMKS name by addres Kesejahteraan Sosial Pemberdayaan Kelembagaan Sosial/Pendataan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial ( PMKS ) Meningkatkan 350,000,000 Pemberdayaan Kelembagaan Sosial Kesejahteraan Sosial 20,000 350,000,000 Terpenuhinya Sarana Prasarana Panti Peningkatan Asuhan Panti Asuhan Pemberdayaan Kelembagaan Sosial/Pemenuhan Kebutuhan sarana prasarana panti asuhan Perberdayaan Kelembagaan Sosial/Lomba Panti Sehat Bersih dan Asri Meningkatnya Pemberdayaan Kelembagaan Sosial Kesejahteraan Sosial Meningkatkan Perberdayaan Kelembagaan Sosial Kesejahteraan Sosial 24 100,000,000 24 - 24 150,000,000 24 200,000,000 24 240,000,000 24 240,000,000 40,000,000 24 - 24 50,000,000 24 60,000,000 24 60,000,000 24 60,000,000 Pemberdayaan Kelembagaan Sosial/Revitalisasi Kelembagaan Karang Taruna, TKSK Meningkatkan Pemberdayaan Kelembagaan Sosial Kesejahteraan Sosial Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Terlaksananya kelompok usaha bersama dalam masyarakat miskin dan mempunyai modal usaha bersama bagi keluarga miskin Terciptanya UEP KT dan Terpenuhinya kebutuhan TKSK Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Mutu Pengurus Panti Asuhan Karang Taruna dan TKSK KK miskin Terbantunya modal usaha bagi anggota masyarakat miskin 1 1 15 KK mIskin yang berada di Kota Padang 30 150,000,000 1200 175,000,000 1200 50,000,000 105 50,000,000 105 100,000,000 200,000,000 1200 50,000,000 - 22 50,000,000 22 350 KK 40,000,000 500 KK - 30 (19) 1200 org 105 100,000,000 (18) Meningkatkan 75,000,000 Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial 42,500,000 30 (17) Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial / Pembinaan dan bantuan Perbaikan Gizi Anak Panti 85,000,000 1200 90,000,000 (16) Peningkatan Pelayanan Pengurus dan Anak Panti dan perbaikan Gizi Asuhan Anak Panti Asuhan 105 30 (15) Terpenuhi gizi anak panti 100,000,000 1200 - (14) Terampil dan 50 Percaya dirinya Korban Tindak Kekerasan Peningkatan Panti 30 (13) Bimbingan Sosial dan Pelatihan Keterampilan Korban Tindak Kekerasan Terciptanya Panti Sehat dan Asri 80,000,000 (11) Ibu-ibu yang terkena Korban Tindak Ibu-ibu yang terkena Ibu-ibu yang terkena Kekerasan Punya Keterampilan dan korban tindak korban tindak kekerasan Usaha Sendiri kekerasan Sarana Pengurus Panti dan Anak Panti Asuhan 30 (9) 85,000,000 500 KK 70,000,000 22 9,000,000 500 KK 70,000,000 22 100,000,000 500 KK 70,000,000 110,000,000 Bidang Banjamsos (21) Padang 200,000,000 105 50,000,000 20000 22 (20) 22 110,000,000 2350 KK 350,000,000 70,000,000 420,000,000 SKPD terkait Kota Padang (1) (2) (4) (3) Keterampilan Keluarga Muda Miskin KK miskin Terbantunya modal usaha 1 1 bagi keluarga muda miskin 16 Usaha Ekonomi Produktif (UEP) KK MIskin Terbantunya modal dan 1 1 pelatihan keterampilan bagi Usaha Ekonomi Produktif (UEP) 21 Kebutuhan Keluarga Kurang Mampu KK Miskin Konseling Sosial Psikologis Terminasi Konflik Sosial Gizi Janda Perintis Kemrerdekaan dan Konflik Keluarga Janda Perintis Kemerdekaan RI Terbantunya modal dan pelatihan keterampilan bagi 1 1 keluarga kurang mampu Terbantunya keluarga dan 1 1 anggota keluarga dalam masalah psikososial Terbantunya kesehatan dan gizi janda Perintis Kemerdekaan RI 1 (5) Kegiatan Pemberdayaan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Fakir Miskin Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Kegiatan Pelatihan Keterampilan Keluarga Muda MIskin kelompok usaha bersama dalam masyarakat miskin dan mempunyai modal usaha bersama bagi keluarga miskin (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) Terlaksananya pelatihan keterampilan bagi kepala keluarga muda miskin yang belum mempunyai penghasilan tetap dan kepala keluarga muda miskin mempunyai keterampilan untuk berusaha KK miskin 15 KK yang berada di Kota Padang 40,000,000 20 KK - 50 kk 200,000,000 50 kk 210,000,000 50 kk 220,000,000 85 KK 750,000,000 SKPD terkait Kota Padang Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Kegiatan Pemberdayan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) Fakir Miskin Terlaksananya pelatihan keterampilan bagi usaha ekonomi produktif dan kepala keluarga miskin mempunyai keterampilan untuk berusaha KK mIskin 20 KK yang berada di Kota Padang 75,000,000 20 KK 68,000,000 50 KK 100,000,000 50 KK 110,000,000 50 KK 120,000,000 190 KK 485,000,000 SKPD terkait Kota Padang 21 Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Kegiatan Kebutuhan Keluarga Kurang Mampu Terlaksananya pelatihan keterampilan bagi kepala keliuarga tidak mampu dan bisa memenuhii kwalitas keluarga KK mIskin yang berada di Kota Padang - 20 KK - 50 KK 200,000,000 50 KK 210,000,000 50 KK 220,000,000 170 KK 750,000,000 SKPD terkait Kota Padang 16 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Kegiatan Konseling Sosial Psikologis dan Terminasi Konflik Keluarga Terlaksananya KK yang ada dan teratasinya di Kota konflik dalam Padang keluarga - 40 KK - 40 KK 40,000,000 40 KK 40,000,000 40 KK 40,000,000 160 KK 160,000,000 Dinsosnaker Kota Padang 1 16 Program Pemeliharaan Kesehatan dan Gizi Janda Perintis Kemerdekaan RI Terlaksananya pemeliharaan dan kesehatan janda Perintis Kemerdekaan RI 34,000,000 40 orang 30,000,000 35 orang 25,000,000 30 orang 20,000,000 210 orang 240,000,000 Dinsosnaker Kota Padang Janda Perintis 60 orang Kmerdekaan RI di Kota Padang 40,000,000 45 orang (1) (2) (3) (4) Taman Makam Pahlawan TMP di Kota Padang Terpeliharanya TMP Kuranji 1 1 dan Kapalo Koto 16 Rumah Tidak Layak Huni Rumah tidak layak huni Rehab RTLH kecamatan di 1 1 bagi fajir miskin di Kota Padang Kota Padang 21 (5) Kegiaatan Pemeliharaan Kesehatan dan Gizi Janda Perintis Kemerdekaan RI Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Kegiatan Pemeliharaan Taman Makam Pahlawan (7) (8) Terlaksananya Melestarikan 2 TMP pemeliharaa, TMP di Kota kebersuhan Padang kerapian dan keindahan TMP KUranji dan Kapalo Koto Program Pelayanan Terbantunya dan Rehabiltasi rehab RTLH bagi Kesejahteraan Sosial fakir miskin Kegiatan Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni bagi fakir miskin (dana pendamping Peringatan Bersejarah Terselenggaranya Pengawasan dan Perusahaan dan 1. Pengawasan Upah 1 14 O1 Pemeriksaan Norma Ketenagakerjaan Industri serta Tenaga Minimum terhadap UMP pada Perusahaan dan Industri Di Kota Kerja jam kerja Lembur hak Padang Nominatif Lainnya (6) Masyarakat 8 unit miskin mempunyai rumah yang layak huni untuk ditempati (9) (10) 60,000,000 2 TMP 100,000,000 500 unit Hari (11) (12) 51,000,000 2 TMP 200,000,000 500 unit 76,500,000 (13) (14) 80,000,000 2 TMP 5.1 M (15) 80,000,000 2 TMP 500 unit 5.1 M 80,000,000 80,000,000 (17) (18) 80,000,000 2 TMP 500 unit 5.1 M 80,000,000 2.008 unit (19) (20) 80,000,000 SKPD terkait 20.5 M (21) Kota Padang SKPD terkait Kota Padang 80,000,000 SKPD terkait Kota Padang Dinsosnaker Kota Padang Penegakan hukum Input : dan Penyelesaian Kasus Norma Ketenagakerjaan Dana 12 Bulan 100.000.000 12 Bulan 63,750,000 12 Bulan 6 Bulan 6 Bulan - 150.000.000 12 Bulan 175.000.000 Outcome : Tercapainya Pembayaran UMP Ouput : Kesediaan Perusahaan dan Industri membayar UMP 2.Jumlah tenaga Asing yang bekerja di Padang (16) Pengawasan dan Input : pembinaan terhadap Tenaga Kerja Asing Dana Outcome : Terdatanya Tenaga Kerja Asing Ouput : TKA memberikan kontribusi dalam memajukan perusahaan 75.000.000 6 Bulan 112.500.000 6 Bulan 131.250.000 (1) (2) (3) 3.pekerja perempuan dan anak (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) pengawasan dan Input : perlindungan terhadap tenaga kerja perempuan dan anak Dana 4 Bulan 100.000.000 4 Bulan - 4 Bulan 150.000.000 12 Bulan 100.000.000 12 Bulan 63,750,000 12 Bulan 250,000,000 12 Bulan 63,750,000 12 Bulan 4 Bulan 175.000.000 Outcome : Perlindungan hak tenaga kerja perempuan/ana k Output : Persamaan hak nominatif pekerja perempiuan dan laki-laki 4.BPJS bidang Ketenagakerjaan dan BPJS Bidang Kesehatan Pembinaan dan Input : pengawasan terhadap jumlah tenaga kerja yang ikut ketenagaan dan kesehatan 150.000.000 12 Bulan 175.000.000 Outcome : Perusahaan/ind ustri paham pada UU Ketenagakerjaa n Output : perusahaan industri sudah menegakan hak dan kewajiban pekerja sesuai UU Perusahaan, dan Tenaga Kerja Terhadap Penerapan UMP Tahun 2015 Pengawasan Input : Terhadap Pelaksanaan Penerapan Upah Minimum Propinsi Tahun 2015 Dana Outcome : Perusahaan/ind ustri dan Tenaga Kerja menerapkan UMP tahun 2015 Output : 12 Bulan 325,000,000 12 Bulan 350,000,000 (16) (17) (18) (19) (20) (21) (1) (2) (4) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) perusahaan industri dan tenaga kerja sudah menerapkan Upah Minimum Tahun 2015 0 1 Penerapan budaya Keselamatan dan Perusahaan dan 1. Jumlah Perusahaan yang Kesehatan kerja ( K3 ) diperusahaan Lembaga-lembaga yang menerapkan Norma ada di perusahaan Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) 2. Jumlah Alat-alat produksi yang digunakan di perusahaan Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja 1. Peningkatan Input : Pengawasan Norma Norma Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) melalui Penerapan Peraturan Perundang-undangan di bidang Norma K3 Dana Outcome : Jumlah Perusahaan yang menerapkan budaya K3 sesuai dengan aturan ketenagakerjaan 3. Jumlah Perusahaan yang melaksanakan Standarisasi dan sertifikasi bagi peralatan dan tenaga kerja yang mengoperasikan peralatan sesuai dengan ketentuan Norma Norma Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) Output : Meningkatnya Produktifitas kerja bagi tenaga kerja dan pengusaha 100 perusaha an 93,750,000 100 perusa haan 42,500,000 100 perusah aan 125,000,000 100 perusah aan 125,000,000 100 perusah aan 150,000,000 Dinsosnaker Perusahaan perusahaan yang ada di Kota Padang (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) 4. Jumlah Perusahaan yang melaksanakan Standarisasi dan sertifikasi bagi peralatan dan tenaga kerja yang mengoperasikan peralatan sesuai dengan ketentuan Norma Norma Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) 2. Pembinaan dan Input : monitoring tentang Norma Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) dan upaya pencegahannya 5. Jumlah Perusahaan berdasarkan Klasifikasi dan Kelompok usaha yang belum menerapkan Norma Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) 6.Laporan Kecelakaan Kerja dan penyakit akibat kerja yang terjadi di perusahaan 200 perusaha an 75,000,000 200 perusa haan 42,500,000 200 perusah aan 125,000,000 200 perusah aan 150,000,000 200 perusah aan 175,000,000 Dinsosnaker Perusahaan perusahaan yang ada di Kota Padang 100 perusaha an 150,000,000 100 perusa haan - 150,000,000 100 perusah aan 150,000,000 100 perusah aan 150,000,000 Dinsosnaker Perusahaan perusahaan yang ada di Kota Padang Dana Outcome : Pembinaan dan Monitoring ke perusahaan Output : Terciptanya nihil kecelakaan atau Zerro accident di perusahaan 3. Kegiatan Pemetaan Input : status kerawanan di perusahaan perusahaan Dana Outcome : Data Perusahaan berdasarkan skala pelanggaran Norma K3 Output : Terciptanya data status kerawanan di perusahaan 100 perusah aan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 4. Analisa Kecelakaan Input : Kerja dan Penyakit akibat Kerja (PAK) pada perusahaanperusahaan di Kota Padang (8) 100 perusaha an (9) (10) 150,000,000 100 perusa haan (11) (12) - 100 perusah aan (13) (14) 150,000,000 100 perusah aan (15) (16) 150,000,000 100 perusah aan (17) (18) (19) (20) (21) 150,000,000 Dana Outcome : Laporan kecelakaan kerja yang terjadi diperusahaan Output : Terlaksananya hasil pelaporan berdasarkan analisa Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja yang terjadi di perusahaan. Memberdayakan dan mendayagunakan Perlindungan tenaga kerja secara optimal dan Kerja manusiawi serta meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya. Tenaga Masyarakat , Pekerja dan Pengusaha 5. Pembinaan Sistem Terlaksananya 100 prsh Pengawasan hubungan yang Ketenagakerjaan harmonis antara pekerja dan pengusaha sehingga tingkat peroduktifitas perusahaan dapat dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangundangan 2500 Tk 100.000.000 3000 TK 51,000,000 4000 TK 150.000.000 5000 TK 175.000.000 6000 TK 200.000.000 7000 TK 250.000.000 Bidang Hubungan industrial Padang Hubungan Memberikan perlindungan kepada Kepastian hukum Tenaga Kerja Dan Pengusaha tenaga kerja dalam mewujudkan terhadap pekerja keadilan hak pekerja dan keluarganya Penyelesaian permasalahan Hubungan Industrial (PHI) dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Terlaksananya 75 Prsh Penyelesaian Hubungan Industrial di perusahaan dan kepastian hukum tenaga kerja dan pengusaha dapat terlaksana 10 TK 75.000.000 20 TK 51,000,000 30 TK 150.000.000 40 TK 160.000.000 50 TK 170.000.000 60 TK 180.000.000 Bidang HI Padang (1) (2) Terciptanya Hubungan Industrial di Terciptanya Perusahaan ketenangan dan berusaha (4) (3) Tenaga Kerja dan pengusaha bekerja (5) (6) Pembentukan Mengurangi Lembaga Kerja sama Pemutusan Bipartit Hubungan Kerja(PHK) perusahaan (7) (8) 100 Prsh 100 TK (9) 100.000.000 (10) (11) 150 TK 0 (12) (13) 200 TK 200.000.000 (14) 300 TK (15) 250.000.000 (16) (17) 400 TK 300.000.000 (18) 450 TK (19) (20) (21) 450.000.000 Bidang HI Padang Padang di 1000 Prh 10.000 TK 200.000.000 20.000 0 TK 30.000 300.000.000 TK 40.000 TK 350.000.000 50.000 400.000.000 TK 60.000 TK 450.000.000 Hubungan Bidang HI Kepastian Dunia kerja bagi pekerja Jangan sampai terjadi Tenaga Kerja dan Keluarga untuk kelangsungan hidup pekerja dan PHK keluarganya Diteksi Dini Mogok Tidak terjadinya 1000 Psh kerja Unjuk Rasa dan Pemutusan PHK Hubungan Kerja di perusahaan kondusif bekerja dan tingkat produktifitas tenaga kerja meningkat mencegah terjadinya mogok kerja 500 TK 100.000.000 1000 TK 1500 TK 125.000.000 2000 TK 130.000.000 2500 TK 135.000.000 3000 TK 150.000.000 Hubungan Bidang HI Padang Kepastian Hukum Penyelesaian Hak Pekerja Pembinaan tentang UU No. 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan HI 100 Persh 100.000.000 75 Prsh 150 Persh 155 Prsh 200 Persh 250.000.000 Bidang HI Padang Tercapainya Kehidupan yang layak bagi Mengurangi pekerja kemiskinan tingkat Tenaga Kerja dan keluarga tentang Kepastian Tenaga Kerja dan Pengusaha kelangsungan hidup pekerja dan ketenagakerjaan berusaha Dewan pengupahan Meningkatkan Kota Padang Perekonomian Pekerja Terjadi 500 Persh Pemahaman Kasus di perusahaan dan pekerja adanya penyelesaian tingkat Bipartit diperusahaan terlebih dahulu baru ke tingkat Tripartit 0 42,500,000 100 Persh 150.000.000 175.000.000 200.000.000 Hubungan Terciptanya Ketenangan Bekerja dan Kondusif di Perusahaan Serikat Pekerja Berusaha Pengusaha dan Verifikasi Pekerja Serikat Tujuan 75 SP Organisasi dapat tercapai diperusahaan sehingga ketenangan berusaha dapat tercapai Bimbingan Teknis dan Penyululuhan Hubungan Industrial 75 SP 75.000.000 100 SP 0 125 SP 125.000.000 63,750,000 63,750,000 150 SP 150.000.000 63,750,000 200 SP 175.000.000 63,750,000 250 SP 200.000.000 Bidang HI 63,750,000 Bidang HI Hubungan Padang (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) Survey dan Pembinaan Dewan Pengupahan Kota Padang dan Persyaratan Kerja 42,500,000 42,500,000 42,500,000 42,500,000 42,500,000 Identifikasi Pendataan Sosialisasi perpanjangan untuk PAD Padang 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 42,500,000 42,500,000 42,500,000 42,500,000 42,500,000 , dan (20) (21) IMTA Kota Informasi Hubungan Industrial dan Persyaratan kerja Program Perluasan dan pengembangan kesempatan kerja 1 Pengembangan Kelembagaan Produktivitas Pelatihan Kewirausahaan 80 358,120,000 85 400,000,000 90 450,000,000 95 500,000,000 100 580,000,000 2 Penyiapan Tenaga Kerja Berbasis Kompetensi 60 389,960,000 70 450,000,000 80 500,000,000 90 650,000,000 100 700,000,000 3 Pelatihan Wira Usaha Baru ( WUB) melalui Tenaga Kerja Mandiri 60 264,688,000 70 300,000,000 80 350,000,000 90 450,000,000 100 500,000,000 dan Program Peningkatan Kualitas Produktifitas Tenaga Kerja Meningkatnya kemampuan pengelola Bursa Kerja Khusus Bursa Kerja Khusus di Sekolah Kejuruan se kota Padang keterampilan pengelolaan 8 buah Bursa Kerja Khusus 1 Seleksi dan Pelatihan Output : Pra magang ke Jepang Meningkatnya pelayanan terhadap 2 Pendidikan dan Outcome : pelatihan terlayani Keterampilan Bagi pencari kerja Pencari kerja yang datang ke dinsosnaker 3 Bimbingan Teknis Outcome :0 Untuk Pengelolaan terlaksananya Bursa Kerja Khusus operational bursa kerja khusus sesuai dengan standar operational pelaksanaan 5 - 32 org 195,000,000 40 org 200,000,000 45 org 250,000,000 50 org 300,000,000 60 org 350,000,000 60 org 345,349,000 70 org 400,000,000 80 org 450,000,000 90 org 500,000,000 100 org 600,000,000 20 pengur us bkk 66,000,000 20 pengur us bkk 70,000,000 20 penguru s bkk 75,000,000 20 pengur us bkk 80,000,000 20 pengurus bkk 85,000,000 Dinsosnaker Kota Padang Kota Padang, (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) Output : meningkatnya keterampilan pengelola bursa kerja khusus Program Perluasan Outcome : dan Pengembangan meningkatnya Kesempatan Kerja pelayanan terhadap pencari kerja di kota padang Output : terlayaninya pencari kerja yang datang ke dinsosnaker kota Padang Meningkatnya kesempatan kerja bagi pencari kerja dan Jumlah lowongan kerja yang pencari kerja di kota Padang pemberi kerja dari kota disediakan padang 1 Penyebar Luasan Informasi Bursa Tenaga Kerja (Job Fair) Outcome : 500 berkurangnya lowongan, 50 pengangguran perusahaan dengan terserapnya tenaga kerja untuk mengisi lapangan pekerjaan yang disediakan 00 lowonga n, 30 perusaha an 50,000,000 1000 lowon gan, 50 perusa haan 300,000,000 1000 lowong an, 50 perusah aan 300,000,000 1000 lowong an, 50 perusah aan 70,600,000 10,000 90,000,000 10,000 300,000,000 1000 lowong an, 50 perusah aan 300,000,000 1000 lowonga n, 50 perusaha an 300,000,000 Dinsosnaker Kota Padang Kota Padang, 120,000,000 10,000 125,000,000 Dinsosnaker Kota Padang Kota Padang, Output : tersedianya data informasi pasar kerja dan lowongan kerja Meningkatkan pelayanan informasi Pencari Kerja pasar kerja terhadap pencari kerja dari kota padang Jumlah pencari kerja yang terlayani 2 Pengembangan Pasar Kerja Melalui Bursa Kerja Online dengan Sertifikasi ISO 9001:2008 Outcome : 10000 meningkatnya kepuasan pencari kerja dengan pelayanan berstandar ISO 9001 : 2008 Output : terlayaninya pencari kerja dari kota padang 10,000 125,000,000 ##### 110,000,000 10,000 (1) (2) Tersedianya informasi kesempatan Pemberi kerja kerja di perusahaan sekota Padang (4) (3) Lowongan tersedia Kerja yang (5) (6) 3 Job Canvasing dalam Outcome :0 Rangka Penempatan berkurangnya Tenaga Kerja pengangguran dari Kota Padang (7) (8) (9) - (10) - 300 owong an 100 perusa haan (11) (12) 75,000,000 (13) (14) 300 owonga n 100 perusah aan (15) 85,000,000 (16) 300 lowong an 100 perusah aan 80,000,000 300 owonga n 100 perusah aan 32 150,000,000 32 150,000,000 32 125 550,000,000 125 600,000,000 125 (17) 90,000,000 (18) 300 owongan 100 perusaha an (19) (20) (21) 100,000,000 Dinsosnaker Kota Padang Kota Padang, Output : tersedianya informasi lowongan kerja di perusahaan sekota Padang Melaksankan Penempatan Tenaga pencari kerja Kerja di Dalam dan Luar Kota Padang Sesuai dengan Permintaan pasar kerja pencari kerja ditempatkan yang 4 Penempatan Tenaga Outcome : Kerja Antar Kerja berkurangnya Daerah (AKAD) pengangguran di kota padang 150,000,000 32 150,000,000 Output : terlaksananya penempatan tenaga kerja antar daerah Memperluas lapangan kerja melalui pencari kerja dari kota Jumlah Wira usaha baru pertumbuhan wirausaha baru Padang yang muncul di kota padang 1 5 Terapan Teknologi Outcome :0 Tepat Guna pencari kerja bisa menjadi wira usaha mandiri Output : meningkatnya pengetahuan dan keterampilan pencari kerja yang dilatih - - 125 459,400,000 30 LKPS 90,383,000 650,000,000 125 700,000,000 Dinsosnaker, Kota Padang Kecamatan dan Kelurahan sekota padang 150,000,000 Program Perlindungan dan Pengembangan Kelembagaan Ketenagakerjaan LPK menghasilkan lulusan yang LPK kompeten dan mempunyai keahlian sehingga bisa disalurkan ke pasar kerja 30 LPK untuk meningkatkan kwalitas keterampilan pencari kerja BLK Mini dan pencari kerja 1 Pembinaan lembaga Pelatihan Kerja 30 100,000,000 35 LKPS 125,000,000 40 LKPS 150,000,000 40 LKPS 1 100,000,000 100,000,000 100,000,000 1 BLK 1.3 M mini LKPS Output : terlaksananya pemantauan dan pembinaan terhadap LPK 2 Operasional Balai Outcome :0 Latihan Kerja Mini tersedianya lembaga pelatihan yang kompeten 1 500,000,000 1 - 1 1 Sosnaker Kota Padang (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) Output : terlaksananya pemantauan dan pembinaan terhadap LPK meningkatkan pemahaman tentang Perusahaan pengguna terlaksananya identifikasi penggunaan tenaga kerja asing, hak TKA dan pendataan tenaga kerja dan kewajiban pengguna, potensi PAD, asing dan pengawasan terhadap pelaksanaan transfer of knowledge terhadap tenaga kerja pendamping 3 Identifikasi, Pendataan tenaga kerja asing, tenaga kerja pendamping dan sosialisasi perpanjangan IMTA untuk PAD Kota Padang Outcome :0 meningkatnya PAD kota Padang Output : Terlaksananya Pendataan TKA, tenaga pendamping dan Sosialisasi perpanjangan - - 30 perusa haan 50,000,000 - - - - 30 perusaha an 50,000,000 Sosnaker Kota Padang