renstra dinsosnaker 2014-2019

advertisement
RENCANA STRATEGIS
TAHUN 2014-2019
DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA
KOTA PADANG TAHUN 2014
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Allah, SWT karena telah selesainya
penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Padang Tahun 2014-2019. Dokumen ini memuat informasi mengenai rencana
pembangunan bidang sosial dan ketenagakerjaan selama lima tahun, disusun
sebagai pedoman bagi pemangku kepentingan dalam mencapai visi dan misi
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang.
Renstra Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang ini masih jauh dari
kata sempurna, hal ini disebabkan karena kurangnya sumber daya baik sumber
daya data maupun sumber daya manusia. Untuk itu kami mengharapkan
tanggapan dan saran demi penyempunaannya dimasa mendatang.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, kami menghaturkan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan dokumen ini. Semoga dokumen ini bermanfaat bagi kita semua.
Padang,
Desember 2014
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................................i
DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4
1.1
Latar Belakang ..........................................................................................4
1.2
Landasan Hukum......................................................................................6
1.3
Maksud dan Tujuan ..................................................................................8
1.4
Sistematika Penulisan ..............................................................................8
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD ................................................................ 12
2.1
Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD.................................... 12
2.2
Sumber Daya Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang .............26
2.3. Kinerja Pelayanan Dinsosnaker Kota Padang.............................................29
2.4
Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Sosial
dan Tenaga Kerja Kota Padang ............................................................ 38
BAB IIIISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI ................46
3.1
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang ......................................46
3.2
Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih ....................................................................................... 50
3.3
Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota ........... 53
3.4
Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis ....................................................................................... 83
3.5
Penentuan Isu-isu Strategis...................................................................86
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN....89
4.1
Visi dan Misi SKPD.................................................................................89
4.2
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD ...................................90
4.3
Strategi dan Kebijakan ........................................................................... 91
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF ......................................98
5.1
Rencana Program................................................................................. 103
ii
5.2
Indikator Kinerja .................................................................................... 105
5.3
Kelompok Sasaran........................................................................... 112
5.4
Pendanaan indikatif .............................................................................. 113
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD ................................................................................................... 113
BAB VII PENUTUP................................................................................................... 146
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Desentralisasi membawa implikasi perubahan mendasar dalam
tatanan pemerintahan, sehingga terjadi juga perubahan peran dan fungsi
birokrasi mulai dari tingkat pusat sampai ke daerah. Perubahan yang
mendasar itu memerlukan juga pengembangan kebijakan yang mendukung
penerapan desentralisasi dalam mewujudkan pembangunan sosial dan
ketenagakerjaan sesuai kebutuhan daerah dan diselenggarakan secara
efisien, efektif dan berkualitas.
Kota Padang sebagai Ibu Kota Propinsi Sumatera Barat banyak
mengalami perkembangan, baik di bidang ekonomi, sosial budaya, hukum
dan politik maupun lainnya. Sebagai suatu kota besar, kota ini banyak
mempunyai
permasalahan.
Permasalahan
yang
muncul
merupakan
konsekuensi dari proses pembangunan.
Dalam rangka pelaksanaaan amanat Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional dan UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Pemerintah dan
Pemerintah Daerah wajib menyusun Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan
Rencana Kerja Tahunan sebagai penjabaran RPJM Daerah oleh unit kerja
atau Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
4
Masalah sosial dan ketenagakerjaan menjadi terasa urgensinya
manakala kondisi memperlihatkan adanya peningkatan permasalahan baik
secara kuantitas maupun secara kualitas. Terjadinya gempa berakibat
terhadap munculnya pengangguran akibat Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK) yang membawa konsekuensi pada munculnya berbagai permasalahan
sosial dalam berbagai multidimensi, meningkatnya jumlah pengangguran,
populasi anak terlantar, anak jalanan, gelandangan dan pengemis.
Rencana Strategis merupakan pedoman dalam penyelenggaraan
pemerintahan, pengelolaan pembangunan dan pelayanan publik. Dalam hal
ini adalah pelayanan publik urusan sosial dan urusan ketenagakerjaan,
penyusunannya selain berpedoman kepada Peraturan Daerah Kota Padang,
juga harus mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat nomor
7 tahun 2008 tentang RPJM Propinsi Sumatera Barat, serta dengan
pertimbangan
potensi
sumberdaya,
memperhatikan
faktor-faktor
keberhasilan, hambatan, evaluasi kinerja, serta isu-isu strategis yang
berkaitan dengan bidang sosial dan ketenagakerjaan yang sedang
berkembang.
Oleh sebab itu Dinas Sosial dan Tenaga Kerja menyusun Dokumen
Perencanaan Rencana Strategis (Renstra) SKPD Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja Kota Padang Tahun 2015-2019 sebagai pedoman dalam menyusun
Rencana Kerja SKPD yang merujuk pada visi Walikota Padang periode 20152019 yaitu mewujudkan kota Padang sebagai Kota Pendidikan, perdagangan
dan pariwisata yang sejahtera, religious dan berbudaya.
5
1.2
Landasan Hukum
Berbagai peraturan perundang-undangan menjadi landasan hukum
dalam penyusunan Rencana Strategis Pembangunan Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja Kota Padang Tahun 2015 - 2019, yaitu :
1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
2) Undang-undang
Nomor
7
Tahun
1981
tentang
Wajib
Lapor
Ketenagakerjaan;
3) Undang-undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat
Buruh;
4) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
5) Undang-undang
Nomor
2
Tahun
2004
tentang
Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial;
6) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
7) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan undangundang Nomor 23 Tahun 2014;
8) Undang-undang
Nomor
33
Tahun
2004
tentang
Perimbangan
Keuangan antara Pusat dan Daerah;
9) Undang-undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri;
10) Undang-undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana;
11) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial;
6
12) Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial;
13) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
14) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
15) Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1980 tentang Wajib Lapor
Lowongan Kerja;
16) Peraturan
Menteri
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi
Nomor
Per.07/Men/IV/2008 tentang Penempatan Tenaga Kerja;
17) Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 77 Tahun 2010 tentang Pedoman
Karang Taruna;
18) Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 8 Tahun 2012 tentang Peraturan
Pedoman Pendataan dan Pengelolaan Data Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial;
19) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 19 Tahun
2012 tentang Syarat-Syarat Penyerahan Pelaksanaan Sebagian
Pekerjaan Pada Perusahaan Lain;
20) Peraturan
Menteri Sosial RI Nomor 14
Tahun 2014
tentang
Pengelolaan Hibah Langsung Dalam Negeri Dalam Bentuk Uang;
21) Peraturan Daerah Nomor 41 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Padang;
22) Peraturan Daerah Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang
RPJMD Propinsi Sumatera Barat.
7
23) Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 6 Tahun 2014 tentang RPJMD
Tahun 2014 – 2019 Kota Padang.
1.3
Maksud dan Tujuan
Rencana Strategis Pembangunan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Kota Padang Tahun 2009-2014 bertujuan menguraikan langkah terpilih
untuk mencapai tujuan-tujuan program pembangunan daerah sub sektor
sosial dan ketenagakerjaan. Langkah terpilih tersebut diformulasikan
sebagai
strategi
program
intervensi
untuk
menjadi
acuan
dalam
penyusunan program/kegiatan yang berkaitan dengan upaya meningkatkan
kesejahteraan sosial masyarakat.
Rencana Strategi Tahun 2014-2019 ini disusun dengan maksud sebagai
berikut:
a. Memudahkan aparatur Pemerintah Kota Padang, khususnya Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja, serta masyarakat pada umumnya untuk
memahami visi, misi, strategi dan arah kebijakan
Sosial dan
Ketenagakerjaan selama lima tahun ke depan
b. Dalam rangka sinergitas pelaksanaan pembangunan Sosial dan
ketenagakerjaan.
c. Dokumen perencanaan strategi dan prioritas program lima tahunan
sebagai dasar penyusunan rencana kerja setiap tahun
8
Sedangkan tujuan disusunnya Renstra Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Tahun 2014-2019 adalah :
a. Memperoleh dokumen rencana pembangunan urusan sosial dan
ketenagakerjaan lima tahunan yang terintegrasi dengan dokumen
RPJMD Kota Padang serta dokumen yang berkaitan dengan urusan
sosial dan ketenagakerjaan lainnya
b. Memberikan arah dan acuan pembangunan yang ingin dicapai Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja dalam kurun waktu lima tahun ke depan,
sekaligus indikator capaian yang harus dipenuhi
c. Memberikan pedoman operasional pelaksanaan program dan kegiatan
bagi aparat Dinas Sosial dan Tenaga kerja dalam menjabarkan visi,
misi, dan arah pembangunan dalam RPJMD Kota Padang.
1.3.1. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja Kota Padang Tahun 2014 – 2019 :
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hkum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA
KOTA PADANG
9
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD
2.2 Sumber Daya Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang
2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Padang
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang
3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah Terpilih
3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota
3.4 Telaahan
Rencana
Tata
Ruang
Wilayah
dan
Kajian
Lingkungan Hidup Strategis
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis
BAB IV VISI,
MISI,
TUJUAN,
DAN
SASARAN,
STRATEGI
DAN
KEBIJAKAN
4.1 Visi dan Misi SKPD
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja Kota Padang
4.3 Strategi dan Kebijakan
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
10
BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA
KOTA PADANG YANG
MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD
BAB VII PENUTUP
11
BAB II GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS SOSIAL
DAN TENAGA KERJA KOTA PADANG
2.1
Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD
Tugas Pokok dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang
adalah melaksanakan urusan Pemerintah Daerah di Bidang Sosial dan
Tenaga Kerja serta tugas perbantuan. Hal ini berarti bahwa Dinas sosial
dan Tenaga Kerja Kota Padang melayani seluruh permasalahan sosial dan
tenaga kerja yang ada. Selain sebagai perpanjangan tangan pemerintah
pusat, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang juga merupakan
perpanjangan tangan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Hal ini
dapat terlihat dari beberapa kegiatan yang didanai oleh pemerintah pusat
melalui DIPA yang ada di Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang mempunyai fungsi
sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang sosial dan tenaga kerja.
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang
sosial dan tenaga kerja.
3. Pembinaan dan pelaksanaaan urusan dibidang sosial dan tenaga kerja.
4. Pembinaan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas.
5. Pelaksanaan Tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan
Tugas Pokok dan Fungsi
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, dalam menjalankan
kegiatan dan program kerjanya Dinas Sosial dan Tenaga Kerja melakukan
koordinasi dengan instansi lainnya yang terkait baik vertikal maupun
12
horizontal. Banyak mitra yang berasal dari masyarakat baik secara
langsung maupun melalui organisasi kemasyarakatan.
Struktur Organisasi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, terdiri dari :
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2008 tentang
Organisasi Perangkat Daerah dan Perwako Padang No 55 tahun 2012
tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja, Susunan Organisasi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang
terdiri atas :
Susunan Organisasi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, terdiri dari :
1. Kepala Dinas;
2. Sekretariat, terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum;
b. Sub Bagian Keuangan;
3. Bidang Pemberdayaan Sosial, terdiri dari :
a. Seksi Pemberdayaan Kelembagaan Sosial;
b. Seksi Pemberdayaan Keluarga Miskin, Komunitas Adat Terpencil dan
Pelestarian Nilai Kepahlawanan;
4. Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, terdiri dari :
a. Seksi Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Anak dan Lanjut Usia;
b. Seksi Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Rehabilitasi Para Cacat dan
Napza.
13
5. Bidang Bantuan Jaminan Sosial, terdiri dari :
a. Seksi Penanggulangan Korban Bencana, Tindak Kekerasan dan Pekerja
Migran;
b. Seksi Jaminan Sosial dan Pendayagunaan Sumbangan Sosial;
6. Bidang Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja, terdiri dari :
a. Seksi Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja;
b. Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.
7. Bidang Penempatan, Pelatihan dan Produktifitas Tenaga Kerja, terdiri dari :
a. Seksi Penempatan dan Perluasan Tenaga Kerja;
b. Seksi Pelatihan dan Produktifitas Tenaga Kerja.
8. Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan, terdiri dari :
a. Seksi Pengawasan Norma Ketenagakerjaan;
b. Seksi Pengawasan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
14
bagan
15
1.
Kepala Dinas
Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Dinas mempunyai fungsi :
1. Menyusun kebijakan teknis di bidang sosial dan tenaga kerja.
2. Merumuskan
sasaran
strategis
berdasarkan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan dan penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
pelayanan umum dibidang sosial dan tenaga kerja.
3. Mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan pengelolaan Dinas Sosial
dan
Tenaga
Kerja berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-
undangan agar penyelenggaraan urusan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
dapat terukur secara tepat dan optimal.
4. Merumuskan program kerja berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan agar penyelenggaraan urusan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
dapat terukur secara tepat dan optimal.
5. Mengendalikan penyelenggaraan urusan pengelolaan Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
agar tugas-tugas dapat dilaksanakan secara tepat guna dan tepat
sasaran.
6. Membina aparatur dalam penyelenggaraan urusan pengelolaan Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan guna mengetahui keberhasilan pelaksanaan tugas secara
komprehensif.
7. Mengarahkan penyelenggaraan urusan pengelolaan Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
demi tercapainya pelaksanaan tugas yang tepat sasaran.
16
8. Mengevaluasi penyelenggaraan urusan pengelolaan Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
guna mengetahui keberhasilan pelaksanaan tugas secara komprehensif.
9. Melaporkan penyelenggaraan urusan pengelolaan Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
sebagai bentuk akuntabilitas kinerja.
10. Pengguna anggaran dinas.
11. Pengguna barang dinas diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
12. Pelaksanaan Tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan
Tugas Pokok dan Fungsi.
17
2. Bagian Sekretariat :
Sekretariat
mempunyai
tugas
membantu
Kepala
Dinas
dalam
memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh satuan organisasi di
lingkungan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja dalam urusan umum, urusan
perlengkapan, urusan keuangan, urusan kepegawaian, urusan kearsipan,
perpustakaan, dokumentasi, evaluasi dan pelaporan.
Untuk menyelenggarakan tugas Sekretariat mempunyai fungsi :
a. Menyusun administrasi kepegawaian, perlengkapan dan peralatan, urusan
rumah tangga dinas, keuangan, kearsipan, perpustakaan dan dokumentasi;
b. Menyusun anggaran, pembinaan organisasi dan tata laksana, menyusun
evaluasi dan pelaporan;
c. Meningkatkan sumber daya manusia;
d. Membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja; dan
e. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas dan fungsinya
3. Bidang Pemberdayaan Sosial
Bidang Pemberdayaan Sosial mempunyai tugas membantu kepala dinas
dalam Menyiapkan bahan Perumusan Kebijakan Teknis Pembinaan dan
Evaluasi dibidang pemberdayaan kelembagaan sosial masyarakat, keluarga
miskin dan pendayagunaan nilai nilai kepahlawanan, keperintisan dan
kesetiakawanan sosial.
18
Untuk menyelenggarakan tugas Bidang Pemberdayaan Sosial mempunyai
fungsi :
a. Merumuskan kebijaksanaan teknis dan program bidang pemberdayaan
kelembagaan sosial masyarakat, keluarga miskin, dan pelestarian nilai-nilai
kepahlawanan, keperintisan serta kesetiakawanan sosial;
b. Melaksanakan kebijaksanaan teknis pemberdayaan kelembagaan sosial
masyarakat keluarga miskin, dan pelestarian nilai-nilai kepahlawanan,
keperintisan serta kesetiakawanan sosial;
c. Menyusun pedoman, kriteria dan prosedur teknis dibidang pemberdayaan
kelembagaan sosial masyarakat, keluarga miskin dan pelestarian nilai-nilai
kepahlawanan, keperintisan serta kesetiakawanan sosial;
d. Melakukan pembinaan teknis, pengawasan dan pengendalian serta
koordinasi pelaksanaan kegiatan pemberdayaan kelembagaan sosial
masyarakat, keluarga miskin dan pelestarian nilai-nilai kepahlawanan,
keperintisan serta kesetiakawan sosial;
e. Melaksanakan
evaluasi
kebijakan
teknis
dan
program
bidang
pemberdayaan kelembagaan sosial masyarakat, keluarga miskin dan
pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan serta kesetiakawanan
sosial;
f. Membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas bidang pemberdayaan
sosial; dan
g. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
19
4. Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial
Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas membantu
Kepala Dinas dalam menyiapkan bahan kebijaksanaan teknis, pelayanan
kesejahteraan sosial anak, remaja, lansia, pelayanan dan rehabilitasi sosial
penyandang cacat dan rehabilitasi tuna sosial dan korban napza.
Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial mempunyai fungsi :
a. Merumuskan
kebijakan
teknis
pelayanan
dan
rehabilitasi
sosial
penyandang cacat, kesejahteraan sosial anak, remaja dan lanjut usia,
korban napza dan tuna sosial;
b. Melaksanakan
kebijakan
teknis
pelayanan
dan
rehabilitasi
sosial
penyandang cacat, kesejahteraan sosial anak, remaja, dan lanjut usia,
serta korban napza dan tuna sosial berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
c. Menyusun pedoman, standar pelayanan panti-panti pemerintah serta
kriteria dan prosedur teknis rehabilitasi sosial penyandang cacat,
kesejahteraan sosial anak, remaja, dan lanjut usia, serta korban napza dan
tuna sosial;
d. Melakukan pembinaan teknis pelayanan, rehabilitasi sosial penyandang
cacat serta yayasan yang bergerak dibidang usaha kesejahteraan sosial
anak remaja, dan lanjut usia, serta korban napza dan tuna sosial;
e. Melaksanakan evalusai kebijakan teknis pelayanan rehabilitasi sosial
penyandang cacat, kesejahteraan sosial anak remaja, dan lanjut usia, serta
korban napza dan tuna sosial;
f. Membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas bidang pelayanan dan
rehabilitasi sosial; dan
20
g. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas dan fungsinya
5.
Bidang Bantuan Jaminan Sosial
Bidang Bantuan Jaminan Sosial mempunyai tugas membantu kepala
dinas dalam menyiapkan bahan kebijakan teknis, pembinaan evaluasi
dibidang bantuan sosial, korban bencana alam, korban bencana sosial,
korban tindak kekerasan dan pekerja migran terlantar, jaminan sosial dan
pendayagunaan sumbangan sosial
Untuk menyelenggarakan tugas Bidang Bantuan Jaminan Sosial mempunyai
fungsi :
a. Merumuskan kebijakan teknis dan program di bidang Bantuan Sosial,
Korban tindak kekerasan dan pekerja migran terlantar, jaminan sosial,
dan pendayagunaan sumbangan sosial;
b. Melaksanakan kebijakan teknis di bidang bantuan sosial korban bencana
alam dan korban bencana sosial, korban tindak kekerasan dan pekerja
migran terlantar, jaminan sosial, pendayagunaan sumbangan sosial
sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku;
c. Menyusun pedoman, kriteria dan prosedur teknis di bidang bantuan sosial
korban bencana alam dan korban bencana sosial, korban tindak
kekerasan
dan
pekerja
migran
terlantar,
jaminan
sosial,
dan
pendayagunaan sumbangan sosial;
d. Melakukan pembinaan teknis, pengawasan dan pengendalian serta
koordinasi pelaksanaan kegiatan bantuan sosial korban bencana alam
21
dan korban bencana sosial, korban tindak kekerasan dan pekerja migran
terlantar, jaminan sosial dan pendayagunaan sumbangan sosial;
e. Melakukan pelaksanaan evaluasi kegiatan bantuan sosial korban
bencana alam dan korban bencana sosial, korban tindak kekerasan dan
pekerja migran terlantar, jaminan sosial dan pendayagunaan sumbangan
sosial;
f. Membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas Bidang Bantuan
Jaminan Sosial; dan
g. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas dan fungsinya
6. Bidang Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja
Bidang Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja mempunyai tugas
membantu Kepala Dinas melaksanakan Hubungan Industrial, mengatur
Persyaratan Kerja dan menyelesaikan Perselisihan Hubungan Industrial
Untuk menyelenggarakan tugas Bidang Hubungan Industrial dan persyaratan
kerja mempunyai fungsi ;
a Menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis pembinaan hubungan
industrial, persyaratan kerja penyelesaian perselisihan hubungan
industrial dan pembinaan pengupahan dan Jamsos;
b Melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan mitra kerja dan
stakeholder;
c Membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas Bidang Hubungan
Industrial dan Persyaratan Kerja; dan
22
d Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas dan fungsinya
7. Bidang Penempatan, Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja
Bidang Penempatan, Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja
mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan penyaluran
pencari kerja melalui sistem antar kerja dan perluasan lapangan kerja serta
peningkatan keterampilan tenaga kerja.
Untuk
menyelenggarakan
tugas
Bidang
Penempatan,
Pelatihan
dan
Produktivitas Tenaga Kerja mempunyai fungsi :
a.
Membuat pelaksanaan perencanaan tenaga kerja dan informasi pasar
kerja;
b.
Melakukan pertemuan pencari kerja dengan pengguna tenaga kerja
(USER) melalui bursa kerja dengan sistem Antar Kerja Lokal (AKL), Antar
Kerja Antar Daerah (AKAD), Antar Kerja Antar Negara (AKAN), Antar
Kerja Pemerintah (AKP);
c.
Menciptakan perluasan lapangan kerja melalui sistem teknologi tepat
guna dan padat karya;
d.
Mengembangkan usaha mandiri kepada pencari kerja untuk penciptaan
lapangan kerja;
e.
Melakukan peningkatan keterampilan dan produktivitas tenaga kerja serta
pemberdayaan lembaga latihan;
f.
Melaksanakan/menentukan
standarisasi
sertifikasi
dan
akreditasi
lembaga swasta;
g.
Membina dan melakukan monitoring penggunaan tenaga kerja asing;
23
h.
Memberikan ijin dan pembinaan lembaga latihan kerja swasta;
i.
Memberikan ijin Pendirian Lembaga Bursa Kerja/Lembaga Penempatan
Tenaga Kerja Swasta (LPTKS);
j.
Melakukan fasilitasi penempatan bagi pencari kerja penyandang cacat
dan lansia;
k.
Menerbitkan perpanjangan ijin memperkerjakan tenaga kerja asing yang
bekerja di kota padang;
l.
Membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas Bidang Penempatan,
Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja; dan
m. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas dan fungsinya
8. Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan
Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai tugas membantu
Kepala Dinas dalam melaksanakan pengendalian dan pengawasan serta
pemeriksaan dibidang ketenagakerjaan.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana Bidang Pengawasan
Ketenagakerjaan mempunyai fungsi :
a. Menyelenggarakan ketatalaksanaan pengawasan ketenagakerjaan;
b. Menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis pembinaan, pengawasan,
dan pelaksanaan norma ketenagakerjaan.
c. Memeriksa dan menguji terhadap perusahaan dan objek pengawasan
ketenagakerjaan;
24
d. Menerbitkan rekomendasi ijin sertifikasi terhadap objek-objek pengawasan
ketenagakerjaan dan tenaga kerja;
e. Melakukan tindakan penyidikan terhadap perusahaan dan tenaga kerja
yang melanggar norma ketenagakerjaan;
f. Melaksanakan penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja (SMK3) dan pelaksanaan koordinasi dan audit SMK3;
g. Mengkaji dan merekayasa bidang norma ketenagakerjaan, keselamatan,
dan kesehatan kerja, lingkungan kerja, hygine perusahaan, ergonomi dan
objek pengawasan lainnya;
h. Memberikan
pelatihan
serta
pengembangan
bidang
norma
kerja,
keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan kerja;
i. Memberdayakan
fungsi
dan
kegiatan
personil
dan
kelembagaan
pengawasan ketenagakerjaan;
j. Mengusulkan calon peserta diklat pengawasan ketenagakerjaan;
k. Menerbitkan kartu legitimasi bagi pengawasa ketenagakerjaan;
l. Mengusulkan penerbitan kartu tanda anggota penyidik pegawai negeri sipil
(PPNS) di bidang ketenagakerjaan;
m. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama pengawasan ketenagakerjaan
dengan instansi terkait di dalam maupun luar negeri;
n. Melaksanakan jaringan informasi pengawasan ketenagakerjaan;
o. Membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas bidang pengawasan
ketenagakerjaan; dan
p. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
25
2.2
Sumber Daya Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang
2.2.1. Sumber Daya Manusia
Keberadaan sumber daya yang meliputi sumber daya manusia,
anggaran, sarana dan prasarana, kelembagaan dan ketatalaksanaan
menjadi faktor penentu keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas dan peran
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang dalam menghadapi
dinamika perubahan lingkungan strategis. Jumlah tenaga di lingkungan
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang sebanyak 71 orang dengan
rincian 46 orang berpendidikan Strata satu (S1), Sarjana Muda 1 orang,
SMA 16 orang, Starata dua ( S2 ) 7 orang dan Starata Tiga ( S3 ) 1 orang,
dimana terdiri dari
golongan IV sebanyak 13 orang, golongan III
sebanyak 51 orang, golongan II sebanyak 5 orang serta pejabat
fungsional pengawasan mediator dan pengantar kerja yang menjadi ujung
tombak pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial Tenaga Kerja
Kota Padang
Kondisi pegawai Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang
berdasarkan golongan/ kepangkatan sampai dengan bulan Maret Tahun
2014 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
TABEL 2.1
Kondisi Pegawai Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang
Berdasarkan Kepangkatan / Golongan
No
Pangkat/Golongan
Jumlah
1
Pembina Utama Muda/ IV.c
1
2
PembinaTk. I, IV/b
4
3
Pembina, IV/a
11
4
Penata Tk.I, III/d
17
Keterangan
26
5
Penata, III/c
11
6
Penata Muda Tk.I, III/b
11
7
Penata Muda, III/a
12
8
Pengatur Tk. I, II/d
1
9
Pengatur, II/c
-
10
Pengatur Muda Tk.I, II/b
4
11
Pengatur Muda, II/a
2
Jumlah
74
Sumber Data: Kasubag Umum Maret 2014
PNS Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang berdasarkan masa
kerja sampai dengan Bulan Maret Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :
TABEL 2.2
Kondisi Pegawai Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No
Tingkat Pendidikan
Jumlah
S.3
-
2.
S.2
22
3.
S.1
45
4.
Sarjana Muda
1
5.
SMA
16
6.
SMP
-
7.
SD
-
1.
Jumlah
Ket
74
Sumber Data: Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang Tahun 2014
27
2.2.2. Sarana dan Prasarana
Pendukung kelancaran kinerja lainnya yang tidak kalah pentingnya
yaitu
aspek
sarana
prasarana
dan
anggaran
yang
tersedia.
Perkembangan sarana dan prasarana Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Kota Padang dapat dilihat pada tabel berikut :
Disamping sumber daya manusia yang profesional, ketersediaan sarana
dan prasarana juga merupakan unsur penting dalam mendukung
kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas sosial dan Tenaga
Kerja Kota Padang telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana
gedung milik sendiri yang diharapkan mampu mendukung pelaksanaan
tugas dan fungsinya.
Untuk prasarana gedung memiliki luas bangunan sebesar 1053 M2 .
Kendaraan dinas roda 2 sebanyak 12 unit, idealnya 25 unit, kendaraan
roda empat sebanyak 3 unit, ideal nya 10 unit.
28
2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang
2.3.1.Bidang Sosial
2.3.1.1. Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
Penyandang Masalah kesejahteraan Sosial yang telah ditangani
berupa :
a. Memberikan pelatihan Keterampilan bagi penyandang disabilitas
ringan, yang terdiri dari tuna wicara, tuna daksa dan mental, pelatihan
yang telah dilakukan berupa keterampilan bordir, handy craft, kostum,
perbengkelan dan pertukangan. Dari 1868 orang penyandang
disabilitas ringan yang ada di Kota Padang selama 5 tahun terakhir
telah dilatih sebanyak: 280 orang melalui dana APBD. Mereka yang
sudah dilatih ini sudah dapat berusaha secara mandiri untuk
memenuhi kehidupannya melalui Usaha Ekonomis Produktif (UEP)
sesuai dengan jenis keterampilan.
Dalam pelaksanaan rehabilitasi sosial terhadap anak terlantar,
gelandangan, pengemis, yang ada dijalanan Kota Padang sudah
memiliki perda No.1 Tahun 2012 sebagai sarana untuk menampung
permasalahan sosial yang ada di Kota Padang, Dinas Sosial
Tenaga Kerja sudah
dan
mengusulkan ke Kementrian Sosial untuk
pembangunan Lembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial
(LPKS) dimana Kota Padang sudah menyediakan tanah dengan
sertifikat seluas 2 ha.
Untuk memotivasi Penyandang Disabilitas, Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja mengadakan pembinaan melalui perlombaan dalam rangka
29
peringatan Hari Disabilitas Internasional tingkat Kota Padang yang
diperingati setiap tanggal 3 Desember setiap tahun.
b. Mengkoordinir pelaksanaan pemberian Bantuan Asistensi Penyandang
disabilitas berat dalam bentuk pemberian uang 300.000/bulan untuk 205
orang yang tersebar di sebelas ( 11 ) kecamatan, yang bersumber dari
dana Kementerian Sosial RI dengan kriteria tidak dapat mandiri. Melalui
dana APBD kita memberikan dana dampingan untuk kebutuhan dasar
seperti pengadaan kasur ,tikar, selimut, perlak dan pampers.
c. Mengkoordinir pemberian Bantuan Assistensi Lanjut Usia melalui dana
APBN Kementerian Sosial RI sebanyak 60 orang dari 2 kecamatan dan
4 kelurahan di Kota Padang dengan jumlah dana 200.000/bulan melalui
dana APBD kita memberikan bantuan lanjut usia yang kurang mampu
berupa bantuan perbaikan gizi dalam bentuk : susu anlene, kacang
hijau, gula pasir,teh dan roti
d. Melakukan
kerjasama
dengan
Sat
Pol
dan
kepolisian
dalam
pembinaan/penjangkauan terhadap anak jalanan, pengemis, pengamen
pedagang asongan dalam rangka menegakkan perda no.1 tahun 2012.
Bagi anak jalanan, pengemis, pengamen, pedagang asongan yang
terjaring akan dilakukan rehabilitasi, khusus
untuk anak jalanan
diberikan keterampilan untuk dapat berusaha seperti ; keterampilan
service hand phone,service sepeda motor.
e. Kegiatan rehabilitasi sosial lainnya seperti pemberian bantuan gizi
kepada lanjut usia, penyuluhan terhadap korban napza, wanita
tunasusila serta memberi keterampilan kepada ex napi.
30
2.3.1.2. Bidang pemberdayaan Sosial
a. Pemberian modal usaha bersama melalui program kelompok usaha
bersama ( KUBE ) sebanyak 600 KK, program ini dalam rangka
pemberdayaan masyarakat miskin sehingga dapat berusaha untuk
memenuhi kebutuhan setiap hari. dimana masing-masing kelompok
terdiri dari 10 orang dan mendapatkan bantuan dana sebesar
Rp.
20.000.000 ( dua puluh juta rupiah ) untuk masing-masing kelompok.
b. Dilaksanakan rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni sebanyak 253
yang bersumber dari dana kementrian sosial RI dan dana Baznas Kota
Padang.
c. Dilaksanakannya Program Pelatihan Keterampilan Keluarga Muda
Miskin ( KMM ) gunanya untuk memberikan keterampilan kepada
keluarga muda yang baru berumah tangga tetapi tidak mempunyai skill
atau keterampilan seperti memberikan keterampilan praktis yang siap
pakai seperti service HP dan otomotif dan ditahun 2014 baru satu ( 1 )
angkatan yang bisa dilatih dengan jumlah peserta enam belas orang (
16 ) orang , dengan diadakannya pelatihan ini diharapkan tersedianya
tenaga kerja siap pakai yang mandiri dengan membuka usaha baru
atau bekerja di perusahaan-perusahaan.
d. Pemberian kebutuhan dasar bagi penghuni anak panti dengan jumlah
24 panti dengan penghuni 1250 anak.
e. Pemeliharaan Taman Makam Pahlawan setiap tahunnya
f. Pemeliharaan Kesehatan Gizi janda Perintis Kemerdekaan
g. Melaksanakan
kegiatan
pelestarian
nilai-nilai
sejarah
seperti
memperingati Hari Pahlawan dan Bagindo Aziz Chan.
31
2.3.1.3. Bidang Bantuan dan Jaminan sosial.
a. Memberikan bantuan sosial, korban tindak kekerasan dan pekerja
migran terlantar, jaminan sosial dan pendayagunaan sumbangan.
b. Dilaksanakannya penangulangan bencana seperti banjir, longsor,
angin puting beliung dan kebakaran.
c. Memberikan bantuan logistik terhadap korban bencana alam dan
bencana sosial.
d. Melaksanakan penjangkauan penderita psikotik dan ex psikotik untuk
dikirim ke Panti Rehabilitasi Laras di Bengkulu.
e. Mengembangkan asuransi kesehatan sosial serta melaksanakan
Program Keluarga Harapan ( PKH ) sebanyak 6055 KK sebelum
divalidasi oleh Tenaga Pendamping Kecamatan.
f. Menyiapkan bahan pembinaan kesiapsiagaan, sumber daya sosial,
penggunaan sarana dan prasarana bantuan bencana dan dapur umum
lapangan.
g. Membina taruna siaga bencana besama tim terpadu penanggulangan
bencana.
h. Mengelola dan melaksanakan posko siaga bencana bersama tim
terpadu penanggulangan bencana.
i. Melakukan identifikasi dan seleksi korban tindak kekerasan dalam
rangka pemberian bantuan stimulan UEP.
j. Melaksanakan sosialisasi program bantuan sosial korban tindak
kekerasan dan pekerja migran.
k. Melaksanakan penyelamatan dan pemulihan korban tindak kekerasan
melalui rumah aman/perlindungan.
32
l. Melaksanakan penyuluhan sosial, penyebaran informasi tentang
kebijakan jaminan sosial dan pendayagunaan sumbangan social dan
melaksanakan bimbingan teknis kepada calon pengumpul sumbangan
sosial dan pelaksana undian gratis berhadiah.
m. Menelaah dan memproses persyaratan administrasi dan teknis
perizinan pendayagunaan pengumpulan sumbangan sosial.
2.3.2 Bidang Ketenagakerjaan
2.3.2.1. Bidang Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja
a. Melaksanakan kegiatan agar terciptanya
hubungan industrial yang
harmonis, dinamis dan berkeadilan antara para pelaku proses produksi,
harga dan jasa serta melaksanakan kegiatan agar terciptanya persyaratan
dan kondisi kerja yang baik di perusahaan dan tempat-tempat kerja.
b. Melaksanakan pembinaan keperusahaan mengenai syarat-syarat kerja,
baik secara secara klasikal maupun ke unit perusahaan. Untuk kegiatan
Klasikal
dengan mengikutsertakan unsur pekerja dan pengusaha
sebanyak 30 orang setiap tahun atau 15 perusahaan yang masingmasing diwakili 2 orang. Selain itu juga mengadakan pembinaan
langsung ke unit perusahaan tentang tata cara pembentukan peraturan
perusahaan, dan perjanjian kerja bersama.
c. Melaksanakan
pembinaan
dalam
rangka
pembuatan
peraturan
perusahaan , dan jumlah perusahaan yang telah mempunyai peraturan
adalah sebanyak 359 perusahaan dan perjanjian kerja bersama
sebanyak 15 perusahaan , dan pembinaan ke unit sebanyak 80
perusahaan/tahun . Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan
33
wawasan pekerja dan pengusaha mengenai pemahaman tentang
peraturan Perundang-Undangan Ketenagakerjaan.
d. Melaksanakan pembinaan dalam rangka pencatatan organisasi pekerja
dan pengusaha. Pencatatan Serikat Pekerja ( SP ) dan Serikat Buruh (
SB ) sebanyak 50 Serikat Pekerja/ Serikat Buruh dan telah dilakukan
verfikasi
keanggotaan sehingga SP/SB
bisa mewakili dalam
kelembagaan Hubungan Industrial nantinya.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk menyalur aspirasi pekerja sesuai
dengan peraturan dan untuk menghindari mogok kerja di perusahaan.
e. Melakukan Pembinaan Lks Bipartit dalam rangka pembentukan LKs
Bipartit di perusahaan untuk perusahaan yang telah memiliki tenaga
kerja sebanyak 50 orang tenaga kerja.
Tujuan Kegiatan ini adalah untuk menyelesaikan masalah Hubungan
Industrial yang terjadi di perusahaan yang merupakan forum konsultasi
dan komunikasi yang terdiri dari 2 unsur yaitu unsur pengusaha dan
unsur pekerja , dan LKS ini berada di tingkat perusahaan .
Melaksanakan Survey pengupahan dalam bentuk Survey kebutuhan
Hidup Layak sebanyak 60 Komponen ke pasar – pasar tradisional yang
dijadikan dasar dalam pengusulan untuk menentukan Upah Minimum
Propinsi/Kota.
f. Melaksanakan penyelesaian perselisihan Hubungan Industrial dan PHK
di Perusahaan Swasta BUMN, BUMD yang berada di Kota Padang.
Jumlah kasus Perselisihan yang masuk di Dinas Sosnaker Kota Padang
55 kasus dan telah dilakukan mediasi , apabila dalam mediasi tercapai
kesepakatan maka akan dituangkan dalam Perjanjian Bersama
Pekerja mendapatkan Uang Pesangon/ Haknya
dan
dan apabila tidak
34
tercapai kesepakatan maka Mediaotor Hubungan Industrial akan
mengeluarkan anjuran yang dikirimkan kepada para pihak. Pihak yang
merasa dirugikan akan mengajukan gugatan ke Pengadilan Hubungan
Industrial di Kota Padang.
g. Melakukan Pembinaan dan Penyelesaian masalah perselisihan /PHK
dan melakukan deteksi terhadap perusahaan rawan.
2.3.2.2. Bidang Penempatan dan Perluasan Tenaga Kerja
a. Memberikan izin
operasional Lembaga Pelatihan Kerja Swasta dan
melaksanakan bimbingan dan pembinaan terhadap lembaga tersebut.
b. Melaksanakan pemasaran program, fasilitas pelatihan dan siswa yang
telah dilatih.
c. Melaksanakan bimbingan terhadap pelaksanaan pemagangan dalam
negeri.
d. Memberikan layanan informasi pelatihan dan produktifitas tenaga kerja
dan melaksanakan rekruitmen terhadap pencari kerja.
e. Melaksanakan
kerjasama
dengan
pihak
ketiga
dalam
rangka
pelaksanaan pelatihan keterampilan.
f. Melaksanaan perencanaan tenaga kerja dan informasi pasar kerja.
g. Menyebarluaskan informasi pasar kerja dan menyelenggarakan bursa
kerja.
h. Melaksanakan penempatan tenaga kerja melalui mekanisme Antar
Kerja Lokal, Antar Kerja Daerah dan Antar Kerja Negara.
35
i. Melaksanakan pemberian ijin dan pengawasan terhadap lembaga
latihan kerja swasta, pengawasan terhadap penampungan TKI,
pengawasan izin orang asing yang bekerja, pengawasan terhadap ijin
Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS).
j. Melaksanakan kegiatan pembinaan relawan, tenaga kerja terdidik,
tenaga kerja mandiri, pelaksanaan teknologi tepat guna dan memandu
wira usaha serta pelaksanaan padat karya.
k. Menerbitkan
perpanjangan
ijin kerja Tenaga Kerja Asing (TKA)
dan melakukan pembinaan dan monitoring penggunaan Tenaga Kerja
Asing.
l. Melaksanakan kegiatan pembinaan terhadap Tenaga Kerja Pemuda
Mandiri Profesional (TKPMP), Tenaga Kerja Muda Terdidik (TKMT) atau
Tenaga Kerja Mandiri (TKM).
m. Melaksanakan penyuluhan, pendaftaran terhadap calon TKI dan
memberikan Rekomendasi Pembuatan paspor bagi calon TKI yang
berasal dari Kota Padang.
n. Sosialisasi terhadap substansi Perjanjian Kerja Penempatan TKI ke luar
negeri.
o. Meneliti dan mengesahkan perjanjian penempatan TKI yang berasal
dari Kota Padang.
p. Membina,
mengawasi
dan
monitoring
penempatan
maupun
perlindungan TKI Kota Padang.
q. Memberikan Rekomendasi Perijinan tempat penampungan TKI.
36
r. Melayani kepulangan TKI yang berasal dari Kota Padang.
2.3.2.3. Bidang Pengawasan dan Norma Ketenagakerjaan.
a. Mengawasi semua perusahaan/tempat kerja dimana terdapat pekerja
yang bekerja dan atau dianggap bekerja dimana terdapat sumber
bahaya.
b. Meminta keterangan pada pengusaha atau wakilnya, demikian pula
pada semua pekerja.
c. Memproses hak-hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja di bidang
norma Keselamatan dan Kesehatan kerja
d. Melakukan pemeriksaan, menganalisa, membuat syarat-syarat tentang
pengesahan
pemakaian
perusahaan
sesuai
alat-alat
dengan
produksi
aturan
Norma
yang
dipakai
oleh
Keselamatan
dan
Kesehatan Kerja
e. Melaksanakan pembinaan terhadap lembaga-lembaga yang ada
diperusahaan di bidang K3, seperti P2K3 dan SMK3
f. Melakukan
tindakan
Penyelidikan
dan
Penyidikan
dalam
hal
pelanggaran Norma Keselamtan dan Kesehatan kerja.
g. Mengawasi
perencanaan, pembuatan dan pemakaian pesawat uap,
bejana tekan dan botol baja, penggunaan pesawat angkat dan angkut,
penggunaan tenaga dan produksi, peralatan mekanik, instalasi listrik di
tempat kerja, instalasi bahan kimia berbahaya, instalasi bertekanan,
penyalur petir, instalasi pencegahan kebakaran di tempat kerja.
h. Mengawasi kesehatan kerja dan lingkungan kerja.
j. Melakukan pemeriksaan kecelakan kerja.
37
l. Memberdayakan keberadaan dan kegiatan lembaga dan perorangan,
ahli keselamatan dan kesehatan kerja, perusahaan jasa keselamatan
dan kesehatan kerja(PJK3) dan Panitia Pembinaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja(P2K3) di Perusahaan.
m. Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) dan pelaksanaan koordinasi dan audit SMK3.
n. Melakukan pembinaan dan bimbingan pencegahan kecelakaan kerja,
penyakit akibat kerja, peledakan, kebakaran di tempat kerja.
o. Menerbitkan Perjinan, Rekomendasi, Sertifikasi, pengesahan dan yang
sejenis di bidang keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan
kerja baik objek maupun tenaga kerja.
p. Melakukan tindakan penyidikan terhadap pelanggaran peraturan
perundang-undangan Ketenagakerjaan khususnya keselamatan dan
kesehatan kerja termasuk penghentian sementara, pelarangan pakai
terhadap
objek
pengawasan
yang
dapat
menjadi
penyebab
kecelakaan.
2.4
Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja Kota Padang
2.4.1.Tantangan dan peluang
a. Kekuatan ( Strengths)
a) Potensi Pemanfaatan Teknologi tepat guna bagi kelompok
dampingan dengan adanya dana dari kementrian tenaga kerja
untuk pengentasan kemisikinan melalui proyek padat karya,
teknologi tepat guna
38
b) Adanya dana dari kementrian sosial untuk memberikan program
keluarga harapan, kelompok usaha bersama, rehabilitasi sosial
rumah tidak layak huni, aktensi lanjut usia, penyandang cacat
berat, janda perintis.
c) Tersedianya lahan untuk pembangunan tempat perlindungan
permasalahan kesejahteraan sosial seluas 2 Ha
d) Adanya jabatan fungsional untuk pengawasan dan pengantar
kerja.
e) Disosnaker Kota Padang mendapatkan penghargaan sistim
manajemen mutu dalam pelayanan kartu pencari kerja dengan
sertifikat ISO 9001/2008.
f) Peralatan yang dimiliki dapat menunjang pelaksanaan kegiatan
dan pencapaian tujuan.
g) Dalam pelayanan untuk pencari kerja telah mempergunakan bursa
kerja online / BKOL.
h) Pelayanan kartu pencari kerja sudah dilengkapi dengan saran dan
prasarana seperti komputer, AC, No.Antrian dan lain-lain yang
memenuhi standar pelayanan nasional.
i) Merehab 1000 unit rumah tidak layak huni pertahun mendorong
pertumbuhan ekonomi , mencetak 10.000
wirausahawan baru
dan pengembangan ekonomi kreatif maka Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja Kota Padang harus lebih meningkatkan mutu
Sumber Daya Manusia dalam meningkatkan pelayanan terhadap
masyarakat sesuai dengan sepuluh program pokok walikota
terpilih
merupakan
tantangan
bagi
Dinsosnaker
untuk
39
meningkatkan
SDM
dan
adanya
dukungan
dari
berbagai
kelembagaan/instansi lain terkait dengan program pokok walikota.
b Kelemahan (Weaknesses)
a) Kurangnya kemapuan SDM dalam mengoptimalkan penggunaan
sarana dan prasarana khususnya yang berhubungan dengan
teknologi.
b) Pemahaman pelaku usaha khususnya pemberi kerja tentang
kewajiban melaporkan lowongan kerja masih rendah.
c) Kurangnya investasi yang menggerakan perekonomian untuk
membuka lapangan usaha dan lapangan kerja baru.
d) Sistem yang dikembangkan oleh pemerintah pusat mengenai
pendataan pencari kerja masih belum sempurna.
e) Belum
mempunyai
tempat
perlindungan
permasalahan
kesejahteraan sosial.
f) Keterbatasan dana pendukung dalam pelaksanaan program dan
kegiatan.
g) Belum meningkatnya profesionalisme aparatur dan masih
rendahnya produktivitas dan peran serta masyarakat dalam
pembangunan.
h) Penyebaran penduduk dan pembangunan infrastruktur yang
kurang merata.
i) Pelaku usaha khususnya pemberi kerja tentang kewajiban
melaporkan lowongan kerja masih rendah.
j) Kurangnya investasi yang menggerakan perekonomian untuk
membuka lapangan usaha dan lapangan kerja baru
40
k) Sistem yang dikembangkan oleh pemerintah pusat mengenai
pendataan pencari kerja masih belum sempurna.
l) Melemahnya nilai-nilai kesetiakawanan sosial, karakter bangsa
dan jati diri bangsa.
2. Peluang (Opportunities)
a) Tumbuh
kembangnya
industri
kecil
sebagai
alternative
lapangan pekerjaan.
b) Terbukanya
Akses
Jaringan
Internet
untuk
media
penyebarluasan informasi lapangan kerja.
c) Terbukanya peluang kerja sama dalam penempatan tenaga
kerja keluar daerah dan luar negeri.
d) Mengikut sertakan serta staf yang masih muda yang memiliki
kompetensi dibidang pemanfaatan teknologi dan bidang teknis
ketenagakerjaan dan sosial.
e) Terbukanya peluang mengusulkan pembangunan panti sosial
multiguna ke Kementerian Sosial RI untuk perlindungan
kesejahteraan sosial.
f) Tekad dan semangat seluruh komponen masyarakat untuk
membangun Kota Padang.
g) Sumber daya alam yang cukup besar dan belum dimanfaatkan
secara optimal.
h) Peraturan Walikota (Perwako) Nomor 29 tahun 2008 tentang
Tupoksi Dinas sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang.
3. Ancaman (Threats)
41
a) Staff akan memasuki masa pensiun
b) Akses untuk mendapatkan Modal bagi peserta yang telah dilatih
dari lembaga keuangan sulit didapat karena persyaratan.
c) SDM belum optimal dalam penempatan sesuai dengan latar
belakang ilmu pengetahuannya.
d) Persaingan yang ketat dalam mendapatkan program dari
kementerian sosial dan Kementerian Tenaga Kerja.
e) Lansia bekerja masih cukup besar terutama di desa/kelurahan
bekerja di sektor informal dan tidak punya jaminan kesehatan,
hari tua dan pensiun.
f) Alokasi pendanaan dan cakupan bagi layanan sosial lansia
sangat terbatas.
g) Belum ada standar pelayanan yang baku tentang sarana dan
prasarana serta fasilitas pelayanan lansia.
h) Potensi koordinasi peranan pusat, daerah, swasta belum optimal.
i) Sesuai UU dan konvensi internasional, paradigma penanganan
disabilitas harus bergeser dari pendekatan berdasarkan karikatis
kepada pendekatan yang mengedepankan pemenuhan hak
penyandang disabilitas, namun belum semua sektor memahami.
j) Pelayanan sosial dasar perlu berorientasi pada pengembangan
potensi penyandang disabilitas untuk dapat berpartisipasi di
dalam pembangunan.
k) Pendataan dan penelitian tentang disabilitas masih sangat minim
untuk mendukung peningkatan layanan dan rehabilitasi sosial
orang dengan disabilitas.
42
Penyusunan Formulasi Strategi
Penentuan strategi dilakukan dengan menginterasi faktor – faktor internal
dan eksternal melalui analisis SWOT sebagai berikut :
1. Strategi mengoptimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang (SO)
adalah :
- Optimalkan tekad dan semangat untuk melaksanakan pembangunan
sesuai bidangnya.
- Optimalkan pemanfaatan sumberdaya alam dengan mengutamakan
kepentingan masyarakat secara luas.
2. Strategi menggunakan kekuatan untuk mencegah dan mengatasi ancaman
(ST) adalah :
- Optimalkan tekad dan semangat kota baru untuk membuka dan
menciptakan peluang kerja.
- Memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana untuk meminimalisir
kerusakan lingkungan dan menciptakan lingkungan kerja baru.
3. Strategi mengurangi kelemahan dan memanfaatkan peluang (WO) adalah :
- Tingkatkan profesionalisme Aparatur Pemerintah dan pekerja serta
peran masyarakat dalam pembangunan.
- Adakan pemerataan pembangunan infra struktur untuk membuka isolasi
sehingga peran serta masyarakat dalam pembangunan semakin
meningkat.
4.
Strategi mengurangi kelemahan untuk mencegah dan mengatasi ancaman
( WT ) adalah :
43
- Tingkatkan profesionalisme aparatur pemerintah dan pekerja serta
peran masyarakat agar mampu membuka dan menciptakan lapangan
kerja baru.
- Lakukan pembangunan infra struktur dengan tetap memperhatikan
kelestarian sumber daya alam.
TABEL 2.3.
Analisis Strategi dengan Faktor SWOT
KEKUATAN (S)
INTERNAL
KELEMAHAN (W)
-
Tekat dan semangat selruh
komponen
masyarakat
untuk
membangun
Kota
Padang
-
Sumberdaya
alam
cukup
besar
dan
belum dimanfaatkan
secara optimal
-
Belum meningkatnya
prpfesionalisme aparat
dan masih rendahnya
produktifitas dan peran
masyarakat
dalam
pembangunan
Penyebaran penduduk
dan
pembangunan
infrastruktur
yang
kurang merata
EKSTERNAL
PELUANG (O)
-
Perwako
No.
28 Tahun 2008 tentang
Tugas Pokok dan
Susunan Organisasi
Dinas Sosial Kota
Padang
-
STRATEGI S + O
STRATEGI W + O
Optimalkan tekad dan semangat
untuk
melaksanakan
pembangunan sesuai
dengan bidangnya.
Optimalkan
pemanfaatan sumber
daya alam dengan mengutamakan
kepentingan
masyarakat
secara
luas.
Meningkatkan
profesionalisme
aparatur pemerintah
dan
pekerja
serta
peran
serta
masyarakat
dalam
pembangunan
Adakan pemerataan
pembanguan
infrastruktur
untuk
membuka
isolasi
sehingga peran serta
masyarakat
dalam
pembangunan
semakin meningkat
44
TANTANGAN ( T )
-
-
Tingginya angkatan kerja yang mencari
pekerjaan
Kerusakan
lingkungan
akibat
pemanfaatan
sumberdaya
alam yang
tidak
berwawasan
lingkungan.
STRATEGI S + T
Optimalkan tekad dan semangat
kota
Padang
untuk
membuka
dan
menciptakan peluang
kerja
Manfaatkan sumber daya alam secara
bijaksana
untuk
meminimalisir
kerusakan lingkungan
dan
menciptakan
lapangan kerja baru
STRATEGI W + T
Tingkatkan
profesionalisme
aparatur dan peran
masyarakat
agar
mampu
membuka
lapangan kerja baru
Lakukan
pembangunan
infrastruktur
dengan
tetap memperhatikan
sumber daya alam
45
BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN
FUNGSI
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang
Dari indikator kinerja yang harus dicapai setiap tahunnya terdapat
beberapa permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan yaitu :
3.1.1. Bidang Pemberdayaan Sosial
1) Kurangnya kemampuan SDM dalam mengoptimalkan penggunaan sarana
dan prasarana khususnya yang berhubungan dengan teknologi dan
minimnya sarana dan prasarana teknologi dibidang pemberdayaan
sehingga pelaksanaan percepatan tugas menjadi terhambat.
2) Tingkat kemiskinan yang masih tinggi dan menjadi permasalahan sosial di
daerah dan nasional.
3) Belum adanya verifikasi data PMKS dan validasi data berbasis teknologi
informasi untuk dijadikan data terpadu oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Kota Padang dalam menentukan besaran data PMKS dan
masyarakat
miskin/ rentan secara terencana, terarah, terukur dan terpadu karena
belum adanya data terpadu dari lembaga yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang statistik untuk dijadikan suatu data terpadu yang
disesuaikan dengan kondisi wilayah Kota Padang.
4) Belum adanya monitoring berkelanjutan dari Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja terhadap Kelompok KUBE yang terbentuk dikarenakan minimnya
anggaran pendamping untuk monitoring.
5) Masih minimnya dana untuk mendukung kegiatan monitoring rehab rumah.
6) Meningkatnya data kemiskinan.
46
7) Kurangnya perlindungan jaminan sosial terhadap masyarakat miskin.
8) Banyak masyarakat yang tinggal dirumah tidak layak huni.
9) Belum terpenuhinya kesamaan hak bagi penyandang disabilitas.
10) Belum adanya sarana dan prasarana untuk melaksakan rehabilitasi sosial
bagi penyandang masalah kesejahteraan soial.
11) Belum mempunyai tempat perlindungan permasalahan kesejahteraan
sosial.
3.1.2. Bidang Ketenagakerjaan
1) Belum adanya koordinasi yang integratif antara
SKPD/lembaga dan
swasta yang melaksanakan pelatihan dengan Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja.
2) Lapangan pekerjaan/kesempatan kerja yang terbatas.
3) Tingginya jumlah pengangguran.
4) Akses Informasi lapangan kerja sulit.
5) Rendahnya kualitas angkatan kerja/ rendahnya ketrampilan/ skill tenaga
kerja.
6) Masih banyaknya angkatan kerja yang belum memandang pelatihan
ketrampilan kerja sebagai kebutuhan.
7) Masih terbatasnya kesempatan kerja berdasarkan gender.
8) Masih terbatasnya kesempatan kerja bagi kaum penyandang disabilitas,
pemuda dan lansia.
9) Gaji kecil
10) Lapangan kerja tidak sesuai pendidikan.
11) Penganggur atau pencari kerja kurang memiliki kreativitas dan inovasiinovasi.
47
12) Belum memiliki gedung dan intruktur pelatiihan,
13) Banyaknya kesempatan kerja di dalam dan di luar negeri yang tidak bisa
diisi oleh Tenaga Kerja Indonesia akibat ketidaksesuaian kompetensi dan
masih rendahnya kesempatan dan perluasan kerja yang disiapkan bagi
pencari kerja.
14) Rendahnya motivasi Tenaga Kerja kota Padang untuk bekerja diluar
propinsi Sumatera Barat.
15) Faktor eksternal dan internal lainnya yang turut memberikan kontribusi
terhadap permasalahan ketenagakerjaan : kurangnya arus masuk modal
asing yang sifatnya padat karya, lemahnya iklim investasi dalam
menghadapi global, berbagai prilaku birokrasi dan regulasi yang tidak
kondusif
bagi
pengembangan
usaha
sehingga
tidak
mendukung
penciptaan lapangan kerja baru, rendahnya pendidikan dan produktivitas
tenaga kerja, tekanan kenaikan upah bagi beberapa perusahaan yang
belum stabil.
16) Belum adanya Dokumen Perencanaan Tenaga Kerja untuk Penyediaan
Tenaga Kerja sebagai pelaksana dan pengelola Masterplan Percepatan
dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), serta
persiapan diberlakukannya Asean Free Trade Area (AFTA)/ Asean
Economic Community (AEC) tahun 2015.
17) Besarnya pengganggur terbuka dan setengah pengangguran.
18) Kurangnya ketrampilan, pemogokan, kecelakaan kerja, kesejerahteraan
dan permasalahan ketenagakerjaan lainnya.
19) Belum mempunyai tempat perlindungan permasalahan kesejahteraan
sosial.
48
20) Optimalisasi koordinasi antara institusi perencana dengan pemegang
otoritas penganggaran, untuk menjaga konsistensi antara perencanaan
dan penganggaran, sehingga program dan kegiatan yang telah
direncanakan tidak tereduksi di dalam proses penganggaran.
21) Masih kurangnya SDM yang memiliki skill dan kompetensi sesuai dengan
tugas dan kewajiban utamanya.
22) Belum terkelolanya sumber data dan informasi yang mendukung proses
pembinaan dan pelayanan sehingga sumber data masih minim.
23) Belum tersusunnya standar kinerja yang terukur bagi setiap jabatan
struktural maupun fungsional serta pelaksana di lingkungan Dinas Sosial
dan Tenaga Kerja Kota Padang
24) Belum optimalnya alokasi anggaran untuk pengembangan SDM
dan
Pelaksanaan program kegiatan sesuai TUPOKSI.
25) Pemahaman pelaku usaha khususnya pemberi kerja tentang kewajiban
melaporkan lowongan kerja masih rendah.
26) Kurangnya investasi yang menggerakan perekonomian untuk membuka
lapangan usaha dan lapangan kerja baru.
27) Sistem yang dikembangkan oleh pemerintah pusat mengenai pendataan
pencari kerja masih belum sempurna.
28) Keterbatasan dana pendukung dalam pelaksanaan program dan kegiatan
dari tahun ketahun tidak dapat diatasi karena banyaknya pengangguran ,
sulitnya lapangan pekerjaan, dan tidak sesuai dengan angka tenaga kerja
yang bertambah.
29) Belum memadainya anggaran pelatihan keterampilan kerja pada Dinas
Sosnaker.
49
30) Masih banyaknya perusahaan yang tidak mau membayarkan upah
minimum regional yaitu Rp. 1.490.000.- (satu juta empat ratus sembilan
puluh ribu rupiah).
31) Masih adanya perusahaan yang tidak cepat tanggap dalam menangani
penyakit atau kecelakaan akibat kerja yang menimpa tenaga kerja.
3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih
Kota Padang sebagai ibukota Propinsi Sumatera Barat mempunyai
fungsi dan peran cukup penting sebagai pusat pemerintahan, pusat jasa dan
perdagangan serta pusat pelayanan berbagai fasilitas seperti pendidikan,
kesehatan dan perbankan. Sebagai Kota yang sedang berkembang, Kota
Padang dengan dinamika pembangunan yang cukup dinamis terus berpacu
untuk meningkatkan fungsi dan peran tersebut. Pembangunan di semua
sektor terus diupayakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat Kota Padang sesuai amanat Undang-Undang
Dasar 1945, yaitu “masyarakat adil dan makmur”
Di bidang ekonomi dan perdagangan, pemerintah telah membangun
Pasar Raya Inpres II yang ditujukan untuk kenyamanan pelaku usaha mikro,
kecil dan menengah, tetapi hingga saat ini masih belum difungsikan dengan
baik. Di bidang pemerintahan, Pemerintah Kota Padang telah berhasil
memindahkan pusat pemerintahan ke komplek Air Pacah Padang sehingga
urusan pemerintahan lebih kondusif. Di bidang pendidikan, pembangunan
gedung sekolah mulai tingkat SD hingga SMA telah dilakukan melalui
kerjasama Pemko Padang dengan JICA (Japan International Cooperation
Agency). Pembangunan SMA 1 Negeri Padang (bantuan Budha Suci) di
50
kawasan Belanti dilengkapi dengan Shelter yang berfungsi untuk tempat
evakuasi masyarakat bila terjadi tsunami.
Di bidang agama, pemerintah Kota Padang mewajibkan anak sekolah
untuk mengikuti pesantren ramadhan sebulan penuh dan program
keagamaan lainnya bagi penganut agama lain. Di bidang sosial telah
menganggarkan bantuan kematian sebesar 1 juta rupiah per orang dan
ambulan jenazah bagi masyarakat miskin, selain itu pemberian zakat yang
dikelola oleh Bazda Kota Padang.
Di bidang pariwisata, pemerintah kota Padang telah melakukan
rehabilitasi pantai Purus dan rekontruksi Pantai Air Manis.
Di bidang infrastruktur, pemerintah telah membuat jalan jalur evakuasi,
termasuk yang dibangun tahun 2013 jalur evakuasi dari Alai ke By Pass.
Di bidang kesehatan, pemerintah menyediakan program Jamkesmas
dan Jamkesda yang pelaksanaannya bekerja sama dengan PT. Askes.
Program ini sudah berjalan sejak tahun 2008. Program ini bertujuan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan
kurang mampu.
Dibidang sosial , pemerintah telah memberikan peluang terbentuknya
kewirausahaawan mandiri melalui pengembangan ekonomi lokal partisipatif
masyarakat dengan melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) fakir miskin
dan Usaha Ekonomi Produktif (UEP), dan bantuan rehabilitasi rumah tidak
layak huni bagi fakir miskin dengan melibatkan kelembagaan/instansi lain,
Baznas dan partispasi masyarakat secara mandiri.
51
Namun, dalam upaya peningkatan fungsi dan peran Kota Padang
berbagai masalah timbul dan harus dihadapi. Hal ini menuntut peran dan
kapasitas pemerintah dalam hal ini Walikota dan Wakil Walikota beserta
segenap aparaturnya sebagai pelaksana dan penyelenggara pembangunan.
Kapasitas kelembagaan yang didukung oleh aparatur pemerintah yang
berorientasi kinerja dan tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance) sangat diperlukan sehingga akuntabilitas layanan publik sesuai
harapan masyarakat
Dalam rangka menjawab peran dan tugas pemerintah tersebut maka
Walikota dan Wakil Walikota Padang periode 2014 - 2019 menetapkan visi
dan misi yang akan menjadi landasan bagi pencapaian tujuan pembangunan
Kota Padang yaitu :
Visi :
“ Padang Sejahtera 2015”
Misi :
a) Mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk menghasilkan SDM yang
beriman, kreatif dan berdaya saing.
b) Menjadikan Kota Padang sebagai pusat perdagangan wilayah Barat
Sumatera.
c) Menjadikan Kota Padang sebagai daerah tujuan wisata yang nyaman dan
berkesan.
d) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan ekonomi
kerakyatan.
52
e) Menciptakan Kota Padang yang aman, bersih, asri, tertib, bersahabat dan
menghargai kearifan lokal.
f) Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan melayani.
3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota
3.3.1.Telaahan Renstra Kementerian Sosial
Renstra K/L merupakan dokumen perencanaan untuk jangka waktu
lima ( 5 ) tahun yang akan dilaksanakan oleh kementerian/kelembagaan.
Renstra K/L tidak boleh memiliki kebijakan yang
bertentangan dengan
RPJMN karena Renstra K/L merupakan kontrak kerja menteri kepada
presiden yang seluruh program dan kegiatannya mencerminkan target
kinerja yang akan dicapai oleh presiden.
Renstra
K/L
bagi
lembaga
tinggi
kementerian/lembaga tinggi negara dan program
negara
organisasi
teknis dilaksanakan oleh
organisasi lembaga tinggi negara ESELON II.
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja dalam penyusunan Renstra Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja sudah mengacu kepada RPJMN 2015 – 2019 dan
RPJMD 2015-2019.
Telaahan mengenai Renstra Kementerian Sosial sebagai berikut :
3.3.1.1. Program pemberdayaan sosial dengan kegiatan meliputi :
a. Penanggulangan kemiskinan.
Pemberdayaan Sosial merupakan salah satu dari empat
intervensi
kesejahteraan
sosial
yang
diarahkan
untuk
53
mewujudkan
warga
negara
yang
mengalami
masalah
kesejahteraan sosial dan tidak berdaya agar mereka mampu
memenuhi kebutuhan dasarnya sebagaimana diamanatkan oleh
Undang Undang No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan
Sosial. Pengertian
mengenai pemberdayaan sosial harus
dimaknai secara arif, di mana tujuan pemenuhan kebutuhan
dasar itu adalah tujuan awal agar untuk selanjutnya secara
bertahap kehidupan sosial yang lebih baik dan berkualitas serta
kemandirian dapat dicapai.
Pemberdayaan sosial juga diarahkan agar seluruh sumber dan
potensi kesejahteraan sosial yang ada pada masyarakat secara
individu, keluarga, kelompok atau komunitas dapat digali dan
akhirnya menjadi sumber kesejahteraan sosial yang dapat
didayagunakan untuk meningkatkan
kesejahteraan sosial
masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan.
Lingkup sasaran pemberdayaan sosial adalah Keluarga terutama
Fakir Miskin dan Komunitas Adat Terpencil. Pemberdayaan
sosial
juga
diarahkan
untuk
menggali
nilai-nilai
dasar
kesejahteraan sosial dan Kelembagaan Sosial Masyarakat.
Melihat luas cakupan tugas serta kinerja yang harus dicapai,
perlu dicermati lebih mendalam hal-hal yang berkaitan dengan
kondisi aktual permasalahan utama, capaian, proyeksi ke depan,
modal dasar, tantangan dan peluang agar dapat dirumuskan
suatu rencana strategis yang tepat.
54
b. Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT)
Komunitas adat terpencil (KAT) pada umumnya merupakan
kelompok masyarakat yang termarginalisasi dan belum terpenuhi
hak-haknya, baik dari segi ekonomi, politik, sosial, maupun
budaya. Marginalisasi terhadap KAT muncul sebagai akibat dari
lemahnya posisi tawar (bargaining position) mereka dalam
menghadapi persoalan yang dihadapinya. KAT sering kali
menjadi korban dari konflik kepentingan ekonomi wilayah.
Eksploitasi sumber daya alam oleh pendatang (kekuatan
ekonomi yang besar) di wilayah pedalaman menjadikan hak-hak
ulayat masyarakat atas tanah mereka hilang. Terjadi pula,
lunturnya
lingkungan
sistem
tempat
budaya
mereka
kearifan
hidup.
lokal,
serta
Selain
itu,
rusaknya
rendahnya
aksesibilitas ke wilayah tempat tinggal KAT menyebabkan
sulitnya KAT setempat menjangkau fasilitas layanan publik yang
disediakan pemerintah. Berbagai kondisi tersebut menyebabkan
ketidakberdayaan dan rendahnya kualitas hidup KAT.
Komponen kegiatan pemberdayaan komunitas adat terpencil,
meliputi:
(1) Persiapan pemberdayaan melalui kegiatan pemetaan sosial.
(2) Penjajakan awal, studi kelayakan, dan pemantapan kesiapan
masyarakat.
(3) Pelaksanaan pemberdayaan (tahun I, II, dan III) baik secara
insitu maupun eksitu. Stimulus pengembangan masyarakat
55
(insitu) bagi KAT yang sudah bertempat tinggal menetap dan
memiliki mata pencaharian.
(4) Pemantapan kelompok kerja (pokja) dan forum konsultasi
pemberdayaan KAT.
(5) Penempatan petugas lapangan (pendamping sosial).
(6)
Pengembangan
sumber
daya
manusia
(SDM),
baik
pengelola, pendamping sosial, maupun warga dampingan
sosial.
(7) Perlindungan dan advokasi sosial KAT.
(8)
Pemantapan
peraturan
perundang-undangan
berkaitan
dengan pemberdayaan KAT.
(9) Pengembangan manajemen sistem informasi KAT.
(10) Monitoring dan evaluasi.
c. Pemberdayaan keluarga.
Masalah sosial, psikologis, dan wanita rawan sosial ekonomi
masuk
kedalam
golongan/kelompok
fakir
miskin
adalah
memfasilitasi mereka dalam kegiatan yang bersifat bimbingan
sosial dan pemberdayaan, baik dilakukan dalam mekanisme
kelompok maupun perseorangan. Selanjutnya, mengembangkan
peran dan fungsi kelembagaan formal sebagai pusat informasi
dan pelayanan konsultasi kepada individu, keluarga, kelompok,
masyarakat
ataupun
organisasi
sehingga
mendapatkan
pelayanan tepat sasaran.
56
d. Pemberdayaan kelembagaan sosial masyarakat.
Di bidang pengembangan potensi dan sumber kesejahteraan
sosial (PSKS), selama lima tahun terakhir Kementerian Sosial
melalui
Direktorat
Pemberdayaan
Kelembagaan
Sosial
Masyarakat telah melakukan upaya pemberdayaan kelembagaan
sosial masyarakat yang merupakan infrastruktur pembangunan
kesejahteraan sosial seperti karang taruna (KT), pekerja sosial
masyarakat (PSM), organisasi sosial (orsos), dunia usaha, dan
kelompok-kelompok sosial masyarakat diantaranya wahana
kesejahteraan sosial berbasis masyarakat (kelompok arisan,
pengajian, usaha kecil, paguyuban suku/etnis dan kampung asal)
dalam
bentuk
pelatihan
manajemen
pengelolaan
dan
pengembangan Usaha Ekonomi Produktif (UEP).
e. Pelestarian
nilai
kepahlawanan,
keperintisan
dan
kesetiakawanan sosial.
Pengembangan dan potensi sumber kesejahteraan sosial tidak
hanya infrastruktur kesejahteraan sosial yang menjadi mitra
dalam penanganan masalah sosial semata, tetapi juga terhadap
nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan, dan kesetiakawanan
sosial melalui pemberian bantuan dan santunan sosial kepada
warakawuri pahlawan Selain itu, kepada mereka diberikan pula
bantuan kesehatan dan bantuan perbaikan rumah untuk
warakawuri pahlawan, perintis kemerdekaan, dan janda perintis
kemerdekaan. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah
kecenderungan
semakin
melemahnya
pemahaman
dan
57
penghayatan nilai K2KS, menurunnya kondisi sosial ekonomi
dan kesejahteraan para perintis kemerdekaan/ janda perintis
kemerdekaan,
dan pejuang
serta
kondisi taman
makam
pahlawan, makam pahlawan nasional sebagian besar kurang
terawat.
Upaya penanganan diarahkan untuk tetap terpeliharanya nilai
keteladanan dan jiwa kejuangan bagi kalangan generasi muda.
Komponen
kegiatan
keperintisan,
kepahlawanan,
dan
kesejahteraan sosial meliputi:
(1) Penelusuran riwayat/sejarah perjuangan calon penerima
penghargaan.
(2) Pemberian tanda kehormatan/jasa dan penghargaan tingkat
nasional.
(3) Pengenalan, penanaman dan penghayatan nilai K2KS
(ziarah wisata, sarasehan kepahlawanan, dan napak tilas).
(4) Bantuan
perbaikan
rumah
keluarga
pahlawan,
perintiskemerdekaan/ janda perintis kemerdekaan.
(5) Bimbingan
pelestarian
K2KS
kepada
guru,
tokoh
masyarakat/agama/pers.
(6) Pemugaran dan pemeliharaan TMP/MPN/MPK.
58
3.3.1.2. Program rehabilitasi sosial
a. Pelayanan rehabilitasi kesejahteraan sosial anak.
Pelayanan
rehabilitasi
penyelenggaraan
kesejahteraan
sosial
penyantunan,perawatan,
anak
berupa
perlindungan,
pengentasan anak di luar pengasuhan orang tua dan pengangkatan
anak dengan sasaran anak balita terlantar,anak terlantar, anak
tanpa pengasuhan orang tua, anak jalanan, anak yang berada
dalam asuhan panti sosial. Sedangkan anak yang membutuhkan
perlindungan khusus yang ditangani melalui RPSA di 15 lokasi dan
20 Lembaga Perlindungan Anak (LPA)..
Selain sasaran yang dikemukakan tersebut ada sasaran lain yang
perlu
mendapatkan
perhatian
terkait
dengan
permasalahan
kesejahteraan sosial anak, seperti kasus penculikan anak, kasus
perdagangan anak, anak terpapar asap rokok, anak korban
peredaran narkoba, anak yang tidak dapat mengakses sarana
pendidikan, anak dengan HIV/AIDS, anak yang belum tersentuh
layanan kesehatan, dan anak yang tidak punya akte kelahiran.
Adapun strategi pelayanan sosial anak yang saat ini dikembangkan
adalah sebagai berikut ;
(1) Sosialisasi dan promosi hak-hak anak: upaya ini diarahkan
untuk meningkatkan kesadaran keluarga dan masyarakat akan hakhak anak sehingga anak merasa aman dan terlindungi serta
terpenuhinya kebutuhan sosial dasar anak.
59
(2)
Penguatan keluarga dan pemberdayaan masyarakat: adalah
upaya yang diarahkan pada peningkatan peran dan fungsi keluarga
dan masyarakat dalam memberikan perlindungan dan rasa aman
pada anak. Dengan demikian anak akan tumbuh kembang secara
wajar dalam lingkungan yang melindungi.
(3) Fasilitasi dan peningkatan kapasitas kelembagaan: adalah
upaya yang diarahkan untuk meningkat peran dan fungsi lembaga
sebagai institusi penganti keluarga sedarah (keluarga inti). Melalui
peningkatan ini diharapkan kelembagaan sosial pelayanan anak
dapat berperan secara optimal dalam memberikan perlindungan
dan rasa aman serta memperhatikan hak-hak anak.
(4) Penguatan dan pengembangan kerja sama serta kemitraan
strategis adalah upaya yang diarahkan untuk meningkat sinergisitas
penyelenggaraan kesejahteraan sosial anak. Dengan demikian
dapat dikembangkan program dan kegiatan yang utuh, menyeluruh
dan berkelanjutan.
(5) Pengembangan model pelayanan sosial anak berbasis ilmu
pengetahuan dan teknologi: adalah upaya mencari solusi dengan
menggunakan kerangka kajian dan analisis konsep dan teori untuk
mengenali penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang memenuhi
rasa aman dan hak-hak anak.
(6)
Peningkatan
kualitas
manajemen
dan
sistem
informasi
pelayanan sosial anak adalah upaya yang lebih bersifat sistem
pendukung untuk memberikan informasi dan pelayanan sosial anak
60
dalam kerangka penyelenggaraan yang profesional, transparan,
dan bertanggung jawab serta didasari oleh pemahaman hak-hak
anak sebagai bagian dari solusi rehabilitasi dan perlindungan sosial
anak.
b. Pelayanan rehabilitasi kesejahteraan sosial lanjut usia.
Kebijakan sosial lebih diarahkan kepada pelayanan kesejahteraan
sosial basis keluarga dan komunitas atau masyarakat di samping
tetap memperhatikan kenyataan di lapangan bahwa banyak sekali
lanjut usia telantar sekalipun mereka masih memiliki keluarga
sehingga panti sosial dengan pelayanan gratisnya masih menjadi
pilihan bagi mereka.
Arah kebijakan ini ditempuh untuk mewujudkan sistem perlindungan
dan jaminan sosial dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
sosial lanjut usia, dengan memberikan kesempatan yang luas untuk
terus beraktivitas dan bekerja selama mungkin sehingga aktualitas
dirinya di dalam keluarga dan masyarakat lebih terjamin.
c. Pelayanan rehabilitasi kesejahteraan sosial penyandang cacat.
Jenis kecacatan yang ditangani Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi
Sosial Penyandang Cacat Direktorat Jenderal Pelayanan dan
Rehabilitasi Sosial yaitu tunanetra, cacat mental, cacat tubuh,
tunagrahita, tunalaras, tunarungu wicara, dan penyakit kronis.
Program dan kegiatan pelayanan dan rehabilitasi sosial penyandang
cacat tersebut dilaksanakan melalui tiga sistem:
61
(1) Institutional-based
yang
mencakup
program
reguler,
multilayanan, dan multitarget group melalui day care dan subsidi
silang,
dan
program
khusus
yang
meliputi
outreach
(penjangkauan), Unit Pelayanan Sosial Keliling (UPSK), dan
bantuan ahli kepada organisasi sosial dan rehabilitasi sosial
berbasis masyarakat,
(2) Noninstitutional-based
pendampingan
dengan
yang
mencakup
pendekatan
pelayanan
family-based
dan
community-based yang menyelenggarakan Rehabilitasi Berbasis
Masyarakat (RBM),
(3) Pelayanan sosial lainnya mencakup Loka Bina Karya, Praktek
Belajar Kerja (PBK), Usaha Ekonomi Produktif/Kelompok Usaha
Bersama (UEP/KUBE).
Setiap
tahunnya
terdapat
kecenderungan
meningkatnya
penyandang cacat dari tahun ke tahun. Sementara itu, program
pemberian bantuan dana Jaminan sosial bagi Penyandang Cacat
Berat baru dapat menjangkau jumlah yang sangat terbatas. Hal
ini disebabkan keterbatasan anggaran pemerintah, dan sistem
pendataan dalam rangka verifikasi. Dalam konteks ini diperlukan
adanya dana pendampingan dari pemerintah daerah untuk
menjamin keberlangsungan program dan untuk meningkatkan
jumlah penyandang cacat berat yang dapat menerima program
tersebut.
62
d. Pelayanan rehabilitasi kesejahteraan sosial penyandang tuna
sosial.
Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dilakukan melalui
kegiatan bimbingan sosial dan keterampilan serta bantuan usaha
ekonomi produktif.
Upaya lain yang dilakukan dalam kerangka pelayanan sosial bagi
tunasosial adalah melalui kegiatan bimbingan sosial, bimbingan
keterampilan dan pemberian bantuan Usaha Ekonomis Produktif
(UEP)dalam
rangka
pemberdayaan
gelandangan
pembinaan
tunasusila
dan
lanjut
(wanita
pengemis
serta
yang
dan
diarahkan
waria
bekas
pada
tunasusila),
warga
binaan
pemasyarakatan.
Pembentukan jaringan kerja sangat membantu untuk memberikan
pemahaman kepada masyarakat dan penyandang tunasosial,
khususnya untuk kasus ODHA dan tunasusila. Kedua kasus ini cukup
signifikan
karena
berdampak
ganda
terhadap
keluarga
dan
lingkungan sekitar.
e.Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan
Napza
Kebijakan pelayanan dan rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan
napza (narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya) dilakukan oleh
Direktorat
Pelayanan
Penyalahgunaan
Rehabilitasi
Napza
Sosial
dan
Rehabilitasi
Direktorat
melalui
Sosial
Jenderal
rehabilitasi
sosial
Korban
Pelayanan
dan
terpadu
atau
pemulihan terpadu. Rehabilitasi sosial terpadu ini mencakup aspek
63
psikososial
dan
spiritual,
dan
vokasional Di
dalam
upaya
merehabilitasi sosial, dilaksanakan juga upaya peningkatan dan
perluasan jangkauan pelayanan dan rehabilitasi sosial korban
napza, terutama pencegahan dan/atau rehabilitasi sosial berbasis
masyarakat,
peningkatan
koordinasi
intra-
dan
inter-instansi
pemerintah terkait dan partisipasi masyarakat, mengembangkan
dan memantapkan peran serta masyarakat/lembaga swadaya
masyarakat (LSM) dalam kegiatan pencegahan, pelayanan dan
rehabilitasi sosial korban napza, pengembangan dan peningkatan
prasarana dan sarana pelayanan rehabilitasi sosial bagi korban
napza baik secara fisik maupun sumber daya manusia. Di samping
itu, ada upaya peningkatan profesionalisme pelayanan sosial
melalui pengembangan dan penyediaan sistem informasi tentang
permasalahan
sosial
penyalahgunaan
napza,
dan
kegiatan
pelayanan serta rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan napza
yang
mencakup
kegiatan
pencegahan,
rehabilitasi
sosial,
pengembangan dan pembinaan lanjut, serta kegiatan kelembagaan,
perlindungan, dan advokasi sosial.
Penyalahgunaan Napza adalah permasalahan kesejahteraan sosial
yang memiliki kecenderungan meningkat. Penambahan jumlah
kasus penyalahguna Napza bersumber pada dua arus. Pertama,
penambahan yang berasal dari pengguna yang baru. Kedua,
penambahan dari mereka yang telah pulih setelah melaksanakan
kegiatan
rehabilitasi
kambuh
kembali
menggunakan
Napza
64
(relapse). Kompleksitas masalahnya sering kali dipengaruhi oleh
perubahan pola dan gaya hidup korban.
Untuk mengetahui capaian program dan kegiatan pelayanan dan
rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan Napza mulai dari
pencegahan, pelayanan dan rehabilitasi sosial, pembinaan lanjut,
pelembagaan, perlindungan dan advokasi sosial tentang masalah
korban penyalahgunaan Napza dapat dilihat dalam uraian berikut.
(1) Tersedianya buku-buku, pedoman/acuan/panduan
tentang
penanggulangan penyalahgunaan Napza, termasuk pedoman yang
berbasis institusi ataupun rehabilitasi berbasis masyarakat.
(2)
Terlatihnya
sumber
daya
manusia
(SDM)
sebagai
petugas/tenaga pencegahan penyalahgunaan Napza di seluruh
Indonesia.
(3) Meningkatnya profesionalisme petugas dan lembaga di bidang
manajemen dan teknis pelayanan.
(4) Meningkatnya persentase korban penyalahgunaan Napza
yangtelah mendapat pelayanan rehabilitasi sosial dan menurunnya
angka kekambuhan.
(5) Meningkatnya kesadaran dan peran serta masyarakat dalam
menanggulangi penyalahgunaan Napza.
(6) Tersedianya database eks korban Napza, lembaga dan SDM
petugas/pekerja sosial di bidang penanggulangan Napza.
65
(7) Tersedianya informasi, media, dan sarana dalam kegiatan
pencegahan dan rehabilitasi sosial penyalah guna Napza sehingga
mudah untuk diakses masyarakat.
(8)
Meningkatnya jumlah Orsos/LSM/dunia usaha/ masyarakat
yang ikut terlibat dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan
Napza, termasuk dalam pembinaan lanjut (baik dari dalam maupun
luar negeri).
(9) Terbentuknya jaringan kerja antarlembaga rehabilitasi sosial
korban penyalahgunaan Napza.
(10)Meningkatnya aktivitas sosial ekonomi eks korban Napza.
(11)Tersedianya perangkat perundang-undangan yang mendukung
pemulihan korban penyalahgunaan Napza.
(12)Adanya forum perlindungan dan advokasi sosial pada tingkat
nasional, provinsi, kota dan kabupaten.
3.3.1.3. Program Perlindungan dan Jaminan Sosial Bantuan sosial
Korban Bencana Alam.
Indonesia memiliki tingkat intensitas dan frekuensi bencana yang
tinggi di hampir seluruh wilayah karena letak geografis dan geologis
dan banyaknya vulkanis. Bencana alam seperti gempa bumi,
gelombang tsunami, letusan gunung api, banjir, tanah longsor,
angin puting beliung, musim kemarau yang panjang. Musim
kemarau dan musim hujan dengan intensitas tinggi dan panjang
mengakibatkan bencana banjir dan tanah longsor. Setiap tahun
66
berbagai jenis bencana alam seperti itu selalu terjadi dan
mengakibatkan korban jiwa dan kerugian harta benda dalam jumlah
tidak sedikit.
Penentuan target pemenuhan kebutuhan dasar bagi korban
bencana
alam
setiap
tahunnya
mengalami
kecenderungan
meningkat dan melampaui target yang ditentukan. Hal ini terkait
dengan kejadian bencana alam yang tidak dapat diprediksi
sehingga penyiagaan bagi keadaan darurat misalnya menjadi
sangat penting. Oleh karena itu untuk menghindari kondisi yang
lebih sulit, Kementerian Sosial telah menyediakan gudang/baffer
stock di setiap provinsi untuk mengantisipasi kejadian dan keadaan
darurat tersebut.
Untuk membangun
sistem dan
mekanisme penanggulangan
bencana secara terpadu di pusat dan di daerah dilakukan melalui
kegiatan:
a. Kesiapsiagaan, merupakan upaya untuk meminimalisasi jumlah
korban bencana dan kerusakan sarana prasarana akibat
bencana. Upaya ini dilaksanakan dalam bentuk penyediaan
berupa bantuan darurat, peralatan evakuasi, dan mobilisasi
kendaraan
siaga
bencana,
penyiapan
masyarakat
untuk
memahami risiko bencana melalui penyuluhan sosial, latihan,
simulasi, dan gladi lapangan penanggulangan bencana;
b. Tanggap darurat, merupakan upaya dalam rangka
penanganan
korban
bencana
dan
mencegah
percepatan
terjadinya
permasalahan sosial baru akibat bencana. Upaya ini dilakukan
67
dalam bentuk aktivasi sistem penanggulangan bencana melalui
upaya penyelamatan, pemenuhan kebutuhan dasar, dan bantuan
terapi psikososial, serta pelibatan personel terlatih dalam
penanggulangan bencana (Taruna Siaga Bencana/Tagana);
c. Pascabencana, merupakan upaya yang dilaksanakan dalam
rangka penguatan kondisi fisik dan psikososial korban bencana.
Upaya ini dilaksanakan dalam bentuk rehabilitasi sosial secara
fisik ataupun nonfisik melalui bantuan stimulan bahan bangunan
rumah (BBR), santunan sosial (bantuan biaya bagi korban
meninggal), dan bantuan sosial dalam rangka penguatan kondisi
psikososial korban;
d. Penanggulangan bencana berbasis masyarakat dengan personel
terlatih yang dinamakan Taruna Siaga Bencana (Tagana).
3.3.1.3.1.Bantuan sosial korban bencana sosial.
Penanganan masalah kebencanaan sosial masih terus dilakukan
pada saat ini yakni melalui penuntasan pengungsi akibat konflik
sosial, kebakaran, orang telantar di luar negeri, pelintas batas,
pencemaran limbah, ledakan bom dan kejadian luar biasa yang
dinyatakan pemerintah sebagai bentuk bencana sosial. Bencana
sosial yang melanda tanah air dalam beberapa tahun terakhir
telah
menyadarkan
kita
tentang
dampak
sosial
yang
ditimbulkannya baik fisik maupun nonfisik, dan terganggunya
ketertiban dan tatanan sosial dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
68
Sementara itu, Indonesia juga dihadapkan pada fenomena sosial
baru dengan munculnya dampak sosial akibat pencemaran
lingkungan oleh limbah industri, kebakaran hutan, dan berbagai
kejadian luar biasa yang telah menjadi kenyataan sosial, antara
lain, peristiwa busung lapar, endemi flu burung, penataan
lingkungan permukiman kumuh dan lain-lain yang berdampak
luas dalam kehidupan masyarakat dan memerlukan penanganan
secara khusus.
Penanganan bencana sosial dilakukan dengan tiga tahapan,
yaitu penanganan :
(1) Prabencana
Merupakan upaya untuk meminimalisasi jumlah korban
bencana dan kerusakan sarana prasarana akibat bencana.
Tahapan ini dilaksanakan dalam rangka mencegah terjadinya
bencana sosial dan atau mencegah muncul kembali bencana
sosial yang pernah ada, yang dilaksanakan dalam bentuk
kegiatan:
a) Keserasian Sosial dengan target penuntasan masalah
kesejahteraan sosial di “hulu”
b) Penggalian kearifan lokal melalui forum-forum saresehan
dengan tokoh masyarakat lokal.
c) Penanganan implementasi MoU antara Pemerintah RI dan
GAM dari tahun 2005 hingga tahun 2009 melalui kegiatan
Reintegrasi Aceh.
69
(2) Tanggap Darurat
Merupakan upaya dalam rangka percepatan penanganan
korban
bencana dan mencegah terjadinya permasalahan
sosial baru akibat bencana.sosial melalui bantuan dalam
bentuk
bantuan
bahan
bangunan
rumah
(BBR)
dan
pembangunan rumah bagi korban konflik yang berada di
tempat pengungsian
(3) Pasca Bencana
Merupakan
upaya
yang
dilaksanakan
dalam
rangka
penguatan kondisi fisik dan psikososial korban bencana.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk rehabilitasi sosial bagi
korban bencana sosial akibat konflik.
3.3.1.3.2. Bantuan tunai bersyarat.
Kegiatan
yang
dikembangkan
dalam
rangka
percepatan
penanggulangan kemiskinan sekaligus sebagai sarana untuk
pengembangan sistem jaminan sosial bagi masyarakat sangat
miskin dilakukan melalui Program Keluarga Harapan (PKH).
Program ini di negara-negara lain dikenal dengan Conditional
Cash
Transfers
(CCT).
Program
nasional
di
bidang
penanggulangan kemiskinan dari perspektif kesejahteraan sosial
ini adalah bantuan sosial tunai bersyarat bagi rumah tangga
sangat miskin (RTSM) dengan katagori memiliki ibu hamil, ibu
menyusui, mempunyai balita, mempunyai anak usia sekolah SD
dan SMP. Bentuk bantuan yang diberikan berupa biaya transpor
70
anak ke sekolah dan biaya transpor mengunjungi pusat
pelayanan kesehatan.
Tujuan
PKH
secara
umum
adalah
untuk
meningkatkan
jangkauan atau aksesibilitas RTSM terhadap layanan publik,
khususnya pendidikan dan kesehatan. Pemberian bantuan uang
tunai untuk jangka pendek diharapkan dapat mengurangi beban
pengeluaran RTSM. Sedangkan jangka panjang diharapkan
dapat terjadi perubahan perilaku yang pada akhirnya dapat
memutus mata rantai kemiskinan RTSM tersebut.
1. Program asuransi kesejahteraan sosial.
Kemiskinan bukan saja masalah yang dihadapi bangsa Indonesia
Kemiskinan sudah menjadi isu global dan menjadi agenda
bersama bangsa-bangsa di dunia untuk menanggulanginya. Oleh
karena
itu,
program
penanggulangan
kemiskinan
harus
dilaksanakan secara bersama-sama dan bersinergi. Semua
pihak dapat terlibat aktif dalam penanganannya.
Program
terobosan
itu
antara
lain
melalui
percepatan
penanggulangan kemiskinan sekaligus sebagai sarana untuk
mengembangkan sistem jaminan sosial bagi masyarakat sangat
miskin.
Jaminan
kesejahteraan
sosial
dikembangkan
Kementerian Sosial dan dilaksanakan oleh Direktorat Jaminan
Kesejahteraan Sosial berupa Asuransi Kesejahteraan Sosial
(Askesos). Askesos dimaksudkan sebagai program pengganti
pendapatan, pemeliharaan dan peningkatan pendapatan di mana
71
peserta Askesos dapat melakukan proteksi sosial secara
mandiri.
2. Program perlindungan bagi korban kekerasan dan pekerja
migran.
Ketersediaan lapangan pekerjaan yang terbatas di dalam negeri
memicu banyaknya penduduk usia kerja yang menganggur
mencari peluang kerja di luar negeri. Namun sering kali niat kuat
ini
tidak
diiringi
dengan
penguasaan
pengetahuan
dan
keterampilan yang memadai tentang berbagai hal yang perlu
disiapkan dalam pengurusan perizinan ke luar negeri dan
keterampilan kerja yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
negara penerima.
Berbagai permasalahan kesejahteraan sosial muncul ketika
pekerjamigran berada di luar negeri seperti korban tindak
kekerasan
(KTK),
korban
perdagangan
manusia
(human
trafficking), pelecehan seksual dan eksploitasi tenaga kerja.
Pekerja migran yang menjadi korban tindak kekerasan menjadi
permasalahan kesejahteraan sosial yang mengemuka karena para
korban selain bermasalah mengenai keimigrasian tetapi juga
menjadi korban tindak kekerasan. Isu tindak kekerasan tidak
hanya dialami oleh pekerja migran. Dewasa ini kasus-kasus
korban tindak kekerasan banyak ditemukan di lingkungan terdekat,
seperti kasus kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh
pasangannya atau oleh orangtua terhadap anaknya. Yang lebih
72
luas lagi adalah kasus kekerasan yang terjadi karena konflik
sosial.
Korban tindak kekerasan dan pekerja migran bermasalah yang
teridentifikasi
diberikan
pendampingan
dari
bantuan
pekerja
UEP
sosial
dan
mendapat
masyarakat
sebagai
pendamping. Bantuan sosial bagi pekerja migran bermasalah
dilaksanakan melalui bantuan makanan dan pemulangan ke
daerah asal melalui kerjasama dengan PT DAMRI dan PT Pelni.
Pekerja
migran
yang
telah
dipulangkan
ke
daerah
asal
direkomendasikan melalui Dinas Sosial setempat untuk mendapat
bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP).
3. Program penyelenggaraan undian.
Peningkatan partisipasi dunia usaha, khususnya penyelenggara
Undian Gratis Berhadiah (UGB) dan Pengumpulan Uang dan
Barang
(PUB)
ditandai
dengan
meningkatnya
pengajuan
permohonan izin penyelenggaraan UGB dan PUB sebanyak 30
persen setiap tahunnya. Hal ini mencerminkan adanya rasa
tanggung jawab dan kepedulian sosial yang besar dari kalangan
dunia usaha terhadap masalah kesejahteraan sosial.
73
4. Program
pendidikan,
pelatihan,
pemeliharaan
dan
pengembangan kesejahteraan sosial.
Kegiatan penelitian dan pengembangan kesejahteraan sosial
yang dikembangkan Pusat Penelitian dan Pengembangan
Kesejahteraan Sosial (Puslitbang Kesos) yang diarahkan pada
pemenuhan
kebutuhan,
arah
kebijakan,
dan
program
pembangunan kesejahteraan sosial, serta kegiatan-kegiatan
yang
telah
diluncurkan
kementerian.
Bahkan
telah
dikembangkan suatu penelitian untuk kebutuhan unit teknis
kementerian (by research programme) seperti yang telah
diimplementasikan pada kegiatan pola konsentrasi di wilayah
perbatasan antar-negara dan daerah terpencil (Kepulauan
Miangas, Kepulauan Marore dan Kabupaten Sukabumi).
Kegiatannya
langsung
memberikan
intervensi
kepada
masyarakat sasaran, terutamakearifan lokal dan institusiinstitusi lokal untuk mendukung program penguatan desa yang
berketahanan sosial.
5. Program pengembangan sistem perlindungan sosial.
Mengembangkan
sistem
perlindungan
sosial
yang
bisa
membantu memecahkan permasalahan pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Dari
paparan
membuktikan
pembangunan
mengupayakan
RENSTRA
bahwa
di
pemerintah
bidang
agar
Kementerian
menyadari
kesejahteraan
berbagai
Sosial
masalah
dapat
pentingnya
sosial
sosial
untuk
seperti
74
kemiskinan.
ketelantaran,
kecacatan,
ketunaansosial,
penyimpangan perilaku, ketertinggalan/ keterpencilan, serta
korban bencana dan akibat tindak kekerasan dapat ditangani
secara terencana, terpadu, dan berkesinambungan. Hal ini
merupakan wujud komitmen pemerintah untuk meningkatkan
harkat dan martabat sebagian warga masyarakat yang
menyandang permasalahan sosial. Upaya mengangkat derajat
kesejahteraan sosial tersebut, dapat dipandang sebagai bagian
dari investasi sosial yang ditujukan untuk meningkatkan dan
mengembangkan kualitas SDM bangsa Indonesia, sehingga
mampu menjalankan tugas-tugas kehidupannya secara mandiri
sesuai dengan nilai-nilai yang layak bagi kemanusiaan. Dalam
hal ini, pembangunan kesejahteraan sosial dapat menjadi salah
satu solusi untuk mengatasi kesenjangan sosial ekonomi serta
berbagai kecenderungan primordialisme dan eksklusivisme
yang mengancam tatanan hidup bangsa Indonesia. Bila hal ini
kita abaikan maka akan mengarah pada terjadinya friksi dan
konflik horizontal, sehingga pada gilirannya dapat menimbulkan
disintegrasi sosial yang menurunkan harkat dan martabat
bangsa.
Perkembangan pembangunan kesejahteraan sosial saat ini
diwarnai oleh adanya perubahan paradigma pembangunan
nasional, yang bergeser dari sentralistik ke arah desentralistik.
Hal ini merupakan penjabaran dari kebijakan pemerintah untuk
memberikan peran dan posisi yang lebih besar kepada
75
masyarakat
sebagai
pelaku
dan
pelaksana
utama
pembangunan. Melalui kebijakan otonomi daerah, pemerintah
memberikan kewenangan yang seluas-luasnya kepada daerah,
khususnya daerah kabupaten/kota untuk menyelenggarakan
pembangunan
dan
mengurus
rumah
tangganya
sendiri.
Kenyataan menunjukkan bahwa pemberian otonomi tersebut
tidak sepenuhnya berjalan mulus, karena masih sering
ditemukan
adanya
ekses
negatif
yang
mengakibatkan
terjadinya hambatan dalam pelaksanaan pembangunan di
bidang kesejahteraan sosial. Perubahan ini hendaknya disikapi
secara arif, bijaksana, dan diarahkan pada terwujudnya
pemahaman
dan
komitmen
pelaku
pembangunan
kesejahteraan sosial di setiap daerah kabupaten dan kota.
Permasalahan sosial di Indonesia saat ini cenderung meningkat
dilihat dari jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial
dan
kompleksitasnya.
Untuk
menghadapi
berbagai
permasalahan sosial tersebut, dalam kurun waktu 2010-2014,
diperlukan pemahaman yang mendalam terhadap :
(1) Situasi perkembangan lingkungan strategis, baik global,
regional, maupun nasional.
(2) Kondisi dan permasalahan sosial yang akan dihadapi pada
kurun waktu 2010-2014.
(3) Tantangan internal yang harus dilakukan pembenahan dan
perbaikan pada 2010-2014.
76
Sejalan dengan itu pula Bidang Sosial pada Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja Kota Padang telah menyusun program kerja
beserta kegiatannya untuk mendukung program kerja yang ada
di pemerintah pusat dan ikut serta mengatasi permasalahan
kesejahteraan sosial seperti termuat dalam RENSTRA Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang tahun 2015-2019.
3.3.1.2. Bidang Tenaga Kerja
1. Program Pembangunan Ketenagakerjaan
Pembangunan ketenagakerjaan tahun 2010-2014 diarahkan untuk:
(1) Mendorong terciptanya kesempatan kerja yang baik (decent work),
yaitu lapangan kerja produktif serta adanya perlindungan dan
jaminan sosial yang memadai;
(2) Mendorong terciptanya kesempatan kerja seluas-luasnya dan
merata dalam sektor-sektor pembangunan;
(3) Meningkatkan kondisi dan mekanisme Hubungan Industrial untuk
mendorong kesempatan kerja;
(4) Menyempurnakan
peraturan-peraturan
ketenagakerjaan
dan
melaksanakan peraturan ketenagakerjaan pokok (utama), sesuai
hukum internasional;
(5) Mengembangkan jaminan sosial dan pemberdayaan pekerja;
(6) Meningkatkan kompetensi tenaga kerja dan produktivitas;
(7) Menciptakan
kesempatan
kerja
melalui
program-program
pemerintah;
(8) Menyempurnakan kebijakan migrasi dan pembangunan;
77
(9) Mengembangkan kebijakan pendukung pasar kerja melalui
informasi pasar kerja.
Memasuki pembangunan tahun 2015-2019, pembangunan di bidang
ketenagakerjaan diperkirakan masih diwarnai permasalahan, antara lain:
1) Tingginya tingkat pengangguran;
2) Rendahnya perluasan kesempatan kerja;
3) Rendahnya kompetensi dan produktivitas tenaga kerja;
4) Belum kondusifnya kondisi hubungan industrial.
Untuk melaksanakan pembangunan ketenagakerjaan di Indonesia
Kementerian Sosial telah menyusun
dengan
program
dan
kegiatan.
Renstra Tahun 2010 – 2014
Telaahan
mengenai
Program
Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan Produktivitas, melalui
kegiatan:
a.
Pelatihan Kewirausahaan;
b.
Pengembangan Standardisasi Kompetensi Kerja dan Program
Pelatihan;
c.
Peningkatan Kompetensi Instruktur dan Tenaga Kepelatihan;
d.
Pengembangan dan Peningkatan Produktivitas;
e.
Peningkatan Penyelenggaraan Pemagangan Dalam dan Luar
Negeri;
f.
Peningkatan Kapasitas Kelembagaan, Sarana dan Pemberdayaan
Kelembagaan Pelatihan dan Produktivitas;
g.
Pengembangan Sistem dan Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi
Profesi;
78
h.
Pengembangan dan Peningkatan Kompetensi Instruktur dan
Tenaga Kerja;
i.
Pelaksanaan dan Peningkatan Produktivitas;
j.
Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan
Pengembangan
Program Pelatihan Bidang Industri;
k.
Peningkatan Kualitas Transmigran dan Calon Transmigran;
l.
Pengembangan
Program
dan
Peningkatan
Kapasitas
SDM
Pelatihan Ketransmigrasian;
m. Pengembangan dan Peningkatan Kompetensi Instruktur dan
Tenaga Kerja;
n.
Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja Bidang Industri;
o.
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Direktorat
Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas;
p.
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Badan
Nasional Sertifikasi Profesi.
Program kegiatan ini bertujuan untuk peningkatan kompetensi dan
produktivitas tenaga kerja, untuk mencetak tenaga kerja dan wirausaha
baru yang berdaya saing. Untuk mendukung program ini Dinas Sosial
dan Tenaga Kerja Kota Padang dalam RENSTRA 2011-2015
telah
menyusun Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga
Kerja beserta kegiatannya.
Indikator kinerja dari program ini adalah meningkatnya daya saing
dan produktivitas tenaga kerja, yang diukur melalui:
79
a. Jumlah standar kompetensi dan program pelatihan yang
disusun;
b. Jumlah
lembaga
pelatihan
dan
produktivitas
yang
dikembangkan;
c. Jumlah peserta pemagangan dalam dan luar negeri;
d. Jumlah instruktur dan tenaga kepelatihan yang ditingkatkan
kompetensinya;
e. Jumlah tenaga kerja dan transmigran yang dilatih;
f.
Jumlah lembaga/organisasi dan masyarakat yang ditingkatkan
produktivitasnya.
2.
Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja
dengan kegiatan meliputi:
a. Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri;
b. Pembinaan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia Luar Negeri;
c. Pengembangan dan Peningkatan Perluasan Kesempatan
Kerja;
d. Peningkatan Pengembangan Pasar Kerja;
e. Peningkatan Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja Asing;
f.
Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja;
g. Dukungan
Manajemen
dan
Dukungan
Teknis
Lainnya
Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja.
80
Program kegiatan ini bertujuan untuk
perluasan penciptaan
kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja baik di dalam maupun
di luar negeri. Untuk mendukung program ini Bidang Ketenagakerjaan
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang dalam RENSTRA 20112015 telah menyusun Program Peningkatan Kesempatan Kerja beserta
kegiatannya.
Indikator kinerja dari program ini adalah meningkatnya penempatan
dan
perluasan
kesempatan
kerja
melalui
fasilitasi
pelayanan
penempatan tenaga kerja, yang diukur melalui:
a. Jumlah penempatan tenaga kerja;
b. Jumlah lembaga pelayanan penempatan tenaga kerja yang sesuai
dengan standar pelayanan minimum.
3.
Program Pengembangan Hubungan Industrial dan Peningkatan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Dengan kegiatan meliputi :
a.
Penyempurnaan Peraturan Ketenagakerjaan;
b.
Pengelolaan
Kelembagaan
dan
Pemasyarakatan
Hubungan
Industrial;
c.
Konsolidasi Pelaksanaan Peningkatan Intensitas Pencegahan PHK
dan Penyelesaian Hubungan Industrial;
d.
Konsolidasi Peningkatan Pelaksanaan Pengupahan dan Jaminan
Sosial Tenaga Kerja Yang Lebih Baik;
e.
Konsolidasi Pembinaan Syarat-Syarat Kerja Non Diskriminasi;
81
f.
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Direktorat
Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial
Tenaga Kerja.
Indikator kinerja Program Pengembangan Hubungan Industrial dan
Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah meningkatnya
pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja
melalui persyaratan kerja, kesejahteraan dan analisis diskriminasi,
pengupahan, penyelesaian perselisihan hubungan industrial, yang
diukur dari:
a. Jumlah tenaga kerja yang menjadi anggota Jamsostek;
b. Persentase kasus perselisihan hubungan industrial yang dapat
diselesaikan melalui mediator;
c. Jumlah Lembaga Kerjasama Bipartit yang terbentuk;
d. Jumlah Lembaga Kerjasama Tripartit yang dibentuk;
e. Jumlah Peraturan Perusahaan yang disahkan;
f. Jumlah Perjanjian Kerja Bersama yang didaftarkan.
Untuk mendukung program ini Bidang Ketenagakerjaan Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang dalam RENSTRA 2011-2015
telah
menyusun
Program
Perlindungan
dan Pengembangan
Lembaga Ketenagakerjaan beserta kegiatannya.
4.
Program Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan
Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan
Dengan kegiatan meliputi :
82
a.
Peningkatan Penerapan Norma Ketenagakerjaan dan Jaminan
Sosial Tenaga Kerja;
b.
Peningkatan Peran Serta Lembaga-Lembaga dan Personil Dalam
Penerapan Norma Ketenagakerjaan;
c.
Peningkatan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
d.
Peningkatan Perlindungan Pekerja Perempuan dan Penghapusan
Pekerja Anak;
e.
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Direktorat
Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan.
Indikator Kinerja dari program ini adalah meningkatnya penerapan
peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan di tempat kerja, yang
diukur dari:
a.
Jumlah
perusahaan
yang
menerapkan
Sistem
Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3);
b.
Jumlah tenaga pengawas yang memenuhi standar kompetensi;
c.
Jumlah pekerja anak yang ditarik dari bentuk-bentuk pekerjaan
terburuk bagi anak;
d.
Persentase
perusahaan
yang
memenuhi
norma
pekerja
perempuan;
e.
Jumlah pekerja yang memperoleh hak jaminan sosial tenaga kerja.
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja Kota Padang melaksanakan urusan Pemerintah daerah berdasarkan
83
azas otonomi dan Tugas Pembantuan di bidang sosial dan tenaga, sehingga
secara khusus tidak ada keterkaitan langsung dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah di Kota Padang.
Untuk Pembangunan bidang kesejahteraan Sosial, dalam menangani
berbagai permasalahan penyandang masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
harus menyentuh berbagai aspek baik yang ada di desa maupun
diperkotaan. Begitu juga dengan bidang ketenagakerjaan.
Dalam kaitan dengan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
yang merupakan instrumen pertanggungjawaban, Renstra merupakan
langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah.
Perencanaan strategis instansi pemerintah merupakan integrasi antara
keahlian Sumber Daya Manusia dan Sumber daya lainnya agar mampu
menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis, nasional dan global
serta tetap berada dalam tatanan sistem manajemen nasional.
Renstra Dinsosnaker Kota Padang mengandung nilai urgen dan
strategis karena sangat bermanfaat dan diperlukan untuk beberapa alasan,
yaitu :
a. Diperlukan untuk mengantisipasi dampak globalisasi
b. Diperlukan untuk pengelolaan keberhasilan
c. Berorientasi pada masa depan
d. Pelayanan Prima
e. Penerapan
prinsip-prinsip
pemerintahan
yang
baik
(goodgovermance) dan pemerintahan yang bersih
84
Dengan
diharapkan
adanya
semua
RENSTRA
kegiatan
DINSOSNAKER
penanganan
KOTA
masalah
PADANG
sosial
dan
ketenagakerjaan akan mengacu pada RENSTRA SKPD sebagai pedoman.
Maksud dan Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya Rentra
Dinsosnaker Kota Padang ini adalah :
1.
Sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan di bidang sosial dan
ketenagakerjaan dalam kurun waktu lima ( 5 ) tahun.
2.
Mewujudkan
sinkronisasi,
sinergitas
dan
keberlanjutan
antara
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ) Kota
Padang dengan Renstra Dinsosnaker Kota Padang Tahun 2014-2019
untuk menetapkan visi, misi, tujuan, kebijakan program dan kegiatan
yang sesuai dengan tupoksi Dinsosnaker.
85
3.5. Penentuan Isu-isu Strategis
Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat
menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah
untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya.
Identifikasi
isu
yang
tepat
dan
bersifat
strategis
meningkatkan
akseptabilitas prioritas pembangunan, dapat dioperasionalkan dan secara
moral serta etika birokratis dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu,
perhatian kepada mandat dari masyarakat dan lingkungan eksternalnya
merupakan perencanaan dari luar ke dalam yang tidak boleh diabaikan.
Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja
Kota Padang adalah kondisi atau hal yang harus
diperhatikan atau dikedepankan dalam peningkatan pelayanan yang
optimal di bidang sosial dan ketenagakerjaan, karena dampaknya yang
signifikan bagi masyarakat Kota Padang di masa datang. Suatu
kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila
tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau
sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang
untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang.
Isu-isu Strategis yang berkaitan dengan Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja adalah sebagai berikut :
86
3.5.1. Bidang Sosial :
3.5.1.1. Bidang pemberdayaan Sosial
1. Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni Fakir Miskin ( RTLH ).
2. Kesempatan Kerja dan Meningkatkan Pendapatan Rumah
Tangga melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE/UEP)dan
pengembangan ekonomi partisipatif masyarakat.
3. Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE).
4. Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial.
5. PSM sudah ada disetiap kecamatan, desa/kelurahan namun
belum optimal bersinergi dan belum terpadu melaksanakan
kegiatan.
3.5.1.2. Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial (Rehsos)
1. Peningkatan Kesejahteraan Sosial Balita dan anak.
2. Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penduduk Rentan dan
Termarjinalkan (kelompok usia produktif dengan resiko tertentu).
3. Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia.
4. Peningkatan Kesejahteraan Sosial Orang Dengan Disabilitas
(ODD).
3.5.1.3.Bidang Bantuan Jaminan Sosial (Banjamsos)
Program Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) terdiri dari ;
1. Program Kartu Indonesia Pintar (KIP).
2. Program Indonesia Sehat ( KIS ) untuk membangun keluarga
produktif.
87
3. Kartu Simpanan Keluarga Sejahtera (KSKS).
4. Program Keluarga Harapan (PKH).
Isu strategis berkaitan dengan Ketenagakerjaan Kota Padang adalah
sebagai berikut :
3.5.2.
Bidang Ketenagakerjaan
3.5.2.1. Bidang Hubungan Industrial dan persyaratan Kerja
Isu strategis pada perusahaan Outs Ourching perusahaan penyedia
Jasa pekerja buruh dan perusahaan pemborongan pekerjaan :
1. Hak-hak normatif pekerja yang tidak dibayar sesuai dengan aturan
perundangan yang berlaku.
2. Tidak adanya kepastian hukum terhadap jaminan perlindungan
terhadap tenaga kerja.
3. Tuntutan pekerja karena adanya pemotongan gaji terhadap
pekerja.
4. Tidak adanya perlindungan terhadap tenaga kerja apabila masa
berlanjut.
3.5.2.2. Bidang Penempatan pelatihan dan Produktifitas Tenaga Kerja
1. Penempatan Tenaga Kerja.
2. Pengangguran terbuka.
3. Bonus Demografi.
4. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
5. Tenaga Kerja Asing (TKA ).
88
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN
KEBIJAKAN
4.1 Visi dan Misi SKPD
4.1.1. Visi dan Misi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang :
Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja yang
diatur dengan Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 57 Tahun 2008 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas serta mengacu kepada Visi dan
Misi Kota Padang maka Visi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang
mempunyai Visi “Terwujudnya
Kesejahteraan Sosial Masyarakat dan
Tenaga Kerja Produktif, Kompetitif dan Sejahtera di Kota Padang”
4.1.2. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut diatas maka Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja menetapkan misi sebagai berikut :
1. Meningkatkan aksesibilitas perlindungan pelayanan sosial untuk menjamin
pemenuhan kebutuhan dasar pelayanan sosial, pemberdayaan sosial dan
jaminan kesejahteraan sosial Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS).
2. Meningkatkan Profesionalisme Penyelenggaraan Perlindungan Sosial
dalam Bentuk Bantuan Sosial, Rehabilitasi, Pemberdayaan dan Jaminan
sebagai metode penanggulangan kemiskinan.
3. Mengembangkan kelembagaan sosial, partisipasi sosial masyarakat dan
sumber daya dari dunia usaha.
89
4. Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan
kesetiakawanan
sosial untuk
menjamin
keberlanjutan
peran
serta
masyarakat dalam penyelenggaran kesejahteraan sosial.
5. Menyiapkan berbagai program pelatihan kerja untuk menjawab tantangan
kebutuhan bagi tenaga kerja
6. Mempertemukan pencari kerja dengan pengusaha atau pengguna jasa
tenaga kerja dan menyediakan informasi pasar kerja yang lengkap dan
akurat serta memperluas kesempatan kerja.
7. Melakukan pengawasan dan perlindungan tenaga kerja agar di taati
peraturan
perundang-undangan
serta
menyelesaikan
perselisihan
hubungan industrial dan pemutusan hubungan kerja secara Bipartid.
8. Mengembangkan perlindungan dan jaminan sosial bagi PMKS.
9. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial.
4.2
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD
Tujuan yang hendak dicapai dari visi dan Misi diatas adalah :
1. Terwujudnya
peningkatan taraf kesejahteraan sosial dalam kehidupan
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Terwujudnya kualitas pembinaan dan pelayanan kesejahteraan sosial.
3. Terwujudnya prakarsa dan peran aktif masyarakat dalam pembangunan
kesejahteraan masyarakat.
4. Terwujudnya
pencegahan
dan
pengendalian
dalam
mengatasi
permasalahan sosial industrialisasi, krisis sosial ekonomi, globalisasi dan
informasi dengan mewujudkan pemberdayaan kelompok usaha bersama,
90
organisasi sosial, pekerja sosial, pekerja sosial masyarakat dan karang
taruna.
5. Terwujudnya jaminan sosial dan perlindungan sosial dalam kehidupan
masyarakat.
6. Terwujudnya sistim nilai sosial budaya dan rasa aman pada semangat
kesetiakawanan sosial dan kerjasama.
7. Terwujudnya keselarasan antara pengusaha dan pencari kerja serta
informasi yang akurat.
8. Terwujudnya
tenaga
kerja
terampil
untuk
kebutuhan
dalam
perkembangan IPTEK.
9. Terwujudnya hubungan industrial yang harmonis di perusahaan dan
tempat kerja lainnya.
10.Terwujudnya pengawasan dan perlindungan tenaga kerja dalam
pelaksanaan peraturan Perundang-undangan.
4.3
Strategi dan Kebijakan
4.3.1. Strategi
Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran Pembangunan untuk
meningkatkan derajat sosial masyarakat , Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Kota Padang mempunyai strategi sebagai berikut :
4.3.1.1. Bidang Sosial
4.3.1.1.1. Bidang Pemberdayaan Sosial
a. Strategi Penanggulangan Kemiskinan :
91
1) Meningkatkan perlindungan, produktifitas, dan pemenuhan
hak dasar bagi penduduk kurang mampu dan rentan.
2) Penataan asistensi sosial terpadu berbasis keluarga dan
siklus hidup melalui program keluarga sejahtera.
3) Meningkatkan inklusifitas bagi penyandang disabilitas dan
lanjut usia pada setiap aspek penghidupan.
4) Penguatan kelembagaan dan pelaksanaan asistensi sosial.
5) Memperluas dan meningkatkan pelayanan dasar untuk
masyarakat kurang mampu dan rentan melalui :
ï‚·
Peningkatan
ketersediaan
infrastruktur
dan
saran
pelayanan dasar bagi masyarakat kurang mampu dan
rentan.
ï‚·
Meningkatkan
penjangkauan
pelayanan
dasar
bagi
penduduk kurang mampu dan rentan.
ï‚·
Penyempurnaan
menyangkut
pengukuran
kriteria
:
kemiskinan
standarisasi
yang
dan
sistem
kurang
mampu
pengelolaan data terpadu.
6) Meningkatkan
penghidupan
masyarakat
melalui :
ï‚· Pemberdayaan
ekonomi
berbasis
pengembangan
ekonomi lokal.
ï‚· Perluasan akses permodalan dan layanan keuangan
melalui
penguatan
layanan
keuangan
makro
bagi
masyarakat kurang mampu.
92
ï‚· Peningkatan pendampingan dalam rangka meningkatkan
kapasitas dan keterampilan masyarakat kurang mampu.
ï‚· Peningkatan partisipasi organisasi sosial dan dunia
usaha.
ï‚· Penurunan jumlah penyandang masalah kesejahteraan
sosial.
ï‚· Peningkatan nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan
kejuangan.
ï‚· Pembinaan
sikap
mental keterampilan
Masalah Kesejahteraan Sosial dan
Penyandang
Potensi Sosial
Kesejahteraan Sosial.
ï‚· Koordinasi penanganan PMKS.
ï‚· Penghargaan terhadap pejuang dan keluarga pejuang.
4.3.1.1.2. Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial
1) Peningkatan Kesejahteraan Sosial Balita dan Anak, melalui :
ï‚· Bantuan reguler anak dan balita dalam RTSM
ï‚· Pelayanan, bantuan dan rehabilitasi sosial anak dan balita
terlantar berbasis keluarga dan komunitas.
ï‚· Bantuan hukum bagi anak.
ï‚·
Pengurangan pekerja anak.
2) Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penduduk Rentan & Usia
Produktif dengan Resiko Tertentu, melalui :
ï‚· Pemberdayaan ekonomi fakir miskin.
93
ï‚· Pemberdayaan ekonomi dan bantuan sosial penduduk usia
produktif dengan resiko tertentu : KAT, ODD,ODHA,tuna sosial.
3) Peningkatan Kesos Lanjut Usia
ï‚·
Bantuan reguler lansia
ï‚·
Layanan sosial lansia berbasis keluarga dan komunitas
ï‚·
Pemberdayaan ekonomi
4) Peningkatan Kesejahteraan Sosial Orang dengan Disabilitas,
melalui :
ï‚·
Bantuan reguler orang dengan disabilitas berat.
ï‚·
Layanan dan
rehabilitasi sosial orang dengan disabilitas
berbasiskan komunitas dan keluarga.
ï‚·
Advokasi inklusifitas layanan publik, kebijakan, serta pasar
kerja terhadap penyandang disabilitas.
5) Bantuan sosial temporer yang tidak terfokus pada siklus kehidupan,
melalui :
ï‚·
Transformasi bantuan Raskin menjadi bantuan temporer
(pembahasan lebih lanjut).
ï‚·
Bantuan sosial temporer yang responsif bagi korban bencana
alam, bencana sosial, dan guncangan ekonomi.
6) Integrasi Program-Program Bantuan
dan Kesejahteraan sosial,
seperti :
94
Integrasi bantuan sosial berbasis keluarga, pembangunan sistem
rujukan terpadu (termasuk pemutakhiran data PPLS), penataan dan
perbaikan data PMKS.
4.3.1.1.3. Bidang Bantuan Jaminan Sosial
1)
Peningkatan penanganan korban bencana
2)
Meningkatkan kepedulian terhadap korban bencana alam dan
korban bencana sosial.
3)
Peningkatan penanganan koordinasi dan pengawasan bantuan
korban bencana alam.
4)
Meningkatnya kepedulian terhadap orang terlantar, mayat
terlantar, pekerja migran terlantar yang memperoleh pelayanan
sosial.
5)
Membangun Strategi peningkatan kepesertaan (uji coba
mekanisme
pendaftaran,insentif,
pembayaran
dan
kelembagaan.)
6)
Meningkatkan
proses
integrasi
Jamkesda
dan
program
asuransi perusahaan formal Swasta ke JKN.
7)
Membangun skema monitoring dan evaluasi yang kuat.
8)
Menyusun
rambu-rambu
untuk
kesinambungan
BPJS
Kesehatan.
9)
Meningkatkan inklusifitas JKN.
10) Penataan bantuan sosial.
95
4.3.1.2.
Bidang Ketenagakerjaan
4.3.1.2.1. Bidang Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja
1. Melakukan
sehubungan
pekerjaan
pembinaan,
dengan
kepada
sosialisasi
penyerahan
perusahaan
peraturan
perundangan
pelaksanaan
lain
sebagian
sesuai
dengan
PERMENAKERTRANS RI No. 19 Tahun 2012.
2. Bekerja sama dengan melakukan koordinasi dengan stakeholder
terkait lain
seperti Dinas Tenaga Kerja Propinsi Sumatera
Barat yang mengeluarkan izin operasional perusahaan penyedia
jasa tenaga kerja buruh dan pegawai pengawas ketenagakerjaan
terhadap pelanggaran dan PPNS yang terjadi dilapangan.
3. Untuk jenis pekerjaan yang terus menerus maka adanya
perhitungan terhadap keberlanjutan masa kerja
4.3.1.2.2. Bidang Penempatan, Pelatihan dan Produktifitas Tenaga Kerja
1. Peningkatan kualitas SDM umumnya dan tenaga kerja khususnya.
2. Perluasan lapangan kerja produktif dan kesempatan berusahav
.
4.3.1.2.3. Bidang Pengawasan Norma Ketenagakerjaan :
1. Melakukan pengawasan langsung ke perusahaan-perusahaan
dalam hal diberlakukannya peraturan perundang-undangan di
Bidang Ketetanagakerjaan dengan cara monitoring dan pembinaan.
2. Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja baik dalam norma
ketenagkerjaan maupun norma Keselamatan dan kesehatan kerja
(K3).
96
3. Melakukan sosialisasi dan penyuluhan terehadap tenaga kerja dan
pengusaha di bidang ketenagakerjaan.
4. Meningkat
wawasan
pekerja/buruh
dan
pengusaha
dengan
melakukan sosialisasi yang optimal.
5. Mensejajarkan/meningkatkan
tingkat
upah
yang
berlaku
diperusahaan yang proposional dengan kemajuan perusahaan.
6. Meningkatkan kualitas dan kuantitas kunjungan pengawasan norma
kerja dan keselamatan kerja serta kesehatan kerja.
Melanjutkan proses hukum semaksimal mungkin bagi setiap
pelanggran norma kerja dan norma K3.
7. Mengusahakan volume kegiatan padat karya baik melalui APBN
maupun kerjasama dengan instansi terkait dan lembaga-lembaga
yang bersifat padat karya.
8. Mengusahakan semaksimal mungkin akses-akses penyaluran
tenaga Kerja baik AKL, AKAD dan AKAN.
9. Mengusahakan semaksimal mungkin pendayagunaan teknologi
tepat Guna, Penyebaran Informasi pasar kerja, bursa kerja on line
dan pendayagunaan tenaga kerja mandiri profesional.
10. Pengembangan sistem perlindungan sosial yang komprehensif.
11. Meningkatkan Kemandirian para penyandang masalah sosial
(PMKS).
12. Meningkatkan
profesionalisme
pembinaan
potensi
dan
sumber kesejahteraan sosial (PSKS)
13. Meningkatkan
pengetahuan
dan
keterampilan
dalam
penanganan masalah kesejahteraan social.
97
14. Peraturan
pelaksanaan
yang
mengurangi
kesenjangan
dalam akses layanan publik dan kesempatan ekonomi.
15. Peraturan pelaksanaan pendukung implementasi jaminan
sosial.
16. Penguatan kelembagaan; kakapasitas, jejaring kerja dan good
govermence.
17. Peningkatan kompetensi pekerja sosial dan pendamping
masyarakat.
4.3.2. Kebijakan
Adapun kebijakan pembangunan Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja Kota Padang adalah sebagai berikut :
1. Kebijakan Umum
Pembangunan
Kota
Padang
pada
bidang
sosial
diprioritaskan untuk peningkatan kualitas SDM dan aparat bidang
kesejahteraan
kemandirian
para
PMKS,
peningkatan
profesionalisme pembinaan potensi dan sumber kesejahteraan
sosial, peningkatan pengetahuan dan keterampilan penanganan
masalah kesejahteraan sosial, serta peningkatan kepedulian sosial.
Pada bidang tenaga kerja di prioritaskan untuk perluasan
kesempatan kerja melalui penyebaran informasi dan perencanaan
tenaga kerja, penempatan tenaga kerja, perluasan kesempatan
98
berusaha, pemagangan dan pelatihan, kelembagaan, pengawasan
dan perlindungan serta peningkatan kesejahteraan tenaga kerja.
2. Kebijakan Khusus
 Kebijakan Sosial
1.
Pembinaan fakir miskin / keluarga miskin
2.
Peningkatan Kesejahteraan Komunitas Adat Terpencil (KAT)
3.
Penanggulangan korban bencana
4.
Peningkatan Kesejahteraan veteran dan keluarganya
5.
Penyantunan lanjut usia terlantar
6.
Penyantunan eks narapidana
7.
Pembinaan dan Perlindungan Kessos anak
8.
Rehabilitasi sosial tuna sosial
9.
Rehabilitasi dan perlindungan Sosial Korban penyalahan
Napza
10. Pembinaan organisasi sosial
11. Pemberdayaan Karang Taruna
12. Pemberdayaan TKSM/PSM
13. Pemberdayaan Kelembagaan Sosial Masyarakat
14. Pelestarian dan pendayagunaan nilai kepahlawanan dan
sosial / K2KS
15. Pengembangan
wahana
kessos
berbasis
masyarakat
(WKSBM)
16. Peningkatan kerjasama lintas sektor dan dunia usaha
99
17. Peningkatan kompetensi aparatur bidang kesejahteraan sosial
18. Pemenuhan
kebutuhan
sarana
dan
prasarana
bidang
kesejahteraan sosial
19. Perbaikan system pengendalian manajemen dan proses
penanganan PMKS
20. Peningkatan
kesadaran
dan
tanggung
jawab
sosial
masyarakat
21. Pemberdayaan sosial korban bencana
22. Pendayagunaan sumber dana sosial
23. Perlindungan sosial tindak kekerasan dan pekerja migrant
24. Akses jaminan sosial
25. Menumbuh kembangkan relawan sosial
26. Pembinaan SATGAS Taruna Siaga Bencana (TAGANA)
27. Penyelenggaraan pencarian dan penyelamatan musibah,
bencana alam dan bencana lainnya
28. Pemulangan orang terlantar ke daerah asalnya.
 Kebijakan Ketenagakerjaan
a. Kebijakan Makro, Sektoral dan Regional yang Mendukung
Pembangunan Ketenagakerjaan.
Dalam
upaya
penciptaan
lapangan
kerja
yang
berkelanjutan diperlukan dukungan pertumbuhan ekonomi
yang lebih berorentasi pada kepentingan pekerja dan
perluasan lapangan kerja dengan didukung penyebaran
informasi dan perencanaan tenaga kerja.
100
b. Penciptaan
Lapangan
Kerja
Langsung
yang
Mewadahi
Kepentingan Masyarakat Pekerja.
Dalam era pembangunan saat ini, manusia khususnya
sebagai objek tenaga kerja produktif yang semula dipandang
objek pembangunan berkiprah lebih luas menjadi pelaksana,
pemanfaat dan penentu pembangunan.
Pandangan baru yang melihat tenaga kerja sebagai
sumber
daya
manusia
yang
memiliki
integritas
dan
kemampuan merubah hubungan industrial antara pemilik
modal (pengusaha) dengan pekerja kearah kemitraan.
Dengan demikian, maka perkembangan suatu kegiatan
ekonomi menjadi tanggungjawab bersama antara pemilik
modal dan pekerja.
c. Pembangunan sektoral yang membuka kesempatan kerja
Krisis ekonomi memberikan dampak negatif
bagi
perluasan kesempatan kerja pada sektor non pertanian namun
keadaan ini tidak berlaku pada sektor pertanian, dimana
terdapat kecenderungan yang semula tenaga kerja di sektor
pertanian menurun jumlahnya, mengalami arus balik ketika
krisis ekonomi berlangsung.
d. Mempersiapkan Tenaga Kerja yang Berkualitas.
101
Dalam era persaingan yang semakin ketat, upaya untuk
meningkatkan kualitas dan produktifitas tenaga kerja sangat
dibutuhkan.
Kebijaksanaan
tersebut
diupayakan
melalui
peningkatan efesiensi dan produktifitas disetiap sektor ekonomi
melalui penciptaan iklim usaha yang dinamis yang didukung
nasional maupun internasional.
e. Pemberian Perlindungan dan Kesejahteraan Pekerja.
Kebijakan perlindungan bagi pekerja perlu diberikan
selaras dengan arah pembangunan sistem hubungan industrial
yang
dapat
diterima
oleh
seluruh
lapisan
masyarakat
khususnya masyarakat industri yang langsung terlibat dalam
proses produksi, perluasan jangkauan dan kemampuan
berunding
agar menghasilkan syarat – syarat pekerja yang
berkualitas.
102
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
5.1
Rencana Program
5.1.1. Rencana Program Tahun 2014-2019
5.1.1.1.Bidang Sosial
Penyusunan program pembangunan sosial akan terus berlanjut dan
di prioritaskan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Padang yaitu:
a Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT)
dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya.
b Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial.
c Program Pembinaan Anak Terlantar.
d Program Pembinaan para Penyandang Cacat dan Trauma.
e Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana,
PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial lainnya
f
Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
g Program Bantuan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial
h Program Peningkatan Kualitas Penyuluhan Kesejahteraan Sosial
i
Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja
j
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Program dan Kegiatan serta Indikator dibidang ketenagakerjaan dan
Kesejahteraan Sosial pada tahun 2014 s/d 2019 adalah sebagai berikut :
103
5.1.1.2. Program Ketenagakerjaan.
a.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan,
keahlian dan kompetensi tenagakerja dan produktifitasnya,
Peningkatan kualitas tenaga kerja dilakukan melalui pendidikan
formal, pelatihan kerja dan pengembangan di tempat kerja
sebagai satu kesatuan sistem pengembangan Sumber Daya
Manusia yang komprehensif dan terpadu.
b.
Pelatihan
Kerja
peningkatan
semakin
kualitas
penting
tenaga
peranannya
kerja
dimana
dalam
kebutuhan
kemampuan dalam pengantisipasi perobahan teknologi dan
persyaratan kerja. Pelatihan kerja yang selama ini hanya
mempertimbangkan supplay driven diarahkan menjadi Demand
driven.
c.
Program Peningkatan Kesempatan kerja melalui Diversifikasi
Usaha.
d.
Program ini bertujuan untuk menurunkan tingkat pengangguran
terbuka dan setengah penggangguran dengan meningkatkan
ekonomi
lokal
partisipatif
untuk
mendukung
pencapaian
program nasional melalui kegiatan kewirausahaan.
e.
Program perlindungan, pengembangan lembaga keterampilan.
f.
Program ini bertujuan untuk menciptakan suasana hubungan
kerja
yang
harmonis
antara
pelaku
produksi
melalui
peningkatan pelaksanaan hubungan industrial yang merupakan
sarana
untuk
mempertemukan
aspirasi
pekerja
dengan
pemberi kerja.
104
g.
Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana Laboratorium. Program ini bertujuan Terwujudnya
kehidupan yang harmonis dan Peningkatan kualitas SDM bagi
pelaku proses produksi, meningkatkan kesehatan tenaga kerja
dan meningkatkan produktifitas yang berhasil guna serta
berdaya guna semaksimal mungkin.
h.
Program Perlindungan Tenaga Kerja dan Sistem Pengawasan
Tenaga Kerja.
i.
Program Percepatan Pembangunan dan Pengembangan infra
struktur pada kawasan khusus dan daerah tertinggal.
j.
Program gerakan terpadu pensejahteraan Fakir miskin.
k.
Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga
Ketenagakerjaan
5.2.
Indikator Kinerja
5.2.1. Indikator Kinerja
5.2.1.1.Bidang Sosial :
1.
Meningkatnya jumlah rumah tidak layak huni fakir miskin yang
mendapatkan bantuan rehabilitasi RTLH.
2.
Meningkatnya jumlah kelompok usaha bersama (KUBE) dan UEP
yang terbentuk dan jumlah KK yang sudah mendapatkan pelatihan
KUBE.
3.
Meningkatnya jumlah Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) yang
mendapatkan bantuan mikro untuk meningkatkan ekonomi rumah
tangga.
105
4.
Adanya pelatihan Keterampilan bagi penyandang disabilitas ringan,
yang terdiri dari tuna wicara,tuna daksa dan mental.
5.
Cakupan besaran dan jumlah Bantuan Asistensi Penyandang
disabilitas berat dalam bentuk pemberian uang untuk 205 orang yang
tersebar di sebelas ( 11 ) kecamatan.
6.
Cakupan Bantuan Assistensi Lanjut Usia melalui dana APBN
Kementerian Sosial RI di Kota Padang.
7.
Meningkatnya jumlah anak jalanan, pengemis, pengamen, pedagang
asongan yang terjaring yang mendapatkan rehabilitasi, khusus untuk
anak jalanan diberikan keterampilan untuk dapat berusaha seperti ;
keterampilan service hand phone,service sepeda motor.
8.
Cakupan Jumlah lanjut usia, yang mendapatkan bantuan gizi dan
penyuluhan terhadap korban napza, wanita tunasusila serta memberi
keterampilan kepada ex napi.
9.
Adanya
Program Pelatihan Keterampilan yang diberikan kepada
Keluarga Muda Miskin ( KMM ) gunanya untuk memberikan
keterampilan kepada keluarga muda miskin untu bisa berusaha
secara mandiri.
10. Tercapainya jumlah dan besaran pemberian kebutuhan dasar bagi
penghuni anak panti dengan jumlah 24 panti dengan penghuni 1250
anak.
11. Adanya
kegiatan
Pemeliharaan Taman Makam Pahlawan setiap
tahunnya.
12. Cakupan
pemeliharaan
Kesehatan
bagi
Gizi
janda
Perintis
Kemerdekaan.
106
13. Adanya pelaksanakan kegiatan pelestarian nilai-nilai sejarah seperti
memperingati Hari Pahlawan dan Bagindo Aziz Chan.
14. Tercapainya pencapaian target bantuan sosial, korban tindak
kekerasan dan pekerja migran terlantar, jaminan sosial dan
pendayagunaan sumbangan.
15. Adanya kegiatan penangulangan bencana seperti banjir, longsor,
angin puting beliung dan kebakaran.
16. Adanya kegiatan bantuan logistik terhadap korban bencana alam dan
bencana sosial.
17. Meningkatnya target pelaksanaan penjangkauan penderita psikotik
dan ex psikotik untuk dikirim ke Panti Rehabilitasi Laras di Bengkulu.
18. Cakupan asuransi kesehatan sosial serta melaksanakan Program
Keluarga Harapan ( PKH )
19. Adanya pembinaan taruna
siaga bencana besama tim terpadu
penanggulangan bencana.
20. Adanya kegiatan identifikasi dan seleksi korban tindak kekerasan
dalam rangka pemberian bantuan stimulan UEP.
21. Peningkatan sosialisasi program bantuan sosial korban tindak
kekerasan dan pekerja migran.
22. Adanya kegiatan pelaksanaan penyelamatan dan pemulihan korban
tindak kekerasan melalui rumah aman/perlindungan.
23. Meningkatnya cakupan pelaksanaan penyuluhan sosial, penyebaran
informasi tentang kebijakan jaminan sosial dan pendayagunaan
sumbangan social dan melaksanakan bimbingan teknis kepada calon
pengumpul sumbangan sosial dan pelaksana undian gratis berhadiah.
107
24. Adanya kegiatan dalam menelaah dan memproses persyaratan
administrasi dan teknis perizinan pendayagunaan pengumpulan
sumbangan sosial.
5.2.1.2. Bidang Ketenagakerjaan.
1.
Adanya upaya pelaksanaan kegiatan agar terciptanya
hubungan
industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan antara para pelaku
proses produksi, harga dan jasa serta melaksanakan kegiatan agar
terciptanya persyaratan dan kondisi kerja yang baik di perusahaan
dan tempat-tempat kerja.
2.
Tercapainya
target
pelaksanaan
pembinaan
keperusahaan
mengenai syarat-syarat kerja, baik secara secara klasikal maupun ke
unit perusahaan. Selain itu juga mengadakan pembinaan langsung
ke unit perusahaan tentang tata cara pembentukan peraturan
perusahaan, dan perjanjian kerja bersama.
3.
Tercapainya target dalam melaksanakan pembinaan dalam rangka
pembuatan
peraturan
perusahaan
dan
pembinaan
ke
unit/perusahaan perusahaan/tahun .
4.
Tercapainya target pembinaan dalam rangka pencatatan organisasi
pekerja dan pengusaha. Pencatatan Serikat Pekerja ( SP ) dan
Serikat Buruh ( SB ).
5.
Tercapainya target
Pembinaan Lks Bipartit
pembentukan LKs Bipartit di perusahaan
dalam rangka
untuk perusahaan yang
telah memiliki tenaga kerja sebanyak 50 orang tenaga kerja.
108
6.
Tercapainya
target
melaksanakan
penyelesaian
perselisihan
Hubungan Industrial dan PHK di Perusahaan Swasta BUMN, BUMD
yang berada di Kota Padang.
7.
Tercapainya
target
Melakukan
Pembinaan
dan
Penyelesaian
masalah perselisihan /PHK dan melakukan deteksi terhadap
perusahaan rawan.
8.
Cakupan memberikan izin
operasional Lembaga Pelatihan Kerja
Swasta dan melaksanakan bimbingan dan pembinaan terhadap
lembaga.
9.
Cakupan target melaksanakan pemasaran program, fasilitas pelatihan
dan siswa yang telah dilatih.
10. Meningkatnya upaya melaksanakan bimbingan terhadap pelaksanaan
pemagangan dalam negeri.
11. Meningkatnya
pemberian
layanan
informasi
pelatihan
dan
produktifitas tenaga kerja dan melaksanakan rekruitmen terhadap
pencari kerja.
12. Adanya/meningkatnya kerjasama dengan pihak ketiga dalam rangka
pelaksanaan pelatihan keterampilan.
13. Adanya kegiatan perencanaan tenaga kerja dan informasi pasar
kerja.
14. Meningkatnya
perluasan
informasi
pasar
kerja
dan
menyelenggarakan bursa kerja.
15. Adanya pelaksanaan kegiatan dalam
penempatan tenaga kerja
melalui mekanisme Antar Kerja Lokal, Antar Kerja Daerah dan Antar
Kerja Negara.
109
16. Cakupan pemberian ijin dan pengawasan terhadap lembaga latihan
kerja swasta, pengawasan terhadap penampungan TKI, pengawasan
izin orang asing yang bekerja, pengawasan terhadap ijin Pelaksana
Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS).
17. Cakupan pelaksanaan kegiatan pembinaan relawan, tenaga kerja
terdidik, tenaga kerja mandiri, pelaksanaan teknologi tepat guna dan
memandu wira usaha serta pelaksanaan padat karya.
18. Tercapainya target dalam menerbitkan
Tenaga
Kerja
Asing (TKA)
perpanjangan
ijin kerja
dan melakukan pembinaan dan
monitoring penggunaan Tenaga Kerja Asing.
19. Meningkatnya jumlah kegiatan pembinaan terhadap Tenaga Kerja
Pemuda Mandiri Profesional (TKPMP), Tenaga Kerja Muda Terdidik
(TKMT) atau Tenaga Kerja Mandiri (TKM).
20. Tercapainya target penyuluhan, pendaftaran terhadap calon TKI dan
memberikan Rekomendasi Pembuatan paspor bagi calon TKI yang
berasal dari Kota Padang.
21. Tercapainya
sosialisasi
terhadap
substansi
Perjanjian
Kerja
Penempatan TKI ke luar negeri.
22. Adanya kegiatan meneliti dan mengesahkan perjanjian penempatan
TKI yang berasal dari Kota Padang.
23. Tercapainta target dalam membina, mengawasi dan monitoring
penempatan maupun perlindungan TKI Kota Padang.
110
24. Tercapainya target dalam memberikan Rekomendasi Perijinan tempat
penampungan TKI dan melayani kepulangan TKI yang berasal dari
Kota Padang.
25. Adanya kegiatan dalam mengawasi semua perusahaan/tempat kerja
dimana terdapat pekerja yang bekerja dan atau dianggap bekerja
dimana terdapat sumber bahaya.
26. Adanya upaya untuk memproses hak-hak dan kewajiban pengusaha
dan pekerja di bidang norma Keselamatan dan Kesehatan kerja.
27. Meningkatnya pemeriksaan, menganalisa, membuat syarat-syarat
tentang pengesahan pemakaian alat-alat produksi yang dipakai oleh
perusahaan
sesuai dengan
aturan
Norma Keselamatan
dan
Kesehatan Kerja.
28. Meningkatnya/tercapai target pembinaan terhadap lembaga-lembaga
yang ada diperusahaan di bidang K3, seperti P2K3 dan SMK3
29. Tercapainya target dalam melakukan tindakan Penyelidikan dan
Penyidikan
dalam
hal
pelanggaran
Norma
Keselamtan
dan
Kesehatan kerja.
30. Adanya kegiatan mengawasi kesehatan kerja dan lingkungan kerja
dan melakukan pemeriksaan kecelakan kerja.
31. Adanya kegiatan untuk memberdayakan keberadaan dan kegiatan
lembaga dan perorangan, ahli keselamatan dan kesehatan kerja,
perusahaan jasa keselamatan dan kesehatan kerja(PJK3) dan Panitia
Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja(P2K3) di Perusahaan.
111
32. Tercapainya
target
pembinaan
dan
bimbingan
pencegahan
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, peledakan, kebakaran di
tempat kerja.
33. Tercapainya target dalam menerbitkan Perjinan, Rekomendasi,
Sertifikasi, pengesahan dan yang sejenis di bidang keselamatan dan
kesehatan kerja dan lingkungan kerja baik objek maupun tenaga
kerja.
5.3.
Kelompok Sasaran
5.3.1. Bidang Sosial
1. Rumah Tidak Layak Huni
2. Rumah Tangga Sangat Miskin/Keluarga Miskin
3. Keluarga Muda Miskin
4. Wanita rawan sosial ekonomi
5. Janda perintis kemerdekaan
6. Anak terlantar, pengemis, gelandangan, orang dengan usia
lanjut.
7. Penyandang Disabilitas
8. Anak-anak panti asuhan
9. Panti asuhan
10. Korban bencana alam
5.3.2. Bidang Ketenagakerjaan
1. Perusahaan
2. Tenaga Kerja indonesia/TKI dan Tenaga Kerja Asing/TKA
112
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA
TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Adapun yang menjadi indikator kinerja Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Padang yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD 2014-2019 adalah :
1.
Besaran dan jumlah rumah yang mendapatkan rehabilitasi rumah tidak layak
huni fakir miskin
2.
Besaran dan jumlah kelompok usaha bersama (KUBE) dan UEP yang
terbentuk dan jumlah KK yang sudah mendapatkan pelatihan KUBE
3.
Persentase (%) PMKS kab/kota yang menerima program pemberdayaan
sosial melalui kelompok Usaha Bersama (KUBE).
4.
Persentase (%) PMKS kab/kota yang memperoleh bantuan sosial untuk
pemenuhan kebutuhan dasar.
5.
Persentase (%) Panti sosial Kab/kota yang melaksanakan standar operasional
pelayanan
kesejahteraan
sosial,
persentase
(%)
panti
sosial
yang
menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan.
6.
Jumlah dan besaran pelatihan Keterampilan bagi penyandang disabilitas
ringan, yang terdiri dari tuna wicara,tuna daksa dan mental.
7.
Besaran dan jumlah Bantuan Asistensi Penyandang disabilitas berat dalam
bentuk pemberian uang untuk 205 orang yang tersebar di sebelas ( 11 )
kecamatan.
8.
Besaran jumlah Bantuan Assistensi Lanjut Usia melalui dana APBN
Kementerian Sosial RI di Kota Padang.
9.
Jumlah anak jalanan, pengemis, pengamen, pedagang asongan yang
terjaring yang mendapatkan rehabilitasi, khusus untuk anak jalanan diberikan
113
keterampilan untuk dapat berusaha seperti ; keterampilan service hand
phone,service sepeda motor.
10. Jumlah lanjut usia, yang mendapatkan bantuan gizi dan penyuluhan terhadap
korban napza, wanita tunasusila serta memberi keterampilan kepada ex napi.
11. Jumlah Program Pelatihan Keterampilan yang diberikan kepada Keluarga
Muda Miskin ( KMM ) gunanya untuk memberikan keterampilan kepada
keluarga muda miskin untu bisa berusaha secara mandiri.
12. Jumlah dan besaran pemberian kebutuhan dasar bagi penghuni anak panti
dengan jumlah 24 panti dengan penghuni 1250 anak.
13. Cakupan Pemeliharaan Taman Makam Pahlawan setiap tahunnya.
14. Jumlah dan besaran pemeliharaan Kesehatan bagi Gizi janda Perintis
Kemerdekaan.
15. Cakupan pelaksanakan kegiatan pelestarian nilai-nilai sejarah seperti
memperingati Hari Pahlawan dan Bagindo Aziz Chan.
16. Besaran dan jumlah bantuan sosial, korban tindak kekerasan dan pekerja
migran terlantar, jaminan sosial dan pendayagunaan sumbangan.
17. Jumlah dan besaran telah dilaksanakannya penangulangan bencana seperti
banjir, longsor, angin puting beliung dan kebakaran.
18. Jumlah dan besaran pemberian bantuan logistik terhadap korban bencana
alam dan bencana sosial.
19. Jumlah dan besaran pelaksanaan penjangkauan penderita psikotik dan ex
psikotik untuk dikirim ke Panti Rehabilitasi Laras di Bengkulu.
20. Jumlah dan besaran mengembangkan asuransi kesehatan sosial serta
melaksanakan Program Keluarga Harapan ( PKH ) sebelum divalidasi oleh
Tenaga Pendamping Kecamatan.
114
21. Jumlah dan besaran pembinaan taruna siaga bencana besama tim terpadu
penanggulangan bencana.
22. Jumlah dan besaran identifikasi dan seleksi korban tindak kekerasan dalam
rangka pemberian bantuan stimulan UEP.
23. Jumlah dan besaran pelaksanakan sosialisasi program bantuan sosial korban
tindak kekerasan dan pekerja migran.
24. Jumlah dan besaran pelaksanaan penyelamatan dan pemulihan korban tindak
kekerasan melalui rumah aman/perlindungan.
25. Jumlah dan besaran dalam melaksanakan penyuluhan sosial, penyebaran
informasi tentang kebijakan jaminan sosial dan pendayagunaan sumbangan
sosial dan
melaksanakan bimbingan teknis kepada calon pengumpul
sumbangan sosial dan pelaksana undian gratis berhadiah.
26. Jumlah
dan
besaran
dalam
menelaah
dan
memproses
persyaratan
administrasi dan teknis perizinan pendayagunaan pengumpulan sumbangan
sosial.
27. Persentase (%) kab/kota memberikan bantuan sosial bagi korban bencana
skala provinsi.
28. Persentase (%) kab/kota yang menggunakan sarana prasarana tanggap
darurat lengkap untuk evakuasi korban bencana skala provinsi.
29. Persentase (%) kab/kota yang menyelenggarakan jaminan sosial bagi
penyandang cacat fisik, mental serta lankut usia tidak potensial.
30. Jumlah dan Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis
kompetensi.
115
31. Jumlah besaran dan tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis
masyarakat.
32. Jumlah
dan
besaran
tenaga
kerja
yang
mendapatkan
pelatihan
kewirausahaan.
33. Jumlah dan besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan.
34. Jumlah dan besaran kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian bersama
(PB).
35. Jumlah dan Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta jamsostek.
36. Jumlah dan Besaran pemeriksaan perusahaan.
37. Jumlah dan besaran pengujian peralatan di perusahaan.
38. Persentase (%) Jumlah pencari kerja yang terdaftar menurut AK. I Kota
Padang.
39. Persentase (%) Jumlah penerimaan tenaga kerja.
40. Persentase (%) Jumlah
tenaga kerja yang bekerja diperusahaan kota
Padang.
41. Persentase (%) Jumlah kasus ketenagakerjaan yang masuk ke Dinas Sosial
dan Tenaga Kerja Kota Padang.
42. Persentase (%) Jumlah peserta BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS kesehatan.
43. Persentase (%) Jumlah kecelakaan kerja diluar hubungan kerja.
44. Persentase (%) Jumlah kecelakaan kerja di perusahaan akibat kerja.
45. Persentase (%) Penyelidikan kasus ketenagakerjaan.
46. Jumlah dan besaran melaksanakan pembinaan keperusahaan
mengenai
syarat-syarat kerja, baik secara secara klasikal maupun ke unit perusahaan.
Selain itu juga mengadakan pembinaan langsung ke unit perusahaan tentang
tata cara pembentukan peraturan perusahaan, dan perjanjian kerja bersama.
116
47. Jumlah dan besaran dalam melaksanakan pembinaan dalam rangka
pembuatan peraturan perusahaan
dan pembinaan ke unit/perusahaan
perusahaan/tahun .
48. Jumlah dan besaran melaksanakan pembinaan dalam rangka pencatatan
organisasi pekerja dan pengusaha. Pencatatan Serikat Pekerja ( SP ) dan
Serikat Buruh ( SB ).
49. Jumlah dan besaran melakukan
Pembinaan Lks Bipartit
pembentukan LKs Bipartit di perusahaan
dalam rangka
untuk perusahaan yang telah
memiliki tenaga kerja sebanyak 50 orang tenaga kerja.
50. Jumlah dan besaran melaksanakan penyelesaian perselisihan Hubungan
Industrial dan PHK di Perusahaan Swasta BUMN, BUMD yang berada di
Kota Padang.
51. Melakukan Pembinaan dan Penyelesaian masalah perselisihan /PHK dan
melakukan deteksi terhadap perusahaan rawan.
52. Jumlah dan besaran memberikan izin operasional Lembaga Pelatihan Kerja
Swasta dan melaksanakan bimbingan dan pembinaan terhadap lembaga
tersebut.
53. Jumlah dan besaran melaksanakan pemasaran program, fasilitas pelatihan
dan siswa yang telah dilatih.
54. Jumlah
dan
besaran
melaksanakan
bimbingan
terhadap
pelaksanaan
pemagangan dalam negeri.
55. Jumlah
dan
besaran
memberikan
layanan
informasi
pelatihan
dan
produktifitas tenaga kerja dan melaksanakan rekruitmen terhadap pencari
kerja.
117
56. Jumlah dan besaran melaksanakan kerjasama dengan pihak ketiga dalam
rangka pelaksanaan pelatihan keterampilan.
57. Jumlah dan besaran melaksanaan perencanaan tenaga kerja dan informasi
pasar kerja.
58. Jumlah dan besaran dalam menyebarluaskan informasi pasar kerja dan
menyelenggarakan bursa kerja.
59. Jumlah dan besaran dalam melaksanakan penempatan tenaga kerja melalui
mekanisme Antar Kerja Lokal, Antar Kerja Daerah dan Antar Kerja Negara.
60. Jumlah dan besaran melaksanakan pemberian ijin dan pengawasan terhadap
lembaga latihan kerja swasta, pengawasan terhadap penampungan TKI,
pengawasan izin orang asing yang bekerja, pengawasan terhadap ijin
Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS).
61. Jumlah dan besaran dalam melaksanakan kegiatan pembinaan relawan,
tenaga kerja terdidik, tenaga kerja mandiri, pelaksanaan teknologi tepat guna
dan memandu wira usaha serta pelaksanaan padat karya.
62. Jumlah dan besaran dalam menerbitkan
perpanjangan
ijin kerja Tenaga
Kerja Asing (TKA) dan melakukan pembinaan dan monitoring penggunaan
Tenaga Kerja Asing.
63. Jumlah dan beasaran melaksanakan kegiatan pembinaan terhadap Tenaga
Kerja Pemuda Mandiri Profesional (TKPMP), Tenaga Kerja Muda Terdidik
(TKMT) atau Tenaga Kerja Mandiri (TKM).
64. Jumlah dan besaran dalam melaksanakan penyuluhan, pendaftaran terhadap
calon TKI dan memberikan Rekomendasi Pembuatan paspor bagi calon TKI
yang berasal dari Kota Padang.
118
65. Jumlah
dan
besaran
sosialisasi
terhadap
substansi
Perjanjian
Kerja
Penempatan TKI ke luar negeri.
66. Jumlah
dan
besaran
dalam
meneliti
dan
mengesahkan
perjanjian
penempatan TKI yang berasal dari Kota Padang.
67. Jumlah dan besaran dalam membina, mengawasi dan monitoring penempatan
maupun perlindungan TKI Kota Padang.
68. Jumlah dan besaran dalam memberikan Rekomendasi Perijinan tempat
penampungan TKI.
69. Jumlah dan besaran dalam melayani kepulangan TKI yang berasal dari Kota
Padang.
70. Jumlah dan besaran dalam mengawasi semua perusahaan/tempat kerja
dimana terdapat pekerja yang bekerja dan atau dianggap bekerja dimana
terdapat sumber bahaya.
71. Jumlah dan besaran dalam memproses hak-hak dan kewajiban pengusaha
dan pekerja di bidang norma Keselamatan dan Kesehatan kerja.
72. Jumlah dan besaran dalam melakukan pemeriksaan, menganalisa, membuat
syarat-syarat tentang pengesahan pemakaian alat-alat produksi yang dipakai
oleh perusahaan sesuai dengan aturan Norma Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
73. Jumlah dan besaran dalam melaksanakan pembinaan terhadap lembagalembaga yang ada diperusahaan di bidang K3, seperti P2K3 dan SMK3
74. Jumlah dan besaran melakukan tindakan Penyelidikan dan Penyidikan dalam
hal pelanggaran Norma Keselamtan dan Kesehatan kerja.
75. Jumlah dan besaran mengawasi kesehatan kerja dan lingkungan kerja.
76. Jumlah dan bsaran melakukan pemeriksaan kecelakan kerja.
119
77. Jumlah dan besaran dalam memberdayakan keberadaan dan kegiatan
lembaga dan perorangan, ahli keselamatan dan kesehatan kerja, perusahaan
jasa keselamatan dan kesehatan kerja(PJK3) dan Panitia Pembinaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja(P2K3) di Perusahaan.
78. Jumlah dan besaran dalam melakukan pembinaan dan bimbingan pencegahan
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, peledakan, kebakaran di tempat
kerja.
79. Jumlah dan besaran dalam menerbitkan Perjinan, Rekomendasi, Sertifikasi,
pengesahan dan yang sejenis di bidang keselamatan dan kesehatan kerja dan
lingkungan kerja baik objek maupun tenaga kerja.
120
BAB VII PENUTUP
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang
Tahun 2014 – 2019 merupakan panduan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Dinas Kesehatan untuk 5 (lima) ke depan. Keberhasilan pelaksanaan Renstra
sangat ditentukan oleh kesiapan SKPD, ketatalaksanaan, SDM dan sumber
pendanaannya serta komitmen pimpinan dan staf Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Kota Padang. Selain itu, untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan Renstra 2014
– 2019, setiap tahun akan dievaluasi dan bila diperlukan akan dilakukan
perubahan/ revisi muatan Renstra termasuk indikator-indikator kinerjanya yang
pelaksanaannya sesuai dengan mekanisme yang berlaku dengan tidak mengubah
tujuan yang mengacu pada RPJMD.
Renstra Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang 2014 – 2019 harus
dijadikan acuan kerja bagi bidang-bidang sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya masing-masing. Diharapkan semua bidang dapat melaksanakannya
dengan akuntabel serta senantiasa berorientasi pada peningkatan kinerja (better
performance) Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang dan kinerja pegawai.
121
5.4. Pendanaan Indikatif
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang
Tujuan
(1)
Sasaran
(2)
Kode
Indikator Sasaran
(4)
(3)
0
Kelancaran tugas administrasi kantor
pelayanan pajak
Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja Kota
Padang
1. Presentasi peningkatan
administrasi
1
0
Program dan
Kegiatan
(5)
Indikator
Kinerja Program
(outcome) dan
Kegiatan
(output)
Data Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaan
(6)
Program Pelayanan
Adminstrasi
Perkantoran
1 Penyediaan jasa surat
menyurat
Outcome :
Lancarnya
administrasi
surat menyurat
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2014
2015
2016
2017
2018
Unit Kerja
Kondisi Kinerja
pada
SKPD
akhir periode
Renstra
Penanggungja
SKPD
wab
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
100%
100%
2,200,000
100%
1,870,000
100%
2,500,000
100%
2,500,000
100%
2,500,000
100%
3,000,000
100%
100%
120,023,000
100%
120,023,000
100%
130,000,000
100%
130,000,000
100%
130,000,000
100%
135,000,000
100%
100%
25,000,000
100%
25,000,000
100%
25,000,000
100%
25,000,000
100%
25,000,000
100%
30,000,000
100%
100%
48,400,000
100%
40,800,000
100%
52,000,000
100%
52,000,000
100%
52,000,000
100%
60,000,000
(18)
(19)
Output :
Tersedianya jasa
surat Menyurat
2. Jumlah pembayaran
rekening listrik, telpon dan
internet
0
2 Penyediaan jasa
komunikasi, sumber
daya air dan listrik
Outcome :
Kelancaran
pelaksanaan
tugas kantor
Output :
Terlaksananya
penyediaan jasa
komunikasi,
sumber daya air
dan listrik
3. Jumlah pembayaran
0
6 Penyediaan jasa
pemeliharaan dan
perizinan kendaraan
perizinan kendaraan dinas
dinas operasional
Outcome :
Terlaksananya
pembiayaan
perizinan
kendaraan dinas
Output :
Pemeliharaan
dan perizinan
kendaraan dinas
4. Jumlah pegawai cleaning
service dan peralatan
kebersihan
0
8 Penyediaan
jasa
kebersihan kantor
Outcome :
Bersihnya
ruangan dan
halaman kantor
tempat bekerja
Lokasi
(20)
(21)
Dinsosnaker
Kota Padang
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
100%
100%
50,000,000
100%
42,500,000
100%
65,000,000
100%
65,000,000
100%
65,000,000
100%
70,000,000
100%
100%
60,400,000
100%
51,000,000
100%
75,000,000
100%
75,000,000
100%
75,000,000
100%
80,000,000
100%
100%
12,000,000
100%
10,200,000
100%
16,000,000
100%
16,000,000
100%
16,000,000
100%
17,500,000
Output :
Terlaksananya
kebersihan
5. Jumlah pengadaan alat
tulis kantor
1
0 Penyediaan Alat Tulis
Kantor
Outcome :
Tercapainya
pendistribusian
alat tulis kantor
Output :
Tersedianya alat
tulis kantor
6. Jumlah pengadaan barang
1
cetakan dan penggandaan
1 Penyediaan barang
cetakan dan
penggandaan
Outcome :
Lancarnya
administrasi
perkantoran
Output :
Tersedianya
barang cetakan
dan
penggandaan
7. Jumlah pengadaan
1
peralatan listrik
8. Jumlah pengadaan
1
2 Penyediaan
komponen instalasi
listrik/penerangan
bangunan kantor
Outcome :
Lancarnya
pemanfaatan
sarana listrik
dan elektronik
Output :
Tersedianya alat
listrik dan
elektronik
bangunan
kantor
3 Penyediaan peralatan Outcome :
100%
100%
75,000,000 100%
40,000,000 100%
100,000,000 100%
100,000,000 100%
100,000,000 100%
125,000,000
100%
100%
10,000,000 100%
8,500,000 100%
13,200,000 100%
13,200,000 100%
13,200,000 100%
13,200,000
dan perlengkapan
peralatan kantor
kantor
Adanya barangbarang
inventaris
kantor
Output :
Tersedianya
peralatan
perlengkapan
kantor
9. Jumlah pengadaan bahan
bacaan dan perundangundangan
1
5 Penyediaan
bahan Outcome :
bacaan dan peraturan
perundang-undangan
(20)
(21)
(1)
(2)
(4)
(3)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
Meningkatnya
informasi dan
komunikasi
perkantoran
Output :
Tersedianya
bahan bacaan
kantor
10. Jumlah penyediaan
makanan dan tamu
1
7 Penyediaan makanan Outcome :
dan minuman
100%
100%
40,000,000 100%
34,000,000 100%
50,000,000 100%
50,000,000 100%
50,000,000 100%
55,000,000
100%
100%
301,450,000 100%
253,232,500 100%
571,820,000 100%
571,820,000 100%
571,820,000 100%
571,820,000
100%
100%
44,800,000 100%
47,800,000 100%
44,800,000 100%
47,800,000 100%
47,800,000 100%
47,800,000
100%
100%
45,000,000 100%
20,000,000 100%
100,000,000 100%
75,000,000 100%
100,000,000 100%
Terdukungnya
pelaksanaan,
pelayanan,
rapat dan tamu
dinas
Output :
Tersedianya
makanan dan,
minuman rapat
dan tamu
11. Jumlah pelaksanaan
1
rapat koordinasi dan
perjalanan dinas
8 Rapat-rapat
koordinasi dan
konsultasi ke luar
daerah
Outcome :
Meningkatnya
koordinasi dan
konsultasi
ke
luar daerah
Output :
Terlaksananya
rapat-rapat
koordinasi dan
konsultasi
keluar daerah
2
12. Jumlah pegawai honor
1 Penyediaan jasa
pelayanan publik
Outcome :
Lancarnya
pelaksanaan
tugas kantor
Output :
Terbayarnya gaji
pegawai honor
Program Peningkatan
0
Lengkapnya sarana dan prasarana kerja Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja Kota
Padang
1. Jumlah sarana dan
prasarana yang diadakan
2
Sarana dan Prasarana
1
Aparatur
0 Pengadaan mebeleur Outcome :
Lancarnya tugastugas kedinasan
85,000,000 Dinsosnaker
Kota Padang
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
Output :
Terlaksananya
penyediaan
mobiler kantor
2
5 Pengadaan kendaraan Outcome :
dinas/operasional
100%
200,000,000
100%
410,000,000
100%
620,380,000
100%
200,000,000
100%
200,000,000 Disosnaker
Kota Padang
Disosnaker
Kota Padang
Lancarnya tugastugas kedinasan
Output :
Terlaksananya
pengadaan
kendaraan dinas
Pengadaan mobil
sarana bursa kerja
keliling
Outcome :
Lancarnya tugastugas kedinasan
Output :
Terlaksananya
pengadaan
kendaraan dinas
2. Jumlah pemeliharaan
2
kendaraan yang
dilaksanakan
4 Pemeliharaan
rutin/berkala
kendaraan
dinas/operasional
Outcome :
Lancarnya
kegiatankegiatan
kedinasan
Output :
Tersedianya
100%
100%
484,760,000
100%
412,046,000
100%
620,380,000
100%
620,380,000
100%
620,380,000
pemeliharaan
rutin /berkala
kendaraan dinas
/operasional
3. Jumlah pemeliharaan
peralatan yang dilaksanakan
2
8 Pemeliharaan
rutin/berkala
peralatan gedung
kantor
Outcome :
Terlaksananya
tugas-tugas
kedinasan
Output :
Terlaksananya
pemeliharaan
peralatan
gedung kantor
100%
100%
30,000,000 100%
25,500,000 100%
40,000,000 100%
40,000,000 100%
40,000,000 100%
50,000,000
(1)
(2)
(4)
(3)
4. Jumlah pemeliharaan
rehabilitasi yang
dilaksanakan
4
(5)
(6)
(7)
2 Rehabilitasi
Outcome :
100%
sedang/berat gedung
kantor
Terciptanya
kondisi
yang
nyaman
Output :
Terlaksananya
rehab gedung
kantor
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
100%
44,450,000 100%
232,390,000 100%
100%
100%
33,500,000 100%
-
9 Penilaian angka kredit Outcome :
100%
JFA
Diketahui dan
terprogramnya
kegiatankegiatan yang
akan
dilaksanakan
Output :
Terlaksananya
penilaian angka
kredit pegawai
fungsional
100%
10,000,000 100%
8,500,000 100%
(13)
(14)
(15)
(16)
200,000,000 100%
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
200,000,000 100%
Program Peningkatan
0
Telaksananya pengadaan pakaian dinas Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja Kota
Padang
3
0
Persentasi peningkatan
disiplin
Disiplin Aparatur
2 Pengadaan pakaian
dinas beserta
kelengkapannya
Outcome :
0%
40,000,000 100%
40,000,000 100%
40,000,000 100%
Dinsosnaker
Kota Padang
10,000,000 100%
10,000,000 100%
10,000,000 100%
10,000,000 Dinsosnaker
Kota Padang
Terdukungnya
upaya
peningkatan
disiplin aparatur
Output :
Terlaksananya
penggadaan
pakaian dinas
beserta
kelengkapannya
Program Peningkatan
0
5
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Peningkatan kualitas dan kuantitas
SDM
Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja
Jumlah pegawai JFA
0
Program
Pengembangan
Komunikasi,
Informasi dan media
Massa
Pengkajian dan
Pengembangan
Sistem Informasi
Outcame
(1)
(2)
(4)
(3)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Adanya
data berbasis
web
site dan web
based aplikasi
Rumah
Tidak
Layak
Huni
(RTLH) , Data
Kewirausahaan
dan
Data
Perusahaan di
Kota Padang
Perawatan
Aplikasi
Program
Berbasis Web
Site dan Web
Base
-
-
100%
-
-
-
Outcome :
100%
10,000,000 100%
100%
30,000,000
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
198,000,000 100%
-
100%
100,000,000 100%
125,000,000 100%
150,000,000 100%
150,000,000 Dinsosnaker
Kota Padang
8,500,000 100%
10,000,000 100%
10,000,000 100%
10,000,000 100%
10,000,000 Dinsosnaker
Kota Padang
100%
35,000,000 Dinsosnaker
Kota Padang
Program Peningkatan
Pengembangan
0
Sistem Pelaporan
6
Capaian Kinerja dan
Keuangan
Peningkatan kualitas dan kuantitas
Dinas Sosial dan
laporan capaian kinerja dan realisasi
kinerja SKPD
Presentasi peningkatan
0
100%
capaian kinerja dan
penyusunan laporan capaian
Tenaga Kerja
1 Penyusunan laporan
ikhtisar realisasi
kinerja
kinerja SKPD
Lancarnya tugastugas
penyusunan
laporan
keuangan
Output :
Terlaksananya
laporan
keuangan yang
akuntable
2
Peningkatan penyusunan Renstra SKPD Dinas
Sosial
Tenaga Kerja
dan Presentasi
Renstra SKPD
penyusunan
1
4
Program
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
0 Penyusunan Rencana Outcome :
100%
Starategis (Renstra)
SKPD
Dokumen
Rencana
Strategis
dan
Rencana Kerja
SKPD
Output :
Terselenggarany
a penyusunan
rencana
strategis
dan
rencana kerja
SKPD
(1)
(2)
(4)
(3)
3
Lengkapnya tanaman dan taman
Dinas
Sosial
Tenaga Kerja
dan Jumlah
tanaman
taman
pemeliharaan
dan perawatan
1
0
(5)
Pemeliharaan
Lingkungan Hidup
1 Penyediaan dan
Pemeliharaan
Tanaman di
Lingkungan Kerja
(6)
Outcome :
(7)
(8)
(9)
100%
(10)
(11)
100%
(12)
(13)
-
(14)
(15)
100%
(16)
(17)
20,000,000
(18)
(19)
100%
(20)
25,000,000 Dinsosnaker
(21)
Kota Padang
Terlaksananya
pemeliharaan
tanaman
dan
perawatan
taman
Output :
Tersedianya
lahan
dan
tanaman
Terlayaninya Penyandang Masalah Timbulnya rasa percaya Adanya kesamaan hak dan
Kesejahteraan Sosial yang optimal di diri
penyandang kewajiban bagi penyandang
bidang pelayanan dan rehabilitasi sosial disabilitas
untuk disabilitas dengan manusia
berkarya
dan normal lainnya
menciptakan lapangan
pekerjaan
1.
Program
:
Pelayanan
dan
rehabilitasi
Kesejahteraan Sosial
Terciptanya
Penyandang
disabilitas yang
mandiri
dan
mempunyai
keterampilan
untuk
dapat
berusaha
mencari nafkah
dan membuka
lapangan
pekerjaan
Kegiatan :
Terpenuhinya hak anak Berkurangnya jumlah anak
terlantar,
anak anak berada dijalanan
disabilitas, anak jalanan
dan kasus-kasus anak
tindak korban
a. Bimbingan Sosial
dan
Keterampilan
Penyandang
Disabilitas
4500 orang
40 orang 125.000.000,-
15
orang
42,500,000 40
150.000.000,orangg
20
orang
75.000.0000,-
40
orang
165.000.000,-
155
orang
590.000.000,-
b.
Pemberdayaan
Penyandang
Disabilitas
4500 orang
50 orang 50.000. 000,-
60
orang
63,750,000 65
orang
75.000.0000,-
75
orang
85.000. 000,-
100
orang
100.000.000,-
350
orang
375.000.000,-
Terbebasnya
tuna
susila,
pengemis,
gelandangan,
bekas
narapidana,
penyandang HIV/AIDS
c. Asistensi Orang
Dengan
Kecacatan
Berat
4500 orang
20 orang 50.000. 000,-
25
orang
100,000,000 25
orang
65.000. 000,-
25
orang
65.000. 000,-
25
orang
75.000. 000,-
120
orang
305.000.000,-
Dinas
11 Kecamatan
Sosnaker Kota
Padang
d. Renovasi gedung
LBK dan penyediaan
sarana dan prasarana
1 Unit
_
_
_
_
1 Unit
80.000. 000,-
_
_
_
_
_
_
Dinas
Kecamatan
Sosnaker Kota Nanggalo
Padang
e.
Bantuan
pengembangan KUBE
yang telah dilatih
20 KUBE
4 KUBE
20.000. 000,-
4
KUBE
0
4 KUBE 24.000. 000,-
4 KUBE 26.000. 000,-
4 KUBE 30.000. 000,-
20 KUBE
120.000.000,-
Dinas
Kecamatan
Sosnaker Kota
Padang
f.
Pelatihan
keterampilan
pendamping
disabilitas
berbasis
masyarakat
11 orang
_
_
_
_
_
11
orang
_
11 orang 45.000. 000,-
Bertambahnya jumlah anak
anak yang mendapatkan
pelayanan dan perlindungan
sosial
Perlunya penambahan Adanya rasa khawatir bagi
gizi bagi lanjut usia penyandang tuna susila
terlantar
HIV/AIDS
akibat
dari
pergaulan bebas
_
45.000. 000,-
_
Dinas
Sosnaker Kota
Padang dan
Dinas Sosial
Prop.Sumbar
Dinas
Sosnaker Kota
Padang
Kecamatan
dan Sekolah
Luar Biasa
Sekolah
Biasa
Luar
Dinas
11 Kecamatan
Sosnaker Kota
Padang
(1)
(2)
Penanggulangan
penyalahgunaan
NAPZA bagi remaja,
keluarga
dan
masyarakat
(3)
Meningkatnya jumlah lansia
yang telah mendapatkan
pelayanan melalui panti
maupun luar panti
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
59,500,000 11 Kec
(16)
(17)
59,500,000 11 Kec
(18)
(19)
(21)
g.
Sosialisasi
Peraturan
Daerah
Tentang Pemenuhan
dan Perlindungan Hakhak
Penyandang
Disabilitas
0
0
0
0
59,500,000 11 Kec
h.
Pembangunan
Rumah Panti Multi
Guna
2.
Program
:
Pelayanan
dan
rehabilitasi
Kesejahteraan Sosial
0
0
0
0
-
a. Bimbingan mental
sosial
dan
keterampilan
anak
nakal korban narkoba
b. Pembinaan mental
keterampilan
terhadap bekas warga
binaan
lembaga
pemasyarakatan
650 orang
15 orang 45.000. 000,-
15
0
orang
20
orang
60.000. 000,-
20
orang
70.000. 000,-
20
orang
75.000. 000,-
90 orang 300.000.000,-
Dinas
11 Kecamatan
Sosnaker Kota
Padang
250 orang
10 orang 40.000. 000,-
10
0
orang
15
orang
60.000. 000,-
20
orang
70.000. 000,-
20
orang
85.000. 000,-
75 orang 300.000.000,-
Dinas
Kecamatan
Sosnaker Kota
Padang
c.
Penyuluhan
terhadap
bahaya
narkoba bagi generasi
muda
d. Pemberian bantuan
Usaha
Ekonomis
Produktif kepada eks.
Korban narkoba
500 orang
75 orang 45.000 .000,-
_
_
_
_
_
_
100
orang
75.000. 000,-
175
orang
120.000.000,-
Dinas
SLTA se Kota
Sosnaker Kota Padang
Padang
6 KUBE
_
_
_
0
6 KUBE 60.000. 000,-
_
_
_
_
_
_
Dinas
Kecamatan
Sosnaker Kota
Padang
e. Pelatihan petugas
pendamping
eks.
Narapidana
20 orang
_
_
20
0
orang
_
_
_
_
_
20 orang 50.000. 000,-
2,000,000,000 1 pkt
59,500,000 11 Kec
(20)
2,000,000,000 1 pkt
59,500,000 Dinas
11 Kecamatan
Sosnaker Kota
Padang
2,000,000,000 1 pkt
2,000,000,000 Dinas
Air Dingin
Sosnaker Kota
Padang
Berkurangnya
pecandu
narkoba
dikalangan
generasi muda
karena
telah
memiliki
keterampilan
untuk
dapat
berusaha
mencari nafkah
dan membuka
lapangan
pekerjaan
Kegiatan :
Meningkatnya
jumlah
korban
NAPZA
yang
mendapatkan
pelayanan
sosial
3.
Program
:
Pelayanan
dan
rehabilitasi
Kesejahteraan
Sosial
Kegiatan
:
Timbulnya
kesadaran bagi
gelandangan
dan pengemis
_
Dinas
11 Kecamatan
Sosnaker Kota
Padang
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
a. Bimbingan mental
sosial
dan
keterampilan wanita
tuna susila
350 orang
20 orang 65.000. 000,-
20
0
orang
25
orang
80.000. 000,-
30
orang
85.000. 000,-
30
orang
100.000.000,-
125
orang
395.000.000,-
Dinas
11 Kecamatan
Sosnaker Kota
Padang
b. Bimbingan Mental
kerohanian
bagi
wanita tuna susila dan
penderita HIV/AIDS
350 orang
30 orang 50.000. 000,-
30
0
orang
40
orang
65.000. 000,-
40
orang
75.000. 000,-
50
orang
100.000.000,-
190
orang
345.000.000,-
Dinas
11 Kecamatan
Sosnaker Kota
Padang
c. Penyuluhan bahaya
HIV/AIDS
bagi
generasi
100 orang
_
50
0
orang
_
_
_
_
50
orang
75.000. 000,-
100
orang
140.000.000,-
Dinas
11 Kecamatan
Sosnaker Kota
Padang
d.Pembinaan mental
dan kerohanian bagi
gelandangan
dan
pengemis
4.
Program
:
Pelayanan
dan
rehabilitasi
Kesejahteraan Sosial
150 orang
25 orang 30.000. 000,-
_
_
_
30
orang
50.000. 000,-
_
_
55 orang 80.000. 000,-
Dinas
Kecamatan
Sosnaker Kota
Padang
a.
Pelatihan
Keterampilan
dan
Praktek Belajar Kerja
Anak
Jalanan
di
Rumah Perlindungan
Sosial Anak
400 orang
20 orang 50.000. 000,-
20
orang
95,000,000 20
orang
60.000 .000,-
20
orang
65.000. 000,-
20
orang
75.000. 000,-
100
orang
305.000.000,-
Dinas
11 Kecamatan
Sosnaker Kota
Padang
b. Pemulangan anak
jalanan,
anak
terlantar
kedaerah
asal
100 orang
20 orang 30.000. 000,-
20
orang
25,500,000 20
orang
40.000. 000,-
20
orang
40.000. 000,-
20
orang
50.000. 000,-
100
orang
195.000.000,-
Dinas
Persimpangan
Sosnaker Kota Lampu merah
Padang
c.
Bimbingan
kerohanian , mental
dan
pendidikan
psikologi anak jalanan
100 orang
_
_
_
50
orang
40.000. 000,-
_
_
50
orang
50.000 .000,-
100
orang
90.000. 000,-
Dinas
Persimpangan
Sosnaker Kota Lampu merah
Padang
d. Pembinaan Anak
Jalanan dan Prasarana
Pendukung
Rumah
Perlindungan Sosial
Anak
1 paket
1 paket
50.000. 000,-
1
paket
e.
Pembinaan
bantuan
beasiswa
bagi
anak
putus
sekolah
300 orang
60 orang 50.000. 000,-
_
0
Pembekalan
ilmu
yang
diberikan
kepada
anak
jalanan
dan
anak terlantar,
sehingga
mereka dapat
merobah
kebiasaan untuk
tidak berada di
jalanan lagi
0
60
0
orang
58,000,000 1 paket 60.000. 000,-
60
orang
60.000. 000,-
1 paket 65.000. 000,-
1 paket 70.000. 000,-
1 paket
300.000.000,-
Dinas
Kec.Padang
Sosnaker Kota Utara
Padang
60
orang
60
orang
300
orang
295.000.000,-
Dinas
11 Kecamatan
Sosnaker Kota
Padang
60.000. 000,-
70.000. 000,-
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
f. Pemberian bantuan
Usaha
Ekonomis
Produktif bagi orang
tua anak jalanan yang
produktif.
(7)
(8)
(9)
25 orang
5 orang
250 orang
50 orang 40.000. 000,-
50
orang
b.
Pembinaan
santunan
untuk
kelangsungan hidup
bagi lanjut usia miskin
dan terlantar
50 orang
10 orang 30.000. 000,-
c. Pembinaan dan
pemberian home care
bagi lansia
d.Pemberian bantuan
Usaha Ekonomis bagi
lansia
yang
mempunyai usaha
350 orang
10 orang
1.
Program
:
Pelayanan
dan
rehabilitasi
Kesejahteraan Sosial
a. Pembinaan
orang lanjut
kurang mampu
bagi
usia
20.000. 000,-
(10)
(11)
5
0
orang
(12)
(13)
5 orang 30.000. 000,-
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
5 orang 30.000. 000,-
5 orang 40.000 .000,-
25 orang 145.000.000,-
Dinas
Kecamatan
Sosnaker Kota
Padang
Sangat
diharapkan
sekali
bagi
lanjut usia yang
miskin dan tidak
mempunyai
keluarga
bisa
menatap
kehidupan
dihari
tua
dengan penuh
gembira
51,000,000 50
orang
50.000. 000,-
50
orang
55.000. 000,-
50
orang
60.000. 000,-
250
orang
250.000.000,-
Dinas
11 Kecamatan
Sosnaker Kota
Padang
10
0
orang
10
orang
35.000. 000,-
10
orang
40.000. 000,-
10
orang
50.000. 000,-
50 orang 190.000.000,-
Dinas
11 Kecamatan
Sosnaker Kota
Padang
70 orang 40.000. 000,-
70
0
orang
70
orang
50.000. 000,-
70
orang
60.000. 000,-
70
orang
70.000. 000,-
70 orang 270.000. 000,-
10 orang 50.000. 000,-
10
0
orang
10
orang
60.000. 000,-
10
orang
65.000. 000,-
10
orang
70.000. 000,-
10 orang 300.000.000,-
Dinas
11 Kecamatan
Sosnaker Kota
Padang
Dinas
11 Kecamatan
Sosnaker Kota
Padang
Program Pelayanan
dan
Rehabilitasi
Kesejahteraan Sosial
Bidang
Banjamsos
Meringankan beban masyarakat yan Korban bencana alam Korban bencana alam dan
tertimpa musibah
dan bencana nasional bencana sosial terbantu saat
terjadi bencana
Kegiatan
Dana
Pendamping
Buffer
Stock
(bantuan
Peralatan
dan
Makanan
)
dari
Kementerian Sosial RI
Dapat
100 KK
meringankan
derita korban
bencana alam
dan nasional
Eks Penderita psikotik bisa diberi Penderita Eks Psikotik Peningkatan Pelayanan dan
keterampilan untuk bisa hidup mandiri sakit
jiwa
miskin Rehabilitasi Kesejahteraan
terlantar
Sosial
Program Pelayanan Peningkatan
180 orang
dan
Rehabilitasi Pelayanan dan
Kesejahteraan Sosial Rehabilitasi
Kesejahteraan
Sosial
90
100,000,000 100
10
40,000,000
200,000,000 115
6
34,000,000
120,000,000 120
8
50,000,000
125,000,000 125
8
60,000,000
130,000,000 130
10
80,000,000
Padang
135,000,000 Disosnaker
Padang
10
80,000,000 Bidang
Banjamsos
Padang
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
Disosnaker
Padang
Kegiatan
Jaminan
Sosial
bagi
Eks.
Penderita
Psikotik/sakit
jiwa
kronis
miskin
terlantar
Program Pelayanan
dan
Rehabilitasi
Kesejahteraan Sosial
Orang terlantar diperjanan bisa Orang terlantar dalam
dipulangkan ke daerah asalnya dan perjalanan, orang sakit
mayat terlantar bisa dimakamkan
miskin terlantar dan
mayat terlantar
Orang
terlantar
dalam
perjalanan, orang miskin
terlantar
terbantu
dan
tertanganniya
masalah
mayat terlantar
Pemulangan
orang
terlantar
dan
Penyelamatan Mayat
Terlantar serta Orang
Sakit Miskin Terlantar
Orang
80
orang
terlantar,mayat terlantar dan
terlantar
dan 15 org
miskin terlantar
dapat ditangani
permasalahanny
a
70
50,000,000
76
42,500,000
80
60,000,000
85
70,000,000
85
70,000,000
85
Bidang
Banjamsos
Padang
80,000,000 Bidang
Banjamsos
Padang
70,000,000
Program Pelayanan
dan
Rehabilitasi
Kesejahteraan Sosial
Tersedianya bahan untuk rehab rumah Korban bencana alam Korban bencana alam dan
korban bencana alam
dan bencana sosial
bencana sosial terbantu
Monev
Korban Dapat
100 orang
Bencana Alam
meringankan
derita korban
bencana alam
dan
bencana
sosial
75,000,000
75,000,000
75,000,000
80,000,000
80,000,000
Disosnaker
Padang
(1)
(2)
Masyarakat rentan bisa dijamin melalui Pengurus orsos / panti
program Askesos
swasta,
yayasan,
lembaga Keuangan &
Koperasi
yang
berbadan hukum
(3)
Pengurus orsos / panti
swasta, yayasan, lembaga
Keuangan & Koperasi yang
berbadan hukum
(4)
(5)
Program
Pemberdayaan
Kelembagan
Kesejahteraan Sosial
(6)
(7)
Terpahaminya 30 orang
program
Jamkesos bagi
masyarakat
rentan dan tidak
mampu melalui
pola
Askesos
dan
Bantuan
Kesejahteraan
sosial Permanen
(BKSP)
dan
Pengawasan
Program
Askesos
yang
dibantu
oleh
Dana
APBN
dapat
terlaksana
(8)
(9)
-
(10)
-
30
(11)
34,000,000
(12)
30
(13)
60,000,000
(14)
30
(15)
60,000,000
(16)
30
(17)
60,000,000
(18)
30
(19)
(20)
60,000,000 Bidang
Banjamsos
(21)
Padang
Disosnaker
Padang
Kegiatan
Sosialisasi
dan
Pembinaan
Pengelolaan Asuransi
Kesejahteraan Sosial
(Askesos)
Korban bencana alam dan korban Korban bencana alam
bencana sosial bisa didata dan dibantu
oleh anggota TAGANA
Para Korban Bencana Alam
Program
Pemberdayaan
Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial
Kegiatan Operasional
Lapangan
Taruga
Siaga Bencana
Terlaksananya 90 orang
operasional
anggota
TAGANA
dilapangan
dalam
mengahadapi
bencana alam
dan
bencana
sosial
di
lapangan
90
35,000,000
90
29,750,000
90
50,000,000
90
60,000,000
90
70,000,000
90
80,000,000 Bidang
Banjamsos
Disosnaker
Padang
Padang
(1)
(2)
(3)
Masyarakat Kota Padang lebih paham Aparat Kelurahan
Undian Gratis Berhadiah (UGB) dan
pengumpulan Uang dan Barang (PUB)
(4)
(5)
Program
Pemberdayaan
Kelembagan
Kesejahteraan Sosial
(6)
(7)
(8)
Tidak terjadinya
penipuan
ditengah
masyarakat
mengenai
undian
gratis
berhadiah dan
pengumpulan
uang
dan
barang
(9)
-
(10)
-
100
(11)
(12)
-
100
(13)
(14)
100,000,000
100
(15)
(16)
100,000,000
100
(17)
100,000,000
Peningkatan Pelayanan dan
Rehabilitasi Kesejahteraan
Sosial
Penderita psikotik miskin terlantar yang Penderita Psikotik/sakit Peningkatan Pelayanan dan
dijangkau oleh kelurahan -kelurahan jiwa mskin terlantar Rehabilitasi Kesejahteraan
dapat terobati penyakitnya
yang ada di kelurahan- Sosial
keluarahn Kota Padang
100
(19)
(20)
100,000,000 Bidang
Banjamsos
Program
Bantuan Peningkatan
6055
Jaminan Sosial
Pelayanan dan
Rehabilitasi
Kesejahteraan
Sosial
0
350,000,000
350,000,000
350,000,000
350,000,000
350,000,000
350,000,000 Bidang
Banjamsos
Kegiatan
Dana
Sharing Pelaksanaan
PKH
Disosnaker
Padang
Program Pembinaan
Para
Penyandang
Cacat dan Trauma
Bidang
Banjamsos
Kegiatan
Penjangkauan Sosial
Penderita
Psikotik/Sakit
jiwa
kronis misin terlantar
di Kota Padang
Program Pelayanan
dan
Rehabillitasi
Kesejahteraan Sosial
(21)
Padang
Disosnaker
Padang
Kegiatan Penyuluhan
dan
Penyebaran
Informasi Peraturan
Tentang
Penyelenggaraan
Undian
Gratis
Berhadiah
(UBG)
,Pengumpulan Uang
atau Barang (PUB)
dan
Pengumpulan
Sumbangan
Untuk
Korban Bencana
Memutus mata rantai kemiskina RTSM
Rumah Tangga Sangat Miskin
(18)
Peningkatan
276 orang
Pelayanan dan
Rehabilitasi
Kesejahteraan
Sosial
40
40,000,000 65
53,074,000 70
60,000,000 50
60,000,000 30
60,000,000 20
60,000,000 Disosnaker
Padang
Padang
Padang
(1)
(2)
(4)
(3)
(5)
(6)
(7)
(8)
(10)
(12)
Munculnya Karang Taruna berprestasi
Meningkatnya
dan Karang Taruna, OrSos dan
Pelayanan
Karang PSM
Taruna, OrSos dan PSM
Pemberdayaan
Kelembagaan
Sosial/Penilaian
Karang
Taruna,
Organisasi Sosial dan
Pekerja
Sosial
Masyarakat
Meningkatkan 20,000,000
Pemberdayaan
Kelembagaan
Sosial
Kesejahteraan
Sosial
105
20,000,000
Terdapatnya Database kompetensi by Penyandang Masalah PMKS
name by addres
Kesejahteraan Sosial
Pemberdayaan
Kelembagaan
Sosial/Pendataan
Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (
PMKS )
Meningkatkan 350,000,000
Pemberdayaan
Kelembagaan
Sosial
Kesejahteraan
Sosial
20,000
350,000,000
Terpenuhinya Sarana Prasarana Panti Peningkatan
Asuhan
Panti Asuhan
Pemberdayaan
Kelembagaan
Sosial/Pemenuhan
Kebutuhan
sarana
prasarana
panti
asuhan
Perberdayaan
Kelembagaan
Sosial/Lomba
Panti
Sehat Bersih dan Asri
Meningkatnya
Pemberdayaan
Kelembagaan
Sosial
Kesejahteraan
Sosial
Meningkatkan
Perberdayaan
Kelembagaan
Sosial
Kesejahteraan
Sosial
24
100,000,000
24
-
24
150,000,000
24
200,000,000
24
240,000,000
24
240,000,000
40,000,000
24
-
24
50,000,000
24
60,000,000
24
60,000,000
24
60,000,000
Pemberdayaan
Kelembagaan
Sosial/Revitalisasi
Kelembagaan Karang
Taruna, TKSK
Meningkatkan
Pemberdayaan
Kelembagaan
Sosial
Kesejahteraan
Sosial
Program
Pemberdayaan Fakir
Miskin,
Komunitas
Adat Terpencil dan
Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial
Terlaksananya
kelompok usaha
bersama dalam
masyarakat
miskin
dan
mempunyai
modal
usaha
bersama
bagi
keluarga miskin
Terciptanya UEP KT dan Terpenuhinya
kebutuhan TKSK
Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
Mutu Pengurus Panti Asuhan
Karang Taruna dan TKSK
KK miskin
Terbantunya modal usaha
bagi anggota masyarakat
miskin
1
1 15
KK mIskin
yang berada
di Kota
Padang
30
150,000,000 1200
175,000,000 1200
50,000,000 105
50,000,000 105
100,000,000
200,000,000 1200
50,000,000
-
22
50,000,000
22
350 KK
40,000,000 500
KK
-
30
(19)
1200 org
105
100,000,000
(18)
Meningkatkan 75,000,000
Pemberdayaan
Kelembagaan
Kesejahteraan
Sosial
42,500,000
30
(17)
Pemberdayaan
Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial /
Pembinaan
dan
bantuan
Perbaikan
Gizi Anak Panti
85,000,000 1200
90,000,000
(16)
Peningkatan Pelayanan Pengurus dan Anak Panti
dan perbaikan Gizi Asuhan
Anak Panti Asuhan
105
30
(15)
Terpenuhi gizi anak panti
100,000,000 1200
-
(14)
Terampil
dan 50
Percaya dirinya
Korban Tindak
Kekerasan
Peningkatan
Panti
30
(13)
Bimbingan Sosial dan
Pelatihan
Keterampilan Korban
Tindak Kekerasan
Terciptanya Panti Sehat dan Asri
80,000,000
(11)
Ibu-ibu yang terkena Korban Tindak Ibu-ibu yang terkena
Ibu-ibu yang terkena
Kekerasan Punya Keterampilan dan korban
tindak korban tindak kekerasan
Usaha Sendiri
kekerasan
Sarana Pengurus Panti dan Anak
Panti Asuhan
30
(9)
85,000,000 500 KK
70,000,000
22
9,000,000 500 KK
70,000,000
22
100,000,000 500 KK
70,000,000
110,000,000 Bidang
Banjamsos
(21)
Padang
200,000,000
105
50,000,000
20000
22
(20)
22
110,000,000 2350 KK
350,000,000
70,000,000
420,000,000 SKPD terkait
Kota Padang
(1)
(2)
(4)
(3)
Keterampilan Keluarga Muda Miskin
KK miskin
Terbantunya modal usaha 1 1
bagi keluarga muda miskin
16
Usaha Ekonomi Produktif (UEP)
KK MIskin
Terbantunya modal dan 1 1
pelatihan keterampilan bagi
Usaha Ekonomi Produktif
(UEP)
21
Kebutuhan Keluarga Kurang Mampu
KK Miskin
Konseling
Sosial
Psikologis
Terminasi Konflik Sosial
Gizi Janda Perintis Kemrerdekaan
dan Konflik Keluarga
Janda Perintis
Kemerdekaan RI
Terbantunya modal dan
pelatihan keterampilan bagi 1 1
keluarga kurang mampu
Terbantunya keluarga dan 1 1
anggota keluarga dalam
masalah psikososial
Terbantunya kesehatan dan
gizi janda Perintis
Kemerdekaan RI
1
(5)
Kegiatan
Pemberdayaan
Kelompok
Usaha
Bersama (KUBE) Fakir
Miskin
Program Pelayanan
dan
Rehabilitasi
Kesejahteraan Sosial
Kegiatan
Pelatihan
Keterampilan
Keluarga Muda MIskin
kelompok usaha
bersama dalam
masyarakat
miskin
dan
mempunyai
modal
usaha
bersama
bagi
keluarga miskin
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
Terlaksananya
pelatihan
keterampilan
bagi
kepala
keluarga muda
miskin
yang
belum
mempunyai
penghasilan
tetap
dan
kepala keluarga
muda
miskin
mempunyai
keterampilan
untuk berusaha
KK
miskin 15 KK
yang berada
di
Kota
Padang
40,000,000 20 KK
-
50 kk
200,000,000 50 kk
210,000,000 50 kk
220,000,000 85 KK
750,000,000 SKPD terkait
Kota Padang
Program
Pemberdayaan
Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial
Kegiatan
Pemberdayan Usaha
Ekonomi
Produktif
(UEP) Fakir Miskin
Terlaksananya
pelatihan
keterampilan
bagi
usaha
ekonomi
produktif dan
kepala keluarga
miskin
mempunyai
keterampilan
untuk berusaha
KK
mIskin 20 KK
yang berada
di
Kota
Padang
75,000,000 20 KK
68,000,000 50 KK
100,000,000 50 KK
110,000,000 50 KK
120,000,000 190 KK
485,000,000 SKPD terkait
Kota Padang
21
Program
Pemberdayaan
Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial
Kegiatan Kebutuhan
Keluarga
Kurang
Mampu
Terlaksananya
pelatihan
keterampilan
bagi kepala
keliuarga tidak
mampu dan bisa
memenuhii
kwalitas
keluarga
KK
mIskin yang berada
di
Kota
Padang
-
20 KK
-
50 KK
200,000,000 50 KK
210,000,000 50 KK
220,000,000 170 KK
750,000,000 SKPD terkait
Kota Padang
16
Program Pelayanan
dan
Rehabilitasi
Kesejahteraan Sosial
Kegiatan
Konseling
Sosial Psikologis dan
Terminasi
Konflik
Keluarga
Terlaksananya KK yang ada dan teratasinya di
Kota
konflik
dalam Padang
keluarga
-
40 KK
-
40 KK
40,000,000 40 KK
40,000,000 40 KK
40,000,000 160 KK
160,000,000 Dinsosnaker
Kota Padang
1 16
Program
Pemeliharaan
Kesehatan dan Gizi
Janda
Perintis
Kemerdekaan RI
Terlaksananya
pemeliharaan
dan kesehatan
janda Perintis
Kemerdekaan RI
34,000,000 40
orang
30,000,000 35
orang
25,000,000 30
orang
20,000,000 210
orang
240,000,000 Dinsosnaker
Kota Padang
Janda Perintis 60 orang
Kmerdekaan
RI di Kota
Padang
40,000,000 45
orang
(1)
(2)
(3)
(4)
Taman Makam Pahlawan
TMP di Kota Padang
Terpeliharanya TMP Kuranji 1 1
dan Kapalo Koto
16
Rumah Tidak Layak Huni
Rumah tidak layak huni Rehab RTLH kecamatan di 1 1
bagi fajir miskin di Kota Padang
Kota Padang
21
(5)
Kegiaatan
Pemeliharaan
Kesehatan dan Gizi
Janda
Perintis
Kemerdekaan RI
Program Pelayanan
dan
Rehabilitasi
Kesejahteraan Sosial
Kegiatan
Pemeliharaan Taman
Makam Pahlawan
(7)
(8)
Terlaksananya Melestarikan 2 TMP
pemeliharaa,
TMP di Kota
kebersuhan
Padang
kerapian
dan
keindahan TMP
KUranji
dan
Kapalo Koto
Program Pelayanan Terbantunya
dan
Rehabiltasi rehab RTLH bagi
Kesejahteraan Sosial fakir miskin
Kegiatan
Pembangunan Rumah
Tidak Layak Huni bagi
fakir miskin (dana
pendamping
Peringatan
Bersejarah
Terselenggaranya Pengawasan dan Perusahaan
dan 1.
Pengawasan
Upah 1 14 O1
Pemeriksaan Norma Ketenagakerjaan Industri serta Tenaga Minimum terhadap UMP
pada Perusahaan dan Industri Di Kota Kerja
jam kerja Lembur hak
Padang
Nominatif Lainnya
(6)
Masyarakat 8 unit
miskin
mempunyai
rumah yang
layak
huni
untuk
ditempati
(9)
(10)
60,000,000 2 TMP
100,000,000 500
unit
Hari
(11)
(12)
51,000,000 2 TMP
200,000,000 500
unit
76,500,000
(13)
(14)
80,000,000 2 TMP
5.1 M
(15)
80,000,000 2 TMP
500 unit 5.1 M
80,000,000
80,000,000
(17)
(18)
80,000,000 2 TMP
500 unit 5.1 M
80,000,000
2.008
unit
(19)
(20)
80,000,000 SKPD terkait
20.5 M
(21)
Kota Padang
SKPD terkait
Kota Padang
80,000,000 SKPD terkait
Kota Padang
Dinsosnaker
Kota Padang
Penegakan
hukum Input :
dan
Penyelesaian
Kasus
Norma
Ketenagakerjaan
Dana
12 Bulan 100.000.000
12
Bulan
63,750,000 12
Bulan
6 Bulan
6
Bulan
-
150.000.000
12
Bulan
175.000.000
Outcome :
Tercapainya
Pembayaran
UMP
Ouput :
Kesediaan
Perusahaan dan
Industri
membayar UMP
2.Jumlah tenaga Asing yang
bekerja di Padang
(16)
Pengawasan
dan Input :
pembinaan terhadap
Tenaga Kerja Asing
Dana
Outcome :
Terdatanya
Tenaga
Kerja
Asing
Ouput :
TKA
memberikan
kontribusi
dalam
memajukan
perusahaan
75.000.000
6 Bulan 112.500.000
6 Bulan 131.250.000
(1)
(2)
(3)
3.pekerja perempuan dan
anak
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
pengawasan
dan Input :
perlindungan
terhadap tenaga kerja
perempuan dan anak
Dana
4 Bulan
100.000.000
4
Bulan
-
4 Bulan 150.000.000
12 Bulan 100.000.000
12
Bulan
63,750,000 12
Bulan
250,000,000 12
Bulan
63,750,000 12
Bulan
4 Bulan 175.000.000
Outcome :
Perlindungan
hak
tenaga
kerja
perempuan/ana
k
Output :
Persamaan hak
nominatif
pekerja
perempiuan dan
laki-laki
4.BPJS
bidang
Ketenagakerjaan dan BPJS
Bidang Kesehatan
Pembinaan
dan Input :
pengawasan terhadap
jumlah tenaga kerja
yang ikut ketenagaan
dan kesehatan
150.000.000
12
Bulan
175.000.000
Outcome :
Perusahaan/ind
ustri
paham
pada
UU
Ketenagakerjaa
n
Output :
perusahaan
industri sudah
menegakan hak
dan kewajiban
pekerja sesuai
UU
Perusahaan, dan Tenaga
Kerja Terhadap Penerapan
UMP Tahun 2015
Pengawasan
Input :
Terhadap
Pelaksanaan
Penerapan
Upah
Minimum
Propinsi
Tahun 2015
Dana
Outcome :
Perusahaan/ind
ustri dan Tenaga
Kerja
menerapkan
UMP
tahun
2015
Output :
12 Bulan
325,000,000 12
Bulan
350,000,000
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(1)
(2)
(4)
(3)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
perusahaan
industri
dan
tenaga
kerja
sudah
menerapkan
Upah Minimum
Tahun 2015
0 1
Penerapan budaya Keselamatan dan Perusahaan
dan 1. Jumlah Perusahaan yang
Kesehatan kerja ( K3 ) diperusahaan
Lembaga-lembaga yang menerapkan
Norma
ada di perusahaan
Keselamatan dan Kesehatan
kerja (K3)
2. Jumlah Alat-alat produksi
yang
digunakan
di
perusahaan
Program
Perlindungan
Pengembangan
Lembaga
Tenaga
Kerja
1.
Peningkatan Input :
Pengawasan Norma
Norma Keselamatan
dan Kesehatan kerja
(K3)
melalui
Penerapan Peraturan
Perundang-undangan
di bidang Norma K3
Dana
Outcome :
Jumlah
Perusahaan
yang
menerapkan
budaya
K3
sesuai dengan
aturan
ketenagakerjaan
3. Jumlah Perusahaan yang
melaksanakan Standarisasi
dan sertifikasi bagi peralatan
dan tenaga kerja yang
mengoperasikan peralatan
sesuai dengan ketentuan
Norma Norma Keselamatan
dan Kesehatan kerja (K3)
Output :
Meningkatnya
Produktifitas
kerja
bagi
tenaga
kerja
dan pengusaha
100
perusaha
an
93,750,000 100
perusa
haan
42,500,000 100
perusah
aan
125,000,000 100
perusah
aan
125,000,000 100
perusah
aan
150,000,000
Dinsosnaker
Perusahaan
perusahaan
yang ada di
Kota Padang
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
4. Jumlah Perusahaan yang
melaksanakan Standarisasi
dan sertifikasi bagi peralatan
dan tenaga kerja yang
mengoperasikan peralatan
sesuai dengan ketentuan
Norma Norma Keselamatan
dan Kesehatan kerja (K3)
2. Pembinaan dan Input :
monitoring tentang
Norma Keselamatan
dan Kesehatan kerja
(K3)
dan
upaya
pencegahannya
5.
Jumlah
Perusahaan
berdasarkan Klasifikasi dan
Kelompok usaha yang belum
menerapkan
Norma
Keselamatan dan Kesehatan
kerja (K3)
6.Laporan Kecelakaan Kerja
dan penyakit akibat kerja
yang terjadi di perusahaan
200
perusaha
an
75,000,000 200
perusa
haan
42,500,000 200
perusah
aan
125,000,000 200
perusah
aan
150,000,000 200
perusah
aan
175,000,000
Dinsosnaker
Perusahaan
perusahaan
yang ada di
Kota Padang
100
perusaha
an
150,000,000 100
perusa
haan
-
150,000,000 100
perusah
aan
150,000,000 100
perusah
aan
150,000,000
Dinsosnaker
Perusahaan
perusahaan
yang ada di
Kota Padang
Dana
Outcome :
Pembinaan dan
Monitoring ke
perusahaan
Output :
Terciptanya nihil
kecelakaan atau
Zerro accident
di perusahaan
3. Kegiatan Pemetaan Input :
status kerawanan di
perusahaan
perusahaan
Dana
Outcome :
Data
Perusahaan
berdasarkan
skala
pelanggaran
Norma K3
Output :
Terciptanya
data
status
kerawanan
di
perusahaan
100
perusah
aan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
4. Analisa Kecelakaan Input :
Kerja dan Penyakit
akibat Kerja (PAK)
pada
perusahaanperusahaan di Kota
Padang
(8)
100
perusaha
an
(9)
(10)
150,000,000 100
perusa
haan
(11)
(12)
-
100
perusah
aan
(13)
(14)
150,000,000 100
perusah
aan
(15)
(16)
150,000,000 100
perusah
aan
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
150,000,000
Dana
Outcome :
Laporan
kecelakaan kerja
yang
terjadi
diperusahaan
Output :
Terlaksananya
hasil pelaporan
berdasarkan
analisa
Kecelakaan
Kerja
dan
Penyakit Akibat
Kerja
yang
terjadi
di
perusahaan.
Memberdayakan dan mendayagunakan Perlindungan
tenaga kerja secara optimal dan Kerja
manusiawi
serta
meningkatkan
kesejahteraan tenaga kerja dan
keluarganya.
Tenaga Masyarakat , Pekerja dan
Pengusaha
5. Pembinaan Sistem Terlaksananya 100 prsh
Pengawasan
hubungan yang
Ketenagakerjaan
harmonis antara
pekerja
dan
pengusaha
sehingga tingkat
peroduktifitas
perusahaan
dapat
dilaksanakan
sesuai dengan
peraturan
perundangundangan
2500 Tk
100.000.000
3000
TK
51,000,000 4000 TK 150.000.000
5000 TK 175.000.000
6000 TK 200.000.000
7000 TK
250.000.000
Bidang
Hubungan
industrial
Padang
Hubungan
Memberikan perlindungan kepada Kepastian
hukum Tenaga Kerja Dan Pengusaha
tenaga kerja dalam mewujudkan terhadap pekerja
keadilan hak pekerja dan keluarganya
Penyelesaian
permasalahan
Hubungan Industrial
(PHI) dan Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK)
Terlaksananya 75 Prsh
Penyelesaian
Hubungan
Industrial
di
perusahaan dan
kepastian
hukum tenaga
kerja
dan
pengusaha
dapat
terlaksana
10 TK
75.000.000
20 TK
51,000,000 30 TK
150.000.000
40 TK
160.000.000
50 TK
170.000.000
60 TK
180.000.000
Bidang HI
Padang
(1)
(2)
Terciptanya Hubungan Industrial di Terciptanya
Perusahaan
ketenangan
dan berusaha
(4)
(3)
Tenaga Kerja dan pengusaha
bekerja
(5)
(6)
Pembentukan
Mengurangi
Lembaga Kerja sama Pemutusan
Bipartit
Hubungan
Kerja(PHK)
perusahaan
(7)
(8)
100 Prsh
100 TK
(9)
100.000.000
(10)
(11)
150 TK 0
(12)
(13)
200 TK 200.000.000
(14)
300 TK
(15)
250.000.000
(16)
(17)
400 TK 300.000.000
(18)
450 TK
(19)
(20)
(21)
450.000.000
Bidang HI
Padang
Padang
di
1000 Prh
10.000
TK
200.000.000
20.000 0
TK
30.000 300.000.000
TK
40.000
TK
350.000.000
50.000 400.000.000
TK
60.000
TK
450.000.000
Hubungan
Bidang HI
Kepastian Dunia kerja bagi pekerja Jangan sampai terjadi Tenaga Kerja dan Keluarga
untuk kelangsungan hidup pekerja dan PHK
keluarganya
Diteksi Dini Mogok Tidak terjadinya 1000 Psh
kerja Unjuk Rasa dan Pemutusan
PHK
Hubungan Kerja
di perusahaan
kondusif bekerja
dan
tingkat
produktifitas
tenaga
kerja
meningkat
mencegah
terjadinya
mogok kerja
500 TK
100.000.000
1000
TK
1500 TK 125.000.000
2000 TK 130.000.000
2500 TK 135.000.000
3000 TK
150.000.000
Hubungan
Bidang HI
Padang
Kepastian
Hukum
Penyelesaian Hak Pekerja
Pembinaan tentang
UU No. 2 Tahun 2004
Tentang Penyelesaian
Perselisihan HI
100
Persh
100.000.000
75
Prsh
150
Persh
155
Prsh
200
Persh
250.000.000
Bidang HI
Padang
Tercapainya Kehidupan yang layak bagi Mengurangi
pekerja
kemiskinan
tingkat Tenaga Kerja dan keluarga
tentang Kepastian
Tenaga Kerja dan Pengusaha
kelangsungan
hidup
pekerja
dan
ketenagakerjaan
berusaha
Dewan pengupahan Meningkatkan
Kota Padang
Perekonomian
Pekerja
Terjadi
500 Persh
Pemahaman
Kasus
di
perusahaan dan
pekerja adanya
penyelesaian
tingkat Bipartit
diperusahaan
terlebih dahulu
baru ke tingkat
Tripartit
0
42,500,000 100
Persh
150.000.000
175.000.000
200.000.000
Hubungan
Terciptanya Ketenangan Bekerja dan Kondusif di Perusahaan Serikat
Pekerja
Berusaha
Pengusaha
dan
Verifikasi
Pekerja
Serikat Tujuan
75 SP
Organisasi
dapat tercapai
diperusahaan
sehingga
ketenangan
berusaha dapat
tercapai
Bimbingan Teknis dan
Penyululuhan
Hubungan Industrial
75 SP
75.000.000
100 SP 0
125 SP 125.000.000
63,750,000
63,750,000
150 SP
150.000.000
63,750,000
200 SP 175.000.000
63,750,000
250 SP
200.000.000
Bidang HI
63,750,000 Bidang HI
Hubungan
Padang
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
Survey
dan
Pembinaan
Dewan
Pengupahan
Kota
Padang
dan
Persyaratan Kerja
42,500,000
42,500,000
42,500,000
42,500,000
42,500,000
Identifikasi
Pendataan
Sosialisasi
perpanjangan
untuk
PAD
Padang
50,000,000
50,000,000
50,000,000
50,000,000
50,000,000
42,500,000
42,500,000
42,500,000
42,500,000
42,500,000
,
dan
(20)
(21)
IMTA
Kota
Informasi Hubungan
Industrial
dan
Persyaratan kerja
Program Perluasan
dan pengembangan
kesempatan kerja
1 Pengembangan
Kelembagaan
Produktivitas
Pelatihan
Kewirausahaan
80
358,120,000
85
400,000,000
90
450,000,000
95
500,000,000 100
580,000,000
2 Penyiapan
Tenaga
Kerja
Berbasis
Kompetensi
60
389,960,000
70
450,000,000
80
500,000,000
90
650,000,000 100
700,000,000
3 Pelatihan Wira Usaha
Baru ( WUB) melalui
Tenaga Kerja Mandiri
60
264,688,000
70
300,000,000
80
350,000,000
90
450,000,000 100
500,000,000
dan
Program Peningkatan
Kualitas Produktifitas
Tenaga Kerja
Meningkatnya kemampuan pengelola Bursa Kerja Khusus
Bursa Kerja Khusus di Sekolah Kejuruan
se kota Padang
keterampilan pengelolaan 8
buah Bursa Kerja Khusus
1 Seleksi dan Pelatihan Output
:
Pra magang ke Jepang Meningkatnya
pelayanan
terhadap
2 Pendidikan
dan Outcome
:
pelatihan
terlayani
Keterampilan
Bagi pencari
kerja
Pencari kerja
yang datang ke
dinsosnaker
3 Bimbingan
Teknis Outcome
:0
Untuk
Pengelolaan terlaksananya
Bursa Kerja Khusus
operational
bursa
kerja
khusus sesuai
dengan standar
operational
pelaksanaan
5
-
32 org
195,000,000 40 org
200,000,000 45 org
250,000,000 50 org
300,000,000 60 org
350,000,000
60 org
345,349,000 70 org
400,000,000 80 org
450,000,000 90 org
500,000,000 100 org
600,000,000
20
pengur
us bkk
66,000,000
20
pengur
us bkk
70,000,000
20
penguru
s bkk
75,000,000
20
pengur
us bkk
80,000,000
20
pengurus
bkk
85,000,000 Dinsosnaker Kota Padang
Kota Padang,
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
Output
:
meningkatnya
keterampilan
pengelola bursa
kerja khusus
Program Perluasan Outcome
:
dan Pengembangan meningkatnya
Kesempatan Kerja
pelayanan
terhadap
pencari kerja di
kota padang
Output
:
terlayaninya
pencari
kerja
yang datang ke
dinsosnaker
kota Padang
Meningkatnya kesempatan kerja bagi pencari kerja dan Jumlah lowongan kerja yang
pencari kerja di kota Padang
pemberi kerja dari kota disediakan
padang
1 Penyebar
Luasan
Informasi
Bursa
Tenaga Kerja (Job
Fair)
Outcome
: 500
berkurangnya lowongan, 50
pengangguran perusahaan
dengan
terserapnya
tenaga
kerja
untuk mengisi
lapangan
pekerjaan yang
disediakan
00
lowonga
n,
30
perusaha
an
50,000,000
1000
lowon
gan,
50
perusa
haan
300,000,000
1000
lowong
an, 50
perusah
aan
300,000,000
1000
lowong
an, 50
perusah
aan
70,600,000 10,000
90,000,000
10,000
300,000,000
1000
lowong
an, 50
perusah
aan
300,000,000
1000
lowonga
n,
50
perusaha
an
300,000,000 Dinsosnaker Kota Padang
Kota Padang,
120,000,000
10,000
125,000,000 Dinsosnaker Kota Padang
Kota Padang,
Output
:
tersedianya
data informasi
pasar kerja dan
lowongan kerja
Meningkatkan pelayanan informasi Pencari Kerja
pasar kerja terhadap pencari kerja dari
kota padang
Jumlah pencari kerja yang
terlayani
2 Pengembangan Pasar
Kerja Melalui Bursa
Kerja Online dengan
Sertifikasi
ISO
9001:2008
Outcome
: 10000
meningkatnya
kepuasan
pencari
kerja
dengan
pelayanan
berstandar ISO
9001 : 2008
Output
:
terlayaninya
pencari
kerja
dari
kota
padang
10,000
125,000,000 #####
110,000,000 10,000
(1)
(2)
Tersedianya informasi kesempatan Pemberi kerja
kerja di perusahaan sekota Padang
(4)
(3)
Lowongan
tersedia
Kerja
yang
(5)
(6)
3 Job Canvasing dalam Outcome
:0
Rangka Penempatan berkurangnya
Tenaga Kerja
pengangguran
dari
Kota
Padang
(7)
(8)
(9)
-
(10)
-
300
owong
an 100
perusa
haan
(11)
(12)
75,000,000
(13)
(14)
300
owonga
n 100
perusah
aan
(15)
85,000,000
(16)
300
lowong
an 100
perusah
aan
80,000,000
300
owonga
n 100
perusah
aan
32
150,000,000
32
150,000,000
32
125
550,000,000
125
600,000,000
125
(17)
90,000,000
(18)
300
owongan
100
perusaha
an
(19)
(20)
(21)
100,000,000 Dinsosnaker Kota Padang
Kota Padang,
Output
:
tersedianya
informasi
lowongan kerja
di perusahaan
sekota Padang
Melaksankan Penempatan Tenaga pencari kerja
Kerja di Dalam dan Luar Kota Padang
Sesuai dengan Permintaan pasar kerja
pencari
kerja
ditempatkan
yang
4 Penempatan Tenaga Outcome
:
Kerja Antar Kerja berkurangnya
Daerah (AKAD)
pengangguran
di kota padang
150,000,000
32
150,000,000
Output
:
terlaksananya
penempatan
tenaga
kerja
antar daerah
Memperluas lapangan kerja melalui pencari kerja dari kota Jumlah Wira usaha baru
pertumbuhan wirausaha baru
Padang
yang muncul di kota padang
1
5 Terapan
Teknologi Outcome
:0
Tepat Guna
pencari
kerja
bisa
menjadi
wira
usaha
mandiri
Output
:
meningkatnya
pengetahuan
dan
keterampilan
pencari
kerja
yang dilatih
-
-
125
459,400,000
30
LKPS
90,383,000
650,000,000 125
700,000,000 Dinsosnaker, Kota Padang
Kecamatan
dan
Kelurahan
sekota
padang
150,000,000
Program
Perlindungan
dan
Pengembangan
Kelembagaan
Ketenagakerjaan
LPK menghasilkan lulusan yang LPK
kompeten dan mempunyai keahlian
sehingga bisa disalurkan ke pasar kerja
30 LPK
untuk meningkatkan kwalitas
keterampilan pencari kerja
BLK Mini
dan pencari kerja
1 Pembinaan lembaga
Pelatihan Kerja
30
100,000,000 35 LKPS
125,000,000 40 LKPS
150,000,000 40 LKPS
1
100,000,000
100,000,000
100,000,000 1
BLK 1.3 M
mini
LKPS
Output
:
terlaksananya
pemantauan
dan pembinaan
terhadap LPK
2 Operasional
Balai Outcome
:0
Latihan Kerja Mini
tersedianya
lembaga
pelatihan yang
kompeten
1
500,000,000
1
-
1
1
Sosnaker
Kota Padang
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
Output
:
terlaksananya
pemantauan
dan pembinaan
terhadap LPK
meningkatkan pemahaman tentang Perusahaan pengguna terlaksananya
identifikasi
penggunaan tenaga kerja asing, hak TKA
dan pendataan tenaga kerja
dan kewajiban pengguna, potensi PAD,
asing
dan pengawasan terhadap pelaksanaan
transfer of knowledge terhadap tenaga
kerja pendamping
3 Identifikasi,
Pendataan
tenaga
kerja asing, tenaga
kerja
pendamping
dan
sosialisasi
perpanjangan IMTA
untuk
PAD
Kota
Padang
Outcome
:0
meningkatnya
PAD
kota
Padang
Output
:
Terlaksananya
Pendataan TKA,
tenaga
pendamping
dan Sosialisasi
perpanjangan
-
-
30
perusa
haan
50,000,000
-
-
-
-
30
perusaha
an
50,000,000 Sosnaker
Kota Padang
Download