TUGAS PENGGANTI UKB PKN ( Membuat PP dan modul ) KELOMPOK 2 ( Hukum Internasional ) 1. Niko 6 Alroy 11 Janni 16 Lusi 2. Anis 7 April 12 Dewi 17 Endah 3. Diddin 8 Faris 13 Juliana 4. Aris 9 Ato’ 14 Amin 5. Puji 10 Sattarul 15 Indra a. Hukum dan peradilan internasional 1. Pengertian Hukum dan peradilan internasional 2. Asas hukum dan peradilan internasional 3. Konsep dasar Hukum dan peradilan internasional4. Sumber – sumber Hukum dan peradilan internasional 5. Subjek – subjek Hukum dan peradilan internasional b. Sengketa internasional 1. Sebab 2. Batas Negara, daerah perbatasan sengketa3. Jenis sengketa4. Penyelesaian sengketa melalui organisasi internasional c. Peran mahkama internasional dalam menyelesaikan sengketa internasional 1. Peran mahkama internasional 2. Hakim dalam mahkama internasional 3. Dukungan keputusan mahkama internasional dalam menyelesaikan sengketa internasional d. Prosedur penyelesaian sengketa mahkama internasional melalui mahkama internasional e. Hidup berdampingan secara damai berdasarkan persamaan derajat Jawaban 1. Pengertian Hukum a. Pengertian Sistem Hukum - Pengertian Sistem, Menurut Para Ahli : 1. Pamudji Sistem adalah suatu Kebulatan atas Keseluruhan yang Komplek dan Trorganisir 2. Poerwardaminta Sistem adalah sekelompok bagian-bagian (alat dan sebagainya) yang berkerja bersamasama untuk melaksanakan suatu maksud 3. Sumantri Sistem adalah sekelompok bagian-bagian yang berkerja bersama-sama untuk melakukan suatu maksud - Jadi, Sistem adalah sekelompok bagian-bagian yang berkerja bersama-sama untuk melakukan suatu maksud. b. Pengertian Hukum Menurut Para Ahli : a. Prof. Dr. Van Kan Hukum adalah keseluruhan peraturan hidup yang bersifat memaksa untuk melindungi kepentingan manusia di dalam Masyarakat. b. Utrecht Hukum adalah himpunan petunjuk hidup (perintah dan larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat yang seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat dan jika dilanggar dapat menimbulkan tindakan dari pemerintah. c. J. C. T Simorangkir Dan Woerjono Sastropranoto Hukum adalah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa dan dibuat Oleh badanbadan resmi yang berwajib, yang menentukan tingkah laku dalam lingkungan masyarakat. Unsur-unsur Hukum : a. Peraturan atas kaidah-kaidah tingkah laku manusia b. Peraturan dibuat oleh lembaga yang berwenang membuatnya c. Peraturan bersifat memaksa d. Peraturan mempunyai sanksi yang tegas Ciri-ciri Hukum : a. Adanya perintah dan larangan b. Perintah dan Larangan harus ditaati oleh setiap orang Isi Hukum, terdiri atas tiga macam yaitu : a. Gebod (Suruhan) Adalah kaidah Hukum yang berisikan suruhan. Contoh : Pasal 45 ayat 1 UU No. 1/1974 tentang pokok “Perkawinan menyatakan bahwa kedua orang tua wajib mendidik putra-putrinya (anak)” b. Verbod (Larangan) Adalah kaidah Hukum yang berisikan Larangan Contoh : Pasal 8 UU No.1/1974, menyatakan bahwa perkawinan dilarang berhubungan darah dalam garis keturunan lurus kebawah ataupun keatas. c. Mogen (Kebolehan) Adalah aidah Hukum yang berisikan Kebolehan Contoh : Pasal 1 UU No. 1/1974, menyatakan pihak yang menikah dapat mengadakan perjanjian tertulis pada waktu atau sebelum perkawinan berlangsung. Tujuan Hukum, juga dapat dirinci yaitu : 1. Untuk mewujudkan keadilan 2. Untuk mengatur tata tertib masyarakat secara damai 3. Melindungi kepentingan manusia dalam masyarakat 4. Untuk menjamin adanya kebahagiaan hidup Manusia 5. Untuk mengadakan pembaruan masyarakat Prinsip-prinsip kekuasaan Hukum, yaitu : 1. Adanya pengakuan dan Jaminan HAM 2. Adanya peradilan yang bebas tidak memihak 3. Adanya jaminan kepastian Hukum dalam semua bentuk persoalan. Kepastian Hukum mangadung berberapa Pengertian, yaitu : 1. Pemahaman dan Pemakaian terhadap tertib Hukum yang ada 2. Keharusan Hukum menjadi Positif 3. Pemakaian terhadap tertib hukum yang ada Fungsi Hukum : 1. Untuk menyelesaika pertikaian 2. Memberikan jaminan dan kepastian Hukum 3. Menata kehidupan masyarakat agar terib dalam pergaulan hidup 4. Memelihara dan mempertahankan aturan tata tertib dalam msyarakat 5. Menciptakan rasa tanggung jawab terhadap perbuatan anggota masyarakat dan penguasa. c. Pengertian Hukum Internasional o Menurut Para Ahli : 1. Mochtar Kusumaatmadja Hukum Internasional adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas Negara-negara antara Negara dengan Negara; Negara dengan subjek Hukum lain bukan negra atau Subyek hukum bukan Negara satu sama lain. 2. J.G. Strke Mendefenisikan Hukum Internasonal sebagai sekumpulan Hukum (Body of Law) yang sebagian besar terdiri dari asas-asas dan karena itu biasanya ditaati dalam hubungan Negara-negara satu sama lain. 3. Ivan A. Shearer Hukum internasional adalah sekumpulan peraturan hukum yang sebagian besar mengatur tentang prinsip-prinsip dan aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh Negara-negara (Subjek Hukum internasional) dan Hubungannya satu sama lain meliputi : a. Aturan-aturan hukum yang berhubungan dengan Fungsi-fungsi institusi atau Organisasi-organisasi, hubungan antara institusi dan Organisasi-organisasi tersebut, serta hubungan antara institusi dan Organisasi-organisasi tersebut dengan Negara dan Individuindividu. b. Aturan-aturan Hukum tertentu yang berhubungan dengan individu-individu yang menjadi perhatian Komunitas internasional selain entitas Negara. o Jadi, Hukum Internasional adalah Hukum Internasional merupakan Hukum yang mengatur Hubungan hukum antara Negara dan Negara, Negara dan Subjek hukum lain Bukan Negara, atau Subjek Hukum bukan Negara satu sama lain. 2. Asas Hukum Internasional a. Asas Teritorial Asas territorial adalah asas yang didasarkan pada kekuasaan Negara atas daerahnya. Menurut asas ini negra melaksanaan hukum bagi semua orang dan barang yang berada diwilayahnya berlaku Hukum Internasional. b. Asas Kebangsaan Asas kebangsaan adalah asas yang didasakan pada kekuasaan Negara untuk warga negaranya. Menurut asas ini setiap warga Negara di mana pun ia berada tetap mendapat perlakuan Hukum dari negaranya c. Asas kepentingan Umum Adalah asas yang didasarkan pada wewenang Negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan hidup masyarakat. Negara dapat menyesuaikan diri dengan keadaan dan peristiwa yang berkaitan dengan kepentingan umum. Jadi, hukum tidak terikat dengan batas-batas wilayah suatu Negara. d. Asas Persamaan Derajat Adalah Hubungan antar bangsa hendaknya didasarkan pada asas bahwa Negara yang berhubungan adalah Negara yang berdaulat. Secara Formal memang Negara-negara didunia sudah lama derajatnya, tetapi secara Faktual dan Substansinya masih terjadi ketidaksamaan derajat, khusunya dalam bidang ekonomi. e. Asas Keterbukaan Dalam Hubungan antar bangsa yang berdasarkan hukum internasional diperlukan adanya kesediaan masing-masing untuk memberikan informasi secara jujur dan dilandasi rasa keadilan. Sehingga masing-masing pihak mengetahui secara jelas manfaat, hak, serta kewajiban dalam menjalin Hubungan Internasional. f. Ne Bis In Idem Maksud dari asas tersebut yaitu : 1) Tidak seorang pun dapat diadili sehubungan dengan perbuatan kejahatan yang untuk itu uang bersangkutan telah diputus bersalah atau dibebaskan 2) Tidak seorangpun dapat diadili di pengadilan lain Untuk kejahatan dimana Orang tersebut telah dihukum atau dibebaskan oleh pengadilan pidana Internasional. 3) Tidak seorang pun yang telah diadili oleh suatu pengadilan disuatu Negara mengenai perbuatan yang dilarang berdasarkan Pasal 6, Pasal 7, dan pasal 8 boleh diadili berkenaan dengan perbuatan yang sama. g. Pacta Sunt Servanda Merupakan asas yang dikenal dalam perjanjian Internasional. Asas ini menjadi kekuatan Hukum dan Moral bagi semua Negara yang mengikatkan diri dalam perjanjian Internasional. h. Jus Cogents Dalam perjanjian Internasional pun dikenal asas Jus Congenst. Maksudnya ialah bahwa perjajian Internasional dapat batal demi hukum jika pada pembentukannya bertentangan dengan suatu kaidah dasar dari Hukum Internasional umum (Pasal 53 Konvensi Wina 1969). i. Inviolability dan Immunity Dalam Hukum Diplomatik dan Konsuler dikenal asas Inviolability dan Immunity. Dalam Pedoman tertib Diplomatik dan Prootokoler, “Involability” meruapak terjemahan dari istilah “Inviolable” yang artinya seorang penjabat diplomatic tidak dapat ditangkap atau ditahan oleh alat perlengkapan Negara penerima dan sebaliknya Negara penerima berkewajiban untuk mengambil langkah-langkah demi mencegah serangan atas kehormatan dan kekebalan dari pribadi penjabat diplomatik yang bersangkutan. 3. Konsep Dasar Hukum Internasional Hukum internsional digolongkan menjadi dua, yaitu : a. Hukum Publik Internasional, adalah Kumpulan peraturan Hukum tentang hubungan antar Negara merdeka dan berdaulat b. Hukum (Privat) Perdata, adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur hubungan hukum antara seseorang dan Orang lain yang berlainan warga negaranya dalam sebuah Negara yang berkenaan dengan keperdataan. Kedua Hukum tersebut selalu mengandung unsur-unsur asing didalamnya, yaitu hubungan hukum yang terjadi berkenaan dengan sebuah Negara dan Negara lain atau warga Negara dengan Orang asing, atau Orang asing dengan orang asing dalam sebuah Negara. Hukum Internasional bersifat hanya sebagai hukum Koorditif. Jika terjadi suatu pelanggaran dari perikatan yang telah disepakati dan menimbulkan peselisihan, maka penyelesaiannya dapat dilakukan Oleh Mahkamah Internasional. 4. Sumber Hukum Internasional Menurut Mochtar Kusumaatmadja dalam Hukum Internasional Humaniter (1980), Sumber Hukum Internasional dibedakan atas Sumber hukum dalam arti Formal dan Sumber Hukum dalam arti material. Sumber Hukum Inernasional formal diatur dalam Piagam PBB. Sedangkan Sumber Hukum Material membahas tentang dasar belakunya Hukum di suatu Negara. Sumber hukum material Terdiri dari dua aliran berikut : 1. Aliran Naturalis, Aliran ini bersandar pada Hak Asasi atau hak-hak alamiah yang bersumber dari Hukum Tuhan sehingga menempati Posisi yang lebih tinggi dari Hukum Nasional (Grotius) 2. Aliran Positivisme, Aliran ini mendasarkan berlakunya hukum Internasional pada persetujuan bersama dari Negara-negara ditambah dengan asas pacta sunt servada (Hans Kelsen) Sumber Hukum Formal Sumber Hukum Internasional dalam arti Formal merupakan sumber Hukum Internasional yang paling Utama dan memiliki Otoritas tertinggi serta otentik yang dapat dipergunakan oleh mahkamah internasional di dalam memutuskan suatu sengketa internasional sebagaimana tercantum dalam Pasal 38 ayat 1 Statuta Mahkamah Internasional, yaitu sebagai berikut : 1. Perjanjian Internasional (Traktat) Perjanjian Internasional adalah suatu Ikatan Hukum yang terjadi berdasarkan kata sepakat antara Negara-negara sebagai anggota Organisasi bangsa-bangsa dengan tujuan melaksanakan Hukum tertentu yang mempunyai akibat Hukum tertentu. Konvensi-konvensi atau perjanjian Internasional merupakan sumber utama hukum internasional. Konvensi tersebut dapat berbentuk bilateral maupun Multilateral. Konvensi-konvensi internasional yang merupakan sumber utama hokum Internasional adalah konvensi yang berbentuk Law Making treaties adalah perjajian-perjanjian Internasional yang berisikan prinsip-prinsip dan ketentuan yang berlaku secara Umum, yaitu sebagai berikut : a. Konvensi-konvensi Den Haag 1899 dan 1907 mengenai Hukum perang dan penyelesaian sangketa secara damai b. General treaty for the renunciation of war, 27 agustus 1928 c. Piagam perserikatan Bangsa-bangsa d. Konvensi-konvensi Wina mengenai Hubungan diplomatik 1961 dan Hubungan Konsuler 1963 e. 2. Konvensi PBB tentang hukum laut, 1982 Hukum kebiasaan Internasional Hukum Kebiasaan berasal dari prakti Negara-negara melalu sikap dan tindakan yang diambilnya terhadap suatu persoalan. Terbentuknya suatu Hukum kebiasaan didasari oleh Praktik yang sama, dijalankan secara Konstan tanpa adanya pihak yang menentang serta diikuti oleh banyak Negara. 3. Prinsip-prinsip Umum Hukum Menurut Sri Setianigsih Suwardi, S.H., Fungsi dari prinsip-prinsip Hukum umum ini terdiri atas tiga hal berikut yaitu : 4. 1. Sebagai pelengkap dari Hukum kebiasaan dan perjanjian Internasional 2. Sebagai penafsiran bagi perjanjian Internasional dan Hukum Kebiasaan 3. Sebagai pembatasan bagi perjanjian Internasional dan Hukum Kebiasaan Keputusan-keputusan peradilan Keputusan-keputusan peradilan memainkan peranan yang cukup penting dalam membantu pembentukan norma-norma baru hukum Internasional. Sumber Umum Hukum Internasional yaitu : Sumber Hukum Internasional dapat dikategorian dalam lima bentuk yaitu sebagai berikut : a. Kebiasaan Internasional b. Traktat (Treaty) : Perjanjian Internasional c. Asas Hukum umum yang diakui bagi Negara-negara beradab d. Doktrin : Ajaran Para ahli terkemuka e. Yuri Prudensi : Keputusan hakim terahulu yang kemudian dujadikan sebagai dasar Hukum Pengambilan keputusan Hakim 5. Subjek Hukum Internasional Hal-hal yang menjadi Subjek hukum Internasional, antara lain Negara, Tahta Suci di Vatikan, palang merah Internasional, Organisasi-organisasi Internasional, Individu atu perorangan, dan pemberontak atau Pihak yang sedang bersangketa. Berikut penjelasannya adalah sebagai berikut : a. Negara Negara adalah Subjek Hukum Internasional. Hal ini sejalan dengan lahirnya Hukum Internasional itu sendiri atau sesuai dengan Istilah lain dari Hukum Internasional (Hukum Antar Negara) b. Tahta Suci (Vatikan) Merupakan suatu Contoh dari Subjek Hukum internasional selain Negara. Hal ini merupakan peninggalan sejarah dari sejak zaman dahulu ketika Paus bukan hanya merupakan kepala gereja Roma, melainkan memiliki kekuasaan duniawi. c. Palang Merah Internasional Palang merah Internasional berkeduduan di Jenewa Swiss. Palang merah Internasioanl dijadikan sebagai Subjek Hukum Internasional karena adanya berberapa perjanjian dan berberapa Konvensi Palang merah (Konvesi Jenewa) tentang perlindungan korban perang. d. Organisasi Internasional Organisasi Internasional seperti PBB, ILO, GATT, WHO, dan FAO memiliki hak dan kewjiban, seperti telah ditetapkan dalam konvensi-konvensi Internasional sebagai anggaran dasarnya. e. Orang perorangan (Individu) Dalam arti yang terbatas, orang perorangan dapat dikatakan sebagai Subjek Hukum Internasional. Perjanjian Versailles pada 1919 yang mengakhiri Perang Dunia I telah menetapkan pasal-pasal yang memungkinkan orang-orang mengajukan perkara ke hadapan mahkamah bitrasi internasional. Misalnya, ada penuntutan terhadap bekas para pemimpin perang jerman dan jepang yng dituntut untuk orang perseorangan (Individu) dalam perebutan yang dikelompokkan sebagai kejahatan terhadap perdamaian kejahatan terhadap kemanusiaan, dan kejahatan perang Oleh mahkamah Internasional. Selain itu, individu para perwakilan suatu Negara, para turis, pelajar, musisi atau wakil olahraga. f. Pemberontakan dan Pihak Sangketa Menurut hukum perang, pemberontak dapat memperoleh kedudukan dan hak sebagai pihak yang bersengketa dalam berberapa hal tertentu. Para pemberontak dianggap sebagai salah satu seubjek Hukum Internasional yang memiliki berberapa alasan, misalnya mereka pun memiliki hak yang sama untuk : 1) Menentukan nasib sendiri 2) Hak secara bebas memilih sistem ekonomi, Politik dan Sosial sendiri 3) Hak menguasai sumber kekayaan alam dari wilayah yang didudukinya. 6. Sebab – sebab sengketa internasional Sengketa adalah permasalahan antara Dua Negara atau lebih. Tujuan hukum internasional ialah mengatur hubungan-hubungan antarnegara berdasarkan keadilan, perikemanusiaan, dan kesusilaan, baik masa perang maupun masa damai. Hukum damai mengurus hubungan antarnegara walaupun dalam keadaan damai. Peranan hukum internasional, misalnya mengatur batas negara, mengatur hubungan diplomasi, membuat, melaksanakan, dan menghapus traktat. Selain mengatur masalah kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Hukum damai juga mengatur cara memecahkan perselisihan dengan jalan damai, seperti perundingan diplomatik dan mediasi dengan meminta pihak ketiga sebagai perantara. Hukum perang adalah hukum yang mengatur hubungan antarnegara yang berperan dan menentukan larangan-larangan cara berperang. Dalam konteks hukum internasional, sengketa internasional melibatkan hubungan antarnegara. Jika dilihat dari cakupannya, maka sengketa internasional mencakup sengketa antarnegara dan negara, negara dan individu, negara dan korporasi asing serta sengketa antarnegara dan kesatuan kenegaraan bukan negara. Dari beberapa permasalahan mengenai suatu tindakan yang dapat menimbulkan sengketa internasional dapat dibagi dalam pelanggaran internasional. Macam-macam Pelanggaran Internasional, yaitu : a. Pelanggaran traktat atau berkenan dengan kewajiban-kewajiban kontraktual; pengambilan hak milik. Prinsip hukum internasional adalah bahwa “setiap pelanggaran atas perjanjian menimbulkan suatu kewajiban untuk mengganti rugi.” b. Pelanggaran-pelanggaran Internasional (kesalahan-kesalahan yang tidak ada kaitannya dengan kewajiban-kewajiban kontraktual) c. Klaim-klaim Tindakan-tindakan yang membahayakan atau dapat membahayakan Perdamaian Internasional, seperti : - Agresi; - Gangguan terhadap kemerdekaan nasional; - Gangguan terhadap hubungan persahabatan negara-negara. Pelanggaran internasional yang dapat menimbulkan sengketa, yaitu : a. b. Pelanggaran agresi; Mempertahankan dominasi kolonial dengan kekuatan (yang bertentangan dengan penentuan nasib sendiri); c. Pelanggaran-pelanggaran yang sifatnya serius terhadap larangan melakukan perbudakan, genocide, apartheid serta pencemaran besar-besaran tehadap atmosfer dan udara. H. Kusnadi mengemukakan berberapa sebab timbulnya Konflik yaitu : a. Adanya kepribadian yang saling bertentangan b. Adanya system nilai yang saling bertentangan c. Adanya yugas yang batasannya kurang jelas dan sering kali bersifat Tumpang Tindih d. Adanya persaingan yang tidak Fair e. Adanya persaingan yang diberi fasilitas yang sangat terbatas f. Prosese Komunikasi yang tidak tepat g. Adanya tugas yang saling bergantung satu sama lain h. Kompleksitas Organisasi (Bisnis maupun Non Bisnis) yang cukup tinggi i. Adanya kebijakan-kebijakan yang tidak jelas dan tidak dapat diterima secara rasional j. Adanya berbagai tekakan yang cukup besar k. Adanya keputusan yang dibuat berdasarkan kolektif. Dalam Hal ini pada Umumnya kelompok mayoritas yang dominan l. m. Adanya harapan yang sangat Sulit untuk Dipenuhi Permasalahan dilematis yang sangat sulit untuk diselesaikan Faktor Yang menyebabkan terjadinya Sengketa Internasional, yaitu : a. Faktor Ideologi, yaitu pertentangan atau sangketa Internasional yang dipicu Oleh perbedaan Ideologi. Misalnya, pertentangan antara Negara pendukung Negara Liberal dan Negara pendukung Ideologi Sosialis-komunis b. Factor Politik, yaitu pertentangan atau sangketa antarnegara yang dipicu Oleh adanya kepentingan Untuk menguasai bagian wilayah Negara atau perbatasan wilayah Negara. Misalnya,Sangketa antara Malaysia dan Indonesia mengenai Pulai Sipandang dan Ligitan. c. Faktor Ekonomi, yaitu pertentangan atau sangketa antarnegara yang dipicu oleh adanya perebutan sumber daya alam (SDA). Misalnya, ketika amerika Serikat menyerang Irak, banyak pengamat politik yang menduga bahwa disamping faktor Politik, Juga Faktor ekonomi, yaitu ingin mengusai Minyak Di Timur Tengah. d. Faktor Sosial Budaya, yaitu petentangan atau sangketa yang terjadi karena pebedaan sosial budaya. Misalnya, Fanatisme Budaya Arab terhadap Dunia NonArab sehingga terjadi pemberontakan dan terror (Mesir, Iran, Aljazair, dan Libya) e. Faktor Pertahanan dan Keamanan, yaitu pertentangan atau sangketa yang terjadi karena masing-masing pihak mempertahankan daerahnya atau kekuasaannya. Misalnya, Saat Irak menduduki dan mempertahankan wilayah Kuwait, kemudian diserang oleh Pasukan Amerika Serikat dengan Pasukan Multinasional dari berbagai Negara. 7. Batas Negara, daerah perbatasan dan sengketa a. Batas Negara Sejak awal peradapan itu ada, manusia sudah mulai membagi dunia, menjadi bagian bagian teritorial, untuk memisahkan kelompok mereka, dengan kelompok yang lainnya. Pada mulanya pembagian sering didasarkan atas luas daerah pertanian, atau pengaruh pusat pemerintahan kepada daerah sekitarnya Karena perebutan daerah kekuasaan semakin besar, maka sering terjadi perang, yang diikuti dengan perdamaian. Pada akhirnya, maka daerah yang tidak sepenuhnya dikuasai oleh suatu kerajaan dianggap sebagai daerah perbatasan Pada abad ke 15 dan 16, pentingnya daerah perbatasan tidaklah dipedulikan oleh negara – negara yang ada di dunia, karena negara – negara eropa masih mengklaim daerah – daerah jajahan yang baru di daerah amerika, afrika, dan asia. Pada akhirnya selama abad ke 17, 18 dan 19, negara – negara di dunia, mulai memikirkan batas negara mereka, karena berlanjutnya penjajahan, dan ketidaksepakatan negara tentang daerah kekuasaan mereka, dengan kemajuan teknologi, negara – negara mampu mencatat batas – batas negara mereka dengan lebih baik, salah satunya dengan menggunakan peta. Hingga akhir abad ke 19, dunia telah terbagi – bagi menjadi daerah – daerah kekuasaan berbagai negara di dunia. b. Konflik Dunia Konflik terbesar di abad ke 20 adalah perang dunia ke 1 & 2, perang korea, perang vietnam, dan perang teluk, konflik konflik tersebut mengingatkan dunia kalau batas negara dapat mempengaruhi seluruh dunia. Konflik militer terkait dengan daerah perbatasan yang tidak disepakati oleh pihak yang bersengketa. Konflik juga sering terjadi karena kebutuhan akan air, minyak, atau makanan untuk menunjang perkembangan negara mereka masing – masing. Karena makin banyaknya konflik yang muncul di dunia, maka terbentuklah sebuah badan netral yang bernama liga bangsa – bangsa, untuk menjaga perdamaian dunia, dan kemudian berubah nama menjadi PBB setelah perang dunia 2. sekarang ini perang memperebutkan batas wilayah negara masih sering berlangsung, namun dengan adanya badan – badan seperti PBB, NATO, Organisasi Persatuan Afrika (Organization of African Union), konflik antar negara dapat dihindari. c. Sengketa Sengketa terjadi karena batas negara muncul ketika suatu negara mengklaim daerah di suatu negara mengklaim daerah di suatu negara yang berdekatan karena hal – hal tertentu yang dimiliki oleh daerah tersebut. Yang disengketakan oleh para Negara kebanyak yaitu dari catatan sejarah dan budaya, posisi strategis dan sumber daya ekonomi. Badan yang terkait tentang sengketa ialah Mahkama Internasional, Mahkamah Internasional bertindak sebagai tangan hukum PBB dan memberikan pendapat kepada negara yang terlibat sengketa 8. Jenis – jenis sengketa a. Sengketa Posisi Dalam sengketa ini, lokasi batas dipertentangkan oleh suatu atau lebih kelompok. Suatu negara bisa tidak sepakat tentang suatu batas karena survei yang tidak akurat atau catatan yang sudah tua. Contoh: Sungai Kongo yang membentuk batas antara Negara Kongo dan Republik Demokratik Kongo dipersengketakan karena pergeseran pulau dan aliran sungai. b. Sengketa Teritorial Sengketa teritorial terjadi jika suatu negara mengklaim sebuah wilayah yang berada di wilayah negara lain atau ketika batasnya dipersengketakan. Sering terjadi karena sejarah atau budaya. Contoh: Invasi Irak ke Kuwait pada tahun 1990 c. Sengketa Sumber Sangat lazim akhir-akhir ini.Sengketa blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia juga disebabkan oleh sumber daya minyak bumi yang terdapat wilayah itu.Ambalat adalah blok laut yang terletak di laut Sulawesi. Blok laut ini kaya akan minyak mentah. d. Sengketa Budaya Negara-negara yang berbeda budayanya akan berusaha memisahkan diri. Perbedaan budaya dipengaruhi oleh beberapa hal: - Latar belakang bangsa - Afiliasi agama - Keyakinan politik dan bahasa Perselisihan sering kali pribadi dan kebanyakan disebabkan oleh agama dan politik. Contoh : Masalah yang terjadi di Bosnia-Herzegovina yang di mana melibatkan pertikaian umat Muslim dan Kristen. 9. Penyelesaian sengketa melalui organisasi internasional a. Organisasi Regional Dalam Deklarasi manila (1982) tentan penyelesaian sangketa secara damai, dinyatakan bahwa sangketa dapat diselesaikan melalui Organisasi Regional. Contoh Organiasi Regional yaitu NATO, Uni Eropa, ASEAN, dan Liga Arab. Salah Satu Fungsi Utama Organisasi adalah menyediaan wadah yang terstruktur bagi pemerintah Negara untuk melakukan Hubungan-hubungan diplomatik. b. PBB 1. Latar Belakang terbentuknya PBB LBB didirikan pada tanggal 10 januari 1920 yang dipelopori oleh presiden Amerika Serikat yaitu Woodrow Wilson. Gagasan ini muncul sebelum PD I. Dalam pelaksanaan mewujudkan perdamaian dunia LBB tidak berhasil. - Tujuan LBB Untuk menciptakan perdamaian dan keamanan dunia serta mewujudkan kerjasama dunia. - Isi Atlantic Charter yaitu : a. Bangsa-bangsa dapat menentukan nasib sendiri b. Bangsa-bangsa dapat ikut daam perdagangan atau ekonomi c. Perdamaian dunia d. Tolak jalannya kekerasan kekuasaan - Isi Deklarasi Moskow, yaitu : menghimbau untuk membentuk secepatnya organisasi internasional yang bertujuan memelihara perdamaian dan keamanan internasional. - Berdirinya PBB yaitu : a. Gagalnya LBB dalam mewujudkan perdamaian Dunia b. Pecahnya PD II 2. Tujuan PBB Sebagaimana Pasal 1 Piagam PBB, salah satu tujuan PBB adalah mempertahankan perdamaian dan keamanan Internasional. Tujuan Tersebut sangat erat kaitannya dengan upaya penyelesaian sangketa Internasional secara damai. o Menciptakan perdamaian dan keamanan Internasional o Memajukan Hubungan persahabatan antarbangsa berdasarkan asas-asas persamaan hak, hak menentukan nasib sendiri, dan tidak mencampuri urusan dalam negeri Negara lain o Mewujudkan kerjasama internasional dalam memecahkan permasalahan internasional di bidang ekonomi, sosial, kebudayaan, dan kemanusiaan. o Menjadikan PBB sebagai pusat Usaha dalam merealisasikan tujuannya. 3. Asas-asas PBB (pasal 2 ayat 1 Piagam PBB), yaitu : PBB dibentuk atas dasar persamaan kedaulatan bagi anggota-anggotanya Setiap anggota dalam memenuhi kewajibanya harus dengan itikad baik Setiap anggota dalam menyelesaikan pertikaian harus dengan jalan damai Setiap anggota harus memberikan bantuan kepada PBB dengan cara-cara yang telah digariskan dalam piagam PBB PBB tidak diperkenankan mencampuri urusan dalam negeri Negara anggota PBB menjamin supaya Negara-negara bukan anggota dapat bertindak selaras dengan asas-asas piagam PBB 4. Keaggotaan PBB terdiri dari : a. Anggota Asli (Original Member) Yaitu Negara yang ikut langsung menandatangani piagam PBB di San Fransisco tanggal 26 Juni 1945 b. Anggota Tambahan Yaitu anggota yang masuk, kemudian dengan melalui Syarat-syarat tertentu yaitu : 1. Negara merdeka dan cinta damai 2. Bersedia memenuhi kewajiban sebagai anggota PBB 3. Telah mendapat rekomendasi dari Dewan Keamanan PBB serta disetujui oleh 2/3 dari Jumlah anggota Majelis umum PBB yang hadir dalam sidang. 5. Alat atau Perlengkapan PBB terdiri dari : a. Badan Pokok 1. Majelis Umum (General Assembly) Melaksanakan sidang sekitar bulan September sampai Oktober tiap tahunnya. Bertugas merundingkan permasalahan yang ditetapkan dalam Piagam PBB termasuk yang diajukan Dewan Keamanan, dan menyusun anggaran belanja PBB. 2. Dewan Keamanan (Security Council) Terdiri dari dua macam keanggotaan yaitu anggota tetap dan tidak tetap. Anggota tetap terdiri atas lima negara (The Big Five), yaitu AS, Rusia, Prancis, Inggris, dan Cina. Anggota tetap Dewan Keamanan memiliki hak veto, artinya hak untuk membatalkan suatu keputusan. Apabila dalam suatu persidangan salah satu anggota tetap memveto keputusan maka keputusan tersebut dibatalkan. Sedang anggota tidak tetap terdiri dari sepuluh negara yang dipilih setiap dua tahun dalam sidang umum. Tugas Dewan Keamanan adalah membantu mencapai perdamaian dunia dan berupaya menyelesaikan konflik yang terjadi antarnegara di dunia agar dapat terselesaikan secara damai. 3. Dewan Perwalian (Trusteeship Council) Bertugas mengawasi masa transisi suatu wilayah yang belum mempunyai pemerintahan sendiri. 4. Mahkamah Internasional (International Court of Justice) Bertugas memberi keputusan atas dasar hukum internasional mengenai perselisihan internasional. Berkedudukan di Den Haag, Belanda. 5. Sekretariat, dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal Sekretariat PBB bertugas melaksanakan tugas-tugas administratif PBB, membuat laporan tahunan untuk Majelis Umum mengenai kegiatan PBB, dan mengajukan kepada Dewan Keamanan PBB mengenai situasi yang menurut pendapatnya dapat membahayakan perdamaian dan keamanan dunia. b. Badan Khusus : 1. ILO : Organisasi Buruh Internasional 2. FAO : Organsasi Pangan dan Pertanian 3. IMF : Dana Keuangan Internasional 4. WHO : Organisasi Kesehatan Sedunia 5. UNESCO : Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan 6. UNTAC : Pasukan Perdamaian PBB untuk menyelesaikan sengketa di kamboja 7. UNCI : Pasukan perdamaian PBB untuk menyelesaikan sengketa Indonesia-Belanda tahun 1947 8. 10. UNHCR : Komisi tinggi PBB untuk urusan pengungsian Peran Mahkama Internasional Mahkamah internasional berkedudukan di Den Haag, Belanda. Sidang-sidang lengkap pada prinsipnya dihadiri oleh 15 anggota, tetapi kuorum dengan 9 anggota sudah cukup untuk mengadili suatu perkara. Mahkamah memilih ketua dan wakil ketua untuk masa jabatan tiga tahun dan dapat dipilih kembali. Mahkamah juga mengangkat panitera dan pegawai-pegawai lain yang di anggap perlu. Adapun bahasa-bahasa resmi yang digunakan menurut Pasal 39 statuta, harus Prancis dan Inggris. Namun, atas permintaan salah satu dari pihak yang bersengketa, mahkamah dapat mengizinkan penggunaan bahasa lain. Berikut ini akan di jelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan peranan mahkamah internasional (International Court of Justice). a. Wewenang Mahkamah Wewenang mahkamah diatur dalam Bab II statute yang khusus mengenai wewenang mahkamah dengan ruang lingkup masalah-masalah mengenai sengketa. Untuk mempelajari wewenang ini harus di bedakan antara wewenang ratione personae, yaitu siapa-siapa saja yang dapat mengajukan perkara ke mahkamah dan wewenang ratione materiae, yaitu mengenai jenis sengketa-sengketa yang dapat diajukan. Ketentuan-ketentuan Prosedur dalam kegiatan Mahkamah Internasional sama sekali berada duluar kekuasaan Negara-negara yang bersangketa karena ketentuan-ketentuan yang dimaksud sudah ada sebelum sangketa sangketa-sangketa tersebut timbul. Bahkan Pasal 30 Statuta Mahkamah Internasional memberikan wewenang kepada Mahkamah Internasional untuk membuat peraturan tata tertib. Karenanya, ketentuan Prosedur tersebut merupakan tindakan sepihak Mahmakamah Internasional yang mengikat Negara-negara yang bersangketa. Pada Prinsipmya wewenang mahkamah Internasional bersifat Fakultatif, yang berarti bila terjadi suatu sangketa antara dua Negara, Intervensi Mahkamah Internasional baru dapat terjadi bila Negara-negara yang bersangketa tersebut dengan persetujuan bersama membawa perkaranya ke mahkamah Internasional. Tanpa adanya persetujuan antarpihak yang bersangketa, wewenang mahkamah Internasional tidak berlaku terhadap sangketa tersebut. Namun Demikian, menurut pasal 36 ayat (2) Statuta mahkamah Internasional, Negara-negara Pihak Statuta Mahkamah Internasional, dapat setiap saat menyatakan untuk menerim wewenang wajib Mahkamah Internasional tanpa persetujuan Khusus dalam Hubungannya dengan Negara lain yang menerima Kewajiban yang sama dalam sangketa Hukum mengenai Hal-hal berikut yaitu : 1. Penafsiran Suatu Perjanjian 2. Setiap Persoalan Hukum Internasional 3. Adanya suatu Fakta yang bila terbukti akan merupakan pelanggaran terhadap kewajiban Internasional 4. Jenis atau besarnya ganti Rugi yang harus dilaksanakan karena Pelanggaran dari suatu Kewajiban Internasional. b. Hakim Dalam Mahkamah Internasional MI terdiri dari 15 Hakim, yang masing-masing dipilih melalui Sistem Mayoritas Absolut Oleh Dewan Kemanan dan Majelis Umum, yang masing-masing mengambil Suara secara Independen. Para Hakim Dipilih untuk jangka waktu Sembilan tahun dan dapat dipilih kembali ; Tidak Boleh ada ada dua hakim MI dari Negara yang sama. c. Dukungan Keputusan Mahkamah Internasional dalam Menyelesaikan Sengketa Internasional. Piagam PBB menciptakan mesin untuk menjaga perdamaian dan keamanan serta menyelesaikan Konflik antarbangsa. Piagam PBB juga secara Khusus mengarahkan Majelis Umum untuk mendorong perkembangan berkelajutan dan Kodifikasi Hukum Internasional. Untuk menjalankan tugas ini, Majelis Umum menciptakan dua organ turunan yaitu Komisi Hukum Internasional (1947) dan Komisi Hukum Perdagangan Internasional (1966). Selama bertahun-tahun Komisi Hukum Internasional mempersiapkan draft Traktat untuk mengkodifikasi dan memodernsasi sejumlah topik dalam Hukum Internasional termasuk Hukum Laut, Hubungan Diplomatik, hubungan Konsular, Hukum Traktat antarbangsa, hukum Traktat antar bangsa-bangsa dan Organisasi Internasional, kekebalan Negara dari yurisdiksi Negara lain, berkelanjutan suatu Negara dalam hal Traktt, serta Hukum perairan air tawar Internasional. Komisi Hukum Perdagangan Interasional, merumuskan Hukum tentang perdagangan Internasional dan perkembangan ekonomi. Setelah disetujui Oleh Majelis Umum, draf dari Komisi ini biasanya diajukan ke konferensi internssional yang diadakan oleh PBB untuk pelaksanaan Konvensi. 11. Hakim dalam mahkama internasional MI terdiri dari 15 Hakim, yang masing-masing dipilih melalui Sistem Mayoritas Absolut Oleh Dewan Kemanan dan Majelis Umum, yang masing-masing mengambil Suara secara Independen. Para Hakim Dipilih untuk jangka waktu Sembilan tahun dan dapat dipilih kembali ; Tidak Boleh ada ada dua hakim MI dari Negara yang sama. 12. Dukungan keputusan mahkama internasional dalam menyelesaikan sengketa internasional Piagam PBB menciptakan mesin untuk menjaga perdamaian dan keamanan serta menyelesaikan Konflik antarbangsa. Piagam PBB juga secara Khusus mengarahkan Majelis Umum untuk mendorong perkembangan berkelajutan dan Kodifikasi Hukum Internasional. Untuk menjalankan tugas ini, Majelis Umum menciptakan dua organ turunan yaitu Komisi Hukum Internasional (1947) dan Komisi Hukum Perdagangan Internasional (1966). Selama bertahun-tahun Komisi Hukum Internasional mempersiapkan draft Traktat untuk mengkodifikasi dan memodernsasi sejumlah topik dalam Hukum Internasional termasuk Hukum Laut, Hubungan Diplomatik, hubungan Konsular, Hukum Traktat antarbangsa, hukum Traktat antar bangsa-bangsa dan Organisasi Internasional, kekebalan Negara dari yurisdiksi Negara lain, berkelanjutan suatu Negara dalam hal Traktt, serta Hukum perairan air tawar Internasional. Komisi Hukum Perdagangan Interasional, merumuskan Hukum tentang perdagangan Internasional dan perkembangan ekonomi. Setelah disetujui Oleh Majelis Umum, draf dari Komisi ini biasanya diajukan ke konferensi internssional yang diadakan oleh PBB untuk pelaksanaan Konvensi. 13. Prosedur penyelesaian sengketa mahkama internasional melalui mahkama internasional Sengketa Internasional dapat diselesaikan oleh Mahkamah Internasional dengan melalui Prosedur berikut : 1. Telah terjadi pelanggaran HAM atau kejahatan Humaniter (kemanusiaan) di suatu Negara terhadap Negara lain atau rakyat Negara lain 2. Ada pengaduan dari Korban (Rakyat) dan pemerintahan Negara yang menjadi Korban terhadap Pemerintahan dari Negara yang bersangkutan karena di dakwa telah melakukan pelanggaran HAM atau kejahatan Humaniter lainnya. 3. Pengaduan disampaikan ke Komisi Tinggi HAM PBB atau melalui lembaga-lembaga HAM internasional lainnya 4. Pengaduan ditindaklanjuti dengan penyelidikan, pemeriksaan, dan penyidikan. Jika ditemui bukti-bukti kuat terjadinya pelanggaran HAM atau kejahatan kemanusiaan lainnya, maka pemerintah dari Negara yang didakwa melakukan kejahatan humaniter dapat diajukan ke Mahkamah Internasional 5. Dimulailah Proses peradilan sampai dijatuhkan sanksi. Sanksi dapat dijatuhkan bila terbukti bahwa pemerintahan atau Individu yang bersangkutan telah melakukan pelanggaran terhadap Konvensi-konvensi Intenasional berkaitan dengan palanggaran HAM atau kajahatan humaniter; mempunyai wewenang untuk mencegah terjadinya pelanggaran itu, tetapi tidak dilakukan; dan tidak melakukan apa-apa untuk mencegah terjadinya perbuatan itu. Mahkamah Internsional memutuskan sangketa berdasarkan hukum. Keputusan dapat dilakukan berdasarkan kepantasan dan kebaikan apabila disetujui oleh Negara yng bersangketa. Keputusan Mahkamah Internasional bersifat mengikat, final, dan tanpa banding. Keputusan Mahkamah Internasional mengikat para pihak yang bersangketa dan hanya utnuk perkara yang disangketakan. Dalam Pasal 57 statuta, hakim Mahkamah Internasional dapat mengemukan pendapat terpisah atau Dissenting Opinion (Pendapat seorang hakim yang tidak menyetujui suatu keputusan dan menyatakan keberatannya terhadap motif-motif yang diberikan dalam keputusan tersebut). 14. Hidup berdampingan secara damai berdasarkan persamaan derajat Sudah selaknya umat manusia saling menghormati, hidup berdampingan dengan damai berdasarkan persamaan derajat. Dalam sudut pandang ilmu kewarganegaraan, yang juga merupakan hukum diplomatik, pronsip-prinsip hidup berdampingan secara damai berdasaran persamaan derajat adalah menghormati kedaulatan negra lain, tidak mencampuri urusan dalam Negara lain, dan saling berkerjasama dalam berbagai bidang kehidupan. Bedasarkan Hukum Diplomatik, hukum internasional harus dapat diterapkan dalam bidang-bidang kejahatan perang antarnegara, penjaminan terlaksananya hukum publik internasional dan hukum privat Internasional di seluruh dunia, pengembangan hubungan persaudaraan antar bangsa, pemeliharan perdamaian, dan menjalin persahabatan dalam Hukum Internasional Sumber – sumber 1. manalor.wordpress.com/2010/04/14/hukum-internasional/ 2. machmud.staff.fkip.uns.ac.id/.../silabus-hukum-internasional-pp1.ppt 3. sman-mojoagung.sch.id/.../(1274083249)PKN%20XI%20BAB%205... 4. manalor.files.wordpress.com/.../2-modul-sistem-hukum-dan-peradila... 5. dannisetiadi.blogspot.com/2010/05/sistem-hukum-dan-peradilan.html 6. tritunggal.sch.id/forum/index.php?action=dlattach;topic=541.0;...