TUGAS PENGGANTI UKB PKN ( Membuat PP dan modul

advertisement
TUGAS PENGGANTI UKB PKN ( Membuat PP dan modul )
KELOMPOK 2 ( Hukum Internasional )
1. Niko
6 Alroy
11 Janni
16 Lusi
2. Anis
7 April
12 Dewi
17 Endah
3. Diddin 8 Faris
13 Juliana
4. Aris
9 Ato’
14 Amin
5. Puji
10 Sattarul
15 Indra
a. Hukum dan peradilan internasional
1. Pengertian Hukum dan peradilan internasional
2. Asas hukum dan peradilan internasional
3. Konsep dasar Hukum dan peradilan internasional4. Sumber – sumber Hukum dan peradilan internasional
5. Subjek – subjek Hukum dan peradilan internasional
b. Sengketa internasional
1. Sebab
2. Batas Negara, daerah perbatasan sengketa3. Jenis sengketa4. Penyelesaian sengketa melalui organisasi internasional
c. Peran mahkama internasional dalam menyelesaikan sengketa internasional
1. Peran mahkama internasional
2. Hakim dalam mahkama internasional
3. Dukungan keputusan mahkama internasional dalam menyelesaikan sengketa internasional
d. Prosedur penyelesaian sengketa mahkama internasional melalui mahkama internasional
e. Hidup berdampingan secara damai berdasarkan persamaan derajat
Jawaban
1.
Pengertian Hukum
a.
Pengertian Sistem Hukum
- Pengertian Sistem, Menurut Para Ahli :
1.
Pamudji
Sistem adalah suatu Kebulatan atas Keseluruhan yang Komplek dan Trorganisir
2.
Poerwardaminta
Sistem adalah sekelompok bagian-bagian (alat dan sebagainya) yang berkerja bersamasama untuk melaksanakan suatu maksud
3.
Sumantri
Sistem adalah sekelompok bagian-bagian yang berkerja bersama-sama untuk melakukan
suatu maksud
- Jadi, Sistem adalah sekelompok bagian-bagian yang berkerja bersama-sama untuk
melakukan suatu maksud.
b.
Pengertian Hukum
Menurut Para Ahli :
a.
Prof. Dr. Van Kan
Hukum adalah keseluruhan peraturan hidup yang bersifat memaksa untuk melindungi
kepentingan manusia di dalam Masyarakat.
b.
Utrecht
Hukum adalah himpunan petunjuk hidup (perintah dan larangan) yang mengatur tata
tertib dalam suatu masyarakat yang seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat dan jika
dilanggar dapat menimbulkan tindakan dari pemerintah.
c.
J. C. T Simorangkir Dan Woerjono Sastropranoto
Hukum adalah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa dan dibuat Oleh badanbadan resmi yang berwajib, yang menentukan tingkah laku dalam lingkungan
masyarakat.
Unsur-unsur Hukum :
a.
Peraturan atas kaidah-kaidah tingkah laku manusia
b.
Peraturan dibuat oleh lembaga yang berwenang membuatnya
c.
Peraturan bersifat memaksa
d.
Peraturan mempunyai sanksi yang tegas
Ciri-ciri Hukum :
a.
Adanya perintah dan larangan
b.
Perintah dan Larangan harus ditaati oleh setiap orang
Isi Hukum, terdiri atas tiga macam yaitu :
a.
Gebod (Suruhan)
Adalah kaidah Hukum yang berisikan suruhan.
Contoh : Pasal 45 ayat 1 UU No. 1/1974 tentang pokok “Perkawinan menyatakan
bahwa kedua orang tua wajib mendidik putra-putrinya (anak)”
b.
Verbod (Larangan)
Adalah kaidah Hukum yang berisikan Larangan
Contoh : Pasal 8 UU No.1/1974, menyatakan bahwa perkawinan dilarang
berhubungan darah dalam garis keturunan lurus kebawah ataupun keatas.
c.
Mogen (Kebolehan)
Adalah aidah Hukum yang berisikan Kebolehan
Contoh : Pasal 1 UU No. 1/1974, menyatakan pihak yang menikah dapat
mengadakan perjanjian tertulis pada waktu atau sebelum perkawinan berlangsung.
Tujuan Hukum, juga dapat dirinci yaitu :
1.
Untuk mewujudkan keadilan
2.
Untuk mengatur tata tertib masyarakat secara damai
3.
Melindungi kepentingan manusia dalam masyarakat
4.
Untuk menjamin adanya kebahagiaan hidup Manusia
5.
Untuk mengadakan pembaruan masyarakat
Prinsip-prinsip kekuasaan Hukum, yaitu :
1.
Adanya pengakuan dan Jaminan HAM
2.
Adanya peradilan yang bebas tidak memihak
3.
Adanya jaminan kepastian Hukum dalam semua bentuk persoalan.
Kepastian Hukum mangadung berberapa Pengertian, yaitu :
1.
Pemahaman dan Pemakaian terhadap tertib Hukum yang ada
2.
Keharusan Hukum menjadi Positif
3.
Pemakaian terhadap tertib hukum yang ada
Fungsi Hukum :
1.
Untuk menyelesaika pertikaian
2.
Memberikan jaminan dan kepastian Hukum
3.
Menata kehidupan masyarakat agar terib dalam pergaulan hidup
4.
Memelihara dan mempertahankan aturan tata tertib dalam msyarakat
5.
Menciptakan rasa tanggung jawab terhadap perbuatan anggota masyarakat dan
penguasa.
c. Pengertian Hukum Internasional
o Menurut Para Ahli :
1.
Mochtar Kusumaatmadja
Hukum Internasional adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas yang mengatur
hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas Negara-negara antara Negara dengan
Negara; Negara dengan subjek Hukum lain bukan negra atau Subyek hukum bukan
Negara satu sama lain.
2.
J.G. Strke
Mendefenisikan Hukum Internasonal sebagai sekumpulan Hukum (Body of Law) yang
sebagian besar terdiri dari asas-asas dan karena itu biasanya ditaati dalam hubungan
Negara-negara satu sama lain.
3.
Ivan A. Shearer
Hukum internasional adalah sekumpulan peraturan hukum yang sebagian besar mengatur
tentang prinsip-prinsip dan aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh Negara-negara (Subjek
Hukum internasional) dan Hubungannya satu sama lain meliputi :
a.
Aturan-aturan hukum yang berhubungan dengan Fungsi-fungsi institusi atau
Organisasi-organisasi, hubungan antara institusi dan Organisasi-organisasi tersebut, serta
hubungan antara institusi dan Organisasi-organisasi tersebut dengan Negara dan Individuindividu.
b.
Aturan-aturan Hukum tertentu yang berhubungan dengan individu-individu yang
menjadi perhatian Komunitas internasional selain entitas Negara.
o Jadi, Hukum Internasional adalah Hukum Internasional merupakan Hukum yang mengatur
Hubungan hukum antara Negara dan Negara, Negara dan Subjek hukum lain Bukan Negara,
atau Subjek Hukum bukan Negara satu sama lain.
2. Asas Hukum Internasional
a.
Asas Teritorial
Asas territorial adalah asas yang didasarkan pada kekuasaan Negara atas daerahnya.
Menurut asas ini negra melaksanaan hukum bagi semua orang dan barang yang berada
diwilayahnya berlaku Hukum Internasional.
b.
Asas Kebangsaan
Asas kebangsaan adalah asas yang didasakan pada kekuasaan Negara untuk warga
negaranya. Menurut asas ini setiap warga Negara di mana pun ia berada tetap mendapat
perlakuan Hukum dari negaranya
c.
Asas kepentingan Umum
Adalah asas yang didasarkan pada wewenang Negara untuk melindungi dan mengatur
kepentingan hidup masyarakat. Negara dapat menyesuaikan diri dengan keadaan dan
peristiwa yang berkaitan dengan kepentingan umum. Jadi, hukum tidak terikat dengan
batas-batas wilayah suatu Negara.
d.
Asas Persamaan Derajat
Adalah Hubungan antar bangsa hendaknya didasarkan pada asas bahwa Negara yang
berhubungan adalah Negara yang berdaulat. Secara Formal memang Negara-negara
didunia sudah lama derajatnya, tetapi secara Faktual dan Substansinya masih terjadi
ketidaksamaan derajat, khusunya dalam bidang ekonomi.
e.
Asas Keterbukaan
Dalam Hubungan antar bangsa yang berdasarkan hukum internasional diperlukan adanya
kesediaan masing-masing untuk memberikan informasi secara jujur dan dilandasi rasa
keadilan. Sehingga masing-masing pihak mengetahui secara jelas manfaat, hak, serta
kewajiban dalam menjalin Hubungan Internasional.
f.
Ne Bis In Idem
Maksud dari asas tersebut yaitu :
1)
Tidak seorang pun dapat diadili sehubungan dengan perbuatan kejahatan yang
untuk itu uang bersangkutan telah diputus bersalah atau dibebaskan
2)
Tidak seorangpun dapat diadili di pengadilan lain Untuk kejahatan dimana Orang
tersebut telah dihukum atau dibebaskan oleh pengadilan pidana Internasional.
3)
Tidak seorang pun yang telah diadili oleh suatu pengadilan disuatu Negara
mengenai perbuatan yang dilarang berdasarkan Pasal 6, Pasal 7, dan pasal 8 boleh diadili
berkenaan dengan perbuatan yang sama.
g.
Pacta Sunt Servanda
Merupakan asas yang dikenal dalam perjanjian Internasional. Asas ini menjadi kekuatan
Hukum dan Moral bagi semua Negara yang mengikatkan diri dalam perjanjian
Internasional.
h.
Jus Cogents
Dalam perjanjian Internasional pun dikenal asas Jus Congenst. Maksudnya ialah bahwa
perjajian Internasional dapat batal demi hukum jika pada pembentukannya bertentangan
dengan suatu kaidah dasar dari Hukum Internasional umum (Pasal 53 Konvensi Wina
1969).
i.
Inviolability dan Immunity
Dalam Hukum Diplomatik dan Konsuler dikenal asas Inviolability dan Immunity. Dalam
Pedoman tertib Diplomatik dan Prootokoler, “Involability” meruapak terjemahan dari
istilah “Inviolable” yang artinya seorang penjabat diplomatic tidak dapat ditangkap atau
ditahan oleh alat perlengkapan Negara penerima dan sebaliknya Negara penerima
berkewajiban untuk mengambil langkah-langkah demi mencegah serangan atas
kehormatan dan kekebalan dari pribadi penjabat diplomatik yang bersangkutan.
3. Konsep Dasar Hukum Internasional
Hukum internsional digolongkan menjadi dua, yaitu :
a.
Hukum Publik Internasional, adalah Kumpulan peraturan Hukum tentang hubungan
antar Negara merdeka dan berdaulat
b.
Hukum (Privat) Perdata, adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur hubungan hukum
antara seseorang dan Orang lain yang berlainan warga negaranya dalam sebuah Negara
yang berkenaan dengan keperdataan.
Kedua Hukum tersebut selalu mengandung unsur-unsur asing didalamnya, yaitu
hubungan hukum yang terjadi berkenaan dengan sebuah Negara dan Negara lain atau warga
Negara dengan Orang asing, atau Orang asing dengan orang asing dalam sebuah Negara.
Hukum Internasional bersifat hanya sebagai hukum Koorditif. Jika terjadi suatu
pelanggaran dari perikatan yang telah disepakati dan menimbulkan peselisihan, maka
penyelesaiannya dapat dilakukan Oleh Mahkamah Internasional.
4. Sumber Hukum Internasional
Menurut Mochtar Kusumaatmadja dalam Hukum Internasional Humaniter (1980),
Sumber Hukum Internasional dibedakan atas Sumber hukum dalam arti Formal dan Sumber
Hukum dalam arti material. Sumber Hukum Inernasional formal diatur dalam Piagam PBB.
Sedangkan Sumber Hukum Material membahas tentang dasar belakunya Hukum di suatu
Negara.
Sumber hukum material
Terdiri dari dua aliran berikut :
1.
Aliran Naturalis, Aliran ini bersandar pada Hak Asasi atau hak-hak alamiah yang
bersumber dari Hukum Tuhan sehingga menempati Posisi yang lebih tinggi dari
Hukum Nasional (Grotius)
2.
Aliran Positivisme, Aliran ini mendasarkan berlakunya hukum Internasional pada
persetujuan bersama dari Negara-negara ditambah dengan asas pacta sunt servada
(Hans Kelsen)
Sumber Hukum Formal
Sumber Hukum Internasional dalam arti Formal merupakan sumber Hukum Internasional
yang paling Utama dan memiliki Otoritas tertinggi serta otentik yang dapat dipergunakan
oleh mahkamah internasional di dalam memutuskan suatu sengketa internasional
sebagaimana tercantum dalam Pasal 38 ayat 1 Statuta Mahkamah Internasional, yaitu
sebagai berikut :
1.
Perjanjian Internasional (Traktat)
Perjanjian Internasional adalah suatu Ikatan Hukum yang terjadi berdasarkan kata
sepakat antara Negara-negara sebagai anggota Organisasi bangsa-bangsa dengan
tujuan melaksanakan Hukum tertentu yang mempunyai akibat Hukum tertentu.
Konvensi-konvensi atau perjanjian Internasional merupakan sumber utama hukum
internasional. Konvensi tersebut dapat berbentuk bilateral maupun Multilateral.
Konvensi-konvensi internasional yang merupakan sumber utama hokum Internasional
adalah konvensi yang berbentuk Law Making treaties adalah perjajian-perjanjian
Internasional yang berisikan prinsip-prinsip dan ketentuan yang berlaku secara Umum,
yaitu sebagai berikut :
a.
Konvensi-konvensi Den Haag 1899 dan 1907 mengenai Hukum perang dan
penyelesaian sangketa secara damai
b.
General treaty for the renunciation of war, 27 agustus 1928
c.
Piagam perserikatan Bangsa-bangsa
d.
Konvensi-konvensi Wina mengenai Hubungan diplomatik 1961 dan Hubungan
Konsuler 1963
e.
2.
Konvensi PBB tentang hukum laut, 1982
Hukum kebiasaan Internasional
Hukum Kebiasaan berasal dari prakti Negara-negara melalu sikap dan tindakan yang
diambilnya terhadap suatu persoalan. Terbentuknya suatu Hukum kebiasaan didasari
oleh Praktik yang sama, dijalankan secara Konstan tanpa adanya pihak yang
menentang serta diikuti oleh banyak Negara.
3.
Prinsip-prinsip Umum Hukum
Menurut Sri Setianigsih Suwardi, S.H., Fungsi dari prinsip-prinsip Hukum umum ini
terdiri atas tiga hal berikut yaitu :
4.
1.
Sebagai pelengkap dari Hukum kebiasaan dan perjanjian Internasional
2.
Sebagai penafsiran bagi perjanjian Internasional dan Hukum Kebiasaan
3.
Sebagai pembatasan bagi perjanjian Internasional dan Hukum Kebiasaan
Keputusan-keputusan peradilan
Keputusan-keputusan peradilan memainkan peranan yang cukup penting dalam
membantu pembentukan norma-norma baru hukum Internasional.
Sumber Umum Hukum Internasional yaitu :
Sumber Hukum Internasional dapat dikategorian dalam lima bentuk yaitu sebagai berikut :
a.
Kebiasaan Internasional
b.
Traktat (Treaty) : Perjanjian Internasional
c.
Asas Hukum umum yang diakui bagi Negara-negara beradab
d.
Doktrin : Ajaran Para ahli terkemuka
e.
Yuri Prudensi : Keputusan hakim terahulu yang kemudian dujadikan sebagai dasar
Hukum Pengambilan keputusan Hakim
5. Subjek Hukum Internasional
Hal-hal yang menjadi Subjek hukum Internasional, antara lain Negara, Tahta Suci di Vatikan,
palang merah Internasional, Organisasi-organisasi Internasional, Individu atu perorangan, dan
pemberontak atau Pihak yang sedang bersangketa. Berikut penjelasannya adalah sebagai
berikut :
a.
Negara
Negara adalah Subjek Hukum Internasional. Hal ini sejalan dengan lahirnya Hukum
Internasional itu sendiri atau sesuai dengan Istilah lain dari Hukum Internasional (Hukum
Antar Negara)
b.
Tahta Suci (Vatikan)
Merupakan suatu Contoh dari Subjek Hukum internasional selain Negara. Hal ini
merupakan peninggalan sejarah dari sejak zaman dahulu ketika Paus bukan hanya
merupakan kepala gereja Roma, melainkan memiliki kekuasaan duniawi.
c.
Palang Merah Internasional
Palang merah Internasional berkeduduan di Jenewa Swiss. Palang merah Internasioanl
dijadikan sebagai Subjek Hukum Internasional karena adanya berberapa perjanjian dan
berberapa Konvensi Palang merah (Konvesi Jenewa) tentang perlindungan korban
perang.
d.
Organisasi Internasional
Organisasi Internasional seperti PBB, ILO, GATT, WHO, dan FAO memiliki hak dan
kewjiban, seperti telah ditetapkan dalam konvensi-konvensi Internasional sebagai
anggaran dasarnya.
e.
Orang perorangan (Individu)
Dalam arti yang terbatas, orang perorangan dapat dikatakan sebagai Subjek Hukum
Internasional. Perjanjian Versailles pada 1919 yang mengakhiri Perang Dunia I telah
menetapkan pasal-pasal yang memungkinkan orang-orang mengajukan perkara ke
hadapan mahkamah bitrasi internasional. Misalnya, ada penuntutan terhadap bekas para
pemimpin perang jerman dan jepang yng dituntut untuk orang perseorangan (Individu)
dalam perebutan yang dikelompokkan sebagai kejahatan terhadap perdamaian kejahatan
terhadap kemanusiaan, dan kejahatan perang Oleh mahkamah Internasional. Selain itu,
individu para perwakilan suatu Negara, para turis, pelajar, musisi atau wakil olahraga.
f.
Pemberontakan dan Pihak Sangketa
Menurut hukum perang, pemberontak dapat memperoleh kedudukan dan hak sebagai
pihak yang bersengketa dalam berberapa hal tertentu. Para pemberontak dianggap sebagai
salah satu seubjek Hukum Internasional yang memiliki berberapa alasan, misalnya
mereka pun memiliki hak yang sama untuk :
1)
Menentukan nasib sendiri
2)
Hak secara bebas memilih sistem ekonomi, Politik dan Sosial sendiri
3)
Hak menguasai sumber kekayaan alam dari wilayah yang didudukinya.
6. Sebab – sebab sengketa internasional
Sengketa adalah permasalahan antara Dua Negara atau lebih.
Tujuan hukum internasional ialah mengatur hubungan-hubungan antarnegara berdasarkan
keadilan, perikemanusiaan, dan kesusilaan, baik masa perang maupun masa damai. Hukum
damai mengurus hubungan antarnegara walaupun dalam keadaan damai. Peranan hukum
internasional, misalnya mengatur batas negara, mengatur hubungan diplomasi, membuat,
melaksanakan, dan menghapus traktat. Selain mengatur masalah kepentingan bersama dalam
bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Hukum damai juga mengatur cara memecahkan
perselisihan dengan jalan damai, seperti perundingan diplomatik dan mediasi dengan meminta
pihak ketiga sebagai perantara.
Hukum perang adalah hukum yang mengatur hubungan antarnegara yang berperan dan
menentukan larangan-larangan cara berperang. Dalam konteks hukum internasional, sengketa
internasional melibatkan hubungan antarnegara. Jika dilihat dari cakupannya, maka sengketa
internasional mencakup sengketa antarnegara dan negara, negara dan individu, negara dan
korporasi asing serta sengketa antarnegara dan kesatuan kenegaraan bukan negara. Dari
beberapa permasalahan mengenai suatu tindakan yang dapat menimbulkan sengketa
internasional dapat dibagi dalam pelanggaran internasional.
Macam-macam Pelanggaran Internasional, yaitu :
a.
Pelanggaran traktat atau berkenan dengan kewajiban-kewajiban kontraktual;
pengambilan hak milik. Prinsip hukum internasional adalah bahwa “setiap pelanggaran
atas perjanjian menimbulkan suatu kewajiban untuk mengganti rugi.”
b.
Pelanggaran-pelanggaran Internasional (kesalahan-kesalahan yang tidak ada
kaitannya dengan kewajiban-kewajiban kontraktual)
c.
Klaim-klaim
Tindakan-tindakan yang membahayakan atau dapat membahayakan Perdamaian
Internasional, seperti :
-
Agresi;
-
Gangguan terhadap kemerdekaan nasional;
-
Gangguan terhadap hubungan persahabatan negara-negara.
Pelanggaran internasional yang dapat menimbulkan sengketa, yaitu :
a.
b.
Pelanggaran agresi;
Mempertahankan dominasi kolonial dengan kekuatan (yang bertentangan dengan
penentuan nasib sendiri);
c.
Pelanggaran-pelanggaran yang sifatnya serius terhadap larangan melakukan
perbudakan, genocide, apartheid serta pencemaran besar-besaran tehadap atmosfer
dan udara.
H. Kusnadi mengemukakan berberapa sebab timbulnya Konflik yaitu :
a.
Adanya kepribadian yang saling bertentangan
b.
Adanya system nilai yang saling bertentangan
c.
Adanya yugas yang batasannya kurang jelas dan sering kali bersifat Tumpang
Tindih
d.
Adanya persaingan yang tidak Fair
e.
Adanya persaingan yang diberi fasilitas yang sangat terbatas
f.
Prosese Komunikasi yang tidak tepat
g.
Adanya tugas yang saling bergantung satu sama lain
h.
Kompleksitas Organisasi (Bisnis maupun Non Bisnis) yang cukup tinggi
i.
Adanya kebijakan-kebijakan yang tidak jelas dan tidak dapat diterima secara
rasional
j.
Adanya berbagai tekakan yang cukup besar
k.
Adanya keputusan yang dibuat berdasarkan kolektif. Dalam Hal ini pada Umumnya
kelompok mayoritas yang dominan
l.
m.
Adanya harapan yang sangat Sulit untuk Dipenuhi
Permasalahan dilematis yang sangat sulit untuk diselesaikan
Faktor Yang menyebabkan terjadinya Sengketa Internasional, yaitu :
a.
Faktor Ideologi, yaitu pertentangan atau sangketa Internasional yang dipicu Oleh
perbedaan Ideologi. Misalnya, pertentangan antara Negara pendukung Negara
Liberal dan Negara pendukung Ideologi Sosialis-komunis
b.
Factor Politik, yaitu pertentangan atau sangketa antarnegara yang dipicu Oleh
adanya kepentingan Untuk menguasai bagian wilayah Negara atau perbatasan
wilayah Negara. Misalnya,Sangketa antara Malaysia dan Indonesia mengenai Pulai
Sipandang dan Ligitan.
c.
Faktor Ekonomi, yaitu pertentangan atau sangketa antarnegara yang dipicu oleh
adanya perebutan sumber daya alam (SDA). Misalnya, ketika amerika Serikat
menyerang Irak, banyak pengamat politik yang menduga bahwa disamping faktor
Politik, Juga Faktor ekonomi, yaitu ingin mengusai Minyak Di Timur Tengah.
d.
Faktor Sosial Budaya, yaitu petentangan atau sangketa yang terjadi karena
pebedaan sosial budaya. Misalnya, Fanatisme Budaya Arab terhadap Dunia NonArab sehingga terjadi pemberontakan dan terror (Mesir, Iran, Aljazair, dan Libya)
e.
Faktor Pertahanan dan Keamanan, yaitu pertentangan atau sangketa yang terjadi
karena masing-masing pihak mempertahankan daerahnya atau kekuasaannya.
Misalnya, Saat Irak menduduki dan mempertahankan wilayah Kuwait, kemudian
diserang oleh Pasukan Amerika Serikat dengan Pasukan Multinasional dari berbagai
Negara.
7. Batas Negara, daerah perbatasan dan sengketa
a. Batas Negara
Sejak awal peradapan itu ada, manusia sudah mulai membagi dunia, menjadi bagian bagian teritorial, untuk memisahkan kelompok mereka, dengan kelompok yang lainnya.
Pada mulanya pembagian sering didasarkan atas luas daerah pertanian, atau pengaruh pusat
pemerintahan kepada daerah sekitarnya Karena perebutan daerah kekuasaan semakin
besar, maka sering terjadi perang, yang diikuti dengan perdamaian. Pada akhirnya, maka
daerah yang tidak sepenuhnya dikuasai oleh suatu kerajaan dianggap sebagai daerah
perbatasan Pada abad ke 15 dan 16, pentingnya daerah perbatasan tidaklah dipedulikan
oleh negara – negara yang ada di dunia, karena negara – negara eropa masih mengklaim
daerah – daerah jajahan yang baru di daerah amerika, afrika, dan asia. Pada akhirnya
selama abad ke 17, 18 dan 19, negara – negara di dunia, mulai memikirkan batas negara
mereka, karena berlanjutnya penjajahan, dan ketidaksepakatan negara tentang daerah
kekuasaan mereka, dengan kemajuan teknologi, negara – negara mampu mencatat batas –
batas negara mereka dengan lebih baik, salah satunya dengan menggunakan peta. Hingga
akhir abad ke 19, dunia telah terbagi – bagi menjadi daerah – daerah kekuasaan berbagai
negara di dunia.
b. Konflik Dunia
Konflik terbesar di abad ke 20 adalah perang dunia ke 1 & 2, perang korea, perang
vietnam, dan perang teluk, konflik konflik tersebut mengingatkan dunia kalau batas negara
dapat mempengaruhi seluruh dunia. Konflik militer terkait dengan daerah perbatasan yang
tidak disepakati oleh pihak yang bersengketa. Konflik juga sering terjadi karena kebutuhan
akan air, minyak, atau makanan untuk menunjang perkembangan negara mereka masing –
masing. Karena makin banyaknya konflik yang muncul di dunia, maka terbentuklah sebuah
badan netral yang bernama liga bangsa – bangsa, untuk menjaga perdamaian dunia, dan
kemudian berubah nama menjadi PBB setelah perang dunia 2. sekarang ini perang
memperebutkan batas wilayah negara masih sering berlangsung, namun dengan adanya
badan – badan seperti PBB, NATO, Organisasi Persatuan Afrika (Organization of African
Union), konflik antar negara dapat dihindari.
c. Sengketa
Sengketa terjadi karena batas negara muncul ketika suatu negara mengklaim daerah di
suatu negara mengklaim daerah di suatu negara yang berdekatan karena hal – hal tertentu
yang dimiliki oleh daerah tersebut. Yang disengketakan oleh para Negara kebanyak yaitu
dari catatan sejarah dan budaya, posisi strategis dan sumber daya ekonomi. Badan yang
terkait tentang sengketa ialah Mahkama Internasional, Mahkamah Internasional bertindak
sebagai tangan hukum PBB dan memberikan pendapat kepada negara yang terlibat
sengketa
8. Jenis – jenis sengketa
a.
Sengketa Posisi
Dalam sengketa ini, lokasi batas dipertentangkan oleh suatu atau lebih kelompok. Suatu
negara bisa tidak sepakat tentang suatu batas karena survei yang tidak akurat atau catatan
yang sudah tua. Contoh: Sungai Kongo yang membentuk batas antara Negara Kongo dan
Republik Demokratik Kongo dipersengketakan karena pergeseran pulau dan aliran
sungai.
b. Sengketa Teritorial
Sengketa teritorial terjadi jika suatu negara mengklaim sebuah wilayah yang berada di
wilayah negara lain atau ketika batasnya dipersengketakan. Sering terjadi karena sejarah
atau budaya. Contoh: Invasi Irak ke Kuwait pada tahun 1990
c.
Sengketa Sumber
Sangat lazim akhir-akhir ini.Sengketa blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia juga
disebabkan oleh sumber daya minyak bumi yang terdapat wilayah itu.Ambalat adalah
blok laut yang terletak di laut Sulawesi. Blok laut ini kaya akan minyak mentah.
d. Sengketa Budaya
Negara-negara yang berbeda budayanya akan berusaha memisahkan diri.
Perbedaan budaya dipengaruhi oleh beberapa hal:
- Latar belakang bangsa
- Afiliasi agama
- Keyakinan politik dan bahasa
Perselisihan sering kali pribadi dan kebanyakan disebabkan oleh agama dan politik.
Contoh : Masalah yang terjadi di Bosnia-Herzegovina yang di mana melibatkan
pertikaian umat Muslim dan Kristen.
9. Penyelesaian sengketa melalui organisasi internasional
a.
Organisasi Regional
Dalam Deklarasi manila (1982) tentan penyelesaian sangketa secara damai, dinyatakan
bahwa sangketa dapat diselesaikan melalui Organisasi Regional. Contoh Organiasi
Regional yaitu NATO, Uni Eropa, ASEAN, dan Liga Arab. Salah Satu Fungsi Utama
Organisasi adalah menyediaan wadah yang terstruktur bagi pemerintah Negara untuk
melakukan Hubungan-hubungan diplomatik.
b.
PBB
1.
Latar Belakang terbentuknya PBB
LBB didirikan pada tanggal 10 januari 1920 yang dipelopori oleh presiden Amerika
Serikat yaitu Woodrow Wilson. Gagasan ini muncul sebelum PD I. Dalam
pelaksanaan mewujudkan perdamaian dunia LBB tidak berhasil.
-
Tujuan LBB
Untuk menciptakan perdamaian dan keamanan dunia serta mewujudkan
kerjasama dunia.
-
Isi Atlantic Charter yaitu :
a.
Bangsa-bangsa dapat menentukan nasib sendiri
b.
Bangsa-bangsa dapat ikut daam perdagangan atau ekonomi
c.
Perdamaian dunia
d.
Tolak jalannya kekerasan kekuasaan
-
Isi Deklarasi Moskow, yaitu :
menghimbau untuk membentuk secepatnya organisasi internasional yang
bertujuan memelihara perdamaian dan keamanan internasional.
-
Berdirinya PBB yaitu :
a.
Gagalnya LBB dalam mewujudkan perdamaian Dunia
b.
Pecahnya PD II
2.
Tujuan PBB
Sebagaimana Pasal 1 Piagam PBB, salah satu tujuan PBB adalah mempertahankan
perdamaian dan keamanan Internasional. Tujuan Tersebut sangat erat kaitannya
dengan upaya penyelesaian sangketa Internasional secara damai.
o Menciptakan perdamaian dan keamanan Internasional
o
Memajukan Hubungan persahabatan antarbangsa berdasarkan asas-asas
persamaan hak, hak menentukan nasib sendiri, dan tidak mencampuri urusan
dalam negeri Negara lain
o Mewujudkan
kerjasama
internasional
dalam
memecahkan
permasalahan
internasional di bidang ekonomi, sosial, kebudayaan, dan kemanusiaan.
o Menjadikan PBB sebagai pusat Usaha dalam merealisasikan tujuannya.
3.
Asas-asas PBB (pasal 2 ayat 1 Piagam PBB), yaitu :
PBB dibentuk atas dasar persamaan kedaulatan bagi anggota-anggotanya
Setiap anggota dalam memenuhi kewajibanya harus dengan itikad baik
Setiap anggota dalam menyelesaikan pertikaian harus dengan jalan damai
Setiap anggota harus memberikan bantuan kepada PBB dengan cara-cara
yang telah digariskan dalam piagam PBB
PBB tidak diperkenankan mencampuri urusan dalam negeri Negara anggota
PBB menjamin supaya Negara-negara bukan anggota dapat bertindak selaras
dengan asas-asas piagam PBB
4.
Keaggotaan PBB terdiri dari :
a.
Anggota Asli (Original Member)
Yaitu Negara yang ikut langsung menandatangani piagam PBB di San Fransisco
tanggal 26 Juni 1945
b.
Anggota Tambahan
Yaitu anggota yang masuk, kemudian dengan melalui Syarat-syarat tertentu
yaitu :
1.
Negara merdeka dan cinta damai
2.
Bersedia memenuhi kewajiban sebagai anggota PBB
3.
Telah mendapat rekomendasi dari Dewan Keamanan PBB serta disetujui
oleh 2/3 dari Jumlah anggota Majelis umum PBB yang hadir dalam sidang.
5.
Alat atau Perlengkapan PBB terdiri dari :
a.
Badan Pokok
1.
Majelis Umum (General Assembly)
Melaksanakan sidang sekitar bulan September sampai Oktober tiap
tahunnya. Bertugas merundingkan permasalahan yang ditetapkan dalam
Piagam PBB termasuk yang diajukan Dewan Keamanan, dan menyusun
anggaran belanja PBB.
2.
Dewan Keamanan (Security Council)
Terdiri dari dua macam keanggotaan yaitu anggota tetap dan tidak tetap.
Anggota tetap terdiri atas lima negara (The Big Five), yaitu AS, Rusia,
Prancis, Inggris, dan Cina. Anggota tetap Dewan Keamanan memiliki hak
veto, artinya hak untuk membatalkan suatu keputusan. Apabila dalam suatu
persidangan salah satu anggota tetap memveto keputusan maka keputusan
tersebut dibatalkan. Sedang anggota tidak tetap terdiri dari sepuluh negara
yang dipilih setiap dua tahun dalam sidang umum. Tugas Dewan Keamanan
adalah membantu mencapai perdamaian dunia dan berupaya menyelesaikan
konflik yang terjadi antarnegara di dunia agar dapat terselesaikan secara
damai.
3.
Dewan Perwalian (Trusteeship Council)
Bertugas mengawasi masa transisi suatu wilayah yang belum mempunyai
pemerintahan sendiri.
4.
Mahkamah Internasional (International Court of Justice)
Bertugas memberi keputusan atas dasar hukum internasional mengenai
perselisihan internasional. Berkedudukan di Den Haag, Belanda.
5.
Sekretariat, dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal
Sekretariat PBB bertugas melaksanakan tugas-tugas administratif PBB,
membuat laporan tahunan untuk Majelis Umum mengenai kegiatan PBB,
dan mengajukan kepada Dewan Keamanan PBB mengenai situasi yang
menurut pendapatnya dapat membahayakan perdamaian dan keamanan
dunia.
b.
Badan Khusus :
1.
ILO
: Organisasi Buruh Internasional
2.
FAO
: Organsasi Pangan dan Pertanian
3.
IMF
: Dana Keuangan Internasional
4.
WHO
: Organisasi Kesehatan Sedunia
5.
UNESCO : Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan
6.
UNTAC : Pasukan Perdamaian PBB untuk menyelesaikan sengketa di
kamboja
7.
UNCI : Pasukan perdamaian PBB untuk menyelesaikan sengketa
Indonesia-Belanda tahun 1947
8.
10.
UNHCR
: Komisi tinggi PBB untuk urusan pengungsian
Peran Mahkama Internasional
Mahkamah internasional berkedudukan di Den Haag, Belanda. Sidang-sidang lengkap
pada prinsipnya dihadiri oleh 15 anggota, tetapi kuorum dengan 9 anggota sudah cukup
untuk mengadili suatu perkara. Mahkamah memilih ketua dan wakil ketua untuk masa
jabatan tiga tahun dan dapat dipilih kembali. Mahkamah juga mengangkat panitera dan
pegawai-pegawai lain yang di anggap perlu. Adapun bahasa-bahasa resmi yang
digunakan menurut Pasal 39 statuta, harus Prancis dan Inggris. Namun, atas permintaan
salah satu dari pihak yang bersengketa, mahkamah dapat mengizinkan penggunaan
bahasa lain.
Berikut ini akan di jelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan peranan mahkamah
internasional (International Court of Justice).
a.
Wewenang Mahkamah
Wewenang mahkamah diatur dalam Bab II statute yang khusus mengenai
wewenang mahkamah dengan ruang lingkup masalah-masalah mengenai sengketa.
Untuk mempelajari wewenang ini harus di bedakan antara wewenang ratione
personae, yaitu siapa-siapa saja yang dapat mengajukan perkara ke mahkamah dan
wewenang ratione materiae, yaitu mengenai jenis sengketa-sengketa yang dapat
diajukan.
Ketentuan-ketentuan Prosedur dalam kegiatan Mahkamah Internasional sama sekali
berada duluar kekuasaan Negara-negara yang bersangketa karena ketentuan-ketentuan
yang dimaksud sudah ada sebelum sangketa sangketa-sangketa tersebut timbul.
Bahkan Pasal 30 Statuta Mahkamah Internasional memberikan wewenang kepada
Mahkamah Internasional untuk membuat peraturan tata tertib. Karenanya, ketentuan
Prosedur tersebut merupakan tindakan sepihak Mahmakamah Internasional yang
mengikat Negara-negara yang bersangketa.
Pada Prinsipmya wewenang mahkamah Internasional bersifat Fakultatif, yang
berarti bila terjadi suatu sangketa antara dua Negara, Intervensi Mahkamah
Internasional baru dapat terjadi bila Negara-negara yang bersangketa tersebut dengan
persetujuan bersama membawa perkaranya ke mahkamah Internasional. Tanpa adanya
persetujuan antarpihak yang bersangketa, wewenang mahkamah Internasional tidak
berlaku terhadap sangketa tersebut.
Namun Demikian, menurut pasal 36 ayat (2) Statuta mahkamah Internasional,
Negara-negara Pihak Statuta Mahkamah Internasional, dapat setiap saat menyatakan
untuk menerim wewenang wajib Mahkamah Internasional tanpa persetujuan Khusus
dalam Hubungannya dengan Negara lain yang menerima Kewajiban yang sama dalam
sangketa Hukum mengenai Hal-hal berikut yaitu :
1.
Penafsiran Suatu Perjanjian
2.
Setiap Persoalan Hukum Internasional
3.
Adanya suatu Fakta yang bila terbukti akan merupakan pelanggaran terhadap
kewajiban Internasional
4.
Jenis atau besarnya ganti Rugi yang harus dilaksanakan karena Pelanggaran
dari suatu Kewajiban Internasional.
b.
Hakim Dalam Mahkamah Internasional
MI terdiri dari 15 Hakim, yang masing-masing dipilih melalui Sistem Mayoritas
Absolut Oleh Dewan Kemanan dan Majelis Umum, yang masing-masing mengambil
Suara secara Independen. Para Hakim Dipilih untuk jangka waktu Sembilan tahun dan
dapat dipilih kembali ; Tidak Boleh ada ada dua hakim MI dari Negara yang sama.
c.
Dukungan Keputusan Mahkamah Internasional dalam Menyelesaikan
Sengketa Internasional.
Piagam PBB menciptakan mesin untuk menjaga perdamaian dan keamanan serta
menyelesaikan Konflik antarbangsa. Piagam PBB juga secara Khusus mengarahkan
Majelis Umum untuk mendorong perkembangan berkelajutan dan Kodifikasi Hukum
Internasional. Untuk menjalankan tugas ini, Majelis Umum menciptakan dua organ
turunan yaitu Komisi Hukum Internasional (1947) dan Komisi Hukum Perdagangan
Internasional
(1966).
Selama
bertahun-tahun
Komisi
Hukum
Internasional
mempersiapkan draft Traktat untuk mengkodifikasi dan memodernsasi sejumlah topik
dalam Hukum Internasional termasuk Hukum Laut, Hubungan Diplomatik, hubungan
Konsular, Hukum Traktat antarbangsa, hukum Traktat antar bangsa-bangsa dan
Organisasi Internasional, kekebalan Negara dari yurisdiksi Negara lain, berkelanjutan
suatu Negara dalam hal Traktt, serta Hukum perairan air tawar Internasional.
Komisi
Hukum
Perdagangan
Interasional,
merumuskan
Hukum
tentang
perdagangan Internasional dan perkembangan ekonomi. Setelah disetujui Oleh Majelis
Umum, draf dari Komisi ini biasanya diajukan ke konferensi internssional yang
diadakan oleh PBB untuk pelaksanaan Konvensi.
11. Hakim dalam mahkama internasional
MI terdiri dari 15 Hakim, yang masing-masing dipilih melalui Sistem Mayoritas Absolut
Oleh Dewan Kemanan dan Majelis Umum, yang masing-masing mengambil Suara secara
Independen. Para Hakim Dipilih untuk jangka waktu Sembilan tahun dan dapat dipilih
kembali ; Tidak Boleh ada ada dua hakim MI dari Negara yang sama.
12. Dukungan keputusan mahkama internasional dalam menyelesaikan sengketa
internasional
Piagam PBB menciptakan mesin untuk menjaga perdamaian dan keamanan serta
menyelesaikan Konflik antarbangsa. Piagam PBB juga secara Khusus mengarahkan Majelis
Umum untuk mendorong perkembangan berkelajutan dan Kodifikasi Hukum Internasional.
Untuk menjalankan tugas ini, Majelis Umum menciptakan dua organ turunan yaitu Komisi
Hukum Internasional (1947) dan Komisi Hukum Perdagangan Internasional (1966). Selama
bertahun-tahun Komisi Hukum Internasional mempersiapkan draft Traktat untuk
mengkodifikasi dan memodernsasi sejumlah topik dalam Hukum Internasional termasuk
Hukum Laut, Hubungan Diplomatik, hubungan Konsular, Hukum Traktat antarbangsa,
hukum Traktat antar bangsa-bangsa dan Organisasi Internasional, kekebalan Negara dari
yurisdiksi Negara lain, berkelanjutan suatu Negara dalam hal Traktt, serta Hukum perairan
air tawar Internasional.
Komisi Hukum Perdagangan Interasional, merumuskan Hukum tentang perdagangan
Internasional dan perkembangan ekonomi. Setelah disetujui Oleh Majelis Umum, draf dari
Komisi ini biasanya diajukan ke konferensi internssional yang diadakan oleh PBB untuk
pelaksanaan Konvensi.
13. Prosedur
penyelesaian
sengketa
mahkama
internasional
melalui
mahkama
internasional
Sengketa Internasional dapat diselesaikan oleh Mahkamah Internasional dengan melalui
Prosedur berikut :
1.
Telah terjadi pelanggaran HAM atau kejahatan Humaniter (kemanusiaan) di suatu
Negara terhadap Negara lain atau rakyat Negara lain
2.
Ada pengaduan dari Korban (Rakyat) dan pemerintahan Negara yang menjadi Korban
terhadap Pemerintahan dari Negara yang bersangkutan karena di dakwa telah
melakukan pelanggaran HAM atau kejahatan Humaniter lainnya.
3.
Pengaduan disampaikan ke Komisi Tinggi HAM PBB atau melalui lembaga-lembaga
HAM internasional lainnya
4.
Pengaduan ditindaklanjuti dengan penyelidikan, pemeriksaan, dan penyidikan. Jika
ditemui bukti-bukti kuat terjadinya pelanggaran HAM atau kejahatan kemanusiaan
lainnya, maka pemerintah dari Negara yang didakwa melakukan kejahatan humaniter
dapat diajukan ke Mahkamah Internasional
5.
Dimulailah Proses peradilan sampai dijatuhkan sanksi. Sanksi dapat dijatuhkan bila
terbukti bahwa pemerintahan atau Individu yang bersangkutan telah melakukan
pelanggaran terhadap Konvensi-konvensi Intenasional berkaitan dengan palanggaran
HAM atau kajahatan humaniter; mempunyai wewenang untuk mencegah terjadinya
pelanggaran itu, tetapi tidak dilakukan; dan tidak melakukan apa-apa untuk mencegah
terjadinya perbuatan itu.
Mahkamah Internsional memutuskan sangketa berdasarkan hukum. Keputusan dapat
dilakukan berdasarkan kepantasan dan kebaikan apabila disetujui oleh Negara yng
bersangketa. Keputusan Mahkamah Internasional bersifat mengikat, final, dan tanpa
banding. Keputusan Mahkamah Internasional mengikat para pihak yang bersangketa dan
hanya utnuk perkara yang disangketakan.
Dalam Pasal 57 statuta, hakim Mahkamah Internasional dapat mengemukan pendapat
terpisah atau Dissenting Opinion (Pendapat seorang hakim yang tidak menyetujui suatu
keputusan dan menyatakan keberatannya terhadap motif-motif yang diberikan dalam
keputusan tersebut).
14. Hidup berdampingan secara damai berdasarkan persamaan derajat
Sudah selaknya umat manusia saling menghormati, hidup berdampingan dengan damai
berdasarkan persamaan derajat. Dalam sudut pandang ilmu kewarganegaraan, yang juga
merupakan hukum diplomatik, pronsip-prinsip hidup berdampingan secara damai berdasaran
persamaan derajat adalah menghormati kedaulatan negra lain, tidak mencampuri urusan
dalam Negara lain, dan saling berkerjasama dalam berbagai bidang kehidupan.
Bedasarkan Hukum Diplomatik, hukum internasional harus dapat diterapkan dalam
bidang-bidang kejahatan perang antarnegara, penjaminan terlaksananya hukum publik
internasional dan hukum privat Internasional di seluruh dunia, pengembangan hubungan
persaudaraan antar bangsa, pemeliharan perdamaian, dan menjalin persahabatan dalam
Hukum Internasional
Sumber – sumber
1.
manalor.wordpress.com/2010/04/14/hukum-internasional/
2.
machmud.staff.fkip.uns.ac.id/.../silabus-hukum-internasional-pp1.ppt
3.
sman-mojoagung.sch.id/.../(1274083249)PKN%20XI%20BAB%205...
4.
manalor.files.wordpress.com/.../2-modul-sistem-hukum-dan-peradila...
5.
dannisetiadi.blogspot.com/2010/05/sistem-hukum-dan-peradilan.html
6.
tritunggal.sch.id/forum/index.php?action=dlattach;topic=541.0;...
Download