jurnal penelitian induktif

advertisement
PENELITIAN INDUKTIF
EFEKTIFITAS BUAH BIT SEBAGAI BAHAN MAKANAN PENAMBAH ERITROSIT
& PENURUN TEKANAN DARAH
Nama
No. Nim
: Ferry Anggriawan Kusuma
: 30812271
ABSTRAK
Buah bit (Beta vulgaris L) merupakan sumber utama pewarna merah alami. Bit kaya akan
karbohidrat yang mudah menjadi energi serta zat besi yang membantu darah mengangkut
oksigen ke otak. Bit berwarna merah, warna ini disebabkan oleh gabungan pigmen ungu
betasianin dan pigmen kuning betasantin.
Penelitian ini bertujuan mengolah buah bit menjadi makanan, yaitu risoles isi buah bit. Untuk
memberi varian baru dalam pengolahan buah bit. Umumnya buah bit dikonsumsi dengan cara
membuat jus/di rebus dan diambil airnya. Kali ini buah bit akan di olah menjadi bahan makanan
yang dapat dikonsumsi oleh semua usia.
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif , metode penelitian yang bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan analisis dengan pendekan induktif. Metode tersebut memudahkan
untuk meneliti apa, bagaimana dan cara pemasakan buah bit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa buah bit sangat efektif dalam peningkatan jumlah eritrosit
dan menurunkan tekanan darah.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada zaman sekarang telah banyak ditemukan obat-obatan dengan berbagai kegunaan dalam
menyembuhkan penyakit atau sebagai suplemen makanan. Namun tidak hanya obat-obatan
kimia yang bisa menjadi penyembuh penyakit dan untuk menjaga kesehatan tubuh. Di antara
makanan yang kita makan ada beberapa yang dapat meningkatkan kadar sel darah merah dalam
tubuh kita yaitu buah bit dan berbagai macam sayur-sayuran (bayam, kacang polong, kubis,
lobak, kentang, dan kembang kol). Selain obat-obatan kimia yang dapat digunakan untuk
menambah sel-sel darah merah dalam tubuh buah bit dapat digunakan sebagai pengganti obat
kimia.
Indonesia telah banyak menggalangkan penggunaan tanaman sebagai pengobatan tradisional.
Hal itu dikarenakan Indonesia mempunyai banyak sekali sumber daya alam yang kurang begitu
diperhatikan terutama digunakan, salah satunya adalah bit merah (beta vulgaris L.). Bit merah
mengandung banyak sekali manfaat di antaranya menurunkan tekanan darah, sebagai anti
oksidan, penangkal anemia, serta mengurangi gangguan atau masalah pencernaan. Pada bit
merah terkandung Nitrate yang dapat menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan pada
akhirnya menurunkan tekanan darah.
Zat yang terkandung dalam buah bit antara lain asam folat, kalium, magnesium, zat besi, fosfor,
dan vitamin C. Manfaat dari mengonsumsi buah bit adalah memperkuat, dan mengatasi anemia,
membersihkan dan menetralkan racun dalam tubuh. Buah bit belum banyak dikenal oleh
sebagian masyarakat. Oleh karena itu dalam pembuatan karya ilmiah ini, diharapkan mampu
memberikan pengetahuan mengenai manfaat serta efek yang ditimbulkan setelah mengonsumsi
buah bit.
Karya tulis ini dibuat untuk memberikan pengetahuan baru kepada masyarakat mengenai
manfaat dan pengolahan yang tepat untuk mengolah dan mengonsumsi buah bit sebagai bahan
makan penambah sel darah merah pengganti obat-obatan kimia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara agar masyarakat lebih mengenal makanan yang dapat menambah sel-sel
darah merah dalam tubuh?
2. Bagaimana cara pengolahan buah bit sebagai makanan penambah sel-sel darah darah
merah?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memberikan wacana kepada masyarakat bahwa makanan yang ada disekitar
mereka dapat dimanfaatkan sebagai obat penambah darah.
2. Untuk memberikan pengetahuan bagaimana cara pengolahan buah bit yang baik dan
benar
2
D. Manfaat Penulisan Karya Ilmiah
Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis berharap bisa bermanfaat dan berguna bagi penulis
pribadi, mahasiswa dan para pembaca pada umumnya. Manfaat tersebut antara lain:
1. Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan mengenai jenis bahan
makanan yang dapat menambah kadar sel darah merah dalam tubuh.
1. Bagi Penulis
Manfaat bagi penulis sendri yaitu lebih mengetahui dan lebih memehami jenis-jenis bahan
makanan yang dapat membantu menaikkan kadar sel darah merah dalam tubuh.
1. Bagi Pembaca
Bagi pembaca semoga dapat menambah wawasan dan sebagai referensi dalam memilih jenis
makanan yang bermanfaat bagi kesehatan tanpa efek samping yang berbahaya bagi kesehatan
tubuh manusia.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Penelitian yang Relevan
Penelitian ini menggunakan beberapa acuan penelitian, yaitu “Manfaat Bit Merah bagi
Kesehatan” yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya. Berdasarkan penelitian kali ini
menghasilkan bahwa buah bit yang kaya akan asam folat dapat menurunkan tekanan darah,
menyehatkan jantung, dan pembuluh darah, penangkal anemia, serta bermanfaat untuk proses
detoksifikasi dalam tubuh.(Dewi, 2009)
Kajian selanjutnya yang mempunyai relevansi dengan penelitian yaitu “ Buah Bit dan
Manfaatnya”. Berdasarkan penelitian ini menghasilkan bahwa buah bit kaya akan karbohidrat
yang menjadi energi serta zat besi yang membantu darah mengangkut oksigen ke otak. Buah bit
berwarna merah karena mengandung gabungan warna ungu betasianin dan pigmen kuning
betasantin. Dengan meminum segelas buah bit setiap hari akan menigkatkan stamina,
menurunkan hipertensi,menembah sel darah merah, memperkuat sistem peredaran darah dan
sistem kekebalan.(Handayani, 2010)
Menurut (dr Hana, 2012) “Berkenalan dengan Buah Bit”, bahwa bah bit memiliki banyak fungsi
yaitu asam folat, kalum, serat, vitamin C, magnesium, triptofan, zat besi, tembaga, fosfor,
caumarin, dan betasianin. Zat yang banyak terkandung dalam buah bit adalah asam folat yang
berfungsi untuk menumbuhkan dan mengganti sel-sel yang rusak.
Betasianin merupakan pigmen berwarna merah atau merah-violet. Betasianin adalah salah
satu pewarna alami yang banyak digunakan dalam sistem pangan. Hingga saat ini pigmen
3
betasianin yang telah diproduksi dalam skala besar hanya berasal dari buah bit (Beta vulgaris
L). Betasianin dari buah bit (Beta vulgaris L) telah diketahui memiliki efek antiradikal dan
aktivitas antioksidan yang tinggi (Mastuti, 2010). Warna merah bit segar disebabkan oleh
pigmen betasianin, suatu senyawa yang mengandung nitrogen. Bit juga mengandung
betaxantin, suatu pigmen berwarna kuning. Kedua pigmen ini beragam menurut kultivar,
dan dapat berubah karena kondisi lingkungan. Tingkat warna merah menunjukkan bahwa
kandungan betaxantinnya sedikit, warna kuning menunjukkan bahwa tidak terdapat
betasianin,dan warna putih menunjukkan tidak terdapatnya kedua pigmen tersebut (Rubatzky,
1998).
Menurut Girod and Zyrd (1991) 21.187 μmol g-1 DW betasianin yang didapatkan dari buah
bit. (Febri Yanti, 2012)
Beberapa penelitian diatas mempunyai beberapa perbedaan, penelitian pertama menyebutkan
bahwa buah bit mengandung banyak asam folat, yang berfungsi sebagai kesehatan sistem
kardiovaskuler. Penelitian kedua menyebutkan buah bit kaya akan karbohidrat yang menjadi
energi serta zat besi yang membantu darah mengangkut oksigen ke otak, serta buah but juga
mengandung gabungan warna ungu betasianin dan warna kuning betasantin. Penelitian yang
ketiga menyebutkan bahwa asam folat berfungsi untuk menumbuhkan dan mengganti sel-sel
yang rusak. Penelitian yang keempat menambahkan bahwa buah bit mengandung pigmen
betasianin yang merupakan pewarna alami yang banyak digunakan dalam sistem pangan.
1. Kajian Teori
1). Buah Bit
Bit merupakan tanaman semusim yang berbentuk rumput. Batang bit sangat pendek, hampir
tidak terlihat. Akar tunggangnya tumbuh menjadi umbi. Daunnya tumbuh terkumpul pada leher
akar tunggal ( pangkal umbi) dan berwarna kemerahan (Steenis, 2005). Umbi berbentuk bulat
atau menyerupai gasing. Akan tetapi, ada pula umbi bit berbentuk lonjong. Ujung umbi bit
terdapat akar. Bunganya tersusun dalam rangkaian bunga yang bertangkai panjang banyak
(racemus). Tanaman ini sulit berbunga di Indonesia.Bit banyak digemari karena rasanya enak,
sedikit manis, dan lunak (Sunarjono, 2004). Bit merupakan sumber vitamin C. Selain itu, bit juga
banyak mengandung vitamin B dan sedikit vitamin A sehingga baik untuk kesehatan tubuh. Oleh
karena itu, bit pun dianjurkan dimakan dalam jumlah yang banyak bagi penderita darah rendah.
Kegunaan lain dari bit, terutama umbinya, yaitu dapat dijadikan campuran salad atau di rebus
(Splittstoesser, 1984).
a). Daerah Asal Dan Penyebaran Dari Buah Bit
Spesies liar bit diyakini berasal dari sebagian wilayah Mediterania dan Afrika Utara dengan
penyebaran kea rah timur hingga wilayah barat India dan ke arah barat sampai Kepulauan Kanari
dan pantai barat Eropa yang meliputi Kepulauan Inggris dan Denmark. Teori yang ada sekarang
menunjukkan bahwa bit segar mungkin berasal dari persilangan B vurgaris var. maritime ( bit
laut) dengan B . patula. Spesies liar sekerabatnya adalah B. atriplicifolia dan B. macrocarpa.
Awalnya, bit merah mungkin adalah jenis yang terutama digunakan sebagai sayuran daunan, dan
ketertarikan menggunakan umbinya terjadi kemudian, mugkin setelah tahun 1500. Bit pakan
ternak mungkin mulai dibudidayakan sekitar tahun 1800, dan bit gula tampaknya berasal dari
populasi bit pakan ternak (Rubatzky,1998).
4
b). Klasifikasi Buah Bit
Dalam taksonomi tumbuhan, Beta vulgaris L diklasifikasikan sebagai berikut Splittstoesser,
1984)
Kingdom
: Plantae (tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuat berpembuluh)
Super Divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas
: Hamamelidae
Ordo
: Caryophyllales
Famili
: Chenopodiaceae
Genus
: Beta
Spesies
: Beta Vulgaris L.
c). Kandungan dan manfaat buah bit
1. Asam Folat sebesar 34%, berfungsi untuk menumbuhkan dan mengganti sel-sel yang rusak
2. Kalium sebesar 14,8%, berfungsi untuk memperlancar keseimbangan cairan di dalam tubuh
3. Serat sebesar 13,6%
4. Vitamin C sebesar 10,2%, berfungsi untuk menumbuhkan jaringan dan menormalkan saluran
darah
5. Magnesium sebesar 9,8%, berfungsi untuk menjaga fungsi otot dan syaraf
6. Triptofan sebesar 1,4%
7. Zat Besi sebesar 7,4%, berfungsi untuk metabolism energy dan sistem kekebalan tubuh
8. Tembaga sebesar 6,5%, berfungsi untuk membentuk sel darah merah
9. Fosfor sebesar 6,5%, berfungsi untuk memperkuat tulang
10. Caumarin, berfungsi untuk mencegah tumor
11. Betasianin, berfungsi untuk mencegah kanker
5
2. Sel – sel darah merah
Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap mm kubiknya darah pada seorang
laki-laki dewasa mengandung kira-kira 5 juta sel darah merah dan pada seorang perempuan
dewasa kira-kira 4 juta sel darah merah.
a). Struktur Eritrosit
Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf, seperti cakram dengan garis tengah 7,5 uM dan tidak
berinti. Warna eritrosit kekuning-kuningan dan dapat berwarna merah karena dalam
sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah berupa hemoglobin.
b). Pembentukan Eritrosit
Eritrosit dibentuk dalam sumsum merah tulang pipih, misalnya di tulang dada, tulang selangka,
dan di dalam ruas-ruas tulang belakang. Pembentukannya terjadi selama tujuh hari. Pada
awalnya eritrosit mempunyai inti, kemudian inti lenyap dan hemoglobin terbentuk. Setelah
hemoglobin terbentuk, eritrosit dilepas dari tempat pembentukannya dan masuk ke dalam
sirkulasi darah.
Eritrosit dalam tubuh dapat berkurang karena luka sehingga mengeluarkan banyak darah atau
karena penyakit, seperti malaria dan demam berdarah. Keadaan seperti ini dapat mengganggu
pembentukan eritrosit.
c). Masa Hidup Eritrosit
Masa hidup eritrosit hanya sekitar 120 hari atau 4 bulan, kemudian dirombak di dalam hati dan
limpa. Sebagian hemoglobin diubah menjadi bilirubin dan biliverdin, yaitu pigmen biru yang
memberi warna empedu. Zat besi hasil penguraian hemoglobin dikirim ke hati dan limpa,
selanjutnya digunakan untuk membentuk eritrosit baru. Kira-kira setiap hari ada 200.000 eritrosit
yang dibentuk dan dirombak. Jumlah ini kurang dari 1% dari jumlah secara keseluruhan.
Tiap-tiap sel darah merah mengandung 200 juta molekul hemoglobin. Hemoglobin (Hb)
merupakan suatu protein yang mengandung senyawa besi hemin. Hemoglobin mempunyai
fungsi mengikat oksigen di paru-paru dan mengedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Jadi, dapat
dikatakan bahwa di paruparu terjadi reaksi antara hemoglobin dengan oksigen.
2 Hb2+ 4 O2 ==> 4 Hb O2 (oksihemoglobin)
Setelah sampai di sel-sel tubuh, terjadi reaksi pelepasan oksigen oleh hemoglobin.
4 Hb O2 ==> 2 Hb2+ 4 O2
Kandungan hemoglobin inilah yang membuat darah berwarna merah.
3.Anemia
Menurut Yunani, anemia adalah tanpa darah. Anemia merupakan suatu kondisi saat jumlah sel
darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada
dibawah normal.
6
Anemia merupakan keadaan dimana hemoglobin di dalam darah kurang normal, untuk setiap
kelompok umur dan jenis kelamin.
Anemia menurut World Health Organization (WHO) diartikan sebagai suatu keadaan dimana
kadar haemoglobin (Hb) lebih rendah dari keadaan normal dari kelompok yang bersangkutan.
Sehingga dapat disebutkan bahwa anemia merupakan kondisi dimana kadar hemoglobin (Hb)
dibawah normal untuk kelompok tertentu.
4.Hipertensi
Tekanan darah pada orang dewasa normal berkisar antara 100/70 mm Hg sampai 140/80 mm Hg.
Tekanan darah seseorang dapat berubah setiap saat. Jika tekanan darah di atas normal maka akan
terjadi tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Darah yang mengalir ke seluruh tubuh dipompa jantung dengan kekuatan tertentu. Kekuatan ini
berupa tekanan yang mendorong darah ke luar menuju arteri (pembuluh nadi), kemudian
mengalir ke seluruh tubuh. Pada saat otot bilik kiri jantung berkontraksi, maka tekanan yang
terjadi diteruskan ke arteri (pembuluh nadi). Tekanan darah ini disebut sistol. Setelah otot bilik
jantung berkontraksi kemudian terjadi relaksasi (istirahat) sebentar. Pada saat relaksasi terjadi
penurunan darah sampai batas rendah.
Tekanan pada saat otot jantung relaksasi ini disebut diastol. Tekanan sistol ditulis di sebelah atas,
sedang diastol ditulis di sebelah bawah. Penderita hipertensi memiliki sistol di atas 140 mm Hg
dan diastol di atas 90 mm Hg. ( Soerya, 2011)
BAB III
METODE PENELITIAN
1. JENIS PENELITIAN
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan
analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna lebih ditonjolkan dalam penelitian
kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai
dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran
umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. ( Halim Malik,
2011)
Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang
mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti merupakan suatu nilai
di balik kata yang tampak. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada
generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna. ( Sugiyono, 2006:15)
7
1. SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian ini adalah buah bit sebagai penambah eritrot dalam sel-sel tubuh.
1. TAHAPAN PENELITIAN
Tahapan penelitian adalah serangkaian rencana yang dilakukan secara sistematis. Suharsini
Arikunto (2002 : 20) menjelaskan bahwa tahapan penilitian antara lain : 1) Memilih masalah, 2)
Studi pendahuluan, 3) Merumuskan masalah, 4) Merumuskan anggapan dasar, 5) Memilih
pendekatan, 6) Menentukan variabel dan sumber data, 7) Menentukan instrumen, 8)
Mengumpulkan data, 9) Menganalisis data, 10) Menarik kesimpulan, dan 11) Menulis laporan
dalam bentuk thesis/makalah
Selain itu ada beberapa tahapan lain menurut Fanani (2010)
a). Melakukan pengamatan
b).Mengidentifikasi masalah
Yang dimaksud dengan mengidentifikasi masalah ialah peneliti melakukan tahap pertama dalam
melakukan penelitian, yaitu merumuskan masalah yang akan diteliti. Tahap ini merupakan tahap
yang paling penting dalam penelitian, karena semua jalannya penelitian akan dituntun oleh
perumusan masalah. Tanpa perumusan masalah yang jelas, maka peneliti akan kehilangan arah
dalam melakukan penelitian.
c).Studi Literature
Pada tahapan ini peneliti melakukan apa yang disebut dengan kajian pustaka, yaitu mempelajari
buku-buku referensi dan hasil penelitian sejenis sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang
lain. Tujuannya ialah untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti.
Teori merupakan pijakan bagi peneliti untuk memahami persoalan yang diteliti dengan benar dan
sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah.
d). Menentukan pengolahan bahan tersebut
e). Melakukan wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan
melalui tatap mukamaupun dengan menggunakan telepon. ( Sugiyono, 2006:194)
8
f). Menyusun kesimpulan
Kesimpulan disusun setelah mengetahui hasil dari proses pengamatan sampai proses wawancara.
1. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian. Sugiyono
(2006 : 309) menjelaskan bahwa secara umum terdapat empat teknik pengumpulan data, yaitu
observasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungan/triangulasi.
1. TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik Analisis Data Kualitatif
(Sarantakos, 1993)
1. Reduksi Data
a). Meliputi manipulasi, integrasi, transformasi, dan mengambil benang benang merah dari data
merah dari data.
b). Meringkas, coding, dan mengkategorisasi
2. Organisasi Data
a). Mengumpulkan informasi yang terkait dengan tema
b). Mengkategorisasi informasi dalam kelompok yang lebih spesifik.
c). Menyampaikan hasilnya dalam berbagai bentuk
3. Interpretasi
a). Pengambilan keputusan
b). Mengidentifikasi pola, perkembangan, dan penjelasan
9
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Pemaparan Data
“Beet root (Beta vulgaris L. ssp. vulgaris, Che-nopodiaceae) ranks among the 10 most powerful
vegetables with respect to its antioxidant capacity ascribed to a total phenolic content of 50–60
μmol/g dry weight (Vinson et al. 1998; Kähkönen et al. 1999). Beet root is a potential source of
valuable water-soluble nitrogenous pigments, called beta-lains, which comprise two main
groups, the red betacyanins and the yellow betaxanthins. They are free radical scavengers and
prevent active oxy-gen-induced and free radical-mediated oxidation of biological molecules
(Pedreno & Escribano 2001). Betalains have been extensively used in the modern food industry.
They are one of the most aqueous solution containing 0.5% acetic acid (E2), and 0.5% acetic
acid in water (E3). The extracts obtained were combined and evaporated to dryness under
reduced pressure. The yields of extracts were: mE1 = 3.32 g; mE2 = 3.09 g, and mE3 = 3.55 g.”
(Jasna dkk, 2011:575).
Buah bit mengandung antioksidan yang tinggi, buah bit juga merupakan sumber potensial yang
dapat larut dalam air yang disebut dengan betalains, yang terdiri dari dua kelompok utama yaitu
betasianin merah dan betasantin kuning. Betalain mempunyai fungsi perlindungan terhadap
patogen serta membantu dalam hal penerbukan seperti antosianin.
“Antioxidants such as betalains are known to efficienly protect against this kind of damage”.
(Monika dkk, 2011:8)
Betalain merupakan antioksidan yang mampu melindungi jaringan tubuh dari kerusakan.
“Betanine can be obtained from beetroot by milling followed by pressing, filtration and
evaporation of the resulted juice. The product of this process is a red powder. Solid liquid
extraction, carried out under conditions which lead to a maximum extraction yield and minimum
pigment degradation, continues to be a useful method for obtaining beetroot juice”. (Aura dkk,
2011:2)
Betanin pada buah bit didapat melalui pengepresan, penyaringan, dan penguapan dari jus yang
dihasilkan. Produk disebut juga dengan bubuk merah.
Umbi bit merupakan sumber potensial akan serat pangan dan berbagai vitamin. Vitamin yang
potensial adalah vitamin C dan asam folat, sedangkan mineral berupa mangan, kalium,
magnesium, besi, tembaga, dan fosfor. Umbi bit digunakan untuk menghalangi adanya asam
dalam perut dan pengobatan kantung empedu dan hati. (Kadek dkk, 2009:2)
Kandungan vitamin dan mineral yang dikandung dalam umbi bit dapat membantu memenuhi
kebutuhan vitamin dan mineral setiap hari serta membantu tubuh untuk menangkal radikal bebas.
10
1. Hasil Penelitian
Buah bit memiliki kandungan vitamin dan mineral yang tinggi, oleh karena itu banyak sekali
manfaat yang dikandung dalam buah bit, diantaranya sebagai penurun tekanan darah pada
penderita hipertensi, memperbaharui sel-sel yang rusak, sebagai penambah eritrosit, serta
membantu tubuh untuk menangkal radikal bebas.
Pengolahan buah bit banyak macamnya, diantaranya adalah jus buah bit, biskuit buat bit, kue ku
yaitu kue yang bahan pewarnanya menggunakan bubuk merah dari buah bit serta risoles isi buah
bit.
Pembuatan risoles isi buah bit sangat mudah, prosesnya sama dengan pembuatan risoles isi abon
atau sayur lainnya. Air hasil rebusa buah bit juga dapat digunakan sebagai obat penurun tekanan
darah.
Dari hasil penelitian, didapatkan hasil dari analisis terhadap tekanan darah sistole dan diastole
awal, setelah 15 menit, dan setelah 30 menit, terjadi penurunan tekanan darah pada pemberian
sari buah bit 200 ml dan pemberian risoles isi buah bit pada beberapa responden. Hal ini
menunjukan bahwa buah bit memberikan efek sebagai penurun tekanan darah.
1. Hasil Wawancara dengan Responden
No
1
2
3
4
5
Nama
Salma
Citra
Lela
Tiara
Mega
Suka/ Tidak suka
Suka
Suka
Suka
Suka
Suka
Alasan
Enak,beda dengan yang lain
Enak,unik
Enak,menarik aja
Enak,tapi kurang asin
Enak,tapi aneh
BAB V
KESIMPULAN dan SARAN
Kesimpulan
a. Buah bit sangat bermanfaat sebagai obat alami penambah eritrosit dan penurun tekanan darah
b. Buah bit dapat digunakan untuk berbagai macam bahan olahan pangan, seperti risoles isi buah
bit, jus buah bit, kue, biskuit, dan hasil rebusan buah bit dapat diminum untuk obat
Saran
a. Indonesia merupakan negara yang mempunyai banyak tanaman obat, diantaranya adalah buah
bit. Oleh karena itu dalam pengolahannya perlu dikembangkan supaya masyarakat lebih
mengenal dan menggunakan buah bit sebagai obat alami.
b. Konsumsi buah bit secara rutin untuk menambah eritrosit bagi penderita anemia.
11
DAFTAR PUSTAKA
Aura dkk. 2011. Betanine Extraction From Beta Vulgaris Experimental Research And Statistical
Modeling. Jurnal U.P.B. Sci. Bull., Series B, Vol. 73, 1-12
Dewi. 2009. Manfaat Buah Bit. Diunduh dari www.jurnalkesehatan.info tanggal 19 Desember
2012 pukul 11:53 WIB
Fanani, Zaenal. 2010. Tahapan penelitian kualitatif. Diunduh dari
http://kangwansetiawan.blogspot.com tanggal 17 Desember 2012 pukul 17:28 WIB
Hana dkk. 2012. Khasiat Buah bit. Diunduh dari http://www.jurnalpdf.com tanggal 15 Desember
2012 pukul 10:23 WIB
Handayani, Nur. 2010. Berkenalan dengan Buah Bit. Diunduh dari
http://www.kesehatan123.com tanggal 17 Desember 2012 pukul 10:53 WIB
Jasna dkk. 2011. Antioxidant and Antimicrobial Activities of Beet Root Pomace Extracts.
Jurnal Fakultas Teknologi Universitas Novi Sad, Vol. 29, No. 6: 575–585
Monika dkk. 2011. Physiological Properties Of Beetroot Crisps Applied In Standard and
Dyslipidaemic Diets Of Rats. http://www.lipidworld.com/content/10/1/178, Vol. 10:178
Ramona dkk. 2005. Total Oxidant Scavenging Capacities of Common European Fruit and
Vegetable Juices. Jurnal of Agricultural and Food Chemistry. Institute of Food Science and
Food Chemistry, University of Bonn, Endenicher Allee 11-13, D-53115 Bonn, Germany, Vol.
53, 103−110
Soerya. 2011. Anemia. Diunduh dari http://soerya.surabaya.go.id tanggal 22 Desember 2012
pukul 13.47 WIB
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
12
Download