Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Keitairon (Morfologi) Sebelum memahami arti dari jyodoushi yang sangat rumit, maka kita harus mengetahui teori dasar yang membahas tentang pembentukan kata yaitu teori morfologi. Istilah morfologi dalam bahasa Jepang dikenal dengan sebutan keitairon (形態論). Morfologi merupakan cabang dari linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses pembentukannya. Objek yang dipelajarinya yaitu tentang kata ( go atau tango) dan morfem keitaiso (形態素). Shigeyuki (1992:73) mengemukakan 「形態論は単語より 小さな,単語の部品となる「語基」や「接辞」といった形態素の組み立て(派 生)についての規則と,形態素の組み合わせによる複合語形成の規則とからな ります」yang artinya adalah “Yang disebut dengan Morfologi adalah, bagian yang lebih kecil terhadap kata yang terdiri dari aturan tentang perikatan morfem (perubahan) atau kata dasar atau imbuhan yang menjadi bagian kata. Pembentukan morfem adalah bentuk fukugo hingga menjadi sebuah bentuk tango”. Morfem atau keitaiso (形態素) merupakan satuan bahasa terkecil yang memiliki makna dan tidak bisa dipecahkan lagi ke dalam suatu makna yang lebih kecil lagi. Misalnya kata daigaku (大学) yang artinya universitas, terdiri dari dua huruf kanji, yaitu 11 dai (大) dan gaku (学), tetapi kedua satuan tersebut tidak bisa dipecahkan lagi menjadi satuan yang lebih kecil yang mengandung makna. Contoh : Daigaku Dai Gaku 2.2 Teori Jyodoushi Menurut Masuoka dan Takubo (1993:20), Jyodoushi mempunyai arti sebagai berikut : 述語(動詞、形容詞、判定詞)の基本形、タ形、連体形に接続して複雑 な述語を作る語を「助動詞」という.助動詞が接続する場合に述語が連体 形の形を取るのは、述語がナ形容詞か判定詞であり。(動詞、形容詞、 判定詞の活用の項を参照おこと)、かつ、後続する助動詞が形式名詞を 要表として含む助動詞である場合に限られる。助動詞は、一部のものを 除き、活用する。(Masuoka dan Takubo, 1993:20) Terjemahan : Yang disebut dengan Jyodoushi adalah kata yang terbentuk oleh bentuk predikat rumit yang menyambung dengan Bentuk rentaikei, takei dan kihonkei (doushi, keiyoushi, hanteishi). dasar predikat ( kata kerja, kata sifat, hanteishi). Pada saat jyodoushi menyambung dengan predikatnya, maka akan membentuk rentaikei, predikatnya berupa hanteishi atau nakeiyoushi. (merujuk pada doushi, keiyoushi dan hanteishi yang disegmentasikan) maka bentuk sambung jyodoushi ini sebagai unsure pembentuk keishikimeishi pun. Yang dimaksud dengan jyodoushi disini adalah, menghilangkan satu bagian untuk dapat disegmentasikan. Matsumoto (1984:8) mendefinisikan pengertian jyodoushi adalah「助動詞は付属 語(あるいは辞)に属するものであり.国語においては非常に重要な品詞の一つ 12 である」 yang artinya adalah “Jyodoushi adalah termasuk kelas kata yang tidak dapat berdiri sendiri (atau ungkapan). Dalam tata bahasa baku merupakan salah satu jenis kata yang sangat penting”. Menurut Morita (1989:122) definisi jyodoushi adalah「それだけでは文節を構 成せず、常に他の語に付属して、これとともに文節を作る辞は、活用するもの は助動詞」 yang artinya adalah “Oleh karena itu tanpa membentuk sebuah bunsetsu, , yang melekat pada jenis kata lain, maka yang membentuk bunsetsu ini, sehingga dapat disegmentasikan maka disebut dengan jyodoushi”. Sejalan dengan pendapat tersebut, Sudjianto (2004:174) mendefinisikan jyodoushi sebagai berikut :” Jyodoushi adalah kelompok kelas kata yang termasuk fuzokugo yang dapat berubah bentuknya. Kelas kata ini tidak dapat membentuk bunsetsu. Ia akan membentuk bunsetsu apabila dipakai secara bersamaan dengan kata lain yang dapat menjadi sebuah bunsetsu”. Penulis juga menemukan pengertian jyodoushi menurut Yoshikawa (2006), Jyodoushi adalah 「助動詞”ということばは国語の文法に現れる。「付属語で活 用するもの」を助動詞と言っている。日本語教育での文法には、ふつうこのこ とばは現れない」yang artinya adalah kata yang disebut dengan jyodoushi adalah “kata yang muncul dalam tata bahasa baku (kata yang penggunaanya dengan cara disambung) disebut sebagai jyodoushi. Dalam pengajaran tata bahasa Jepang, biasanya kata ini tidak muncul”. 13 2.3 Jenis-Jenis Jyodoushi Dalam Bahasa Jepang Hirai dalam Sudjianto (2004:174) menyebutkan ada dua belas macam bentuk jyodoushi yakni : 1) Reru dan rareru (ukemi, kanou, jihatsu, sonkei) a.Ukemi : untuk menunjukkan aktivitas yang tidak dilakukan sendiri. Contoh : Tarou ga chichi ni dakareru. Tarou dipeluk oleh ayah. b. Kanou : menyatakan makna potensial untuk melakukan suatu aktivitas. Contoh : Koko kara choujou e ikareru. Dari sini dapat pergi ke puncak. c. Jihatsu : menyatakan makna bahwa suatu kejadian terjadi secara ilmiah. Contoh : Mukashi no koto ga omowareru. Teringat hal-hal yang terjadi dulu. d. Sonkei : Untuk menunjukkan rasa hormat. Contoh : Inchou wa yoso e dekakerareru. Kepala rumah sakit pergi ke tempat lain. 2) Seru dan saseru : menyatakan bahwa aktivitas tersebut merupakan suatu suruhan untuk melakukan suatu aktivitas. Contoh : Sensei ga minna ni uta o utawaseru. Pak guru menyuruh semua menyanyikan lagu. 3) Da dan desu : kata da dan desu menyatakan suatu keputusan yang jelas. Contoh : Kasa jizoo wa nihon no minwa desu. Kasa Jizoo adalah cerita rakyat Jepang. 14 4) Nai dan nu : uchikesu (bentuk negatif) Contoh : Tarou wa mikan wo tabenai. Tarou tidak makan jeruk. 5) Ta : selain untuk bentuk lampau ta pun memiliki berbagai fungsi. Contoh : Saa, itta itta ( meireikei atau bentuk perintah) ‘Ayo pergi! Pergi! 6) Rashii : kata rashii dipakai pada waktu menduga sesuatu berdasarkan alasan. Contoh : Ano takai yama wa Fujisan rashii. Gunung tinggi itu seperti gunung Fuji. 7) U~youdarou : untuk menyatakan perkiraan (suiryou), kemauan(ishi). Contoh : Gogo ni wa sora mo hareyou. Pada siang hari mungkin langit akan cerah. 8) Mai : bentuk perkiraan negatif (uchikeshi no suiryou) Contoh : Konna ooyuki de wa anata mo kaeremai. Dengan keadaan salju yang banyak seperti ini anda pun mungkin tidak akan bisa pulang. 9) ~Souda : untuk menyampaikan berita kepada orang lain (denbun), untuk menyatakan dugaan atau perkiraan setelah melihat keadaan atau suasana (youtai). Contoh : Ano mori ni wa tengu ga aru ~souda. Katanya di hutan itu ada hantu berhidung panjang. 10) ~Youda : bentuk perumpamaan (tatoe), keputusan yang tidak pasti (futashikana dantei) Contoh : Ano yama wa marude Fujisan no ~youda (tatoe). Gunung itu seolah seperti gunung Fuji. 15 11) Tai : untuk menyatakan keinginan apabila diucapkan orang ke-3 menjadi tagaru. Contoh : Tennyo ga tsuki no sekai ni kaeritagaru. Bidadari ingin pulang ke dunianya di bulan. 12) Masu : untuk menyatakan perasaan hormat dan sopan. Contoh : Ame ga furimasu. Hujan akan turun Jenis-jenis Jyodoushi yang telah dijelaskan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.1 Jenis-Jenis Jyodoushi たい らしい ようだ そうだ そうだ 希望 推定 伝聞 様態 たくー たかっ らしく ーらし かっ たい らしい 例示 比況 推定 ようだ ろ ように ようで ようだ っ ようだ たい らしい ような そうな たけれ らしけ れー ような ら そうな ら たかろ そうで そうだ そうだ ろ そうに そうで そうだ っ そうだ よう・ う 勘誘 推量・ 意志 よう・ う よう・ う だ 推定 だろ ―ウ 未然形 でー だっ ―ナレ ―ナイ ―タ 連用形 だ 終止形 (な) ―トキ 連体形 なら ―バ 仮定形 16 2.4 Teori Hanteishi Hanteishi adalah bentuk yang menyatakan keputusan dengan jelas. Menurut Takashi Masuoka dan Yukinori Takubo (1993:25), 「だ」、「である」、「です」adalah hanteishi.「判定詞には、文体の違いに対応して、「だ」、「である」、「です 」の3つの系列がある。これらは、いずれも文中での働きの違いに応じて活用 する」yang artinya “bentuk [da], [dearu], [desu] setelah disegmentasikan (katsuyou), terjemahan dan penerapannya masing –masing berbeda dalam kalimat”. Menurut Masuoka (1991:16), Da merupakan bentuk yang digunakan secara tidak formal, desu digunakan dalam percakapan atau tulisan formal dan dearu digunakan dalam penulisan formal seperti pada koran dan artikel” 2.5 Bentuk Konjugasi (活用形) Jyodoushi dalam bahasa Jepang, terutama dalam kelas kata bahasa Jepang merupakan bentuk yang mengalami katsuyou dan dapat dikonjugasikan sehingga dapat merubah penggunaan dan fungsinya. Menurut Yoko Matsuoka (1991:5), ada tujuh bentuk, yaitu mizenkei, renyoukei, shuushikei, rentaikei, kateikei, meireikei dan suiryoukei. Berikut adalah bentuk dasar yang dipakai dalam bahasa Jepang menurut klasifikasinya. 2.5.1 Mizenkei (未然形) Dasar yang menyatakan bentuk menyangkal adalah polanya tergantung pada situasi, karena hanya diperuntukan sebagai satu fungsi dasr, yakni bentuk menyangkal tersebut.. Bagaimanapun jika ingin menggunakan pola ini , akan sangat menolong jika menyimpan 17 pola di dalam memori otak kita, karena sangat mudah untuk mengingat bentuk -nai yang digunakan diseluruh kata kerja. Mizenkei mengindikasikan sebuah aksi atau kondisi yang tidak berlangsung. Menurut Sutedi (2003:48), mizenkei adalah perubahan bentuk verba yang di dalamnya mencakup bentuk menyangkal (bentuk nai), bentuk maksud (ou / you), bentuk pasif (reru). 2.5.2 Renyoukei(連用形) Ini adalah pola yang sering dipakai. Ini adalah bentuk yang digunakan untuk membuat pola kata kerja gabungan. Kata benda yang berhubungan dengan kata kerja juga berasal dari ini. Contoh kangae yang mempunyai arti pikiran berasal dari kangaeru , yang mempunyai arti berpikir, kaeri yang berarti jalan pulang berasal dari kaeru yang mempunyai arti pulang. Dasar kedua ini juga berfungsi mengkoordinasi kata sambung yaitu dan. Contoh : ototo wa uchi dei hon o yomi, watashi wa toshokan de benkyoushimashita. Adik laki-laki saya membaca buku di rumah, dan saya belajar di perpustakaan. Menurut Dedi Sutedi (2003:48), renyoukei adalah perubahan bentuk verba yang mencakup bentuk sopan (bentuk masu), bentuk sambung (bentuk te) dan bentuk lampau (bentuk te) 2.5.3 Shuushikei (終止形) dan Rentaikei(連体形) Dasar ketiga ini adalah bentuk kamus dari semua kata kerja. Kata kerja bersambung dalam Bahasa jepang klasik, terbagi menjadi dua dasar yang terpisah shuushikei dan rentaikei Bagaimanapun juga bahasa Jepang telah mengalami perubahan secara gramatikal dalam beberapa abad. Dan bentuk rentaikei dan shuushikei dalam bahasa 18 Jepang modern tidak lagi mempunyai bentuk yang terpisah. Bentuk Rentaikei dalam kata kerja diikuti hanya dengan kata benda. Rentaikei digunakan untuk memodifikasi atau untuk memperbaharui. Menurut Dedi Sutedi (2003:48), shuushikei yaitu verba bentuk kamus atau yang digunakan di akhir kalimat. 2.5.4 Kateikei (仮定形) Satu satunya fungsi dari dasar ini pada kalimat modern adalah untuk menggunakan akhiran –ba, dimana akhiran tersebut berubah menjadi bentuk pengandaian sederhana yang bermakna jika atau bila. 2.5.5 Meireikei (命令形) Sebagai bentuk perintah, bentuk ini digunakan hanya pada kalimat tidak sopan. Karena itu, para pemula dalam pembelajaran sebaiknya menghindari bentuk ini. Bagaimanapun juga bentuk ini biasanya banyak digunakan dalam kalimat sebelum to. 2.5.6 Suiryoukei (推量形) Suiryoukei adalah bentuk yang dipakai sewaktu membuat pernyataan yang tidak pasti berdasarkan yang dilihat, didengar atau dirasakan. 2.6 Jyodoushi Da (助動詞「だ」) Da adalah bentuk biasa dari desu. Menurut Yoko Matsuoka (1991 : 51), Da adalah bentuk akhiran yang tidak formal yang digunakan untuk menyempurnakan kalimat, namun da juga dapat digunakan sebagai pengubah kata benda. Jyodoushi da terletak 19 sesudah kata benda atau kata sifat na. Berikut ini adalah contoh penggunaan da menurut Takashugi Shinji ( 1997 :7 ) きものはきれいだ。 Terjemahan : Kimono nya cantik 2.6.1 Bentuk Konjugasi (活用形 ) Pada Jyodoushi Da Seperti karakteristik jyodoushi yang dapat berubah, jyodoushi da dapat diklasifikasikan sesuai dengan fungsinya bersamaan dengan bentuk konjugasi. Berikut ini adalah tabel perubahan bentuk Jyodoushi da : Tabel 2.2 Konjugasi Jyodoushi Da Bentuk Dasar 活用形 Suffix 連用形 でだっ かこ た( かんりょう ;過去・ ;完了) だ 終止形 なら 仮定形 だろ う(推量・意志) 推量形 Suzuki Shinobu (1990:232) Suzuki (1990:232) mengemukakan 「『なら』は一般に助動詞『だ』の仮定形 とされている。『だ』の未然形は『だろ』、連用形は『だっ。で』、終止形は 『だ』、連体形は『な』、仮定形は『なら』のように活用する」yang artinya adalah “『なら』adalah bentuk kateikei dari jyodoushi da, bentuk mizenkei dari da 20 adalah 『だろ』, bentuk renyoukei dari da adalah『だっ。で』, bentuk rentaikei dari da adalah 『な』, seperti bentuk penggunaan kateikei dari 『なら』.” 2.7 Fungsi Jyodoushi da Yoko Matsuoka (1991: 13-15) menyebutkan dalam bahasa Jepang ada beberapa fungsi da. Fungsi da, baik yang masih berupa bentuk biasa da maupun yang telah berubah menjadi darou, datta, jyana dan naraba, mempunyai delapan fungsi dari bentuk konjugasi yaitu: 2.7. 1 Bentuk Shuushikei dari Jyodoushi da (だ) 1) Berfungsi Sebagai Predikat Kata Kerja Jyodoushi Da dalam bentuk shuushikei adalah 「だ」. Da「だ」sebagai predikat kata kerja, menunjukkan bahwa subjek (A) sama dengan pelengkap (B). Pelengkap dapat berupa kata benda ataupun bagian lain dalam kalimat. Contoh : ぼくはがくせいだ A B = Terjemahan : Saya adalah murid. (A=B) 2) Berfungsi Sebagai Penyambung Predikat Lainnya Sebagai predikat, da dapat digunakan sebagai penyambung predikat atau kata kerja lainnya, seperti contoh berikut ini. Contoh : ぼくはカレライスだけどきみはなんにする Terjemahan : Saya pilih nasi dan kari, bagaimana dengan kamu. 3) Berfungsi Sebagai Penunjuk Letak (Pengganti ni imasu atau ni arimasu) 21 Setelah kata benda yang menunjukkan tempat, da mempunyai arti yang sama dengan ni imasu ataupun ni arimasu, seperti contoh berikut ini. Contoh : ぼくのうちは東京だ = ぼくのうちは東京にあります Terjemahan : Rumah saya terletak di Tokyo 2.7.2 Bentuk Renyoukei dari Jyodoushi Da (だっ、で) 1) Berfungsi Sebagai Bentuk Lampau (だった) Jyodoushi da dalam bentuk renyoukei ( 連 用 形 ) adalah 「 だ っ 」 ,namun jika bertemu dengan bentuk 「 た 」 akan berubah menjadi 「 だ っ た 」 . Sedangkan 「 た 」 adalah bentuk lampau ( 過 去 ). Datta 「 だ っ た 」 menyatakan bentuk lampau. 2) Berfungsi Sebagai Bentuk Menyangkal(じゃない) Jyodoushi Da dalam bentuk renyoukei(連用形)berupa 「でー」. 「じゃな い 」 berasal dari 「 で ー 」 disambung dengan 「 は な い 」 menjadi bentuk menyangkal. 「ではない」mempunyai arti yang sama dengan. 「じゃない」 berfungsi sebagai bentuk menyangkal. 2.7.3 Bentuk Suiryoukei dari Jyodoushi Da (だろ) 1) Berfungsi Sebagai Bentuk Dugaan (だろう) Jyodoushi da dalam bentuk mizenkei ( 未 然 形 ) adalah 「 だ ろ 」 dan jika bertemu dengan (う) akan berubah menjadi 「だろう」. Darou termasuk suiryoukei (推量形 ), seperti contoh berikut ini. Contoh : かれはもうすぐアメリカえいくだろう 22 Terjemahan : Kemungkinan dia akan pergi ke Amerika 2) Da berfungsi sebagai bentuk menanyakan persetujuan (だろう) Penggunaan 「 だ ろ う 」 dengan intonasi yang menaik di akhir kalimat menunjukan pertanyaan yang menanyakan persetujuan (hal konfirmasi), seperti contoh berikut ini. Contoh : あしたいらっしゃるだろう Terjemahan : Besok kamu akan pergi kan? Bentuk ini sama seperti bentuk darou diatas, tetapi mempunyai fungsi yang berbeda. Darou yang menanyakan persetujuan juga termasuk suiryoukei(推量 形). 2.7.4 Bentuk Kateikei dari Jyodoushi Da(なら) 1) Berfungsi sebagai bentuk pengandaian (なら) Jyodoushi Da dalam bentuk kateikei 「仮定形」adalah 「なら」.「なら」 merupakan bentuk pengandaian. 23