Analisis Tahanan Olah (Draft) Lempeng Datar

advertisement
METODA
PENELITIAN
1. WAKTU DAN TEMPAT.
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus 1993 samp i Juni 1994 di ruang STILT SYSTEM (the measuring system of
soil-tillage tool interaction) Laboratorium Alat dan Mesin Budidaya Pertanian, Jurusan Hekanisasi Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
2. BAHAN.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tanah latosol yang diambil dari lahan Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Institut Pertanian -or,
Darmaga, Bogor. Analisis teks-
turtanah dilakukan di Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Ilmu
Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dengan hasil sebagai diperlihatkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Analisa tekstur dari bahan percobaan.
Kandungan
satuan
contoh 1
contoh 2
rataan
pasir
%
7.76
9.06
8.41
Debu
%
47.87
40.15
44.01
Liat
%
44.37
50.79
47.58
Kerapatan
g cm-'
2.71
2.58
2.645
Batas mengalir
% d.b.
64.49
70.68
67.58
Batas plastis
% dab.
55.69
54.85
55.27
33
3. ALAT-ALAT.
Peralatan utaaa pada penelitian ini adalah Bak U ji Pengolahan Tanah (soil bin unit) atau yang dikenal juga dengan nama
STILT SYSTEM. Fasilitas ini adalah hibah Pemerintah Jepang kepada Institut Pertanian Bogormelaluibantuan kerjasama "JICA-
DGHE/IPB JTA-ga(132) Projectw. Bagian utama soil bin unit yang
digunakan pada penelitian ini adalah b&
tanah dan lempeng pe-
nekan, lepeng datar pengolah tanah, unit pengukur gaya dan sifat mekanik tanah, serta unit kendali.
3.1.
Bak Tanah dan Lempeng Penekan.
Bentuk dan ukuran bak tanah dan lempeng penekan sebagai
diperlihatkan pada Gambar 3.1.
tabung hiiaulik
101
lot
bak tanah dan lempeng penekan
upl,upZ,up3 = mwx tekanan atas
-
101,102Ja3 sensor tekanan bawah
Gambar 3.1. Bak tanah dan lempeng penekan.
Lempeng penekan tanah berfungsi menekan tanah yang sudah
diisikan pada baktanah untuk mendapatkan suatu kepadatantertentu dan digerakkan tenaga hidrolik yang di salurkan melalui
3 buah silinder berkapasitas maksimum 4903 kPa. Langkah tekan
maksimum sebesar 30 cm. Alat ini diperlengkapi satu sensor
langkah dan tiga sensor tekanan. Sensor tekanan yang ditempatkan pada permukaan b a w d leapeng penekan berfungsi untuk meng-
ukur besaran tegangan yang terjadi di permukaan atas tanah sedang sensor pada dasar baktanah untuk mengukur tegangan yang
terjadi di dasar tanah sebagai akibat proses pemadatan.
Bak tanah bergerak maju sebagai ganti dari lempeng pengolah tanah yang bergerak maju pada kenyataan lapang. Bak tanah
digerakkan oleh ac servomotor, 200 Volt, 3 phasa, kecepatan
aaksimum 100 mm dt-' dan 2000 mm maksimum kapasitas sensor
langkah.
3.2.
Lempeng Pengolah Tanah.
Bentuk dan ukuran lempeng pengolah tanah diperlihatkan
pada Gambar 3.2.
Lempeng pengolah tanah dapat dinaik-turunkan
untuk operasi pengolahan atau pengaturan kedalaman pengolahan
tanah baik secara manual atau melalui panel kendali. Lempeng
ini digerakkan olah motor induksi 200 Volt, 0.2 kW, 3 phasa.
Sudut potong pengolahan tanah dapat diatur pada 30, 45, 60,
70, 80 atau 90 " terhadap bidang datar. Pada permukaan lempeng
dipasang empatbuah sensor gaya untuk llpengukur besarnya tekanan normal diterima lempeng datar pengolah tanah selama operasi
pengolahan tanah.
35
Pandengan drman Ugak luru* ~ * r n u k u n
-L 180
I
4-
:I
mm
a
0
I
Sudut potong
Trmnoduoor ortoqonrl
Sonoor tmkmmn
4
Gambar 3.2. Lempeng datar pengolah tanah.
3.3.
Pengukur Gaya dan Sifat Hekanik Tanah.
Tahanan olah (draft), gaya vertikal dan monten yang diala-
mi lempeng pengolah tanah diukur dengan strain gage transduser
t i p ortogonal yang dipasang pada lengan penumpu lempeng pengolah tanah sebagai terlihat pada Gambar 3.2.
Unit pengukur sifat mekanik tanah yang tersedia adalah
penetrometer tipe konis untuk mengukur tahanan penetrasi dan
vane shear untuk mengukur tahanan geser tanah dengan bentuk
dan ukuran sebagai pada Garbar 3.3.
Penetrometer konis yang digunakan bergaris tengah 2 -86 cm
atau luas permukaan lingkaran atas sebesar 6.42 cm2. Penekanan
kedalam tanah menggunakantenaga ac servomotor, AC
200 volt,
0.06 Kw, 3 phasa dengan kecepatan penetrasi maksimuma 50 mm/dt,
Penetrometer ini diperlengkapi satu buah sensor posisi pene-
36
trasi (0-50
lam)
dan satu buah sensor gaya dorong berkapasitas
1961.33 Newton. Vane shear juga digerakkan oleh
tor, AC 200 volt,
maksimum
1 rpm
0.6 Kw,
ac servomo-
3 phasa, dengan kecepatan putar
atau 6" per detik. Alat ukur ini diperlengka-
pi dengan sebuah sensor sudut perputaran (0-90") dan satu sen-
sor pengukur momen puntir
berkapasitas 490.3 Nm.
Gambar 3.3. Penetrometer dan Vane Shear.
-
Gambar 3.4.
Diagram blok dari Unit Kendali.
3.4- Unit Kendali.
Operasi pengolahan tanah, pengukuran gaya dan sifat mekanik tanah, kecuali pengukuran gaya melalui transduser ortogonal dilaksanakan melalui unit kendali seperti terlihat pada
Gambar 3.4.
4. PENGUKURAN DAN ALAT UKUR.
Pengukuran untukmengumpulkandata hasil penelitian, berdasarkan tempat dapat dikelompokkan atas pengukuran di Bak Uji
Pengolahan Tanah, pengukuran di Laboratorium Mekanika Tanah
d m penqukuran di Ruang Audio Visual. Pengukuran di Bak Uji
Pengolahan Tanah terdiri dari unit sumber tenaga, unit kotak
pengukuran dan unit yang berhubungan dengan komputer seperti
pada Gambar 3.5.
-
k. Pemadrta
pengukuran
kotak
kendali
IGambar
'
11
unit kornputer
3.5.
Diagram pengukuran di Bak uji pengolahan
tanah.
38
4.1. Pemadatan Tanah.
Tanah yang sudah diayak dengan ayakan 2 mm dituang secara
merata kedalam bak tanah sampai penuh. Tanah tersebut dipadatkan dengan lempeng penekan pada suatu tekanan hidrolik dengan
lama penekanan tertentu. Pada percobaan ini digunakan 300 kPa
tekanan hidrolik selama 12 detik. Tegangan dialami permukaan
atas dan bawah tanah diukur Bengan sensor beban
(load cell)
yang sudah terpasang pada lempeng penekan dan dasar bak tanah.
Tiga buah sensor ditempatkan di permukaan bawah lempeng penekan dan tiga buah di pewukaan atas dasar bak tanah (Gambar
3.1).
Nilai tegangan yang diperhatikan pada penelitian ini adalah tegangan yang terjadi pada akhir pembebanan, yang besarnya
dapatdibaca pada layar komputer. Karena besaran yangtercatat
pada komputer dalam satuanvoltmaka digunakan faktor konversi
untuk memperoleh besaran tegangan menggunakan persantaan(3.1).
dimana,
4.2.
Pr = tegangan pada tanah, kPa.
Vr = nilai terukur, volt.
f, = faktor konversi = 980.665 kPa/volt.
Tahanan Penetrasi.
Operasipenetrometerdilaksanakan pada kecepatan penetrasi lo mm/dt dengan siklus pengambilan data sebesar 100 Hz atau
100 data setiap detik pengukuran
. Dengan
renggunakan faktor
konversi seperti pada persaraan (3.2) diperoleh besaran tahan-
39
an penetrasi (cone indeks) tanah yang akan diolah.
dimana,
4.3.
CI
Vp
Ap
fc
tahanan penetrasi, N
data pengukuran, volt
luas permukaan atas cone, cm2
= faktor konversi = 392.266 N/volt
=
=
=
Tahanan Geser.
Pequkuran tahanan geser pada soil bin dengan alat ukur
jenis kipas (vane shear), dioperasikan pada kecepatan putar 3"
per detik. Seluruh lempeng kipas didorong masuk kedalamtanah.
Untuk mendapatkan besarantahanan gesertanah dalam unit torsi
digunakan faktor konversi seperti pada persamaan (3.3)-
dimana, Tg
Vt
fc
=
=
=
momen puntir, N m
nilai pengukuran. volt.
faktor konversi = 98-0665 Nm/volt
Pada pengukuran tahanan geser, dihasilkan pergeseran tanah dalam bentuk silinder dengan ukuran tinggi dan garis tengah sama dengan ukuran vane shear. Bila tegangan geser diseluruh permukaan silinder dianggap seragam maka besarnya tegangan geser dapat ditentukan dengan persamaan ( 3.5)
Vanden Berg, 1968, Hogure
, (Gill dan
1988, Sudou, 1990).
dimana, Tg = torsi memutar alat, N m.
Gt = garis tengah silinder (2 lebar lempeng), m
H = tinygi vane, m
r t = tegangan geser, N m-'
Wnggunakan persamaan (3.5)
, pada
vane shear di Garnbar
3.3. dimana Gt = 2 r dan H = 4 r, maka persamaan tegangan geser dapat disederhanakan sebagai pada persamaan (3.6).
dimana;
r,
=
Tg =
r =
4.4.
tegangan geser, N m-'.
torsi menggerakkan alat, N m.
lebar lempeng vane shear, m.
Tekanan Pada Permukaan Lelapeng Pengolah Tanah.
Tekanan nonal yang dialami lempeng pengolahtanah selama
proses berlangsung, diukur pada empat lokasi mengggunakan sensor beban seperti pada Gambar 3.2. Seperti pada pengukuran tahanan penetrasi dantahanan geser, pencatatan data dengan komputer diatur pada siklus 100 data per detik. Menggunakan faktor konversi seperti pada persamaan (3.7), kefuaran pengukuran
dapat dinyatakan dalam satuan tekanan.
dimana, L n = tekanan normal pada pennukaan l-peng,
V n = data pengukuran, volt.
f, = faktor konversi, 98.0665 kPa/volt.
kPa.
-penguat
strain
pencatat dan
penyimpan data
0 0 0 0 ............
L
or togonal
tranduser
+
kotak
jernbatan
printer
\
komputer
G a a a r 3.6. Diagram rangkaian pengukuran gaya dan
momen.
4.5.
fengukuran Gaya dan Momen Pengolahan Tanah.
Pengukuran gaya horisontal (Fx), gaya vertikal (Fz), dan
momen (My) yang dialad lempeng pengolah tanah, diukur menggunakan sejumlah sensor s t r a i n gage yang dirangkai sebagai
transduser ortogonal. Transduser ini dirancang oleh Dr. Oida
di Universitas Kyoto Jepang untuk dipasang sebagai alat ukur
pada lengan lempeng pengolah tanah. S t r a i n (regangan) yang
terjadi pada transduser, direkam dalam pita video menggunakan
42
pencatat data Kyowa RTP-650A setelah melalui penguat regangan
Kyowa DPH-613B dalam satuan listrik volt. Data yang terekam
pada pita video dibaca kembali menggunakan komputer untuk mendapatkan nilai nominal pengukuran dengan rangkaian sebagai pada Gambar 3 -6.
Kalibrasi transduser ortogma1 yangdigunakantelah dilakukan oleh pembuat dengan hasil sebagai terlihat pada Gambar
3.7.
~ari
Gambar 3.7 dihasilkan hubungan antara beban dan re-
gangan sebagaiPpadapersamaan (3.8),
dimana,
Fx
Fz
Hy
=
=
=
Ux
=
Uz
=
Uy
=
(3.9) dan (3.10).
gaya horisontal, N.
gaya vertikal, N.
momen, N m.
regangan arah horizontal.
regangan arah vertikal.
regangan untuk mmen.
Pada awal setiap percobaan dilakukan kalibrasi rangkaian
ukur untuk mendapatkan hubungan antara regangan dengan tegangan listrik (volt). Regressi linier data kalibrasi menghasilkan
persamaan (3.11),
(3.12), dan (3.13).
Ux = Ao
+
A1
Vx
(3.11)
Kalibrasi
0
100 200
Fx
300 400 500 600 700 800
Regangan @s)
Kalibrasi My
V
0
200 400 600 800 1rnXr 1200 1400 1600
Regangan (ps)
Nenggabungkan persamaan (3.%),
(3.11),
(3.9), dan (3.10) dengan
(3.12), dan (3.13), diperoleh persamaan konversi data
pengukuran seperti pada persamaan (3.14),
dimana,
Vx
Vz
Vy
Ao,Al
Bo,Bl
m,H1
4.6.
data ukur
data ukur
= data ukur
= koefisien
= koefisien
= koefisien
=
=
(3.15), dan (3.16).
gaya horisontal, volt.
gaya vertikal, volt.
momen, volt.
regressi gaya horizontal.
redressi gaya vertikal,
regressi momen.
Kohesi dan Sudut Gesekan Dalam.
Kohesi tanah diukur menggunakan metoda unconfined com-
p r e s s i o n test yaitu uji uniaksial (uniaxial test) dengan model alat sebagai diperlihatkan pada Gambar 3.8.
Gambar 3 . 8 . Model uji uniaksial.
Pelaksanaan pengukuran kekuatan geser tanah menggunakan
uji uniaksial mengacu kepada penuntun pengukuran sifat mekanik
.
tanah yang disusun oleh A s e p dkk. ( 1990) dan Lambe (1951) Contoh tanah diambil dari dalam bak uji pengolahan tanah menggunakan tabung wntoh.
Perhitungan kekuatan tanah dengan asumsi kohesi tidak sama dengan no1 sehingga didapatkan nilai kohesi dan sudut gesekan dalam tanah dengan menggunakan persamaan (3.17),
(3.19),
(3,18),
(Sudou, 1990).
t,
dimana,
= C, + a,
tan t#J
r,
= tegangan geser uniaksial, Pa.
= kohesi tanah, Pa.
@
= sudut gesekan dalam, derajat.
a = sudut patah tanah, derajat.
om = tegangan normal maksimum, Pa.
C,
4.7.
Perpindahan Tanah.
Gerakan perpindahan tanah diamati menggunakan batang ke-
cil (pin) yang diletakkan melintang pada lapisan tanah seperti
terlihat pada Gambar 3.9.
Perpindahan pin diasursikan mengikuti pergerakan tanah di
atas lempeng pengolah tanah. Pergerakan pin ini direkam dalam
pita casette menggunakan handy camera video. Pergerakan pin
selama proses pengolahan tanah yang telah direkapr pada pita
46
casette, diputar kembali dengan video player untuk mengukur
posisi pin pada suBbu horisontal dan vertikal di monitor televisi sehingga diperoleh arah pergerakan pin terhadap bidang
horisontal.
Gambar 3.9.
Pengamatan pergerakan tanah.
5.OPERASI PENGOLAHAN TANAH
Operasi pengolahan tanah menggunakan bak uji pengolahan
tanah, berbeda dengan operasi normal di lapang yaitu tanah
bergerak sedang alat pengolah tanah diam. Sistem ini memudahkan dalam ha1 instrumentasi karena sensor gaya dam tekanan
yang dipasang pada alat pengolah tanah, tidak bergerak selama
operasi pengolahan tanah.
Lima tingkatkecepatan maju pengolahan tanah yang diteliti yaitu, 20, 25, 30, dan 40 mm/dt. dan tiga tingkat kedalaman
47
pengolahan tanah yaitu, 15, 17.5, dan 20 cm pada 30" sudut potong tanah atau kemiringan lempeng pengolah tanah ke arah sejajar bidang gerak. Kecepatan maju diatur dari panel kontrol,
sedang kedalaman secara manual.
6. ANALISIS DATA
6.1.
Tahanan olah (Draft) Pengolahan Tanah,
Tahanan olah lempeng datar pengolah tanah pada bak uji
pengolahan tanah, didekati dengan teori mekanika pengolahan
tanah sebagai yang diperkenalkan oleh NcKyes (1985). Nengacu
pada Gill and Vandenberg (1968), Nishimura (1992), dan pengalaman lainnya, ditetapkan bentuk potongan tanah di atas lempeng pengolah tanah adalah trapesium sebagai pada Gaabar 3-10.
PERMUKAAN TANAH
b
Gambar 3.10. Gaya-gaya yang bekerja pada blok potongan tanah berbentuk trapesium menggunakan lempeng
datar pengolah tanah.
48
Henggunakan Gaanbar 3.10. disusun persamaan keseimbangan
gaya horisontal (F,) dan vertikal (F,) seperti pada persamaan
(3.20) dan (3 -21) untuk memperoleh gaya dorong (F) yang beker-
ja pada lempeng pengolah tanah seperti pada persamaan (3.22).
ZF,
ZF,
F sin(a+6)
=
=
+ CaL cosa
- Fcos(a+6)
-
CaL
- R sin(Q+<b)
sina - R cos(P+4)
cot (P+Q) + sina
- c a r ,w [cosa
sin(a+6) cot (P++)
+ Fa
=
=
=
=
c, =
c, =
dimana, F,
F"
F
F,
[
cos$ cot (P+4) - sinP
sin(a+i) cot (b++)
1
I
gaya-gaya horizontal, N.
gaya-gaya vertikal, N.
gaya dibutuhkan mendorong alat, N.
gaya inertia pergerakan tanah, N.
adhesi alat-tanah, N cm-".
kohesi tanah, N m-".
R = gaya potongan tanah pada tanah tidak
terolah, N.
berat potongan tanah. N.
L =
L, =
a =
A
panjang alat, cm.
panjang patahan tanah, cm.
sudut alat dengan bidang datar, derajat.
sudut patah tanah, derajat.
sudut gesekan dalam alat-tanah, derajat.
sudut gesekan dalam tanah-tanah, derajat.
=
6 =
$ =
Berat potongan tanah (G) yang berbentuk trapesium ditetapkan dengan persamaan berikut:
cos { a + $ ) + sin (a+$)tana
~sinp
I
dirnana, p, = densitas tanah basah, kg cm"
g = percepatan gravitasi, 9.8066 m d
t
'
w = lebar alat , cm.
A = luas trapesium, cm-*
D = kedalaman olah, cm
Gaya yang dibutuhkan untuk memindahkan bongkah potongan
tanah (Fa) pada kecepatan tetap sepanjang permukaan lempeng
pengolah tanah pada sudut a dan sepanjang permukaan patah pada
sudut B disebut sebagai gaya inersia. Bila alat bergerak sejarak x pada kecepatan tetap V (Gambar 3.10) maka bongkah tanah
akan berpindah diarah datar sepanjang (xf + a) dan kearah tegak sepanjang z dan dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.
x = x l + a
z
=
a = z cota
x' tan $
x1
=
x
v1 t
~t
=
cos
sehingga ,
p
x
=
XI
(1 + tan Q cot a )
V = ~ / c o 0s (1
+
tan Q cot a)
Gaya inersia perpindahan massatanah sejajar dengan bidang patah tanah adalah,
v
cosp (1 + tan0 cota)
m
=
I"
t
p D w x = p D w V t
sehingga ,
dimana,
Fa
p,
V
D
w
gaya inertia, N.
densitas tanah basah, kg cm".
= kecepatan maju alat, m dt-I.
= kedalaman olah, em.
= lebar alat, cm.
=
=
Memasukkan persamaan (3.23) dan persamaan (3.24) kedalam
persamaan (3.22), maka gaya dibutuhkan mendorong alat pengolah
tanah (F) dapat dinyatakan dengan persamaan (3.25) berikut.
1
L
sin(a+$) tana
z
+cos(a+$) +2sinp
] [sin(a+6) cot (p++) I
'Ip-
-
- cosp cot ( P +@) - s i n
- sinp s i n ( a + & )c o t (p$)
o
"la
- cosa c o t ( p + 4 ) + sina
- s i n ( a + b ) c o t (P++)
q f = [c-Q c o t (P+4) - sinp]
sin(a+8) cot($++)
[ cosp
1
+
sinp cota
1
Tahanan olah pengolahan tanah (draft) adalah gaya horisontal yang bekerja pada lempeng pengolahtanah yaitu yang berasal dari gaya dorong dan gaya gesekan tanah dengan peraukaan
lempeng sebagai dinyatakan dengan persamaan (3.26).
-F, = F s i n ( a + 6 ) + C, L w cota
(3.26)
Dengan menggabungkan persamaan (3.25) kedalam persamaan
(3.26) akan menghasilkan persamaan (3.27) sebagai persamaan
duga tahanan olah pengolahan tanah.
dimana,
F, =
Pb
=
Q =
D =
w =
L =
c,
=
C, =
=
v
tahanan olah, Newton
densitas tanah basah, g
perceptan gravitasi, 9.8066 m d C 2
kedalaman olah, an
lebar olah, cm
panjang alat pengolah, cm
Rohesi tanah, N
adhesi tanah-alat, N cm-'
kecepatan olah, cm dt-l
.
Dari persamaan ( 3 27) terlihat bahwa tahanan olah (draft)
dibangun dari komponen bobot tanah, kohesi, adhesi dan gaya
inersia tanah sehingga dapat dituliskan dalam bentuk sederhana sebagai persamaan (3.28)-
Fx
=
W
~
g
+
Koqm
cos(a+p)
' ~ C O
q
,
=
+
Ad
1
(,
+
sin(a+P) tana
2 sin$
+
In q i
(3.28)
1
1 + cotp cot(Q+4)
- cot(P+4) + cot(a+b)
cots + sina - cosa cot(fj++)
cot{$+4) + cot ( a + 6 )
1 + cot0 cot<$++)
[I
[cot(p++) + cot(a+a, cotg I+ cota1
6.2. Arah Patahan Tanah.
Potongan tanah hasilpengolahan bergerak sepanjang permukaan lempeng pengolah tanah dan sejajar bidang patahan tanah.
Arah patahan tanah dihitung dari Pergerakan tanah sepanjang
bidang patah dengan mengamati pergerakan pin yang telah dipasang dalam bak tanah.
53
Dengan asumsi sudut pergerakan tanah sejajar dengan sudut
patahan tanah dan sudut ini ( 8 ) dibandingkan dengan sudut patah tanah pada uji uniaksial dan arah resultan gaya horisontal
(Fx) dengan gaya vertikal (Fz) terhadap bidang horisontal.
Arah ini dinyatakan dengan { y ) sebagai pada Gambar 3.11.
mpeng d e t a r
--------
- -
Gambar 3.11. Arah patahan tanah dan resultante gaya olah.
Dari Gambar 3.11 dapat diketahui bahwa:
6.3. Pusat Beban Pada Lempeng Pengolah Tanah.
Pusat beban dari gaya-gaya pengolahan tanah adalah pusat
dari resultan gaya horisontal (Fx) dengan gaya vertikal (Fz)
pada bidang sepanjang perrukaan lempeng pengolahan tanah,
Henggunakan ukuran lempeng pengolah tanah dan lengan penyangga
dapat ditetapkan pusat beban sebagai digambarkan pada Gambar
3.12. Lokasi pusat beban menentukan besarnya momen yang beker-
54
ja pada lengan penyangga lempeng pengolah tanah yang penting
diketahui dalam hubungannya dengan rancang bangun peralatan
pengolah tanah
Pusat beban pada Gambar 3.12 dirisalkan berada pada titik
I yaitu berjarak A1 dari ujung lea-
(titik A) sehingga da-
pat dihitung menggunakan persamaan (3.27).
Fx
Fz
R
AC
FZ
E
I
---
gaya horizontal (draft)
Oaya vertlkal
reaultan Fx. Fz.
lempeng pengolah tanah
tran6du8.r ortogonal
pusat beban
Gambar 3.12. Lokasi pusat beban pengolahan tanah (AI).
dimana, BE = panjang lengan sbpai transduser, cm.
AC = panjang lempeng, 40 cm.
My = m m e n pengukuran pada transduser.
Download