PENGARUH PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING JIGSAW TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PRODI SI KEPERAWATAN STIKES GANESHA HUSADA KEDIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta SUTIK NIM. 20141050048 PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016 i ii PENGARUH PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING JIGSAW TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PRODI SI KEPERAWATAN STIKES GANESHA HUSADA KEDIRI Sutik¹, Wiwik Kusumawati² ABSTRAK Latar Belakang : Kondisi perguruan tinggi di Indonesia cukup beragam permasalahan yang ditemukan, terutama pada proses pembelajaran mayoritas masih menggunakan metode konvensional. Upaya pemerintah mengatasi masalah ini dengan mengadakan perbaikan kurikulum dari pendekatan kurikulum berbasis Teacher Centered Learning menjadi kurikulum berbasis Student Centered Learning. Metode cooperative learning jigsaw merupakan salah satu strategi Student Centered Learning yang dapat diterapkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penerapan metode cooperative learning jigsaw terhadap motivasi dan hasil belajar mahasiswa. Metode : Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan Quasi eksperiment pre and post test without control, dengan intervensi metode Cooperative Learning Jigsaw. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa program studi semester II STIKES Ganesha Husada Kediri. Instrumen penelitian dengan kuesioner dan soal MCQ. Kemudian hasil dianalisa dengan menggunakan uji paired sampel t-test dengan nilai α 0,05 Hasil : Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata motivasi belajar pre test 135,33 dan post test-3 158,03 sedangkan hasil belajar pre test 68,43 dan post test-3 83,03 Hasil uji beda untuk motivasi belajar didapatkan pre-post test-1 p value 0,012, pre-post test-2 p value 0,000, prepost test-3 p value 0,001, sedangkan hasil belajar pre-post test-1 sampai pre-post test-3 didapatkan p value 0,000. Kesimpulan : Ada pengaruh penerapan metode cooperative learning jigsaw terhadap motivasi dan hasil belajar mahasiswa program studi S1 Keperawatan STIKES Ganesha Husada Kediri setelah dilakukan metode Cooperative Learning Jigsaw. Kata Kunci : cooperative learning jigsaw, motivasi belajar, hasil belajar 1 Mahasiswa Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2 Dosen Program Studi Magister Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta iii Kesehatan, INFLUENCE OF APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING JIGSAW METHOD TOWARDS STUDENT’S MOTIVATION AND LEARNING OUTCOMES IN NURSE STUDY PROGRAM HEALTH SCIENCE INSTITUTE GANESHA HUSADA KEDIRI Sutik 1, Wiwik Kusumawati2 ABSTRACT Background: Condition of higher education in Indonesia are quite diverse problems found, especially in learning process, the majority are still using conventional methods. Government efforts to overcome this problem by revising curriculum from Teacher Centered Learning curriculum into Student Centered Learning curriculum approach. Cooperative learning jigsaw method is a strategy of Student Centered Learning that can influence student’s motivation and learning outcomes. Research objective is to determine influence of application of cooperative learning jigsaw method towards student’s motivation and learning outcomes. Method: Research design was quantitative using quasi-experimental pre and post test without control approach, with intervention Cooperative Learning Jigsaw. Samples were student of second semester in S-1 Nursing Study Program Health Science Institute of Ganesha Husada Kediri. Research instruments were questionnaire to measure learning motivation and MCQ to measure learning outcomes, and then analyzed using paired sample t-test with probability value or α 0.05 Results: Results showed that average score of pre-test on learning motivation was 135.33 and post-test–3 was 158.03, while pre-test on learning outcomes was 68.43 and post-test–3 was 83.03. The results of different test on learning motivation was obtained pre-post test–1, p value was 0.012, pre-post test–2, p value 0.000, pre-post test–3, p value 0.001, while on learning outcomes pre-post test–1 until pre-post test–3wasobtainedpvalue0.000. Conclusion: There was influence of application of cooperative learning jigsaw method towards student’s motivation and learning outcomes of S-1 Nursing Study Health Science Institute Program Ganesha Husada Kediri after conducting Cooperative Learning Jigsaw method. Keywords: cooperative learning jigsaw, learning motivation, learning outcome 1. Student of Nursing, University of Muhammadiyah Yogyakarta 2. Lecturer of Graduate Nursing Study Program, Faculty of Medicine and Health Science, University of Muhammadiyah Yogyakarta iv PENDAHULUAN Kondisi pembelajaran perguruan tinggi di Indonesia masih cukup maupun disekolah tinggi keperawatan di beragam Indonesia dinilai tidak sejalan lagi dengan permasalahan yang ditemukan. Beberapa kemajuan temuan Pengembangan globalisasi ini. Dampak dari pembelajaran Kurikulum Pendidikan Tinggi, Direktorat dengan pendekatan konvensional ini bisa Pendidikan Tinggi yang melaksanakan menyebabkan mahasiswa menjadi tidak pelatihan pengembangan kurikulum termotivasi diseluruh KOPERTIS Indonesia pembelajaran, dan ini berdampak pada dari Tim di dunia pendidikan mengikuti era kegiatan menemukan berbagai masalah utama, salah prestasi satunya adalah pada model pembelajaran mahasiswa. masih ditemukan pendekatan pembelajaran dikemukakan oleh Mody, et all, (2012), konvensional bahwa atau pendekatan belajar di yang dicapai Sebagaimana pembelajaran oleh yang konvensional pembelajaran berpusat pada pendidik atau menyebabkan rendahnya motivasi belajar TCL (Teacher Centered Learning) (Dikti, mahasiswa. 2014). Model pembelajaran yang sudah evaluasi melalui angket mahasiswa di dan sedang di implementasikan di Program STIKES Ganesha Husada Kediri Studi S1 Keperawatan STIKES Ganesha akhir semester ganjil tahun akademik Husada model 2014-2015, bahwa 34.78% menyatakan diimplementasikan perkuliahan membosankan karena kurang Kediri, pembelajaran masih mayoritas yang menggunakan konvensional yang melibatkan yang mahasiswa didapat ; 23,18 dari pada % bersifat menyatakan materi yang dipelajari sangat dengan banyak; 27,54 pendekatan konvensional yang saat ini kurang bervariasi masih umum digunakan diperguruan tinggi metode pembelajaran tradisional. atau pendekatan Data Pembelajaran 1 % menyatakan dosen dalam dan penggunaan 14,49 % (BAAK, SGH.2015). Termasuk data yang pembelajaran kooperatif salah satunya didapatkan dari bagian evaluasi akademik adalah metode pembelajaran jigsaw, yaitu pada menekankan mahasiswa semester IV tahun pembelajaran dalam akademik 2014-2015 didapatkan bahwa kelompok kecil dimana mahasiswa belajar prestasi hasil belajar mahasiswa, yang dan bekerja sama untuk mencapai tujuan ditunjukkan dari hasil indek prestasi secara kumulatif (IPK) ada 15 % mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan motivasi dengan IPK kurang dari 3,00. Hasil studi dan prestasi belajar mahasiswa (Arends, pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti 2008). pada tanggal 6 April 2016 pada 38 optimal. Motivasi Dengan demikian merupakan mahasiswa di Program studi Keperawatan yang semester IV STIKES Ganesha Husada melakukan suatu tindakan (Nursalam, Kediri, menunjukkan hasil bahwa 21 2008). Motivasi dibedakan menjadi dua mahasiswa (58%) mempunyai motivasi yaitu motivasi instrinsik dan motivasi belajar rendah. ekstrinsik. Motivasi instrinsik ini berfungsi Melihat fenomena seseorang untuk perlu tanpa memerlukan rangsangan dari luar, adanya perubahan strategi pendekatan sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan pembelajaran yang inovatif dan kreatif. dorongan yang timbul dari luar. Motivasi Banyak strategi pendekatan pembelajaran belajar tergolong dalam motivasi instrinsik yang inovatif yaitu menekankan pada yaitu keaktifan seseorang peserta diatas mendorong kekuatan didik. Pendekatan perubahan energi yang dalam ditandai diri dengan tersebut misalnya pembelajaran kooperatif munculnya feeling dan didahului dengan yaitu merupakan bagian dari metode tanggapan terhadap adanya tujuan dan pendekatan emosi yang dapat menentukan tingkah laku SCL (Student Centered Learning), dimana terdapat banyak model manusia 2 (Sadirman, 2008). Menurut Hamalik (2008), motivasi belajar ialah saja dalam menerima informasi tetapi juga suatu diri dalam memproses seseorang yang ditandai oleh timbulnya secara efektif, perasaan dan reaksi untuk belajar. Untuk melaksanakan mendapat hasil belajar yang optimal, eksternal maupun internal. Belajar secara sangat diperlukan motivasi belajar yang aktif, mahasiswa dituntut mencari sesuatu tepat. sehingga perubahan Makin energi tepat dalam motivasi yang informasi otak refleksi dalam tersebut membantu baik pembelajaran secara seluruh diberikan, maka makin berhasil pula potensi mahasiswa akan terlibat secara pelajaran yang dipelajari. Jadi motivasi optimal. Pembelajaran kooperatif dengan akan senantiasa menentukan intensitas dengan model jigsaw ini, mahasiswa tidak usaha belajar bagi para peserta didik hanya mendengar dan melihat, tetapi juga (Sardiman, 2008). mendiskusikan, Model pembelajaran jigsaw ini mengerjakan mengajarkan yang dia ketahui merupakan salah satu model pembelajaran teman-temannya. kooperatif (cooperative learning) yang Adapun mengupayakan pembelajaran jigsaw menurut Aronson & Patnoe (2011) mampu mengajarkan kepada peserta didik yaitu : (1) pendidik membuka proses lain mengoptimalkan pembelajaran ; (2) pendidik membagi keseluruhan anggota kelas sebagai satu tim kelompok menjadi 5-6 orang : (3) pendidik yang Mahasiswa menunjuk pemimpin tiap kelompok ; (4) sekaligus tiap kelompok diberi materi berbeda ; (5) perasaan yang diwujudkan dalam perilaku tiap peserta didik mempelajari materi belajar dan peduli terhadap orang lain. berbeda; (6) peserta didik membentuk Penerapan pembelajaran kooperatif dengan kelompok ahli; (7) peserta didik kembali model jigsaw, keaktifan mahasiswa tidak kekelompok asal; (8) tiap kelompok maju membangun berusaha peserta kepada didik dan seorang tahap-tahap dan bersama. pengetahuannya 3 mempresentasikan materi didiskusikan; (9) mengobservasi kelompok yang tiap sudah jigsaw dapat kelompok belajar mahasiswa. motivasi Mahasiswa yang yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi presentasi dan (10) pendidik melalukan dapat berperilaku inisiatif, eksploratif, evaluasi kreatif, mampu mengekspresikan diri, serta lain meningkatkan menutup proses pembelajaran. berusaha Penerapan kooperatif dengan pembelajaran model jigsaw mengatasi bertanggung ini masalah, jawab atas berani apa yang dikerjakannya, mampu melakukan tugas- diharapkan mampu meningkatkan motivasi tugas dan hasil belajar mahasiswa. Hal ini kemampuan dan usaha dari dirinya sendiri, didukung oleh penelitian yang dilakukan berani mengutarakan pendapat dan aktif oleh Hanze & Berger (2007) menunjukkan dalam hasil bahwa dengan penerapan metode pengalaman belajar. Model pembelajaran Cooperative learning-jigsaw classroom, ini terdapat adanya kelompok kecil dimana mahasiswa belajar akademik, bekerjasama untuk mencapai tujuan yang dan hubungan optimal. Model pembelajaran ini selain mahasiswa, dibanding dapat perbedaan peningkatan motivasi yaitu kemampuan instrinsik interpersonal sebelumnya waktu diberikan metode yang diberikan perkuliahan menekankan dosen dan mencari pembelajaran meningkatkan atas dalam kemandirian mahasiswa dalam belajar juga mendorong pembelajaran langsung (direct instruction). meningkatkan Hasil penelitian lain oleh Wardani & dalam Noviani (2010), berdasarkan data dan mengutarakan pendapat. Motivasi belajar pengamatan dari siklus ke siklus dalam yang baik, dapat mendorong adanya penelitiannya, peningkatan hasil di dapatkan bahwa : pembelajaran dengan menggunakan model kelompok Mahasiswa 4 kemampuan dan belajar berusaha berinteraksi keberanian mahasiswa. memperoleh informasi dari berbagai sumber kemudian perlakuan didiskusikan lain, membandingkan nilai post test dengan pre meningkatkan test. Desain penelitian Quasi eksperiment motivasi belajar serta pemahaman atau tersebut digunakan pada penilaian untuk penguasaan menilai dengan dengan demikian mahasiswa akan materi yang akan meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Dengan demikian, menganggap perlu pendekatan strategi adanya dinilai motivasi mahasiswa. dengan cara dan hasil belajar Sedangkan untuk melihat peneliti gambaran afektif mahasiswa menggunakan perubahan metode penelitian survey deskriptif. Data di diperoleh melalui melalui proses perijinan Program Studi S1 Keperawatan STIKES studi pendahuluan dan STIKES Ganesha Ganesha Husada Kediri sehingga peneliti Husada Kediri guna memperoleh jumlah tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh populasi pada prodi S-1 Keperawatan Penerapan metode Cooperative Learning 2015/2016. Sebelum penelitian dilakukan Jigsaw terhadap motivasi dan hasil belajar peneliti melakukan penjelasan kepada mahasiswa S1 responden dan meminta mengisi lembar Keperawatan STIKES Ganesha Husada persetujuan menjadi responden. Kemudian Kediri” pengumpulan data dilakukan pembelajaran METODE PENELITIAN dengan metode Cooperative Learning Desain di pembelajaran Program yang Studi digunakan dalam jigsaw, dimana metode pembelajaran penelitian ini adalah Quasi eksperiment ini tersebut dilakukan tiga kali pertemuan. peneliti menggunakan pendekatan dengan Untuk mengukur motivasi belajar peneliti desain Pre and post test without control menggunakan (control diri sendiri), Pada desain ini Sedangkan untuk menilai hasil belajar peneliti hanya melakukan intensi pada satu mahasiswa kelompok tanpa pembanding. efektifitas penilaian dengan metode evaluasi hasil 5 lembar peneliti kuesioner. menggunakan belajar MCQ (Mutiple-choice qustion) HASIL PENELITIAN yang diberikan kepada 30 responden 1. Karakteristik Responden tersebut diberikan pada post pembelajaran Tabel 1.1 Distribusi hasi analisis karakteristik responden (n=30) kooperatif jigsaw dengan intervensi, yaitu Karakteris tik Jenis Kel pada pertemuan ke 1, 2 & ke 3. Tahapan analisis yang digunakan oleh peneliti adalah pertama dilakukan uji normalitas Kategori F % Laki-laki Permpuan 2 2 8 2 5 5 2 8 2 2 2 8 2 2 8 7 93 2 7 3 Usia 15-20 th kemudian dilanjutkan uji analissis deskriftif data univariat dan bivariat. Lokasi penelitian >20th Sehat Sakit Kondisi fisik/psikis dilakukan Kondisi fisik diruang kuliah prodi SI Keperawatan Buku referen STIKes Ganesha Husada Kediri. Peneliti melakukan penelitian pada Bulan Juni-Juii Ruang kuliah 2016. Ya Tidak Mendukun g Tdk dukung Nyaman Kurang nyaman pvalue 0,844 83 7 0,844 93 7 0,844 73 0,697 27 73 7 0,697 90 0,713 3 Sumber : Data Primer 2016 Table 1.1 menunjukkan bahwa dari semua faktor- karakteristik faktor responden yang untuk mempengaruhi motivasi belajar dan hasil belajar dari hasil uji statistik chi-square didapatkan nilai α > 0,05. . 2. Gambaran Motivasi belajar sebelum dan sesudah penerapan metode cooperative learning jigsaw 6 Tabel 1.2 Distribusi hasil analisis deskriptif nilai rata-rata motivasi belajar sebelum dan sesudah penerapan metode cooperative learning jigsaw pada Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKES Ganesha Husada Kediri ( n = 30) max Hasil bel. – 56 – 81 68,43 ± 8,274 62 – 86 77,96 ± 7,039 pre Post test – 1 Post test – 2 62 – 87 78,36 ± 6,666 Post test – 3 72 – 95 83,03 ± 6,094 Sumber :Data Primer 2016 Variabel MinMean ±SD Max Motivasi bel– 111 135,33 ± 12,62 158 139,33 ± 14,67 pre Post test – 1 111 – 162 Post test – 2 122 145,53 ± 9,775 Post test – 3 162 158,03 ± 7,730 140 – 170 Sumber : Data Primer 2006 Tabel 1.3 menunjukkan bahwa dari hasil analisis deskriptif didapatkan nilai rata-rata hasil belajar sebelum dan sesudah penerapan metode cooperative learning jigsaw terdapat peningkatan, mulai dari pre test dengan nilai mean 68,43 sampai Tabel 1.2 menunjukkan bahwa dari dengan post test -3 nilai mean 83,03. hasil analisis deskriptif didapatkan nilai 4. Pengaruh penerapan metode rata-rata motivasi belajar sebelum dan cooperative learning jigsaw terhadap sesudah penerapan metode cooperative motivasi learning jigsaw terdapat dan hasil belajar peningkatan, menggunakan uji paired sampel t-test mulai dari pre test dengan nilai mean 135,33, sampai dengan post test -3 nilai Tabel 1.4 pengaruh penerapan metode cooperative learning jigsaw terhadap motivasi belajar mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKES Ganesha Husada Kediri (n=30) mean 158,03. 3. Gambaran hasil belajar sebelum dan sesudah penerapan metode cooperative learning jigsaw Tabel 1.3 Distribusi hasil analisis deskriptif nilai rata-rata hasil belajar sebelum dan sesudah penerapan metode cooperative learning jigsaw pada Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKES Ganesha Husada Kediri ( n = 30) Variabel Min- Variabel Motivasi bel. pre Motivasibel.post1 Mean± SD p.value 135,33±12,62 0,012 139,23±14,62 Motivasi bel. Pre Motivasibel.post2 135,33±12,62 145,53±9,775 0,000 135,33±12,62 158,03±7,730 0,001 Motivasi bel. pre Motivasi bel Mean ± SD 7 post3 Sumber : Data Primer 2016 PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden Tabel 1.4 menunjukkan bahwa dari Hasil penelitian dari uji bivariat hasil uji paired sampel t-test penerapan menunjukkan bahwa semua item dalam metode cooperative learning jigsaw karakteristik responden yang terdiri dari terhadap motivasi belajar didapatkan nilai jenis kelamin, usia, pre-post-1 p-value 0,012, pre-post-2 kondisi fisik/psikis, pkondisi lingkungan kampus, buku referensi value 0,000, dan pre-post-3 p-value (sumber belajar), dan ruang kuliah, 0,001. mempunyai nilai p-value > 0,05. Hal ini Tabel 1.5 pengaruh penerapan metode cooperative learning jigsaw terhadap hasil belajar mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKES Ganesha Husada Kediri (n=30) berarti semua item dalam karakteristik Variabel Hasil bel. pre Hasil bel.post-1 Mean± SD 68,43±8,274 77,96±7,039 p.value 0,000 mahasiswa. Hasil bel. pre Hasil bel.post-2 68,43±8,274 78,36±6,666 0,000 Hasil bel. pre 68,43±8,275 Hasil bel post3 83,03±6,094 Sumber : Data Primer 2016 0,000 responden tidak menjadi faktor yang mengaruhi motivasi dan hasil belajar dilakukan Hasil oleh penelitian Trisnawati yang (2013), menyatakan bahwa jenis kelamin bukanlah sebuah faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Hasil penelitian lain juga sesuai dengan penelitian (Robbin, 2003), bahwa Tabel 1.5 menunjukkan bahwa dari jenis kelamin tidak mempengaruhi hasil uji paired sampel t-test penerapan kemampuan belajar. Jenis kelamin dalam metode cooperative learning jigsaw penelitian ini bukan menjadi faktor yang terhadap hasil belajar didapatkan semua mempengaruhi hasil belajar mahasiswa. nilai mulai pre-post-1 , pre-post-2, dan Sesuai dengan apa yang dijelaskan di atas pre-post-3 p-value 0,000. kemungkinan ada faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya 8 adalah waktu dan kesempatan, peserta dengan didik dengan jenis kelamin perempuan Kedewasaan juga dipengaruhi oleh proses dikaruniai hal-hal yang mungkin saja dapat pertumbuhan mengganggu intensitas dalam belajarnya, berdasarkan tahapan usia. Masing-masing misalnya dalam siklus haid. Mahasiswa pertumbuhan tidak selalu sama. Ada yang dengan dan mengalami masa pertumbuhan dengan dan cepat dan ada juga yang lambat. Termasuk dalam dalam proses belajar pencapaian masing- jenis perempuan kesempatan kelamin laki-laki mempunyai yang hak sama melaksanakan proses pembelajaran. dorongan emosionalnya. masing-masing individu masing individu tidak sama dan tidak Hasil penelitian ini didapatkan bahwa tergantung dari usia. usia responden tidak menjadi pengaruh Hasil penelitian ini didapatkan bahwa hasil belajar. Psikolog Sarlito Wirawan, karakteristik faktor patokan kondisi lingkungan belajar responden tidak kedewasaan seseorang. Terkadang wanita mempengaruhi motivasi dan hasil belajar. 20 tahun lebih dewasa daripada pria yang Menurut Muhibbin (2007), keadaan fisik sudah usia 25 tahun. Pernyataan ini juga yang diperkuat oleh Sanjaya (2010), bahwa pertumbuhan yang optimal, kesehatan kedewasaan seseorang bukanlah terletak jasmani, dan keadaan alat-alat indera yang pada ukuran usianya, melainkan dari lain merupakan bukti kualitas fisik ataupun tingkat perkembangan individu atau organ- psikis seseorang. Dengan stabilitas kondisi organnya yang berfungsi sebagaimana fisik atau psikis yang sehat maka sangat mestinya. Selain itu juga bagaimana berpengaruh positif terhadap kegiatan tingkat yang belajar peserta didik. Begitu pula dengan dimilikinya, sehingg mampu membedakan faktor lingkungan belajar yang kondusif antara pengambilan keputusan rasional turut mempengaruhi kemajuan hasil belajar usia tidak kematangan menjadi emosional 9 kondisi menunjukkan fisik/psikis pada dan tahap peserta didik. Situasi lingkungan belajar 25 responden (83,3 %) dan kegiatan yang berdampak penutup sejumlah 23 responden (23,3 %), terhadap daya konsentrasi peserta didik, dan tidak ada responden yang menyatakan yang akhirnya mempengaruhi kurang. ricuh, ramai akan motivasi dan hasil belajar. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa Namun pendapat Muhibbin (2007), karakteristik sarana penunjang belajar dan ini bertolak belakang dari hasil penelitian ruang kuliah tidak menjadi pengaruh ini. Motivasi dan hasil belajar yang dicapai motivasi dan hasil belajar mahasiswa. Hal oleh responden dalam penelitian ini, ini kemungkinan besar disebabkan karena Muhibbin (2007), bahwa salah satu faktor kegiatan proses belajar mengajar dirancang yang dengan baik dan menarik sehingga akan proses belajar adalah tersedianya sumber menjadi bagi belajar yang memadai. Sumber belajar ini stimulus tersendiri bertentangan menunjang dengan pendapat keberhasilan dalam mahasiswa untuk termotivasi belajar dapat berupa media belajar termasuk buku sehingga akan berdampak pada referensi sebagai bahan baku penunjang. peningkatan motivasi dan hasil belajar. Hal Dengan bahan baku penunjang yang ini diperkuat dari hasil evaluasi proses memadai maka sangat membantu peserta pembelajaran melalui hasil angket yang didik dalam melakukan perbuatan belajar. diberikan setelah Selain itu ruang perkuliahan yang nyaman dilakukan intervensi yang ketiga bahwa juga merupakan faktor pendukung yang sebagian besar responden menyatakan sangat proses kelancaran kepada penerapan responden metode cooperative penting proses learning jigsaw berjalan dengan baik mulai sehingga peserta dari kegiatan pendahuluan sejumlah 21 antusias dalam responden (70%), kegiatan inti sejumlah pembelajaran. 10 untuk menunjang belajar didik mengajar, akan mengikuti Penelitian lain merasa proses yang disampaikan oleh Sulistiowati (2009), pembelajaran dengan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi memberikan hasil motivasi belajar adalah sarana penunjang motivasi, partisipasi belajar seperti ruang kuliah yang nyaman, interdependent), yang baik bagi peserta sumber belajar yang memadai. Namun didik. Penelitian lain yang dilakukan oleh pendapat Muhibbin (2007) dan hasil Huang, et all. (2013) hasil penelitian penelitian Sulistiowati (2009), ini bertolak menunjukkan bahwa penerapan metode belakang dari hasil penelitian. Motivasi pembelajaran dan hasil belajar yang didapatkan dicapai strategi pembelajaran kooperatif, terdapat oleh responden dalam penelitian ini, peningkatan minat dan motivasi belajar kemungkinan besar disebabkan karena mahasiswa. kegiatan proses belajar mengajar dirancang dorongan, hasrat, kebutuhan seseorang dengan baik dan menarik. untuk melakukan aktifitas tertentu, motif 2. Gambaran Motivasi belajar sebelum merupakan suatu kondisi atau disposisi dan sesudah diterapkan metode teknik yaitu berbasis jigsaw terjadinya (positively jigsaw Motivasi dengan merupakan internal. Selanjutnya motivasi merupakan motif yang telah menjadi aktif pada saat- cooperative learning jigsaw Hasil penelitian berdasarkan tabel saat tertentu (Wingkel, 2009). Jadi 1.2 didapatkan bahwa skor motivasi belajar motivasi merupakan bagian dalam dari sebelum dan sesudah penerapan metode suatu cooperative terdapat seseorang dalam bertindak dengan cara peningkatan nilai mean, mulai dari pre test yang jelas untuk memenuhi beberapa dengan nilai mean 135,33, sampai dengan tujuan tertentu. Motivasi juga menjelaskan post test -3 nilai mean 158,03. mengapa orang melakukan suatu tindakan. learning jigsaw Beberapa penelitian yang dilakukan Mengduo & keadaan yang menyebabkan Setiap aktifitas yang dilakukan oleh Xiaoling (2010), menunjukkan bahwa seseorang itu didorong oleh suatu kekuatan 11 dari dalam diri orang itu sendiri. Kekuatan 3. Gambaran Hasil belajar sebelum dan pendorong inilah yang selanjutnya disebut sesudah sebagai learning jigsaw motivasi (Nursalam, Efendi, 2008). Sedangkan yang dimaksud dengan diterapkan metode cooperative Hasil penelitian berdasarkan tabel 1.3 motivasi belajar menurut Pujiadi (2007) didapatkan bahwa skor hasil belajar mendefinisikan tentang motivasi belajar sebelum dan sesudah penerapan metode mahasiswa adalah suatu keadaan dalam cooperative diri mahasiswa yang mendorong dan peningkatan nilai mean, mulai dari pre test mengarahkan perilakunya kepada tujuan dengan nilai mean 68,43 sampai dengan yang ingin dicapainya dalam mengikuti post test -3 nilai mean 83,03. learning jigsaw terdapat pendidikan. Idealnya, tujuan mahasiswa Beberapa penelitian yang dilakukan dalam mengikuti pendidikan adalah untuk oleh Souvignier & Kronenberger (2007), menguasai bidang ilmu yang dipelajarinya. hasil penelitian menunjukkan bahwa dari Sehingga dalam mempelajari setiap bahan tiga kondisi pembelajaran, didapatkan pembelajaran, mahasiswa terdorong untuk bahwa menguasai bahan pembelajaran jigsaw memberikan hasil belajar yang tersebut pembelajaran dengan dengan baik, dan bukan hanya untuk memuaskan. sekedar lulus meski dengan nilai yang dilakukan oleh Ulfa & Sumaryati (2010) sangat baik. hasil Adanya dorongan mahasiswa untuk Penelitian penelitian lain metode menunjukkan yang bahwa dengan penerapan metode Cooperative termotivasi belajar, selain didorong oleh learning-jigsaw suatu kekuatan dari dalam diri sendiri juga peningkatan prestasi belajar mahasiswa . tidak terlepas dari pengaruh ekternal yang Belajar salah satunya adalah adanya penerapan classroom, merupakan suatu terjadi proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang proses pembelajaran yang yang baik. berdasarkan 12 praktik atau pengalaman tertentu (Muhhibin, 2007). Banyak faktor belajarnya sesuai dengan bobot yang yang mempengaruhi belajar yang salah dicapainya (Winkel, 2009 ). Hasil belajar satunya Secara merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan sederhana, minat berarti kecenderungan dari kegiatan belajar, karena kegiatan atau belajar adalah faktor keinginan yang minat. besar terhadap merupakan proses, sedangkan sesuatu. Minat seperti yang dipahami oleh prestasi merupakan hasil dari proses beberapa dapat belajar. Prestasi belajar yaitu hasil yang mempengaruhi kualitas pencapaian hasil dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar belajar siswa dalam bidang studi tertentu. sebagaimana yang dinyatakan dalam nilai Selain minat belajar juga dipengaruhi oleh (Poerwanto, 2008). Banyak faktor yang motivasi. Motivasi merupakan keadaan mempengaruhi hasil belajar, salah satunya internal organisme yang mendorong untuk adalah terletak pada proses mengajar itu melakukan sendiri orang selama sesuatu. ini Karena belajar termasuk tersedianya sumber merupakan suatu proses yang timbul dari belajar yang memadai. Sumber belajar itu dalam, faktor motivasi memegang peranan dapat berupa media atau alat bantu belajar penting pula. Kekurangan atau ketiadaan serta bahan baku penunjang. AIat bantu motivasi, baik internal belajar merupakan semua alat yang dapat maupun yang bersifat eksternal akan digunakan untuk membantu siswa dalam menyebabkan melakukan individu yang bersifat kurang dalam bersemangatnya melakukan perbuatan belajar. Maka proses dengan pelajaran yang di setting dengan pembelajarannya yang akan berdampak baik akan lebih menarik, menjadi konkret, pada prestasinya. mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga serta akan mendapatkan hasil belajar yang Hasil belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau lebih kemampuan bermakna. Dengan proses pembelajaran yang baik maka akan sangat seseorang siswa dalam melakukan kegiatan 13 berdampak kepada hasil pembelajaran & yang berkualitas, termasuk nilai hasil menunjukkan bahwa penerapan metode belajar peserta didik. Cooperative learning jigsaw classroom, 5. Pengaruh penerapan motivasi dan hasil belajar penelitian akademik instrinsik mahasiswa, waktu & motivasi dibanding diberikan metode pembelajaran langsung (direct instruction). 1.4 dan 1.5 menunjukkan bahwa dari hasil uji paired sampel t-test penerapan metode Motivasi belajar yang dirancang terhadap oleh Keller (1987), yang dikutip oleh motivasi belajar didapatkan nilai pre-post- Huang, et all (2006) dengan berdasarkan 1 p-value 0,012, pre-post-2 p-value 0,000, teori-teori motivasi. Menurutnya seorang dan pre-post-3 p-value 0,001. Sedangkan pendidik tabel 4.6 menunjukkan bahwa bahwa dari kepada peserta didiknya, agar mereka mau hasil uji paired sampel t-test penerapan belajar. Harapan dari teori ini, mengangap metode bahwa orang termotivasi untuk belajar jika cooperative jigsaw hasil kemampuan sebelumnya Hasil penelitian berdasarkan tabel learning (2007), ada pengaruh yaitu adanya peningkatan metode cooperative learning jigsaw terhadap cooperative Berger learning jigsaw perlu terhadap hasil belajar didapatkan semua ada nilai-nilai nilai mulai pre-post-1 , pre-post-2, dan disampaikan memberikan motivasi pengetahuan (yakni untuk yang memenuhi p-value 0,000 (p value < α kebutuhan pribadi), dan jika ada harapan 0,05) yang berarti H1 diterima atau dapat mencapai keberhasilan. Dari hasil analisa diartikan terdapat pengaruh penerapan penerapan metode cooperative learning metode jigsaw jigsaw terhadap item atau komponen motivasi dan hasil belajar motivasi belajar, yang ditampilkan dalam mahasiswa. Hasil penelitian ini diperkuat tabel. 4.6, menunjukkan bahwa rata-rata oleh penelitian yang dilakukan oleh Hanze motivasi pre-post-3 terhadap cooperative learning 14 belajar responden setelah penerapan metode pembelajaran jigsaw, yang sangat penting. Motivasi menjadi dari ke empat item yang paling tinggi kondisi yang esensial dalam pembelajaran, adalah item relevan/kegunaan yaitu 4,09, “motivation is an essential condition of kemudian rata-rata kedua adalah kepuasan learning”, sehingga hasil belajar peserta yaitu 4,07 dan item rata-rata yang terendah didik sangat ditentukan oleh motivasi yang adalah item percaya diri yaitu yang dimilikinya. Semakin besar motivasi dalam terendah pad item kepercayaan diri yaitu diri peserta didik, makin besar pula hasil 4,02. belajar yang akan dicapai. Demikian pula, Keller, Sesuai teori yang dirancang oleh bahwa relevan atau adanya semakin tepat motivasi yang diberikan hubungan kegunaan materi yang dipelajari oleh pendidik, oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dari proses pembelajaran. Motivasi dapat bagi peserta didik itu sendiri. Peserta didik menentukan intensitas usaha peserta didik akan berpikir tentang goal orientation atau dalam berorientasi pada tujuan belajar, sehingga melakukan belajar. Salah satu upaya peserta didik akan menilai kebutuhan seorang pendidik untuk memotivasi peserta untuk belajar untuk dirinya. Selain itu didiknya dalam proses pembelajaran, agar materi pembelajaran yang sesuai dengan potensi-potensi kebutuhan dimilikinya mempunyai korelasi positif memberikan bagi peserta semangat didik, mereka akan untuk semakin baik pula hasil melakukan sesuatu, termasuk (potencies) yang dengan prestasinya (achievement). belajar, terutama apabila materi yang Proses dipelajari karena sesuai dengan bidang pembelajaran jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran ilmu atau profesi yang sedang ditekuni. kooperatif Menurut Ely (1983) yang dikutip oleh kemudian Poulsen, et all (2008), dalam proses yang dikembangkan diadaptasi oleh Slavin dan di Universitas John Hopkins (Arends, 2008). pembelajaran dikelas, motivasi menjadi hal Model ini merupakan salah satu model 15 pembelajaran kooperatif (cooperatif model kooperatif jigsaw ini peserta didik learning) yang mengupayakan peserta memiliki didik mampu mengajarkan kepada peserta mengemukakan pendapat dan mengolah didik informasi yang lain dan berusaha banyak yang kesempatan didapat dan untuk dapat mengoptimalkan keseluruh anggota kelas meningkatkan sebagai satu tim yang maju bersama. Di berkomunikasi, sinilah membangun bertanggung jawab terhadap keberhasilan pengetahuannya sekaligus perasaaan yang kelompoknya dan ketuntasan bagian materi diwujudkan dalam perilaku belajar dan yang dipelajari dan dapat menyampaikan peduli terhadap orang lain. informasinya kepada kelompok lain. Lie, mahasiswa Menurut (2009), anggota kelompok model juga menyatakan bahwa jigsaw merupakan pendidik salah satu tipe atau model pembelajaran berpesan sebagai fasilitator yang berfungsi kooperatiif yang fleksibel. Banyak riset sebagai jembatan penghubung ke arah telah pemahaman yang lebih tinggi, dengan pembelajaran kooperatif dengan dasar catatan peserta didik sendiri. Pendidik jigsaw. Riset tersebut secara konsisten tidak hanya memberikan pengetahuan pada menunjukkan bahwa peserta didik yang peserta terlibat pembelajaran Slavin keterampilan kooperatif didik, tetapi ini harus juga dilakukan didalam berkaitan pembelajaran dengan model membangun dalam pikirannya. Peserta kooperatif model jigsaw ini memperoleh didik untuk prestasi lebih baik, mempunyai sikap yang mendapatkan pengetahuan langsung dalam lebih baik dan lebih positif terhadap menerapkan ide-ide mereka, ini merupakan pembelajaran. mempunyai kesempatan kesempatan bagi peserta didik untuk menemukan dan menerapkan Menurut Johnson & Stanne, (2000), ide-ide yang telah melakukan penelitian tentang mereka sendiri. Menurut Lie (2008), dalam pembelajaran kooperatif model jigsaw 16 yang hasilnya menunjukkan bahwa metode Cooperative interaksi kooperatif memiliki berbagai classroom, pengaruh positif terhadap peserta didik. kemandirian dan prestasi belajar. Pengaruh positif tersebut adalah : (1) yaitu learning Berdasarkan adanya hasil peningkatan penelitian pembahasan (2) meningkatkan daya ingat, (3) dapat disimpulkan bahwa digunakan untuk mencapai tarap penalaran learning tingkat tinggi, (4) mendorong tumbuhnya pembelajaran yang sangat efektif motivasi instrinsik (kesadaran individu), dipakai (5) meningkatkan hubungan antar manusia berbasis atau berpusat pada peserta didik. yang heterogen, (6) meningkatkan sikap Karena dalam pembelajaran kooperatif peserta didik yang positif terhadap sekolah, jigsaw ini akan dibangun kecakapan (7) meningkatkan sikap positif peserta belajar, mempelajari pengetahuan yang didik terhadap guru, (8) meningkatkan lebih mendalam dari hasil diskusi tiap-tiap harga diri peserta didik, (9) meningkatkan kelompok, terutama adanya kelompok ahli perilaku penyesuaian sosial yang positif, dalam proses pembelajaran jigsaw. Model dan (10) meningkatkan ketrampilan hidup pembelajaran bergotong-royong. kemampuan peserta didik untuk berpikir Noviani (2010) pengembangan penelitian model kritis, jigsaw sebagai belajar ini diatas dan meningkatkan hasil belajar peserta didik, Hasil penelitian lain oleh Wardani & tersebut jigsaw dapat metode cooperative merupakan model dapat metode untuk pembelajaran meningkatkan mengeluarkan pendapat tentang secara terbuka, bekerjasama tim, belajar pembelajaran mengembangkan sosialisasi antar peserta cooperative learning jigsaw dalam upaya didik untuk meningkatkan kemandirian dan penelitian ini menunjukkan bahwa metode prestasi penerapan cooperative learning jigsaw belajar mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan 17 dan pendidik. Dengan hasil sangat mempengaruhi motivasi dan hasil Asosiasi Institusi Pendidikan Ners (2015). Kurikulum Pendidikan Ners 2015 , AIPNI, Jakarta. belajar mahasiswa. KESIMPULAN Budiman., & Riyanto, A. (2014). Kapita Selekta Kuesioner. Jakarta : Salemba Medika. Ada pengaruh penerapan metode Cooperarative learning jigsaw terhadap Creswell, J.W. (2014). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. motivasi dan hasil belajar mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKes Ganesha Husada DAFTAR PUSTAKA Dewi, K., & Leny, N. (2010) Model Jigsaw dalam perkuliahan pengantar Ilmu Ekonomi untuk meningkatkan kemandirian dan prestasi mahasiswa, 46-54. Arends, R. (2008). Cooperative Learning, Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta : PT. Grazindo Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pembelajaran dan Kemahasiswaan. (2012) Sistem Pendidikan Tinggi. Jakarta. Arends, R. (2008). Learning to Teach, Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pembelajaran dan Kemahasiswaan. (2015). Pedoman Kurikulum Pendidikan Tinggi . Jakarta. Kediri . Anita., Lie. (2008). Cooperative Learning, Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas, Jakarta : PT. Grazindo. Direktorat Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Pedoman Pendidikan Budi Pekerti . Jakarta. Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktik. Jakarta : Rineka Cipta. Hamalik, O. (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara. Arifin, Z. (2014). Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teknik dan Prosedur. Bandung : Remaja Rosda Karya. Hanze, Aronson, E., & Patnoe, S. (2011). Cooperation in the Classroom : The Jigsaw method (3rd. ed). London : Pinter & Martin, Ltd. 18 M., & Berger, R. (2007). Cooperative Learning-jigsaw classroom, Motivational Effects, and student Characteristics : An experimental study comparing cooperative learning and direct instruction. Institute of Psychology. Jurnal Learning and Instruction, v17, p 29-41. Huang, et all. (2006). A Preliminary Validation of Attention, Relevance, Confidence and Satisfaction Model-based Instructional Material Motivational. Jurnal of Educational Technology. v26, p 243-259. Muhibbin, Syah. (2007). Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya Niegmann, et all. (2008). Motivation design Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction.Lernen, Heidelberg. Huang, H, et all. (2013). A Jigsaw-Based Cooperative Learning Approach to Improve Learning Outcome for Mobile Situated Learning. Jurnal of Educational Tecnology and Society. v 17(1), p.128-140. Notoatmodjo., S. (2003). Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo., S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta. John,W,Creswell (2014). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Nursalam., & Efendi. (2008). Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Kelana, K,M. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan, Jakarta, CV. Trans Info Media. Nursalam. (2014). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis, Jakarta : Salemba Medika. Keller, J. (2004). Learner Motivation and E-Learning Design : A Multinationally Validated Process. Journal of Educational, v 29(3), p 229-239. Poulsen, et all. (2008). ARCS Model of Motivational Design (Keller). Learning-Theories : from : http://www.learningtheories.com/kellers-arcs-model-ofmotivational-design.html Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah VII Jawa Timur. (2016). Teknik Penulisan Modul Pembelajaran. Surabaya. Purwanto. (2008). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Lie.,A.(2008). Cooperative Learning, Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas, Jakarta : PT. Grazindo. Purwanto. (2010). Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan Pengembangan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Mengduo.,. & Xiaoling, J. (2010). Jigsaw Strategy as a Cooperative Learning Technique : Focusing on the Language Learners. Jurnal of Applied Linguistics. V33 (4), p 113-125. Ratna, W. (2007). Understanding Action Research, Center for Collaborative Action Research, Available at http://cadres.pepperdine.edu/c.car/de fine.html 19 Ratna, W. (2008). Model Pembelajaran Langsung. Bandung : PT Remaja Rosda Karya. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif . Bandung : Alfabeta. Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran menggembangkan Profesional Guru. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Sugiyono. (2015). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Sulistiowati., & Martono.,S. (2009). Analisis factor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa, Prodi Sistem Informasi STIKOM, Surabaya Sanjaya, W,. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Sardiman.,A.M. (2008). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Permata. Standar Nasional Perguruan Tinggi. (2012). Tentang Standar Proses Pembelajaran. 2012. Jakarta. Setyosari, Punaji. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Standar Nasional Perguruan Tinggi. (2012). Tentang Standar Sarana Prasarana. 2012. Jakarta. Slavin, E. (2009). Student Team Learning, Teknik Pembelajaran Kooperatif. Jakarta : Permata Puri Media. Sobur, Alex. (2003). Psikologi Bandung : Pustaka Setia. Standar Nasional Perguruan Tinggi. (2012). Tentang Standar Tenaga Pendidik dan Kependidikan. 2012. Jakarta. Umum. Syamsuddin, (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Song, S.H, & Keller, J.M., (2001). Effectiveness of motivationally adaptive instruction on the dynamic aspects of motivation. Education Technology Research and development, v5 p 49-55. Ulfa., Souvignier.,E. & Kronenberger. (2007). Cooperative learning in third graders’ Jigsaw group for mathematics and science with and without questioning. Jurnal of Educational Psychology. v77, p 755-771. L. & Sumaryati, S. (2010). Peningkatan Prestasi belajar Mata Kuliah Dasar-dasar Akuntasi melalui penerapan Model-Jigsaw, Journal Program Pendidikan Ekonomi. V 13 (1) p 16-26. Uno, B. (2008). Teori Motivasi Dan Pengukurannya. Jakarta : PT Bumi Aksara. Uno, B. (2014). Assesment Pembelajaran. Jakarta : PT Bumi Aksara. Wardani., D. & Novianti, l. (2010). Model Jigsaw dalam Perkuliahan 20 Pengantar Ilmu Ekonomi untuk meningkatkan Motivasi dan Prestasi belajar. Journal Program Pendidikan Ekonomi. V 13 (1) p 46-54. Winkel.,W.S (2009). Bimbingan di Institusi Pendidikan. Jakarta : Grafindo. 21