MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014 POLIMORFISME GEN PADA PENDERITA ASMA BRONKIAL Oleh drg. Tri Setyawati Bagian Biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako Abstrak Latar belakang. Asma merupakan penyakit saluran pernafasan kronis yang paling banyak terjadi pada anak-anak terutama di negara berkembang. Namun, kini asma menjadi masalah serius karena bisa terjadi pada semua umur. Faktor genetik dan lingkungan sangat berperan terhadap peningkatan prevalensi asma. Beberapa regio pada kromosom yang mengandung gen-gen terkait asma telah diidentifikasi dan beberapa gen perannya telah diketahui. Identifikasi genetik pada penderita asma sangat penting untuk memahami patogenesis penyakit asma, Mereview berbagai penelitian ilmiah dan artikel mengenai penyakit asma bronkial pada anakanak dan polimorfismenya. Pencarian dilakukan dengan menggunakan kata kunci spesifik melalui pubmed NCBI, dan google scholar. Beberapa gen yang telah berhasil diidentifikasi antara lain kromosom 17Q21, kromosom 5, kromosom 6, kromosom 7, kromosom 11q, kromosom 12, dan kromosom 13q14. Hal ini menjadi kajian baru dalam hal penanganan dengan pendekatan genetika dan biomolekuler dengan memperhatikan skrining genom polimorfisme asma bronkial pada anak. Kata kunci: asma bronkial, polimorfisme, kromosom, biomolekuler. 36 Tri Setyawati, Polimorfisme Gen pada Penderita Asma Bronkial ... MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014 melalui dendrit kemudian dipresentesaikan ke A. PENDAHULUAN Asma merupakan penyakit saluran sel T berikatan dengan reseptor sel T (TCR) pernafasan kronis yang paling banyak terjadi CD4 dan CD8 yang kemudian melepaskan pada mediator inflamasi seperti IL-2, IL-3, IL-4, IL- anak-anak terutama di negara berkembang. Namun, kini asma menjadi 13, TNF-α, dan TGF-β. masalah serius karena bisa terjadi pada semua Aspek genetik berperan dalam umur. Asma termasuk penyakit epidemik, patofisiologi alergi dan asma. Identifikasi karena menyerang lebih dari 155 juta orang di genetik pada penderita asma sangat penting dunia. 1:7 anak di United Kingdom menderita untuk memahami patogenesis penyakit asma, asma. sejak menentukan diagnosis dan terapi. Sejumlah pertengahan abad ke 20. Asma merupakan regio pada kromosom yang mengandung gen- kombinasi gen terkait asma telah diidentifikasi dan Prevalensinya antara meningkat faktor genetik dan lingkungan. penelitian beberapa kandidat gen beberapa telah meskipun Menurut Li, dkk dikutip dari Ober and perkembangan penelitian genetika penyakit Hoffjan, 2006, terdapat lebih dari 100 gen asma sangat pesat, namun tidak semua gen terkait dengan asma, namun hanya beberapa teridentifikasi dan diketahui mekanismenya saja yang berhasil diidentifikasi dan jelas secara pasti. patofisiologinya. Beberapa lokus gen kandidat dilakukan. Namun gen perannya telah diketahui. Patofisiologi Asma diawali ketika ada terkait asma dengan fenotipnya masing- suatu alergen seperti HDM yang merangsang masing dapat dijelaskan lebih terperinci pada pelepasan mediator inflamasi yang kemudian skrining genom beberapa kromosom terutama mengaktifasi sel imun di sel target di saluran kromosom 4,5, 6, 7, 11, 12, 13, 16 dan 17 nafas, menimbulkan terutama pada lengan panjang (q), meskipun seperti ada beberapa pada lengan pendek seperti yang kemudian bermacam-macam efek bronkokonstriksi, hipersekresi mukus, dan kromosom 6. stimulasi refleks saraf. Pada asma terjadi mekanisme hiperresponsif bronkus dan inflamasi, kerusakan sel epitel, kebocoran mikrovaskuler kerusakan Berbagai literatur tentang gen yang saraf. mengalami polimorfisme terkait asma bronkial Hiperresponsif bronkus merupakan respon pada anak-anak. Tinjauan dilakukan secara bronkus yang berlebihan berupa penyempitan sistematis bronkus akibat suatu rangsangan. Limfosit t penelitian ilmiah dan artikel tentang skrining memiliki peran penting dalam patogenesis genom terkait asma bronkial, apa saja yang asma, karena adanya suatu alergen akan dipengaruhi dan tanda-tanda untuk setiap 37 dan B. Bahan dan Metode dengan mereview berbagai Tri Setyawati, Polimorfisme Gen pada Penderita Asma Bronkial ... MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014 polimorfisme gen asma bronkial tersebut. 12q, 13q, dan 14q. Skrining genom dua tahap Pencarian dilakukan dengan menggunakan pada keluarga Prancis ditemukan adanya kata asma- keterkaitan antara lokus gen pada kromosom elektronik 1p,12q, dan 17q dengan resiko asma. Li,dkk kunci bronkial, spesifik polimorfisme melalui pencarian PubMed, NCBI, dan googler scholar. meneliti pada populasi China, meenemukan C. Hasil bahwa gen-gen yang berlokus pada kromosom Skrining genom pertama merupakan 17q21 seperti Orosomucoid-1(ORM1), rangkaian kuantitatif untuk mendeteksi faktor ORM1-like 3 (ORMDL3) dan gasdermin like resiko (GDSML) asma yang secara signifikan diidentifikasi pada kromosom-kromosom: 4q, berhubungan dengan penyakit asma. 6 (dekat major histocompability complex Berikut ini skrining pada beberapa (MHC)), 7, 11q (mengandung FcRI-β), 13q, kromosom yang berhubungan dengan asma 16 dan 17. Jadi, polimorfisme pada kromosom dan polimorfismenya: tersebut berhubungan dengan resiko asma 1. KROMOSOM 17Q21 dimana bisa terjadi peningkatan resiko asma, atau tidak berhubungan dan bahkan Li, dkk (2012), melakukan penelitian pada populasi Cina, untuk menjelaskan polimorfisme beberapa kromosom seperti hubungan polimrofisme pada lokus gen pada kromosom 17 yang sebagian SNP justru kromosom 17q21 dengan risiko penyakit menyebabkan penurunan resiko asma. asma. Ditemukan bahwa ada 6 lokus SNP Beberapa Skrining ini dilakukan pada pada kromosom 17q21. Dari 6 marker SNP famili Huttirite, US, ditemukan ada keterkaitan tersebut, ada 2 polimorfisme gen pada lokus kromosom 5q, 12q, 19q dan berhubungan dengan resiko penyakit asma 21q dengan asma. Skrining famili di Jerman yaitu rs8067738 dan rs2305480. 1 lokus, juga mengidentifikasi adanya keterkaitan asma rs8069176 pada kromosom 2q (dekat interleukin-1), 6p lemah dengan penyakit asma. dan ketiga SNP (dekat MHC), 9 dan 12q. Sebuah skrining (single nukleotide polymorphism) yang lain genom yang bertanggung jawab untuk alergen yaitu rs4795400, rs12603332, dan rs11650680 HDM (house dust mite/tungau debu rumah) tidak menunjukkan hubungan dengan asma. yang diduga ditemukan pada kromosom 2q, 6p Pada SNP rs2305480, genotip CT dan TT (dekat MHC) dan 13 q. memiliki faktor resiko terkena penyakit asma menunjukkan hubungan yang yang Skrining genom pada keluarga di lebih tinggi dibanding genotip CC. Kemudian Amerika pada 3 kelompok ras ditemukan untuk SNP rs8067738, genotip GG (carier adanya hubungan yang lemah antara asma asma) memiliki resiko terkena asma lebih dengan lokus gen pada kromosom 2q, 5q, 6p , tinggi dibanding genotip AA dan AG. SNP 38 Tri Setyawati, Polimorfisme Gen pada Penderita Asma Bronkial ... MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014 rs8069176 dengan genotip AA ternyata dapat 13, dan IL-5 dalam jumlah tinggi sebagai menurunkan resiko terkena asma respon imun terhadap antigen yang masuk. secara signifikan. Sedangkan 3 SNP lain yaitu Sejumlah diidentifikasi menunjukkan meyakinkan dihubungkan dengan variasi pada yang signifikan IL-13 telah rs4795400, rs12603332, dan rs11650680 tidak hubungan pada polimorfisme dan secara dengan resiko terkena asma. kadar IgE pada sampel populasi yang cukup 2. besar. IL-13 meningkatkan sekresi mukus KROMOSOM 5 Kromosom 5q31 diteliti pada bronkial dan meningkatkan produksi IgE. beberapa kelompok yang dilanjutkan dengan Variasi observasi polimorfisme kromosom 5 sekitar 1%-2% . original pada linkage genetic (hubungan genetik) pada total IgE serum pada kadar IgE Penelitian dihubungkan dengan menunjukkan bahwa keturunan suku Amish dan konformasi terkait polimorfisme pada IL-4 lebih berat fenotipnya regio yang sama. Regio ini memiliki hubungan dibanding IL-13. Hal ini didukung oleh hasil dengan resistensi penelitian yang dilakukan oleh Yang,dkk schistosomiasis. Regio pada kromosom ini (2011) tentang polimorfisme TGF1-β, IL-4 mengandung beberapa gen yang memodulasi dan IL-13 dengan resiko asma pada populasi respon atopik, termasuk IL-4. IL-13, IL-5, Cina. kadar eosinofil dan CD4 dan faktor stimulasi koloni makrofag granulosit (Granulocyte macrofag-colony stimulating factor). Tumor Growth Factor 1 (TGF1-β) merupakan sitokin mempengaruhi asma multifungsional dengan yang memodulasi Makrofag banyak terdapat di saluran alergi inflamasi jalan nafas dan perbaikan nafas diaktifasi oleh antigen yang masuk dan jaringan jalan nafas. IL-4 dan IL-13 seperti juga oleh IgE. Makrofag melepaskan mediator dijelaskan merupakan sitokin regulator imun inflamasi seperti tromboksan A2, Interleukin-1 yang diproduksi melalui aktivasi sel T helper (IL-1), (TNF). yang kemudian mengaktifkan sel B dan Pelepasan mediator inflamasi makrofag dapat produk yang dihasilkan adalah imunoglobulin dihentikan dengan pemberian terapi steroid E. Tumor Necrosis Factor tapi tidak dengan beta-2-agonis. Manusia memperlihatkan Penelitian Yang (2011), ditemukan adanya bahwa polimorfisme pada gen TGF-β1, respon imun seluler dan humoral, yang genotip CT rs1800469 menurunkan resiko dihubungkan dengan peran sitokin pada sel T- asma helper (Ths). Ths diklasifikasikan menjadi Th1 95%=0,35-0,9, P=0,016). Dan SNP TGF-β1 dan Th2. Th2 ditandai dengan sekresi IL-4, IL- pada genotip GA rs2241712 menunjukkan resiko 39 secara tinggi signifikan terhadap (OR=0,56, asma. CI Kemudian Tri Setyawati, Polimorfisme Gen pada Penderita Asma Bronkial ... MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 polimorfisme TT kompleks, mengadung komponen-komponen menunjukkan peningkatan resiko terhadap alergi dan inflamatori. Sebuah investigasi pada asma. Alel T rs20541 berpengaruh secara efek MHC terhadap asma dan fenotip yang signifikan terhadap peningkatan resiko asma. muncul, mulai banyak dilakukan. Gen MHC hasil ini sama dengan yang ditemukan di India klas II dapat mempengaruhi pengenalan dan IL-4 terutama respon terhadap alergen. Peran IgE menunjukkan bahwa SNP pada rs2070874 pada kromosm 7 sangat besar dan relevansinya tidak ditemukan adanya hubungan dengan dengan penyakit klinis. Selain pada kromosom resiko asma. Ini berarti bahwa polimorfisme 7, IgE dengan melibatkan sel T reseptor juga pada iL-4 tidak meningkatkan resiko penyakit ditemukan pada kromosom 14q. Meksiko. gen IL-13, genotip Mei 2014 Polimorfisme gen asma pada seseorang. MHC klas I berperan penting pada CD14 ditemukan pada pemukaan respon atopik, tapi belum diinvestigasi secara monosit dan makrofag sebagai bentuk yang pasti. Sama dengan komplemen klas III, yang larut. CD14 berperan sebagai ligan berafinitas mengandung tinggi untuk LPS bakteri dan memulai respon dengan inflamasi atau penyakit umun tetap imun innate nonspesifik terhadap infeksi juga belum diujikan pada penderita asma. Gen bakteri. hulu MHC nonklas juga berdampak pada asma (upstream) dari daerah awal transkripsi untuk melalui jalur non alergik. Polimorfisme sebgai CD14 dihubungkan dengan tingginya kadar kontrol CD14 dan rendahnya kadar IgE. Prevalensi reseptornya asma berkorelasi terbalik dengan gaya hidup fleksibilitas imunoregulatori. Tumor nekrosis dan lingkungan yang tinggi LPS sehingga faktor disarankan bahwa interaksi CD14 dan LPS ditemukan dapat melindungi dari serangan alergi. Polimorfisme kompleks TNF dihubungkan 3. dengan variasi pada ekspresi TNF-alfa dan Polimorfisme pada daerah KROMOSOM 6 dan KROMOSOM 7 Regio MHC pada kromosom 6 menunjukkan fenotip asma adanya pada keterkaitan beberapa polimorfisme elemen sitokin penting sebagai inflamasi dalam sitokin berlebihan berhubungan mekanisme inflamasi pada dan jalan poten nafas. dengan adanya asma. dengan Penelitian terkait peran kromosom 7 penelitian. terhadap resiko asma dilakukan oleh Wei, dkk Kemungkinan perlunya pertimbangan bahwa (2012), lokus utama mempengaruhi penyakit-penyakit polimorfisme gen PAI (plasminogen activator alergi. Dimana MHC mengandung beberapa inhibitor) yang berlokasi di kromosom 7 molekul yang terlibat dalam respon imun dengan peningkatan resiko asma. Hasilnya innate (bawaan) dan spesifik (didapat). Pada menunjukkan waktu yang sama, fenotip asma sangat menunjukkan resiko asma lebih tinggi. Jadi 40 untuk melihat bahwa hubungan genotip antara 4G/5G Tri Setyawati, Polimorfisme Gen pada Penderita Asma Bronkial ... MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014 polimorfisme pada promoter gen PAI -657 resiko penyakit asma yang parah pasien 4G/5G meningkatkan resiko penyakit asma dewasa di populasi Uzbekistan. Polimorfisme pada seseorang. Cho, dkk menemukan bahwa Ile 181 Leu diidentifikasi oleh Shirakawa,et al, polimorfisme gen PAI ini meningkatkan resiko ditemukan ada hubungannnya dengan asma di asma pada anak-anak. kuawait Arab dan kulit hitam Afrika Selatan. 4. Variasi pada gen ini menyebabkan efek gen ini KROMOSOM 11q Hubungan Atopi pada polimorfisme pada pasien dengan asma namun belum VNTR (variable number tandem repeat) pada sepenuhnya diidentifikasi. kromosom 11q13 pertama dilaporkan pada 5. KROMOSOM 12 tahun 1989 dan pertamakali diperdebatkan. Telah Diijelaskan sebelumnya bahwa Ranta beta dari reseptor berafinitas tinggi keterkaitan untuk pada kromosom 12q dilanjutkan dengan penelitian kromosom ini. reseptor FceRI-B berperan pada lokus tunggalnya dan mellalui beberapa sebagai pemicu alergi pada sel mast dan sel skrining tipe yang lain, dan berperan sentral pada tambahan, skrining genom pada model tikus respon alergi. Rantai beta tidak esesnsial untuk yang fungsi FceRI tapi keduanya eksresi permukaan hiperresponsif bronkial pada kromosom 10 stabil dari reseptor dan sebagai amplifikasi tikus homolog dan pada kromosom 12q elemen didalamnya. Beberapa variasi pada manusia. Interferon gama tidak berhubungan tingkat dengan kromosm ini. IgE (FceRI-beta) ekspresi berlokasi rantai beta dapat memodifikasi fungsi reseptor. 6. Polimorfisme dihubungkan dengan FceRI-beta genom asma dari asma dengan keseluruhan. ditemukan Sebagai keterkaitan KROMOSOM 13q14 Selain kromosom 7, keterkaitan total asma, IgE serum pada polimorfisme protein esterase hiperresponsif bronkial dan dermatitis atopi D juga ditemukan pada kromosm 13q14. Ini yang parah. Polimorfisme pada gen ini juga dilaporkan pada tahun 1985. Keterkaitan dihubungkan dengan kadar IgE pada infeski kromosom parasit berat suku Aborigin Australia, untuk melalui scaning genom dan melalui penelitian melindungi dari cacing. lokus tunggal pada keluarga jepang. Beberapa Perubahan pada atopi, genetik regio pengkode penelitian 13q dengan potensial dijelaskan mengidentifikasi (coding region) telah diidentifikasi pada keterkaitan FCER-1beta, namun belum terlihat adanya penyakit dan D13S153. Dua tahap skrining kemampuan gen. pada Suku Hutterite dari US ditemukan Polimorfisme pada gen FCER -1beta pada adanya keterkaitan antara asma pada kromosm nukleotida 109 dengan genotip CT memiliki 13q21.3 pada keluarga tahap pertama tapi 41 mengubah fungsi tidak atopi seimbang (LD) antara Tri Setyawati, Polimorfisme Gen pada Penderita Asma Bronkial ... MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014 tidak pada keluarga tahap kedua. Keterkaitan disekresi oleh jaringan adiposa mempunyai kromosom 13q14 pada alergi HDM pada efek proinflamator dan dapat memodulasi anak-anak dengan asma juga diobservasi pada respon imun sel T berupa sel T helper 2. anak dengan dermatitis atopik. Orang dengan polimorfisme pada gen INSIG2 Hasilnya menunjukkan bahwa (inflamasi induced gene 2) rs7566605 kromosom 13q14 juga mengandung lokus memiliki BMI yang lebih tinggi dibanding atopi mayor. Rendahnya kadar IgA serum orang tanpa polimorfisme gen ini. Ternyata terjadi dengan frekuensi lebih banyak pada bahwa orang dengan BMI yang lebih dari anak atopi dibanding pada anak yang sehat. normal dan orang dengan resistensi insulin Dan defisiensi IgA saliva juga lebih banyak memiliki terjadi pada bayi dengan orang tua atopi. dibanding orang normal.4 Produksi imunoglobulin A ini terjadi dibawah resiko asma Polimorfisme secara signifikan berbagai Variasi pengaruh gen yang dipetakan pada kromosom genetik terkait obseitas seperti gen β2- 13q14. adrenergik Receptor (ADRB2), β3-adrenergik Gen regulatori ini mengkode komponen imun humoraldan sistem receptor (ADRB3), dan mempengaruhi kadar IgA serta status atopi peroksisom dengan mempengaruhi kemampuan mukosa berperan penting sebagai faktor resiko asma. merespon adanya alergen. Kromosom 4, 16, Dari penelitian yang dilakukan Su Ming, dkk 19, belum diungkapkan secara rinci namun (2012), menunjukkan bahwa polimorfisme dari literatur dikatakan kromosom tersebut INSIG2, berhubungan meningkatkan dengan bertanggungjawab karena asma juga ADRB2, gamma (PPARγ) ADRB3, resiko PPARγ, penyakit asma. imun, Polimorfisme gen pparγ rs1801282 pada fungsi MHC dan kromosom 3p25 genotip C/G, polimorfisme terhadap mempengaruhi karena activator proliferator respon FCER1B yang terkait dengan inflamasi. ADRB2 rs10427135 kromosom 5q31-q32 D. Diskusi dan Pembahasan genotip A/G, polimorfisme ADRB3 rs4994 Penelitian menunjukkan bahwa kromosom 8p21 genotip C/T, memiliki resiko polimorfisme gen tertentu pada orang obesitas terkena penyakit asma. Namun yang paling meningkatkan signifikan adalah resiko penyakit asma pada resiko asma lebih tinggi dibanding orang obes yang tidak memiliki polimorfisme gen ADRB2. polimorfisme tersebut. Beberapa penelitian Selain kegemukan, peningkatan dilakukan untuk melihat bagaimana hubungan reaktan oksidasi (ROS) juga meningkatkan antara resiko kondisi misalnya tertentu obesitas dengan pada seseorang asma.Hal ini disebabkan bahwa ternyata adipokin yang 42 asma. menunjukkan Penelitian bahwa pada tikus peningkatn ROS berhubungan dengan peningkatan resiko asma. Tri Setyawati, Polimorfisme Gen pada Penderita Asma Bronkial ... MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014 untuk menangkal radikal bebas ini maka peran Keterkaitan genetik dan hubungan enzim Gluthatione Transferase (GsTs) sangat dengan atopi pada kedua lokus ditentukan oleh penting. enzim ini diatur oleh gen GSTP1. efek maternal yang kuat dengan keterkaitan Polimorfisme terkait gen ini belum ditemukan, awal dan transmisi alel maternal pada anak- namun peran enzim ini sangat penting untuk anak yang terserang. efek maternal dikenali menurunkan resiko asma. pada gangguan alergi dan asma, eksim, Mekanisme meliputi peningkatan konsentrasi IgE serum, tes kulit sistem saraf simpatis, katekolamin yang dengan jarum (skin prick test) positif pada beredar dalam darah, reseptor alfa adrenergik, anak-anak dengan peningkatan prevalensi dan reseptor beta adrenergik. Pemberian obat asma atau atopi pada ibu. Transmisi awal atau agonis linkage ke alel dari sisi paternal atau maternal adrenergik adrenergik memperlihatkan gejala perbaikan penderita asma. saraf adrenergik diobservasi pada lokus tidak mengendalikan otot polos saluran nafas mempengaruhi secara langsung, tapi melalui katekolamin identifikasi kromosom 13 dan 16. penyakit lain alergi yang termasuk yang beredar dalam darah. Berbagai variasi pada sekuens poly-C 3’-UTR (Untranslated Region) pada gen ADRB2 memberkan respon E. Kesimpulan dan Saran yang berbeda-beda terhadap β2-agonist seperti Beberapa gen pada lokus tertentu dengan pemberian terapi kombinasi Inhalated kromosom memiliki resiko tinggi terhadap Corticosteroids/Long-Acting Beta-Adrenergic asma. Gen Kromosom yang memiliki gen Agonist (ICS/LABA). dengan polimorfisme adalah kromosom 5, 6, Ambrosse,dkk (2012) melakukan 7, 11, 12, 13, 17. Obesitas juga diketahui penelitian apakah ada hubungan polimorfisme memiliki hubungan dengan tingkat kejadian pada gen ADRB2 dengan tingkat keparahan asma pada anak-anak. Gen maternal juga asma dan responnya terhadap terapi β2- berperan penting dalam mewariskan kelainan agonist. pasien dengan poli C memiliki resiko ini pada anak-anak mereka. Oleh karena itu mengalami serangan asma yang parah sekitar perlu kajian lebih lanjut tentang apakah 5% sampai 9%. Sehingga perlu diberikan polimorfisme gen yang terkait obesitas juga terapi kombinasi agonist B2 (LABA) dengan berkaitan dengan adanya polimorfisme gen ICS. Namun dari penelitian yang dilakukan terkait asma bronkial. oleh Ambrosse, tidak ditemukan efek yang signifikan pemberian terapi kombinasi ICS/LABA pada pasien dengan polimorfisme gen ADRB2. 43 Tri Setyawati, Polimorfisme Gen pada Penderita Asma Bronkial ... MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Aasthma: F. DAFTAR PUSTAKA Mei 2014 A Meta-analysis. PlosOne. volume 7 (3): 1-5. 1. Ambrosse HJ, et al. 2012. Effect of β2Adrenergik Receptor Gene 6. Yang XX, Li FX, Wu YS, Wu D, Tan (ADRB2) 3’-Untranslated Region YJ, and Lim. 2011. Association of Polymorphism TGF-β1, il-4, and IL-13 gene on Inhaled Corticosteroids/Long-acting Polymorphism With Asthma in A Beta2-Adrenergik Agonist Chinese Population. Asian Pac. J. Response. Respiratory Research. Allergy Immunol. Vol. 29 : 273-7. Vol. 13 (37): 1-20. 2. Cookson WOC. 2002. Asthma Genetics. American College of Chest 7. Wei, S.M., et al. 2012. Gene-gene and Gene Environmental Interaction of Physicians. Vol. 121: 7-13. Chilhood Asthma: A Multifactor Dimension Reduction 3. Lee SH, Park JS, and Park CS. 2011. The Search for Genetic Variants and Approach. PlosOne. Volume 7 (2): 1-9. Epigenetics related to Asthma. The Korean Academy of Pediatric Allergi Asthma immunol Res. Volume 3 (4): 236-244. 4. Li FX, Tan SY, Yang XX, Wu YS, Wu D, and Li M. 2012. Genetic Variants on 17q21 are Associated with Asthma in Han Chinese Population. Genetic and Molecular Research. Volume 11 (1): 340-347. 5. Nie W, Li B, and Xiu Q. 2012. The -675 4G/5G Polymorphism in Plasminogen Activator Inhibitor-1 gene is Associated with Risk of 44 Tri Setyawati, Polimorfisme Gen pada Penderita Asma Bronkial ...