Colfogging Permethrin sebagai Alternatif Bahan Kimia fumigasi

advertisement
Colfogging Permethrin sebagai Alternatif Bahan Kimia fumigasi dalam
upaya pelestarian bahan pustaka Kertas
Oleh: Amma NaningRum S.Sos
Abstrak
Ratusan jenis biota khususnya serangga hidup dengan sumber makanan yang berasal
dari buku, karena makanan utamanya adalah kertas dan zat-zat yang ada dalam kertas.
Akibatnya bahan pustaka berlubang, lapuk, rusak dan tidak bisa digunakan lagi. Pada akhirnya
akan menambah jumlah anggaran untuk pengadaan buku pengganti. Untuk mencegah dan
membasmi wabah akibat biota khususnya serangga diperlukan suatu cara, sehingga
penggunaan bahan pustaka lebih awet, dan menghemat biaya. Kegitan ini dikenal dengan nama
fumigasi. Bahan fumigasi yang biasa digunakan adalah bahan aktif methyl bromide dan vikane.
Kedua bahan ini mempunyai kadar bahaya yang tinggi. Oleh karena itu, penulis ingin memberi
gambaran lain yaitu permethrin, dengan harapan mempunyai dampak yang lebih aman bagi
petugas dan pengguna perpustakaan serta optimal dalam penerapan fumigasi di perpustakaan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian action research atau penelitian tindakan. Proses
colfogging permethrin yang penulis lakukan di Perpustakaan Matematika ITB dilakukan
melalui tiga tahapan, yaitu: perencanan/planning, tindakan/perlakuan (Acting),
pengamatan/evaluating. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa: permethrin
merupakan bahan kimia aktif dengan kadar minimum yang lebih aman digunakan dalam
kegiatan fumigasi di perpustakaan. Colfogging permethrin di perpustakaan mempunyai hasil
yang cukup optimal, dilihat dari hasil tahapan pengamatan/evaluating. Proses colfogging
permethrin membutuhkan waktu yang cukup singkat.
I. Pendahuluan
Sebagai pustakawan dan orang yang bekerja di dunia perpustakaan tentu sangat
menjengkelkan apabila bahan pustaka kita terutama yang terbuat dari kertas digerogoti
serangga ataupun biota lain. Ratusan jenis biota khususnya serangga hidup dengan sumber
makanan yang berasal dari buku, karena makanan utamanya adalah kertas dan zat-zat yang ada
dalam kertas yaitu serat alami yang berupa selullosa dan semiselullosa. Serangga ini
mempertahankan hidupnya pada suhu yang tidak stabil, seperti yang banyak terjadi di
perpustakaan.
Hal tersebut mengakibatkan kekuatan bahan pustaka semakin lama semakin menurun.
Apabila dibiarkan begitu saja mengakibatkan bahan pustaka berlubang, lapuk, rusak dan tidak
bisa digunakan lagi oleh penggunanya. Pada akhirnya akan menambah jumlah anggaran yang
tidak sedikit untuk pengadaan buku pengganti. Akan menjadi lebih buruk lagi apabila bahan
pustaka tersebut merupakan bahan pustaka yang sudah langka, tidak diterbitkan lagi, atau
bahan pustaka terbitan luar dan tidak ada penggantinya.
Semua itu memberi makna betapa pentingnya kegiatan pemeliharaan bahan pustaka.
Untuk mencegah dan membasmi wabah akibat biota khususnya serangga diperlukan suatu
cara, sehingga penggunaan bahan pustaka lebih awet, dan menghemat biaya. Kegitan ini
dikenal dengan nama fumigasi. Pest Tech Control menyatakan bahwa Fumigasi merupakan
cara untuk mengendalikan hama dengan menggunakan fumigant, yaitu suatu zat yang pada
fase gas bersifat beracun (toxic). Fumigation.co.uk mengungkapkan bahwa: Fumigation is a
methods of pest control that completely fills an area with gaseous pesticides to suffocate or
poison the pests within.
Bahan fumigasi yang biasa digunakan selama ini adalah bahan kimia aktif methyl
bromide dan sulfuryl flouride, juga dikenal sebagai Vikane. Kedua-duanya menjadi ancaman
riil bagi manusia pada saat kegiatan dilakukan, walaupun penggunaan menuruti aturan yang
telah ditetapkan. Bahan kimia ini sangat bagus dalam penggunaanya, tetapi juga memiliki
tingkat bahaya yang cukup tinggi juga. Hal serupa diungkapkan oleh Gene McAvoy yang
menyatakan bahwa methyl bromide adalah sebuah “potent neurotoxin” (racun keras yang
menyerang syaraf). Penggunaan dengan dosis rendah menyebabkan rasa mual, ingin muntah,
kurang nafsu makan, pusing, depresi dan gangguan penglihatan. Sedangkan penggunaan dalam
dosis yang tinggi dapat mengakibatkan muntah, sawan, koma dan kematian. Efek kesehatan
menahun meliputi neuoropsychiatric masalah, gangguan reproduksi, dan gangguan kehamilan.
Methyl bromide didaftar sebagai bahan toxin yang menyebabkan gangguan reproduksi pada
California’s dalil 65, 19 orang meninggal akibat fumigasi dengan bahan methyl bromide di
California sejak 1982.
Oleh karena itu, penulis ingin memberi alternatif lain yaitu permethrin. Permethrin
merupakan bahan kimia aktif dari golongan synthetic phyretroid. Bahan ini mengandung bahan
aktif kimia minimum dengan tingkat resiko bahaya yang lebih aman, serta pada
pelaksanaannya tidak mengganggu aktivitas yang ada di lokasi. Selain itu, permethrin juga
tidak berbau, memiliki cara kerja yang unik. Untuk penjelasan lebih lengkapnya akan penulis
paparkan pada uraian berikutnya. Tujuan penyusunan tulisan ini adalah memberikan gambaran
sekilas tentang bahan kimia permethrin sebagai alterntif bahan kimia fumigasi dalam upaya
pelestarian bahan pustaka. Harapannya akan dapat memberikan alternatif lain dengan bahan
yang lebih aman bagi petugas dan pengguna perpustakaan serta optimal dalam penerapan
fumigasi di perpustakaan.
II. Tinjauan Pustaka
Fumigasi perpustakaan digunakan untuk mencegah, mengobati dan mensterilkan bahan
pustaka dari gangguan serangga. Oleh karena itu, secara sekilas penulis juga akan memaparkan
tentang serangga yang biasa dibasmi dalam proses fumigasi di perpustakaan.
Serangga
Serangga dapat menyebabkan kerusakan yang sangat besar pada bahan pustaka di
perpustakaan. Hal tersebut ditimbulkan karena suhu yang tidak stabil diantaranya kelembaban
tinggi, kurangnya peredaran udara. Apabila dibiarkan begitu saja maka perpustakaan dan bahan
pustaka yang ada didalamnya akan digunakan serangga sebagai sumber makanan, dan tempat
tinggal mereka. Karena ratusan jenis biota khususnya serangga hidup dengan sumber makanan
yang berupa kertas dan zat-zat yang ada dalam kertas yaitu serat alami yang berupa sellulosa
dan semisellulosa yang merupakan bagian dari buku. Terdapat banyak jenis serangga yang
merusak bahan pustaka yang terbuat dari kertas yang ditemukan di dunia. Tetapi dalam tulisan
ini penulis hanya menguraikan sedikit. Cornell University Library/Department of Preservation
and Collection Maintenance menyatakan bahwa terdapat beberapa jenis serangga yang
merusak bahan pustaka di perpustakaan, diantaranya adalah:
ƒ
Kecoa
Kecoa yang menyebabkan kerusakan di perpustakaan
ini dibagi dalam empat jenis, semuanya mempunyai bentuk mulut besar dan sangat suka
memakan kanji dan perekat sampul buku. Jenis ini memakan habis buku serta kain-kain
pada punggung buku. Keempat kecoa itu yaitu: The American cockroach (Periplaneta
Americana),
The Australian cockroach (Periplaneta Australsiae), The Oriental
cockroach (Blata Orientalis), German cockroach.
ƒ
Silverfish
Silverfish adalah hewan pemakan kanji, kertas kain, lem pada jilid dan sampul
buku serta material organik lain. Silverfish lebih suka hidup di tempat gelap dan
lebih aktif pada malam hari. Bentuknya ramping, tidak bersayap, warna abu-abu dengan
panjang kurang lebih 12 mm.
ƒ
Rayap
Rayap merupakan hewan perusak yang paling berbahaya bagi
keberadaan bahan pustaka yang terbuat kertas. Penyebabnya karena rayap dapat
merusak dan menghabiskan buku dalam waktu yang singkat. Berwarna putih
pucat dengan tekstur lunak. Hidup berkoloni dan sangat teratur dan terorganisasi.
ƒ
Binatang pengerat
Tikus termasuk dalam jenis binatang ini. Tikus juga merupakan binatang
perusak buku yang sangat berbahaya. Jenis ini berbeda dengan yang lainnya,
karena tikus tidak memakan kertas atau buku yang ada di perpustakaan tetapi disobeksobek dan dikumpulkan utnuk dijadikan sarangnya.
ƒ
Kutu Buku
Binatang ini disebut juga dengan bookworm atau kumbang buku atau
kumbang herbarium, bentuknya sangat kecil, berwarna abu-abu putih. Ancaman
bagi perpustakaan karena jenis ini menjadikan perekat, glue dan kertas yang
ditumbuhi jamur sebagai bahan makanannya.
Fumigasi
Oleh karena itu, untuk mencegah dan membasmi wabah akibat serangga tersebut
diperlukan suatu cara sehingga penggunaan bahan pustaka lebih awet, dan pada akhirnya akan
menghemat anggaran dan mengurangi proses pelapukan koleksi. Terlepas dari penyediaan
ruangan yang stabil dengan suhu dan kelembaban yang sesuai aturan. Kegitan untuk mencegah
dan membasmi serangga dikenal dengan nama fumigasi. Pest Tech Control mengungkapkan
bahwa fumigasi merupakan suatu cara untuk mengendalikan hama dengan menggunakan
fumigan, yaitu suatu gas yang pada fase gas bersifat beracun (toxic). Fumigation.co.uk
mengungkapkan bahwa: Fumigation is a methods of pest control that completely fills an area
with gaseous pesticides to suffocate or poison the pests within. Selain itu Muhammad Razak
juga mengungkapkan bahwa: “Fumigasi merupakan suatu tindakan pengasapan yang bertujuan
untuk mencegah, mengobati dan mensterilkan bahan pustaka dari gangguan.” (Razak, 1992:
39)
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa fumigasi
perpustakaan adalah suatu tindakan pengasapan yang digunakan untuk tujuan mencegah,
mengobati dan mensterilkan bahan pustaka dari gangguan serangga pada suatu perpustakaan
tertentu dengan menggunakan fumigan, yaitu suatu zat yang pada fase gas bersifat beracun.
Bahan kimia yang biasanya digunakan dalam kegiatan fumigasi yaitu gas vikane
(Sulfuryl Flouride) dan Methyl Bromide. Stuctural Pest Control Board menyatakan bahwa gas
ini tidak berbau, tidak berwarna dan tidak meninggalkan residu. Sebelum kedua bahan
digunakan untuk kegiatan fumigasi, ini bahan yang sedikit banyak dikenal
adalah
Chloropicrin. Chloropicrin mempunyai bau yang sangat busuk dan menyebabkan gangguan
pernafasan serta iritasi mata.
Hal serupa diungkapkan oleh Gene McAvoy yang menyatakan bahwa penggunaan
methyl bromide pada dosis rendah menyebabkan rasa mual, muntah, kurang nafsu makan,
pusing, depresi dan gangguan penglihatan. Sedangkan dalam dosis yang tinggi dapat
menyebabkan muntah, sawan, koma dan kematian. Efek kesehatan menahun meliputi: masalah
neoropsychiatric, gangguan reproduksi dan kehamilan. Methyl bromide juga didaftar sebagai
bahan toxin yang menyebabkan gangguan reproduksi pada California’s Dalil 65, dan tercatat
19 orang meninggal akibat fumigasi dengan bahan ini di California sejak tahun 1982.
Pada tahun 2000, California Departement of Pesticide laws mengajukan peraturan baru
yang membuat penggunaan methyl bromide luar biasa tidak praktis dan mahal. Akibatnya
penggunaan methyl bromide dihentikan sebagai bahan fumigant di Negara California. Selain
itu Methyl Bromide juga sangat berpotensi menyebabkan kerusakan lapisan ozon dan pada
tahun 2004 dilarang digunakan di Montreal.
Selain itu vikane juga sangat berbahaya dimana menyebabkan gangguan pernafasan
dengan edema paru-paru, muak, gangguan perut, dan mati rasa pada bagian ekstrim. Methyl
bromide dan vikane sangat bagus digunakan pada ruangan tertutup yang jarang atau bahkan
tidak digunakan manusia, contohnya: gudang kapal. Berdasarkan data di atas dapat dilihat
bagaimana berbahayanya penggunan bahan kimia methyl bromide dan vikane khususnya di
perpustakaan. Oleh karena itu, penulis ingin memberi gambaran lain yaitu permethrin, dengan
harapan lebih aman bagi kita.
Kenapa Permethrin?
Pengertian Permethrin
Permethrin adalah sebuah synthetic pyrethroids merupakan bahan kimia buatan umum,
secara luas digunakan sebagai insektisda dan acaricide dan sebagai penolak serangga. Hadi
Suwasono mengungkapkan bahwa: Permethrin tergolong dalam insektisida piretroid sintetik
dan merupakan racun syaraf yang bekerja bila terjadi kontak baik dengan larva maupun
nyamuk (Suwasono, 2001:131).
Selain itu Mark S. Fradin menyatakan bahwa Permethrin adalah sejenis insektisda,
kesamaan struktur untuk bahan kimia alami yang dipanggil pyrethrum. Pyrethrum awalnya
diperoleh dari penghancuran bunga aster Chrysanthemum yang dikeringkan, dan insektisida
yang telah dikenali sejak abad 18. Permethrin mulai dijual ke pemakai dan dikembangkan
menjadi bahan kimia buatan pada tahun 1970-an. Secara umum dikenal dengan nama
pyrethroids dan berfungsi sebagai neurotoxin. Permethrin membunuh serangga dengan
meningkatkan sistem kegelisahan mereka. Wikipedia menyatakan bahwa Permethrin juga
digunakan dalam bidang kesehatan, untuk membasmi parasit, kutu kepala, kudis, dan hama
kontrol sebagai semut dan rayap. Permethrin terdiri dari empat stereoisomers (dua
enantiomeric sepasang), timbul dari dua stereocentres pada cincin cyclopropane. Pasangan
enantiomeric dikenal sebagai transpermethrin yang digambarkan sebagai berikut:
(1R)-trans-acid moiety, dikenal
sebagai biopermethrin
(1S)-trans-acid
moiety
one cis
enantiomer
Gambar Permethrin
Bentuk dan komposisi Kimia Permethrin
Permethrin
Keterangan Umum
IUPAC: 3-Phenoxybenzyl
Nama Sistematik
(1RS)-cis,trans-3-(2,2-dichlorovinyl)
-2,2-dimethylcyclopropanecarboxylate
CAS: (3-Phenoxyphenyl)methyl
(1RS)-cis,trans-3-(2,2-dichloroethenyl)
-2,2-dimethylcyclopropanecarboxylate
SMILES
c3ccccc3Oc(c2)cccc2COC(=O)
C1C(C1(C)C)C=C(Cl)Cl
Formula Kimia
C21H20Cl2O3
cis enantiomer yang
lain
Rupa,
Colourless crystals
Masasa Molar
391.28 g/mol
Properties
Kepadatan dan Fase 1.19 g/cm³, solid
Larutan dalam Air
Insoluble (5.5 x 10-3 ppm)
Titik Leleh
34 °C (307 K)
Titik Didih
200 °C (473 K)
Efek Samping
MSDS
External MSDS
Efek Utama
Iritasi Kulit dan mata, gangguan paru-paru
STATUS:
ISO 1750 (published)
KEGUNAAN
acaricides (pyrethroid ester acaricides)
insecticides (pyrethroid ester insecticides)
(Bagan diambil dari www.wikipedia.com dan Artikel Mark S. Fradin)
Bahan kimia permethrin yang digunakan dalam penelitian di Perpustakaan Matematika ITB
menggunakan bahan permethrin dengan merk Chemical ICON (merk yang direkomendasikan
oleh Pest Tech Control).
Kelebihan Permethrin
Pest Technology Control mengungkapkan bahwa permethrin merupakan bahan kimia yang
yang paling baik untuk sterilisasi ruangan dengan tujuan mencegah, membasmi serangga di
perpustakaan karena aman untuk manusia serta dalam pelaksanaannya tidak mengganggu
aktivitas yang ada di lokasi. Selain itu Mark S. Fradin menyatakan bahwa:
Studies have shown that permethrin is environmentally safe. Permethrin is degraded
by sunlight, which limits its persistence in the environment. Its half-life is less than 30
days in soil, and the chemical is readily metabolized by soil microorganisms. Once
dried on fabric, permethrin is so tightly bound to the fibers themselves, that
"leaching" into the environment is essentially not possible. (Fradin, 2007)
Berdasarkan
Keputusan
Menteri
Pertanian
Republik
Indonesia
Nomor:
445/Kpts/SR.140/9/2003 tentang pendaftaran dan pemberian izin tetap bahan teknik pestisida
menteri pertanian Pasal 2 menyatakan bahwa bahan teknis pestisida permethrin mengandung
kadar bahan aktif minimum dan bentuk bahan teknis. Bahan ini mulai banyak dipergunakan
oleh perusahaan-perusahaan pestisida di Indonesia.
III. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian action research atau penelitian tindakan.
Pengertian penelitian tindakan atau action research menurut Kemmis (1983) adalah bahwa
penelitian tindakan merupakan upaya mengujicobakan ide-ide ke dalam praktek untuk
memperbaiki atau mengubah sesuatu agar memperoleh dampak nyata dari situasi. (Zuriah,
2003:54)
Metode penelitian tindakan ini digunakan penulis dalam penelitian Colfogging
Permethrin sebagai alternatif bahan kimia fumigasi dalam upaya pelestarian bahan pustaka
kertas. Penulis menggunakan metode penelitian tindakan yang mengadopsi model yang
dikembangkan oleh Kurt Lewin. Model ini didasarkan atas konsep pokok bahwa penelitian
tindakan terdiri dari tiga komponen pokok yang menunjukan langkah sebagai berikut:
a. Perencanaan atau Planning merupakan fase perencanaan yang dilakukan saat awal kegiatan
penelitian.
b. Tindakan atau perlakuan (Acting) merupakan tahap yang menjabarkan rencana ke dalam
tindakan dan mengamati jalannya tindakan.
c. Pengamatan atau Evaluating yaitu mencermati apa yang sudah terjadi. Setelah tahap
refleksi terselesaikan lalu disusun suatu modifikasi yang diaktualisasikan dalam bentuk
rangkaian tindakan, pengamatan lagi dan seterusnya.(Aqib,2007:21)
Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, pengamatan langsung di lapangan
selama satu setengah tahun bekerja di Perpustakaan Matematika ITB dan studi dokumentasi.
IV. Pembahasan
Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin memaparkan alternatif lain yaitu
permethrin sebagai bahan kimia aktif fumigasi di perpustakaan. Proses colfoging permethrin
perpustakan adalah proses pengasapan bahan pustaka di perpustakaan dengan menggunakan
bahan aktif minimum yaitu permethrin dengan tujuan untuk mencegah, mengobati dan
mensterilkan bahan pustaka dari gangguan serangga yang akhirnya akan menghemat anggaran
dan mengurangi proses pelapukan koleksi. Sebelum melakukan kegiatan colfogging
permethrin penulis melakukan analisis awal terhadap keadaan yang ada dengan analisis
SWOT. Proses colfogging permethrin yang penulis lakukan di Perpustakaan Matematika ITB
dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu:
a. Perencanaan/ Planning
Pada fase ini perlu memperhatikan pertanyaan apa yang akan dilakukan dalam kegiatan
selanjutnya yaitu: tentang apa, siapa, dimana dan bagaimana kegiatan penelitian dilakukan. Hal
itu meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Apa yang akan dilakukan: melakukan kegiatan fumigasi untuk mengatasi masalah
gangguan biota khususnya serangga di perpustakaan yang merusak bahan pustaka yang
berupa silverfish, kutu buku, kecoa, binatang pengerat seperti tikus dan biota lainnya.
2) Tentang apa: Tentang pemberantasan biota khususnya serangga dengan menggunakan
bahan aktif minimum.
3) Siapa : yang terlibat dalam kegiatan ini adalah kita sebagai pustakawan, staf
perpustakaan, perusahaan beserta petugas colfogging permethrin, dan atasan.
4) Dimana : tempat di Perpustakaan Matematika ITB Jln Ganesa 10 Bandung dengan
ukuran ruangan 160 m2 tanggal 2 Februari 2007
5) Bagaimana kegiatan dilakukan: Kegiatan Colfogging Permethrin sebagai alternatif
bahan kimia fumigasi dalam upaya pelestarian bahan pustaka kertas dilakukan melalui
3 tahapan.
b. Tindakan atau Perlakuan (Acting)
Tahapan tindakan dilakukan melalui tiga tahapan juga yaitu:
1. Pra Kegiatan atau Persiapan Colfogging Permethrin
Fase awal pada tahapan tindakan atau perlakuan adalah pra kegiatan atau persiapan
Colfogging permethrin. Pada fase ini yang kegitan yang dilakukan adalah:
a) Survey, observasi serta wawancara ke beberapa perpustakaan yang pernah
melakukan kegiatan fumigasi.
b) Observasi dan wawancara ke perusahaan pestisida
c) Membuat proposal kegiatan colfogging permethrin
d) Mengajukan proposal kegiatan colfogging permethrin
2. Pelaksanaan Kegiatan Colfogging Permethrin
Setelah proposal kegiatan fumigasi yang kita ajukan disetujui pihak atasan, dana cair
dan urusan dengan pihak penyelenggara fumigasi selesai, persiapan selanjutnya adalah:
a)
Menutup dan menghentikan semua kegiatan di perpustakaan selama 1x24 jam untuk
pelaksanaan kegiatan colfogging permethrin yaitu tanggal 2 februari 2007.
b)
Tutuplah dengan rapat celah-celah yang memungkinkan sirkulasi udara, misalnya jika
ruangan perpustakaan memiliki ventilasi.
c)
Langkah selanjutnya adalah membersihkan dan mengatur bahan pustaka yang akan
difumigasi. Tatanan buku diperlonggar, roll opec atau lemari tertutup tempat
penyimpanan buku dibuka lebar-lebar sehingga bahan permethrin yang akan diasapi
bisa mencapai semua bahan pustaka yang ada di perpustakan dengan merata.
Sehingga diharapkan semua serangga dan biota lain yang hidup dan bersembunyi di
perpustakaan bisa dibasmi.
d)
Selanjutnya adalah mempersiapkan bahan dan alat yang digunakan yaitu:
1) Campuran permethrin dengan air dengan ukuran 10ml : 1 liter untuk setiap
tabungnya. Jadi untuk dua tabung semprot kita memerlukan 20 ml permethrin dan 2
liter air.
2) Sarung tangan
3) Masker gas, usahakan yang lengkap dengan tabung anti gas
4) Lampu halida atau gas detektor
5) Kabel penyambung listrik, tujuannya agar alat bisa menjangkau ke bagian yang
paling sudut dan biasa tidak bias dijangkau manusia.
6) Alat penyemprot yang terdiri dari dua macam tabung semprot yaitu satu tabung
semprot gas, satu tabung semprot cair yang telah diisi dengan campuran permethrin
dan air.
Setelah bahan, ruangan, dan petugas fumigasi siap langkah selanjutnya adalah
pelaksanaan proses colfogging. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pelaksanaan proses
colfogging permethrin adalah sebagai berikut: semprot semua ruangan perpustakaan sampai
pada sudut-sudut yang tidak bisa dijangkau. Kegiatan ini dilakukan oleh dua orang, tiap orang
satu tabung. Selanjutnya adalah menutup dan membiarkan ruangan perpustakaan selama
kurang lebih 1x 24 jam. Walaupun pada dasarnya pihak Pest Tech Control merekomendasikan
tenggat waktu hanya sekitar 3-4 jam saja.
3. Pasca Kegiatan Colfogging Permethrin
Setelah semua kegiatan tersebut dilaksanakan langkah selanjutnya adalah membuka
ruangan perpustakaan, menyalakan AC agar terjadi sirkulasi udara sehingga udara dan gas
bekas kegiatan permethrin bisa cepat hilang. Sehingga kegiatan perpustakaan bisa
dilaksanakan seperti biasa dan kegitan proses colfogging selesai, tahapan selanjutnya adalah
pengamatan atau evaluating.
c. Tahap Pengamatan atau Evaluating
Pada tahapan ini dilakukan kegiatan pengamatan atau evaluasi terhadap kegiatan yang
telah dilakukan. Tujuannya utnuk mengetahui hasil dari kegiatan yang telah kita laksanakan.
Berdasarkan tahapan dan hasil penelitian didapatkan hasil, yaitu:
1) Pada hari pertama sampai hari ketiga setelah kegiatan fumigasi dengan colfogging
permethrin dilakukan, hasilnya yaitu: ditemukanya banyak bangkai silverfish, kecoa,
kutu buku, nyamuk, rayap. Hal itu bisa dilihat secara nyata karena banyak sekali
serangga yang mati dan berserakan di lantai serta diantara buku-buku.
2) Pada hari keempat sampai hari ketujuh hasilnya adalah ditemukannya beberapa bangkai
cicak.
3) Pada hari kedelapan sampai keempat belas hasilnya adalah ditemukannya dua bangkai
tikus dengan ukuran besar, yang mati akibat kegiatan colfogging permethrin. Hanya
saja bangkai tikus ini menimbulkan bau yang sangat tidak sedap. Padahal tikus
mempunyai kecenderungan untuk mati dan bersembunyi pada bagian-bagian yang
susah dijangkau. Sehingga hal tersebut menyebabkan kesulitan dalam proses pencarian
bangkai tikus tersebut.
4) Pada hari kelima belas sampai kedua puluh hanya ditemukan bangkai cicak dan kecoa
saja.
V.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Perpustakaan Matematika ITB
dapat disimpulkan bahwa:
a) Permethrin merupakan bahan kimia aktif dengan kadar minimum yang lebih aman
untuk digunakan dalam kegiatan fumigasi di perpustakaan
b) Colfogging permethrin di perpustakaan mempunyai dampak hasil yang cukup optimal.
Hal itu bisa dilihat pada hasil tahapan pengamatan atau evaluating.
c) Colfogging permethrin membutuhkan waktu yang cukup singkat, yaitu 1x24 jam.
Walaupun pada dasarnya pihak Pest Tech Control merekomendasikan tenggat waktu
hanya sekitar 3-4 jam saja.
d) Akibat kegiatan colfogging permethrin; tikus, cicak yang mati menimbulkan bau yang
tidak sedap dan sedikit mengganggu penciuman serta menyusahkan dalam proses
pencarian bangkai.
Saran
Sebaiknya setelah melaksanakan proses colfogging permethrin di perpustakaan
sebaiknya juga diiringi dengan treatment rodent control selama kurang lebih tiga bulan oleh
perusahaan pestisida khusus untuk membasmi tikus atau binatang pengerat lain sehingga tidak
menimbulkan bau yang tidak sedap. Kalau kedua hal ini dilakukan maka kegiatan preservasi
guna memberantas biota yang hidup dirasa sangat optimal.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosesur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Aqib, Zainal. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Irama Widya, hal 21.
Arnold, William J. 1985. Fumigation for Insect Control: Sensitive Structure, Museums and Art and
Valuables Repositories. Vol. 7. No.1, Januari 1985, PP 6-7.
Cox, Caroline. 1998. Journal of Pesticide reform/Summer. 1998 - VOL.18, No. 214l
Dureau, J.M.1990. Dasar-Dasar Pelestarian dan Pengawetan Bahan Pustaka. Jakarta:
Perpusnas RI.
Gustafson, Ralph A., et.al. 1990. Fungicidal Efficacy of Selected Chemicals in Thymol
Cabinets. JAIC 1990, Volume 29, Number 2, Article 4 (pp. 153 to 168)
Menteri Pertanian Republik Indonesia. 2003. Keputusan Menteri Pertanian
No:445/kpts/sr:140/9/2003 tentang pendaftran dan pemberian izin tetap bahan teknis
pestisida menteri pertanian. Jakarta.
McAvoy, Gene. 2006. American Vegetable Grower. Willoughby: Sep 2006. Vol.54, Iss. 9; pg.
18, 1 pgs
Narbuka, Kholid. 1997. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Nazir, Moh. 1988. metode Penalitian. Cet.3. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Pest-Tech. 2007. Surat Penawaran Harga Pest Control: tanggal 04 Januari 2007. Bandung:
Pest Technology Control.
Razak, Muhammadin. 1992. Pelestarian bahan pustaka dan arsip. Jakarta: Program Pelestarian
Bahan Pustaka dan Arsip.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Cet 3. Bandung: Rosda
Karya, Hal 145.
The National Cancer Institut. 2003. Perticides Linked to Prostate Cancer. Daily News
Archieve: May 2 2003.
William J. Arnold. 1985. Fumigation for Insect Control: Sensitive Structures, Museums and
Art and Valuables Repositories Volume 7, Number 1, Jan. 1985, pp.6-7
Zuriah, Nurul 2003. Penelitian Tindakan: dalam Bidang Pendidikan dan Sosial. Malang: Bayu
Media Publishing.
Sumber lain:
http://www.beyondpesticides.org/news/daily_news_archive/2003/05_02_03.htm disunting 24
Januari 2007 pukul 13.45
http://www.go-directfumigation.com/htms/whatisfumigation.htm disunting tanggal 26 Juni
2007 pukul 1200.
http://www.info-pharm.com/permethrin/permetrhin.html disunting tanggal 29 Juni 2007 pukul
08.35
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0409/09/naper/1257331.htm disunting Kompas Kamis,
09 September 2004 diambil tanggal 28 Juni 2007 Pukul 09.00
http://www.straightdope.com/mailbag/mpapermaking.html disunting tanggal 28 Juni pukul
11.30
http://www.travmed.com/trip_prep/insect_permethrin.htm. disunting tgl 25 juni 2007 pukul
10.00
http://www.termitecontrol.com.au/borers-pest-control.html disunting tanggal 26 Juni 2007
pukul 12.30
http://en.wikipedia.org/wiki/Fumigation. disunting tanggal 23 Januari 2007 pukul 15.05
http://en.wikipedia.org/wiki/Permethrin disunting tanggal 19 Juni 2007 pukul 14.00
Identitas Penulis:
Nama
: Amma NaningRum S.Sos
Pekerjaan
Alamat
: Pustakawan Matematika ITB
Kerja
: Perpustakaan Matematika ITB Jln Ganesa 10 Bandung 40132
Telp.(022)2502545 ex 220 Fax (022)2506450
Rumah
: 1) Dukuh rujak Beling Rt 02/Rw 05 Semondo Gombong Kebumen Jawa
Tengah
2) Jln. Suropati 103 Bandung Jawa Barat
Telepon
: 1) 085222571252
2) 08156884211
Email
: [email protected]
[email protected]
Download