TINJAUAN HUKUM TENTANG TINDAK KEKERASAN DALAM PENERIMAAN MAHASISWA BARU DI PERGURUAN TINGGI DIKAITKAN DENGAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA ABSTRAK Pendidikan ialah suatu usaha sadar, teratur dan sistematis yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi anak didik, agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. Masa penerimaan mahasiswa baru atau yang sering disebut ospek pada dasarnya merupakan kegiatan yang mempunyai tujuan yang sangat berguna bagi maba, seperti mengenal lingkungan kampus, system administrasi akademik, fasilitas laboratorium, pejabat kampus, maupun menjalin keakraban dengan seniornya. Ospek juga dijadikan sebagai momentum untuk melakukan transfer nilai-nilai kemahasiswaan pada mahasiswa baru sebagai generasi penerus gerakan kemahasiswaan. Namun, praktik kekerasan yang kerap terjadi membuat ospek itu terdeviasi dari tujuan mulianya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa bagaimanakah kualifikasi dari tindak kekerasan yang terjadi pada masa orientasi studi dan pengenalan kampus (ospek) yang diadakan untuk mahasiswa baru berdasarkan Hukum Pidana di Indonesia dan bagaimanakah langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh pihak perguruan tinggi atas tindakan kekerasan yang terjadi pada masa orientasi studi dan pengenalan kampus (ospek). Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normative dengan meneliti ketentuan dan data-data yang berkaitan dengan permasalahan hukum. Teknik pengumpulan data dari penelitian ini dilakukan dengan cara studi literatur/dokumen untuk memperoleh data sekunder. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tindak-tindak kekerasan yang terjadi selama masa orientasi mahasiswa baru dapat dikualifikasikan kedalam beberapa tindak pidana yakni perbuatan tidak menyenangkan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 335 KUHPidana, penghinaan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 310 ayat (1) KUHPidana, dan penganiayaan yang diatur dalam Pasal 351 dan Pasal 352 KUHPidana. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh pihak perguruan tinggi untuk menanggulangi tindak kekerasan yang terjadi dalam rangkaian kegiatan orientasi studi dan pengenalan kampus dapat berupa : a. Menyusun rangkaian kegiatan orientasi mahasiswa secara sistematik yang mencakup tujuan, uraian materi, metode penyampaian, dan tingkat pelaksanaan, b. Mendampingi serta mengawasi pelaksanaan kegiatan orientasi mahasiswa, c. Memberikan sanksi tegas kepada para panitia dan atau para senior yang melakukan tindak kekerasan pada rangkaian kegiatan orientasi studi dan pengenalan kampus, dan d. Membantu para penegak hukum yang menangani kasus tindak kekerasan yang terjadi pa pada rangkaian kegiatan orientasi studi dan pengenalan kampus ketika kasus tersebut masuk dalam ranah tindak pidana.