Sesuai dengan kebijakan Palang Merah indonesia 1999

advertisement
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Relevansi
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa
penelitian yang dilakukan oleh beberapa orang peneliti lain yang relevan dengan
penelitian yang akan dilakukan oleh penulis.
Penelitian sebelumnya mengenai “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek
Jual Beli Darah di RSUD Lamongan” yang diteliti oleh seorang pustakawan IAIN
Sunan Ampel yang bernama Uswatun Hasanah pada tahun 2009, penelitian ini
termasuk jenis penelitian lapangan. Sumber datanya berasal dari sumber data primer
dari hasil observasi dan wawancara di RSUD Lamongan, dan sumber data sekunder
meliputi data dari telaah pustaka atau dokumen. Selanjutnya data akan dianalisis
menggunakan metode deskriptif dan menggunakan pola pikir dedukatif.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Malik Fajar pada tahun 2010 yang
mengankat judul “ jual beli organ tubuh dalam perspektif Hukum Islam” Dalam hal
ini peneliti lebih terfokus pada permasalahan jual beli Darah dan Ginjal. Penelitian
ini menggunakan jenis data analisis kuantitatif, Tekhnik pengumpulan data dengan
cara pengamatan dan wawancara.
Dari kedua penelitian di atas dan melihat judul dari penelitian tersebut maka
penelitian yang dilakukan oleh Malik Fajar pembahasannya lebih spesifik pada jual
9
beli ginjal dan darah. Oleh karena itu penulis merasa penelitian yang kedua masih
sangat berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis.
Perbedaan antara peneliti pertama, kedua dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh penulis adalah terletak pada isi dari penelitannya adapun yang akan di
teliti oleh peneliti pertama adalah mengenai dua hal yaitu: pertama, mengenai latar
belakang sehingga terjadinya jual beli darah di Rumah Sakit Umum Daerah
Lamongan, kedua, bagaimana tinjauan hukum Islam mengenai jual beli darah pada
RSUD tersebut. Hasil dari penelitian pertama adalah jualbeli darah yang terjadi pada
RSUD Lamongan yaitu jual beli darah antara pasien dengan tukang becak.
Penelitian yang dilakukan oleh penulis akan mencoba menyajikan bagaimana
atau apa saja syarat-syarat yang akan dipenuhi dalam proses pengambilan darah pada
PMI dan penulis juga mencoba menyajikan bagaimana konsep menurut hukum Islam
mengenai praktek donor darah itu sendiri.
Adapun perbedaan yang ada pada Palang Merah Indonesia dengan RSUD
Lamongan dari proses pengambilan darah tersebut terdapat pada proses jual belinya,
jual beli darah yang terjadi di RSUD Lamongan bersifat langsung dari pendonor yaitu
tukang becak, sementara dalam Palang Merah Indonesia sudah bersifat kelembagaan.
Dari penelitian ini penulis akan berupaya menyajikan beberapa hal yang
menjadi polemik pada masa sekarang ini. Diantaranya yakni dengan meneliti
bagaimana cara kerja pada PMI cabang Kendari, serta bagaimana pandangan Islam
terhadap permasalahan tersebut di atas.
10
B. Deskripsi Donor Darah
1. Pengertian Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen
yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Darah manusia sekilas tampak sederhana, cairan biasa berwarna merah.
Seolah tak ada yang istimewa dari darah, dan seseorang mungkin berpikir
bawah darah terbuat dari cairan biasa yang diberi pewarna merah. Namun
fakta bahwa manusia akan sakit, bahkan mati, ketika kekurangan darah atau
menderita kelainan darah menunjukkan bahwa darah bukanlah cairan biasa.
Keseluruhan darah manusia yang berwarna merah terdiri atas bagian
cair dan bagian padat yang terlarut atau tercampur dengan bagian cair
tersebut. Bagian yang padat ini terdiri atas sel-sel darah merah, sel-sel darah
putih, dan platelet. Hemoglobin yang terdapat pada sel-sel darah merah yang
melimpah inilah yang memberikan warna merah pada darah. Bagian yang
cair merupakan larutan yang terdiri atas air, asam amino, protein,
karbohidrat, lemak,vitamin, hormon, elektrolit, dan sisa-sisa metabolisme
sel. Seluruh campuran yang ada pada darah ini harus ada dalam keadaan
seimbang, dalam jumlah yang sesuai keperluan tubuh, dan seluruh bagiannya
harus berfungsi secara sempurna, termasuk sistem pembekuan darah. Ini
11
semua telah diciptakan secara sempurna oleh Allah SWT agar manusia dapat
hidup dengan baik.1
Komposisi darah pada manusia adalah 55% cairan darah dan sisanya
adalah sel-sel darah (darah padat) yang secara keseluruhan pada orang
dewasa sebanyak 4-5 liter.
Menurut Kamus Pintar Bahasa Indonesia (KPBI) darah adalah sel-sel
merah atau putih yang mengalir pada pembuluh darah manusia, untuk
membawa makanan yang perlu bagi anggota tubuh.2
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk kecuali
tumbuhan tingkat tinggi yang berfungsi sebagai alat transportasi zat seperti
oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh, pertahanan tubuh dari serangan
kuman, dan lain sebagainya. Beda halnya dengan tumbuhan, manusia dan
hewan level tinggi punya sistem transportasi dengan darah.3
Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia
karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan
lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang
dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan
kematian.
1
http//www.scribd.com/doc/60316627/Pengertian-Darah-Secara-Umum.htm. tanggal akses
tanggal 05-01-2012
2
Hamzah Ahmad, Nanda Santoso Kamus Pintar Bahasa Indonesia (Surabaya: Fajar Mulia,
1996), h. 89
3
http//organisasi.org/definisi pengertian darah plasma darah dan fungsi alat sistem transportasi
manusia.htm. tanggal akses, 05-01-2012
12
Darah cair atau plasma darah adalah cairan darah berbentuk butiranbutiran darah. Didalamnya terkandung benang-benang fibrin / fibrinogen
yang berguna untuk menutup luka yang terbuka.
2. Sejarah Transfusi Darah
Upaya pertama transfusi darah digambarkan oleh Stefano abad ke-15
penulis sejarah Infessura. Infessura menceritakan bahwa, pada 1492 Paus
Innosensius VIII tenggelam ke dalam koma, darah dari tiga anak laki-laki itu
dimasukkan ke dalam Paus sekarat (melalui mulut, karena konsep sirkulasi
dan metode untuk akses intravena tidak ada pada waktu itu) saran dari dokter
anak-anak berusia sepuluh tahun, dan telah dijanjikan ducat masing-masing.
Namun, tidak hanya paus yang mati tetapi begitu juga tiga anak. Beberapa
penulis telah mendiskreditkan rekening Infessura itu, menuduh dia antipapalism.
Dimulai dengan eksperimen Harvey dengan sirkulasi darah, penelitian
lebih canggih ke dalam transfusi darah dimulai pada abad ke-17,
dengan eksperimen berhasil transfusi antara binatang. Namun, upaya
berturut-turut pada manusia terus memiliki hasil yang fatal.4
Richard Lower (1631-1691) adalah orang pertama yang melakukan
transfusi darah pada hewan yaitu pada seekor anjing dengan menggunakan
jarum suntik yang terbuat dari bulu angsa yang dirancang oleh Christopher
4
http://www.news-medical.net/health/History of Blood Transfusion (Indonesian).aspx
tanggl diakses 22-12-2012
13
Wren, dia menghubungkan vena jugularis seekor anjing ke arteri pada leher
anjing lainnya.
a. Transfusi darah dari hewan kemanusia
Tanggal 22 November 1666 Richard Lower bersama Dr. Edmund
Kingmelakukan transfusi kepada Arthur Coga dengan menggunakan
pipa yang membawa darah dari arteri karotis seekor domba ke vena
resipien. Dr. Jean Baptiste Denys (1640-1704) melakukan hal serupa
dengan mentransfusikan darah domba ke seorang laki-laki 15 tahun
yang menderita demam tanpa menimbulkan efek negatif pada pasien.
Denis melakukan hal yang sama pada beberapa pasien lainnya sampai
tragedi meninggalnya Antoine Mauroy.
b. Transfusi darah dari manusia kemanusia
Transfusi darah dari manusia ke manusia pertama kali dilakukan
oleh James Blundell (1790-1877) seorang ahli kebidanan. Ia kemudian
mendapat gelar“the father of modern blood transfusion” Antara 1818
sampai 1829 ia melakukan sepuluh transfusi dengan darah manusia,
akan tetapi tidak lebih dari empat yang sukses, bahkan dua orang
diantaranya meninggal ketika dilakukan transfusi. Transfusi pertama
yang sukses dilakukan adalah kepada seorang wanita yang mengalami
perdarahan post partum berat dan kemudian diberikan delapan ons
darah asistennya. Dikarenakan angka kegagalan transfusi yang tinggi
banyak orang menganggap prosedur ini berbahaya.
14
Ilmu transfusi darah dimulai pada dekade pertama abad ke-19, dengan
ditemukannya jenis darah yang berbeda mengarah ke praktek
pencampuran beberapa darah dari donor dan penerima sebelum transfusi
(bentuk awal dari pencocokan silang).
Penemuan golongan darah ABO oleh Karl Landsteiner (1868-1943)
seorang ilmuan Austria pada tahun 1901 di Vienna memberikan
jawaban atas reaksi transfusi yang terjadi sebelumnya.
Landsteiner menemukan golongan darah ABO dengan mencampurkan
sel darah merah dan serum tiap stafnya, dari eksperimennya
diidentifikasi 3 golongan yang disebut golongan A, B dan C (yang
kemudian diganti nama menjadi golongan O). Golongan darah AB
ditemukan setahun kemudian oleh Alfred von Decastello dan Adriano
Struli.
Ludwig
Hektoen di
Chicago
pertama
kali
merekomendasikan
pemeriksaan golongan darah antara donor dan resipien untuk
mengetahui ketidakcocokan golongan darah sebelum transfusi. Dr.
Reuben Ottenberg(1882-1959) di Mount Sinai Hospital New York
melakukan uji cocok serasi (crossmatching) untuk transfusi dan
pertama kali meyakinkan bahwa pewarisan golongan darah sesuai
hukum Mendel
15
c. Transfusi Darah Selama Perang Dunia
Saat perang dunia pertama dan kedua ilmuan berfikir untuk melakukan
penyimpanan darah. Peneliti Albert Hustin dari Brussel dan Luis
Agotemenemukan penambahan citrat ke dalam darah untuk mencegah
pembekuan darah pada tahun 1914. Setahun kemudian Richard
Lewisohn(1875-1961) menentukan rumus konsentrasi optimum dari
natrium sitrat pada darah donor dan Richard Weil menemukan bahwa
darah citrat dapat disimpan pada pendingin selama beberapa hari.
Tahun
1916 Francis
Peyton
Rous dan J.R.
Turner menambahkan
glukosa sebagai energi untuk sel darah merah selama disimpan.
Donor darah sukarela pertama kali dilakukan tahun 1922 oleh Percy
Lane Oliver (1878-1944), ia merekrut para sukarelawan yang setuju
untuk mendonorkan darahnya, dilakukan skrining penyakit dan
pemeriksaan golongan darah. Selama perang dunia I seorang dokter
bedah Canada, dr. Norman Bethune, mendirikan pelayanan transfusi
darah dengan menyimpan darah dalam botol yang merupakan cikal
bakal
terbentuknya
bank
darah. Bernadus
Fantus (1874-1940)
mendirikan bank darah pertama di Amerika Serikat pada tahun 1937.
Tahun
1940 Dr.
Philip
Levine (1900-1987)
bersama Karl
Lansteiner danAlexander Weiner (1907-1976) menemukan golongan
darah Rh yang berhubungan dengan penyakit hemolitik pada bayi baru
lahir oleh karena antibodi ibu. Tahun 1943 John Loutit dan Patrick
16
Mollison menggunakan
acid
citrate
dextrose
(ACD)
sebagai
antikoagulan untuk penyimpanan darah yang dapat meningkatkan masa
simpan darah selama 21 hari. Tahun 1945 seorang Profesor
Inggris Robin Coombs (1921-2006) menemukan tes antiglobulin yang
saat ini dikenal sebagai “Coombs test”.
d. Transfusi Darah Masa Kini
Enam puluh tahun terakhir terjadi perkembangan pada bidang transfusi
darah. Pada awal abad ke 20 darah disimpan dalam botol gelas yang
digunakan kembali (reuseable), banyak reaksi akibat kontaminasi
bakteri maupun kejadian emboli udara pada transfusi. Pada tahun 1949
penggunaan kantong darah dari plastik sekali pakai (disposible)
dikenalkan oleh Palang Merah Amerika. Penggunaan antikoagulan
Citrate Phosphate Dextrose (CPD) dapat meningkatkan masa simpan
darah selama 28 hari. CPDA-1 (Citrate Phosphate Dextrose Adenine)
yang dikembangkan tahun 1979 dapat meningkatkan masa simpan
darah selama 35 hari dan CPDA-2 pada tahun 1980-an sampai 42 hari.
Dr. Judith Graham Pool (1919-1975) menemukan cryoprecipitasi tahun
1965, dengan proses ini dapat diperoleh faktor pembekuan (khususnya
faktor VIII) yang dapat diberikan untuk pasien hemofilia.
Tahun 1969 S. Murphy dan F. Gardner menunjukkan penerapan
penyimpanan trombosit pada termperatur ruang. Tahun 1971 Dr.
Baruch Blumberg mengidentifikasi substansi
Hepatitis B dan
17
pemeriksaan terhadap Hepatitis B surface antigen (HBsAg) pada darah
donor mulai dilakukan.
Tahun 1981 ditemukan kumpulan gejala yang disebut GRID (Gayrelated Immunodeficiency Disease) karena ditemukan pada kaum gay
pria, gejala ini kemudian dinamakan AIDS (Acquired Immune
Deficiency Syndrome). Tahun 1983 Dr. Luc Montagnier (1932sekarang) mengisolasi virus penyebab AIDS yang kemudian oleh dr.
Robert Gallo pada tahun 1984 disebut sebagai HTLV-III (Human T-cell
Lymphotropic Virus). Setelah terjadinya infeksi AIDS dari transfusi
darah, tahun 1985 dilakukan pemeriksaan antibodi HIV pada darah
donor.
Tahun 1990 ditemukan tes spesifik untuk hepatitis C sebagai penyebab
hepatitis non A, non B. Tahun 1987–2008 serial tes berkembang dalam
skrining darah donor dari penyakit-penyakit infeksi. Untuk mendeteksi
hepatitis B digunakan tes HBsAg, untuk deteksi hepatitis C digunakan
tes Anti-HCV, untuk mendeteksi sifilis dengan VDRL atau TPHA dan
untuk mendeteksi HIV dengan tes Elisa untuk mengetahui adanya AntiHIV1 atau Anti-HIV2 atau dengan mendeteksi antigen HIV p24. Saat
ini dapat dilakukan pemeriksaan NAT (Nucleic Acid Amplification
18
Testing) yang dapat secara langsung mendeteksi material genetik dari
virus seperti HCV dan HIV.5
3. Macam-macam Donor
a) Donor anggota badan yang bisa pulih kembali (darah, kulit, sumsum
tulang)
b) Donor anggota badan yang dapat menyebabkan kematian
c) Donor angota badan yang hanya satu satunya (meskipun tidak
mengakibatkan kematian lidah, pankreas)
d) Donor anggota badan yang ada pasangannya (mata, ginjal)
e) Donor alat reproduksi manusia (sperma, ovum, ovarium, testis)
f) Donor anggota badan dari mayat yang berwasiat.
g) Fungsi Darah
Fungsi darah pada tubuh manusia antara lain:
1. Alat pengangkut air dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
2. Alat pengangkut oksigen dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
3. Alat pengangkut sari makanan dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
4. Alat pengangkut oksigen untuk dibuang melalui alat ekskresi
5. Alat pengangkut getah hormon dari kelenjar buntu
6. Menjaga suhu temperatur tubuh
5
http://sumehcher.blogspot.com/2011/06/makalah donor darah sukarela.html tanggal
akses 22-12-2012
19
7. Mencegah infeksi dengan sel darah putih, antibodi dan sel darah beku
8. Mengatur keseimbangan asam basa tubuh, dll.
4. Hukum Memperjual Belikan Darah
Allah SWT menciptakan segala sesuatu yang ada di tubuh kita
termasuk darah di dalamnya yang mengalir seolah mengikuti irama zikir.
Segala zat yang dibutuhkan oleh tubuh kita diangkut oleh darah. Jadi
sangatlah besar manfaat dari darah.
Sudah bukan rahasia lagi, kalau di negeri ini proses jual beli tidak
hanya berupa barang atau jasa, tapi juga sudah merambah ke organ tubuh
manusia siap untuk perjualbelikan dengan harga yag selangit, dan pastinya
menuai keuntungan yang berlipat ganda. Praktek jual beli organ tubuh
manusia, sudah ada dan tanpa bisa kita ketahui siapa yang memulainya. Tapi
yang jelas kondisi ini ada disekitar kita.
Salah satu yang paling mudah dilakukan dan sering dilakukan oleh
setiap orang yang pernah melakukannya, adalah praktek jual beli darah untuk
kepentingan pasien yang membutuhkan darah pasca operasi atau melahirkan
atau untuk kepentingan lain.6
Darah merupakan salah satu najis, adapun dalil tentang kenajisannya
adalah:
6
http//shannypersonalblog.word-press.com/2009/01/14/praktek-jual-beli-darah Tanggal akses,
05-01-2012
20
ْ َ‫ت اِ ْم َرأَة ٌ إِلَى النَّبِي ِ صلى هللا عليه وسلم فَقَال‬
ْ ‫َجا َء‬
‫َاء‬
ِ ‫صنَ ُع‬
ْ َ‫ْف ت‬
َ ‫ُصيْبُ ث َ ْوبَ َها ِم ْن دَ ِم ْال َح ْي‬
ِ ‫ إِ ْحدَانَا ي‬: ‫ت‬
َ ‫ض ِة َكي‬
‫صهُ ِب ْالم‬
ُ ‫ تَ ُحتُّهُ ث ُ َّم ت َ ْق ُر‬: ‫ص ِلي ِف ْي ِه ِب ِه؟ قَا َل‬
َ ‫ث ُ َّم ت َ ْن‬
َ ُ ‫ض ُحهُ ث ُ َّم ت‬
Artinya: “Seorang wanita datang kepada Nabi saw dan berkata: “salah
seorang dari kami pakaiannya terkena darah haidh, apa yang harus ia
perbuat?” Nabi saw bersabda: “ia kupas dan lepaskan darah itu lalu ia
kerok dengan ujung jari dan kuku sambil dibilas air kemudian ia cuci
kemudian ia shalat dengannya”.7
Mengingat semua jenis darah termasuk darah manusia adalah najis
kecuali barang najis yang ada manfaatnya bagi manusia, seperti kotoran
hewan untuk pupuk. Hanafi dan Zhahiri mempunyai pendapat yang lebih
tegas lagi, bahwa Islam membolehkan jual beli barang najis yang ada
manfaatnya seperti kotoran hewan8, maka secara analogis (qiyas) mazhab ini
membolehkan jual beli darah manusia, karena besar sekali manfaatnya bagi
manusia, yakni menolong jiwa sesama manusia yang memerlukan transfusi
darah karena operasi, kecelakaan, dan sebagainya.
Adapun dalil tentang keharaman memakan dan meminumya adalah
firman Allah SWT dalam surat Al-An’am ayat 145
      
   
     




    

7




Abi Al-Abas Syihabuddin Ahmad Al-Qusthalany Irsyad As-Syari (Syarah Shahih AlBukhari) jilid 1 (Darul Fikri, 1410 H/1990 M), h. 55
8
Ahsin W. Al-Hafidz Fikih Kesehatan (Jakarta: Amzah, 2007), h. 138
21





    
Artinya: Katakanlah: "Tiadalah Aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan
kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya,
kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging
babi - Karena Sesungguhnya semua itu kotor - atau binatang yang
disembelih atas nama selain Allah. barangsiapa yang dalam keadaan
terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui
batas, Maka Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha
penyayang".9
Dari Aun bin Abi Juhaifah dari ayahnya, Abu Juhaifah,
‫ رأيت أبي اﺷتﺭﻱ عبدا حﺠَّاما فﺄ مر بمحا ﺠمه ﻔكﺴرت فﺴﺄ لته‬: ‫عن أبي ﺠحيفة رﺿي اهللا عنه قاﻞ‬
‫ نهى النَّبي صلى اهللا عليه و ﺴلم عﻥ ثمﻥ الكلى وثمﻥ الدَّ ونهى عﻥ الوا ﺷمة والمو ﺷومة وأكﻞ‬: ‫ﻔقاﻞ‬
‫الﺭَّبا ومو كله ولﻌﻥ المصوَّﺭ‬
Artinya: “Diriwayatkan dari (Aun bin) Abu Juhayfah ra. : Ayahku membeli
seorang budak yang melakukan pekerjaan hajjamah (menarik darah keluar
dari tubuh seorang untuk keperluan pengobatan). Ayahku mengambil alatalatnya (dan merusaknya). Aku bertanya kepada ayahku kenapa berbuat
seperti itu? Ia menjawab: “Nabi SAW melarang memperdagangkan seekor
anjing atau darah, dan juga melarang pekerjaan menato, atau ditato, dan
melarang pemakan riba dan orang yang memberikan riba, dan melaknat para
pembuat gambar”.10
Hadis di atas merupakan salah satu dalil tegas yang menunjukkan
haramnya pendapatan yang didapat dari darah. Jadi, donor darah dengan upah
sejumlah uang tertentu adalah suatu hal yang haram. Sedangkan, donor darah
secara suka rela tanpa imbalan apa pun adalah amal kebajikan yang berpahala.
9
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahan (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2009) 147
Imam Az-Zabidi, Ringkasan Shaih Bukhari (Malaysia: percetakan Zafar SDN.BHP, 2004)
10
h.396
22
Salah satu dalil yang menguatkan adalah pemanfaatan najis adalah
haram hukumnya. Seperti salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Jabir Bin
Abdullah:
َِ‫ٳِﻦَِّﷲِﻮَﺮَﺳُﻮِْلِﺣَﺮَِّﻢَِﺒَﻴْﻊَِﺍﻠْﺨَﻤْﺮِﻭَﺍﻠْﻤﻴَْﺘَﺔِﻭﺍﻠْﺨﻨْﺯﻴْﺮِﻭﺍﻷﺼْﻨَﺎﻡِﻓﻗﻴْﻞَِﻴَﺎِﺮَﺳُﻭلِﷲِﺃﺮَﺃﻴْﺕ‬
ِ‫ﺸُﺤُﻭﻢَِﺍﻠْﻤَﻴْﺘَﺔِﻓَﺈﻨﱠﻬَﺎِﻴُﻄْﻟﻰِِﺒﻬَﺎِﺍﻟﺳﱠﻓُﻦُِﻭَﻴُﺪِْﻫَﻦُِﺒﻬَﺎِﺍﻠْﺠُﻠُﻮْﺩُِِﻮﻳَﺴْﺗَﺻْﺒﺢُِِﺒﻬَﺎِﺃﻧﱠﺎﺲُِﻓَﻗﺎلَِﻻ‬
َِ‫ﻫُﻭَِﺤَﺮَﺍﻡٌِﺜُﻣﱠﺎِﻗَﻞَِﺮَﺳُﻮلﷲِﺻﻠﻰِﷲِﻋﻠﻳﻪِﻮﺳﻠﻢِﻋﻨْﺩَِﺫَﻠﻚَِﻗَﺎﺘَﻞَِﷲِﺍﻠْﻴَﻬﻭﺪُِﺇﻦﱠِﷲِﻠﻣﱠﺎِﺤَﺮﱠﻡ‬
‫ﺷُﺤُﻭﻣﻬَﺎِﺠَﻤَﻟﻭﻩُِﺛُﻤﱠﺎِﺑَﺎِﻋُﻭﻩُِﻓَﺄِﻛَﻟُﻭِﺍِﺜَﻣَﻧَﻪ‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya mengharamkan menjual
khamr, bangkai, babi dan berhala. Lalu dikatakan: ya Rasulullah bagaimana
pendapatmu dengan lemak bangkai, itu bisa untuk memvernish kapal,
melumasi kulit dan dipakai orang untuk penerangan”. Maka Rasul saw
bersabda: “tidak, lemak bangkai itu haram” kemudian pada saat demikian
Rasulullah saw bersabda: “celakalah Yahudi, ketika Allah mengharamkan
lemak hewan lalu mereka jadikan samin kemudian mereka jual dan mereka
makan harganya”.11
Jika seseorang berada dalam kondisi tidak bisa mendapatkan darah
kecuali dengan membelinya, maka membeli darah itu dibolehkan, dengan
alasan kondisi darurat. Yang berdosa hanyalah orang yang menjualnya dan
memakan hasilnya.
Jika sebuah lembaga atau yayasan menyediakan uang tertentu sebagai
imbalan untuk para pendonor,maka bagi pendonor harus menafkahkan uang
tersebut untuk kepentingan dan maslahat umum kaum muslimin.
Imam Muhyiddin An-Nawawy, Shahih Muslim Juz 2, (Beirut: Darul ma’rifah, tanpa tahun), h.
11
8-9
23
Jadi, dapat disimpulkan bahwa darah adalah zat yang dikaruniakan
Allah dan sesungguhnya tidak dapat dinilai dengan materi.
C. Deskripsi Palang Merah Indonesia
1. Sejarah Palang Merah Indonesia
Upaya pendirian Palang Merah Indonesia sudah dimulai semenjak
sebelum perang dunia ke II oleh Dr. RCL Senduk dan Dr. Bahder Djohan,
dimana sebelumnya telah ada organisasi Palang Merah Indonesia yang
bernama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (NERKAI) yang didirikan
oleh Belanda. Tetapi upaya ini masih ditentang oleh pemerintah kolonial
Belanda dan Jepang pada tahun 1945, setelah Indonesia merdeka, atas
instruksi Presiden Soekarno maka dibentuk badan Palang Merah Indonesia
oleh panitian 5 (lima), yaitu:
Ketua
: Dr. R. Mochtar
Penulis
: Dr. Bahder Djohan
Anggota
: Dr. Djoehana
Dr. Marzuki
Dr. Sitanala12
Sehingga pada tanggal 17 september 1945 tersusun pengurus besar PMI yang
pertama dan dilantik oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Moch. Hatta
yang sekaligus beliau sebagai ketuanya.
http//www.scribd.com/doc/13095585/sejarah singkat –PMI-Palang-Merah –Indonesia.htm.
tanggal akses 10-01-2012
12
24
Sejak dibentuk pada tahun1945 hingga akhir tahun 1949 PMI ikut
terjun dalam mempertahankan kemerdekaan RI sebagai alat perjuangan, yang
karena tidak sempat melakukan penataan organisasi sebagaimana mestinya,
pengesahan secara hukum baru dilakukan melalui keputusan Presiden
Republik Indonesia Serikat No. 25 Tahun 1950 yang dikeluarkan tanggal 16
januari 1950. Yang menetapkan:
Mengesahkan Anggaran Dasar dan mengakui sebagai badan hukum
Perhimpunan Palang Merah Indonesia, menunjuk Perhimpunan Palang
Merah Indonesia sebagai satu satunya organisasi untuk menjalankan
pekerjaan palang merah di Republik Indonesia Serikat menurut
Conventie Geneve (1864, 1906, 1929, 1949)
Kemudian tanggal 28 november 1963 pemerintah Republik Indonesia
melalui keputusan Presiden No. 246 Tahun 1963 yang melengkapi keppres
No. 25 Tahun 1950. Melalui keppres ini Pemerintah Republik Indonesia
mengesahkan:
Tugas Pokok dan Kegiatan
Kegiatan Palang Merah Indonesia yang berazaskan Prikemanusiaan dan
atas dasar sukarela dengan tidak membeda-bedakan bangsa, golongan
dan faham politik.13
Berdasarkan Statuta / Anggaran Dasar Gerakan, masalah lambang
pelindung yaitu Palang Merah dan Bulan Sabit Merah juga perlu mendapat
perhatian untuk dibahas dan disebarluaskan. Setiap orang perlu diberi
pengertian bahwa orang dan benda / objek apapun yang memakai lambang
pelindung tersebut tidak boleh diserang. Perlu juga ditekankan mengenai siapa
13
http//www.google.co.id/PRINSIP-DASAR-GERAKAN-PALANG-MERAH.htm. Tanggal
akses 05-01-2012
25
saja yang berhak menggunakan lambang tersebut. Penghormatan terhadap
lambang ini perlu ditegakkan pada masa damai untuk menjamin pula
penghormatannya pada saat konflik bersenjata. Masalah lambang ini sangat
penting karena menyangkut keselamatan dan jaminan perlindungan terhadap
anggota
Gerakan
terutama
pada
masa
konflik
bersenjata.
Apabila
keamanannya terjamin, maka merekapun dapat melaksanakan kegiatannya
secara optimal.
2. Prinsip-prinsip Dasar Palang Merah Indonesia
a. Prinsip Kemanusiaan
Gerakan Palang Merah dan Bulan sabit Merah Internasional didirikan
berdasarkan keinginan memberi pertolongan tanpa membedakan korban
yang terluka di dalam pertempuran, mencegah dan mengatasi penderitaan
sesama manusia. Palang Merah menumbuhkan saling pengertian,
persahabatan, kerjasama dan perdamaian abadi bagi sesama manusia.
b. Prinsip Kesamaan
Gerakan ini tidak membuat perbedaan atas dasar kebangsaan, kesukuan,
agama atau pandangan politik. Tujuannya semata-mata mengurangi
penderitaan manusia sesuai dengan kebutuhannya dan medahulukan
keadaan yang paling parah.
c. Prinsip Kenetralan
26
Agar senantiasa mendapat kepercayaan dari semua pihak, gerakan ini
tidak boleh memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik,
kesukuan, agama atau ideologi.
d. Prinsip Kemandirian
Gerakan ini bersifat mandiri. Perhimpunan nasional di samping membantu
Pemerintahnya dalam bidang kemanusiaan, juga harus mentaati peraturan
negaranya, harus selalu menjaga otonominya sehingga dapat bertindak
sejalan dengan prinsip-prinsip gerakan ini.
e. Prinsip Kesukarelaan
Gerakan ini adalah gerakan pemberi bantuan sukarela, yang tidak didasari
oleh keinginan untuk mencari keuntungan apa pun
f. Prinsip Kesatuan
Di dalam suatu negara hanya ada satu perhimpunan Palang Merah dan
Bulan Sabit Merah yang terbuka untuk semua orang dan melaksanakan
tugas kemanusiaan di seluruh wilayah.
g. Prinsip Kesemestaan
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional adalah
bersifat semesta. Setiap Perhimpunan Nasional mempunyai hak dan
tanggung jawab yang sama dalam menolong sesama manusia.
3. Kegiatan-kegiatan Palang Merah Indonesia
a. Donor Darah
27
1. Pengertian Donor Darah
Transfusi Darah (blood transfusion) adalah memindahkan darah dari
seseorang kepada orang lain untuk menyelamatkan jiwanya.14
Donor darah adalah proses pemindahan darah dari donor yang
sehat kepada para penderita. Pada tahn 1900 Dr Loustiner menemukan
empat macam golongan darah:
1. Golongan darah A
2. Golongan darah B
3. Golongan darah Ab
4. Golongan darah O
Selain itu tahun 1940 ditemukan golongan darah baru yaitu Rhesus faktor
positif dan rhesus faktor negatif pada sel darah merah (erythrocyt).
Rhesus faktor positif banyak terdapat pada orang Asia dan negatif pada
orang Eropa, Amerika, dan Australia.
2. Macam-macam Donor Darah
a. Donor keluarga atau Donor Pengganti adalah darah yang
dibutuhkan pasien dicukupi oleh donor dari keluarga atau kerabat
pasien
b. Donor Sukarela adalah orang yang memberikan darah, plasma atau
komponen darah lainnya atas kerelaan mereka sendiri dan tidak
14
Al-Hafidz, fiqih.. . h 137
28
menerima uang atau bentuk pembayaran lainnya. Motivasi utama
mereka adalah membantu penerima darah yang tidak mereka kenal
dan tidak untuk menerima sesuatu keuntungan.
b. Kegiatan Sosial
1. Merespon Bencana Alam
Berbagai
faktor
geografis,
gelologis,
dan
demografis
sangat
mempengaruhi kondisi wilayah Indonesia sehingga frekuensi bencana
alam sangat tinggi. Sesuai dengan tugas dan fungsi organisasi, Palang
Merah Indonesia berkewajiban memberikan pertolongan dan bantuan
pada fase darurat kepada yang membutuhkan secara profesional
berdasarkan prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit
Internasional. Kegiatan respon bencana yang diutamakan PMI
meliputi evaluasi penyelamatan korban dan pertolongan pertama
dengan memprioritaskan kaum rentan, seperti ibu hamil/menyusui,
anak-anak, dan manula.15
2. Pengurangan Resiko Dampak Bencana
PMI dalam mengurangi risiko dampak bencana telah melaksanakan
Program
Pengurangan
Risiko
Terpadu
Berbasis
Masyarakat
(PERTAMA) sejak tahun 2002 di 13 provinsi yaitu di Lampung,
Sumatera Barat, Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Jawa
Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Selatan,
15
http//www.scribd.co.id/20-pmi-respon-bencana.htm . tanggal akses 11-01-2012
29
Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Utara. Program
PERTAMA merupakan program berbasis masyarakat yang mendorong
pemberdayaan kapasitas masyarakat untuk menyiagakan diri dalam
mengurangi risiko dan dampak bencana yang terjadi di lingkungannya.
3. Pelayanan Ambulans
Sebagai sebuah organisasi kemasyarakatan, PMI berkomitmen
melaksanakan kegiatan di bidang sosial kemanusiaan dengan
partisipasi masyarakat relawan sebagai kekuatan organisasi, dan
mempunyai kemampuan menanggulangi penderita kecelakaan dan
darurat kesehatan, serta membantu mengevakuasinya ke fasilitas
kesehatan yang ada. PMI senantiasa mengembangkan kerjasama
dengan mitra kerja, baik yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
seperti puskesmas, balai pengobatan, poliklinik, rumah sakit, maupun
penyelenggara pelayanan ambulans lainnya.
4. Air dan Sanitasi untuk Masyarakat Rentan
Sesuai dengan kebijakan Palang Merah indonesia 1999-2004 dan
merujuk pada Strategy IFRC 2010, bahwa program kesehatan PMI
membantu masyarakat kelompok rentan untuk mempromosikan
kesehatan masyarakat melalui peningkatan kebersihan diri dan fasilitas
air bersih dan sanitasi; menjadikannya sebagai program terpadu
dengan pemberdayaan masyarakat di bidang pertolongan pertama,
penanganan bencana, dan pengembangan program “watsan” untuk
30
masyarakat kelompok rentan yang mengalami kesulitan akses air
bersih dan masyarakat di tempat pengungsian karena bencana atau
konflik.
5. Peningkatan Kualitas Sumber Daya melalui Kurikulum Berbasis
Kompetensi
Sumber Daya Manusia (SDM) profesional adalah salah satu kunci
keberhasilan Pelayanan Kemanusiaan PMI. Upaya peningkatan
profesionalisme SDM dilakukan melalui pelatihan di seluruh jajaran
PMI, mulai dari tingkat pusat hingga ranting.
4. Donor Darah Menurut Hukum Indonesia
Dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 terdapat pada pasal 48
ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa:
`Ayat (1) penyelenggaraan upaya kesehatan sebagaimana diaksud dalam pasal
47 dilaksanakan melalui kegiatan :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
Pelayanan kesehatan;
Pelayanan kesehatan tradisional;
Peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit;
Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan;
Kesehatan reproduksi;
Keluarga berencana;
Kesehatan sekolah;
Kesehatan olahraga;
Pelayanan kesehatan pada bencana;
Pelayanan darah;
Kesehatan gig dan mulut;
Penanggulangan gangguatan penglihatan dan gangguan pendengaran;
Kesehatan matra;
Pengamanan dan penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan;
Pengamanan makanan dan minuman;
31
p. Pengamanan zat adiktif; dan atau
q. Bedah mayat
Ayat (2) penyelenggaraan upaya kesehatan sebagaimana di maksud pada
ayat (1) didukung oleh sumber daya kesehatan.16
Sebelumnya telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun
1980 tanggal 19 April 1980
Menimbang:
a. Bahwa usaha transfusi darah adalah merupakan bagian dari tugas pemerintah
di bidang pelayanan kesehatan rakyat dan merupakan suatu bentuk
pertolongan yang sangat berharga kepada umat manusia;
b. Bahwa berdasarkan ilmu pengetahuan dokter, satu-satunya sumber darah yang
paling aman untuk keperluan transfusi darah adalah darah manusia;
c. Bahwa pada waktu ini banyak di selenggarakan usaha transfusi darah dengan
pola yang bermacam-macam, yang dapat membahayakan kesehatan baik
terhadap para penyumbang maupun pemakai darah;
d. Bahwa oleh karena itu perlu di tetapkan Peraturan Pemerintah tentang
transfusi darah;
Mengingat :
1. Pasal 5 ayat(2) Undang-Undang Dasar 1945
2. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1960 tentang pokok-pokok Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 131, Tambahan lembaran negara
Nomor 2068)
3. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1963 Tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaga Negara Tahun 1963 Nomor 79, Tambahan Lembaga Negara
Nomor 2576)
4. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1963 tentang Farmasi (Lembaran Negara
Tahun 1963 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2580)
16
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Hal. 18
32
MEMUTUSKAN
Menetapkan
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TRANSFUSI DARAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM
PASAL 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang di maksud dengan :
a.
Transfusi darah adalah tindakan medis memberikan darah kepada seorang
penderita, yang darahnya telah tersedia dalam botol atau kantong plastik;
b.
Usaha transfusi darah adalah segala tindakan yang dilakukan dengan
tujuan untuk
memungkinkan
penggunaan
darah bagi
keperluan
pengobatan.
Selaim itu ada beberapa dasar hukunm yang bisa dijadikan landasan
hukum dalam donor darah misalnya : Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan pemerintah Nomor 32 Tahun 2005
tentang pedoman penyusunan dan penerapan standar pelayana minimal
(SPM).
5. Kebijakan Palang Merah Indonesia dalam Pelayanan Darah
1) Kedudukan pelayanan darah
a) Pelayanan darah merupakan upaya kesehatan dan pemerintah
menjamin pembiayaannya hal in telah diatur dalam Undang-undang
Nomor 36 Tahun 2006 Pasal 15
b) Pelayanan darah merupakan urusan wajib yang menjadi kewenangan
pemerintah daerah hal ini telah diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 65 Tahun 2005
33
c) Pemerintah bertangung jawab mengatur, membina, dan mengawasi
pelayanan darah dapat bersumber dari ABPN, dan APBD hal ini telah
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2011 pada pasal 3
dan 4.
2) Kebijakan pelayanan darah Palang Merah Indonesia
a) Pelayanan darah menjadi program prioritas Palang Merah Indonesia
b) Peningkatan jumlah donasi darah menjadi kurang lebih 2% jumlah
penduduk disemua Unit Transfusi Darah pada akhir tahun 2014
c) Pembinaan menajemen pelayanan darah
1. Penyusunan aturan dasar Unit Donor Darah Palang Merah
Indonesia
2. Penetapan hirarki organisasi pelayanan darah Palang Merah
Indonesia
d) Pembenahan teknik pelayanan darah
1. Penataan sistim penyediaan darah
3) Pelayanan darah menjadi program prioritas Palang Merah Indonesia
a) Peningkatan jumlah donasi menjadi program semua Palang Merah
Indonesia Provinsi dan Kabupaten/Kota
b) Menggalang potensi DDS di Instansi TNI, POLRI Universitas, sekolah
dan masyarakat melalui MOU
34
c) Mengajak pejabat Daerah, tokoh/figur masyarakat, untuk memasarkan
penyumbangan darah
d) Sosialisasi “Donor Darah Menjadi Gaya Hidup” melalui media
komunakasi tulisan ataupun elektronik
e) Menggalang potensi CSR perusahan untuk menjadi penujang dana
kegiatan donor darah
4) Peningkatan jumlah donasi
a) Meningkatkan potensi pengambilan darah melalui
1. Tempat-tempat umum : mall, SPBU, Universitas, Stasiun dan lainlain
2. Mobile unit keliling
b) Kemitraan antar UTD dalam pengambilan darah
c) Meningkatkan upaya pelestarian donor
d) Kemitraan dengan PDDI, fokuswanda ataupun kelompok donor darah
lainnya.
Download