LAMPIRAN 1 SILABUS MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA BOBOT : 3 SKS Deskripsi`: Mata kuliah Pendidikan Agama mengajarkan tentang pokok iman dengan mempelajari dan merefleksikan realitas hidup beragama, struktur agama atau dimensi-dimensi agama serta , pemahaman secara garis besar tentang agama-agama di Indonesia, agama dalam dunia modern dengan segala tantangannya di era globalisasi .Disamping itu juga mempelajari tentang moralitas. Kompetensi`: Agar mahasiswa menjadi kerasan dengan iman yang dihayati dalam agamanya, sehingga mampu mengekspresikan imannya dalam dinamika kehidupan yang bersifat majemuk, berwawasan luas, mampu bersifat inklusif dan humanis, serta mempunyai integritas moral yang tinggi. NO. I. POKOK BAHASAN AGAMA DAN RUANG LINGKUPNYA SUB POKOK BAHASAN A. B. C. D. E. F. G. Pengalaman Religius : 1. Pengertian Pengalaman Religius 2. Macam–macam Pengalaman Religius 3. Pandangan Para Filsuf tentang Pengalaman Religius Pengertian Agama 1. Jenis dan Asal Agama 2. MAsal agama dan contohnya Manusia beragama : 1. Tujuan beragama 2. Fungsi agama Dimensi-dimensi agama 1. Dimensi ritual 2. Dimensi doktrinal dan filosofis 3. Dimensi naratif 4. Dimensi moral 5. Dimensi material 6. Dimensi institusional Unsur-Unsur Penghambat Dalam Menghayati Agama : 1. Ateisme 2. Humanisme 3. Materialisme Agama dalam masyarakat: 1. Pluralisme dan multikulturalisme 2. Kebebasan beragama 3. Dialog antar umat beragama Agama dalam dunia modern : 1. Hubungan iman dan IPTEK 2. Globalisasi dan fundamentalisme agama 3. Global etik II. AGAMA DAN MORAL A. B. Hubungan Agama dan Moral Moralitas 1. Penjernihan istilah 2. Prinsip- prinsip moral menilai manusia III. MORAL DASAR C. Tolok Ukur moral : 1. Pengertian suara hati 2. Fungsi suara hati 3. Cara membina suara hati 4. Pengertian Norma 5. Pengertian Nilai 33 IV. MORAL HIDUP 1.Martabat manusia 2.Macam-macam pelanggaran hak hidup 3.Pandangan moral tentang hidup V. MORAL SEKSUAL A. VI. MORAL PERKAWINAN A. B. Pernikahan campur beda agama Pandangan moral tentang pernikahan VII. MORAL SOSIAL A. B. Persoalan Lingkungan Persoalan Masyarakat Gender 1. pengertian gender 2. Diskriminasi gender 3. Pandangan moral tentang gender B. Seksualitas 1. Pengertian seks,seksualitas,kodrat 2. Seks dan pergaulan bebas 3. Pandangan moral tentang seks LITERATUR : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. Armada Riyanto FX., E.CM., Dialog Agama, Kanisius, Yogyakarta, 2009. Bertens, Etika,Gramedia, Jakarta Frans Magnis Suseno,Etika Dasar,Kanisius Yogyakarta,2008. Harjana,AM, Penghayatan agama yang otentik dan tidak otentik, Kanisius,Yk,2007. Hendropuspito, Sosiologi Agama, Kanisius, Yogyakarta, 2008. Kiesser B., Dr., SJ., Moral Dasar Kristiani, Kanisius, Yogyakarta,2008. KWI, Iman Katolik, Kanisius & Obor, Yogyakarta,2010. Magnis Suseno F., Dr., SJ., Etika Dasar, Kanisius, Yogyakarta, 2007. Mangun Hardjana, Penghayatan Agama Yang Otentik dan Tidak Otentik, Kanisius, Yogyakarta, 1993. Nur Syam, Tantangan Multikulturalisme, Parekh, Rethinking Multikulturalisme, Purwa Hadiwardaya,MSF,Moral dan masalahnya,Kanisius,Yogyakarta,2007. _____________________,Pernikahan Islam dan katolik implikasinya dalam kawin Kanisius,Yogyakarta,2008. Padmowardojo, Drs., Alb., SJ., Diktat Kuliah, Yogyakarta Smith,Huston,Agama- agama manusia, Obor, Jakarta,2007. Smart, Ninian, 192, Religions of Asia, Englewwd:Prentice Hall Ltd Susilawati, Urgensi Pendidikan Moral, PD.Selamat, Yogyakarta, 2010. Theo Hujbers, Dr., Filsafat Ketuhanan, Kanisius, Yogyakarta, 1997. Kebangsaan dan globalisasi dalam diplomasi, campur, PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BOBOT : 3 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Mata kuliah pendidikan kewarganegaraan merupakan mata kuliah pengembangan kepribadian, untuk menumbuhkan dan mengembangkan cinta tanah air. Di dalamnya mengajarkan tentang pengertian dan kesadaran HANKAMNAS di lingkungan mahasiswa dalam rangka ketahanan nasional. Tujuannya untuk meneruskan nilai-nilai perjuangan bangsa yang terumus dalam Pancasila dan UUD 1945, mendasari, mengarahkan dan membentuk sikap mental dan tanggung jawab terhadap kelangsungan hidup bangsa dan negara, yang pada akhirnya memberikan bekal daya pengaman ampuh untuk menghadapi masalah saat ini dan masa yang akan datang. NO. I. POKOK BAHASAN PENGANTAR I KEWARGANEGARAAN SUB POKOK BAHASAN A. B. C. D. E. Gagasan Timbulnya mata kuliah Kewarganegaraan Beberapa pengertian Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Landasan Hukum Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan F. G. H. Lingkup Studi Interelasi dan Korelasi antar Subyek Hubungan Kewarganegaraan dengan Ilmu pengetahuan 34 II. WAWASAN NUSANTARA A. B. C. D. E. Pendahuluan: Umum, Pengetian-pengertian, WANUS sebagai konsepsi politik ketatanegaraan Latar Belakang dan Dasar Pemikiran: Geografis, geopolitik, geostrategis Historis dan Yuridis Formal: asas archipelago, Kringen Ordonansi 1939, Deklarasi Juanda 13-12-1957, Pengumuman Pemerintah 17-8-1969 tentang Landas Kontingen Indonesia, UU No.5 Tahun 1983, Pengumuman pemerintah 21-3-1980 tentang ZEE Indonesia Kepentingan Nasional: seperangkat kepentingan nasional, kepentingan nasional utama, Tujuan Nasional Tujuan Wawasan Nusantara: Tujuan ke dalam, Tujuan ke Luar III. UNSUR-UNSUR DASAR WAWASAN NUSANTARA A. B. C. Wadah WANUS: Bentuk ujud, alat inti organisasi Isi WANUS: Cita-cita, sifat dan ciri, cara kerja Tata Laku: batin, lahir IV. PENERAPAN WAWASAN NUSANTARA A. B. Berdasarkan pendekatan Kesejahteraan dan Keamanan Yang menyangkut Semua Aspek Kehidupan: aspek alamiah, aspek sosial Kesimpulan: Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 C. V. KETAHANAN NASIONAL A. B. C. Pendahuluan: 1. Umum 2. Pengertian-pengertian Konsep Dasar Ketahanan Nasional: Metodologi Astra Gatra: Tri gatra dan Panca Gatra Ketahanan Nasional Indonesia: 1. Penjelasan Tiap Gatra 2. Hubungan timbal balik antar Gatra, antara TANNAS dan WANUS, pola penyelenggaraan TANNAS 3. Politik Strategi nasional 4. Politik Strategi HANKAM 5. Sistem HAMKAMNAS LITERATUR : 1. LEMHANAS/Direktorat Jendral DIKTI, Dep.P&K, Kewiraan untuk Mahasiswa, Gramedia, Jakarta, 1991 2. UU No.20 Tahun 1982 3. UU No.1 Tahun 1988 4. Bunga Rampai Wawasan Nusantara I 5. Bunga Rampai Wawasan Nusantara II 6. Bunga Rampai Ketahanan Nasional BAHASA INDONESIA BOBOT : 3 SKS Deskripsi : Bahasa Indonesia sebagai mata kuliah pengembangan kepribadian menekankan keterampilan menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar untuk menguasai, menerapkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni sebagai perwujudan kecintaan dan kebanggaan terhadap bahasa Indonesia. Dalam konteks teknologi industri, para mahasiswa banyak diajak berlatih menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kaitan dengan perkembangan teknologi, industri, dan bisnis. Latihan penggunaan bahasa demikian itu diwujudkan dalam aktivitas menulis makalah, meresensi buku, meringkas buku/bab, dan menulis karya ilmiah akademik maupun ilmiah populer. Mahasiswa juga akan berlatih membaca teks ilmiah akademis, teks ilmiah populer, artikel-artkel dari sumber-sumber otentik yang terdapat pada jurnal, majalah, surat kabar, dan internet. Adapun untuk melatih berbicara dengan baik, mahasiswa diminta untuk melakukan presentasi, melakukan diskusi, dan latihan berbicara di depan publik dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 35 Kompetensi : Mahasiswa mampu: 1. menggunakan bahasa Indonesia untuk mengungkapkan pikiran, gagasan, dan sikap ilmiah ke dalam berbagai bentuk karya ilmiah yang berkualitas (memenuhi syarat objektivitas, koherensi, kohesi, efektivitas, efisiensi, dan komunikatif) 2. menyunting secara kritis berbagai karya ilmiah dan menyempurnakannya berdasarkan hasil suntingan 3. memanfaatkan kemahiran dalam berbahasa Indonesia untuk mengembangkan diri sepanjang hayat. Mahasiswa mampu: 1. menunjukkan pengetahuan yang memadai tentang sejarah, kedudukan, dan fungsi bahasa Indonesia serta menunjukkan kebanggaan mereka terhadap bahasa Indonesia 2. membaca kritis berbagai ragam wacana untuk keperluan menulis ilmiah. 3. mengenali dan menjelaskan ciri-ciri bahasa Indonesia ragam ilmiah serta mewujudkannya dalam berbahasa secara tertulis dan lisan terutama dalam konteks kinerja akademik 4. menerapkan kriteria penulisan karya ilmiah dalam menyusun dan menyunting berbagai bentuk karya ilmiah: makalah dan laporan ilmiah. 5. menyajikan karya ilmiah yang ditulisnya di depan forum sesuai dengan kriteria presentasi yang baik. NO. I. POKOK BAHASAN SEJARAH, KEDUDUKAN, DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA SUB POKOK BAHASAN Sejarah bahasa Indonesia Kedudukan bahasa Indonesia Fungsi bahasa Indonesia II. MEMBACA KRITIS UNTUK MENULIS III. BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH Pengertian bahasa Indonesia ragam ilmiah Karakteristik bahasa Indonesia ragam ilmiah. Menggunakan bahasa Indonesia ragam ilmiah dalam menulis dan presentasi ilmiah. IV. MENULIS AKADEMIK V. PRESENTASI ILMIAH Pengertian presentasi ilmiah Tatacara dan etika presentasi ilmiah Menyiapkan bahan presentasi ilmiah dengan memanfaatkan multimedia Pelaksanaan presentasi (kinerja presenter, moderator, peserta) Pengertian membaca kritis untuk menulis Strategi mencari sumber bacaan dari media cetak dan elektronik Membaca kritis tulisan/artikel ilmiah Membaca kritis tulisan artikel populer Membaca kritis buku ilmiah Membaca kritis bahan-bahan dalam jaringan internet untuk menulis Tulisan akademik dan jenis-jenisnya Kriteria karya tulis akademik Langkah-langkah dalam penulisan karya tulis akademik Menulis karya tulis akademik Menyunting karya tulis akademik Memperbaiki karya tulis akademik berdasarkan suntingan LITERATUR : 1. Alwi, Hasan dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka 2. Arifin, Zaenal. 2004. Dasar-dasar Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Grasindo 3. Dirjen Dikti, 2006. Acuan Pembelajaran Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional 4. Soedarso. 1988. Sistem Membaca Cepat. Jakarta: Gramedia 5. Soeseno, Slamet. 1993. Teknik Penulisan Ilmiah Populer. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 6. Wainwright, Gordon. 2002. Speed Reading Better Recalling. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 7. Wiyanto, Asrul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo 36 BAHASA INGGRIS BOBOT : 2 SKS Deskripsi : Mata kuliah Bahasa Inggris merupakan mata kuliah perkembangan kepribadian yang bermanfaat untuk memperoleh kemampuan dalam penggunaan Bahasa Inggris secara umum dan merupakan jembatan atau batu loncatan dari General English ke English for special purposes: Law. Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami unsur-unsur gramatika tertentu yang diperlukan untuk menguasai teks bacaan secara menyeluruh Mahasiswa mampu memahami pola-pola kalimat bahasa Inggris yang sederhana sehingga dapat menunjang kemampuan membaca dan mengerti isi teks dan sekaligus kemampuan berkomunjikasi dalam bahasa Inggris. . Mahasiswa mampu menyiapkan diri dari pemahaman dan penguasaan bahasa Inggris secara umum menuju ke bahasa Inggris yang khusus untuk bidang hukum (Law). NO. POKOK BAHASAN I. INTRODUCTION TO ENGLISH II. NOUN CLUSTER III. SENTENCE PATTERN I: N1 – V – N1 IV. SENTENCE PATTERN II: N1 – V – N2 (ADV/P. GROUP) V. SENTENCE PATTERN III: N -- V (ADV./ P.GROUP) VI. SENTENCE PATTERN IV: THERE – V - N ADV.P.GROUP VII. SENTENCE PATTERN V: N – V- ADJECTIVE SUB POKOK BAHASAN Jenis Kata (Noun, Verb, Adjective, Adverb, Prepostion, etc). Jenis Kalimat (Simple Sentence, Compound Sentence, Complex Sentence, Compound Complex Sentence). Head Word Modifier Modifier in front of Head Word (article, adjective, numeral, pronoun, noun, demonstrative) Preposition Group as Modifier at the back of Head Word Active Sentence Group/Relative Clause as Modifier at the back of Head Word (dengan who, which, that) dalam bentuk panjang dan singkat Passive Sentence Group/Relative clause as Modeifier at the back of Head Word (dengan who, which, that) dalam bentuk panjang dan singkat. Cara Menenjemahkan Noun Cluster ke dalam Bahasa Indonesia The the First N1 is the Subject of the Sentence (a single Noun or Noun Cluster) Kinds of Verbs Used in Sentence Pattern I: Linking Verbs as To Be, To Become, To Remain. The Second N1 is Subject Complement ( a single Noun or Noun Cluster) The Function of Sentence Pattern I is to Make Definition (the second N1 explains the first N1) N1 is the Subject of the Sentence ( a single Noun or Noun Cluster). Verbs used in Sentence Pattern II are Transitive Verbs (Verbs which can have objects). N2 is the Object of the Sentence (a single Noun or a Noun Clutser) ADV/P.Group as Additional Elements in this Pattern A. N is the Subject of the sentence (a single Noun or Noun Cluster) B. Verbs used in Sentence pattern III are intransitive Verbs (Verbs which have no object, therefore in this pattern there is no object). C. ADV/P/Group as Additional Elementsin this Pattern There in this is an Introductory Word (It has no Meaning) Verbs used in this pattern are forms of To Be as Lingking Verb N is the subject of the sentence (a single Noun or Noun Cluster) ADV./P.GROUP are not Additional Elements but thery included as a Component of this Pattern A. N is the Subject of The Sentence ( a single Noun or noun Cluster) B. Verbs are usually Forms of Tobe, but other Verbs can also be Used such as To become, To get, To grow, etc. C. Adjective (a single Adjective or in an Adjective Cluster) D. It sebagi Subjek Semu 37 LITERATUR: 1. 2. 3. 4. B.M.G. Endang Sri Wulandari. A Reading Program For First Year Non-English Departement University Students in Indonesia (Pre-English for Special Purposes), Yogyakarta: Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI, 1977). G. Alexander, No. Year. First Things First; Students’ Book, An Integrated Course for Beginners, Hongkong: Sheck Wah Yong Printing Press. ______________. Practice And Progress; An Integrated Course for Pre-Intermediate Students, Hongkong, Sheck Wah Yong Printing Press, 1967. Michael A. Pyle. Toefl Preparation Guide, USA, 1982. PENGANTAR ILMU HUKUM BOBOT : 4 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan dasar-dasar ilmu hukum meliputi pengertian dasar ilmu hukum, kaidah, tujuan, sumber, sistem hukum dan penegakan hukum maupun melakukan analisis penemuan hukum dalam kasus sederhana. NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I ILMU HUKUM II HUKUM SEBAGAI KAIDAH III TUJUAN HUKUM A. B. IV SUMBER HUKUM A. B. C. D. E. F. Undang-Undang Kebiasaan Perjanjian Internasional Yurisprudensi Doktrin Perjanjian V SISTEM HUKUM A. B. C. D. E. Pengertian Sistem Hukum Unsur-Unsur Sistem Hukum Macam-Macam Sistem Hukum Konsep Dasar dalam Sistem Hukum 1. Subyek Hukum 2. Masyarakat Hukum 3. Hak dan Kewajiban 4. Peraturan Hukum 5. Dasar Hukum 6. Peristiwa Hukum 7. Hubungan Hukum 8. Akibat Hukum 9. Obyek Hukum Berbagai Sistem Hukum di Dunia A. B. C. D. Unusur-nsur Penagakan Hukum Cara Berlakunya Hukum Penegakan Hukum Secara Yuridis Proses Penegakan Hukum VI KLASIFIKASI HUKUM VII PENEGAKAN HUKUM SISTEM A. B. C. D. Konsep Pendidikan Tinggi Hukum Pengertian Ilmu Hukum Sifat Ilmu Hukum Ruang Lingkup Ilmu Hukum A. B. C. D. Hukum dan Masyarakat Hukum sebagai Fenomena Sosial Hukum dan Kaedah Sosial lainnya Kaidah Hukum : 1. Asal Mula Hukum 2. Asas-asas Hukum 3. Hukum dan Kekuasaan 4. Isi, Sifat dan Bentuk Kaidah Hukum 5. Hukum dan Etik Teori-Teori Tujuan Hukum Hukum Sebagai Persoalan Keadilan 38 VIII PENEMUAN HUKUM IX MAZHAB-MAZHAB HUKUM X BIDANG STUDI HUKUM ILMU A. B. C. D. Pengertian Penemuan Hukum Aliran-Aliran dalam Penemuan Hukum Metode Penemuan Hukum Prosedur Penemuan Hukum A. B. C. D. Ajaran Hukum Alam Positivisme dan Utilitarianisme Teori Murni Hukum Realisme Hukum A. B. C. D. E. F. Sejarah Hukum Sosiologi Hukum Antropoligi Hukum Perbandingan Hukum Politik Hukum Filsafat Hukum LITERATUR : 1. George W. Paton, a Text Book of Jurisprudence (Terjemahan - Editor Arif S), Jilid I, Pustaka Tinta Mas, Surabaya 2. Mochtar Kusuma Atmaja & Arief Sidharta, Pengantar Ilmu Hukum, Bagian I, Alumni, Bandung, 2000 3. Purnadi Purbacaraka & M. Chidir Ali, Disiplin Hukum, Citra AdityaBakti, Bandung, 1990 4. Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar),Liberty, Yogyakarta 1999 5. Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1991 6. Soerjono Soekanto, Penegakan Hukum, Binacipta, Bandung, 1983 7. _______________ & Purnadi Purbacaraka, Sendi-Sendi Ilmu Hukum dan Tata Hukum, Alumni, Bandung, 1983 8. Tim UNPAR, Pengantar Ilmu Hukum, Universitas Katholik Parahyangan, Bandung, 1995 9. Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar Tata Hukum Indonesia, Achmad Sanusi, Tarsito, Bandung, 1991 10. Struktur Ilmu Hukum, Paul Scholen, Alih Bahas, Prof. Dr. B. Arief Sidharta, Alumni, Bandung, 2003 11. Aneka Cara Pembedaan Hukum, Prof Surjono Sukanto dan Purnadi Purbacaraka, Citrs Aditya Bakti, Bandung, 1989 PENGANTAR HUKUM INDONESIA BOBOT : 4 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Mahasiswa mengetahui dan memahami ikhtisar tentang tata hukum yang berlaku di Indonesia secara garis besar. NO. 1. POKOK BAHASAN PENGANTAR 2. TATA HUKUM INDONESIA 3. POLITIK HUKUM 4. SUMBER HUKUM A. B. C. A. B. C. D. A. B. C. A. B. SUB POKOK BAHASAN Kedudukan Mata Kuliah PHI dalam Kurikulum Hakekat yang Dipelajari PHI Perbedaan PHI Dengan PIH Pengertian Tata Hukum Dan Tata Hukum Indonesia Tujuan Mempelajari Tata Hukum Indonesia Sifat Tata Hukum Indonesia Sejarah Tata Hukum Indonesia Politik Hukum Indonesia Dasar Tata Hukum Dan Politik Hukum Indonesia Pembaharuan Hukum di Indonesia Macam Sumber Hukum 1. Materiil 2. Formil Sumber Hukum Formil 1. Undang undang 2. Kebiasaan 3. Perjanjian/Traktat 4. Yurisprudensi 5. Doktrin 39 5. 6. 7. HAK MENGUJI UNDANGUNDANG BERBAGAI SISTEM HUKUM DAN PENGARUHNYA THDP SISTEM HUKUM INDONESIA PEMBAGIAN ATURAN HUKUM A. B. A. B. C. D. E. A. B. 8. PENGGOLONGAN LAPANGAN HUKUM 9. HUKUM PERDATA 10. HUKUM DAGANG 11. HUKUM PERBURUHAN 12. HUKUM TATA NEGARA 13. HUKUM ADMINISTRASI NEGARA 14. HUKUM INTERNASIONAL 15. HUKUM ADAT 16. HUKUM AGARARIA C. D. A. B. C. A. B. C. D. E. A. B. C. D. E. A. B. C. D. A. B. C. A. B. C. A. B. C. D. E. A. B. C. D. A. B. C. D. Pengertian Hak Menguji Lembaga Yang Berwenang Menguji Sistem Hukum Eropa Kontinental Sistem Hukum Anglo Saxon Sistem Hukum Negara Sosialis Sistem Hukum Adat Sistem Hukum Agama Menurut Luas Berlakunya (Hukum umum dan Hukum khusus) Menurut sifat atau Daya kerjanya( Hukum Pemaksa dan Hukum Pelengkap) Menurut Fungsinya ( Hk Formil dan Hukum Materiil) Menurut Isinya ( Hukum Publik dan Hukum Privat ) Lapangan Hukum KLasik Lapangan Hukum Baru Terjadinya Lapangan Hukum Baru Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Perdata Pluralisme Hukum Perdata Sumber Hukum Perdata Asas-Asas Hukum Perdata Perbedaan Sistematika Hukum Perdata Menurut KUHPerdata dan Ilmu Pengetahuan Pengertian Hukum Dagang Sumber Hukum Dagang Sejarah KUHD Sistematika KUHD Hubungan Antara KUHPerdata dengan KUHD Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Hukum Perburuhan Sumber Hukum Perburuhan Asas-Asas Hukum Perburuhan Aspek Privat dan Aspek Publik Hukum Perburuhan Pengertian HukumTata Negara Obyek Hukum Tata Negara Perbedaan dan Hubungan antara Ilmu Politik, Ilmu Negara dengan HukumTata Negara Pengertian HAN Perbedaan dan Hubungan Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Tata Negara Obyek dan Fungsi Hukum Administrasi Negara Pengertian Hukum Internasional Sumber Hukum Hukum Internasional Subyek Hukum Internasional Sifat Hukum Internasional Hubungan antara Hukum Internasional dengan Hukum Nasional Pengertian Hukum Adat Alam Pikiran Tradisional Sifat Hukum Adat Berlakunya Hukum Adat Pengertian Hukum Agraria Ruang Lingkup Hukum Agraria Sumber Hukum Agraria Asas-Asas HukumAgraria 40 17. HUKUM PAJAK 18. HUKUM PIDANA 19. HUKUM ACARA PERDATA 20. HUKUM ACARA PIDANA 21. HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA 22. KEKUASAAN KEHAKIMAN A. B. C. D. A. B. C. D. E. A. B. C. D. E. F. A. B. C. D. E. F. A. B. C. D. E. F. A. B. C. Pengertian Pajak dan Hukum Pajak Isi/ Ruang Lingkup Hukum Pajak Sumber Hukum Pajak Asas-Asas HukumPajak Pengertian Hukum Pidana dan Ilmu Hukum Pidana Macam-macam Hukum Pidana Asas Berlakunya Hukum Pidana Perbuatan Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana Pidana dan Pemidanaan Pengertian dan Fungsi Hukum Acara Perdata Asas-asas Hukum Acara Perdata Sumber hukum Pihak-pihak Hukum Acara Perdata Cara mengajukan tuntutan hak Upaya hukum Pengertian dan Fungsi Hukum Acara Pidana Asas-asas Sumber hukum Pihak-pihak Hukum Acara Pidana Proses beracara Upaya hukum Pengertian dan Fungsi Hukum Acara PTUN Asas-asas Hukum Acara PTUN Sumber hukum Pihak-pihak Proses beracara Upaya hukum Susunan Badan Peradilan Jenis Peradilan Kemandirian Badan Peradilan LITERATUR: 1. C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1989. 2. Hartono Hadi Suprapto, Pengantar Tata Hukum Indonesia, Yogyakarta, Liberty, 1988. 3. Imam Soepomo, Pengantar Hukum Perburuhan, Jakarta, Jambatan, 1985 4. J.B Daliyo dkk, Pengantar Hukum Indonesia, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1995. 5. Koesumadi Pudjosewojo, Pedoman Pelajaran Tata Hukum Indonesia, Jakarta, Aksara Baru, 1983. 6. M. Burhan Tsani, Hukum dan Hubungan Internasional, Yogyakarta, Liberty, 1990. 7. R. Abdul Djamali, Pengantar Hukum Indonesia, Jakarta, Rajawali, 1984. 8. R. Santos Brotodiharjo, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Bandung, Eresco, 1986. 9. Riawan Tjandra, Mengenal Hukum Acara Tata Usaha Negara, Yogyakarta, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 1995. 10. Samidjo, Pengantar Hukum Indonesia Dalam Sistem SKS, Bandung, Armico, 1985. 11. Sanusi Achmad, Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar Hukum Indonesia, Bandung, Tarcito, 1984. 12. Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia,Yogyakarta, Liberty, 2000. ILMU NEGARA BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Memberikan penjelasan kepada mahasiswa untuk dapat memahami pengertian, hakekat, tujuan, fungsi dan bentuk negara dalam rangka menghantarkan mahasiswa mempelajari mata kuliah lain yang berobyek negara. NO. I. POKOK BAHASAN ILMU NEGARA SEBAGAI DISIPLIN KEILMUAN SUB POKOK BAHASAN A. B. 41 Obyek dan Metode Ilmu Negara Kedudukan, Fungsi dan Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu-Ilmu Sosial yang lain II. PENGERTIAN, SIFAT DAN HAKEKAT A. B. C. Pengertian Negara Sifat dan Hakekat Negara Kekuasaan Negara III. TEORI TERBENTUKNYA NEGARA A. B. C. D. Teori Teokrasi Teori Kekuatan Teori Hukum / Perjanjian Teori Integrasi IV. TUJUAN, FUNGSI/PERANAN NEGARA A. B. Tujuan Negara Fungsi/Peranan Negara V. PERKEMBANGAN TIPE-TIPE NEGARA A. B. Latar Belakang Negara Tipe-Tipe Negara VI. BENTUK NEGARA DAN BENTUK PEMERINTAHAN A. B. Bentuk-Bentuk Negara Bentuk-Bentuk Pemerintahan VII. UNSUR-UNSUR NEGARA A. B. Unsur-unsur Negara Unsur-unsur Negara Modern VIII. TOERI KEDAULATAN A. B. C. D. E. Teori Teokrasi Teori Kedaulatan Raja Teori Kedaaulatan Rakyat Teori Kedaulatan Negara Teori Kedaulatan Hukum IX. TEORI FUNGSI NEGARA A. B. C. D. E. F. Trias Politica Dwi Praja Tri Praja Catur Praja Panca Praja Sad Praja X. HAKEKAT KONSTITUSI DALAM NEGARA A. B. C. Sejarah Konstitusi Isi Konstitusi Perubahan Konstitusi XI. BADAN-BADAN PERWAKILAN DAN PEMBENTUKANNYA A. B. C. Arti Perwakilan Hubungan Perwakilan dengan Kedaulatan Cara-Cara Pembentukan LITERATUR : 1. Arief Budiman, Teori Negara 2. Kranenburg, Ilmu Negara Umum, terjemahan Sabarodin, Pradnya Paramita, Jakarta, 1989 3. Koesnardi, Bintan R. Saragih, Ilmu Negara, Perintis Press, Jakarta, 1985. 4. Sally Lubis, Ilmu negara HUKUM PERDATA BOBOT : 4 SKS Deskripsi : Mahasiswa memahami asas dan materi hukum perdata yang terdiri dari : Pengantar, Hukum Badan Pribadi/Orang, Hukum Perkawinan, Hukum Benda, Hak Kebendaan, Hukum Perikatan dan Hukum Perjanjian. Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan tentang Pengantar, Hukum Badan Pribadi/Hukum Orang, Hukum Perkawinan, Hukum Benda, Hak Kebendaan, Hukum Perikatan dan Hukum Perjanjian, serta dapat memberikan dasar bagi mahasiswa dalam mempelajari Hukum Harta Kekayaan, Hukum Perjanjian Bernama dan Jenis Baru, Hukum Jaminan dan Hukum Waris. NO. POKOK BAHASAN I PENGANTAR PERDATA SUB POKOK BAHASAN HUKUM A. B. C. Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Perdata Hukum Perdata Material dan Hukum Perdata Formal Sejarah dan Sistematika Hukum Perdata 42 II HUKUM BADAN PRIBADI A. B. C. D. E. Pengertian dan Wujud Subyek Hukum Kewenangan Berhak dan Kewenangan Berbuat Badan Hukum 1. Pengertian dan Pengaturan 2. Macam-Macam Badan Hukum 3. Proses Pembentukan Badan Hukum 4. Tanggung jawab Badan Hukum atau Perbuatan Pengurusnya. Domisili 1. Pengertian dan Pengaturan Domisili 2. Arti Penting Domisili 3. Cara Memperoleh dan Alat Bukti Domisili 4. Rumah Kematian Catatan Sipil 1. Pengertian dan Arti Catatn Sipil 2. Perkembangan Catatan Sipil 3. Produk Lembaga Catatan Sipil dan Kegunaan Akta Catatan Sipil. III HUKUM PERKAWINAN A. B. C. D. E. Pengertian, Hakikat dan Asas Perkawinan Sifat dan Dasar Perkawinan Syarat dan Tujuan Perkawinan Akibat Hukum suatu Perkawinan Putusnya suatu Perkawinan IV HUKUM BENDA A. B. C. D. E. Pengertian Benda dan Hukum Benda Pengaturan dan Perkembangannya Sistem Hukum Benda Asas-Asas Hukum Benda Macam-Macam Benda V HAK KEBENDAAN A. B. C. D. E. F. Pengertian Hak Kebendaan dan Pengaturannya. Ciri-Ciri Hak Kebendaan Macam-Macam Hak Kebendaan Cara-Cara Memperoleh Hak Kebendaan Cara-Cara Memperalihkan Hak Kebendaan Hukum Waris VI HUKUM PERIKATAN A. B. C. D. Pengertian Perikatan dan Pengaturannya Sistem Hukum Perikatan Macam-Macam Perikatan Sumber Perikatan 1. Perikatan yang Timbul Karena Undang-UndangUndang 2. Perikatan yang Timbul Karena Perjanjian Hapusnya Perikatan E. LITERATUR : 1. Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2010. 2. Ali Afandi, Hukum Keluarga, Hukum Waris, dan Pembuktian, Rineka Cipta, Jakarta, 2000 3. AP. Parlindungan, Komentar Tentang Hak-Hak Tanggungan, Mandar Maju, Bandung, 1996. 4. Ali Ridho, Badan Hukum & Kedudukan Badan Hukum Perseroan, Perkumpulan, Koperasi, Yayasan, Wakaf, Alumni, Bandung 2004 5. Chidir Ali, Badan Hukum, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2005. 6. J. Satrio, Hukum Badan Pribadi, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 1999. 7. PNH Simanjuntak, Pokok-Pokok Hukum Perdata Indonesia, Djambatan, Jakarta, 2009 8. R. Setiawan, Pokok Hukum Perikatan, Bina Cipta, Bandung, 1994. 9. R. Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 2002 10. R. Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, Intermasa, Jakarta, 2010 11. Rachmadi Usman, Aspek-aspek Hukum Perorangan dan Kekeluargaan di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2006 12. Racmadi Usman, Hukum Jaminan Keperdataan, Sinar Grafika, Jakarta, 2008 13. Riduan Syahrani, Seluk Beluk Asas-Asas Hukum Perdata, Alumni, Bandung, 2010. 14. Salim HS, Pengantar Hukum Tertulis, Sinar Grafika, Jakarta, 2006 15. Soetojo & Asis Safioedin, Hukum Orang dan Keluarga, Alumni, Bandung, 1982. 16. Soetojo dkk., Pluralisme Dalam Perundangan Perkawinan Di Indonesia, Airlangga, Surabaya, 1986. 17. Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Benda, Liberty, Yogyakarta, 2000. 43 18. Sri Soedewi M.S, Hukum Jaminan, Pokok-Pokok Hukum Jaminan dan Jaminan Perorangan, Badan Pembinaan Hukum Nasional, Jakarta, 2007 19. --------------------------------------, Hukum Badan Pribadi, FH-UGM, Yogyakarta, 1964 20. Vollmar, Pengantar Studi Perdata Indonesia, Rajawali, Jakarta, 1995. HUKUM PIDANA BOBOT : 4 SKS Deskripsi : Memberikan pengetahuan dasar kepada mahasiswa tentang hukum pidana sehingga mampu memahami halhal yang berkaitan dengan tindak pidana, pertanggungjawaban pidana dan pemidanaan Kompetensi : Setelah mengikuti kuliah mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan mengenai teori-teori hukum pidana, mampu menerapkan teori pidana dalam kehidupan berhukum, mahir menganalisis persoalan-persoalan hukum pidana berdasarkan teori hukum pidana. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN NO. I PENGANTAR A. Pengertian Hukum Pidana dan Ilmu Pengetahuan Hukum Pidana B. Perbedaan antara Hukum Pidana dengan Kriminologi dan ilmu-ilmu yang tekait, baik dilihat dari segi objek dan tujuannya, serta perbedaan antara Hukum Pidana Umum,Hukum Pidana Militer, dan Hukum Pidana Fiskal. C. Fungsi dan tujuan hukum pidana serta pengertian asas legalitas D. Asas-asas berlakunya hukum pidana menurut tempat. II PERBUATAN PIDANA A. B. C. D. E. F. III DELIK PERCOBAAN DAN DELIK PENYERTAAN IV PERTANGGUNGJAWAB-AN PIDANA / KESALAHAN A. B. C. D. E. F. G. A. B. C. D. E. V PIDANA DAN TINDAKAN VI ALASAN PENGHAPUS KEWENANGAN MENUNTUT DAN MENJALANKAN PIDANA A. B. C. D. E. A. B. pengertian perbuatan pidana, strafbaarfeit jenis-jenis perbuatan pidana, Unsur-unsur perbuatan pidana, Sifat melawan hukum Tempus dan Locus delicti Kausalitas tindak pidana, dan Pengertian delik percobaan Unsur-unsur delik percobaan Dasar patut dipidananya percobaan Jenis-jenis percobaan Pengertian penyertaan Pembuat/dader Pembantuan Pengertian Pertanggungjawaban Pidana Kemampuan Bertanggung Jawab dan Faktor Umur Belum Dewasa Asas Tiada Pidana Tanpa Kesalahan Kesengajaan dan Kealpaan Alasan Penghapus pidana Pengertian Pidana serta Tindakan Perbedaan pidana dan tindakan Teori dan Tujuan Pemidanaan Jenis-Jenis Pidana dan Tindakan Aturan Pemidanaan Untuk Pengurangan dan Pemberatan : Konkursus dan Residive Jenis-jenis alasan penghapus kewenangan menuntut pidana Jenis-jenis alasan penghapus kewenangan menjalankan pidana 44 VII POKOK PIKIRAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA A. B. C. D. E. F. G. Beberapa aspek baru dalam Konsep KUHP Baru Pokok-pokok pemikiran dalam aturan umum Konsep KUHP Baru Sistem pemidanaan menurut Konsep KUHP Baru Pola pemidanaan menurut Konsep KUHP Baru Perlindungan HAM dan korban dalam pembaharuan hukum pidana Indonesia Antisipasi penanggulangan cybercrime dengan hukum pidana Relevansi Hukum Adat Dalam Asas Legalitas dan Alasan Penghapus Pidana LITERATUR : 1. Hamzah, Andi, Dr., SH., Sistem Pidana dan Pemidanaan, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1986. 2. Molejatno, Prof., Dr., SH., Asas-Asas Hukum Pidana, Bina Cipta, Jakarta, 1993. 3. --------------------------------, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Bina Aksara, Jakarta, 1985. 4. Muladi, Dr., dan Barda Nawawi Arief, Teori dan Kebijakan Pidana, Alumni, Bandung, 1984. 5. Nawawi Arief, Prof.Dr.SH., Seri Kuliah Hukum Pidana II, Fakultas Hukum UNDIP, Semarang, 1984. 6. Poernomo, Bambang, Prof., Dr., SH., Asas-Asas Hukum Pidana, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1993. 7. Prodjodikoro, Wirjono, Prof.Dr.SH., Tindak-Tindak Pidana Tertentu Di Indonesia, PT. Eresco, Jakarta, 1974. 8. Sakidjo, Aruan, SH. MH., Hukum Pidana Dasar Aturan Umum Hukum Pidana Kodifikasi, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1990. 9. Sudarto, Hukum Pidana I, Yayasan Sudarto, FH UNDIP, Semarang, 1990 10. Roeslan Saleh, Stelsel Pidana Indonesia, Akasara baru, Jakarta, 1978 HUKUM TATA NEGARA BOBOT : 4 SKS Deskripsi : Mata Kuliah ini mempelajari hukum Tata Negara Indonesia, baik dalam aspek Sejarah Tata Negara Indonesia sebelum Kemerdekaan hingga Hukum Tata Negara berdasarkan UUD yang pernah berlaku di Indonesia. Fokus mata kuliah HTN terletak pada praktik ketatanegaraan Indonesia sesudah amandemen. Kompetensi : Agar mahasiswa dapat memahami sejarah ketatanegaraan Indonesia dan praktik ketatanegaraan Indonesia menurut UUD 1945 sesudah amandemen sehingga diharapkan mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan-permasalahan ketatanegaraan Indonesia. NO. 1 2 POKOK BAHASAN Pendahuluan a. Penjelasan umum tentang Silabus dan Literatur yang dipergunakan dalam kuliah HTN; b. Pengantar HTN Pengantar HTN 3 Sumber HTN 4 Sumber HTN 5 Hakikat Konstitusi 6 Hakikat Konstitusi 7 Sejarah Ketatanegaraan Indonesia 8 Sejarah Ketatanegaraan Indonesia SUB POKOK BAHASAN 1. Batasan Pengertian 2. Pengertian Hukum dan Negara 1. Definisi Hukum Tata Negara 2. Objek Kajian HTN 3. Hubungan HTN dengan Ilmu-ilmu lain yang objeknya Negara. 1. Sumber Hukum Formil 2. Sumber Hukum Materiil 1. Sumber HTN 2. Sumber HTN Indonesia 1. Pengertian Konstitusi 2. Sifat Konstitusi 1. Nilai Konstitusi 2. Isi Konstitusi 3. Perubahan Konstitusi 1. Masa sebelum kemerdekaan 2. Masa berlaku UUD 1945 periode I 1. Masa Konstitusi RIS 2. Masa UUDS 1950 45 9 Sejarah Ketatanegaraan Indonesia 10 Sistem Pemerintahan, Bentuk Pemerintahan dan Bentuk Negara 11 Sistem Pemerintahan, Bentuk Pemerintahan dan Bentuk Negara Sistem Pemerintahan, Bentuk Pemerintahan dan Bentuk Negara Sistem Pemerintahan, Bentuk Pemerintahan dan Bentuk Negara Supra Struktur Politik dan Infra Struktur politik 12 13 14 Sejarah ketatanegaraan Indonesia masa UUD 1945 periode II (Orde Lama dan Orde Baru) 1. Pengertian Sistem 2. Pengertian Pemerintahan 3. Sistem Pemerintahan Parlementer 1. Sistem Pemerintahan Presidensiil 2. Sistem Pemerintahan Referendum 1. Bentuk Pemerintahan 2. Bentuk Negara Sistem Pemerintahan, Bentuk Pemerintahan dan Bentuk Negara Indonesia menurut UUD 1945 amandemen 1. Unsur-unsur Supra Struktur Politik 2. Unsur-unsur Infra Struktur Politik 3. Hubungan Supra Struktur Politik dan Infra Struktur politik 1. Pengertian Partai Politik. 2. Fungsi Partai politik 1. Sistem Kepartaian 2. Partai Politik di Indonesia 1. Latar Belakang dan Tujuan Pemilu 2. Sistem Pemilihan Umum 1. Kelebihan dan Kelemahan masing-masing Sistem Pemilihan Umum 2. Pemilihan umum di Indonesia 1. Pengertian Organ Negara dan Fungsi Negara 2. Fungsi organ eksekutif, legislatif dan judikatif 1. Pemisahan dan Pembagian kekuasaan. 2. Pembagian kekuasaan menurut UUD 1945 1. Pemisahan dan Pembagian kekuasaan. 2. Pembagian kekuasaan menurut UUD 1945 1. Pengertian Hukum, Undang-undang dan perundangundangan 2. Sumber Hukum Perundang-undangan 3. Asas-asa perundang-undangan 1. Latar Belakang Penyelenggaraan Pemerintahan daerah 2. Asas-asas penyelenggaraan pemerintahan daerah 1. Otonomi daerah 2. Pemerntahan Desa 1. Sejarah perkembangan HAM 2. Aliran-aliran HAM 3. HAM sebagai syarat negara hukum dan demokrasi 1. Pengaturan HAM di Indonesia 2. Pengertian HAM menurut UU No.39 Tahun 1999 3. Pelaksanaan HAM di Indonesia 15 Partai Politik 16 Partai Politik 17 Pemilihan Umum 18 Pemilihan Umum 19 Organ dan Fungsi Negara 20 Organ dan Fungsi Negara 21 Organ dan Fungsi Negara 22 Perundang-undangan 23 Pemerintahan daerah 24 : Pemerintahan daerah 25 Hak Asasi Manusia 26 Hak Asasi Manusia 27 Kewarganegaraan 1. Asas-asas kewarganegaraan 2. Bipatride dan apatride 28 Kewarganegaraan 1. Penduduk dan Warganegara Indonesia 2. Pengaturan kewarganegaraan di Indonesia 3. Asas-asas kewarganegaraan yang dianut oleh UU No. 12 Tahun 2006 LITERATUR 1. UUD 1945 2. Jimly Assiddidqe, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Rajawali Press, Jakarta, 2011. 3. Hestu Cipto Handoyo B., Hukum Tata Negara, Kewarganegaraan dan HAM, UAJY, Yogyakarta, 2003 46 HUKUM ADMINISTRASI NEGARA BOBOT: 4 SKS Deskripsi : Mata kuliah ini membahas tentang hukum yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas pemerintahan dalam arti sempit, yang meliputi perbuatan-perbuatan administrasi, keputusan tata usaha negara serta bagaimana cara pembuatannya dan penegakan hukumnya. Kompetensi : Setelah mempelajari Hukum Administrasi Negara, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menguasai teori-teori Hukum Administrasi Negara 2. Memecahkan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan masalah dalam Hukum Administrasi Negara. NO. I. POKOK BAHASAN PENGANTAR SUB POKOK BAHASAN A. B. Obyek Hukum Administrasi Penamaan/ istilah Hukum Administrasi C. Definisi Hukum Administrasi Lapangan Hukum Administrasi Sejarah Perkembangan Hukum Administrasi Kedudukan Hukum Administrasi dalam Lapangan Ilmu Hukum Hubungan Hukum Administrasi dengan hukum lainnya Hubungan Hukum Administrasi dengan ilmu lain yang obyeknya pemerintah Sumber Hukum Administrasi D. E. F. G. H. I. II. III. DIMENSI NORMATIF HUKUM ADMINISTRASI DAN LANDASAN HUKUM ADMINISTRASI A. B. PEMERINTAHAN MENURUT HUKUM A. C. Hukum tentang kekuasaan pemerintah Hukum tentang Susunan Organisasi Negara dan Instrumen Tindak Pemerintahan Hukum tentang Perlindungan Hukum bagi warga negara B. C. D. E. F. G. H. I. Asas Legalitas : prinsip wetmatigheid dan rechysmatigheid van bestuur Karakter tindak pemerintahan dalam Negara Hukum Modern Prinsip-prinsip negara hukum Prinsip-prinsip demokrasi Karakter instrumental Macam-macam kewenangan pemerintahan dan batasannya Batasan bagi penggunaan kewenangan Sumber kewenangan Asas-asas umum pemerintahan yang baik Susunan organisasi pemerintahan tingkat pusat Susunan organisasi pemerintahan tingkat daerah Susunan organisasi pemerintahan tingkat desa IV. SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAHAN A. B. C. V. INSTRUMEN (SARANA) TINDAK PEMERINTAHAN A. B. C. D. VI. PERBUATAN ADMINISTRASI A. B. C. D. Perbuatan Hukum dan Perbuatan Materiil Perbuatan Hukum Publik dan Perbuatan Hukum Privat Perbuatan Hukum Publik Bersegi satu dan bersegi dua Macam-macam perbuatan hukum publik bersegi satu VII. KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA / KTUN (BESCHIKKING) A. B. C. D. E. F. G. H. Pengertian KTUN Macam-macam KTUN Pembedaan macam KTUN yang mempunyai relevansi praktis Syarat-syarat sahnya KTUN KTUN yang tidak sah Kerangka KTUN Kekuatan Hukum dari KTUN Penarikan kembali suatu KTUN Sarana yuridis Sarana materiil Sarana personil Sarana finansiil 47 VIII. PENEGAKAN HUKUM ADMINISTRASI A. B. C. E. Pengertian penegakan Hukum Administrasi Karakteristik penegakan Hukum Administrasi Macam-macam sanksi Administrasi : sanksi administrasi yang bersifat umum dan sanksi administrasi yang bersifat sektoral Paksaan Administrasi, Penarikan kembali KTUN yang menguntungkan, uang paksa, denda, deposit Pengenaan Sanksi secara Kumulatif A. B. C. D. E. Macam-macam perlindungan hukum Syarat-syarat Peradilan yang baik Ombudsman Perbuatan Melanggar Hukum Oleh Penguasa (OOD) Peradilan Tata Usaha Negara D. IX. PERLINDUNGAN HUKUM LITERATUR : 1. Indroharto, Usaha Memahami Undang-Undang Tentang Peradilan Tata Usaha Negara (Buku I dan II), Pustaka Sinar Harapan Jakarta, 1996. 2. Junirahardjo, Hukum Administrasi Indonesia (Pengetahuan Dasar), Penerbitan UAJY, 1995. 3. Paulus Effendie Lotulung, Beberapa Tentang Kontrol Segi Hukum terhadap Pemerintah, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 1993. 4. ____________, Himpunan Makalah Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB), Citra Aditya Bhakti Bandung, 1994. 5. Philipus M Hadjon et al, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia (Introduction to the Indonesian Administrative Law), Gadjah Mada University Press Yogyakarta, 2001. 6. Philipus M Hadjon, Pemerintahan Menurut Hukum (Weten rechtmatig Bestuur), Yuridika Surabaya, 1993. 7. Utrecht,E, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Pustaka Tinta Mas, Surabaya, 1996. 8. Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, UII Pres, Yogyakarta, 2003. HUKUM INTERNASIONAL BOBOT : 4 SKS Deskripsi Mata kuliah ini membahas tentang aspek-aspek hukum yang mengatur hubungan hukum antar subyek Hukum Internasional yang terdiri dari negara, Organisasi Internasional (publik) dan individu. Kompetensi : 1. Mahasiswa mampu mengidentifikasikan peraturan-peraturan Hukum Internasional yang berlaku dalam hubungan internasional 2. Mahasiswa mampu untuk menganalisis persoalan-persoalan hubungan internasional 3. Mahasiswa mampu untuk menerapkan kaidah-kaidah Hukum Internasional dalam persoalan-persoalan hubungan internasional. NO. I POKOK BAHASAN HAKEKAT HUKUM INTERNASIONAL SUB POKOK BAHASAN A. B. C. D. E. F. G. Istilah Hukum Internasional Pengertian Hukum Internasional Perbedaan Hukum Internasional dan Moral Internasaional Perbedaan Hukum Internasional dan Hukum lain Hubungan antara Hukum Internasional dan Hukum Nasional Perbedaan Ketentuan Hukum Internasional Perkembangan Hukum Internasional II SUMBER-SUMBER HUKUM INTERNASIONAL A. B. C. Pengertian Sumber Hukum Sumber Hukum Bagi Hukum Internasional Fungsi Sumber Hukum Bagi Hukum Internasional III SUBYEK HUKUM INTERNASIONAL A. B. Pengertian Subyek Hukum Macam-Macam Subyek Hukum Internasional IV HAKEKAT, HAK DAN KEWAJIBAN NEGARA A. B. C. Pengertian Negara Terbentuknya Negara Pengakuan Negara 48 D. E. G. Macam-Macaam Negara Hak dan Kewajiban Negara yang berhubungan dengan Negara lain Hak dan Kewajiban Negara atas : 1. Wilayah 2. Orang 3. Benda 4. Kepentingan Ekonomi 5. Lingkungan Yurisdiksi V HUBUNGAN ANTAR NEGARA A. B. Alat Perlengkapan Negara Perjanjian Internasional VI PERTANGGUNGJAWABAN NEGARA A. B. C. D. Hakekat Pertanggungjawaban Negara Pembedaan Peranggungjawaban Negara menurut Hukum Internasional dan Hukum Nasional Macam-Macam Pertanggungjawaban Negara Pertanggungjawaban Negara daan Teori Fault F. VII SUKSESI HAK DAN KEWAJIBAN A. B. C. Suksesi pada umumnya Suksesi Negara Suksesi Pemerintah VIII PENYELESAIAN SENG-KETA ANTAR NEGARA A. B. Sengketa Internasional Cara Penyelesaian Sengketa Internasional IX PERTIKAIAN BERSENJATA A. B. C. D. Pengertian Pertikaian Bersenjata Pengaturan Pertikaian Bersenjata “Ius Ad Bellum” dan “Ius In Bello” Akhir Pertiakaian Bersenjata X ORGANISASI INTERNASIONAL A. B. C. D. Organisasi Internasional pada umumnya Perserikatan Bangsa-Bangsa ASEAN EU XI INDIVIDU A. B. C. Kedudukan Individu dalam Hukum Internasional Kewarganegaraan Individu Perlindungan Individu dalam Hukum Internasional LITERATUR Wajib : 1. Akerhaust, Michael, A Modern Introduction to International Law, 5th Edt. George Allen and Unwin, London, 1984. 2. Mochtar Koesoemaatmaja & Etty R.Agus, Pengantar Hukum Internasional, Pusat Studi Wawasan Nusantara, Hukum dan pembangunan Bekerja sama dengan PT Alumni, Bandung, 2003 3. Mochtar Koesoemaatmadja, SH., Prof., DR., Pengantar Hukum Internasional, Buku I, Bagian Umum, Cet. ke 2, Binacipta, Bandung, 1978. 4. Starke, J.G., Introduction to International Law, 9th Edt., Butterworths, London, 1984. 5. Sugeng Istanto, Hukum Internasional, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2002. Anjuran : 1. Brownlie, Ian, Principles of Public International Law, 3th., Oxford Press, 1989. 2. Carter, Barry E., International Law, Little, Brown and Company, London, 1995. 3. Eddy Damian, SH., Kapita Selekta Hukum Internasional, Alumni, Bandung, 1991. 4. F.A. Whisnu Situni, SH., Identifikasi daan Reformulasi Sumber-Sumber Hukum Internasional, CV. Mandar Maju , Bandung, 1989. 5. Huala Adolf, SH. Aspek-Aspek Negara dalam Hukum Internasional, PT. Raja grafindo Persada, Jakarta, 1991. 49 HUKUM ACARA PERDATA BOBOT: 4 SKS Deskripsi : Mata kuliah Hukum Acara Perdata merupakan mata kuliah keahlian yang memberikan pemahaman tentang hukum yang harus diperhatikan dalam penegakan Hukum Perdata Materiil melalui pengadilan beserta proses peradilannya. Kompetensi : 1. Mahasiswa mempunyai bekal pengetahuan tentang bagaimana cara pengajuan tuntutan hak, pemeriksaan, memutus, serta melaksanakan putusan pengadilan. 2. Mahasiswa mampu untuk menyusun surat kuasa dan surat gugatan. NO 1 POKOK BAHASAN PENGANTAR HUKUM ACARA PERDATA SUB POKOK BAHASAN A. B. C. D. E. 2 TATACARA PENGAJUAN TUNTUTAN HAK A. B. C. D. E. F. G. 3 PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI A. B. C. D. 4 PEMBUKTIAN A. B. C. D. E. 5 PUTUSAN HAKIM DAN UPAYA HUKUM A. B. C. D. E. F. Pengertian dan Ruang Lingkup hukum acara perdata. Sumber hukum acara perdata. Asas-asas hukum acara perdata. Kekuasaan kehakiman. Perbedaan dan hubungan hukum acara perdata, hukum acara pidana, dan hukum acara PTUN Pengertian tuntutan hak. Dasar hukum tuntutan hak . Pihak- pihak yang berperkara. Penggabungan tuntutan Class action, citizen law suit, dan ngo legal standing Upaya menjamin tuntutan hak Kompetensi absolut maupun relatif badan peradilan yang berhak memeriksa, mengadili, dan menjatuhkan putusan. Penyusunan dan pendaftaran gugatan Tugas hakim dalam pemeriksaan perkara. Pengaruh lampau waktu terhadap tuntutan hak Pengaruh ketidakhadiran para pihak terhadap jalannya persidangan. Mediasi. Jalanya pemeriksaan perkara perdata di pengadilan negeri. Pengertian pembuktian. Arti penting pembuktian. Apa yang harus dibuktikan. Beban pembuktian dalam perkara perdata. Macam-macam alat bukti dalam perkara perdata dan penilaian kekuatan pembuktiannya Alat bukti Surat, Saksi, Persangkaan, Pengakuan, Sumpah, Keterangan Setempat dan Saksi Ahli. Definisi putusan hakim Susunan dan isi putusan hakim. Macam-macam putusan hakim. Kekuatan putusan hakim Upaya hukum biasa terhadap putusan hakim. Upaya hukum luar biasa terhadap putusan hakim 50 JUMLAH PERTEMUAN 3x 6x 3X 4X 5X 6 PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN A. B. C. D. E. F. Hakekat pelaksanaan putusan. Prosedur pelaksanaan putusan. Pelaksanaan putusan pembayaran sejumlah uang dan upaya paksanya Pelaksanaan putusan riil dan upaya paksanya Pelaksanaan putusan melakukan/tidak melakukan perbuatan tertentu dan upaya paksanya. Pelelangan 3X LITERATUR 1. Sudikno Mertokusumo, SH., Prof.,Dr., Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, 1993. 2. Wirjono Prodjodikoro, SH., Prof.,Dr., R., Hukum Acara Perdata Di Indonesia, Sumur Bandung, 1982. 3. Retnowulan Sutanto, SH.& Iskandar Oerip Kartawinata, SH., Hukum Acara Perdata Dalam Teori dan Praktek, Mandar Maju, 1989. 4. Soebekti, SH., Prof.,Dr. Hukum Acara Perdata, Bina Cipta, 1977. 5. Sundari, E., Pengajuan Gugatan Secara Class Action, UAJY, Yogyakarta,2000. 6. Supomo, SH., Prof.,Dr.,R., Hukum Acara Perdata Pengadilan Negeri, Pradnya Paramita, 1989. 7. Tresna, Mr.R.,Komentar HIR, Pradnya Paramita, 1970. 8. Yahya Harahap, M.SH., Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, Sinar Grafika, 2005. 9. Yahya Harahap, M.SH., Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, Sinar Grafika, 2006. 10. Yahya Harahap, M.SH., Kekuasaan Mahkamah Agung Pemeriksaan Kasasi dan Peninjauan Kembali Perkara Perdata, Sinar Grafika, 2008. Dianjurkan: 1. Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman. 2. Undang-undang Mahkamah Agung. 3. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata ( BW). 4. HIR. 5. Undang-Undang ITE ( UU No. 11 Tahun 2008). 6. Undang-Undang PTUN. 7. KUHP. 8. KUHAP. 9. Perma No 1 Tahun 2008. 10. Undang-Undang Perkawinan. 11. Undang-Undang Lingkungan Hidup HUKUM ACARA PIDANA BOBOT : 4 SKS Deskripsi : Mata kuliah Hukum Acara Pidana merupakan mata kuliah keahlian yang memberikan pemahaman tentang hukum yang harus diperhatikan dalam penegakan Hukum Pidana Materiil melalui pengadilan beserta proses peradilannya. Kompetensi : 1. Mahasiswa mempunyai bekal pengetahuan tentang bagaimana cara menegakkan Hukum Pidana Materiil melalui proses pelaporan/ pengaduan, penyelidikan, penangkapan, penahanan, penyidikan, penyusuan surat dakwaan, pemeriksaan persidangan, pembuktian, penuntutan, pembelaan, dan putusan pengadilan. 2. Mahasiswa mampu untuk menyusun surat kuasa khusus dan surat dakwaan. 3. Memahami tentang bantuan hukum, praperadilan, koneksitas, penggabungan perkara perdata dalam perkara pidana, upaya hukum, pembinaan narapidana, hakim pengawas dan pengamat, contempt of court. 51 NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I. TINJAUAN UMUM HUKUM PIDANA Pengertian Pidana, Hukum Pidana, dan Hukum Acara Pidana II. PENGANTAR HUKUM ACARA PIDANA A. B. C. D. Permasalahan Hukum Pidana secara dogmatis dan fungsional Fungsi dan tujuan Hukum Acara Pidana Sumber hukum Hukum Acara Pidana Ilmu bantu Hukum Acara Pidana III. ASAS-ASAS DAN SEJARAH HUKUM ACARA PIDANA A. B. Asas-asas Hukum Acara Pidana Sejarah Hukum Acara Pidana sebelum dan setelah KUHAP IV. PEMERIKSAAN PENDAHULUAN DALAM PERADILAN PIDANA A. Penyelidikan dan Penyidikan 1. Penyelidikan 2. Penangkapan 3. Penyitaan 4. Penggeledahan 5. Pemeriksaan surat 6. Penahanan 7. Penyidikan B. Penuntutan 1. asas legalitas 2. asas oportunitas 3. pra penuntutan 4. surat dakwaan V. PEMERIKSAAN SIDANG PENGADILAN A. B. C. D. E. F. Asas-asas pemeriksaan sidang Macam-macam pemeriksaan perkara pidana Macam-macam kompetensi Pembuktian, barang bukti, alat bukti dan teori Pembuktian Perlindungan saksi dan korban Putusan hakim dalam perkara pidana VI. BANTUAN HUKUM DAN KONEKSITAS A. B. C. D. E. Visi dan misi kehadiran Penasihat hukum Ketentuan hukum tentang bantuan hukum Organisasi profesi pemberi jasa bantuan hukum Pengertian koneksitas Prosedur pemeriksaan perkara koneksitas VII. PRAPERADILAN, GANTI RUGI DAN REHABILITASI A. B. C. D. Pengertian dan prosedur praperadilan Subyek dan putusan praperadilan Upaya hukum terhadap putusan praperadilan Prosedur permohonan ganti kerugian dan rehabilitasi VIII. UPAYA HUKUM DAN PELAKSANAAN PUTUSAN A. B. C. D. Tujuan upaya hukum Macam-macam upaya hukum Tata cara pengajuan upaya hukum Pelaksanaan putusan hakim oleh Jaksa IX. HAKIM PENGAWAS PENGAMAT DAN PEMBINAAN NAPI A. Pengertian hakim pengawas dan pengamat Visi dan misi hakim pengawas dan pengamat Kendala pelaksanaan tugas wasmat Pembinaan NAPI dalam sistem peradilan pidana Sistem pembinaan NAPI sebelum dan sesudah UU No. 12 Tahun 1995 B. C. D. E. X. CONTEMPT OF COURT A. B. C. D. Pengertian contempt of court dan contempt of justice Pengaturan contempt of court Pihak-pihak yang dapat melakukan contempt of court Peradilan terhadap pelaku contempt of court 52 LITERATUR : 1. Achmad S. Soemadi Pradja Rd, Pokok-Pokok Hukum Acara Pidana, Alumni, Bandung, 1977. 2. Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Arika Media Cipta, Jakarta, 1993. 3. Bambang Poernomo, Asas-asas Umum Hukum Acara Pidana, Liberty, Yogyakarta, 1982. 4. -------------------------, Pokok-Pokok Tata Cara Peradilan Pidana Dalam Undang-Undang RI No. 8 Tahun 1981, Liberty, Yogyakarta, 1985. 5. ----------------------------, Pola Dasar Teori Dan Asas Umum Hukum Acara Pidana, Liberty, Yogyakarta, 1988. 6. Bemmelen JM., van strafvordering, Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1967. 7. Celia Hampton, Criminal Procedure, Second Edition, Sweet & Max Wells, London, 1977. 8. H.M.A. Kuffal, SH., KUHAP Dalam Praktek Hukum, UMM Press, Malang, 2005. 9. Oemar Seno Adji, Perkembangan Hukum Pidana Dan Hukum Acaar Pidana Sekarang Dan Di Masa Yang Akan Datang, Pancuran Tujuh, Jakarta, 1971. 10. Sudarto, Kejahatan dan Problema Penegakan Hukum, Fakultas Hukum UNDIP, Semarang, 1977 11. KUHAP, UU No. 8 Tahun 1981 12. KUHP HUKUM DAGANG BOBOT : 4 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Mata kuliah ini diberikan agar mahasiswa memahami dasar-dasar pemikiran mengenai aktivitas, subyek hukum, kewajiban dan hak perusahaan. Matakuliah ini dimaksudkan untuk mendasari mahasiswa dalam mempelajari mekanisme perdagangan Internasional. NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I. PENGANTAR A. B. Tempat pengaturan Sejarah Hukum Dagang II. PERUSAHAAN DAN PEKERJAAN A. B. C. D. Pengertian Perbedaan Unsur-unsur Perusahaan BUMS dan BUMN III. PEMBUKUAN & DOKUMEN PERUSAHAAN A. B. C. D. Pengertian dan sifat Fungsi dan Kegunaan Kewajiban Pembukuan Penerobosan IV. URUSAN PERUSAHAAN A. B. C. D. Pengertian Macam-Macam UP Good Will Peralihan asset Persh. V. AGENCY A. B. C. D. E. Pengertian Jenis Perjanjian Hak dan Kewajiban Tanggung jawab Lembaga-lembaga Usaha VI. DAFTAR PERUSAHAAN A. B. C. Pengaturan,tujuan, fungsi Sifat Wajib Sanksi VII. BENTUK PERUSAHAAN PERSEKUTUAN PERDATA, FIRMA DAN CV A. B. C. D. Pengertian dan Pengaturan Pembentukan Tanggung jawab anggota Pembagian keuntungan VIII. PERSEROAN TERBATAS Pengertian dan Pengaturan A. Pendirian, B. Saham dan Haknya C. Organ PT D. Merger, Akuisisi, tanggung jawab dan konsolidasi E. Pembubaran dan Pemberesan 53 IX. PASAR MODAL A. B. C. Pengertian Fungsi dan mekanisme PM Instrumen PM X. HAKI A. B. C. D. E. F. XI. HUKUM PERSAINGAN A. B. C. Pengertian dan Pengaturan Jenis dan Modus, Tuntutan XII. KEPAILITAN dan PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN A. B. C. Pengertian dan Pengaturan Syarat dan. Akibat Pengurusan Boedel XIII. PENYELESAIAN SENKETA BISNIS A. B. Litigasi Non Litigasi XIV. ASURANSI A. B. Pengertian dan Pengaturan Macam – macam Asuransi Pengertian dan Pengaturan Ruang Lingkup Wujud perlindungan Fungsi Pendaftaran Peralihan, Lisensi LITERATUR : 1. Ahmad Yani., Anti Monopoli , Alumni, Bandung,1999. 2. Asril Sitompul. Pasar Modal Penawaran Umum dan Permasalahnnya. Citra Aditya Bakti. Bandung, 1996. 3. Gunawan Wijaya, Hukum Arbitrase, Alumni, Bandung, 2000. 4. --------------, Rahasia Dagang, Alumni, Bandung, 2001. 5. --------------, Lisensi, Alumni, Bandung, 2001. 6. Harjan Rusli., Perseroan Terbatas dan Aspek Hukumnya. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta,1996. 7. Huala Adolf dan Chandrawulan, Masalah Hk. dlm Perdag. Int, Rajawali, Bandung, 1994. 8. Munir Fuadi, Hukum Pailit, Citra Aditya Bakti, Bandung,1999. 9. -----------, Hukum Anti Monopoli, Citra Aditya Bakti, Bandung,1999. 10. Nindyo Pramono., Sertifikasi Saham PT Go Publik dan Hukum Pasar Modal di Indonesia. Citra Aditya Bakti. Bandung,1997 11. Rudhi Prasetya., Kedudukan Mandiri dan Pertanggungjawaban Terbatas dari PT. Airlangga University Press, Surabaya, 1983. 12. Sudargo Gautama, Komentar atas Peraturan Kepailitan Baru, Citra Aditya Bakti, Bandung,1998. 13. -----------, Pembaharuan UUHC, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1987. 14. Sukardono, Hukum Dagang Indonesia, Dian Rakyat, Jakarta,1993. 15. Syahrir & Marzuki Usman ed., Pendewasaan Pasar Modal, ISEI, Jakarta,1991 16. Wiryono, Hukum Perkumpulan, Jembatan. Jakarta, 1982. HUKUM ADAT BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Mata kuliah ini mempelajari tentang pengertian, proses, ciri, struktur tradisional masyarakat hukum adat, hukum tanah adat, hukum perutangan adat serta kedudukan hukum adat di Indonesia menurut peraturan perundangundangan. NO. I. POKOK BAHASAN PENGANTAR SUB POKOK BAHASAN A. B. C. D. II. STRUKTUR TRADISIONAL MASYARAKAT HUKUM ADAT A. B. C. Pengertian hukum, adat, hukum adat Proses terbentuknya hukum adat dan sumber pengenal hukum adat Ciri dan sistem hukum adat Dasar berlakunya hukum adat Struktur organisasi masyarakat hukum adat Hubungan individu dan masyarakat menurut hukum adat Pengaruh luar terhadap struktur dan organisasi masyarakat hukum adat 54 III. HUKUM TANAH ADAT A. B. C. Hak masyarakat hukum adat atas tanah wilayah Hak perorangan atas tanah Pengaruh luar terhadap hukum tanah adat IV. HUKUM PERUTANGAN ADAT A. B. C. D. E. F. G. Ciri-ciri pokok Hak atas rumah, tanaman, ternak dan benda-benda lain Perbuatan kredit, tolong menolong dan gotong royong Perhimpunan Perbuatan kredit individual Merugikan kreditur Alat pengikat, tanda nyata V. KEDUDUKAN HUKUM ADAT DI INDONESIA MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN LITERATUR: A. Wajib: 1. B.Ter Haar Bzn, Beginselen en Stelsel an Adatrecht (terjemahan: Subekti & Suhardi: Asas-asas Hukum Adat), J.B Wolters, Groningen, 1950 2. Djojodigoeno, Asas-asas Hukum Adat, BP Gajah Mada, Yogyakarta, 1964 3. Hilman Hadikusuma, Pokok-pokok Hukum Adat, Alumni, Bandung, 1981 4. --------------------, Hukum Tata Negara Adat, Alumni, Bandung, 1981 5. Iman Sudiyat, Asas-asas Hukum Adat: Bekal Pengantar, Liberty, Yogyakarta, 1981 6. -------------------, Hukum Adat: Sketsa Asas, Liberty, Yogyakarta, 1981 7. Soepomo, Bab-bab Tentang Hukum Adat, Jakarta, 1967 8. ------------------, Hubungan Individu dan Masyarakat, Pradnya Paramita, Jakarta, 1970. B. Anjuran: 1. Soerojo Wignjodipoero, Pengantar dan Asas-asas Hukum Adat, Tinta Mas, Jakarta, 1970 2. Soerjono Soekanto, Peranan dan Kedudukan Hukum Adat di Indonesia, Karunia Esa, Jakarta, 1982 3. Soerjono Soekanto & Soleman B.Taneko, Dasar-dasar Hukum Adat, Rajawali, Jakarta, 1980 4. Bushar Muhammad, Pokok-pokok Hukum Adat, Pradnya Paramita, jakarta, 1985 5. Hazairin, Demokrasi Pancasila, Tinta mas, Jakarta 6. van Vollen Hoven, Penemuan Hukum Adat, terjemahan LIPI, Jembatan, Jakarta, 1981 7. ------------------, Orientasi dalam Hukum Adat Indonesia, terjemahan LIPI, Jakarta, 1981 8. Otje Salman Soerjodiningrat, Rekaonsseptualitas Hak Adat Kontemporer, Alumni, Bandung, 2002 HUKUM ISLAM BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Memberikan pengertian dan pemahaman terhadap mahasiswa tentang ruang lingkup Hukum Islam, syarat pertumbuhan dan perkembangan Hukum Islam, sumber-sumber Hukum Islam, al ahkam, al khamzah serta kedudukan Hukum Islam di Indonesia. Dari pemahaman tersebut diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan tentang pengertian Hukum Islam, perbedaan antara syariat dan fiqh, mengetahui dan menjelaskan sumber-sumber Hukum Islam serta kaidah-kaidah Hukum Islam yang menjadi dasar perilaku orang-orang mukhalaf. Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan bagaimana arah perkembangan Hukum Islam di Indonesia dalam tata hukum maupun dalam pembinaan hukum nasional. Dengan pemahaman ini mahasiswa diharapkan mempunyai dasar untuk mempelajari Hukum Perdata Islam NO. I. POKOK BAHASAN HUKUM A ISLAM DAN RUANG LINGKUPNYA SUB POKOK BAHASAN A. Pengertian Hukum Islam 1. Istilah dan Pengertian Hukum Islam 2. Pengertian syari’at (Islamic Law) 3. Pengertian Fiqh (Yurisprudence) 4. Perbedaan Syari’at dan Fiqh B. Tujuan Hukum Islam 1. Menurut Abu Ishaq al Shatibi, memelihara 5 perkara : a. agama b. jiwa c. akal d. keturunan e. harta Al-Maqasid al-Khamsah yang dapat dilihat dari 2 segi : 55 a. Segi Pembuatnya : 1. untuk memenuhi kebutuhan hidup yang primer, sekunder, tersier 2. untuk ditaati dan dilaksanakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari 3. untuk dapat ditaati dan dilaksanakan dengan baik dan benar, manusia wajib meningkatkan kemampuannya b. Segi Pelakunya Untuk mencapai kehidupan yang bahagia dan mempertahankan kehidupannya. C. Ciri-Ciri Hukum Islam 1. Mendasarkan pada wahyu a. Wahyu langsung (Al-Qur’an) b. Wahyu tidak langsung (Hadist) 2. Mendasarkan pada akhlaq dan agama 3. rangkapnya balasan a. duniawi b. Ukhrawi 4. Sifat Kolektivisme D. Dasar-dasar Hukum Islam 1. Tidak memberatkan 2. Berangsur-angsur dalam penentuan hukumnya 3. sejalan dengan kebaikan banyak orang 4. dasar-dasar persamaan dan keadilan. II. SUMBER-SUMBER B HUKUM ISLAM A. Pengertian Sumber Hukum B. Sumber Hukum yang Sudah Disepakati 1. Al-Qur’an 2. Hadist 3. Ijma’ 4. Qiyas C. Sumber Hukum yang Belum Disepakati 1. Istihsan 2. Istishab 3. Marsalah-Mursalah 4. Urf III. AL-AHKAM C AL-KHAMSAH A. Pengertian Hukum syar’i B. Pembagian Hukum Syar’i 1. Hukum Taklifi 2. Hukum Wadhi’ C. Al-Ahkam Al-Khamsah 1. Wajib 2. Sunnah 3. Haram 4. Makruh 5. Mubah IV. SEJARAH D PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN HUKUM ISLAM Lima Fase pertumbuhan dan perkembangan Hukum Islam A. Fase I : Fase Permulaan Hukum Islam (Masa Nabi Muhammad) B. Fase II : Fase Persiapan Hukum Islam (Khulafaur Rasyidin) 1. Masa Abu Bakar as Sidiq 2. Masa Usman bin Afan 3. Masa Umar bin Khattab 4. Masa Ali bin Abu Thalib C. Fase Pembinaan dan Pembukuan Hukum Islam D. Fase Kemunduran Hukum Islam E. Fase Kebangkitan Kembali Hukum Islam 56 V. KEDUDUKAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA A. Berlakunya Hukum Islam B. Kedudukan Hukum Islam 1. Dalam Tata Hukum Indonesia 2. Dalam Pembinaan Hukum Nasional 3. Peradilan Agama LITERATUR : 1. Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, Akademika Pressindo, Jakarta, 1995. 2. Ahmad Hanafi, Pengantar Dan Sejarah Hukum Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1990. 3. Muhammad Daud Ali, Asas-Asas Hukum Islam, Rajawali, Jakarta, 1990. 4. Abdul Djamali, Hukum Islam (Asas-Asas Hukum Islam I, Hukum Islam II), Mandar Maju, Bandung, 1992. 5. Moch Idris Ramulyo, Asas-Asas Hukum Islam, Sejarah Tumbuh dan Berkembangnya Kedudukan Hukum Islam Dalam Sistem Hukum Di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 1997. 6. Fatchur Rahman & Muhtar Yahya, Dasar-Dasar Pembinaan Hukum Fiqh Islam, Liberty, Yogyakarta, 1983. 7. Undang-Undang Peradilan Agama, UU No. 7 Tahun 1989, Sinar Grafika, Jakarta, 1992. HUKUM AGRARIA BOBOT: 3 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Mata kuliah ini membahas tentang hukum yang berkaitan dengan sumberdaya agraria (bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya). Setelah mempelajari mata kuliah ini mahasiswa mengetahui tentang pengertian-pengertian, asas, sistem, lembaga hukum, sejarah perkembangan hukum agrariadan berbagai peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan hukum agraria. NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I PENGANTAR A. B. C. D. E. F. G. Pengertian Agraria dan Hukum Agraria Kedudukan kaedah hukum agraria Sifat isi kaedah hukum agraria Ruang lingkup hukum agraria Bentuk dan urutan tingkatan kaedah hukum agraria Hubungan politik agraria dengan UUPA Fungsi dan perannya dalam Pembangunan Nasional II KELEMBAGAAN DAN KEWENANGAN DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA AGRARIA Kelembagaan hukum agraria Tugas dan kewenangan III SEJARAH PERKEMBANGAN HUKUM AGRARIA a. Sebelum berlakunya UUPA: 1. Hukum Agraria yang pluralistik dan dualistik. 2. Hak-hak penguasaan agraria yang bersumber pada Hukum agraria Adat dan Hukum agraria Barat. 3. Hukum Tanah Administrasi Pemerintah Jajahan Hindia Belanda : a. Agrarische Wet 1870 b. Agrarische Besluit 1870 4. Usaha-usaha pembagian Hukum 57okum5757l setelah Proklamasi dan yang perlu segera diselesaikan. 5. Sejarah pembentukan UUPA. b. Setelah berlakunya UUPA. 1. Peranan Hukum Adat dalam Pembangunan Hukum Agraria Nasional a. Pengertian Hukum Tanah Adat b. Konsepsi, Asas,Lembaga,dan 57okum57 Hukum Tanah Adat sebagai sumber utama HukumTanah Nasional c. Peranan Norma Hukum Tanah Adat yang tak tertulis sebagai pelengkap Hukum Tanah Positif Tertulis d. d.Ketentuan-ketentuan pokok Hukum Agraria 57 Nasional Pembaharuan Hukum Agraria e. IV HAK PENGUASAAN ATAS TANAH A. Pengertian B. Jenis–jenis hak penguasaan atas tanah : 1. Hak Bangsa Indonesia atas tanah 2. Hak menguasai 58okum58 atas tanah Hak – 3. Hak perorangan atas tanah : a. Hak-hak atas tanah ( primer dan sekunder ) b. Hak jaminan atas tanah c. Hak milik atas satuan rumah susun 4. Hak perorangan atas tanah : a. Hak atas tanah sebagai lembaga hukum 1. Hak atas tanah yang primer, : HM, HGB, HGU, Hak Pakai dan Hak Pengelolaan 2. Hak atas tanah yang sekunder : Hak Sewa, Hak Gadai, Hak Usaha Bagi Hasil dan Hak Menumpang. 3. Isinya : wewenang dan kewajiban serta larangannya 4. Jangka waktunya 5. Subyeknya 6. Ketentuan-ketntuan mengenai tanahnya b. Hak-hak atas tanah sebagai hubungan hukum yang konkrit: 1. Konversi Hak-Hak lama : 1.1. penyelesaian konversi hak barat 1.2. konversi hak Indonesia 2. terciptanya hubungan hukum konkrit melalui permohonan hak 3. Pembebanan dengan hak atas tanahlain 4. Peralihan hak atas tanah (peristiwa hukum dan perbuatan hukum) 5. Hapusnya hubungan hukum yang konkrit 5.1. pembebasan hak/pelepasan hak 5.2. pencabutan hak V KETENTUAN DASAR YANG MEMBERIKAN KEPASTIAN HUKUM (PENDAFTARAN TANAH) A. B. C. D. Pengertian Tujuan Asas Sistem VI KETENTUAN DASAR PEMILIKAN DAN PENGUASAAN TANAH A. B. C. D. Pengertian Tujuan Asas Sistem VII KETENTUAN DASAR PENGGUNAAN TANAH A. B. C. D. Pengertian Tujuan Asas Sistem LITERATUR : 1. Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Himpunan Peraturan , Jambatan, Jakarta , 2003. 2. ____________, Hukum Agraria Indonesia ( Sejarah Pembentukan UUPA, Isi dan Pelaksanaannya ), Jilid I bagian I, Jambatan, Jakarta,2003. 3. ____________, Menuju Penyempurnaan Hukum Tanah Nasional Dalam Hubungannya Dengan Tap. MPRRI/IX/MPR/2001, Cetakan ke II, Trisakti, Jakarta,2001 4. Iman Sutiknyo, Proses Terjadinya UUPA, Gajah Mada University Pres, Yogyakarta, 1986 5. Notonagoro, Politik Hukum dan Pembangunan Agraria di Indonesia, CV. Pancuran Tujuh, Jakarta, 1971. 6. Sudikno Mertokusumo, Perundang-Undangan Agraria Indonesia, Liberty, Yogyakarta. , 1987 58 HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Deskripsi : Secara umum mata kuliah ini bertujuan memberikan pemahaman tentang 59okum59 perlindungan 59okum (rechtsberscherming 59okum59) dalam Negara Hukum Indonesia. Secara khusus mata kuliah ini bertujuan memberikan bekal pengetahuan kepada mahasiswa tentang prinsip-prinsip perlindungan 59okum melalui peradilan tata usaha 59okum59, metode bekerjanya 59okum acara peradilan tata usaha 59okum59 baik melalui upaya 59okum5959l59t59ive, maupun melalui proses peradilan, memberikan kemampuan analisis terhadap obyek sengketa TUN maupun bekerjanya 59okum59 peradilan TUN, sehingga mahasiswa mampu menerapkan kemampuan yang diperolehnya dalam profesinya sebagai yuris. NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I. DASAR-DASAR PERADILAN TATA USAHA NEGARA A. B. C. D. E. Tujuan pembentukan Peradilan Tata usaha negara Asas-asas Peradilan Tata Usaha negara Pengertian-pengertian Dasar Dasar Hukum Susunan dan Kekuasaan Pengadilan II. SUBYEK DAN OBYEK SENGKETA TATA USAHA NEGARA A. B. Subyek yang bersengketa Obyek Sengketa TUN III. KOMPETENSI PERADILAN TATA USAHA NEGARA Kompetensi 59okum5959l Kompetensi relatif IV. ALUR PENYELESAIAN SENGKETA TATA USAHA NEGARA A. B. A. B. V. GUGATAN A. B. C. Tenggang waktu mengajukan gugatan Surat kuasa Perihal Surat Gugatan dalam Sengketa tata Usaha Negara 59okum5959 mengajukan gugatan (beroepsgronden) VI. PENUNDAAN PELAKSANAAN KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA (Scorsing) A. VII. PEMERIKSAAN PENDAHULUAN A. B. Rapat permusyawaratan Pemeriksaan persiapan VIII. PEMERIKSAAN DENGAN ACARA BIASA A. B. C. D. E. F. G. H. Perihal Ketidakhadiran Penggugat atau tergugat di Persidangan Perubahan/Pencabutan Gugatan dan perubahan jawaban Intervensi Eksepsi Replik Duplik Pemeriksaan Sengketa dan pembuktian Kesimpulan D. Upaya adminitratif Pengajuan Gugatan Kriteria penundaan Pelaksanaan Keputusan TUN Penetapan penundaan Pelaksanaan keputusan TUN IX. PEMERIKSAAN DENGAN ACARA CEPAT DAN ACARA SINGKAT A. B. Acara cepat Acara singkat X. PUTUSAN A. B. C. D. Proses Penjatuhan Putusan Macam-macam dan jenis Putusan Elemen-elemen yang harus Ada Dalam Putusan Komparasi Putusan XI. UPAYA HUKUM DAN PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN A. B. C. D. E. Banding Kasasi Perlawanan Pihak ketiga Peninjauan Kembali pelaksanaan Putusan Pengadilan 59 XII. KONTROL YUDISIIL PERADILAN TATA USAHA NEGARA DALAM VISI SUPREMASI HUKUM A. B. Analisis Terhadap Kontrol Yudisiil Peradilan Tata Usaha negara dalam perkembangan Paradigma Negara Hukum Analisis terhadap Kasus-kasus dalam Sengketa Tata uasha negara LITERATUR Wajib: 1. Hadjon, PM, dkk, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, UGM Press, Yogyakarta, 1994 2. Indroharto, Usaha memahami Undang-undang Tentang Peradilan Tata Usaha Negara: Buku II, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1993 3. -------------, Usaha memahami Undang-Undang Tentang Peradilan tata Usaha Negara, Buku I, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 2000 4. Hamidi, J, Penerapan Asas-asas Umum Penyelenggaraan Pemerintahan yang Layak di Lingkungan Peradilan Administrasi Indonesia, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 1999 5. Marbun, SF, Peradilan Adminitrasi Negara dan Upaya Adminitratif di Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1997 6. Muchsan, Sistem Pengawasan Terhadap Perbuatan Aparat Pemerintah dan peradilan Tata Usaha Negara dui Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1992 7. Riawan Tjandera, W, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, Penerbit UAJY, Yogyakarta, 2002 8. Steenbeek, JG, Wet Adminitratieve rechtspraak Overheidsbeschikkingen, Vuga-Boekerij, S’Gravenhage, 1976 9. Wicipto Setiadi, Hukum Acara Pengadilan Tata Usaha Negara: Suatu perbandingan, Raja graffindo persada, Jakarta, 1994 Anjuran : 1. Goede, de, Beeld van het Nederlands Berstuursrecht, vijfde druk, Vuga, Uitgeverij BV, ‘S-Gravenhage, 1986 2. Hadjon, Pm, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia: Sebuah Studi tentang Prinsip-Prinsipnya, Penanganannya Oleh pengadilan dalam Lingkungan Peradilan Umum dan Pemebtnukan Peradilan Adminitrasi Negara, Bina Ilmu, Surabaya, 1987 3. Kaligis, O.C, Praktek-praktek Peradilan Tata Usaha Negara di Indonesia, Buku I&II,Aalumni, Bandung, 1999 4. ---------------------, Praktek-preaktek Peradilan tata Usaha Negara di Indonesia, Buku III, Alumni, Bandung, 2000 5. Lotulung, PE, Himpunan makalah Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 1994 6. Martiman Prodjohamidjojo, Hukum Acara pengadilan Tata Usaha Negara, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1993 7. Soehino, Asas-Asas Hukum Tata Usaha Negara, Liberty, Yogyakarta, 2000 8. Soedikno, M, Sejarah Peradilan dan Perundang-undangan di Indonesia Sejak 1942 dan apakah kemanfaatannya bagi Kita Bangsa Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1983 9. ------------------, Penemuan Hukum: Sebuah pengantar, Liberty, Yogyakarta, 2000 10. Riawan Tjandra,W, Penerapan Asas keaktifan Hakim Pada Tahap Pembuktian dalam Rangka Pemberian perlindungan Hukum Kepada pencari Keadilan di PTUN Yogyakarta, Thesis, UGM, Tidak dipublikasikan, 2003 11. Sjachran basah, Eksistensi dan Tolok Ukur Badan Peradilan Administrasi di Indonesia, Alumni, Bandung, 1985 12. Wijk,HD van, Hoofdstukken van het Administratief recht, Vuga Boekerij, 1979 HUKUM LINGKUNGAN BOBOT : 3 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Memberi pemahaman kepada mahasiswa tentang kebijakan lingkungan serta peraturan hukum lingkungan dalam pengelolaan lingkungan di Indonesia, serta kasus-kasus lingkungan dan legal reasoning dalam menerapkan peraturan hukum lingkungan pada kasus-kasus lingkungan. NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I PENGANTAR A. B. Persoalan Ekosistem dan Relevansinya dengan Peraturan Hukum Lingkungan Pengertian dan Ruang lingkup Hukum Lingkungan 60 II HASIL KONFERENSI STOCKHOLM TENTANG HUMAN ENVIRONMENT A. B. C. III KEBIJAKAN LINGKUNGAN DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DI INDONESIA IV INSTRUMEN YURIDIS DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. V PENEGAKAN LINGKUNGAN HUKUM A. B. C. VI KAPITA SELEKTA A. B. C. Deklarasi Stockholm Sebagai Sof Law UNEP Action Plan Kaitan Kebijakan dan Aturan Hukum Lingkungan Periodisasi Perkembangan Hukum Lingkungan UUPLH Sebagai Umbrella Act Beberapa Pengertian/ Konsep Dasar dalam UUPLH Asas dan Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Hak dan Kewajiban dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Peran Masyarakat dan ORLING dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Kelembagaan dan Kewenangan dalam Pengelolaan Lingkunagn Hidup - kelembagaan (pusat, daerah) - wewenang Sistem perizinan (Lingkungan) sebagai Fungsi Kontrol - Perizinan lingkungan sebagai sebuah sistem - Perizinan sebagai kontrol Hak dan kewajiban (lihat kajian sektoral: kehutanan, perindustrian, pertambangan, kepariwisataan, dll) - Insentif - Beaya sosial dan internalisasi beaya eksternal AMDAL/UKL-UPL sebagai syarat perizinan (lingkungan) - Audit lingkungan - Pengawasan Baku Mutu Lingkungan Aspek 61okum6161l61t61ive Aspek keperdataan (mediasi/arbitrase, strict liability, class action) Aspek kepidanaan (PPNS, Perbuatan pidana lingkungan sebagai delik materiil sekaligus delik formil, perbuatan pidana lingkungan oleh korporasi Aturan (kajian sektoral: kehutanan, per-tambangan, perindustrian, kepariwisataan, dst) Kelembagaan (kajian sektoral: kehutanan, pertambangan, perindustrian, kepariwisata-an, dst.) Kasus (kajian sektoral: kehutanan, per-tambangan, perindustrian, kepariwisataan, dst.) LITERATUR 1. Daud Silalahi, Dr, SH., Penegakan Hukum Lingkungan dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, Alumni, Bandung, 1992/…… 2. Hermien Hadiati Koeswaji, Prof. Dr. SH., Hukum Pidana Lingkungan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993. 3. Koesnadi Hardjasoemantri, Prof. Dr. SH., Hukum Tata Lingkungan, Gadjah Mada University Press, Edisi VIII , Cetakan Ke XV, Yogyakarta, 2001. 4. ------------------------------------------------, Aspek Hukum Peran Serta asyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta,1986. 5. Erman Rajagukguk (ed.), Hukum dan Lingkungan Hidup di Indonesia (75 tahun Prof.Dr. Koesnadi Hardjasoemantri), Jakarta, Pasca Sarjana UI, 2001. 6. Mas Ahmad Santosa, Good Gorvernance Hukum Lingkungan, ICEL Jakarta, 2001 7. Paulus Effendi Lotulung, Dr.SH.,Penegakan Hukum Lingkungan oleh Hakim Perdata, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993,1993,2000. 8. Siti Sundari Rangkuti, Prof. Dr.SH, Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Linkungan Hukum Nasional, Airlangga University Press. 9. ----------------------------------------, Inovasi Hukum Lingkungan : Dari Ius Constitutum ke Ius Constitendum, Pidato Pengukuhan Guru Besar, UNAIR, 1991. 61 HUKUM HARTA KEKAYAAN BOBOT : 3 SKS Deskripsi: Mata kuliah Hukum Harta Kekayaan merupakan mata kuliah keilmuan dan ketrampilan yang merupakan kelanjutan dan pendalaman dari Hukum Perdata. Kompetensi: 1. Mahasiswa mendalami persoalan 62okum sebagai akibat yang timbul dalam berbagai hubungan 62okum dalam bidang harta kekayaan. 2. Setelah mempelajari mahasiswa mampu menganalisis dan memecahkan masalah-masalah 62okum yang timbul. NO POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I. PENGANTAR A. B. Definisi Hukum Harta Kekayaan Anatomi Hukum Harta Kekayaan II. PERIKATAN YANG LAHIR DARI UNDANG-UNDANG A. B. C. Wakil tanpa kuasa Pembayaran tak terutang Perbuatan melawan hukum III. PERIKATAN YANG LAHIR DARI PERJANJIAN A. Perjanjian innominaat 1. Pengertian 2. Asas-asas 3. Syarat-syarat 4. Sistem 5. Bentuk 6. Pelaksanaan 7. Berakhirnya B. Perjanjian nominaat C. Jenis-jenis perjanjian IV. HUKUM JAMINAN A. Pengertian jaminan B. Penggolongan jaminan 1. Jaminan umum 2. Jaminan khusus a. Jaminan kebendaan b. Jaminan perorangan V. HUKUM WARIS A. Pewarisan menurut undang-undang B. Pewarisan testamentair LITERATUR : 1. Juajir Sumardi, SH. MH., Aspek-aspek Hukum Frenchise dan Perusahaan Transnasional, Citra Aditya Bakti, Bandung 1995. 2. Munir Fuady, SH. LLM., Hukum Tentang Pembiayaan Dalam Teori dan Praktek, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1995. 3. Pitlo, Hukum Waris, Intermasa, Jakarta, 1990. 4. ____, Hak-hak Jaminan Kebendaan, Intermasa, Jakarta, 1991. 5. ____, Perikatan Yang Lahir Dari UU Bagian II, Intermasa, Jakarta, 1994. 6. ____, Hukum Jaminan, Hak-hak Jaminan Pribadi, Intermasa, Jakarta, 1996. 7. ____, Hukum Jaminan, Hak Jaminan Kebendaan, Hak Tanggungan, Intermasa, Jakarta, 1997. 8. Sri Soedewi, MS, SH, Pokok-pokok Hukum Jaminan dan Jaminan Perorangan, BPHN 1980. 9. Amisitus Amanat, SH, CN., Membagi Warisan Berdasar Hukum Perdata BW, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001. 10. Salim HS, SH, MS, Perkembangan Hukum Kontrak Innomenaat di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2003. 11. Suharnoko, SH, MLI, Hukum Perjanjian, Prenada Media, Jakarta, 2005. 12. Ali Afandi, Prof, SH, Hukum Waris, Hukum Keluarga, Hukum Pembuktian, Rineka Cipta, Jakarta, 2000. 13. ST Remy Syahdeni, SH, Prof, Dr, Hak Tanggungan (Asas-asas, Ketentuan Pokok dan Masalah yang dihadapi oleh Perbankan), Alumni, 1999. 14. Undang-undang no. 42 tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia. 62 HUKUM PIDANA DI LUAR KODIFIKASI BOBOT : 3 SKS Deskripsi : Hukum Pidana di luar Kodifikasi merupakan salah satu mata kuliah keilmuan dan ketrampilan yang bermanfaat bagi mahasiswa untuk mengetahui ekosistem dan mendalami perkembangan 63okum pidana di luar kodifikasi. Kompetensi : Setelah mengilkuti kuliah ini diharapkan mahasiswa mengetahui eksistensi dan perkembangan Hukum Pidana Di Luar Kodifikasi (KUHP) agar mahasiswa mampu mamahami penyimpangan (kekhususan) ketentuanketentuan pidana di luar KUHP itu. NO I II POKOK BAHASAN PENDAHULUAN HUKUM PIDANA TENTANG KORUPSI SUB POKOK BAHASAN A. B. C. D. Pengertian Hukum Pidana Di Luar Kodifikasi Dasar Legalisasi Hukum Pidana Di Luar Kodifikasi Posisi dan Fungsi Hukum Pidana Di Luar Kodifikasi Faktor Penyebab Munculnya Hukum Pidana Di Luar Kodifikasi E. F. G. H. Sifat-Sifat Khusus Hukum Pidana Di Luar Kodifikasi Karakter Hukum Pidana Di Luar Kodifikasi Dimensi Hukum Pidana Di Luar Kodifikasi Doktrin-doktrin Hukum Pidana Di Luar Kodifikasi A. B. Pengertian Tindak Pidana Korupsi Sejarah Pembentukan Undang-Undang Tindan Pidana Korupsi Tindak Pidana Korupsi dalam Berbagai PerundangUndangan di Indonesia Tindak Pidana Korupsi dan Unsur-Unsurnya Berbagai Penyimpangan dalam Undang-Undang Tindan Pidana Korupsi Prospek Pengaturan Undang-Undang Tindan Pidana Korupsi di Indonesia C. D. E. F. III HUKUM PIDANA TENTANG NARKOBA A. B. C. D. E. F. G. Pengertian Tindak Pidana Narkoba Sejarah Terbentuknya Undang-Undang tentang Narkoba Pengaturan Narkoba dalam Undang-Undang Penggunaan dan Penyalahgunaan Narkoba Unsur-Unsur Tindak Pidana Narkoba Berbagai Penyimpangan Undang-Undang Narkotika Prospek Pengaturan Undang-Undang Narkotika IV HUKUM PIDANA TENTANG EKONOMI A. B. C. Kebutuhan manusia di bidang ekonomi Hukum Pidana di bidang ekonomi Sejarah terbentuknya Undang-Undang Tindak Pidana Ekonomi Sanksi Hukum Pidana Ekonomi Pertanggungan jawab dalam tindak pidana ekonomi Berbagai penyimpangan dalam Undang-Undang Tindak Pidana Ekonomi Prospek Pengaturan Undang-Undang Tindak Pidana Ekonomi Pelaku Korporasi D. E. F. G. H. V HUKUM PIDANA TENTANG PERS A. B. C. D. E. F. Pengertian Pers Bentuk-Bentuk Tindak Pidana Pers Unsur-Unsur Tindak Pidana Pers Pertanggungan Jawab Tindak Pidana Pers Berbagai Penyimpangan Undang-Undang Tindak Pidana Pers Prospek Pengaturan tentang Pers. 63 VI HUKUM PIDANA TENTANG TERORISME A. B. C. Pengertian terorisme Unsur-unsur Tindak Pidana Terorisme Berbagai Penyimpangan dalam UU Anti Terorisnme LITERATUR : 1. Dr. Andi Hamzah, Hukum Pidana Khusus 2. ----------------------, Hukum Pidana Politik 3. ----------------------, Delik Pers Di Indonesia 4. Dr. Bambang Poernomo, Pertumbuhan Hukum Pidana Penyimpangan 5. Dr. Soedjono, Hukum Pidana Narkotika 6. ----------------, Fungsi Perundang-Undangan Pidana Dalam Penanggulangan Korupsi Di Indonesia 7. Dr. Sumantoro, Hukum Pidana Di Bidang Ekonomi UNDANG-UNDANG TINDAK PIDANA KORUPSI UNDANG-UNDANG TINDAK PIDANA NARKOTIKA UNDANG-UNDANG TINDAK PIDANA PERS UNDANG-UNDANG TINDAK PIDANA EKONOMI UNDANG-UNDANG ANTI TERORISME HUKUM PEMERINTAHAN PUSAT BOBOT : 3 SKS Deskripsi : Mata Kuliah ini mempelajari Sistem Pemerintahan negara Indonesia dalam arti luas, terutama setelah amandemen UUD 1945. Lebih khusus lagi mempelajari kedudukan dan kekuasaan Lembaga-lembaga Tinggi Negara, serta hubungan antar lembaga-lembaga tinggi negara. Kompetensi : Agar mahasiswa mampu memahami sistem pemerintahan negara Indonesia menurut UUD 1945 sesudah amandemen sehingga diharapkan mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan-permasalahan ketatanegaraan Indonesia, khususnya terkait dengan lembaga-lembaga tinggi negara. No 1 2 3 4 5 Pokok bahasan Pengantar/Pendahuluan a. Silabus dan referensi b. (Hukum) Pemerintahan sebagai Suatau sistem Pusat UUD 1945 sebagai landasan konstitusional Pemerintahan Pusat dan Prinsip-prinsip negara dalam UUD 1945 Prinsip-prinsip kenegaraan yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 Prinsip-prinsip kenegaraan yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 Prinsip-prinsip kenegaraan yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 Sub Pokok Bahasan 1.Pengertian Hukum, Pemerintahan (Pusat), dan sistem 2. (4) empat hal yang harus dipahami dalam mempelajari HPP yaitu: a. Dasar hukum Pemerintahan Pusat b. Sistem Pemerintahan Pusat c. Perwujudan dari Sistem Pemerintahan Pusat d. Hubungan antar unsur-unsur (organ-organ negara) dalam Pemerintahan Pusat. a. Prinsip negara Kesatuan; b. Prinsip negara Kesejahteraan. Prinsip negara Hukum Prinsip negara republik Prinsip negara demokrasi 6 Lembaga Majelis Permusyawaratan Rakyat a. b. c. 7 Lembaga Majelis Permusyawaratan Rakyat a. b. 8 Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) a. b. Dasar hukum keberadaan MPR Susunan dan Kedudukan MPR Analisis terhadap susunan dan kedudukan MPR menurut UUD 1945 Kekuasaan MPR Analisis terhadap pelaksanaan kekuasaan MPR menurut UUD 1945 dan dalam praktik Susunan, Kedudukan dan Kekuasaan DPR Analisis terhadap Susunan, Kedudukan dan Kekuasaan DPR 64 9 Lembaga Dewan Perwakilan Daerah (DPD) 10 Lembaga Presiden 11 Lembaga (BPK) 12 Lembaga Mahkamah Agung (MA) 13 Lembaga Mahkamah Konsitusi (MK) 14 Hubungan antar Lembaga Tinggi Negara menurut UUD 1945 Badan Pemeriksa a. Susunan, Kedudukan dan Kekuasaan DPD b. Analisis terhadap Susunan, Kedudukan dan Kekuasaan DPD a. Kedudukan dan Kekuasaan Presiden b. Analisis terhadap Kedudukan dan Kekuasaan Presiden a. Susunan, Kedudukan dan Kekuasaan BPK b. Analisis terhadap Susunan, Kedudukan dan Kekuasaan BPK a. Susunan, Kedudukan dan Kekuasaan MA b. Analisis terhadap Susunan, Kedudukan dan Kekuasaan MA a. Susunan, Kedudukan dan Kekuasaan MK b. Analisis terhadap Susunan, Kedudukan dan Kekuasaan MK a. Hubungan MPR dan Presiden; b. Hubungan MPR dan DPR; c. Hubungan MPR, DPR dan Presiden; d. Hubungan DPR dan Presiden; e. Hubungan DPR dan DPD; f. Hubungan DPR dan BPK g. Hubungan Presiden dan MA; Keuangan LITERATUR : 1. UUD 1945 2. Jimly Assiddiqi, Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan dalam UUD 1945, Konsitusi Press, 2006 3. Bagir Manan ,Lembaga Kepresidenan, UII Press, Yogyakarta,1999 4. ---------------,DPR, DPD dan MPR dlm UUD 1945 Baru , UII Press, Yogyakarta, 2003 5. UU yg terkait dengan lembaga-lembaga 65okum65. 6. Media cetak dan elektronik yang terkait dengan materi kuliah HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL BOBOT : 3 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Mata kuliah Perdagangan Internasional merupakan kelanjutan dari Hukum Dagang. Dalam mata kuliah Hukum Perdagangan Internasional dibahas aspek-aspek perdagangan internasional dengan segala macam penunjang dari perdagangan internasional. Agar mahasiswa mampu menerangkan dan menganalisis permasalahan-permasalahan hukum yang timbul dalam bidang hukum perdagangan internasional. NO. I. POKOK BAHASAN AINTERNATIONAL SALE OF GOOD II. BHUKUM PENGANGKUTAN LAUT. A. B. C. A. B. C. D. E. F. III. CHUKUM PENGANGKUTAN UDARA A. B. C. D. E. SUB POKOK BAHASAN Pengertian dan sejarah Kewajiban dan hak para pihak Klausula standart. Ruang lingkup dan pengaturan. Pengertian Kapal, pendaftaran, kebangsaan, keselamatan pelayaran) Perjanjian kerja laut (pihak, sahnya, isi) Perjanjian pengangkutan barang dan orang di laut (sahnya, isi, alat bukti) Prinsip tanggung jawab pengangkutan dan sistem pembuktian negatif pada peng-angkutan laut. Kerugian laut (tubrukan kapal dan avary grosse (Pengertian, syarat, penentuan tanggung jawab)) Ruang lingkup dan pengaturan Pengertian pesawat udara, pendaftaran, kebangsaan Keselamatan penerbangan dan sarana navigasi. Perjanjian pengangkutan barang dan orang (sahnya, isi, alat bukti) Prinsip tanggung jawab pengangkut kepada penumpang/ pengirim barang dan terhadap pihak ke tiga di darat serta sistem pembuktian. 65 IV. DHUKUM SURAT-SURAT BERHARGA A. B. C. V. EPEMBUKAAN KREDIT BERDOKUMEN (L.C.) A. B. C. D. E. Wesel 1. Pengertian, pengaturan dan macam-macam wesel 2. Perikatan dasar dan teori-teori tentang wesel 3. Jaminan pembayaran (akseptasi, aval, regres, intervensi) 4. Peralihan Wesel. Surat Sanggup Pengertian, pengaturan dan perbandingan dengan wesel maupun cek. Cek Pengertian, penerbitan dan sifat B/G Mekanisme pembayaran dengan B/G Pengertian, pengaturan serta jenis L.C. Pihak-pihak dan hubungan 66okum para pihak dalam pembayaran dengan L.C. Dokumen-dokumen dan pengesahannya Bentuk khusus L.C. Pelaksanaan pembayaran dan Jaminan Bank LITERATUR : 1. Untuk Hukum Surat Berharga Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Prof. Emmy Pangaribuan Simanjuntak, SH., Hukum Surat Berharga ---------------------------------------------, Pembukaan Kredit Berdokumen Wiryono Prodjodikoro, Hukum Wesel, Cek dan Aksep Dr. Heru supraptomo, Masalah Peraturan Cek serta Bilyet Giro di Indonesia HMN. Ruswosutjipto, SH., Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia Hartono Hadisoeprapto, SH., Kredit Berdokumen 2. 3. 4. 5. Untuk Hukum Pertanggungan Prof. Emmy Pangaribuan Simanjuntak, SH., Hukum Pertanggungan dan Perkembangannya. ---------------------------------------------, Hukum Pertanggungan Wajib/Sosial Wirjono Prodjodikoro, Hukum Asuransi di Indonesia Gunanto, SH., Asuransi Kebakaran Radiks Purba, Asuransi Pengankutan J.E. Kaihatu, Asuransi Pengangkutan Laut --------------, Asuransi Kebakaran HMN. Purwosutjipto, SH., Pengertian Pokok Hukum dagang Indonesia, Jilid 6 Untuk Hukum Pengangkutan Laut dan Udara Prof. Soekardono, SH., Hukum Perkapalan di Indonesia Wirjono Prodjodikoro, Hukum Pengangkutan Laut di Indonesia Suherman, SH., Hukum Udara di Indonesia ---------------------, Tanggung Jawab Pengangkutan Udara Wiwoho Soedjono, SH., Perjanjian Kerja Laut HUKUM SARANA PEMERINTAHAN BOBOT : 3 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Mempelajari Hukum Sarana Pemerintahan secara menyeluruh dari sudut yuridis maupun teoritis sehingga mahasiswa mampu menguraikan kembali pemahaman sarana-sarana yang dibutuhkan dalam tindak pemerintah dan menjelaskan bagaimana perkembangan sarana tindak pemerintah secara teoritis maupun yuridis. NO. I. POKOK BAHASAN PENGANTAR A SUB POKOK BAHASAN A. B. Arti penting sarana bagi tindak pemerintah dalam rangka pencapaian tujuan negara. Ruang lingkup sarana tindak pemerintahan : 1. yang bersifat yuridis 2. yang bersifat materiil 3. yang bersifat personil. 4. yang bersifat finansiil. 66 II. SARANA B TINDAK PEMERINTAHAN YANG BERSIFAT YURIDIS A. B. C. D. E. F. G. H. Peraturan perundang-undangan Keputusan Umum Keputusan Tata Usaha Negara Rencana (het plan) Peraturan kebijaksanaan (beleidsregel) Perjanjian Kebijaksanaan (beleidsovereenskomst) Perbuatan Hukum Perdata Perbuatan materiil III. BENDA C MILIK NEGARA A. B. C. D. E. F. Status Benda Milik Negara Penggolongan Benda Milik Negara Pengaturan benda Milik Negara di Belanda dan Indonesia Penggunaan Benda Milik Publik Cara Memperoleh Benda/kekayaan Milik Negara Hapusnya Benda/kekayaan Milik Negara. IV. INSTRUMEN D PERSONAL A. B. C. D. E. F. G. Pengertian Pegawai Negeri Jenis-jenis Pegawai Negeri Pengaturan Pegawai Pengaturan pegawai Negeri Hak dan Kewajiban Pegawai Negeri Sipil Manajemen Pegawai Negeri Sipil Disiplin Pegawai Negeri Sipil A. B. C. D. E. F. Pengertian keuangan 67okum67 Pengaturan keuangan 67okum67 Ruang lingkup keuangan 67okum67 Sistem pengelolaan Keuangan 67okum67 APBN Siklus Anggaran V. E KEUANGAN NEGARA LITERATUR : 1. Alexander ABE, Perencanaan Daerah Partisipatif, Pondok Edukasi, Solo, 2002. 2. Arifin P. Soeria Atmadja, Mekanisme Pertanggungjawaban Keuangan Negara, PT Gramedia, Jakarta, 1986. 3. Ichwan M., Administrasi Keuangan Negara, Suatu Pengantar Pengelolaan APBN, Liberty, Yogyakarta, 1989. 4. Kristiadi, Y.B., Administrasi Materiil, Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 1996. 5. Mardiasmo, Otonomi & Manajemen Keuangan Daerah, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2002. 6. Philipus M. Hadjon, et.al., Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gadjah Mada University Press, 1993. 7. Sastra Djatmika, Marsono, Hukum Kepegawaian Di Indonesia, Djambatan, Jakarta, 1990. 8. Sjahrudin Rasul, Pengintegrasian Sistem Akuntabilitas Kinerja Dan Anggaran Dalam Perspektif UU No. 17/2003 Tentang Keuangan Negara – Problem Dan Solusi Penganggaran Di Indonesia, Perum Percetakan Negara RI, Jakarta, 2003. 9. Subagyo M., Hukum Keuangan Negara Republik Indonesia, Radjawali Press, Jakarta, 1988. 10. Utrecht, E., Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, Ichtisar, Jakarta, 1964. HUKUM PERJANJIAN INTERNASIONAL BOBOT : 3 SKS Deskripsi : Mata kuliah ini mebahas berbagai persoalan hukum sebagai akibat yang timbul dari berbagai hubungan hukum yang berkaitan dengan aktivitas negara sebagai subyek hukum dengan negara lain sehingga mahasiswa mampu mengindentifikasi dan menganalisis persoalan-persoalan hukum yang timbul. Kompetensi : 1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi peraturan-peraturan hukum di bidang pembuatan perjanjian internasional baik dalam skala internasional dan nasional 2. Mahasiswa mampu menganalisis kasus-kasus di bidang hukum perjanjian internasional 3. Mahasiswa mampu menerapkan peraturan-peraturan hukum perjanjian internasional terhadap kasuskasus di bidang perjanjian internasional 67 NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I. TINJAUAN UMUM PERJANJIAN INTERNASIONAL A. B. C. Bidang Hukum Perjanjian Internasional Pembagian Hukum Perjanjian Internasional Sebagai Sumber Hukum Utama Hukum Internasional II. HAKEKAT DAN FUNGSI PERJANJIAN INTERNASIONAL A. B. C. Sejarah Hukum Perjanjian Internasional Sifat Pengaturan Konvensi Wina 1969 Alasan Mengikatnya Perjanjian Internasaional III. BENTUK DAN TERMINOLOGI PERJANJIAN INTERNASIONAL A. B. Macam-macam Bentuk Perjanjian Internasional Macam-macam Nama Perjanjian Internasional IV. PIHAK – PIHAK A. B. C. Kemampuan mengadakan Perjanjian Internasional Akibat bagi Pihak III Pengalihan Hak dan Kewajiban pada Pihak III V. PRAKTEK-PRAKTEK PENETAPAN DAN BERLAKUNYA PERJANJIAN INTERNASIONAL A. B. C. D. E. F. G. H. Akreditasi Wakil Negara Perundingan dan Penerimaan Pengesahan, Penandatanganan dan Penukaran Instrumen Ratifiksai Aksesi dan Adesi Entry Into Force Pendaftaran dan Publikasi Penerimaan dan Pelaksanaan VI. Reservasi A. B. C. D. E. Latar Belakang Reservasai Bentuk Pencatatan Reservasi Akibat Hukum Reservasi Bagi Negara Lain Reservasi dan Kepastian Masalah Reservasi VII. REVISI DAN AMANDEMEN A. B. Pengertian Revisi dan Amandemen Cara-cara Revisi dan Amandemen VIII. INCONSISTENT TREATY A. B. Pengertian Penyelesaian Masaalah IX. VALIDITY OF TREATY A. B. Pengertian Validitas Syarat Validitas X. BERAKHIRNYA PERJANJIAN INTERNASAIONAL A. B. By Operation of Law Act of States Parties XI. INTERPRETASI A. B. C. D. Badaan Pelaksana Instrumen Interpretasi Prinsip Umum Interpretasi Dispute Clause XII. KAJIAN KASUS A. B. C. D. E. F. Pemaparan Kasus Dasar Hukum Prinsip-prinsip yang melandasi Analisa kasus Kewenangan Lembaga yang menyelesaikan Perselisihan Putusan/Kesimpulan LITERATUR Wajib : 1. Starke, J.G., Introduction to International Law, Butterworths, London, 1984. 2. Sinclair, I.M., C.M.G., The Vienna Convention on The Law of Treaties, Manchester University Press, USA, Oceana Publication Inc., 1973. 3. Edi Suryono, SH., Praktek Ratifikaasi Perjanjian Internasaional Di Indonesia, Remadja Karja, Bandung, 1984. 4. Budi Kusumohadjojo, Konvensi Wina Tahun 1969 tentang Hukum Perjanjian Internasional, Binacipta, 1986. 5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional. Anjuran : 1. Akehurst Michael, A Modern Introduction to International Law, George Allen and Unwin Ltd., London, 1984. 2. Brownlie, Ian, Principles of Public International Law, Oxford University Press, 1979. 68 3. 4. 5. Schreuer, DR, C.H., The Interpretation of Treaties By Domestic Courts, British Year Book of International Law, 1971. Dixon Martin, Text Book on Internationakl Law, Blackstone Press Limited, 4th Edition, 2000 I. Wayan Partiana, Hukum Perjanjian Internasional Bag.I, C.V Mandar maju, Bandung, 2002 HUKUM PERTANAHAN BOBOT : 3 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Mata kuliah Hukum Pertanahan merupakan pendalaman dari Hukum Agraria, yaitu Bidang Penatagunaan Tanah, Landreform/PPT, Pengurusan Hak atas Tanah, Pendaftaran Tanah. Setelah mempelajari mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu : menjelaskan tentang kewenangan urusan pertanahan dan Aparat Pelaksana Urusan Keagrariaan menjelaskan catur Tertib Bidang Pertanahan dan Fungsi pertanahan menjelaskan Penatagunaan Tanah, Landreform/PPT, Pengurusan Hak atas Tanah, Pendaftaran Tanah NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I. PENDAHULUAN A. B. II. PENATAGUNAAN TANAH A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. K. III. LANDREFORM/PEMILIKAN DAN PENGUASAAN TANAH (PPT) A. B. C. D. E. Siklus pertanahan dan Catur Tertib Bidang Pertanahan Kelembagaan dan Kewenangan di Bidang Pertanahan Dasar Hukum Pengertian dan fungsi Tata Guna Tanah Tujuan Tata Guna Tanah Asas Penggunaan Tanah Model Penggunaan Tanah 1. Arah Pembangunan Tanah Perkotaan (ATLAS) 2. Arah Pembangunan Tanah Pedesaan (LOSS) Aparat Pelaksana Tata Guna Tanah Penggunaan dan Penetapan luas tanah untuk tanamantanaman tertentu (UU No. 38 Prp. Tahun 1960). Penetapan Lokasi untuk Perusahaan (PMDN No. 5 Tahun 1974) Konsolidasi Tanah Larangan penggunaan tanah tanpa izin yang berhak Alih fungsi tanah pertanian Dasar Hukum Latar belakang Aparat Pelaksana Kebijaksanaan Landreform Pokok-Pokok Kebijaksanaan Landreform: 1. Ketentuan pembatasan pemilikan tanah dan atau penguasaan tanah pertanian. 2. Ketentuan larangan pemilikan tanah secara absentee 3. Redistribusi tanah pertanian 4. Pengaturan Kembali Gadai Tanah Pertanian 5. Pengawasan Pelaksanaan bagi hasil tanah pertanian Tindak lanjut Kebijaksanaan Landreform 1. Penyluhan pertanian 2. Pencetakan tanah sawah baru (PIR, DAS, dan sebagainya) 3. Transmigrasi/pemukiman petani yang berpindahpindah 69 IV. PENGURUSAN ATAS TANAH HAK-HAK A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. V. Pengantar 1. Dasar Hukum 2. Pengertian 3. Ruang lingkup 4. Aparat pelaksana 5. Kegiatan Permohonan , pemberian dan penolakan permohonan Hak atas Tanah : a. Syarat b. Prosedur Peningkatan dan penurunan hak atas tanah Perpanjangan Jangka Waktu hak atas tanah 1. Syarat 2. Prosedur Pembaharuan hak atas tanah 1. Syarat 2. Prosedur Peralihan Hak atas Tanah 1. Syarat 2. Prosedur Pembebanan hak atas tanah 1. Syarat 2. Prosedur Penghentian hak atas tanah 1. Syarat 2. Prosedur Pembatalan hak atas tanah 1. Syarat 2. Prosedur Pengadaan tanah untuk kepentingan umum 1. Pelepasan hak atas tanah 2. Pencabutan hak atas tanah PENDAFTARAN TANAH A. B. C. D. E. F. G. 1. 2. H. I. Dasar Hukum Pengertian Tujuan dan manfaat pendaftaran tanah Asas-asas, stelsel dan sistem pendaftaran tanah Kegiatan pendaftaran tanah Aparat pelaksanaan penyelenggaraan pendaftaran tanah Prosedur Pelaksanaan pendaftaran tanah : Sistematik Sporadik Pendaftaran Tanah untuk pertama kali dan pemeliharaan data pendaftaran tanah : Sertipikat a. Pengertian b. Bentuknya c. Macamnya d. Kegunaan/fungsinya LITERATUR : 1. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik Kedudukan Wakaf Di Negeri Kita, Alumni, Bandung 2. -----------------, Masalah Pencabutan Hak-Hak atas Tanah dan Pembebasan Tanah Di Indonesia, Alumni, Bandun, 1983g. 3. A.P Parlindungan,Pendaftaran Dan Konvensi Hak Atas Tanah, Alumni, Bandung, 1985. 4. --------------------, Landreform Di Indonesia, Studi Perbandingan, Alumni, Bandung, 1987. 5. -------------------, Berakhirnya Hak Atas Tanah Menurut Sistem UUPA, Alumni, Bandung, 1988. 6. Benny Bosu, Perkembangan Terbaru Sertipikat (Tanah, Tanggungan dan Kondominium), Medisa, Jakarta, 1997 70 7. 8. 9. Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Himpunan Peraturan Hukum Tanah, Djambatan, Jakarta, 2003. -------------------, Menuju Penyempurnaan Hukum Tanah Nasional, Trisakti, Jakarta, 2003 Iman Sudiyat, Beberapa Masalah Penguasaan Tanah Di Berbagai Masyarakat Sedang Berkembang, Liberty, Yogyakarta. 10. Sumardjono Maria, Tinjauan Kasus Beberapa Masalah Tanah, Jurusan Hukum Agraria, FH-UGM, Yogyakarta, 1982. 11. ----------------, Puspita Serangkum Aneka Masalah Hukum Agraria, Andi Offset, Yogyakarta, 1982. HUKUM PERBURUHAN BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada mahasiswa agar setelah mahasiswa menempuh mata kuliah ini dapat memahami hak dan kewajiban buruh maupun majikan serta dapat memahami permasalahan perburuhan. NO I. POKOK BAHASAN PENGANTAR SUB POKOK BAHASAN A. B. C. D. E. II. HUBUNGAN KERJA A. B. Pengertian 71okum perburuhan. Sejarah Perkembangan Hukum : 1. Perburuhan Internasional 2. Nasional. Sifat 71okum perburuhan Sumber-sumber 71okum perburuhan. Hubungan hukum perburuhan dengan hukum sosial serta hukum ekonomi. Perjanjian kerja 1. Pengertian dan dasar 71okum 2. Unsur-unsur perjanjian kerja 3. Macam-macam perjanjian kerja. 4. Cara membuat perjanjian kerja. 5. Hak dan kewajiban para pihak Perjanjian perburuhan 1. Pengertian dan beberapa istilah 2. Fungsi perjanjian perburuhan 3. Isi perjanjian perburuhan 4. Syarat perjanjian perburuhan C. D. Peraturan perusahaan Hubungan antara ketiganya. III. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA A. B. C. D. Pemutusan hubungan kerja oleh majikan Pemutusan hubungan kerja oleh buruh Pemutusan hubungan kerja demi 71okum Pemutusan hubungan kerja oleh pengadilan IV. PERSELISIHAN PERBURUHAN A. B. C. D. Arti dan macam perselisihan perburuhan Cara penyelesaian perselisihan perburuhan Pemogokan dan penutupan perusahaan Susunan, tugas dan wewenang panitia penyelesian perselisihan perburuhan V. HUBUNGAN INDUSTRIAL PANCASILA A. B. C. D. E. Pengertian HIP Tujuan HIP Landasan HIP Asas-asas HIP Sarana HIP VI. JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA A. Pengertian dan dasar 71okum 71 B. C. D. Ruang lingkup jamsostek Kepesertaan jamsostek Badan penyelenggara VII. SERIKAT PEKERJA A. B. C. D. E. F. Dasar Hukum Pengertian Asas, Sifat dan Tujuan Fungsi Syarat Pembentukan Hak dan Kewajiban VIII. ORGANISASI PERBURUHAN INTERNASIONAL A. B. C. Pengenalan tentang ILO Organ-organ pokok ILO Konvensi-konvensi yang telah diratifikasi. LITERATUR : 1. F.X. Djumialdji, Perjanjian Kerja, Bumi Aksara, Jakarta, 1999. 2. Kartasaputra dkk., Hukum Perburuhan Di Indonesia, Bina Aksara, Jakarta, 1986. 3. Lalu Husni, SH. M.Hum., Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, PT. Raja Grafika Persada, Jakarta, 2003. 4. Prof. Iman Soepomo, SH., Pengantar Hukum Perburuhan, Djambatan, Jakarta, 1995. 5. ------------------------------, Hukum Perburuhan Indonesia Bidang Hubungan Kerja, Djambatan, Jakarta, 1995. 6. Sendjun Manulang, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, 1995. 7. Y.W. Sunindha, SH., dan Dra. Ninik Diwiyanti, Masalah PHK dan Pemogokan, PT. Bina Aksara, Jakarta, 1988. HUKUM PERDATA INTERNASIONAL BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Mendalami berbagai persoalan hukum sebagai akibat yang timbul dari berbagai hubungan hukum yang berkaitan subyek hukum yang berbeda sistem hukumnya sehingga mahasiswa mampu mengindentifikasi dan menganalisis persoalan-persoalan hukum yang timbul. NO. I. POKOK BAHASAN PENGANTAR SUB POKOK BAHASAN A. Pengertian, Istilah B. C. Sejarah : Teori Statuta sampai dengan teori Hukum Perdata Internasional Modern Sumber-Sumber Hukum Perdata Internasional II. PRINSIP HPI TRADISIONAL A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. Titik Taut/Pertalian Persoalan Pendahuluan Renvoi Ketertiban Umum Penyelundupan Hukum Penyesuaian Timbal Balik dan Pembalasan Hak-Hak yang sudah diperoleh Pilihan Hukum Pemakaian Hukum Asing III. PRINSIP HPI MODERN A. B. Teori HPI Modern Most Significant Relationship IV. PENERAPAN AJARAN UMUM A. Hukum Orang 1. Status Personil (Perorangan dan Badan Hukum) 2. Prinsip nasional dan domisili Hukum Keluarga 1. Perkawinan B. 72 C. D. C. 2. Harta Perkawinan 3. Hubungan Orang Tua dan Anak/ Alimentasi 4. Pembubaran Perkawinan 5. Adopsi Waris Hukum Harta Kekayaan 1. Hukum Benda a. Benda Tetap b. Benda Bergerak 2. Hukum Perjanjian a. Pilihan Hukum b. Tidak ada pilihan 73okum Perbuatan Melawan Hukum LITERATUR : a. Wajib 1. Sudargo Gautama, Pengantar Hukum Perdata Internasional, Binacipta, 1987. 2. Sunaryati Hartono, Pokok-Pokok Hukum Perdata Internasional, Binacipta, 1989. 3. Bayu Seto, Dasar-Dasar Hukum Perdata Internasional, Citra Aditya Bakti, 1992. 4. Kumpulan Peraturan Hukum Perdata Internasional se Dunia b. Anjuran : 1. Chesire, Private International Law, Oxford, 1961. 2. Restatement of The Law of Conflict of Laws, American Law Institute Publisher, 1934. HUKUM PAJAK BOBOT : 2 SKS Deskripsi: Mata kuliah hukum pajak merupakan mata kuliah yang membahas mengenai berbagai persoalan dasar mengenai pajak, khususnya dari perspektif hukum. Muatan dari mata kuliah ini meliputi pengertian dasar, teori perpajakan, asas di bidang perpajakan, pembaharuan perpajakan lahir dan hapusnya utang pajak dan berbagai hal lain yang berkaitan dengan aspek yuridis dalam pajak. Kompetensi: 1. Dengan mempelajari mata kuliah ini diharapkan mahasiswa selaku peserta didik mampu mengetahui dan memahami berbagai persoalan mendasar dalam perpajakan, baik menyangkut asas, pengertian, sistem, stelsel dan berbagai persoalan yang dapat terjadi dalam kaitannya dengan pemenuhan kewajiban pajak oleh rakyat. 2. Diharapkan mahasiswa juga mampu mengetahui dan memahami perkembangan yang terjadi dalam bidang perpajakan dari waktu ke waktu dalam bingkai pembaharuan perpajakan nasional. NO. I. POKOK BAHASAN PENGANTAR II. PENDEKATAN TERHADAP PAJAK III. DASAR FALSAFAH DAN DASAR HUKUM IV. PENGERTIAN, KEDUDUKAN DAN HUBUNGAN ANTARA HUKUM PAJAK DENGAN BIDANG HUKUM LAIN. V. PEMBAHARUAN PERPAJAKAN A. B. C. D. A. B. A. B. C. A. B. C. D. E. A. SUB POKOK BAHASAN Pengertian Pajak Unsur-Unsur Pajak Ciri-Ciri Pajak Fungsi Pajak di Dalam Masyarakat Pendekatan Pajak dari sisi Ekonomi Pendekatan Pajak dari sisi Hukum 1. Perikatan Pajak dan Perikatan Perdata 2. Subyek Pajak dan wajib pajak 3. Obyek Pajak 4. Tarif Hubungan Pajak dengan Dasar Falsafah Negara Falsafah Pajak Dasar Hukum Pajak Pengertian Hukum Pajak Pembagian Hukum Pajak Pengaturan Hukum Pajak Kedudukan Hukum Pajak Hubungan Hukum Pajak dengan Bidang Hukum lainnya. Pengertian Tax Reform 73 NASIONAL VI. BERBAGAI ASAS PERPAJAKAN VII. LAHIRNYA UTANG PAJAK STELSEL PAJAK DAN CARA PEMUNGUTANNYA VIII. STELSEL PAJAK DAN CARA PEMUNGUTANNYA IX. HAPUSNYA UTANG PAJAK X. HAK PREFERENSI DARI NEGARA XI. PAJAK GANDA INTERNASIONAL XII. PERLAWANAN, PENGHINDARAN DAN PENYELUNDUPAN PAJAK XIII. PERADILAN DAN PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK XIV. PENEGAKAN HUKUM PAJAK B. C. D. E. F. A. B. C. D. E. A. B. C. D. A. B. C. D. E. A. B. C. D. E. A. B. C. A. B. C. A. B. C. D. A. B. C. D. A. B. C. Pembaharuan Perpajakan Nasional I Pembaharuan Perpajakan Nasional II Pembaharuan Perpajakan Nasional III Pembaharuan Perpajakan Nasional IV Pembaharuan Perpajakan Nasional V Asas Pembenaran Pemungutan Pajak Oleh Negara Asas Pengenaan Pajak Asas Pembagian Beban Pajak Asas Pelaksanaan Pemungutan Pajak Asas Pembuatan UU Di Bidang Pajak Pengertian Utang Pajak Lahirnya Utang Pajak Menurut Ajaran Materiil Lahirnya Utang Pajak Menurut Ajaran Formil Urgensi Lahirnya Utang Pajak Pemungutan Pajak di Muka Pemungutan Pajak di Belakang Stelsel Fiksi Stelsel Riil Stelsel Campuran Karena Pembayaran Lunas Karena Kompensasi Karena Pembebasan Utang Karena Pembatalan Karena Daluwarsa Pengertian Hak Preferensi Ruang Lingkup Hak Preferensi Kekuatan Hukum Hak Preferensi Pengertian Sebab-Sebab Terjadinya Penanggulangannya Perlawanan Pasif Perlawanan Aktif Penghindaran Pajak Yang Diperkenankan Penghindaran Pajak Yang Tak Diperkenankan. Pengertian Sengketa Pajak Berbagai Cara Penyelesaian Sengketa Pajak Perkembangan Peradilan Pajak Kompetensi Peradilan Tagihan, Teguran, Surat Paksa, Lelang Penegakan Hukum Administrasi Penegakan Hukum Pidana LITERATUR : 1. Anastasia Diana, & Lilis Setiawati, Perpajakan Indonesia, Konsep, Aplikasi, dan Penuntun Praktis, Penerbit Andi Yogyakarta, 2004. 2. Diaz Priantara. Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak, Penerbit Djambatan, Jakarta, 2000. 3. Rochmat Soemitro, Asas dan Dasar Perpajakan I, II, dan III. ,Eresco Bandung, 1991. 4. …………….., Pengantar Singkat Hukum Pajak, Eresco Bandung, 1987. 5. …………….., Pajak Ditinjau Dari Segi Hukum, Eresco Bandung, 1988. 6. Santoso Brotodiharjo, R.,Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Eresco Bandung, 1992. 7. Sumyar, Pengantar Hukum Pajak dan Perpajakan, Atma Jaya, Yogyakarta, 2003. 8. Sri Pudyatmoko, Y, Pengantar Hukum Pajak,(edisi revisi) , Andi Offset, Yogyakarta,2009. 9. ___________, Perlindungan dan Penegakan Hukum di Bidang Pajak, Salemba Empat, Jakarta,2007. 10. ___________, Pengadilan dan Penyelesaian Sengketa di Bidang Pajak, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,2009. Undang-Undang: 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan 74 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Barang dan Jasa serta Pajak Penjualan atas Barang Mewah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 Tentang Bea Meterai Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 Tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 Tentang Pengadilan Pajak Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah 4. 5. 6. 7. 8. HUKUM PERDATA ISLAM BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Mata kuliah Hukum Perdata Islam sebagai kelanjutan mata kuliah Hukum Islam, dengan mendalami Hukum Mu’amalah terutama yang menyangkut mengenai masalah pewarisan, perkawinan, perwakafan, dan 75okum tentang harta dan milik (mu’amalah dalam arti sempit) serta mengetahui dan memahami tentang Peradilan agama di Indonesia. Setelah mempelajari mata kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan dan menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan bidang-bidang tersebut untuk kemudian dihubungkan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku di Indonesia. I. POKOK BAHASAN A HUKUM PERKAWINAN ISLAM II. BPUTUSNYA PERKAWINAN A. B. III. CHUKUM WARIS IV. D MU’AMALAT V. EWAKAF A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. A. B. C. NO A. B. C. D. E. F. G. SUB POKOK BAHASAN Kedudukan Hukum Perkawinan Islam Pengertian dan Tujuan Perkawinan Hukumnya melaksanakan perkawinan Persiapan 75okum7575 perkawinan Rukun syarat perkawinan Perkawinan yang dilarang Akibat 75okum perkawinan 1. Terhadap suami isteri 2. Terhadap anak yang dilahirkan 3. Terhadap harta kekayaan. Kematian Perceraian 1. Pengertian Perceraian 2. Sebab-sebab dan bentuk perceraian. 3. Akibat 75okum perceraian a. terhadap suami isteri b. terhadap anak-anak c. terhadap harta kekayaan Pengertian Dasar Hukum Waris Islam Prinsip-prinsip Hukum Waris Islam Hak-hak yang berhubungan dengan harta warisan Sebab terjadinya warisan Syarat-syarat warisan Ahli waris Penghalang warisan Bagian-bagian ahli waris Cara menghitung warisan Pengertian Dasar Hukum mu’amalat Obyek mu’amalat Macam-macam benda Pengertian milik Jenis milik Cara memperoleh milik sempurna Akad (Perjanjian) Khiyar (hak yang memilih) Sistem Ekonomi Islam Pengertian Dasar-dasar amalan wakaf Macam-macam wakaf 75 D. E. F. G. H. I. J. Keutamaan wakaf Unsur-unsur amalan wakaf Syarat-syarat wakaf Kedudukan harta wakaf Perubahan peruntukan harta wakaf Pengurusan harta wakaf Perwakafan di Indonesia LITERATUR : a. Wajib 1. Mahmud Yunus, Hukum Perkawinan dalam Islam 2. Ny. Sumiyati, Hukum Perkawinan dalam Islam dan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974. 3. Ahmad Ashar Basjir, Hukum Waris Islam 4. ----------------------------, Hukum Kewarisan Menurut Hukum Adat dan Hukum Islam 5. ----------------------------, Kawin Campur, Adopsi dan Wasiat Menurut Hukum Islam 6. ----------------------------, Asas-Asas Hukum Mu’amalat 7. Sihono Tjokroredjoso, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan tentang Perwakafan Tanah Milik 8. Notosusanto, Organisasi dan Jurisprudensi Peradilan Agama Di Indonesia 9. Hazairin, Hukum Kewarisan Bilateral Menurut Qur’an dan Hadist 10. Ahmad Ashar Basjir, Wakaf, Ijarah dan Syirkah. b. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Anjuran Sayuti Thalib, Hukum Kekeluragaan Di Indonesia. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya Anwar Sitompul, Dasar-Dasar Praktis Pembagian Harta Peninggalan Menurut Hukum Waris Islam. Moh Anwar, Fara’idl, Hukum Waris Dalam Islam dan Masalah-masalahnya. Dr. P. Go O. Carm, Kawin Campur Beda Agama dan Gereja. Rusli dan Tamara, Perkawinan antar Agama dan Masalahnya. Moh anwar, Hukum Perkawinan dalam Islam Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Kedudukan Tanah Wakaf di Negara kita. Mohamad Daud Ali, Sistem ekonomi Islam Zakat dan Wakaf Mahkamah Agung, Penemuan Hukum dan Pemecahan Masalah Hukum (Kompilasi Hukum Islam) HUKUM KEKERABATAN BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Memberikan pengertian dan pemahaman kepada mahasiswa yang telah lulus hukum adat, tentang hukum perorangan, obyek hukum kekerabatan, ketunggalan silsilah dan kewangsaan, hukum perkawinan dan hukum waris. Setelah mahasiswa mengerti dan memahami, diharapkan dapat menjelaskan tentang subyek hukum, kewenangan berhak dan kecakapan bertindak, hubungan anak dan orang tua, hubungan anak dengan kelompok kerabat/wangsanya, pemeliharaan anak yatim piatu dan perwakilan NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I. HUKUM A KEORANGAN II. KETUNGGALAN B SILSILAH DAN KEWANGSAAN OBYEK HUKUM KEKERABATAN III. A. B. A. B. Subyek Hukum Kewenangan Hak dan Kecakapan Bertindak C. D. Hubungan Anak dengan Orang Tua Hubungan Anak dengan Kerabat/Wangsanya Pemeliharaan dan Perwalian Anak Pengangkatan Anak PERKEMBANGAN KEDUDUKAN ANAK A. B. UU No.7 Tahun 1984 UU No. 23 Tahun 2002 HUKUM PERKAWINAN A. B. C. Pengertian Hukum Perkawinan Adat Sistem Perkawinan Bentuk Perkawinan 1. Perkawinan pada masyarakat Patrilineal (Jujur) a. Pengertian perkawinan Jujur b. Fungsi Jujur 76 Kelompok c. Jenis Perkawinan Jujur : 1). Perkawinan mengabdi 2). Perkawinan bertukar 3). Perkawinan meneruskan 4). Perkawinan mengganti 5). Perkawinan ambil anak 2. Perkawinan pada masyarakat Matrilineal (Semendo) a. Pengertian Perkawinan Semendo b. Perkawinan Semendo sebagai Ke-harusan (ada 3 tingkatan perkem-bangan) : 1). Kawin Semendo Bertandang 2). Kawin Semendo Menetap 3). Kawin Semendo Bebas c. Perkawinan pada Masyarakat Parental (Mentas/Mencar). Ada 4 tingkatan kawin semendo sebagai penyimpangan : A. Semendo Tegak Tagi B. Semendo Ambil Anak C. Semendo Djeng Mirul D. Semendo Manginjam Jago 3. Perkawinan Masyarakat Bilateral 1). Pengertian Perkawinan Mentas/ mencar 2). Bentuk perkawinan : Nyalindung kagelung Tut buri Kawin medun ranjang Kawin ngarang wulu Kawin manggih kaya 1). 2). 3). 4). 5). TATA CARA PERKAWINAN Kawin Pinang – Nglamar Kawin Lari 1. Kawin Lari bersama 2. Kawin bawa lari Kawin Baku Piara A. B. C. AKIBAT HUKUM PERKAWINAN PUTUSNYA PERKAWINAN A. B. Terhadap Kerabat : 4. Patrilineal 5. Matrilineal 6. Parental Terhadap Harta A. B. Sebab Putusnya Perkawinan Akibat Hukum Putusnya Perkawinan PERKAWINAN MENURUT UU NO. 1 TAHUN 1974 IV. HUKUM WARIS ADAT A. B. Pengertian Hukum Waris Adat Perbedaan Hukum Waris Adat dengan Hukum Waris Islam dan Hukum Waris Barat Sistem Hukum Waris Unsur Hukum Waris 1. Pewaris 2. Ahli Waris 3. Harta Warisan Proses Pewarisan 1. Sebelum Pewaris Wafat 2. Sesudah Pewaris Wafat Ahli Waris Pengganti Hutang-Hutang Pewaris C. D. E. F. G. LITERATUR : 1. Iman Sudiyat, Asas Hukum Adat Bekal Pengantar, Liberty, Yogyakarta, 1978 2. ----------------, Hukum Adat Sketsa Asas, Liberty, Yogyakarta, 1978 3. Hilman Hadikusuma, Hukum Kekerabatan, Fajar Agung, Jakarta, 1978 77 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. ------------------------, Hukum Perkawinan Adat, Mandar Maju, Bandung, 1990 M. Budiarto, SH., Pengangkatan Anak Ditinjau Dari Segi Hukum, Akapress, Jakarta, 1991. Soerjono S. & Soleman B. Taneko, Hukum Adat Indonesia, Rajawali, Jakarta, 1981 Soerjono Wignjodiputro, Pengantar dan Asas Hukum Adat, 1983, Gunung Agung, Jakarta. SEMA RI No. 6/1983. UU No. 7 Tahun 1984. UU Perkawinan, UU No. 1 Tahun 1974, PP No. 9 Tahun 1975, PP No. 10 Tahun 1983, PP No. 45 Tahun 1990, Arloka, Surabaya Konvensi Hak Anak UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Hilman Hadikusuma, Yurisprudensi Hukum Keluarga, Hukum Perkawinan dan Hak Waris. PENGANTAR ILMU EKONOMI BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai konsep-konsep ekonomi dalam kehidupan manusia dalam upaya memenuhi kebutuhannya beserta kebijakan-kebijakan pemerintah terkait NO I POKOK BAHASAN EKONOMI MIKRO SUB POKOK BAHASAN A. B. C. D. E. F. A. B. C. D. Kehidupan Masyarakat dilihat dari Aspek Kehidupan Ekonomi 1. Proses Ekonomi : Produksi, Penukaran, dan Konsumsi 2. Faktor-Faktor Produksi : Alam, Tenaga Kerja, Modal dan Skill Nilai dan Harga 1. Beberapa Ajaran tentang Nilai 2. Pembentukan Harga dari Sudut Permintaan dan Penawaran 3. Elastisitas Permintaan dan Penawaran Berbagai bentuk pasar : diuraikan maacam-macam daan sifat-sifatnya Harga dan Pembagian Barang dan Jasa (alokasi) Kelebihan dan Kekurangan Distribusi Lewat Harga Upah, Bunga, Sewa Tanah, Laba Pengusaha II EKONOMI MAKRO III MARGINAL PROPENSITY TO CONSUME, MARGINAL PROPENSITY TO SAVE IV MULTIPLIER DAN ACCELERATOR A. B. C. D. E. Leakcages / Kebocoran-kebocoran Principle of Derived Demand Pengaruh Timbal Baalik Multiplier dan Accelerator Autonomous dan Induced Investment Accelerator di Negara-Negara Sedang Berkembang V INFLASI DAN DEFLASI A. B. C. Inflationary Gap Deflationary Gap Peranan Negara VI KONJUNGTUR VII UANG DAN KEBIJAKSANAAN MONETER A. B. C. VIII KEBIJAKSANAAN FISKAL DAN PERKEMBANGAN EONOMI A. B. Dua Sistem Ekonomi Menurut J.R. Hicks Produksi Nasional dan Pendapatan Nasional Konsumsi, Tabungan dan Investasi Keadaan Equilibrium serta Perubahan-Perubahan yang mungkin Terjadi Kebijaksanaan Pasar Terbuka Kebijaksanaan Persyaratan-Persyaratan Uang Kebijaksanaan Diskonto 1. Easy Money Policy 2. Tight Money Policy Pokok-Pokok Kebijaksanaan Fiskal Beberapa Masalah Kebijaksanaan 78 Persediaan Ekonomi dan C. IX Ari/Manfaat Futurologi Perkembangan Ekonomi PERDAGANGAN INTERNAIONAL DAN SISTEM KEUANGAN INTERNASIONAL LITERATUR : 1. F.X. Soedijana, SH., Pengantar Ekonomi (Untuk Fakultas Hukum). 2. J.R. Hicks, Rangka Dasar Penghidupan Masyarakat (Beberapa Bab), PT. Pembangunan, 1985. 3. Leonard S. Silk, Contemporary Economic, Principles and Issues, Ladder Edition, 1970. 4. Mohammad Hata, Dr., Masalah Perkembangan Ekonomi Bagi Indonesia, Jambatan, 1968. 5. Soemitro Djojohadikoesoemo, Dr., Ekonomi Umum I. EKONOMI PEMBANGUNAN INDONESIA BOBOT : 2 SKS Deskripsi : Mendalami dan memahami fungsi dan peranan hukum dalam pembangunan ekonomi di Indonesia sehingga mahasiswa mampu menganalisis persoalan-persoalan hukum yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi. Kompetensi : 1. Mahasiswa mampu untuk mengidentifikasi peran hukum dalam pembangunan ekonomi 2. Mahasiswa mampu menganalisis persoalan-persoalan hukum dalam pembangunan ekonomi 3. Mahasiswa mampu memberi pandangan tentang penyelesaian persoalan-persoalan hukum dalam pembangunan. NO. I POKOK BAHASAN HUBUNGAN ANTARA HUKUM DAN EKONOMI SUB POKOK BAHASAN A. B. C. Sejarah Perkembangan Hukum Ekonomi di Inggris, Perancis, Belanda, Amerika dan Indonesia Pengaruh factory Laws bagi Revolusi Industri (Perkembangan Sistem Ekonomi Internasional, Klasik : Structuralist neo klasik > Liberalisme abad 20) Hubungan antara Hukum dan Ekonomi menurut Ismail Saleh II PERANAN HUKUM DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA A. B. C. Sistem ekonomi Indonesia Perkembangan Ekonomi Indonesia Perkembangan Hukum Ekonomi di Indonesia III RUANG LINGKUP HUKUM EKONOMI INDONESIA A. B. C. Hukum Ekonomi Pembangunan Hukum Ekonomi Sosial Hubungan antara Hukum Ekonomi Pembangunan dan Hukum Ekonomi Sosial IV HUKUM EKONOMI INDONESIA, PERUSAHAAN TRANSNASIONAL DAN HUKUM EKONOMI INTERNASIONAL A. B. Pengertian Perusahaan Transnasional Syarat-syarat agar dapat disebut Perusahaan Transnasional Jenis-jenis operasional Perusahaan Transnasional yang menyimpang Pengaruh Perusahaan transnasional terhadap Hukum Ekonomi Indonesia C. D. V TENTANG PERLUNYA SUATU TEORI PEMBANGUNAN INDONESIA DEMI KELESTARIAN BANGSA A. B. C. Pengertian Pembangunan / modernisasi Pengertian Kelestarian Bangsa Proyeksi ahli 79okum7979l79t VI TENTANG HAK-HAK ATAS TANAH, FUNGSI SOSIAL DAN HAK-HAK DASAR DI DALAM UUD’45 DAN GBHN A. B. Arti dan timbulnya pengertian fungsi sosial Pengaruh dan konsekuensi fungsi sosial terhadap hak milik Pembatasan hak milik Perkembangan masyarakat yang berbeda Fungsi sosial dan hak-hak dasar dalam UUD 1945 dan GBHN C. D. E. 79 VII HAKI DAN ALIH TEKNOLOGI A. B. C. Pengertian dan obyek HAKI Pengertian Alih Teknologi Sarana untuk alih teknologi VIII PENGARUH PERJANJIAN – PERJANJIAN INTERNASIONAL TERHADAP HUKUM EKONOMI INDONESIA A. B. WTO Agrrement ICSID IX PENYELESAIAN SENGKETASENGKETA EKONOMI A. B. Penyelesaian melalui Pengadilan Penyelesaian melalui Alternatif dispute resolution (ADR) LITERATUR : 1. Prof. Dr. CFG., Sunaryati Hartono, SH., Hukum Ekonomi Pembangunan Indonesia, Bina Cipta, Bandung, 1988. 2. FX. Soedijana, SH, dkk, Ekonomi Pembangunan Indonesia (Tinjauan Aspek Hukum), Atma Jaya Press, Yogyakarta, 2008. 3. Ismail Saleh, Hukum dan Ekonomi, Gramedia Pustaka Utama, 1990. 4. T. Mulya Lubis, Hukum dan Ekonomi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1987. 5. Dr. Sumantoro, Masalah Pengaturan Alih Teknologi, Alumni, Bandung, 1993. 6. Sumantoro, Hukum Ekonomi, Universitas Indonesia Press, 1986. 7. Budi Agus Riswandi; M. Syamsudin, Hak Kekayaan Intelektual dan Budaya Hukum, PT Raja Grafindo Persada Jakarta 2004. 1. 2. Anonim, Himpunan Kebijakan Perdagangan Di Bidang Perizinan, Myda, Jakarta, 2002 Hairus Salim dan Anggerjati Wijaya,(ed.), Demokrasi Dalam Pasungan Politik Perizinan di Indonesia, Forum LSM-LISM DIY, 1996. Martiman Prodjohamidjojo, Hukum Acara Pengadilan Tata Usaha Negara, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1993. Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Perizinan, Yuridika, Surabaya, 1993. ------------------------, et. Al., Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2001. Utrecht, Pengantar Hukum Administrasi Republik Indonesia, Pustaka Tinta Mas, Surabaya, 1996. Zaenal, Selukbeluk Pengajuan Surat Permohonan Izin Usaha Perdagangan Untuk Masyarakat Pengusaha, Liberty Yogyakarta, 1983. ........ Prosedur Perizinan Di Bidang Perdagangan, LP3ES, Jakarta, 2000. 3. 4. 5. 6. 7. 8. PLKH KONTRAK BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Mendalami berbagai persoalan teknis 80okum yang berkaitan dengan mekanisme pembuatan kontrak, sehingga mahasiswa mampu membuat berbagai macam kontrak menganalisis persoalan 80okum yang muncul. NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I PENGANTAR Istilah Kontrak, Perjanjian, MOU II NEGOSIASI A. B. C. D. III PENYUSUNAN DRAFT KONTRAK A. B. C. D. IV E. F. Persiapan dan Perencanaan Negosiasi dalam rangka Penyusunan Kontrak Variabel Negosiasi Strategi Simulasi Negosiasi Bahasa Kontrak Anatomi Kontrak Analisis terhadap beberapa contoh kontrak dalam kelompok dan secara individu Praktek Pembuatan Kontrak secara berkelompok Praktek Pembuatan Kontrak secara individual Pengenalan dan Penggunaan Klausula tertentu dalam Perjanjian. 80 V PENGAYAAN MATERI DARI PRAKTISI BISNIS, NOTARIS, KONSULTAN HUKUM A. Sharing Pengalaman dalam bernegosiasi baik yang para pihaknya domestik maupun yang salah satu pihaknya asing. Sharing Pengalaman dalam Pembuatan Kontrak baik kontrak domestik maupun kontrak asing. B. LITERATUR : 1. Laboratorium Hukum Fakultas Hukum Parahiyangan, Ketrampilan Perancangan Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997. 2. ELIPS PROJECT – Garry Goodpaster- Negosiasi dan Mediasi, 1992. 3. Helena Cornelius dan Shosana Faire, Siapapun Bisa Menang, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1995. 4. Ketrampilan perancangan Hukum, Laboratorium Hukum FH Unpad, Citra Aditya Bakti, 1997. PLKH PENYELESAIAN SENGKETA ALTERNATIF BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang prinsip, strategi ataupun taktik negosiasi/mediasi (sebagai negosiator atau mediator) dalam penyelesaian sengketa. Selain itu juga memberikan kemampuan/ketrampilan menggunakan strategi ataupun taktik negosiasi/mediasi (sebagai negosiator/mediator) dalam penyelesaian sengketa. NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN VI KOMPONEN SENGKETA A. B. C. Interest (kepentingan) rights (hak secara 81okum) power (kekuatan dalam arti kebergantungan) VII PENDEKATAN PENYELESAIAN SENGKETA A. B. C. kompromi kepentingan Menentukan yang berhak/benar secara hukum Menentukan Siapa yang lebih Powerful (soal lebih atau kurang bergantung ) VIII HUBUNGAN ANTARA INTEREST, RIGHTS DAN POWER A. B. C. Pola hubungan Cara yang paling baik ? Cara yang paling murah ? IX PILIHAN ADR BERDASAR KOMPONEN SENGKETA X NEGOSIASI A. B. C. D. E. F. K. L. M. Urutan: negosiasi-mediasi-arbitrase ? Jenis negosiasi: position based N, interest based N Keuntungan dan kerugian ? Cara untuk sukses ? + beberapa catatan Proses awal yang penting: information seeking Variabel negosiasi: bargaining power, bargaining strategy (kompetisi, kompromi atau problem solving), bargaining style Multi-issue bargaining Dilema negosiator dan bagaimana menyikapi Hambatan keberhasilan negosiasi Beberapa persoalan kognitif/pemahaman dlm negosiasi (termasuk penyelematan muka) Negosiasi lintas budaya Grup dalam mengosiasi Simulasi A. B. C. D. E. F. G. Beberapa prinsip penting Keuntungan dan kerugian Cara untuk sukses Empat tahap mediasi Taktik mediator Koalisi Simulasi G. H. I. J. XI MEDIASI LITERATUR : 1. Breslin, J.William and Rubun, Jeffrey Z, Negosiation Theory and practice, The program on negosiation at 81okum8181 Law School, Cambridge, Massachusetts, 1995 81 2. 3. 4. 5. 6. 7. Cohen, herb, Negosiasi Goodpaster, Gary, Pedoman negosiasi dan mediasi ---------------, Overview on negosiation William L. Ury, Jeane M, Brett, and Stephen B. Goldberg, Getting Disputes Resolved (Designing systems to Cut the Costs of Conflict, the Program on Negotiation at Harvard Law School, Cambridge, Massachusetts, 1993. Kubey, Craig and the editors of Consumers reports Books, You Don’t Always Need A Lawyer, Yonkers, New York, 1991. Consumers reports Books, You Don’t Always Need A Lawyer, Yonkers, New York, 1991. PLKH PRAKTEK PERADILAN PERDATA BOBOT : 2 SKS Deskripsi : Mata kuliah ini merupakan matakuliah lanjutan dari Hukum Acara Perdata yang menekankan sisi praktek / kemahiran dalam beracara perdata di Pengadilan. Kompetensi : 1. Mahasiswa mendalami berbagai persoalan hukum yang terkait dengan proses peradilan perdata. 2. Mahasiswa mempunyai ketrampilan dalam menyusun surat-surat resmi yang diperlukan dan sekaligus mampu memerankan sebagai pelaku dalam proses peradilan perdata. NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I PEMBUATAN SURAT KUASA II PENYUSUNAN BERKAS BERACARA PERDATA A. B. C. D. E. Perkara Permohonan Perkara yang mengandung Sengketa Gugat Balik Intervensi Permohonan sita jaminan III PERSIDANGAN A. B. C. D. E. F. Pihak-Pihak yang Berperkara Jawab Menjawab Strategi Dalam Pembuktian Kesimpulan Penggugat / Tergugat Akte Perdamaian Putusan IV PENYUSUNAN BERKAS UPAYA HUKUM A. B. Memori Banding / Kontra Memori Banding Memori Kasasi / Kontra Memori Kasasi V SIDANG SEMU (MOOT COURT) LITERATUR 1. Chandera Halim,SH.Mhum dan W.Riawan Tjandra,SH.Mhum, Pengantar Praktis Penanganan Perkara Perdata, Penerbitan Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2004. 2. Sudikno Mertokusumo, SH., Prof.,Dr., Hukum Acara Perdata Indonesia,. Liberty, 1993. 3. Tresna, Mr.R.,Komentar HIR, Pradnya Paramita, 1970. 4. Yahya Harahap, M.SH., Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, persidangan, penyitaan, pembuktian, dan putusan pengadilan, Sinar Grafika, 2005. 5. Yahya Harahap, M.SH.,., Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, Sinar Grafika, 2006. 6. Yahya Harahap, M.SH., Kekuasaan Mahkamah Agung Pemeriksaan Kasasi dan Peninjauan Kembali Perkara Perdata, Sinar Grafika, 2008. Dianjurkan: 1. Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman. 2. Undang-undang Mahkamah Agung. 3. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata ( BW). 4. HIR. 5. Undang-Undang ITE ( UU No. 11 Tahun 2008). 82 6. Perma No 1 Tahun 2008. PLKH PRAKTEK PERADILAN PIDANA BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Tujuan Mata Kuliah : Mendalami berbagai persoalan 83okum yang terkait dengan proses peradilan pidana sehingga sehingga mahasiswa mempunyai keterampilan dalam mempersiapkan surat-surat resmi yang diperlukan dan sekaligus mampu memerankan sebagai pelaku dalam proses peradilan pidana. NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I PENGANTAR A. B. Review Proses Peradilan Pidana Review Proses Persidangan Perkara Pidana 1. Fungsi/Tugas Personel yang terlibat 2. Tahap-Tahap dan Tatacara II PRAKTEK PENYUSUNAN SURAT/NOTA DALAM PROSES PERSIDANGAN PERKARA PIDANA A. B. C. D. E. F. G. H. Surat Dakwaan Nota Eksepsi Putusan Sela Berita Acara Sidang Surat Tuntutan Pidana (Requisitor) Nota Pembelaan (Pledoi) Replik – Duplik Putusan III PRAKTEK SIDANG SEMU A. B. C. D. Praktek Sidang Pertama Praktek Sidang Pembuktian Praktek Sidang Tuntutan dan Pembelaan Praktek Sidang Putusan IV KEGIATAN PENUNJANG A. B. Kuliah Lapangan / Kunjungan kelembagaan Kuliah Umum dengan menghadirkan praktisi peradilan LITERATUR : 1. 2. 3. KUHP KUHAP beserta Peraturan Pelaksanaannya Al. Winubroto, Praktek Peradilan Pidana : Proses Persidangan Perkara Pidana (Diktat), Galaxy Puspa Mega, Jakarta, 2002. PRAKTIK PERANCANGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Mendalami berbagai persoalan teknis hukum yang berkaiatn dengan teknik pembuatan peraturan perundangundangan, sehingga mahasiswa mampu membuat berbagai jenis peraturan perundang-undangan baik tingkat pusat maupun tingak Daerah. NO. I POKOK BAHASAN PENGANTAR SUB POKOK BAHASAN TINJAUAN UMUM ILMU PENGETAHUAN PERUNDANG-UNDANGAN 1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Perundang-Undangan 2. Fungsi dan Tujuan Ilmu Pengetahuan PerundangUndangan 3. Pengertian Perundang-Undangan, UndangUndang dan Hukum 4. Sumber Hukum Perundang-Undangan 83 5. Hubungan Ilmu Pengetahuan PerundangUndangan dengan ilmu lain TEORI PERUNDANG-UNDANGAN 1. Asas-Asas Perundang-Undangan 2. Sejarah Perkembangan Teori PerundangUndangan dari Hukum Alam ke Sociological Yurisprudence 3. Rechstaats Modern dan Perundang-Undangan DASAR – DASAR PERUNDANG –UNDANGAN DI INDONESIA 1. Rechtstaat Modern Menurut UUD 1945 2. Tempat Perundang-Undangan Dalam Sistem Hukum 3. Bentuk-Bentuk Peraturan Perundang-Perundangan 4. Materi Muatan Peraturan Perundang-Undangan 5. Badan Pembentuk Perundang-Undangan II SISTEM DAN TEKNIK PEMBUATAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN A. TINGKAT PUSAT (UU) 1. Tata Cara Mempersiapkan RUU 2. Pembicaraan RUU 3. Kerangka RUU 4. Kekuatan Hukum, Kekuatan Mengikat dan Kekuatan Berlaku Suatu Undang-Undang B. TINGKAT DAERAH 1. Pengertian Peraturan Perundang-Undangan Tingkat Daerah 2. Jenis-Jenis Peraturan Perundang-Undangan Tingkat Daerah 3. Sumber Kewenangan Pembuatan Peraturan Perundang-Undangan 4. Tatacara penyusunan Perda PLKH PRAKTEK PERADILAN TATA USAHA NEGARA BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Mahasiswa mampu mendalami berbagai persoalan teknis hukum yang berkaitan dengan mekanisme peradilan Tata Usaha Negara, sehingga mahasiswa mampu membuat berbagai jenis surat resmi yang diperlukan dalam proses persidangan Tata Usaha Negara dan mampu memperagakan sebagai pelaku dalam proses persidangan TUN. NO. POKOK BAHASAN I PRINSIP-PRINSIP POKOK BERACARAA. DI PTUN B. C. D. E. F. Kekhususan Hukum Acara PTUN Pengertian Sengketa TUN Subyek dan Obyek Sengketa TUN Sasaran Gugatan dalam Hal Mandat dan Delegasi Hak Menggugat Identifikasi Unsur-Unsur Keputusan TUN dalam rangka Sengketa TUN SUB POKOK BAHASAN II PERANAN LOGIKA SEBAGAI ALAT A. BANTU DALAM PERSIDANGAN B. Asas Logika Aplikasi Prinsip-Prinsip Logika dalam Sengketa TUN / Persidangan Analisis Kasus (Analisa putusan Hakim, artikel mass media, isu-isu 84okum,dll.) C. III PRAKTEK LABORATORIUM HUKUMA. B. C. Pemberian Kuasa dan Pembuatan Surat Kuasa Pembuatan Surat-Surat untuk Persidangan : Gugatan, Jawaban Tergugat, Putusan Hakim Praktek Persidangan (Sidang Semu, Kunjungan Kelembagaan, Ceramah Praktisi Hukum, dan lain 84 sebagainya) LITERATUR : 1. Philipus M. Hadjon, et. All., Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, UGM Press, Yogyakarta, 1994. 2. Indroharto, Usaha Memahami UU tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Buku I dan II, Pustaka Sinar Harapan, 1993. 3. Paulus Effendie Lotulung, Himpunan Makalah Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 1994. 4. W. Riawan Tjandra, Mengenal Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, Penerbitan UAJY, 1995. 5. ---------------------, Korelasi Logis AAUPB Dengan Kebenaran Material Dalam Peradilan Tata Usaha Negara (Makalah), Justitia et Pax Edisi November – Desember 1996. 6. P. De Haan, et. Al., Bestuursrecht in de Sosiale Rechtstaat, deel 2, Bestuurshande-lingen en Waarborgen, Kluwer – Deventer, 1986. METODOLOGI PENELITIAN HUKUM BOBOT : 3 SKS Deskripsi : Matakuliah ini membahas tentang dasar-dasar penelitian pada umumnya dan khususnya penelitian 85okum baik 85okum8585l85 maupun empiris yang meliputi antara lain : 1. Dasar-dasar penelitian pada umumnya dan penelitian 85okum pada khususnya <Pengantar> 2. Kajian Ilmu Hukum dan penelitian <Pendahuluan> 3. Perumusan masalah dalam kajian Ilmu Hukum <Normatif dan Empiris> 4. Langkah-langkah kajian 85okum 5. Langkah-langkah penulisan laporan hasil penelitian dan/penuilisan 85okum Kompetensi : Setelah menempuh mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat memahami dasar-dasar penelitian 85okum khususnya mulai dari perumusan masalah dalam kajian Ilmu Hukum dan/kajian 85okum sampai dengan penyusunan laporan hasil penelitian dan/penulisan 85okum. NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I Pengantar Penelitan (Umum) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pengertian Penelitian dan Metodologi Penelitian Hubungan Penelitian dengan Ilmu Pengetahuan Tujuan dan Manfaat Penelitian Syarat-syarat Penelitian Jenis-jenis Data Penelitian Macam-macam Penelitian Etika dalam Penelitian Langkah-langkah dan Tahap-tahap Penelitian II Penelitian Hukum 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pengertian Penelitian Hukum Hubungan Penelitian dengan Ilmu Hukum Fungsi Metodologi dalam Penelitian Hukum Tujuan dan Sasaran Penelitian Hukum Jenis Data Penelitian Hukum (Sudut Sumber dan Kekuatan mengikatnya) Macam-macam Penelitian Hukum Langkah-langkah dan Tahap-tahap Penelitian Hukum III Kajian Ilmu Hukum dan Penelitian Hukum 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Dua pendekatan Hakekat Keilmuan Hukum Pendekatan Filsafat Imu Sudut Pandang Normatif dan Empiris Sudut Pandang Teori Hukum Lapisan Ilmu Hukum Kebenaran Ilmiah Penelitian Hukum Normatif dan Empiris IV Perumusan Masalah dalam Kajian Ilmu Hukum Normatif dan Empiris 1. 2. 3. Pengertian Masalah (Hukum) Identifikasi dan Pemilihan Masalah (Hukum) Perumusan Masalah (Hukum) 85 V Langkah-langkah Kajian Hukum dan Penulisan Hukum A. Langkah-langkah Kajian Hukum Sumber Data 1. Obyek (Pokok Masalah Hukum) 2. Tujuan Penelitian 3. Perumusan Masalah 4. Metode Penelitian Langkah-langkah Penulisan Hukum 1. Memilih Tema / Topik 2. Konsultasi Dosen Pembimbing 3. Studi Kepustakaan 4. Menyusun Rancangan / Proposal dan menyusun Laporan hasil penelitian/ penulisan 86okum/skripsi B. VI Penerapan Perumusan Masalah, Judul, dan Latar Belakang Masalah (Latihan dan Diskusi) VII Metode Penelitian A. B. 1. Cara menentukan jenis penelitian 86okum beserta alasannya Sumber Data : Jenis Penelitian Hukum Empiris : a. Data Primer b. Data Sekunder 1). Bahan Hukum Primer 2). Bahan Hukum Sekunder 3). Bahan Hukum Tersier 2. Jenis Penelitian Hukum Normatif: - Data Sekunder 1). Bahan Hukum Primer 2). Bahan Hukum Sekunder 3). Bahan Hukum Tersier VIII Populasi dan Sampel A. B. C. Populasi 1. Pengertian 2. Jenis Populasi Sampel 1. Pengertian 2. Syarat Pemilihan dan Penentuan Sampel 3. Cara Penentuan Sampel Penerapan Metode Penentuan Sampel (Latihan dan Diskusi) IX Pengolahan Data X Analisis Data A. B. C. Pengertian Tujuan Tahap-tahap Pengolahan Data 1. Analisis Data Jenis Penelitian Hukum Empiris 2. Analisis Data Jenis Penelitian Hukum Normatif XI Penerapan penulisan usulan penelitian Penelitian Hukum Normatif dan Empiris (Latihan dan Diskusi) A. Problematika Hukum/Permasalahan Pengertian dan Cara menemukannya. Kriteria Perumusan Judul Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Keaslian Penelitian Tinjauan Pustaka Batasan Konsep Metode Penelitian Penerapan Penulisan Hukum (Latihan dan Diskusi) i. XII A. Pengertian B. Tujuan C. Tahap-tahap Pengolahan Data B. C. D. E. F. G. H. I. J. agian Awal ii. agian Isi 86 Hukum : iii. agian Akhir LITERATUR : 1. Bernard Arief Sidarta, Refleksi Tentang Fondasi dan Sifat Keilmuan Ilmu Hukum Sebagai Landasan Pengembangan Ilmu Hukum Nasional Indonesia (Desertasi) 2. Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Penerbit PT. Radja Grafindo Persada, Jakarta, 3. Koentjaraningrat, Penelitian Masyarakat, Penerbit PT. Gramedia, Jakarta, 1981 4. Maria S.W. Sumardjono, Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian, Yogyakarta, 1989 5. Masri Singarimbun, Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, Penerbit LP 3 ES, Jakarta, 1983 6. Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Prenada Media, Jakarta, 2005 7. Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Penerbit Ghalia Indonesia, Semarang, 1998 8. Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Penerbit Ui Press, Jakarta, 1984 9. ______________________, Tatacara Penyusunan Karya Ilmiah (Bidang Hukum), Penerbit Ghalia Indonesia, Semarang, 1983 10. Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia pada Akhir Abad ke 20, Penerbit Alumni, Bandung, 1994 11. Sugeng Istanto, Penelitian Hukum, Penerbit CV. Ganda, 2007 12. Thomas, Buku Pedoman Membuat Disertasi, Thesis, Skripsi, Report, Paper, Penerbit CV. Gemmars, Bandung, 1982 BAHASA INGGRIS HUKUM BOBOT : 2 SKS Deskripsi : Mata kuliah Bahasa Inggris Hukum merupakan salah satu mata kuliah keahlian berkarya yang mengantarkan mahasiswa masuk ke bidang 87okum dalam bahasa Inggris dan bermanfaat untuk memperoleh kemampuan dalam percakapan dan berdiskusi serta menulis 87okum yang berkaitan dengan bidang 87okum dalam bahasa Inggris. Kompetensi : 1. Mahasiswa memahami isi bacaan di bidang 87okum yang tertulis dalam bahasa Ingris. 2. Mahasiswa mampu meringkas isi bacaan dalam bidang 87okum yang tertulis dalam bahasa Ingris serta mempresentasikannya dalam bahasa inggris untuk didiskusikan dalam bahasa Inggris. 3. Mahasiswa mampu mengembangkan salah satu bidang 87okum yang menajdi minatnya melalui 87okum8787l87t 87okum dalam bidang 87okum tersebut yang tertulis dalam bahasa inggris. NO. 1. POKOK BAHASAN READING AND UNDERSTANDING THE TOPIK ON “HISTRY OF LAW” II. READING AND UNDERSTANDING THE TOPIK ON “CONTRACT” III. READING AND UNDERSTANDING THE TOPIK ON “NEGOTIABLE INSTRUMNTS” IV. READING AND UNDERSTANDING THE TOPIK ON “BUYING AND SELLING” V. READING AND UNDERSTANDING THE TOPIK ON “DEBTORS AND CREDITORS” A. B. C. D. E. F. A. B. C. D. A. B. C. D. E. A. B. C. D. A. B. C. 87 SUB POKOK BAHASAN The origins of American Law Kinds of government Federal Jurisdiction State Jurisdiction Local Jurisdiction The Language of the Law Contract Law The Statute of Frauds Kinds of Contracts Things You Should Remember About Contract Types of Negotiable Instruments The necessary Elements of A Negotiable Elements Defences – Personal and Real The uniform Negotiable Instruments Law Thins To Remember About Negotiable Instrumets The Development of The Law Installment Plan Buying Warranties Things You Should Remember About he law of Buying and Selling The procedura in Collecting A Debt Types of Creditors Things You Should Remember About Debtors and Creditors VI. READING AND UNDERSTANDING THE TOPIK ON “PROPERTY- REAL AND PERSONAL” A. B. C. VII. READING AND UNDERSTANDING THE TOPIK ON “MORTGAGES” VIII. READING AND UNDERSTANDING THE TOPIK ON “LANDLORD AND TENANT” A. B. C. D. A. B. C. IX. READING AND UNDERSTANDING THE TOPIK ON “AGENCY” X. READING AND UNDERSTANDING THE TOPIK ON “PARTNERSHIP” XI. LISTENING AND SPEAKING SKILLS The Law on Real Property Personal Property Things You Should Remember About Property – Real and Personal Development of The Mortgage Courts of Equity The nature of The Mortgage Things You Should Remember About Mortgages The Lease Rights of The Landlord and the Tenant Things You Should Remember About Landlord and Tenant Ways By Which An Agency Is Created Kinds of Agency Who Can be the Agent? Ways By Which agency Is Terminated Things You Should Remember About Agency Forming A Partnership Kinds of Partners How A Partnership Is Terminated The nature of Partnership Things You Should Remember About Partnership One Group of Students Presents The material about Oen of the 88okum88 Above and the other Groups of Students listen The Presenters discuss with the Audience about the Content of Topik Presented Students are asked to make th summary of the 88okum88 they have read Students are asked to write about their curriculum vitae Students are asked to write about an application letter A. B. C. D. E. A. B. C. D. E. A. B. XII. WRITING SKILL A. B. C. LITERATUR: 1. Crabtree, Arthur P.. You and The Law, Washington: Holt, Rinehart, and Winston, Inc, 1964. 2. Hardwicke, John W. and Robert W. Emerson. Business Law, USA, 1987. 3. Hasibua, Sofia Rangkuti, 1987. English for Spesific Purposes: Law, Jakarta: Gramedia. 4. Riley, Alison. English for Law, London: MacMillan Publishers, 1991. ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB PROFESI BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Memperkenalkan dan memberikan bekal tentang prinsip-prinsip etika profesi hukum kepada mahasiswa dengan harapan ketika menjalankan profesi hukum dapat berlandaskan pada moral etik. NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I PENDAHULUAN A. B. C. Pengertian Profesi Pengaruh Pandangan Hidup dalam Hukum dan Etik Profesi Nilai dan Budaya dalam Pergaulan Hidup Masyarakat II PROFESIONALISME A. B. C. Profesi dan Kewajibannya Profesionalisme dan Kode Etik Profesi Terhormat III ETIKA PROFESI DALAM PRAKTEK A. B. C. Profesionalis, Malpractice dan Kode Etik Melaksanakan Peran dalam Profesi Kepribadian dalam Kode Etik IV ETIKA PROFESI DAN MASYARAKAT A. B. Etika Profesi sebagai Perangkat Hukum Etika Profesi Kemajuan Teknologi dan Sosio Budaya Bangsa. V KODE ETIK DALAM PROFESI A. Kode Etik Advokat 88 VI HUKUM B. Kode Etik Notaris PERBANDINGAN NORMA ETIKA PROFESI HUKUM A. B. C. Kode Kehormatan Hakim Norma-Norma Kejaksaan Norma-Norma Kepolisian LITERATUR: 1. As’ad Sungguh, 25 Etika Profesi, Sinar Grafika, 2000. 2. Ignatius Ridwan Widyadarma, SH.MS., Hukum Profesi tentang Profesi Hukum, 3. Kansil, SH. Drs., Pokok-Pokok Etika Profesi Hukum, Pradnya Paramita, Jakarta, 1996. 4. Liliana Tedjosaputro, SH. MH. Dr., Etika Profesi Notaris, Bigraf Publishing, Yogyakarta, 1994. 5. Sumaryono, Etika Profesi Hukum, Kanisius, Yogyakarta, 1995. 6. Wahyu Pratama, Semarang, 1988. 7. Satjipto Rahardjo-Anton Tabah, Polisi Pelaku dan Pemikir, Gramedia, Jakarta, 1993. 8. Soedirjo, SH., Jaksa dan Hakim dalam Proses Pidana, Akademika Pressindo, Jakarta, 1985. 9. Soerjono Soekanto, SH. MA, Prof., Bantuan Hukum Suatu Tinjauan Sosio-Yuridis, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983. FILSAFAT HUKUM BOBOT : 2 SKS Deskripsi : Mata kuliah ini mempelajari Filsafat Hukum, dengan fokus: mengapa manusia membuat hukum untuk dirinya sendiri, tujuan filsafat hukum, fungsi, peran dan kedudukan hukum dalam hidup bermasyarakat dan bernegara Kompetensi: Mengantar mahasiswa untuk memahami dan mampu menganalisa persoalan yuridis: mengapa manusia membuat hukum untuk dirinya sendiri, tujuannya, fungsi, peran dan kedudukan hukum dalam hidup bernegara NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN 1 TINJAUAN UMUM TENTANG FILSAFAT DAN FILSAFAT HUKUM a. Pengertian Filsafat dan Cara Berfilsafat b. Pengertian Filsafat Hukum 2 HAKIKAT FILSAFAT HUKUM a. Pengertian Hukum b. Manusia Membuat Hukum Bagi Dirinya Sendiri c. Hukum Dalam Hidup Bersama 3 FUNGSI HUKUM DALAM MASYARAKAT a. Fungsi Hukum dalam Masyarakat: demi Keadilan b. Hukum dan kesejahteraan umum c. Fungsi sosial hukum 4 MACAM-MACAM HUKUM DAN JANGKAUANNYA a. Hukum Ilahi dan Hukum Kodrat b. Hukum Internasional dan Nasional c. Hukum Konkordat (Hukum Antara Negara dan Takhta Suci Vatikan) 5 KEPASTIAN HUKUM a Hukum Harus Pasti b. Kepastian Dalam Isi dan Rumusan c. Kepastian Hukum Sebagai Jaminan Kesejanteraan Umum 6 INTERPRETAS HUKUM a. Perlunya Interpretasi Hukum b. Penjelasn Hukum Sebagai Interpretasi Autentik Hukum c. Interpretasi Hukum dan Keadilan 3 MASALAH-MASALAH LAIN DALAM FILSAFAT HUKUM a. Moralitas Hukum b. Hukum dan Perdamaian c. Hukum dan Macam-macam Keadilan: legal, distributif, komutatif, administratif, transisional dan sosial. d. Pembaruan Hukum LITERATUR : 1. Darji Darmodiharjo, Pokok-Pokok Filsafat Hukum, Gramedia, Jakarta, 1996 2. Joel Feinberg and Hyman Gross, Philosophy of Law, Wadsworth Publishing Company Inc., California, 1975 3. W Friedman, Teori dan Filsafat Hukum : Susunan II dan III, Rajawali Pers, Jakarta , 1990. 4. Theo Huijbers, Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Kanisius, Yogyakarta, 2006. 89 5. 6. 7. -----------------, Filsafat Hukum, Kanisius, Yogyakarta, 2008. O. Notohamidjojo, Soal-Soal Pokok Filsafat Hukum, Gunung Mulia, Jakarta, 2005. E. Sumaryono, Filsafat Hukum: Sebuah Pengantar Singkat, Penerbitan Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta, 2008. ILMU BUDAYA DAN ALAMIAH DASAR BOBOT : 2 SKS Deskripsi Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar, pada dasarnya membahas tentang berbagai permasalahan kebudayaan, hubungan manusia dengan 90okum90, manusia dengan alam, manusia dengan kekuasaan, manusia dengan Tuhan, Kompetensi : 1. Merefleksikan kembali hasil pemahaman tersebut dalam kompleksitas manusia dan kebudayaan. 2. Memahami persoalan kompleksitas yang bermuara pada pemahaman kebudayaan dan mampu mengekspresikan NO I POKOK BAHASAN Tinjauan Tentang Ilmu Budaya Dasar II. III. IV. V Kebudayaan Kebudayaan Manusia dan Kebudayaan Manusia dan Kebudayaan VI Manusia dan Kebudayaan VII Manusia dan Hubungannya dengan Alam Manusia dan hubungannya dengan alam Manusia dan Hubungannya dengan Sesama VIII IX A. B. C. A. A. A. A. A. B. C. A. B. A. B. A. X Manusia dan Hubungannya dengan Sesama XI Manusia dan hubungannya dengan sesama Manusia dan hubungannya dengan Tuhan Manusia dan hubungannya dengan Tuhan B. A. B. C. A. B. A. B. A. B. Evaluasi secara keseluruhan materi yang telah diberikan A. B. XII XIII XIV SUB POKOK BAHASAN Pengertian Ilmu Budaya Dasar Tujuan Ilmu Budaya Dasar Rusang lingkup Ilmu Budaya Dasar Pengertian kebudayaan Orientasi Nilai Budaya Hakekat manusia Manusia dan kebudayaan suatu proses 90okum9090 balik Tanggung jawab terhadap kebudayaan Perubahan Kebudayaan Terjadinya perbedaan Kerja dan Waktu senggang Sikap manusia terhadap alam Ketergantungan terhadap alam Kesosialan merupakan 90okum hakiki yang tidak dapat dielakan Kesadaraan atas kesosialan Kesosialan pada khususnya Perkawinan dan hidup berkeluarga Hidup bersama orang lain sebagai masyarakat Manusia mahkluk yang berbahasa Hukum dan kekuasaan Citra Tuhan yang statis Citra Tuhan yang dinamis. Pengungkapan hubungan dengan Tuhan melalui ritus dan kesenian sebagai 90okum90 pengungkapan hubungan dengan Tuhan secara formal Evaluasi (tanya jawab) Diskusi kasus LITERATUR Bacaan Pokok: 1. Dick Hartoko, dkk, Ilmu Budaya Dasar, Buku Panduan Mahasiswa, PT.Prehalindo, Jakarta, 1992 Bacaan Pendukung 1. Djoko Widagdo, dkk, Ilmu Budaya Dasar , PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2008. 2. Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, PT. Aksara Baru, Jakarta 1989. 3. Ihromi, TO, (ed), Pokok-pokok Antropologi Budaya, PT. Gramedia, Jakarta, 1980 90 4. Huijbers, Sesama Manusia, dalam Soerjantopuspowardojo dan K. Barten (ed),Sekitar Manusia, Bunga Rampai Tentang Filsafat Manusia. PT. Gramedia, Jakarta 1978 5. Huijbers, Manusia Mencari Allah, Yayasan Kanisius, Yogyakarta, 1982 6. Koendjono, Bahasa, Pelajaran dan Humaniora, dalam Dick Hartoko, Memanusiakan Manusia Muda, Yayasan Kanisius, Yogyakarta, 1985 SOSIOLOGI BOBOT : 2 SKS Deskripsi :: Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk didalamnya perubahan-perubahan sosial merupakan salah satu mata kuliah wajib yang obyeknya adalah masyarakat dan perilaku manusia dalam hidup bermasyaraakat. Oleh karena itu kuliah sosiologi akan membahas secara rinci tentang hubungan timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial dan hubungan manusia dengan kelompok-kelompok. Kompetensi : Setelah mempelajari dan lulus mata kuliah ini mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah- masalah sosial , menganalisis, mendiskripsikan dan memberikan penjelasan. NO I POKOK BAHASAN PENGERTIAN DAN SOSIOLOGI II. HAKEKAT INDIVIDU MASYARAKAT III. INTERAKSI DAN PROSES SOIAL IV. SISTEM SOSIAL V STRATIKASI SOSIAL KONTROL SOSIAL VI PERUBAHAN SOSIAL VII KEBUDAYAAN VIII MASALAH-MASALAH SOSIAL HAKEKAT DAN SOSIAL DAN STRUTUR DAN SUB POKOK BAHASAN A. Pengertian sosiologi B. Obyek sosiologi C. Hakekat sosiologi D. Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan A. Hakekat individu B. Hakekat masyarakat C. Hubungan individu dan masyarakat D. Norma sosial A. Pengertian interaksi sosial B. Fungsi interaksi sosial C. Pengertian proses sosial D. Macam-macam proses sosial A. Pengertian sistem sosial B. Ciri-ciri struktur sosial C. Fungsi struktur sosial D. Pengertan sistem sosial E. Unsur-unsur sistem sosial F. Masyarakat sebagai unsur sosial A. Pengertian stratifikasi sosial B. Faktor-faktor terjadinya stratifikasi sosial C. Sifat stratifikasi sosial D. Pengaruh stratifikasi sosial dalam bidang hukum E. Pengertian 91okum9191 sosial F. Faktor-faktor perilaku menyimpang G. Bentuk 91okum9191 sosial A. Pengertian perubahan sosial B. Faktor-aktor terjadinya perubahan sosial C. Bentuk-bentuk perubahan sosial A. Pengertian kebudayaan B. Sistem nilai budaya. A. Pengertian masalah sosial B. Pendangan sosiologis terhadap masalah sosial. LITERATUR : 1. Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, Bumi Aksara, Jakarta,2002 2. Dwi Narwoko J. dan Bagong Suyanto , Sosiologi Pengantar dan Terapan, Edisi Pertama, Prenada Media, Jakarta, 2004 3. Jabal Tarik Ibrahim, Sosiologi Pedesaan, Universitas Muhamadiyah Malang, 2002 4. Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, Edisi Ketiga, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004 91 5. 6. Stephen K. Sanderson, Makro Sosiologi sebuah pendekatan terhadap realitas sosial, Edisi Kedua, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,2003 Soeryono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi Keempat,PT. Raja Grafindo Persada Jakarta, 1990. HAK – HAK ASASI MANUSIA BOBOT : 2 SKS Deskripsi : Mata kuliah ini mempelajari HAM berdasarkan 92okum9292l92t internasional/nasional dan sekaligus mengkonfrontasikan dengan realitas 92okum92: Ciri khas HAM, macam-macam HAM beserta pelanggarannya; dan bagaimanakah promosi dan proteksi HAM itu dijalankan. Kompetensi: Mahasiswa mampu memahami menyadari, mengerti dan menganalisanya dengan baik HAM. Dengan pemahaman akan HAM itu, mahasiswa diajak untuk membangun masyarakat yang berwawasan HAM. NO. 1 POKOK BAHASAN Pendahuluan 2 Sejarah HAM 3 HAM dalam Hukum Nasional dan Internasional a. b. c. a. b. c. a. b. 4 Perlindungan dan Pengembangan HAM c. d. e. a. b. c. d. 5 Studi Khusus a. b. c. d. SUB POKOK BAHASAN Pengertian HAM Karakteristik HAM Dasar Filsafat, Teologi dan Politik HAM HAM dalam Kitab Suci, Patristik dan Abad Pertengahan Dari Magna Charta s/d Deklarasi Universal HAM HAM di Indonesia Kovenan Internasional tentang Hak-hak sipil dan politik dua 92okum9292l opsional Kovenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya Mahkamah Pidana Internasional Permanen (Satuta Roma) HAM dalam Konstitusi di Indonesia Undang-Undang HAM dan Pengadilan HAM di Indonesia Deklarasi Vienna 1993, Deklarasi Durban (2002) dan Program aksinya Pengadilan HAM: Level Nasional dan Internasional Peranan Gereja dalam Proteksi dan Promosi HAM HAM dalam Islam: Piagam Medinah, Deklarasi HAM Menurut Islam (1981) dan HAM dalam Islam (Deklarasi Kairo, 1991) Masalah Gender Perlindungan HAM Anak dan Perempuan Hak-hak Minoritas: ras, agama, bahasa dan suku bangsa Mengenal Komnas HAM Indonesia. LITERATUR: 1. David F. Fursythe, Hak-Hak Asasi Manusia dan Politik Dunia, Angkasa, Bandung, 2003. 2. Giorgio Filibeck, Human Rights in the Teaching of the Church: from John XXIII to John Paul II, Libreria Editrice Vaticana, Vatican City, 1994. 3. Jean-Francois Six, Church and Human Rights, St. Paul Publications, Middle Green, 2003. 4. Peter Baehr, Peter van Dijk, Adnan Buyung Nasution dan Leo Zwaak (ed), 1997, Instrumen Internasional: Pokok-Pokok Hak Asasi Manusia, Obor Indonesia, Jakarta. 5. Saafrudin Bahar, Konteks Kenegaraan HAM, Sinar Harapan, Jakarta, 2002. 6. Setya Arinanto, Hak Asasi Manusia dalam Transisi Politik di Indonesia, FH UI, Jakarta, 2003. 7. E. Shobirin Nadj dan Naning Mardiyinah (ed), Diseminasi Hak Asasi Manusia: Perspektif dan Aksi, Cesda – LP3ES, Jakarta, 2000. 8. Majda El-Muhataj, Hak-Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi Indonesia, Kencana Media-Group, Jakarta, 2005. 9. Todung Mulya Lubis, Jalan Panjang HakAsasi Manusia, Gramedia, Jakarta, 2005. 10. Pusat Hak-Hak Asasi Manusia PBB, Hak Asasi Manusia, Komnas HAM, Jakarta, 2007. 92 PANCASILA (YURIDIS KETATANEGARAAN) BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Memberi pemahaman kepada mahasiswa tentang Pancasila sebagai dasar 93okum93 di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. NO. I. POKOK BAHASAN PENGANTAR A SUB POKOK BAHASAN A. B. C. D. E. F. II. PROSES B FAKTUAL PERUMUSAN PANCASILA FORMAL A. B. C. III. IV. V. PENJABARAN C (TRANSFORMASI) PANCASILA FORMAL MENJADI PEDOMAN PEDOMAN OPERASIONAL (NORMA HUKUM DAN NORMA HIDUP SEHARIHARI DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA, BERNEGARA, DAN BERMASYARAKAT) Pengertian Isitilah (Pancasila Yuridis Kenegaraan) Permasalahan (Berkaitan dengan permasalahan “mengapa rumusan Pancasila yang sah adalah rumusan Pancasila yang terdapat dalam Alinea IV Pembukaan UUD 1945” (dasar Hukumnya : 1) ditetapkan oleh Pembentuk Negara/PPKI, 2) Inpres No. 12 Tahun 1968) Metode/Pendekatan yang Digunakan untuk Memecahkan Masalah 1. Pendekatan Historis 2. Pendekatan yuridis 3. Pendekatan Filosofis 4. Pendekatan Sosiologis (Pendekatan Multidimensional) Pancasila Material dan Pancasila Formal 1. Pengertian Pancasila Material 2. Pengertian Pancasila Formal 3. Hubungan Pancasila Material dan Pancasila Formal Pancasila Merupakan Faktor Utama Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Arti Pentingnya Dasar Negara bagi Suatu Negara Pengertian Proses Faktual Perumusan Pancasila Formal Perkembangan Nilai-Nilai Pancasila dalam Sejarah Bangsa Indonesia Peristiwa Perumusan Pancasila oleh Tokoh-Tokoh (Pendiri Negara) A. B. C. D. Transformasi Pancasila Formal menurut Driyarkara Transformasi Pancasila Formal menurut Notonagoro Transformasi Pancasila Formal menurut Supomo Transformasi Pancasila Formal dalam Pasal-Pasal UUD 1945. HAKIKAT D DAN KEDUDUKAN PEMBUKAAN UUD 1945 TERHADAP TERTIB HUKUM INDONESIA A. B. Menjadi Dasarnya Tertib Hukum Indonesia Sebagai Pokok Kaidah Negara yang Fundamental (Staatsfundanmentalnorm) Tiga Alasan Mengapa Pembukaan UUD 1945 tidak dapat diubah 2. Alasan Yuridis 3. Alasan Material 4. Alasan Religius atau alasan Gaib PROSES RASIONAL PERUMUSAN PANCASILA (KEBERADAAN DAN HAKIKAT PANCASILA) A. B. C. D. C. Pengertian Proses Rasioanal Pancasila Pengertian Filsafat Keberadaan Pancasila Hakikat Pancasila LITERATUR : 1. Dahlan Thaib, SH., Msi., Pancasila Yuridis Ketatanegaraan, UPP, AMP YKPN, Yogyakarta, 1994. 93 2. 3. 4. 5. Dr. Moh Mahfud MD, SH, Dasar-Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia, UII Press, Yogyakarta, 1993. Maria Farida Indarti, SH., MH., Ilmu Perundang-Undangan Dasar-Dasar dan Pembentukannya, Kanisius, Yogyakarta, 1998. Dr. PJ. Suwarno, SH., Pancasila Budaya Bangsa Indonesia, Kanisius, Yogyakarta, 1993. Drs. Karlan MS., Pancasila Yuridis Ketatanegaraan, Paradigma, Yogyakarta, 1998. HUKUM PERUSAHAAN Bobot : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Melalui mata kuliah ini bertujuan mendalami teori, doktrin dan 94okum positif yang mengatur dunia usaha serta mengkaji kasus-kasus kontemporer. Mahasiswa diharapkan mempunyai gambaran yang komprehensif baik aspek mikro maupun makro dan mampu menganalis secara yuridis berbagai operasionalisasi perusahaan. I NO POKOK BAHASAN TINJAUAN POLITIK HUKUM PERUSAHAAN II BADAN HUKUM III PERSEROAN TERBATAS IV KERJA SAMA PERUSAHAAN V ANEKA PRAKTEK PERUSAHAAN VI GOOD CORPORATE GOVERNANCE A. B. C. A. B. A. B. C. D. E. F. A. B. C. A. B. C. A. B. C. D. SUB POKOK BAHASAN Tujuan Negara Mengatur Dunia Usaha Keterkaitan Hukum, Ekonomi dan Politik Tinjauan Konstitusional 3 (tiga) Pelaku Ekonomi: BUMN, BUMS dan Koperasi Teori-teori Badan Hukum Tanggung Jawab Badan Hukum Pendirian Organ-organ PT dan Tanggung Jawabnya Tanggung Jawab PT Pengaturan PT dalam Hukum Positif Merger, Akuisisi, Joint Venture, Konsolidasi,dan Pendirian Anak Perusahaan Doktrin-doktrin Kontemporer dalam Pengelolaan PT Konglomerasi Dampak dari aktivitas kerjasama perusahaan. Joint Venture, CPS/BOT Proteksi Kartel dan Monopoli Analisis Kasus Aktual Pengertian Pengaturan Hukumnya Prinsip-prinsip Tata Kelola yang Baik Nilai-nilai GCG dalamSistem Hukum Indonesia LITERATUR : 1. Ali Ridho, Badan Hukum dan Kedudukan Badan Hukum Perseroan, Perkumpulan Koperasi, Yayasan, Wakaf,Alumni, Bandung: 1968 2. Asril Sitompul. Pasar Modal Penawaran Umum dan Permasalahannya, Citra Aditya Bakti, Bandung: 1996 3. Chaidir Ali, Badan Hukum, Alumni, Bandung: 1991 4. Ibrahim R, BUMN dan Kepentingan Umum, Citra Aditya Bakti, Bandung: 1997 5. Kansil, Hukum Perusahaan Indonesia, Pradnya Paramita, Jakarta: 1990 6. Mohamad Hatta, Penjabaran Pasal 33 UUD 1945, Mutiara, Jakarta: 1988 7. Munir Fuadi, Pembiayaan Perusahaan Masa Kini, Citra Aditya Bakti, Bandung: 1977 8. ---------------, Doktrin-doktrin Modern dalam Corporate Law, Citra Aditya Bakti, Bandung: 2002 9. ---------------, Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Citra Aditya Bakti, Bandung: 2003 10. Nindyo Pramono, Sertifikasi Saham PT Go Publik dan Hukum Pasar Modal di Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung: 1997 11. P. Priasmoro, Konglomerasi Ekonomi dalam Rangka Persatuan dan Kesatuan Bangsa Suatu Tanggung Jawab Sosial, LPSI, Jakarta: 1994 12. Rudhi Prasetya, Kedudukan Mandiri Perseroan Terbatas, Citra Aditya Bakti, Bandung: 1996 13. Udin Silalahi, Badan Hukum Organisasi Perusahaan, Badan Penerbit IBLAM, Jakarta Pusat: 2005 HUKUM PERBANKAN BOBOT : 2 SKS 94 Deskripsi dan Kompetensi : Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami perbankan baik dari aspek 95okum, kelembagaan , maupun kegiatan operasionalnya serta implementasinya dalam praktek. No I dan II POKOK BAHASAN TINJAUAN UMUM TENTANG LEMBAGA KEUANGAN YANG BUKAN BANK DAN YANG BERBENTUK BANK. III dan IV BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH V dan VI BANK INDONESIA VII dan VIII PERLINDUNGAN TERHADAP NASABAH BANK SUB POKOK BAHASAN I. a. b. c. d. Factoring. Modal Ventura, Leasing. Lembaga Asuransi. Bank. II. Diskusi kasus aktual III. 1. Pengaturan Mengenai Jenis Operasional Bank. 2. Tinjauan Tentang Prinsip-Prinsip Islam dalam lembaga Keuangan 3. Tinjauan Tentang Bank Yang beroperasi secara konvensional dan bank yang beroperasi secara syariah. 4. Tinjauan Tentang bank Syariah IV. Diskusi kasus aktual V. 1. Pengaturan 2. Kedudukan Bank Indonesia yang Independen 3. Tugas dan tujuan 4. LPJK 5. Dampak terbentuknya LPJK VI. Diskusi Kasus Aktual VII 1. Tingkat kesehatan Bank 2. Pengertian Lembaga Penjamin Simpanan 3. Tujuan Lembaga Penjamin Simpanan 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan masyarakat Terhadap Lembaga perbankan VIII. Diskusi kasus aktual LITERATUR : 1. Anthony Nicole, Permasalahan Rancangan Lembaga pengawas Jasa keuangan Regulasi dan pengawasan Perbankan, makalah disampaikan pada Lokakarya RUU Lembaga pengawas jasa keuangan, Yogyakarta,2001 2. Anastuti Kusumawardani,Lembaga Pembiayaan Di Indonesia , Institut Bankir Indonesia, Jakarta, 1993. 3. Agus R. Pandjaitan,1993, Lembaga Pembiayaan Di Indonesia , Institut Bankir Indonesia, Jakarta, 1993. 4. Ahmad Fuad , 2001, makalah disajikan dalam seminar nasional “Menyongsong Pembentukan Lembaga Pengawas Jasa Keuangan (LPJK) sebagai Upaya pengawasan Terhadap Bank Dan perusahaan Sektor Jasa Keuangan Di Indonesia “ yang diselengarakan di Jakarta olehFH Trisakti tanggal 16 Juli 2001 . 5. Angelo M.Venardos, Islamic Banking &Finance in South-East Asia Its development & Future, World Scientific Publishing Co.Pte,Ltd, Singapura, 2007. 6. Adrian Sutedi, Hukum Perbankan (Suatu Tinjauan Pencucian Uang,Merger, Likuidasi, dan Kepailitan), Sinar grafika, 2007 7. Budi Winarno,Globalisasi Wujud Imperialisme Baru, Tajidu Press, Yogyakarta, 2005, 8. Benny Riyanto,2007, Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Mediasi Perbankan, Makalah dalam Seminar Sehari tentang Mediasi Perbankan Prospek Dan Kendala , Kerjasama Fakultas Hukum UNDIP –Bank Indonesia , Semarang , 30 November 2007. 9. Bonaventura de Sausa Santos. Toward a New Common Sense: Law, Science and Politics in the Paradigmatic Transition, New York: Routledge, 1995. 10. Charles Samford, The Disorder Of Law A Critique of Legal Theory, Basil Blacwell Inc, 1989 95 11. Darmin Nasution,2001, Regulasi Pemerintah Tentang Pengawasan terhadap kegiatan perusahaan Sektor Jasa Keuangan Sekarang Dan Masa Datang, makalah disajikan dalam seminar nasional “Menyongsong Pembentukan Lembaga Pengawas Jasa Keuangan (LPJK) sebagai Upaya pengawasan Terhadap Bank Dan perusahaan Sektor Jasa Keuangan Di Indonesia “ yang diselengarakan di Jakarta olehFH Trisakti tanggal 16 Juli 2001 12. Darji darmodiharjo & Shidarta,. Pokok-Pokok Filsafat Hukum, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta ,2002 13. David M,Trubek, Max Weber on Law and the Rise of Capitalism, 1972 . 14. FX.Adji Samekto, Studi Hukum Kritis Kritik terhadp 96okum Modern, PT.Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2005 15. Frans Magnis Suseno, Kuasa dan Moral, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal 1, 1995 16. Gunarto Suhardi, Usaha Perbankan Dalam Perspektif Hukum, Penerbit Kanisius ,Yogyakarta, 2003. 17. Emmy Pangaribuan Simanjuntak, Hukum Pertanggungan , Seksi Hukum dagang Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,1980 18. Gunarto Suhardi,Hukum Perbankan, tanpa penerbit , 2001. 19. Herwidayatmo, Tinjauan Umum Terhadap Lembaga Pengawas Jasa Keuangan Dan Tinjauan Khusus Status Dan Kedudukan Lembaga Pengawas Jasa Keuangan, Pidato pembukaan pada WORKSHOP LPJK yang dilakukan ole Departemen Keuangan bekerjasama dengan FH UGM tagl 8 November Tahun 2000. ,2001 20. Hartono Hadi Soeprapto. Pengantar Tata Hukum, Indonesia, Liberty, Yogyakarta , 1993 21. Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana, Jakarta, 2005. 22. I.Wibowo, Neo liberalisme dan Kampanye Anti Negara dalam I Wibowo dan Francis Jeffrey Carmichail, 2001,Permasalahan Rancangan Lembaga Jasa Keuangan, makalah disampaikan pada Lokakarya RUU Lembaga pengawas jasa keuangan, 4 desember 2001, Yogyakarta. 23. Komariah Emong Sapardjaja, Ajaran Sifat Melawan Hukum Materiel Dalam Hukum Pidana Indonesia: Studi Kasus tentang Penerapan dan erkembangannya Dalam Yurisprudensi, Bandung: Alumni, 2002. 24. Suparman Sastrawidjaya & Endang,Hukum Asuransi; Perlindungan Tertanggung Asuransi Deposito, Usaha Perasuransian, Citra Aditya Bhakti, Jakarta , 1996. 25. Muhammad, Bank Syari’ah, Graha Ilmu,Yogyakarta,2005 26. Muhamad Syafii Antonio, Bank syariah suatu pengenalan Umum , Tazkia, Institute, Jakarta,1999. 27. Mohamad Fajrul Falaakh, 2001, Pengawasan Industri Keuangan : Pilihan Tentang Kedudukan Lembaga, Pokok-pokok pikiran disampaikan dalam Lokakarya Lembaga pengawas jasa Keuangan (LPJK) kerjasama antara tim penyususn RUU LPJK, Ditjen Lembaga Keuangan ,DepKeu RI dengan FH UGM Yogyakarta, 8 November 2001. 28. Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Di Indonesia, PT. Citra Aditya Bhakti, Bandung,1995 29. Munir Fuady, Hukum Perbankan Modern, PT Citra Aditya Bhakti, Bandung,1999. 30. Munir Fuady, Hukum Dagang Internasional(Aspek Hukum WTO),Citra Adtya Bhakti,Bandung ,2004 31. Moeljatno. Azas-azas Hukum Pidana, Jakarta: Bina Aksara, 1987. 32. Muhamad Nurlif, 2002, Urgensi Pengaturan Peranan dan kedudukan Bank sentral Dalam Amandemen Konstiusi, makalah disampaikan dalam seminar “Urgensi Pengaturan Peranan dan Kedudukan Bank sentral Dalam Amandemen Konstitusi” Yogyakarta 30 April 2002. 33. Latifa M. Algaoud & Mervyn K.Lewis,Perbankan Syariah, 2003, Serambi Ilmu Semesta Jakarta,2003 34. Pradjoto,Deregulasi dan Regulasi Perbankan , tanpa penerbit, 2000 . 35. Revrisond Baswir, 2002, Bahaya Independensi Bank Sentral, makalah disampaikan dalam seminar “Urgensi Pengaturan Peranan dan Kedudukan Bank sentral Dalam Amandemen Konstitusi” Yogyakarta 30 April 2002. 36. Ronny Sautma Hotma Bako, Hubungan Bank Dan Nasabah Terhadap Produk Tabungan Dan Deposito(Suatu tinjauan hukum terhadap Perlindungan Deposan selama Ini), PT Citra Aditya Bhakti, Bandung,1995. 37. Robinson Simbolon,2001. Status Dan KedudukanLembaga Pengawas Jasa Keuangan , Pokok-pokok pikiran disampaikan dalam Lokakarya Lembaga pengawas jasa Keuangan (LPJK) kerjasama antara tim penyususn RUU LPJK, Ditjen Lembaga Keuangan ,DepKeu RI dengan FH UGM Yogyakarta, 8 November 2001 38. Soedijana,Pengantar Ilmu Ekonomi, Penerbit Universitas Atmajaya ,Yogyakarta , 1993 39. Soerjono Soekanto,Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 1984. 40. Satjipto Raharjo,Hukum dan Masyarakat, Angkasa, Bandung,1980 41. Satjipto Rahardjo,Ilmu Hukum, Alumni, Bandung,1991 42. Satjipto Rahardjo, Pidato Mengakhiri Masa Jabatan Sebagai Guru Besar Tetap Pada Fakultas Hukum UnDip, 15 Desember 2000. 43. Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum : Pencarian, Pembebasan dan Pencerahan, Penerbit Universitas Muhamadiyah Surakarta, 2004. 44. Satjipto Rahardjo, Sisi-Sisi Lain Dari Hukum, Penerbit Buku Kompas, 2006. 45. Satjipto Raharjo, Membedah Hukum Progresip, Penerbit Buku Kompas Gramedia, 2007. 46. Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum Di tengah Arus Perubahan , 24 agustus 2007,Bahan Bacaan Mahasiswa Program Doktor Undip. 96 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. Satjipto Rahardjo, Biarkan Hukum Mengalir, Penerbit Buku Kompas, IX, 2007. Satjipto Raharjo, Membedah Hukum Progresip, Penerbit Buku Kompas Gramedia, 2007. Sentosa Sembiring, Hukum Perbankan , 2000 Soetandyo Wignjosoebroto, 1994. Dari Hukum Kolonial Ke Hukum Nasional: Dinamika Sosial Politik Dalam Perkembangan Hukum di Indonesia, Jakarta: PT. Grafindo Persada. Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum, Liberty, Yogyakarta, 1991 Theo Huijbers, Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Penerbit Kanisius, 1995. Wahono,Neoliberalisme ,Cindelaras,Yogyakarta, Yenti Ganarsih, Kriminalisasi Pencucian Uang , Penerbit UI, Jakarta, 2003 Zainal Azikin, Pokok-Pokok Hukum Perbankan Di Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997 HUKUM ASURANSI BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Mendalami berbagai persoalan hukum sebagai akibat yang timbul dari berbagai hubungan hukum yang berkaitan dengan aktivitas di bidang asuransi sehingga mahasiswa mampu mengindentifikasi dan menganalisis persoalan-persoalan hukum yang timbul. NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I. PENGANTAR II. JENIS – JENIS ASURANSI A. B. C. D. A. B. C. D. E. Pengertian Asuransi Pengaturan Asuransi Penggolongan Prinsip- prinsip Kebakaran Laut Jiwa Penerbangan dan Angkasa Asuransi lainya LITERATUR : 1. Abdulkadir Muhammad, Pokok-Pokok Hukum Pertanggungan, Alumni, Bandung, 1983. 2. Amiril, Asuransi Jiwa Dalam Hukum dan Praktek (Bahan Penataran), FH – UGM, Yogyakarta, 1988. 3. Bicklehaupt Davic L., General Insurance, Illiwis Homewood Richard D. Irwin Inc., Ninth Edition, 1974. 4. Clausing P., Aspek-Aspek Hukum Pertanggungan Belanda, FH - UGM, Yogyakarta, 1988. 5. Emmy Pangaribuan Simanjuntak, Hukum Pertanggungan, Usana, Yogyakarta, 1982. 6. ------------------------------------------, Hukum Pertanggungan dan Perkembangannya, BPHN, Jakarta, 1983. 7. Gunanto H., Asuransi Kebakaran Indonesia, Tiara Pustaka, Jakarta, 1984. 8. --------------, Perlindungan Penanggung Versus Perlindungan Tertanggung dan Ketidakstabilan Hukum Asuransi Laut (Marine Insurance) di Negara Kita Dewasa Ini, Astoeti Gunanto & Associates, Jakarta, 1988. 9. FH - Universitas Airlangga, Forum Diskusi Nasional Hukum Penerbangan dan Seminar Asuransi Penerbangan, FH - UNAIR, Surabaya, 1993. 10. Majalah Fakultas Hukum Trisakti, Edisi Khusus, “Hukum Pertanggungan”. HUKUM TRANSPORTASI BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Mendalami berbagai persoalan hukum sebagai akibat yang timbul dari berbagai hubungan hukum yang berkaitan dengan aktivitas di bidang transportasi sehingga mahasiswa mampu mengindentifikasi dan menganalisis persoalan-persoalan hukum yang timbul. NO. POKOK BAHASAN I. PENGANTAR II. PENGANGKUTAN PADA UMUMNYA SUB POKOK BAHASAN DARAT A. Pengangkutan Barang 1. Peraturan-peraturan yang bersangkutan dengan 97 pengangkutan 2. Pengertian pengangkutan 3. Pihak-pihak dalam pengangkutan 4. Petugas Pengangkutan : a. Petugas Pengangkut ( pihak pengangkut ) b. Pengusaha perantara ( ekspeditur ) c. Pengusaha angkutan 5. Perjanjian Pengangkutan 6. Hak, kewajiban dan tanggungjawab para pihak serta akibat hukumnya. III. PENGANGKUTAN LAUT B. Pengangkutan Orang 1. Perbedaannya dengan pengangkutan barang 2. Tanggung Jawab pengusaha 3. Tuntutan ganti kerugian dan beban pembuktiannya 4. Syarat-syarat dalam tuntutan ganti kerugian 5. Besarnya jumlah ganti kerugian A. Hukum Pengangkutan Laut 1. Pengengertian istilah pengangkutan laut 2. Charter dan charter party 3. Konosemen 4. Pengangkutan barang dan orang, ekspedisi muatan laut 5. 6. 7. 8. 9. IV. PENGANGKUTAN UDARA Jurusan tetap ( regular liner service) Dan jurusan tidak tetap ( tramp ) Tubrukan kapal dan upah muatan Hak dari kewajiban para pihak Klaim dan penyelesaian B. Klasifikasi Kapal 1. Pentingnya klasifikasi dalam hukum perkapalan 2. dan hukum pengangkutan di laut 3. Biro klasifikasi di Indonesia 4. Kewajiban memelihara sertifikat klasifikasi A. B. C. D. E. F. G. H. Pengertian dan pengaturannya Ruang lingkup berlakunnya peraturan-peraturan dan konvensi -konvensi internasional Perjanjian pengangkutan udara beserta pihakpihaknya Sistem pertanggungan jawab pengangkutan udara Pembatasan-pembatasan tanggung jawab Dokumen-dokumen Charter pesawat udara Perjanjian Pengankutan Gabungan Tanggung jawab Pengangkut V. PENGANGKUTAN MULTI MODA A. B. VI. INCOTERM 2000 Esensi dan Berbagai Klausula VII. ELECTONICS DATA INTERCHANGE A. Pengaturan B. Mekanisme Pemasukan Barang LITERATUR : A. WAJIB 1. HMN. Purwosutjipto, SH., Hukum Pengangkut, Jilid III, Djambatan 2. Wiryono Projodikoro, SH. Dr.Prof., Hukum Laut Indonesia, Sumur Bandung 3. Wiwoho Soedjono, SH. Hukum Lau” 4. Suherman, E. Mr., Tanggung Jawab Pengangkutan Dalam Hukum Udara di Indonesia, PT. Eresco, Bandung 5. -------, Hukum Udara Indonesia dan Internasional, Alumni, Bandung 6. Achmad Ichsan, SH. , Hukum dagang. 7. Mr. Soewidji kartanagara, Inti Hukum Dagang, Universitas Negeri Surakarta, Sebelas Maret 98 HUKUM PENANAMAN MODAL Bobot : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Melalui mata kuliah ini bertujuan untuk mendalami berbagai persoalan 99okum yang timbul dari hubungan 99okum yang berkaitan dengan aktifitas di bidang penanaman modal. Mahasiswa mempunyai kemampuan untuk menganalisis secara yuridis kegiatan penanaman modal dan mengetahui pengaturan dalam 99okum positif Indonesia. NO. I. POKOK BAHASAN PENGANTAR II. PENANAMAN MODAL A. B. C. D. A. B. C. D. E. III. PENANAMAN MODAL ASING A. B. C. D. E. IV. F. A. B. C. JAMINAN INVESTASI DAN PENYELESAIAN SENGKETA SUB POKOK BAHASAN Globalisasi dan Peluang Investasi Manfaat Investasi Faktor Pendorong Investor Menanamkan Modalnya Kepastian Hukum dalam Investasi Arti Penting Penanaman Modal bagi Perekonomian Negara Direct Investment dan Portofolio Investment Doktrin Pasar Bebas dalam Investasi Pengaturan Investasi Asas Hukum dalam Undang-undang No. 25 Tahun 2007 Latar Belakang Penanaman Modal Asing Teori-teori tentang PMA (Teori Liberal, Teori Sosialis, Teori Dependensi) Politik Pemerintah Indonesia terhadap PMA Perjanjian-Perjanjian dalam Kerangka PMA Perusahaan Multinasional dalam kaitannya dengan PMA Hambatan Penanaman Modal Jaminan Investasi Sengketa Investasi/ Penanaman Modal Penyelesaian Sengketa LITERATUR : 1. Aminuddin Ilmar, Hukum Penanaman Modal Di Indonesia, Penerbit Prenada Media, Jakarta: 2004 2. Ida Bagus Rahmadi Supancana, Kerangka Hukum Kebijakan Investasi Langsung Di Indonesia, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor: 2006 3. Jusuf Anwar, Pasar Modal sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi, PT Alumni, Bandung: 2005 4. Sentosa Sembiring, Hukum Investasi, Penerbit Nuansa Aulia, Bandung: 2007 5. Sumantoro, Peranan Perusahaan Multinasional dalam Pembangunan Indonesia Ditinjau dari Hukum Ekonomi 1980-1982 6. Suhendro, Hukum Investasi di Era Otonomi Daerah, Gita Nagari, Yogyakarta: 2005 7. -------------, Peranan Perusahaan Multinasional dalam Pembangunan Negara Sedang Berkembang dan Implikasinya di Indonesia, Alumni, Bandung: 1983 8. -------------, Bunga Rampai Permasalahan Penanaman Modal dan Pasar Modal, Binacipta, Bandung: 1984 9. Sunaryati Hartono, HukumEkonomi Pembangunan Indonesia, Binacipta, Bandung: 1982 10. Roshidah Rakhmawati, Hukum Penanaman Modal di Indonesia, Bayu Media: 2003 HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Mata Kuliah Hukum Milik intelektual ini diberikan agar mahasiswa memahami, dan menguasai aspek hukum positif mengenai milik intelektual sehingga memiliki kemampuan untuk menganalisis dan memecahkan persoalan hukum yang terjadi dalam bidang bisnis khususnya yang terkait dengan hak kekayaan intelektual. NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I. PENGANTAR 1 A. B. Sejarah HaKI Justifikasi HaKI II. HAKI 2 DALAM SISTEM HUKUM INDONESIA A. B. Kualifikasi Kebendaan Formalitas Peralihan 99 C. Perolehan Hak III. PERJANJIAN 3 INTERNASIONAL DALAM BIDANG HAKI A. B. C. D. E. F. G. H. I. Bern convention Rome convention TRIPs Paris Convention Hague Convention Budapes UPOV Convention Locarno Convention WIPO IV. HAK 4 CIPTA (COPY RIGHTS), MEREK, PATEN, DESAIN INDUSTRI, DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU dan RAHASIA DAGANG A. B. C. D. E. F. G. Pengertian-pengertian Prinsip dan Ruang lingkup perlindungan Perolehan, Ekspolitasi dan Pembatasan Jangka Waktu perlindungan Hak Terkait dengan Hak Cipta Pelanggaran Hak Cipta Penegakaan Hukum 1. Gugatan perdata 2. Sanksi Pidana 3. Putusan Sela V. TATA CARA PEROLEHAN Penelusuran HAKI LITERATUR : 1. Bambang Kesowo, Pengantar Umum Mengenai Hak atas Kekayaan Intelektual, Fak. Hukum. UGM. Yogyakarta, 1994. 2. BPHN, Penulisan Karya Ilmiah tentang Aspek Hukum dalam TRIPs, Jakarta, 1995. 3. Departemen Perdagangan RI, Terjemahan Resmi Persetujuan Akhir Putaran Uruguay, Jakarta, 1995. 4. Gofar Bain, H.. Uruguay Round dan Sitem Perdagangan Masa Depan, Jambatan, Jakarta,2001. 5. Gunawan Wijaya, Rahasia Dagang, Alumni, Bandung, 2001. 6. --------------, Lisensi, Alumni, Bandung, 2001. 7. Iman Sjahputra Tunggal, Aspek Hukum Rahasia Dagang, Harvarindo, Jakarta,2000. 8. Insan Budi Maulana, Perlindungan Merek Terkenal di Indonesia dari Masa Ke Masa, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999. 9. Insan Budi Maulana. Et.al.. Kapita Selekta Hak Kekayaan Intelektual I, Pusat Studi Hukum UII, Pustaka Pelajar Offset. Yogyakarta,2000. 10. Mohamad Djumhana, Aspek Hukum Desain Industri, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999. 11. Oentoeng Suropati, Hukum Kekayaan Intelektual dan Alih Teknologi, Fak Hukum, Univ. Kristen Satya Wacana. Salatiga, 1999. HUKUM PERSAINGAN BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Mendalami berbagai persoalan 100okum sebagai akibat yang timbul dari berbagai hubungan 100okum yang berkaitan dengan aktivitas di bidang persaingan sehingga mahasiswa mampu mengindentifikasi dan menganalisis persoalan-persoalan 100okum yang timbul. NO POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I. PENGANTAR A. B. Pengertian Ruang Lingkup II. SISTEM EKONOMI INDONESIA A. B. Pasal 33 UUD 1945 Demokrasi Ekonomi 1. Tiga Pelaku Ekonomi (Koperasi, BUMN, Swasta) 2. Bentuk Usaha Swasta, dari yang tidak berbadan hukum sampai dengan yang berbadan hukum baik yang tunggal maupun kelompok 3. Kebijakan Pemerintah terhadap ketiga pelaku ekonomi 100 III. PANDANGAN HUKUM TENTANG PERSAINGAN USAHA A. B. Menurut Hukum Indonesia Komparasi dengan AS dan negara-negara yang tergabung dalam EU IV. KEBIJAKAN PERSAINGAN A. B. Berdasarkan UU No. 5 tahun 1999 Menurut peraturan di AS dan EU V. BENTUK BENTUK PERSAINGAN A. B. Persaingan Sempurna Persaingan tidak Sempurna VI. PERJANJIAN YANG DILARANG A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. Oligobsoni Penetapan Harga Pembagian Wilayah Pemboikotan Kartel Trust Poligobsoni Integrase Vertikal Perjanjian Tertutup Perjanjian dengan Pihak Luarnegeri VII. KEGIATAN YANG DILARANG A. B. C. Monopoli Penguasaan Pasar Persekongkolan VIII. PENGATURAN PERSAINGAN DILUAR UU No.5 THN 1999 A. B. Pengaturan Dalam Hukum Pidana. Pengaturan Dalam Hukum Perdata. LITERATUR : 1. Adrianus Meliala, Praktek Bisnis Curang, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1993. 2. Andi Fahmi Lubis, Dr, SE., ME., Hukum Persaingan Usaha, KPPU, 2009 3. Charles Mc. Manis, Unfair Trade Practices, St. Paul Minn West Publishing Co., 1998. 4. Departemen Perdagangan, Tinjauan Praktek Dagang Restriktif, 1992. 5. Donald T. Wilson, International Bussiness Transaction, Sint Paul Minn West Publishing Co., 1981. 6. Emmy Pangaribuan, Perusahaan Kelompok dan Hukum Persaingan, 1995. 7. Johny Ibrahim, Dr, SH., M.Hum., Hukum Persaingan Usaha, Filosofi, Teori dan Implikasi penerapannya, Baepemedia,2007. 8. LP3ES, Pemikiran Pembangunan Bung Hatta, 1995. 9. Lembaga Soekarno-Hatta, Sejarah Lahirnya UUD 1945 dan Pancasila, 1986. 10. Putusan Pengadilan tentang Persaingan Curang. 11. Syamsul Maarif, Ph.d., Merger dalam Perspektif Hukum Persaingan Usaha, PT. Penebar Swadaya, 2010. 12. UU No. 5 Tahun 1999 13. UU No 8 Tahun 1999 SURAT-SURAT BERHARGA Bobot 2 SKS Melalui mata kuliah ini bertujuan untuk mendalami berbagai persoalan 101okum sebagai akibat yang timbul dari berbagai hubungan 101okum yang berkaitan dengan aktifitas di bidang surat-surat berharga. Mahasiswa diharapkan mempunyai pengetahuan tentang surat-surat berharga (macam-macam, persamaan dan perbedaannya) serta fungsinya dalam perekonomian. Mereka juga mampu mengidentifikasi dan menganalisis persoalan-persoalan 101okum yang timbul berkaitan dengan penggunaan surat-surat berharga. NO. I. POKOK PEMBAHASAN SURAT BERHARGA PADA UMUMNYA II. SURAT BERHARGA PASAR UANG III. SURAT BERHARGA PASAR MODAL A. B. C. D. A. B. C. D. E. A. B. SUB POKOK PEMBAHASAN Latar Belakang Penerbitan surat berharga Pengertian dan Pengaturan Fungsi Cara Peralihan Wesel, Cek, Surat Sanggup, Surat Promes, Bilyet Giro. Saham Obligasi 101 IV. SURAT BERHARGA KEBENDAAN C. D. E. F. G. B. C. Opsi Warrants Rights Commercial Paper SBI Surat Gadai Konosemen LITERATUR 1. 2. 3. Abdulkadir Muhammad, Hukum Dagang tentang Surat-surat Berharga, Citra Aditya Bakti, Bandung: 1998 Adrian Sutedi, Aspek Hukum Obligasi & Sukuk, Sinar Grafika, Jakarta: 2009 Emmy Pangaribuan Simandjuntak, Hukum Dagang Surat-surat Berharga, Penerbit Seksi Hukum Dagang FH UGM, Yogyakarta: 1979 4. Gunawan Widjaja, Efek Sebagai Benda, Radja Grafindo Persada, Jakarta: 2005 5. Jasso Winarto (Ed), Pasar Modal Indonesia Retrospeksi Lima Tahun Swastanisasi BEJ, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta: 1997 6. Jusuf Anwar, Pasar Modal sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi, PT Alumni, Bandung: 2005 7. Koetin, Analisis Pasar Modal, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta: 1996 8. Munir Fuady, Pasar Modal Modern: Tinjauan Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung: 1996 9. Soemantoro, Pengantar Pasar Modal, Ghalia Indonesia, Jakarta: 1990 10. Umaran Mansyur, Teknik Perdagangan Efek di Bursa Efek Indonesia, Aksara Kencana, Bandung: 1996 11. Wirjono Prodjodikoro, Hukum Wesel Cek dan Aksep di Indonesia, Sumur Bandung, Bandung: 1966 HUKUM KEPAILITAN BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Mendalami berbagai persoalan 102okum sebagai akibat yang timbul dari berbagai hubungan 102okum yang berkaitan dengan aktivitas di bidang kepailitan sehingga mahasiswa mampu mengindentifikasi dan menganalisis persoalan-persoalan 102okum yang timbul. NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I. PENDAHULUAN A. B. Pengertian dan ruang lingkup Hukum Kepailitan. Sejarah pengaturan Kepailitan II. PROSEDUR PERMOHONAN KEPAILITAN A. B. C. D. Pengadilan yang berwenang Pemohon Kepailitan Prosedur pengajuan kepailitan. Pemerikasaan, Keputusan dan Upaya Hukum III. AKIBAT HUKUM KEPAILITAN A. B. C. Terhadap Debitur Terhadap Harta Kekayaan Terhadap Hak Jaminan khusus IV. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PENYELESAIAN KEPAILITAN A. B. Persyaratan Tugas dan Tanggung Jawab V. PENYELESAIAN KEPAILITAN A. B. Verifikasi Pembayaran VI. PENUNDAAN KEWAJIBAN MEMBAYAR UTANG DAN AKIBAT HUKUMNYA A. B. C. D. E. Pemohon Acara Dasar Pertimbangan Jangka waktu dan konsekuensinya. Akibat Hukum. LITERATUR D. Wajib: 1. Sudargo Gautama, Komentar atas Pertaturan Kepailitan Baru untuk Indonesia, 1998, Citra Aditya Bhakti, Bandung. 2. Robintan Sulaiman, Lebih Jauh Tentang Kepailitan, 1998. FH Pelita Harapan, Jakarta. 3. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 tahun 1998 tentang Peraturan Kepailitan. 4. Undang – undang Nomor. 37 Tahun 2004 . 102 E. Anjuran: 1. Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, oleh H.M.N. Purwosutjipto, SH, jilid 8, Jambatan, Jakarta, 1984. 2. Business Law, Principles and Cases, Daniel V.Davidson, Brenda E. Knowles, Lynn M. For sythe, Kent Publishing Company, Boston Massachusett, 1984. 3. Pengantar Hukum Kepailiilitan di Indonesia, Victor M. Situmorang, SH, Hendri Soekarso, SH, Rineka Cipta, Jakarta, 1994. HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN BOBOT : 2 SKS Deskripsi: Mata Kuliah Hukum Perlindungan Konsumen adalah salah satu mata kuliah kekhususan di bidang Hukum Ekonomi dan Bisnis. Hukum Perlindungan Konsumen merupakan bidang hukum yang berkembang seiring globalisasi di bidang ekonomi dan perdagangan, keuangan, telekomunikasi,dll dimana lalu lintas barang dan/atau jasa terjadi melintasi batas-batas wilayah/negara. Sebagai akibatnya adalah lemahnya perlindungan konsumen, yang ditandai dengan munculnya praktik usaha yang tidak sehat dan melanggar hak-hak konsumen. Oleh karena itu Hukum Perlindungan Konsumen menjadi sangat penting guna menekan dan mengurangi praktik usaha yang tidak sehat sekaligus melindungi hak-hak konsumen. Melalui mata kuliah ini, mahasiswa diajak untuk melihat pertumbuhan isu perlindungan konsumen, mengidentifikasi persoalan-persoalan yang dihadapi konsumen, serta memahami materi hukum perlindungan konsumen dengan baik. Termasuk di dalamnya memahami persoalan-persoalan yang dihadapi oleh konsumen miskin dalam mengakses kebutuhan dasar (basic needs). Kompetensi: Setelah mengikuti mata kuliah Hukum Perlindungan Konsumen, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Memahami berbagai persoalan yang dihadapi konsumen dan memahami konsumerisme sebagai bagian penting perlindungan konsumen 2. Mempunyai pengetahuan terhadap latar belakang perlunya Hukum Perlindungan Konsumen, prinsip-prinsip Hukum Perlindungan Konsumen, dan materi Hukum Perlindungan Konsumen, baik yang berlaku di Indonesia maupun yang ada di Negara lain sebagai bahan perbandingan; 3. Memahami dan dapat mengidentifikasi praktik-praktik usaha negatif yang merugikan konsumen 4. Mengenal berbagai kelembagaan Hukum Perlindungan Konsumen yang ada di Indonesia dan memperbandingkannya dengan kelembagaan Hukum Perlindungan Konsumen yang ada di 103okum103 lain; 5. Mempunyai ketrampilan dalam menganalisis permasalahan seputar perlindungan konsumen, serta mampu menyelesaikan kasus atau sengketa konsumen dengan menggunakan ketentuan hukum yang berlaku Materi Kuliah: NO. POKOK BAHASAN SUB-POKOK BAHASAN I. KONSUMEN, KONSUMERISME DAN HUKUM A. B. C. Konsep Konsumen dan Konsumerisme Sejarah dan Pertumbuhan Konsumerisme Prinsip-prinsip Hukum Perlindungan Konsumen II. HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF GLOBAL A. B. UN Guidelines for Consumer Protection International Movement on Consumer Protection (Consumers International) III. PRAKTIK PERDAGANGAN YANG TIDAK SEHAT (UNFAIR TRADE PRACTICES) A. B. C. D. Konsep Unfair Trade Practices (UTP) Bentuk dan Jenis UTP Faktor-faktor Penyebab UTP UTP dalam Perspektif Perlindungan Konsumen IV. POKOK-POKOK D HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN DI INDONESIA A. B. C. Konsep-konsep HPK Hak-hak Konsumen Tanggung Jawab Pelaku Usaha V. KELEMBAGAAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN DI INDONESIA A. B. C. Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Instansi Pemerintah Terkait PK Lembaga/Organisasi Perlindungan Konsumen VI. PENYELESAIAN KONSUMEN A. Konsep dan Mekanisme Konsumen (PSK) Kelembagaan PSK SENGKETA B. 103 Penyelesian Sengketa VII. PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN KEBUTUHAN DASAR (BASIC NEEDS) A. B. C. D. E. Pendidikan Konsumen Pemanfaatan Sumber Daya Akses Terhadap Pangan Akses Layanan Kesehatan Konsumsi Berkelanjutan LITERATUR WAJIB : 1. Adrianus Meliala, Praktek Bisnis Curang (Kumpulan Makalah), Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1993 2. Az.Nasution, Konsumen dan Hukum, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995 3. Al.Wisnubroto,As’ad Nugroho, Nurhasan, Panduan Sukses Berperkara (Penyelesaian Efektif Sengketa Konsumen), Jakarta: PIRAC, 2003 4. Australian Competition & Consumer Commission(ACCC), The Global Enforcement Challenge: Enforcement of consumer protection laws in a global marketplace (Discussion Paper), 1997 5. Brian W.Harvey and Deborah L.Parry, The Law of Consumer Protection and Fair Trading (Sixth Edition), London,Edinburgh & Dublin: 2000 6. Charles E.f.Rickett and Thomas G.W.Telfer, International Perspectives on Consumers’ Access to Justice, Cambridge University Press, 2003 7. Christopher J.Whelan (ed), Small Claims Courts – A Comparative Study, New York: Oxford University Press, 1990 8. Elly Erawati, Membenahi Perilaku Bisnis Melalui UU No.5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Yang Tidak Sehat (Kumpulan Makalah), Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999 9. Farid Wajdi, Repotnya Jadi Konsumen (Percikan Pemikiran Seputar Persolan Konsumen), Jakarta: Piramedia, 2003 10. FH-UGM, Laporan Hasil Temu Wicara Nasional Penanggulangan Perbuatan Curang,1992 11. George Ritzer, The Globalization of Nothing: Mengkonsumsi Kehampaan di Era Globalisasi,Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2006 12. Geraint Howells, Consumer Product Safety, Aldershot: Ashgate Publishing Limited, 1998 13. Geraint Howells and Thomas Wilhelmsson, EC Consumer Law, Aldershot: Ashgate Publishing Limited, 1997 14. Gunawan Widjaja dan Amad Yani, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000 15. Iain Ramsay, Consumer Protection – Text and Materials, London: Weidenfeld and Nicolson, 1989 16. ________(ed), Consumer Law, New York University Press, 1992 17. ________(ed), Consumer Law in the Global Economy, England: Dartmouth Publishing Company Limited, 1997 18. Ifdhal Kasim dan Johanes da Masenus Arus (ed.), Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya: Esai-esai Pilihan, Jakarta: ELSAM, 2001. 19. Kiki Pranasari dan Adrianus Meliala, Praktek Pemberian Keterangan Yang Tidak Benar (Freudulent Misrepresentation) (Kumpulan Makalah), Jakarta: UI Press,1991 20. Jean P. Baudrillard, Masyarakat Konsumsi (Terjemahan), Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2004 21. Jerry J.Phillips, Product Liability in A Nutshell, St.Paul Minn: West Publishing Co, 1993 22. John Goldring dkk, Consumer Protection Law, NSW: The Federation Press, 1998 23. Muhamad Djumhana, Hukum Ekonomi Sosial, Bandung:Citra Aditya Bakti, 1994. 24. Van den Boosche, The Law and Policy of the World Trade Organization, Text, Cases, and Materials, Cambridge University Press, 2005 25. Reiner Schulze, Hans Schulze-Nölke, Jackie Jones (ed), A Casebook on European Consumer Law, PortlandOregon: Hart Publishing, 2002 26. S.Chesterfield Oppenheim dkk, Unfair Trade Practices and Consumer Protection (Cases and Comments), St.Paul Minn: West Publishing Co, 1983 27. Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Jakarta: Grasindo, 2004 28. Sudaryatmo, Memahami Hak Anda Sebagai Konsumen, Jakarta: PIRAC, 2001 29. Yusuf Sofie dan Somi Awan, Sosok Peradilan Konsumen, Jakarta: Piramedia, 2004 30. Zaim Saidi, Konglomerat Samson-Delilah (Menyingkap Kejahatan Perusahaan), Bandung: Mizan, 1996 31. _____, Jangan Telan Bulat Bulat, Jakarta: PIRAC, 2003 32. Zumrotin K.Susilo, Penyambung Lidah Konsumen, Jakarta: PT.Penebar Swadaya, 1996. 104 HUKUM PERJANJIAN JENIS BARU BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Mendalami berbagai persoalan 105okum sebagai akibat yang timbul dari berbagai hubungan 105okum yang berkaitan dengan aktivitas di bidang perjanjian jenis baru sehingga mahasiswa mampu mengindentifikasi dan menganalisis persoalan-persoalan 105okum yang timbul. NO. I. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN PENGANTAR A. B. C. D. Dasar Hukum lahirnya Perjanjian innominat Perbedaan antara perjanjian nominat dan innominat Arti penting pembedaan antara perjanjian nominat dan innominat Beberapa pengertian dan penyebutan terhadap perjanjian innominat /jenis baru II. PENGGOLONGAN PERJANJIAN JENIS BARU A. B. Perjanjian mandiri Perjanjian Campuran III. TEORI-TEORI MENGENAI PERJANJIAN CAMPURAN A. B. C. Teori Kombinasi Teori Absorbsi Teori Suigeneris IV. ANALISIS KASUS AKTUAL PERJANJIAN JENIS BARU A. Hubungan yang timbul antar para pihak dalam perjanjian jenis baru Akibat Hukum bagi para pihak Klasifikasi perjanjian jenis baru Unsur-unsur dalam perjanjian jenis baru. B. C. D. LITERATUR : 1. Donnel, Barnes, Metsger,Law For Business,Irwin,Chichago, 1983 2. Hardijan Rusli, Hukum Perjanjian dan Common Law, Sinar Harapan, Jakarta, 1993 3. Gillies,P.,Business Law,3rd Edition ,The Federation Press,1991 4. Mariam Darus Badrulzaman,Aneka Hukum Bisnis, Alumni, Bandung ,1992 5. Satrio, J. Hukum Perjanjian , Citra Aditya Bhakti,Bandung,1992 6. Salim HS, Perkembangan Hukum Kontrak Innominat,Sinar Grafiti, Jakarta 2003 7. Vaughn .C.,Franchising , Lexinngton Books , Toronto,1974 HUKUM JAMINAN BOBOT : 2 SKS Deskripsi : Mahasiswa dapat memahami persoalan hukum yang timbul sebagai akibat adanya hubungan hukum yang berkaitan dengan aktivitas di bidang jaminan, sehingga mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisis persoalan-persoalan hukum yang timbul Kompetensi: Mahasiswa dapat memahami tentang Hukum Jaminan, Pembagian Hukum Jaminan, Jaminan Umum, Personal Guarantee dan Coorporate Guarantee, Jaminan Benda Tetap dan Bergerak, Jaminan Harta Bersama, dan Eksekusi Jaminan serta mampu menganalisis permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan penjaminan NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I. PENGANTAR A. B. C. D. E. F. G. H. Pengertian hukum jaminan Pengaturan hukum jaminan Arti penting hukum jaminan Asas jaminan pada umumnya Prinsip umum jaminan Hak-hak yang bersifat menjamin Kedudukan jaminan dalam analisa kredit Sistematika hukum jaminan di Indonesia II. PEMBAGIAN JAMINAN A. Jaminan umum dan jaminan khusus 105 B. C. Asas jaminan umum dan khusus Kedudukan para pihak dan akibatnya III. JAMINAN UMUM A. B. C. D. E. Pengertian dan dasar jaminan umum Syarat dan lahirnya jaminan umum Asas dan sifat jaminan umum Hubungan hukum para pihak Berakhirnya jaminan umum IV. PERSONAL DAN COORPORATE GUARANTEE A. B. C. Personal guarantee Coorporate guarantee Permasalahan dalam personal 106okum106106te guarantee JAMINAN BENDA TETAP A. B. C. D. E. gurantee dan Pengertian jaminan benda tetap Macam-macam jaminan benda tetap Hipotik Hak Tanggungan Permasalahan umum dalam penjaminan benda tetap V. JAMINAN BENDA BERGERAK A. B. C. D. F. Pengertian jaminan benda bergerak Macam-macam jaminan benda bergerak Gadai Fidusia Permasalahan umum dalam penjaminan VI. HAK TANGGUNGAN A. B. C. D. E. F. Pengertian dan dasar hukum hak tanggungan Syarat dan lahirnya hak tanggungan Asas dan sifat hak tanggungan Hubungan hukum para pihak Berakhirnya hak tanggungan Permasalahan dalam hak tanggungan VII. JAMINAN HARTA BERSAMA A. B. C. D. E. Pengertian dan dasar harta bersama Syarat penjaminan harta bersama Hubungan hukum para pihak Berakhirnya jaminan harta bersama Permasalahan dalam penjaminan harta bersama VIII. SPESIFIKASI DAN KARAKTERISTIK LEMBAGA JAMINAN A. Spesifikasi jaminan B. Karakteristik jaminan IX. EKSEKUSI JAMINAN A. Pengertian dan dasar 106okum B. Macam-macam eksekusi C. Permasalahan eksekusi LITERATUR : 1. Adrian Sutedi, Hukum Hak Tanggungan, Sinar Grafika, Jakarta, 2010 2. J. Satriyo, Hukum Jaminan, Hak Jaminan Kebendaan Fidusia, Citra Aditya Bakti, Jakarta, 2005 3. J. Satrio, Hukum Jaminan, Hak-Hak Jaminan Kebendaan, Citra Aditya Bakti, 2002 4. Kartini Muljadi dan Gunawan Wijaya, Hak Tanggungan, Prenada Media Grup, Jakarta, 2006 5. Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaya, Hak Istimewa, Gadai, Hipotek, Kencana, Jakarta, 2007 6. M. Basan, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Bank, Rajawali Pres, Jakarta, 2007 7. Mariam Darus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Jaminan, Mandar Maju, Jakarta, 2009 8. Salim, HS, Perkembangan Hukum Jaminan Indonesia, Rajawali Pres, Jakarta, 2008 9. Sri Soedewi M.S, Hukum Jaminan, Pokok-Pokok Hukum Jaminan dan Jaminan Perorangan, Badan Pembinaan Hukum Nasional, Jakarta, 2007 10. Tan Kamelo, Hukum Jaminan Fidusia: Suatu Kebutuhan Yang Didambakan, Alumni, Jakarta, 2006 11. Racmadi Usman, Hukum Jaminan Keperdataan, Sinar Grafika, Jakarta, 2008 HUKUM BANGUNAN BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : 106 Mendalami berbagai persoalan 107okum sebagai akibat yang timbul dari berbagai hubungan 107okum yang berkaitan dengan aktivitas di bidang 107okum bangunan sehingga mahasiswa mampu mengindentifikasi dan menganalisis persoalan-persoalan 107okum yang timbul. NO POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I PENGANTAR A. B. Hukum dan Administrasi Proyek Negosiasi dan Penyusunan Kontrak Konstruksi II PROSEDUR PEMBORONGAN BANGUNAN A. B. C. Tender Pemilihan Penunjukan III SUBSTANSI POKOK KONTRAK KONSTRUKSI A. B. C. D. E. F. Jenis-jenis kontrak danGeneral Coinditions of Contract Feasibility Study and Engeneering Contract Pocruerement Contract Studi Kasus KK1; Delay Claims Studi Kasus KK 2; Variasi Studi Kasus KK 3; Defact and Product Liability IV PENYELESAIAN SENGKETA LITERATUR : 1. Ashworth, A., Contractual Prosedure in the Contructions Industry, London; Longman. ,1996. 2. Beatin, R., The Architect and the Law, Sydney: RAIA, 1994 3. Djumialdji, FX. , Hukum Bangunan, Jakarta; Rineka Cipta, 1995 4. Subekti.R.. Hukum Perjanjian, Bandung, Alumni, 1992. 5. Soedikno Mertokusumo, Mengenal Hukum, Yogyakarta, Liberty, 1996. 6. Uher, T. et. al., Building Contract Administration, Sydney: UNSW, 1992. HUKUM KESEHATAN BOBOT : 2 SKS Deskripsi : Mata kuliah Hukum Kesehatan merupakan salah satu mata kuliah pilihan program kekhususan Ekonomi Bisnis. Kompetensi : 1. Mahasiswa mampu mendalami berbagai persoalan yang berkaitan dengan aktivitas di 107okum kesehatan. 2. Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisis persoalan – persoalan 107okum yang timbul di bidang 107okum kesehatan. NO I. POKOK BAHASAN HUKUM KESEHATAN DAN SUB SISTEM KESEHATAN II. III. RUANG LINGKUP HUKUM KESEHATAN ASAS DASAR HUKUM KESEHATAN IV. PELANGGARAN PROFESI DALAM BIDANG KESEHATA V. HUBUNGAN HUKUM VI. REKAM MEDIS DAN STANDAR PROFESI VII. KASUS-KASUS DI BIDANG HUKUN KESEHATAN 107 SUB POKOK BAHASAN A. Aspek 107okum perdata B. Aspek 107okum pidana C. Aspek 107okum administrasi Ruang lingkup 107okum kesehatan A. Hak atas perawatan kesehatan B. Hak untuk menentukan diri sendiri A. Bidang perdata B. Bidang pidana C. Bidang administrasi A. Hubungan pasien dokter B. Hubungan pasien dan rumah sakit C. Hubungan konsumen dan apoteker D. Hubungan pasien perawat A. Fungsi rekam medis B. Standar profesi A. Aborsi B. Transplantasi C. Euthanisia D. Keluarga berencana E. Transeksual F. Bayi tabung G. Pengobatan alternatif LITERATUR: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Bambang Purnomo, SH, Dr, Prof: Hukum Kesehatan, Aditya Media, Yogyakarta, 2001. Ninik Mariyanti: Malpraktik Kedokteran dari Segi Pidana dan Perdata, 1998. Kode Etik Kedokteran Indonesia, Hermin H.Koeswadji: Hukum untuk Rumah Sakit, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002. Willa Candra Willa S, SH, Dr: Hukum Kedokteran, Bandung, 2001. Sri Praptianingsih, SH, MH: Kedudukan Hukum Perawat dalam Upaya Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit, Raja Grafida Persada, Jakarta, 2006 Drs. Fred Ameln, SH: Hukum Kedokteran, Grafika Tama Jaya, Jakarta, 1991. Soerjono Soekanto, SH, MA, Dr, Prof: Segi-segi Hukum Hak dan Kewajiban Pasien, CV Mandar Maju, 1990 Undang-undang no. 29, tahun 2004 tentang praktik kedokteran. HUKUM KETENAGAKERJAAN BOBOT : 2 SKS Deskripsi : Mata kuliah Hukum Ketenagakerjaan merupakan salah satu mata kuliah pilihan program kekhususan Ekonomi Bisnis yang materinya merupakan kelanjutan dan pendalaman mata kuliah Hukum Perburuhan. Kompetensi : 1. Mahasiswa mampu mendalami berbagai persoalan 108okum ketenagakerjaan 2. Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisis persoalan – persoalan 108okum di bidang ketenagakerjaan. NO I. POKOK BAHASAN KONVENSI-KONVENSI ILO II. KEBIJAKAN PEMERINTAH DI BIDANG KETENAGAKERJAAN III. PERLINDUNGAN TENAGA KERJA IV. TENAGA KERJA ASING V. PENYELESAIAN SENGKETA VI. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA SUB POKOK BAHASAN A. Konvensi yang telah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia A. Penyebaran tenaga kerja B. Pembinaan dan penempatan tenaga kerja C. TKW dan anak D. Tenaga kerja sector informal A. Jaminan 108okum108 tenaga kerja B. Kesehatan dan keselamatan kerja C. Waktu kerja D. Jenis dan teori pengupahan A. Pengaturan dan perijinan B. Bidang-bidang yang dapat dimasuki TKA C. Hak dan kewajiban TKA A. Bipartit B. Mediasi C. Konsiliasi D. Arbitrase E. Pengadilan hubungan industrial A. Jenis-jenis B. Akibat 108okum LITERATUR: 1. FX Djumialdji, SH, Mhum: Perjanjian Kerja, Sinar Grafika, Jakarta, 2008. 2. ___, Selayang Pandang Mengenal Organisasi Internasional, Liberty, Yogyakarta, 1992. 3. Aldrian Sutadi, SH, MH: Hukum Perburuhan, Sinar Grafika, Jakarta, 2009. 4. Y.W. Sunindhia, SH dan Dra. Ninik Widyanti: Masalah PHK dan Pemogokan, Bina Aksara, Jakarta, 1988. 5. Departemen Tenaga Kerja RI: Himpunan Peraturan Ketenagakerjaan, 2010. 6. ___, Pedoman Pelaksanaan HIP. HUKUM KELUARGA BOBOT : 2 SKS Deskripsi : Mahasiswa memahami asas dan permasalahan hukum keluarga dengan materi: Pengantar Hukum Keluarga, Perkawinan dan Permasalahannya, Anak, Harta Perkawinan, Putusnya Perkawinan, dan Peralihan Harta Kompetensi : 108 Mahasiswa dapat menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan tentang Pengantar Hukum Keluarga, Perkawinan dan Permasalahannya, Anak, Harta Perkawinan, Putusnya Perkawinan, dan Peralihan Harta NO. POKOK BAHASAN I. PENGANTAR KELUARGA II. III. HUKUM SUB POKOK BAHASAN A. B. C. D. Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Keluarga Pengertian Keluarga Pengaturan Hukum Keluarga Asas-asas Hukum Keluarga PERKAWINAN DAN PERMASALAHANNYA A. B. C. D. E. Tinjuan Umum Perkawinan Pencegahan dan Pembatalan Perkawinan Perjanjian Perkawinan Akibat Perkawinan Permasalahan dalam Perkawinan ANAK A. B. C. D. Pengertian Anak Macam-macam Anak Kekuasaan Orang Tua Hubungan Hukum Anak dengan Orang Tua dan Keluarga Perwalian E. IV. HARTA PERKAWINAN A. B. C. D. E. Pengertian Harta Perkawinan Macam-macam Harta dalam Perkawinan Perjanjian Perkawinan Perbuatan Hukum terhadap Harta Perkawinan dan Akibatnya Permasalahan Harta dalam Perkawinan V. PUTUSNYA PERKAWINAN A. B. C. D. E. Pengertian Putusnya Perkawinan Sebab-sebab Putusnya Perkawinan Putusnya Perkawinan Karena Perceraian Akibat Putusnya Perkawinan Permasalahan Seputar Putusnya Perkawinan VI. PERALIHAN HARTA A. Pewarisan 1) Pengertian Pewarisan 2) Macam-macam Pewarisan 3) Pembagian Warisan 4) Sikap Ahli Waris dan Akibatnya Hibah B. LITERATUR : 1. Ali Afandi, Hukum Keluarga, Hukum Waris, dan Pembuktian, Rineka Cipta, Jakarta, 2000 2. Eman Suparman, Hukum Waris Indonesia, Refika Aditama, Jakarta, 2011 3. Happy Susanto, Pembagian Harta Gono-Gini Saat Terjadi Perceraian, Visimedia, Jakarta, 2000 4. Hilman Hadi Kusuma, Hukum Perkawinan Indonesia, Menurut Perundangan, Hukum Adat, Hukum Agama, Mandar Maju, Jakarta, 2007 5. Muderis Zaeni, Adopsi Suatu Tinjauan dari Tiga Sistem Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2006 6. Neng Djubaidah, Pencatatan Perkawinan dan Perkawinan Tidak Dicatat, Rineka Cipta, Jakarta, 2010 7. Rachmadi Usman, Aspek-aspek Hukum Perorangan dan Kekeluargaan di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2006 8. Soedaryo Soimin, SH, Hukum Orang dan Keluarga, Sinar Grafika, Jakarta, 2002 PERBANDINGAN HUKUM WARIS BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Mata kuliah ini merupakan mata kuliah pilihan yang berisi tentang persamaan dan perbedaan 109okum waris menurut 109okum waris adat, islam atau BW. Mata kuliah ini bertujuan menyampaikan kepada mahasiswa tentang persamaan dan perbedaan 109okum waris dalam 3 sistem 109okum (109okum Islam, Hukum Adat, Hukum Barat) agar dapat dimengerti dan dipahami untuk kemudian mahasiswa dapat menyelesaikan kasus 109okum waris dalam tiga 109okum109 109okum. 109 NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I. PENGERTIAN HUKUM WARIS A. B. C. Menurut Hukum Islam Menurut Hukum Adat Menurut Hukum Barat (BW) II. DASAR/SUMBER WARIS A. B. Hukum Islam: Al Qur’an, Hadist, Ijtihad Hukum Adat: Ketentuan dalam 110okum, pengadilan Hukum Barat: BW, putusan pengadilan HUKUM C. III. ASAS-ASAS HUKUM WARIS A. B. C. IV. UNSUR-UNSUR HUKUM WARIS A. B. C. D. E. F. G. H. Hukum Islam: 1. Ijbari 2. bilateral 3. individual 4. keadilan berimbang 5. kewarisan akibat kematian 6. personalitas Hukum Adat: 1. kesamaan 2. gotong royong dan tolong menolong 3. musyawarah- mufakat Hukum Barat 1. Individual 2. Bilateral 3. kesederajadan Pewaris Ahli waris Harta warisan Kedudukan ahli waris: 1. karena hubungan nazab 2. karena perkawinan Ahli waris menurut hukum adat: 1. karena hubungan nazab 2. karena perkawinan Ahli waris menurut hukum Islam: 1. beragama Islam 2. hubungan nazab 3. golongan ahli waris 4. ahli waris wadam (khuntsa) 5. anak dalam kandungan 6. anak zina dan li’an 7. ahli waris yang maf’qud (hilang) Ahli waris menurut hukum barat: 1. ahli waris ab intestato 2. ahli waris testamenter 3. sikap ahli waris Harta waris 1. Menurut Hukum adat 2. menurut Hukum Islam 3. Menurut Hukum Barat V. PROSES PEWARISAN A. B. C. Menurut Hukum Adat Menurut Hukum Islam Menurut Hukum Barat VI. BAGIAN MASING-MASING AHLI WARIS A. B. C. Menurut Hukum Adat Menurut Hukum Islam Menurut Barat VII. CARA PENYELESAIAN KASUS A. B. C. Menurut Hukum Adat Menurut Hukum Islam Menurut Barat LITERATUR : 110 putusan 1. Anwar Sitompul, Dasar-dasar Praktis pembagian Harta Peninggalan Menurut Hukum Waris Islam, Armicao, bandung, 1984 Idris Djahfar & Taufiq Yahya, Kompilasi Hukum Kewarisan Islam, Pustaka jaya, Jakarta, 1995 Moh. Idris Ramulyo, Beberapa masalah pelaksanaan Hukum Kewarisan Hukum Perdata barat, Sinar Grafika, Jakarta, 1993 Muhammad Ali Ash Shabani, Pembagian Waris Menurut Hukum Waris Islam, Gema Insani Press, Jakarta, 1995 -----------------, Penyelesaian Pewarisan Menurut Tiga Sistem Hukum ( Islam, Adat, Barat), Gema Insasni Press, Jakarta, 2000 Iman Suparman, Hukum Kewarisan Indonesia 2. 3. 4. 5. 6. ASPEK HUKUM ALIH TEKNOLOGI BOBOT : 2 SKS Deskripsi : Mata kuliah ini membahas berbagai aspek hukum yang timbul sebagai akibat dari aktivitas di bidang alih teknologi sehingga mahasiswa mampu mengindentifikasi, menganalisis dan mencari solusi atas persoalan-persoalan hukum yang timbul. Kompetensi : 1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi peraturan-peraturan hukum alih teknologi dan kontrak-kontrak alih teknologi 2. Mahasiswa mampu untuk menganalisis permasalahan-permasalahan hukum di bidang alih teknologi 3. Mahasiswa mampu untuk membuat draft kontrak alih teknologi NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I PENGANTAR A. B. C. Pengertian Teknologi Bentuk dan Macam-Macam Teknologi Perlindungan Hukum terhadap Kepemilikan Teknologi (Paten dan Perlindungan atas Technical Know How) II PERANAN TEKNOLOGI DALAM PEMBANGUNAN A. Hubungan antara Penguasaan Teknologi dan Tingkat Kemajuan Pembangunan di Suatu Negara Masalah Kesenjangan antar negara dalam Penguasaan Teknologi Modern Hukum Internasional tentang Kerja Sama Teknologi Antar Negara B. C. III ALIH TEKNOLOGI SEBAGAI REALISASI KERJA SAMA ANTAR NEGARA DI BIDANG TEKNOLOGI A. B. C. D. Teori-teori dan dasar hkum Alih Teknologi Pengertian & ruang lingkup alih teknologi Berbagai Saluran Alih Teknologi Pengaturan Alih Teknologi di Indonesia dan di beberapa negara lain. IV ALIH TEKNOLOGI SECARA KONTRAKTUAL A. Subyek kontrak (pihak-pihak dalam transaksi teknologi) dan pihak-pihak lain yang terkait (Pemerintah, Badan Internasional, dan lain-lain) Berbagai Macam Bentuk Kontrak Alih Teknologi Ketentuan-Ketentuan dalam Kontrak Alih Teknologi Masalah Praktek Pembatasan Pembayaran (Royalty) Dalam Lisensi Teknologi Negosiasi Dalam Pembuatan Kontrak Lisensi Tekonologi B. C. D. E. F. LITERATUR : A. WAJIB 1. BPHN, Aspek aspek Hukum dari Pengalihan Teknologi, Binacipta, Bandung, 1981 2. Sumantoro, Masalah Pengaturan Alih Tenologi, Alumni, Bandung, 1993 3. Kasto, Jalil, International Law on Tecnology, London Print Centre, 1992 4. Ir. Amir Pamuncaj dkk, Sistem Paten (pedoman Praktik dan Alih Tekonologi), Jambatan, Jakarta, 1994 5. CST.Kansil, Hak Milik Intelektual, Bumi Aksara, Jakarta, 1990 6. Dewi Astuti Mochtar, Perjanjian Lisensi Alih Teknologi, Alumni, Bandung, 2002. 111 B. ANJURAN : 1. 2. 3. 4. 5. 6. United Nations on TNC, TNC and Technology Transfer, Effect and Policy Issues, PBB, New York, 1987. UNCTAD, Control of Restrictive Practices in Transfer of Technology Transactions, PBB, New York, 1982. Sudargo Gautama, Hak Milik Intelektual Indonesia dan Perjanjian Internasional : TRIPs, GATT, Putaran Uruguay, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1994. Insan Budi Maulana, Lisensi Paten, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996. Voskuil, CCA, cs, Credit and Financing Transfer of Technology, Martinus Nijhoff Publisher, Dodrecht, 1987. Untung Suropati , HAKI dan Alih Teknologi, Satya Wacana Press, Salatiga, 2000. HUKUM EKONOMI INTERNASIONAL BOBOT : 2 SKS Deskripsi : Mata kuliah ini membahas tentang aspek-aspek hukum yang mengatur hubungan ekonomi antar subyek-subyek hukum internasional yang meliputi negara, lembaga-lembaga ekonomi internasional dan perusahaan multi nasional, sehingga mahasiswa mampu mengidentifikasikan, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah hukum dalam hubungan ekonomi tersebut. Kompetensi : 1. Mahasiswa mampu untuk mengidentifikasi peraturan-peraturan Hukum Ekonomi Internasional 2. Mahasiswa mampu untuk menganalisis persoalan-persoalan dan kasus-kasus hubungan ekonomi internasional 3. Mahasiswa mampu menerapkan peraturan-peraturan Hukum Ekonomi Internasional terhadap kasuskasus/sengketa ekonomi internasional. NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I. HAKIKAT I HUKUM EKONOMI INTERNASIONAL A. B. C. Pengertian Hukum Ekonomi Internasional Sejarah Perkembangan Hukum Ekonomi Internasional Subyek dan sumber Hukum Ekonomi Internasional II. PENGATURAN I HUBUNGAN EKONOMI INTERNASIONAL A. B. C. D. Sebelum lahirnya lembaga-lembaga ekonomi Bretton Woods (Sebelum PD-II) Lembaga-lembaga ekonomi Bretton Woods The New International Economic Order (The NIED) World Trade Organization Agreement A. B. C. Tujuan Penyelesaian Sengketa Mekanisme Penyelesaian Sengketa Efektivitas III. PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI INTERNASIONAL LITERATUR : A. Wajib : 1. 2. Huala Adolf, Hukum Ekonomi Internasional, Suatu Pengantar, Rajawali Pers, Jakarta, 1997. Jackson, John H, et. al, Legal Problem of International Economic Relations, West Publishing Co., St. Paul, Minn, 1995. 3. H.S. Kartadjoemena, GATT dan WTO, UI-Press, Jakarta, 1996. 4. Palitha Tikiri Bandara Kohona, The Regulation of Economic Relations Through Law, Martinus Nijhoff Publishers, Dokdrecht/Boston/Lancester, 1985. 5. Peter Van Den Bossche, The Law and Policy of The World Trade Organization, Cambridge University Press, 2005. B. Anjuran : 1. Sudargo Gautama, Hukum Dagang Internasional, Alumni, Bandung, 1980. 2. Carter, Barry E dan Trimble, Phillip R., International Law, Little, Brown & Company, New York, 1995. 3. Folson, Ralph, et. al, International Bussiness Transactions, West Publishing Co., St. Paul, Minn, 1992. 4. Huala Adolf dan A. Chandrawulan, Masalah-Masalah Hukum Dalam Perdagangan Internasional, Rajawali Pers, Jakarta, 1994. 5. Legal Aspects of The New International Economic Order, Edited by Kamal Hossain, Nichols Publishing Company, New York, 1980. PERBANDINGAN HUKUM KONTRAK 112 BOBOT : 2 SKS Deskripsi: Mata kuliah Perbandingan Hukum Kontrak merupakan mata kuliah pilihan ( bukan wajib), ia bukan sekadar membanding-bandingkan hukum kontrak dari berbagai sistim hukum yang dikenal didunia ini akan tetapi lebih dari itu. Didalam perkuliahan kepada mahasiswa diajak untuk membandingkan hukum kontrak menurut sistim hukum yang berbeda-beda khususnya menurut sistim hukum Civil Law dengan Anglo Saxon, dari kegiatan membandingkan tersebut diharapkan akan bisa diketemukan persamaan dan atau perbedaan yang ada didalamnya, lebih lanjut akan mengetahui latar belakang dan faktor-faktor yang menyebabkan adanya persamaan dan atau perbedaan tersebut. Kompetensi : Diakhir kuliah diharapkan mahasiswa akan mampu memahami arti pentingnya perbandingan hukum kontrak sehingga ia akan mampu pula untuk mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan persoalan-persoalan yang muncul dari kontrak sekalipun persoalan tersebut berkaitan dengan hukum kontrak dari berbagai sistim hukum yang berlainnan. . NO. I. POKOK BAHASAN Pengantar Perbandingan Hukum Perdata dan Perbandingan Hukum Kontrak. Maksud dan tujuan Perbandingan Hukum Perdata Perbandingan Hukum Kontrak SUB POKOK BAHASAN A. B. C. D. E. F. Pengertian Perbandingan Hukum Perdata dan Perbandingan Hukum Kontrak. Unsur-Unsur Perbandingan Hukum Perdata Dan Perbandingan Hukum Kontrak Alasan dilakukan studi perbandingan hukum perdata dan perbandingan hukum kontrak. Maksud Dan Tujuan perbandingan Hukum Perdata dan Perbandingan Hukum Kontrak. Sistim Hukum sebagai obyek Perbandingan Hukum. Cara merumuskan hukum dan hukum kontrak oleh suatu bangsa. G. H. I. Apa itu sistem hukum. Bagaimana suatu bangsa merumuskan hukumnya Sejarah perbandingan hukum. II. METODE PERBANDINGAN HUKUM A. B. Macam-macam Metode Perbandingan Hukum Bagaimana melakukan Perbandingan Hukum III. OBYEK PERBANDINGAN HUKUM A. B. Unsur unsur dalam memperbandingkan. Perbandingan antara hukum perdata kita (Islam, Adat dan BW) dengan sistem hukum perdata negara lain. 1. 2. 3. 4. 5. 6. IV. PERBANDINGAN HUKUM PERDATA ANTAR NEGARA A. B. C. D. Pada Hukum Orang Hukum Benda Hukum Agraria Hukum Waris Hukum Harta Kekayaan Hukum Perjanjian Hukum Perdata Anglo Saxon HukumPerdata Eropa Kontinental Hukum Sosialis Hukum Islam LITERATUR A. Wajib : 1. Cleveland, David, Perbandingan Hukum Perdata 2. Subekti, Perbandingan Hukum Perdata. 3. Sunaryati Hartono, Capita Selecta Perbandingan Hukum . 4. Mariam Darus Badrulzaman, Prof. Dr. SH. KUHPerdata Buku III, Hukum Perikatan Dengan Penjelasan, Alumni, Bandung, 1983 5. Soerjanto Soekanto, Perbandingan Hukum, Alumni, Bandung, 1989 6. Entah, Aloysius, Hukum Perdata Suatu Studi Perbandingan Ringkas, Leberty, Yogyakarta, 19.. 7. Djaja S Meilala, Hukum di Amerika Serikat, suatu studi perbandingan, Tarsito, Bandung, 1977. 113 8. Soeroso SH, Perbandingan Hukum Perdata, Sinar Grafika, Jakrta, 1993. B. Anjuran : 1. Konrad Zweigert dan Hein Koetz, Introduction to Comparative Law. 2. Visu Sundrirai, The Law of Contract in Singapore and Malaysia. 3. Gutteridge, Comparative Law, 1949. 4. Sauveplane,Methoden van Privaatrechtelijke rechsvergelijkingen, 1975. 5. David Rene dan John E.Brierl, Major Legal Systems In The World to day, Stevens and Sons, London, 1978. 6. Rene de Groot, Mr Gerard, Doeleinden en techniek der rechsvergelijking, Rijksuniversiteit Limburg, Faculteit der Rechsgeleerdheid, Maastricht, 1986 7. van Dijk.P.et al Van Apeldoorn's inleiding tot de st studie van het Nederlandse recht, W.E.J.Tjeenk Willink, Zwolle, 1985. 8. Boris Starck, Introduction au Droit, Litec, Paris, 1991 9. Drs. Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K Lubis, SH, Hukum Perjanjian Dalam Islam, Inar Grafika, Jakarta, 1994. KRIMINOLOGI BOBOT : 2 SKS Deskripsi : Agar mahasiswa memahami dan mendalami berbagai persoalan yang berkaitan dengan kejahatan, sebabsebab kejahatan, penjahat, reaksi sosial dari aspek non yuridis, dan mahasiswa dapat mengetahui hubungan antara kriminologi dengan hukum pidana serta sumbangan kriminologi bagi hukum pidana. Kompetensi : Setelah mempelajari mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan : 1. Kriminologi sebagai disiplin yang bersifat non yuridis dalam memahami kejahatan; 2. Hubungan kriminologi dengan hukum pidana, serta sumbangannya bagi hukum pidana; 3. Teori- teori tentang sebab – sebab kejahatan 4. Manfaat kriminologi dalam penegakan hukum pidana. NO. 1. 2. 3. 4. POKOK BAHASAN Ruang lingkup, dan obyek studi Kriminologi Tujuan dan Manfaat Kriminologi Hubungan Kriminologi Dengan Hukum Pidana Aliran-aliran pemikiran dalamKriminologi 5. Hubungan Kejahatan Dengan Bebagai Norma 6. Pendekatan dalam Mempelajari Kejahatan, Riset dan Metode Dalam Kriminologi Teori-teori Tentang Sebab-Sebab Kejahatan 7. 8. Teori-teori Kriminologi 9. Pendekatan SOBURAL Dalam Memahami Kejahatan SUB POKOK BAHASAN A. Pengertian kriminologi B. Ruang lingkup dan obyek Studi Kriminologi A. Tujuan Mempelajari Kriminologi B. Manfaat Mempelajari Kriminologi A. Perbedaan Kriminologi Dengan Hukum Pidana B. Hubungan Kriminologi dengan Hukum Pidana A. Kriminologi Klasik, B. Kriminologi positivis C. Kriminologi kritis A. Kejahatan Hubungannya dengan Norma Hukum, B. Norma Agama, C. Moral D. Kebiasaan A. Pendekatan deskriptif, kausal, dan normative B. Kegunaan riset kriminologi C. Metode-metode penelitian kriminologi A. Teori-Teori yang Mencari Sebab-sebab Kejahatan dari AspekFisik (Biologi Kriminal) B. Teori-Teori yang Mencari Sebab-sebab Kejahatan dari Aspek Psikhologis ( Psikhologi Kriminal) C. Teori-Teori yang Mencari Sebab-sebab Kejahatan dari Aspek Sosio Kultural ( Sosiologi Kriminal) A. Teori Asosiasi Deferensial B. Teori Anomi C. Teori Label D. Teori Konflik E. Teori Kontrol A. Nilai-nilai sosial B. Aspek Budaya 114 10. Analisis Kasus-Kasus Aktual Kejahatan Dalam Masyarakat 11. Kejahatan- kejahatan Inkonvensional Reaksi Sosial Terhadap Kejahatan 12. C. A. B. C. A. B. A. B. Factor Struktural Kejahatan Kekerasan Kenakalan Remaja Kejahatan oleh Wanita Trafficking Narkotika Reaksi Formal Reaksi Informal LITERATUR: 1. Barlow, Hugh D; Introduction to Criminology, Boston, Toronto, Little, Brown Company, 1984. 2. Atmasasmita, Romli, Teori dan Kapita Selekta Kriminologi, PT. Eresco, Bandung, 1992. 3. Dirdjosisworo, Soedjono, Sinopsis Kriminologi Indonesia, Mandar Maju, Bandung 1994. 4. Reksodiputro, Mardjono, Kriminologi dan Sistem Peradilan Pidana, Pusat Pelayanan Keadilan dan Pengabdian Hukum, Lembaga Kriminologi Universitas Indonesia, Jakarta, 1994. 5. Susanto, IS, Diktat Kriminologi, UNDIP, Semarang, 1991. 6. Sahetapy, JE, Pisau Analisa Kriminologi, Pidato Pengukuhan Guru Besar, FH Universitas Airlangga, Surabaya, 1983. 7. Made Darma Weda, Kriminologi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996. HUKUM PIDANA EKONOMI BOBOT : 2 SKS Deskripsi : Hukum Pidana Ekonomi merupakan salah satu mata kuliah pilihan bebas PK II : Peradilan dan Penyelesaian Sengketa Hukum yang bermanfaat untuk lebih mendalami berbagai persoalan hukum dari aspek hukum pidana terhadap berbagai hubungan hukum yang berkaitan dengan aktivitas di bidang ekonomi. Kompetensi : Setelah mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu memahami berbagai persoalan hukum dari aspek hukum pidana terhadap berbagai hubungan hukum yang berkaitan dengan aktivitas di bidang ekonomi, sehingga mahasiswa mampu mengidentifikasi, menganalisis dan mencari solusi atas persoalan-persoalan hukum yang timbul. NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I. PENGANTAR A. B. C. Pengertian Tindak Pidana Ekonomi Corak Pokok Kejahatan Ekonomi Latar Belakang Tindak Pidana Ekonomi II. HUKUM PIDANA POSITIF DI BIDANG EKONOMI A. B. C. Hukum Pidana Positif Bidang Ekonomi Dalam UU TPE Hukum Pidana Positif Bidang Ekonomi Di Luar UU TPE Trend dan Prospek Regulasi Tindak Pidana Ekonomi Di Indonesia III. KEKHUSUSAN DALAM HUKUM PIDANA EKONOMI A. B. Kekhhususan yang berkaitan dengan Hukum Pidana Materiel Kekhususan yang Berkaitan dengan Hukum Pidana Formil IV. KEJAHATAN KORPORASI A. Pengertian dan Latar Belakang Munculnya Kejahatan Korporasi Pengaturan Kejahatan Korporasi dalam Hukum Pidana Positif Di Indonesia Masalah Korporasi sebagai Subyek Hukum Pidana Masalah Pertanggungjawaban Pidana Korporasi B. C. D. V. VI. KEJAHATAN EKONOMI YANG BERBASIS IPTEK IMPROVISASI POLITIK KRIMINAL DALAM A. B. C. D. E. Peranan IPTEK terhadap Perkembangan Kejahatan Ekonomi Faktor-Faktor yang Berperan terhadap Muncul dan Berkembangnya Kejahatan IPTEK Bentuk dan Contoh Kasus Persoalan Teknis Yuridis Persoalan Teknis Pembuktian A. B. Penanggulangan TPE dengan Sarana Penal Penanggulangan TPE dengan Sarana Nonpenal 115 PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA EKONOMI VII. KAPITA SELEKTA TINDAK PIDANA DI BIDANG EKONOMI A. B. C. D. E. F. Tindak Pidana di Bidang Perbankan Tindak Pidana Pencucian Uang Tindak Pidana Penyelundupan Tindak Pidana di Bidang Perlindungan Konsumen Cyber Crime Dll (disepakati antara dosen dengan mahasiswa) Catatan : Mahasiswa aktif (Paper, Presentasi, Diskusi) LITERATUR : 1 Agus Raharjo, Cyber Crime : Pemahaman dan Upaya Pencegahan Kejahatan Berteknologi, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2002. 2 Al. Wisnubroto, Kebijakan Hukum Pidana Dalam Penanggulangan Penyalahgunaan Komputer, Penerbit UAJY, Yogyakarta 1999. 3 Andi Hamzah, Hukum Pidana Ekonomi, Erlangga, Jakarta, 1990. 4 Asril Sitompul, Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 1999 5 Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Penanggulangan Kejahatan, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2001. 6 M. Sholehuddin, Tindak Pidana Perbankan, Rajawali Pers, Jakarta, 1992. 7 Steven Box, Power, Crime and Mystification, Tavistok Publication, London & New York, 1983. 8 Zaim Saidi, Konglomerat Samson-Delilah : Menyingkap Kejahatan Perusahaan, Mizan, Bandung, 1996. 9 dll (tidak terbatas) VIKTIMOLOGI BOBOT : 2 SKS Deskripsi : Viktimologi merupakan salah satu mata pilihan bebas PK II : Peradilan dan Penyelesaian Sengketa Hukum yang bermanfaat untuk lebih mendalami berbagai persoalan yang berkaitan dengan korban, khususnya korban kejahatan. Kompetensi : Setelah mengikuti kuliah ini diharapakan mahasiswa mampu memahami dan mendalami berbagai persoalan hukum yang berkaitan dengan korban khususnya korban kejahatan sehingga mahasiswa mampu mengindentifikasi, menganalisis dan menyelesaikan persoalan-persoalan hukum yang timbul. NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP VIKTIMOLOGI A. B. C. Pengertian Viktimologi Perkembangan Pemikiran Viktimologi Pentingnya Viktimologi bagi Hukum Pidana dan Kriminologi II. PENGERTIAN DAN CAKUPAN KORBAN A. B. C. D. Pengertian Korban Jenis Korban Victim Area Akibat jadi Korban III. IV. V. VI. PERANAN KORBAN DALAM TINDAK PIDANA KEDUDUKAN DAN PERANAN KORBAN DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA HAK DAN KEWAJIBAN KORBAN PEMULIHAN KORBAN A. B. C. Pendampingan dan Pelayanan Ganti Kerugian Upaya Pencegahan Timbulnya Korban LITERATUR : 1. Arief Gosita, Masalah Korban Kejahatan : Kumpulan Karangan, Akademika Presindo, Jakarta, 1993. 2. ---------------, Viktimologi dan KUHAP, Akademika Presindo, Jakarta, 1987. 3. Israel Drapkin and Emilio Viano, Victimology, D.C. Health and Company, Lexington - Massachusetts - Toronto London, 1975. 116 4. 5. 6. Muladi, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 1995. Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak SISTEM PERADILAN PIDANA BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Mengantarkan mahasiswa untuk dapat melakukan penegakan hukum dengan cara mengoperasionalkan hukum acara pidana melalui bekerjanya sistem peradilan pidana secara terpadu, beserta kendalanya. NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I. PENDAHULUAN A. B. C. D. Pengertian Sistem dan Sistem Peradilan Pidana Ruang Lingkup Sistem Peradilan Pidana Tujuan Sistem Peradilan Pidana Landasan Hukum dan Filosofi Sistem Peradilan Pidana II. ADRESSAT SISTEM PERADILAN PIDANA A. B. C. D. E. Kepolisian Kejaksaan Kehakiman Lembaga Pemasyarakatan Perundang-undangan dalam Sistem Peradilan Pidana III. REALISASI SISTEM PERADILAN PIDANA DI INDONESIA A. B. C. D. Hubungan antara Polisi dan Jaksa Hubungan antara Kejaksaan dan Pengadilan Hubungan antara Polisi dan Hakim Hubungan antara Lembaga Pemasyarakatan dengan Polisi, Jaksa, dan Hakim. IV. USAHA DAN KENDALA SISTEM PERADILAN PIDANA TERPADU A. B. C. D. E. Sifat Instansi Sentris Pembinaan Profesionalisme SPP Sebagai Faktor Kriminogen Kendala bekerjanya SPP Peragaan Peradilan Pidana secara sistemik LITERATUR : 1. Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Arikha Media Cipta, Jakarta, 1993. 2. Soedjono Dirdjosisworo, (Penyadur dari Hulsman), Sistem Peradilan Pidana Dalam Perspektif Perbandingan Hukum, Rajawali, Jakarta, 1984. 3. Oemar Seno Adjie, Hukum-Hakim Pidana, Erlanga, Jakarta, 1984. 4. Wahyu Affandi, Hakim dan Penegakan Hukum, Alumni, Bandung, 1984. 5. Soerjono Soekanto, Efektivikasi Hukum dan Peranan Sanksi, Remadja Karya, Bandung, 1985. 6. YLBHI, Fair Trial, YLBHI, Jakarta, 1997. 7. Wasingatu Z dkk., Menyingkap Tabir Mafia Peradilan, Indonesian Corruption Watch, Jakarta, 2002. POLITIK KRIMINAL BOBOT : 2 SKS Deskripsi : Politik Kriminal merupakan salah satu mata kuliah pilihan bebas PK II : Peradilan dan Penyelesaian Sengketa Hukum yang bermanfaat untuk lebih mendalami upaya penanggulangan kejahatan baik secara penal maupun non penal. Kompetensi : Setelah mengikuti kuoliah ini diharapkan mahasiswa mampu memahami dan mendalami upaya penanggulangan kejahatan baik secara penal maupun non penal sehingga mahasiswa mampu mengindentifikasi, menganalisis dan mencari solusi atas persoalan timbul NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN 117 I. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP POLITIK KRIMINAL II. KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEJAHATAN DENGAN HUKUM PIDANA A. B. C. A. B. C. D. E. III. KEBIJAKAN PENANGGULANG-AN KEJAHATAN TANPA PIDANA A. B. Pengertian Politik Kriminal Hubungan Politik Kriminal dengan Hukum Pidana, Kriminologi, Politik Hukum, Politik Penegakan Hukum, Politik Sosial Tujuan mempelajari politik Kriminal Pro dan kontra Penggunaan Hukum Pidana Tahap-tahap kebijakan Hukum Pidana Masalah sentral dalam kebijakan hukum pidana 1. Kriminalisasi dan dekriminalisasi a. Pengertian kriminalisasi dan dekriminalisasi b. Kriteria/syarat kriminalisasi dan dekriminalisasi c. Perkembangan masyarakat dan kriminalisasi d. Asas legalitas sebagai salah satu aspek POLKRIM 2. Kebijakan sanksi pidana a. Hubungan sanksi pidana dengan tujuan pemidanaan b. Aspek-aspek perlindungan masyarakat dan implementasinya dalam tujuan pemidanaan Pembaharuan Hukum Pidana 1. Hakekat, tujuan dan alasan, ruang lingkup pembaharuan Hukum Pidana 2. Perkembangan kebijakan Hukum Pidana 3. Identifikasi masalah pembaharuan Hukum Pidana Implementasi pembaharuan Hukum Pidana dalam Kebijakan Legislasi 1. Implementasi prinsip individualisasi pidana 2. Implementasi kebijakan limitatif dan selektif terhadap penggunaan pidana penjara 3. Implementasi prinsip HAM Faktor kondusif penyebab kejahatan 1. Konggres PBB VI 1980 di Caracas 2. Konggres PBB VII di Milan 3. Konggres PBB VIII di Havana Upaya non penal dalam kebijakan kriminal 1. Pendekatan kebijakan sosial 2. Pendekatan religius 3. Pendekatan identitas nasional 4. Pendekatan teknologi 5. Potensial efek preventif aparat dan masyarakat: 6. patroli, rasia, siskamling, penyuluhan dll LITERATUR : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Prof. Sudarto, Hukum Dan Hukum Pidana -----------------, Hukum Pidana Dan Perkembangannya -----------------, Kapita Selekta Hukum Pidana -----------------, Suatu Dilema Dalam Pembaharuan Sistem Hukum Pidana -----------------, Pemidanaan Pidana Dan Tindakan Muladi, Teori Dan Kebijakan Pidana ---------, Jenis Pidana Pokok Dalam KUHP Baru Barda Nawawi, Pidana Penjara Terbatas (Kumpulan Karya Ilmiah) -------------------, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana Prof. Roeslan Saleh, Beberapa Asas Dalam Hukum Pidana Prof. Oemar Seno Adji, Hukum Pidana Pengembangan ST. Harum Pudjiarto, Memahami Politik Hukum UU No. 3 Tahun 1971. HUKUM PIDANA ADAT BOBOT : 2 SKS Deskripsi : 118 Agar mahasiswa dapat memahami karakteristik hukum pidana adat sebagai hukum yang hidup dalam masyarakat Indonesia yang bersifat religious magis, komunal kosmis, serta keberadaannya dalam system hukum Indonesia Kompetensi : Setelah mempelajari mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan tentang : 1. Alam pikiran masyarakat hukum adat yang bersifat religious magis dan komunal kosmis yang mengutamakan keseimbangan; 2. Hukum pidana adat yang bersifat menyeluruh, menyatukan, , dan terbuka; 3. Tindakan reaksi atau koreksi terhadap pelanggaran untuk memulihkan keseimbangan ; 4. Perbedaan antara hukum pidana adat dengan KUHP; 5. Keberadaan hukum pidana adat dalam system hukum Indonesia; NO. 1. 2. POKOK BAHASAN PENGERTIAN HUKUM DAN HUKUM PIDANA ADAT DASAR BERLAKUNYA HUKUM PIDANA ADAT 3. ALAM PIKIRAN TRADISIONIL 4. SIFAT HUKUM PIDANA ADAT 5. PERBEDAAN POKOK HUKUM PIDANA ADAT DENGAN KUHP 6. JENIS-JENIS TINDAK PIDANA ADAT/ DELIK ADAT PERANAN SANKSI ADAT DAN TUJUAN PEMIDANAAN PERADILAN TINDAK PIDANA ADAT HUKUM PIDANA ADAT DALAM PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA NASIONAL 7. 8. 9. SUB POKOK BAHASAN Hukum dan masyarakat Pengertian hukum dan hukum pidana adat A. Hukum pidana adat adalah hukum tidak tertulis sebagai hukum yang hidup dalam masyarakat Indonesia B. UU Darurat No.1Tahun 1951 A. Masyarakat adat bercirikan magis religious dan komunal kosmis B. Mengutamakan adanya keseimbangan dalam masyarakat A. B. A. B. C. D. E. A. B. C. D. E. A. B. A. B. A. B. A. B. Menyeluruh dan menyatukan Ketentuan bersifat terbuka Membedakan permasalahan Peradilan karena permintaan Perlunya tindakan reaksi / koreksi Subyek yang dapat dipidana Tidak dibedakan pembuat dan pembantuan Tidak dikenal delik percobaan Tidak mengenal system praexistente regels Tidak dibedakan antara dolus dan culpa Tindak pidana/ delik adat di beberapa daerah Terjadinya delik ditekankan pada akibat bukan sebab Sanksi adat Peranan sanksi adat dalam memenuhi tujuan pemidanaan Pengertian peradilan Peradilan desa Pembaharuan Hukum Pidana Sumbangan Hukum Pidana Adat Dalam Pembaharuan Hukum Pidana LITERATUR : 1. Hilman Hadikusuma, Hukum Pidana Adat, Penerbit Alumni, Bandung, 1989. 2. Nyoman Serikat Putra Jaya, Relevansi HukumPidana Adat Dalam Pembaharuan Hukum Pidana Nasional (Studi Kasus Hukum Pidana Adat Bali), Tesis Fakultas Pascasarjana, UI, Jakarta, 1988. 3. I Made Widnyana, Kapita Selekta Hukum Pidana Adat , Eresco, Bandung, 1993. HUKUM PIDANA MILITER BOBOT : 2 SKS Deskripsi :: Hukum Militer merupakan salah satu bagian dari matakuliah pilihan yang materinya meliputi tiga bagian yaitu Hukum Dispilin Militer, Tindak Pidana Militer yang diatur dalam KUHPM ( Kitab Undang- Undang Hukum Pidana Militer ) dan Peradilan Militer. Oleh karena itu dalam kuliah hukum pidana Militer akan membahas secara rinci tentang prisip-prinsip hukum Disiplin Militer, jenis tindak pidana yang khusus hanya dilakukan oleh seorang militer 119 dan proses beracara di lingkungan peradilan militer. Adapun tujuan matakuliah Hukum Pidana Militer adalah agar mahasiswa dapat memahami dan mendalami kaidah-kaidah hukum yang berkaitan dengan militer. Kompetensi : Setelah mempelajari dan lulus mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan permasalahan hukum pidana militer di Indonesia. NO I II. POKOK BAHASAN DISLIPLIN PRAJURIT TINDAK PIDANA KHUSUS BAGI MILITER A. B. C. D. E. F. A. B. C. D. E. F. III. PERADILAN MILITER A. B. C. D. E. F. G. H. I. SUB POKOK BAHASAN Latar belakang dan tujuan hukum didiplin prajurit. Beberapa pengertian dalam lingkungan peradilan militer. Perlanggaran hukum disiplin prajurit Penyelesaian pelanggaran hukum Disiplin prajurit Hukuman disiplin dan Tindakan disiplin. Pelaksanaan hukuman disiplin. Hubungan antara KUHP dan KUHPT. Jenis hukuman { Pasal 6 KUHPT} Kejahatan terhadap keamanan negara(Pasal 64 s.d. pasal 72 KUHPT} Kejahatan yang menyebabkan anggauta tentara menhindarkan diri untuk memenuhi kewajiban dinasnya ( Pasal 86-92 KUHPT). Kejahatan terhadap ketaatan Pencurian dan pertolongan jahat ( Pasal 140 - 143 KUHPT). Hubungan KUHAP dan Undang-undang No.31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer. Kompetensi Peradilan Militer Pengadilan dalam lingkungan Peradilan militer Penyidikan di lingkungan peradilan militer Penuntutan di lingkungan peradilan militer Acara Pemeriksaan di Pengdilan Militer. Upaya hukum Gugatan Tata Usaha Militer Eksekusi Putusan Pidana Militer LITERATUR 1. AmirudinSjarif, Hukum Disiplin Militer Indonesia, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 1996. 2. DarwinPrinst, Peradilan Militer, PT Citra Aditya Bakti, Bandung 2003 3. Moch, Faisal Salam, Hukum Acara Pidana Militer di Indonesia, Mandar Maju, Bandung, 2003. 4. Sianturi, Hukum Pidana Militer di Indonesia, Penerbit AHAEM-PETEHAEM, Jakarta,1985. 5. Undang-Undang Pertahanan Keamanan (HANKAM) 1997, PT Mitra Info, Jakarta,1977. PERBANDINGAN HUKUM PIDANA BOBOT : 2 SKS Deskripsi : Mata kuliah Perbandingan Hukum Pidana merupakan salah satu mata kuliah pendalaman yang bermanfaat untuk lebih memahami dan mengembangkan hukum pidana nasional dengan pengkajian yang bersifat komparatif. Kompetensi : 1. Mahasiswa memahami berbagai sistem hukum pidana dalam berbagai keluarga hukum di dunia sehingga mahasiswa mampu membandingkan berbagai sistem hukum pidana serta mampu mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan persoalan-persoalan hukum. 2. Mahasiswa mampu menggambarkan secara komparatif pengaturan dan perumusan suatu masalah hukum pidana dalam berbagai hukum pidana (KUHP) negara lain. 3. Mahasiswa mampu menemukan pemikiran-pemikiran baru yang lebih kritis dalam rangka pengembangan ilmu hukum pidana dan pembaharuan hukum pidana di Indonesia. NO. I. POKOK BAHASAN PENGANTAR A. B. C. SUB POKOK BAHASAN Riwayat Perkembangan Perbandingan Hukum Istilah dan Pengertian Perbandingan Hukum Perbandingan Hukum sebagai suatu Penelitian/Keilmuan 120 Metode II. HUKUM PIDANA INGGRIS III. MASALAH ASAS LEGALITAS DITINJAU DARI BERBAGAI KUHP ASING IV. MASALAH KESALAHAN DITINJAU DARI BERBAGAI KUHP ASING V. MASALAH KESENGAJAAN DAN KEALPAAN DARI BERBAGAI KUHP ASING D. E. F. A. B. C. D. A. B. C. D. A. B. C. D. A. B. C. D. E. VI. MASALAH KESESATAN DITINJAU DARI BERBAGAI KUHP ASING VII. MASALAH PERCOBAAN DITINJAU DARI BERBAGAI KUHP ASING VIII. MASALAH RECIDIVE DITINJAU DARI BERBAGAI KUHP ASING A. B. C. D. A. B. C. D. E. A. B. C. D. E. F. G. Metode Perbandingan Hukum: Metode Fungsional Keluarga Hukum atau Famili Hukum Kegunaan atau Manfaat Perbandingan Hukum Alasan Perbandingan Hukum Dititikberatkan pada Hukum Pidana Inggris Sumber Hukum Pidana Inggris Prinsip-Prinsip Umum Hukum Pidana inggris Tindak Pidana di Inggris Asas Legalitas menurut KUHP Korea Asas Legalitas menurut KUHP Thailand Asas Legalitas menurut KUHP Polandia Asas Legalitas menurut KUHP Norwegia Asas Kesalahan dalam KUHP Soviet Asas Kesalahan dalam KUHP Republik Federasi Jerman Asas Kesalahan dalam KUHP Greenland Asas Kesalahan dalam KUHP Yugoslavia Pengertian Kesengajaan dan Kealpaan menurut KUHP Thailand Pengertian Kesengajaan dan Kealpaan menurut KUHP Polandia Pengertian Kesengajaan dan Kealpaan menurut KUHP Soviet Pengertian Kesengajaan dan Kealpaan menurut KUHP Jerman Pengertian Kesengajaan dan Kealpaan menurut KUHP Yugoslavia Masalah Kesesatan menurut KUHP Thailand Masalah Kesesatan menurut KUHP Korea Masalah Kesesatan menurut KUHP Polandia Masalah Kesesatan menurut KUHP Yugoslavia Masalah Percobaan menurut KUHP Korea Masalah Percobaan menurut KUHP Thailand Masalah Percobaan menurut KUHP Polandia Masalah Percobaan menurut KUHP Norwegia Masalah Percobaan menurut KUHP Greenland Masalah Recidive menurut KUHP Thailand Masalah Recidive menurut KUHP Korea Masalah Recidive menurut KUHP Jepang Masalah Recidive menurut KUHP Norwegia Masalah Recidive menurut KUHP Austria Masalah Recidive menurut KUHP Polandia Masalah Recidive menurut KUHP Yugoslavia LITERATUR: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Atmasasmita, Romli., Perbandingan Hukum Pidana, Bandung: Penerbit Mandar Maju,1996. Bellefroid, J.H.P., Inleiding Tot De Rechtswetenschap In Nederland, Nijmegen: Dekker & Van de Vegt N.V. ,1950. Hamzah, Andi, Perbandingan Hukum Pidana Beberapa Negara, Edisi Ketiga, Jakarta: Sinar Grafika, 2008. Maramis, Frans., Perbandingan Hukum Pidana, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994. Meryman, John Henry. The Civil Law Tradition: An Introduction to The Legal Systems of Western Europe and Latin America, Second Edition, Standford: Standford University Press, 1985. Nawawi Arief, Barda.. Perbandingan Hukum Pidana, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010. Sudarto, Perbandingan Hukum Pidana (Hukum Pidana Inggris), Semarang: Badan Penyediaan Bahan Kuliah Fakultas Hukum Undip, 1981. Zweigert, Konrad dan Hein Kotz. Introduction to Comparative Law, Third Revised Edition, Oxford: Clarendon Press, 1998. KUHP ASING: 1. 2. 3. The Act of Promulgating The Penal Code B.E. 1499, KUHP Thailand, {S.1)}, {(s.a.)}. The Greenland Criminal Code. London: Fred B. Rothman & Co., Sweet Maxwell Ltf, 1979. The Korean Civil Code. London: Sweet & Maxwell Ltd. , 1973. 121 4. 5. The Norwegian Penal Code. New Uork: Fred B. Rothman & Co. , 1961 The Penal Code of The Polish People’s Republic. London: Sweet & Maxwell Ltd, 1973. HUKUM PEMBUKTIAN BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Mata kuliah ini merupakan mata kuliah pilihan P.K II, yang merupakan pendalaman dari satu aspek penting dalam proses peradilan, yakni masalah pembuktian. Tujuannya adalah memahami dan mendalami masalah-masalah yang berhubungan dengan pembuktian pada sidang pengadilan sehingga mahasiswa mampu mengindentifikasi, menganalisis dan menyelesaikan persoalan-persoalan hukum yang timbul. NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I TINJAUAN UMUM HUKUM PEMBUKTIAN A. B. C. D. Pengertian Hukum Pembuktian Peranan Pembuktian Dalam Sistem Peradilan Tujuan pembuktian Hukum pembuktian Positif Indonesia II TEORI PEMBUKTIAN A. B. C. Teori Pembuktian bebas (conviction intime) Teori pembuktian Positif (Positief Wetelijke Bewijstheorie) Teori pembuktian Negatif (Negatief Wetelijke Bewijstheorie) Penerapannya dalam Sistem Peradilan Perdata, Pidana dan TUN D. III SARANA-SARANA PEMBUKTIAN A. B. C. Alat Bukti: 1. Menurut Ilmu Pengetahuan 2. Menurut Hukum Positif: Dalam Peradilan Perdata, Pidana, TUN Barang Bukti Ilmu-Ilmu Pendukung Dalam Peradilan Perdata Dalam Peradilan Pidana Dalam Peradilan TUN IV BEBAN PEMBUKTIAN A. B. C. V PEMERIKSAAN ALAT BUKTI DI PERSIDANGAN A. B. C. Dalam Perkara Perdata Dalam Perkara Pidana Dalam Perkara TUN LITERATUR : 1. Andi Hamzah, Pengusutan Perkara Kriminal Melalui Sarana Teknik dan Sarana Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1984. 2. --------------, 1990, Hukum Acara Pidana Indonesia, Ghalia Indonesia. 3. Bambang Waluyo, Sistem Pembuktian Dalam Peradilan Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 1992. 4. Munir (ed), Fair Trial : Prinsip-Prinsip Peradilan Yang Adil dan Tidak Memihak, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Jakarta, 1997. 5. Ratna Nurul Afiah, Barang Bukti Dalam Proses Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 1989. 6. Subekti, Hukum Pembuktian, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1995. 7. KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana) 8. Mr. Tresno, Komentar Atas HIR, Pradnya Paramita, Jakarta,1989 9. Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1993 10. Henry Cambell Black, Blacks Law Dictionary, west Publishing Co, St. Paul Minn, 1991 11. Retno Wulan Sutantio dan Iskandar Oerip Kartowinoto, 1995, Hukum acara Perdata dalam Teori dan Praktek, Mandar Madju, Bandung PENOLOGI BOBOT : 2 SKS Deskripsi : 122 Penologi merupakan salah satu mata kuliah pilihan bebas PKII : Peradilan dan Penyelesaian Sengketa Hukum yang bermanfaat untuk lebih mendalami dan mengembangkan hukum yang berkaitan dengan pelaksanaan pidana. Kompetensi : Setelah mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu memahami dan mendalami berbagai persoalan hukum di bidang pemasyarakatan sehingga mahasiswa mampu mengindentifikasi, menganalisis dan mencari solusi atas persoalan-persoalan hukum yang timbul. NO. I POKOK BAHASAN PENDAHULUAN SUB POKOK BAHASAN A. B. C. Pengertian dan Ruang Lingkup Penologi Hubungan antara Penologi dengan Kriminologi dan Hukum Pidana Tujuan dan Manfaat Mempelajari Penologi II SEJARAH PENGHUKUMAN A. B. C. Masa Kekuasaan Absolut dan Masyarakat Primitif Pembalasan dan Hukuman Badan Kompensasi sebagai Pembalasan Bentuk lain 1. Hukuman Penyiksaan Badan 2. Hukuman Cambuk 3. Hukuman Potong Anggota Badan 4. Hukuman Dicap dengan Besi Panas 5. Hukuman Diikat pada Tiang 6. Hukuman Dibelenggu dengan Rantai III HUKUMAN PEMBUANGAN DAN PENGASINGAN A. B. Hukuman “The Punishment of Criminal” B. Hukuman Penjara Pola Lama IV SISTEM PELAKSANAAN HUKUMAN PENJARA A. B. C. D. Pertumbuhan Sistem Kepenjaraan Kelemahan-Kelemahan sistem Kepenjaraan Sistem Pensylvania dan Sistem Auburn Konstruksi Bangunan Penjara dan Sarana Pendukung V PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA YANG BERASPEK PENOLOGI VI PEMASYARAKATAN MERUPAKAN PENOLOGI DI INDONESIA A. B. C. D. Pengertian Pemasyarakatan Pelaksanaan Pidana Penjara dengan Sistem Pemasyarakatan Faktor Pendukung Pelaksanaan sistem pemasyarakatan di Masa Depan Gagasan emenjadikan sistem pemasyarakatan sebagai suatu sistem terbuka. LITERATUR : 1. Mr. RA. Koesnoen, Politik Penjara Nasional 2. Dr. Andhi Hamzah, Sistem Pidana dan Pemidanaan di Indonesia dari Retribusi ke Reformasi 3. Prof.Mr. Roeslan Saleh, Stelsel Pidana di Indonesia 4. Romli Atmasasmita, Strategi Pembinaan Pelanggar Hukum Dalam Konteks Penegakan Hukum Di Indonesia 5. -------------------------, Kepenjaraan Dalam Suatu Bunga Rampai 6. Djoko Prakoso, Hukum Penitensier Di Indonesia 7. Arswendo Atmowiloto, Menghitung Hari 8. Dr. Bambang Poernomo, Pelaksanaan Pidana Penjara Dengan Sistem Pemasyarakatan 9. Reglement Penjara Staatsblad 1917 No. 708 10. UU No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan HUKUM PIDANA INTERNASIONAL BOBOT : 2 Deskripsi : Mata kuliah ini membahas tentang ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku terhadap kejahatan-kejahatan internasional dan kejahatan-kejahatan trans-nasional, penyelesaian masalah yurisdiksi negara berkiatan dengan kejahatan-kejahatan tersebut dan praktek peradilan pidana internasional. Kompetensi : Setelah mempelajari mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu untuk : 123 1. 2. 3. NO. 1 2 3 4 5 Mengidentifikasikan kejahatan-kejahatan yang menjadi obyek Hukum Pidana Internasional Memahami ketentuan-ketentuan hukum yang dapat diterapkan terhadap kejahatan-kejahatan yang menjadi obyek Hukum Pidana Internasional dan pratik Peradilan Pidana Internasional. Menerapkan ketentuan-ketentuan hukum dalam kasus-kasus/kejahatan-kejahatan internasional dan transnasional yang menjadi obyek Hukum Pidana Internasional POKOK BAHASAN Hakikat Pidana Internasional Hakikat Hukum Pidana Internasional Hakikat Hukum Pidana Inter-nasional Unsur-unsur Hukum Pidana Internasional Asas-asas Internasional Hukum Pidana 6 Obyek Hukum Pidana Internasional 7 8 Kejahatan Internasional Kejahatan Internasional 9 Kejahatan trans-nasional batas Negara) (lintas 10 Yurisdiksi Negara 11 12 Peradilan Pidana Internasional Peradilan Pidana Internasional 13 Mahkamah Pidana Internasional 14 Mahkamah Pidana Internasional SUB POKOK BAHASAN A. Pengertian Hukum Pidana Internasional B. Ruang lingkup Hukum Pidana Internasional Sejarah Perkembangan Hukum Pidana Internasional Karakteristik Hukum Pidana Internasional Asas, Kaidah, Proses Instrumen penegakan dan Obyek Hukum Pidana Internasional Pacta sunt servanda, Au dedere au punere, Au dedere au judicare, legalitas, teritorial, non-retroaktif, nebis in idem, non bis in idem. Kejahatan Internasional dan Kejahatan Lintas Batas Negara Bajak Laut Jure Gentium, Kejahatan Perang Agresi Kejahatan Perang, Kejahatan Genocida dan Kejahatan terhadap Kemanusiaan Konvensi-konvensi internasional tentang kejatahan lintas batas Negara tentang pembajakan pesawat udara, peredaran uang palsu, kejatahan narkotika, terorisme, dsb Asas yurisdiksi teritorial dan asas yurisdiksi teritorial yang diperluas Mahkamah Nuremberg dan Mahkamah Tokyo Mahkamah Pidana untuk Bekas Yugoslavia dan Mahkamah Pidana untuk Rwanda Sub Pokok Bahasan : Mahkamah Pidana Internasional Den Haag (ICC) Mahkamah Pidana Gabungan PBB dan Kamboja Literatur : 1. Romli Atmasasmita, Pengantar Hukum Pidana Internasional, Refika Aditama, Bandung, 2000. 2. Eddy Hiariej, Pengantar Hukum Pidana Internasional, Erlangga, 2009 GPH. Haryomataram, “Hukum humaniter”, CV. Rajawali, Jakarta, 1984. 3. ICRC Regional Office Jakarta, “Pengantar Hukum Humaniter”, Jakarta, 1999. 4. Arent Clark, Anthony and Beck J, Robert, “International Law and the Use of Force”, Routledge, London and New York, 1993. 5. Woetzel, Robert K, “The Nuremberg Trials in International Law”, Stevens and Sons limited, New York, 1962. 6. Statuta the International Criminal Tribunal for Yugoslavia, 1994. 7. Statuta the International Criminal Tribunal for Rwanda, 1994. 8. Statuta the International Criminal Court, 1998. ADVOKATUR BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Mata kuliah advokatur merupakan mata kuliah pendalaman dari salah satu aspek mata kuliah hukum cara, yakni aspek pembelaan dalam beracara atau dalam proses penegakan hukum. Tujuannya adalah untuk memberikan bekal pengetahuan dan pemahaman teoretis, yuridis maupun praktis kepada mahasiswa yang berkaitan dengan pembelaan atau advokasi dalam proses penegakan hukum beserta profesi advokat. NO. I POKOK BAHASAN PENGANTAR SUB POKOK BAHASAN A. B. C. Sejarah dan Pengertian Advokatur Fungsi dan Tujuan Advokatur Ruang lingkup (obyek) advokatur 124 II TINJAUANUMUM TENTANG ADVOKASI DI INDONESIA. D. E. F. Macam-macam dan bentuk-bentuk advokasi Sifat profesi advokat: independent, officium nobile Prinsip-prinsip dalam hubungan antara klien dan advokat: hak dan kewajiban kontraktual, tanggung jawab hukum, tanggung jawam moral profesi, imunitas, pro bono publico A. B. C. Sumber Hukum tentang Advokasi Pemberi advokasi dan Organisasi Profesi Advokat Hubungan advokat dengan penegak hukum lainnya: Konsep “Catur Wangsa”, contem of Court. Persyaratan bagi profesi Advokat D. III PERBANDINGAN DENGAN ADVOKASI DI NEGARA LAIN A. B. Di Amerika Serikat Di Belanda IV ADVOKASI DALAM PERKARA PIDANA, PERDATA DAN TUN A. B. C. Macam klien Kedudukan advokat dan bentuk advokasi yang diberikan Tehnik dan Strategi Pembelaan V BANTUAN HUKUM STRUKTURAL DAN KEPENTINGAN UMUM ATAU KEBIJAKAN PUBLIK A. B. Bantuan Hukum Struktural Bantuan Hukum untuk Kepentingan Umum atau dalam Kebijakan Publik VI PENGAWASAN TERHADAP ADVOKAT A. B. C. Pengawasan dari Negara dan Organisasi Advokat Melalui Kode Etik & Dewan Kehormatan Kode Etik Penjatuhan Sanksi VII PERAN ADVOKAT DALAM RANGKA PENGEMBANGAN ILMU HUKUM LITERATUR : 1. Frans Hendra Winarta, Advokat Indonesia: Citra Idealisme dan Keprihatinan, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1995 2. Luhut MP. Pangaribuan, Advokat dan Contempt of Court, Jambatan, Jakarta, 1996. 3. Soerjono Soekanto, Bantuan Hukum: Tinjauan Sosio Yuridis, Ghalia Indonesia, Jakarta. 4. Lasdin Wlas, Cakrawala Advokat Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1989. 5. Adnan Buyung Nasution, Bantuan Hukum di Indonesia, LP3ES, Jakarta, 1982. 6. Robert A.Carp & Ronald Stidham, Judicial Process in America, C.Q Press, Washington D.C. , 1990 7. Mary Ann Glendon, et al, Comparative Legal Tradition in a Nutshell, West Publishing Co.Minnesotta, 1982. 8. Marthalena P., SH., Tanggung Gugat Advokat, Dokter dan Notaris 9. Chaterine Elliot & France Quinn, English Legal System, Pearson Education, Ltd., England, 2000. 10. Binziad Kadhafi, dkk, Advokat Indonesia mencari Legitimasi, Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia, Jakarta, 2001. 11. Sintang Silaban, SH., dkk., Advokat Muda Indonesia. SISTEM PERADILAN PERDATA BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi: Mata kuliah sistem peradilan perdata ingin mengkaji peradilan dari aspek sistemnya, tentang peradilanperadilan yang bersifat keperdataan. Tujuannya ingin memberikan pandangan menyeluruh (bird view) kepada mahasiswa tentang peradilan perdata sebagai sebuah sistem, sehingga mahasiswa dapat membedakannya dengan sistem-sistem peradilan lainnya. NO. I. POKOK BAHASAN PENGANTAR SUB POKOK BAHASAN A. B. C. II. III. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT A. B. TATANAN ORGANSIASI PERADILAN A. Pengertian: sistem, peradilan dan sistem peradilan Unsur-unsur sistem peradilan: para pihak, organisasi pengadilan, konsep-konsep/ pengertian dasar, prinsip/asas, proses, peraturan Tujuan sistem peradilan perdata Penggugat & tergugat Manusia pribadi & bdan Hukum Peradilamn Umum (General susunan pengadilannya. 125 Yurisdiction): wewenang, B. C. IV. V. Peradilan Khusus (Limited Yurisdiction): wewenang, kriteria kekhususan, susunan pengadilan, hubungannya dengan peradilan umum Peradilan sui generis: wewenang, kriteria sui generis, macam, hubungan dengan peradilan yang sesungguhnya PERATURAN/HUKUM ACARA YANG DIPERGUNAKAN: PERADILAN UMUM, KHUSUS, SUI GENERIS KONSEP, PENGERTIAN DASAR, DAN PRINSIPPRINSIP A. B. C. D. E. F. G. H. Tuntutan Hak, Penggugat, Tergugat Sanksi keperdataan Lembaga Perwakilan Kebenaran formil, preponderance of evidence Legitima Persona Standi in Judicio, point d’intert point d’action Lembaga perdamain Volunteer & Contentiousa Yurisdiction Adversary System VI. ASAS-ASAS KHAS PERADILAN PERDATA A. B. C. D. Nemo Judex Sine Actor Verhandlungs maxime Berperkara dengan Beaya Dapat diwakilkan VII. PERBEDAAN DENGAN SISITEM PERADILAN PIDANA DAN TUN A. B. C. D. pihak-pihak dan kedudukannya kebenaran yang hendak dicari sifat hakim inisiatif berperkara LITERATUR : 1. Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 2002 2. ---------------------------, Mengenal Hukum, Liberty, Yogyakarta, 1999 3. Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2000. 4. Mr.R. Trisna, Komentar atas HIR, Pradnya Paramita, Jakarta, 1989 5. Mary Kay Kane, Civil Procedure, West Publishing Co, Minnesotta, 1991 6. Robert A. Carp & Ronald Stidham, Judicial Process in America, C.Q. Press, Washington D.C. , 1990 7. Jesse S. Rahael, The Collier Quick & Easy Guide to Law, Collier Book, N.Y. , 1962 8. Mary Ann Glendon, et.all, Comparative Legal Tradition in a Nutshell, West Publishing Co., Minnesotta, 1982 9. Soepomo, Hukum Acara Perdata Pengadilan Negeri, Pradnya Paramita, Jakarta, 1989 10. Catherine Elliot & France Quinn, English Legal System, Pearson Education Ltd., England, 2000. POLITIK HUKUM PERTANAHAN BOBOT : 2 SKS Kompetensi : Setelah menempuh mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat memahami prinsip-prinsip yang mengarahkan Pemerintah untuk mewujudkan tujuan Hukum Agraria dalam kaitannya dengan struktur hubungan antar bangsa, negara dan masyarakat dengan sumber daya alamnya. Disamping itu, prinsip-prinsip yang berkaitan dengan mengefektifkan penguasaan dan pemanfaatan tanah, memeratakan penguasaan dan pemilikan tanah, prinsip yang mendasari penetapan jenis-jenis hak atas tanah, serta perubahan prinsip hukum agraria dan hukum tanah sebagai dampak dari perubahan politik pembangunan. Sehingga, mahasiswa mampu mengidenditikasi dan menganalisis perubahan prinsip-prinsip Hukum Agraria sebagai dampak perubahan politik pembangunan. Deskripsi : Matakuliah ini membahas perumusan kebijaksanaan Hukum Agraria yang akan dan telah dilaksanakan secara nasional oleh Pemerintah mengenai bagaimana politik (kebijakan) mempengaruhi hukum agraria dengan cara melihat konfigurasi kekuatan yang ada di belakang pembuatan dan penegakan hukum agraria dengan tujuan menciptakan kondisi yang dapat mendukung terwujudnya tujuan hukum agraria. Politik Hukum Agraria ini mengatur hubungan hukum antara bangsa, negara dan masyarakat dengan sumber daya alamnya berdasarkan prinsip-prinsip yang mengarahkan pemerintah untuk mewujudkan tujuan Hukum Agraria dalam mengatur persediaan, peruntukan dan penggunaan sumber daya alamnya guna memenuhi kehidupan masyarakat yang terus berubah. 126 Materi Kuliah NO. I POKOK BAHASAN Pengantar SUB POKOK BAHASAN Dasar Hukum Pengertian Politik Hukum Pertanahan Tujuan Politik Hukum Pertanahan Sasaran Politik Hukum Pertanahan Aparat Pelaksana Dasar Hukum Struktur Aparat Pelaksana Kedudukan Aparat Pelaksana Fungsi Aparat Pelaksana Tugas Aparat Pelaksana Wewenang Aparat Pelaksana Struktur Hubungan Bangsa, Dasar Hukum Hak Bangsa Indonesia Negara dan Masyarakat dengan Hak Menguasai oleh Negara Sumber Daya Alam Hak Perorangan Atas Tanah Hubungan yang bersifat Abadi, Penguasaan dan Penuh Prinsip Penguasaan dan Dasar Hukum Penggunaan/Pemanfaatan SDA Prinsip Penguasaan Tanah Prinsip Penggunaan/Pemanfaatan Tanah Prinsip Kedudukan Hukum Adat Dasar Hukum Fungsi Hukum Adat Dasar Pembentukan Hukum Tanah Nasional Hukum Pelengkap Prinsip Penetapan Jenis Hak Atas Dasar Hukum Tanah Jenis Hak Atas Tanah Subyek Hukum Hak Atas Tanah Hak Dan Kewajiban Subyek Hukum Hak Atas Tanah Perlindungan Hukum Subyek Hukum Hak Atas Tanah Perubahan Prinsip Hukum Tanah Dasar Hukum sebagai Dampak Perubahan Prinsip Penguasaan Tanah Politik Pembangunan Prinsip Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah Prinsip Kedudukan Hukum Adat Prinsip Penetapan Jenis Hak Atas Tanah Bentuk Perubahan Prinsip Dasar Hukum Hukum Agraria Pembaharuan Hukum Tanah Nasional Dampak Perubahan Prinsip Kelemahan Isi Peraturan Perundang-Undangan Hukum Tanah Konflik Aparat Pelaksana dengan Masyarakat atau Masyarakat dengan Masyarakat D. Belum terwujudnya Kepastian Hukum dan Perlindungan Hukum atas Penguasaan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah. Lanjutan Dampak Perubahan A. Kelemahan Isi Peraturan Perundang- Undangan Prinsip Hukum Tanah B. Konflik Aparat Pelaksana dengan Masyarakat atau Masyarakat dengan Masyarakat C. Belum terwujudnya Kepastian Hukum dan Perlindungan Hukum atas Penguasaan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah. Beberapa Masalah Politik Hukum Pertanahan Diskusi Masalah Politik Hukum Pertanahan (Diskusi) II III IV V VI VII VIII IX X XI XII A. B. C. D. A. B. C. D. E. F. A. B. C. D. E. A. B. C. A. B. C. D. A. B. C. D. E. A. B. C. D. E. A. B. A. C. LITERATUR 1. 2. 3. 4. 5. Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria Isi Dan Pelaksanaannya, Penerbit Djambatan, Jakarta, 2001. Eddy Ruchiyat, Politik Pertanahan Sebelum Dan Sesudah Undang-Undang Pokok Agraria, Penerbit Alumni, Bandung, 1995 Iman Soetiknyo, Politik Hukum Nasional, Hubungan Manusia Dengan Tanah Yang Berdasarkan Pancasila, Penerbit Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Moh. Mahfud MD, Politik Hukum Di Indonesia, Penerbit PT Pusaka LP3ES, Jakarta, 1998. Maria S.W. Sumardjono, Kebijakan Pertanahan Antara Regulasi Dan Implementasi, Penerbit Buku Kompas, Jakarta, 2001 127 6. Noto Nagoro, Politik Hukum Dan pembangunan Agraria Di Indonesia, Penerbit CV Pancuran Tujuh, Jakarta HAK PENGUASAAN ATAS TANAH BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Agar mahasiswa mampu memahami ruang lingkup bidang pemilikan dan penguasaan tanah (Landreform) yang merupakan mata kuliah pendalaman dari Hukum Pertanahan, sehingga mahasiswa dapat mengidentifikasi, menganalisa dan memecahkan kasus Bidang Pemilikan dan Penguasaan Tanah berdasar Hukum Pertanahan yang berlaku. NO. I. II. III. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN PENGANTAR I . A. B. C. D. E. F. Landasan Hukum Pengertian Latar Belakang Timbulnya Landreform Tujuan dan Sasaran Asasa-Asas Obyek Landreform APARAT A PELAKSANAN KEBIJAKSANAAN LANDREFORM A. Kewenangan Urusan Bidang Pemilikan dan Penguasaan Tanah Tugas Penyelenggaraan Landreform Tata Kerja Pelaksana Landreform POKOK-POKOK KEBIJAKSANAAN LANDREFORM A B. C. Pembatasan Luas Maksimum Penguasaan Tanah 1. Landasan Hukum 2. Pengertian 3. Tujuan 4. Pelaksanaan / Prosedur B. Larangan Pemilikan / Tanah Absentee 1. Landasan Hukum 2. Pengertian 3. Subyek (Pengecualian) 4. Pelaksanaan / Prosedur C. Redistribusi Tanah Pertanian 1. Landasan Hukum 2. Pengertian 3. Tujuan 4. Subyek (Penerima Redistribusi) 5. Pelaksanaan / Prosedur D. Pengaturan Kembali Gadai Tanah Pertanian 1. Landasan Hukum 2. Pengertian 3. Tujuan 4. Pelaksanaan / Prosedur E. Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian 1. Landasan Hukum 2. Pengertian 3. Latar Belakang Timbulnya Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian 4. Subyek Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian 5. Bentuk Perjanjian 6. Jangka Waktu 7. Sistem Pembagian Hasil F. Penetapan Luas Minimum Pemilikan Tanah Pertanian 1. Landasan Hukum 2. Pengertian 3. Tujuan 4. Pelaksanaan / Prosedur G. Larangan Pemecahan Pemilikan Tanah Pertanian 1. Landasan Hukum 128 2. Pengertian 3. Tujuan 4. Pelaksanaan / Prosedur IV. USAHA-USAHA YANG MENYERTAI LANDREFORM A. B. C. D. E. F. Pembukaan Tanah Yang Baru Trnasmigrasi Industrialisasi Usaha Mempertinggi Produktifitas (intensifikasi) Kebijakan Mengenai Pencetakan Sawah Konsolidasi Penguasaan Tanah-Tanah Obyek Landreform LITERATUR : 1. Abdurahman, Ketentuan Pokok tentang Masalah Agraria, Kehutanan, Pertambangan, Transmigrasi, Pengairan dan Lingkungan Hidup, Bandung, Alumni, 1992 2. Ari Sukarti Hutagalung, Program Redistribusi Tanah Di Indonesia, Jakarta, CV. Rajawali, 1985. 3. Badan Pertanahan Nasional, Kumpulan Peraturan-Peraturan tentang Kawasan Industri, Jakarta, BPN 4. Budi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Jakarta, Djambatan, 2003. 5. Hastuti, Agraria Reform Di Philipina dan Perbandingan Dengan Landreform Di Indonesia, Bandung, Mandar Maju, 1990. 6. I Nyoman Budijaya, Tinjauan Yuridis tentang Redistribusi Tanah Pertanian Dalam Rangka Pelaksanaan Landreform, Yogyakarta, Liberty, 1988. 7. Parlindungan, AP, Undang-Undang Bagi Hasil Di Indonesia (Suatu Studi Komparatif), Bandung, Mandar Maju, 1989. 8. ---------------------, Hukum Agraria serta Landreform, Bandung, Mandar Maju, 1989. PENATAGUNAAN TANAH BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan kompetensi : Mahasiswa mampu memahami dan mendalami tentang penggunaan tanah yang berkaitan dengan pembangunan, sehingga mahasiswa dapat mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan masalah hukum yang timbul. NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I. PENDAHULUAN A. B. Pengertian Penatagunaan Tanah Landasan Hukum Penatagunaan Tanah II. ASAS DAN TUJUAN DALAM PENATAGUNAAN TANAH A. B. Asas-Asas dari Penatagunaan Tanah Tujuan dari Penatagunaan Tanah III. MODEL DALAM PENATAGUNAAN TANAH A. B. Arah Pembangunan Tanah Perkotaan (ATLAS) Arah Pembangunan Tanah Pedesaan (LOSS) IV. APARAT PELAKSANA PENATAGUNAAN TANAH A. B. C. Di Tingkat Nasional (Pusat) Di Tingkat Propinsi Di Tingkat Kabupaten / Kota V KONSOLIDASI TANAH A. B. C. D. E. Pengertian Konsolidasi Tanah Tujuan dan Sasaran Konsolidasi Tanah Manfaat Konsolidasi Tanah Obyek dan Peserta Konsolidasi Tanah Kegiatan Konsolidasi Tanah LITERATUR : 1. A.P., Parlindungan, Beberapa Pelaksanaan Kegiatan Dari UUPA, Mandar Maju, Bandung, 1992. 2. Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia Sejarah Isi dan Pelaksanaannya, Jambatan, Jakarta, 2003. 3. -------------------, Hukum Agraria Indonesia Himpunan Peraturan-Peraturan Hukum Tanah, Jambatan, Jakarta, 2003. 4. Direktorat Landreform, Konsolidasi Tanah Perkotaan, Jakarta, 1990. 129 HUKUM PENATAAN RUANG BOBOT : 2 SKS4 Deskripsi dan Kompetensi : Agar mahasiswa mampu memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan bidang penataan ruang seperti asas dan tujuan dalam penataan ruang, perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian dalam tata ruang. NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I. PENDAHULUAN A. B. Pengertian Penataan Ruang Landasan Hukum Penataan Ruang II. ASAS DAN TUJUAN DALAM PENATAAN RUANG A. B. Asas-Asas dalam Penataan Ruang Tujuan dalam Penataan Ruang III. HAK-HAK DAN KEWAJIBAN DALAM PENATAAN RUANG A. B. Hak-Hak Dalam Penataan Ruang Kewajiban Dalam Penataan Ruang IV. PERENCANAAN, PEMANFAATAN DAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG A. B. C. Perencanaan dalam Penataan Ruang Pemanfaatan Ruang Pengendalian dalam Penataan Ruang V. RENCANA TATA RUANG A. B. C. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten / Kota VI. WEWENANG DAN PEMBINAAN DALAM PENATAAN RUANG A. B. Wewenang Pemerintah Dalam Penataan Ruang Pembinaan oleh Pemerintah Dalam Penataan Ruang VII. PENERAPAN RENCANA TATA RUANG DALAM PEMBANGUNAN A. B. C. Tingkat Nasional Tingkat Propinsi Tingkat Kabupaten/Kota LITERATUR 1. Djemal Hoesen Koesoemahatmadja, Pokok-Pokok Hukum Tata Usaha Negara, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1990. 2. Hestu Cipto Handoyo B., Aspek-Aspek Hukum Administrasi Negara Dalam Penataan Ruang, Penerbitan Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 1995. 3. Utrecht & M. Saleh Djindang, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Ichtiar Baru, Jakarta, 1990. PENDAFTARAN TANAH BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami dan mendalami berbagai persoalan hukum yang muncul dalam mekanisme dan kegiatan dalam rangka pendaftaran tanah, sehingga mahasiswa mampu mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan persoalan hukum yang muncul. NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I. PENGANTAR A. B. C. D. E. F. G. Dasar Hukum Pendaftaran Tanah Pengertan Tujuan dan Manfaat Asas-asas Sistem Obyek Aparat yang terkait dalam pelaksanaan pendaftaran II. KEGIATAN PENDAFTARAN TANAH A. Pendaftaran Tanah untuk Pertama kali : 1. Pendaftaran Tanah Sporadik 2. Pendaftaran Tanah Sistematik 3. Kegiatan Pendaftaran Tanah Untuk Pertama Kali a. Pengumpulan dan Pengolahan Data Fisik b. Pembuktian Hak dan Pembukuannya c. Penerbitan Sertipikat d. Penyajian Data Fisik dan Data Yuridis 130 B. e. Penyimpanan Daftar Umum dan Dokumen Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah : 1. Pemindahan Hak dengan lelang 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Pemindahan hak bukan dengan lelang Peralihan hak karena pewarisan Peralihan hak karena penggabungan atau pelebaran Perubahan data pendaftaran tanah berdasarkan putusan Perubahan nama Pemecahan, Pemisahan dan Penggabungan bidang tanah Pembagian hak bersama Perpanjangan jangka waktu hak atas tanah Perubahan hak atas tanah Pembebanan hak Peralihan dan hapusnya hak tanggungan Penolakan Pendaftaran peralihan dan pembebasan hak atas tanah Hapusnya hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun III. PROYEK ADMINISTRASI PERTANAHAN (PAP) A. B. C. D. Pengertian Tujuan Kegiatan Kegiatan Biaya IV. SERTIPIKAT A. B. Pengertian Penggantian V. PERMASALAHAN DALAM PENDAFTARAN TANAH A. B. C. Pendaftaran Hak Atas Tanah Pendaftaran Peralihan Hak atas Tanah Pendaftran Pembebanan Hak Atas Tanah LITERATUR : 1. Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia (Himpunan Peraturan-Peraturan Hukum Tanah, Djambatan, Jakarta, 1996 2. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik Kedudukan Wakaf Di Negeri Kita, Alumni, Bandung 3. A.P Parlindungan, Pendaftaran Dan Konvensi Hak Atas Tanah, Alumni, Bandung, 1985. 4. Benny Bosu, Perkembangan Terbaru Sertifikat (Tanah, Tanggungan dan Kondominium), Medisa, Jakarta, 1997 HUKUM TANAH ADAT BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Mata kuliah ini merupakan mata kuliah pilihan. Berisi tentang pengertian, transaksi tanah dan transaksi yang bersangkutan dengan tanah, kedudukan hukum tanah adat menurut peraturan perundang-undangan di Indonesia, keberadaan peralihan hak atas tanah menurut Hukum Adat, dan keberadaan beberapa tanah ulayat di Indonesia. Setelah mempelajari mata kuliah ini diharapkan memahami dan mendalami serta menerapkan Hukum Tanah Adat di Indonesia sehingga mahasiswa mampu mengidentifikasikan, menganalisis dan memecahkan persoalan hukum yang muncul. NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I. PENGANTAR A. B. C. Pengertian Hak Purba Hak Perseorangan II. III. TRANSAKSI TANAH DAN TRANSAKSI YANG BERSANGKUATAN DENGAN TANAH IV. KEBERADAAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH MENURUT HUKUM ADAT KEDUDUKAN HUKUM TANAH ADAT MENURUT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA 131 V. KEBERADAAN TANAH ULAYAT DI INDONESIA LITERATUR : 1. Iman Sudiyat, Hukum Adat : Sketsa Asas, Liberty, Yogyakarta, 1981. 2. I. Sugiyarto, Tanah Adat, Tanah Ulayat dan UUPA, Makalah, Yogyakarta, 1986. 3. H. Abdurrachman, Kedudukan Hak Ulayat Dalam Pembangunan Nasional, Yogyakarta, 1986. 4. Sofian Thalib, Hak Ulayat dan Masalahanya Di Sumatera Barat, Bogor, 1996. 5. Kanwil BPN Propinsi Sumsel, Penanganan Masalah Tanah Adat Di Propinsi Sumsel, Makalah, Bogor, 1996. 6. Kanwil BPN Propinsi Bali, Pelaksanaan Permasalahan dan Pemecahan Masalah Tanah Adat Di Bali, Makalah, Bogor, 1996. 7. Kanwil BPN Propinsi Sumut, Pelaksanaan Permasalahan, dan Pemecahan Masalah Tanah Adat Di Sumut, Makalah, Bogor, 1996. 8. UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria 9. Peraturan Menteri Negara Agraria/Ketua BPN No. 5 Tahun 1999 tentang Pedoman Penyelesaian Masalah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat. HUKUM PERINDUSTRIAN BOBOT SKS : 2 Deskripsi dan Kompetensi : Memahami dan mendalami berbagai persoalan hukum yang muncul sebagai akibat ativitas dalam bidang perindustrian, sehingga mahasiswa mampumengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan persoalan hukum yang muncul. NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I PENGANTAR A. B. C. Pengertian industri dan perindustrian Pengertian dan ruang lingkup hukum perindustrian Perkembangan hukum Perindustrian II KELEMBAGAAN DAN KEWENANGAN DALAM PENGELOLAAN PERINDUSTRIAN A. B. C. Dasar hukum Kelembagaan Tugas dan wewenang III PENGELOLAAN PERINDUSTRIAN A. Arah kebijakan pemerintah dalam bidang perindustrian Kategorisasi/jenis industri Asas/prinsip pengelolaan perindustrian Subyek hukum, hak dan kewajiban dalam perindustrian dalam kaitannya dengan pengelolaan lingkungan Pengelolaan Perindustrian dan Hak Penguasaan Atas Tanah Perizinan dalam bidang perindustrian Persoalan lingkungan dalam perindustrian AMDAL dan audit lingkungan dalam perindustrian Peran masyarakat dan LSM dalam pengelolaan lingkungan berkenaan dengan kegiatan di bidang perindustrian B. C. D. E. F. G. H. I. IV SISTEM SERTIFIKASI ISO 9000 DALAM BIDANG INDUSTRI A. B. C. Latar belakang Prosedur sertifikasi ISO 9000 Kaitan sertifikasi ISO 9000 dengan ISO 14.000 V PENEGAKAN HUKUM PERINDUSTRIAN A. B. C. Aspek administratif Aspek keperdataan Aspek kepidanaan LITERATUR : 1. John Salindo, Undang-undang Gangguan dan Masalah Lingkungan, Sinar Grafika, Jakarta, 1988 2. Kansil, Cst., Pokok-Pokok Hukum Perindustrian di Indonesia, Ind-Hill Co, Jakarta,1986 3. Soedjono Dirdjosisworo, Pengamanan Hukum terhadap pencemaran Lingkungan akibat Industri, Alumni, Bandung, 1983 132 4. --------------, Upaya Teknologi dan Penegakan Hukum Menghadapi Pencemaran Lingkungan Akibat Industri, PT Citra Aditya Bhakti, 1991 HUKUM PERTAMBANGAN BOBOT SKS : 2 Deskripsi dan Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami dan mendalami berbagai persoalan hukum yang muncul sebagai akibat ativitas dalam bidang pertambangan, sehingga mahasiswa mampu mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan persoalan hukum yang muncul. NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I PENGANTAR A. Sejarah Pengaturan Pertambangan di Indonesian B. Pengertian-pengertian dan ruang lingkup Hk. Pertambangan II PERMASALAHAN-PERMASALAHAN DALAM BIDANG PERTAMBANGAN III KELEMBAGAAN DAN KEWENANGAN DALAM PENGELOLAAN PERTAMBANGAN A. Dasar Hukum B. Kelembagaan C. Tugas dan werwenang IV PEMANFAATAN BAHAN TAMBANG DAN KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM A. Kebijakan Pemerintah dalam bidang pertambangan B. Jenis atau kategorisasi bahan tambang C. Subyek hukum, hak dan kewajiban dalam bidang pertambangan D. Pengusahaan Pertambangan dan Hak Penguasaan Atas Tanah E. Perizinan dalam pemanfaatan hasil tambang F. Kontrak Karya dalam bidang pertambangan G. AMDAL dan audit lingkungan dalam bidang pertambanangan H. Peran masyarakat dan LSM dalam konservasi sda berkenaan dengan kegiatan pertambangan V PENEGAKAN HUKUM PERTAMBANGAN A. Aspek administratif B. Aspek kepidanaan C. Aspek keperdataan LITERATUR : 1. Ditjen Minyak dan Gas Bumi Departemen Pertambangan dan Enerji, Pembinaan, Penguasaaan dan Penerapan Teknologi Lingkungan Kegiatan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi serta Pengusahaan Panas Bumi, Seminar, Yogyakarta, Desember 1997 2. Departemen Pertambangan RI, 40 Th Peranan Pertambangan dan Energi di Indonesia, Jakarta, 1985 3. Abrar Saleng, Hukum Pertambangan, UII Pres, Yogyakarta, 2004 4. Maringin Simatupang dan Sutaryo Sigit, Pengantar Pertambangan Indonesia, Asosiasi Pertambangan Indonesia, 1992 5. Sigit S, Collection of Papers on Indonesia-Mining and Mineral Development Policy, Directorate of Mines, Departement of Mines and Energy, Jakarta, 1989 HUKUM KEHUTANAN BOBOT SKS : 2 Deskripsi dan Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami dan mendalami berbagai persoalan hukum yang muncul dalam hubungan hukum antara orang dengan sumberdaya hutan sehingga mahasiswa mampu mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan persoalan hukum yang muncul dari aktivitas orang di bidang kehutanan. NO. I POKOK BAHASAN PENGANTAR SUB POKOK BAHASAN A. B. Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Kehutanan Perkembangan Hukum Kehutanan 133 II III IV V C. Permasalahan-permasalahan dalam hukum Kehutanan KELEMBAGAAN DAN WEWENANG DALAM PENGELOLAAN HUTAN A. B. C. Dasar Hukum Kelembagaan Pengorganisasian Pengelolaan Hutan Tugas dan kewenangan Pengelolaan Hutan PEMANFAATAN HUTAN DAN KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM A. B. C. D. E. F. G. H. Arah kebijakan pemerintah Jenis/kategorisasi hutan Asas dan prinsip pengelolaan hutan Subyek hukum, hak dan kewajiban dalam pengelolaan hutan Perizinan dalam pemanfaatan hutan Persoalan Lingkungan dalam pemanfaatan hutan Konservasi hutan dan ekosistemnya Peran masyarakat dan LSM dalam pemanfaatan hutan SISTEM SERTIFIKASI EKOLABEL DALAM PENGELOLAAN HUTAN A. B. C. D. Latar belakang Hakekat dan tujuan ekolabel Prosedur sertifikasi ekolabel Kaitan sertifikasi ekolabel dengan sertifikasi ISO 14.000 PENEGAKAN HUKUM KEHUTANAN A. B. C. Aspek administratif Aspek kepidanaan Aspek keperdataan LITERATUR : 1. Salim HS, Dasar-dasar Hukum Kehutanan, Sinar Grafika, Jakarta, 1997/…….. 2. Mohamad Prakosa, Rencana Kebijakan Kehutanan, Aditya Media, Yogyakarta, 1996. 3. Arifin AriefHutan, Hakikat dan Pengaruhnya terhadap Lingkungan, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1994 4. Mohamad Saad dan Sabaruddin Amrulah, Pengusahaan Hutan, Kelestarian Lingkungan, PB HMI, 1995 5. Leden Marpaung, Tindak Pidana terhadap Hutan, Hasil Hutan dan Satwa, Erlangga, 1995 6. Hasanu Simon, Merencanakan Pembangunan Hutan untuk Strategi Kehutanan Sosial, Aditya Media, Yogyakarta, 1994/…… 7. --------------------, Hutan Jati dan Kemakmuran, Problematika dan Strategi Pemecahannya, Aditya Media, Yogyakarta, 1993 8. Bambang Pamulardi, Hukum Kehutanan dan Pembangunan Bidang Kehutanan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995/……. 9. Alam Setia Zein, Hukum Lingkungan: Kaedah-Kaedah Pengelolaan Hutan, Rja Grafindo Persada, Jakarta, 1995 10. --------------------, Aspek Pembinaan Kawasan Hutan dan Stratifikasi Hutan Rakyat, Rineka Cipta, Jakarta, 1998 11. Ida Aju P. Resosudarmo dan Carol J.P. Colfer,(ed.), Masyarakat, Hutan dan Perumusan Kebijakan di Indonesia, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta , 2003 HUKUM KEPARIWISATAAN BOBOT SKS : 2 Deskripsi dan Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami dan mendalami berbagai persoalan hukum yang muncul sebagai akibat ativitas dalam bidang kepariwisataan, sehingga mahasiswa mampumengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan persoalan hukum yang muncul. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN II. I. I NO. PENGANTAR A. B. III. II PERKEMBANGAN HUKUM KEPARIWISATAAN Pengertian dan ruang lingkup kepariwisataan Kebijakan pemerintah dalam bidang kepariwisataan IV. III KELEMBAGAAN DAN KEWENANGAN DALAM PENGELOLAAN KEPARIWISATAAN A. B. C. Dasar hukum Organisasi/kelembagaan Tugas dan wewenang V. IV PENGELOLAAN KEPARIWISATAAN DAN LINGKUNGAN A. B. C. D. Obyek dan usaha pariwisata Prinsip/asasdan tujuan pengelolaan kepariwisataan Ecotourism (kepariwisataan yang berwawasan lingkungan) Subyek hukum, hak dan kewajiban dalam pengelolaan kepariwisataan Pengelolaan Kepariwisataan dan Hak Penguasaan Atas E. 134 F. G. H. V PENEGAKAN HUKUM KEPARIWISATAAN A. B. C. Tanah Perizinan dalam pengelolaan kepariwisataan AMDAL dan audit lingkungan dalam pengelolaan kepariwisataan Peran masyarakat dan LSM dalam pengelolaan lingkungan berkenaan dengan kegiatan pariwisata Aspek administratif Aspek kepidanaan Aspek keperdataan LITERATUR : 1. Dirjen Pariwisata, Kebijakan Pariwisata Nasional, Jakarta, 1996 2. Gamal Suwantoro, 1997, Dasar-Dasar Pariwisata, Andi Offset, Yogyakarta 3. Hadi Setia Tunggal, 1999, Peraturan perundang-undangan Kepariwisataan di Indonesia, Harvarindo, Jakarta 4. Oka A. Yoeti, 1997, Perencanaan dan Pengembagan Pariwisata, PT. Pradnya Paramita, Jakarta 5. Kodyat, 1996, Sejarah Pariwisata dan Perkembangannya di Indonesia, PT Gramedia Widiasarana, Jakarta Linberg K. and Hawkkens DE, 1993, The Ecotourism Society, North Bennington, USA 6. James Spilane,……………… TEORI KONSTITUSI BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Memahami dan mendalami berbagai teori berkenaan dengan sifat, isi dan perubahan kontitusi sehingga mahasiswa mampu mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan persoalan hukum yang muncul. NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I SEJARAH TIMBULNYA KONSTITUSI A. Perkembangan absolutisme B. Timbulnya negara hukum C. Negara hukum dan konstitusi II PENGERTIAN KONSTITUSI A. Pengertian Umum B. Paham-paham Konstitusi : 1. Konstitusi dalam arti materiil 2. Konstitusi dalam arti formil 3. Konstitusi sebagai undang-undang tertinggi 4. Konstitusi menurut Paham Herman Heller 5. Konstitusi menurut Paham C.F. Strong III SIFAT-SIFAT KONSTITUSI A. B. C. D. Konstitusi yang bersifat Rigid Konstitusi yang bersifat fleksibel Konstitusi Tertulis Konstitusi Tidak Tertulis IV ISI KONSTITUSI V PERUBAHAN KONSTITUSI A. B. C. D. Arti perubahan Perubahan Konstitusi dan makna demokrasi Sistem dan prosedur perubahan konstitusi Sistem dan prosedur perubahan konstitusi di Indonesia VI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KONSITUSI LITERATUR : 1. Abu Daud Busroh, Ilmu Negara, Bumi Aksara, Jakarta, 1990. 2. Strong C.F., Modern Political Constitution. 3. Wheare KC., Modern Constitution, Oxford University, London, 1975. 4. UUD 1945 beserta Amandemennya 5. Konstitusi Beberapa Negara (Kumpulan Konstitusi) 6. Mahfud M.D, Amandemen Konstitusi, Menuju Reformasi Tata Negara, UII Press, 1999 7. Nihmatul Huda, Hukum & Konstitusi, UII Press, 2002 8. Bagir Manan, Perkembangan Konstitusi, UII Press, 2003 HUKUM PEMERINTAHAN LOKAL BOBOT : 2 SKS 135 Deskripsi dan Kompetensi : Memahami dan mendalami berbagai persoalan hukum yang muncul dalam lingkup pemerintahan lokal sehingga mahasiswa mampu mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan persoalan hukum yang muncul. NO. I POKOK BAHASAN PENGANTAR SUB POKOK BAHASAN A. D. E. F. G. H. Pengertian Pemerintah Lokal 1. Pemerintah Lokal Administratif 2. Pemerintah Lokal Otonom Latar belakang Pemda Asas-Asas Pemerintahan Daerah 1. Desentralisasi 2. Dekonsentrasi 3. Medebewind 4. Vrijbestuur Wilayah Administratif Kota Administratif Pengawasan Keuangan Pemerintah Daerah Pembagian Urusan Rumah Tangga Daerah B. C. II PERKEMBANGAN PEMDA DI INDONESIA A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. Pemerintah Lokal Hindia Belanda UU No. 22 Tahun 1945 UU No. 44 Tahun 1950 UU No. 1 Tahun 1957 UU No. 6 Tahun 1959 PenPres 6 tahun 1959 PenPres 5 tahun 1960 PP No. 50 tahun 1963 UU No. 18 tahun 1965 UU NO. 5 TAHUN 1974 III UU 22 TAHUN 1999 TENTANG PEMEMERINTAH DAERAH A. B. C. Ketentuan Umum Dasar-Dasar Pemikiran pembentukan pemda Asas ,Prinsip, Hakekat Pengaturan pemerintah Daerah IV HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH A. Dasar-Dasar Hubungan antara Pusat dan Daerah dalam kerangka Desentralisasi Sistem Rumah Tangga Daerah Mekanisme Hubungan antara Pusat dan Daerah Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah B. C. D. V OTONOMI DAERAH A. B. C. VI PEMERINTAHAN DESA A. B. Hakikat dan Tujuan Otonomi Daerah Hubungan Otonomi Daerah dan Urusan Rumah tangga Daerah. Pelaksanaan Otonomi Daerah dan Urusan Rumah tangga Daerah. Pembentukan, penggabungan dan penghapusan desa Struktur organisasi pemerintahan desa LITERATUR: 1. Ateng Syafrudin, Pengaturan Koordinasi Pemerintahan Di Daerah, Tarsito, Bandung, 1976. 2. --------------------, Pasang Surut Otonomi Daerah, Binacipta, Bandung, 1985. 3. Bagirmanan, SH. MCL. Dr., Hubungan Antara Pusat dan Daerah Menurut UUD 1945, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1994. 4. Irawan Soejito, Sejarah Pemerintahan Daerah di Indonesia, Pradnya Paramita, Jakarta, 1981. 5. -----------------, Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, Bina Aksara, Jakarta, 1981. 6. Soehino, Perkembangan Pemerintahan Di Daerah, Liberty, Yogyakarta, 1991. 7. Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Tata Negara di Indonesia, Dian Rakyat, 1997. 8. Hestu Cipto Handoyo B., Otonomi Daerah: Titik Berat otonomi dan Urusan Rumah tangga daerah, UAJY, 1998. HUKUM KEWARGANEGARAAN BOBOT : 2 SKS 136 Deskripsi :: Hukum Kewarganegaraan adalah merupakan salah satu bagian dari mata kuliah pilihan yang materinya merupakan kelanjutan dari materi kuliah kewarganegaraan yang sudah disampaikan secara garis besar dalam mata kuliah Hukum Tata negara. Oleh karena itu Hukum Kewarganegaraan akan membahas lebih lanjut dan lebih rinci materi yang telah disampaiakan dalam kuliah Hukum Tata Negara khususnya materi tentang kewarganegaraan. Adapun tujuan mata kuliah Hukum Kewarganegaraan adalah agar mahasiswa dapat memahami dan mendalami berbagai kaidah hukum yang berkaitan dengan masalah kewarganegaraan. Kompetensi : Setelah mempelajari dan lulus mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi dan menganalisis dan memecahkan berbagai permasalahan pokok Hukum Kewarganegaraan Indonesia. NO I POKOK BAHASAN PENGANTAR II. SEJARAH HUKUM KEWARGANEGARAAN INDONESIA PENGATURAN KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA III. SUB POKOK BAHASAN A. Warganegara merupakan anggota negara. B. Warganegara merupakan unsur penting untuk bedirinya negara. C. Tiap-tiap negara berdaulat untuk menentukan siapa yang menjadi warganegaranya. D. Dasar pengaturan kewarganegaraan di Indonesia. E. Ruang lingkup atau Pokok kajian hukum kewarganegaraan. F. Permasalahan dalam hukum kewarganegaraan. G. Peristilahan dalam hukum kewarganegaraan. H. Arti pentingnya status kewarganegaraan bagi seseorang. I. Asas-asas kewarganegaraan J. Sejarah perkembangan asas kewarganegaraan. K. Dwikewarganegaraan dan tanpa kewarganegaraan. A. Masa penjajahan B. Masa kemerdekaan. A. B. C. D. E. IV. CARA MEMPEROLEH DAN CARA KEHILANGAN KEWARGANEGARAAN INDONESIA A. B. C. D. UU No. 62 Tahun 1958 Penyelesaian masalah dwikewarganegaraan antara RI dengan RRC dan dampaknya terhadap nasyarakat keturunan Tiong Hoa di Indonesia. Pembaharuan UU Kewarganegaraan RI (UU No. 12 Tahun 2006). Perlindungan hukum terhadap perempuan dan anak menurut : UU No. 62 Tahun 1958 dan menurut UU No. 12 Tahun 2006. Perbedaan UU No. 62 Tahun 1958 dengan UU No.12 Tahun 2006. Siapa yang menjadi WNI Syarat dan tata cara memperoleh kewarganegaraan RI Kehilangan kewarganegaraan RI Syarat dan tatacara memperoleh kembali kewarganegaraan RI. LITERATUR 1. Indradi Kusuma dan Wahyu Efendi, Kewarganegaraan Indonesia, Forum Komunikasi Kesatuan Bangsa (FKKB) & Gerakan Perjuangan Anti Diskriminasi (GANDI), Yakarta, 2002. 2. Koerniatmanto Soetoprawiro, Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian Indonesia, Gramedia, Yakarta, 1994. 3. Prastyo, Y.T, Petunjuk Praktis Untuk Menyelesaikan Masalah Kewarganegaraan Anda, Gramedia, Yakarta, 1994. 4. Sudargo Gautama, Tafsiran Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia, Alumni, Bandung, 1973. 5. ________________, Warganegara dan Orang Asing, Alumni, Bandung, 1987. 6. ________________, Hukum Perdata Internacional Indonesia, Eresco, Bandung-Jakarta, 1976. 7. Samuel S Nitisaputra (Penyunting), Referensi Fundamental Diskursus Hukum Kewarganegaraan, Komnas HAM, GANDI dan FKKB, 2000. 137 HUKUM KEIMIGRASIAN BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Agar mahasiswa dapat memahami berbagai ketentuan hukum keimigrasian, sehingga diharapkan mahasiswa mampu mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan permasalahan-permasalahan pokok hukum keimigrasian di Indonesia. NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. POKOK BAHASAN Pengantar/Pendahuluan Politik Hukum Keimigrasian dan perkembangannya dalam sistem hukum di Indonesia Keimigrasian dan hukum keimigrasian Trifungsi keimigrasian dan perkembangannya Pekembangan ruang lingkup fungsi keimigrasian Fungsi keimigrasian dalam sistem hukum nasional 7. Pelaksanaan peran dan keimigrasian di Indonesia 8. Kelembangaan dan mekanisme tatalaksana Imigrasi Implementasi peranan keimigrasian dalam rangka peningkatan ekonomi dan pemeliharaan ketahanan nasional secara seimbang Fungsi keimigrasian di berbagai negara 9. 10. fungsi 11. Kewenangan berbagai negara 12. 13. Dokumen keimigrasian Fasilitas keimigrasian bagi anak berkewarganegaraan ganda dalam rangka pelaksanaan UU No. 12 Tahun 2006 Peranan keimigrasian dalam rangka menanggulangi perdagangan orang (perempuan dan anak) 14. keimigrasian di SUB POKOK BAHASAN Tujuan dan Ruang Lingkup Hukum Keimigrasian Politik pintu terbuka (open door policy) dan politik selektif (selective policy). Pengertian keimigrasian dan hukum keimigrasian. Dua unsur penting pengaturan dalam hukum keimigrasian. Perubahan dari fungsi pelayanan, fungsi penegakan hukum dan fungsi keamanan menjadi fungsi pelayanan, fungsi penegakan hukum dan funsi fasilitator pembangunan ekonomi. Paradigma lama dan paradigma baru fungsi keimigrasian. Hukum keimigrasian merupakan bagian dari ilmu hukum kenegaraan, khususnya merupakan cabang dari hukum adminstrasi negara. Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan peran dan fungsi keimigrasian berkaitan dengan posisi geografis wilayah RI dan aspek demografi serta sumber daya alam. Penegakan hukum di bidang keimigrasian masih sangat lemah atau belum memadai. Tinjauan kasus keimigrasian : Kebijakan BVKS, pengirimanTKI ke luar negeri ditinjau dari aspek keimigrasian dan kasus pelanggaran keimigrasian yang bersifat transnasional. Kebijakan beberapa negara untuk menempatkan fungsi keimigrasian tidak ditempatkan pada tataran yang sama. Setiap negara mempunyai perbedaan dalam menempatkan kebijakan politik hukum keimigrasian. Kewenangan keimigrasian di berbagai negara menjadi kewenangan pusat bukan kewenangan daerah atau negara bagian. Membandingkan peraturan keimigrasian di berbagai negara : Berbagai macam dokumen Keimigrasian Pendaftaran kewarganegaraan RI bagi anak hasil perkawinan campuran yang lahir sebelum dan sesudah keluarnya UU No. 12 Tahun 2006 dan fasilitas keimigrasian yang dapat diberikan. Langkah-langkah yang diambil dan kendala yang dihadap Kantor Imigrasi. LITERATUR : 1. Abdullah Sjahriful (James), Mempekenalkan Hukum Krimigrasian, Ghalia, Indonesia, Jakarta, 1993. 2. Koerniatmanto Soetoprawiro, Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1994. 3. Direktorat Jendral Imigrasi Departemen Hukum dan HAM RI, Lintas Sejarah Imigrasi Indonesia, Jakarta, 2005. 4. M. Iman Santoso, Perspektif Imigrasi Dalam Pembangunan Ekonomi dan Ketahanan Nasional, UI Press, Jakarta, 2004. 5. M. Iman Santoso, Perspektif Imigrasi Dalam United Nation Convention Against Trnsnasional Organized Crime, Perum Percetakan Negara RI, Jakarta, 2007. HUKUM KEPEGAWAIAN 138 BOBOT : 2 SKS Deskripsi : Mata kuliah ini mempelajari tentang ruang lingkup hukum kepegawaian, pengertian dan jenis-jenis pegawai negeri, manajemen pegawai negeri, formasi dan pengangkatan pegawai negeri sipil, kedudukan dan hak pegawai negeri sipil, pangkat, jabatan, disiplin dan pemberhentian pegawai negeri sipil . Kompetensi : Setelah mempelajari mata kuliah ini diharapkan : 1. mahasiswa mampu memahami berbagai macam pengertian, asas-asas, beserta pengaturan tentang hukum kepegawaian, 2. mahasiswa mampu menyelesaikan persoalan-persoalan dalam hukum kepegawaian yang terjadi dalam praktek. NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I PENGANTAR A. B. C. D. E. F. Obyek Hukum Kepegawaian Sumber-sumber Hukum Kepegawaian Hubungan dinas publik Pengertian Pegawai Negeri Jenis-jenis Pegawai Negeri Pejabat Negara dan Pegawai Negeri II MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI A. B. Pengertian manajemen Pegawai negeri Ruang Lingkup Manajemen Pegawai Negeri III FORMASI DAN PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL A. B. C. D. E. Formasi Pegawai Negeri Sipil Pejabat yang Berwenang Pengangkatan Pegawai Baru Pengangkatan PNS Dalam Pangkat dan Jabatan Pengangkatan PNS Pensiunan IV KEDUDUKAN, HAK DAN KEWAJIBAN PEGAWAI NEGERI SIPIL A. B. C. Kedudukan Pegawai Negeri Sipil Hak-Hak Pegawai Negeri Sipil Kewajiban Pegawai Negeri Sipil V DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL A. B. C. Pengertian Disiplin PNS Kewajiban dan Larangan Penegakan Hukum : Sanksi, Pejabat yang Berwenang Menjatuhkan Sanksi dan Tata Cara PERLINDUNGAN HUKUM A. B. UpayaKeberatan atas Hukuman Gugatan ke PTUN VII PANGKAT DAN JABATAN A. Pengertian Pangkat B. Sistem Kenaikan Pangkat dan Macam-macam Kenaikan Pangkat C. Pengertian Jabatan dan Macam-macam Jabatan VIII PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL A. VI B. C. Sebutkan “dengan hormat” dan “tidak hormat” Pada Pemberhentian PNS Macam-Macam Pemberhentian Hak-Hak Kepegawaian Setelah Pemberhentian LITERATUR : 1. Kansil, CST, Pokok-Pokok Hukum Kepegawaian Republik Idonesia, Pradnya Paramita, Jakarta, 1983. 2. Moekijat, Administrasi Kepegawaian Negara Indonesia, PT. Sumur Bandung, 1984. 3. Moh. Mahfud MD, Hukum Kepegawaian Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1988. 4. Sastra Djatmika & Marsono, Hukum Kepegawaian Di Indonesia, Djambatan, Jakarta, 1990. 5. Utrecht E., Pengantar Administrasi Negara Indonesia, UNPAD, Bandung, 1960. HUKUM PERIZINAN BOBOT : 2 SKS Deskripsi : 139 Mata kuliah hukum perizinan merupakan mata kuliah yang membahas mengenai berbagai persoalan dasar mengenai perizinan, khususnya dari perspektif hukum. Muatan dari mata kuliah ini meliputi pengertian dasar, teori keputusan tata usaha negara, asas di bidang perizinan, pembaharuan di bidang perizinan dan berbagai hal lain yang berkaitan dengan aspek yuridis dalam perizinan. Kompetensi: 1. Dengan mempelajari mata kuliah ini diharapkan mahasiswa selaku peserta didik mampu mengetahui dan memahami berbagai hal dalam perizinan, baik menyangkut asas, pengertian, sistem, dan berbagai persoalan yang dapat terjadi dalam kaitannya dengan perizinan. 2. Diharapkan mahasiswa juga mengetahui dan mampu memecahkan persoalan-persoalan mendasar yang terjadi di bidang perizinan, NO I. POKOK BAHASAN PENGANTAR SUB POKOK BAHASAN A. B. C. D. Pengertian Izin, dispensasi, lisensi , konsesi, dan rekomendasi Tujuan sistem Izin Aspek-Aspek Yuridis Dalam Izin Sifat Keputusan Izin II. URGENSI DAN SUSUNAN IZIN A. B. C. D. Bentuk Izin Bagian-Bagian dari Izin Urgensi dari Izin Klausula Penyelamat III. ASAS-ASAS UMUM DALAM PENERBITAN IZIN A. B. C. D. E. Permohonan Acara Persiapan Pemberian Izin Pemberian Keputusan Susunan Keputusan Izin. Pengumuman Keputusan IV. IZIN SEBAGAI NORMA PENUTUP DARI PENETAPAN NORMA YURIDIS A. B. C. D. Penetapan Norma Dalam Perundang-Undangan Aspek Yuridis dari Keputusan Tata Usaha Negara Penolakan Fiktif Pengujian Keputusan V. IZIN SEBAGAI SEBUAH KTUN A. B. C. Macam-Macam Kebebasan Wewenang Bebas dan Wewenang Terikat Syarat-syarat Umum Pada Keputusan Tata Usaha Negara. Ketentuan-Ketentuan Tambahan Dalam Keputusan Tata Usaha Negara D. VI. RETRIBUSI DIBIDANG PERIZINAN A. B. C. Pengertian dan karakteristik retribusi Maksud pengenalan retribusi di bidang perizinan Cakupan perizinan yang terkena retribusi VII. PERUBAHAN DAN PENARIKAN KEMBALI IZIN A. B. C. Penyimpangan Keputusan Penarikan Kembali Keputusan Perubahan dan Penarikan Kembali Izin VIII. PENEGAKAN HUKUM DI BIDANG PERIZINAN A. B. C. D. E. Tatakrama dalam perizinan Macam-macam penegakan hukum Kewenangan penegakan hukum Macam-macam penegakan hukum Macam-macam sanksi dalam penegakan hukum IX PERSOALAN DALAM PERMOHONAN DAN PENERBITAN IZIN A. B. C. D. E. F. Waktu lama Kepastian proses Biaya mahal Berbagai pihak terkait Sarana dan prasarana Sistem yang dipakai X PERSOALAN DALAM PENGGUNAAN IZIN A. B. C. Izin tidak melahirkan kewenangan hukum publik Penyimpangan dalam penggunaan izin Kepastian dari izin 140 D. Tanggung jawab dalam penggunaan izin XI PEMBENAHAN DI BIDANG PERIZINAN A. B. C. D. E. Pembenahan birokrasi dan kelembagaan Jaringan data secara online Penyediaan sarana dan prasarana Umpan balik dari pelanggan Membangun komitmen XII. PERIZINAN DI BERBAGAI SEKTOR PEMBANGUNAN A. B. C. Industri Perdagangan Dll LITERATUR : 1. Adrian Sutedi, S.H., M.H., Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik , Penerbit Sinar Grafika Jakarta, 2010 2. Anonim, Himpunan Kebijakan Perdagangan Di Bidang Perizinan, Myda, Jakarta, 2002 3. ........ Prosedur Perizinan Di Bidang Perdagangan, LP3ES, Jakarta, 2000. 4. Hairus Salim dan Anggerjati Wijaya,(ed.), Demokrasi Dalam Pasungan Politik Perizinan di Indonesia, Forum LSM-LISM DIY, 1996. 5. Henry S Siswosoediro, Buku Pintar Pengurusan Perizinan & Dokumen, Visimedia, Jakarta,2008. 6. Martiman Prodjohamidjojo, Hukum Acara Pengadilan Tata Usaha Negara, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1993. 7. Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Perizinan, Yuridika, Surabaya, 1993. 8. ------------------------, et. al., Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2001. 9. Sri Pudyatmoko,Y., Perizinan Problem dan Upaya Pembenahan, PT.Gramedia Widya Sarana, Jakarta,2009 10. Utrecht, Pengantar Hukum Administrasi Republik Indonesia, Pustaka Tinta Mas, Surabaya, 1996. 11. Zaenal, Selukbeluk Pengajuan Surat Permohonan Izin Usaha Perdagangan Untuk Masyarakat Pengusaha, Liberty Yogyakarta, 1983. HUKUM KEUANGAN NEGARA BOBOT : 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Peserta mata kuliah memiliki landasan analisis secara sosio-yuridis terhadap perspektif hukum keuangan negara dalam kaitannya dengan best practices (penerapan kaidah-kaidah yang baik) pengelolaan keuangan negara Peserta mata kuliah diharapkan mampu: 1. Memahami dinamika regulasi dalam bidang keuangan negara. 2. Menganalisis secara kritis perspektif pengelolaan keuangan negara. 3. Menguasai segi-segi penerapan prinsip hukum keuangan negara dalam kaitannya dengan bidang-bidang hukum terkait. NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I. PENGANTAR A. B. C. D. E. Pengertian keuangan negara Dasar hukum pengelolaan keuangan negara Ruang lingkup keuangan negara Aspek historis hukum keuangan negara Sistem dan Asas-asas pengelolaan keuangan negara II. ANGGARAN NEGARA A. B. C. D. Pengertian anggaran negara (dari sudut administratif, konstitusi, Undang-undang dan Peraturan Pelaksanaan) Fungsi anggaran Siklus anggaran (budget ciclus) Penganggaran berbasis kinerja A. B. C. D. E. F. Manajemen Keuangan Negara berbasis kinerja Prinsip akuntabilitas publik Penerapan sistem akuntabilitas kinerja di Indonesia Perencanaan strategis Rencana kinerja tahunan Pengawasan Pelaksanaan Keuangan Negara III. SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA 141 IV. A. HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PUSAT DAN DAERAH A. B. Prinsip perimbangan keuangan Pusat dan Daerah Pengaturan Relasi Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah V. PERTANGGUNG JAWABAN KEUANGAN NEGARA A. B. Pertanggungjawaban Keuangan Pusat Pertanggungjawaban Keuangan Daerah VI. IMPLIKASI KEUANGAN NEGARA TERHADAP PELAYANAN PUBLIK A. Pengaruh keuangan negara dengan pelaksanaan pelayanan publik Study kasus pengelolaan keuangan negara B. LITERATUR : 1. Arifin P. Soeria Atnadja, Mekanisme pertanggungjawaban Keuangan Negara – Suatu Tinjauan Yuridis, PT Gramedia, Jakarta, 1986. 2. Dadang Juliantara (Penyusun), Pembaruan Kabupaten – Arah Realisasi Otonomi Daerah, Pembaruan, Yogyakarta, 2004. 3. Bohari, Hukum Anggaran Negara, Rajawali Press, Jakarta, 1995. 4. Hughes, Owen E, Public Management and Administration – An Introduction, St. Martin’s Press, Inc., New York , 1994. 5. Soebagio, Hukum Keuangan Negara RI, Rajawali Press, cetakan II, Jakarta, 1991. 6. Safar Nasir, dkk. (penyunting), Prosiding Seminar Nasional : Pengukuran Kinerja Pemerintah Daerah, UAD Press, Yogyakarta, 2003. 7. Sukanto Reksohadiprodjo, Ekonomika Publik, BPFE, Yogyakarta, 2001. 8. Sjahrudin Rasul, Pengintegrasian Sistem Akuntabilitas Kinerja Dan Anggaran Dalam Perspektif UU No. 17/2003 Tentang Keuangan Negara – Problem Dan Solusi Penganggaran Di Indonesia, Perum Percetakan Negara RI, Jakarta, 2003. 9. Taylor, Charles Lewis, Why Goverments Grow – Measuring public Sector Size, Sage Publications, Beverly Hills, London, New Delhi, 1983. HUKUM BENDA MILIK NEGARA BOBOT: 2 SKS Deskripsi dan Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami pengaturan terhadap status hukum atau kedudukan hukum dari barang/benda milik / kekayaan negara, siklus perlengkapan, pengurusan jalan serta pengurusan sungai. NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I. PENGANTAR I A. B. Pengertian barang milik publik dan barang milik pemerintah. Penggolongan barang-barang milik pemerintah II. SIKLUS I PERLENGKAPAN A. B. C. D. Perencanaan/Penentuan kebutuhan Penganggaran Pengadaan barang Penghapusan barang III. PENGURUSAN I JALAN A. B. Pengelompokan jalan dari sudut peranan jalan Pengelompokan jalan dari sudut wewenang pembinaan. IV. PENGURUSAN I AIR A. B. Pengertian Pengairan Wewenang Pemerintah dalam Pengurusan Air V. PENGURUSAN SUNGAI A. B. C. D. E. Pengertian Sungai Penguasaan Sungai Fungsi Sungai Eksploitasi dan Pemeliharaan sungai Kewajiban dan larangan LITERATUR : 1. Kristiadi, Administrasi materiil, Lembaga Administrasi Negara RI, 1996. 2. Philipus M.Hadjon, et al, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gajah mada University Press, 2001. 142 3. Utrecht, E, Pengantar Hukum Administrasi negara Indonesia, Ichtisar, Jakarta, 1996. HUKUM PAJAK KHUSUS BOBOT : 2 SKS Deskripsi : Mata kuliah hukum pajak khusus merupakan mata kuliah yang membahas materi-materi berkaitan dengan ketentuan hukum pajak positif. Ketentuan perpajakan tersebut baik untuk Pajak Pusat maupun pajak daerah, baik yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Pemerintah Propinsi, maupun Pemerintah Kabupaten/ Kota. Kompetensi : 1. Dengan mempelajari mata kuliah ini diharapkan mahasiswa agar mahasiswa mampu menganalisis berbagai persoalan di masayarakat dalam bidang pajak, khususnya berdasarkan ketentuan yang berlaku 2. Mahasiswa yang menyusun skripsi dalam bidang pajak dapat terbantu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai jenis pajak tertentu yang diteliti dan ditulisnya. NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN II. PENGANTAR A A. B. Pengertian Hukum Pajak Khusus Pembaharuan Perpajakan Nasional III. PAJAK B PENGHASILAN A. B. C. D. E. F. G. H. Subyek Pajak dan Wajib Pajak Obyek Pajak Bermula dan Berakhirnya Kewajiban Pajak Subyektif Perlakuan terhadap WPDN dan WPLN Tarip Sistem Pengenaan Pajak Kredit Pajak Luar Negeri Penghitungan Pajak IV. PPN C dan PPn. BM A. Perbandingan antara PPn 1951 dengan PPN dan PPn.BM Subyek Pajak dan Wajib Pajak Obyek Pajak dan Pengecualiannya Tarip Sistem Pengenaan Pajak Penghitungan Pajak B. C. D. E. F. V. PAJAK BUMI DAN BANGUNAN A. B. C. D. E. F. G. H. Subyek Pajak dan Wajib Pajak Obyek Pajak Dasar Pengenaan Pajak Tarip Sistem Pengenaan Pajak Saat Timbulnya Utang Pajak Sistem Pembayaran Pajak Penghitungan Pajak VI. BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN A. B. C. D. E. F. G. H. Subyek Pajak dan Wajib Pajak Obyek Pajak Dasar Pengenaan Pajak Tarip Sistem Pengenaan Pajak Saat Timbulnya Utang Pajak Sistem Pembayaran Pajak Penghitungan Pajak VII. BEA METERAI A. B. C. D. E. F. G. H. Subyek Pajak dan Wajib Pajak Obyek Pajak Dasar Pengenaan Pajak Tarip Sistem Pengenaan Pajak Timbulnya Pengenaan Pajak Sistem Pembayaran Pajak Penghitungan Pajak 143 VIII. BEA MASUK DAN CUKAI A. B. C. D. E. F. Obyek Pajak Subyek Pajak Tarip Pajak Sistem Pengenaan Bea Masuk Anti Dumping Bea Masuk Imbalan IX. PAJAK PROPINSI A. B. C. D. E. Pajak Kendaraan Bermotor; Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; Pajak Air Permukaan; dan Pajak Rokok. X. PAJAK KABUPATEN/KOTA A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. Pajak Hotel; Pajak Restoran; Pajak Hiburan; Pajak Reklame; Pajak Penerangan Jalan; Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Parkir; Pajak Air Tanah; Pajak Sarang Burung Walet; Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. K. LITERATUR : 1. Anastasia Diana,SE.,Akt dan Lilis Setiawati, Perpajakan Indonesia, Konsep, Aplikasi, dan Penuntun Praktis, Penerbit Andi, Yogyakarta,2003. 2. Atep Adya Barata, BPHTB Menghitung Obyek dan Cara Pengajuan Keberatan Pajak, PT.Elex Media Komputindo, Jakarta,2003. 3. Kesit Bambang Prakosa, Pajak dan Retribusi Daerah, UII Press, Yogyakarta,2003. 4. Marihot Pahala Siahaan, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, Teori dan Praktek, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta,2003. 5. Munawir. Pajak Penghasilan, BPFE Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,2003 6. Rochmat Soemitro, Pajak Penghasilan, PT.Eresco Bandung 7. _______________,Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah, PT.Eresco Bandung. 8. _______________, Pajak Bumi dan Bangunan, PT.Eresco Bandung. 9. _______________,Bea Meterai, PT.Eresco Bandung. 10. Sri Pudyatmoko, Y, Pajak Bumi dan Bangunan, Penentuan Batas Akhir Pembayaran Pajak, Penerbitan Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2002. 11. _____________, Pengantar Hukum Pajak,(edisi revisi) Andi Offset, Yogyakarta,2009. Undang-Undang dan Peraturan: 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan UndangUndang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Barang dan Jasa serta Pajak Penjualan atas Barang Mewah 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan 5. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 Tentang Bea Meterai 6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah 7. UU No.11/1995 Jo.UUNo. 39 TAHUN 2007, Tentang Cukai 8. UU No.10 /1995, Jo.UU No.17 Th.2006 Tentang Kepabeanan 9. PP No. 34 Tahun 1996 tentang Bea Masuk Anti Dumping dan Bea Masuk Imbalan 10. Keputusan MenPerindag No: 430 / MPP/Kep/9/1999 tentang Komite Anti dumping Indonesia dan Tim Operasional Antidumping 11. SE Dirjen Bea dan Cukai No. SE-19/BC/1997 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Bea Masuk Anti Dumping/Sementara 144 HUKUM ORGANISASI INTERNASIONAL BOBOT : 2 SKS Deskripsi : Mata kuliah ini mebahas berbagai persoalan hukum yang muncul dalam berkenaan dengan kedudukan, aktivitas dan hubungannya dengan negara sebagai subyek Hukum Internasional sehingga mahasiswa mampu mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan persoalan hukum yang muncul. Kompetensi : 1. Mahasiswa mampu untuk mengidentifikasi peraturan-peraturan Hukum Organisasi Internasional 2. Mahasiswa mampu menganalisis kasus-kasus di bidang organisasi internasional (publik) 3. Mahasiswa mampu menerapkan peraturan-peraturan hukum di bidang Organisasi Internasional terhadap kasus-kasus di bidang Organisasi Internasional. NO. I. II. III. IV. POKOK BAHASAN PENGERTIAN DAN LUAS A LINGKUP HUKUM ORGANISASI INTERNASIONAL SUBYEK, OBYEK DAN B SUMBER HUKUM ORGANISASI INTERNASIONAL KEDUDUKAN, FUNGSI DAN C KEKUASAAN ORGANISASI INTERNASIONAL MASALAH KONSTITUSIONAL DALAM KEANGGOTAAN A. B. SUB POKOK BAHASAN Pengertian Organisasi Internasional Luas Lingkup Hukum Organisasi Internasional A. B. C. Subyek Hukum Organisasi Internasional Obyek Hukum Organisasi Internasional Sumber Hukum Organisasi Internasional A. B. Kedudukan Hukum Organisasi Internasional Kedudukan Organisasi Internasional Sebagai Subyek Hukum Nasional Kedudukan Organisasi Internasional Sebagai Fungsi Hukum Organisasi Internasional Kekuasaan Hukum Organisasi Internasional Partisipasi dalam Kegiatan Organisasi Internasional Prinsip-Prinsip Keanggotaan Klasifikasi Keanggotaan Persyaratan Keanggotaan Prosedur Keanggotaan Penafsiran Mahkamah Internasional tentang Keanggotaan Penarikan Kembali Keanggotaan Kasus Penarikan Diri dan Masuknya Kembali Keanggotaan Indonesia Masalah Perwakilan Cina di PBB Kasus-Kasus Aktual : PBB dan Perubahan Tantangan Jaman C. D. E. A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. LITERATUR : 1. Bowett Q.C.LL.D., Hukum Organisasi Internasional, Terjemahan Bambang Iriana Djajaatmadja, SH., Sinar Grafika, Jakarta, 1992. 2. J. Pariera Mandalangi, SH., Segi-Segi Hukum Organisasi Internasional, Buku I suatu Modus Pengantar, Binacipta, Bandung, 1986. 3. Sumaryo suryokusumo, Hukum Organisasi Internasional, Universitas Indonesia Press, 1990. 4. ----------------------------, Studi Kasus Hukum Organisasi Internasional, Alumni, Bandung, 1993. 5. Sri Setyaningsih Suwardi, Pengantar Hukum Organisasi Internasional, UI Press, Jakarta, 2004 HUKUM DIPLOMATIK DAN KONSULER BOBOT : 2 SKS Deskripsi : Mata kuliah ini membahas berbagai persoalan hukum berkenaan dengan perlindungan hukum terhadap kedudukan, tugas, fungs misi diplomatik dan konsuler sehingga mahasiswa mampu mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan persoalan hukum yang muncul. 145 Kompetensi : 1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi peraturan-peraturan hukum diplomatik, konsuler dan perwakilan lain 2. Mahasiswa mampu menganalisis unsur-unsur di bidang hubungan diplomatik, konsuler dan perwakilan lain 3. Mahasiswa mampu menerapan aturan-aturan hukum di bidang diplomatik, konsuler dan perwakilan lainnya terhadap kasus-kasus di bidang hubungan diplomatik, konsuler dan perwakilan lain. NO. I. II. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN PENDAHULUAN A. B. C. D. E. F. G. Pengertian Hukum Diplomatik Perkembangan Kodifikasi Hukum Diplomatik Fungsi Perwakilan Diplomatik Konvensi-Konvensi PBB mengenai Hukum Diplomatik Sumber Hukum Diplomatik Pelaksanaan Hukum Diplomatik dan Tantangannya Konvensi Wina 1961 dan Perkembangannya dalam PerundangUndangan Nasional KEKEBALAN DAN KEISTIMEWAAN DIPLOMATIK A. Latar Belakang Timbulnya Kekebalan daan Keistimewaan Diplomatik Landasan Hukum Bagi Pemberian Kekebalan dan Keistimewaan Diplomatik Mulai dan Berakhirnya Kekebalan dan Keistimewaan Dilomatik Kekebalan dan Keistimewaan Diplomatik di Negara Ketiga B. C. D. III. TIDAK DIGANGGUGUGATNYA PERWAKILAN ASING A. B. C. D. IV. V. Ketentuan Dalam Konvensi Wina 1961 Perlindungan Di Lingkungan Gedung Perwakilan Asing (Interna Rationae) Perlindungan Di Luar Lingkungan Gedung Perwakilan Asing (Externa Rationae) Kasus-kasus Pelanggaran hak Imunitas TIDAK DIGANGGUGUGATNYA PARA DIPLOMAT PERSONA GRATA DAN PERSONA NON GRATA A. B. C. Persona Grata Deklarasi Persona Non Grata Penolakan Calon Duta Besar secara Eksepsional VI. SUAKA POLITIK VII. MISI KONSULER A. B. C. D. E. Perkembangan Misi Konsuler Fungsi Misi Konsuler Kekebalan dan Keistimewaan Konsuler Konsul Karir Konsul Kehormatan MISI KHUSUS DAN PERWAKILAN YANG LAIN A. B. Misi Khusus Misi yang lain VIII. LITERATUR : 1. Badan Penelitian dan Pengembangan Masalah Luar Negeri, Departemen Luar Negeri RI, Pedoman Tertib Diplomatik dan Tertib Protokol I dan II, Jakarta, 1980. 2. Booth - Lord Gore, Desmond Pakenham, Satow’s Guide To Diplomatic Practice, Longman, London and New York, Fifth Edition 3. Feltham RG., Diplomatic Handbook, Longman, London and Boston, Fourth Edition 4. Mansyur effendi A., Hukum diplomatik Internasional, Hubungan Politik Bebas Aktif, Azas Hukum Diplomatik Dalam Era Ketergantungan Antar Bangsa, Usaha Nasional, Surabaya, 1993. 5. Sumaryo Suryokusumo, Hukum Diplomatik, Teori dan Kasus, Alumni, Bandung, 1995. 6. __________________, Perlunya Dilindungi Harkat dan Martabat Perwakilan Asing Di Suatu Negara, Pidato Pengukuhan Guru Besar Dalam Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Bandung, 1994. Konvensi-Konvensi : 1. Kovensi Wina 1961 tentang Hubungan Diplomatik 2. Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan Konsuler 3. Konvensi New York 1969 tentang Misi Khusus 4. Konvensi New York 1973 tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan terhadap Orang-Orang yang Dilindungi Secara Internasional termasuk Pejabat Diplomatik 5. Kovensi Wina 1975 tentang Keterwakilan Negara Dalam Hubungannya dengan Organisasi Internasional yang bersifat Universal 146 6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri HUKUM ANGKASA BOBOT : 2 SKS Deskripsi : Mata kuliah membahas berbagai persoalan hukum yang muncul sebagai akibat aktivitas negara sebagai subyek Hk.Internasional dalam hubungannya dengan ruang angkasa sehingga mahasiswa mampu mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan persoalan hukum yang muncul. Kompetensi : 1. Mahasiswa mampu untuk mengidentifikasi peraturan-peraturan internasional yang mengatur tentang wilayah udara dan angkasa luar 2. Mahasiswa mampu untuk menganalisis kasus-kasus wilayah udara dan angkasa luarl 3. Mahasiswa mampu menerapkan peraturan hukum internasional dalam kasus-kasus yang terjadi NO. POKOK BAHASAN I PENGANTAR II HUKUM RUANG UDARA (AIR LAW) A. B. C. D. A. B. C. D. E. III HUKUM RUANG ANGKASA (SPACE LAW) A. B. C. D. E. F. G. H. SUB POKOK BAHASAN Sejarah Perkembangan Hukum Angkasa Pembagian Bidang Hukum Angkasa Ruang Lingkup dan Hubungan dengan Bidang Hukum lain Penetapan Batas Ruang Udara dan Ruang Angkasa Definisi Ruang Udara Perkembangan Konsep “Kedaulatan Negara di Ruang Udara” Prinsip-prinsip Hukum Ruang Udara Hubungan antara Hukum Ruang Udara danRuang Angkasa. Public International Air Transport 1. Definisi Air Transport 2. Permasalahan dalam air transport 3. Sifat Angkutan Udara / air transport 4. Status Hukum Ruang Udara 5. Dasar Hukum : Chicago Convention 1944 6. Hak dan Kewajiban Pesawat Udara Istilah dan Definisi Prinsip-Prinsip Hukum Ruang Angkasa Dasaar Hukum : 1. Space Treaty 1967 2. Rescue Agreement 1968 3. Liability Convention 1972 4. Registration Convention 1975 UNCOPUOS dan Tugas-Tugasnya Remote Sensing by Satelite Direct Broadcasting from Satelite Aspek-Aspek Hukum Orbit Geostationer Kepentingan Indonesia terhadap Ruang Angkasa LITERATUR : A. Wajib : 1. Priyatna Abdurrasyid, DR., Kedaulatan Negara di Ruang Udara, Pusat Penelitian Hukum Angkasa, Jakarta, 1972. 2. _____________________, Hukum Antariksa Nasional, Rajawali Pers, Jakarta, 1989. 3. _____________________, Pengantar Hukum Ruang Angkasa dan Space Treaty 1967, Binacipta, Bandung, 1977. 4. Diederiks-Verschoor, Prof., DR., I.H., Persamaaan dan Perbedaan Antara Hukum Udaara daan Hukum Angkasa, Sinar Grafika, 1991. B. Anjuran : 1. Mieke Komar Kantaatmadja, SH., M.C.L., CN., Berbagai Masalah Hukum Udara dan Angkasa, Remadja Karja, Bandung, 1984. 2. ----------------------------, Hukum Angkasa dan Hukum Tata Ruang, Mandar Maju, Bandung, 1994. 3. Frans Liakadja, Masalah Lintas Di Ruang Udara, Binacipta, Bandung, 1987. 147 4. 5. Endang Saefullah Wiradipradja, DR., Tangung Jawab Pengangkut Dalam Hukum Pengangkutan Udara Internasional dan Nasional, Liberty, Yogyakarta, 1989. _____________________________, (ed), Hukum Angkasa dan Perkembangannya, Remadja Karja, Bandung, 1988. HUKUM LAUT BOBOT : 2 SKS Deskripsi : Mata kuliah ini membahas berbagai persoalan hukum yang muncul sebagai akibat aktivitas negara sebagai subyek Hukum Internasional dalam hubungannya dengan wilayah laut sehingga mahasiswa mampu mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan persoalan hukum yang muncul. Kompetensi : 1. Mahasiswa mampu untuk mengidentifikasi peraturan-peraturan internasional yang mengatur tentang wilayah laut 2. Mahasiswa mampu untuk menganalisis kasus-kasus wilayah laut internasional 3. Mahasiswa mampu menerapkan peraturan hukum internasional dalam kasus-kasus yang terjadi NO. IV V POKOK BAHASAN PENGANTAR SEJARAH PERKEMBANGAN HUKUM LAUT INTERNASAIONAL A. B. A. B. SUB POKOK BAHASAN Ruang Lingkup Hukum Laut Internasional Sumber-Sumber Hukum Laut Internasional Perkembangan Hukum Pemberantasan Penyelundupan di Inggris dan Amerika Serikat Perkembangan Hukum Laut Sesudah PD II 1. Proklamasi Truman 1945 tentang Continental Shelf dan Perikanan 2. 3. VI KONFERENSI HUKUM LAUT TAHUN 1958 VII KONVENSI HUKUM LAUT TAHUN 1982 A. B. A. B. C. D. Keputusan Mahkamah Internasional Tahun 1951. Tuntutan Negara-Negara Equador, Peru dan Chile atas Wilayah 200 mil Laut Tugas-Tugas Konferensi Hasil-Hasil Keputusaan Konferensi Ruang Lingkup Konvensi Prinsip-prinsip Umum Tujuan Konvensi Permasalahan-Permasalahan LITERATUR : A. Wajib : 1. Hasjim Djalal, Perjuangan Indonesia di Bidang Hukum Laut, Binacipta, Bandung, 1979. 2. ___________, Indonesia and The Law of Sea, CSIS, Jakarta, 1995. 3. Mochtar Koesoemaatmadja, Prof. Dr., Hukum Laut Internasional, Binacipta, Bandung, 1983. 4. --------------------, Negara Nusantara, Alumni, Bandung, 2003 5. Churchill and Lowe, RR., A.V., The Law of The Sea, Machester University Press, 1983. 6. O’ Connell, QC., LL.D., DP., The International Law of The Sea, Vol. I & II, Clarendon Press, Oxford, 1984. B. Anjuran : 1. Attard, David Joseph, The Eez in International Law, Clarendon Press, Oxford, 1987. 2. Etty R. Agoes, DR., Konvensi Hukum Laut 1982, Abardin, Bandung, 1991. 3. Mochtar Koesoemaatmadja, Prof., DR., Bunga Rampai Hukum Laut, Binacipta, Bandung, 1978. 4. Juajir Sumardi, SH., Hukum Pencemaran Laut Transnasional, PT. Citraa Aditya Bakti, Bandung, 1996. HUKUM HUMANITER BOBOT : 2 SKS Deskripsi : Mata kuliah ini membahas tentang hukum yang berlaku dalam konflik bersenjata yang terdiri dari hukum yang mengatur hak negara untuk melakukan perang, hukum tentang cara dan sarana perang serta hukum perlindungan 148 korban perang, sehingga mahasiswa mampu mengidentifikasikan, menganalisis dan memecahkan persoalan hukum yang muncul. Kompetensi : 1. Mahasiswa mampu untuk mengidentifikasi peraturan-peraturan hukum yang dapat diterapkan dalam konflik bersenjata (Hukum Humaniter Internasional) 2. Mahasiswa mampu menganalisis kasus-kasus/ pelanggaran Hukum Humaniter Internasional 3. Mahasiswa mampu untuk menerapkan ketentuan-ketentuan Hukum Humaniter Internasional terhadap kejahatan-kejahatan perang. NO. VIII POKOK BAHASAN HAKIKAT HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL SUB POKOK BAHASAN A. C. Pengertian dan Perkembangan Hukum Humaniter Internasional Hubungan Hukum Humaniter Internasional dengan Hak-Hak Asasi Manusia Sumber Hukum Humaniter Internasional B. IX PERANG DAN HUBUNGAN PERMUSUHAN LAINNYA A. B. C. D. E. F. Pengertian dan Sejarah Perang Hak Negara untuk Melakukan Perang Perang yang Sah dan Perang yang Tidak Sah Kanflik-konflik bersenjata bukan perang Perang Menurut Hukum Indonesia Hubungan Pihak-Pihak yang Berperang dengan Negara Netral X PRINSIP KEMANUSIAAN SEBAGAI PRINSIP UTAMA HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL A. B. Prinsip-Prinsip Dasar Hukum Humaniter Internasional (Prinsip Kepentingan Militer, Prinsip Kesatriaan, dan Prinsip Kemanusiaan) Prinsip Pembedaan antara Kombatan dan Penduduk Sipil XI CARA DAN SARANA PERANG A. B. C. Cara dan Sarana Perang di Darat Cara dan Sarana Perang di Laut Cara dan Sarana Perang di Udara XII PERLINDUNGAN KORBAN PERANG A. B. C. D. Perlindungan Prajurit yang Horst de Combat dan Tawanan Perang Perlindungan Badan-Badan Penolong Korban Perang Perlindungan Penduduk Sipil Perlindungan Lingkungan Hidup di Saat Perang A. B. C. Bentuk Pelanggaran Sanksi-Sanksi Pelanggaran Peradilan Penjahat Perang XIII PELANGGARAN HUKUM HUMANITER INTERNASIONA XIV IMPLEMENTASI HHI DALAM HUKUM INDONESIA LITERATUR : A. WAJIB 1. Mochtar Kusumaatmadja, Konvensi - Konvensi Palang Merah 1949, Bina Cipta, Bandung, 1986. 2. F. Sugeng Istanto, Perlindungan Penduduk Sipil Dalam Perlawanan Rakyat Semesta dan Hukum Internasional, Andi Offset, Yogyakarta, 1982. 3. GPH. Haryomataram, Hukum Humaniter, CV. Rajawali, Jakarta, 1984. 4. HA. Masyhur Effendi, Hukum humaniter Internasional dan Pokok-Pokok Doktrin HANKAMRATA, Usaha Nasional, Surabaya, 1984. 5. Lauterpacht, H., (editor), International Law (A Treaties), Dispute, War and Neutrality, Longsman, London, 1952. 6. Picted, Jean, Development and Principles of International Humanitarian Law, Martinus Nijhoff Publisher, The Hague, 1985. B. ANJURAN 1. Brownlie, Ian, International Law and The Use of Force By States, Clarendon Press, Oxford, 1983. 2. Bedjaoui, Mohammed, Modern War, Zed Books Ltd., London and New Jersey, 1986. 3. Wright, Quincy, A Study Of war, Vol I, The University Of Chicago Press, Chicago, 1951. 4. GPH. Djatikoesoemo, Hukum Internasional Bagian Perang, NV. Pemandangan, Jakarta, 1954. 149 HUKUM PENGUNGSI BOBOT : 2 SKS Deskripsi : Mata kuliah ini membahas berbagai persoalan hukum yang muncul akibat adanya pengungsi, bagaimana dan kewajiban dan perlindungan pengungsi. Kompetensi : 1. Mahasiswa mampu untuk mengidentifikasi peraturan-peraturan hukum internasional tentang pengungsi 2. Mahasiswa mampu menganalisis kasus-kasus di bidang pengungsi 3. Mahasiswa mampu menerapkan aturan-aturan hukum di bidang pengungsi terhadap kasus-kasus di bidang pengungsi. NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I BEBERAPA ISTILAH YANG BERKAITAN DENGAN PENGUNGSI A. B. C. D. Migran Ekonomi. Pengungsi Statuta. Pegungsi Mandat dan Pengungsi konvensi. Internally Displaced Person. II PENGERTIAN PENGUNGSI A. B. C. D. Pengertian Secara Harfiah. Menurut Pendapat Para ahli. Menurut Konvensi Tahun 1951. Menurut Protokol 1967. III PERKEMBANGAN KONSEP “ PERSONS OF CONCERN “ IV PERAN DAN TUGAS UNHCR V PENYEBAB DAN BERAKHIRNYA PENGUNGSI A. B. C. D. Peyebab Terjadinya Pengungsi. Berakhirnya Status Pengungsi. Hak – Hak Pengungsi. Kewajiban Pengungsi. VI PERLINDUNGAN INTERNASIONAL PENGUNGSI A. B. Konsep Perlindungan Dalam Ajaran Agama di Dunia. Sejarah Perlindungan Pengungsi Internasional. VII PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP UMUM HUKUM PENGUNGSI INTERNASIONAL A. B. Menurut Konvensi Tahun 1951. Menurut Protokol Tahun 1967. VIII PERLINDUNGAN INTERNASIONAL HAK ASASI MANUSIA A. B. C. Piagam Perserikatan Bangsa - Bangsa. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. ICCPR dan ICESCR. IX INSTRUMEN REGIONAL HAK ASASI MANUSIA A. B. C. Kawasan Eropa. Kawasan Amerika. Kawasan Afrika. X KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG HAK ASASI MANUSIA LAINYA YANG BERKAITAN DENGAN PENGUNGSI A. Konvensi Internasional Tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial Konvensi Anti Penyiksaan. Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita. B. C. XI BEBERAPA PERMASALAHAN HUKUM BERKAITAN DENGAN PENGUNGSI DAN INTERNAL DISPLACED PERSONS XII PEDOMAN PERLAKUAN TERHADAP INTERNAL DISPLACED PERSONS A. B. Secara Internasional Secara Nasional. LITERATUR 1. Achmad Romsan dkk , Pengantar Hukum Pengungsi Internasional : Hukum Internasional dan prinsip – prinsip Perlindungan internasional , UNHCR Badan Perserikatan Bangsa – Bangsa urusan Pengungsi Perwakilan Regional Jakarta, Republik Indonesia, 2003. 150 2. 3. 4. 5. 6. Jawahir Thontowi, Hukum Internasional Di Indonesia ( Dinamika dan Implementasi Dalam Beberapa Kasus Kemanusiaan ) , Madyan Presss, Yogyakarta, 2002. Sulaiman Hamid, Lembaga Suaka Dalam Hukum Internasional, PT Raja Grafika Persada, Jakarta, 2002. Konvensi Tahun 1951 tentang Status pengungsi. Protokol Tahun 1967 tentang Status Pengungsi. Statuta UNHCR HUKUM LINGKUNGAN INTERNASIONAL BOBOT : 2 SKS Deskripsi : Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip hukum lingkungan internasional, sumber hukum lingkungan internasional, baik di tingkat internasional ataupun regional, kelembagaan yang berkait dengan persoalan lingkungan, serta kasus-kasus lingkungan lintas batas dan kemampuan untuk membuat legal reasoning dalam menerapkan ketentuan HLI dalam kasus lingkungan lintas batas. Kompetensi : 1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi persoalan-persoalan hukum lingkungan lintas batas negara (transboundary) 2. Mahasiswa mampu menganalisis kasus-kasus hukum terkait persoalan lingkungan lintas batas 3. Mahasiswa mampu menerapkan aturan-aturan hukum terhadap kasus-kasus lingkungan lintas batas NO POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN I. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP HUKUM LINGKUNGAN INTERNASIONAL II. PERKEMBANGAN KESADARAN HUKUM LINGKUNGAN INTERNASIONAL A. B. C. Perbedaan Kecenderungan Hasil Konferensi Stockholm 1972 Embrio Perkembangan Hukum Lingkungan Internasional III. SUMBER HUKUM LINGKUNGAN INTERNASIONAL A. B. C. D. E. Pengantar Soft law Perjanjian Internasional (sektor laut, udara, ruang angkasa) Hukum Kebiasaan dalam Bidang Lingkungan Putusan Badan Peradilan dalam Bidang Lingkungan IV. INSTITUSI YANG BERKAIT DENGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN A. B. Di Bawah mekanisme PBB Di Luar Mekanisme PBB V. PERKEMBANGAN HUKUM LINGKUNGAN INTERNASIONAL REGIONAL (ASEAN) A. B. ASEP dan Kerjasama Bidang Hukum Lingkungan Kesepakatan/Perjanjian di wilayah ASEAN: 1. Rencana Darurat ASEAN 2. Tripartite Agreement 3. Agreement tentang Perlindungan Lingkungan ASEAN 4. Perjanjian tentang Kawasan Bebas Senjata Nuklir ASEAN 5. Konvensi Tentang Pencegahan Pencemaran Haze Lintas batas ASEAN VI. ENVIRONMENTAL CONCERN dalam PERDAGANGAN INTERNASIONAL A. B. C. D. E. Kaitan dan Persoalan Siklus Perdagangan Bebas dan Proteksi GATT/ WTO dan Blok-Blok Perdagangan Regional Instrumen Hukum: 1. Rekomendasi 2. Prinsip penting dalam GATT/WTO 3. ISO 14000 Analisis kasus VII. PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN LINTAS BATAS A. B. C. Kasus Dasar Hukum Penyelesaian Hukum 151 LITERATUR : 1. Birnie, Patricia W. and Boyle, Alan E., International Law and the Environment, Oxford University Press, New York, 1992. 2. Daud Silalahi, Dr. SH., Pengaturan Hukum Lingkungan Laut di Indonesia dan Implikasinya Secara Regional, Pustaka Sinar Harapan, 1992. 3. Johnston, DM., The International Law of Pollution, Max Millan, New York, 1974. 4. Kiss, Alexandre Charles, Survey on Current Development in International environmetal Law, IUCN, Switzerland, 1972. 5. Komar Kantaatmadja, Prof. Dr. SH., Bunga Rampai Hukum Lingkungan Laut Internasional, Alumni, Bandung, 1982. 6. ------------------------------------------, Ganti Rugi Internasional Pencemaran Minyak di Laut, Alumni, Bandung, 1981. 7. Mochtar Kusumaatmaja, Prof.Dr.SH., Perlindungan dan Pelestarian Lingkungan Laut (Dilihat dari Sudut Hukum Internasional), Sinar Grafika dan PSWS, Jakarta, 1982. 8. Palmeter, David and Mavroidis, Petros C, Dispute Settlement in the World Trade organization (Practice and procedure), Kluwer Law International, The haque-London, Boston, 1999 9. Steiniger, Karl W., Trade and Environment, Physica-Verlag, Heidelberg, 1994. 10. Susskind, Lawrence E., Dolin, Eric Jay, and Breslin J. William, International Environmental Treaty, the Program on Negotiation at Harvard Law School, Cambridge, Massachusetts, 1992. 11. D’amato, Anthony & Angel, Kirsten, International Environmental Law Anthology, Anderson Publishing Co., Ohio, The USA, 1996 12. Sands, Philippe, Principle of International Environmental Law (Frameworks, Standards and Implementation), Vol.I, Manchester University, Press, manchester and New York, 1995 13. La Ode Mahamad Syaril, The Implementation of International Responsibilities for Atmospheric Pollution, ICEL, Jakarta, 2001. HUKUM GEREJA KATOLIK BOBOT : 2 SKS Deskripsi : Mata kuliah ini mempelajari Hukum yang ada dalam Gereja Katolik, dengan fokus: Sumber hukum Gereja, Hubungan antara Yesus dan Gereja Katolik, Tradisi Hukum Gejera Katolik, Hukum dalam Perkembangan Sejarah, Hubungan antara Hukum dengan Moral, Kasih dan Iman, Pengertian Gereja Katolik dan Aturan Hukumnya (Kitab Hukum Kanonik dan Isinya). Juga didalami mengenai Ajaran Sosial Gereja, Hak dan Kewajiban Umat Beriman, Kehidupan Menggereja dan Perkawinan Menurut Gereja Katolik di masa kini. Kompetensi : Mengantar mahasiswa mampu untuk memahami dan menganalisa persoalan yuridis-eklesiologis berdasarkan Hukum Gereja: Hubungan antara Yesus, Gereja Katolik dan Tradisi Hukum; Hukum dalam Gereja Katolik, Ajaran Sosial Gereja dan Hidup Menggereja dan tantangan jaman NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN 1 HUKUM DALAM GEREJA KATOLIK a. Pengertian Gereja b. Perlunya Hukum dalam Gereja c. Sumber Hukum Gereja 2 TRADISI HUKUM DALAM GERAJA KATOLIK a. Yesus dan Hukum b. Yang Dibarui Yesus Secara Yuridis c. Perkembangan Tradisi Hukum Gereja 3 HUKUM GEREJA DALAM PERKEMBANGAN SEJARAH d. Dari Awal Gereja sampai abad tengah e. Hukum dalam Abad Tengah sampai Codex Iuris Canonici 1917. f. Codex Iuris Canonici 1983 dan Codex Canonum Ecclesiarum Orientalium 4 KITAB HUKUM GEREJA KATOLIK d. Buku I – IV dalam Codex Iuris Canonici 1983: e. Buku V – VII dalam Codex Iuris Canonici 1983 f. Hubungan Hukum Gereja dan Hukum Sipil 5 MASALAH AKTUAL DALAM HUKUM GEREJA a Aktualisasi Hukum Gereja b. Ajaran Sosial Gereja c. Hidup Menggereja dalam Tantangan Jaman. 152 LITERATUR: 1. Yohanes Paulus II, Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), edisi resmi bahasa Indonesia, Konferensi Wali Gereja Indonesia, Jakarta, 2005. 2. James A. Coriden, Introduction to Canon Law, Paulist Prest, New York, 2009. 3. “Canon Law”, Catholic Encyclopedia, New Advent, CD-ROM edition, 2008. 4. Canon Law Society of America, Code of Canon Law, Paulist Press, New York, 2009. 5. Piet Go, Pengantar Hukum Gereja, Dioma, Malang, 1999. LAMPIRAN II DAFTAR MATA KULIAH DALAM BAHASA INGGRIS NO KODE MATA KULIAH SUBJECT SKS SMT 1 MPK0103 Pendidikan Agama 2 HK04512 3 KEL Religion (Catholic) 3 1 MPK Pancasila Pancasila 2 1 MBB HK00114 Pengantar Ilmu Hukum Introduction to Jurisprudence 4 1 MKK 4 HK00214 Pengantar Hukum Indonesia Introduction to Indonesian Law 4 1 MKK 5 HK00312 Ilmu Negara Theory of State 2 1 MKK 6 HK04312 Sosiologi Sociology of Law 2 1 MBB 7 HK02912 Pengantar Ilmu Ekonomi Introduction to Economic 2 1 MKK 8 HK00424 Hukum Perdata Civil Law 4 2 MKK 9 HK00524 Hukum Pidana Criminal Law 4 2 MKK 10 HK00624 Hukum Tata Negara Constitutional Law 4 2 MKK 11 HK01222 Hukum Adat Adat Law 2 2 MKK 2 2 MKK 12 HK03022 Ekonomi Pembangunan Indonesia Indonesian Economic Development 13 MPK0303 Bahasa Indonesia Indonesian 3 2 MPK 14 HK00734 Hukum Administrasi Negara Administrative Law 4 3 MKK 15 HK00834 Hukum Internasional International Law 4 3 MKK 16 HK01134 Hukum Dagang Commercial Law 4 3 MKK 17 HK01433 Hukum Agraria Agrarian Law 3 3 MKK 18 MPK0203 Pendidikan Kewarganegaraan National Resilience 3 3 MPK 19 MPK0402 Bahasa Inggris English 2 3 MPK 20 HK04242 Ilmu Budaya dan Alamiah Dasar Basic Cultural and Natural Science 2 4 MBB 21 HK00944 Hukum Acara Perdata Civil Procedure 4 4 MKK 22 HK01044 Hukum Acara Pidana Criminal Procedure 4 4 MKK 23 HK01342 Hukum Islam Islamic Law 2 4 MKK 24 HK01743 Hukum Harta Kekayaan Property Law 3 4 MKK 153 25 HK02043 Hukum Perdagangan Internasional International Trade Law 3 4 MKK 26 HK02243 Hukum Perjanjian Internasional Law of Treaties 3 4 MKK 27 HK01552 Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara Administrative Procedure 2 5 MKK 28 HK01653 Hukum Lingkungan Environmental Law 3 5 MKK 29 HK01853 Hukum Pidana Di Luar Kodifikasi Criminal Law (Advanced) 3 5 MKK 30 HK01953 Hukum Pemerintahan Pusat Constitutional Law (Advanced) 3 5 MKK 31 HK02153 Hukum Sarana Pemerintahan Administrative Law (Advanced) 3 5 MKK 32 HK02353 Hukum Pertanahan Agrarian Law (Advanced) 3 5 MKK 33 HK02752 Hukum Perdata Islam Islamic Law (Advanced) 2 5 MKK 34 HK02852 Hukum Kekerabatan Adat Law (Advanced) 2 5 MKK 35 HK04162 Filsafat Hukum Philosophy of Law 2 6 MPB 36 HK02462 Hukum Perburuhan Labour Law 2 6 MKK 37 HK02562 Hukum Perdata Internasional Private International Law 2 6 MKK 38 HK02662 Hukum Pajak Taxation 2 6 MKK 39 HK03962 Bahasa Inggris Hukum English (Advanced) 2 6 MKB 40 HK04762 Hukum Perbankan Banking Law 2 6 PK I 41 HK04862 Hukum Asuransi Insurance 2 6 PK I 42 HK04962 Hukum Transportasi Transportation 2 6 PK I 43 HK05062 Hukum Penanaman Modal Investment 2 6 PK I 44 HK05162 Hak Atas Kekayaan Intelektual Intellectual Property Rights 2 6 PK I 45 HK05262 Hukum Persaingan Competition Law 2 6 PK I 46 HK05362 Surat-Surat Berharga Commercial Paper 2 6 PK I 47 HK05462 Kepailitan Bankruptcy 2 6 PK I 48 HK05562 Hukum Perlindungan Konsumen Consumer Protection 2 6 PK I 49 HK05662 Hukum Perjanjian Jenis Baru Contract (Advanced) 2 6 PK I 50 HK05762 Hukum Jaminan Securities Regulation 2 6 PK I 51 HK05862 Hukum Bangunan Construction Law 2 6 PK I 52 HK05962 Hukum Kesehatan Health Law 2 6 PK I 53 HK06062 Ketenagakerjaan Labour Law (Advanced) 2 6 PK I 2 6 PK I 54 HK06362 Hukum dan Teknologi Informasi Law and Information Technology 55 HK06662 Hukum Ekonomi Islam Islamic Economic Law 2 6 PK I 56 HK06762 Kontrak Bisnis Transnasional Trans-national Contract 2 6 PK I 57 HK06862 Perbandingan Hukum Kontrak Comparative Contract 2 6 PK I 58 HK04662 Hukum Perusahaan Corporate Law 2 6 PK I 59 HK06162 Hukum Keluarga Family Law 2 6 PK I 60 HK06262 Perbandingan Hukum Waris Comparative Inheritance 2 6 PK I 61 HK06562 Hukum Ekonomi Internasional Economic International Law 2 6 PK I, PK V HK06962 Hukum Organisasi Perdagangan Internasional International Trade Origination 2 6 PK I, PK V Aspek Hukum Alih Teknologi Legal Aspect of Technology Transfer 2 6 PK I, PK V 62 63 HK06462 154 64 HK08262 Sistem Peradilan Perdata Civil Law System 2 6 PK II 65 HK07062 Kriminologi Criminology 2 6 PK II 66 HK07162 Hukum Pidana Ekonomi Economic Criminal Law 2 6 PK II 67 HK07262 Viktimologi Victimology 2 6 PK II 68 HK07362 Sistem Peradilan Pidana Criminal Law System 2 6 PK II 69 HK07462 Politik Kriminal Criminal Law Policies 2 6 PK II 70 HK07562 Hukum Pidana Adat Adat Criminal Law 2 6 PK II 71 HK07662 Hukum Pidana Militer Military Criminal Law 2 6 PK II 72 HK07762 Perbandingan Hukum Pidana Comparative Criminal Law 2 6 PK II 73 HK07862 Hukum Pembuktian Evidence 2 6 PK II 74 HK08162 Advokatur Advocature 2 6 PK II 75 HK07962 Penologi Penology 2 6 PK II 76 HK08062 Hukum Pidana Internasional International Criminal Law 2 6 PK II, PK V 77 HK08962 Hukum Perindustrian Industry Law 2 6 PK III 78 HK09062 Hukum Pertambangan Mining Law 2 6 PK III 79 HK09162 Hukum Kehutanan Forestry Law 2 6 PK III 80 HK09262 Hukum Kepariwisataan Tourism Law 2 6 PK III 2 6 PK III 81 HK09362 AMDAL Environmental Impact Statement 82 HK08362 Politik Hukum Pertanahan Agrarian Policy 2 6 PK III 83 HK08462 Hak Penguasaan Atas Tanah Land Ownership 2 6 PK III 84 HK08762 Pendaftaran Tanah Land Registration 2 6 PK III 85 HK08562 Penatagunaan Tanah Land Use 2 6 PK III 86 HK08662 Hukum Penataan Ruang Spatial Law 2 6 PK III 87 HK08862 Hukum Tanah Adat Adat Law of Land 2 6 PK III 88 HK09462 Hukum Lingkungan Internasional International Environmental Law 2 6 PK III, PK V 89 HK09562 Teori Konstitusi Theory of Constitution 2 6 PK IV 90 HK09662 Hukum Pemerintahan Lokal Local Government Law 2 6 PK IV 91 HK09762 Hukum Kewarganegaraan Citizenship 2 6 PK IV 92 HK09862 Hukum Keimigrasian Immigration Law 2 6 PK IV 93 HK09962 Hukum Kepegawaian Labour Law (Advanced) 2 6 PK IV 94 HK10062 Hukum Perijinan Licensing 2 6 PK IV 95 HK10162 Hukum Keuangan Negara State's Monetary Law 2 6 PK IV 96 HK10262 Hukum Benda Milik Negara State's Property 2 6 PK IV 97 HK10362 Hukum Pajak Khusus Taxation (Advanced) 2 6 PK IV 98 HK10462 Perbandingan Hukum Administrasi Negara 2 6 PK IV 99 HK10562 Perbandingan Hukum Tata Negara 2 6 PK IV 100 HK10662 Hukum Organisasi Internasional Comparative Administrative Law Comparative Constitutional Law Law of International Organization 2 6 PK V 101 HK10962 Hukum Laut 2 6 PK V Law of Sea 155 102 HK11062 Hukum Humaniter Humanitarian Law 2 6 PK V 103 HK10762 Hukum Diplomatik Dan Konsuler Diplomatic and Consular Law 2 6 PK V 104 HK10862 Hukum Angkasa Space Law 2 6 PK V 105 HK11262 Hukum Gereja Katolik Canon Law of Catholic Church 2 6 PK V 106 HK11162 Hukum Pengungsi Refugee Law 2 6 PK V 107 HK04472 Hak Azasi Manusia Human Rights 2 7 MBB 108 HK03773 Metodologi Penelitian Hukum Legal Research Methodology 3 7 MKB 109 HK03572 Praktik Perancangan Peraturan PerUUan Legal Clinic : Legal Drafting 2 7 MKB 110 HK03172 Praktik Perancangan Kontrak Legal Clinic : Contract 2 7 MKB 111 HK03272 Praktik Penyelesaian Sengketa Alternatif (ADR) Legal Clinic : Alt. Dispute Resolution 2 7 MKB 112 HK03372 Praktik Peradilan Perdata Legal Clinic : Civil Procedure 2 7 MKB 2 7 MKB 2 7 MKB Legal Clinic : Criminal Procedure Legal Clinic: Administrative Procedure 113 HK03472 Praktik Peradilan Pidana 114 HK03672 Praktik Peradilan Tata Usaha Negara 115 HK04072 Etika dan Tanggungjawab Profesi Legal Ethics 2 7 MPB 116 UNU0102 Kuliah Kerja Nyata Student Service Scheme 2 8 MBB 117 HK03884 Penulisan Hukum/Skripsi Thesis-Writing 4 8 MKB LAMPIRAN III STAF PENGAJAR FAKULTAS HUKUM UAJY No Kode 1. 105 2. 3. PENDIDIKAN Nama S1 S2 Iswantiningsih, SH., MS. UGM UGM 114 S.W. Endah Cahyowati, SH., MS. UGM UGM 122 Junirahardjo, SH. UGM 4. 123 Sumyar, SH., M.Hum. UGM UGM 5. 201 OJB. Ohim Sindudisastro, SH., M.Hum. UGM UGM 6. 202 Dr. Y. Sari Murti Widiyastuti, SH.,M.Hum. UGM UGM UGM 7. 205 Dr. Chryssantus Kastowo, SH., MH. UGM UI UNAIR 8. 206 Dr. St. Mahendra Soni I., Dr.SH., M. Hum. UGM UNDIP UNDIP 9. 207 Prof.Dr.Dra.MG. Endang Sumiarni, SH., M.Hum. UGM/UAJY UNAIR UNAIR 10. 208 Muljani Morisco, SH., M.Hum.. UGM UGM 11. 209 J. Widijantoro, SH.,MH. UAJY UI 12. 210 C. Woro Murdiati, SH. M.Hum. UAJY UGM Sedang S3-UGM 13. 211 D. Krismantoro,SH., M.Hum. UAJY UGM Sedang S3-UII 14. 212 Maria Hutapea,SH., M. Hum. UAJY UNPAR 15. 213 G. Aryadi, SH., MH. UAJY KPK UI-UNDIP 16. 214 Dr. E. Sundari, SH., M.Hum. UNS UGM UGM 17. 216 G. Sri Nurhartanto, SH., LLM. UNDIP NTUAUSTRALIA Sedang S3-UGM 18. 217 P. Prasetyo Sidi Purnomo,SH.,MS. UGM UNDIP 156 S3 Sedang S3-UII 19. 218 Anny Retnowati, SH.,M.Hum. UGM UNDIP 20. 219 FX. Suhardana, SH. UGM Sedang S2-UNS 21. 221 CH. Medi Suharyono, SH.M.Hum. UAJY KPK UI-UNDIP 22. 222 FX. Soedijono, SH. 23. 223 Dr. Drs. Paulinus Soge, SH., M.Hum. 24. 224 Dr. G. Widiartana, SH., M.Hum. 25. 225 F.X.Endro Susilo, SH.,LLM. 26. 226 27. 227 28. Sedang S3-UNS UGM UGM UGM UGM UNDIP UNDIP UGM ITT LAW SCHOOL, CHICAGO B. Bambang Riyanto, SH.,M.Hum. UGM UNPAD Y. Hartono, SH., M.Hum UGM UNPAD 229 H. Chandera, SH., M.Hum. UAJY UGM 29. 230 Y. Triyana, SH.,M.Hum. UGM UNPAD 30. 231 B. Hestu Cipto Handoyo, SH.,M.Hum. 31. 232 St. Harum Pudjiarto, SH.,M.Hum. 32. 233 Hyronimus Rhiti, SH., LLM. 33. 236 Y. Pudyatmoko, SH.,M.Hum. UNS UNDIP 34. 238 Dr. Ig. Sumarsono Raharjo,SH.,M.Hum. UAJY UNAIR UNAIR 35. 239 Dr. Al. Wisnubroto, SH.M.Hum. UNS UNDIP UNDIP 36. 240 Dr. Th. Anita Christiani, SH.,M.Hum. UGM UGM UNDIP 37. 241 Dr.V. Hari Supriyanto, SH.,M.Hum UGM UGM UGM 38. 242 Dr. W. Riawan Tjandra, SH.,M.Hum. UNIBRAW UGM UGM 39. 243 H. Untung Setyardi, SH.M.Hum. UAJY UGM 40. 245 R. Sigit Widiarto,SH., LLM. UGM UGM 41. 246 Imma Indra Dewi W., SH., M.Hum. UAJY UGM 42. 247 N.Budi Arianto W,.SH.M.Hum. UNS UNDIP 43. 248 Dr. Martinus Sardi ST DRIYAR KARA USD PUA ROMA 44. Dr. T. Mulya Lubis, SH,LLM. 45. Drs.A. Danardono, M.Si. 46. Dra.MD. Susilowati, M.Hum. SADHAR/UN WAMA UAJY UNPAD UNIKA SOEGIYO PRANOTO UNDIP UAJY TRIER-JERMAN UI Sedang S3UNPAR PUA ROMA HARVARD LAW SCHOOL UGM UI STFKP UGM LAMPIRAN IV DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI DAN BIDANG KAJIAN NO KODE NAMA DOSEN 1. 105 Iswantiningsih, SH. MS 2. 114 SW. Endah Cahyowati, SH. , MS. BIDANG KAJIAN Hukum Keperdataan dgn konsentrasi : - Hukum Perburuhan/Ketenagakerjaan - Hukum Kesehatan - Hukum Perjanjian - Hukum Agraria & atau Pertanahan - Pendaftaran Tanah - Pemilikan dan Penguasaan Tanah - Pengurusan Hak-hak Atas Tanah 157 3. 122 Junirahardjo, SH. 4. 123 Sumyar, SH., M.Hum. 5. 201 OJB. Ohim Sindudisastra, SH., M.Hum 6. 202 Dr. Y. Sari Murti Widiyastuti, SH., M.Hum. 7. 205 Dr. C. Kastowo, SH., MH 8. 206 Dr.St. Mahendra Soni I, SH., M.Hum. 9. 207 Prof.Dr.Dra.MG. Endang Sumiarni, SH.,M.Hum 10. 208 Muljani Morisco, SH., M.Hum 11. 209 J. Widijantoro, SH., MH. 12. 210 C. Woro Murdiati, SH., M.Hum 13. 211 D. Krismantoro, SH., M.Hum 14. 15. 212 213 Maria Hutapea, SH., M. Hum. G. Aryadi, SH, MH. 16. 214 Dr. E. Sundari, SH., M.Hum 158 - Politik Hukum Pertanahan Hukum Administrasi Negara dengan konsentrasi : - Hukum Tata Pemerintahan - Hukum Kepegawaian - Hukum Perijinan - Hukum Keuangan Negara - Hukum Benda Milik Negara - Hukum Kelembagaan Negara - Kewarganegaraan - Hukum pemerintahan Lokal - Hukum Keuangan Daerah Hukum Keperdataan dgn konsentrasi : - Hukum Perorangan - Hukum Keluarga - Hukum Perjanjian/Perikatan - Hukum Jaminan - Hukum Benda - Hukum Perjanjian - Hukum Jaminan - Hukum Keluarga - Hukum Harta Kekayaan - Hukum Persaingan Hukum Keperdataan dgn konsentrasi : - Hukum Perusahaan - Hak Atas Kekayaan Intelektual - Hukum Dagang - Hukum Perusahaan - Hukum Keluarga - Hukum Perkawinan - Hukum Waris - Hukum & Jender (Hukum & Wanita) - Hukum dan Anak - Hukum Kependudukan Hukum Keperdataan dgn konsentrasi : - Bank Mu’amalah/Syari’ah - Perlindungan Konsumen (dr aspek syari’ah) - Hukum Tanah Adat - Hukum Perkawinan dan Waris Hukum Keperdataan dgn konsentrasi : - Hukum Perlindungan Konsumen Hukum Keperdataan dgn konsentrasi : - Hukum Perjanjian - Hukum Ketenagakerjaan - Hukum Perkawinan - Hukum Waris Hukum Pertanahan dgn konsentrasi : - Hukum Agraria - Hukum Pertanahan - Hukum Perizinan - Hukum Agraria Hukum Acara Pidana Dgn Konsentrasi : - Penologi - Kriminologi - Tindak Pidana Korupsi - Sistem Peradilan Pidana Hukum Acara Perdata dan Keperdataan dgn konsentrasi - Sistem Peradilan Perdata - Advokatur - Perlindungan Konsumen - Class Action 17. 216 G. Sri Nurhartanto, SH., LLM 18. 217 P. Prasetyo Sidi Purnomo, SH., MS. 19. 218 Anny Retnowati, SH., M.Hum 20. 219 FX Suhardana, SH. 21. 221 Ch. Medi Suharyono, SH., M.Hum 22. 222 FX. Soedijana, SH 23. 223 Dr. Drs. Paulinus Soge, SH., M.Hum 24. 224 Dr. G. Widiartana, SH. M.Hum 25. 26. 225 226 FX. Endro Susilo, SH., LLM. B. Bambang Riyanto, SH., M.Hum 27. 227 Y. Hartono, SH., M.Hum 28. 229 H. Chandera Halim, SH., M.Hum 29. 230 Y. Triyana, SH., M.Hum 30. 231 B. Hestu Cipto Handoyo, SH., M.Hum 31. 232 St. Harum Pudjiarto, SH. M.Hum 32. 233 Hyronimus Rhiti, SH., LL.M 33. 236 Y. Sri Pudyatmoko, SH., M.Hum. 34. 238 Dr. Ign. Sumarsono Rahardjo SH., M.Hum 35. 239 Dr. Al. Wisnubroto, SH., M.Hum 36. 240 Dr. Th Anita Christiani, SH., M.Hum 159 Hukum Internasional dgn kosentrasi : - Hukum Organisasi Internasional - Hukum Diplomatik dan Konsuler Hukum Pidana dgn konsentrasi: - Kriminologi - Politik Hukum Pidana Hukum Pidana dgn konsentrasi: - Hukum Kesehatan - Hukum dan jender - Hukum Pidana Hukum Keperdataan dgn konsentrasi : - Hukum Perjanjian - Hukum Pembiayaan Perusahaan - Hukum Pidana Militer - Psikotropika - Sosiologi Hukum Hukum Ekonomi Hukum Perlindungan Konsumen - Hukum Pidana - Perbandingan Hukum Pidana - Politik Hukum Hukum Pidana dgn konsentrasi : - Viktimologi - Hukum Pidana Hukum Lingkungan Hukum Internasional dgn konsentrasi : - Hukum Laut - Hukum Angkasa - Hukum Perdata Internasional Hukum Ketatanegaraan dg konsentrasi : - Lembaga-lembaga Negara - Otonomi Daerah - Hukum Pembuktian - Penyelesaian Sengketa Alternatif - Hukum Perjanjian Hukum Internasional dgn konsentrasi : - Aspek Hukum Alih Teknologi - Hukum Humaniter - Hukum Ekonomi Internasional Hukum Ketatanegaraan dg konsentrasi : - Hukum Kelembagaan Negara - Politik Hukum - Pemerintahan Lokal - Teknik Perundang-undangan Hukum Pidana dgn konsentrasi : - Penologi - Politik Kriminal - HAM - Tindak Pidana Khusus - Hukum Lingkungan - Penyelesaian Sengketa Lingk. - Hukum Adm. Negara - Hukum Pajak - Hukum Sarana Pemerintahan - Cyberlaw - Hak Atas Kekayaan Intelektual - Hukum Asuransi - Sistem Peradilan Pidana - Aspek Hukum Pidana dalam Komputer - Hakim dan Lembaga peradilan - Penanaman Modal Asing - Hukum Asuransi 37. 241 Dr. V. Hari Supriyanto, SH., M.Hum. 38. 242 Dr. W. Riawan Tjandra, SH., M.Hum. 39. 243 H. Untung Setyardi, SH, M.Hum. 40. 245 R. Sigit Widiarto, SH.,LL.M. 41. 246 Imma Indra Dewi, SH., M.Hum 42. 247 N. Budi Arianto Wijaya, SH., M.Hum. 43. 248 - Dr. Martino Sardi Hukum Perbankan Hukum Agraria Hukum Perburuhan Hukum Acara Peradilan TUN Hukum Administrasi Negara Hukum Administrasi Daerah Hukum Keuangan Negara/Daerah Hukum Pajak Hukum Internasional Hukum Lingkungan Internasional Hukum Organisasi Internasional Hukum Angkasa Hukum Administrasi Negara Hak Asasi Manusia Aspek Hukum Manajemen Pesisir Hukum Perjanjian Hukum Jaminan Hukum Perburuhan Hukum Jaminan Perjanjian dan Perjanjian Jenis Baru Hukum Jaminan Hukum Perburuhan HAM Hukum Gereja Katolik LAMPIRAN V DAFTAR STAF TATA USAHA FAKULTAS HUKUM UAJY NO. NAMA NPP JABATAN 1. DRA. M. TITI PURWANINGSIH 05.93.421 Kabag. Tata Usaha 2. R. BASUKI RUSWANTO 05.93.440 Kasubag Perkuliahan 3. IGN. TRI SUJOKO 10.01.719 Kasubag. Ujian & Yud 4. J. F. NIKEN TRIKORINI 02.85.151 Kasub. Bagian Umum 5. HENDRIKUS SANDI 02.97.609 Staf Sub.Bag. Perkul 6. P. SUPONO 02.86.194 Staf Sub.Bag. Perkul 7. PETRUS TOTOK MULYANTO 02.01.696 Staf Sub.Bag Ujian 8. DWI REVAN YUNIANTARA 02.97.612 Staf Sub.Bag. Ujian 9. G. ISHARTATI RATNA DEWI 05.93.423 Staf Sub.Bag. Umum 10. PETRUS SUMADI 07.95.541 Staf Sub.Bag. Umum 11. DEWI KRISNA HARJANTI, SH. 12.08.779 Laboran Lab. Hukum 12. ANTONIUS HERI SUTANTO 12.93.495 Staf Lab. Hukum 13. HENRIKUS KRESTORO SETYAWAN 02.03.754 Sekretaris Dekan 14. ELLYSABETH VINDY MAWARTI, ST. 12.10.808 Pranata komputer 160