SILABUS-MATA-KULIAH - Fakultas Hukum Universitas Atma

advertisement
LAMPIRAN 1
SILABUS MATA KULIAH
PENDIDIKAN AGAMA
BOBOT : 3 SKS
Deskripsi`:
Mata kuliah Pendidikan Agama mengajarkan tentang pokok iman dengan mempelajari dan merefleksikan
realitas hidup beragama, struktur agama atau dimensi-dimensi agama serta , pemahaman secara garis besar tentang
agama-agama di Indonesia, agama dalam dunia modern dengan segala tantangannya di era globalisasi .Disamping itu
juga mempelajari tentang moralitas.
Kompetensi`:
Agar mahasiswa menjadi kerasan dengan iman yang dihayati dalam agamanya, sehingga mampu
mengekspresikan imannya dalam dinamika kehidupan yang bersifat majemuk, berwawasan luas, mampu bersifat
inklusif dan humanis, serta mempunyai integritas moral yang tinggi.
NO.
I.
POKOK BAHASAN
AGAMA DAN RUANG
LINGKUPNYA
SUB POKOK BAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Pengalaman Religius :
1. Pengertian Pengalaman Religius
2. Macam–macam Pengalaman Religius
3. Pandangan Para Filsuf tentang Pengalaman
Religius
Pengertian Agama
1. Jenis dan Asal Agama
2. MAsal agama dan contohnya
Manusia beragama :
1. Tujuan beragama
2. Fungsi agama
Dimensi-dimensi agama
1. Dimensi ritual
2. Dimensi doktrinal dan filosofis
3. Dimensi naratif
4. Dimensi moral
5. Dimensi material
6. Dimensi institusional
Unsur-Unsur Penghambat Dalam Menghayati
Agama :
1. Ateisme
2. Humanisme
3. Materialisme
Agama dalam masyarakat:
1. Pluralisme dan multikulturalisme
2. Kebebasan beragama
3. Dialog antar umat beragama
Agama dalam dunia modern :
1. Hubungan iman dan IPTEK
2. Globalisasi dan
fundamentalisme agama
3. Global etik
II.
AGAMA DAN MORAL
A.
B.
Hubungan Agama dan Moral
Moralitas
1. Penjernihan istilah
2. Prinsip- prinsip moral menilai manusia
III.
MORAL DASAR
C.
Tolok Ukur moral :
1. Pengertian suara hati
2. Fungsi suara hati
3. Cara membina suara hati
4. Pengertian Norma
5. Pengertian Nilai
33
IV.
MORAL HIDUP
1.Martabat manusia
2.Macam-macam pelanggaran hak hidup
3.Pandangan moral tentang hidup
V.
MORAL SEKSUAL
A.
VI.
MORAL PERKAWINAN
A.
B.
Pernikahan campur beda agama
Pandangan moral tentang pernikahan
VII.
MORAL SOSIAL
A.
B.
Persoalan Lingkungan
Persoalan Masyarakat
Gender
1. pengertian gender
2. Diskriminasi gender
3. Pandangan moral tentang gender
B. Seksualitas
1. Pengertian seks,seksualitas,kodrat
2. Seks dan pergaulan bebas
3. Pandangan moral tentang seks
LITERATUR :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Armada Riyanto FX., E.CM., Dialog Agama, Kanisius, Yogyakarta, 2009.
Bertens, Etika,Gramedia, Jakarta
Frans Magnis Suseno,Etika Dasar,Kanisius Yogyakarta,2008.
Harjana,AM, Penghayatan agama yang otentik dan tidak otentik, Kanisius,Yk,2007.
Hendropuspito, Sosiologi Agama, Kanisius, Yogyakarta, 2008.
Kiesser B., Dr., SJ., Moral Dasar Kristiani, Kanisius, Yogyakarta,2008.
KWI, Iman Katolik, Kanisius & Obor, Yogyakarta,2010.
Magnis Suseno F., Dr., SJ., Etika Dasar, Kanisius, Yogyakarta, 2007.
Mangun Hardjana, Penghayatan Agama Yang Otentik dan Tidak Otentik, Kanisius, Yogyakarta, 1993.
Nur Syam, Tantangan Multikulturalisme,
Parekh, Rethinking Multikulturalisme,
Purwa Hadiwardaya,MSF,Moral dan masalahnya,Kanisius,Yogyakarta,2007.
_____________________,Pernikahan Islam dan katolik implikasinya dalam kawin
Kanisius,Yogyakarta,2008.
Padmowardojo, Drs., Alb., SJ., Diktat Kuliah, Yogyakarta
Smith,Huston,Agama- agama manusia, Obor, Jakarta,2007.
Smart, Ninian, 192, Religions of Asia, Englewwd:Prentice Hall Ltd
Susilawati, Urgensi Pendidikan Moral, PD.Selamat, Yogyakarta, 2010.
Theo Hujbers, Dr., Filsafat Ketuhanan, Kanisius, Yogyakarta, 1997.
Kebangsaan dan globalisasi dalam diplomasi,
campur,
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
BOBOT : 3 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Mata kuliah pendidikan kewarganegaraan merupakan mata kuliah pengembangan kepribadian, untuk
menumbuhkan dan mengembangkan cinta tanah air. Di dalamnya mengajarkan tentang pengertian dan kesadaran
HANKAMNAS di lingkungan mahasiswa dalam rangka ketahanan nasional. Tujuannya untuk meneruskan nilai-nilai
perjuangan bangsa yang terumus dalam Pancasila dan UUD 1945, mendasari, mengarahkan dan membentuk sikap
mental dan tanggung jawab terhadap kelangsungan hidup bangsa dan negara, yang pada akhirnya memberikan bekal
daya pengaman ampuh untuk menghadapi masalah saat ini dan masa yang akan datang.
NO.
I.
POKOK BAHASAN
PENGANTAR
I
KEWARGANEGARAAN
SUB POKOK BAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
Gagasan Timbulnya mata kuliah Kewarganegaraan
Beberapa pengertian
Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia
Landasan Hukum
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
F.
G.
H.
Lingkup Studi
Interelasi dan Korelasi antar Subyek
Hubungan Kewarganegaraan dengan Ilmu pengetahuan
34
II.
WAWASAN NUSANTARA
A.
B.
C.
D.
E.
Pendahuluan: Umum, Pengetian-pengertian, WANUS
sebagai konsepsi politik ketatanegaraan
Latar Belakang dan Dasar Pemikiran: Geografis,
geopolitik, geostrategis
Historis dan Yuridis Formal: asas archipelago, Kringen
Ordonansi 1939, Deklarasi Juanda 13-12-1957,
Pengumuman Pemerintah 17-8-1969 tentang Landas
Kontingen Indonesia, UU No.5 Tahun 1983,
Pengumuman pemerintah 21-3-1980 tentang ZEE
Indonesia
Kepentingan Nasional: seperangkat kepentingan
nasional, kepentingan nasional utama, Tujuan Nasional
Tujuan Wawasan Nusantara: Tujuan ke dalam, Tujuan
ke Luar
III.
UNSUR-UNSUR DASAR
WAWASAN NUSANTARA
A.
B.
C.
Wadah WANUS: Bentuk ujud, alat inti organisasi
Isi WANUS: Cita-cita, sifat dan ciri, cara kerja
Tata Laku: batin, lahir
IV.
PENERAPAN WAWASAN
NUSANTARA
A.
B.
Berdasarkan pendekatan Kesejahteraan dan Keamanan
Yang menyangkut Semua Aspek Kehidupan: aspek
alamiah, aspek sosial
Kesimpulan: Wawasan Nusantara adalah cara pandang
bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
C.
V.
KETAHANAN NASIONAL
A.
B.
C.
Pendahuluan:
1. Umum
2. Pengertian-pengertian
Konsep Dasar Ketahanan Nasional:
Metodologi Astra Gatra: Tri gatra dan Panca Gatra
Ketahanan Nasional Indonesia:
1. Penjelasan Tiap Gatra
2. Hubungan timbal balik antar Gatra, antara TANNAS
dan WANUS, pola penyelenggaraan TANNAS
3. Politik Strategi nasional
4. Politik Strategi HANKAM
5. Sistem HAMKAMNAS
LITERATUR :
1.
LEMHANAS/Direktorat Jendral DIKTI, Dep.P&K, Kewiraan untuk Mahasiswa, Gramedia, Jakarta, 1991
2.
UU No.20 Tahun 1982
3.
UU No.1 Tahun 1988
4.
Bunga Rampai Wawasan Nusantara I
5.
Bunga Rampai Wawasan Nusantara II
6.
Bunga Rampai Ketahanan Nasional
BAHASA INDONESIA
BOBOT : 3 SKS
Deskripsi :
Bahasa Indonesia sebagai mata kuliah pengembangan kepribadian menekankan keterampilan menggunakan
bahasa Indonesia secara baik dan benar untuk menguasai, menerapkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni sebagai perwujudan kecintaan dan kebanggaan terhadap bahasa Indonesia. Dalam konteks
teknologi industri, para mahasiswa banyak diajak berlatih menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
kaitan dengan perkembangan teknologi, industri, dan bisnis. Latihan penggunaan bahasa demikian itu diwujudkan
dalam aktivitas menulis makalah, meresensi buku, meringkas buku/bab, dan menulis karya ilmiah akademik maupun
ilmiah populer. Mahasiswa juga akan berlatih membaca teks ilmiah akademis, teks ilmiah populer, artikel-artkel dari
sumber-sumber otentik yang terdapat pada jurnal, majalah, surat kabar, dan internet. Adapun untuk melatih berbicara
dengan baik, mahasiswa diminta untuk melakukan presentasi, melakukan diskusi, dan latihan berbicara di depan publik
dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
35
Kompetensi :
Mahasiswa mampu:
1. menggunakan bahasa Indonesia untuk mengungkapkan pikiran, gagasan, dan sikap ilmiah ke dalam berbagai
bentuk karya ilmiah yang berkualitas (memenuhi syarat objektivitas, koherensi, kohesi, efektivitas, efisiensi,
dan komunikatif)
2. menyunting secara kritis berbagai karya ilmiah dan menyempurnakannya berdasarkan hasil suntingan
3. memanfaatkan kemahiran dalam berbahasa Indonesia untuk mengembangkan diri sepanjang hayat.
Mahasiswa mampu:
1. menunjukkan pengetahuan yang memadai tentang sejarah, kedudukan, dan fungsi bahasa Indonesia serta
menunjukkan kebanggaan mereka terhadap bahasa Indonesia
2. membaca kritis berbagai ragam wacana untuk keperluan menulis ilmiah.
3. mengenali dan menjelaskan ciri-ciri bahasa Indonesia ragam ilmiah serta mewujudkannya dalam berbahasa
secara tertulis dan lisan terutama dalam konteks kinerja akademik
4. menerapkan kriteria penulisan karya ilmiah dalam menyusun dan menyunting berbagai bentuk karya ilmiah:
makalah dan laporan ilmiah.
5. menyajikan karya ilmiah yang ditulisnya di depan forum sesuai dengan kriteria presentasi yang baik.
NO.
I.
POKOK BAHASAN
SEJARAH,
KEDUDUKAN, DAN
FUNGSI BAHASA
INDONESIA
SUB POKOK BAHASAN
 Sejarah bahasa Indonesia
 Kedudukan bahasa Indonesia
 Fungsi bahasa Indonesia
II.
MEMBACA KRITIS UNTUK
MENULIS






III.
BAHASA INDONESIA RAGAM
ILMIAH
 Pengertian bahasa Indonesia ragam ilmiah
 Karakteristik bahasa Indonesia ragam ilmiah.
 Menggunakan bahasa Indonesia ragam ilmiah dalam menulis
dan presentasi ilmiah.
IV.
MENULIS AKADEMIK






V.
PRESENTASI ILMIAH
 Pengertian presentasi ilmiah
 Tatacara dan etika presentasi ilmiah
 Menyiapkan bahan presentasi ilmiah dengan memanfaatkan
multimedia
 Pelaksanaan presentasi (kinerja presenter, moderator, peserta)
Pengertian membaca kritis untuk menulis
Strategi mencari sumber bacaan dari media cetak dan elektronik
Membaca kritis tulisan/artikel ilmiah
Membaca kritis tulisan artikel populer
Membaca kritis buku ilmiah
Membaca kritis bahan-bahan dalam jaringan internet untuk
menulis
Tulisan akademik dan jenis-jenisnya
Kriteria karya tulis akademik
Langkah-langkah dalam penulisan karya tulis akademik
Menulis karya tulis akademik
Menyunting karya tulis akademik
Memperbaiki karya tulis akademik berdasarkan suntingan
LITERATUR :
1. Alwi, Hasan dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
2. Arifin, Zaenal. 2004. Dasar-dasar Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Grasindo
3. Dirjen Dikti, 2006. Acuan Pembelajaran Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Bahasa Indonesia.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
4. Soedarso. 1988. Sistem Membaca Cepat. Jakarta: Gramedia
5. Soeseno, Slamet. 1993. Teknik Penulisan Ilmiah Populer. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
6. Wainwright, Gordon. 2002. Speed Reading Better Recalling. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
7. Wiyanto, Asrul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo
36
BAHASA INGGRIS
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi :
Mata kuliah Bahasa Inggris merupakan mata kuliah perkembangan kepribadian yang bermanfaat untuk
memperoleh kemampuan dalam penggunaan Bahasa Inggris secara umum dan merupakan jembatan atau batu loncatan
dari General English ke English for special purposes: Law.
Kompetensi :
Mahasiswa mampu memahami unsur-unsur gramatika tertentu yang diperlukan untuk menguasai teks bacaan
secara menyeluruh
Mahasiswa mampu memahami pola-pola kalimat bahasa Inggris yang sederhana sehingga dapat menunjang
kemampuan membaca dan mengerti isi teks dan sekaligus kemampuan berkomunjikasi dalam bahasa Inggris. .
Mahasiswa mampu menyiapkan diri dari pemahaman dan penguasaan bahasa Inggris secara umum menuju ke bahasa
Inggris yang khusus untuk bidang hukum (Law).
NO.
POKOK BAHASAN
I.
INTRODUCTION TO
ENGLISH
II.
NOUN CLUSTER
III.
SENTENCE PATTERN I:
N1 – V – N1
IV.
SENTENCE PATTERN II:
N1 – V – N2 (ADV/P.
GROUP)
V.
SENTENCE PATTERN III:
N -- V (ADV./ P.GROUP)
VI.
SENTENCE PATTERN IV:
THERE – V - N ADV.P.GROUP
VII.
SENTENCE PATTERN V:
N – V- ADJECTIVE
SUB POKOK BAHASAN
Jenis Kata (Noun, Verb, Adjective, Adverb, Prepostion, etc).
Jenis Kalimat (Simple Sentence, Compound Sentence, Complex
Sentence, Compound Complex Sentence).
Head Word
Modifier
Modifier in front of Head Word (article, adjective, numeral, pronoun,
noun, demonstrative)
Preposition Group as Modifier at the back of Head Word
Active Sentence Group/Relative Clause as Modifier at the back of Head
Word (dengan who, which, that) dalam bentuk panjang dan singkat
Passive Sentence Group/Relative clause as Modeifier at the back of
Head Word (dengan who, which, that) dalam bentuk panjang dan
singkat.
Cara Menenjemahkan Noun Cluster ke dalam Bahasa Indonesia
The the First N1 is the Subject of the Sentence (a single Noun or Noun
Cluster)
Kinds of Verbs Used in Sentence Pattern I: Linking Verbs as To Be, To
Become, To Remain.
The Second N1 is Subject Complement ( a single Noun or Noun
Cluster)
The Function of Sentence Pattern I is to Make Definition (the second N1
explains the first N1)
N1 is the Subject of the Sentence ( a single Noun or Noun Cluster).
Verbs used in Sentence Pattern II are Transitive Verbs (Verbs which can
have objects).
N2 is the Object of the Sentence (a single Noun or a Noun Clutser)
ADV/P.Group as Additional Elements in this Pattern
A. N is the Subject of the sentence (a single Noun or Noun Cluster)
B. Verbs used in Sentence pattern III are intransitive Verbs (Verbs
which have no object, therefore in this pattern there is no object).
C. ADV/P/Group as Additional Elementsin this Pattern
There in this is an Introductory Word (It has no Meaning)
Verbs used in this pattern are forms of To Be as Lingking Verb
N is the subject of the sentence (a single Noun or Noun Cluster)
ADV./P.GROUP are not Additional Elements but thery included as a
Component of this Pattern
A. N is the Subject of The Sentence ( a single Noun or noun Cluster)
B. Verbs are usually Forms of Tobe, but other Verbs can also be Used
such as To become, To get, To grow, etc.
C. Adjective (a single Adjective or in an Adjective Cluster)
D. It sebagi Subjek Semu
37
LITERATUR:
1.
2.
3.
4.
B.M.G. Endang Sri Wulandari. A Reading Program For First Year Non-English Departement University
Students in Indonesia (Pre-English for Special Purposes), Yogyakarta: Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI,
1977).
G. Alexander, No. Year. First Things First; Students’ Book, An Integrated Course for Beginners, Hongkong:
Sheck Wah Yong Printing Press.
______________. Practice And Progress; An Integrated Course for Pre-Intermediate Students, Hongkong,
Sheck Wah Yong Printing Press, 1967.
Michael A. Pyle. Toefl Preparation Guide, USA, 1982.
PENGANTAR ILMU HUKUM
BOBOT : 4 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan dasar-dasar ilmu hukum meliputi pengertian dasar ilmu
hukum, kaidah, tujuan, sumber, sistem hukum dan penegakan hukum maupun melakukan analisis penemuan hukum
dalam kasus sederhana.
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I
ILMU HUKUM
II
HUKUM SEBAGAI
KAIDAH
III
TUJUAN HUKUM
A.
B.
IV
SUMBER HUKUM
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Undang-Undang
Kebiasaan
Perjanjian Internasional
Yurisprudensi
Doktrin
Perjanjian
V
SISTEM HUKUM
A.
B.
C.
D.
E.
Pengertian Sistem Hukum
Unsur-Unsur Sistem Hukum
Macam-Macam Sistem Hukum
Konsep Dasar dalam Sistem Hukum
1. Subyek Hukum
2. Masyarakat Hukum
3. Hak dan Kewajiban
4. Peraturan Hukum
5. Dasar Hukum
6. Peristiwa Hukum
7. Hubungan Hukum
8. Akibat Hukum
9. Obyek Hukum
Berbagai Sistem Hukum di Dunia
A.
B.
C.
D.
Unusur-nsur Penagakan Hukum
Cara Berlakunya Hukum
Penegakan Hukum Secara Yuridis
Proses Penegakan Hukum
VI
KLASIFIKASI HUKUM
VII
PENEGAKAN HUKUM
SISTEM
A.
B.
C.
D.
Konsep Pendidikan Tinggi Hukum
Pengertian Ilmu Hukum
Sifat Ilmu Hukum
Ruang Lingkup Ilmu Hukum
A.
B.
C.
D.
Hukum dan Masyarakat
Hukum sebagai Fenomena Sosial
Hukum dan Kaedah Sosial lainnya
Kaidah Hukum :
1. Asal Mula Hukum
2. Asas-asas Hukum
3. Hukum dan Kekuasaan
4. Isi, Sifat dan Bentuk Kaidah Hukum
5. Hukum dan Etik
Teori-Teori Tujuan Hukum
Hukum Sebagai Persoalan Keadilan
38
VIII
PENEMUAN HUKUM
IX
MAZHAB-MAZHAB
HUKUM
X
BIDANG STUDI HUKUM
ILMU
A.
B.
C.
D.
Pengertian Penemuan Hukum
Aliran-Aliran dalam Penemuan Hukum
Metode Penemuan Hukum
Prosedur Penemuan Hukum
A.
B.
C.
D.
Ajaran Hukum Alam
Positivisme dan Utilitarianisme
Teori Murni Hukum
Realisme Hukum
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Sejarah Hukum
Sosiologi Hukum
Antropoligi Hukum
Perbandingan Hukum
Politik Hukum
Filsafat Hukum
LITERATUR :
1. George W. Paton, a Text Book of Jurisprudence (Terjemahan - Editor Arif S), Jilid I, Pustaka Tinta Mas,
Surabaya
2. Mochtar Kusuma Atmaja & Arief Sidharta, Pengantar Ilmu Hukum, Bagian I, Alumni, Bandung, 2000
3. Purnadi Purbacaraka & M. Chidir Ali, Disiplin Hukum, Citra AdityaBakti, Bandung, 1990
4. Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar),Liberty, Yogyakarta 1999
5. Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1991
6. Soerjono Soekanto, Penegakan Hukum, Binacipta, Bandung, 1983
7. _______________ & Purnadi Purbacaraka, Sendi-Sendi Ilmu Hukum dan Tata Hukum, Alumni, Bandung, 1983
8. Tim UNPAR, Pengantar Ilmu Hukum, Universitas Katholik Parahyangan, Bandung, 1995
9. Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar Tata Hukum Indonesia, Achmad Sanusi, Tarsito, Bandung, 1991
10. Struktur Ilmu Hukum, Paul Scholen, Alih Bahas, Prof. Dr. B. Arief Sidharta, Alumni, Bandung, 2003
11. Aneka Cara Pembedaan Hukum, Prof Surjono Sukanto dan Purnadi Purbacaraka, Citrs Aditya Bakti, Bandung,
1989
PENGANTAR HUKUM INDONESIA
BOBOT : 4 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Mahasiswa mengetahui dan memahami ikhtisar tentang tata hukum yang berlaku di Indonesia secara garis besar.
NO.
1.
POKOK BAHASAN
PENGANTAR
2.
TATA HUKUM INDONESIA
3.
POLITIK HUKUM
4.
SUMBER HUKUM
A.
B.
C.
A.
B.
C.
D.
A.
B.
C.
A.
B.
SUB POKOK BAHASAN
Kedudukan Mata Kuliah PHI dalam Kurikulum
Hakekat yang Dipelajari PHI
Perbedaan PHI Dengan PIH
Pengertian Tata Hukum Dan Tata Hukum Indonesia
Tujuan Mempelajari Tata Hukum Indonesia
Sifat Tata Hukum Indonesia
Sejarah Tata Hukum Indonesia
Politik Hukum Indonesia
Dasar Tata Hukum Dan Politik Hukum Indonesia
Pembaharuan Hukum di Indonesia
Macam Sumber Hukum
1. Materiil
2. Formil
Sumber Hukum Formil
1. Undang undang
2. Kebiasaan
3. Perjanjian/Traktat
4. Yurisprudensi
5. Doktrin
39
5.
6.
7.
HAK MENGUJI UNDANGUNDANG
BERBAGAI SISTEM HUKUM
DAN PENGARUHNYA THDP
SISTEM HUKUM INDONESIA
PEMBAGIAN ATURAN
HUKUM
A.
B.
A.
B.
C.
D.
E.
A.
B.
8.
PENGGOLONGAN
LAPANGAN HUKUM
9.
HUKUM PERDATA
10.
HUKUM DAGANG
11.
HUKUM PERBURUHAN
12.
HUKUM TATA NEGARA
13.
HUKUM ADMINISTRASI
NEGARA
14.
HUKUM INTERNASIONAL
15.
HUKUM ADAT
16.
HUKUM AGARARIA
C.
D.
A.
B.
C.
A.
B.
C.
D.
E.
A.
B.
C.
D.
E.
A.
B.
C.
D.
A.
B.
C.
A.
B.
C.
A.
B.
C.
D.
E.
A.
B.
C.
D.
A.
B.
C.
D.
Pengertian Hak Menguji
Lembaga Yang Berwenang Menguji
Sistem Hukum Eropa Kontinental
Sistem Hukum Anglo Saxon
Sistem Hukum Negara Sosialis
Sistem Hukum Adat
Sistem Hukum Agama
Menurut Luas Berlakunya (Hukum umum dan Hukum
khusus)
Menurut sifat atau Daya kerjanya( Hukum Pemaksa dan
Hukum Pelengkap)
Menurut Fungsinya ( Hk Formil dan Hukum Materiil)
Menurut Isinya ( Hukum Publik dan Hukum Privat )
Lapangan Hukum KLasik
Lapangan Hukum Baru
Terjadinya Lapangan Hukum Baru
Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Perdata
Pluralisme Hukum Perdata
Sumber Hukum Perdata
Asas-Asas Hukum Perdata
Perbedaan Sistematika Hukum Perdata Menurut
KUHPerdata dan Ilmu Pengetahuan
Pengertian Hukum Dagang
Sumber Hukum Dagang
Sejarah KUHD
Sistematika KUHD
Hubungan Antara KUHPerdata dengan KUHD
Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Hukum
Perburuhan
Sumber Hukum Perburuhan
Asas-Asas Hukum Perburuhan
Aspek Privat dan Aspek Publik Hukum Perburuhan
Pengertian HukumTata Negara
Obyek Hukum Tata Negara
Perbedaan dan Hubungan antara Ilmu Politik, Ilmu Negara
dengan HukumTata Negara
Pengertian HAN
Perbedaan dan Hubungan Hukum Administrasi Negara
dengan Hukum Tata Negara
Obyek dan Fungsi Hukum Administrasi Negara
Pengertian Hukum Internasional
Sumber Hukum Hukum Internasional
Subyek Hukum Internasional
Sifat Hukum Internasional
Hubungan antara Hukum Internasional dengan Hukum
Nasional
Pengertian Hukum Adat
Alam Pikiran Tradisional
Sifat Hukum Adat
Berlakunya Hukum Adat
Pengertian Hukum Agraria
Ruang Lingkup Hukum Agraria
Sumber Hukum Agraria
Asas-Asas HukumAgraria
40
17.
HUKUM PAJAK
18.
HUKUM PIDANA
19.
HUKUM ACARA PERDATA
20.
HUKUM ACARA PIDANA
21.
HUKUM ACARA PERADILAN
TATA USAHA NEGARA
22.
KEKUASAAN KEHAKIMAN
A.
B.
C.
D.
A.
B.
C.
D.
E.
A.
B.
C.
D.
E.
F.
A.
B.
C.
D.
E.
F.
A.
B.
C.
D.
E.
F.
A.
B.
C.
Pengertian Pajak dan Hukum Pajak
Isi/ Ruang Lingkup Hukum Pajak
Sumber Hukum Pajak
Asas-Asas HukumPajak
Pengertian Hukum Pidana dan Ilmu Hukum Pidana
Macam-macam Hukum Pidana
Asas Berlakunya Hukum Pidana
Perbuatan Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana
Pidana dan Pemidanaan
Pengertian dan Fungsi Hukum Acara Perdata
Asas-asas Hukum Acara Perdata
Sumber hukum
Pihak-pihak Hukum Acara Perdata
Cara mengajukan tuntutan hak
Upaya hukum
Pengertian dan Fungsi Hukum Acara Pidana
Asas-asas
Sumber hukum
Pihak-pihak Hukum Acara Pidana
Proses beracara
Upaya hukum
Pengertian dan Fungsi Hukum Acara PTUN
Asas-asas Hukum Acara PTUN
Sumber hukum
Pihak-pihak
Proses beracara
Upaya hukum
Susunan Badan Peradilan
Jenis Peradilan
Kemandirian Badan Peradilan
LITERATUR:
1. C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1989.
2. Hartono Hadi Suprapto, Pengantar Tata Hukum Indonesia, Yogyakarta, Liberty, 1988.
3. Imam Soepomo, Pengantar Hukum Perburuhan, Jakarta, Jambatan, 1985
4. J.B Daliyo dkk, Pengantar Hukum Indonesia, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1995.
5. Koesumadi Pudjosewojo, Pedoman Pelajaran Tata Hukum Indonesia, Jakarta, Aksara Baru, 1983.
6. M. Burhan Tsani, Hukum dan Hubungan Internasional, Yogyakarta, Liberty, 1990.
7. R. Abdul Djamali, Pengantar Hukum Indonesia, Jakarta, Rajawali, 1984.
8. R. Santos Brotodiharjo, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Bandung, Eresco, 1986.
9. Riawan Tjandra, Mengenal Hukum Acara Tata Usaha Negara, Yogyakarta, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta, 1995.
10. Samidjo, Pengantar Hukum Indonesia Dalam Sistem SKS, Bandung, Armico, 1985.
11. Sanusi Achmad, Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar Hukum Indonesia, Bandung, Tarcito, 1984.
12. Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia,Yogyakarta, Liberty, 2000.
ILMU NEGARA
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Memberikan penjelasan kepada mahasiswa untuk dapat memahami pengertian, hakekat, tujuan, fungsi dan
bentuk negara dalam rangka menghantarkan mahasiswa mempelajari mata kuliah lain yang berobyek negara.
NO.
I.
POKOK BAHASAN
ILMU NEGARA SEBAGAI DISIPLIN
KEILMUAN
SUB POKOK BAHASAN
A.
B.
41
Obyek dan Metode Ilmu Negara
Kedudukan, Fungsi dan Hubungan Ilmu Negara
dengan Ilmu-Ilmu Sosial yang lain
II.
PENGERTIAN, SIFAT DAN
HAKEKAT
A.
B.
C.
Pengertian Negara
Sifat dan Hakekat Negara
Kekuasaan Negara
III.
TEORI TERBENTUKNYA NEGARA
A.
B.
C.
D.
Teori Teokrasi
Teori Kekuatan
Teori Hukum / Perjanjian
Teori Integrasi
IV.
TUJUAN, FUNGSI/PERANAN
NEGARA
A.
B.
Tujuan Negara
Fungsi/Peranan Negara
V.
PERKEMBANGAN TIPE-TIPE
NEGARA
A.
B.
Latar Belakang Negara
Tipe-Tipe Negara
VI.
BENTUK NEGARA DAN BENTUK
PEMERINTAHAN
A.
B.
Bentuk-Bentuk Negara
Bentuk-Bentuk Pemerintahan
VII.
UNSUR-UNSUR NEGARA
A.
B.
Unsur-unsur Negara
Unsur-unsur Negara Modern
VIII.
TOERI KEDAULATAN
A.
B.
C.
D.
E.
Teori Teokrasi
Teori Kedaulatan Raja
Teori Kedaaulatan Rakyat
Teori Kedaulatan Negara
Teori Kedaulatan Hukum
IX.
TEORI FUNGSI NEGARA
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Trias Politica
Dwi Praja
Tri Praja
Catur Praja
Panca Praja
Sad Praja
X.
HAKEKAT KONSTITUSI DALAM
NEGARA
A.
B.
C.
Sejarah Konstitusi
Isi Konstitusi
Perubahan Konstitusi
XI.
BADAN-BADAN PERWAKILAN
DAN PEMBENTUKANNYA
A.
B.
C.
Arti Perwakilan
Hubungan Perwakilan dengan Kedaulatan
Cara-Cara Pembentukan
LITERATUR :
1.
Arief Budiman, Teori Negara
2.
Kranenburg, Ilmu Negara Umum, terjemahan Sabarodin, Pradnya Paramita, Jakarta, 1989
3.
Koesnardi, Bintan R. Saragih, Ilmu Negara, Perintis Press, Jakarta, 1985.
4.
Sally Lubis, Ilmu negara
HUKUM PERDATA
BOBOT : 4 SKS
Deskripsi :
Mahasiswa memahami asas dan materi hukum perdata yang terdiri dari : Pengantar, Hukum Badan
Pribadi/Orang, Hukum Perkawinan, Hukum Benda, Hak Kebendaan, Hukum Perikatan dan Hukum Perjanjian.
Kompetensi Dasar :
Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan tentang Pengantar, Hukum Badan Pribadi/Hukum Orang,
Hukum Perkawinan, Hukum Benda, Hak Kebendaan, Hukum Perikatan dan Hukum Perjanjian, serta dapat
memberikan dasar bagi mahasiswa dalam mempelajari Hukum Harta Kekayaan, Hukum Perjanjian Bernama dan Jenis
Baru, Hukum Jaminan dan Hukum Waris.
NO.
POKOK BAHASAN
I
PENGANTAR
PERDATA
SUB POKOK BAHASAN
HUKUM
A.
B.
C.
Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Perdata
Hukum Perdata Material dan Hukum Perdata Formal
Sejarah dan Sistematika Hukum Perdata
42
II
HUKUM BADAN PRIBADI
A.
B.
C.
D.
E.
Pengertian dan Wujud Subyek Hukum
Kewenangan Berhak dan Kewenangan Berbuat
Badan Hukum
1. Pengertian dan Pengaturan
2. Macam-Macam Badan Hukum
3. Proses Pembentukan Badan Hukum
4. Tanggung jawab Badan Hukum atau Perbuatan
Pengurusnya.
Domisili
1. Pengertian dan Pengaturan Domisili
2. Arti Penting Domisili
3. Cara Memperoleh dan Alat Bukti Domisili
4. Rumah Kematian
Catatan Sipil
1. Pengertian dan Arti Catatn Sipil
2. Perkembangan Catatan Sipil
3. Produk Lembaga Catatan Sipil dan Kegunaan Akta
Catatan Sipil.
III
HUKUM PERKAWINAN
A.
B.
C.
D.
E.
Pengertian, Hakikat dan Asas Perkawinan
Sifat dan Dasar Perkawinan
Syarat dan Tujuan Perkawinan
Akibat Hukum suatu Perkawinan
Putusnya suatu Perkawinan
IV
HUKUM BENDA
A.
B.
C.
D.
E.
Pengertian Benda dan Hukum Benda
Pengaturan dan Perkembangannya
Sistem Hukum Benda
Asas-Asas Hukum Benda
Macam-Macam Benda
V
HAK KEBENDAAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Pengertian Hak Kebendaan dan Pengaturannya.
Ciri-Ciri Hak Kebendaan
Macam-Macam Hak Kebendaan
Cara-Cara Memperoleh Hak Kebendaan
Cara-Cara Memperalihkan Hak Kebendaan
Hukum Waris
VI
HUKUM PERIKATAN
A.
B.
C.
D.
Pengertian Perikatan dan Pengaturannya
Sistem Hukum Perikatan
Macam-Macam Perikatan
Sumber Perikatan
1. Perikatan yang Timbul Karena Undang-UndangUndang
2. Perikatan yang Timbul Karena Perjanjian
Hapusnya Perikatan
E.
LITERATUR :
1. Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2010.
2. Ali Afandi, Hukum Keluarga, Hukum Waris, dan Pembuktian, Rineka Cipta, Jakarta, 2000
3. AP. Parlindungan, Komentar Tentang Hak-Hak Tanggungan, Mandar Maju, Bandung, 1996.
4. Ali Ridho, Badan Hukum & Kedudukan Badan Hukum Perseroan, Perkumpulan, Koperasi, Yayasan, Wakaf,
Alumni, Bandung 2004
5. Chidir Ali, Badan Hukum, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2005.
6. J. Satrio, Hukum Badan Pribadi, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 1999.
7. PNH Simanjuntak, Pokok-Pokok Hukum Perdata Indonesia, Djambatan, Jakarta, 2009
8. R. Setiawan, Pokok Hukum Perikatan, Bina Cipta, Bandung, 1994.
9. R. Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 2002
10. R. Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, Intermasa, Jakarta, 2010
11. Rachmadi Usman, Aspek-aspek Hukum Perorangan dan Kekeluargaan di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2006
12. Racmadi Usman, Hukum Jaminan Keperdataan, Sinar Grafika, Jakarta, 2008
13. Riduan Syahrani, Seluk Beluk Asas-Asas Hukum Perdata, Alumni, Bandung, 2010.
14. Salim HS, Pengantar Hukum Tertulis, Sinar Grafika, Jakarta, 2006
15. Soetojo & Asis Safioedin, Hukum Orang dan Keluarga, Alumni, Bandung, 1982.
16. Soetojo dkk., Pluralisme Dalam Perundangan Perkawinan Di Indonesia, Airlangga, Surabaya, 1986.
17. Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Benda, Liberty, Yogyakarta, 2000.
43
18. Sri Soedewi M.S, Hukum Jaminan, Pokok-Pokok Hukum Jaminan dan Jaminan Perorangan, Badan
Pembinaan Hukum Nasional, Jakarta, 2007
19. --------------------------------------, Hukum Badan Pribadi, FH-UGM, Yogyakarta, 1964
20. Vollmar, Pengantar Studi Perdata Indonesia, Rajawali, Jakarta, 1995.
HUKUM PIDANA
BOBOT : 4 SKS
Deskripsi :
Memberikan pengetahuan dasar kepada mahasiswa tentang hukum pidana sehingga mampu memahami halhal yang berkaitan dengan tindak pidana, pertanggungjawaban pidana dan pemidanaan
Kompetensi :
Setelah mengikuti kuliah mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan mengenai teori-teori hukum pidana,
mampu menerapkan teori pidana dalam kehidupan berhukum, mahir menganalisis persoalan-persoalan hukum pidana
berdasarkan teori hukum pidana.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
NO.
I
PENGANTAR
A.
Pengertian Hukum Pidana dan Ilmu Pengetahuan Hukum
Pidana
B. Perbedaan antara Hukum Pidana dengan Kriminologi
dan ilmu-ilmu yang tekait, baik dilihat dari segi objek
dan
tujuannya,
serta
perbedaan
antara Hukum
Pidana Umum,Hukum
Pidana Militer, dan Hukum Pidana Fiskal.
C. Fungsi dan tujuan hukum pidana serta pengertian asas
legalitas
D. Asas-asas berlakunya hukum pidana menurut tempat.
II
PERBUATAN PIDANA
A.
B.
C.
D.
E.
F.
III
DELIK PERCOBAAN DAN
DELIK PENYERTAAN
IV
PERTANGGUNGJAWAB-AN
PIDANA / KESALAHAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
A.
B.
C.
D.
E.
V
PIDANA DAN TINDAKAN
VI
ALASAN PENGHAPUS
KEWENANGAN MENUNTUT
DAN MENJALANKAN PIDANA
A.
B.
C.
D.
E.
A.
B.
pengertian perbuatan pidana,
strafbaarfeit
jenis-jenis perbuatan pidana,
Unsur-unsur perbuatan pidana,
Sifat melawan hukum
Tempus dan Locus delicti
Kausalitas
tindak
pidana,
dan
Pengertian delik percobaan
Unsur-unsur delik percobaan
Dasar patut dipidananya percobaan
Jenis-jenis percobaan
Pengertian penyertaan
Pembuat/dader
Pembantuan
Pengertian Pertanggungjawaban Pidana
Kemampuan Bertanggung Jawab dan Faktor Umur Belum
Dewasa
Asas Tiada Pidana Tanpa Kesalahan
Kesengajaan dan Kealpaan
Alasan Penghapus pidana
Pengertian Pidana serta Tindakan
Perbedaan pidana dan tindakan
Teori dan Tujuan Pemidanaan
Jenis-Jenis Pidana dan Tindakan
Aturan Pemidanaan Untuk Pengurangan dan Pemberatan :
Konkursus dan Residive
Jenis-jenis alasan penghapus kewenangan menuntut
pidana
Jenis-jenis alasan penghapus kewenangan menjalankan
pidana
44
VII
POKOK PIKIRAN YANG
BERHUBUNGAN DENGAN
PEMBAHARUAN HUKUM
PIDANA
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Beberapa aspek baru dalam Konsep KUHP Baru
Pokok-pokok pemikiran dalam aturan umum Konsep
KUHP Baru
Sistem pemidanaan menurut Konsep KUHP Baru
Pola pemidanaan menurut Konsep KUHP Baru
Perlindungan HAM dan korban dalam pembaharuan
hukum pidana Indonesia
Antisipasi penanggulangan cybercrime dengan hukum
pidana
Relevansi Hukum Adat Dalam Asas Legalitas dan Alasan
Penghapus Pidana
LITERATUR :
1. Hamzah, Andi, Dr., SH., Sistem Pidana dan Pemidanaan, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1986.
2. Molejatno, Prof., Dr., SH., Asas-Asas Hukum Pidana, Bina Cipta, Jakarta, 1993.
3. --------------------------------, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Bina Aksara, Jakarta, 1985.
4. Muladi, Dr., dan Barda Nawawi Arief, Teori dan Kebijakan Pidana, Alumni, Bandung, 1984.
5. Nawawi Arief, Prof.Dr.SH., Seri Kuliah Hukum Pidana II, Fakultas Hukum UNDIP, Semarang, 1984.
6. Poernomo, Bambang, Prof., Dr., SH., Asas-Asas Hukum Pidana, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1993.
7. Prodjodikoro, Wirjono, Prof.Dr.SH., Tindak-Tindak Pidana Tertentu Di Indonesia, PT. Eresco, Jakarta, 1974.
8. Sakidjo, Aruan, SH. MH., Hukum Pidana Dasar Aturan Umum Hukum Pidana Kodifikasi, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1990.
9. Sudarto, Hukum Pidana I, Yayasan Sudarto, FH UNDIP, Semarang, 1990
10. Roeslan Saleh, Stelsel Pidana Indonesia, Akasara baru, Jakarta, 1978
HUKUM TATA NEGARA
BOBOT : 4 SKS
Deskripsi :
Mata Kuliah ini mempelajari hukum Tata Negara Indonesia, baik dalam aspek Sejarah Tata Negara
Indonesia sebelum Kemerdekaan hingga Hukum Tata Negara berdasarkan UUD yang pernah berlaku di Indonesia.
Fokus mata kuliah HTN terletak pada praktik ketatanegaraan Indonesia sesudah amandemen.
Kompetensi :
Agar mahasiswa dapat memahami sejarah ketatanegaraan Indonesia dan praktik ketatanegaraan Indonesia
menurut UUD 1945 sesudah amandemen sehingga diharapkan mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisis
permasalahan-permasalahan ketatanegaraan Indonesia.
NO.
1
2
POKOK BAHASAN
Pendahuluan
a. Penjelasan umum tentang Silabus
dan Literatur yang dipergunakan
dalam kuliah HTN;
b. Pengantar HTN
Pengantar HTN
3
Sumber HTN
4
Sumber HTN
5
Hakikat Konstitusi
6
Hakikat Konstitusi
7
Sejarah Ketatanegaraan Indonesia
8
Sejarah Ketatanegaraan Indonesia
SUB POKOK BAHASAN
1. Batasan Pengertian
2. Pengertian Hukum dan Negara
1. Definisi Hukum Tata Negara
2. Objek Kajian HTN
3. Hubungan HTN dengan Ilmu-ilmu lain yang objeknya
Negara.
1. Sumber Hukum Formil
2. Sumber Hukum Materiil
1. Sumber HTN
2. Sumber HTN Indonesia
1. Pengertian Konstitusi
2. Sifat Konstitusi
1. Nilai Konstitusi
2. Isi Konstitusi
3. Perubahan Konstitusi
1. Masa sebelum kemerdekaan
2. Masa berlaku UUD 1945 periode I
1. Masa Konstitusi RIS
2. Masa UUDS 1950
45
9
Sejarah Ketatanegaraan Indonesia
10
Sistem
Pemerintahan,
Bentuk
Pemerintahan dan Bentuk Negara
11
Sistem
Pemerintahan,
Bentuk
Pemerintahan dan Bentuk Negara
Sistem
Pemerintahan,
Bentuk
Pemerintahan dan Bentuk Negara
Sistem
Pemerintahan,
Bentuk
Pemerintahan dan Bentuk Negara
Supra Struktur Politik dan Infra
Struktur politik
12
13
14
Sejarah ketatanegaraan Indonesia masa UUD 1945 periode
II (Orde Lama dan Orde Baru)
1. Pengertian Sistem
2. Pengertian Pemerintahan
3. Sistem Pemerintahan Parlementer
1. Sistem Pemerintahan Presidensiil
2. Sistem Pemerintahan Referendum
1. Bentuk Pemerintahan
2. Bentuk Negara
Sistem Pemerintahan, Bentuk Pemerintahan dan Bentuk
Negara Indonesia menurut UUD 1945 amandemen
1. Unsur-unsur Supra Struktur Politik
2. Unsur-unsur Infra Struktur Politik
3. Hubungan Supra Struktur Politik dan Infra Struktur
politik
1. Pengertian Partai Politik.
2. Fungsi Partai politik
1. Sistem Kepartaian
2. Partai Politik di Indonesia
1. Latar Belakang dan Tujuan Pemilu
2. Sistem Pemilihan Umum
1. Kelebihan dan Kelemahan masing-masing Sistem
Pemilihan Umum
2. Pemilihan umum di Indonesia
1. Pengertian Organ Negara dan Fungsi Negara
2. Fungsi organ eksekutif, legislatif dan judikatif
1. Pemisahan dan Pembagian kekuasaan.
2. Pembagian kekuasaan menurut UUD 1945
1. Pemisahan dan Pembagian kekuasaan.
2. Pembagian kekuasaan menurut UUD 1945
1. Pengertian Hukum, Undang-undang dan perundangundangan
2. Sumber Hukum Perundang-undangan
3. Asas-asa perundang-undangan
1. Latar Belakang Penyelenggaraan Pemerintahan daerah
2. Asas-asas penyelenggaraan pemerintahan daerah
1. Otonomi daerah
2. Pemerntahan Desa
1. Sejarah perkembangan HAM
2. Aliran-aliran HAM
3. HAM sebagai syarat negara hukum dan demokrasi
1. Pengaturan HAM di Indonesia
2. Pengertian HAM menurut UU No.39 Tahun 1999
3. Pelaksanaan HAM di Indonesia
15
Partai Politik
16
Partai Politik
17
Pemilihan Umum
18
Pemilihan Umum
19
Organ dan Fungsi Negara
20
Organ dan Fungsi Negara
21
Organ dan Fungsi Negara
22
Perundang-undangan
23
Pemerintahan daerah
24
: Pemerintahan daerah
25
Hak Asasi Manusia
26
Hak Asasi Manusia
27
Kewarganegaraan
1. Asas-asas kewarganegaraan
2. Bipatride dan apatride
28
Kewarganegaraan
1. Penduduk dan Warganegara Indonesia
2. Pengaturan kewarganegaraan di Indonesia
3. Asas-asas kewarganegaraan yang dianut oleh UU No. 12
Tahun 2006
LITERATUR
1. UUD 1945
2. Jimly Assiddidqe, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Rajawali Press, Jakarta, 2011.
3. Hestu Cipto Handoyo B., Hukum Tata Negara, Kewarganegaraan dan HAM, UAJY, Yogyakarta, 2003
46
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
BOBOT: 4 SKS
Deskripsi :
Mata kuliah ini membahas tentang hukum yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas pemerintahan dalam
arti sempit, yang meliputi perbuatan-perbuatan administrasi, keputusan tata usaha negara serta bagaimana cara
pembuatannya dan penegakan hukumnya.
Kompetensi :
Setelah mempelajari Hukum Administrasi Negara, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menguasai teori-teori Hukum Administrasi Negara
2. Memecahkan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan masalah dalam Hukum Administrasi Negara.
NO.
I.
POKOK BAHASAN
PENGANTAR
SUB POKOK BAHASAN
A.
B.
Obyek Hukum Administrasi
Penamaan/ istilah Hukum Administrasi
C.
Definisi Hukum
Administrasi
Lapangan Hukum Administrasi
Sejarah Perkembangan Hukum Administrasi
Kedudukan Hukum Administrasi dalam
Lapangan Ilmu Hukum
Hubungan Hukum Administrasi dengan hukum lainnya
Hubungan Hukum Administrasi dengan ilmu lain yang
obyeknya pemerintah
Sumber Hukum Administrasi
D.
E.
F.
G.
H.
I.
II.
III.
DIMENSI NORMATIF
HUKUM ADMINISTRASI
DAN LANDASAN HUKUM
ADMINISTRASI
A.
B.
PEMERINTAHAN
MENURUT HUKUM
A.
C.
Hukum tentang kekuasaan pemerintah
Hukum tentang Susunan Organisasi Negara dan Instrumen
Tindak Pemerintahan
Hukum tentang Perlindungan Hukum bagi warga negara
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
Asas Legalitas : prinsip wetmatigheid dan rechysmatigheid van
bestuur
Karakter tindak pemerintahan dalam Negara Hukum Modern
Prinsip-prinsip negara hukum
Prinsip-prinsip demokrasi
Karakter instrumental
Macam-macam kewenangan pemerintahan dan batasannya
Batasan bagi penggunaan kewenangan
Sumber kewenangan
Asas-asas umum pemerintahan yang baik
Susunan organisasi pemerintahan tingkat pusat
Susunan organisasi pemerintahan tingkat daerah
Susunan organisasi pemerintahan tingkat desa
IV.
SUSUNAN ORGANISASI
PEMERINTAHAN
A.
B.
C.
V.
INSTRUMEN (SARANA)
TINDAK PEMERINTAHAN
A.
B.
C.
D.
VI.
PERBUATAN
ADMINISTRASI
A.
B.
C.
D.
Perbuatan Hukum dan Perbuatan Materiil
Perbuatan Hukum Publik dan Perbuatan Hukum Privat
Perbuatan Hukum Publik Bersegi satu dan bersegi dua
Macam-macam perbuatan hukum publik bersegi satu
VII.
KEPUTUSAN TATA
USAHA NEGARA / KTUN
(BESCHIKKING)
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Pengertian KTUN
Macam-macam KTUN
Pembedaan macam KTUN yang mempunyai relevansi praktis
Syarat-syarat sahnya KTUN
KTUN yang tidak sah
Kerangka KTUN
Kekuatan Hukum dari KTUN
Penarikan kembali suatu KTUN
Sarana yuridis
Sarana materiil
Sarana personil
Sarana finansiil
47
VIII.
PENEGAKAN HUKUM
ADMINISTRASI
A.
B.
C.
E.
Pengertian penegakan Hukum Administrasi
Karakteristik penegakan Hukum Administrasi
Macam-macam sanksi Administrasi : sanksi administrasi yang
bersifat umum dan sanksi administrasi yang bersifat sektoral
Paksaan Administrasi, Penarikan kembali KTUN yang
menguntungkan, uang paksa, denda, deposit
Pengenaan Sanksi secara Kumulatif
A.
B.
C.
D.
E.
Macam-macam perlindungan hukum
Syarat-syarat Peradilan yang baik
Ombudsman
Perbuatan Melanggar Hukum Oleh Penguasa (OOD)
Peradilan Tata Usaha Negara
D.
IX.
PERLINDUNGAN HUKUM
LITERATUR :
1.
Indroharto, Usaha Memahami Undang-Undang Tentang Peradilan Tata Usaha Negara (Buku I dan II), Pustaka
Sinar Harapan Jakarta, 1996.
2.
Junirahardjo, Hukum Administrasi Indonesia (Pengetahuan Dasar), Penerbitan UAJY, 1995.
3.
Paulus Effendie Lotulung, Beberapa Tentang Kontrol Segi Hukum terhadap Pemerintah, Citra Aditya Bhakti,
Bandung, 1993.
4.
____________, Himpunan Makalah Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB), Citra Aditya Bhakti
Bandung, 1994.
5.
Philipus M Hadjon et al, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia (Introduction to the Indonesian
Administrative Law), Gadjah Mada University Press Yogyakarta, 2001.
6.
Philipus M Hadjon, Pemerintahan Menurut Hukum (Weten rechtmatig Bestuur), Yuridika Surabaya, 1993.
7.
Utrecht,E, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Pustaka Tinta Mas, Surabaya, 1996.
8.
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, UII Pres, Yogyakarta, 2003.
HUKUM INTERNASIONAL
BOBOT : 4 SKS
Deskripsi
Mata kuliah ini membahas tentang aspek-aspek hukum yang mengatur hubungan hukum antar subyek Hukum
Internasional yang terdiri dari negara, Organisasi Internasional (publik) dan individu.
Kompetensi :
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasikan peraturan-peraturan Hukum Internasional yang berlaku dalam
hubungan internasional
2. Mahasiswa mampu untuk menganalisis persoalan-persoalan hubungan internasional
3. Mahasiswa mampu untuk menerapkan kaidah-kaidah Hukum Internasional dalam persoalan-persoalan
hubungan internasional.
NO.
I
POKOK BAHASAN
HAKEKAT HUKUM
INTERNASIONAL
SUB POKOK BAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Istilah Hukum Internasional
Pengertian Hukum Internasional
Perbedaan Hukum Internasional dan Moral Internasaional
Perbedaan Hukum Internasional dan Hukum lain
Hubungan antara Hukum Internasional dan Hukum
Nasional
Perbedaan Ketentuan Hukum Internasional
Perkembangan Hukum Internasional
II
SUMBER-SUMBER HUKUM
INTERNASIONAL
A.
B.
C.
Pengertian Sumber Hukum
Sumber Hukum Bagi Hukum Internasional
Fungsi Sumber Hukum Bagi Hukum Internasional
III
SUBYEK HUKUM
INTERNASIONAL
A.
B.
Pengertian Subyek Hukum
Macam-Macam Subyek Hukum Internasional
IV
HAKEKAT, HAK DAN
KEWAJIBAN NEGARA
A.
B.
C.
Pengertian Negara
Terbentuknya Negara
Pengakuan Negara
48
D.
E.
G.
Macam-Macaam Negara
Hak dan Kewajiban Negara yang berhubungan dengan
Negara lain
Hak dan Kewajiban Negara atas :
1. Wilayah
2. Orang
3. Benda
4. Kepentingan Ekonomi
5. Lingkungan
Yurisdiksi
V
HUBUNGAN ANTAR
NEGARA
A.
B.
Alat Perlengkapan Negara
Perjanjian Internasional
VI
PERTANGGUNGJAWABAN
NEGARA
A.
B.
C.
D.
Hakekat Pertanggungjawaban Negara
Pembedaan Peranggungjawaban Negara menurut Hukum
Internasional dan Hukum Nasional
Macam-Macam Pertanggungjawaban Negara
Pertanggungjawaban Negara daan Teori Fault
F.
VII
SUKSESI HAK DAN
KEWAJIBAN
A.
B.
C.
Suksesi pada umumnya
Suksesi Negara
Suksesi Pemerintah
VIII
PENYELESAIAN SENG-KETA
ANTAR NEGARA
A.
B.
Sengketa Internasional
Cara Penyelesaian Sengketa Internasional
IX
PERTIKAIAN BERSENJATA
A.
B.
C.
D.
Pengertian Pertikaian Bersenjata
Pengaturan Pertikaian Bersenjata
“Ius Ad Bellum” dan “Ius In Bello”
Akhir Pertiakaian Bersenjata
X
ORGANISASI
INTERNASIONAL
A.
B.
C.
D.
Organisasi Internasional pada umumnya
Perserikatan Bangsa-Bangsa
ASEAN
EU
XI
INDIVIDU
A.
B.
C.
Kedudukan Individu dalam Hukum Internasional
Kewarganegaraan Individu
Perlindungan Individu dalam Hukum Internasional
LITERATUR
Wajib :
1. Akerhaust, Michael, A Modern Introduction to International Law, 5th Edt. George Allen and Unwin, London,
1984.
2. Mochtar Koesoemaatmaja & Etty R.Agus, Pengantar Hukum Internasional, Pusat Studi Wawasan Nusantara,
Hukum dan pembangunan Bekerja sama dengan PT Alumni, Bandung, 2003
3. Mochtar Koesoemaatmadja, SH., Prof., DR., Pengantar Hukum Internasional, Buku I, Bagian Umum, Cet. ke 2,
Binacipta, Bandung, 1978.
4. Starke, J.G., Introduction to International Law, 9th Edt., Butterworths, London, 1984.
5. Sugeng Istanto, Hukum Internasional, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2002.
Anjuran :
1. Brownlie, Ian, Principles of Public International Law, 3th., Oxford Press, 1989.
2. Carter, Barry E., International Law, Little, Brown and Company, London, 1995.
3. Eddy Damian, SH., Kapita Selekta Hukum Internasional, Alumni, Bandung, 1991.
4. F.A. Whisnu Situni, SH., Identifikasi daan Reformulasi Sumber-Sumber Hukum Internasional, CV. Mandar Maju
, Bandung, 1989.
5. Huala Adolf, SH. Aspek-Aspek Negara dalam Hukum Internasional, PT. Raja grafindo Persada, Jakarta, 1991.
49
HUKUM ACARA PERDATA
BOBOT: 4 SKS
Deskripsi :
Mata kuliah Hukum Acara Perdata merupakan mata kuliah keahlian yang memberikan pemahaman tentang
hukum yang harus diperhatikan dalam penegakan Hukum Perdata Materiil melalui pengadilan beserta proses
peradilannya.
Kompetensi :
1. Mahasiswa mempunyai bekal pengetahuan tentang bagaimana cara pengajuan tuntutan hak, pemeriksaan,
memutus, serta melaksanakan putusan pengadilan.
2. Mahasiswa mampu untuk menyusun surat kuasa dan surat gugatan.
NO
1
POKOK BAHASAN
PENGANTAR
HUKUM
ACARA PERDATA
SUB POKOK BAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
2
TATACARA PENGAJUAN
TUNTUTAN HAK
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
3
PEMERIKSAAN
PERKARA PERDATA DI
PENGADILAN NEGERI
A.
B.
C.
D.
4
PEMBUKTIAN
A.
B.
C.
D.
E.
5
PUTUSAN HAKIM DAN
UPAYA HUKUM
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Pengertian dan Ruang Lingkup hukum
acara perdata.
Sumber hukum acara perdata.
Asas-asas hukum acara perdata.
Kekuasaan kehakiman.
Perbedaan dan hubungan hukum acara
perdata, hukum acara pidana, dan hukum
acara PTUN
Pengertian tuntutan hak.
Dasar hukum tuntutan hak .
Pihak- pihak yang berperkara.
Penggabungan tuntutan
Class action, citizen law suit, dan ngo legal
standing
Upaya menjamin tuntutan hak
Kompetensi absolut maupun relatif badan
peradilan yang berhak memeriksa,
mengadili, dan menjatuhkan putusan.
Penyusunan dan pendaftaran gugatan
Tugas hakim dalam pemeriksaan perkara.
Pengaruh lampau waktu terhadap tuntutan
hak
Pengaruh ketidakhadiran para pihak
terhadap jalannya persidangan.
Mediasi.
Jalanya pemeriksaan perkara perdata di
pengadilan negeri.
Pengertian pembuktian.
Arti penting pembuktian.
Apa yang harus dibuktikan.
Beban pembuktian dalam perkara perdata.
Macam-macam alat bukti dalam perkara
perdata
dan
penilaian
kekuatan
pembuktiannya
Alat bukti Surat, Saksi, Persangkaan,
Pengakuan, Sumpah, Keterangan Setempat
dan Saksi Ahli.
Definisi putusan hakim
Susunan dan isi putusan hakim.
Macam-macam putusan hakim.
Kekuatan putusan hakim
Upaya hukum biasa terhadap putusan
hakim.
Upaya hukum luar biasa terhadap putusan
hakim
50
JUMLAH
PERTEMUAN
3x
6x
3X
4X
5X
6
PELAKSANAAN
PUTUSAN PENGADILAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Hakekat pelaksanaan putusan.
Prosedur pelaksanaan putusan.
Pelaksanaan putusan pembayaran sejumlah
uang dan upaya paksanya
Pelaksanaan putusan riil dan upaya
paksanya
Pelaksanaan putusan melakukan/tidak
melakukan perbuatan tertentu dan upaya
paksanya.
Pelelangan
3X
LITERATUR
1.
Sudikno Mertokusumo, SH., Prof.,Dr., Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, 1993.
2.
Wirjono Prodjodikoro, SH., Prof.,Dr., R., Hukum Acara Perdata Di Indonesia, Sumur Bandung, 1982.
3.
Retnowulan Sutanto, SH.& Iskandar Oerip Kartawinata, SH., Hukum Acara Perdata Dalam Teori dan Praktek,
Mandar Maju, 1989.
4.
Soebekti, SH., Prof.,Dr. Hukum Acara Perdata, Bina Cipta, 1977.
5.
Sundari, E., Pengajuan Gugatan Secara Class Action, UAJY, Yogyakarta,2000.
6.
Supomo, SH., Prof.,Dr.,R., Hukum Acara Perdata Pengadilan Negeri, Pradnya Paramita, 1989.
7.
Tresna, Mr.R.,Komentar HIR, Pradnya Paramita, 1970.
8.
Yahya Harahap, M.SH., Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan
Putusan Pengadilan, Sinar Grafika, 2005.
9.
Yahya Harahap, M.SH., Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, Sinar Grafika, 2006.
10. Yahya Harahap, M.SH., Kekuasaan Mahkamah Agung Pemeriksaan Kasasi dan Peninjauan Kembali Perkara
Perdata, Sinar Grafika, 2008.
Dianjurkan:
1.
Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman.
2.
Undang-undang Mahkamah Agung.
3.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata ( BW).
4.
HIR.
5.
Undang-Undang ITE ( UU No. 11 Tahun 2008).
6.
Undang-Undang PTUN.
7.
KUHP.
8.
KUHAP.
9.
Perma No 1 Tahun 2008.
10.
Undang-Undang Perkawinan.
11.
Undang-Undang Lingkungan Hidup
HUKUM ACARA PIDANA
BOBOT : 4 SKS
Deskripsi :
Mata kuliah Hukum Acara Pidana merupakan mata kuliah keahlian yang memberikan pemahaman tentang
hukum yang harus diperhatikan dalam penegakan Hukum Pidana Materiil melalui pengadilan beserta proses
peradilannya.
Kompetensi :
1. Mahasiswa mempunyai bekal pengetahuan tentang bagaimana cara menegakkan Hukum Pidana Materiil
melalui proses pelaporan/ pengaduan, penyelidikan, penangkapan, penahanan, penyidikan, penyusuan surat
dakwaan, pemeriksaan persidangan, pembuktian, penuntutan, pembelaan, dan putusan pengadilan.
2. Mahasiswa mampu untuk menyusun surat kuasa khusus dan surat dakwaan.
3. Memahami tentang bantuan hukum, praperadilan, koneksitas, penggabungan perkara perdata dalam perkara
pidana, upaya hukum, pembinaan narapidana, hakim pengawas dan pengamat, contempt of court.
51
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I.
TINJAUAN UMUM HUKUM
PIDANA
Pengertian Pidana, Hukum Pidana, dan Hukum Acara
Pidana
II.
PENGANTAR HUKUM ACARA
PIDANA
A.
B.
C.
D.
Permasalahan Hukum Pidana secara dogmatis dan
fungsional
Fungsi dan tujuan Hukum Acara Pidana
Sumber hukum Hukum Acara Pidana
Ilmu bantu Hukum Acara Pidana
III.
ASAS-ASAS DAN SEJARAH
HUKUM ACARA PIDANA
A.
B.
Asas-asas Hukum Acara Pidana
Sejarah Hukum Acara Pidana sebelum dan setelah
KUHAP
IV.
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
DALAM PERADILAN PIDANA
A. Penyelidikan dan Penyidikan
1. Penyelidikan
2. Penangkapan
3. Penyitaan
4. Penggeledahan
5. Pemeriksaan surat
6. Penahanan
7. Penyidikan
B. Penuntutan
1. asas legalitas
2. asas oportunitas
3. pra penuntutan
4. surat dakwaan
V.
PEMERIKSAAN SIDANG
PENGADILAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Asas-asas pemeriksaan sidang
Macam-macam pemeriksaan perkara pidana
Macam-macam kompetensi
Pembuktian, barang bukti, alat bukti dan teori
Pembuktian
Perlindungan saksi dan korban
Putusan hakim dalam perkara pidana
VI.
BANTUAN HUKUM DAN
KONEKSITAS
A.
B.
C.
D.
E.
Visi dan misi kehadiran Penasihat hukum
Ketentuan hukum tentang bantuan hukum
Organisasi profesi pemberi jasa bantuan hukum
Pengertian koneksitas
Prosedur pemeriksaan perkara koneksitas
VII.
PRAPERADILAN, GANTI RUGI
DAN REHABILITASI
A.
B.
C.
D.
Pengertian dan prosedur praperadilan
Subyek dan putusan praperadilan
Upaya hukum terhadap putusan praperadilan
Prosedur permohonan ganti kerugian dan rehabilitasi
VIII.
UPAYA HUKUM DAN
PELAKSANAAN PUTUSAN
A.
B.
C.
D.
Tujuan upaya hukum
Macam-macam upaya hukum
Tata cara pengajuan upaya hukum
Pelaksanaan putusan hakim oleh Jaksa
IX.
HAKIM PENGAWAS PENGAMAT
DAN PEMBINAAN NAPI
A.
Pengertian hakim pengawas dan
pengamat
Visi dan misi hakim pengawas dan
pengamat
Kendala pelaksanaan tugas wasmat
Pembinaan NAPI dalam sistem
peradilan pidana
Sistem pembinaan NAPI sebelum dan sesudah UU
No. 12 Tahun 1995
B.
C.
D.
E.
X.
CONTEMPT OF COURT
A.
B.
C.
D.
Pengertian contempt of court dan contempt of justice
Pengaturan contempt of court
Pihak-pihak yang dapat melakukan contempt of court
Peradilan terhadap pelaku contempt of court
52
LITERATUR :
1. Achmad S. Soemadi Pradja Rd, Pokok-Pokok Hukum Acara Pidana, Alumni, Bandung,
1977.
2. Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Arika Media Cipta, Jakarta, 1993.
3. Bambang Poernomo, Asas-asas Umum Hukum Acara Pidana, Liberty, Yogyakarta, 1982.
4. -------------------------, Pokok-Pokok Tata Cara Peradilan Pidana Dalam Undang-Undang RI No. 8 Tahun 1981,
Liberty, Yogyakarta, 1985.
5. ----------------------------, Pola Dasar Teori Dan Asas Umum Hukum Acara Pidana, Liberty, Yogyakarta, 1988.
6. Bemmelen JM., van strafvordering, Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1967.
7. Celia Hampton, Criminal Procedure, Second Edition, Sweet & Max Wells, London, 1977.
8. H.M.A. Kuffal, SH., KUHAP Dalam Praktek Hukum, UMM Press, Malang, 2005.
9. Oemar Seno Adji, Perkembangan Hukum Pidana Dan Hukum Acaar Pidana Sekarang Dan Di Masa Yang Akan
Datang, Pancuran Tujuh, Jakarta, 1971.
10. Sudarto, Kejahatan dan Problema Penegakan Hukum, Fakultas Hukum UNDIP, Semarang, 1977
11. KUHAP, UU No. 8 Tahun 1981
12. KUHP
HUKUM DAGANG
BOBOT : 4 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Mata kuliah ini diberikan agar mahasiswa memahami dasar-dasar pemikiran mengenai aktivitas, subyek
hukum, kewajiban dan hak perusahaan. Matakuliah ini dimaksudkan untuk mendasari mahasiswa dalam mempelajari
mekanisme perdagangan Internasional.
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I.
PENGANTAR
A.
B.
Tempat pengaturan
Sejarah Hukum Dagang
II.
PERUSAHAAN DAN
PEKERJAAN
A.
B.
C.
D.
Pengertian
Perbedaan
Unsur-unsur Perusahaan
BUMS dan BUMN
III.
PEMBUKUAN &
DOKUMEN PERUSAHAAN
A.
B.
C.
D.
Pengertian dan sifat
Fungsi dan Kegunaan
Kewajiban Pembukuan
Penerobosan
IV.
URUSAN PERUSAHAAN
A.
B.
C.
D.
Pengertian
Macam-Macam UP
Good Will
Peralihan asset Persh.
V.
AGENCY
A.
B.
C.
D.
E.
Pengertian
Jenis Perjanjian
Hak dan Kewajiban
Tanggung jawab
Lembaga-lembaga Usaha
VI.
DAFTAR PERUSAHAAN
A.
B.
C.
Pengaturan,tujuan, fungsi
Sifat Wajib
Sanksi
VII.
BENTUK PERUSAHAAN
PERSEKUTUAN
PERDATA, FIRMA DAN CV
A.
B.
C.
D.
Pengertian dan Pengaturan
Pembentukan
Tanggung jawab anggota
Pembagian keuntungan
VIII.
PERSEROAN TERBATAS
Pengertian dan Pengaturan
A. Pendirian,
B. Saham dan Haknya
C. Organ PT
D. Merger, Akuisisi, tanggung jawab dan konsolidasi
E.
Pembubaran dan Pemberesan
53
IX.
PASAR MODAL
A.
B.
C.
Pengertian
Fungsi dan mekanisme PM
Instrumen PM
X.
HAKI
A.
B.
C.
D.
E.
F.
XI.
HUKUM PERSAINGAN
A.
B.
C.
Pengertian dan Pengaturan
Jenis dan Modus,
Tuntutan
XII.
KEPAILITAN dan PENUNDAAN
KEWAJIBAN PEMBAYARAN
A.
B.
C.
Pengertian dan Pengaturan
Syarat dan. Akibat
Pengurusan Boedel
XIII.
PENYELESAIAN SENKETA
BISNIS
A.
B.
Litigasi
Non Litigasi
XIV.
ASURANSI
A.
B.
Pengertian dan Pengaturan
Macam – macam Asuransi
Pengertian dan Pengaturan
Ruang Lingkup
Wujud perlindungan
Fungsi Pendaftaran
Peralihan,
Lisensi
LITERATUR :
1. Ahmad Yani., Anti Monopoli , Alumni, Bandung,1999.
2. Asril Sitompul. Pasar Modal Penawaran Umum dan Permasalahnnya. Citra Aditya Bakti. Bandung, 1996.
3. Gunawan Wijaya, Hukum Arbitrase, Alumni, Bandung, 2000.
4. --------------, Rahasia Dagang, Alumni, Bandung, 2001.
5. --------------, Lisensi, Alumni, Bandung, 2001.
6. Harjan Rusli., Perseroan Terbatas dan Aspek Hukumnya. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta,1996.
7. Huala Adolf dan Chandrawulan, Masalah Hk. dlm Perdag. Int, Rajawali, Bandung, 1994.
8. Munir Fuadi, Hukum Pailit, Citra Aditya Bakti, Bandung,1999.
9. -----------, Hukum Anti Monopoli, Citra Aditya Bakti, Bandung,1999.
10. Nindyo Pramono., Sertifikasi Saham PT Go Publik dan Hukum Pasar Modal di Indonesia. Citra Aditya
Bakti. Bandung,1997
11. Rudhi Prasetya., Kedudukan Mandiri dan Pertanggungjawaban Terbatas dari PT. Airlangga University
Press, Surabaya, 1983.
12. Sudargo Gautama, Komentar atas Peraturan Kepailitan Baru, Citra Aditya Bakti, Bandung,1998.
13. -----------, Pembaharuan UUHC, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1987.
14. Sukardono, Hukum Dagang Indonesia, Dian Rakyat, Jakarta,1993.
15. Syahrir & Marzuki Usman ed., Pendewasaan Pasar Modal, ISEI, Jakarta,1991
16. Wiryono, Hukum Perkumpulan, Jembatan. Jakarta, 1982.
HUKUM ADAT
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Mata kuliah ini mempelajari tentang pengertian, proses, ciri, struktur tradisional masyarakat hukum adat,
hukum tanah adat, hukum perutangan adat serta kedudukan hukum adat di Indonesia menurut peraturan perundangundangan.
NO.
I.
POKOK BAHASAN
PENGANTAR
SUB POKOK BAHASAN
A.
B.
C.
D.
II.
STRUKTUR TRADISIONAL
MASYARAKAT HUKUM
ADAT
A.
B.
C.
Pengertian hukum, adat, hukum adat
Proses terbentuknya hukum adat dan sumber pengenal
hukum adat
Ciri dan sistem hukum adat
Dasar berlakunya hukum adat
Struktur organisasi masyarakat hukum adat
Hubungan individu dan masyarakat menurut hukum adat
Pengaruh luar terhadap struktur dan organisasi masyarakat
hukum adat
54
III.
HUKUM TANAH ADAT
A.
B.
C.
Hak masyarakat hukum adat atas tanah wilayah
Hak perorangan atas tanah
Pengaruh luar terhadap hukum tanah adat
IV.
HUKUM PERUTANGAN
ADAT
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Ciri-ciri pokok
Hak atas rumah, tanaman, ternak dan benda-benda lain
Perbuatan kredit, tolong menolong dan gotong royong
Perhimpunan
Perbuatan kredit individual
Merugikan kreditur
Alat pengikat, tanda nyata
V.
KEDUDUKAN HUKUM ADAT DI INDONESIA MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN
LITERATUR:
A. Wajib:
1. B.Ter Haar Bzn, Beginselen en Stelsel an Adatrecht (terjemahan: Subekti & Suhardi: Asas-asas Hukum Adat),
J.B Wolters, Groningen, 1950
2. Djojodigoeno, Asas-asas Hukum Adat, BP Gajah Mada, Yogyakarta, 1964
3. Hilman Hadikusuma, Pokok-pokok Hukum Adat, Alumni, Bandung, 1981
4. --------------------, Hukum Tata Negara Adat, Alumni, Bandung, 1981
5. Iman Sudiyat, Asas-asas Hukum Adat: Bekal Pengantar, Liberty, Yogyakarta, 1981
6. -------------------, Hukum Adat: Sketsa Asas, Liberty, Yogyakarta, 1981
7. Soepomo, Bab-bab Tentang Hukum Adat, Jakarta, 1967
8. ------------------, Hubungan Individu dan Masyarakat, Pradnya Paramita, Jakarta, 1970.
B. Anjuran:
1. Soerojo Wignjodipoero, Pengantar dan Asas-asas Hukum Adat, Tinta Mas, Jakarta, 1970
2. Soerjono Soekanto, Peranan dan Kedudukan Hukum Adat di Indonesia, Karunia Esa, Jakarta, 1982
3. Soerjono Soekanto & Soleman B.Taneko, Dasar-dasar Hukum Adat, Rajawali, Jakarta, 1980
4. Bushar Muhammad, Pokok-pokok Hukum Adat, Pradnya Paramita, jakarta, 1985
5. Hazairin, Demokrasi Pancasila, Tinta mas, Jakarta
6. van Vollen Hoven, Penemuan Hukum Adat, terjemahan LIPI, Jembatan, Jakarta, 1981
7. ------------------, Orientasi dalam Hukum Adat Indonesia, terjemahan LIPI, Jakarta, 1981
8. Otje Salman Soerjodiningrat, Rekaonsseptualitas Hak Adat Kontemporer, Alumni, Bandung, 2002
HUKUM ISLAM
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Memberikan pengertian dan pemahaman terhadap mahasiswa tentang ruang lingkup Hukum Islam, syarat
pertumbuhan dan perkembangan Hukum Islam, sumber-sumber Hukum Islam, al ahkam, al khamzah serta kedudukan
Hukum Islam di Indonesia. Dari pemahaman tersebut diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan tentang pengertian
Hukum Islam, perbedaan antara syariat dan fiqh, mengetahui dan menjelaskan sumber-sumber Hukum Islam serta
kaidah-kaidah Hukum Islam yang menjadi dasar perilaku orang-orang mukhalaf. Mahasiswa diharapkan dapat
menjelaskan bagaimana arah perkembangan Hukum Islam di Indonesia dalam tata hukum maupun dalam pembinaan
hukum nasional. Dengan pemahaman ini mahasiswa diharapkan mempunyai dasar untuk mempelajari Hukum Perdata
Islam
NO.
I.
POKOK BAHASAN
HUKUM
A
ISLAM DAN RUANG
LINGKUPNYA
SUB POKOK BAHASAN
A. Pengertian Hukum Islam
1. Istilah dan Pengertian Hukum Islam
2. Pengertian syari’at (Islamic Law)
3. Pengertian Fiqh (Yurisprudence)
4. Perbedaan Syari’at dan Fiqh
B. Tujuan Hukum Islam
1. Menurut Abu Ishaq al Shatibi, memelihara 5 perkara :
a. agama
b. jiwa
c. akal
d. keturunan
e. harta
Al-Maqasid al-Khamsah yang dapat dilihat dari 2 segi :
55
a.
Segi Pembuatnya :
1.
untuk memenuhi kebutuhan hidup yang
primer, sekunder, tersier
2.
untuk ditaati dan dilaksanakan oleh
manusia dalam kehidupan sehari-hari
3.
untuk dapat ditaati dan dilaksanakan
dengan baik dan benar, manusia wajib
meningkatkan kemampuannya
b. Segi Pelakunya
Untuk mencapai kehidupan yang bahagia dan
mempertahankan kehidupannya.
C. Ciri-Ciri Hukum Islam
1. Mendasarkan pada wahyu
a. Wahyu langsung (Al-Qur’an)
b. Wahyu tidak langsung (Hadist)
2. Mendasarkan pada akhlaq dan agama
3. rangkapnya balasan
a. duniawi
b. Ukhrawi
4. Sifat Kolektivisme
D. Dasar-dasar Hukum Islam
1. Tidak memberatkan
2. Berangsur-angsur dalam penentuan hukumnya
3. sejalan dengan kebaikan banyak orang
4. dasar-dasar persamaan dan keadilan.
II.
SUMBER-SUMBER
B
HUKUM
ISLAM
A. Pengertian Sumber Hukum
B. Sumber Hukum yang Sudah Disepakati
1. Al-Qur’an
2. Hadist
3. Ijma’
4. Qiyas
C. Sumber Hukum yang Belum Disepakati
1. Istihsan
2. Istishab
3. Marsalah-Mursalah
4. Urf
III.
AL-AHKAM
C
AL-KHAMSAH
A. Pengertian Hukum syar’i
B. Pembagian Hukum Syar’i
1. Hukum Taklifi
2. Hukum Wadhi’
C. Al-Ahkam Al-Khamsah
1. Wajib
2. Sunnah
3. Haram
4. Makruh
5. Mubah
IV.
SEJARAH
D
PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN
HUKUM ISLAM
Lima Fase pertumbuhan dan perkembangan Hukum Islam
A. Fase I : Fase Permulaan Hukum Islam (Masa Nabi
Muhammad)
B. Fase II : Fase Persiapan Hukum Islam (Khulafaur
Rasyidin)
1. Masa Abu Bakar as Sidiq
2. Masa Usman bin Afan
3. Masa Umar bin Khattab
4. Masa Ali bin Abu Thalib
C. Fase Pembinaan dan Pembukuan Hukum Islam
D. Fase Kemunduran Hukum Islam
E. Fase Kebangkitan Kembali Hukum Islam
56
V.
KEDUDUKAN HUKUM ISLAM
DI INDONESIA
A. Berlakunya Hukum Islam
B. Kedudukan Hukum Islam
1. Dalam Tata Hukum Indonesia
2. Dalam Pembinaan Hukum Nasional
3. Peradilan Agama
LITERATUR :
1.
Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, Akademika Pressindo, Jakarta, 1995.
2.
Ahmad Hanafi, Pengantar Dan Sejarah Hukum Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1990.
3.
Muhammad Daud Ali, Asas-Asas Hukum Islam, Rajawali, Jakarta, 1990.
4.
Abdul Djamali, Hukum Islam (Asas-Asas Hukum Islam I, Hukum Islam II), Mandar Maju, Bandung, 1992.
5.
Moch Idris Ramulyo, Asas-Asas Hukum Islam, Sejarah Tumbuh dan Berkembangnya Kedudukan Hukum Islam
Dalam Sistem Hukum Di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 1997.
6.
Fatchur Rahman & Muhtar Yahya, Dasar-Dasar Pembinaan Hukum Fiqh Islam, Liberty, Yogyakarta, 1983.
7.
Undang-Undang Peradilan Agama, UU No. 7 Tahun 1989, Sinar Grafika, Jakarta, 1992.
HUKUM AGRARIA
BOBOT: 3 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Mata kuliah ini membahas tentang hukum yang berkaitan dengan sumberdaya agraria (bumi, air, ruang angkasa
dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya). Setelah mempelajari mata kuliah ini mahasiswa mengetahui tentang
pengertian-pengertian, asas, sistem, lembaga hukum, sejarah perkembangan hukum agrariadan berbagai peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan hukum agraria.
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I
PENGANTAR
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Pengertian Agraria dan Hukum Agraria
Kedudukan kaedah hukum agraria
Sifat isi kaedah hukum agraria
Ruang lingkup hukum agraria
Bentuk dan urutan tingkatan kaedah hukum agraria
Hubungan politik agraria dengan UUPA
Fungsi dan perannya dalam Pembangunan Nasional
II
KELEMBAGAAN DAN
KEWENANGAN DALAM
PENGELOLAAN
SUMBERDAYA AGRARIA
Kelembagaan hukum agraria
Tugas dan kewenangan
III
SEJARAH PERKEMBANGAN
HUKUM AGRARIA
a.
Sebelum berlakunya
UUPA:
1. Hukum Agraria yang pluralistik dan dualistik.
2. Hak-hak penguasaan agraria yang bersumber pada Hukum
agraria Adat dan Hukum agraria Barat.
3. Hukum Tanah Administrasi Pemerintah Jajahan Hindia
Belanda :
a. Agrarische Wet 1870
b. Agrarische Besluit 1870
4. Usaha-usaha pembagian Hukum 57okum5757l setelah
Proklamasi dan yang perlu segera diselesaikan.
5. Sejarah pembentukan UUPA.
b. Setelah berlakunya
UUPA.
1. Peranan Hukum Adat dalam Pembangunan Hukum
Agraria Nasional
a. Pengertian Hukum Tanah Adat
b. Konsepsi, Asas,Lembaga,dan 57okum57 Hukum
Tanah Adat sebagai sumber utama HukumTanah
Nasional
c. Peranan Norma Hukum Tanah Adat yang tak tertulis
sebagai pelengkap Hukum Tanah Positif Tertulis
d. d.Ketentuan-ketentuan pokok Hukum Agraria
57
Nasional
Pembaharuan Hukum Agraria
e.
IV
HAK PENGUASAAN ATAS
TANAH
A. Pengertian
B. Jenis–jenis hak penguasaan atas tanah :
1. Hak Bangsa Indonesia atas tanah
2. Hak menguasai 58okum58 atas tanah
Hak –
3.
Hak perorangan atas tanah :
a. Hak-hak atas tanah ( primer dan sekunder )
b. Hak jaminan atas tanah
c. Hak milik atas satuan rumah susun
4. Hak perorangan atas tanah :
a. Hak atas tanah sebagai lembaga hukum
1. Hak atas tanah yang primer, : HM, HGB, HGU,
Hak Pakai dan Hak Pengelolaan
2. Hak atas tanah yang sekunder : Hak Sewa, Hak
Gadai, Hak Usaha Bagi Hasil dan Hak
Menumpang.
3. Isinya : wewenang dan kewajiban serta
larangannya
4. Jangka waktunya
5. Subyeknya
6. Ketentuan-ketntuan mengenai tanahnya
b. Hak-hak atas tanah sebagai hubungan hukum
yang konkrit:
1. Konversi Hak-Hak lama :
1.1. penyelesaian konversi hak barat
1.2. konversi hak Indonesia
2. terciptanya hubungan hukum konkrit melalui
permohonan hak
3. Pembebanan dengan hak atas tanahlain
4. Peralihan hak atas tanah (peristiwa hukum dan
perbuatan hukum)
5. Hapusnya hubungan hukum yang konkrit
5.1. pembebasan hak/pelepasan hak
5.2. pencabutan hak
V
KETENTUAN DASAR YANG
MEMBERIKAN KEPASTIAN
HUKUM (PENDAFTARAN
TANAH)
A.
B.
C.
D.
Pengertian
Tujuan
Asas
Sistem
VI
KETENTUAN DASAR
PEMILIKAN DAN
PENGUASAAN TANAH
A.
B.
C.
D.
Pengertian
Tujuan
Asas
Sistem
VII
KETENTUAN DASAR
PENGGUNAAN TANAH
A.
B.
C.
D.
Pengertian
Tujuan
Asas
Sistem
LITERATUR :
1. Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Himpunan Peraturan , Jambatan, Jakarta , 2003.
2. ____________, Hukum Agraria Indonesia ( Sejarah Pembentukan UUPA, Isi dan Pelaksanaannya ), Jilid I
bagian I, Jambatan, Jakarta,2003.
3. ____________, Menuju Penyempurnaan Hukum Tanah Nasional Dalam Hubungannya Dengan Tap.
MPRRI/IX/MPR/2001, Cetakan ke II, Trisakti, Jakarta,2001
4. Iman Sutiknyo, Proses Terjadinya UUPA, Gajah Mada University Pres, Yogyakarta, 1986
5. Notonagoro, Politik Hukum dan Pembangunan Agraria di Indonesia, CV. Pancuran Tujuh, Jakarta, 1971.
6. Sudikno Mertokusumo, Perundang-Undangan Agraria Indonesia, Liberty, Yogyakarta. , 1987
58
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Deskripsi :
Secara umum mata kuliah ini bertujuan memberikan pemahaman tentang 59okum59 perlindungan 59okum
(rechtsberscherming 59okum59) dalam Negara Hukum Indonesia. Secara khusus mata kuliah ini bertujuan
memberikan bekal pengetahuan kepada mahasiswa tentang prinsip-prinsip perlindungan 59okum melalui peradilan tata
usaha 59okum59, metode bekerjanya 59okum acara peradilan tata usaha 59okum59 baik melalui upaya
59okum5959l59t59ive, maupun melalui proses peradilan, memberikan kemampuan analisis terhadap obyek sengketa
TUN maupun bekerjanya 59okum59 peradilan TUN, sehingga mahasiswa mampu menerapkan kemampuan yang
diperolehnya dalam profesinya sebagai yuris.
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I.
DASAR-DASAR PERADILAN
TATA USAHA NEGARA
A.
B.
C.
D.
E.
Tujuan pembentukan Peradilan Tata usaha negara
Asas-asas Peradilan Tata Usaha negara
Pengertian-pengertian Dasar
Dasar Hukum
Susunan dan Kekuasaan Pengadilan
II.
SUBYEK DAN OBYEK
SENGKETA TATA USAHA
NEGARA
A.
B.
Subyek yang bersengketa
Obyek Sengketa TUN
III.
KOMPETENSI PERADILAN
TATA USAHA NEGARA
Kompetensi 59okum5959l
Kompetensi relatif
IV.
ALUR PENYELESAIAN
SENGKETA TATA USAHA
NEGARA
A.
B.
A.
B.
V.
GUGATAN
A.
B.
C.
Tenggang waktu mengajukan gugatan
Surat kuasa
Perihal Surat Gugatan dalam Sengketa tata Usaha
Negara
59okum5959 mengajukan gugatan (beroepsgronden)
VI.
PENUNDAAN PELAKSANAAN
KEPUTUSAN TATA USAHA
NEGARA (Scorsing)
A.
VII.
PEMERIKSAAN
PENDAHULUAN
A.
B.
Rapat permusyawaratan
Pemeriksaan persiapan
VIII.
PEMERIKSAAN DENGAN
ACARA BIASA
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Perihal Ketidakhadiran Penggugat atau tergugat di
Persidangan
Perubahan/Pencabutan Gugatan dan perubahan jawaban
Intervensi
Eksepsi
Replik
Duplik
Pemeriksaan Sengketa dan pembuktian
Kesimpulan
D.
Upaya adminitratif
Pengajuan Gugatan
Kriteria penundaan Pelaksanaan Keputusan TUN
Penetapan penundaan Pelaksanaan keputusan TUN
IX.
PEMERIKSAAN DENGAN
ACARA CEPAT DAN ACARA
SINGKAT
A.
B.
Acara cepat
Acara singkat
X.
PUTUSAN
A.
B.
C.
D.
Proses Penjatuhan Putusan
Macam-macam dan jenis Putusan
Elemen-elemen yang harus Ada Dalam Putusan
Komparasi Putusan
XI.
UPAYA HUKUM DAN
PELAKSANAAN PUTUSAN
PENGADILAN
A.
B.
C.
D.
E.
Banding
Kasasi
Perlawanan Pihak ketiga
Peninjauan Kembali
pelaksanaan Putusan Pengadilan
59
XII.
KONTROL YUDISIIL
PERADILAN TATA USAHA
NEGARA DALAM VISI
SUPREMASI HUKUM
A.
B.
Analisis Terhadap Kontrol Yudisiil Peradilan Tata
Usaha negara dalam perkembangan Paradigma Negara
Hukum
Analisis terhadap Kasus-kasus dalam Sengketa Tata
uasha negara
LITERATUR
Wajib:
1. Hadjon, PM, dkk, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, UGM Press, Yogyakarta, 1994
2. Indroharto, Usaha memahami Undang-undang Tentang Peradilan Tata Usaha Negara: Buku II, Pustaka
Sinar Harapan, Jakarta, 1993
3. -------------, Usaha memahami Undang-Undang Tentang Peradilan tata Usaha Negara, Buku I, Pustaka
Sinar Harapan, Jakarta, 2000
4. Hamidi, J, Penerapan Asas-asas Umum Penyelenggaraan Pemerintahan yang Layak di Lingkungan
Peradilan Administrasi Indonesia, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 1999
5. Marbun, SF, Peradilan Adminitrasi Negara dan Upaya Adminitratif di Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1997
6. Muchsan, Sistem Pengawasan Terhadap Perbuatan Aparat Pemerintah dan peradilan Tata Usaha Negara
dui Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1992
7. Riawan Tjandera, W, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, Penerbit UAJY, Yogyakarta, 2002
8. Steenbeek, JG, Wet Adminitratieve rechtspraak Overheidsbeschikkingen, Vuga-Boekerij, S’Gravenhage,
1976
9. Wicipto Setiadi, Hukum Acara Pengadilan Tata Usaha Negara: Suatu perbandingan, Raja graffindo
persada, Jakarta, 1994
Anjuran :
1. Goede, de, Beeld van het Nederlands Berstuursrecht, vijfde druk, Vuga, Uitgeverij BV, ‘S-Gravenhage, 1986
2. Hadjon, Pm, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia: Sebuah Studi tentang Prinsip-Prinsipnya,
Penanganannya Oleh pengadilan dalam Lingkungan Peradilan Umum dan Pemebtnukan Peradilan
Adminitrasi Negara, Bina Ilmu, Surabaya, 1987
3. Kaligis, O.C, Praktek-praktek Peradilan Tata Usaha Negara di Indonesia, Buku I&II,Aalumni, Bandung,
1999
4. ---------------------, Praktek-preaktek Peradilan tata Usaha Negara di Indonesia, Buku III, Alumni, Bandung,
2000
5. Lotulung, PE, Himpunan makalah Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik, Citra Aditya Bhakti, Bandung,
1994
6. Martiman Prodjohamidjojo, Hukum Acara pengadilan Tata Usaha Negara, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1993
7. Soehino, Asas-Asas Hukum Tata Usaha Negara, Liberty, Yogyakarta, 2000
8. Soedikno, M, Sejarah Peradilan dan Perundang-undangan di Indonesia Sejak 1942 dan apakah
kemanfaatannya bagi Kita Bangsa Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1983
9. ------------------, Penemuan Hukum: Sebuah pengantar, Liberty, Yogyakarta, 2000
10. Riawan Tjandra,W, Penerapan Asas keaktifan Hakim Pada Tahap Pembuktian dalam Rangka Pemberian
perlindungan Hukum Kepada pencari Keadilan di PTUN Yogyakarta, Thesis, UGM, Tidak dipublikasikan,
2003
11. Sjachran basah, Eksistensi dan Tolok Ukur Badan Peradilan Administrasi di Indonesia, Alumni, Bandung,
1985
12. Wijk,HD van, Hoofdstukken van het Administratief recht, Vuga Boekerij, 1979
HUKUM LINGKUNGAN
BOBOT : 3 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Memberi pemahaman kepada mahasiswa tentang kebijakan lingkungan serta peraturan hukum lingkungan dalam
pengelolaan lingkungan di Indonesia, serta kasus-kasus lingkungan dan legal reasoning dalam menerapkan peraturan
hukum lingkungan pada kasus-kasus lingkungan.
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I
PENGANTAR
A.
B.
Persoalan Ekosistem dan Relevansinya dengan
Peraturan Hukum Lingkungan
Pengertian dan Ruang lingkup Hukum Lingkungan
60
II
HASIL
KONFERENSI
STOCKHOLM
TENTANG
HUMAN ENVIRONMENT
A.
B.
C.
III
KEBIJAKAN LINGKUNGAN DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DI INDONESIA
IV
INSTRUMEN YURIDIS DALAM
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
V
PENEGAKAN
LINGKUNGAN
HUKUM
A.
B.
C.
VI
KAPITA SELEKTA
A.
B.
C.
Deklarasi Stockholm Sebagai Sof Law
UNEP
Action Plan
Kaitan Kebijakan dan Aturan Hukum Lingkungan
Periodisasi Perkembangan Hukum Lingkungan
UUPLH Sebagai Umbrella Act
Beberapa Pengertian/ Konsep Dasar dalam UUPLH
Asas dan Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Hak dan Kewajiban dalam Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Peran Masyarakat dan ORLING dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Kelembagaan dan Kewenangan dalam Pengelolaan
Lingkunagn Hidup
- kelembagaan (pusat, daerah)
- wewenang
Sistem perizinan (Lingkungan) sebagai Fungsi Kontrol
- Perizinan lingkungan sebagai sebuah sistem
- Perizinan sebagai kontrol
Hak dan kewajiban (lihat kajian sektoral:
kehutanan,
perindustrian,
pertambangan,
kepariwisataan, dll)
- Insentif
- Beaya sosial dan internalisasi beaya eksternal
AMDAL/UKL-UPL sebagai syarat perizinan
(lingkungan)
- Audit lingkungan
- Pengawasan
Baku Mutu Lingkungan
Aspek 61okum6161l61t61ive
Aspek keperdataan (mediasi/arbitrase, strict liability,
class action)
Aspek kepidanaan (PPNS, Perbuatan pidana lingkungan
sebagai delik materiil sekaligus delik formil, perbuatan
pidana lingkungan oleh korporasi
Aturan (kajian sektoral: kehutanan, per-tambangan,
perindustrian, kepariwisataan, dst)
Kelembagaan
(kajian
sektoral:
kehutanan,
pertambangan, perindustrian, kepariwisata-an, dst.)
Kasus (kajian sektoral: kehutanan, per-tambangan,
perindustrian, kepariwisataan, dst.)
LITERATUR
1. Daud Silalahi, Dr, SH., Penegakan Hukum Lingkungan dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan
Indonesia, Alumni, Bandung, 1992/……
2. Hermien Hadiati Koeswaji, Prof. Dr. SH., Hukum Pidana Lingkungan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993.
3. Koesnadi Hardjasoemantri, Prof. Dr. SH., Hukum Tata Lingkungan, Gadjah Mada University Press, Edisi
VIII , Cetakan Ke XV, Yogyakarta, 2001.
4. ------------------------------------------------, Aspek Hukum Peran Serta asyarakat dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta,1986.
5. Erman Rajagukguk (ed.), Hukum dan Lingkungan Hidup di Indonesia (75 tahun Prof.Dr. Koesnadi
Hardjasoemantri), Jakarta, Pasca Sarjana UI, 2001.
6. Mas Ahmad Santosa, Good Gorvernance Hukum Lingkungan, ICEL Jakarta, 2001
7. Paulus Effendi Lotulung, Dr.SH.,Penegakan Hukum Lingkungan oleh Hakim Perdata, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 1993,1993,2000.
8. Siti Sundari Rangkuti, Prof. Dr.SH, Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Linkungan Hukum Nasional,
Airlangga University Press.
9. ----------------------------------------, Inovasi Hukum Lingkungan : Dari Ius Constitutum ke Ius Constitendum,
Pidato Pengukuhan Guru Besar, UNAIR, 1991.
61
HUKUM HARTA KEKAYAAN
BOBOT : 3 SKS
Deskripsi:
Mata kuliah Hukum Harta Kekayaan merupakan mata kuliah keilmuan dan ketrampilan yang merupakan kelanjutan
dan pendalaman dari Hukum Perdata.
Kompetensi:
1. Mahasiswa mendalami persoalan 62okum sebagai akibat yang timbul dalam berbagai hubungan 62okum
dalam bidang harta kekayaan.
2. Setelah mempelajari mahasiswa mampu menganalisis dan memecahkan masalah-masalah 62okum yang
timbul.
NO
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I.
PENGANTAR
A.
B.
Definisi Hukum Harta Kekayaan
Anatomi Hukum Harta Kekayaan
II.
PERIKATAN YANG LAHIR DARI
UNDANG-UNDANG
A.
B.
C.
Wakil tanpa kuasa
Pembayaran tak terutang
Perbuatan melawan hukum
III.
PERIKATAN YANG LAHIR DARI
PERJANJIAN
A. Perjanjian innominaat
1. Pengertian
2. Asas-asas
3. Syarat-syarat
4. Sistem
5. Bentuk
6. Pelaksanaan
7. Berakhirnya
B. Perjanjian nominaat
C. Jenis-jenis perjanjian
IV.
HUKUM JAMINAN
A. Pengertian jaminan
B. Penggolongan jaminan
1. Jaminan umum
2. Jaminan khusus
a. Jaminan kebendaan
b. Jaminan perorangan
V.
HUKUM WARIS
A. Pewarisan menurut undang-undang
B. Pewarisan testamentair
LITERATUR :
1. Juajir Sumardi, SH. MH., Aspek-aspek Hukum Frenchise dan Perusahaan Transnasional, Citra Aditya
Bakti, Bandung 1995.
2. Munir Fuady, SH. LLM., Hukum Tentang Pembiayaan Dalam Teori dan Praktek, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 1995.
3. Pitlo, Hukum Waris, Intermasa, Jakarta, 1990.
4. ____, Hak-hak Jaminan Kebendaan, Intermasa, Jakarta, 1991.
5. ____, Perikatan Yang Lahir Dari UU Bagian II, Intermasa, Jakarta, 1994.
6. ____, Hukum Jaminan, Hak-hak Jaminan Pribadi, Intermasa, Jakarta, 1996.
7. ____, Hukum Jaminan, Hak Jaminan Kebendaan, Hak Tanggungan, Intermasa, Jakarta, 1997.
8. Sri Soedewi, MS, SH, Pokok-pokok Hukum Jaminan dan Jaminan Perorangan, BPHN 1980.
9. Amisitus Amanat, SH, CN., Membagi Warisan Berdasar Hukum Perdata BW, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2001.
10. Salim HS, SH, MS, Perkembangan Hukum Kontrak Innomenaat di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2003.
11. Suharnoko, SH, MLI, Hukum Perjanjian, Prenada Media, Jakarta, 2005.
12. Ali Afandi, Prof, SH, Hukum Waris, Hukum Keluarga, Hukum Pembuktian, Rineka Cipta, Jakarta, 2000.
13. ST Remy Syahdeni, SH, Prof, Dr, Hak Tanggungan (Asas-asas, Ketentuan Pokok dan Masalah yang
dihadapi oleh Perbankan), Alumni, 1999.
14. Undang-undang no. 42 tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.
62
HUKUM PIDANA DI LUAR KODIFIKASI
BOBOT : 3 SKS
Deskripsi :
Hukum Pidana di luar Kodifikasi merupakan salah satu mata kuliah keilmuan dan ketrampilan yang
bermanfaat bagi mahasiswa untuk mengetahui ekosistem dan mendalami perkembangan 63okum pidana di luar
kodifikasi.
Kompetensi :
Setelah mengilkuti kuliah ini diharapkan mahasiswa mengetahui eksistensi dan perkembangan Hukum
Pidana Di Luar Kodifikasi (KUHP) agar mahasiswa mampu mamahami penyimpangan (kekhususan) ketentuanketentuan pidana di luar KUHP itu.
NO
I
II
POKOK BAHASAN
PENDAHULUAN
HUKUM PIDANA TENTANG
KORUPSI
SUB POKOK BAHASAN
A.
B.
C.
D.
Pengertian Hukum Pidana Di Luar Kodifikasi
Dasar Legalisasi Hukum Pidana Di Luar Kodifikasi
Posisi dan Fungsi Hukum Pidana Di Luar Kodifikasi
Faktor Penyebab Munculnya Hukum Pidana Di Luar
Kodifikasi
E.
F.
G.
H.
Sifat-Sifat Khusus Hukum Pidana Di Luar Kodifikasi
Karakter Hukum Pidana Di Luar Kodifikasi
Dimensi Hukum Pidana Di Luar Kodifikasi
Doktrin-doktrin Hukum Pidana Di Luar Kodifikasi
A.
B.
Pengertian Tindak Pidana Korupsi
Sejarah Pembentukan Undang-Undang Tindan Pidana
Korupsi
Tindak Pidana Korupsi dalam Berbagai PerundangUndangan di Indonesia
Tindak Pidana Korupsi dan Unsur-Unsurnya
Berbagai Penyimpangan dalam Undang-Undang Tindan
Pidana Korupsi
Prospek Pengaturan Undang-Undang Tindan Pidana
Korupsi di Indonesia
C.
D.
E.
F.
III
HUKUM PIDANA TENTANG
NARKOBA
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Pengertian Tindak Pidana Narkoba
Sejarah Terbentuknya Undang-Undang tentang Narkoba
Pengaturan Narkoba dalam Undang-Undang
Penggunaan dan Penyalahgunaan Narkoba
Unsur-Unsur Tindak Pidana Narkoba
Berbagai Penyimpangan Undang-Undang Narkotika
Prospek Pengaturan Undang-Undang Narkotika
IV
HUKUM PIDANA TENTANG
EKONOMI
A.
B.
C.
Kebutuhan manusia di bidang ekonomi
Hukum Pidana di bidang ekonomi
Sejarah terbentuknya Undang-Undang Tindak Pidana
Ekonomi
Sanksi Hukum Pidana Ekonomi
Pertanggungan jawab dalam tindak pidana ekonomi
Berbagai penyimpangan dalam Undang-Undang Tindak
Pidana Ekonomi
Prospek Pengaturan Undang-Undang Tindak Pidana
Ekonomi
Pelaku Korporasi
D.
E.
F.
G.
H.
V
HUKUM PIDANA TENTANG
PERS
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Pengertian Pers
Bentuk-Bentuk Tindak Pidana Pers
Unsur-Unsur Tindak Pidana Pers
Pertanggungan Jawab Tindak Pidana Pers
Berbagai Penyimpangan Undang-Undang Tindak Pidana
Pers
Prospek Pengaturan tentang Pers.
63
VI
HUKUM PIDANA TENTANG
TERORISME
A.
B.
C.
Pengertian terorisme
Unsur-unsur Tindak Pidana Terorisme
Berbagai Penyimpangan dalam UU Anti Terorisnme
LITERATUR :
1. Dr. Andi Hamzah, Hukum Pidana Khusus
2. ----------------------, Hukum Pidana Politik
3. ----------------------, Delik Pers Di Indonesia
4. Dr. Bambang Poernomo, Pertumbuhan Hukum Pidana Penyimpangan
5. Dr. Soedjono, Hukum Pidana Narkotika
6. ----------------, Fungsi Perundang-Undangan Pidana Dalam Penanggulangan Korupsi Di Indonesia
7. Dr. Sumantoro, Hukum Pidana Di Bidang Ekonomi
UNDANG-UNDANG TINDAK PIDANA KORUPSI
UNDANG-UNDANG TINDAK PIDANA NARKOTIKA
UNDANG-UNDANG TINDAK PIDANA PERS
UNDANG-UNDANG TINDAK PIDANA EKONOMI
UNDANG-UNDANG ANTI TERORISME
HUKUM PEMERINTAHAN PUSAT
BOBOT : 3 SKS
Deskripsi :
Mata Kuliah ini mempelajari Sistem Pemerintahan negara Indonesia dalam arti luas, terutama setelah
amandemen UUD 1945. Lebih khusus lagi mempelajari kedudukan dan kekuasaan Lembaga-lembaga Tinggi Negara,
serta hubungan antar lembaga-lembaga tinggi negara.
Kompetensi :
Agar mahasiswa mampu memahami sistem pemerintahan negara Indonesia menurut UUD 1945 sesudah
amandemen sehingga diharapkan mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan-permasalahan
ketatanegaraan Indonesia, khususnya terkait dengan lembaga-lembaga tinggi negara.
No
1
2
3
4
5
Pokok bahasan
Pengantar/Pendahuluan
a. Silabus dan referensi
b. (Hukum) Pemerintahan
sebagai Suatau sistem
Pusat
UUD 1945 sebagai landasan konstitusional
Pemerintahan
Pusat dan Prinsip-prinsip
negara dalam UUD 1945
Prinsip-prinsip kenegaraan yang terdapat
dalam Pembukaan UUD 1945
Prinsip-prinsip kenegaraan yang terdapat
dalam Pembukaan UUD 1945
Prinsip-prinsip kenegaraan yang terdapat
dalam Pembukaan UUD 1945
Sub Pokok Bahasan
1.Pengertian Hukum, Pemerintahan (Pusat), dan sistem
2. (4) empat hal yang harus dipahami dalam mempelajari
HPP yaitu:
a. Dasar hukum Pemerintahan Pusat
b. Sistem Pemerintahan Pusat
c. Perwujudan dari Sistem Pemerintahan Pusat
d. Hubungan antar unsur-unsur (organ-organ negara)
dalam Pemerintahan Pusat.
a. Prinsip negara Kesatuan;
b. Prinsip negara Kesejahteraan.
Prinsip negara Hukum
Prinsip negara republik
Prinsip negara demokrasi
6
Lembaga Majelis Permusyawaratan Rakyat
a.
b.
c.
7
Lembaga Majelis Permusyawaratan Rakyat
a.
b.
8
Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
a.
b.
Dasar hukum keberadaan MPR
Susunan dan Kedudukan MPR
Analisis terhadap susunan dan kedudukan MPR
menurut UUD 1945
Kekuasaan MPR
Analisis terhadap pelaksanaan kekuasaan MPR menurut
UUD 1945 dan dalam praktik
Susunan, Kedudukan dan Kekuasaan DPR
Analisis terhadap Susunan, Kedudukan dan Kekuasaan
DPR
64
9
Lembaga Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
10
Lembaga Presiden
11
Lembaga
(BPK)
12
Lembaga Mahkamah Agung (MA)
13
Lembaga Mahkamah Konsitusi (MK)
14
Hubungan antar Lembaga Tinggi Negara
menurut UUD 1945
Badan
Pemeriksa
a. Susunan, Kedudukan dan Kekuasaan DPD
b. Analisis terhadap Susunan, Kedudukan dan Kekuasaan
DPD
a. Kedudukan dan Kekuasaan Presiden
b. Analisis terhadap Kedudukan dan Kekuasaan Presiden
a. Susunan, Kedudukan dan Kekuasaan BPK
b. Analisis terhadap Susunan, Kedudukan dan Kekuasaan
BPK
a. Susunan, Kedudukan dan Kekuasaan MA
b. Analisis terhadap Susunan, Kedudukan dan Kekuasaan
MA
a. Susunan, Kedudukan dan Kekuasaan MK
b. Analisis terhadap Susunan, Kedudukan dan Kekuasaan
MK
a. Hubungan MPR dan Presiden;
b. Hubungan MPR dan DPR;
c. Hubungan MPR, DPR dan Presiden;
d. Hubungan DPR dan Presiden;
e. Hubungan DPR dan DPD;
f. Hubungan DPR dan BPK
g. Hubungan Presiden dan MA;
Keuangan
LITERATUR :
1. UUD 1945
2. Jimly Assiddiqi, Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan dalam UUD 1945, Konsitusi
Press, 2006
3. Bagir Manan ,Lembaga Kepresidenan, UII Press, Yogyakarta,1999
4. ---------------,DPR, DPD dan MPR dlm UUD 1945 Baru , UII Press, Yogyakarta, 2003
5. UU yg terkait dengan lembaga-lembaga 65okum65.
6. Media cetak dan elektronik yang terkait dengan materi kuliah
HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL
BOBOT : 3 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Mata kuliah Perdagangan Internasional merupakan kelanjutan dari Hukum Dagang. Dalam mata kuliah
Hukum Perdagangan Internasional dibahas aspek-aspek perdagangan internasional dengan segala macam penunjang
dari perdagangan internasional. Agar mahasiswa mampu menerangkan dan menganalisis permasalahan-permasalahan
hukum yang timbul dalam bidang hukum perdagangan internasional.
NO.
I.
POKOK BAHASAN
AINTERNATIONAL SALE OF
GOOD
II.
BHUKUM PENGANGKUTAN
LAUT.
A.
B.
C.
A.
B.
C.
D.
E.
F.
III.
CHUKUM PENGANGKUTAN
UDARA
A.
B.
C.
D.
E.
SUB POKOK BAHASAN
Pengertian dan sejarah
Kewajiban dan hak para pihak
Klausula standart.
Ruang lingkup dan pengaturan.
Pengertian Kapal, pendaftaran, kebangsaan,
keselamatan pelayaran)
Perjanjian kerja laut (pihak, sahnya, isi)
Perjanjian pengangkutan barang dan orang di laut
(sahnya, isi, alat bukti)
Prinsip tanggung jawab pengangkutan dan sistem
pembuktian negatif pada peng-angkutan laut.
Kerugian laut (tubrukan kapal dan avary grosse
(Pengertian, syarat, penentuan tanggung jawab))
Ruang lingkup dan pengaturan
Pengertian pesawat udara, pendaftaran, kebangsaan
Keselamatan penerbangan dan sarana navigasi.
Perjanjian pengangkutan barang dan orang (sahnya, isi,
alat bukti)
Prinsip tanggung jawab pengangkut kepada penumpang/
pengirim barang dan terhadap pihak ke tiga di darat
serta sistem pembuktian.
65
IV.
DHUKUM SURAT-SURAT
BERHARGA
A.
B.
C.
V.
EPEMBUKAAN KREDIT
BERDOKUMEN (L.C.)
A.
B.
C.
D.
E.
Wesel
1. Pengertian, pengaturan dan macam-macam wesel
2. Perikatan dasar dan teori-teori tentang wesel
3. Jaminan pembayaran (akseptasi, aval, regres,
intervensi)
4. Peralihan Wesel.
Surat Sanggup
Pengertian, pengaturan dan perbandingan dengan wesel
maupun cek.
Cek
Pengertian, penerbitan dan sifat B/G
Mekanisme pembayaran dengan B/G
Pengertian, pengaturan serta jenis L.C.
Pihak-pihak dan hubungan 66okum para pihak dalam
pembayaran dengan L.C.
Dokumen-dokumen dan pengesahannya
Bentuk khusus L.C.
Pelaksanaan pembayaran dan Jaminan Bank
LITERATUR :
1. Untuk Hukum Surat Berharga
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
Prof. Emmy Pangaribuan Simanjuntak, SH., Hukum Surat Berharga
---------------------------------------------, Pembukaan Kredit Berdokumen
Wiryono Prodjodikoro, Hukum Wesel, Cek dan Aksep
Dr. Heru supraptomo, Masalah Peraturan Cek serta Bilyet Giro di Indonesia
HMN. Ruswosutjipto, SH., Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia
Hartono Hadisoeprapto, SH., Kredit Berdokumen
2.
3.
4.
5.
Untuk Hukum Pertanggungan
Prof. Emmy Pangaribuan Simanjuntak, SH., Hukum Pertanggungan dan Perkembangannya.
---------------------------------------------, Hukum Pertanggungan Wajib/Sosial
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Asuransi di Indonesia
Gunanto, SH., Asuransi Kebakaran
Radiks Purba, Asuransi Pengankutan
J.E. Kaihatu, Asuransi Pengangkutan Laut
--------------, Asuransi Kebakaran
HMN. Purwosutjipto, SH., Pengertian Pokok Hukum dagang Indonesia, Jilid 6
Untuk Hukum Pengangkutan Laut dan Udara
Prof. Soekardono, SH., Hukum Perkapalan di Indonesia
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Pengangkutan Laut di Indonesia
Suherman, SH., Hukum Udara di Indonesia
---------------------, Tanggung Jawab Pengangkutan Udara
Wiwoho Soedjono, SH., Perjanjian Kerja Laut
HUKUM SARANA PEMERINTAHAN
BOBOT : 3 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Mempelajari Hukum Sarana Pemerintahan secara menyeluruh dari sudut yuridis maupun teoritis sehingga
mahasiswa mampu menguraikan kembali pemahaman sarana-sarana yang dibutuhkan dalam tindak pemerintah dan
menjelaskan bagaimana perkembangan sarana tindak pemerintah secara teoritis maupun yuridis.
NO.
I.
POKOK BAHASAN
PENGANTAR
A
SUB POKOK BAHASAN
A.
B.
Arti penting sarana bagi tindak pemerintah dalam rangka
pencapaian tujuan negara.
Ruang lingkup sarana tindak pemerintahan :
1. yang bersifat yuridis
2. yang bersifat materiil
3. yang bersifat personil.
4. yang bersifat finansiil.
66
II.
SARANA
B
TINDAK
PEMERINTAHAN YANG
BERSIFAT YURIDIS
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Peraturan perundang-undangan
Keputusan Umum
Keputusan Tata Usaha Negara
Rencana (het plan)
Peraturan kebijaksanaan (beleidsregel)
Perjanjian Kebijaksanaan (beleidsovereenskomst)
Perbuatan Hukum Perdata
Perbuatan materiil
III.
BENDA
C
MILIK NEGARA
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Status Benda Milik Negara
Penggolongan Benda Milik Negara
Pengaturan benda Milik Negara di Belanda dan Indonesia
Penggunaan Benda Milik Publik
Cara Memperoleh Benda/kekayaan Milik Negara
Hapusnya Benda/kekayaan Milik Negara.
IV.
INSTRUMEN
D
PERSONAL
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Pengertian Pegawai Negeri
Jenis-jenis Pegawai Negeri
Pengaturan Pegawai
Pengaturan pegawai Negeri
Hak dan Kewajiban Pegawai Negeri Sipil
Manajemen Pegawai Negeri Sipil
Disiplin Pegawai Negeri Sipil
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Pengertian keuangan 67okum67
Pengaturan keuangan 67okum67
Ruang lingkup keuangan 67okum67
Sistem pengelolaan Keuangan 67okum67
APBN
Siklus Anggaran
V.
E
KEUANGAN NEGARA
LITERATUR :
1. Alexander ABE, Perencanaan Daerah Partisipatif, Pondok Edukasi, Solo, 2002.
2. Arifin P. Soeria Atmadja, Mekanisme Pertanggungjawaban Keuangan Negara, PT Gramedia, Jakarta, 1986.
3. Ichwan M., Administrasi Keuangan Negara, Suatu Pengantar Pengelolaan APBN, Liberty, Yogyakarta, 1989.
4. Kristiadi, Y.B., Administrasi Materiil, Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 1996.
5. Mardiasmo, Otonomi & Manajemen Keuangan Daerah, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2002.
6. Philipus M. Hadjon, et.al., Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gadjah Mada University Press, 1993.
7. Sastra Djatmika, Marsono, Hukum Kepegawaian Di Indonesia, Djambatan, Jakarta, 1990.
8. Sjahrudin Rasul, Pengintegrasian Sistem Akuntabilitas Kinerja Dan Anggaran Dalam Perspektif UU No.
17/2003 Tentang Keuangan Negara – Problem Dan Solusi Penganggaran Di Indonesia, Perum Percetakan
Negara RI, Jakarta, 2003.
9. Subagyo M., Hukum Keuangan Negara Republik Indonesia, Radjawali Press, Jakarta, 1988.
10. Utrecht, E., Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, Ichtisar, Jakarta, 1964.
HUKUM PERJANJIAN INTERNASIONAL
BOBOT : 3 SKS
Deskripsi :
Mata kuliah ini mebahas berbagai persoalan hukum sebagai akibat yang timbul dari berbagai hubungan hukum
yang berkaitan dengan aktivitas negara sebagai subyek hukum dengan negara lain sehingga mahasiswa mampu
mengindentifikasi dan menganalisis persoalan-persoalan hukum yang timbul.
Kompetensi :
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi peraturan-peraturan hukum di bidang pembuatan perjanjian
internasional baik dalam skala internasional dan nasional
2. Mahasiswa mampu menganalisis kasus-kasus di bidang hukum perjanjian internasional
3. Mahasiswa mampu menerapkan peraturan-peraturan hukum perjanjian internasional terhadap kasuskasus di bidang perjanjian internasional
67
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I.
TINJAUAN
UMUM
PERJANJIAN INTERNASIONAL
A.
B.
C.
Bidang Hukum Perjanjian Internasional
Pembagian Hukum Perjanjian Internasional
Sebagai Sumber Hukum Utama Hukum Internasional
II.
HAKEKAT DAN FUNGSI
PERJANJIAN INTERNASIONAL
A.
B.
C.
Sejarah Hukum Perjanjian Internasional
Sifat Pengaturan Konvensi Wina 1969
Alasan Mengikatnya Perjanjian Internasaional
III.
BENTUK DAN TERMINOLOGI
PERJANJIAN INTERNASIONAL
A.
B.
Macam-macam Bentuk Perjanjian Internasional
Macam-macam Nama Perjanjian Internasional
IV.
PIHAK – PIHAK
A.
B.
C.
Kemampuan mengadakan Perjanjian Internasional
Akibat bagi Pihak III
Pengalihan Hak dan Kewajiban pada Pihak III
V.
PRAKTEK-PRAKTEK
PENETAPAN DAN
BERLAKUNYA PERJANJIAN
INTERNASIONAL
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Akreditasi Wakil Negara
Perundingan dan Penerimaan
Pengesahan, Penandatanganan dan Penukaran
Instrumen
Ratifiksai
Aksesi dan Adesi
Entry Into Force
Pendaftaran dan Publikasi
Penerimaan dan Pelaksanaan
VI.
Reservasi
A.
B.
C.
D.
E.
Latar Belakang Reservasai
Bentuk Pencatatan Reservasi
Akibat Hukum Reservasi Bagi Negara Lain
Reservasi dan Kepastian
Masalah Reservasi
VII.
REVISI DAN AMANDEMEN
A.
B.
Pengertian Revisi dan Amandemen
Cara-cara Revisi dan Amandemen
VIII.
INCONSISTENT TREATY
A.
B.
Pengertian
Penyelesaian Masaalah
IX.
VALIDITY OF TREATY
A.
B.
Pengertian Validitas
Syarat Validitas
X.
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
INTERNASAIONAL
A.
B.
By Operation of Law
Act of States Parties
XI.
INTERPRETASI
A.
B.
C.
D.
Badaan Pelaksana
Instrumen Interpretasi
Prinsip Umum Interpretasi
Dispute Clause
XII.
KAJIAN KASUS
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Pemaparan Kasus
Dasar Hukum
Prinsip-prinsip yang melandasi
Analisa kasus
Kewenangan Lembaga yang menyelesaikan Perselisihan
Putusan/Kesimpulan
LITERATUR
Wajib :
1. Starke, J.G., Introduction to International Law, Butterworths, London, 1984.
2. Sinclair, I.M., C.M.G., The Vienna Convention on The Law of Treaties, Manchester University Press, USA,
Oceana Publication Inc., 1973.
3. Edi Suryono, SH., Praktek Ratifikaasi Perjanjian Internasaional Di Indonesia, Remadja Karja, Bandung, 1984.
4. Budi Kusumohadjojo, Konvensi Wina Tahun 1969 tentang Hukum Perjanjian Internasional, Binacipta, 1986.
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional.
Anjuran :
1. Akehurst Michael, A Modern Introduction to International Law, George Allen and Unwin Ltd., London, 1984.
2. Brownlie, Ian, Principles of Public International Law, Oxford University Press, 1979.
68
3.
4.
5.
Schreuer, DR, C.H., The Interpretation of Treaties By Domestic Courts, British Year Book of International
Law, 1971.
Dixon Martin, Text Book on Internationakl Law, Blackstone Press Limited, 4th Edition, 2000
I. Wayan Partiana, Hukum Perjanjian Internasional Bag.I, C.V Mandar maju, Bandung, 2002
HUKUM PERTANAHAN
BOBOT : 3 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Mata kuliah Hukum Pertanahan merupakan pendalaman dari Hukum Agraria, yaitu Bidang Penatagunaan
Tanah, Landreform/PPT, Pengurusan Hak atas Tanah, Pendaftaran Tanah.
Setelah mempelajari mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :
menjelaskan tentang kewenangan urusan pertanahan dan Aparat Pelaksana Urusan Keagrariaan
menjelaskan catur Tertib Bidang Pertanahan dan Fungsi pertanahan
menjelaskan Penatagunaan Tanah, Landreform/PPT, Pengurusan Hak atas Tanah, Pendaftaran Tanah
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I.
PENDAHULUAN
A.
B.
II.
PENATAGUNAAN TANAH
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
III.
LANDREFORM/PEMILIKAN
DAN PENGUASAAN TANAH
(PPT)
A.
B.
C.
D.
E.
Siklus pertanahan dan Catur Tertib Bidang Pertanahan
Kelembagaan dan Kewenangan di Bidang Pertanahan
Dasar Hukum
Pengertian dan fungsi Tata Guna Tanah
Tujuan Tata Guna Tanah
Asas Penggunaan Tanah
Model Penggunaan Tanah
1. Arah Pembangunan Tanah Perkotaan (ATLAS)
2. Arah Pembangunan Tanah Pedesaan (LOSS)
Aparat Pelaksana Tata Guna Tanah
Penggunaan dan Penetapan luas tanah untuk tanamantanaman tertentu (UU No. 38 Prp. Tahun 1960).
Penetapan Lokasi untuk Perusahaan (PMDN No. 5
Tahun 1974)
Konsolidasi Tanah
Larangan penggunaan tanah tanpa izin yang berhak
Alih fungsi tanah pertanian
Dasar Hukum
Latar belakang
Aparat Pelaksana Kebijaksanaan Landreform
Pokok-Pokok Kebijaksanaan Landreform:
1. Ketentuan pembatasan pemilikan tanah dan atau
penguasaan tanah pertanian.
2. Ketentuan larangan pemilikan tanah secara absentee
3. Redistribusi tanah pertanian
4. Pengaturan Kembali Gadai Tanah Pertanian
5. Pengawasan Pelaksanaan bagi hasil tanah pertanian
Tindak lanjut Kebijaksanaan Landreform
1. Penyluhan pertanian
2. Pencetakan tanah sawah baru (PIR, DAS, dan
sebagainya)
3. Transmigrasi/pemukiman petani yang berpindahpindah
69
IV.
PENGURUSAN
ATAS TANAH
HAK-HAK
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
V.
Pengantar
1. Dasar Hukum
2. Pengertian
3. Ruang lingkup
4. Aparat pelaksana
5. Kegiatan
Permohonan , pemberian dan penolakan permohonan
Hak atas Tanah :
a. Syarat
b. Prosedur
Peningkatan dan penurunan hak atas tanah
Perpanjangan Jangka Waktu hak atas tanah
1. Syarat
2. Prosedur
Pembaharuan hak atas tanah
1. Syarat
2.
Prosedur
Peralihan Hak atas Tanah
1. Syarat
2. Prosedur
Pembebanan hak atas tanah
1. Syarat
2. Prosedur
Penghentian hak atas tanah
1. Syarat
2. Prosedur
Pembatalan hak atas tanah
1. Syarat
2. Prosedur
Pengadaan tanah untuk kepentingan umum
1. Pelepasan hak atas tanah
2. Pencabutan hak atas tanah
PENDAFTARAN TANAH
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
1.
2.
H.
I.
Dasar Hukum
Pengertian
Tujuan dan manfaat pendaftaran tanah
Asas-asas,
stelsel
dan
sistem
pendaftaran tanah
Kegiatan pendaftaran tanah
Aparat pelaksanaan penyelenggaraan
pendaftaran tanah
Prosedur Pelaksanaan pendaftaran tanah
:
Sistematik
Sporadik
Pendaftaran Tanah untuk pertama kali
dan pemeliharaan data pendaftaran
tanah :
Sertipikat
a. Pengertian
b. Bentuknya
c. Macamnya
d. Kegunaan/fungsinya
LITERATUR :
1. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik Kedudukan Wakaf Di Negeri Kita, Alumni, Bandung
2. -----------------, Masalah Pencabutan Hak-Hak atas Tanah dan Pembebasan Tanah Di Indonesia, Alumni,
Bandun, 1983g.
3. A.P Parlindungan,Pendaftaran Dan Konvensi Hak Atas Tanah, Alumni, Bandung, 1985.
4. --------------------, Landreform Di Indonesia, Studi Perbandingan, Alumni, Bandung, 1987.
5. -------------------, Berakhirnya Hak Atas Tanah Menurut Sistem UUPA, Alumni, Bandung, 1988.
6. Benny Bosu, Perkembangan Terbaru Sertipikat (Tanah, Tanggungan dan Kondominium), Medisa, Jakarta, 1997
70
7.
8.
9.
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Himpunan Peraturan Hukum Tanah, Djambatan, Jakarta, 2003.
-------------------, Menuju Penyempurnaan Hukum Tanah Nasional, Trisakti, Jakarta, 2003
Iman Sudiyat, Beberapa Masalah Penguasaan Tanah Di Berbagai Masyarakat Sedang Berkembang, Liberty,
Yogyakarta.
10. Sumardjono Maria, Tinjauan Kasus Beberapa Masalah Tanah, Jurusan Hukum Agraria, FH-UGM, Yogyakarta,
1982.
11. ----------------, Puspita Serangkum Aneka Masalah Hukum Agraria, Andi Offset, Yogyakarta, 1982.
HUKUM PERBURUHAN
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada mahasiswa agar setelah mahasiswa menempuh
mata kuliah ini dapat memahami hak dan kewajiban buruh maupun majikan serta dapat memahami permasalahan
perburuhan.
NO
I.
POKOK BAHASAN
PENGANTAR
SUB POKOK BAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
II.
HUBUNGAN KERJA
A.
B.
Pengertian 71okum perburuhan.
Sejarah Perkembangan Hukum :
1. Perburuhan Internasional
2. Nasional.
Sifat 71okum perburuhan
Sumber-sumber 71okum perburuhan.
Hubungan hukum perburuhan dengan hukum sosial
serta hukum ekonomi.
Perjanjian kerja
1. Pengertian dan dasar 71okum
2. Unsur-unsur perjanjian kerja
3. Macam-macam perjanjian kerja.
4. Cara membuat perjanjian kerja.
5. Hak dan kewajiban para pihak
Perjanjian perburuhan
1. Pengertian dan beberapa istilah
2. Fungsi perjanjian perburuhan
3. Isi perjanjian perburuhan
4. Syarat perjanjian perburuhan
C.
D.
Peraturan perusahaan
Hubungan antara ketiganya.
III.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
A.
B.
C.
D.
Pemutusan hubungan kerja oleh majikan
Pemutusan hubungan kerja oleh buruh
Pemutusan hubungan kerja demi 71okum
Pemutusan hubungan kerja oleh pengadilan
IV.
PERSELISIHAN PERBURUHAN
A.
B.
C.
D.
Arti dan macam perselisihan perburuhan
Cara penyelesaian perselisihan perburuhan
Pemogokan dan penutupan perusahaan
Susunan, tugas dan wewenang panitia
penyelesian perselisihan perburuhan
V.
HUBUNGAN INDUSTRIAL
PANCASILA
A.
B.
C.
D.
E.
Pengertian HIP
Tujuan HIP
Landasan HIP
Asas-asas HIP
Sarana HIP
VI.
JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
A.
Pengertian dan dasar 71okum
71
B.
C.
D.
Ruang lingkup jamsostek
Kepesertaan jamsostek
Badan penyelenggara
VII.
SERIKAT PEKERJA
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Dasar Hukum
Pengertian
Asas, Sifat dan Tujuan
Fungsi
Syarat Pembentukan
Hak dan Kewajiban
VIII.
ORGANISASI PERBURUHAN
INTERNASIONAL
A.
B.
C.
Pengenalan tentang ILO
Organ-organ pokok ILO
Konvensi-konvensi yang telah diratifikasi.
LITERATUR :
1.
F.X. Djumialdji, Perjanjian Kerja, Bumi Aksara, Jakarta, 1999.
2.
Kartasaputra dkk., Hukum Perburuhan Di Indonesia, Bina Aksara, Jakarta, 1986.
3.
Lalu Husni, SH. M.Hum., Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, PT. Raja Grafika Persada, Jakarta,
2003.
4.
Prof. Iman Soepomo, SH., Pengantar Hukum Perburuhan, Djambatan, Jakarta, 1995.
5.
------------------------------, Hukum Perburuhan Indonesia Bidang Hubungan Kerja, Djambatan, Jakarta, 1995.
6.
Sendjun Manulang, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, 1995.
7.
Y.W. Sunindha, SH., dan Dra. Ninik Diwiyanti, Masalah PHK dan Pemogokan, PT. Bina Aksara, Jakarta, 1988.
HUKUM PERDATA INTERNASIONAL
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Mendalami berbagai persoalan hukum sebagai akibat yang timbul dari berbagai hubungan hukum yang
berkaitan subyek hukum yang berbeda sistem hukumnya sehingga mahasiswa mampu mengindentifikasi dan
menganalisis persoalan-persoalan hukum yang timbul.
NO.
I.
POKOK BAHASAN
PENGANTAR
SUB POKOK BAHASAN
A.
Pengertian, Istilah
B.
C.
Sejarah : Teori Statuta sampai dengan teori Hukum
Perdata Internasional Modern
Sumber-Sumber Hukum Perdata Internasional
II.
PRINSIP HPI TRADISIONAL
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
Titik Taut/Pertalian
Persoalan Pendahuluan
Renvoi
Ketertiban Umum
Penyelundupan Hukum
Penyesuaian
Timbal Balik dan Pembalasan
Hak-Hak yang sudah diperoleh
Pilihan Hukum
Pemakaian Hukum Asing
III.
PRINSIP HPI MODERN
A.
B.
Teori HPI Modern
Most Significant Relationship
IV.
PENERAPAN AJARAN
UMUM
A.
Hukum Orang
1. Status Personil (Perorangan dan Badan Hukum)
2. Prinsip nasional dan domisili
Hukum Keluarga
1. Perkawinan
B.
72
C.
D.
C.
2. Harta Perkawinan
3. Hubungan Orang Tua dan Anak/ Alimentasi
4. Pembubaran Perkawinan
5. Adopsi
Waris
Hukum Harta Kekayaan
1. Hukum Benda
a. Benda Tetap
b. Benda Bergerak
2. Hukum Perjanjian
a. Pilihan Hukum
b. Tidak ada pilihan 73okum
Perbuatan Melawan Hukum
LITERATUR :
a. Wajib
1. Sudargo Gautama, Pengantar Hukum Perdata Internasional, Binacipta, 1987.
2. Sunaryati Hartono, Pokok-Pokok Hukum Perdata Internasional, Binacipta, 1989.
3. Bayu Seto, Dasar-Dasar Hukum Perdata Internasional, Citra Aditya Bakti, 1992.
4. Kumpulan Peraturan Hukum Perdata Internasional se Dunia
b. Anjuran :
1. Chesire, Private International Law, Oxford, 1961.
2. Restatement of The Law of Conflict of Laws, American Law Institute Publisher, 1934.
HUKUM PAJAK
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi:
Mata kuliah hukum pajak merupakan mata kuliah yang membahas mengenai berbagai persoalan dasar
mengenai pajak, khususnya dari perspektif hukum. Muatan dari mata kuliah ini meliputi pengertian dasar, teori
perpajakan, asas di bidang perpajakan, pembaharuan perpajakan lahir dan hapusnya utang pajak dan berbagai hal lain
yang berkaitan dengan aspek yuridis dalam pajak.
Kompetensi:
1. Dengan mempelajari mata kuliah ini diharapkan mahasiswa selaku peserta didik mampu mengetahui dan
memahami berbagai persoalan mendasar dalam perpajakan, baik menyangkut asas, pengertian, sistem, stelsel
dan berbagai persoalan yang dapat terjadi dalam kaitannya dengan pemenuhan kewajiban pajak oleh rakyat.
2. Diharapkan mahasiswa juga mampu mengetahui dan memahami perkembangan yang terjadi dalam bidang
perpajakan dari waktu ke waktu dalam bingkai pembaharuan perpajakan nasional.
NO.
I.
POKOK BAHASAN
PENGANTAR
II.
PENDEKATAN TERHADAP PAJAK
III.
DASAR FALSAFAH DAN DASAR
HUKUM
IV.
PENGERTIAN, KEDUDUKAN DAN
HUBUNGAN ANTARA HUKUM
PAJAK DENGAN BIDANG
HUKUM LAIN.
V.
PEMBAHARUAN PERPAJAKAN
A.
B.
C.
D.
A.
B.
A.
B.
C.
A.
B.
C.
D.
E.
A.
SUB POKOK BAHASAN
Pengertian Pajak
Unsur-Unsur Pajak
Ciri-Ciri Pajak
Fungsi Pajak di Dalam Masyarakat
Pendekatan Pajak dari sisi Ekonomi
Pendekatan Pajak dari sisi Hukum
1. Perikatan Pajak dan Perikatan Perdata
2. Subyek Pajak dan wajib pajak
3. Obyek Pajak
4. Tarif
Hubungan Pajak dengan Dasar Falsafah Negara
Falsafah Pajak
Dasar Hukum Pajak
Pengertian Hukum Pajak
Pembagian Hukum Pajak
Pengaturan Hukum Pajak
Kedudukan Hukum Pajak
Hubungan Hukum Pajak dengan Bidang Hukum
lainnya.
Pengertian Tax Reform
73
NASIONAL
VI.
BERBAGAI ASAS PERPAJAKAN
VII.
LAHIRNYA UTANG PAJAK
STELSEL PAJAK DAN CARA
PEMUNGUTANNYA
VIII.
STELSEL PAJAK DAN CARA
PEMUNGUTANNYA
IX.
HAPUSNYA UTANG PAJAK
X.
HAK PREFERENSI DARI NEGARA
XI.
PAJAK GANDA INTERNASIONAL
XII.
PERLAWANAN, PENGHINDARAN
DAN PENYELUNDUPAN PAJAK
XIII.
PERADILAN DAN
PENYELESAIAN SENGKETA
PAJAK
XIV.
PENEGAKAN HUKUM PAJAK
B.
C.
D.
E.
F.
A.
B.
C.
D.
E.
A.
B.
C.
D.
A.
B.
C.
D.
E.
A.
B.
C.
D.
E.
A.
B.
C.
A.
B.
C.
A.
B.
C.
D.
A.
B.
C.
D.
A.
B.
C.
Pembaharuan Perpajakan Nasional I
Pembaharuan Perpajakan Nasional II
Pembaharuan Perpajakan Nasional III
Pembaharuan Perpajakan Nasional IV
Pembaharuan Perpajakan Nasional V
Asas Pembenaran Pemungutan Pajak Oleh Negara
Asas Pengenaan Pajak
Asas Pembagian Beban Pajak
Asas Pelaksanaan Pemungutan Pajak
Asas Pembuatan UU Di Bidang Pajak
Pengertian Utang Pajak
Lahirnya Utang Pajak Menurut Ajaran Materiil
Lahirnya Utang Pajak Menurut Ajaran Formil
Urgensi Lahirnya Utang Pajak
Pemungutan Pajak di Muka
Pemungutan Pajak di Belakang
Stelsel Fiksi
Stelsel Riil
Stelsel Campuran
Karena Pembayaran Lunas
Karena Kompensasi
Karena Pembebasan Utang
Karena Pembatalan
Karena Daluwarsa
Pengertian Hak Preferensi
Ruang Lingkup Hak Preferensi
Kekuatan Hukum Hak Preferensi
Pengertian
Sebab-Sebab Terjadinya
Penanggulangannya
Perlawanan Pasif
Perlawanan Aktif
Penghindaran Pajak Yang Diperkenankan
Penghindaran Pajak Yang Tak Diperkenankan.
Pengertian Sengketa Pajak
Berbagai Cara Penyelesaian Sengketa Pajak
Perkembangan Peradilan Pajak
Kompetensi Peradilan
Tagihan, Teguran, Surat Paksa, Lelang
Penegakan Hukum Administrasi
Penegakan Hukum Pidana
LITERATUR :
1. Anastasia Diana, & Lilis Setiawati, Perpajakan Indonesia, Konsep, Aplikasi, dan Penuntun Praktis, Penerbit
Andi Yogyakarta, 2004.
2. Diaz Priantara. Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak, Penerbit Djambatan, Jakarta, 2000.
3. Rochmat Soemitro, Asas dan Dasar Perpajakan I, II, dan III. ,Eresco Bandung, 1991.
4. …………….., Pengantar Singkat Hukum Pajak, Eresco Bandung, 1987.
5. …………….., Pajak Ditinjau Dari Segi Hukum, Eresco Bandung, 1988.
6. Santoso Brotodiharjo, R.,Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Eresco Bandung, 1992.
7. Sumyar, Pengantar Hukum Pajak dan Perpajakan, Atma Jaya, Yogyakarta, 2003.
8. Sri Pudyatmoko, Y, Pengantar Hukum Pajak,(edisi revisi) , Andi Offset, Yogyakarta,2009.
9. ___________, Perlindungan dan Penegakan Hukum di Bidang Pajak, Salemba Empat, Jakarta,2007.
10. ___________, Pengadilan dan Penyelesaian Sengketa di Bidang Pajak, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta,2009.
Undang-Undang:
1.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
2.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
74
3.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Barang dan Jasa serta Pajak Penjualan atas Barang
Mewah
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
1994 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 Tentang Bea Meterai
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun
1997 Tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 Tentang Pengadilan Pajak
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
4.
5.
6.
7.
8.
HUKUM PERDATA ISLAM
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Mata kuliah Hukum Perdata Islam sebagai kelanjutan mata kuliah Hukum Islam, dengan mendalami Hukum
Mu’amalah terutama yang menyangkut mengenai masalah pewarisan, perkawinan, perwakafan, dan 75okum tentang
harta dan milik (mu’amalah dalam arti sempit) serta mengetahui dan memahami tentang Peradilan agama di Indonesia.
Setelah mempelajari mata kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan dan menyelesaikan masalah-masalah
yang berhubungan dengan bidang-bidang tersebut untuk kemudian dihubungkan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku di Indonesia.
I.
POKOK BAHASAN
A
HUKUM PERKAWINAN ISLAM
II.
BPUTUSNYA PERKAWINAN
A.
B.
III.
CHUKUM WARIS
IV.
D
MU’AMALAT
V.
EWAKAF
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
A.
B.
C.
NO
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
SUB POKOK BAHASAN
Kedudukan Hukum Perkawinan Islam
Pengertian dan Tujuan Perkawinan
Hukumnya melaksanakan perkawinan
Persiapan 75okum7575 perkawinan
Rukun syarat perkawinan
Perkawinan yang dilarang
Akibat 75okum perkawinan
1. Terhadap suami isteri
2. Terhadap anak yang dilahirkan
3. Terhadap harta kekayaan.
Kematian
Perceraian
1. Pengertian Perceraian
2. Sebab-sebab dan bentuk perceraian.
3. Akibat 75okum perceraian
a. terhadap suami isteri
b. terhadap anak-anak
c. terhadap harta kekayaan
Pengertian
Dasar Hukum Waris Islam
Prinsip-prinsip Hukum Waris Islam
Hak-hak yang berhubungan dengan harta warisan
Sebab terjadinya warisan
Syarat-syarat warisan
Ahli waris
Penghalang warisan
Bagian-bagian ahli waris
Cara menghitung warisan
Pengertian
Dasar Hukum mu’amalat
Obyek mu’amalat
Macam-macam benda
Pengertian milik
Jenis milik
Cara memperoleh milik sempurna
Akad (Perjanjian)
Khiyar (hak yang memilih)
Sistem Ekonomi Islam
Pengertian
Dasar-dasar amalan wakaf
Macam-macam wakaf
75
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
Keutamaan wakaf
Unsur-unsur amalan wakaf
Syarat-syarat wakaf
Kedudukan harta wakaf
Perubahan peruntukan harta wakaf
Pengurusan harta wakaf
Perwakafan di Indonesia
LITERATUR :
a. Wajib
1. Mahmud Yunus, Hukum Perkawinan dalam Islam
2. Ny. Sumiyati, Hukum Perkawinan dalam Islam dan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974.
3. Ahmad Ashar Basjir, Hukum Waris Islam
4. ----------------------------, Hukum Kewarisan Menurut Hukum Adat dan Hukum Islam
5. ----------------------------, Kawin Campur, Adopsi dan Wasiat Menurut Hukum Islam
6. ----------------------------, Asas-Asas Hukum Mu’amalat
7. Sihono Tjokroredjoso, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan tentang Perwakafan Tanah Milik
8. Notosusanto, Organisasi dan Jurisprudensi Peradilan Agama Di Indonesia
9. Hazairin, Hukum Kewarisan Bilateral Menurut Qur’an dan Hadist
10. Ahmad Ashar Basjir, Wakaf, Ijarah dan Syirkah.
b.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Anjuran
Sayuti Thalib, Hukum Kekeluragaan Di Indonesia.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya
Anwar Sitompul, Dasar-Dasar Praktis Pembagian Harta Peninggalan Menurut Hukum Waris Islam.
Moh Anwar, Fara’idl, Hukum Waris Dalam Islam dan Masalah-masalahnya.
Dr. P. Go O. Carm, Kawin Campur Beda Agama dan Gereja.
Rusli dan Tamara, Perkawinan antar Agama dan Masalahnya.
Moh anwar, Hukum Perkawinan dalam Islam
Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Kedudukan Tanah Wakaf di Negara kita.
Mohamad Daud Ali, Sistem ekonomi Islam Zakat dan Wakaf
Mahkamah Agung, Penemuan Hukum dan Pemecahan Masalah Hukum (Kompilasi Hukum Islam)
HUKUM KEKERABATAN
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Memberikan pengertian dan pemahaman kepada mahasiswa yang telah lulus hukum adat, tentang hukum
perorangan, obyek hukum kekerabatan, ketunggalan silsilah dan kewangsaan, hukum perkawinan dan hukum waris.
Setelah mahasiswa mengerti dan memahami, diharapkan dapat menjelaskan tentang subyek hukum, kewenangan
berhak dan kecakapan bertindak, hubungan anak dan orang tua, hubungan anak dengan kelompok kerabat/wangsanya,
pemeliharaan anak yatim piatu dan perwakilan
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I.
HUKUM
A
KEORANGAN
II.
KETUNGGALAN
B
SILSILAH DAN KEWANGSAAN
OBYEK HUKUM KEKERABATAN
III.
A.
B.
A.
B.
Subyek Hukum
Kewenangan Hak dan Kecakapan Bertindak
C.
D.
Hubungan Anak dengan Orang Tua
Hubungan
Anak
dengan
Kerabat/Wangsanya
Pemeliharaan dan Perwalian Anak
Pengangkatan Anak
PERKEMBANGAN KEDUDUKAN
ANAK
A.
B.
UU No.7 Tahun 1984
UU No. 23 Tahun 2002
HUKUM PERKAWINAN
A.
B.
C.
Pengertian Hukum Perkawinan Adat
Sistem Perkawinan
Bentuk Perkawinan
1. Perkawinan pada masyarakat Patrilineal (Jujur)
a. Pengertian perkawinan Jujur
b. Fungsi Jujur
76
Kelompok
c. Jenis Perkawinan Jujur :
1). Perkawinan mengabdi
2). Perkawinan bertukar
3). Perkawinan meneruskan
4). Perkawinan mengganti
5). Perkawinan ambil anak
2. Perkawinan
pada
masyarakat
Matrilineal
(Semendo)
a. Pengertian Perkawinan Semendo
b. Perkawinan Semendo sebagai Ke-harusan (ada 3
tingkatan perkem-bangan) :
1). Kawin Semendo Bertandang
2). Kawin Semendo Menetap
3). Kawin Semendo Bebas
c. Perkawinan
pada
Masyarakat
Parental
(Mentas/Mencar). Ada 4 tingkatan kawin semendo
sebagai penyimpangan :
A. Semendo Tegak Tagi
B. Semendo Ambil Anak
C. Semendo Djeng Mirul
D. Semendo Manginjam Jago
3. Perkawinan Masyarakat Bilateral
1). Pengertian Perkawinan Mentas/ mencar
2). Bentuk perkawinan :
Nyalindung kagelung
Tut buri
Kawin medun ranjang
Kawin ngarang wulu
Kawin manggih kaya
1).
2).
3).
4).
5).
TATA CARA PERKAWINAN
Kawin Pinang – Nglamar
Kawin Lari
1. Kawin Lari bersama
2. Kawin bawa lari
Kawin Baku Piara
A.
B.
C.
AKIBAT HUKUM PERKAWINAN
PUTUSNYA PERKAWINAN
A.
B.
Terhadap Kerabat :
4. Patrilineal
5. Matrilineal
6. Parental
Terhadap Harta
A.
B.
Sebab Putusnya Perkawinan
Akibat Hukum Putusnya Perkawinan
PERKAWINAN MENURUT UU NO. 1 TAHUN 1974
IV.
HUKUM WARIS ADAT
A.
B.
Pengertian Hukum Waris Adat
Perbedaan Hukum Waris Adat dengan Hukum Waris
Islam dan Hukum Waris Barat
Sistem Hukum Waris
Unsur Hukum Waris
1. Pewaris
2. Ahli Waris
3. Harta Warisan
Proses Pewarisan
1. Sebelum Pewaris Wafat
2. Sesudah Pewaris Wafat
Ahli Waris Pengganti
Hutang-Hutang Pewaris
C.
D.
E.
F.
G.
LITERATUR :
1.
Iman Sudiyat, Asas Hukum Adat Bekal Pengantar, Liberty, Yogyakarta, 1978
2.
----------------, Hukum Adat Sketsa Asas, Liberty, Yogyakarta, 1978
3.
Hilman Hadikusuma, Hukum Kekerabatan, Fajar Agung, Jakarta, 1978
77
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
------------------------, Hukum Perkawinan Adat, Mandar Maju, Bandung, 1990
M. Budiarto, SH., Pengangkatan Anak Ditinjau Dari Segi Hukum, Akapress, Jakarta, 1991.
Soerjono S. & Soleman B. Taneko, Hukum Adat Indonesia, Rajawali, Jakarta, 1981
Soerjono Wignjodiputro, Pengantar dan Asas Hukum Adat, 1983, Gunung Agung, Jakarta.
SEMA RI No. 6/1983.
UU No. 7 Tahun 1984.
UU Perkawinan, UU No. 1 Tahun 1974, PP No. 9 Tahun 1975, PP No. 10 Tahun 1983, PP No. 45 Tahun 1990,
Arloka, Surabaya
Konvensi Hak Anak
UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Hilman Hadikusuma, Yurisprudensi Hukum Keluarga, Hukum Perkawinan dan Hak Waris.
PENGANTAR ILMU EKONOMI
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai konsep-konsep ekonomi dalam kehidupan manusia
dalam upaya memenuhi kebutuhannya beserta kebijakan-kebijakan pemerintah terkait
NO
I
POKOK BAHASAN
EKONOMI MIKRO
SUB POKOK BAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
A.
B.
C.
D.
Kehidupan Masyarakat dilihat dari Aspek Kehidupan
Ekonomi
1. Proses Ekonomi : Produksi, Penukaran, dan
Konsumsi
2. Faktor-Faktor Produksi : Alam, Tenaga Kerja,
Modal dan Skill
Nilai dan Harga
1. Beberapa Ajaran tentang Nilai
2. Pembentukan Harga dari Sudut Permintaan dan
Penawaran
3. Elastisitas Permintaan dan Penawaran
Berbagai bentuk pasar : diuraikan maacam-macam daan
sifat-sifatnya
Harga dan Pembagian Barang dan Jasa (alokasi)
Kelebihan dan Kekurangan Distribusi Lewat Harga
Upah, Bunga, Sewa Tanah, Laba Pengusaha
II
EKONOMI MAKRO
III
MARGINAL PROPENSITY TO CONSUME, MARGINAL PROPENSITY TO SAVE
IV
MULTIPLIER DAN
ACCELERATOR
A.
B.
C.
D.
E.
Leakcages / Kebocoran-kebocoran
Principle of Derived Demand
Pengaruh Timbal Baalik Multiplier dan Accelerator
Autonomous dan Induced Investment
Accelerator di Negara-Negara Sedang Berkembang
V
INFLASI DAN DEFLASI
A.
B.
C.
Inflationary Gap
Deflationary Gap
Peranan Negara
VI
KONJUNGTUR
VII
UANG DAN KEBIJAKSANAAN
MONETER
A.
B.
C.
VIII
KEBIJAKSANAAN FISKAL DAN
PERKEMBANGAN EONOMI
A.
B.
Dua Sistem Ekonomi Menurut J.R. Hicks
Produksi Nasional dan Pendapatan Nasional
Konsumsi, Tabungan dan Investasi
Keadaan Equilibrium serta Perubahan-Perubahan yang
mungkin Terjadi
Kebijaksanaan Pasar Terbuka
Kebijaksanaan Persyaratan-Persyaratan
Uang
Kebijaksanaan Diskonto
1. Easy Money Policy
2. Tight Money Policy
Pokok-Pokok Kebijaksanaan Fiskal
Beberapa Masalah Kebijaksanaan
78
Persediaan
Ekonomi
dan
C.
IX
Ari/Manfaat Futurologi
Perkembangan Ekonomi
PERDAGANGAN INTERNAIONAL DAN SISTEM KEUANGAN INTERNASIONAL
LITERATUR :
1. F.X. Soedijana, SH., Pengantar Ekonomi (Untuk Fakultas Hukum).
2. J.R. Hicks, Rangka Dasar Penghidupan Masyarakat (Beberapa Bab), PT. Pembangunan, 1985.
3. Leonard S. Silk, Contemporary Economic, Principles and Issues, Ladder Edition, 1970.
4. Mohammad Hata, Dr., Masalah Perkembangan Ekonomi Bagi Indonesia, Jambatan, 1968.
5. Soemitro Djojohadikoesoemo, Dr., Ekonomi Umum I.
EKONOMI PEMBANGUNAN INDONESIA
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi :
Mendalami dan memahami fungsi dan peranan hukum dalam pembangunan ekonomi di Indonesia sehingga
mahasiswa mampu menganalisis persoalan-persoalan hukum yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi.
Kompetensi :
1. Mahasiswa mampu untuk mengidentifikasi peran hukum dalam pembangunan ekonomi
2. Mahasiswa mampu menganalisis persoalan-persoalan hukum dalam pembangunan ekonomi
3. Mahasiswa mampu memberi pandangan tentang penyelesaian persoalan-persoalan hukum dalam
pembangunan.
NO.
I
POKOK BAHASAN
HUBUNGAN ANTARA HUKUM DAN
EKONOMI
SUB POKOK BAHASAN
A.
B.
C.
Sejarah Perkembangan Hukum Ekonomi di
Inggris, Perancis, Belanda, Amerika dan Indonesia
Pengaruh factory Laws bagi Revolusi Industri
(Perkembangan Sistem Ekonomi Internasional,
Klasik : Structuralist neo klasik > Liberalisme
abad 20)
Hubungan antara Hukum dan Ekonomi menurut
Ismail Saleh
II
PERANAN HUKUM DALAM
PEMBANGUNAN EKONOMI DI
INDONESIA
A.
B.
C.
Sistem ekonomi Indonesia
Perkembangan Ekonomi Indonesia
Perkembangan Hukum Ekonomi di Indonesia
III
RUANG LINGKUP HUKUM EKONOMI
INDONESIA
A.
B.
C.
Hukum Ekonomi Pembangunan
Hukum Ekonomi Sosial
Hubungan antara Hukum Ekonomi Pembangunan
dan Hukum Ekonomi Sosial
IV
HUKUM EKONOMI INDONESIA,
PERUSAHAAN TRANSNASIONAL
DAN HUKUM EKONOMI
INTERNASIONAL
A.
B.
Pengertian Perusahaan Transnasional
Syarat-syarat agar dapat disebut Perusahaan
Transnasional
Jenis-jenis operasional Perusahaan Transnasional
yang menyimpang
Pengaruh Perusahaan transnasional terhadap
Hukum Ekonomi Indonesia
C.
D.
V
TENTANG PERLUNYA SUATU TEORI
PEMBANGUNAN INDONESIA DEMI
KELESTARIAN BANGSA
A.
B.
C.
Pengertian Pembangunan / modernisasi
Pengertian Kelestarian Bangsa
Proyeksi ahli 79okum7979l79t
VI
TENTANG HAK-HAK ATAS TANAH,
FUNGSI SOSIAL DAN HAK-HAK
DASAR DI DALAM UUD’45 DAN
GBHN
A.
B.
Arti dan timbulnya pengertian fungsi sosial
Pengaruh dan konsekuensi fungsi sosial terhadap
hak milik
Pembatasan hak milik
Perkembangan masyarakat yang berbeda
Fungsi sosial dan hak-hak dasar dalam UUD 1945
dan GBHN
C.
D.
E.
79
VII
HAKI DAN ALIH
TEKNOLOGI
A.
B.
C.
Pengertian dan obyek HAKI
Pengertian Alih Teknologi
Sarana untuk alih teknologi
VIII
PENGARUH PERJANJIAN –
PERJANJIAN INTERNASIONAL
TERHADAP
HUKUM EKONOMI
INDONESIA
A.
B.
WTO Agrrement
ICSID
IX
PENYELESAIAN SENGKETASENGKETA EKONOMI
A.
B.
Penyelesaian melalui Pengadilan
Penyelesaian melalui Alternatif dispute resolution
(ADR)
LITERATUR :
1. Prof. Dr. CFG., Sunaryati Hartono, SH., Hukum Ekonomi Pembangunan Indonesia, Bina Cipta, Bandung, 1988.
2. FX. Soedijana, SH, dkk, Ekonomi Pembangunan Indonesia (Tinjauan Aspek Hukum), Atma Jaya Press,
Yogyakarta, 2008.
3. Ismail Saleh, Hukum dan Ekonomi, Gramedia Pustaka Utama, 1990.
4. T. Mulya Lubis, Hukum dan Ekonomi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1987.
5. Dr. Sumantoro, Masalah Pengaturan Alih Teknologi, Alumni, Bandung, 1993.
6. Sumantoro, Hukum Ekonomi, Universitas Indonesia Press, 1986.
7. Budi Agus Riswandi; M. Syamsudin, Hak Kekayaan Intelektual dan Budaya Hukum, PT Raja Grafindo Persada
Jakarta 2004.
1.
2.
Anonim, Himpunan Kebijakan Perdagangan Di Bidang Perizinan, Myda, Jakarta, 2002
Hairus Salim dan Anggerjati Wijaya,(ed.), Demokrasi Dalam Pasungan Politik Perizinan di Indonesia, Forum
LSM-LISM DIY, 1996.
Martiman Prodjohamidjojo, Hukum Acara Pengadilan Tata Usaha Negara, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1993.
Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Perizinan, Yuridika, Surabaya, 1993.
------------------------, et. Al., Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta, 2001.
Utrecht, Pengantar Hukum Administrasi Republik Indonesia, Pustaka Tinta Mas, Surabaya, 1996.
Zaenal, Selukbeluk Pengajuan Surat Permohonan Izin Usaha Perdagangan Untuk Masyarakat Pengusaha,
Liberty Yogyakarta, 1983.
........ Prosedur Perizinan Di Bidang Perdagangan, LP3ES, Jakarta, 2000.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
PLKH KONTRAK
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Mendalami berbagai persoalan teknis 80okum yang berkaitan dengan mekanisme pembuatan kontrak, sehingga
mahasiswa mampu membuat berbagai macam kontrak menganalisis persoalan 80okum yang muncul.
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I
PENGANTAR
Istilah Kontrak, Perjanjian, MOU
II
NEGOSIASI
A.
B.
C.
D.
III
PENYUSUNAN DRAFT KONTRAK
A.
B.
C.
D.
IV
E.
F.
Persiapan dan Perencanaan Negosiasi dalam rangka
Penyusunan Kontrak
Variabel Negosiasi
Strategi
Simulasi Negosiasi
Bahasa Kontrak
Anatomi Kontrak
Analisis terhadap beberapa contoh kontrak dalam
kelompok dan secara individu
Praktek Pembuatan Kontrak secara berkelompok
Praktek Pembuatan Kontrak secara individual
Pengenalan dan Penggunaan Klausula tertentu dalam
Perjanjian.
80
V
PENGAYAAN MATERI DARI
PRAKTISI BISNIS, NOTARIS,
KONSULTAN HUKUM
A.
Sharing Pengalaman dalam bernegosiasi baik yang
para pihaknya domestik maupun
yang salah satu pihaknya asing.
Sharing Pengalaman dalam Pembuatan Kontrak baik
kontrak domestik maupun kontrak asing.
B.
LITERATUR :
1. Laboratorium Hukum Fakultas Hukum Parahiyangan, Ketrampilan Perancangan Hukum, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 1997.
2. ELIPS PROJECT – Garry Goodpaster- Negosiasi dan Mediasi, 1992.
3. Helena Cornelius dan Shosana Faire, Siapapun Bisa Menang, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1995.
4. Ketrampilan perancangan Hukum, Laboratorium Hukum FH Unpad, Citra Aditya Bakti, 1997.
PLKH PENYELESAIAN SENGKETA ALTERNATIF
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang prinsip, strategi ataupun taktik negosiasi/mediasi (sebagai
negosiator atau mediator) dalam penyelesaian sengketa. Selain itu juga memberikan kemampuan/ketrampilan
menggunakan strategi ataupun taktik negosiasi/mediasi (sebagai negosiator/mediator) dalam penyelesaian sengketa.
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
VI
KOMPONEN SENGKETA
A.
B.
C.
Interest (kepentingan)
rights (hak secara 81okum)
power (kekuatan dalam arti kebergantungan)
VII
PENDEKATAN PENYELESAIAN
SENGKETA
A.
B.
C.
kompromi kepentingan
Menentukan yang berhak/benar secara hukum
Menentukan Siapa yang lebih Powerful (soal lebih atau
kurang bergantung )
VIII
HUBUNGAN ANTARA
INTEREST, RIGHTS DAN POWER
A.
B.
C.
Pola hubungan
Cara yang paling baik ?
Cara yang paling murah ?
IX
PILIHAN ADR BERDASAR KOMPONEN SENGKETA
X
NEGOSIASI
A.
B.
C.
D.
E.
F.
K.
L.
M.
Urutan: negosiasi-mediasi-arbitrase ?
Jenis negosiasi: position based N, interest based N
Keuntungan dan kerugian ?
Cara untuk sukses ? + beberapa catatan
Proses awal yang penting: information seeking
Variabel negosiasi: bargaining power, bargaining
strategy (kompetisi, kompromi atau problem solving),
bargaining style
Multi-issue bargaining
Dilema negosiator dan bagaimana menyikapi
Hambatan keberhasilan negosiasi
Beberapa persoalan kognitif/pemahaman dlm negosiasi
(termasuk penyelematan muka)
Negosiasi lintas budaya
Grup dalam mengosiasi
Simulasi
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Beberapa prinsip penting
Keuntungan dan kerugian
Cara untuk sukses
Empat tahap mediasi
Taktik mediator
Koalisi
Simulasi
G.
H.
I.
J.
XI
MEDIASI
LITERATUR :
1. Breslin, J.William and Rubun, Jeffrey Z, Negosiation Theory and practice, The program on negosiation at
81okum8181 Law School, Cambridge, Massachusetts, 1995
81
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Cohen, herb, Negosiasi
Goodpaster, Gary, Pedoman negosiasi dan mediasi
---------------, Overview on negosiation
William L. Ury, Jeane M, Brett, and Stephen B. Goldberg, Getting Disputes Resolved (Designing systems to Cut
the Costs of Conflict, the Program on Negotiation at Harvard Law School, Cambridge, Massachusetts, 1993.
Kubey, Craig and the editors of Consumers reports Books, You Don’t Always Need A Lawyer, Yonkers, New
York, 1991.
Consumers reports Books, You Don’t Always Need A Lawyer, Yonkers, New York, 1991.
PLKH PRAKTEK PERADILAN PERDATA
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi :
Mata kuliah ini merupakan matakuliah lanjutan dari Hukum Acara Perdata yang menekankan sisi praktek /
kemahiran dalam beracara perdata di Pengadilan.
Kompetensi :
1. Mahasiswa mendalami berbagai persoalan hukum yang terkait dengan proses peradilan perdata.
2. Mahasiswa mempunyai ketrampilan dalam menyusun surat-surat resmi yang diperlukan dan sekaligus
mampu memerankan sebagai pelaku dalam proses peradilan perdata.
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I
PEMBUATAN SURAT KUASA
II
PENYUSUNAN BERKAS
BERACARA PERDATA
A.
B.
C.
D.
E.
Perkara Permohonan
Perkara yang mengandung Sengketa
Gugat Balik
Intervensi
Permohonan sita jaminan
III
PERSIDANGAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Pihak-Pihak yang Berperkara
Jawab Menjawab
Strategi Dalam Pembuktian
Kesimpulan Penggugat / Tergugat
Akte Perdamaian
Putusan
IV
PENYUSUNAN BERKAS UPAYA
HUKUM
A.
B.
Memori Banding / Kontra Memori Banding
Memori Kasasi / Kontra Memori Kasasi
V
SIDANG SEMU (MOOT COURT)
LITERATUR
1. Chandera Halim,SH.Mhum dan W.Riawan Tjandra,SH.Mhum, Pengantar Praktis Penanganan Perkara Perdata,
Penerbitan Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2004.
2. Sudikno Mertokusumo, SH., Prof.,Dr., Hukum Acara Perdata Indonesia,. Liberty, 1993.
3. Tresna, Mr.R.,Komentar HIR, Pradnya Paramita, 1970.
4. Yahya Harahap, M.SH., Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, persidangan, penyitaan, pembuktian, dan putusan
pengadilan, Sinar Grafika, 2005.
5. Yahya Harahap, M.SH.,., Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, Sinar Grafika, 2006.
6. Yahya Harahap, M.SH., Kekuasaan Mahkamah Agung Pemeriksaan Kasasi dan Peninjauan Kembali Perkara
Perdata, Sinar Grafika, 2008.
Dianjurkan:
1. Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman.
2. Undang-undang Mahkamah Agung.
3. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata ( BW).
4. HIR.
5. Undang-Undang ITE ( UU No. 11 Tahun 2008).
82
6. Perma No 1 Tahun 2008.
PLKH PRAKTEK PERADILAN PIDANA
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Tujuan Mata Kuliah :
Mendalami berbagai persoalan 83okum yang terkait dengan proses peradilan pidana sehingga sehingga
mahasiswa mempunyai keterampilan dalam mempersiapkan surat-surat resmi yang diperlukan dan sekaligus mampu
memerankan sebagai pelaku dalam proses peradilan pidana.
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I
PENGANTAR
A.
B.
Review Proses Peradilan Pidana
Review Proses Persidangan Perkara Pidana
1. Fungsi/Tugas Personel yang terlibat
2. Tahap-Tahap dan Tatacara
II
PRAKTEK PENYUSUNAN
SURAT/NOTA DALAM PROSES
PERSIDANGAN PERKARA PIDANA
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Surat Dakwaan
Nota Eksepsi
Putusan Sela
Berita Acara Sidang
Surat Tuntutan Pidana (Requisitor)
Nota Pembelaan (Pledoi)
Replik – Duplik
Putusan
III
PRAKTEK SIDANG SEMU
A.
B.
C.
D.
Praktek Sidang Pertama
Praktek Sidang Pembuktian
Praktek Sidang Tuntutan dan Pembelaan
Praktek Sidang Putusan
IV
KEGIATAN PENUNJANG
A.
B.
Kuliah Lapangan / Kunjungan kelembagaan
Kuliah Umum dengan menghadirkan praktisi
peradilan
LITERATUR :
1.
2.
3.
KUHP
KUHAP beserta Peraturan Pelaksanaannya
Al. Winubroto, Praktek Peradilan Pidana : Proses Persidangan Perkara Pidana (Diktat), Galaxy Puspa Mega,
Jakarta, 2002.
PRAKTIK PERANCANGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Mendalami berbagai persoalan teknis hukum yang berkaiatn dengan teknik pembuatan peraturan perundangundangan, sehingga mahasiswa mampu membuat berbagai jenis peraturan perundang-undangan baik tingkat pusat
maupun tingak Daerah.
NO.
I
POKOK BAHASAN
PENGANTAR
SUB POKOK BAHASAN
TINJAUAN UMUM ILMU PENGETAHUAN
PERUNDANG-UNDANGAN
1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Perundang-Undangan
2. Fungsi dan Tujuan Ilmu Pengetahuan PerundangUndangan
3. Pengertian Perundang-Undangan, UndangUndang dan Hukum
4. Sumber Hukum Perundang-Undangan
83
5. Hubungan Ilmu Pengetahuan PerundangUndangan dengan ilmu lain
TEORI PERUNDANG-UNDANGAN
1. Asas-Asas Perundang-Undangan
2. Sejarah Perkembangan Teori PerundangUndangan dari Hukum Alam ke Sociological
Yurisprudence
3. Rechstaats Modern dan Perundang-Undangan
DASAR – DASAR PERUNDANG –UNDANGAN DI
INDONESIA
1. Rechtstaat Modern Menurut UUD 1945
2. Tempat Perundang-Undangan Dalam Sistem
Hukum
3. Bentuk-Bentuk Peraturan Perundang-Perundangan
4. Materi Muatan Peraturan Perundang-Undangan
5. Badan Pembentuk Perundang-Undangan
II
SISTEM DAN TEKNIK
PEMBUATAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
A.
TINGKAT PUSAT (UU)
1. Tata Cara Mempersiapkan RUU
2. Pembicaraan RUU
3. Kerangka RUU
4. Kekuatan Hukum, Kekuatan Mengikat dan
Kekuatan Berlaku Suatu Undang-Undang
B. TINGKAT DAERAH
1. Pengertian Peraturan Perundang-Undangan
Tingkat Daerah
2. Jenis-Jenis Peraturan Perundang-Undangan
Tingkat Daerah
3. Sumber Kewenangan Pembuatan Peraturan
Perundang-Undangan
4. Tatacara penyusunan Perda
PLKH PRAKTEK PERADILAN TATA USAHA NEGARA
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Mahasiswa mampu mendalami berbagai persoalan teknis hukum yang berkaitan dengan mekanisme peradilan
Tata Usaha Negara, sehingga mahasiswa mampu membuat berbagai jenis surat resmi yang diperlukan dalam proses
persidangan Tata Usaha Negara dan mampu memperagakan sebagai pelaku dalam proses persidangan TUN.
NO.
POKOK BAHASAN
I
PRINSIP-PRINSIP POKOK BERACARAA.
DI PTUN
B.
C.
D.
E.
F.
Kekhususan Hukum Acara PTUN
Pengertian Sengketa TUN
Subyek dan Obyek Sengketa TUN
Sasaran Gugatan dalam Hal Mandat dan Delegasi
Hak Menggugat
Identifikasi Unsur-Unsur Keputusan TUN dalam
rangka Sengketa TUN
SUB POKOK BAHASAN
II
PERANAN LOGIKA SEBAGAI ALAT A.
BANTU DALAM PERSIDANGAN
B.
Asas Logika
Aplikasi Prinsip-Prinsip Logika dalam Sengketa TUN /
Persidangan
Analisis Kasus (Analisa putusan Hakim, artikel mass
media, isu-isu 84okum,dll.)
C.
III
PRAKTEK LABORATORIUM HUKUMA.
B.
C.
Pemberian Kuasa dan Pembuatan Surat Kuasa
Pembuatan Surat-Surat untuk Persidangan : Gugatan,
Jawaban Tergugat, Putusan Hakim
Praktek Persidangan (Sidang Semu, Kunjungan
Kelembagaan, Ceramah Praktisi Hukum, dan lain
84
sebagainya)
LITERATUR :
1. Philipus M. Hadjon, et. All., Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, UGM Press, Yogyakarta, 1994.
2. Indroharto, Usaha Memahami UU tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Buku I dan II, Pustaka Sinar Harapan,
1993.
3. Paulus Effendie Lotulung, Himpunan Makalah Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik, Citra Aditya Bhakti,
Bandung, 1994.
4. W. Riawan Tjandra, Mengenal Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, Penerbitan UAJY, 1995.
5. ---------------------, Korelasi Logis AAUPB Dengan Kebenaran Material Dalam Peradilan Tata Usaha Negara
(Makalah), Justitia et Pax Edisi November – Desember 1996.
6. P. De Haan, et. Al., Bestuursrecht in de Sosiale Rechtstaat, deel 2, Bestuurshande-lingen en Waarborgen, Kluwer
– Deventer, 1986.
METODOLOGI PENELITIAN HUKUM
BOBOT : 3 SKS
Deskripsi :
Matakuliah ini membahas tentang dasar-dasar penelitian pada umumnya dan khususnya penelitian 85okum baik
85okum8585l85 maupun empiris yang meliputi antara lain :
1.
Dasar-dasar penelitian pada umumnya dan penelitian 85okum pada khususnya <Pengantar>
2.
Kajian Ilmu Hukum dan penelitian <Pendahuluan>
3.
Perumusan masalah dalam kajian Ilmu Hukum <Normatif dan Empiris>
4.
Langkah-langkah kajian 85okum
5.
Langkah-langkah penulisan laporan hasil penelitian dan/penuilisan 85okum
Kompetensi :
Setelah menempuh mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat memahami dasar-dasar penelitian 85okum khususnya
mulai dari perumusan masalah dalam kajian Ilmu Hukum dan/kajian 85okum sampai dengan penyusunan laporan hasil
penelitian dan/penulisan 85okum.
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I
Pengantar Penelitan (Umum)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pengertian Penelitian dan Metodologi Penelitian
Hubungan Penelitian dengan Ilmu Pengetahuan
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Syarat-syarat Penelitian
Jenis-jenis Data Penelitian
Macam-macam Penelitian
Etika dalam Penelitian
Langkah-langkah dan Tahap-tahap Penelitian
II
Penelitian Hukum
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pengertian Penelitian Hukum
Hubungan Penelitian dengan Ilmu Hukum
Fungsi Metodologi dalam Penelitian Hukum
Tujuan dan Sasaran Penelitian Hukum
Jenis Data Penelitian Hukum (Sudut Sumber dan
Kekuatan mengikatnya)
Macam-macam Penelitian Hukum
Langkah-langkah dan Tahap-tahap Penelitian Hukum
III
Kajian Ilmu Hukum dan Penelitian
Hukum
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Dua pendekatan Hakekat Keilmuan Hukum
Pendekatan Filsafat Imu
Sudut Pandang Normatif dan Empiris
Sudut Pandang Teori Hukum
Lapisan Ilmu Hukum
Kebenaran Ilmiah
Penelitian Hukum Normatif dan Empiris
IV
Perumusan Masalah dalam Kajian
Ilmu Hukum Normatif dan Empiris
1.
2.
3.
Pengertian Masalah (Hukum)
Identifikasi dan Pemilihan Masalah (Hukum)
Perumusan Masalah (Hukum)
85
V
Langkah-langkah Kajian Hukum dan
Penulisan Hukum
A.
Langkah-langkah Kajian Hukum Sumber Data
1. Obyek (Pokok Masalah Hukum)
2. Tujuan Penelitian
3. Perumusan Masalah
4. Metode Penelitian
Langkah-langkah Penulisan Hukum
1. Memilih Tema / Topik
2. Konsultasi Dosen Pembimbing
3. Studi Kepustakaan
4. Menyusun Rancangan / Proposal dan menyusun
Laporan
hasil
penelitian/
penulisan
86okum/skripsi
B.
VI
Penerapan Perumusan Masalah, Judul, dan Latar Belakang Masalah (Latihan dan Diskusi)
VII
Metode Penelitian
A.
B.
1.
Cara menentukan jenis penelitian 86okum beserta
alasannya
Sumber Data :
Jenis Penelitian Hukum Empiris :
a. Data Primer
b. Data Sekunder
1). Bahan Hukum Primer
2). Bahan Hukum Sekunder
3). Bahan Hukum Tersier
2. Jenis Penelitian Hukum Normatif:
- Data Sekunder
1). Bahan Hukum Primer
2). Bahan Hukum Sekunder
3). Bahan Hukum Tersier
VIII
Populasi dan Sampel
A.
B.
C.
Populasi
1. Pengertian
2. Jenis Populasi
Sampel
1. Pengertian
2. Syarat Pemilihan dan Penentuan Sampel
3. Cara Penentuan Sampel
Penerapan Metode Penentuan Sampel (Latihan dan
Diskusi)
IX
Pengolahan Data
X
Analisis Data
A.
B.
C.
Pengertian
Tujuan
Tahap-tahap Pengolahan Data
1. Analisis Data Jenis Penelitian Hukum Empiris
2. Analisis Data Jenis Penelitian Hukum Normatif
XI
Penerapan penulisan usulan penelitian
Penelitian Hukum Normatif dan
Empiris (Latihan dan Diskusi)
A.
Problematika
Hukum/Permasalahan
Pengertian dan Cara menemukannya.
Kriteria Perumusan Judul
Latar Belakang Masalah
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Keaslian Penelitian
Tinjauan Pustaka
Batasan Konsep
Metode Penelitian
Penerapan Penulisan Hukum (Latihan
dan Diskusi)
i.
XII
A. Pengertian
B. Tujuan
C. Tahap-tahap Pengolahan Data
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
agian Awal
ii.
agian Isi
86
Hukum
:
iii.
agian Akhir
LITERATUR :
1. Bernard Arief Sidarta, Refleksi Tentang Fondasi dan Sifat Keilmuan Ilmu Hukum Sebagai Landasan
Pengembangan Ilmu Hukum Nasional Indonesia (Desertasi)
2. Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Penerbit PT. Radja Grafindo Persada, Jakarta,
3. Koentjaraningrat, Penelitian Masyarakat, Penerbit PT. Gramedia, Jakarta, 1981
4. Maria S.W. Sumardjono, Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian, Yogyakarta, 1989
5. Masri Singarimbun, Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, Penerbit LP 3 ES, Jakarta, 1983
6. Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Prenada Media, Jakarta, 2005
7. Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Penerbit Ghalia Indonesia, Semarang,
1998
8. Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Penerbit Ui Press, Jakarta, 1984
9. ______________________, Tatacara Penyusunan Karya Ilmiah (Bidang Hukum), Penerbit Ghalia Indonesia,
Semarang, 1983
10. Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia pada Akhir Abad ke 20, Penerbit Alumni, Bandung, 1994
11. Sugeng Istanto, Penelitian Hukum, Penerbit CV. Ganda, 2007
12. Thomas, Buku Pedoman Membuat Disertasi, Thesis, Skripsi, Report, Paper, Penerbit CV. Gemmars, Bandung,
1982
BAHASA INGGRIS HUKUM
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi :
Mata kuliah Bahasa Inggris Hukum merupakan salah satu mata kuliah keahlian berkarya yang
mengantarkan mahasiswa masuk ke bidang 87okum dalam bahasa Inggris dan bermanfaat untuk memperoleh
kemampuan dalam percakapan dan berdiskusi serta menulis 87okum yang berkaitan dengan bidang 87okum dalam
bahasa Inggris.
Kompetensi :
1. Mahasiswa memahami isi bacaan di bidang 87okum yang tertulis dalam bahasa Ingris.
2. Mahasiswa mampu meringkas isi bacaan dalam bidang 87okum yang tertulis dalam bahasa Ingris serta
mempresentasikannya dalam bahasa inggris untuk didiskusikan dalam bahasa Inggris.
3. Mahasiswa mampu mengembangkan salah satu bidang 87okum yang menajdi minatnya melalui
87okum8787l87t 87okum dalam bidang 87okum tersebut yang tertulis dalam bahasa inggris.
NO.
1.
POKOK BAHASAN
READING AND UNDERSTANDING
THE TOPIK ON “HISTRY OF LAW”
II.
READING AND UNDERSTANDING
THE TOPIK ON “CONTRACT”
III.
READING AND UNDERSTANDING
THE TOPIK ON “NEGOTIABLE
INSTRUMNTS”
IV.
READING AND UNDERSTANDING
THE TOPIK ON “BUYING AND
SELLING”
V.
READING AND UNDERSTANDING
THE TOPIK ON “DEBTORS AND
CREDITORS”
A.
B.
C.
D.
E.
F.
A.
B.
C.
D.
A.
B.
C.
D.
E.
A.
B.
C.
D.
A.
B.
C.
87
SUB POKOK BAHASAN
The origins of American Law
Kinds of government
Federal Jurisdiction
State Jurisdiction
Local Jurisdiction
The Language of the Law
Contract Law
The Statute of Frauds
Kinds of Contracts
Things You Should Remember About Contract
Types of Negotiable Instruments
The necessary Elements of A Negotiable Elements
Defences – Personal and Real
The uniform Negotiable Instruments Law
Thins To Remember About Negotiable Instrumets
The Development of The Law
Installment Plan Buying
Warranties
Things You Should Remember About he law of
Buying and Selling
The procedura in Collecting A Debt
Types of Creditors
Things You Should Remember About Debtors and
Creditors
VI.
READING AND UNDERSTANDING
THE TOPIK ON “PROPERTY- REAL
AND PERSONAL”
A.
B.
C.
VII.
READING AND UNDERSTANDING
THE TOPIK ON “MORTGAGES”
VIII.
READING AND UNDERSTANDING
THE TOPIK ON “LANDLORD AND
TENANT”
A.
B.
C.
D.
A.
B.
C.
IX.
READING AND UNDERSTANDING
THE TOPIK ON “AGENCY”
X.
READING AND UNDERSTANDING
THE TOPIK ON “PARTNERSHIP”
XI.
LISTENING AND SPEAKING SKILLS
The Law on Real Property
Personal Property
Things You Should Remember About Property – Real
and Personal
Development of The Mortgage
Courts of Equity
The nature of The Mortgage
Things You Should Remember About Mortgages
The Lease
Rights of The Landlord and the Tenant
Things You Should Remember About Landlord and
Tenant
Ways By Which An Agency Is Created
Kinds of Agency
Who Can be the Agent?
Ways By Which agency Is Terminated
Things You Should Remember About Agency
Forming A Partnership
Kinds of Partners
How A Partnership Is Terminated
The nature of Partnership
Things You Should Remember About Partnership
One Group of Students Presents The material about
Oen of the 88okum88 Above and the other Groups of
Students listen
The Presenters discuss with the Audience about the
Content of Topik Presented
Students are asked to make th summary of the
88okum88 they have read
Students are asked to write about their curriculum vitae
Students are asked to write about an application letter
A.
B.
C.
D.
E.
A.
B.
C.
D.
E.
A.
B.
XII.
WRITING SKILL
A.
B.
C.
LITERATUR:
1. Crabtree, Arthur P.. You and The Law, Washington: Holt, Rinehart, and Winston, Inc, 1964.
2. Hardwicke, John W. and Robert W. Emerson. Business Law, USA, 1987.
3. Hasibua, Sofia Rangkuti, 1987. English for Spesific Purposes: Law, Jakarta: Gramedia.
4. Riley, Alison. English for Law, London: MacMillan Publishers, 1991.
ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB PROFESI
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Memperkenalkan dan memberikan bekal tentang prinsip-prinsip etika profesi hukum kepada mahasiswa dengan
harapan ketika menjalankan profesi hukum dapat berlandaskan pada moral etik.
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I
PENDAHULUAN
A.
B.
C.
Pengertian Profesi
Pengaruh Pandangan Hidup dalam Hukum dan Etik
Profesi
Nilai dan Budaya dalam Pergaulan Hidup Masyarakat
II
PROFESIONALISME
A.
B.
C.
Profesi dan Kewajibannya
Profesionalisme dan Kode Etik
Profesi Terhormat
III
ETIKA PROFESI DALAM
PRAKTEK
A.
B.
C.
Profesionalis, Malpractice dan Kode Etik
Melaksanakan Peran dalam Profesi
Kepribadian dalam Kode Etik
IV
ETIKA PROFESI DAN
MASYARAKAT
A.
B.
Etika Profesi sebagai Perangkat Hukum
Etika Profesi Kemajuan Teknologi dan Sosio Budaya
Bangsa.
V
KODE ETIK DALAM PROFESI
A.
Kode Etik Advokat
88
VI
HUKUM
B.
Kode Etik Notaris
PERBANDINGAN NORMA
ETIKA PROFESI HUKUM
A.
B.
C.
Kode Kehormatan Hakim
Norma-Norma Kejaksaan
Norma-Norma Kepolisian
LITERATUR:
1. As’ad Sungguh, 25 Etika Profesi, Sinar Grafika, 2000.
2. Ignatius Ridwan Widyadarma, SH.MS., Hukum Profesi tentang Profesi Hukum,
3. Kansil, SH. Drs., Pokok-Pokok Etika Profesi Hukum, Pradnya Paramita, Jakarta, 1996.
4. Liliana Tedjosaputro, SH. MH. Dr., Etika Profesi Notaris, Bigraf Publishing, Yogyakarta, 1994.
5. Sumaryono, Etika Profesi Hukum, Kanisius, Yogyakarta, 1995.
6. Wahyu Pratama, Semarang, 1988.
7. Satjipto Rahardjo-Anton Tabah, Polisi Pelaku dan Pemikir, Gramedia, Jakarta, 1993.
8. Soedirjo, SH., Jaksa dan Hakim dalam Proses Pidana, Akademika Pressindo, Jakarta, 1985.
9. Soerjono Soekanto, SH. MA, Prof., Bantuan Hukum Suatu Tinjauan Sosio-Yuridis, Ghalia Indonesia, Jakarta,
1983.
FILSAFAT HUKUM
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi :
Mata kuliah ini mempelajari Filsafat Hukum, dengan fokus: mengapa manusia membuat hukum untuk
dirinya sendiri, tujuan filsafat hukum, fungsi, peran dan kedudukan hukum dalam hidup bermasyarakat dan bernegara
Kompetensi:
Mengantar mahasiswa untuk memahami dan mampu menganalisa persoalan yuridis: mengapa manusia
membuat hukum untuk dirinya sendiri, tujuannya, fungsi, peran dan kedudukan hukum dalam hidup bernegara
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
1
TINJAUAN UMUM TENTANG
FILSAFAT DAN FILSAFAT
HUKUM
a. Pengertian Filsafat dan Cara Berfilsafat
b. Pengertian Filsafat Hukum
2
HAKIKAT FILSAFAT HUKUM
a. Pengertian Hukum
b. Manusia Membuat Hukum Bagi Dirinya Sendiri
c. Hukum Dalam Hidup Bersama
3
FUNGSI HUKUM DALAM
MASYARAKAT
a. Fungsi Hukum dalam Masyarakat: demi Keadilan
b. Hukum dan kesejahteraan umum
c. Fungsi sosial hukum
4
MACAM-MACAM HUKUM DAN
JANGKAUANNYA
a. Hukum Ilahi dan Hukum Kodrat
b. Hukum Internasional dan Nasional
c. Hukum Konkordat (Hukum Antara Negara dan Takhta
Suci Vatikan)
5
KEPASTIAN HUKUM
a Hukum Harus Pasti
b. Kepastian Dalam Isi dan Rumusan
c. Kepastian Hukum Sebagai Jaminan Kesejanteraan Umum
6
INTERPRETAS HUKUM
a. Perlunya Interpretasi Hukum
b. Penjelasn Hukum Sebagai Interpretasi Autentik Hukum
c. Interpretasi Hukum dan Keadilan
3
MASALAH-MASALAH LAIN
DALAM FILSAFAT HUKUM
a. Moralitas Hukum
b. Hukum dan Perdamaian
c. Hukum dan Macam-macam Keadilan: legal, distributif,
komutatif, administratif, transisional dan sosial.
d. Pembaruan Hukum
LITERATUR :
1. Darji Darmodiharjo, Pokok-Pokok Filsafat Hukum, Gramedia, Jakarta, 1996
2. Joel Feinberg and Hyman Gross, Philosophy of Law, Wadsworth Publishing Company Inc., California, 1975
3. W Friedman, Teori dan Filsafat Hukum : Susunan II dan III, Rajawali Pers, Jakarta , 1990.
4. Theo Huijbers, Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Kanisius, Yogyakarta, 2006.
89
5.
6.
7.
-----------------, Filsafat Hukum, Kanisius, Yogyakarta, 2008.
O. Notohamidjojo, Soal-Soal Pokok Filsafat Hukum, Gunung Mulia, Jakarta, 2005.
E. Sumaryono, Filsafat Hukum: Sebuah Pengantar Singkat, Penerbitan Universitas Atma Jaya Yogyakarta,
Yogyakarta, 2008.
ILMU BUDAYA DAN ALAMIAH DASAR
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi
Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar, pada dasarnya membahas tentang berbagai permasalahan kebudayaan,
hubungan manusia dengan 90okum90, manusia dengan alam, manusia dengan kekuasaan, manusia dengan Tuhan,
Kompetensi :
1. Merefleksikan kembali hasil pemahaman tersebut dalam kompleksitas manusia dan kebudayaan.
2. Memahami persoalan kompleksitas yang bermuara pada pemahaman kebudayaan dan mampu mengekspresikan
NO
I
POKOK BAHASAN
Tinjauan Tentang Ilmu Budaya Dasar
II.
III.
IV.
V
Kebudayaan
Kebudayaan
Manusia dan Kebudayaan
Manusia dan Kebudayaan
VI
Manusia dan Kebudayaan
VII
Manusia dan Hubungannya dengan
Alam
Manusia dan hubungannya dengan
alam
Manusia dan Hubungannya dengan
Sesama
VIII
IX
A.
B.
C.
A.
A.
A.
A.
A.
B.
C.
A.
B.
A.
B.
A.
X
Manusia dan Hubungannya dengan
Sesama
XI
Manusia dan hubungannya dengan
sesama
Manusia dan hubungannya dengan
Tuhan
Manusia dan hubungannya dengan
Tuhan
B.
A.
B.
C.
A.
B.
A.
B.
A.
B.
Evaluasi secara keseluruhan materi
yang telah diberikan
A.
B.
XII
XIII
XIV
SUB POKOK BAHASAN
Pengertian Ilmu Budaya Dasar
Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Rusang lingkup Ilmu Budaya Dasar
Pengertian kebudayaan
Orientasi Nilai Budaya
Hakekat manusia
Manusia dan kebudayaan suatu proses 90okum9090
balik
Tanggung jawab terhadap kebudayaan
Perubahan Kebudayaan
Terjadinya perbedaan
Kerja dan
Waktu senggang
Sikap manusia terhadap alam
Ketergantungan terhadap alam
Kesosialan merupakan 90okum hakiki yang tidak dapat
dielakan
Kesadaraan atas kesosialan
Kesosialan pada khususnya
Perkawinan dan hidup berkeluarga
Hidup bersama orang lain sebagai masyarakat
Manusia mahkluk yang berbahasa
Hukum dan kekuasaan
Citra Tuhan yang statis
Citra Tuhan yang dinamis.
Pengungkapan hubungan dengan Tuhan melalui
ritus dan kesenian sebagai 90okum90 pengungkapan
hubungan dengan Tuhan secara formal
Evaluasi (tanya jawab)
Diskusi kasus
LITERATUR
Bacaan Pokok:
1. Dick Hartoko, dkk, Ilmu Budaya Dasar, Buku Panduan Mahasiswa, PT.Prehalindo, Jakarta, 1992
Bacaan Pendukung
1. Djoko Widagdo, dkk, Ilmu Budaya Dasar , PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2008.
2. Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, PT. Aksara Baru, Jakarta 1989.
3. Ihromi, TO, (ed), Pokok-pokok Antropologi Budaya, PT. Gramedia, Jakarta, 1980
90
4.
Huijbers, Sesama Manusia, dalam Soerjantopuspowardojo dan K. Barten (ed),Sekitar Manusia, Bunga Rampai
Tentang Filsafat Manusia. PT. Gramedia, Jakarta 1978
5. Huijbers, Manusia Mencari Allah, Yayasan Kanisius, Yogyakarta, 1982
6. Koendjono, Bahasa, Pelajaran dan Humaniora, dalam Dick Hartoko, Memanusiakan Manusia Muda, Yayasan
Kanisius, Yogyakarta, 1985
SOSIOLOGI
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi ::
Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk didalamnya
perubahan-perubahan sosial merupakan salah satu mata kuliah wajib yang obyeknya adalah masyarakat dan perilaku
manusia dalam hidup bermasyaraakat. Oleh karena itu kuliah sosiologi akan membahas secara rinci tentang hubungan
timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial dan hubungan manusia dengan kelompok-kelompok.
Kompetensi :
Setelah mempelajari dan lulus mata kuliah ini mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah- masalah sosial ,
menganalisis, mendiskripsikan dan memberikan penjelasan.
NO
I
POKOK BAHASAN
PENGERTIAN
DAN
SOSIOLOGI
II.
HAKEKAT
INDIVIDU
MASYARAKAT
III.
INTERAKSI DAN PROSES SOIAL
IV.
SISTEM
SOSIAL
V
STRATIKASI
SOSIAL
KONTROL SOSIAL
VI
PERUBAHAN SOSIAL
VII
KEBUDAYAAN
VIII
MASALAH-MASALAH SOSIAL
HAKEKAT
DAN
SOSIAL DAN STRUTUR
DAN
SUB POKOK BAHASAN
A. Pengertian sosiologi
B. Obyek sosiologi
C. Hakekat sosiologi
D. Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan
A. Hakekat individu
B. Hakekat masyarakat
C. Hubungan individu dan masyarakat
D. Norma sosial
A. Pengertian interaksi sosial
B. Fungsi interaksi sosial
C. Pengertian proses sosial
D. Macam-macam proses sosial
A. Pengertian sistem sosial
B. Ciri-ciri struktur sosial
C. Fungsi struktur sosial
D. Pengertan sistem sosial
E. Unsur-unsur sistem sosial
F. Masyarakat sebagai unsur sosial
A. Pengertian stratifikasi sosial
B. Faktor-faktor terjadinya stratifikasi sosial
C. Sifat stratifikasi sosial
D. Pengaruh stratifikasi sosial dalam bidang hukum
E. Pengertian 91okum9191 sosial
F. Faktor-faktor perilaku menyimpang
G. Bentuk 91okum9191 sosial
A. Pengertian perubahan sosial
B. Faktor-aktor terjadinya perubahan sosial
C. Bentuk-bentuk perubahan sosial
A. Pengertian kebudayaan
B. Sistem nilai budaya.
A. Pengertian masalah sosial
B. Pendangan sosiologis terhadap masalah sosial.
LITERATUR :
1. Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, Bumi Aksara, Jakarta,2002
2. Dwi Narwoko J. dan Bagong Suyanto , Sosiologi Pengantar dan Terapan, Edisi Pertama, Prenada Media, Jakarta,
2004
3. Jabal Tarik Ibrahim, Sosiologi Pedesaan, Universitas Muhamadiyah Malang, 2002
4. Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, Edisi Ketiga, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004
91
5.
6.
Stephen K. Sanderson, Makro Sosiologi sebuah pendekatan terhadap realitas sosial, Edisi Kedua, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta,2003
Soeryono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi Keempat,PT. Raja Grafindo Persada Jakarta, 1990.
HAK – HAK ASASI MANUSIA
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi :
Mata kuliah ini mempelajari HAM berdasarkan 92okum9292l92t internasional/nasional dan sekaligus
mengkonfrontasikan dengan realitas 92okum92: Ciri khas HAM, macam-macam HAM beserta pelanggarannya; dan
bagaimanakah promosi dan proteksi HAM itu dijalankan.
Kompetensi:
Mahasiswa mampu memahami menyadari, mengerti dan menganalisanya dengan baik HAM. Dengan
pemahaman akan HAM itu, mahasiswa diajak untuk membangun masyarakat yang berwawasan HAM.
NO.
1
POKOK BAHASAN
Pendahuluan
2
Sejarah HAM
3
HAM dalam Hukum Nasional dan
Internasional
a.
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.
4
Perlindungan dan Pengembangan
HAM
c.
d.
e.
a.
b.
c.
d.
5
Studi Khusus
a.
b.
c.
d.
SUB POKOK BAHASAN
Pengertian HAM
Karakteristik HAM
Dasar Filsafat, Teologi dan Politik HAM
HAM dalam Kitab Suci, Patristik dan Abad Pertengahan
Dari Magna Charta s/d Deklarasi Universal HAM
HAM di Indonesia
Kovenan Internasional tentang Hak-hak sipil dan politik dua
92okum9292l opsional
Kovenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial
dan Budaya
Mahkamah Pidana Internasional Permanen (Satuta Roma)
HAM dalam Konstitusi di Indonesia
Undang-Undang HAM dan Pengadilan HAM di Indonesia
Deklarasi Vienna 1993, Deklarasi Durban (2002) dan
Program aksinya
Pengadilan HAM: Level Nasional dan Internasional
Peranan Gereja dalam Proteksi dan Promosi HAM
HAM dalam Islam: Piagam Medinah, Deklarasi HAM
Menurut Islam (1981) dan HAM dalam Islam (Deklarasi
Kairo, 1991)
Masalah Gender
Perlindungan HAM Anak dan Perempuan
Hak-hak Minoritas: ras, agama, bahasa dan suku bangsa
Mengenal Komnas HAM Indonesia.
LITERATUR:
1. David F. Fursythe, Hak-Hak Asasi Manusia dan Politik Dunia, Angkasa, Bandung, 2003.
2. Giorgio Filibeck, Human Rights in the Teaching of the Church: from John XXIII to John Paul II, Libreria
Editrice Vaticana, Vatican City, 1994.
3. Jean-Francois Six, Church and Human Rights, St. Paul Publications, Middle Green, 2003.
4. Peter Baehr, Peter van Dijk, Adnan Buyung Nasution dan Leo Zwaak (ed), 1997, Instrumen Internasional:
Pokok-Pokok Hak Asasi Manusia, Obor Indonesia, Jakarta.
5. Saafrudin Bahar, Konteks Kenegaraan HAM, Sinar Harapan, Jakarta, 2002.
6. Setya Arinanto, Hak Asasi Manusia dalam Transisi Politik di Indonesia, FH UI, Jakarta, 2003.
7. E. Shobirin Nadj dan Naning Mardiyinah (ed), Diseminasi Hak Asasi Manusia: Perspektif dan Aksi, Cesda –
LP3ES, Jakarta, 2000.
8. Majda El-Muhataj, Hak-Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi Indonesia, Kencana Media-Group, Jakarta,
2005.
9. Todung Mulya Lubis, Jalan Panjang HakAsasi Manusia, Gramedia, Jakarta, 2005.
10. Pusat Hak-Hak Asasi Manusia PBB, Hak Asasi Manusia, Komnas HAM, Jakarta, 2007.
92
PANCASILA (YURIDIS KETATANEGARAAN)
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Memberi pemahaman kepada mahasiswa tentang Pancasila sebagai dasar 93okum93 di dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
NO.
I.
POKOK BAHASAN
PENGANTAR
A
SUB POKOK BAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
II.
PROSES
B
FAKTUAL
PERUMUSAN PANCASILA
FORMAL
A.
B.
C.
III.
IV.
V.
PENJABARAN
C
(TRANSFORMASI)
PANCASILA FORMAL
MENJADI PEDOMAN
PEDOMAN OPERASIONAL
(NORMA HUKUM DAN
NORMA HIDUP SEHARIHARI DALAM KEHIDUPAN
BERBANGSA, BERNEGARA,
DAN BERMASYARAKAT)
Pengertian Isitilah (Pancasila Yuridis Kenegaraan)
Permasalahan (Berkaitan dengan permasalahan “mengapa
rumusan Pancasila yang sah adalah rumusan Pancasila yang
terdapat dalam Alinea IV Pembukaan UUD 1945” (dasar
Hukumnya : 1) ditetapkan oleh Pembentuk Negara/PPKI, 2)
Inpres No. 12 Tahun 1968)
Metode/Pendekatan yang Digunakan untuk Memecahkan
Masalah
1. Pendekatan Historis
2. Pendekatan yuridis
3. Pendekatan Filosofis
4. Pendekatan Sosiologis (Pendekatan Multidimensional)
Pancasila Material dan Pancasila Formal
1. Pengertian Pancasila Material
2. Pengertian Pancasila Formal
3. Hubungan Pancasila Material dan Pancasila Formal
Pancasila Merupakan Faktor Utama Dalam Sistem
Ketatanegaraan Indonesia
Arti Pentingnya Dasar Negara bagi Suatu Negara
Pengertian Proses Faktual Perumusan Pancasila Formal
Perkembangan Nilai-Nilai Pancasila dalam Sejarah Bangsa
Indonesia
Peristiwa Perumusan Pancasila oleh Tokoh-Tokoh (Pendiri
Negara)
A.
B.
C.
D.
Transformasi Pancasila Formal menurut Driyarkara
Transformasi Pancasila Formal menurut Notonagoro
Transformasi Pancasila Formal menurut Supomo
Transformasi Pancasila Formal dalam Pasal-Pasal UUD
1945.
HAKIKAT
D
DAN
KEDUDUKAN PEMBUKAAN
UUD 1945 TERHADAP
TERTIB HUKUM INDONESIA
A.
B.
Menjadi Dasarnya Tertib Hukum Indonesia
Sebagai Pokok Kaidah Negara yang Fundamental
(Staatsfundanmentalnorm)
Tiga Alasan Mengapa Pembukaan UUD 1945 tidak dapat
diubah
2. Alasan Yuridis
3. Alasan Material
4. Alasan Religius atau alasan Gaib
PROSES RASIONAL
PERUMUSAN PANCASILA
(KEBERADAAN DAN
HAKIKAT PANCASILA)
A.
B.
C.
D.
C.
Pengertian Proses Rasioanal Pancasila
Pengertian Filsafat
Keberadaan Pancasila
Hakikat Pancasila
LITERATUR :
1. Dahlan Thaib, SH., Msi., Pancasila Yuridis Ketatanegaraan, UPP, AMP YKPN, Yogyakarta, 1994.
93
2.
3.
4.
5.
Dr. Moh Mahfud MD, SH, Dasar-Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia, UII Press, Yogyakarta,
1993.
Maria Farida Indarti, SH., MH., Ilmu Perundang-Undangan Dasar-Dasar dan Pembentukannya, Kanisius,
Yogyakarta, 1998.
Dr. PJ. Suwarno, SH., Pancasila Budaya Bangsa Indonesia, Kanisius, Yogyakarta, 1993.
Drs. Karlan MS., Pancasila Yuridis Ketatanegaraan, Paradigma, Yogyakarta, 1998.
HUKUM PERUSAHAAN
Bobot : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Melalui mata kuliah ini bertujuan mendalami teori, doktrin dan 94okum positif yang mengatur dunia usaha
serta mengkaji kasus-kasus kontemporer. Mahasiswa diharapkan mempunyai gambaran yang komprehensif baik aspek
mikro maupun makro dan mampu menganalis secara yuridis berbagai operasionalisasi perusahaan.
I
NO
POKOK BAHASAN
TINJAUAN POLITIK HUKUM
PERUSAHAAN
II
BADAN HUKUM
III
PERSEROAN TERBATAS
IV
KERJA SAMA PERUSAHAAN
V
ANEKA PRAKTEK PERUSAHAAN
VI
GOOD CORPORATE
GOVERNANCE
A.
B.
C.
A.
B.
A.
B.
C.
D.
E.
F.
A.
B.
C.
A.
B.
C.
A.
B.
C.
D.
SUB POKOK BAHASAN
Tujuan Negara Mengatur Dunia Usaha
Keterkaitan Hukum, Ekonomi dan Politik
Tinjauan Konstitusional 3 (tiga) Pelaku Ekonomi:
BUMN, BUMS dan Koperasi
Teori-teori Badan Hukum
Tanggung Jawab Badan Hukum
Pendirian
Organ-organ PT dan Tanggung Jawabnya
Tanggung Jawab PT
Pengaturan PT dalam Hukum Positif
Merger, Akuisisi, Joint Venture, Konsolidasi,dan
Pendirian Anak Perusahaan
Doktrin-doktrin Kontemporer dalam Pengelolaan PT
Konglomerasi
Dampak dari aktivitas kerjasama perusahaan.
Joint Venture, CPS/BOT
Proteksi
Kartel dan Monopoli
Analisis Kasus Aktual
Pengertian
Pengaturan Hukumnya
Prinsip-prinsip Tata Kelola yang Baik
Nilai-nilai GCG dalamSistem Hukum Indonesia
LITERATUR :
1. Ali Ridho, Badan Hukum dan Kedudukan Badan Hukum Perseroan, Perkumpulan Koperasi, Yayasan,
Wakaf,Alumni, Bandung: 1968
2. Asril Sitompul. Pasar Modal Penawaran Umum dan Permasalahannya, Citra Aditya Bakti, Bandung: 1996
3. Chaidir Ali, Badan Hukum, Alumni, Bandung: 1991
4. Ibrahim R, BUMN dan Kepentingan Umum, Citra Aditya Bakti, Bandung: 1997
5. Kansil, Hukum Perusahaan Indonesia, Pradnya Paramita, Jakarta: 1990
6. Mohamad Hatta, Penjabaran Pasal 33 UUD 1945, Mutiara, Jakarta: 1988
7. Munir Fuadi, Pembiayaan Perusahaan Masa Kini, Citra Aditya Bakti, Bandung: 1977
8. ---------------, Doktrin-doktrin Modern dalam Corporate Law, Citra Aditya Bakti, Bandung: 2002
9. ---------------, Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Citra Aditya Bakti, Bandung: 2003
10. Nindyo Pramono, Sertifikasi Saham PT Go Publik dan Hukum Pasar Modal di Indonesia, Citra Aditya
Bakti, Bandung: 1997
11. P. Priasmoro, Konglomerasi Ekonomi dalam Rangka Persatuan dan Kesatuan Bangsa Suatu Tanggung
Jawab Sosial, LPSI, Jakarta: 1994
12. Rudhi Prasetya, Kedudukan Mandiri Perseroan Terbatas, Citra Aditya Bakti, Bandung: 1996
13. Udin Silalahi, Badan Hukum Organisasi Perusahaan, Badan Penerbit IBLAM, Jakarta Pusat: 2005
HUKUM PERBANKAN
BOBOT : 2 SKS
94
Deskripsi dan Kompetensi :
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami perbankan baik dari aspek 95okum, kelembagaan , maupun
kegiatan operasionalnya serta implementasinya dalam praktek.
No
I dan II
POKOK BAHASAN
TINJAUAN UMUM TENTANG
LEMBAGA KEUANGAN YANG BUKAN
BANK DAN YANG BERBENTUK BANK.
III dan IV
BANK KONVENSIONAL DAN BANK
SYARIAH
V dan VI
BANK INDONESIA
VII dan VIII
PERLINDUNGAN TERHADAP
NASABAH BANK
SUB POKOK BAHASAN
I.
a.
b.
c.
d.
Factoring.
Modal Ventura, Leasing.
Lembaga Asuransi.
Bank.
II. Diskusi kasus aktual
III.
1. Pengaturan Mengenai Jenis Operasional
Bank.
2. Tinjauan Tentang Prinsip-Prinsip Islam
dalam lembaga Keuangan
3. Tinjauan Tentang Bank Yang
beroperasi secara konvensional dan
bank yang beroperasi secara syariah.
4. Tinjauan Tentang bank Syariah
IV. Diskusi kasus aktual
V.
1. Pengaturan
2. Kedudukan Bank Indonesia yang
Independen
3. Tugas dan tujuan
4. LPJK
5. Dampak terbentuknya LPJK
VI. Diskusi Kasus Aktual
VII
1. Tingkat kesehatan Bank
2. Pengertian Lembaga Penjamin
Simpanan
3. Tujuan Lembaga Penjamin Simpanan
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepercayaan masyarakat Terhadap
Lembaga perbankan
VIII. Diskusi kasus aktual
LITERATUR :
1. Anthony Nicole, Permasalahan Rancangan Lembaga pengawas Jasa keuangan Regulasi dan pengawasan
Perbankan, makalah disampaikan pada Lokakarya RUU Lembaga pengawas jasa keuangan,
Yogyakarta,2001
2. Anastuti Kusumawardani,Lembaga Pembiayaan Di Indonesia , Institut Bankir Indonesia, Jakarta, 1993.
3. Agus R. Pandjaitan,1993, Lembaga Pembiayaan Di Indonesia , Institut Bankir Indonesia, Jakarta, 1993.
4. Ahmad Fuad , 2001, makalah disajikan dalam seminar nasional “Menyongsong Pembentukan Lembaga
Pengawas Jasa Keuangan (LPJK) sebagai Upaya pengawasan Terhadap Bank Dan perusahaan Sektor Jasa
Keuangan Di Indonesia “ yang diselengarakan di Jakarta olehFH Trisakti tanggal 16 Juli 2001 .
5. Angelo M.Venardos, Islamic Banking &Finance in South-East Asia Its development & Future, World
Scientific Publishing Co.Pte,Ltd, Singapura, 2007.
6. Adrian Sutedi, Hukum Perbankan (Suatu Tinjauan Pencucian Uang,Merger, Likuidasi, dan Kepailitan),
Sinar grafika, 2007
7. Budi Winarno,Globalisasi Wujud Imperialisme Baru, Tajidu Press, Yogyakarta, 2005,
8. Benny Riyanto,2007, Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Mediasi Perbankan, Makalah dalam Seminar Sehari
tentang Mediasi Perbankan Prospek Dan Kendala , Kerjasama Fakultas Hukum UNDIP –Bank Indonesia ,
Semarang , 30 November 2007.
9. Bonaventura de Sausa Santos. Toward a New Common Sense: Law, Science and Politics in the Paradigmatic
Transition, New York: Routledge, 1995.
10. Charles Samford, The Disorder Of Law A Critique of Legal Theory, Basil Blacwell Inc, 1989
95
11. Darmin Nasution,2001, Regulasi Pemerintah Tentang Pengawasan terhadap kegiatan perusahaan Sektor
Jasa Keuangan Sekarang Dan Masa Datang, makalah disajikan dalam seminar nasional “Menyongsong
Pembentukan Lembaga Pengawas Jasa Keuangan (LPJK) sebagai Upaya pengawasan Terhadap Bank Dan
perusahaan Sektor Jasa Keuangan Di Indonesia “ yang diselengarakan di Jakarta olehFH Trisakti tanggal 16
Juli 2001
12. Darji darmodiharjo & Shidarta,. Pokok-Pokok Filsafat Hukum, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta ,2002
13. David M,Trubek, Max Weber on Law and the Rise of Capitalism, 1972 .
14. FX.Adji Samekto, Studi Hukum Kritis Kritik terhadp 96okum Modern, PT.Citra Aditya Bhakti, Bandung,
2005
15. Frans Magnis Suseno, Kuasa dan Moral, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal 1, 1995
16. Gunarto Suhardi, Usaha Perbankan Dalam Perspektif Hukum, Penerbit Kanisius ,Yogyakarta, 2003.
17. Emmy Pangaribuan Simanjuntak, Hukum Pertanggungan , Seksi Hukum dagang Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,1980
18. Gunarto Suhardi,Hukum Perbankan, tanpa penerbit , 2001.
19. Herwidayatmo, Tinjauan Umum Terhadap Lembaga Pengawas Jasa Keuangan Dan Tinjauan Khusus
Status Dan Kedudukan Lembaga Pengawas Jasa Keuangan, Pidato pembukaan pada WORKSHOP LPJK
yang dilakukan ole Departemen Keuangan bekerjasama dengan FH UGM tagl 8 November Tahun 2000.
,2001
20. Hartono Hadi Soeprapto. Pengantar Tata Hukum, Indonesia, Liberty, Yogyakarta , 1993
21. Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana, Jakarta, 2005.
22. I.Wibowo, Neo liberalisme dan Kampanye Anti Negara dalam I Wibowo dan Francis Jeffrey Carmichail,
2001,Permasalahan Rancangan Lembaga Jasa Keuangan, makalah disampaikan pada Lokakarya RUU
Lembaga pengawas jasa keuangan, 4 desember 2001, Yogyakarta.
23. Komariah Emong Sapardjaja, Ajaran Sifat Melawan Hukum Materiel Dalam Hukum Pidana Indonesia: Studi
Kasus tentang Penerapan dan erkembangannya Dalam Yurisprudensi, Bandung: Alumni, 2002.
24. Suparman Sastrawidjaya & Endang,Hukum Asuransi; Perlindungan Tertanggung Asuransi Deposito, Usaha
Perasuransian, Citra Aditya Bhakti, Jakarta , 1996.
25. Muhammad, Bank Syari’ah, Graha Ilmu,Yogyakarta,2005
26. Muhamad Syafii Antonio, Bank syariah suatu pengenalan Umum , Tazkia, Institute, Jakarta,1999.
27. Mohamad Fajrul Falaakh, 2001, Pengawasan Industri Keuangan : Pilihan Tentang Kedudukan Lembaga,
Pokok-pokok pikiran disampaikan dalam Lokakarya Lembaga pengawas jasa Keuangan (LPJK) kerjasama
antara tim penyususn RUU LPJK, Ditjen Lembaga Keuangan ,DepKeu RI dengan FH UGM Yogyakarta, 8
November 2001.
28. Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Di Indonesia, PT. Citra Aditya Bhakti, Bandung,1995
29. Munir Fuady, Hukum Perbankan Modern, PT Citra Aditya Bhakti, Bandung,1999.
30. Munir Fuady, Hukum Dagang Internasional(Aspek Hukum WTO),Citra Adtya Bhakti,Bandung ,2004
31. Moeljatno. Azas-azas Hukum Pidana, Jakarta: Bina Aksara, 1987.
32. Muhamad Nurlif, 2002, Urgensi Pengaturan Peranan dan kedudukan Bank sentral Dalam Amandemen
Konstiusi, makalah disampaikan dalam seminar “Urgensi Pengaturan Peranan dan Kedudukan Bank sentral
Dalam Amandemen Konstitusi” Yogyakarta 30 April 2002.
33. Latifa M. Algaoud & Mervyn K.Lewis,Perbankan Syariah, 2003, Serambi Ilmu Semesta Jakarta,2003
34. Pradjoto,Deregulasi dan Regulasi Perbankan , tanpa penerbit, 2000 .
35. Revrisond Baswir, 2002, Bahaya Independensi Bank Sentral, makalah disampaikan dalam seminar “Urgensi
Pengaturan Peranan dan Kedudukan Bank sentral Dalam Amandemen Konstitusi” Yogyakarta 30 April
2002.
36. Ronny Sautma Hotma Bako, Hubungan Bank Dan Nasabah Terhadap Produk Tabungan Dan
Deposito(Suatu tinjauan hukum terhadap Perlindungan Deposan selama Ini), PT Citra Aditya Bhakti,
Bandung,1995.
37. Robinson Simbolon,2001. Status Dan KedudukanLembaga Pengawas Jasa Keuangan , Pokok-pokok pikiran
disampaikan dalam Lokakarya Lembaga pengawas jasa Keuangan (LPJK) kerjasama antara tim penyususn
RUU LPJK, Ditjen Lembaga Keuangan ,DepKeu RI dengan FH UGM Yogyakarta, 8 November 2001
38. Soedijana,Pengantar Ilmu Ekonomi, Penerbit Universitas Atmajaya ,Yogyakarta , 1993
39. Soerjono Soekanto,Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 1984.
40. Satjipto Raharjo,Hukum dan Masyarakat, Angkasa, Bandung,1980
41. Satjipto Rahardjo,Ilmu Hukum, Alumni, Bandung,1991
42. Satjipto Rahardjo, Pidato Mengakhiri Masa Jabatan Sebagai Guru Besar Tetap Pada Fakultas Hukum
UnDip, 15 Desember 2000.
43. Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum : Pencarian, Pembebasan dan Pencerahan, Penerbit Universitas
Muhamadiyah Surakarta, 2004.
44. Satjipto Rahardjo, Sisi-Sisi Lain Dari Hukum, Penerbit Buku Kompas, 2006.
45. Satjipto Raharjo, Membedah Hukum Progresip, Penerbit Buku Kompas Gramedia, 2007.
46. Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum Di tengah Arus Perubahan , 24 agustus 2007,Bahan Bacaan Mahasiswa
Program Doktor Undip.
96
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
Satjipto Rahardjo, Biarkan Hukum Mengalir, Penerbit Buku Kompas, IX, 2007.
Satjipto Raharjo, Membedah Hukum Progresip, Penerbit Buku Kompas Gramedia, 2007.
Sentosa Sembiring, Hukum Perbankan , 2000
Soetandyo Wignjosoebroto, 1994. Dari Hukum Kolonial Ke Hukum Nasional: Dinamika Sosial Politik
Dalam Perkembangan Hukum di Indonesia, Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum, Liberty, Yogyakarta, 1991
Theo Huijbers, Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Penerbit Kanisius, 1995.
Wahono,Neoliberalisme ,Cindelaras,Yogyakarta,
Yenti Ganarsih, Kriminalisasi Pencucian Uang , Penerbit UI, Jakarta, 2003
Zainal Azikin, Pokok-Pokok Hukum Perbankan Di Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997
HUKUM ASURANSI
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Mendalami berbagai persoalan hukum sebagai akibat yang timbul dari berbagai hubungan hukum yang
berkaitan dengan aktivitas di bidang asuransi sehingga mahasiswa mampu mengindentifikasi dan menganalisis
persoalan-persoalan hukum yang timbul.
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I.
PENGANTAR
II.
JENIS – JENIS ASURANSI
A.
B.
C.
D.
A.
B.
C.
D.
E.
Pengertian Asuransi
Pengaturan Asuransi
Penggolongan
Prinsip- prinsip
Kebakaran
Laut
Jiwa
Penerbangan dan Angkasa
Asuransi lainya
LITERATUR :
1.
Abdulkadir Muhammad, Pokok-Pokok Hukum Pertanggungan, Alumni, Bandung, 1983.
2.
Amiril, Asuransi Jiwa Dalam Hukum dan Praktek (Bahan Penataran), FH – UGM, Yogyakarta, 1988.
3.
Bicklehaupt Davic L., General Insurance, Illiwis Homewood Richard D. Irwin Inc., Ninth Edition, 1974.
4.
Clausing P., Aspek-Aspek Hukum Pertanggungan Belanda, FH - UGM, Yogyakarta, 1988.
5.
Emmy Pangaribuan Simanjuntak, Hukum Pertanggungan, Usana, Yogyakarta, 1982.
6.
------------------------------------------, Hukum Pertanggungan dan Perkembangannya, BPHN, Jakarta, 1983.
7.
Gunanto H., Asuransi Kebakaran Indonesia, Tiara Pustaka, Jakarta, 1984.
8.
--------------, Perlindungan Penanggung Versus Perlindungan Tertanggung dan Ketidakstabilan Hukum Asuransi
Laut (Marine Insurance) di Negara Kita Dewasa Ini, Astoeti Gunanto & Associates, Jakarta, 1988.
9.
FH - Universitas Airlangga, Forum Diskusi Nasional Hukum Penerbangan dan Seminar Asuransi Penerbangan,
FH - UNAIR, Surabaya, 1993.
10. Majalah Fakultas Hukum Trisakti, Edisi Khusus, “Hukum Pertanggungan”.
HUKUM TRANSPORTASI
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Mendalami berbagai persoalan hukum sebagai akibat yang timbul dari berbagai hubungan hukum yang
berkaitan dengan aktivitas di bidang transportasi sehingga mahasiswa mampu mengindentifikasi dan menganalisis
persoalan-persoalan hukum yang timbul.
NO.
POKOK BAHASAN
I.
PENGANTAR
II.
PENGANGKUTAN
PADA UMUMNYA
SUB POKOK BAHASAN
DARAT
A.
Pengangkutan Barang
1. Peraturan-peraturan yang bersangkutan dengan
97
pengangkutan
2. Pengertian pengangkutan
3. Pihak-pihak dalam pengangkutan
4. Petugas Pengangkutan :
a. Petugas Pengangkut ( pihak pengangkut )
b. Pengusaha perantara ( ekspeditur )
c. Pengusaha angkutan
5. Perjanjian Pengangkutan
6. Hak, kewajiban dan tanggungjawab para pihak
serta akibat hukumnya.
III.
PENGANGKUTAN LAUT
B.
Pengangkutan Orang
1. Perbedaannya dengan pengangkutan barang
2. Tanggung Jawab pengusaha
3. Tuntutan ganti kerugian dan beban pembuktiannya
4. Syarat-syarat dalam tuntutan ganti kerugian
5. Besarnya jumlah ganti kerugian
A.
Hukum Pengangkutan Laut
1. Pengengertian istilah pengangkutan laut
2. Charter dan charter party
3. Konosemen
4. Pengangkutan barang dan orang, ekspedisi muatan
laut
5.
6.
7.
8.
9.
IV.
PENGANGKUTAN UDARA
Jurusan tetap ( regular liner service)
Dan jurusan tidak tetap ( tramp )
Tubrukan kapal dan upah muatan
Hak dari kewajiban para pihak
Klaim dan penyelesaian
B.
Klasifikasi Kapal
1. Pentingnya klasifikasi dalam hukum perkapalan
2. dan hukum pengangkutan di laut
3. Biro klasifikasi di Indonesia
4. Kewajiban memelihara sertifikat klasifikasi
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Pengertian dan pengaturannya
Ruang lingkup berlakunnya peraturan-peraturan dan
konvensi -konvensi internasional
Perjanjian pengangkutan udara beserta pihakpihaknya
Sistem pertanggungan jawab pengangkutan udara
Pembatasan-pembatasan tanggung jawab
Dokumen-dokumen
Charter pesawat udara
Perjanjian Pengankutan Gabungan
Tanggung jawab Pengangkut
V.
PENGANGKUTAN MULTI
MODA
A.
B.
VI.
INCOTERM 2000
Esensi dan Berbagai Klausula
VII.
ELECTONICS DATA
INTERCHANGE
A. Pengaturan
B. Mekanisme Pemasukan Barang
LITERATUR :
A. WAJIB
1. HMN. Purwosutjipto, SH., Hukum Pengangkut, Jilid III, Djambatan
2. Wiryono Projodikoro, SH. Dr.Prof., Hukum Laut Indonesia, Sumur Bandung
3. Wiwoho Soedjono, SH. Hukum Lau”
4. Suherman, E. Mr., Tanggung Jawab Pengangkutan Dalam Hukum Udara di Indonesia, PT. Eresco,
Bandung
5. -------, Hukum Udara Indonesia dan Internasional, Alumni, Bandung
6. Achmad Ichsan, SH. , Hukum dagang.
7. Mr. Soewidji kartanagara, Inti Hukum Dagang, Universitas Negeri Surakarta, Sebelas Maret
98
HUKUM PENANAMAN MODAL
Bobot : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Melalui mata kuliah ini bertujuan untuk mendalami berbagai persoalan 99okum yang timbul dari hubungan
99okum yang berkaitan dengan aktifitas di bidang penanaman modal. Mahasiswa mempunyai kemampuan untuk
menganalisis secara yuridis kegiatan penanaman modal dan mengetahui pengaturan dalam 99okum positif Indonesia.
NO.
I.
POKOK BAHASAN
PENGANTAR
II.
PENANAMAN MODAL
A.
B.
C.
D.
A.
B.
C.
D.
E.
III.
PENANAMAN MODAL ASING
A.
B.
C.
D.
E.
IV.
F.
A.
B.
C.
JAMINAN INVESTASI DAN
PENYELESAIAN SENGKETA
SUB POKOK BAHASAN
Globalisasi dan Peluang Investasi
Manfaat Investasi
Faktor Pendorong Investor Menanamkan Modalnya
Kepastian Hukum dalam Investasi
Arti Penting Penanaman Modal bagi Perekonomian
Negara
Direct Investment dan Portofolio Investment
Doktrin Pasar Bebas dalam Investasi
Pengaturan Investasi
Asas Hukum dalam Undang-undang No. 25 Tahun
2007
Latar Belakang Penanaman Modal Asing
Teori-teori tentang PMA (Teori Liberal, Teori
Sosialis, Teori Dependensi)
Politik Pemerintah Indonesia terhadap PMA
Perjanjian-Perjanjian dalam Kerangka PMA
Perusahaan Multinasional dalam kaitannya dengan
PMA
Hambatan Penanaman Modal
Jaminan Investasi
Sengketa Investasi/ Penanaman Modal
Penyelesaian Sengketa
LITERATUR :
1. Aminuddin Ilmar, Hukum Penanaman Modal Di Indonesia, Penerbit Prenada Media, Jakarta: 2004
2. Ida Bagus Rahmadi Supancana, Kerangka Hukum Kebijakan Investasi Langsung Di Indonesia, Penerbit
Ghalia Indonesia, Bogor: 2006
3. Jusuf Anwar, Pasar Modal sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi, PT Alumni, Bandung: 2005
4. Sentosa Sembiring, Hukum Investasi, Penerbit Nuansa Aulia, Bandung: 2007
5. Sumantoro, Peranan Perusahaan Multinasional dalam Pembangunan Indonesia Ditinjau dari Hukum
Ekonomi 1980-1982
6. Suhendro, Hukum Investasi di Era Otonomi Daerah, Gita Nagari, Yogyakarta: 2005
7. -------------, Peranan Perusahaan Multinasional dalam Pembangunan Negara Sedang Berkembang dan
Implikasinya di Indonesia, Alumni, Bandung: 1983
8. -------------, Bunga Rampai Permasalahan Penanaman Modal dan Pasar Modal, Binacipta, Bandung: 1984
9. Sunaryati Hartono, HukumEkonomi Pembangunan Indonesia, Binacipta, Bandung: 1982
10. Roshidah Rakhmawati, Hukum Penanaman Modal di Indonesia, Bayu Media: 2003
HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Mata Kuliah Hukum Milik intelektual ini diberikan agar mahasiswa memahami, dan menguasai aspek hukum
positif mengenai milik intelektual sehingga memiliki kemampuan untuk menganalisis dan memecahkan persoalan
hukum yang terjadi dalam bidang bisnis khususnya yang terkait dengan hak kekayaan intelektual.
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I.
PENGANTAR
1
A.
B.
Sejarah HaKI
Justifikasi HaKI
II.
HAKI
2
DALAM SISTEM HUKUM
INDONESIA
A.
B.
Kualifikasi Kebendaan
Formalitas Peralihan
99
C.
Perolehan Hak
III.
PERJANJIAN
3
INTERNASIONAL
DALAM BIDANG HAKI
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
Bern convention
Rome convention
TRIPs
Paris Convention
Hague Convention
Budapes
UPOV Convention
Locarno Convention
WIPO
IV.
HAK
4 CIPTA (COPY RIGHTS),
MEREK, PATEN, DESAIN
INDUSTRI, DESAIN TATA LETAK
SIRKUIT TERPADU dan RAHASIA
DAGANG
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Pengertian-pengertian
Prinsip dan Ruang lingkup perlindungan
Perolehan, Ekspolitasi dan Pembatasan
Jangka Waktu perlindungan
Hak Terkait dengan Hak Cipta
Pelanggaran Hak Cipta
Penegakaan Hukum
1. Gugatan perdata
2. Sanksi Pidana
3. Putusan Sela
V.
TATA CARA PEROLEHAN
Penelusuran HAKI
LITERATUR :
1. Bambang Kesowo, Pengantar Umum Mengenai Hak atas Kekayaan Intelektual, Fak. Hukum. UGM. Yogyakarta,
1994.
2. BPHN, Penulisan Karya Ilmiah tentang Aspek Hukum dalam TRIPs, Jakarta, 1995.
3. Departemen Perdagangan RI, Terjemahan Resmi Persetujuan Akhir Putaran Uruguay, Jakarta, 1995.
4. Gofar Bain, H.. Uruguay Round dan Sitem Perdagangan Masa Depan, Jambatan, Jakarta,2001.
5. Gunawan Wijaya, Rahasia Dagang, Alumni, Bandung, 2001.
6. --------------, Lisensi, Alumni, Bandung, 2001.
7. Iman Sjahputra Tunggal, Aspek Hukum Rahasia Dagang, Harvarindo, Jakarta,2000.
8. Insan Budi Maulana, Perlindungan Merek Terkenal di Indonesia dari Masa Ke Masa, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 1999.
9. Insan Budi Maulana. Et.al.. Kapita Selekta Hak Kekayaan Intelektual I, Pusat Studi Hukum UII, Pustaka Pelajar
Offset. Yogyakarta,2000.
10. Mohamad Djumhana, Aspek Hukum Desain Industri, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999.
11. Oentoeng Suropati, Hukum Kekayaan Intelektual dan Alih Teknologi, Fak Hukum, Univ. Kristen Satya Wacana.
Salatiga, 1999.
HUKUM PERSAINGAN
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Mendalami berbagai persoalan 100okum sebagai akibat yang timbul dari berbagai hubungan 100okum yang
berkaitan dengan aktivitas di bidang persaingan sehingga mahasiswa mampu mengindentifikasi dan menganalisis
persoalan-persoalan 100okum yang timbul.
NO
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I.
PENGANTAR
A.
B.
Pengertian
Ruang Lingkup
II.
SISTEM EKONOMI INDONESIA
A.
B.
Pasal 33 UUD 1945
Demokrasi Ekonomi
1. Tiga Pelaku Ekonomi (Koperasi, BUMN,
Swasta)
2. Bentuk Usaha Swasta, dari yang tidak berbadan
hukum sampai dengan yang berbadan hukum
baik yang tunggal maupun kelompok
3. Kebijakan Pemerintah terhadap ketiga pelaku
ekonomi
100
III.
PANDANGAN HUKUM TENTANG
PERSAINGAN USAHA
A.
B.
Menurut Hukum Indonesia
Komparasi dengan AS dan negara-negara yang
tergabung dalam EU
IV.
KEBIJAKAN PERSAINGAN
A.
B.
Berdasarkan UU No. 5 tahun 1999
Menurut peraturan di AS dan EU
V.
BENTUK BENTUK PERSAINGAN
A.
B.
Persaingan Sempurna
Persaingan tidak Sempurna
VI.
PERJANJIAN YANG DILARANG
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
Oligobsoni
Penetapan Harga
Pembagian Wilayah
Pemboikotan
Kartel
Trust
Poligobsoni
Integrase Vertikal
Perjanjian Tertutup
Perjanjian dengan Pihak Luarnegeri
VII.
KEGIATAN YANG DILARANG
A.
B.
C.
Monopoli
Penguasaan Pasar
Persekongkolan
VIII.
PENGATURAN PERSAINGAN
DILUAR UU No.5 THN 1999
A.
B.
Pengaturan Dalam Hukum Pidana.
Pengaturan Dalam Hukum Perdata.
LITERATUR :
1. Adrianus Meliala, Praktek Bisnis Curang, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1993.
2. Andi Fahmi Lubis, Dr, SE., ME., Hukum Persaingan Usaha, KPPU, 2009
3. Charles Mc. Manis, Unfair Trade Practices, St. Paul Minn West Publishing Co., 1998.
4. Departemen Perdagangan, Tinjauan Praktek Dagang Restriktif, 1992.
5. Donald T. Wilson, International Bussiness Transaction, Sint Paul Minn West Publishing Co., 1981.
6. Emmy Pangaribuan, Perusahaan Kelompok dan Hukum Persaingan, 1995.
7. Johny Ibrahim, Dr, SH., M.Hum., Hukum Persaingan Usaha, Filosofi, Teori dan Implikasi penerapannya,
Baepemedia,2007.
8. LP3ES, Pemikiran Pembangunan Bung Hatta, 1995.
9. Lembaga Soekarno-Hatta, Sejarah Lahirnya UUD 1945 dan Pancasila, 1986.
10. Putusan Pengadilan tentang Persaingan Curang.
11. Syamsul Maarif, Ph.d., Merger dalam Perspektif Hukum Persaingan Usaha, PT. Penebar Swadaya, 2010.
12. UU No. 5 Tahun 1999
13. UU No 8 Tahun 1999
SURAT-SURAT BERHARGA
Bobot 2 SKS
Melalui mata kuliah ini bertujuan untuk mendalami berbagai persoalan 101okum sebagai akibat yang timbul dari
berbagai hubungan 101okum yang berkaitan dengan aktifitas di bidang surat-surat berharga. Mahasiswa diharapkan
mempunyai pengetahuan tentang surat-surat berharga (macam-macam, persamaan dan perbedaannya) serta fungsinya
dalam perekonomian. Mereka juga mampu mengidentifikasi dan menganalisis persoalan-persoalan 101okum yang
timbul berkaitan dengan penggunaan surat-surat berharga.
NO.
I.
POKOK PEMBAHASAN
SURAT BERHARGA PADA
UMUMNYA
II.
SURAT BERHARGA PASAR
UANG
III.
SURAT BERHARGA PASAR
MODAL
A.
B.
C.
D.
A.
B.
C.
D.
E.
A.
B.
SUB POKOK PEMBAHASAN
Latar Belakang Penerbitan surat berharga
Pengertian dan Pengaturan
Fungsi
Cara Peralihan
Wesel,
Cek,
Surat Sanggup,
Surat Promes,
Bilyet Giro.
Saham
Obligasi
101
IV.
SURAT BERHARGA
KEBENDAAN
C.
D.
E.
F.
G.
B.
C.
Opsi
Warrants
Rights
Commercial Paper
SBI
Surat Gadai
Konosemen
LITERATUR
1.
2.
3.
Abdulkadir Muhammad, Hukum Dagang tentang Surat-surat Berharga, Citra Aditya Bakti, Bandung: 1998
Adrian Sutedi, Aspek Hukum Obligasi & Sukuk, Sinar Grafika, Jakarta: 2009
Emmy Pangaribuan Simandjuntak, Hukum Dagang Surat-surat Berharga, Penerbit Seksi Hukum Dagang FH
UGM, Yogyakarta: 1979
4. Gunawan Widjaja, Efek Sebagai Benda, Radja Grafindo Persada, Jakarta: 2005
5. Jasso Winarto (Ed), Pasar Modal Indonesia Retrospeksi Lima Tahun Swastanisasi BEJ, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta: 1997
6. Jusuf Anwar, Pasar Modal sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi, PT Alumni, Bandung: 2005
7. Koetin, Analisis Pasar Modal, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta: 1996
8. Munir Fuady, Pasar Modal Modern: Tinjauan Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung: 1996
9. Soemantoro, Pengantar Pasar Modal, Ghalia Indonesia, Jakarta: 1990
10. Umaran Mansyur, Teknik Perdagangan Efek di Bursa Efek Indonesia, Aksara Kencana, Bandung: 1996
11. Wirjono Prodjodikoro, Hukum Wesel Cek dan Aksep di Indonesia, Sumur Bandung, Bandung: 1966
HUKUM KEPAILITAN
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Mendalami berbagai persoalan 102okum sebagai akibat yang timbul dari berbagai hubungan 102okum yang
berkaitan dengan aktivitas di bidang kepailitan sehingga mahasiswa mampu mengindentifikasi dan menganalisis
persoalan-persoalan 102okum yang timbul.
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I.
PENDAHULUAN
A.
B.
Pengertian dan ruang lingkup Hukum Kepailitan.
Sejarah pengaturan Kepailitan
II.
PROSEDUR
PERMOHONAN
KEPAILITAN
A.
B.
C.
D.
Pengadilan yang berwenang
Pemohon Kepailitan
Prosedur pengajuan kepailitan.
Pemerikasaan, Keputusan dan Upaya Hukum
III.
AKIBAT HUKUM KEPAILITAN
A.
B.
C.
Terhadap Debitur
Terhadap Harta Kekayaan
Terhadap Hak Jaminan khusus
IV.
PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT
DALAM PENYELESAIAN
KEPAILITAN
A.
B.
Persyaratan
Tugas dan Tanggung Jawab
V.
PENYELESAIAN KEPAILITAN
A.
B.
Verifikasi
Pembayaran
VI.
PENUNDAAN KEWAJIBAN
MEMBAYAR UTANG DAN
AKIBAT HUKUMNYA
A.
B.
C.
D.
E.
Pemohon
Acara
Dasar Pertimbangan
Jangka waktu dan konsekuensinya.
Akibat Hukum.
LITERATUR
D. Wajib:
1. Sudargo Gautama, Komentar atas Pertaturan Kepailitan Baru untuk Indonesia, 1998, Citra Aditya Bhakti,
Bandung.
2. Robintan Sulaiman, Lebih Jauh Tentang Kepailitan, 1998. FH Pelita Harapan, Jakarta.
3. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 tahun 1998 tentang Peraturan Kepailitan.
4. Undang – undang Nomor. 37 Tahun 2004 .
102
E. Anjuran:
1. Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, oleh H.M.N. Purwosutjipto, SH, jilid 8, Jambatan, Jakarta,
1984.
2. Business Law, Principles and Cases, Daniel V.Davidson, Brenda E. Knowles, Lynn M. For sythe, Kent
Publishing Company, Boston Massachusett, 1984.
3. Pengantar Hukum Kepailiilitan di Indonesia, Victor M. Situmorang, SH, Hendri Soekarso, SH, Rineka Cipta,
Jakarta, 1994.
HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi:
Mata Kuliah Hukum Perlindungan Konsumen adalah salah satu mata kuliah kekhususan di bidang Hukum
Ekonomi dan Bisnis. Hukum Perlindungan Konsumen merupakan bidang hukum yang berkembang seiring globalisasi
di bidang ekonomi dan perdagangan, keuangan, telekomunikasi,dll dimana lalu lintas barang dan/atau jasa terjadi
melintasi batas-batas wilayah/negara. Sebagai akibatnya adalah lemahnya perlindungan konsumen, yang ditandai
dengan munculnya praktik usaha yang tidak sehat dan melanggar hak-hak konsumen. Oleh karena itu Hukum
Perlindungan Konsumen menjadi sangat penting guna menekan dan mengurangi praktik usaha yang tidak sehat
sekaligus melindungi hak-hak konsumen. Melalui mata kuliah ini, mahasiswa diajak untuk melihat pertumbuhan isu
perlindungan konsumen, mengidentifikasi persoalan-persoalan yang dihadapi konsumen, serta memahami materi
hukum perlindungan konsumen dengan baik. Termasuk di dalamnya memahami persoalan-persoalan yang dihadapi
oleh konsumen miskin dalam mengakses kebutuhan dasar (basic needs).
Kompetensi:
Setelah mengikuti mata kuliah Hukum Perlindungan Konsumen, mahasiswa diharapkan mampu:
1.
Memahami berbagai persoalan yang dihadapi konsumen dan memahami konsumerisme sebagai bagian penting
perlindungan konsumen
2.
Mempunyai pengetahuan terhadap latar belakang perlunya Hukum Perlindungan Konsumen, prinsip-prinsip
Hukum Perlindungan Konsumen, dan materi Hukum Perlindungan Konsumen, baik yang berlaku di Indonesia
maupun yang ada di Negara lain sebagai bahan perbandingan;
3.
Memahami dan dapat mengidentifikasi praktik-praktik usaha negatif yang merugikan konsumen
4.
Mengenal berbagai kelembagaan Hukum Perlindungan Konsumen yang ada di Indonesia dan
memperbandingkannya dengan kelembagaan Hukum Perlindungan Konsumen yang ada di 103okum103 lain;
5.
Mempunyai ketrampilan dalam menganalisis permasalahan seputar perlindungan konsumen, serta mampu
menyelesaikan kasus atau sengketa konsumen dengan menggunakan ketentuan hukum yang berlaku
Materi Kuliah:
NO.
POKOK BAHASAN
SUB-POKOK BAHASAN
I.
KONSUMEN, KONSUMERISME
DAN HUKUM
A.
B.
C.
Konsep Konsumen dan Konsumerisme
Sejarah dan Pertumbuhan Konsumerisme
Prinsip-prinsip Hukum Perlindungan Konsumen
II.
HUKUM PERLINDUNGAN
KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF
GLOBAL
A.
B.
UN Guidelines for Consumer Protection
International Movement on Consumer Protection
(Consumers International)
III.
PRAKTIK PERDAGANGAN YANG
TIDAK SEHAT (UNFAIR TRADE
PRACTICES)
A.
B.
C.
D.
Konsep Unfair Trade Practices (UTP)
Bentuk dan Jenis UTP
Faktor-faktor Penyebab UTP
UTP dalam Perspektif Perlindungan Konsumen
IV.
POKOK-POKOK
D
HUKUM
PERLINDUNGAN KONSUMEN DI
INDONESIA
A.
B.
C.
Konsep-konsep HPK
Hak-hak Konsumen
Tanggung Jawab Pelaku Usaha
V.
KELEMBAGAAN HUKUM
PERLINDUNGAN KONSUMEN DI
INDONESIA
A.
B.
C.
Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN)
Instansi Pemerintah Terkait PK
Lembaga/Organisasi Perlindungan Konsumen
VI.
PENYELESAIAN
KONSUMEN
A.
Konsep dan Mekanisme
Konsumen (PSK)
Kelembagaan PSK
SENGKETA
B.
103
Penyelesian
Sengketa
VII.
PERLINDUNGAN KONSUMEN
DAN KEBUTUHAN DASAR (BASIC
NEEDS)
A.
B.
C.
D.
E.
Pendidikan Konsumen
Pemanfaatan Sumber Daya
Akses Terhadap Pangan
Akses Layanan Kesehatan
Konsumsi Berkelanjutan
LITERATUR WAJIB :
1. Adrianus Meliala, Praktek Bisnis Curang (Kumpulan Makalah), Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1993
2. Az.Nasution, Konsumen dan Hukum, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995
3. Al.Wisnubroto,As’ad Nugroho, Nurhasan, Panduan Sukses Berperkara (Penyelesaian Efektif Sengketa
Konsumen), Jakarta: PIRAC, 2003
4. Australian Competition & Consumer Commission(ACCC), The Global Enforcement Challenge:
Enforcement of consumer protection laws in a global marketplace (Discussion Paper), 1997
5. Brian W.Harvey and Deborah L.Parry, The Law of Consumer Protection and Fair Trading (Sixth Edition),
London,Edinburgh & Dublin: 2000
6. Charles E.f.Rickett and Thomas G.W.Telfer, International Perspectives on Consumers’ Access to Justice,
Cambridge University Press, 2003
7. Christopher J.Whelan (ed), Small Claims Courts – A Comparative Study, New York: Oxford University
Press, 1990
8. Elly Erawati, Membenahi Perilaku Bisnis Melalui UU No.5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli
dan Persaingan Usaha Yang Tidak Sehat (Kumpulan Makalah), Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999
9. Farid Wajdi, Repotnya Jadi Konsumen (Percikan Pemikiran Seputar Persolan Konsumen), Jakarta:
Piramedia, 2003
10. FH-UGM, Laporan Hasil Temu Wicara Nasional Penanggulangan Perbuatan Curang,1992
11. George Ritzer, The Globalization of Nothing: Mengkonsumsi Kehampaan di Era Globalisasi,Yogyakarta:
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2006
12. Geraint Howells, Consumer Product Safety, Aldershot: Ashgate Publishing Limited, 1998
13. Geraint Howells and Thomas Wilhelmsson, EC Consumer Law, Aldershot: Ashgate Publishing Limited,
1997
14. Gunawan Widjaja dan Amad Yani, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2000
15. Iain Ramsay, Consumer Protection – Text and Materials, London: Weidenfeld and Nicolson, 1989
16. ________(ed), Consumer Law, New York University Press, 1992
17. ________(ed), Consumer Law in the Global Economy, England: Dartmouth Publishing Company Limited,
1997
18. Ifdhal Kasim dan Johanes da Masenus Arus (ed.), Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya: Esai-esai Pilihan,
Jakarta: ELSAM, 2001.
19. Kiki Pranasari dan Adrianus Meliala, Praktek Pemberian Keterangan Yang Tidak Benar (Freudulent
Misrepresentation) (Kumpulan Makalah), Jakarta: UI Press,1991
20. Jean P. Baudrillard, Masyarakat Konsumsi (Terjemahan), Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2004
21. Jerry J.Phillips, Product Liability in A Nutshell, St.Paul Minn: West Publishing Co, 1993
22. John Goldring dkk, Consumer Protection Law, NSW: The Federation Press, 1998
23. Muhamad Djumhana, Hukum Ekonomi Sosial, Bandung:Citra Aditya Bakti, 1994.
24. Van den Boosche, The Law and Policy of the World Trade Organization, Text, Cases, and Materials,
Cambridge University Press, 2005
25. Reiner Schulze, Hans Schulze-Nölke, Jackie Jones (ed), A Casebook on European Consumer Law, PortlandOregon: Hart Publishing, 2002
26. S.Chesterfield Oppenheim dkk, Unfair Trade Practices and Consumer Protection (Cases and Comments),
St.Paul Minn: West Publishing Co, 1983
27. Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Jakarta: Grasindo, 2004
28. Sudaryatmo, Memahami Hak Anda Sebagai Konsumen, Jakarta: PIRAC, 2001
29. Yusuf Sofie dan Somi Awan, Sosok Peradilan Konsumen, Jakarta: Piramedia, 2004
30. Zaim Saidi, Konglomerat Samson-Delilah (Menyingkap Kejahatan Perusahaan), Bandung: Mizan, 1996
31. _____, Jangan Telan Bulat Bulat, Jakarta: PIRAC, 2003
32. Zumrotin K.Susilo, Penyambung Lidah Konsumen, Jakarta: PT.Penebar Swadaya, 1996.
104
HUKUM PERJANJIAN JENIS BARU
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Mendalami berbagai persoalan 105okum sebagai akibat yang timbul dari berbagai hubungan 105okum yang
berkaitan dengan aktivitas di bidang perjanjian jenis baru sehingga mahasiswa mampu mengindentifikasi dan
menganalisis persoalan-persoalan 105okum yang timbul.
NO.
I.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
PENGANTAR
A.
B.
C.
D.
Dasar Hukum lahirnya Perjanjian innominat
Perbedaan antara perjanjian nominat dan innominat
Arti penting pembedaan antara perjanjian nominat dan
innominat
Beberapa pengertian dan penyebutan terhadap
perjanjian innominat /jenis baru
II.
PENGGOLONGAN PERJANJIAN
JENIS BARU
A.
B.
Perjanjian mandiri
Perjanjian Campuran
III.
TEORI-TEORI MENGENAI
PERJANJIAN CAMPURAN
A.
B.
C.
Teori Kombinasi
Teori Absorbsi
Teori Suigeneris
IV.
ANALISIS KASUS AKTUAL
PERJANJIAN JENIS BARU
A.
Hubungan yang timbul antar para pihak dalam
perjanjian jenis baru
Akibat Hukum bagi para pihak
Klasifikasi perjanjian jenis baru
Unsur-unsur dalam perjanjian jenis baru.
B.
C.
D.
LITERATUR :
1. Donnel, Barnes, Metsger,Law For Business,Irwin,Chichago, 1983
2. Hardijan Rusli, Hukum Perjanjian dan Common Law, Sinar Harapan, Jakarta, 1993
3. Gillies,P.,Business Law,3rd Edition ,The Federation Press,1991
4. Mariam Darus Badrulzaman,Aneka Hukum Bisnis, Alumni, Bandung ,1992
5. Satrio, J. Hukum Perjanjian , Citra Aditya Bhakti,Bandung,1992
6. Salim HS, Perkembangan Hukum Kontrak Innominat,Sinar Grafiti, Jakarta 2003
7. Vaughn .C.,Franchising , Lexinngton Books , Toronto,1974
HUKUM JAMINAN
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi :
Mahasiswa dapat memahami persoalan hukum yang timbul sebagai akibat adanya hubungan hukum yang
berkaitan dengan aktivitas di bidang jaminan, sehingga mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisis
persoalan-persoalan hukum yang timbul
Kompetensi:
Mahasiswa dapat memahami tentang Hukum Jaminan, Pembagian Hukum Jaminan, Jaminan Umum,
Personal Guarantee dan Coorporate Guarantee, Jaminan Benda Tetap dan Bergerak, Jaminan Harta Bersama, dan
Eksekusi Jaminan serta mampu menganalisis permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan penjaminan
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I.
PENGANTAR
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Pengertian hukum jaminan
Pengaturan hukum jaminan
Arti penting hukum jaminan
Asas jaminan pada umumnya
Prinsip umum jaminan
Hak-hak yang bersifat menjamin
Kedudukan jaminan dalam analisa kredit
Sistematika hukum jaminan di Indonesia
II.
PEMBAGIAN JAMINAN
A.
Jaminan umum dan jaminan khusus
105
B.
C.
Asas jaminan umum dan khusus
Kedudukan para pihak dan akibatnya
III.
JAMINAN UMUM
A.
B.
C.
D.
E.
Pengertian dan dasar jaminan umum
Syarat dan lahirnya jaminan umum
Asas dan sifat jaminan umum
Hubungan hukum para pihak
Berakhirnya jaminan umum
IV.
PERSONAL DAN COORPORATE
GUARANTEE
A.
B.
C.
Personal guarantee
Coorporate guarantee
Permasalahan
dalam
personal
106okum106106te guarantee
JAMINAN BENDA TETAP
A.
B.
C.
D.
E.
gurantee
dan
Pengertian jaminan benda tetap
Macam-macam jaminan benda tetap
Hipotik
Hak Tanggungan
Permasalahan umum dalam penjaminan benda tetap
V.
JAMINAN BENDA BERGERAK
A.
B.
C.
D.
F.
Pengertian jaminan benda bergerak
Macam-macam jaminan benda bergerak
Gadai
Fidusia
Permasalahan umum dalam penjaminan
VI.
HAK TANGGUNGAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Pengertian dan dasar hukum hak tanggungan
Syarat dan lahirnya hak tanggungan
Asas dan sifat hak tanggungan
Hubungan hukum para pihak
Berakhirnya hak tanggungan
Permasalahan dalam hak tanggungan
VII.
JAMINAN HARTA BERSAMA
A.
B.
C.
D.
E.
Pengertian dan dasar harta bersama
Syarat penjaminan harta bersama
Hubungan hukum para pihak
Berakhirnya jaminan harta bersama
Permasalahan dalam penjaminan harta bersama
VIII.
SPESIFIKASI DAN
KARAKTERISTIK LEMBAGA
JAMINAN
A. Spesifikasi jaminan
B. Karakteristik jaminan
IX.
EKSEKUSI JAMINAN
A. Pengertian dan dasar 106okum
B. Macam-macam eksekusi
C. Permasalahan eksekusi
LITERATUR :
1. Adrian Sutedi, Hukum Hak Tanggungan, Sinar Grafika, Jakarta, 2010
2. J. Satriyo, Hukum Jaminan, Hak Jaminan Kebendaan Fidusia, Citra Aditya Bakti, Jakarta, 2005
3. J. Satrio, Hukum Jaminan, Hak-Hak Jaminan Kebendaan, Citra Aditya Bakti, 2002
4. Kartini Muljadi dan Gunawan Wijaya, Hak Tanggungan, Prenada Media Grup, Jakarta, 2006
5. Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaya, Hak Istimewa, Gadai, Hipotek, Kencana, Jakarta, 2007
6. M. Basan, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Bank, Rajawali Pres, Jakarta, 2007
7. Mariam Darus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Jaminan, Mandar Maju, Jakarta, 2009
8. Salim, HS, Perkembangan Hukum Jaminan Indonesia, Rajawali Pres, Jakarta, 2008
9. Sri Soedewi M.S, Hukum Jaminan, Pokok-Pokok Hukum Jaminan dan Jaminan Perorangan, Badan
Pembinaan Hukum Nasional, Jakarta, 2007
10. Tan Kamelo, Hukum Jaminan Fidusia: Suatu Kebutuhan Yang Didambakan, Alumni, Jakarta, 2006
11. Racmadi Usman, Hukum Jaminan Keperdataan, Sinar Grafika, Jakarta, 2008
HUKUM BANGUNAN
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
106
Mendalami berbagai persoalan 107okum sebagai akibat yang timbul dari berbagai hubungan 107okum yang
berkaitan dengan aktivitas di bidang 107okum bangunan sehingga mahasiswa mampu mengindentifikasi dan
menganalisis persoalan-persoalan 107okum yang timbul.
NO
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I
PENGANTAR
A.
B.
Hukum dan Administrasi Proyek
Negosiasi dan Penyusunan Kontrak Konstruksi
II
PROSEDUR
PEMBORONGAN
BANGUNAN
A.
B.
C.
Tender
Pemilihan
Penunjukan
III
SUBSTANSI POKOK
KONTRAK KONSTRUKSI
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Jenis-jenis kontrak danGeneral Coinditions of Contract
Feasibility Study and Engeneering Contract
Pocruerement Contract
Studi Kasus KK1; Delay Claims
Studi Kasus KK 2; Variasi
Studi Kasus KK 3; Defact and Product Liability
IV
PENYELESAIAN SENGKETA
LITERATUR :
1. Ashworth, A., Contractual Prosedure in the Contructions Industry, London; Longman. ,1996.
2. Beatin, R., The Architect and the Law, Sydney: RAIA, 1994
3. Djumialdji, FX. , Hukum Bangunan, Jakarta; Rineka Cipta, 1995
4. Subekti.R.. Hukum Perjanjian, Bandung, Alumni, 1992.
5. Soedikno Mertokusumo, Mengenal Hukum, Yogyakarta, Liberty, 1996.
6. Uher, T. et. al., Building Contract Administration, Sydney: UNSW, 1992.
HUKUM KESEHATAN
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi :
Mata kuliah Hukum Kesehatan merupakan salah satu mata kuliah pilihan program kekhususan Ekonomi
Bisnis.
Kompetensi :
1. Mahasiswa mampu mendalami berbagai persoalan yang berkaitan dengan aktivitas di 107okum kesehatan.
2. Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisis persoalan – persoalan 107okum yang timbul di
bidang 107okum kesehatan.
NO
I.
POKOK BAHASAN
HUKUM KESEHATAN DAN SUB SISTEM
KESEHATAN
II.
III.
RUANG LINGKUP HUKUM KESEHATAN
ASAS DASAR HUKUM KESEHATAN
IV.
PELANGGARAN PROFESI DALAM BIDANG
KESEHATA
V.
HUBUNGAN HUKUM
VI.
REKAM MEDIS DAN STANDAR PROFESI
VII.
KASUS-KASUS DI BIDANG HUKUN
KESEHATAN
107
SUB POKOK BAHASAN
A. Aspek 107okum perdata
B. Aspek 107okum pidana
C. Aspek 107okum administrasi
Ruang lingkup 107okum kesehatan
A. Hak atas perawatan kesehatan
B. Hak untuk menentukan diri sendiri
A. Bidang perdata
B. Bidang pidana
C. Bidang administrasi
A. Hubungan pasien dokter
B. Hubungan pasien dan rumah sakit
C. Hubungan konsumen dan apoteker
D. Hubungan pasien perawat
A. Fungsi rekam medis
B. Standar profesi
A. Aborsi
B. Transplantasi
C. Euthanisia
D. Keluarga berencana
E. Transeksual
F. Bayi tabung
G. Pengobatan alternatif
LITERATUR:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Bambang Purnomo, SH, Dr, Prof: Hukum Kesehatan, Aditya Media, Yogyakarta, 2001.
Ninik Mariyanti: Malpraktik Kedokteran dari Segi Pidana dan Perdata, 1998.
Kode Etik Kedokteran Indonesia,
Hermin H.Koeswadji: Hukum untuk Rumah Sakit, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002.
Willa Candra Willa S, SH, Dr: Hukum Kedokteran, Bandung, 2001.
Sri Praptianingsih, SH, MH: Kedudukan Hukum Perawat dalam Upaya Pelayanan Kesehatan di Rumah
Sakit, Raja Grafida Persada, Jakarta, 2006
Drs. Fred Ameln, SH: Hukum Kedokteran, Grafika Tama Jaya, Jakarta, 1991.
Soerjono Soekanto, SH, MA, Dr, Prof: Segi-segi Hukum Hak dan Kewajiban Pasien, CV Mandar Maju, 1990
Undang-undang no. 29, tahun 2004 tentang praktik kedokteran.
HUKUM KETENAGAKERJAAN
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi :
Mata kuliah Hukum Ketenagakerjaan merupakan salah satu mata kuliah pilihan program kekhususan
Ekonomi Bisnis yang materinya merupakan kelanjutan dan pendalaman mata kuliah Hukum Perburuhan.
Kompetensi :
1. Mahasiswa mampu mendalami berbagai persoalan 108okum ketenagakerjaan
2. Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisis persoalan – persoalan 108okum di bidang
ketenagakerjaan.
NO
I.
POKOK BAHASAN
KONVENSI-KONVENSI ILO
II.
KEBIJAKAN PEMERINTAH DI BIDANG
KETENAGAKERJAAN
III.
PERLINDUNGAN TENAGA KERJA
IV.
TENAGA KERJA ASING
V.
PENYELESAIAN SENGKETA
VI.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
SUB POKOK BAHASAN
A. Konvensi yang telah diratifikasi oleh pemerintah
Indonesia
A. Penyebaran tenaga kerja
B. Pembinaan dan penempatan tenaga kerja
C. TKW dan anak
D. Tenaga kerja sector informal
A. Jaminan 108okum108 tenaga kerja
B. Kesehatan dan keselamatan kerja
C. Waktu kerja
D. Jenis dan teori pengupahan
A. Pengaturan dan perijinan
B. Bidang-bidang yang dapat dimasuki TKA
C. Hak dan kewajiban TKA
A. Bipartit
B. Mediasi
C. Konsiliasi
D. Arbitrase
E. Pengadilan hubungan industrial
A. Jenis-jenis
B. Akibat 108okum
LITERATUR:
1. FX Djumialdji, SH, Mhum: Perjanjian Kerja, Sinar Grafika, Jakarta, 2008.
2. ___, Selayang Pandang Mengenal Organisasi Internasional, Liberty, Yogyakarta, 1992.
3. Aldrian Sutadi, SH, MH: Hukum Perburuhan, Sinar Grafika, Jakarta, 2009.
4. Y.W. Sunindhia, SH dan Dra. Ninik Widyanti: Masalah PHK dan Pemogokan, Bina Aksara, Jakarta, 1988.
5. Departemen Tenaga Kerja RI: Himpunan Peraturan Ketenagakerjaan, 2010.
6. ___, Pedoman Pelaksanaan HIP.
HUKUM KELUARGA
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi :
Mahasiswa memahami asas dan permasalahan hukum keluarga dengan materi: Pengantar Hukum Keluarga,
Perkawinan dan Permasalahannya, Anak, Harta Perkawinan, Putusnya Perkawinan, dan Peralihan Harta
Kompetensi :
108
Mahasiswa dapat menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan tentang Pengantar Hukum Keluarga,
Perkawinan dan Permasalahannya, Anak, Harta Perkawinan, Putusnya Perkawinan, dan Peralihan Harta
NO.
POKOK BAHASAN
I.
PENGANTAR
KELUARGA
II.
III.
HUKUM
SUB POKOK BAHASAN
A.
B.
C.
D.
Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Keluarga
Pengertian Keluarga
Pengaturan Hukum Keluarga
Asas-asas Hukum Keluarga
PERKAWINAN DAN
PERMASALAHANNYA
A.
B.
C.
D.
E.
Tinjuan Umum Perkawinan
Pencegahan dan Pembatalan Perkawinan
Perjanjian Perkawinan
Akibat Perkawinan
Permasalahan dalam Perkawinan
ANAK
A.
B.
C.
D.
Pengertian Anak
Macam-macam Anak
Kekuasaan Orang Tua
Hubungan Hukum Anak dengan Orang Tua dan
Keluarga
Perwalian
E.
IV.
HARTA PERKAWINAN
A.
B.
C.
D.
E.
Pengertian Harta Perkawinan
Macam-macam Harta dalam Perkawinan
Perjanjian Perkawinan
Perbuatan Hukum terhadap Harta Perkawinan dan
Akibatnya
Permasalahan Harta dalam Perkawinan
V.
PUTUSNYA PERKAWINAN
A.
B.
C.
D.
E.
Pengertian Putusnya Perkawinan
Sebab-sebab Putusnya Perkawinan
Putusnya Perkawinan Karena Perceraian
Akibat Putusnya Perkawinan
Permasalahan Seputar Putusnya Perkawinan
VI.
PERALIHAN HARTA
A.
Pewarisan
1) Pengertian Pewarisan
2) Macam-macam Pewarisan
3) Pembagian Warisan
4) Sikap Ahli Waris dan Akibatnya
Hibah
B.
LITERATUR :
1. Ali Afandi, Hukum Keluarga, Hukum Waris, dan Pembuktian, Rineka Cipta, Jakarta, 2000
2. Eman Suparman, Hukum Waris Indonesia, Refika Aditama, Jakarta, 2011
3. Happy Susanto, Pembagian Harta Gono-Gini Saat Terjadi Perceraian, Visimedia, Jakarta, 2000
4. Hilman Hadi Kusuma, Hukum Perkawinan Indonesia, Menurut Perundangan, Hukum Adat, Hukum Agama,
Mandar Maju, Jakarta, 2007
5. Muderis Zaeni, Adopsi Suatu Tinjauan dari Tiga Sistem Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2006
6. Neng Djubaidah, Pencatatan Perkawinan dan Perkawinan Tidak Dicatat, Rineka Cipta, Jakarta, 2010
7. Rachmadi Usman, Aspek-aspek Hukum Perorangan dan Kekeluargaan di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2006
8. Soedaryo Soimin, SH, Hukum Orang dan Keluarga, Sinar Grafika, Jakarta, 2002
PERBANDINGAN HUKUM WARIS
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Mata kuliah ini merupakan mata kuliah pilihan yang berisi tentang persamaan dan perbedaan 109okum waris
menurut 109okum waris adat, islam atau BW. Mata kuliah ini bertujuan menyampaikan kepada mahasiswa tentang
persamaan dan perbedaan 109okum waris dalam 3 sistem 109okum (109okum Islam, Hukum Adat, Hukum Barat) agar
dapat dimengerti dan dipahami untuk kemudian mahasiswa dapat menyelesaikan kasus 109okum waris dalam tiga
109okum109 109okum.
109
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I.
PENGERTIAN HUKUM
WARIS
A.
B.
C.
Menurut Hukum Islam
Menurut Hukum Adat
Menurut Hukum Barat (BW)
II.
DASAR/SUMBER
WARIS
A.
B.
Hukum Islam: Al Qur’an, Hadist, Ijtihad
Hukum Adat: Ketentuan dalam 110okum,
pengadilan
Hukum Barat: BW, putusan pengadilan
HUKUM
C.
III.
ASAS-ASAS HUKUM WARIS
A.
B.
C.
IV.
UNSUR-UNSUR HUKUM
WARIS
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Hukum Islam:
1. Ijbari
2. bilateral
3. individual
4. keadilan berimbang
5. kewarisan akibat kematian
6. personalitas
Hukum Adat:
1. kesamaan
2. gotong royong dan tolong menolong
3. musyawarah- mufakat
Hukum Barat
1. Individual
2. Bilateral
3. kesederajadan
Pewaris
Ahli waris
Harta warisan
Kedudukan ahli waris:
1. karena hubungan nazab
2. karena perkawinan
Ahli waris menurut hukum adat:
1. karena hubungan nazab
2. karena perkawinan
Ahli waris menurut hukum Islam:
1. beragama Islam
2. hubungan nazab
3. golongan ahli waris
4. ahli waris wadam (khuntsa)
5. anak dalam kandungan
6. anak zina dan li’an
7. ahli waris yang maf’qud (hilang)
Ahli waris menurut hukum barat:
1. ahli waris ab intestato
2. ahli waris testamenter
3. sikap ahli waris
Harta waris
1. Menurut Hukum adat
2. menurut Hukum Islam
3. Menurut Hukum Barat
V.
PROSES PEWARISAN
A.
B.
C.
Menurut Hukum Adat
Menurut Hukum Islam
Menurut Hukum Barat
VI.
BAGIAN MASING-MASING
AHLI WARIS
A.
B.
C.
Menurut Hukum Adat
Menurut Hukum Islam
Menurut Barat
VII.
CARA PENYELESAIAN
KASUS
A.
B.
C.
Menurut Hukum Adat
Menurut Hukum Islam
Menurut Barat
LITERATUR :
110
putusan
1.
Anwar Sitompul, Dasar-dasar Praktis pembagian Harta Peninggalan Menurut Hukum Waris Islam, Armicao,
bandung, 1984
Idris Djahfar & Taufiq Yahya, Kompilasi Hukum Kewarisan Islam, Pustaka jaya, Jakarta, 1995
Moh. Idris Ramulyo, Beberapa masalah pelaksanaan Hukum Kewarisan Hukum Perdata barat, Sinar Grafika,
Jakarta, 1993
Muhammad Ali Ash Shabani, Pembagian Waris Menurut Hukum Waris Islam, Gema Insani Press, Jakarta, 1995
-----------------, Penyelesaian Pewarisan Menurut Tiga Sistem Hukum ( Islam, Adat, Barat), Gema Insasni Press,
Jakarta, 2000
Iman Suparman, Hukum Kewarisan Indonesia
2.
3.
4.
5.
6.
ASPEK HUKUM ALIH TEKNOLOGI
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi :
Mata kuliah ini membahas berbagai aspek hukum yang timbul sebagai akibat dari aktivitas di bidang alih
teknologi sehingga mahasiswa mampu mengindentifikasi, menganalisis dan mencari solusi atas persoalan-persoalan
hukum yang timbul.
Kompetensi :
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi peraturan-peraturan hukum alih teknologi dan kontrak-kontrak alih
teknologi
2. Mahasiswa mampu untuk menganalisis permasalahan-permasalahan hukum di bidang alih teknologi
3. Mahasiswa mampu untuk membuat draft kontrak alih teknologi
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I
PENGANTAR
A.
B.
C.
Pengertian Teknologi
Bentuk dan Macam-Macam Teknologi
Perlindungan Hukum terhadap Kepemilikan Teknologi
(Paten dan Perlindungan atas Technical Know How)
II
PERANAN TEKNOLOGI DALAM
PEMBANGUNAN
A.
Hubungan antara Penguasaan Teknologi dan Tingkat
Kemajuan Pembangunan di Suatu Negara
Masalah Kesenjangan antar negara dalam Penguasaan
Teknologi Modern
Hukum Internasional tentang Kerja Sama Teknologi
Antar Negara
B.
C.
III
ALIH TEKNOLOGI SEBAGAI
REALISASI KERJA SAMA
ANTAR NEGARA DI BIDANG
TEKNOLOGI
A.
B.
C.
D.
Teori-teori dan dasar hkum Alih Teknologi
Pengertian & ruang lingkup alih teknologi
Berbagai Saluran Alih Teknologi
Pengaturan Alih Teknologi di Indonesia dan di beberapa
negara lain.
IV
ALIH TEKNOLOGI SECARA
KONTRAKTUAL
A.
Subyek kontrak (pihak-pihak dalam transaksi teknologi)
dan pihak-pihak lain yang terkait (Pemerintah, Badan
Internasional, dan lain-lain)
Berbagai Macam Bentuk Kontrak Alih Teknologi
Ketentuan-Ketentuan dalam Kontrak Alih Teknologi
Masalah Praktek Pembatasan
Pembayaran (Royalty) Dalam Lisensi Teknologi
Negosiasi Dalam Pembuatan Kontrak Lisensi
Tekonologi
B.
C.
D.
E.
F.
LITERATUR :
A. WAJIB
1. BPHN, Aspek aspek Hukum dari Pengalihan Teknologi, Binacipta, Bandung, 1981
2. Sumantoro, Masalah Pengaturan Alih Tenologi, Alumni, Bandung, 1993
3. Kasto, Jalil, International Law on Tecnology, London Print Centre, 1992
4. Ir. Amir Pamuncaj dkk, Sistem Paten (pedoman Praktik dan Alih Tekonologi), Jambatan, Jakarta, 1994
5. CST.Kansil, Hak Milik Intelektual, Bumi Aksara, Jakarta, 1990
6. Dewi Astuti Mochtar, Perjanjian Lisensi Alih Teknologi, Alumni, Bandung, 2002.
111
B. ANJURAN :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
United Nations on TNC, TNC and Technology Transfer, Effect and Policy Issues, PBB, New York, 1987.
UNCTAD, Control of Restrictive Practices in Transfer of Technology Transactions, PBB, New York, 1982.
Sudargo Gautama, Hak Milik Intelektual Indonesia dan Perjanjian Internasional : TRIPs, GATT, Putaran
Uruguay, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1994.
Insan Budi Maulana, Lisensi Paten, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996.
Voskuil, CCA, cs, Credit and Financing Transfer of Technology, Martinus Nijhoff Publisher, Dodrecht,
1987.
Untung Suropati , HAKI dan Alih Teknologi, Satya Wacana Press, Salatiga, 2000.
HUKUM EKONOMI INTERNASIONAL
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi :
Mata kuliah ini membahas tentang aspek-aspek hukum yang mengatur hubungan ekonomi antar subyek-subyek
hukum internasional yang meliputi negara, lembaga-lembaga ekonomi internasional dan perusahaan multi nasional,
sehingga mahasiswa mampu mengidentifikasikan, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah hukum dalam
hubungan ekonomi tersebut.
Kompetensi :
1. Mahasiswa mampu untuk mengidentifikasi peraturan-peraturan Hukum Ekonomi Internasional
2. Mahasiswa mampu untuk menganalisis persoalan-persoalan dan kasus-kasus hubungan ekonomi
internasional
3. Mahasiswa mampu menerapkan peraturan-peraturan Hukum Ekonomi Internasional terhadap kasuskasus/sengketa ekonomi internasional.
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I.
HAKIKAT
I
HUKUM EKONOMI
INTERNASIONAL
A.
B.
C.
Pengertian Hukum Ekonomi Internasional
Sejarah Perkembangan Hukum Ekonomi Internasional
Subyek dan sumber Hukum Ekonomi Internasional
II.
PENGATURAN
I
HUBUNGAN
EKONOMI INTERNASIONAL
A.
B.
C.
D.
Sebelum lahirnya lembaga-lembaga ekonomi Bretton
Woods (Sebelum PD-II)
Lembaga-lembaga ekonomi Bretton Woods
The New International Economic Order (The NIED)
World Trade Organization Agreement
A.
B.
C.
Tujuan Penyelesaian Sengketa
Mekanisme Penyelesaian Sengketa
Efektivitas
III.
PENYELESAIAN SENGKETA
EKONOMI INTERNASIONAL
LITERATUR :
A. Wajib :
1.
2.
Huala Adolf, Hukum Ekonomi Internasional, Suatu Pengantar, Rajawali Pers, Jakarta, 1997.
Jackson, John H, et. al, Legal Problem of International Economic Relations, West Publishing Co., St. Paul,
Minn, 1995.
3. H.S. Kartadjoemena, GATT dan WTO, UI-Press, Jakarta, 1996.
4. Palitha Tikiri Bandara Kohona, The Regulation of Economic Relations Through Law, Martinus Nijhoff
Publishers, Dokdrecht/Boston/Lancester, 1985.
5. Peter Van Den Bossche, The Law and Policy of The World Trade Organization, Cambridge University Press,
2005.
B. Anjuran :
1. Sudargo Gautama, Hukum Dagang Internasional, Alumni, Bandung, 1980.
2. Carter, Barry E dan Trimble, Phillip R., International Law, Little, Brown & Company, New York, 1995.
3. Folson, Ralph, et. al, International Bussiness Transactions, West Publishing Co., St. Paul, Minn, 1992.
4. Huala Adolf dan A. Chandrawulan, Masalah-Masalah Hukum Dalam Perdagangan Internasional, Rajawali
Pers, Jakarta, 1994.
5. Legal Aspects of The New International Economic Order, Edited by Kamal Hossain, Nichols Publishing
Company, New York, 1980.
PERBANDINGAN HUKUM KONTRAK
112
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi:
Mata kuliah Perbandingan Hukum Kontrak merupakan mata kuliah pilihan ( bukan wajib), ia bukan sekadar
membanding-bandingkan hukum kontrak dari berbagai sistim hukum yang dikenal didunia ini akan tetapi lebih dari
itu. Didalam perkuliahan kepada mahasiswa diajak untuk membandingkan hukum kontrak menurut sistim hukum yang
berbeda-beda khususnya menurut sistim hukum Civil Law dengan Anglo Saxon, dari kegiatan membandingkan
tersebut diharapkan akan bisa diketemukan persamaan dan atau perbedaan yang ada didalamnya, lebih lanjut akan
mengetahui latar belakang dan faktor-faktor yang menyebabkan adanya persamaan dan atau perbedaan tersebut.
Kompetensi :
Diakhir kuliah diharapkan mahasiswa akan mampu memahami arti pentingnya perbandingan hukum kontrak
sehingga ia akan mampu pula untuk mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan persoalan-persoalan yang
muncul dari kontrak sekalipun persoalan tersebut berkaitan dengan hukum kontrak dari berbagai sistim hukum yang
berlainnan.
.
NO.
I.
POKOK BAHASAN



Pengantar Perbandingan Hukum
Perdata dan Perbandingan Hukum
Kontrak.
Maksud dan tujuan Perbandingan
Hukum Perdata
Perbandingan Hukum Kontrak
SUB POKOK BAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Pengertian Perbandingan
Hukum Perdata
dan
Perbandingan Hukum Kontrak.
Unsur-Unsur Perbandingan Hukum Perdata Dan
Perbandingan Hukum Kontrak
Alasan dilakukan studi perbandingan hukum perdata dan
perbandingan hukum kontrak.
Maksud Dan Tujuan perbandingan Hukum Perdata dan
Perbandingan Hukum Kontrak.
Sistim Hukum sebagai obyek Perbandingan Hukum.
Cara merumuskan hukum dan hukum kontrak oleh suatu
bangsa.
G.
H.
I.
Apa itu sistem hukum.
Bagaimana suatu bangsa merumuskan hukumnya
Sejarah perbandingan hukum.
II.
METODE PERBANDINGAN
HUKUM
A.
B.
Macam-macam Metode Perbandingan Hukum
Bagaimana melakukan Perbandingan Hukum
III.
OBYEK PERBANDINGAN HUKUM
A.
B.
Unsur unsur dalam memperbandingkan.
Perbandingan antara hukum perdata kita (Islam, Adat
dan BW) dengan sistem hukum perdata negara lain.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
IV.
PERBANDINGAN HUKUM
PERDATA ANTAR NEGARA
A.
B.
C.
D.
Pada Hukum Orang
Hukum Benda
Hukum Agraria
Hukum Waris
Hukum Harta Kekayaan
Hukum Perjanjian
Hukum Perdata Anglo Saxon
HukumPerdata Eropa Kontinental
Hukum Sosialis
Hukum Islam
LITERATUR
A. Wajib :
1. Cleveland, David, Perbandingan Hukum Perdata
2. Subekti, Perbandingan Hukum Perdata.
3. Sunaryati Hartono, Capita Selecta Perbandingan Hukum .
4. Mariam Darus Badrulzaman, Prof. Dr. SH. KUHPerdata Buku III, Hukum Perikatan Dengan
Penjelasan, Alumni, Bandung, 1983
5. Soerjanto Soekanto, Perbandingan Hukum, Alumni, Bandung, 1989
6. Entah, Aloysius, Hukum Perdata Suatu Studi Perbandingan Ringkas, Leberty, Yogyakarta, 19..
7. Djaja S Meilala, Hukum di Amerika Serikat, suatu studi perbandingan, Tarsito, Bandung, 1977.
113
8. Soeroso SH, Perbandingan Hukum Perdata, Sinar Grafika, Jakrta, 1993.
B. Anjuran :
1. Konrad Zweigert dan Hein Koetz, Introduction to Comparative Law.
2. Visu Sundrirai, The Law of Contract in Singapore and Malaysia.
3. Gutteridge, Comparative Law, 1949.
4. Sauveplane,Methoden van Privaatrechtelijke rechsvergelijkingen, 1975.
5. David Rene dan John E.Brierl, Major Legal Systems In The World to day, Stevens and Sons, London, 1978.
6. Rene de Groot, Mr Gerard, Doeleinden en techniek der rechsvergelijking, Rijksuniversiteit Limburg,
Faculteit der Rechsgeleerdheid, Maastricht, 1986
7. van Dijk.P.et al Van Apeldoorn's inleiding tot de st studie van het Nederlandse
recht, W.E.J.Tjeenk
Willink, Zwolle, 1985.
8. Boris Starck, Introduction au Droit, Litec, Paris, 1991
9. Drs. Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K Lubis, SH, Hukum Perjanjian Dalam Islam, Inar Grafika,
Jakarta, 1994.
KRIMINOLOGI
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi :
Agar mahasiswa memahami dan mendalami berbagai persoalan yang berkaitan dengan kejahatan, sebabsebab kejahatan, penjahat, reaksi sosial dari aspek non yuridis, dan mahasiswa dapat mengetahui hubungan antara
kriminologi dengan hukum pidana serta sumbangan kriminologi bagi hukum pidana.
Kompetensi :
Setelah mempelajari mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan :
1. Kriminologi sebagai disiplin yang bersifat non yuridis dalam memahami kejahatan;
2. Hubungan kriminologi dengan hukum pidana, serta sumbangannya bagi hukum pidana;
3. Teori- teori tentang sebab – sebab kejahatan
4. Manfaat kriminologi dalam penegakan hukum pidana.
NO.
1.
2.
3.
4.
POKOK BAHASAN
Ruang lingkup, dan obyek studi
Kriminologi
Tujuan dan Manfaat Kriminologi
Hubungan Kriminologi Dengan
Hukum Pidana
Aliran-aliran pemikiran
dalamKriminologi
5.
Hubungan Kejahatan Dengan
Bebagai Norma
6.
Pendekatan dalam Mempelajari
Kejahatan, Riset dan Metode
Dalam Kriminologi
Teori-teori Tentang Sebab-Sebab
Kejahatan
7.
8.
Teori-teori Kriminologi
9.
Pendekatan SOBURAL Dalam
Memahami Kejahatan
SUB POKOK BAHASAN
A. Pengertian kriminologi
B. Ruang lingkup dan obyek Studi Kriminologi
A. Tujuan Mempelajari Kriminologi
B. Manfaat Mempelajari Kriminologi
A. Perbedaan Kriminologi Dengan Hukum Pidana
B. Hubungan Kriminologi dengan Hukum Pidana
A. Kriminologi Klasik,
B. Kriminologi positivis
C. Kriminologi kritis
A. Kejahatan Hubungannya dengan Norma Hukum,
B. Norma Agama,
C. Moral
D. Kebiasaan
A. Pendekatan deskriptif, kausal, dan normative
B. Kegunaan riset kriminologi
C. Metode-metode penelitian kriminologi
A. Teori-Teori yang Mencari Sebab-sebab Kejahatan dari
AspekFisik (Biologi Kriminal)
B. Teori-Teori yang Mencari Sebab-sebab Kejahatan dari Aspek
Psikhologis ( Psikhologi Kriminal)
C. Teori-Teori yang Mencari Sebab-sebab Kejahatan dari Aspek
Sosio Kultural ( Sosiologi Kriminal)
A. Teori Asosiasi Deferensial
B. Teori Anomi
C. Teori Label
D. Teori Konflik
E. Teori Kontrol
A. Nilai-nilai sosial
B. Aspek Budaya
114
10.
Analisis Kasus-Kasus Aktual
Kejahatan Dalam Masyarakat
11.
Kejahatan- kejahatan
Inkonvensional
Reaksi Sosial Terhadap Kejahatan
12.
C.
A.
B.
C.
A.
B.
A.
B.
Factor Struktural
Kejahatan Kekerasan
Kenakalan Remaja
Kejahatan oleh Wanita
Trafficking
Narkotika
Reaksi Formal
Reaksi Informal
LITERATUR:
1. Barlow, Hugh D; Introduction to Criminology, Boston, Toronto, Little, Brown Company, 1984.
2. Atmasasmita, Romli, Teori dan Kapita Selekta Kriminologi, PT. Eresco, Bandung, 1992.
3. Dirdjosisworo, Soedjono, Sinopsis Kriminologi Indonesia, Mandar Maju, Bandung 1994.
4. Reksodiputro, Mardjono, Kriminologi dan Sistem Peradilan Pidana, Pusat Pelayanan Keadilan dan
Pengabdian Hukum, Lembaga Kriminologi Universitas Indonesia, Jakarta, 1994.
5. Susanto, IS, Diktat Kriminologi, UNDIP, Semarang, 1991.
6. Sahetapy, JE, Pisau Analisa Kriminologi, Pidato Pengukuhan Guru Besar, FH Universitas Airlangga,
Surabaya, 1983.
7. Made Darma Weda, Kriminologi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996.
HUKUM PIDANA EKONOMI
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi :
Hukum Pidana Ekonomi merupakan salah satu mata kuliah pilihan bebas PK II : Peradilan dan Penyelesaian
Sengketa Hukum yang bermanfaat untuk lebih mendalami berbagai persoalan hukum dari aspek hukum pidana
terhadap berbagai hubungan hukum yang berkaitan dengan aktivitas di bidang ekonomi.
Kompetensi :
Setelah mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu memahami berbagai persoalan hukum dari aspek
hukum pidana terhadap berbagai hubungan hukum yang berkaitan dengan aktivitas di bidang ekonomi, sehingga
mahasiswa mampu mengidentifikasi, menganalisis dan mencari solusi atas persoalan-persoalan hukum yang timbul.
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I.
PENGANTAR
A.
B.
C.
Pengertian Tindak Pidana Ekonomi
Corak Pokok Kejahatan Ekonomi
Latar Belakang Tindak Pidana Ekonomi
II.
HUKUM PIDANA POSITIF
DI BIDANG EKONOMI
A.
B.
C.
Hukum Pidana Positif Bidang Ekonomi Dalam UU TPE
Hukum Pidana Positif Bidang Ekonomi Di Luar UU TPE
Trend dan Prospek Regulasi Tindak Pidana Ekonomi Di
Indonesia
III.
KEKHUSUSAN DALAM
HUKUM PIDANA EKONOMI
A.
B.
Kekhhususan yang berkaitan dengan Hukum Pidana Materiel
Kekhususan yang Berkaitan dengan Hukum Pidana Formil
IV.
KEJAHATAN KORPORASI
A.
Pengertian dan Latar Belakang Munculnya Kejahatan
Korporasi
Pengaturan Kejahatan Korporasi dalam Hukum Pidana Positif
Di Indonesia
Masalah Korporasi sebagai Subyek Hukum Pidana
Masalah Pertanggungjawaban Pidana Korporasi
B.
C.
D.
V.
VI.
KEJAHATAN EKONOMI
YANG BERBASIS IPTEK
IMPROVISASI POLITIK
KRIMINAL DALAM
A.
B.
C.
D.
E.
Peranan IPTEK terhadap Perkembangan Kejahatan Ekonomi
Faktor-Faktor yang Berperan terhadap Muncul dan
Berkembangnya Kejahatan IPTEK
Bentuk dan Contoh Kasus
Persoalan Teknis Yuridis
Persoalan Teknis Pembuktian
A.
B.
Penanggulangan TPE dengan Sarana Penal
Penanggulangan TPE dengan Sarana Nonpenal
115
PENANGGULANGAN
TINDAK PIDANA EKONOMI
VII.
KAPITA SELEKTA TINDAK
PIDANA DI BIDANG
EKONOMI
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Tindak Pidana di Bidang Perbankan
Tindak Pidana Pencucian Uang
Tindak Pidana Penyelundupan
Tindak Pidana di Bidang Perlindungan Konsumen
Cyber Crime
Dll (disepakati antara dosen dengan mahasiswa)
Catatan :
Mahasiswa aktif (Paper, Presentasi, Diskusi)
LITERATUR :
1
Agus Raharjo, Cyber Crime : Pemahaman dan Upaya Pencegahan Kejahatan Berteknologi, Citra Aditya Bhakti,
Bandung, 2002.
2
Al. Wisnubroto, Kebijakan Hukum Pidana Dalam Penanggulangan Penyalahgunaan Komputer, Penerbit
UAJY, Yogyakarta 1999.
3
Andi Hamzah, Hukum Pidana Ekonomi, Erlangga, Jakarta, 1990.
4
Asril Sitompul, Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 1999
5
Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Penanggulangan Kejahatan, Citra Aditya
Bhakti, Bandung, 2001.
6
M. Sholehuddin, Tindak Pidana Perbankan, Rajawali Pers, Jakarta, 1992.
7
Steven Box, Power, Crime and Mystification, Tavistok Publication, London & New York, 1983.
8
Zaim Saidi, Konglomerat Samson-Delilah : Menyingkap Kejahatan Perusahaan, Mizan, Bandung, 1996.
9
dll (tidak terbatas)
VIKTIMOLOGI
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi :
Viktimologi merupakan salah satu mata pilihan bebas PK II : Peradilan dan Penyelesaian Sengketa Hukum
yang bermanfaat untuk lebih mendalami berbagai persoalan yang berkaitan dengan korban, khususnya korban
kejahatan.
Kompetensi :
Setelah mengikuti kuliah ini diharapakan mahasiswa mampu memahami dan mendalami berbagai persoalan
hukum yang berkaitan dengan korban khususnya korban kejahatan sehingga mahasiswa mampu mengindentifikasi,
menganalisis dan menyelesaikan persoalan-persoalan hukum yang timbul.
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I.
PENGERTIAN DAN RUANG
LINGKUP VIKTIMOLOGI
A.
B.
C.
Pengertian Viktimologi
Perkembangan Pemikiran Viktimologi
Pentingnya Viktimologi bagi Hukum Pidana dan
Kriminologi
II.
PENGERTIAN DAN CAKUPAN
KORBAN
A.
B.
C.
D.
Pengertian Korban
Jenis Korban
Victim Area
Akibat jadi Korban
III.
IV.
V.
VI.
PERANAN KORBAN DALAM TINDAK PIDANA
KEDUDUKAN DAN PERANAN KORBAN DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA
HAK DAN KEWAJIBAN KORBAN
PEMULIHAN KORBAN
A.
B.
C.
Pendampingan dan Pelayanan
Ganti Kerugian
Upaya Pencegahan Timbulnya Korban
LITERATUR :
1. Arief Gosita, Masalah Korban Kejahatan : Kumpulan Karangan, Akademika Presindo, Jakarta, 1993.
2. ---------------, Viktimologi dan KUHAP, Akademika Presindo, Jakarta, 1987.
3. Israel Drapkin and Emilio Viano, Victimology, D.C. Health and Company, Lexington - Massachusetts - Toronto London, 1975.
116
4.
5.
6.
Muladi, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 1995.
Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP
Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak
SISTEM PERADILAN PIDANA
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Mengantarkan mahasiswa untuk dapat melakukan penegakan hukum dengan cara mengoperasionalkan hukum
acara pidana melalui bekerjanya sistem peradilan pidana secara terpadu, beserta kendalanya.
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I.
PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
Pengertian Sistem dan Sistem Peradilan Pidana
Ruang Lingkup Sistem Peradilan Pidana
Tujuan Sistem Peradilan Pidana
Landasan Hukum dan Filosofi Sistem Peradilan Pidana
II.
ADRESSAT SISTEM
PERADILAN PIDANA
A.
B.
C.
D.
E.
Kepolisian
Kejaksaan
Kehakiman
Lembaga Pemasyarakatan
Perundang-undangan dalam Sistem Peradilan Pidana
III.
REALISASI SISTEM
PERADILAN PIDANA DI
INDONESIA
A.
B.
C.
D.
Hubungan antara Polisi dan Jaksa
Hubungan antara Kejaksaan dan Pengadilan
Hubungan antara Polisi dan Hakim
Hubungan antara Lembaga Pemasyarakatan dengan
Polisi, Jaksa, dan Hakim.
IV.
USAHA DAN KENDALA
SISTEM PERADILAN PIDANA
TERPADU
A.
B.
C.
D.
E.
Sifat Instansi Sentris
Pembinaan Profesionalisme
SPP Sebagai Faktor Kriminogen
Kendala bekerjanya SPP
Peragaan Peradilan Pidana secara sistemik
LITERATUR :
1. Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Arikha Media Cipta, Jakarta, 1993.
2. Soedjono Dirdjosisworo, (Penyadur dari Hulsman), Sistem Peradilan Pidana Dalam Perspektif
Perbandingan Hukum, Rajawali, Jakarta, 1984.
3. Oemar Seno Adjie, Hukum-Hakim Pidana, Erlanga, Jakarta, 1984.
4. Wahyu Affandi, Hakim dan Penegakan Hukum, Alumni, Bandung, 1984.
5. Soerjono Soekanto, Efektivikasi Hukum dan Peranan Sanksi, Remadja Karya, Bandung, 1985.
6. YLBHI, Fair Trial, YLBHI, Jakarta, 1997.
7. Wasingatu Z dkk., Menyingkap Tabir Mafia Peradilan, Indonesian Corruption Watch, Jakarta, 2002.
POLITIK KRIMINAL
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi :
Politik Kriminal merupakan salah satu mata kuliah pilihan bebas PK II : Peradilan dan Penyelesaian Sengketa Hukum
yang bermanfaat untuk lebih mendalami upaya penanggulangan kejahatan baik secara penal maupun non penal.
Kompetensi :
Setelah mengikuti kuoliah ini diharapkan mahasiswa mampu memahami dan mendalami
upaya
penanggulangan kejahatan baik secara penal maupun non penal sehingga mahasiswa mampu mengindentifikasi,
menganalisis dan mencari solusi atas persoalan timbul
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
117
I.
PENGERTIAN DAN RUANG
LINGKUP POLITIK
KRIMINAL
II.
KEBIJAKAN
PENANGGULANGAN
KEJAHATAN DENGAN
HUKUM PIDANA
A.
B.
C.
A.
B.
C.
D.
E.
III.
KEBIJAKAN
PENANGGULANG-AN
KEJAHATAN
TANPA
PIDANA
A.
B.
Pengertian Politik Kriminal
Hubungan Politik Kriminal dengan Hukum Pidana,
Kriminologi, Politik Hukum, Politik Penegakan Hukum,
Politik Sosial
Tujuan mempelajari politik Kriminal
Pro dan kontra Penggunaan Hukum Pidana
Tahap-tahap kebijakan Hukum Pidana
Masalah sentral dalam kebijakan hukum pidana
1. Kriminalisasi dan dekriminalisasi
a. Pengertian kriminalisasi dan dekriminalisasi
b. Kriteria/syarat kriminalisasi dan dekriminalisasi
c. Perkembangan masyarakat dan kriminalisasi
d. Asas legalitas sebagai salah satu aspek POLKRIM
2.
Kebijakan sanksi pidana
a. Hubungan sanksi pidana dengan tujuan pemidanaan
b. Aspek-aspek perlindungan masyarakat dan
implementasinya dalam tujuan pemidanaan
Pembaharuan Hukum Pidana
1. Hakekat, tujuan dan alasan, ruang lingkup
pembaharuan Hukum Pidana
2. Perkembangan kebijakan Hukum Pidana
3. Identifikasi masalah pembaharuan Hukum Pidana
Implementasi pembaharuan Hukum Pidana dalam
Kebijakan Legislasi
1. Implementasi prinsip individualisasi pidana
2. Implementasi kebijakan limitatif dan selektif terhadap
penggunaan pidana penjara
3. Implementasi prinsip HAM
Faktor kondusif penyebab kejahatan
1. Konggres PBB VI 1980 di Caracas
2. Konggres PBB VII di Milan
3. Konggres PBB VIII di Havana
Upaya non penal dalam kebijakan kriminal
1. Pendekatan kebijakan sosial
2. Pendekatan religius
3. Pendekatan identitas nasional
4. Pendekatan teknologi
5. Potensial efek preventif aparat dan masyarakat:
6. patroli, rasia, siskamling, penyuluhan dll
LITERATUR :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Prof. Sudarto, Hukum Dan Hukum Pidana
-----------------, Hukum Pidana Dan Perkembangannya
-----------------, Kapita Selekta Hukum Pidana
-----------------, Suatu Dilema Dalam Pembaharuan Sistem Hukum Pidana
-----------------, Pemidanaan Pidana Dan Tindakan
Muladi, Teori Dan Kebijakan Pidana
---------, Jenis Pidana Pokok Dalam KUHP Baru
Barda Nawawi, Pidana Penjara Terbatas (Kumpulan Karya Ilmiah)
-------------------, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana
Prof. Roeslan Saleh, Beberapa Asas Dalam Hukum Pidana
Prof. Oemar Seno Adji, Hukum Pidana Pengembangan
ST. Harum Pudjiarto, Memahami Politik Hukum UU No. 3 Tahun 1971.
HUKUM PIDANA ADAT
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi :
118
Agar mahasiswa dapat memahami karakteristik hukum pidana adat sebagai hukum yang hidup dalam
masyarakat Indonesia yang bersifat religious magis, komunal kosmis, serta keberadaannya dalam system hukum
Indonesia
Kompetensi :
Setelah mempelajari mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan tentang :
1. Alam pikiran masyarakat hukum adat yang bersifat religious magis dan komunal kosmis yang
mengutamakan keseimbangan;
2. Hukum pidana adat yang bersifat menyeluruh, menyatukan, , dan terbuka;
3. Tindakan reaksi atau koreksi terhadap pelanggaran untuk memulihkan keseimbangan ;
4. Perbedaan antara hukum pidana adat dengan KUHP;
5. Keberadaan hukum pidana adat dalam system hukum Indonesia;
NO.
1.
2.
POKOK BAHASAN
PENGERTIAN HUKUM DAN
HUKUM PIDANA ADAT
DASAR BERLAKUNYA
HUKUM PIDANA ADAT
3.
ALAM PIKIRAN TRADISIONIL
4.
SIFAT HUKUM PIDANA ADAT
5.
PERBEDAAN POKOK HUKUM
PIDANA ADAT DENGAN KUHP
6.
JENIS-JENIS TINDAK PIDANA
ADAT/ DELIK ADAT
PERANAN SANKSI ADAT DAN
TUJUAN PEMIDANAAN
PERADILAN TINDAK PIDANA
ADAT
HUKUM PIDANA ADAT
DALAM PEMBAHARUAN
HUKUM PIDANA NASIONAL
7.
8.
9.
SUB POKOK BAHASAN
Hukum dan masyarakat
Pengertian hukum dan hukum pidana adat
A. Hukum pidana adat adalah hukum tidak tertulis sebagai
hukum yang hidup dalam masyarakat Indonesia
B. UU Darurat No.1Tahun 1951
A. Masyarakat adat bercirikan magis religious dan komunal
kosmis
B. Mengutamakan adanya keseimbangan dalam masyarakat
A.
B.
A.
B.
C.
D.
E.
A.
B.
C.
D.
E.
A.
B.
A.
B.
A.
B.
A.
B.
Menyeluruh dan menyatukan
Ketentuan bersifat terbuka
Membedakan permasalahan
Peradilan karena permintaan
Perlunya tindakan reaksi / koreksi
Subyek yang dapat dipidana
Tidak dibedakan pembuat dan pembantuan
Tidak dikenal delik percobaan
Tidak mengenal system praexistente regels
Tidak dibedakan antara dolus dan culpa
Tindak pidana/ delik adat di beberapa daerah
Terjadinya delik ditekankan pada akibat bukan sebab
Sanksi adat
Peranan sanksi adat dalam memenuhi tujuan pemidanaan
Pengertian peradilan
Peradilan desa
Pembaharuan Hukum Pidana
Sumbangan Hukum Pidana Adat Dalam Pembaharuan
Hukum Pidana
LITERATUR :
1. Hilman Hadikusuma, Hukum Pidana Adat, Penerbit Alumni, Bandung, 1989.
2. Nyoman Serikat Putra Jaya, Relevansi HukumPidana Adat Dalam Pembaharuan Hukum Pidana Nasional
(Studi Kasus Hukum Pidana Adat Bali), Tesis Fakultas Pascasarjana, UI, Jakarta, 1988.
3. I Made Widnyana, Kapita Selekta Hukum Pidana Adat , Eresco, Bandung, 1993.
HUKUM PIDANA MILITER
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi ::
Hukum Militer merupakan salah satu bagian dari matakuliah pilihan yang materinya meliputi tiga bagian
yaitu Hukum Dispilin Militer, Tindak Pidana Militer yang diatur dalam KUHPM ( Kitab Undang- Undang Hukum
Pidana Militer ) dan Peradilan Militer. Oleh karena itu dalam kuliah hukum pidana Militer akan membahas secara rinci
tentang prisip-prinsip hukum Disiplin Militer, jenis tindak pidana yang khusus hanya dilakukan oleh seorang militer
119
dan proses beracara di lingkungan peradilan militer. Adapun tujuan matakuliah Hukum Pidana Militer adalah agar
mahasiswa dapat memahami dan mendalami kaidah-kaidah hukum yang berkaitan dengan militer.
Kompetensi :
Setelah mempelajari dan lulus mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi, menganalisis
dan memecahkan permasalahan hukum pidana militer di Indonesia.
NO
I
II.
POKOK BAHASAN
DISLIPLIN PRAJURIT
TINDAK PIDANA KHUSUS BAGI
MILITER
A.
B.
C.
D.
E.
F.
A.
B.
C.
D.
E.
F.
III.
PERADILAN MILITER
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
SUB POKOK BAHASAN
Latar belakang dan tujuan hukum didiplin prajurit.
Beberapa pengertian dalam lingkungan peradilan militer.
Perlanggaran hukum disiplin prajurit
Penyelesaian pelanggaran hukum Disiplin prajurit
Hukuman disiplin dan Tindakan disiplin.
Pelaksanaan hukuman disiplin.
Hubungan antara KUHP dan KUHPT.
Jenis hukuman { Pasal 6 KUHPT}
Kejahatan terhadap keamanan negara(Pasal 64 s.d. pasal
72 KUHPT}
Kejahatan yang menyebabkan anggauta tentara
menhindarkan diri untuk memenuhi kewajiban dinasnya (
Pasal 86-92 KUHPT).
Kejahatan terhadap ketaatan
Pencurian dan pertolongan jahat ( Pasal 140 - 143
KUHPT).
Hubungan KUHAP dan Undang-undang No.31 Tahun
1997 tentang Peradilan Militer.
Kompetensi Peradilan Militer
Pengadilan dalam lingkungan Peradilan militer
Penyidikan di lingkungan peradilan militer
Penuntutan di lingkungan peradilan militer
Acara Pemeriksaan di Pengdilan Militer.
Upaya hukum
Gugatan Tata Usaha Militer
Eksekusi Putusan Pidana Militer
LITERATUR
1. AmirudinSjarif, Hukum Disiplin Militer Indonesia, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta,
1996.
2. DarwinPrinst, Peradilan Militer, PT Citra Aditya Bakti, Bandung 2003
3. Moch, Faisal Salam, Hukum Acara Pidana Militer di Indonesia, Mandar Maju, Bandung, 2003.
4. Sianturi, Hukum Pidana Militer di Indonesia, Penerbit AHAEM-PETEHAEM, Jakarta,1985.
5. Undang-Undang Pertahanan Keamanan (HANKAM) 1997, PT Mitra Info, Jakarta,1977.
PERBANDINGAN HUKUM PIDANA
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi :
Mata kuliah Perbandingan Hukum Pidana merupakan salah satu mata kuliah pendalaman yang bermanfaat
untuk lebih memahami dan mengembangkan hukum pidana nasional dengan pengkajian yang bersifat komparatif.
Kompetensi :
1. Mahasiswa memahami berbagai sistem hukum pidana dalam berbagai keluarga hukum di dunia sehingga
mahasiswa mampu membandingkan berbagai sistem hukum pidana serta mampu mengidentifikasi,
menganalisis dan memecahkan persoalan-persoalan hukum.
2. Mahasiswa mampu menggambarkan secara komparatif pengaturan dan perumusan suatu masalah hukum
pidana dalam berbagai hukum pidana (KUHP) negara lain.
3. Mahasiswa mampu menemukan pemikiran-pemikiran baru yang lebih kritis dalam rangka pengembangan
ilmu hukum pidana dan pembaharuan hukum pidana di Indonesia.
NO.
I.
POKOK BAHASAN
PENGANTAR
A.
B.
C.
SUB POKOK BAHASAN
Riwayat Perkembangan Perbandingan Hukum
Istilah dan Pengertian Perbandingan Hukum
Perbandingan Hukum sebagai suatu
Penelitian/Keilmuan
120
Metode
II.
HUKUM PIDANA INGGRIS
III.
MASALAH
ASAS
LEGALITAS DITINJAU DARI
BERBAGAI KUHP ASING
IV.
MASALAH
KESALAHAN
DITINJAU DARI BERBAGAI
KUHP ASING
V.
MASALAH KESENGAJAAN
DAN
KEALPAAN
DARI
BERBAGAI KUHP ASING
D.
E.
F.
A.
B.
C.
D.
A.
B.
C.
D.
A.
B.
C.
D.
A.
B.
C.
D.
E.
VI.
MASALAH
KESESATAN
DITINJAU DARI BERBAGAI
KUHP ASING
VII.
MASALAH
PERCOBAAN
DITINJAU DARI BERBAGAI
KUHP ASING
VIII.
MASALAH
RECIDIVE
DITINJAU DARI BERBAGAI
KUHP ASING
A.
B.
C.
D.
A.
B.
C.
D.
E.
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Metode Perbandingan Hukum: Metode Fungsional
Keluarga Hukum atau Famili Hukum
Kegunaan atau Manfaat Perbandingan Hukum
Alasan Perbandingan Hukum Dititikberatkan pada
Hukum Pidana Inggris
Sumber Hukum Pidana Inggris
Prinsip-Prinsip Umum Hukum Pidana inggris
Tindak Pidana di Inggris
Asas Legalitas menurut KUHP Korea
Asas Legalitas menurut KUHP Thailand
Asas Legalitas menurut KUHP Polandia
Asas Legalitas menurut KUHP Norwegia
Asas Kesalahan dalam KUHP Soviet
Asas Kesalahan dalam KUHP Republik Federasi Jerman
Asas Kesalahan dalam KUHP Greenland
Asas Kesalahan dalam KUHP Yugoslavia
Pengertian Kesengajaan dan Kealpaan menurut KUHP
Thailand
Pengertian Kesengajaan dan Kealpaan menurut KUHP
Polandia
Pengertian Kesengajaan dan Kealpaan menurut KUHP
Soviet
Pengertian Kesengajaan dan Kealpaan menurut KUHP
Jerman
Pengertian Kesengajaan dan Kealpaan menurut KUHP
Yugoslavia
Masalah Kesesatan menurut KUHP Thailand
Masalah Kesesatan menurut KUHP Korea
Masalah Kesesatan menurut KUHP Polandia
Masalah Kesesatan menurut KUHP Yugoslavia
Masalah Percobaan menurut KUHP Korea
Masalah Percobaan menurut KUHP Thailand
Masalah Percobaan menurut KUHP Polandia
Masalah Percobaan menurut KUHP Norwegia
Masalah Percobaan menurut KUHP Greenland
Masalah Recidive menurut KUHP Thailand
Masalah Recidive menurut KUHP Korea
Masalah Recidive menurut KUHP Jepang
Masalah Recidive menurut KUHP Norwegia
Masalah Recidive menurut KUHP Austria
Masalah Recidive menurut KUHP Polandia
Masalah Recidive menurut KUHP Yugoslavia
LITERATUR:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Atmasasmita, Romli., Perbandingan Hukum Pidana, Bandung: Penerbit Mandar Maju,1996.
Bellefroid, J.H.P., Inleiding Tot De Rechtswetenschap In Nederland, Nijmegen: Dekker & Van de Vegt N.V.
,1950.
Hamzah, Andi, Perbandingan Hukum Pidana Beberapa Negara, Edisi Ketiga, Jakarta: Sinar Grafika, 2008.
Maramis, Frans., Perbandingan Hukum Pidana, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994.
Meryman, John Henry. The Civil Law Tradition: An Introduction to The Legal Systems of Western Europe
and Latin America, Second Edition, Standford: Standford University Press, 1985.
Nawawi Arief, Barda.. Perbandingan Hukum Pidana, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010.
Sudarto, Perbandingan Hukum Pidana (Hukum Pidana Inggris), Semarang: Badan Penyediaan Bahan
Kuliah Fakultas Hukum Undip, 1981.
Zweigert, Konrad dan Hein Kotz. Introduction to Comparative Law, Third Revised Edition, Oxford:
Clarendon Press, 1998.
KUHP ASING:
1.
2.
3.
The Act of Promulgating The Penal Code B.E. 1499, KUHP Thailand, {S.1)}, {(s.a.)}.
The Greenland Criminal Code. London: Fred B. Rothman & Co., Sweet Maxwell Ltf, 1979.
The Korean Civil Code. London: Sweet & Maxwell Ltd. , 1973.
121
4.
5.
The Norwegian Penal Code. New Uork: Fred B. Rothman & Co. , 1961
The Penal Code of The Polish People’s Republic. London: Sweet & Maxwell Ltd, 1973.
HUKUM PEMBUKTIAN
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Mata kuliah ini merupakan mata kuliah pilihan P.K II, yang merupakan pendalaman dari satu aspek penting
dalam proses peradilan, yakni masalah pembuktian. Tujuannya adalah memahami dan mendalami masalah-masalah
yang berhubungan dengan pembuktian pada sidang pengadilan sehingga mahasiswa mampu mengindentifikasi,
menganalisis dan menyelesaikan persoalan-persoalan hukum yang timbul.
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I
TINJAUAN UMUM HUKUM
PEMBUKTIAN
A.
B.
C.
D.
Pengertian Hukum Pembuktian
Peranan Pembuktian Dalam Sistem Peradilan
Tujuan pembuktian
Hukum pembuktian Positif Indonesia
II
TEORI PEMBUKTIAN
A.
B.
C.
Teori Pembuktian bebas (conviction intime)
Teori pembuktian Positif (Positief Wetelijke Bewijstheorie)
Teori
pembuktian
Negatif
(Negatief
Wetelijke
Bewijstheorie)
Penerapannya dalam Sistem Peradilan Perdata, Pidana dan
TUN
D.
III
SARANA-SARANA
PEMBUKTIAN
A.
B.
C.
Alat Bukti:
1. Menurut Ilmu Pengetahuan
2. Menurut Hukum Positif: Dalam Peradilan Perdata,
Pidana, TUN
Barang Bukti
Ilmu-Ilmu Pendukung
Dalam Peradilan Perdata
Dalam Peradilan Pidana
Dalam Peradilan TUN
IV
BEBAN PEMBUKTIAN
A.
B.
C.
V
PEMERIKSAAN
ALAT BUKTI DI
PERSIDANGAN
A.
B.
C.
Dalam Perkara Perdata
Dalam Perkara Pidana
Dalam Perkara TUN
LITERATUR :
1. Andi Hamzah, Pengusutan Perkara Kriminal Melalui Sarana Teknik dan Sarana Hukum, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1984.
2. --------------, 1990, Hukum Acara Pidana Indonesia, Ghalia Indonesia.
3. Bambang Waluyo, Sistem Pembuktian Dalam Peradilan Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 1992.
4. Munir (ed), Fair Trial : Prinsip-Prinsip Peradilan Yang Adil dan Tidak Memihak, Yayasan Lembaga Bantuan
Hukum Indonesia, Jakarta, 1997.
5. Ratna Nurul Afiah, Barang Bukti Dalam Proses Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 1989.
6. Subekti, Hukum Pembuktian, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1995.
7. KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana)
8. Mr. Tresno, Komentar Atas HIR, Pradnya Paramita, Jakarta,1989
9. Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1993
10. Henry Cambell Black, Blacks Law Dictionary, west Publishing Co, St. Paul Minn, 1991
11. Retno Wulan Sutantio dan Iskandar Oerip Kartowinoto, 1995, Hukum acara Perdata dalam Teori dan Praktek,
Mandar Madju, Bandung
PENOLOGI
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi :
122
Penologi merupakan salah satu mata kuliah pilihan bebas PKII : Peradilan dan Penyelesaian Sengketa Hukum yang
bermanfaat untuk lebih mendalami dan mengembangkan hukum yang berkaitan dengan pelaksanaan pidana.
Kompetensi :
Setelah mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu memahami dan mendalami berbagai persoalan
hukum di bidang pemasyarakatan sehingga mahasiswa mampu mengindentifikasi, menganalisis dan mencari solusi
atas persoalan-persoalan hukum yang timbul.
NO.
I
POKOK BAHASAN
PENDAHULUAN
SUB POKOK BAHASAN
A.
B.
C.
Pengertian dan Ruang Lingkup Penologi
Hubungan antara Penologi dengan Kriminologi dan
Hukum Pidana
Tujuan dan Manfaat Mempelajari Penologi
II
SEJARAH PENGHUKUMAN
A.
B.
C.
Masa Kekuasaan Absolut dan Masyarakat Primitif
Pembalasan dan Hukuman Badan
Kompensasi sebagai Pembalasan Bentuk lain
1. Hukuman Penyiksaan Badan
2. Hukuman Cambuk
3. Hukuman Potong Anggota Badan
4. Hukuman Dicap dengan Besi Panas
5. Hukuman Diikat pada Tiang
6. Hukuman Dibelenggu dengan Rantai
III
HUKUMAN PEMBUANGAN
DAN PENGASINGAN
A.
B.
Hukuman “The Punishment of Criminal”
B. Hukuman Penjara Pola Lama
IV
SISTEM PELAKSANAAN
HUKUMAN PENJARA
A.
B.
C.
D.
Pertumbuhan Sistem Kepenjaraan
Kelemahan-Kelemahan sistem Kepenjaraan
Sistem Pensylvania dan Sistem Auburn
Konstruksi Bangunan Penjara dan Sarana Pendukung
V
PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA YANG BERASPEK PENOLOGI
VI
PEMASYARAKATAN
MERUPAKAN PENOLOGI DI
INDONESIA
A.
B.
C.
D.
Pengertian Pemasyarakatan
Pelaksanaan Pidana Penjara dengan Sistem
Pemasyarakatan
Faktor Pendukung Pelaksanaan sistem pemasyarakatan
di Masa Depan
Gagasan emenjadikan sistem pemasyarakatan sebagai
suatu sistem terbuka.
LITERATUR :
1. Mr. RA. Koesnoen, Politik Penjara Nasional
2. Dr. Andhi Hamzah, Sistem Pidana dan Pemidanaan di Indonesia dari Retribusi ke Reformasi
3. Prof.Mr. Roeslan Saleh, Stelsel Pidana di Indonesia
4. Romli Atmasasmita, Strategi Pembinaan Pelanggar Hukum Dalam Konteks Penegakan Hukum Di Indonesia
5. -------------------------, Kepenjaraan Dalam Suatu Bunga Rampai
6. Djoko Prakoso, Hukum Penitensier Di Indonesia
7. Arswendo Atmowiloto, Menghitung Hari
8. Dr. Bambang Poernomo, Pelaksanaan Pidana Penjara Dengan Sistem Pemasyarakatan
9. Reglement Penjara Staatsblad 1917 No. 708
10. UU No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan
HUKUM PIDANA INTERNASIONAL
BOBOT : 2
Deskripsi :
Mata kuliah ini membahas tentang ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku terhadap kejahatan-kejahatan
internasional dan kejahatan-kejahatan trans-nasional, penyelesaian masalah yurisdiksi negara berkiatan dengan
kejahatan-kejahatan tersebut dan praktek peradilan pidana internasional.
Kompetensi :
Setelah mempelajari mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu untuk :
123
1.
2.
3.
NO.
1
2
3
4
5
Mengidentifikasikan kejahatan-kejahatan yang menjadi obyek Hukum Pidana Internasional
Memahami ketentuan-ketentuan hukum yang dapat diterapkan terhadap kejahatan-kejahatan yang menjadi
obyek Hukum Pidana Internasional dan pratik Peradilan Pidana Internasional.
Menerapkan ketentuan-ketentuan hukum dalam kasus-kasus/kejahatan-kejahatan internasional dan transnasional yang menjadi obyek Hukum Pidana Internasional
POKOK BAHASAN
Hakikat Pidana
Internasional
Hakikat Hukum Pidana
Internasional
Hakikat Hukum Pidana Inter-nasional
Unsur-unsur
Hukum
Pidana
Internasional
Asas-asas
Internasional
Hukum
Pidana
6
Obyek Hukum Pidana Internasional
7
8
Kejahatan Internasional
Kejahatan Internasional
9
Kejahatan trans-nasional
batas Negara)
(lintas
10
Yurisdiksi Negara
11
12
Peradilan Pidana Internasional
Peradilan Pidana Internasional
13
Mahkamah Pidana Internasional
14
Mahkamah Pidana Internasional
SUB POKOK BAHASAN
A. Pengertian Hukum Pidana Internasional
B. Ruang lingkup Hukum Pidana Internasional
Sejarah Perkembangan Hukum Pidana Internasional
Karakteristik Hukum Pidana Internasional
Asas, Kaidah, Proses Instrumen penegakan dan Obyek Hukum
Pidana Internasional
Pacta sunt servanda, Au dedere au punere, Au dedere au
judicare, legalitas, teritorial, non-retroaktif, nebis in idem, non
bis in idem.
Kejahatan Internasional dan Kejahatan Lintas Batas Negara
Bajak Laut Jure Gentium, Kejahatan Perang Agresi
Kejahatan Perang, Kejahatan Genocida dan
Kejahatan
terhadap Kemanusiaan
Konvensi-konvensi internasional tentang kejatahan lintas batas
Negara tentang pembajakan pesawat udara, peredaran uang
palsu, kejatahan narkotika, terorisme, dsb
Asas yurisdiksi teritorial dan asas yurisdiksi teritorial yang
diperluas
Mahkamah Nuremberg dan Mahkamah Tokyo
Mahkamah
Pidana
untuk Bekas
Yugoslavia
dan
Mahkamah Pidana untuk Rwanda
Sub Pokok Bahasan : Mahkamah Pidana Internasional Den
Haag (ICC)
Mahkamah Pidana Gabungan PBB dan Kamboja
Literatur :
1. Romli Atmasasmita, Pengantar Hukum Pidana Internasional, Refika Aditama, Bandung, 2000.
2. Eddy Hiariej, Pengantar Hukum Pidana Internasional, Erlangga, 2009 GPH. Haryomataram, “Hukum
humaniter”, CV. Rajawali, Jakarta, 1984.
3. ICRC Regional Office Jakarta, “Pengantar Hukum Humaniter”, Jakarta, 1999.
4. Arent Clark, Anthony and Beck J, Robert, “International Law and the Use of Force”, Routledge, London and
New York, 1993.
5. Woetzel, Robert K, “The Nuremberg Trials in International Law”, Stevens and Sons limited, New York,
1962.
6. Statuta the International Criminal Tribunal for Yugoslavia, 1994.
7. Statuta the International Criminal Tribunal for Rwanda, 1994.
8. Statuta the International Criminal Court, 1998.
ADVOKATUR
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Mata kuliah advokatur merupakan mata kuliah pendalaman dari salah satu aspek mata kuliah hukum cara, yakni
aspek pembelaan dalam beracara atau dalam proses penegakan hukum. Tujuannya adalah untuk memberikan bekal
pengetahuan dan pemahaman teoretis, yuridis maupun praktis kepada mahasiswa yang berkaitan dengan pembelaan
atau advokasi dalam proses penegakan hukum beserta profesi advokat.
NO.
I
POKOK BAHASAN
PENGANTAR
SUB POKOK BAHASAN
A.
B.
C.
Sejarah dan Pengertian Advokatur
Fungsi dan Tujuan Advokatur
Ruang lingkup (obyek) advokatur
124
II
TINJAUANUMUM
TENTANG ADVOKASI DI
INDONESIA.
D.
E.
F.
Macam-macam dan bentuk-bentuk advokasi
Sifat profesi advokat: independent, officium nobile
Prinsip-prinsip dalam hubungan antara klien dan advokat: hak
dan kewajiban kontraktual, tanggung jawab hukum, tanggung
jawam moral profesi, imunitas, pro bono publico
A.
B.
C.
Sumber Hukum tentang Advokasi
Pemberi advokasi dan Organisasi Profesi Advokat
Hubungan advokat dengan penegak hukum lainnya: Konsep
“Catur Wangsa”, contem of Court.
Persyaratan bagi profesi Advokat
D.
III
PERBANDINGAN DENGAN
ADVOKASI DI NEGARA
LAIN
A.
B.
Di Amerika Serikat
Di Belanda
IV
ADVOKASI DALAM
PERKARA PIDANA,
PERDATA DAN TUN
A.
B.
C.
Macam klien
Kedudukan advokat dan bentuk advokasi yang diberikan
Tehnik dan Strategi Pembelaan
V
BANTUAN HUKUM
STRUKTURAL DAN
KEPENTINGAN UMUM
ATAU KEBIJAKAN PUBLIK
A.
B.
Bantuan Hukum Struktural
Bantuan Hukum untuk Kepentingan Umum atau dalam
Kebijakan Publik
VI
PENGAWASAN
TERHADAP ADVOKAT
A.
B.
C.
Pengawasan dari Negara dan Organisasi Advokat
Melalui Kode Etik & Dewan Kehormatan Kode Etik
Penjatuhan Sanksi
VII
PERAN ADVOKAT DALAM RANGKA PENGEMBANGAN ILMU HUKUM
LITERATUR :
1. Frans Hendra Winarta, Advokat Indonesia: Citra Idealisme dan Keprihatinan, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta,
1995
2. Luhut MP. Pangaribuan, Advokat dan Contempt of Court, Jambatan, Jakarta, 1996.
3. Soerjono Soekanto, Bantuan Hukum: Tinjauan Sosio Yuridis, Ghalia Indonesia, Jakarta.
4. Lasdin Wlas, Cakrawala Advokat Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1989.
5. Adnan Buyung Nasution, Bantuan Hukum di Indonesia, LP3ES, Jakarta, 1982.
6. Robert A.Carp & Ronald Stidham, Judicial Process in America, C.Q Press, Washington D.C. , 1990
7. Mary Ann Glendon, et al, Comparative Legal Tradition in a Nutshell, West Publishing Co.Minnesotta, 1982.
8. Marthalena P., SH., Tanggung Gugat Advokat, Dokter dan Notaris
9. Chaterine Elliot & France Quinn, English Legal System, Pearson Education, Ltd., England, 2000.
10. Binziad Kadhafi, dkk, Advokat Indonesia mencari Legitimasi, Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia,
Jakarta, 2001.
11. Sintang Silaban, SH., dkk., Advokat Muda Indonesia.
SISTEM PERADILAN PERDATA
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi:
Mata kuliah sistem peradilan perdata ingin mengkaji peradilan dari aspek sistemnya, tentang peradilanperadilan yang bersifat keperdataan. Tujuannya ingin memberikan pandangan menyeluruh (bird view) kepada
mahasiswa tentang peradilan perdata sebagai sebuah sistem, sehingga mahasiswa dapat membedakannya dengan
sistem-sistem peradilan lainnya.
NO.
I.
POKOK BAHASAN
PENGANTAR
SUB POKOK BAHASAN
A.
B.
C.
II.
III.
PIHAK-PIHAK YANG
TERLIBAT
A.
B.
TATANAN ORGANSIASI
PERADILAN
A.
Pengertian: sistem, peradilan dan sistem peradilan
Unsur-unsur sistem peradilan: para pihak, organisasi pengadilan,
konsep-konsep/ pengertian dasar, prinsip/asas, proses, peraturan
Tujuan sistem peradilan perdata
Penggugat & tergugat
Manusia pribadi & bdan Hukum
Peradilamn Umum (General
susunan pengadilannya.
125
Yurisdiction):
wewenang,
B.
C.
IV.
V.
Peradilan Khusus (Limited Yurisdiction): wewenang, kriteria
kekhususan, susunan pengadilan, hubungannya dengan
peradilan umum
Peradilan sui generis: wewenang, kriteria sui generis, macam,
hubungan dengan peradilan yang sesungguhnya
PERATURAN/HUKUM ACARA YANG DIPERGUNAKAN: PERADILAN UMUM, KHUSUS, SUI
GENERIS
KONSEP, PENGERTIAN
DASAR, DAN PRINSIPPRINSIP
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Tuntutan Hak, Penggugat, Tergugat
Sanksi keperdataan
Lembaga Perwakilan
Kebenaran formil, preponderance of evidence
Legitima Persona Standi in Judicio, point d’intert point
d’action
Lembaga perdamain
Volunteer & Contentiousa Yurisdiction
Adversary System
VI.
ASAS-ASAS KHAS
PERADILAN PERDATA
A.
B.
C.
D.
Nemo Judex Sine Actor
Verhandlungs maxime
Berperkara dengan Beaya
Dapat diwakilkan
VII.
PERBEDAAN DENGAN
SISITEM PERADILAN
PIDANA DAN TUN
A.
B.
C.
D.
pihak-pihak dan kedudukannya
kebenaran yang hendak dicari
sifat hakim
inisiatif berperkara
LITERATUR :
1. Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 2002
2. ---------------------------, Mengenal Hukum, Liberty, Yogyakarta, 1999
3. Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2000.
4. Mr.R. Trisna, Komentar atas HIR, Pradnya Paramita, Jakarta, 1989
5. Mary Kay Kane, Civil Procedure, West Publishing Co, Minnesotta, 1991
6. Robert A. Carp & Ronald Stidham, Judicial Process in America, C.Q. Press, Washington D.C. , 1990
7. Jesse S. Rahael, The Collier Quick & Easy Guide to Law, Collier Book, N.Y. , 1962
8. Mary Ann Glendon, et.all, Comparative Legal Tradition in a Nutshell, West Publishing Co., Minnesotta, 1982
9. Soepomo, Hukum Acara Perdata Pengadilan Negeri, Pradnya Paramita, Jakarta, 1989
10. Catherine Elliot & France Quinn, English Legal System, Pearson Education Ltd., England, 2000.
POLITIK HUKUM PERTANAHAN
BOBOT : 2 SKS
Kompetensi :
Setelah menempuh mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat memahami prinsip-prinsip yang
mengarahkan Pemerintah untuk mewujudkan tujuan Hukum Agraria dalam kaitannya dengan struktur hubungan antar
bangsa, negara dan masyarakat dengan sumber daya alamnya. Disamping itu, prinsip-prinsip yang berkaitan dengan
mengefektifkan penguasaan dan pemanfaatan tanah, memeratakan penguasaan dan pemilikan tanah, prinsip yang
mendasari penetapan jenis-jenis hak atas tanah, serta perubahan prinsip hukum agraria dan hukum tanah sebagai
dampak dari perubahan politik pembangunan. Sehingga, mahasiswa mampu mengidenditikasi dan menganalisis
perubahan prinsip-prinsip Hukum Agraria sebagai dampak perubahan politik pembangunan.
Deskripsi :
Matakuliah ini membahas perumusan kebijaksanaan Hukum Agraria yang akan dan telah dilaksanakan
secara nasional oleh Pemerintah mengenai bagaimana politik (kebijakan) mempengaruhi hukum agraria dengan cara
melihat konfigurasi kekuatan yang ada di belakang pembuatan dan penegakan hukum agraria dengan tujuan
menciptakan kondisi yang dapat mendukung terwujudnya tujuan hukum agraria.
Politik Hukum Agraria ini mengatur hubungan hukum antara bangsa, negara dan masyarakat dengan sumber daya
alamnya berdasarkan prinsip-prinsip yang mengarahkan pemerintah untuk mewujudkan tujuan Hukum Agraria dalam
mengatur persediaan, peruntukan dan penggunaan sumber daya alamnya guna memenuhi kehidupan masyarakat yang
terus berubah.
126
Materi Kuliah
NO.
I
POKOK BAHASAN
Pengantar
SUB POKOK BAHASAN
Dasar Hukum
Pengertian Politik Hukum Pertanahan
Tujuan Politik Hukum Pertanahan
Sasaran Politik Hukum Pertanahan
Aparat Pelaksana
Dasar Hukum
Struktur Aparat Pelaksana
Kedudukan Aparat Pelaksana
Fungsi Aparat Pelaksana
Tugas Aparat Pelaksana
Wewenang Aparat Pelaksana
Struktur Hubungan Bangsa,
Dasar Hukum
Hak Bangsa Indonesia
Negara dan Masyarakat dengan
Hak Menguasai oleh Negara
Sumber Daya Alam
Hak Perorangan Atas Tanah
Hubungan yang bersifat Abadi, Penguasaan dan Penuh
Prinsip
Penguasaan
dan
Dasar Hukum
Penggunaan/Pemanfaatan SDA
Prinsip Penguasaan Tanah
Prinsip Penggunaan/Pemanfaatan Tanah
Prinsip Kedudukan Hukum Adat
Dasar Hukum
Fungsi Hukum Adat
Dasar Pembentukan Hukum Tanah Nasional
Hukum Pelengkap
Prinsip Penetapan Jenis Hak Atas
Dasar Hukum
Tanah
Jenis Hak Atas Tanah
Subyek Hukum Hak Atas Tanah
Hak Dan Kewajiban Subyek Hukum Hak Atas Tanah
Perlindungan Hukum Subyek Hukum Hak Atas Tanah
Perubahan Prinsip Hukum Tanah
Dasar Hukum
sebagai Dampak Perubahan
Prinsip Penguasaan Tanah
Politik Pembangunan
Prinsip Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
Prinsip Kedudukan Hukum Adat
Prinsip Penetapan Jenis Hak Atas Tanah
Bentuk
Perubahan
Prinsip
Dasar Hukum
Hukum Agraria
Pembaharuan Hukum Tanah Nasional
Dampak
Perubahan
Prinsip
Kelemahan Isi Peraturan Perundang-Undangan
Hukum Tanah
Konflik Aparat Pelaksana dengan Masyarakat atau
Masyarakat dengan Masyarakat
D. Belum terwujudnya Kepastian Hukum dan Perlindungan
Hukum atas Penguasaan, Penggunaan dan Pemanfaatan
Tanah.
Lanjutan Dampak Perubahan A. Kelemahan Isi Peraturan Perundang- Undangan
Prinsip Hukum Tanah
B. Konflik Aparat Pelaksana dengan Masyarakat atau
Masyarakat dengan Masyarakat
C. Belum terwujudnya Kepastian Hukum dan Perlindungan
Hukum atas Penguasaan, Penggunaan dan Pemanfaatan
Tanah.
Beberapa Masalah Politik Hukum Pertanahan
Diskusi Masalah Politik Hukum Pertanahan (Diskusi)
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
A.
B.
C.
D.
A.
B.
C.
D.
E.
F.
A.
B.
C.
D.
E.
A.
B.
C.
A.
B.
C.
D.
A.
B.
C.
D.
E.
A.
B.
C.
D.
E.
A.
B.
A.
C.
LITERATUR
1.
2.
3.
4.
5.
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria Isi
Dan Pelaksanaannya, Penerbit Djambatan, Jakarta, 2001.
Eddy Ruchiyat, Politik Pertanahan Sebelum Dan Sesudah Undang-Undang Pokok Agraria, Penerbit
Alumni, Bandung, 1995
Iman Soetiknyo, Politik Hukum Nasional, Hubungan Manusia Dengan Tanah Yang Berdasarkan
Pancasila, Penerbit Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Moh. Mahfud MD, Politik Hukum Di Indonesia, Penerbit PT Pusaka LP3ES, Jakarta, 1998.
Maria S.W. Sumardjono, Kebijakan Pertanahan Antara Regulasi Dan Implementasi, Penerbit Buku
Kompas, Jakarta, 2001
127
6.
Noto Nagoro, Politik Hukum Dan pembangunan Agraria Di Indonesia, Penerbit CV Pancuran Tujuh,
Jakarta
HAK PENGUASAAN ATAS TANAH
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Agar mahasiswa mampu memahami ruang lingkup bidang pemilikan dan penguasaan tanah (Landreform) yang
merupakan mata kuliah pendalaman dari Hukum Pertanahan, sehingga mahasiswa dapat mengidentifikasi, menganalisa
dan memecahkan kasus Bidang Pemilikan dan Penguasaan Tanah berdasar Hukum Pertanahan yang berlaku.
NO.
I.
II.
III.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
PENGANTAR
I
.
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Landasan Hukum
Pengertian
Latar Belakang Timbulnya Landreform
Tujuan dan Sasaran
Asasa-Asas
Obyek Landreform
APARAT
A
PELAKSANAN
KEBIJAKSANAAN
LANDREFORM
A.
Kewenangan Urusan Bidang Pemilikan dan Penguasaan
Tanah
Tugas Penyelenggaraan Landreform
Tata Kerja Pelaksana Landreform
POKOK-POKOK
KEBIJAKSANAAN
LANDREFORM
A
B.
C.
Pembatasan Luas Maksimum Penguasaan Tanah
1. Landasan Hukum
2. Pengertian
3. Tujuan
4. Pelaksanaan / Prosedur
B. Larangan Pemilikan / Tanah Absentee
1. Landasan Hukum
2. Pengertian
3. Subyek (Pengecualian)
4. Pelaksanaan / Prosedur
C. Redistribusi Tanah Pertanian
1. Landasan Hukum
2. Pengertian
3. Tujuan
4. Subyek (Penerima Redistribusi)
5. Pelaksanaan / Prosedur
D. Pengaturan Kembali Gadai Tanah Pertanian
1. Landasan Hukum
2. Pengertian
3. Tujuan
4. Pelaksanaan / Prosedur
E. Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian
1. Landasan Hukum
2. Pengertian
3. Latar Belakang Timbulnya Perjanjian Bagi Hasil
Tanah Pertanian
4. Subyek Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian
5. Bentuk Perjanjian
6. Jangka Waktu
7. Sistem Pembagian Hasil
F. Penetapan Luas Minimum Pemilikan Tanah Pertanian
1. Landasan Hukum
2. Pengertian
3. Tujuan
4. Pelaksanaan / Prosedur
G. Larangan Pemecahan Pemilikan Tanah Pertanian
1. Landasan Hukum
128
2. Pengertian
3. Tujuan
4. Pelaksanaan / Prosedur
IV.
USAHA-USAHA YANG
MENYERTAI LANDREFORM
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Pembukaan Tanah Yang Baru
Trnasmigrasi
Industrialisasi
Usaha Mempertinggi Produktifitas (intensifikasi)
Kebijakan Mengenai Pencetakan Sawah
Konsolidasi Penguasaan Tanah-Tanah Obyek
Landreform
LITERATUR :
1. Abdurahman, Ketentuan Pokok tentang Masalah Agraria, Kehutanan, Pertambangan, Transmigrasi, Pengairan
dan Lingkungan Hidup, Bandung, Alumni, 1992
2. Ari Sukarti Hutagalung, Program Redistribusi Tanah Di Indonesia, Jakarta, CV. Rajawali, 1985.
3. Badan Pertanahan Nasional, Kumpulan Peraturan-Peraturan tentang Kawasan Industri, Jakarta, BPN
4. Budi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Jakarta, Djambatan, 2003.
5. Hastuti, Agraria Reform Di Philipina dan Perbandingan Dengan Landreform Di Indonesia, Bandung, Mandar
Maju, 1990.
6. I Nyoman Budijaya, Tinjauan Yuridis tentang Redistribusi Tanah Pertanian Dalam Rangka Pelaksanaan
Landreform, Yogyakarta, Liberty, 1988.
7. Parlindungan, AP, Undang-Undang Bagi Hasil Di Indonesia (Suatu Studi Komparatif), Bandung, Mandar Maju,
1989.
8. ---------------------, Hukum Agraria serta Landreform, Bandung, Mandar Maju, 1989.
PENATAGUNAAN TANAH
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan kompetensi :
Mahasiswa mampu memahami dan mendalami tentang penggunaan tanah yang berkaitan dengan
pembangunan, sehingga mahasiswa dapat mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan masalah hukum yang
timbul.
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I.
PENDAHULUAN
A.
B.
Pengertian Penatagunaan Tanah
Landasan Hukum Penatagunaan Tanah
II.
ASAS DAN TUJUAN DALAM
PENATAGUNAAN TANAH
A.
B.
Asas-Asas dari Penatagunaan Tanah
Tujuan dari Penatagunaan Tanah
III.
MODEL DALAM
PENATAGUNAAN TANAH
A.
B.
Arah Pembangunan Tanah Perkotaan (ATLAS)
Arah Pembangunan Tanah Pedesaan (LOSS)
IV.
APARAT PELAKSANA
PENATAGUNAAN TANAH
A.
B.
C.
Di Tingkat Nasional (Pusat)
Di Tingkat Propinsi
Di Tingkat Kabupaten / Kota
V
KONSOLIDASI TANAH
A.
B.
C.
D.
E.
Pengertian Konsolidasi Tanah
Tujuan dan Sasaran Konsolidasi Tanah
Manfaat Konsolidasi Tanah
Obyek dan Peserta Konsolidasi Tanah
Kegiatan Konsolidasi Tanah
LITERATUR :
1. A.P., Parlindungan, Beberapa Pelaksanaan Kegiatan Dari UUPA, Mandar Maju, Bandung, 1992.
2. Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia Sejarah Isi dan Pelaksanaannya, Jambatan, Jakarta, 2003.
3. -------------------, Hukum Agraria Indonesia Himpunan Peraturan-Peraturan Hukum Tanah, Jambatan, Jakarta,
2003.
4. Direktorat Landreform, Konsolidasi Tanah Perkotaan, Jakarta, 1990.
129
HUKUM PENATAAN RUANG
BOBOT : 2 SKS4
Deskripsi dan Kompetensi :
Agar mahasiswa mampu memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan bidang penataan ruang seperti asas
dan tujuan dalam penataan ruang, perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian dalam tata ruang.
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I.
PENDAHULUAN
A.
B.
Pengertian Penataan Ruang
Landasan Hukum Penataan Ruang
II.
ASAS DAN TUJUAN DALAM
PENATAAN RUANG
A.
B.
Asas-Asas dalam Penataan Ruang
Tujuan dalam Penataan Ruang
III.
HAK-HAK DAN KEWAJIBAN DALAM
PENATAAN RUANG
A.
B.
Hak-Hak Dalam Penataan Ruang
Kewajiban Dalam Penataan Ruang
IV.
PERENCANAAN, PEMANFAATAN DAN
PENGENDALIAN PEMANFAATAN
RUANG
A.
B.
C.
Perencanaan dalam Penataan Ruang
Pemanfaatan Ruang
Pengendalian dalam Penataan Ruang
V.
RENCANA TATA RUANG
A.
B.
C.
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten / Kota
VI.
WEWENANG DAN PEMBINAAN
DALAM PENATAAN RUANG
A.
B.
Wewenang Pemerintah Dalam Penataan Ruang
Pembinaan oleh Pemerintah Dalam Penataan
Ruang
VII.
PENERAPAN RENCANA TATA RUANG
DALAM PEMBANGUNAN
A.
B.
C.
Tingkat Nasional
Tingkat Propinsi
Tingkat Kabupaten/Kota
LITERATUR
1. Djemal Hoesen Koesoemahatmadja, Pokok-Pokok Hukum Tata Usaha Negara, Citra Aditya Bakti, Bandung,
1990.
2. Hestu Cipto Handoyo B., Aspek-Aspek Hukum Administrasi Negara Dalam Penataan Ruang, Penerbitan
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 1995.
3. Utrecht & M. Saleh Djindang, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Ichtiar Baru, Jakarta, 1990.
PENDAFTARAN TANAH
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Mahasiswa mampu memahami dan mendalami berbagai persoalan hukum yang muncul dalam mekanisme dan
kegiatan dalam rangka pendaftaran tanah, sehingga mahasiswa mampu mengidentifikasi, menganalisis dan
memecahkan persoalan hukum yang muncul.
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I.
PENGANTAR
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Dasar Hukum Pendaftaran Tanah
Pengertan
Tujuan dan Manfaat
Asas-asas
Sistem
Obyek
Aparat yang terkait dalam pelaksanaan pendaftaran
II.
KEGIATAN PENDAFTARAN
TANAH
A.
Pendaftaran Tanah untuk Pertama kali :
1. Pendaftaran Tanah Sporadik
2. Pendaftaran Tanah Sistematik
3. Kegiatan Pendaftaran Tanah Untuk Pertama Kali
a. Pengumpulan dan Pengolahan Data Fisik
b. Pembuktian Hak dan Pembukuannya
c. Penerbitan Sertipikat
d. Penyajian Data Fisik dan Data Yuridis
130
B.
e. Penyimpanan Daftar Umum dan Dokumen
Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah :
1. Pemindahan Hak dengan lelang
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Pemindahan hak bukan dengan lelang
Peralihan hak karena pewarisan
Peralihan hak karena penggabungan atau
pelebaran
Perubahan data pendaftaran tanah berdasarkan
putusan
Perubahan nama
Pemecahan, Pemisahan dan Penggabungan bidang
tanah
Pembagian hak bersama
Perpanjangan jangka waktu hak atas tanah
Perubahan hak atas tanah
Pembebanan hak
Peralihan dan hapusnya hak tanggungan
Penolakan Pendaftaran peralihan dan pembebasan
hak atas tanah
Hapusnya hak atas tanah dan hak milik atas satuan
rumah susun
III.
PROYEK ADMINISTRASI
PERTANAHAN (PAP)
A.
B.
C.
D.
Pengertian
Tujuan Kegiatan
Kegiatan
Biaya
IV.
SERTIPIKAT
A.
B.
Pengertian
Penggantian
V.
PERMASALAHAN DALAM
PENDAFTARAN TANAH
A.
B.
C.
Pendaftaran Hak Atas Tanah
Pendaftaran Peralihan Hak atas Tanah
Pendaftran Pembebanan Hak Atas Tanah
LITERATUR :
1. Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia (Himpunan Peraturan-Peraturan Hukum Tanah, Djambatan, Jakarta,
1996
2. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik Kedudukan Wakaf Di Negeri Kita, Alumni, Bandung
3. A.P Parlindungan, Pendaftaran Dan Konvensi Hak Atas Tanah, Alumni, Bandung, 1985.
4. Benny Bosu, Perkembangan Terbaru Sertifikat (Tanah, Tanggungan dan Kondominium), Medisa, Jakarta, 1997
HUKUM TANAH ADAT
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Mata kuliah ini merupakan mata kuliah pilihan. Berisi tentang pengertian, transaksi tanah dan transaksi yang
bersangkutan dengan tanah, kedudukan hukum tanah adat menurut peraturan perundang-undangan di Indonesia,
keberadaan peralihan hak atas tanah menurut Hukum Adat, dan keberadaan beberapa tanah ulayat di Indonesia. Setelah
mempelajari mata kuliah ini diharapkan memahami dan mendalami serta menerapkan Hukum Tanah Adat di Indonesia
sehingga mahasiswa mampu mengidentifikasikan, menganalisis dan memecahkan persoalan hukum yang muncul.
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I.
PENGANTAR
A.
B.
C.
Pengertian
Hak Purba
Hak Perseorangan
II.
III.
TRANSAKSI TANAH DAN TRANSAKSI YANG BERSANGKUATAN DENGAN TANAH
IV.
KEBERADAAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH MENURUT HUKUM ADAT
KEDUDUKAN HUKUM TANAH ADAT MENURUT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
DI INDONESIA
131
V.
KEBERADAAN TANAH ULAYAT DI INDONESIA
LITERATUR :
1.
Iman Sudiyat, Hukum Adat : Sketsa Asas, Liberty, Yogyakarta, 1981.
2.
I. Sugiyarto, Tanah Adat, Tanah Ulayat dan UUPA, Makalah, Yogyakarta, 1986.
3.
H. Abdurrachman, Kedudukan Hak Ulayat Dalam Pembangunan Nasional, Yogyakarta, 1986.
4.
Sofian Thalib, Hak Ulayat dan Masalahanya Di Sumatera Barat, Bogor, 1996.
5.
Kanwil BPN Propinsi Sumsel, Penanganan Masalah Tanah Adat Di Propinsi Sumsel, Makalah, Bogor, 1996.
6.
Kanwil BPN Propinsi Bali, Pelaksanaan Permasalahan dan Pemecahan Masalah Tanah Adat Di Bali, Makalah,
Bogor, 1996.
7.
Kanwil BPN Propinsi Sumut, Pelaksanaan Permasalahan, dan Pemecahan Masalah Tanah Adat Di Sumut,
Makalah, Bogor, 1996.
8.
UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
9.
Peraturan Menteri Negara Agraria/Ketua BPN No. 5 Tahun 1999 tentang Pedoman Penyelesaian Masalah Hak
Ulayat Masyarakat Hukum Adat.
HUKUM PERINDUSTRIAN
BOBOT SKS : 2
Deskripsi dan Kompetensi :
Memahami dan mendalami berbagai persoalan hukum yang muncul sebagai akibat ativitas dalam bidang
perindustrian, sehingga mahasiswa mampumengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan persoalan hukum yang
muncul.
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I
PENGANTAR
A.
B.
C.
Pengertian industri dan perindustrian
Pengertian dan ruang lingkup hukum perindustrian
Perkembangan hukum Perindustrian
II
KELEMBAGAAN DAN
KEWENANGAN DALAM
PENGELOLAAN PERINDUSTRIAN
A.
B.
C.
Dasar hukum
Kelembagaan
Tugas dan wewenang
III
PENGELOLAAN PERINDUSTRIAN
A.
Arah kebijakan pemerintah dalam bidang
perindustrian
Kategorisasi/jenis industri
Asas/prinsip pengelolaan perindustrian
Subyek hukum, hak dan kewajiban dalam
perindustrian dalam kaitannya dengan pengelolaan
lingkungan
Pengelolaan Perindustrian dan Hak Penguasaan Atas
Tanah
Perizinan dalam bidang perindustrian
Persoalan lingkungan dalam perindustrian
AMDAL dan audit lingkungan dalam perindustrian
Peran masyarakat dan LSM dalam pengelolaan
lingkungan berkenaan dengan kegiatan di bidang
perindustrian
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
IV
SISTEM SERTIFIKASI ISO 9000
DALAM BIDANG INDUSTRI
A.
B.
C.
Latar belakang
Prosedur sertifikasi ISO 9000
Kaitan sertifikasi ISO 9000 dengan ISO 14.000
V
PENEGAKAN HUKUM
PERINDUSTRIAN
A.
B.
C.
Aspek administratif
Aspek keperdataan
Aspek kepidanaan
LITERATUR :
1.
John Salindo, Undang-undang Gangguan dan Masalah Lingkungan, Sinar Grafika, Jakarta, 1988
2.
Kansil, Cst., Pokok-Pokok Hukum Perindustrian di Indonesia, Ind-Hill Co, Jakarta,1986
3.
Soedjono Dirdjosisworo, Pengamanan Hukum terhadap pencemaran Lingkungan akibat Industri, Alumni,
Bandung, 1983
132
4.
--------------, Upaya Teknologi dan Penegakan Hukum Menghadapi Pencemaran Lingkungan Akibat Industri,
PT Citra Aditya Bhakti, 1991
HUKUM PERTAMBANGAN
BOBOT SKS : 2
Deskripsi dan Kompetensi :
Mahasiswa mampu memahami dan mendalami berbagai persoalan hukum yang muncul sebagai akibat
ativitas dalam bidang pertambangan, sehingga mahasiswa mampu mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan
persoalan hukum yang muncul.
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I
PENGANTAR
A. Sejarah Pengaturan Pertambangan di Indonesian
B. Pengertian-pengertian dan ruang lingkup Hk.
Pertambangan
II
PERMASALAHAN-PERMASALAHAN DALAM BIDANG PERTAMBANGAN
III
KELEMBAGAAN DAN
KEWENANGAN DALAM
PENGELOLAAN
PERTAMBANGAN
A. Dasar Hukum
B. Kelembagaan
C. Tugas dan werwenang
IV
PEMANFAATAN BAHAN
TAMBANG DAN KONSERVASI
SUMBER DAYA ALAM
A. Kebijakan Pemerintah dalam bidang pertambangan
B. Jenis atau kategorisasi bahan tambang
C. Subyek hukum, hak dan kewajiban dalam bidang
pertambangan
D. Pengusahaan Pertambangan dan Hak Penguasaan Atas
Tanah
E. Perizinan dalam pemanfaatan hasil tambang
F. Kontrak Karya dalam bidang pertambangan
G. AMDAL dan audit lingkungan dalam bidang
pertambanangan
H. Peran masyarakat dan LSM dalam konservasi sda
berkenaan dengan kegiatan pertambangan
V
PENEGAKAN HUKUM
PERTAMBANGAN
A. Aspek administratif
B. Aspek kepidanaan
C. Aspek keperdataan
LITERATUR :
1. Ditjen Minyak dan Gas Bumi Departemen Pertambangan dan Enerji, Pembinaan, Penguasaaan dan Penerapan
Teknologi Lingkungan Kegiatan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi serta Pengusahaan Panas Bumi, Seminar,
Yogyakarta, Desember 1997
2. Departemen Pertambangan RI, 40 Th Peranan Pertambangan dan Energi di Indonesia, Jakarta, 1985
3. Abrar Saleng, Hukum Pertambangan, UII Pres, Yogyakarta, 2004
4. Maringin Simatupang dan Sutaryo Sigit, Pengantar Pertambangan Indonesia, Asosiasi Pertambangan Indonesia,
1992
5. Sigit S, Collection of Papers on Indonesia-Mining and Mineral Development Policy, Directorate of Mines,
Departement of Mines and Energy, Jakarta, 1989
HUKUM KEHUTANAN
BOBOT SKS : 2
Deskripsi dan Kompetensi :
Mahasiswa mampu memahami dan mendalami berbagai persoalan hukum yang muncul dalam hubungan hukum
antara orang dengan sumberdaya hutan sehingga mahasiswa mampu mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan
persoalan hukum yang muncul dari aktivitas orang di bidang kehutanan.
NO.
I
POKOK BAHASAN
PENGANTAR
SUB POKOK BAHASAN
A.
B.
Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Kehutanan
Perkembangan Hukum Kehutanan
133
II
III
IV
V
C.
Permasalahan-permasalahan dalam hukum Kehutanan
KELEMBAGAAN DAN
WEWENANG DALAM
PENGELOLAAN HUTAN
A.
B.
C.
Dasar Hukum Kelembagaan
Pengorganisasian Pengelolaan Hutan
Tugas dan kewenangan Pengelolaan Hutan
PEMANFAATAN HUTAN DAN
KONSERVASI SUMBER DAYA
ALAM
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Arah kebijakan pemerintah
Jenis/kategorisasi hutan
Asas dan prinsip pengelolaan hutan
Subyek hukum, hak dan kewajiban dalam pengelolaan
hutan
Perizinan dalam pemanfaatan hutan
Persoalan Lingkungan dalam pemanfaatan hutan
Konservasi hutan dan ekosistemnya
Peran masyarakat dan LSM dalam pemanfaatan hutan
SISTEM SERTIFIKASI
EKOLABEL DALAM
PENGELOLAAN HUTAN
A.
B.
C.
D.
Latar belakang
Hakekat dan tujuan ekolabel
Prosedur sertifikasi ekolabel
Kaitan sertifikasi ekolabel dengan sertifikasi ISO 14.000
PENEGAKAN HUKUM
KEHUTANAN
A.
B.
C.
Aspek administratif
Aspek kepidanaan
Aspek keperdataan
LITERATUR :
1.
Salim HS, Dasar-dasar Hukum Kehutanan, Sinar Grafika, Jakarta, 1997/……..
2.
Mohamad Prakosa, Rencana Kebijakan Kehutanan, Aditya Media, Yogyakarta, 1996.
3.
Arifin AriefHutan, Hakikat dan Pengaruhnya terhadap Lingkungan, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1994
4.
Mohamad Saad dan Sabaruddin Amrulah, Pengusahaan Hutan, Kelestarian Lingkungan, PB HMI, 1995
5.
Leden Marpaung, Tindak Pidana terhadap Hutan, Hasil Hutan dan Satwa, Erlangga, 1995
6.
Hasanu Simon, Merencanakan Pembangunan Hutan untuk Strategi Kehutanan Sosial, Aditya Media,
Yogyakarta, 1994/……
7.
--------------------, Hutan Jati dan Kemakmuran, Problematika dan Strategi Pemecahannya, Aditya Media,
Yogyakarta, 1993
8.
Bambang Pamulardi, Hukum Kehutanan dan Pembangunan Bidang Kehutanan, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 1995/…….
9.
Alam Setia Zein, Hukum Lingkungan: Kaedah-Kaedah Pengelolaan Hutan, Rja Grafindo Persada, Jakarta, 1995
10. --------------------, Aspek Pembinaan Kawasan Hutan dan Stratifikasi Hutan Rakyat, Rineka Cipta, Jakarta, 1998
11. Ida Aju P. Resosudarmo dan Carol J.P. Colfer,(ed.), Masyarakat, Hutan dan Perumusan Kebijakan di Indonesia,
Yayasan Obor Indonesia, Jakarta , 2003
HUKUM KEPARIWISATAAN
BOBOT SKS : 2
Deskripsi dan Kompetensi :
Mahasiswa mampu memahami dan mendalami berbagai persoalan hukum yang muncul sebagai akibat
ativitas dalam bidang kepariwisataan, sehingga mahasiswa mampumengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan
persoalan hukum yang muncul.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
II.
I.
I
NO.
PENGANTAR
A.
B.
III.
II
PERKEMBANGAN HUKUM KEPARIWISATAAN
Pengertian dan ruang lingkup kepariwisataan
Kebijakan pemerintah dalam bidang kepariwisataan
IV. III
KELEMBAGAAN DAN
KEWENANGAN DALAM
PENGELOLAAN
KEPARIWISATAAN
A.
B.
C.
Dasar hukum
Organisasi/kelembagaan
Tugas dan wewenang
V. IV
PENGELOLAAN
KEPARIWISATAAN DAN
LINGKUNGAN
A.
B.
C.
D.
Obyek dan usaha pariwisata
Prinsip/asasdan tujuan pengelolaan kepariwisataan
Ecotourism (kepariwisataan yang berwawasan lingkungan)
Subyek hukum, hak dan kewajiban dalam pengelolaan
kepariwisataan
Pengelolaan Kepariwisataan dan Hak Penguasaan Atas
E.
134
F.
G.
H.
V
PENEGAKAN HUKUM
KEPARIWISATAAN
A.
B.
C.
Tanah
Perizinan dalam pengelolaan kepariwisataan
AMDAL dan audit lingkungan dalam pengelolaan
kepariwisataan
Peran masyarakat dan LSM dalam pengelolaan lingkungan
berkenaan dengan kegiatan pariwisata
Aspek administratif
Aspek kepidanaan
Aspek keperdataan
LITERATUR :
1.
Dirjen Pariwisata, Kebijakan Pariwisata Nasional, Jakarta, 1996
2.
Gamal Suwantoro, 1997, Dasar-Dasar Pariwisata, Andi Offset, Yogyakarta
3.
Hadi Setia Tunggal, 1999, Peraturan perundang-undangan Kepariwisataan di Indonesia, Harvarindo, Jakarta
4.
Oka A. Yoeti, 1997, Perencanaan dan Pengembagan Pariwisata, PT. Pradnya Paramita, Jakarta
5.
Kodyat, 1996, Sejarah Pariwisata dan Perkembangannya di Indonesia, PT Gramedia Widiasarana, Jakarta
Linberg K. and Hawkkens DE, 1993, The Ecotourism Society, North Bennington, USA
6.
James Spilane,………………
TEORI KONSTITUSI
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Memahami dan mendalami berbagai teori berkenaan dengan sifat, isi dan perubahan kontitusi sehingga
mahasiswa mampu mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan persoalan hukum yang muncul.
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I
SEJARAH TIMBULNYA
KONSTITUSI
A. Perkembangan absolutisme
B. Timbulnya negara hukum
C. Negara hukum dan konstitusi
II
PENGERTIAN KONSTITUSI
A. Pengertian Umum
B. Paham-paham Konstitusi :
1. Konstitusi dalam arti materiil
2. Konstitusi dalam arti formil
3. Konstitusi sebagai undang-undang tertinggi
4. Konstitusi menurut Paham Herman Heller
5. Konstitusi menurut Paham C.F. Strong
III
SIFAT-SIFAT KONSTITUSI
A.
B.
C.
D.
Konstitusi yang bersifat Rigid
Konstitusi yang bersifat fleksibel
Konstitusi Tertulis
Konstitusi Tidak Tertulis
IV
ISI KONSTITUSI
V
PERUBAHAN KONSTITUSI
A.
B.
C.
D.
Arti perubahan
Perubahan Konstitusi dan makna demokrasi
Sistem dan prosedur perubahan konstitusi
Sistem dan prosedur perubahan konstitusi di Indonesia
VI
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KONSITUSI
LITERATUR :
1. Abu Daud Busroh, Ilmu Negara, Bumi Aksara, Jakarta, 1990.
2. Strong C.F., Modern Political Constitution.
3. Wheare KC., Modern Constitution, Oxford University, London, 1975.
4. UUD 1945 beserta Amandemennya
5. Konstitusi Beberapa Negara (Kumpulan Konstitusi)
6. Mahfud M.D, Amandemen Konstitusi, Menuju Reformasi Tata Negara, UII Press, 1999
7. Nihmatul Huda, Hukum & Konstitusi, UII Press, 2002
8. Bagir Manan, Perkembangan Konstitusi, UII Press, 2003
HUKUM PEMERINTAHAN LOKAL
BOBOT : 2 SKS
135
Deskripsi dan Kompetensi :
Memahami dan mendalami berbagai persoalan hukum yang muncul dalam lingkup pemerintahan lokal
sehingga mahasiswa mampu mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan persoalan hukum yang muncul.
NO.
I
POKOK BAHASAN
PENGANTAR
SUB POKOK BAHASAN
A.
D.
E.
F.
G.
H.
Pengertian Pemerintah Lokal
1. Pemerintah Lokal Administratif
2. Pemerintah Lokal Otonom
Latar belakang Pemda
Asas-Asas Pemerintahan Daerah
1. Desentralisasi
2. Dekonsentrasi
3. Medebewind
4. Vrijbestuur
Wilayah Administratif
Kota Administratif
Pengawasan
Keuangan Pemerintah Daerah
Pembagian Urusan Rumah Tangga Daerah
B.
C.
II
PERKEMBANGAN PEMDA DI
INDONESIA
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
Pemerintah Lokal Hindia Belanda
UU No. 22 Tahun 1945
UU No. 44 Tahun 1950
UU No. 1 Tahun 1957
UU No. 6 Tahun 1959
PenPres 6 tahun 1959
PenPres 5 tahun 1960
PP No. 50 tahun 1963
UU No. 18 tahun 1965
UU NO. 5 TAHUN 1974
III
UU 22 TAHUN 1999 TENTANG
PEMEMERINTAH DAERAH
A.
B.
C.
Ketentuan Umum
Dasar-Dasar Pemikiran pembentukan pemda
Asas ,Prinsip, Hakekat Pengaturan pemerintah Daerah
IV
HUBUNGAN PUSAT DAN
DAERAH
A.
Dasar-Dasar Hubungan antara Pusat dan Daerah dalam
kerangka Desentralisasi
Sistem Rumah Tangga Daerah
Mekanisme Hubungan antara Pusat dan Daerah
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
B.
C.
D.
V
OTONOMI DAERAH
A.
B.
C.
VI
PEMERINTAHAN DESA
A.
B.
Hakikat dan Tujuan Otonomi Daerah
Hubungan Otonomi Daerah dan Urusan Rumah tangga
Daerah.
Pelaksanaan Otonomi Daerah dan Urusan Rumah
tangga Daerah.
Pembentukan, penggabungan dan penghapusan desa
Struktur organisasi pemerintahan desa
LITERATUR:
1. Ateng Syafrudin, Pengaturan Koordinasi Pemerintahan Di Daerah, Tarsito, Bandung, 1976.
2. --------------------, Pasang Surut Otonomi Daerah, Binacipta, Bandung, 1985.
3. Bagirmanan, SH. MCL. Dr., Hubungan Antara Pusat dan Daerah Menurut UUD 1945, Pustaka Sinar Harapan,
Jakarta, 1994.
4. Irawan Soejito, Sejarah Pemerintahan Daerah di Indonesia, Pradnya Paramita, Jakarta, 1981.
5. -----------------, Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, Bina Aksara, Jakarta, 1981.
6. Soehino, Perkembangan Pemerintahan Di Daerah, Liberty, Yogyakarta, 1991.
7. Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Tata Negara di Indonesia, Dian Rakyat, 1997.
8. Hestu Cipto Handoyo B., Otonomi Daerah: Titik Berat otonomi dan Urusan Rumah tangga daerah, UAJY, 1998.
HUKUM KEWARGANEGARAAN
BOBOT : 2 SKS
136
Deskripsi ::
Hukum Kewarganegaraan adalah merupakan salah satu bagian dari mata kuliah pilihan yang materinya
merupakan kelanjutan dari materi kuliah kewarganegaraan yang sudah disampaikan secara garis besar dalam mata
kuliah Hukum Tata negara. Oleh karena itu Hukum Kewarganegaraan akan membahas lebih lanjut dan lebih rinci
materi yang telah disampaiakan dalam kuliah Hukum Tata Negara khususnya materi tentang kewarganegaraan.
Adapun tujuan mata kuliah Hukum Kewarganegaraan adalah agar mahasiswa dapat memahami dan mendalami
berbagai kaidah hukum yang berkaitan dengan masalah kewarganegaraan.
Kompetensi :
Setelah mempelajari dan lulus mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi dan
menganalisis dan memecahkan berbagai permasalahan pokok Hukum Kewarganegaraan Indonesia.
NO
I
POKOK BAHASAN
PENGANTAR
II.
SEJARAH HUKUM
KEWARGANEGARAAN
INDONESIA
PENGATURAN
KEWARGANEGARAAN DI
INDONESIA
III.
SUB POKOK BAHASAN
A. Warganegara merupakan anggota negara.
B. Warganegara merupakan unsur penting untuk bedirinya
negara.
C. Tiap-tiap negara berdaulat untuk menentukan siapa yang
menjadi warganegaranya.
D. Dasar pengaturan kewarganegaraan di Indonesia.
E. Ruang lingkup atau Pokok kajian hukum kewarganegaraan.
F. Permasalahan dalam hukum kewarganegaraan.
G. Peristilahan dalam hukum kewarganegaraan.
H. Arti pentingnya status kewarganegaraan bagi seseorang.
I. Asas-asas kewarganegaraan
J. Sejarah perkembangan asas kewarganegaraan.
K. Dwikewarganegaraan dan tanpa kewarganegaraan.
A. Masa penjajahan
B. Masa kemerdekaan.
A.
B.
C.
D.
E.
IV.
CARA MEMPEROLEH DAN
CARA KEHILANGAN
KEWARGANEGARAAN
INDONESIA
A.
B.
C.
D.
UU No. 62 Tahun 1958
Penyelesaian masalah dwikewarganegaraan antara RI
dengan RRC dan dampaknya terhadap nasyarakat
keturunan Tiong Hoa di Indonesia.
Pembaharuan UU Kewarganegaraan RI (UU No. 12 Tahun
2006).
Perlindungan hukum terhadap perempuan dan
anak
menurut : UU No. 62 Tahun 1958 dan menurut UU No. 12
Tahun 2006.
Perbedaan UU No. 62 Tahun 1958 dengan UU No.12
Tahun 2006.
Siapa yang menjadi WNI
Syarat dan tata cara memperoleh kewarganegaraan RI
Kehilangan kewarganegaraan RI
Syarat dan tatacara memperoleh kembali kewarganegaraan
RI.
LITERATUR
1. Indradi Kusuma dan Wahyu Efendi, Kewarganegaraan Indonesia, Forum Komunikasi Kesatuan Bangsa
(FKKB) & Gerakan Perjuangan Anti Diskriminasi (GANDI), Yakarta, 2002.
2. Koerniatmanto Soetoprawiro, Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian Indonesia, Gramedia, Yakarta,
1994.
3. Prastyo, Y.T, Petunjuk Praktis Untuk Menyelesaikan Masalah Kewarganegaraan Anda, Gramedia, Yakarta,
1994.
4. Sudargo Gautama, Tafsiran Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia, Alumni, Bandung,
1973.
5. ________________, Warganegara dan Orang Asing, Alumni, Bandung, 1987.
6. ________________, Hukum Perdata Internacional Indonesia, Eresco, Bandung-Jakarta, 1976.
7. Samuel S Nitisaputra (Penyunting), Referensi Fundamental Diskursus Hukum Kewarganegaraan, Komnas
HAM, GANDI dan FKKB, 2000.
137
HUKUM KEIMIGRASIAN
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Agar mahasiswa dapat memahami berbagai ketentuan hukum keimigrasian, sehingga diharapkan mahasiswa
mampu mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan permasalahan-permasalahan pokok hukum keimigrasian di
Indonesia.
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
POKOK BAHASAN
Pengantar/Pendahuluan
Politik Hukum Keimigrasian dan
perkembangannya dalam sistem
hukum di Indonesia
Keimigrasian
dan
hukum
keimigrasian
Trifungsi
keimigrasian
dan
perkembangannya
Pekembangan ruang lingkup fungsi
keimigrasian
Fungsi keimigrasian dalam sistem
hukum nasional
7.
Pelaksanaan peran dan
keimigrasian di Indonesia
8.
Kelembangaan dan mekanisme
tatalaksana Imigrasi
Implementasi peranan keimigrasian
dalam rangka peningkatan ekonomi
dan
pemeliharaan
ketahanan
nasional secara seimbang
Fungsi keimigrasian di berbagai
negara
9.
10.
fungsi
11.
Kewenangan
berbagai negara
12.
13.
Dokumen keimigrasian
Fasilitas keimigrasian bagi anak
berkewarganegaraan ganda dalam
rangka pelaksanaan UU No. 12
Tahun 2006
Peranan keimigrasian dalam rangka
menanggulangi perdagangan orang
(perempuan dan anak)
14.
keimigrasian
di
SUB POKOK BAHASAN
Tujuan dan Ruang Lingkup Hukum Keimigrasian
Politik pintu terbuka (open door policy) dan politik selektif
(selective policy).
Pengertian keimigrasian dan hukum keimigrasian. Dua unsur
penting pengaturan dalam hukum keimigrasian.
Perubahan dari fungsi pelayanan, fungsi penegakan hukum dan
fungsi keamanan menjadi fungsi pelayanan, fungsi penegakan
hukum dan funsi fasilitator pembangunan ekonomi.
Paradigma lama dan paradigma baru fungsi keimigrasian.
Hukum keimigrasian merupakan bagian dari ilmu hukum
kenegaraan, khususnya merupakan cabang dari hukum
adminstrasi negara.
Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan peran dan fungsi
keimigrasian berkaitan dengan posisi geografis wilayah RI dan
aspek demografi serta sumber daya alam.
Penegakan hukum di bidang keimigrasian masih sangat lemah
atau belum memadai.
Tinjauan kasus keimigrasian : Kebijakan BVKS, pengirimanTKI
ke luar negeri ditinjau dari aspek keimigrasian dan kasus
pelanggaran keimigrasian yang bersifat transnasional.
Kebijakan beberapa negara untuk menempatkan fungsi
keimigrasian tidak ditempatkan pada tataran yang sama. Setiap
negara mempunyai perbedaan dalam menempatkan kebijakan
politik hukum keimigrasian.
Kewenangan keimigrasian di berbagai negara menjadi
kewenangan pusat bukan kewenangan daerah atau negara bagian.
Membandingkan peraturan keimigrasian di berbagai negara :
Berbagai macam dokumen Keimigrasian
Pendaftaran kewarganegaraan RI bagi anak hasil perkawinan
campuran yang lahir sebelum dan sesudah keluarnya UU No. 12
Tahun 2006 dan fasilitas keimigrasian yang dapat diberikan.
Langkah-langkah yang diambil dan kendala yang dihadap Kantor
Imigrasi.
LITERATUR :
1. Abdullah Sjahriful (James), Mempekenalkan Hukum Krimigrasian, Ghalia, Indonesia, Jakarta, 1993.
2. Koerniatmanto Soetoprawiro, Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian Indonesia, Gramedia, Jakarta,
1994.
3. Direktorat Jendral Imigrasi Departemen Hukum dan HAM RI, Lintas Sejarah Imigrasi Indonesia, Jakarta,
2005.
4. M. Iman Santoso, Perspektif Imigrasi Dalam Pembangunan Ekonomi dan Ketahanan Nasional, UI Press,
Jakarta, 2004.
5. M. Iman Santoso, Perspektif Imigrasi Dalam United Nation Convention Against Trnsnasional Organized
Crime, Perum Percetakan Negara RI, Jakarta, 2007.
HUKUM KEPEGAWAIAN
138
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi :
Mata kuliah ini mempelajari tentang ruang lingkup hukum kepegawaian, pengertian dan jenis-jenis pegawai
negeri, manajemen pegawai negeri, formasi dan pengangkatan pegawai negeri sipil, kedudukan dan hak pegawai
negeri sipil, pangkat, jabatan, disiplin dan pemberhentian pegawai negeri sipil
.
Kompetensi :
Setelah mempelajari mata kuliah ini diharapkan :
1. mahasiswa mampu memahami berbagai macam pengertian, asas-asas, beserta pengaturan tentang hukum
kepegawaian,
2. mahasiswa mampu menyelesaikan persoalan-persoalan dalam hukum kepegawaian yang terjadi dalam praktek.
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I
PENGANTAR
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Obyek Hukum Kepegawaian
Sumber-sumber Hukum Kepegawaian
Hubungan dinas publik
Pengertian Pegawai Negeri
Jenis-jenis Pegawai Negeri
Pejabat Negara dan Pegawai Negeri
II
MANAJEMEN PEGAWAI
NEGERI
A.
B.
Pengertian manajemen Pegawai negeri
Ruang Lingkup Manajemen Pegawai Negeri
III
FORMASI DAN
PENGANGKATAN PEGAWAI
NEGERI SIPIL
A.
B.
C.
D.
E.
Formasi Pegawai Negeri Sipil
Pejabat yang Berwenang
Pengangkatan Pegawai Baru
Pengangkatan PNS Dalam Pangkat dan Jabatan
Pengangkatan PNS Pensiunan
IV
KEDUDUKAN, HAK DAN
KEWAJIBAN PEGAWAI
NEGERI SIPIL
A.
B.
C.
Kedudukan Pegawai Negeri Sipil
Hak-Hak Pegawai Negeri Sipil
Kewajiban Pegawai Negeri Sipil
V
DISIPLIN PEGAWAI NEGERI
SIPIL
A.
B.
C.
Pengertian Disiplin PNS
Kewajiban dan Larangan
Penegakan Hukum : Sanksi, Pejabat yang Berwenang
Menjatuhkan Sanksi dan Tata Cara
PERLINDUNGAN HUKUM
A.
B.
UpayaKeberatan atas Hukuman
Gugatan ke PTUN
VII
PANGKAT DAN JABATAN
A. Pengertian Pangkat
B. Sistem Kenaikan Pangkat dan Macam-macam Kenaikan
Pangkat
C. Pengertian Jabatan dan Macam-macam Jabatan
VIII
PEMBERHENTIAN PEGAWAI
NEGERI SIPIL
A.
VI
B.
C.
Sebutkan “dengan hormat” dan “tidak hormat” Pada
Pemberhentian PNS
Macam-Macam Pemberhentian
Hak-Hak Kepegawaian Setelah Pemberhentian
LITERATUR :
1. Kansil, CST, Pokok-Pokok Hukum Kepegawaian Republik Idonesia, Pradnya Paramita, Jakarta, 1983.
2. Moekijat, Administrasi Kepegawaian Negara Indonesia, PT. Sumur Bandung, 1984.
3. Moh. Mahfud MD, Hukum Kepegawaian Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1988.
4. Sastra Djatmika & Marsono, Hukum Kepegawaian Di Indonesia, Djambatan, Jakarta, 1990.
5. Utrecht E., Pengantar Administrasi Negara Indonesia, UNPAD, Bandung, 1960.
HUKUM PERIZINAN
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi :
139
Mata kuliah hukum perizinan merupakan mata kuliah yang membahas mengenai berbagai persoalan dasar
mengenai perizinan, khususnya dari perspektif hukum. Muatan dari mata kuliah ini meliputi pengertian dasar, teori
keputusan tata usaha negara, asas di bidang perizinan, pembaharuan di bidang perizinan dan berbagai hal lain yang
berkaitan dengan aspek yuridis dalam perizinan.
Kompetensi:
1. Dengan mempelajari mata kuliah ini diharapkan mahasiswa selaku peserta didik mampu mengetahui dan
memahami berbagai hal dalam perizinan, baik menyangkut asas, pengertian, sistem, dan berbagai persoalan
yang dapat terjadi dalam kaitannya dengan perizinan.
2. Diharapkan mahasiswa juga mengetahui dan mampu memecahkan persoalan-persoalan mendasar yang terjadi
di bidang perizinan,
NO
I.
POKOK BAHASAN
PENGANTAR
SUB POKOK BAHASAN
A.
B.
C.
D.
Pengertian Izin, dispensasi, lisensi , konsesi, dan
rekomendasi
Tujuan sistem Izin
Aspek-Aspek Yuridis Dalam Izin
Sifat Keputusan Izin
II.
URGENSI DAN SUSUNAN IZIN
A.
B.
C.
D.
Bentuk Izin
Bagian-Bagian dari Izin
Urgensi dari Izin
Klausula Penyelamat
III.
ASAS-ASAS UMUM DALAM
PENERBITAN IZIN
A.
B.
C.
D.
E.
Permohonan
Acara Persiapan Pemberian Izin
Pemberian Keputusan
Susunan Keputusan Izin.
Pengumuman Keputusan
IV.
IZIN SEBAGAI NORMA
PENUTUP DARI PENETAPAN
NORMA YURIDIS
A.
B.
C.
D.
Penetapan Norma Dalam Perundang-Undangan
Aspek Yuridis dari Keputusan Tata Usaha Negara
Penolakan Fiktif
Pengujian Keputusan
V.
IZIN SEBAGAI SEBUAH KTUN
A.
B.
C.
Macam-Macam Kebebasan
Wewenang Bebas dan Wewenang Terikat
Syarat-syarat Umum Pada Keputusan Tata Usaha
Negara.
Ketentuan-Ketentuan Tambahan Dalam Keputusan Tata
Usaha Negara
D.
VI.
RETRIBUSI DIBIDANG
PERIZINAN
A.
B.
C.
Pengertian dan karakteristik retribusi
Maksud pengenalan retribusi di bidang perizinan
Cakupan perizinan yang terkena retribusi
VII.
PERUBAHAN DAN
PENARIKAN KEMBALI IZIN
A.
B.
C.
Penyimpangan Keputusan
Penarikan Kembali Keputusan
Perubahan dan Penarikan Kembali Izin
VIII.
PENEGAKAN HUKUM DI
BIDANG PERIZINAN
A.
B.
C.
D.
E.
Tatakrama dalam perizinan
Macam-macam penegakan hukum
Kewenangan penegakan hukum
Macam-macam penegakan hukum
Macam-macam sanksi dalam penegakan
hukum
IX
PERSOALAN DALAM
PERMOHONAN DAN
PENERBITAN IZIN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Waktu lama
Kepastian proses
Biaya mahal
Berbagai pihak terkait
Sarana dan prasarana
Sistem yang dipakai
X
PERSOALAN DALAM
PENGGUNAAN IZIN
A.
B.
C.
Izin tidak melahirkan kewenangan hukum publik
Penyimpangan dalam penggunaan izin
Kepastian dari izin
140
D.
Tanggung jawab dalam penggunaan izin
XI
PEMBENAHAN DI BIDANG
PERIZINAN
A.
B.
C.
D.
E.
Pembenahan birokrasi dan kelembagaan
Jaringan data secara online
Penyediaan sarana dan prasarana
Umpan balik dari pelanggan
Membangun komitmen
XII.
PERIZINAN DI BERBAGAI
SEKTOR PEMBANGUNAN
A.
B.
C.
Industri
Perdagangan
Dll
LITERATUR :
1. Adrian
Sutedi,
S.H.,
M.H.,
Hukum
Perizinan
Dalam
Sektor
Pelayanan
Publik ,
Penerbit Sinar Grafika Jakarta, 2010
2. Anonim, Himpunan Kebijakan Perdagangan Di Bidang Perizinan, Myda, Jakarta, 2002
3. ........ Prosedur Perizinan Di Bidang Perdagangan, LP3ES, Jakarta, 2000.
4. Hairus Salim dan Anggerjati Wijaya,(ed.), Demokrasi Dalam Pasungan Politik Perizinan di Indonesia, Forum
LSM-LISM DIY, 1996.
5. Henry S Siswosoediro, Buku Pintar Pengurusan Perizinan & Dokumen, Visimedia, Jakarta,2008.
6. Martiman Prodjohamidjojo, Hukum Acara Pengadilan Tata Usaha Negara, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1993.
7. Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Perizinan, Yuridika, Surabaya, 1993.
8. ------------------------, et. al., Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta, 2001.
9.
Sri Pudyatmoko,Y., Perizinan Problem dan Upaya Pembenahan, PT.Gramedia Widya Sarana, Jakarta,2009
10. Utrecht, Pengantar Hukum Administrasi Republik Indonesia, Pustaka Tinta Mas, Surabaya, 1996.
11. Zaenal, Selukbeluk Pengajuan Surat Permohonan Izin Usaha Perdagangan Untuk Masyarakat Pengusaha,
Liberty Yogyakarta, 1983.
HUKUM KEUANGAN NEGARA
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Peserta mata kuliah memiliki landasan analisis secara sosio-yuridis terhadap perspektif hukum keuangan negara
dalam kaitannya dengan best practices (penerapan kaidah-kaidah yang baik) pengelolaan keuangan negara
Peserta mata kuliah diharapkan mampu:
1.
Memahami dinamika regulasi dalam bidang keuangan negara.
2.
Menganalisis secara kritis perspektif pengelolaan keuangan negara.
3.
Menguasai segi-segi penerapan prinsip hukum keuangan negara dalam kaitannya dengan bidang-bidang
hukum terkait.
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I.
PENGANTAR
A.
B.
C.
D.
E.
Pengertian keuangan negara
Dasar hukum pengelolaan keuangan negara
Ruang lingkup keuangan negara
Aspek historis hukum keuangan negara
Sistem dan Asas-asas pengelolaan keuangan negara
II.
ANGGARAN NEGARA
A.
B.
C.
D.
Pengertian anggaran negara (dari sudut administratif,
konstitusi, Undang-undang dan Peraturan Pelaksanaan)
Fungsi anggaran
Siklus anggaran (budget ciclus)
Penganggaran berbasis kinerja
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Manajemen Keuangan Negara berbasis kinerja
Prinsip akuntabilitas publik
Penerapan sistem akuntabilitas kinerja di Indonesia
Perencanaan strategis
Rencana kinerja tahunan
Pengawasan Pelaksanaan Keuangan Negara
III.
SISTEM AKUNTABILITAS
KINERJA
141
IV. A. HUBUNGAN KEUANGAN
ANTARA PUSAT DAN DAERAH
A.
B.
Prinsip perimbangan keuangan Pusat dan Daerah
Pengaturan Relasi Keuangan Pemerintah Pusat dan
Daerah
V.
PERTANGGUNG
JAWABAN
KEUANGAN NEGARA
A.
B.
Pertanggungjawaban Keuangan Pusat
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah
VI.
IMPLIKASI KEUANGAN NEGARA
TERHADAP PELAYANAN PUBLIK
A.
Pengaruh keuangan negara dengan pelaksanaan
pelayanan publik
Study kasus pengelolaan keuangan negara
B.
LITERATUR :
1. Arifin P. Soeria Atnadja, Mekanisme pertanggungjawaban Keuangan Negara – Suatu Tinjauan Yuridis, PT
Gramedia, Jakarta, 1986.
2. Dadang Juliantara (Penyusun), Pembaruan Kabupaten – Arah Realisasi Otonomi Daerah, Pembaruan,
Yogyakarta, 2004.
3. Bohari, Hukum Anggaran Negara, Rajawali Press, Jakarta, 1995.
4. Hughes, Owen E, Public Management and Administration – An Introduction, St. Martin’s Press, Inc., New York ,
1994.
5. Soebagio, Hukum Keuangan Negara RI, Rajawali Press, cetakan II, Jakarta, 1991.
6. Safar Nasir, dkk. (penyunting), Prosiding Seminar Nasional : Pengukuran Kinerja Pemerintah Daerah, UAD
Press, Yogyakarta, 2003.
7. Sukanto Reksohadiprodjo, Ekonomika Publik, BPFE, Yogyakarta, 2001.
8. Sjahrudin Rasul, Pengintegrasian Sistem Akuntabilitas Kinerja Dan Anggaran Dalam Perspektif UU No.
17/2003 Tentang Keuangan Negara – Problem Dan Solusi Penganggaran Di Indonesia, Perum Percetakan
Negara RI, Jakarta, 2003.
9. Taylor, Charles Lewis, Why Goverments Grow – Measuring public Sector Size, Sage Publications, Beverly Hills,
London, New Delhi, 1983.
HUKUM BENDA MILIK NEGARA
BOBOT: 2 SKS
Deskripsi dan Kompetensi :
Mahasiswa mampu memahami pengaturan terhadap status hukum atau kedudukan hukum dari barang/benda
milik / kekayaan negara, siklus perlengkapan, pengurusan jalan serta pengurusan sungai.
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I.
PENGANTAR
I
A.
B.
Pengertian barang milik publik dan barang milik
pemerintah.
Penggolongan barang-barang milik pemerintah
II.
SIKLUS
I
PERLENGKAPAN
A.
B.
C.
D.
Perencanaan/Penentuan kebutuhan
Penganggaran
Pengadaan barang
Penghapusan barang
III.
PENGURUSAN
I
JALAN
A.
B.
Pengelompokan jalan dari sudut peranan jalan
Pengelompokan jalan dari sudut wewenang pembinaan.
IV.
PENGURUSAN
I
AIR
A.
B.
Pengertian Pengairan
Wewenang Pemerintah dalam Pengurusan Air
V.
PENGURUSAN SUNGAI
A.
B.
C.
D.
E.
Pengertian Sungai
Penguasaan Sungai
Fungsi Sungai
Eksploitasi dan Pemeliharaan sungai
Kewajiban dan larangan
LITERATUR :
1. Kristiadi, Administrasi materiil, Lembaga Administrasi Negara RI, 1996.
2. Philipus M.Hadjon, et al, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gajah mada University Press, 2001.
142
3.
Utrecht, E, Pengantar Hukum Administrasi negara Indonesia, Ichtisar, Jakarta, 1996.
HUKUM PAJAK KHUSUS
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi :
Mata kuliah hukum pajak khusus merupakan mata kuliah yang membahas materi-materi berkaitan dengan ketentuan
hukum pajak positif. Ketentuan perpajakan tersebut baik untuk Pajak Pusat maupun pajak daerah, baik yang dikelola oleh
Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Pemerintah Propinsi, maupun Pemerintah Kabupaten/ Kota.
Kompetensi :
1. Dengan mempelajari mata kuliah ini diharapkan mahasiswa agar mahasiswa mampu menganalisis berbagai
persoalan di masayarakat dalam bidang pajak, khususnya berdasarkan ketentuan yang berlaku
2. Mahasiswa yang menyusun skripsi dalam bidang pajak dapat terbantu untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih mendalam mengenai jenis pajak tertentu yang diteliti dan ditulisnya.
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
II.
PENGANTAR
A
A.
B.
Pengertian Hukum Pajak Khusus
Pembaharuan Perpajakan Nasional
III.
PAJAK
B
PENGHASILAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Subyek Pajak dan Wajib Pajak
Obyek Pajak
Bermula dan Berakhirnya Kewajiban Pajak Subyektif
Perlakuan terhadap WPDN dan WPLN
Tarip
Sistem Pengenaan Pajak
Kredit Pajak Luar Negeri
Penghitungan Pajak
IV.
PPN
C dan PPn. BM
A.
Perbandingan antara PPn 1951 dengan PPN dan
PPn.BM
Subyek Pajak dan Wajib Pajak
Obyek Pajak dan Pengecualiannya
Tarip
Sistem Pengenaan Pajak
Penghitungan Pajak
B.
C.
D.
E.
F.
V.
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Subyek Pajak dan Wajib Pajak
Obyek Pajak
Dasar Pengenaan Pajak
Tarip
Sistem Pengenaan Pajak
Saat Timbulnya Utang Pajak
Sistem Pembayaran Pajak
Penghitungan Pajak
VI.
BEA PEROLEHAN HAK ATAS
TANAH DAN BANGUNAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Subyek Pajak dan Wajib Pajak
Obyek Pajak
Dasar Pengenaan Pajak
Tarip
Sistem Pengenaan Pajak
Saat Timbulnya Utang Pajak
Sistem Pembayaran Pajak
Penghitungan Pajak
VII.
BEA METERAI
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Subyek Pajak dan Wajib Pajak
Obyek Pajak
Dasar Pengenaan Pajak
Tarip
Sistem Pengenaan Pajak
Timbulnya Pengenaan Pajak
Sistem Pembayaran Pajak
Penghitungan Pajak
143
VIII.
BEA MASUK DAN CUKAI
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Obyek Pajak
Subyek Pajak
Tarip Pajak
Sistem Pengenaan
Bea Masuk Anti Dumping
Bea Masuk Imbalan
IX.
PAJAK PROPINSI
A.
B.
C.
D.
E.
Pajak Kendaraan Bermotor;
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;
Pajak Air Permukaan; dan
Pajak Rokok.
X.
PAJAK KABUPATEN/KOTA
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
Pajak Hotel;
Pajak Restoran;
Pajak Hiburan;
Pajak Reklame;
Pajak Penerangan Jalan;
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;
Pajak Parkir;
Pajak Air Tanah;
Pajak Sarang Burung Walet;
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan;dan
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
K.
LITERATUR :
1. Anastasia Diana,SE.,Akt dan Lilis Setiawati, Perpajakan Indonesia, Konsep, Aplikasi, dan Penuntun Praktis,
Penerbit Andi, Yogyakarta,2003.
2. Atep Adya Barata, BPHTB Menghitung Obyek dan Cara Pengajuan Keberatan Pajak, PT.Elex Media
Komputindo, Jakarta,2003.
3. Kesit Bambang Prakosa, Pajak dan Retribusi Daerah, UII Press, Yogyakarta,2003.
4. Marihot Pahala Siahaan, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, Teori dan Praktek, PT.Raja Grafindo
Persada, Jakarta,2003.
5. Munawir. Pajak Penghasilan, BPFE Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,2003
6. Rochmat Soemitro, Pajak Penghasilan, PT.Eresco Bandung
7. _______________,Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah, PT.Eresco Bandung.
8. _______________, Pajak Bumi dan Bangunan, PT.Eresco Bandung.
9. _______________,Bea Meterai, PT.Eresco Bandung.
10. Sri Pudyatmoko, Y, Pajak Bumi dan Bangunan, Penentuan Batas Akhir Pembayaran Pajak, Penerbitan Universitas
Atma Jaya Yogyakarta, 2002.
11. _____________, Pengantar Hukum Pajak,(edisi revisi) Andi Offset, Yogyakarta,2009.
Undang-Undang dan Peraturan:
1.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
2.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan UndangUndang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
3.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Barang dan Jasa serta Pajak Penjualan atas Barang
Mewah
4.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
1994 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan
5.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 Tentang Bea Meterai
6.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
7.
UU No.11/1995 Jo.UUNo. 39 TAHUN 2007, Tentang Cukai
8.
UU No.10 /1995, Jo.UU No.17 Th.2006 Tentang Kepabeanan
9.
PP No. 34 Tahun 1996 tentang Bea Masuk Anti Dumping dan Bea Masuk Imbalan
10. Keputusan MenPerindag No: 430 / MPP/Kep/9/1999 tentang Komite Anti dumping Indonesia dan Tim
Operasional Antidumping
11. SE Dirjen Bea dan Cukai No. SE-19/BC/1997 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Bea Masuk Anti
Dumping/Sementara
144
HUKUM ORGANISASI INTERNASIONAL
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi :
Mata kuliah ini mebahas berbagai persoalan hukum yang muncul dalam berkenaan dengan kedudukan, aktivitas
dan hubungannya dengan negara sebagai subyek Hukum Internasional sehingga mahasiswa mampu mengidentifikasi,
menganalisis dan memecahkan persoalan hukum yang muncul.
Kompetensi :
1. Mahasiswa mampu untuk mengidentifikasi peraturan-peraturan Hukum Organisasi Internasional
2. Mahasiswa mampu menganalisis kasus-kasus di bidang organisasi internasional (publik)
3. Mahasiswa mampu menerapkan peraturan-peraturan hukum di bidang Organisasi Internasional terhadap
kasus-kasus di bidang Organisasi Internasional.
NO.
I.
II.
III.
IV.
POKOK BAHASAN
PENGERTIAN
DAN LUAS
A
LINGKUP HUKUM
ORGANISASI
INTERNASIONAL
SUBYEK,
OBYEK DAN
B
SUMBER
HUKUM ORGANISASI
INTERNASIONAL
KEDUDUKAN,
FUNGSI DAN
C
KEKUASAAN ORGANISASI
INTERNASIONAL
MASALAH
KONSTITUSIONAL DALAM
KEANGGOTAAN
A.
B.
SUB POKOK BAHASAN
Pengertian Organisasi Internasional
Luas Lingkup Hukum Organisasi Internasional
A.
B.
C.
Subyek Hukum Organisasi Internasional
Obyek Hukum Organisasi Internasional
Sumber Hukum Organisasi Internasional
A.
B.
Kedudukan Hukum Organisasi Internasional
Kedudukan Organisasi Internasional Sebagai Subyek
Hukum Nasional
Kedudukan Organisasi Internasional Sebagai
Fungsi Hukum Organisasi Internasional
Kekuasaan Hukum Organisasi Internasional
Partisipasi dalam Kegiatan Organisasi Internasional
Prinsip-Prinsip Keanggotaan
Klasifikasi Keanggotaan
Persyaratan Keanggotaan
Prosedur Keanggotaan
Penafsiran Mahkamah Internasional tentang Keanggotaan
Penarikan Kembali Keanggotaan
Kasus Penarikan Diri dan Masuknya Kembali Keanggotaan
Indonesia
Masalah Perwakilan Cina di PBB
Kasus-Kasus Aktual : PBB dan Perubahan Tantangan
Jaman
C.
D.
E.
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
LITERATUR :
1. Bowett Q.C.LL.D., Hukum Organisasi Internasional, Terjemahan Bambang Iriana Djajaatmadja, SH., Sinar
Grafika, Jakarta, 1992.
2. J. Pariera Mandalangi, SH., Segi-Segi Hukum Organisasi Internasional, Buku I suatu Modus Pengantar,
Binacipta, Bandung, 1986.
3. Sumaryo suryokusumo, Hukum Organisasi Internasional, Universitas Indonesia Press, 1990.
4. ----------------------------, Studi Kasus Hukum Organisasi Internasional, Alumni, Bandung, 1993.
5. Sri Setyaningsih Suwardi, Pengantar Hukum Organisasi Internasional, UI Press, Jakarta, 2004
HUKUM DIPLOMATIK DAN KONSULER
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi :
Mata kuliah ini membahas berbagai persoalan hukum berkenaan dengan perlindungan hukum terhadap
kedudukan, tugas, fungs misi diplomatik dan konsuler sehingga mahasiswa mampu mengidentifikasi, menganalisis
dan memecahkan persoalan hukum yang muncul.
145
Kompetensi :
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi peraturan-peraturan hukum diplomatik, konsuler dan perwakilan lain
2. Mahasiswa mampu menganalisis unsur-unsur di bidang hubungan diplomatik, konsuler dan perwakilan lain
3. Mahasiswa mampu menerapan aturan-aturan hukum di bidang diplomatik, konsuler dan perwakilan lainnya
terhadap kasus-kasus di bidang hubungan diplomatik, konsuler dan perwakilan lain.
NO.
I.
II.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Pengertian Hukum Diplomatik
Perkembangan Kodifikasi Hukum Diplomatik
Fungsi Perwakilan Diplomatik
Konvensi-Konvensi PBB mengenai Hukum Diplomatik
Sumber Hukum Diplomatik
Pelaksanaan Hukum Diplomatik dan Tantangannya
Konvensi Wina 1961 dan Perkembangannya dalam PerundangUndangan Nasional
KEKEBALAN DAN
KEISTIMEWAAN
DIPLOMATIK
A.
Latar Belakang Timbulnya Kekebalan daan Keistimewaan
Diplomatik
Landasan Hukum Bagi Pemberian Kekebalan dan
Keistimewaan Diplomatik
Mulai dan Berakhirnya Kekebalan dan Keistimewaan
Dilomatik
Kekebalan dan Keistimewaan Diplomatik di Negara Ketiga
B.
C.
D.
III.
TIDAK
DIGANGGUGUGATNYA
PERWAKILAN ASING
A.
B.
C.
D.
IV.
V.
Ketentuan Dalam Konvensi Wina 1961
Perlindungan Di Lingkungan Gedung Perwakilan Asing
(Interna Rationae)
Perlindungan Di Luar Lingkungan Gedung Perwakilan Asing
(Externa Rationae)
Kasus-kasus Pelanggaran hak Imunitas
TIDAK DIGANGGUGUGATNYA PARA DIPLOMAT
PERSONA GRATA DAN
PERSONA NON GRATA
A.
B.
C.
Persona Grata
Deklarasi Persona Non Grata
Penolakan Calon Duta Besar secara Eksepsional
VI.
SUAKA POLITIK
VII.
MISI KONSULER
A.
B.
C.
D.
E.
Perkembangan Misi Konsuler
Fungsi Misi Konsuler
Kekebalan dan Keistimewaan Konsuler
Konsul Karir
Konsul Kehormatan
MISI KHUSUS DAN
PERWAKILAN YANG LAIN
A.
B.
Misi Khusus
Misi yang lain
VIII.
LITERATUR :
1. Badan Penelitian dan Pengembangan Masalah Luar Negeri, Departemen Luar Negeri RI, Pedoman Tertib
Diplomatik dan Tertib Protokol I dan II, Jakarta, 1980.
2. Booth - Lord Gore, Desmond Pakenham, Satow’s Guide To Diplomatic Practice, Longman, London and New
York, Fifth Edition
3. Feltham RG., Diplomatic Handbook, Longman, London and Boston, Fourth Edition
4. Mansyur effendi A., Hukum diplomatik Internasional, Hubungan Politik Bebas Aktif, Azas Hukum Diplomatik
Dalam Era Ketergantungan Antar Bangsa, Usaha Nasional, Surabaya, 1993.
5. Sumaryo Suryokusumo, Hukum Diplomatik, Teori dan Kasus, Alumni, Bandung, 1995.
6. __________________, Perlunya Dilindungi Harkat dan Martabat Perwakilan Asing Di Suatu Negara, Pidato
Pengukuhan Guru Besar Dalam Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Bandung, 1994.
Konvensi-Konvensi :
1. Kovensi Wina 1961 tentang Hubungan Diplomatik
2. Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan Konsuler
3. Konvensi New York 1969 tentang Misi Khusus
4. Konvensi New York 1973 tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan terhadap Orang-Orang yang
Dilindungi Secara Internasional termasuk Pejabat Diplomatik
5. Kovensi Wina 1975 tentang Keterwakilan Negara Dalam Hubungannya dengan Organisasi Internasional yang
bersifat Universal
146
6.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri
HUKUM ANGKASA
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi :
Mata kuliah membahas berbagai persoalan hukum yang muncul sebagai akibat aktivitas negara sebagai subyek
Hk.Internasional dalam hubungannya dengan ruang angkasa sehingga mahasiswa mampu mengidentifikasi,
menganalisis dan memecahkan persoalan hukum yang muncul.
Kompetensi :
1. Mahasiswa mampu untuk mengidentifikasi peraturan-peraturan internasional yang mengatur tentang wilayah
udara dan angkasa luar
2. Mahasiswa mampu untuk menganalisis kasus-kasus wilayah udara dan angkasa luarl
3. Mahasiswa mampu menerapkan peraturan hukum internasional dalam kasus-kasus yang terjadi
NO.
POKOK BAHASAN
I
PENGANTAR
II
HUKUM RUANG UDARA (AIR
LAW)
A.
B.
C.
D.
A.
B.
C.
D.
E.
III
HUKUM RUANG ANGKASA
(SPACE LAW)
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
SUB POKOK BAHASAN
Sejarah Perkembangan Hukum Angkasa
Pembagian Bidang Hukum Angkasa
Ruang Lingkup dan Hubungan dengan Bidang Hukum lain
Penetapan Batas Ruang Udara dan Ruang Angkasa
Definisi Ruang Udara
Perkembangan Konsep “Kedaulatan Negara di Ruang
Udara”
Prinsip-prinsip Hukum Ruang Udara
Hubungan antara Hukum Ruang Udara danRuang Angkasa.
Public International Air Transport
1. Definisi Air Transport
2. Permasalahan dalam air transport
3. Sifat Angkutan Udara / air transport
4. Status Hukum Ruang Udara
5. Dasar Hukum : Chicago Convention 1944
6. Hak dan Kewajiban Pesawat Udara
Istilah dan Definisi
Prinsip-Prinsip Hukum Ruang Angkasa
Dasaar Hukum :
1. Space Treaty 1967
2. Rescue Agreement 1968
3. Liability Convention 1972
4. Registration Convention 1975
UNCOPUOS dan Tugas-Tugasnya
Remote Sensing by Satelite
Direct Broadcasting from Satelite
Aspek-Aspek Hukum Orbit Geostationer
Kepentingan Indonesia terhadap Ruang Angkasa
LITERATUR :
A. Wajib :
1. Priyatna Abdurrasyid, DR., Kedaulatan Negara di Ruang Udara, Pusat Penelitian Hukum Angkasa, Jakarta,
1972.
2. _____________________, Hukum Antariksa Nasional, Rajawali Pers, Jakarta, 1989.
3. _____________________, Pengantar Hukum Ruang Angkasa dan Space Treaty 1967, Binacipta, Bandung,
1977.
4. Diederiks-Verschoor, Prof., DR., I.H., Persamaaan dan Perbedaan Antara Hukum Udaara daan Hukum
Angkasa, Sinar Grafika, 1991.
B. Anjuran :
1. Mieke Komar Kantaatmadja, SH., M.C.L., CN., Berbagai Masalah Hukum Udara dan Angkasa, Remadja
Karja, Bandung, 1984.
2. ----------------------------, Hukum Angkasa dan Hukum Tata Ruang, Mandar Maju, Bandung, 1994.
3. Frans Liakadja, Masalah Lintas Di Ruang Udara, Binacipta, Bandung, 1987.
147
4.
5.
Endang Saefullah Wiradipradja, DR., Tangung Jawab Pengangkut Dalam Hukum Pengangkutan Udara
Internasional dan Nasional, Liberty, Yogyakarta, 1989.
_____________________________, (ed), Hukum Angkasa dan Perkembangannya, Remadja Karja,
Bandung, 1988.
HUKUM LAUT
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi :
Mata kuliah ini membahas berbagai persoalan hukum yang muncul sebagai akibat aktivitas negara sebagai
subyek Hukum Internasional dalam hubungannya dengan wilayah laut sehingga mahasiswa mampu mengidentifikasi,
menganalisis dan memecahkan persoalan hukum yang muncul.
Kompetensi :
1. Mahasiswa mampu untuk mengidentifikasi peraturan-peraturan internasional yang mengatur tentang wilayah
laut
2. Mahasiswa mampu untuk menganalisis kasus-kasus wilayah laut internasional
3. Mahasiswa mampu menerapkan peraturan hukum internasional dalam kasus-kasus yang terjadi
NO.
IV
V
POKOK BAHASAN
PENGANTAR
SEJARAH
PERKEMBANGAN HUKUM
LAUT INTERNASAIONAL
A.
B.
A.
B.
SUB POKOK BAHASAN
Ruang Lingkup Hukum Laut Internasional
Sumber-Sumber Hukum Laut Internasional
Perkembangan Hukum Pemberantasan Penyelundupan di
Inggris dan Amerika Serikat
Perkembangan Hukum Laut Sesudah PD II
1. Proklamasi Truman 1945 tentang Continental Shelf dan
Perikanan
2.
3.
VI
KONFERENSI
HUKUM
LAUT TAHUN 1958
VII
KONVENSI HUKUM LAUT
TAHUN 1982
A.
B.
A.
B.
C.
D.
Keputusan Mahkamah Internasional Tahun 1951.
Tuntutan Negara-Negara Equador, Peru dan Chile atas
Wilayah 200 mil Laut
Tugas-Tugas Konferensi
Hasil-Hasil Keputusaan Konferensi
Ruang Lingkup Konvensi
Prinsip-prinsip Umum
Tujuan Konvensi
Permasalahan-Permasalahan
LITERATUR :
A. Wajib :
1.
Hasjim Djalal, Perjuangan Indonesia di Bidang Hukum Laut, Binacipta, Bandung, 1979.
2.
___________, Indonesia and The Law of Sea, CSIS, Jakarta, 1995.
3.
Mochtar Koesoemaatmadja, Prof. Dr., Hukum Laut Internasional, Binacipta, Bandung, 1983.
4.
--------------------, Negara Nusantara, Alumni, Bandung, 2003
5.
Churchill and Lowe, RR., A.V., The Law of The Sea, Machester University Press, 1983.
6.
O’ Connell, QC., LL.D., DP., The International Law of The Sea, Vol. I & II, Clarendon Press, Oxford, 1984.
B. Anjuran :
1. Attard, David Joseph, The Eez in International Law, Clarendon Press, Oxford, 1987.
2. Etty R. Agoes, DR., Konvensi Hukum Laut 1982, Abardin, Bandung, 1991.
3. Mochtar Koesoemaatmadja, Prof., DR., Bunga Rampai Hukum Laut, Binacipta, Bandung, 1978.
4. Juajir Sumardi, SH., Hukum Pencemaran Laut Transnasional, PT. Citraa Aditya Bakti, Bandung, 1996.
HUKUM HUMANITER
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi :
Mata kuliah ini membahas tentang hukum yang berlaku dalam konflik bersenjata yang terdiri dari hukum yang
mengatur hak negara untuk melakukan perang, hukum tentang cara dan sarana perang serta hukum perlindungan
148
korban perang, sehingga mahasiswa mampu mengidentifikasikan, menganalisis dan memecahkan persoalan hukum
yang muncul.
Kompetensi :
1. Mahasiswa mampu untuk mengidentifikasi peraturan-peraturan hukum yang dapat diterapkan dalam konflik
bersenjata (Hukum Humaniter Internasional)
2. Mahasiswa mampu menganalisis kasus-kasus/ pelanggaran Hukum Humaniter Internasional
3. Mahasiswa mampu untuk menerapkan ketentuan-ketentuan Hukum Humaniter Internasional terhadap
kejahatan-kejahatan perang.
NO.
VIII
POKOK BAHASAN
HAKIKAT HUKUM
HUMANITER
INTERNASIONAL
SUB POKOK BAHASAN
A.
C.
Pengertian dan Perkembangan Hukum
Humaniter Internasional
Hubungan Hukum Humaniter Internasional dengan Hak-Hak
Asasi Manusia
Sumber Hukum Humaniter Internasional
B.
IX
PERANG DAN HUBUNGAN
PERMUSUHAN LAINNYA
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Pengertian dan Sejarah Perang
Hak Negara untuk Melakukan Perang
Perang yang Sah dan Perang yang Tidak Sah
Kanflik-konflik bersenjata bukan perang
Perang Menurut Hukum Indonesia
Hubungan Pihak-Pihak yang Berperang dengan Negara Netral
X
PRINSIP KEMANUSIAAN
SEBAGAI PRINSIP
UTAMA HUKUM
HUMANITER
INTERNASIONAL
A.
B.
Prinsip-Prinsip Dasar Hukum Humaniter Internasional
(Prinsip Kepentingan Militer, Prinsip Kesatriaan, dan Prinsip
Kemanusiaan)
Prinsip Pembedaan antara Kombatan dan Penduduk Sipil
XI
CARA DAN SARANA
PERANG
A.
B.
C.
Cara dan Sarana Perang di Darat
Cara dan Sarana Perang di Laut
Cara dan Sarana Perang di Udara
XII
PERLINDUNGAN KORBAN
PERANG
A.
B.
C.
D.
Perlindungan Prajurit yang Horst de Combat dan Tawanan
Perang
Perlindungan Badan-Badan Penolong Korban Perang
Perlindungan Penduduk Sipil
Perlindungan Lingkungan Hidup di Saat Perang
A.
B.
C.
Bentuk Pelanggaran
Sanksi-Sanksi Pelanggaran
Peradilan Penjahat Perang
XIII
PELANGGARAN HUKUM
HUMANITER
INTERNASIONA
XIV
IMPLEMENTASI HHI DALAM HUKUM INDONESIA
LITERATUR :
A. WAJIB
1. Mochtar Kusumaatmadja, Konvensi - Konvensi Palang Merah 1949, Bina Cipta, Bandung, 1986.
2. F. Sugeng Istanto, Perlindungan Penduduk Sipil Dalam Perlawanan Rakyat Semesta dan Hukum
Internasional, Andi Offset, Yogyakarta, 1982.
3. GPH. Haryomataram, Hukum Humaniter, CV. Rajawali, Jakarta, 1984.
4. HA. Masyhur Effendi, Hukum humaniter Internasional dan Pokok-Pokok Doktrin HANKAMRATA, Usaha
Nasional, Surabaya, 1984.
5. Lauterpacht, H., (editor), International Law (A Treaties), Dispute, War and Neutrality, Longsman, London,
1952.
6. Picted, Jean, Development and Principles of International Humanitarian Law, Martinus Nijhoff Publisher,
The Hague, 1985.
B. ANJURAN
1. Brownlie, Ian, International Law and The Use of Force By States, Clarendon Press, Oxford, 1983.
2. Bedjaoui, Mohammed, Modern War, Zed Books Ltd., London and New Jersey, 1986.
3. Wright, Quincy, A Study Of war, Vol I, The University Of Chicago Press, Chicago, 1951.
4. GPH. Djatikoesoemo, Hukum Internasional Bagian Perang, NV. Pemandangan, Jakarta, 1954.
149
HUKUM PENGUNGSI
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi :
Mata kuliah ini membahas berbagai persoalan hukum yang muncul akibat adanya pengungsi, bagaimana dan
kewajiban dan perlindungan pengungsi.
Kompetensi :
1. Mahasiswa mampu untuk mengidentifikasi peraturan-peraturan hukum internasional tentang pengungsi
2. Mahasiswa mampu menganalisis kasus-kasus di bidang pengungsi
3. Mahasiswa mampu menerapkan aturan-aturan hukum di bidang pengungsi terhadap kasus-kasus di bidang
pengungsi.
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I
BEBERAPA ISTILAH
YANG BERKAITAN
DENGAN PENGUNGSI
A.
B.
C.
D.
Migran Ekonomi.
Pengungsi Statuta.
Pegungsi Mandat dan Pengungsi konvensi.
Internally Displaced Person.
II
PENGERTIAN PENGUNGSI
A.
B.
C.
D.
Pengertian Secara Harfiah.
Menurut Pendapat Para ahli.
Menurut Konvensi Tahun 1951.
Menurut Protokol 1967.
III
PERKEMBANGAN KONSEP “ PERSONS OF CONCERN “
IV
PERAN DAN TUGAS UNHCR
V
PENYEBAB DAN
BERAKHIRNYA
PENGUNGSI
A.
B.
C.
D.
Peyebab Terjadinya Pengungsi.
Berakhirnya Status Pengungsi.
Hak – Hak Pengungsi.
Kewajiban Pengungsi.
VI
PERLINDUNGAN
INTERNASIONAL
PENGUNGSI
A.
B.
Konsep Perlindungan Dalam Ajaran Agama di Dunia.
Sejarah Perlindungan Pengungsi Internasional.
VII
PENGERTIAN DAN
PRINSIP-PRINSIP UMUM
HUKUM PENGUNGSI
INTERNASIONAL
A.
B.
Menurut Konvensi Tahun 1951.
Menurut Protokol Tahun 1967.
VIII
PERLINDUNGAN
INTERNASIONAL HAK
ASASI MANUSIA
A.
B.
C.
Piagam Perserikatan Bangsa - Bangsa.
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.
ICCPR dan ICESCR.
IX
INSTRUMEN REGIONAL
HAK ASASI MANUSIA
A.
B.
C.
Kawasan Eropa.
Kawasan Amerika.
Kawasan Afrika.
X
KONVENSI
INTERNASIONAL
TENTANG HAK ASASI
MANUSIA LAINYA YANG
BERKAITAN DENGAN
PENGUNGSI
A.
Konvensi Internasional Tentang Penghapusan Segala
Bentuk Diskriminasi Rasial
Konvensi Anti Penyiksaan.
Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap
Wanita.
B.
C.
XI
BEBERAPA PERMASALAHAN HUKUM BERKAITAN DENGAN PENGUNGSI DAN
INTERNAL DISPLACED PERSONS
XII
PEDOMAN PERLAKUAN
TERHADAP INTERNAL
DISPLACED PERSONS
A.
B.
Secara Internasional
Secara Nasional.
LITERATUR
1. Achmad Romsan dkk , Pengantar Hukum Pengungsi Internasional : Hukum Internasional
dan prinsip – prinsip Perlindungan internasional , UNHCR Badan Perserikatan Bangsa –
Bangsa urusan Pengungsi Perwakilan Regional Jakarta, Republik Indonesia, 2003.
150
2.
3.
4.
5.
6.
Jawahir Thontowi, Hukum Internasional Di Indonesia ( Dinamika dan Implementasi Dalam
Beberapa Kasus Kemanusiaan ) , Madyan Presss, Yogyakarta, 2002.
Sulaiman Hamid, Lembaga Suaka Dalam Hukum Internasional, PT Raja Grafika Persada, Jakarta, 2002.
Konvensi Tahun 1951 tentang Status pengungsi.
Protokol Tahun 1967 tentang Status Pengungsi.
Statuta UNHCR
HUKUM LINGKUNGAN INTERNASIONAL
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi :
Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip hukum lingkungan internasional, sumber hukum lingkungan
internasional, baik di tingkat internasional ataupun regional, kelembagaan yang berkait dengan persoalan lingkungan,
serta kasus-kasus lingkungan lintas batas dan kemampuan untuk membuat legal reasoning dalam menerapkan
ketentuan HLI dalam kasus lingkungan lintas batas.
Kompetensi :
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi persoalan-persoalan hukum lingkungan lintas batas negara (transboundary)
2. Mahasiswa mampu menganalisis kasus-kasus hukum terkait persoalan lingkungan lintas batas
3. Mahasiswa mampu menerapkan aturan-aturan hukum terhadap kasus-kasus lingkungan lintas batas
NO
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
I.
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP HUKUM LINGKUNGAN INTERNASIONAL
II.
PERKEMBANGAN
KESADARAN HUKUM
LINGKUNGAN
INTERNASIONAL
A.
B.
C.
Perbedaan Kecenderungan
Hasil Konferensi Stockholm 1972
Embrio Perkembangan Hukum Lingkungan
Internasional
III.
SUMBER HUKUM
LINGKUNGAN
INTERNASIONAL
A.
B.
C.
D.
E.
Pengantar
Soft law
Perjanjian Internasional (sektor laut, udara, ruang
angkasa)
Hukum Kebiasaan dalam Bidang Lingkungan
Putusan Badan Peradilan dalam Bidang Lingkungan
IV.
INSTITUSI YANG BERKAIT
DENGAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
A.
B.
Di Bawah mekanisme PBB
Di Luar Mekanisme PBB
V.
PERKEMBANGAN HUKUM
LINGKUNGAN
INTERNASIONAL REGIONAL
(ASEAN)
A.
B.
ASEP dan Kerjasama Bidang Hukum Lingkungan
Kesepakatan/Perjanjian di wilayah ASEAN:
1. Rencana Darurat ASEAN
2. Tripartite Agreement
3. Agreement tentang Perlindungan Lingkungan
ASEAN
4. Perjanjian tentang Kawasan Bebas Senjata Nuklir
ASEAN
5. Konvensi Tentang Pencegahan Pencemaran Haze
Lintas batas ASEAN
VI.
ENVIRONMENTAL CONCERN
dalam PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
A.
B.
C.
D.
E.
Kaitan dan Persoalan
Siklus Perdagangan Bebas dan Proteksi
GATT/ WTO dan Blok-Blok Perdagangan Regional
Instrumen Hukum:
1. Rekomendasi
2. Prinsip penting dalam GATT/WTO
3. ISO 14000
Analisis kasus
VII.
PENYELESAIAN SENGKETA
LINGKUNGAN LINTAS BATAS
A.
B.
C.
Kasus
Dasar Hukum
Penyelesaian Hukum
151
LITERATUR :
1. Birnie, Patricia W. and Boyle, Alan E., International Law and the Environment, Oxford University Press, New
York, 1992.
2. Daud Silalahi, Dr. SH., Pengaturan Hukum Lingkungan Laut di Indonesia dan Implikasinya Secara Regional,
Pustaka Sinar Harapan, 1992.
3. Johnston, DM., The International Law of Pollution, Max Millan, New York, 1974.
4. Kiss, Alexandre Charles, Survey on Current Development in International environmetal Law, IUCN, Switzerland,
1972.
5. Komar Kantaatmadja, Prof. Dr. SH., Bunga Rampai Hukum Lingkungan Laut Internasional, Alumni, Bandung,
1982.
6. ------------------------------------------, Ganti Rugi Internasional Pencemaran Minyak di Laut, Alumni, Bandung,
1981.
7. Mochtar Kusumaatmaja, Prof.Dr.SH., Perlindungan dan Pelestarian Lingkungan Laut (Dilihat dari Sudut Hukum
Internasional), Sinar Grafika dan PSWS, Jakarta, 1982.
8. Palmeter, David and Mavroidis, Petros C, Dispute Settlement in the World Trade organization (Practice and
procedure), Kluwer Law International, The haque-London, Boston, 1999
9. Steiniger, Karl W., Trade and Environment, Physica-Verlag, Heidelberg, 1994.
10. Susskind, Lawrence E., Dolin, Eric Jay, and Breslin J. William, International Environmental Treaty, the Program
on Negotiation at Harvard Law School, Cambridge, Massachusetts, 1992.
11. D’amato, Anthony & Angel, Kirsten, International Environmental Law Anthology, Anderson Publishing Co.,
Ohio, The USA, 1996
12. Sands, Philippe, Principle of International Environmental Law (Frameworks, Standards and Implementation),
Vol.I, Manchester University, Press, manchester and New York, 1995
13. La Ode Mahamad Syaril, The Implementation of International Responsibilities for Atmospheric Pollution, ICEL,
Jakarta, 2001.
HUKUM GEREJA KATOLIK
BOBOT : 2 SKS
Deskripsi :
Mata kuliah ini mempelajari Hukum yang ada dalam Gereja Katolik, dengan fokus: Sumber hukum Gereja,
Hubungan antara Yesus dan Gereja Katolik, Tradisi Hukum Gejera Katolik, Hukum dalam Perkembangan Sejarah,
Hubungan antara Hukum dengan Moral, Kasih dan Iman, Pengertian Gereja Katolik dan Aturan Hukumnya (Kitab
Hukum Kanonik dan Isinya). Juga didalami mengenai Ajaran Sosial Gereja, Hak dan Kewajiban Umat Beriman,
Kehidupan Menggereja dan Perkawinan Menurut Gereja Katolik di masa kini.
Kompetensi :
Mengantar mahasiswa mampu untuk memahami dan menganalisa persoalan yuridis-eklesiologis berdasarkan
Hukum Gereja: Hubungan antara Yesus, Gereja Katolik dan Tradisi Hukum; Hukum dalam Gereja Katolik, Ajaran
Sosial Gereja dan Hidup Menggereja dan tantangan jaman
NO.
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
1
HUKUM DALAM GEREJA
KATOLIK
a. Pengertian Gereja
b. Perlunya Hukum dalam Gereja
c. Sumber Hukum Gereja
2
TRADISI HUKUM DALAM
GERAJA KATOLIK
a. Yesus dan Hukum
b. Yang Dibarui Yesus Secara Yuridis
c. Perkembangan Tradisi Hukum Gereja
3
HUKUM GEREJA DALAM
PERKEMBANGAN
SEJARAH
d. Dari Awal Gereja sampai abad tengah
e. Hukum dalam Abad Tengah sampai Codex Iuris Canonici 1917.
f. Codex Iuris Canonici 1983 dan Codex Canonum Ecclesiarum
Orientalium
4
KITAB HUKUM GEREJA
KATOLIK
d. Buku I – IV dalam Codex Iuris Canonici 1983:
e. Buku V – VII dalam Codex Iuris Canonici 1983
f. Hubungan Hukum Gereja dan Hukum Sipil
5
MASALAH AKTUAL
DALAM HUKUM GEREJA
a Aktualisasi Hukum Gereja
b. Ajaran Sosial Gereja
c. Hidup Menggereja dalam Tantangan Jaman.
152
LITERATUR:
1. Yohanes Paulus II, Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), edisi resmi bahasa Indonesia, Konferensi Wali
Gereja Indonesia, Jakarta, 2005.
2. James A. Coriden, Introduction to Canon Law, Paulist Prest, New York, 2009.
3. “Canon Law”, Catholic Encyclopedia, New Advent, CD-ROM edition, 2008.
4. Canon Law Society of America, Code of Canon Law, Paulist Press, New York, 2009.
5. Piet Go, Pengantar Hukum Gereja, Dioma, Malang, 1999.
LAMPIRAN II
DAFTAR MATA KULIAH DALAM BAHASA INGGRIS
NO
KODE
MATA KULIAH
SUBJECT
SKS
SMT
1
MPK0103
Pendidikan Agama
2
HK04512
3
KEL
Religion (Catholic)
3
1
MPK
Pancasila
Pancasila
2
1
MBB
HK00114
Pengantar Ilmu Hukum
Introduction to Jurisprudence
4
1
MKK
4
HK00214
Pengantar Hukum Indonesia
Introduction to Indonesian Law
4
1
MKK
5
HK00312
Ilmu Negara
Theory of State
2
1
MKK
6
HK04312
Sosiologi
Sociology of Law
2
1
MBB
7
HK02912
Pengantar Ilmu Ekonomi
Introduction to Economic
2
1
MKK
8
HK00424
Hukum Perdata
Civil Law
4
2
MKK
9
HK00524
Hukum Pidana
Criminal Law
4
2
MKK
10
HK00624
Hukum Tata Negara
Constitutional Law
4
2
MKK
11
HK01222
Hukum Adat
Adat Law
2
2
MKK
2
2
MKK
12
HK03022
Ekonomi Pembangunan Indonesia
Indonesian Economic
Development
13
MPK0303
Bahasa Indonesia
Indonesian
3
2
MPK
14
HK00734
Hukum Administrasi Negara
Administrative Law
4
3
MKK
15
HK00834
Hukum Internasional
International Law
4
3
MKK
16
HK01134
Hukum Dagang
Commercial Law
4
3
MKK
17
HK01433
Hukum Agraria
Agrarian Law
3
3
MKK
18
MPK0203
Pendidikan Kewarganegaraan
National Resilience
3
3
MPK
19
MPK0402
Bahasa Inggris
English
2
3
MPK
20
HK04242
Ilmu Budaya dan Alamiah Dasar
Basic Cultural and Natural
Science
2
4
MBB
21
HK00944
Hukum Acara Perdata
Civil Procedure
4
4
MKK
22
HK01044
Hukum Acara Pidana
Criminal Procedure
4
4
MKK
23
HK01342
Hukum Islam
Islamic Law
2
4
MKK
24
HK01743
Hukum Harta Kekayaan
Property Law
3
4
MKK
153
25
HK02043
Hukum Perdagangan Internasional
International Trade Law
3
4
MKK
26
HK02243
Hukum Perjanjian Internasional
Law of Treaties
3
4
MKK
27
HK01552
Hukum Acara Peradilan Tata Usaha
Negara
Administrative Procedure
2
5
MKK
28
HK01653
Hukum Lingkungan
Environmental Law
3
5
MKK
29
HK01853
Hukum Pidana Di Luar Kodifikasi
Criminal Law (Advanced)
3
5
MKK
30
HK01953
Hukum Pemerintahan Pusat
Constitutional Law (Advanced)
3
5
MKK
31
HK02153
Hukum Sarana Pemerintahan
Administrative Law (Advanced)
3
5
MKK
32
HK02353
Hukum Pertanahan
Agrarian Law (Advanced)
3
5
MKK
33
HK02752
Hukum Perdata Islam
Islamic Law (Advanced)
2
5
MKK
34
HK02852
Hukum Kekerabatan
Adat Law (Advanced)
2
5
MKK
35
HK04162
Filsafat Hukum
Philosophy of Law
2
6
MPB
36
HK02462
Hukum Perburuhan
Labour Law
2
6
MKK
37
HK02562
Hukum Perdata Internasional
Private International Law
2
6
MKK
38
HK02662
Hukum Pajak
Taxation
2
6
MKK
39
HK03962
Bahasa Inggris Hukum
English (Advanced)
2
6
MKB
40
HK04762
Hukum Perbankan
Banking Law
2
6
PK I
41
HK04862
Hukum Asuransi
Insurance
2
6
PK I
42
HK04962
Hukum Transportasi
Transportation
2
6
PK I
43
HK05062
Hukum Penanaman Modal
Investment
2
6
PK I
44
HK05162
Hak Atas Kekayaan Intelektual
Intellectual Property Rights
2
6
PK I
45
HK05262
Hukum Persaingan
Competition Law
2
6
PK I
46
HK05362
Surat-Surat Berharga
Commercial Paper
2
6
PK I
47
HK05462
Kepailitan
Bankruptcy
2
6
PK I
48
HK05562
Hukum Perlindungan Konsumen
Consumer Protection
2
6
PK I
49
HK05662
Hukum Perjanjian Jenis Baru
Contract (Advanced)
2
6
PK I
50
HK05762
Hukum Jaminan
Securities Regulation
2
6
PK I
51
HK05862
Hukum Bangunan
Construction Law
2
6
PK I
52
HK05962
Hukum Kesehatan
Health Law
2
6
PK I
53
HK06062
Ketenagakerjaan
Labour Law (Advanced)
2
6
PK I
2
6
PK I
54
HK06362
Hukum dan Teknologi Informasi
Law and Information
Technology
55
HK06662
Hukum Ekonomi Islam
Islamic Economic Law
2
6
PK I
56
HK06762
Kontrak Bisnis Transnasional
Trans-national Contract
2
6
PK I
57
HK06862
Perbandingan Hukum Kontrak
Comparative Contract
2
6
PK I
58
HK04662
Hukum Perusahaan
Corporate Law
2
6
PK I
59
HK06162
Hukum Keluarga
Family Law
2
6
PK I
60
HK06262
Perbandingan Hukum Waris
Comparative Inheritance
2
6
PK I
61
HK06562
Hukum Ekonomi Internasional
Economic International Law
2
6
PK I, PK V
HK06962
Hukum Organisasi Perdagangan
Internasional
International Trade Origination
2
6
PK I, PK V
Aspek Hukum Alih Teknologi
Legal Aspect of Technology
Transfer
2
6
PK I, PK V
62
63
HK06462
154
64
HK08262
Sistem Peradilan Perdata
Civil Law System
2
6
PK II
65
HK07062
Kriminologi
Criminology
2
6
PK II
66
HK07162
Hukum Pidana Ekonomi
Economic Criminal Law
2
6
PK II
67
HK07262
Viktimologi
Victimology
2
6
PK II
68
HK07362
Sistem Peradilan Pidana
Criminal Law System
2
6
PK II
69
HK07462
Politik Kriminal
Criminal Law Policies
2
6
PK II
70
HK07562
Hukum Pidana Adat
Adat Criminal Law
2
6
PK II
71
HK07662
Hukum Pidana Militer
Military Criminal Law
2
6
PK II
72
HK07762
Perbandingan Hukum Pidana
Comparative Criminal Law
2
6
PK II
73
HK07862
Hukum Pembuktian
Evidence
2
6
PK II
74
HK08162
Advokatur
Advocature
2
6
PK II
75
HK07962
Penologi
Penology
2
6
PK II
76
HK08062
Hukum Pidana Internasional
International Criminal Law
2
6
PK II, PK
V
77
HK08962
Hukum Perindustrian
Industry Law
2
6
PK III
78
HK09062
Hukum Pertambangan
Mining Law
2
6
PK III
79
HK09162
Hukum Kehutanan
Forestry Law
2
6
PK III
80
HK09262
Hukum Kepariwisataan
Tourism Law
2
6
PK III
2
6
PK III
81
HK09362
AMDAL
Environmental Impact
Statement
82
HK08362
Politik Hukum Pertanahan
Agrarian Policy
2
6
PK III
83
HK08462
Hak Penguasaan Atas Tanah
Land Ownership
2
6
PK III
84
HK08762
Pendaftaran Tanah
Land Registration
2
6
PK III
85
HK08562
Penatagunaan Tanah
Land Use
2
6
PK III
86
HK08662
Hukum Penataan Ruang
Spatial Law
2
6
PK III
87
HK08862
Hukum Tanah Adat
Adat Law of Land
2
6
PK III
88
HK09462
Hukum Lingkungan Internasional
International Environmental
Law
2
6
PK III, PK
V
89
HK09562
Teori Konstitusi
Theory of Constitution
2
6
PK IV
90
HK09662
Hukum Pemerintahan Lokal
Local Government Law
2
6
PK IV
91
HK09762
Hukum Kewarganegaraan
Citizenship
2
6
PK IV
92
HK09862
Hukum Keimigrasian
Immigration Law
2
6
PK IV
93
HK09962
Hukum Kepegawaian
Labour Law (Advanced)
2
6
PK IV
94
HK10062
Hukum Perijinan
Licensing
2
6
PK IV
95
HK10162
Hukum Keuangan Negara
State's Monetary Law
2
6
PK IV
96
HK10262
Hukum Benda Milik Negara
State's Property
2
6
PK IV
97
HK10362
Hukum Pajak Khusus
Taxation (Advanced)
2
6
PK IV
98
HK10462
Perbandingan Hukum Administrasi
Negara
2
6
PK IV
99
HK10562
Perbandingan Hukum Tata Negara
2
6
PK IV
100
HK10662
Hukum Organisasi Internasional
Comparative Administrative
Law
Comparative Constitutional
Law
Law of International
Organization
2
6
PK V
101
HK10962
Hukum Laut
2
6
PK V
Law of Sea
155
102
HK11062
Hukum Humaniter
Humanitarian Law
2
6
PK V
103
HK10762
Hukum Diplomatik Dan Konsuler
Diplomatic and Consular Law
2
6
PK V
104
HK10862
Hukum Angkasa
Space Law
2
6
PK V
105
HK11262
Hukum Gereja Katolik
Canon Law of Catholic Church
2
6
PK V
106
HK11162
Hukum Pengungsi
Refugee Law
2
6
PK V
107
HK04472
Hak Azasi Manusia
Human Rights
2
7
MBB
108
HK03773
Metodologi Penelitian Hukum
Legal Research Methodology
3
7
MKB
109
HK03572
Praktik Perancangan Peraturan PerUUan
Legal Clinic : Legal Drafting
2
7
MKB
110
HK03172
Praktik Perancangan Kontrak
Legal Clinic : Contract
2
7
MKB
111
HK03272
Praktik Penyelesaian Sengketa
Alternatif (ADR)
Legal Clinic : Alt. Dispute
Resolution
2
7
MKB
112
HK03372
Praktik Peradilan Perdata
Legal Clinic : Civil Procedure
2
7
MKB
2
7
MKB
2
7
MKB
Legal Clinic : Criminal
Procedure
Legal Clinic: Administrative
Procedure
113
HK03472
Praktik Peradilan Pidana
114
HK03672
Praktik Peradilan Tata Usaha Negara
115
HK04072
Etika dan Tanggungjawab Profesi
Legal Ethics
2
7
MPB
116
UNU0102
Kuliah Kerja Nyata
Student Service Scheme
2
8
MBB
117
HK03884
Penulisan Hukum/Skripsi
Thesis-Writing
4
8
MKB
LAMPIRAN III
STAF PENGAJAR FAKULTAS HUKUM UAJY
No
Kode
1.
105
2.
3.
PENDIDIKAN
Nama
S1
S2
Iswantiningsih, SH., MS.
UGM
UGM
114
S.W. Endah Cahyowati, SH., MS.
UGM
UGM
122
Junirahardjo, SH.
UGM
4.
123
Sumyar, SH., M.Hum.
UGM
UGM
5.
201
OJB. Ohim Sindudisastro, SH., M.Hum.
UGM
UGM
6.
202
Dr. Y. Sari Murti Widiyastuti, SH.,M.Hum.
UGM
UGM
UGM
7.
205
Dr. Chryssantus Kastowo, SH., MH.
UGM
UI
UNAIR
8.
206
Dr. St. Mahendra Soni I., Dr.SH., M. Hum.
UGM
UNDIP
UNDIP
9.
207
Prof.Dr.Dra.MG. Endang Sumiarni, SH.,
M.Hum.
UGM/UAJY
UNAIR
UNAIR
10.
208
Muljani Morisco, SH., M.Hum..
UGM
UGM
11.
209
J. Widijantoro, SH.,MH.
UAJY
UI
12.
210
C. Woro Murdiati, SH. M.Hum.
UAJY
UGM
Sedang S3-UGM
13.
211
D. Krismantoro,SH., M.Hum.
UAJY
UGM
Sedang S3-UII
14.
212
Maria Hutapea,SH., M. Hum.
UAJY
UNPAR
15.
213
G. Aryadi, SH., MH.
UAJY
KPK UI-UNDIP
16.
214
Dr. E. Sundari, SH., M.Hum.
UNS
UGM
UGM
17.
216
G. Sri Nurhartanto, SH., LLM.
UNDIP
NTUAUSTRALIA
Sedang S3-UGM
18.
217
P. Prasetyo Sidi Purnomo,SH.,MS.
UGM
UNDIP
156
S3
Sedang S3-UII
19.
218
Anny Retnowati, SH.,M.Hum.
UGM
UNDIP
20.
219
FX. Suhardana, SH.
UGM
Sedang S2-UNS
21.
221
CH. Medi Suharyono, SH.M.Hum.
UAJY
KPK UI-UNDIP
22.
222
FX. Soedijono, SH.
23.
223
Dr. Drs. Paulinus Soge, SH., M.Hum.
24.
224
Dr. G. Widiartana, SH., M.Hum.
25.
225
F.X.Endro Susilo, SH.,LLM.
26.
226
27.
227
28.
Sedang S3-UNS
UGM
UGM
UGM
UGM
UNDIP
UNDIP
UGM
ITT LAW
SCHOOL,
CHICAGO
B. Bambang Riyanto, SH.,M.Hum.
UGM
UNPAD
Y. Hartono, SH., M.Hum
UGM
UNPAD
229
H. Chandera, SH., M.Hum.
UAJY
UGM
29.
230
Y. Triyana, SH.,M.Hum.
UGM
UNPAD
30.
231
B. Hestu Cipto Handoyo, SH.,M.Hum.
31.
232
St. Harum Pudjiarto, SH.,M.Hum.
32.
233
Hyronimus Rhiti, SH., LLM.
33.
236
Y. Pudyatmoko, SH.,M.Hum.
UNS
UNDIP
34.
238
Dr. Ig. Sumarsono Raharjo,SH.,M.Hum.
UAJY
UNAIR
UNAIR
35.
239
Dr. Al. Wisnubroto, SH.M.Hum.
UNS
UNDIP
UNDIP
36.
240
Dr. Th. Anita Christiani, SH.,M.Hum.
UGM
UGM
UNDIP
37.
241
Dr.V. Hari Supriyanto, SH.,M.Hum
UGM
UGM
UGM
38.
242
Dr. W. Riawan Tjandra, SH.,M.Hum.
UNIBRAW
UGM
UGM
39.
243
H. Untung Setyardi, SH.M.Hum.
UAJY
UGM
40.
245
R. Sigit Widiarto,SH., LLM.
UGM
UGM
41.
246
Imma Indra Dewi W., SH., M.Hum.
UAJY
UGM
42.
247
N.Budi Arianto W,.SH.M.Hum.
UNS
UNDIP
43.
248
Dr. Martinus Sardi
ST DRIYAR
KARA
USD
PUA
ROMA
44.
Dr. T. Mulya Lubis, SH,LLM.
45.
Drs.A. Danardono, M.Si.
46.
Dra.MD. Susilowati, M.Hum.
SADHAR/UN
WAMA
UAJY
UNPAD
UNIKA
SOEGIYO
PRANOTO
UNDIP
UAJY
TRIER-JERMAN
UI
Sedang S3UNPAR
PUA
ROMA
HARVARD
LAW SCHOOL
UGM
UI
STFKP
UGM
LAMPIRAN IV
DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI DAN BIDANG KAJIAN
NO
KODE
NAMA DOSEN
1.
105
Iswantiningsih, SH. MS
2.
114
SW. Endah Cahyowati, SH. , MS.
BIDANG KAJIAN
Hukum Keperdataan dgn konsentrasi :
- Hukum Perburuhan/Ketenagakerjaan
- Hukum Kesehatan
- Hukum Perjanjian
- Hukum Agraria & atau Pertanahan
- Pendaftaran Tanah
- Pemilikan dan Penguasaan Tanah
- Pengurusan Hak-hak Atas Tanah
157
3.
122
Junirahardjo, SH.
4.
123
Sumyar, SH., M.Hum.
5.
201
OJB. Ohim Sindudisastra, SH., M.Hum
6.
202
Dr. Y. Sari Murti Widiyastuti, SH.,
M.Hum.
7.
205
Dr. C. Kastowo, SH., MH
8.
206
Dr.St. Mahendra Soni I, SH., M.Hum.
9.
207
Prof.Dr.Dra.MG. Endang Sumiarni,
SH.,M.Hum
10.
208
Muljani Morisco, SH., M.Hum
11.
209
J. Widijantoro, SH., MH.
12.
210
C. Woro Murdiati, SH., M.Hum
13.
211
D. Krismantoro, SH., M.Hum
14.
15.
212
213
Maria Hutapea, SH., M. Hum.
G. Aryadi, SH, MH.
16.
214
Dr. E. Sundari, SH., M.Hum
158
- Politik Hukum Pertanahan
Hukum Administrasi Negara dengan
konsentrasi :
- Hukum Tata Pemerintahan
- Hukum Kepegawaian
- Hukum Perijinan
- Hukum Keuangan Negara
- Hukum Benda Milik Negara
- Hukum Kelembagaan Negara
- Kewarganegaraan
- Hukum pemerintahan Lokal
- Hukum Keuangan Daerah
Hukum Keperdataan dgn konsentrasi :
- Hukum Perorangan
- Hukum Keluarga
- Hukum Perjanjian/Perikatan
- Hukum Jaminan
- Hukum Benda
- Hukum Perjanjian
- Hukum Jaminan
- Hukum Keluarga
- Hukum Harta Kekayaan
- Hukum Persaingan
Hukum Keperdataan dgn konsentrasi :
- Hukum Perusahaan
- Hak Atas Kekayaan Intelektual
- Hukum Dagang
- Hukum Perusahaan
- Hukum Keluarga
- Hukum Perkawinan
- Hukum Waris
- Hukum & Jender (Hukum & Wanita)
- Hukum dan Anak
- Hukum Kependudukan
Hukum Keperdataan dgn konsentrasi :
- Bank Mu’amalah/Syari’ah
- Perlindungan Konsumen (dr aspek syari’ah)
- Hukum Tanah Adat
- Hukum Perkawinan dan Waris
Hukum Keperdataan dgn konsentrasi :
- Hukum Perlindungan Konsumen
Hukum Keperdataan dgn konsentrasi :
- Hukum Perjanjian
- Hukum Ketenagakerjaan
- Hukum Perkawinan
- Hukum Waris
Hukum Pertanahan dgn konsentrasi :
- Hukum Agraria
- Hukum Pertanahan
- Hukum Perizinan
- Hukum Agraria
Hukum Acara Pidana Dgn Konsentrasi :
- Penologi
- Kriminologi
- Tindak Pidana Korupsi
- Sistem Peradilan Pidana
Hukum Acara Perdata dan Keperdataan dgn
konsentrasi
- Sistem Peradilan Perdata
- Advokatur
- Perlindungan Konsumen
- Class Action
17.
216
G. Sri Nurhartanto, SH., LLM
18.
217
P. Prasetyo Sidi Purnomo, SH., MS.
19.
218
Anny Retnowati, SH., M.Hum
20.
219
FX Suhardana, SH.
21.
221
Ch. Medi Suharyono, SH., M.Hum
22.
222
FX. Soedijana, SH
23.
223
Dr. Drs. Paulinus Soge, SH., M.Hum
24.
224
Dr. G. Widiartana, SH. M.Hum
25.
26.
225
226
FX. Endro Susilo, SH., LLM.
B. Bambang Riyanto, SH., M.Hum
27.
227
Y. Hartono, SH., M.Hum
28.
229
H. Chandera Halim, SH., M.Hum
29.
230
Y. Triyana, SH., M.Hum
30.
231
B. Hestu Cipto Handoyo, SH., M.Hum
31.
232
St. Harum Pudjiarto, SH. M.Hum
32.
233
Hyronimus Rhiti, SH., LL.M
33.
236
Y. Sri Pudyatmoko, SH., M.Hum.
34.
238
Dr. Ign. Sumarsono Rahardjo SH.,
M.Hum
35.
239
Dr. Al. Wisnubroto, SH., M.Hum
36.
240
Dr. Th Anita Christiani, SH., M.Hum
159
Hukum Internasional dgn kosentrasi :
- Hukum Organisasi Internasional
- Hukum Diplomatik dan Konsuler
Hukum Pidana dgn konsentrasi:
- Kriminologi
- Politik Hukum Pidana
Hukum Pidana dgn konsentrasi:
- Hukum Kesehatan
- Hukum dan jender
- Hukum Pidana
Hukum Keperdataan dgn konsentrasi :
- Hukum Perjanjian
- Hukum Pembiayaan Perusahaan
- Hukum Pidana Militer
- Psikotropika
- Sosiologi Hukum
Hukum Ekonomi
Hukum Perlindungan Konsumen
- Hukum Pidana
- Perbandingan Hukum Pidana
- Politik Hukum
Hukum Pidana dgn konsentrasi :
- Viktimologi
- Hukum Pidana
Hukum Lingkungan
Hukum Internasional dgn konsentrasi :
- Hukum Laut
- Hukum Angkasa
- Hukum Perdata Internasional
Hukum Ketatanegaraan dg konsentrasi :
- Lembaga-lembaga Negara
- Otonomi Daerah
- Hukum Pembuktian
- Penyelesaian Sengketa Alternatif
- Hukum Perjanjian
Hukum Internasional dgn konsentrasi :
- Aspek Hukum Alih Teknologi
- Hukum Humaniter
- Hukum Ekonomi Internasional
Hukum Ketatanegaraan dg konsentrasi :
- Hukum Kelembagaan Negara
- Politik Hukum
- Pemerintahan Lokal
- Teknik Perundang-undangan
Hukum Pidana dgn konsentrasi :
- Penologi
- Politik Kriminal
- HAM
- Tindak Pidana Khusus
- Hukum Lingkungan
- Penyelesaian Sengketa Lingk.
- Hukum Adm. Negara
- Hukum Pajak
- Hukum Sarana Pemerintahan
- Cyberlaw
- Hak Atas Kekayaan Intelektual
- Hukum Asuransi
- Sistem Peradilan Pidana
- Aspek Hukum Pidana dalam Komputer
- Hakim dan Lembaga peradilan
- Penanaman Modal Asing
- Hukum Asuransi
37.
241
Dr. V. Hari Supriyanto, SH., M.Hum.
38.
242
Dr. W. Riawan Tjandra, SH., M.Hum.
39.
243
H. Untung Setyardi, SH, M.Hum.
40.
245
R. Sigit Widiarto, SH.,LL.M.
41.
246
Imma Indra Dewi, SH., M.Hum
42.
247
N. Budi Arianto Wijaya, SH., M.Hum.
43.
248
-
Dr. Martino Sardi
Hukum Perbankan
Hukum Agraria
Hukum Perburuhan
Hukum Acara Peradilan TUN
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Daerah
Hukum Keuangan Negara/Daerah
Hukum Pajak
Hukum Internasional
Hukum Lingkungan Internasional
Hukum Organisasi Internasional
Hukum Angkasa
Hukum Administrasi Negara
Hak Asasi Manusia
Aspek Hukum Manajemen Pesisir
Hukum Perjanjian
Hukum Jaminan
Hukum Perburuhan
Hukum Jaminan Perjanjian dan Perjanjian Jenis
Baru
Hukum Jaminan
Hukum Perburuhan
HAM
Hukum Gereja Katolik
LAMPIRAN V
DAFTAR STAF TATA USAHA FAKULTAS HUKUM UAJY
NO.
NAMA
NPP
JABATAN
1.
DRA. M. TITI PURWANINGSIH
05.93.421
Kabag. Tata Usaha
2.
R. BASUKI RUSWANTO
05.93.440
Kasubag Perkuliahan
3.
IGN. TRI SUJOKO
10.01.719
Kasubag. Ujian & Yud
4.
J. F. NIKEN TRIKORINI
02.85.151
Kasub. Bagian Umum
5.
HENDRIKUS SANDI
02.97.609
Staf Sub.Bag. Perkul
6.
P. SUPONO
02.86.194
Staf Sub.Bag. Perkul
7.
PETRUS TOTOK MULYANTO
02.01.696
Staf Sub.Bag Ujian
8.
DWI REVAN YUNIANTARA
02.97.612
Staf Sub.Bag. Ujian
9.
G. ISHARTATI RATNA DEWI
05.93.423
Staf Sub.Bag. Umum
10.
PETRUS SUMADI
07.95.541
Staf Sub.Bag. Umum
11.
DEWI KRISNA HARJANTI, SH.
12.08.779
Laboran Lab. Hukum
12.
ANTONIUS HERI SUTANTO
12.93.495
Staf Lab. Hukum
13.
HENRIKUS KRESTORO SETYAWAN
02.03.754
Sekretaris Dekan
14.
ELLYSABETH VINDY MAWARTI, ST.
12.10.808
Pranata komputer
160
Download