KELOMPOK 6 Nuning Widya Astuti 1513024015 Cempaka Sari Charisdaniar 1513024041 Umu Sulaim 1513024063 Hanum Destugia 1513024049 SINTESIS PROTEIN 1. Pengertian Sintesis Protein Sintesis protein (protein synthesis ) adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida yang diatur susunannya oleh kode genetik yang melibatkan asam amino, DNA sebagai perancang dari sintesis protein, m-RNA, r-RNA, t-RNA sebagai pelaksana sintesis protein. Sumber energi untuk melakukan sintesis protein adalah ATP, dan enzim yang bertindak dalam sintesis protein adalah enzim RNA polymerase. 2. Proses Sintesis Protein Sintesis terjadi dalam dua tahap, yaitu tahap transkripsi dan tahap tahap translasi. a) Transkripsi merupakan sintesa RNA dari salah satu raantai DNA, yaitu rantai cetakan atau sense. Sedangkan rantai komplemennya disebut rantai antisense. Rentangan DNA yang ditranskripsi menjadi molekul RNA disebut unit transkripsi. Informasi dari DNA untuk sintesis protein dibawa oleh mRNA (RNA duta ). RNA dihasilkan dari aktivitas enzim RNA polymerase. Enzim polymerase membuka pilinan kedua rantai DNA hingga terpisah dan merangkaikan nukleotida RNA. Enzim RNA polymerase merangkai nukleotida-nukleotida dari arah 5’ → 3’, saat terjadi perpasangan basa di sepanjang cetakan DNA. Urutan nukleotida spesifik di sepanjang cetakan DNA menandai dimana transkripsi suatu gen dimulai dan diakhiri. Transkripsi memiliki tiga tahap, yaitu: Inisiasi, merupakan daerah DNA dimana RNA polimerase melekat dan mengawali transkripsi disebut sebagai promoter. Suatu promoter menentukan dimana transkripsi dimulai, juga menentukan yang mana dari kedua untai heliks DNA yang digunakan sebagai cetakan. Elongasi Saat RNA bergerak di sepanjang DNA, RNA membuka pilinan heliks ganda DNA, sehingga terbentuklah molekul RNA yang akan lepas dari cetakan DNA-nya. Terminasi Transkripsi berlangsung sampai RNA polymerase mentranskripsi urutan DNA yang disebut terminator. Terminator yang ditranskripsi merupakan suatu urutan RNA yang berfungsi sebagai sinyal terminasi yang sesungguhnya. Pada sel prokariotik, transkripsi biasanya berhenti tepat pada akhir sinyal terminasi; yaitu polymerase mencapai titik terminasi sambil melepas RNA dan DNA. Sebaliknya, pada sel eukariotik polymerase terus melewati sinyal terminasi, suatu urutan AAU AAA di dalam mRNA. Pada titik yang lebih jauh kira-kira 10 hingga 35 nukleotida, mRNA ini dipotong hingga terlepas dari enzim tersebut. b) Translasi merupakan sintesis polipeptida yang terjadi di bawah arahan mRNA. Sel harus menerjemahkan atau mentranslasi sekuens basa molekul mRNA menjadi sekuens asam amino polipeptida. Tempat terjadinya translasi ini adalah di ribosom. Dalam proses translasi, suatu sel menginterpretasi suatu pesan genetik dan membentuk protein yang sesuai. Pesan tersebut berupa serangkaian kodon di sepanjang molekul mRNA, interpreternya adalah RNA transfer (tRNA). Fungsi tRNA adalah mentransfer asam-asam amino dari kolam asam amino sitoplasmanya ke ribosom. Ribosom menambahkan tiap asam amino yang dibawa oleh tRNA ke ujung rantai polipeptida yang sedang tumbuh. Ketika tiba di ribosom, molekul tRNA membawa asam amino spesifik pada salah satu ujung. Pada ujung lainnya terdapat triplet nukleotida yang disebut antikodon yang berdasarkan aturan pemasangan basa mengikatkan diri pada kodon komplementer di mRNA. Pada translasi bisa dibagi menjadi 3 tahapan seperti pada transkripsi, yaitu inisiasi, elongasi dan terminasi. Untuk inisiasi dan elongasi rantai dibutuhkan sejumlah energi, energi disediakan oleh GTP. Tahap inisiasi Membawa bersama-sama mRNA, sebuah tRNA yang memuat asam amino pertama dari polipeptida dan dua subunit ribosom. Pertama, subunit ribosom kecil mengikatkan diri pada mRNA dan tRNA inisiator khusus. Subunit ribosom kecil melekat pada segmen leader pada ujung 5’ dari mRNA. Penyatuan mRNA, tRNA inisiator dan subunit ribosom kecil diikuti oleh pelekatan subunit ribosom besar, menyempurnakan kompleks inisiasi translasi. Saat penyelesaian proses inisiasi, tRNA inisiator berada pada tempat P dari ribosom, dan tempat A yang kosong siap untuk tRNA-aminoasil berikutnya. Sintesis polipeptida dimulai pada ujung aminonya. Tahap elongasi Pada tahap elongasi dari translasi, asam-asam amino ditambahkan satu per satu pada asam amino pertama. Tiap penambahan melibatkan partisipasi beberapa protein yang disebut faktor elongasi dan terjadi dalam siklus tiga tahap : 1. Pengenalan kodon 2. Pembentukan ikatan peptida 3. Translokasi Tahap terminasi Elongasi berlanjut hingga kodon stop mencapai tempat A di ribosom. Triplet basa yang istimewa ini (UAA, UAG, dan UGA) tidak mengkode suatu asam amino melainkan bertindak sebagai sinyal untuk menghentikan translasi. Suatu protein yang disebut sebagai faktor pelepas langsung mengikatkan diri pada kodon stop di tempat A. Faktor pelepas ini menyebabkan penambahan molekul air, bukan asam amino, pada rantai polipeptida. Reaksi ini menghidrolisis polipeptida yang sudah selesai ini dari tRNA yang berada di tempat P, melepaskan polipeptida dari ribosom. 3. Kode genetika Kode genetik adalah cara pengkodean urutan nukleotida pada DNA atau RNA untuk menentukan urutan asam amino pada saat sintesis protein. Informasi pada rantai DNA yang akan menentukan susunan asam amino. Tahun 1968 Nirenberg, Khorana dan Holley menerima hadiah nobel untuk penelitiannya dalam menciptakan kode-kode genetik yang sering dikenal dengan asam amino yang ada 20 macam asam amino. Para peneliti melakukan penelitian pada bakteri E. Coli yang awalnya menggunakan basa nitrogen singlet sehingga akan diperoleh 4 asam amino yang bisa diterjemahkan padahal ke 20 asam amino ini harus diterjemahkan semua agar protein yang dihasilkan dapat digunakan. Akhirnya para ilmuwan ini melakukan lagi percobaan dengan menggunakan kodon duplet namun baru bisa menerjemahkan 16 asam amino dan hasilnya pun masih kurang akhirnya percobaan yang terakhir dengan menggunakan triplet dan hasilnya 64 asam amino. Asam amino yang dihasilkan pada percobaan yang terakhir melebihi dari 20 macam asam amino yang seharusnya diterjemahkan. Namun,hal ini tidak menjadi masalah karena dari 64 asam amino yang diterjemahkan mempunyai simbol atau fungsi yang sama seperti kodon asam asparat (GAU dan GAS) sama dengan asam tirosin (UUA,UAS). 4. Sifat Kode Genetika a. Kode genetik ini mempunyai banyak sinonim sehingga hampir setiap asam amino dinyatakan oleh lebih dari sebuah kodon. Contoh semua kodon yang diawali dengan SS memperinci prolin,(SSU,SSS,SSA dan SSG) b. Tidak tumpang tindih artinya tiada satu basa tungggal pun yang dapat mengambil bagian dalam pembentukan lebih dari satu kodon,sehingga 64 itu berbeda-beda nukleotidanya. c. kode genetik dapa mempunyai dua arti yaitu kodon yang sama dapat memperinci lebih dari satu asam amino. d. Kode genetik ternyata universal T i a p t r i p l e t ya n g m e w a k i l i i n f o r m a s i b a g i s u a t u a s a m a m i n o t e r t e n t u dinyatakan sebagai kodon. Kode genetika bersifat degeneratif dikarenakan 18 dan 20 macam asam amino ditentukan oleh lebih dari satu kodon, yang disebut kodonsinonimus. Hanya metionin dan triptofan yang memiliki kodon tunggal. Kodons i n o n i m u s t i d a k d i t e m p a t k a n s e c a r a a c a k , t e t a p i d i k e l o m p o k k a n . K o d o n sinonimus memiliki perbedaan pada urutan basa ketiga.