BAB II

advertisement
BAB II
KANKER PAYUDARA
2.1. Tinjauan Khusus
Payudara merupakan struktur yang sangat halus yang sering
menjadi sasaran berbagai kelainan yang khas, seperti misalnya ditumbuhi
tumor jinak maupun ganas ( kanker payudara ). Jenis kanker ini
merupakan ancaman yang tidak boleh diabaikan begitu saja. Sinyal
pertama dari kanker payudara biasanya berupa timbulnya benjolanbenjolan, dimana dari sebagian kasus yang terjadi tidak menimbulkan rasa
sakit. Akan tetapi tidak semua benjolan pada payudara adalah kanker,
terutama jika terdapat banyak benjolan pada kedua belah buah dada.
Sebab kemungkinan itu hanya berupa tumor-tumor jinak saja.
2.2. Gejala Adanya Kanker Payudara
Benjolan atau tumor memiliki pengertian yang berbeda dengan
penyakit tumor neoplasma, yang merupakan penyakit yang ditandai
adanya pertumbuhan sel secara berlebihan dan tak terkendali. Bila
seseorang menderita tumor, perlu dilakukan operasi untuk memastikan
apakah tumor jinak atau ganas. Bila ganas, maka disebut sebagai kanker.
Dalam kasus kanker payudara, sama dengan jenis kanker yang
lain, gejalanya tidak khas bisa berupa rasa nyeri di salah satu buah dada (
meskipun bila diraba tidak ada benjolan ), bisa pula muncul benjolan yang
tidak menimbulkan keluhan karena tidak terasa sakit. Benjolan seperti ini
bisa muncul dibagian mana saja dari payudara.
Bila benjolan tadi membesar, maka kulit disekitarnya akan tertarik
sehingga membentuk lekukan yang sering kali mengganggu kelenjar air
susu, serta menyebabkan mengerutnya puting susu. Bila tumor itu
diabaikan, maka akan terus membesar dan dengan kuat menarik kulit
diatasnya sampai pada akhirnya menimbulkan borok atau luka.
5
Sel kanker seperti itu bisa merajalela, menyerang jaringan
dibawahnya, atau bahkan menyatu dengan otot dan kelenjar. Bila sampai
menyebar ke kelenjar getah bening, maka akan muncul benjolan lain di
daerah tersebut.
Pemeriksaan fisik pada payudara bisa membedakan antara tumor
dengan kanker. Untuk jenis tumor jinak, biasanya batas lingkarannya jelas
dan tegas, terasa lebih solid ( kompak ), dan bila diraba terasa kenyal
seperti
karet.
Sedangkan
kanker
tidak
memiliki
batas
tegas,
permukaannya tidak rata ( berbongkah ), bila diraba seperti kayu, dan
terdapat kelainan pada permukaan kulit yang mirip seperti kulit jeruk. Yang
jelas kanker payudara tidak selalu menimbulkan rasa sakit ( nyeri ),
kecuali bila sudah membesar dan mendesak jaringan syaraf di dekatnya,
sehingga hal inilah yang membuat penderita merasa nyeri.
Para peneliti mengemukakan bahwa telah ditemukan suatu protein
yang bisa membantu menentukan apakah kanker payudara seorang
pasien itu jinak atau ganas. Protein itu dinamakan “maspin”. Dan para ahli
juga menemukan, bahwa pada tumor ganas tidak ditemukan adanya
maspin, tapi pada tumor jinak justru ada ditemukan maspin. Dengan cara
tersebut akan segera dapat memastikan ganas atau tidaknya suatu tumor
payudara.
Selama ini memeng belum ada cara untuk memastikan apakah
tumor pada payudara akan menyebar atau tidak. Namun pada riset awal
nampaknya akan memperjelas perbedaan kedua macam tumor itu. Yang
memiliki maspin adalah tumor jinak, sedangkan yang tidak memiliki
maspin adalah tumor ganas.
Adapun sebagai pertanda awal agar waspada terhadap adanya
kanker payudara, bisa dilihat dengan tanda-tanda sebagai berikut :
1. Terjadi perubahan bentuk pada posisi puting susu dari salah satu
payudara.
2. Keluarnya cairan dari putting susu meskipun bukan karena menyusui.
3. Terdapat daerah hitam di sekitar puting susu yang berkerut, berlipat
atau bengkak.
6
4. Terdapat benjolan disekitar ketiak.
5. Ada bagian yang menonjol atau melandai pada payudara.
2.3. Penyebab Timbulnya Kanker Payudara
Hormon estrogen dan hormon lain dicurigai sebagai faktor yang
memiliki andil besar terhadap timbulnya kanker payudara. Hal ini memang
belum bisa dibuktikan seca pasti, tetapi faktor hormonal yang disebut
faktor endogen memiliki kaitan erat, ditambah lagi adanya gangguan
metabolisme, lemak dan faktor psikis.
Juga belum terbukti bahwa hormon yang terdapat pada pil KB atau
hormon estrogen yang sengaja dipakai untuk mengantisipasi gejala pra
menopause adalah biang timbulnya kanker payudara. Akan tetapi secara
umum hormon yang berlebih bisa menjadi penyebab timbulnya kanker
leher rahim, kanker payudara, maupun kanker indung telur.
Pada kelompok-kelompok wanita tertentu, dijumpai reseptor sel
yang mampu mengikat hormon estrogen pada payudaranya. Ikatan
reseptor hormon estrogen tersebut akan masuk kedalam inti sel payudara
dan menciptakan perubahan struktur. Akhirnya perubahan itu akan
menimbulkan pembelahan dan penggandaan sel yang tidak terkendali.
Faktor lainya yang juga berperan besar terhadap timbulnya kanker
payudara adalah faktor eksogen, yaitu berupa pengaruh sinar-x, virus dan
zat kimia. Unsur-unsur ini memiliki pengaruh besar serta merusak system
imunitas tubuh, sehingga mengakibatkan timbulnya antibodi spesipik.
Akibatnya terjadilah imunitas yang akan mengacu timbulnya perubahan
dalam inti sel.
Bahan-bahan pangan yang mengandung lemak tinggi juga dicurigai
menjadi salah satu faktor penyebab. Alasan ini diperkuat lagi dengan
kenyataan bahwa penderita kanker payudara di negara-negara barat lebih
tinggi dibanding negara-negara Asia dan Afrika. Hal ini dikarenakan
masyarakat barat lebih cenderung banyak mengkonsumsi makanan
berlemak.
7
Faktor genetik atau keturunan juga ikut berperan. Hal ini
dikarenakan sel-sel itu sudah memiliki sifat sebagai embrio yang
mengarah terjadinya sel kanker. Wanita yang Ibu atau saudara
perempuannya mengidap kanker payudara, memiliki resiko lebih tinggi
dibanding mereka yang tidak memiliki jalur keturunan seperti itu.
Lain dari itu, gadis remaja yang mengalami menstruasi sebelum
usia 12 tahun, memiliki kans 20% lebih besar untuk terserang kanker
payudara. Sebab dalam keadaannya yang demikian, ia akan mengalami
lebih lama sirkulasi hormon
estrogen sepanjang hidupnya nanti,
sedangkan hormon tersebut seperti sudah disinggung, memiliki peran
besar terhadap pertumbuhan tumor. Begitu juga pada wanita yang
mengalami menopause diatas usia 55 tahun, memiliki resiko dua kali lipat
dibanding wanita yang menopausenya sudah dimulai sebelum dirinya
berumur 50 tahun.
Wanita yang pernah mengalami kanker, misal kanker serviks atau
jenis kanker lainnya, juga memiliki peluang untuk terkena kanker
payudara. Bahkan bagi mereka yang telah mengidap kanker pada salah
satu buah dadanya, beresiko lima kali lebih besar untuk menderita kanker
payudara yang sebelah lagi.
Obesitas atau kegemukan ternyata juga ikut berperan dalam
mengacu timbulnya kanker payudara. Sebab lemak yang tertimbun dalam
tubuh memberi peluang besar pertumbuhan sel-sel.
2.4. Pendeteksian Terhadap Kanker Payudara.
Selama kemungkinan pencegahan primer belum bisa dilakukan
secara efektif. Maka satu-satunya upaya penanggulangannya adalah
dengan melaksanakan program deteksi dini ( pencegahan sekunder ).
Untuk mengetahui sedini mungkin ada atau tidaknya benjolan pada
payudara, maka bisa dilakukan dengan cara memeriksa payudara sendiri (
SADARI ). Melalui SADARI secara teratur, atau setiap habis menstruasi
sebab biasanya payudara menjadi lembek setelah 2-3 hari menstruasi
berakhir, sehingga lebih mudah dipencet untuk menemukan adanya
8
benjolan, setiap wanita bisa mendeteksi kanker payudara pada waktu
penyakitnya masih dalam tahap awal. Karena dengan memeriksa
payudara sendiri, biasanya lebih banyak benjolan di payudara yang
berhasil ditemukan sendiri, dibanding oleh dokter. Lagi pula wanita
merasa lebih rileks dan “tak malu”, daripada payudaranya diraba-raba
orang lain.
Langkah pemeriksaan bisa juga dengan cara Ultrasonografi ( USG
), mammografi, rontgen toraks, pemeriksaan di laboratorium, dan bahkan
bila perlu dengan scanning tulang dan Estrogen Reseptor ( ER ).
Banyak kasus tumor jinak yang kemudian berubah menjadi ganas
dan berakibat fatal. Bila sedini mungkin telah terdeteksi, maka akibat yang
mengerikan itu bisa dihindari.
2.5. Pemanfaatan Ultrasonografi/USG
USG banyak digunakan untuk mendeteksi kelainan pada payudara
dan tidak menimbulkan rasa sakit. Bahkan pelaksanaannya sudah sejak
tahun 1960-an. Ultrasonografi. ( USG ) bekerja berdasarkan gelombang
suara berfrekwensi tinggi yang tidak tertangkap oleh telinga manusia.
Karena sifat gelombang suara dari USG, ini seperti pembisan,
pemantulan, dan refraksi,
maka alat ini dapat digunakan untuk
mendeteksi kelainan organ tubuh manusia, termasuk kelainan payudara.
Dan sampai saat ini beleum ada laporan mengenai efek samping yang
merugikan dari penggunaan USG. Biayanyapun lebih rendah dari
mamografi. Jadi USG bisa dijadikan alternatif pendeteksian kanker
payudara secara dini.
2.6. Pemanfaatan Mamografi
Mamografi merupakan metode dan peralatan yang memiliki andil
besar dalam hal ini, mamografi mampu mendeteksi adanya benjolan
sekecil apapun, sehingga langkah penanggulangannya bisa dilakukan
sedini mungkin yang sekaligus berarti menurunkan tingkat morbiditas (
kesakitan ) pasien.
9
Mamografi adalah pemeriksaan dengan metode radiologis ( sinar-x
) pada payudara, dimana tingkat radiasinya dibuat sekecil mungkin agar
tidak menimbulkan efek samping pada pasien. Karena radiasi sinar-x yang
berlebihan justru memicu pertumbuhan sel kanker. Yang menjadikan
mamografi sangat diandalkan adalah bahwa ia mampu mendeteksi tumor
yang belum teraba sekalipun
2.7. Terapi Kanker Payudara.
Bentuk terapi ( pengobatan ) kanker payudara pada umumnya yaitu
sebagai berikut :
1. Lumpektomi
Pengangkatan benjolan
2. Mastektomi sebagian
Pengangkatan benjolan dan sebagian jaringan di sekitarnya
3. Mastektomi sederhana
Pengangkatan benjolan dan seluruh payudara
4. Mastektomi radikal
Pengangkatan benjolan payudara, jaringan sekitarnya kelenjar
getah bening di ketiak
5. Mastektomi subkotanius
Kadang-kadang pada mastektomi sebagian atau mastektomi
sederhana disisakan sedikit kulit luar, kemudian diisi silikon untuk
memperbaiki penampilan payudara
6. Radio terapi
Terapi ini bisa dilakukan terpisah ataupun di kaitkan dengan
pengobatan lain. Pada payudara dan daerah ketiak dilakukan
serangkaian radiasi berdosis ringan, pada kunjungan rutin pasien
ke rumah sakit, untuk membunuh sel-sel kanker, radio terapi ini
bisa dikatakan amat melelahkan namun akan segera hilang setelah
rangkaian pengobatan ini selesai.
10
7. Khemoterapi
Terapi ini adalah pengobatan dengan obat-obatan anti kanker untuk
menyeimbangkan hormon serta mencegah pembiakan sel-sel
kanker, bisa dilakukan terpisah atau disertai dengan bedah
payudara dan/atau radio terapi. Khemoterapi bisa menimbulkan
efek sampingan berupa rasa mual, rambut rontok dan kehilangan
tenaga.
8. Paska bedah payudara
Setiap wanita yang kehilangan payudara akibat kanker akan
kecewa dan cemas, hal ini bisa mempngaruhi penampilan dan
kewanitaannya.
Dokter
akan
meyakinkan
bahwa
ia
akan
menyisakan sebanyak mungkin jaringan payudara, dan bisa
membentuk kembali payudara tersebut dengan pencangkokan, jadi
sesuai mastektomi si pasien bisa memilih berbagai bentuk
payudara palsu yang tersedia.
Setelah menjalankan operasi, bukan berarti si penderita sembuh
total. Sebab sel kanker bisa kapan saja dan dimana saja muncul lagi pada
organ tubuh. Kesembuhan biasanya dihitung berdasarkan masa 5 tahun
survival rate, yaitu masa kemungkinan hidup penderita sejak tumor
ditemukan hingga 5 tahun kemudian. Meskipun 5 tahun telah lewat dan
penderita tetap segar-bugar, toh itupun belum bisa dirinya dinyatakan
100% sembuh, karena selalu masih ada kemungkinan terkena kanker lagi.
Telah banyak beredar obat-obat kanker yang paten, diantaranya
adalah Taxol. Obat yang satu ini dianggap efektif saat ini. Hormon sintetis
tamoxipen yang berpungsi memblokir efek estrogen pada jaringan
payudara juga dianggap manjur dalam mencegah kambuhnya kanker
payudara.
11
2.8. Pencegahan Timbulnya Kanker Payudara.
Banyak penderita kanker payudara datang memeriksakan diri
kedokter sudah dalam stadium lanjut keterlambatan itu mungkin karena
faktor diri sendiri mungkin pula karena faktor lain.
Bisa juga keterlambatan itu karena faktor dari dokter. Bila karena
faktor ini, maka sebenarnya bisa dihindari bila dokter yang bersangkutan
kemampuan membuat evaluasi dini yang akurat, serta interpretasi yang
benar. Faktor rumah sakit pun bisa juga menjadi sebab keterlambatan
pengobatan
pada
penderita.
pemeriksaan, fasilitas tindakan
Misalnya
tempat
yang segera
perawatan,
dilakukan,
dan
hasil
lain
sebagainya.
Faktor resiko kelompok tertentu perlu untuk mencegah timbulnya
kanker payudara, antara lain :
1. Hindari kehamilan diatas usia 30 tahun bagi wanita yang memiliki
resiko tinggi.
2. Untuk wanita beresiko tinggi dan belum punya anak, dianjurkan untuk
melahirkan sebelum berusia 35 tahun.
3. Hindari penggunaan obat kontrasepsi hormonal pada kelainan tumor
jinak payudara.
4. Hindari penggunaan hormon estrogen pada wanita gros fibrotik
payudara.
5. Lakukan tindakan mastectomy untuk kelainan fibrokistik payudara yang
luas, khususnya untuk wanita lansia yang telah uzur dengan banyak
keluhan. Semakin dini berobat semakin besar harapan untuk di
sembuhkan.
Menurut ( Agus Irawan. dkk ) dalam bukunya Kanker dan Tumor,
menjelaskan :
“Dari hasil studi patologi di sepuluh pusat kedokteran Indonesia,
ternyata kanker payudara menduduki urutan kedua ( runner up )
dari sepuluh jenis kanker yang banyak diderita manusia. Di Jakarta,
Bandung, Semarang, dan Solo, kanker payudara menduduki
peringkat kedua. Di Padang dan Ujungpandang berada di urutan
pertama. Sedangkan untuk Yogyakarta, Manado, Palembang, dan
Denpasar termasuk ranking ketiga. Tahun 1994 silam, sekitar
182.000 wanita di Amerika Serikat mengidap kanker payudara, dan
12
46.000 diantaranya meninggal. Satu dari setiap 12 wanita diduga
menderita penyakit ini. ( Agus Irawan dkk. Kanker dan Tumor,
Carya Remaja,- Bandung ).
Mengingat effek dari penyakit kanker payudara yang berbahaya,
maka diperlukan pemahaman yang benar sehingga penyakit kanker
payudara tidak banyak terjadi di masyarakat. Hal tersebut menjadikan
inspirasi bagi penulis untuk melakukan upaya yang bisa membantu
melalui komik, sebagai alternatif media komunikasi.
13
Download