Jurnal Ners Indonesia, Vol.3, No.1, September 2012 KUALITAS TIDUR PADA BERBAGAI JENIS DYSPNEA PASIEN DENGAN GAGAL JANTUNG KONGESTIF Jayandra1, Yesi Hasneli N2, Wasisto Utomo, 3 PMI Provinsi Riau1 Dosen KMB PSIK Universitas Riau2,3 Abstrak Dyspnea merupakan manifestasi klinis gagal jantung yang dapat terjadi saat tidak melakukan aktivitas. Gejala dyspnea dapat terjadi pada saat berbaring (orthopnea) dan saat tidur pada malam hari (paroxysmal nocturnal dyspnea) sehingga mempengaruhi kualitas tidur pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas tidur pada berbagai jenis dyspnea pasien dengan gagal jantung kongestif. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan di ruang Nuri I RSUD Arifin Achmad Pekanbaru terhadap 38 pasien secara purposive sampling. Analisis yang digunakan adalah one-way anova. Rata-rata kualitas tidur pasien dengan jenis dyspnea campuran yaitu 11,00. Hasil uji statistik menunjukan bahwa p value = 0,905 dimana p value > (0,05). Hal ini menunjukan bahwa Ho gagal ditolak, disimpulkan bahwa tidak perbedaan antara kualitas tidur pada berbagai jenis dyspnea pasien dengan gagal jantung kongestif. Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada perawat untuk mengajarkan cara menurunkan dyspnea sehingga dapat meningkatkan kualitas tidur responden. Kata kunci:, dyspnea, gagal jantung kongestif, kualitas tidur Abstract Dyspnea is a clinical manifestation of heart failure that can occur when no activity. Symptoms of dyspnea may occur when lying down (orthopnea) and while sleeping at night (paroxysmal nocturnal dyspnea) that affect the quality of the patientÂ’s bed. The purpose of this study was to determine the quality of sleep in different types of dyspnea patients with congestive heart failure. The method used was a descriptive cross-sectional correlation with the approach taken in the Arifin Achmad Hospital Nuri I Pekanbaru on 38 patients by purposive sampling. The analysis used was one-way ANOVA. Average sleep quality of patients with mixed types of dyspnea is 11.00. Statistical test results showed that the p value = 0.905 where p value> (0.05). This shows that Ho failed rejected, concluded that there is no difference between quality sleep on various types of dyspnea patients with congestive heart failure. Based on the results of the study suggested the nurse to teach you how to lose dyspnea that can improve sleep quality respondents. Key words: quality of sleep, dyspnea, congestive heart failure PENDAHULUAN Jantung merupakan organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Jantung salah satu organ terpenting dalam tubuh yang apabila mengalami masalah dapat berakibat pada kematian. Masalah pada jantung terbagi dua, yaitu penyakit jantung dan serangan jantung. Penyakit jantung adalah sebuah kondisi yang menyebabkan jantung tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik (Nufidwi, 2010). Salah satu jenis penyakit jantung adalah Gagal Jantung Kongestif (GJK) atau Congestive Heart Failure (CHF). GJK adalah penurunan fungsi jantung yang menyebabkan berkurangnya suplai oksigen ke organ-organ dan jaringan di seluruh tubuh (Black & Hawks, 2005). Menurut Smeltzer dan Bare (2001), GJK adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi. GJK merupakan masalah kesehatan yang utama. Prevalensi gagal jantung di negara berkembang cukup tinggi dan makin meningkat. Menurut World Health Organization (WHO, 2004), jumlah penderita GJK di seluruh dunia pada tahun 2004 adalah 5,7 Juta kasus (Anurogo, 2009). Di Amerika Serikat, GJK merupakan penyakit jantung klinis yang paling pesat pertumbuhannya dan mempengaruhi 2% dari populasi. Pada tahun 2006 di Amerika Serikat, 1,1 juta pasien dirawat di rumah sakit karena gagal jantung akut dekompensasi, hampir dua kali lipat jumlah dilihat 15 tahun sebelumnya. Selain itu, ada 3,4 juta kunjungan rawat jalan untuk GJK. Pada GJK yang didiagnosis terdapat sebanyak 550.000 kasus baru dan 300.000 kematian disebabkan oleh gagal jantung setiap tahun (Dumitru, 2011). Pada tahun 2010 terdapat lebih dari 5 juta orang Amerika dan 22 juta orang di seluruh dunia telah gagal jantung (Dhana, 2010). Berdasarkan data WHO (2004), Asia Tenggara merupakan wilayah yang memiliki jumlah penderita 17