SISTEM DIAGNOSIS KERUSAKAN PADA ALAT MUSIK GITAR ELEKTRIK MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER BERBASIS WEB Alwi Abdul Latief, Prihastuti Harsani, Arie Qur’ania Email: [email protected] Program Studi Ilmu Komputer Fakultas MIPA – UNPAK Gitar elektrik merupakan salah satu alat musik yang digemari banyak orang. Gitar elektrik memiliki beberapa perangkat atau bagian-bagian penting didalamnya, seperti pickup, bridge, fret, dan senar. Namun sering ditemukan kerusakan pada perangkat gitar tersebut, seperti gitar elektrik tidak dapat mengeluarkan suara ataupun mengeluarkan suara noise sehingga gitar tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Salah satu metode inferensi yang dapat digunakan untuk mendiagnosa kerusakan adalah metode Dempster Shafer. Metode Dempster Shafer bertujuan untuk melakukan penalaran dalam mendapatkan suatu kesimpulan, dan nilai kepercayaan yang didapatkan dari hasil perhitungan bobot masing – masing inputan gejala. Pemanfaatan sistem ini yaitu menggunakan data gejala, data kerusakan dan data relasi. Data gejala yaitu data yang berisi daftar gejala yang biasa terjadi jika gitar elektrik mengalami kerusakan, data kerusakan yaitu data yang berisi daftar kerusakan pada gitar elekrik sedangkan data relasi adalah penghubung anatara data gejala dan data kerusakan. Sistem Diagnosis Kerusakan Pada Alat Musik Gitar Elektrik diimplementasikan menggunakan software notepad++ dan Database MySQL. Dilakukan uji coba terhadap sistem dengan membandingkan hasil output sistem dengan kesimpulan pakar, dari 10 percobaan didapatkan 9 percobaan yang sesuai dengan nilai kesesuaian 90% yang berarti sistem dapat dipercaya. Kata Kunci : Sistem Pakar, Alat Musik, Gitar Elektrik, Dempster Shafer disalurkan ke amplifier dan speaker. (Satrio, 2013 ) Gitar elektrik memiliki beberapa perangkat atau bagian-bagian penting didalamnya, seperti pick-up, bridge, fret, dan senar. Bagian-bagian tersebut saling berkaitan untuk membuat gitar elektrik dapat berfungsi dengan baik. Namun para pemain gitar sering menemukan kerusakan pada perangkat gitar tersebut, seperti gitar elektrik tidak dapat mengeluarkan suara ataupun mengeluarkan suara noise sehingga gitar tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Banyak pemain gitar yang tidak tahu bagaimana cara mengatasi permasalahan pada alat musik gitar elektrik yang mereka miliki. Akhirnya jalan satusatunya adalah membawanya ke tempat PENDAHULUAN Gitar merupakan salah satu alat musik yang paling disukai dan sering dimainkan oleh banyak orang. Gitar digunakan sebagai media hiburan dan juga sebagai penyalur hobi seseorang untuk menghilangkan kejenuhan karna rutinitas sehari-hari. Gitar memiliki beberapa tipe, salah satunya adalah gitar elektrik. Gitar elektrik adalah gitar yang menggunakan sumber daya listrik untuk menghasilkan suara. Didalam gitar elektrik terdapat sebuah pickup yang berguna untuk menangkap gelombang sinyal frekuensi dari senar, lalu mengubah getaran dan bunyi dari senar menjadi arus listrik yang kemudian akan 1 service gitar, namun biaya yang dibutuhkan untuk service gitar tidak murah ada sebagian pemain gitar tidak mempunyai dana lebih untuk membawa gitarnya ketempat service agar gitarnya dapat diperbaiki. Oleh karena itu dibutuhkan sistem yang mampu mendiagnosa kerusakan pada gitar, agar para pemain gitar dapat memperbaiki gitarnya sendiri. berbasis dekstop yang berisi pengetahuan dari seorang pakar atau dokter yang diyakini kebenarannya yang memiliki kemampuan untuk dapat mendiagnosa penyakit dari gejala-gejala penyakit mata yang dirasakan oleh pasien secara cepat dan tepat seperti seorang pakar dengan menggunakan metode Certainty Factor dan Dempster Shafer. Serta menganalisis perbandingan hasil diagnosa dari metode Certainty Factor dengan Dempster Shafer. Pembangunan aplikasi ini menggunakan Visual Basic 2010. Kesimpulan dari penelitian ini pemeriksaan gejala yang terdapat pada penyakit mata menggunakan metode Certainty Factor melalui pemeriksaan fisik dan perhitungan manual masih belum lebih spesifik dibandingkan menggunakan metode Dempster Shafer melalui pemeriksaan fisik dan perhitungan menggunakan sistem sudah lebih spesifik dan mengarah pada satu penyakit. Penelitian Terdahulu Hidayat, 2014 melakukan penelitian dengan judul Sistem Pakar Mencari Kerusakan Mesin Dan Cvt (Continously Variable Transmission) Motor Matic Menggunakan Metode Dempster-Shafer. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membangun suatu sistem yang dapat memberikan solusi untuk menangani kerusakan yang terjadi pada motor matic. Metode yang digunakan adalah dempster shafer untuk menentukan probabilitas densitas dari kerusakan mesin motor matic. Pembangunan aplikasi ini menggunakan PHP dan database MySQL Pradhana, 2013 melakukan penelitian dengan judul Perancangan Sistem Pakar Untuk Diagnosa Kerusakan Hardware Laptop Menggunakan Metode Certainty Factor. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang sebuah sistem yang dapat mendiagnosa kerusakan yang terjadi pada hardware laptop berikut dengan cara perawatannya. Metode yang digunakan adalah certainty factor untuk mengambil kesimpulan kerusakan yang terjadi pada hardware laptop. Pembangunan aplikasi ini menggunakan Visual Basic 6.0 dan Microsoft Access untuk pengolahan database Ardila, 2015 melakukan penelitian dengan judul Analisis Perbandingan Hasil Antara Metode Certainty Factor Dan Metode Dempster Shafer Dalam Sistem Pakar. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis suatu program sistem pakar METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam membangun sistem adalah metode Expert System Development Life Cycle (ESDLC). Tahapan-Tahapan yang meliputi penilaian, akuisisi pengetahuan, desain, pengujian, dokuentasi, pemeliharaan. Tahapan – tahapan pendekatan ESDLC dapat dilihat pada Gambar 1 Gambar 1. Pendekatan ESDLC (Turban et al., 2005) 2 Pengetahuan didapatkan dari pencarian artikel mengenai kerusakan gitar elektrik di internet. Tahap Penilaian Tahap penilaian adalah tahap untuk melakukan identifikasi terhadap kebutuhan pengguna yaitu solusi dari permasalahan gitar elektrik. Setelah itu akan dilakukan studi kelayakan dengan mengumpulkan data melalui observasi, wawancara dan studi pustaka. Hasil dari pengupulan data tersebut kemudian akan digunakan untuk mengidentifikasi kerusakan gitar eletrik yang akan diselesaikan oleh sistem dan memberikan solusi terhadap permasalahan gitar elektrik. Berdasarkan sumber – sumber tersebut didapatkan data gejala, data kerusakan dan solusi dari kerusakan gitar elektrik. Tabel 1. Data Gejala Kode Gejala G01 G02 Tahap Akuisisi Pengetahuan G03 Akuisisi pengetahuan merupakan tahapan yang digunakan untuk mengumpulkan pengetahuan yang akan dimasukan kedalam sistem yang dibangun. Pengumpulan pengetahuan yang digunakan pada penelitian ini berupa gejala, kerusakan dan solusi pada permasalahan alat musik gitar elektrik. Berikut ini sumber yang digunakan untuk mendapatkan pengetahuan, antara lain : 1. Pengalaman narasumber Pengalaman narasumber didapatkan dari hasil wawancara dengan pakar gitar, dengan bertanya mengenai gejala, kerusakan, solusi untuk permasalahan kerusakan gitar elektrik. 2. Pengalaman penulis Pengalaman penulis didapatkan dari pengalaman pribadi dari penulis yang pernah megalami kerusakan pada gitar elektrik. 3. Pengalaman pemain gitar Pengalaman pemain gitar didapat dari hasil wawancara kepada pemain gitar mengenai kerusakan gitar elektrik yang pernah mereka hadapi. 4. Artikel kerusakan gitar di internet G04 G05 G06 G07 G08 G09 G10 G11 G12 G13 G14 G15 G16 G17 G18 G19 3 Nama Gejala Suara buzzing pada fret bagian atas fretboard Suara buzzing pada fret bagian tengah fretboard Suara buzzing pada fret bagian bawah fretboard Salah satu atau beberapa senar buzzing pada fret tertentu Senar terasa kasar Senar keras pada bagian atas fretboard Senar keras pada bagian tengah fretboard Senar keras pada bagian bawah fretboard Senar berkarat karna usia Senar fals saat memainkan up/down bridge Senar berkualitas kurang baik (murah) Suara salah satu senar gitar lebih kecil dibanding senar lain panjang suara senar sangat pendek Gitar mengeluarkan bunyi noise Noise tidak hilang saat senar atau bridge dipegang Gitar tidak berbunyi Gitar tidak berbunyi saat “switch” dipindahkan Suara hilang jika knob volume diputar sedikit atau tersenggol Suara gitar berbunyi kecil Nilai Belief 0.7 0.6 0.8 0.8 0.9 0.8 0.7 0.8 0.9 0.7 0.9 0.9 0.7 0.4 0.9 0.6 0.8 0.9 0.5 G20 G21 G22 G23 G24 G25 G26 G27 Suara gitar terputus – putus Timbul suara berisik "kresek" saat merubah arah switch pickup Timbul suara berisik "kresek" saat knob volume di putar Muncul suara berisik saat menggerakan gitar Tuning (seteman) gitar sering berubah Tuning berubah saat memainkan up/down Intonasi suara kurang tepat Tersetrum saat menyentuh bagian besi pada gitar 0.6 K04 0.9 0.9 K05 0.9 0.6 0.7 0.5 K01 Action senar terlalu rendah sehingga senar menempel pada fret K02 Action senar terlalu tinggi K03 Fret bermasalah, fret sudah habis terkikis karna termakan usia sehingga Solusi Tambahkan tinggi action senar dengan mengatur ketinggian pada bridge gitar Kurangi tinggi action senar dengan mengatur ketinggian pada bridge gitar Lakukan penggantian pada fret gitar 4 Ganti senar dengan menggunaka n senar kualitas baik Turunkan ketinggian pada bridge atau naikan ketinggian pada pickup Periksa kabel ground dalam gitar, jika masalah masih terjadi kemungkinan ground pada ampli atau kabel jack yang bermasalah Jarak antara senar dan pickup terlalu jauh K07 Wiring(pengkabela n) Ground bermasalah, kemungkinan pemasangan kabel ground pada gitar kurang tepat K08 Bridge bermasalah, kemungkinan lapisan cat pada bridge terlalu tebal sehingga tidak dapat mengalurkan arus listrik Ganti bridge dengan kualitas yang baik K09 Bridge bermasalah, kualitas bridge kurang baik. Posisi tidak sejajar dengan body Setting per pada bridge sehingga sejajar dengan body, jika masih bermasalah bridge harus diganti K10 Bridge bermasalah, posisi tidak sejajar dengan body. Tarikan per terlalu lemah Tambahkan tarikan per bridge sampai posisi bridge sejajar dengan body Tabel 2. Data Kerusakan Dan Solusi Nama Kerusakan Ganti senar dengan yang baru K06 0.8 Nilai belief merupakan nilai kepercayaan yang diberikan oleh pakar pada masing - masing gejala, untuk mengetahui seberapa besar kemungkinan kerusakan yang di alami. Jika bernilai 0 maka mengindikasikan bahwa tidak ada kepastian, dan jika bernilai 1 menunjukan adanya kepastian. Nilai bel(belief) berada pada selisih 0 – 1. Kode Kerusakan ketinggian fret tidak merata kondisi senar sudah lama (berkarat) Senar bermasalah, kemungkinan kualitas senar kurang baik karna tidak menggunakan senar yang sudah dijamin kualitasnya K11 K12 K13 K14 K15 K16 Bridge bermasalah, posisi tidak sejajar dengan body Tarikan per terlalu kuat Switch bermasalah, kemungkinan switch sudah berkarat/rusak Pickup pada posisi switch yang dipilih mati Potensio bermasalah karena sudah longgar ataupun berkarat Rumah jack (jack female) bermasalah, kemungkinan pemasangan kabel pada jack female ada kesalahan kabel penghubung terlepas dari komponen gitar Kurangi tarikan per bridge sampai posisi bridge sejajar dengan body Periksa sambungan kabel pada switch, jika kondisi sambungan baik, maka switch perlu diganti Periksa sambungan pickup pada switch, jika tidak bermasalah maka switch perlu di ganti Periksa sambungan kabel lalu beri minyak kedalam potensio sambil diputar. Jika masalah masih terjadi, maka potensio perlu diganti. Coba gunakan kabel jack berbeda. Jika masalah tetap terjadi, periksa sambungan kabel. Jika sambungan baik berarti jack female gitar perlu diganti sambung kabel kembali dengan menggunaka n soldier K17 Pickup bermasalah, kemungkinan pickup sudah dalam kondisi tidak baik K18 Neck bengkok cekung K19 Neck bengkok cembung Ganti pickup dengan pickup baru Putar truss rod ke arah jarum jam dengan perlahan Putar truss rod ke arah berlawanan jarum jam dengan perlahan Berdasarkan data pengetahuan sebelumnya dapat dibuat aturan – aturan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. IF G01 AND G02 AND G03 THEN K01 IF G06 AND G07 AND G08 THEN K02 IF G01 AND G02 AND G04 THEN K03 IF G05 AND G09 AND G13 AND G26 THEN K04 IF G11 AND G12 AND G19 AND G24 AND G26 THEN K05 IF G13 AND G19 THEN K06 IF G14 AND G27 THEN K07 IF G14 AND G15 THEN K08 IF G24 AND G25 AND G26 THEN K09 IF G03 AND G10 AND G24 AND G25 AND G26 THEN K10 IF G08 AND G10 AND G24 AND G25 AND G26 THEN K11 IF G17 AND G19 AND G20 AND G21 THEN K12 IF G14 AND G16 AND G17 THEN K13 IF G14 AND G18 AND G19 AND G20 AND G22 THEN K14 IF G14 AND G16 AND G20 AND G23 THEN K15 IF G14 AND G16 AND G20 AND G27 THEN K16 IF G13 AND G16 AND G19 THEN K17 IF G02 AND G04 AND G07 THEN K18 IF G01 AND G02 AND G06 AND G07 THEN K19 AND digunakan untuk menghubungkan dua logika atau lebih yang keseluruhan dari 5 syarat tersebut harus terpenuhi agar dapat menghasilkan suatu kesimpulan. Jika salah satu syarat tidak terpenuhi dengan syarat yang sudah ditentukan maka tidak dapat menghasilkan suatu kesimpulan. Perancangan Sistem Secara Umum Tahap Desain Perancangan sistem yang dilakukan pada tahapan ini meliputi pembuatan diagram konteks, data flow diagram Level zero, Flowchart Sistem frontend dan flowchart sistem backend. Tahap desain merupakan tahap untuk membuat rancangan dari sistem yang akan dibangun. Tahap desain meliputi perancangan basis data perancangan secara umum dan perancangan secara detail. Diagram konteks pada sistem diagnosa kerusakan gitar elektrik ini menggambar alur dari sistem. Pengguna memilih gejala untuk melakukan diagnosa sedangkan admin bertugas mengelola data. Perancangan Basis Data Peracangan basis data meliputi pembuatan entity relationship diagram (ERD), Relasi Tabel. Entity Relationship Diagram (ERD) digunakan untuk mengetahui hubungan antara entitas pada sistem diagnosa kerusakan gitar elektrik digambarkan dengan Entity Realationship Diagram(ERD) yang dapat dilihat pada Gambar 5. Tabel 3. Diagram Konteks Flowchart sistem frontend merupakan alur dari sistem yang digunakan oleh pengguna dalam mengakses aplikasi. Flowchart sistem frontend dapat dilihat pada Gambar 6. Relasi tabel digunkan untuk mengetahui hubungan antara tabel didalam database pada sistem dapat dilihat pada Gambar 2. Flowchart sistem backend merupakan alur dari sistem yang digunakan oleh admin/pakar dalam mengakses aplikasi. Flowchart sistem backend dapat dilihat pada Gambar 7. Rancangan Penalaran Rancangan penelaran yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode inferensi Dempster Shafer. Kesimpulan kerusakan didapatkan dari hasil perhitungan menggunakan Dempster Shafer dan akan Gambar 2. Relasi Tabel 6 menamilkan tingkat keyakinan dari hasil perhitungan tersebut. Tabel 3. Ilustrasi perhitungan nilai keyakinan m2 {K07, K08, K13, K14, K15, K16 m2 {θ} = 0.6 = 0.4 m1 {K02, K18, K19} K02, K18, K19 {θ}= 0.28 = 0.42 = 0.7 { K07, K08, K13, θ =0.18 m1 {θ} = 0.3 K14, K15, K16 }=0.12 0.42 0.42 m3 {K02, K18, K19} = = = 1−0.28 0.72 0.58333333333333 m3 {K07, K08, K13, K14, K15, K16} = 0.12 0.78 0.12 1−0.28 = = 0.16666666666667 m3 {θ} = 0.18 0.18 = = 0.25 1 − 0.28 0.72 Jika terdapat lebih dari 2 gejala, dipilih gejala baru dengan kode gejala G22. Hitung frame of discrement dari gejala baru. Gambar 4. Alur Metode Dempster Shafer (Hamid, 2015) m4 G22 = 0.9 m4 θ = 1 − m4 G22 m4 θ = 1 − 0.9 = 0,1 Langkah – langkah penyelesaian metode Dempster Shafer: 1. Dipilih gejala dengan kode gejala G07, G14 dan G22. 2. Setelah dipilih gejala selanjutnya dilakukan perhitungan frame of discernment: Lakukan perhitungan lanjutan dari gejala sebelumnya. Tabel 4. Ilustrasi perhitungan keyakinan dari 3 gejala. m4 K14 = 0.9 m1 G07 = 0.7 m1 θ = 1 − m1 G07 m1 θ = 1 − 0.7 = 0.3 m2 G14 = 0.4 m2 θ = 1 − m2 G14 m2 θ = 1 − 0.4 = 0.6 nilai m4 {θ} = 0.1 m3 {K02, K18, K19} {θ}=0.525 = 0.58333333 333333 K02, K18, K19 =0.0583333333 33333 m3 K07, K08, K13, K14, K15, K16 = 0.16666666 {K14}=0.15 666667 {K07, K08, K13, K14, K15, K16} = 0.016666666 666667 m3 {θ} = 0.25 {K14}=0.225 θ = 0.025 3. Menghitung nilai dari setiap gejala dengan cara mengkombinasikan tingkat keyakinan (m). m5 {K02, K18, K19} = 0.058333333333333 0.475 7 0.058333333333333 1−0.525 = = 0.12280701754386 0.375 0.375 bermasalah karena sudah longgar ataupun berkarat dengan nilai keyakinan 0.78947368421053. m5 {K14} = 1−0.525 = 0.475 = 0.78947368421053 m5 K07, K08, K13, K14, K15, K16 = 0.016666666666667 0.016666666666667 = = 1−0.525 0.475 0.035087719298246 0.025 1−0.525 0.025 0.475 m5 {θ} = = 0.052631578947368 Tahap Proses Implementasi Tahap implementasi merupakan tahap pembangunan sistem yang telah dirancang sehingga menjadi sebuah aplikasi yang kemudian dapat digunakan. Implementasi sistem diagnosis kerusakan gitar dilakukan melalui dua tahapan, yaitu implementasi basis data menggunakan database MySql dan implementasi sistem menggunakan Notepad+ = Nilai Terbesar Adalah K14 = 0.78947368421053 Dari hasil perhitungan didapatkan nilai terbesar yaitu K14 yaitu Potensio Gambar 5. Entity Relatonship Diagram Gambar 6. Flowchart Sistem Frontend 8 Gambar 7. Flowchart Sistem Backtend HASIL DAN PEMBAHASAN Halaman Konsultasi Halaman konsultasi merupakan halaman untuk user melakukan diagnosa terhadap kerusakan gitar elektrik yang dihadapi. User akan diminta untuk memilih gejala – gejala yang dirasakan pada gitar elektrik, gejala yang dipilih haruslah lebih dari satu agar sistem dapat memprosesnya. kemudian sistem akan menampilkan kesimpulan berupa kemungkinan kerusakan dan solusi. Halaman Home Halaman home merupakan halaman utama dari dari sistem diagnosis kerusakan gitar elektrik. Halaman ini akan ditampilkan saat pertama kali sistem diakses. Gambar 9. Halaman Konsultasi Gambar 8. Halaman Home 9 Halaman Hasil Diagnosa Hasil diagnosa akan menampilkan gejala yang telah dipilih oleh pengguna, kemungkinan kerusakan, solusi dan nilai kepercayaan yang dihitung dengan metode penalaran dempster shafer. 5 6 7 8 9 10 Gambar 10. Halaman Hasil Diagnosa Perbandingan Output Sistem Dengan Perhitungan Manual Perbandingan antara output sistem dan perhitungan manual dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara output hasil dari sistem dengan hasil perhitungan manual. 1 2 3 4 Kasus G03, G12, G13, G26 G12, G14, G20, G23 G07, G14, G22 G14, G24, G25, G26 Output Sistem Perhitung an Manual K05 K05 Ket. K15 Sesuai K14 K14 Sesuai K09, K10, K11 K09, K10, K11 K01 Sesuai K03 K03 Sesuai K14 K14 Sesuai K12 K12 Sesuai K05 K05 Sesuai K02 K02 Sesuai Tabel 6. Perbandingan dengan kesimpulan pakar Sesuai K15 K01 Perbandingan Output Sistem Dengan Kesimpulan Pakar Perbandingan antara output sistem dan kesimpulan pakar dilakukan dengan membandingkan hasil diagnosa sistem dan diagnosa pakar untuk mengetahui kesesuaian hasil diagnosa. Pengambilan kesimpulan menggunakan kemunkinan kerusakan yang paling tinggi. Tabel 5. Perbandingan Antara Output Sistem dan Perhitungan Manual No G01, G02, G03, G12 G01, G02, G04, G22 G08, G14, G18, G22 G05, G14, G17, G19 G12, G13, G19, G26 G06, G07, G08, G13, G14 10 sistem Output Sistem Kesimpul an Pakar 1 G03, G12, G13, G26 K05 K05 Sesuai 2 G12, G14, G20, G23 K15 K15 Sesuai 3 G07, G14, K14 K14 Sesuai No Sesuai output Kasus Ket. G22 4 G14, G24, G25, G26 K09, K10, K11 K09 Tidak Sesuai 5 G01, G02, G03, G12 K01 K01 Sesuai K03 K03 Sesuai 6 7 G01, G02, G04, G22 G08, G14, G18, G22 G05, G14, G17, G19 K14 K14 Sesuai K12 K12 Sesuai 9 G12, G13, G19, G26 K05 K05 Sesuai 10 G06, G07, G08, G13, G14 K02 K02 Sesuai 8 Perbandingan Output Sistem Dengan Metode Case Based Reasoning Perbandingan dilakukan dengan membandingkan antara output sistem metode dempster shafer dan output sistem metode case based reasoning (Ramadlan S, 2016). Dari hasil perbandingan sistem sebanyak 10 kasus didapatkan 9 kasus yang sesuai dan 1 kasus yang tidak sesuai. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan rumus perhitungan sistem. Kelebihan Dan Kekurangan Dempster Shafer Kelebihan dari dempster shafer adalah pengambilan kesimpulan yang lebih efisien. Perhitungan yang dilakukan dempster shafer tidak memproses keseluruhan kasus sehingga lebih cepat, proses perhitungan dempster shafer hanya memproses bagian – bagian kerusakan yang berhubungan dengan gejala yang dipilih. saat gejala dipilih maka akan memproses kerusakan yang berhubungan dengan gejala yang dipilih, tidak memproses semua kerusakan. Kelemahan dari dempster shafer adalah : 1. Tidak bisa melakukan diagnosa jika penggguna hanya memilih satu gejala karna perhitungan dilakukan dengan perkalian antar gejala sehingga jika hanya dipilih satu gejala tidak dapat melakukan proses perhitungan. 2. Hasil diagnosa yang dilakukan masih terdapat diagnosa yang menghasilkan lebih dari satu kesimpulan dengan tidak membedakan nilai kepercayaan dari masing – masing kerusakan. Presentase kesesuaian antara diagnosa sistem dengan diagnosa pakar dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata dari hasil perbandingan. πππππ πΎππ ππ π’ππππ = 9 x 100% = 90% 10 Hasil perhitungan diatas menunjukan hasil kesesuaian perbandingan antara diagnosa sistem dengan diagnosa pakar memiliki nilai kesesuaian sebesar 90%. Nilai tersebut menunjukan tingkat kesesuaian yang tinggi antara sistem dengan pakar. KESIMPULAN Sistem diagnosis kerusakan pada alat musik gitar elektrik ini diimplementasikan menggunakan Notepad++ dan menggunakan database MySQL dengan metode penalaran dempster shafer. 11 Metode penelitian yang digunakan adalah ESDLC (Expert System Development Life Cycle) dilakukan dengan tahap penilaian, akuisisi pengetahuan, desain, pengujian, dokuentasi, pemeliharaan. Sistem diagnosis kerusakan pada alat musik gitar elektrik ini dapat mendiagnosa kerusakan dari alat musik gitar elektrik berdasarkan gejala yang dipilih oleh pengguna. Sistem ini juga memiliki informasi mengenai gitar elektrik seperti bagian – bagian pada gitar elektrik dan juga kamus istilah gitar untuk menambah pengetahuan dari para pemain gitar. Sistem ini juga dapat mengelola data – data pada sistem seperti menambahkan, mengubah dan menghapus data gejala, data kerusakan dan data relasi. Sistem diagnosis kerusakan pada alat musik gitar elektrik ini sudah dilakukan validasi dengan membandingkan output dari sistem dengan perhitungan manual dan hasil diagnosa dari pakar. Hasil validasi dengan pakar digunakan 10 kasus yang dipilih secara acak dan menghasilkan nilai kesesuaian sebesar 90% sehingga hasil diagnosa sistem dapat dipercaya. Kelebihan dari metode dempster shafer pengambilan kesimpulan yang lebih efisien. Perhitungan yang dilakukan dempster shafer tidak memproses keseluruhan kasus sehingga lebih cepat, proses perhitungan dempster shafer hanya memproses bagian – bagian kerusakan yang berhubungan dengan gejala yang dipilih Kelemahan dari dempster shafer adalah tidak bisa melakukan diagnosa jika penggguna hanya memilih satu gejala dan hasil diagnosa yang dilakukan dengan metode dempster shafer masih terdapat diagnosa yang menghasilkan lebih dari satu kesimpulan dengan tidak membedakan nilai kepercayaan dari masing – masing kerusakan. DAFTAR PUSTAKA Ardila, L. 2015. Analisis Perbandingan Hasil Antara Metode Certainty Factor Dan Metode Dempster Shafer Dalam Sistem Pakar. Skripsi Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara, Medan. Arhami, M. 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar. Andi, Yogyakarta. Brigida. 2013. Teori Dempster Shafer. http://informatika.web.id/teoridempster-shafer.htm. (diakses 17 februari 2016) Brosnan, J. 2015. Cool Electric Guitar Wallpaper http://feelgrafix.com/775370-coolelectric-guitar-wallpaper.html. (diakses 17 februari 2016) Hamid, A. 2015. Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Pedofilia Dengan Metode Dempster Shafer Berbasis Web. Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma, Medan. Hidayah, N. 2015. Sistem Pakar Menentukan Kerusakan Televisi Dengan Metode Case Based Reasoning. Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma, Medan. Hidayat, M. 2014. Sistem Pakar Mencari Kerusakan Mesin Dan Cvt (Continously Variable Transmission) Motor Matic Menggunakan Metode Dempster-Shafer. Tugas Akhir Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Riau. 12 Fraud Risk Assessment Illustration. Australian Accounting Review. 21 : 282–291. Husain, A.T. Wibowo & E. Ariyanto. 2010. Analisis Perbandingan Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Penyakit Mulut Dan Gigi Pada Manusia Dengan Menggunakan Certainty Factor Dan Teori Dempster-Shafer. Tugas Akhir Teknik Informatika Universitas Telkom. Irawan, J. 2007. Buku Pegangan Kuliah Sistem Pakar. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer Surabaya (STIKOM). Panjer, G. M. 2009. Guitar my Melodys Skill, Krisn Music Melodys Club. Pradhana, B. A. 2013. Perancangan Sistem Pakar Untuk Diagnosa Kerusakan Hardware Laptop Menggunakan Metode Certainty Factor. Fakultas Ilmu Komputer Universitas Semarang. Satrio, B. 2013. Sejarah Dan Pengetian Gitar Listrik Atau Elektrik. http://chordlirikgitar.blogspot.com.in/ 2013/08/sejarah-dan-pengertian-gitarlistrik-elektrik.html (diakses 17 februari 2016) Septiana R. 2016. Sistem Deteksi Gangguan pada Berbagai Jenis Gitar dengan Menggunakan Metode Case Based Reasoning Berbasis Desktop. Jurusan Ilmu Komputer Universitas Pakuan, Bogor. Solichin, A. 2010. MySQL 5 Dari Pemula Hingga Mahir. Universitas Budi Luhur, Jakarta. Srivastava R. P., T. J. Mock & L. Gao. 2011. The Dempster-Shafer Theory of Belief Functions for Managing Uncertainties: An Introduction and 13