Makalah Histologi

advertisement
Makalah Histologi
SISTEM PERNAFASAN
(Manusia)
Disusun Oleh:
TEAM histologi kelompok
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Oktober 2008
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai makhluk hidup kita masih hidup sampai saat ini
karena setiap saat kita selalu bernafas menghirup udara. Makhluk
hidup, di dunia ini, baik itu hewan maupun manusia akan mati (wafat)
jika sudah tidak dapat bernafas lagi. Sebenarnya bagaimana sistem
pernafasan yang terdapat dalam tubuh kita ? maka dari itu penulis
ingin mengetahui lebih banyak tentang sistem pernapasan pada
mammalia khususnya manusia.
Sistem pernapasan secara garis besarnya terdiri dari paru-paru
dan susunan saluran yang menghubungkan paru-paru dengan yang
lainnya, yaitu hidung, tekak, pangkal tenggorok, tenggorok, cabang
tenggorok.
Metabolisme normal dalam sel-sel makhluk hidup memerlukan
oksigen dan karbon dioksida sebagai sisa metabolisme yang harus
dikeluarkan dari tubuh. Pertukaran gas O2 dan CO2 dalam tubuh
makhluk hidup di sebut pernapasan atau respirasi. O2 dapat keluar
masuk jaringan dengan cara difusi.
Pernapasan atau respirasi dapat dibedakan atas dua tahap.
Tahap pemasukan oksigen ke dalam dan mengeluarkan karbon
dioksida keluar tubuh melalui organ-organ pernapasan disebut
respirasi eksternal. Pengangkutan gas-gas pernapasan dari organ
pernapasan ke jaringan tubuh atau sebaliknya dilakukan oleh sistem
respirasi. Tahap berikutnya adalah pertukaran O2 dari cairan tubuh
(darah) dengan CO2 dari sel-sel dalam jaringan, disebut respirasi
internal.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diperoleh beberapa rumusan
masalahnya yaitu antara lain:
1. Apa saja bagian-bagian saluran pernafasan?
2. Bagaimana struktur histologi dari masing-masing bagian
tersebut?
3. Bagaimana mekanisme pernapasan pada manusia?
4. Apa macam-macam kelainan pernapasan pada manusia?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas dapat diambil beberapa tujuan,
diantaranya:
1. Untuk mengetahui tentang bagian-bagian saluran pernafasan.
2. Untuk mengetahui struktur histologi masing-masing bagian
saluran pernafasan.
3. Untuk mengetahui tentang mekanisme bernapas.
4. Untuk mengetahui macam-macam kelainan pada pernapasan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bagian-bagian Saluran Pernafasan pada Manusia
Pernafasan atau respirasi mempunyai arti :
- proses pengambilan O2, pengeluaran CO2 dan penggunaan energi
yang dihasilkan oleh tubuh
- pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya
- reaksi enzimatis, sebab dalam proses tersebut ada satu enzim yang
memegang peranan penting yaitu sitokrom (enzim pernafasan)
Sistem Pernapasan Pada Manusia
Sistem pernapasan mammalia khususnya manusia terdiri dari
bagian saluran udara dan bagian pernapasan.
Bagian saluran udara terdiri dari :
 Hidung (nasus)
 Tekak (pharynx)
 Jakun (larynx)
 Tenggorok (trachea)
 Cabang tenggorok (bronkhus)
 Ranting tenggorok (bronkhiolus)
Bagian pernapasan merupakan tempat terjadinya pengambilan O2
oleh darah dan pelepasan CO2 oleh darah. Bagian pernapasan terdiri
dari :
 Bronkhioli respiratori
 Kantung alveolus/ dukti alveoli
 Alveolus
Organ pernafasan utama adalah paru-paru (pulmo).
2.2 Struktur Histologi dari Bagian-bagian Saluran Pernafasan
a. Hidung
Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang
berfungsi
menghirup
udara
pernafasan,
menyaring
udara,menghangatkan
resonansi suara.
udara
pernafasan,
juga
berperan
dalam
Rongga hidung (cavum nasi) memiliki sepasang lubang didepan
untuk masuk udara, disebut nares; dan sepasang lubang di belakang
untuk menyalurkan udara yang dihirup masuk ke tenggorokan, disebut
choanae. Rongga hisung sepasang kiri kanan, dibatasi di tengan oleh
sekat yang dibina atas tulang rawan dan tulang.
Dinding rongga ditunjang oleh tulang rawan dan tulang. Lantai,
di depan terdiri dari tulang langit-langit, di belakang berupa langitlangit lunak. Atap juga ditunjang oleh tulang rawan sebagian dan
sebagian lagi oleh tulang. Dari tiap dinding ada tiga tonjolan tulang ke
rongga hidung, disebut conchae.
Rongga hidung dibagi atas 4 daerah :
1. Vestibula.
2. Atrium.
3. Daerah pembauan.
4. Daerah pernapasan.
Vestibula adalah bagian depan rongga, atrium adalah bagian
tengah. Daerah pembauan berada pada conchae yang atas, sedangkan
daerah pernapasan terletak pada dua conchae yang bawah.
Rongga hisung dilapisi oleh tunica mukosa. Kecuali di bagian
depan vestibula sampai ke nares. Di sini dilapisi oleh kulit yang
strukturnya sama dengan kulit wajah. Epidermis dibina atas jaringan
epitel berlapis menanduk, ada bulu, kelenjar minyak bulu, dan
kelenjar peluh. Pada vestibula itu ada bulu yang keras, disebut
vibrissae.
Tunica mukosa sendiri dibina atas jaringan epitel berlapis semu
bersilia. Di daerah pembauan epitel bersilia itu memiliki struktur dan
fungsi khusus, yaitu sabagai indera bau. Diantara sel epitel batang
bersilia tersebar banyak sel goblet. Pada lamina propria banyak
terdapat simpul vena, simpul limfa dan kelenjar lendir. Tak ada bulu,
kelenjar minyak bulu maupun kelenjar peluh. Kelenjar lendir itu di
sebut kelenjar Bowman. Tunica mukosa melekat ketat ke periosteum
atau perichondrium di bawahnya.
Sekeliling rongga hidung ada empat rongga berisi udara yang
berhubungan dengannya, disebut sinus paranasal. Keempat sinus itu
berada pada tulang-tulang berikut : 1). Frontal; 2). Maxilla; 3).
Ethmoid; 4) sphenoid. Sinus dilapisi oleh tunica mucosa juga, seperti
yang melapisi rongga hidung. Hanya saja lebih tipis dan sel-selnya
lebih kecil-kecil serta sedikit mengandung kelenjar lendir. Lamina
propria tidak terliahat dengan jelas.
b. Tekak ( pharynx )
Daerah simpangan saluran napas dan saluran makan. Dibedakan atas
tiga daerah
 Daerah hidung (naso-pharynx)
Merupakan bagian pertama pharynx kebawah, dilanjutkan
dengan bagian oral organ ini yaitu oro-pharynx.
 Daerah mulut (oro-pharynx)
 Daerah jakun (laryngeo-pharynx)
Di daerah mulut lapisan muscularis-mucosa dari tunica mucosa
digantikan oleh serat elastis yang rapat dan tebal. Tunica submucosa
hanya ada didinding daerah hidung dan dekat ke kerongkongan. Di
tempat lain tunica mukosa melekat langsung ke gumpal otot lurik
sekitar leher. Lapisan serat elastis yang ada pada bagian bawah tunica
mucosa itu berpaut rapat dan berjalin dengan jaringan interstisial otot.
Lamina propria tunica mucosa terdiri dari jaringan ikat rapat yang
berisi jala serat elastis yang halus. Di daerah mulut dan jakun tunica
mukosa dilapisi oleh jaringan epitel berlapis banyak dan mengelupas,
sedang atapnya dibina atas jaringan epitel batang berlapis bersilia,
dengan banyak sel goblet. Pada lamina propria, dibawah lapisan serat
elastis, banyak terdapat kelenjar lendir.
c. Jakun ( Larynx )
Gerbang trakea ini ditunjang oleh beebrapa keping tulang rawan
hialain dan elastis, jaringan ikat, serat otot lurik, dan dilapisi sebelah
kelumen oleh tunica mucosa. Tunica mucosa itu memiliki kelenjar
lendir.
Keping tulang rawan yang menunjang jakun ialah:
1. Tiroid
2. Krikoid
tunggal
3. Epiglotis
4. Aritenoid
5. Kornikulat
sepasang
6. Kuneiform
Permukaan depan dan sebelah belakang epiglotis dan pita suara
diselaputi epitel berlapis mengelupas. Didaerah lain yaitu dasar
epiglotis, trakea dan bronkhus, epitel itu bersilia.
Pada tunica mucosa banyak sel goblet. Kelenjar lendir disini
tergolong jenis tubulo-acinus. Sedikit kuncup rasa terdapat tersebar
pada bagian bawah epiglotis.
Pita suara berisi ligamen tiro-aritenoid, yang mengandung serat
elastis dan dibagian sisisnya silengkapi serat otot lurik tiro-aritenoid.
Ditengah ditutup dengan tunica mucosa yang tipis dari epitel berlapis
mengelupas.
d. Tenggorok ( Trakhea )
Saluran nafas ini menghubungkan larynx dengan paru.
Histologi dinding tenggorok dapat dibedakan atas tiga lapis, yaitu
tunica mucosa, tunica muscularis, tunica adventitia.
Permukaan kelumen diselaputi tunica mucosa, dengan epitel
batang berlapis semu dan bersilia, menumpu pada lamina basalis yang
tebal. Pada selaput epitel banyak terdapat sel goblet. Lamina propria
berisi banyak serat elastis dan kelenjar lendir yang kecil-kecil.
Kelenjar terletak sebelah atas lapisan serat elastis. Dibagian posterior
tenggorok kelenjar itu menerobos masuk tunica muscularis. Pada
lamina propria terdapat pula pembuluh darah dan pembuluh limfa.
Tunica muscularis sendiri sangat tipis dan tidak terlihat dengan jelas.
Tunica adventitia juga tidak terlihat secara jelas, dan
berintegrasi dengan jaringan penunjang yang terdiri dari tulang rawan
dibawahnya.
Tulang rawan di bawah tunica adventitia itu tersusun dalam
bentuk cincin-cincin hialin bentuk huruf C. Cincin inilah yang
menunjang tenggorok pada sebelah samping dan ventral. Sedangkan
dibagian dorsal tenggorok, ditempat itu adalh bagian terbuka cincin,
terdapat serat otot polos yang susunannnya melintang terhadap poros
tenggorok. Serat otot itu melekat kepada kedua ujung cincin, dan
berfungsi untuk mengecilkan diameter tenggorok. Jika otot kendur,
diameter tenggorok kembali sempurna.
Diantara cincin bersebelahan terdapat serat fibroelastis. Dengan
struktur cincin yang tak bulat penuh ini maka tenggorok dapat
meregang (membesar) untuk menyalurkan lebih banyak udara ke
dalam paru. Di sebelah luar cincin terdapat jaringan ikat yang berisi
banyak serat elastis dan retikulosa.
e. Cabang Tenggorok
Ini adalah percabangan tenggorok menuju paru kiri-kanan,
disebut bronkhus. Tiap bronkhus bercabang membentuk cabang kecil,
dan tiap cabang bronkhus ini membentuk banyak ranting.
Histologi dinding bronkhus sama dengan trachea, yaitu terdiri
dari : tunica mucosa, tunica muscularis, tunica adventitia. Cabang
yang sudah berada dalam jaringan paru histologi dindingnya banyak
berubah. Cincin tulang rawan hilang, digantikan oleh keping tulang
rawan, yang susunannya tidak teratur dan menunjang seluruh keliling
saluran.
Tunica mucosa pada cabang dan ranting bronkhis yang besar,
memiliki epitel bentuk batang bersilia, sedangkan pada ranting yang
kecil epitel berubah jadi kubus dan tak bersilia. Ada lamina basalis
tebal, membatasi jaringan epitel dari lamina propria terkandugng
banyak serat elastis, dan sedikit serat kolagen dan retikulosa. Di
bawah lamina propria erdapat tunica muscularis-mucosa.
Kelenjar lendir terkandung dalam tunica mucosa dan tunica
submucosa.
Tunica adventitia mengandung serat jaringan ikat, sedikit
jaringan lemak, dan dibawahnya terdapat keping tulang rawan yang
susunannya tak teratur. Lapis terluar terdiri dari mesothelium, sebagai
penerusan selaput dalam pleura.
f. Paru
Cabang bronkhi masuk ke dalam paru (pulmo). Paru ada
sepasang kiri-kanan, terdiri dari lima lobi. Tiap lobus oleh septa yang
terdiri dari jaringan ikat terbagi-bagi atas banyak lobulli. Masingmasing lobulus dimasuki oleh satu bronkhiolus. Di dalamnya
bronkhiolus bercabang-cabang kecil berbentuk bronkhiolus ujung, dan
berakhir pada bronkhiolus pernapasan. Dalam lobulli terkandung pula
pembuluh darah, pembuluh limfa, urat saraf, dan jaringan ikat. Pada
banyak tempat sepanjang cabang dan ranting bronkhus terdapat nodus
limfa menempel pada dinding.
Sebelah luar arah ke rongga pleura paru diselaputi oleh
penerusan selaput dalam pluera.
g. Bronkhiolus
Bronkhus bercabang berkali-kali sampai jadi ranting kecil.
Ranting bronkhus itu bercabang halus berbentuk bronkhiolus .
Bronkhiolus bercabang lagi membentuk ranting, disebut bronkhiolus
ujung. Bronkhiolus ujung ini berakhir pada bronkhiolus pernapasan.
Tunica mucosa pada bagian ini memiliki epitel kubus yang tak
bersilia.
Di bawah tunica adventitia tidak ada lagi keping tulang rawan.
Lapisan ini mengandung mesothelium sebagai penerusan selaput
dalam pleura.
Bronkhiolus Pernapasan
Ini adalah bagian ujung bronkhiolus, saluran pendek yang
dilapisi sel epitel bersilia. Sel itu di pangkal bentuk batang, makin ke
ujung makin rendah sehingga menjadi kubus dan siliapun hilang. Di
bawah lapisan epitel ada serat kolagen bercampur serat elastis dan otot
polos. Di sini tak ada lagi keping tulang rawan maupun kelenjar
lendir. Lendir di sini dihasilkan oleh sel goblet yang hanya terdapat
dibagian pangkal bronkhiolus. Sebagai gantinya ada sel Clara
berbentuk benjolan yang menonjol ke lumen. Sel ini menggetahkan
surfaktan untuk melumasi permukaan dalam saluran.
Bronkhiolus pernapasan
membentuk saluran alveoli.
Saluran alveoli
bercabang-cabang
secara
radial
Ini adalah saluran yang tipis dan dindingnya terputus-putus.
Saluran ini bercabang-cabang, tiap cabang berujung pada kantung
alveoli. Dinding saluran alveoli pada mulutnya kekantung alveoli
dibina atas berkas serat elastis, kolagen dan otot polos.
Kantung alveoli dan alveolus
Kantung alveoli berpangkal pada saluran alveoli. Tiap kantung
memiliki dua atau lebih alveoli.
Alvelus adalah unit terkecil paru-paru, berupa gembungan
bentuk polihedral, terbuka pada satu sisi, yaitu muara ke kantung
alveoli. Dindingnya terdiri dari selapis sel epitel gepeng yang tipis
sekali. Dinding alveolus dililit pembuluh kapiler yang bercabangcabang dan yang beranastomosis. Di luar kapiler ada anyaman serat
retikulosa dan elastis.
Antara alveoli bersebelahan ada sekat. Sekat itu terdiri dari dua
lapis sel apitel dari kedua sel epitel terdapat serat elastis, kolagen,
kapiler, dan fibroblast.
Epitel alveolus dibatasi dari endotel kapiler oleh lamina basalis
yang tipis. Ada pula sel epitel yang berbentuk bundar atau kubus,
berada pada dinding alveolus, disebut sel sekat atau sel alveolus besar.
Diperkirakan sel ini mensekresikan lendir. Ia memiliki
mikrovilli dan mebentuk kompleks pertautan dengan sel epitel
alveolus yang gepeng dan yang lebih kecil. Sel alveolus gepeng itulah
dengan endotel kapiler yang melilitnya yang membina membaran
pernapasan.
Membran pernapasan berarti disusun atas : membran sel epitel
alveolus, sitoplasma sel epitel elveolus, membran sel alveolus, lamina
basalis, membarab sel endotel kapiler, sitoplasma sel endotel kapiler,
membran sel endotel kapiler. Yang tujuh lapis ini sangat tipis. Karena
itu kaluar-masuk gas pernapasan antara lumen alveolus dan lumen
kapiler sangat mudah dan cepat.
Di dinding alveoli sering ditemukan fagosit atau makrofag.
Karena lazimnya sel ini berisi butiran maka disebut dengan sel debu.
Sel ini banyan di temukan pada perokok.
2.3 Mekanisme Pernapasan
Pada awalnya kita menghirup udara melalui rongga hidung
yang kemudian melewati tekak dan pangkal tenggorok kemudian terus
ke tenggorokan. Tenggorok bentuknya seperti pipa yang kuat, terletak
di depan kerongkongan, melalui leher sampai mencapai rongga dada
sebelah atas. Dinding tenggorok diperkuat oleh beberapa cincin rawan
yang pada bagian belakangnya terbuka. Dalam rongga dada,
tenggorok bercabang dua yaitu tenggorok kanan dan kiri yang masingmasing cabang memasuki paru-paru kanan dan paru-paru kiri.
Kedua cabang tenggorok tersebut mempunyai ranting-ranting
seperti pada pohon. Pada ranting-rantingnya yang terakhir terdapat
gelembung-gelembung paru-paru yang amat kecil dan amat tipis
dindingnya. Gelembung-gelembung itu hanya dapat dilihat dengan
mikroskop. Dalam dindingnya mengalir darah melalui pembuluhpembuluh kapiler, sehingga mudah terjadi pertukaran gas dari darah
ke udara yang terdapat dalam gelembung paru-paru dan sebaliknya.
Darah tersebut mengambil zat pembakar (oksigen) dan mengeluarkan
karbondioksida.
Antara permukaan paru-paru yang juga dilapisi oleh selaput
paru-paru visceral dan dinding rongga selaput paru-paru terdapat celah
yang sempit yang berisikan sedikit cairan. Sekat dada khususnya
jantung tidak terletak tepat ditengah-tengah rongga dada, tetapi agak
ke kiri, sehingga menyebabkan paru-paru kiri lebih kecil dari paruparu kanan. Isi rongga dada dapat diperbesar berkat pengaruh otot-otot
pengangkatan iga-iga, kontraksi sekat rongga badan yang melengkung
ke atas. Paru-paru mengikuti perluasan rongga dada maka terhisaplah
udara melalui saluran pernapasan yang telah diuraikan di atas. Bila
tenaga-tenaga yang melapangkan dada berhenti bekerja, maka
kekenyalan dinding dada dan paru-paru menyebabkan penyempitan
rongga dada kembali. Pada waktu tersebut iga-iga menurun kembali,
sekat rongga badan melengkung lagi ke atas, sehingga kelebihan udara
didesak keluar dari paru-paru. Proses tersebut terjadi bila kita
menghembuskan nafas (mengeluarkan nafas).
Pernafasan berlangsung melalui 2 tahap, yaitu :
- pernafasan eksternal (luar) : adalah difusi gas luar masuk ke dalam
aliran darah (pertukaran O2 dari darah)
- pernafasan internal (dalam) : adalah difusi gas atau pertukaran gas
dari darah ke sel tubuh
Proses inspirasi dan ekspirasi diatur oleh otot diafragma dan otot
antar tulang rusuk (intercostalis).
a. Pernafasan dada :
Otot antara tulang rusuk berkontraksi maka tulang rusuk terangkat
sehingga volume rongga dada membesar. Akibatnya tekanan udara
di paru-paru mengecil sehingga udara luar mempunyai tekanan
lebih besar masuk ke dalam paru-paru, maka terjadilah inspirasi.
Bila otot antartulang rusuk relaksasi maka tulang rusuk tertekan
sehingga rongga dada mengecil. Akibatnya tekanan udara di paruparu membesar sehingga udara keluar, maka terjadilah ekspirasi.
b. Pernafasan perut :
Diafragma berkontraksi sehingga mendatar maka rongga dada
membesar. Keadaan ini menyebabkan tekanan udara di paru-paru
mengecil sehingga udara luar masuk dan terjadilah inspirasi.
Bila otot diafragma relaksasi maka rongga dada mengecil,
akibatnya tekanan di paru-paru membesar sehingga udara keluar maka
terjadilah ekspirasi.
Volume udara pernafasan :
- Udara pernafasan /tidal volume (UP) : udara yang masuk atau
keluar sebanyak 500 cc saat inspirasi atau ekspirasi biasa. Setelah
menghembuskan 500 cc tersebut (ekspirasi biasa) masih tersisa 2500
cc lagi di paru-paru.
- Udara komplementer (UK) : udara sebanyak 1500 cc yang masih
dapat dihirup lagi dengan cara inspirasi yang maksimum setelah
inspirasi biasa.
- Udara cadangan (UC) : udara sebanyak 1500 cc yang dapat
dihembuskan lagi pada ekspirasi maksimum dengan mengerutkan otot
perut kuat-kuat.
- Udara residu /udara sisa (UR) : udara sebanyak 1000 cc yang
tidak dapat dihembuskan lagi dan menetap di paru-paru.
- Kapasitas vital paru-paru (KVP) : volume udara yang dapat
dikeluarkan dari paru-paru melalui penghembusan nafas sekuatkuatnya, setelah melakukan penarikan nafas sedalam-dalamnya.
- Volume total paru-paru (VTP) : keseluruhan udara yang dapat di
tampung oleh paru-paru. Volume total paru-paru adalah kapasitas vital
paru-paru ditambah udara residu (VTP = KVP + UR).
Reaksi pernafasan :
C6H12O6 + 6O2 Ã
6CO2
+ 6H2O + energi (38 ATP)
Oksigen yang masuk ke dalam tubuh hanya sedikit yang dapat
disimpan dalam tubuh, yaitu berupa oksimioglobin (dalam otot) dan
sebagai okihemoglobin (dalam darah).
2.4 Kelainan Pernapasan Pada Manusia
Sistem peredaran oksigen yang diperlukan oleh tubuh manusia
bisa mengalami gangguan atau kelainan disertai penjelasan pengertian
atau definisi singkat yaitu seperti :
1. Kelainan/Gangguan/Penyakit Saluran Pernapasan
 Penyempitan saluran pernafasan akibat asma atau bronkitis.
Bronkis disebabkan oleh bronkus yang dikelilingi lendir cairan
peradangan sedangkan asma adalah penyempitan saluran
pernapasan akibat otot polos pada saluran pernapasan
mengalami kontraksi yang mengganggu jalan napas.
 Sinusitis, adalah radang pada rongga hidung bagian atas.
 Renitis, adalah gangguan radang pada hidung.
 Pembengkakan kelenjar limfe pada sekitar tekak dan hidung
yang mempersempit jalan nafas. Penderita umumnya lebih suka
menggunakan mulut untuk bernapas.
 Pleuritis, yaitu merupakan radang pada selaput pembungkus
paru-paru atau disebut pleura.
 Bronkitis, adalah radang pada bronkus.
2. Kelainan/Gangguan/Penyakit Dinding Alveolus
 Pneumonia / Pnemonia, adalah suatu infeksi bakteri diplococcus
pneumonia yang menyebabkan peradangan pada dinding
alveolus.
 Tuberkolosis / TBC, merupakan penyakit yang disebabkan oleh
baksil yangmengakibatkan bintil-bintil pada dinding alveolus.
 Masuknya air ke alveolus.
3. Kelainan/Gangguan/Penyakit Sistem Transportasi Udara
 Kontaminasi gas CO / karbon monoksida atau CN / sianida.
 Kadar haemoglobin / hemoglobin yang kurang pada darah
sehingga menyebabkan tubuh kekurangan oksigen atau kurang
darah alias anemia.
5. Gangguan sistem pernafasan :
 Asfiksi : ganguan dalam penangkutan O2 ke jaringan atau
gangguanpenggunaan O2 oleh jaringan
 Difteri : penyakit daluran pernafasan bagian atas karena infeksi
bacteri Corynebacterium diphtheriae
 Pneumoniae : radang dinding aleolus yang disebabkan oleh
infeksi bacteri Diplococcus pneumonia
 Tonsilitis : radang pada faring yang di sebabkan oleh bacteri
pada tonsil.
 Faringitis : radang pada faring yang disebabkan oleh bacteri
atau viris tertentu.
 Asma : gangguan pernafasan dengan gejala sukar bernafas,
bunyi mendesak dan batuk yang disebabkan alergi, psikis ataun
karena penyakit menurun.
 Kanker paru-paru : akibat sering merokok
 Emfisema : gangguan pernafasan karena alveoli menjadi luas
secara berlebihan, akibat terjadi penggembungan paru-paru
secara berlebihan.
 Polip pada hidung dan amandel membesar pada tekak sehingga
pemasukan udara terganggu, sehingga penderita sering
membiarkan mulutnya terbuka.
BAB III
KESIMPULAN
Sistem pernapasan mammalia khususnya manusia terdiri dari
bagian saluran udara dan bagian pernapasan.
Bagian saluran udara terdiri dari :
 Hidung (nasus)
Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang
berfungsi menghirup udara pernafasan, menyaring
udara,menghangatkan udara pernafasan, juga berperan dalam
resonansi suara.
 Tekak (pharynx)
Daerah simpangan saluran napas dan saluran makan.
Dibedakan atas tiga daerah
1. Daerah hidung (naso-pharynx)
Merupakan bagian pertama pharynx kebawah, dilanjutkan
dengan bagian oral organ ini yaitu oro-pharynx.
2. Daerah mulut (oro-pharynx)
3. Daerah jakun (laryngeo-pharynx)
 Jakun (larynx)
Gerbang trakea ini ditunjang oleh beebrapa keping tulang
rawan hialain dan elastis, jaringan ikat, serat otot lurik, dan
dilapisi sebelah kelumen oleh tunica mucosa. Tunica mucosa itu
memiliki kelenjar lendir.
 Tenggorok (trachea)
Saluran nafas ini menghubungkan larynx dengan paru.
Histologi dinding tenggorok dapat dibedakan atas tiga lapis,
yaitu tunica mucosa, tunica muscularis, tunica adventitia.
 Cabang tenggorok (bronkhus)
Ini adalah percabangan tenggorok menuju paru kiri-kanan,
disebut bronkhus. Tiap bronkhus bercabang membentuk cabang
kecil, dan tiap cabang bronkhus ini membentuk banyak ranting.
 Ranting tenggorok (bronkhiolus)
Tunica mucosa pada bagian ini memiliki epitel kubus yang
tak bersilia.
Di bawah tunica adventitia tidak ada lagi keping tulang
rawan. Lapisan ini mengandung mesothelium sebagai penerusan
selaput dalam pleura.
Bagian pernapasan merupakan tempat terjadinya pengambilan O2
oleh darah dan pelepasan CO2 oleh darah. Bagian pernapasan terdiri
dari :
 Bronkhioli respiratori
 Kantung alveolus/ dukti alveoli
 Alveolus
Organ pernafasan utama adalah paru-paru (pulmo).
Cabang bronkhi masuk ke dalam paru (pulmo). Paru ada
sepasang kiri-kanan, terdiri dari lima lobi. Tiap lobus oleh septa
yang terdiri dari jaringan ikat terbagi-bagi atas banyak lobulli.
Masing-masing lobulus dimasuki oleh satu bronkhiolus. Di
dalamnya bronkhiolus bercabang-cabang kecil berbentuk
bronkhiolus ujung, dan berakhir pada bronkhiolus pernapasan.
Dalam lobulli terkandung pula pembuluh darah, pembuluh limfa,
urat saraf, dan jaringan ikat. Pada banyak tempat sepanjang
cabang dan ranting bronkhus terdapat nodus limfa menempel pada
dinding.
Mekanisme pernafasan:
Pada awalnya kita menghirup udara melalui rongga hidung
yang kemudian melewati tekak dan pangkal tenggorok kemudian terus
ke tenggorokan
Dalam rongga dada, tenggorok bercabang dua yaitu tenggorok
kanan dan kiri yang masing-masing cabang memasuki paru-paru
kanan dan paru-paru kiri.
Kelainan Pada sistem pernafasan
1. Kelainan/Gangguan/Penyakit Saluran Pernapasan
 Penyempitan saluran pernafasan akibat asma atau bronkitis.
Bronkis disebabkan oleh bronkus yang dikelilingi lendir cairan
peradangan sedangkan asma adalah penyempitan saluran





pernapasan akibat otot polos pada saluran pernapasan
mengalami kontraksi yang mengganggu jalan napas.
Sinusitis, adalah radang pada rongga hidung bagian atas.
Renitis, adalah gangguan radang pada hidung.
Pembengkakan kelenjar limfe pada sekitar tekak dan hidung
yang mempersempit jalan nafas. Penderita umumnya lebih suka
menggunakan mulut untuk bernapas.
Pleuritis, yaitu merupakan radang pada selaput pembungkus
paru-paru atau disebut pleura.
Bronkitis, adalah radang pada bronkus.
2. Kelainan/Gangguan/Penyakit Dinding Alveolus
 Pneumonia / Pnemonia, adalah suatu infeksi bakteri diplococcus
pneumonia yang menyebabkan peradangan pada dinding
alveolus.
 Tuberkolosis / TBC, merupakan penyakit yang disebabkan oleh
baksil yangmengakibatkan bintil-bintil pada dinding alveolus.
 Masuknya air ke alveolus.
3. Kelainan/Gangguan/Penyakit Sistem Transportasi Udara
 Kontaminasi gas CO / karbon monoksida atau CN / sianida.
 Kadar haemoglobin / hemoglobin yang kurang pada darah
sehingga menyebabkan tubuh kekurangan oksigen atau kurang
darah alias anemia.
6. Gangguan sistem pernafasan :
 Asfiksi : ganguan dalam penangkutan O2 ke jaringan atau
gangguanpenggunaan O2 oleh jaringan
 Difteri : penyakit daluran pernafasan bagian atas karena infeksi
bacteri Corynebacterium diphtheriae
 Pneumoniae : radang dinding aleolus yang disebabkan oleh
infeksi bacteri Diplococcus pneumonia
 Tonsilitis : radang pada faring yang di sebabkan oleh bacteri
pada tonsil.
 Faringitis : radang pada faring yang disebabkan oleh bacteri
atau viris tertentu.
 Asma : gangguan pernafasan dengan gejala sukar bernafas,
bunyi mendesak dan batuk yang disebabkan alergi, psikis ataun
karena penyakit menurun.
 Kanker paru-paru : akibat sering merokok
 Emfisema : gangguan pernafasan karena alveoli menjadi luas
secara berlebihan, akibat terjadi penggembungan paru-paru
secara berlebihan.
Polip pada hidung dan amandel membesar pada tekak sehingga
pemasukan udara terganggu, sehingga penderita sering membiarkan
mulutnya terbuka.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pernapasan. Online:
(Diakses pada tanggal 17-10-2008)
Anonim. http://id.wikipedia.org/wiki/Organ_(anatomi). Online:
(Diakses pada tanggal 17-10-2008)
Anonim. http://wapedia.mobi/id/Kategori:Sistem_pernapasan.
Online: (Diakses pada tanggal 17-10-2008)
http://wapedia.mobi/id/Hidung.
Anonim.
Online: (Diakses pada tanggal 17-10-2008)
Anonim. http://wapedia.mobi/id/Faring. Online: (Diakses pada
tanggal 17-10-2008)
http://wapedia.mobi/id/Laring.
Anonim.
Online: (Diakses pada tanggal 17-10-2008)
http://wapedia.mobi/id/Trakea.
Anonim.
Online: (Diakses pada tanggal 17-10-2008)
Anonim.
http://id.wikipedia.org/wiki/Mamalia
. Online: (Diakses pada tanggal 17-10-2008)
Anonim.
http://taksoverte.blogspot.com/2008/
02/classis-mammalia.html. Online: (Diakses
pada tanggal 17-10-2008)
Tenzer, Amy. 1993. Struktur Hewan Bagian I. Malang: Universitas
Negeri Malang
Junqueira, C Louise; Carneiro, Jose; diterjemahkan oleh Dearma,
Adji. 1982. Histologi Dasar. Jakarta Utara: EGC Kelapa Muda
Yatim, Wildan Dr. 1990. Biologi Modern Histologi. Bandung: PT
Tarsito
Download