Modul Pembelajaran Pengembangan dan Materi Pelengkap George Adriaansz, Surjo Hadijono, Budi Iman Santoso Jaringan Nasional Pelatihan Klinik – Kesehatan Reproduksi Perkumpulan Obstetri-Ginekologi Indonesia Kolegium Obstetri dan Ginekologi Introduksi • Kualitas luaran pelayanan medik, sangat tergantung dari standar pelayanan dan kompetensi petugas pelaksana • Kompetensi diperoleh melalui proses pembelajaran dan pelatihan • Standar pelayanan ditetapkan oleh profesi, pemerintah atau gabungan keduanya serta stakeholder terkait • Luaran pendidikan/pelatihan ditentukan oleh materi dan pelaksana proses pembelajaran Proses Pembelajaran • Untuk mempunyai kualifikasi medik (brevet) tertentu, seseorang harus mempunyai kompetensi yang disyaratkan • Kompetensi ditentukan oleh kolegium atau institusi yang berwenang • Rancangan dan garis besar untuk mencapai kompetensi disebut sebagai kurikulum • Dokumen proses pembelajaran adalah modul dan materi pendukung lainnya Pembelajaran Terstruktur • Tujuan utamanya adalah mastery learning (belajar hingga menguasai kaidah keilmuan dan penerapannya dalam praktik) • Aplikasi competency-based principles yang terintegrasi dengan adult learning, humanistic training technique, dan behavior modeling • Mengutamakan materi esensial dan prosedur yang mampu laksana tetapi efektif dan aman • Harus mempunyai dokumen dan materi proses pembelajaran yang baku (standar) Modul Pembelajaran • Merupakan portofolio dari kurikulum dan materi bagi proses pembelajaran • Pelengkap dari kurikulum dan tidak mengubah garis besar yang telah ditentukan • Elemen dari proses pembelajaran yang terstruktur untuk menghasilkan luaran yang terstandardisasi • Pembakuan kompetensi dan materi membuat luaran institusi pendidikan memiliki kualifikasi dan kualitas yang sama Isi Modul • Mempunyai Topik Modul • Urutan modul yang satu dengan lainnya (yang juga menentukan waktu pembelajaran dan rancangan waktu di dalam kurikulum) – simptom atau sindroma (fibroma ovarii dan Meig’s syndrome) – organ (organ auditoria interna) – penyakit (dekompensatio kordis) – nomor modul – periode pembelajaran topik di dalam kurikulum – waktu untuk pencapaian kompetensi • • • • sesi di dalam kelas (kuliah/diskusi/jurnal reading) sesi pembimbingan sesi praktik mandiri dan penilaian kompetensi Persiapan untuk melaksanakan proses atau sesi pembelajaran – materi baku/standar • fibroma ovarii – gambaran klinik, diagnosis dan penatalaksanaannya • • • PPt 1: organ genitalia interna PPt 2: patofisiologi PPt 3: gambaran klinik • • pelvic Zoe’s model hand model for IV line acquisition practice • • ruang kuliah departemen obgin instalasi gawatdarurat RSCM – power point/slide/flipchart/video untuk sesi terkait – alat peraga/model anatomi – peralatan audiovisual – ruang belajar dan praktik Isi Modul (lanjutan) • Kompetensi terkait dengan pengenalan, diagnosis dan tatalaksana permasalahan yang terjadi/topik bahasan) – menatalaksana dan berkolaborasi dengan bidang ilmu terkait untuk menangani dekompensasio kordis – menatalaksana dan melakukan konservasi uterus pada mioma uteri • Keterampilan (kognitif, psikomotor dan afektif) yang menyusun kompetensi terkait – mampu menjelaskan anatomi dan topografi organ genitalia interna (K6P3A3) – mampu melakukan konfirmasi klinik dan sonografik untuk mendiagnosis mioma uteri (KL 2- Fisher) – mampu melakukan enukleasi mioma dan eksisi tangkai mioma sumukosa dan subserosa yang bertangkai (K6P6A6 - Bloom) • Gambaran Umum tentang topik terkait – – – – • epidemiologi frekuensi atau kekerapan insidens permasalahan pasien-keluarga-sosial sejauh-mana tatalaksana mampu mengatasi masalah yang ada) Tujuan Pembelajaran (kaitan proses pembelajaran dengan KPA) – Mencapai tahap akuisisi/kompeten/profisien dalam mendiagnosis mioma uteri Isi Modul (lanjutan) • Strategi dan Metode Pembelajaran • Evaluasi kompetensi • Materi untuk mengukur kompetensi – cara mencapai tujuan belajar – metode pembelajaran yang akan digunakan – must to know knowledge & skills – kognitif – psikomotor – afektif – Kuesioner • • • pre-course (true-false) midcourse (MCQ) end-course (essay) – Penuntun Belajar – Daftar Tilik Penilaian Keterampilan – OSCE • • Penentuan Pencapaian Kompetensi Materi Baku (Standar) – Standar Profesi/Referensi/Pedoman – Evidence-based Medicine/Best Practices – Consensus/Expert Group Opinion Contoh Modul Kolegium THT MODUL NO. 9.2 TRAKTUS TRAKEO BRONKHIAL : BENDA ASING TRAKEO-BRONKIAL Tujuan Modul: Modul ini disusun untuk proses pembelajaran dalam penanganan gangguan fungsi traktus trakeo-bronkial yang disebabkan oleh benda asing dimana kompetensi kognitif, psikomotor dan afektif akan diperoleh melalui proses pembelajaran materi dan prosedur klinik baku dengan pembimbingan, praktik mandiri dan penilaian perkembangan level kompetensi WAKTU Mengembangkan Kompetensi Sesi di dalam kelas Sesi dengan fasilitasi Pembimbing Sesi praktik dan pencapaian kompetensi PERSIAPAN SESI Materi presentasi: LCD 1: Anatomi dan fisiologi trakeo-bronkial LCD 2: Patofisiologi benda asing trakeo-bronkial LCD 3: Gejala dan tanda LCD 4: Pemeriksaan tambahan untuk menegakkan diagnosis LCD 5: Penegakkan diagnosis LCD 6: Penatalaksanaan LCD 7: Kegawat-daruratan LCD 8: Bronkoskopi LCD 9: Tehnik bronkoskopi LCD 10: Perawatan pasca bronkoskopi LCD 11: Komplikasi Alokasi Waktu 2 X 60 menit (classroom session) 3 X 120 menit (coaching session) 2 minggu (facilitation and assessment) Contoh Modul Kolegium THT (lanjutan) • Kasus : Anak 2,5 thn aspirasi kacang tanah di trakeo-bronkial • Sarana dan alat bantu latih : – Model anatomi, video, kasus – Penuntun belajar (learning guide) terlampir – Tempat belajar (training setting): bangsal THT, Poliklinik THT, kamar operasi, instalasi rawat darurat, bangsal perawatan pasca bedah THT. • REFERENSI – Lore JM., Medina JE. Diagnostic Endoscopy. The Trachea and Mediastinum. In: An Atlas Of Head And Neck Surgery. 4th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders, 2005; pp. 188, 1015. – Jackson C, Jackson CL. Bronchi and Esophagus. In: Diseases of the Nose, Throat and Ear. Philadelphia: W.B. Saunders Company, 1959; pp. 728-38. – Jackson C, Jackson CL. Bronchoesophagology. Philadelphia: W.B. Saunders Company, 1964; pp. 264-67. Contoh Modul Kolegium THT (lanjutan) KOMPETENSI • Mampu menatalaksana benda asing pada traktus trakeo-bronkial melalui upaya membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik, pemeriksaan terkait lainnya (misalnya, pemeriksaan laboratorium sederhana dan X-ray) dan membuat keputusan serta menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas. Keterampilan Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran modul ini, peserta didik diharapkan terampil • menjelaskan gejala dan tanda benda asing trakeo-bronkial • melakukan anamnesis dan pemeriksaan klinis • membuat keputusan untuk pemeriksaan penunjang seperti foto Rontgen toraks • melakukan tindakan bronkoskopi untuk membuat diagnosis • melakukan tindakan bronkoskopi gawat darurat Contoh Modul Kolegium THT (lanjutan) GAMBARAN UMUM Benda asing di dalam suatu organ adalah benda atau bahan yang pada keadaan normal tidak terdapat didalam organ tersebut. Merupakan kasus gawat darurat yang harus segera ditangani. Sesak nafas atau distres pernafasan merupakan ancaman yang sering terjadi. Untuk penegakan diagnosis dan pengobatan, diperlukan keterlibatan beberapa disiplin ilmu yang terkait antara lain : Radiologi, Anestesi, Penyakit Dalam/Anak, dan Patologi Klinik. Ekstraksi bendaasing mempunyai nilai diagnosis dan terapi yaitu mengeluarkan benda asing dari traktus trakeobronkial. Tidak ada kontra indikasi absolut. CONTOH KASUS Seorang anak usia 2,5 tahun diantar ibunya datang ke poliklinik THT-KL dengan keluhan sesak nafas sejak 1 hari lalu. Menurut ibunya sesak terjadi setelah penderita tersedak saat makan kacang tanah rebus, disertai batukbatuk, bibir kebiruan, muntah makanan + satu kali. Pemeriksaan fisik: pernafasan cepat, sianosis -, stridor bifasik, retaksi suprasternal, interkostal dan epigastrium +, suhu 38 C Auskultasi : BBS kanan menurun dibanding kiri, ronki +, wheezing - Toraks foto: tampak atelektasi di lobus kanan bawah. Diskusi : Jenis benda asing trakea-bronkial Patogenesis obstruksi saluran nafas atas dan bawah Jawaban : Fokuskan pada kondisi gawatdarurat, membuat diagnosis dengan cepat dan tepat serta menatalaksana kasus ini secara efektif dan tepat waktu Contoh Modul Kolegium THT (lanjutan) TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti proses pembelajaran untuk sesi ini, peserta didik akan memiliki keterampilan untuk : 1. Menjelaskan anatomi, topografi, histologi, fisiologi trakeo-bronkial. 2. Menjelaskan etiologi dan jenis benda asing trakeo-bronkial. 3. Menjelaskan patofisiologi, gambaran klinis. 4. Menjelaskan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang diagnosis seperti foto rontgen. 5. Menjelaskan teknik trakeokopi dan bronkoskopi. 6. Melakukan tindakan trakeokopi, bronkoskop dan ekstraksi benda asing. 7. Merawat penderita pra operatif (memberi penjelasan pada penderita dan keluarga, informed consent) dan pasca operasi. STRATEGI dan METODE PEMBELAJARAN Tujuan 1. Menjelaskan anatomi, topografi, histologi, fisiologi trakeo-bronkial Untuk mencapai tujuan ini peserta didik belajar teori dan praktik dengan metode pembelajaran berikut: • Diskusi kelompok tentang kasus dan penata-laksanaan benda asing trakeo-brobkial • Bed side teaching kasus pasien rawat inap (concurrent dan retrospective) • Belajar mandiri (textbook and jurnal reading) • Bimbingan operasi (kasus) • Peraktik mandiri dengan supervisi Must to know key points : • Anatomi trakeo-bronkial • Gambaran dan karakteristik histologi trakeo-bronkial • Fisiologi dan patofisiologi phonasi dan respirasi • Bronkoskopi dan trakeokopi Contoh Modul Kolegium THT (lanjutan) Tujuan 2. Menjelaskan etiologi, patogenesis dan gambaran klinik benda asing trakeo-bronkial Untuk mencapai tujuan ini peserta mempelajari materi baku , simulasi pada model anatomi dan akuisisi pada klien dengan metode pembelajaran berikut ini : • Diskusi kelompok untuk memahami dan menguasi aspek teoritis etiologi, patogenesis dan gambaran klinik • Bed side teaching (concurrent & retrospective case) • Belajar menggunakan penuntun belajar dan model anatomi, asistensi operasi dan praktik mandiri Must to know key points : • Etiologi dan faktor predisposisi • Patogenesis dan gambaran klinik Tujuan 3. Menjelaskan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang diagnosis Untuk mencapai tujuan ini peserta mempelajari materi baku , simulasi pada model anatomi dan akuisisi pada klien dengan metode pembelajaran berikut ini : • Diskusi kelompok tentang teknik pemeriksaan klinik dan penunjang diagnosis • Bed side teaching (concurrent & retrospective case) • Belajar mandiri • Belajar menggunakan penuntun belajar dan model anatomi, bimbingan operasi dan praktik mandiri Must to know key points : • Etiologi dan faktor predisposisi • Patogenesis dan gambaran klinik Contoh Modul Kolegium THT (lanjutan) EVALUASI Pada awal pertemuan dilaksanakan pre-test. Selanjutnya dilakukan small group discussion dengan fasilitator untuk membahas hal-hal yang berkenaan dengan penuntun belajar. Setelah mempelajari penuntun belajar mahasiswa diwajibkan untuk mengaplikasikan langkah-langkah yang tertera dalam penuntun belajar dalam bentuk Role play dengan sesama peserta didik dimana saat peserta memperagakan kinerjanya maka temannya menilai dengan menggunakan penuntun belajar untuk evaluasi (peer assisted evaluation) Setelah dianggap memadai melalui metode bed side teaching dibawah pengawasan fasilitator, peserta didik mengaplikasikan penuntun belajar pada model anatomi. Setelah kompetensi tercapai peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan pada pasien sesungguhnya. Pada saat pelaksanaan, evaluator melakukan pengawasan langsung dan mengisi formulir penilaian sebagai berikut : – Perlu perbaikan – Cukup – Baik : tahap akuisisi : tahap akuisisi-kompeten (pelaksanaan benar tapi waktunya tak efisien) : tahap kompeten (pelaksanaan benar dan waktunya efisien) Contoh Modul Kolegium THT (lanjutan) Setelah selesai bed side teaching melakukan diskusi untuk mendapat penjelasan dari berbagai hal yang tidak mungkin dibicarakan di depan pasien. – Self assessment dan peer assisted evaluation dengan mempergunakan penuntun belajar Penilai – Pengamatan langsung dengan memakai evaluation checklist form – Kriteria penilaian : cakap/tidak cakap/lalai – Diakhir penilaian peserta didik diberi masukkan dan bila perlu diberi tugas yang dapat memperbaiki kinerja. Pencapaian kompetensi diperoleh melalui – – – – – Ujian OSCE Ujian akhir stase Ujian kognitif tengah pembelajaran Ujian akhir kognitif Ujian akhir profesi Contoh Modul Kolegium THT (lanjutan) INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI KOGNITIF Contoh Kuesioner : Kuesioner Sebelum Pembelajaran Soal : 1. Benda asing yang paling sering menjadi penyebab penyumbatan traktus trakeo-bronkiali adalah peniti dan jarum pentul karena sering digunakan untuk sumpit (S/B) Kuesioner Tengah Pembelajaran Soal : 1. Penyebab utama sumbatan trakeo-bronkiali adalah: A. Kacang tanah B. Jarum pentul C. Pisang D. Batu kerikil Jawaban : A. Kacang tanah B. Jarum pentul C. Pisang D. Batu kerikil Essay/Ujian Lisan/Uji Sumatif Soal : 1. Coba uraikan penyebab utama sumbatan trakeo-bronkiali dan bagaimana patofisiologinya? INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI PSIKOMOTOR PENUNTUN BELAJAR PROSEDUR BRONKOSKOPI KAKU Lakukan penilaian kinerja pada setiap langkah atau tugas dengan menggunakan skala penilaian di bawah ini : 1 Perlu Perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan secara benar atau dalam urutan yang salah ( bila diperlukan) atau diabaikan. 2 Cukup : Langkah atau tugas dikerjakan secara benar dalam urutan yang benar (bila diperlukan) tetapi waktu kerjanya tidak efisien. 3 Baik : Langkah atau tugas dikerjakan dikerjakan dengan benar dan waktu kerja nya efisien dalam menyelesaikan kegiatan/prosedur tersebut Nama peserta didik Nama pasien Tanggal No. Rekam Medis PENUNTUN BELAJAR NO KEGIATAN I. KAJI ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR OPERATIF Nama Diagnosis Informed Choice & Informed Consent Rencana Tindakan Persiapan Sebelum Tindakan 1 KASUS 2 3 4 5 Penilaian Kinerja Keterampilan (Ujian Akhir) DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA PROSEDUR BRONKOSKOPI KAKU Berikan tanda √ dalam kotak yang tersedia bila ketrampilan/tugas telah dikerjakan dengan memuaskan, dan berikan tanda x bila tidak dikerjakan dengan memuaskan serta T/D bila tidak dilakukan pengamatan. Memuaskan Langkah atau tugas dikerjakan sesuai prosedur standar atau penuntun. X Tidak memuaskan Tidak mampu untuk mengerjakan langkah atau tugas sesuai dengan prosedur standar atau penuntun. T/D Tidak diamati Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh pelatih. Nama peserta didik Nama pasien NO 1. 2. 3. 4. 5. Tanggal No. Rekam Medis KEGIATAN / LANGKAH KLINIK Persiapan Pre operasi Informed Consent Laboratorium Pemeriksaan tambahan Cairan Konsul anestesi 1 NILAI 2 3 Penilaian Kinerja Keterampilan (Ujian Akhir) DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA PROSEDUR BRONKOSKOPI KAKU B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Bronkoskopi / Trakeoskopi tanpa Laringoskop Bronkoskop dipegang dengan tangan kanan seperti memegang pen dimasukkan sedikit agak ke sudut kanan mulut kemudian kebelakang sampai melewati lidah dan tampak epiglotis. Bronkoskop lewat dibawah epiglotis, tampak glotis melewati pita suara, comisura posterior. Kepala lebih ekstensi sehingga bronkoskop masuk ke trakea. Bronkoskop dipegang dengan tangan kiri seperti memegang stik billiard sehingga tangan kanan bebas untuk memegang instrumen lainnya seperti suction canule, teleskop, forsep. Inspeksi lumen trakea dengan bantuan teleskop evaluasi adanya benda asing. Ekstraksi/aspirasi benda asing di trakea Bronkoskopi dilanjutkan kebawah sampai ditemukan karina Evaluasi bronkus kanan dan kiri Ekstraksi/aspirasi bila ditemukan benda asing di bronkus Peserta dinyatakan : Terampil Perlu perbaikan Tidak terampil dalam melaksanakan prosedur Tanggal: ......../........../............ Nama dan Tanda Tangan Penilai Kategori Edukator/Pelatih Pendidik Pelatih Tugas Pembimbing Classroom Preceptor Clinical Instructor Membimbing petugas/ peserta didik untuk memahami aplikasi pengetahuan dalam praktik Pendidik Clinical Trainer Standardisasi atau memberikan kompetensi bagi petugas/peserta didik Penilai Advanced Trainer Menilai hasil proses pembelajaran peserta didik dan kualifikasi pendidik/ penilai/clinical trainer Guru Besar Master Trainer Instructional Designer Mencetak Advanced Trainer Mengembangkan sistem dan manajemen pelatihan MATERI PRESENTASI LCD 1. Anatomi dan fisiologi trakeo-bronkial Kartilago krikoid TRAKEA Bifurkasio karina LCD 2. Patofisiologi benda asing trakeo-bronkial Reaksi jaringan trakeo-bronkial akibat benda asing eksogen tergantung dari karakteristik, ukuran dan bentuk relative benda asing. Benda asing metal yang halus dan non obstruktif hanya menyebabkan kongesti pembuluh darah mukosa ringan. Benda asing metal yang kasar dan obstruktif menimbulkan stop valve type obstruction atau one way valve obstruction. Benda asing organic (tumbuh-tumbuhan) menimbulkan reaksi yang lebih cepat dan hebat. Contoh Materi Baku MATERI BAKU Benda Asing Trakeo-Bronkial Definisi : • Benda asing di dalam suatu organ adalah benda atau bahan yang pada keadaan normal tidak terdapat didalam organ tersebut. Ruang Lingkup • Dalam kaitan penegakan diagnosis dan pengobatan, diperlukan beberapa disiplin ilmu yang terkait antara lain : Radiologi, Anestesi, Penyakit Dalam/Anak, dan Patologi Klinik. Indikasi Tindakan • Menegakkan diagnosis dan terapi yaitu mengeluarkan benda asing dari traktus trakeo-bronkial. Contoh Materi Baku (lanjutan) Algoritma decision making Tehnik Tindakan Menjelang Tindakan : • Penjelasan kepada penderita dan keluarganya mengenai tindakan operasi yang akan dijalani serta resiko komplikasi disertai dengan tandatangan persetujuan dan permohonan dari penderita untuk dilakukan operasi. (Informed consent). • Memeriksa dan melengkapi persiapan alat dan kelengkapan operasi. Tahapan Tindakan • Pembiusan dengan endotrakeal didahului dengan premedikasi yang adekuat. Posisi pasien terlentang. • Asisten memegang pada kepala penderita untuk mengatur posisi. A. Bronkoskopi/Trakeoskopi dengan Bantuan Laringoskop • Laringoskop dengan Removable slide dipegang dengan tangan kiri kemudian dimasukkan, (sementara gigi atas dan bawah dilindungi); sampai pita suara terlihat. • Bronkoskop dipegang dengan tangan kanan dan dimasukkan melalui laringoskop kemudian masuk melalui laring ke trakea. • Slide dari laringoskop dilepas dan laringoskop ditarik kebelakang sehingga hanya bronkoskop yang tertinggal. Contoh Materi Baku (lanjutan) Follow up • Vital sign : pernafasan, suhu tubuh. • Medikamentosa : antibiotika, kortikosteroid. • Kata kunci : Benda asing trakeo-bronkial, bronkoskopi, trakeoskopi. KEPUSTAKAAN MATERI BAKU 1. Lore JM., Medina JE. Diagnostic Endoscopy. The Trachea and Mediastinum. In: An Atlas Of Head And Neck Surgery. 4th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders, 2005; pp. 188, 1015. 2. Jackson C, Jackson CL. Bronchi and Esophagus. In: Diseases of the Nose, Throat and Ear. Philadelphia: W.B. Saunders Company, 1959; pp. 728-38. 3. Jackson C, Jackson CL. Bronchoesophagology. Philadelphia: W.B. Saunders Company, 1950; pp. 264-67. Paket Materi Pelengkap Modul • Buku Panduan Peserta Didik – Buku yang diberikan kepada peserta didik dan digunakan untuk memandu mereka mengikuti proses pembelajaran • Buku Pegangan Pendidik – Buku yang dipegang oleh pendidik untuk melaksanakan proses pembelajaran dan bimbingan bagi peserta didik dalam upaya untuk mencapai kompetensi yang diinginkan • Buku Acuan – Materi esensial yang digunakan oleh peserta didik dan diacu oleh pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran untukmencapai kompetensi