“ANALISIS SEISMISITAS DAN PERIODE ULANG GEMPA BUMI WILAYAH SULAWESI TENGGARA BERDASARKAN B-VALUE METODE LEAST SQUARE” OLEH : Astari Dewi Ratih, Bambang Harimei, Syamsuddin Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanudin, Makassar 2015 Abstrak Indonesia merupakan zona bertemunya tiga lempeng utama dunia: Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik dan Lempeng Hindia – Australia. Hal ini mengakibatkan tingginya tingkat kegempaan di Indonesia, salah satunya Sulawesi. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tatanan tektonik Sulawesi Tenggara berdasarkan data gempa bumi periode 1964 – 2012. Data yang digunakan adalah data gempabumi meliputi waktu kejadian, koordinat episenter, kedalaman, dan magnitudo. Hasil penelitian menunjukkan nilai a berkisar antara 1.119037189 – 1.83792, nilai b berkisar antara -0.22391 - -0.1577, indeks seismisitas berkisar antara 0.070341 – 0.301995, dan periode ulang berkisar antara 3.311311–14.25608 tahun. Kata Kunci : gempa, metode kuadrat terkecil, seismisitas, periode ulang I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan lempeng Pasifik. Di sekitar lokasi pertemuan lempeng ini, energi terkumpul sampai suatu titik dimana salah satu lempeng tidak lagi sanggup menahan tumbukan energi sehingga terjadi pelepasan energi berupa gempa bumi. Sulawesi Tenggara merupakan salah satu wilayah rawan gempa bumi di Indonesia. Berdasarkan data International Seismological Center (ISC), di wilayah Sulawesi Tenggara tercatat telah terjadi sekitar 517 gempa dalam kurun waktu 48 tahun. Salah satunya yaitu gempa bumi dengan magnitude 6.0 SR yang terjadi pada tanggal 25 april 2011 dan menimbulkan kerugian material yang tidak sedikit. Kerugian yang dimaksud adalah sekitar 487 di kecamatan Kolono, Moramo, dan Laonti, kabupaten Konawe Selatan mengalami kerusakan di antaranya sebanyak 111 rumah rusak berat dan sebagian rata dengan tanah, sementara 249 rumah rusak ringan berupa retak-retak dan mengakibatkan menara masjid Agung Kendari retak dan miring di kota Kendari. (Sulaeman, 2011). Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan studi penelitian terhadap seismisitas wilayah Sulawesi Tenggara yang didasarkan pada nilai indeks seismisitas dan periode ulang gempa bumi. Nilai indeks seismisitas dan periode ulang gempa bumi yang diteliti dapat digunakan sebagai studi awal dalam masalah mitigasi bencana gempa bumi daerah Sulawesi Tenggara. II. METODOLOGI II.1 Lokasi Penelitian Daerah penelitian yang diambil adalah daerah Sulawesi Tenggara dalam koordinat 02o40’ – 06o21’ Lintang Selatan dan 120o51’ – 124o30’ Bujur Timur. Batasbatas administratif wilayah studi yaitu : Bagian Timur : Laut Banda Bagian Barat : Teluk Bone Bagian Utara : Selawesi Selatan dan Sulawesi Tengah Bagian Selatan : Laut Flores Gambar II.1. Peta Lokasi Penelitian II.2 Alat Alat yang digunakan pengolahan data berupa : 1. Perangkat Keras Laptop Lenovo Z460 Printer Canon 2. Perangkat Lunak ArcGIS 10 Microsoft Excel dalam II.3 Data Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder gempabumi dengan magnitude > 2.6 SR yang di ambil dari katalog gempa ISC .Periode waktu data tersebut dari tahun 1964 – 2012 pada koordinat 02o71’ – 06o32’ Lintang Selatan dan 120o86’ – 124o61’ Bujur Timur. II.4 Pengolahan Data Untuk tahap pengolahan data, data yang telah dikumpulkan diolah sebagai berikut: 1. Membagi daerah penelitian menjadi beberapa grid dengan jarak 0.5o x 0.5o menggunakan ArcGIS. 2. Menentukan koordinat masing-masing grid lalu membagi data berdasarkan koordinat masing-masing grid. 3. Menghitung nilai b masing-masing grid menggunakan metode kuadrat terkecil. 4. Membuat peta variasi nilai b. 5. Membagi beberapa daerah penelitian berdasarkan peta nilai b. 6. Menghitung konstanta a dengan menggunakan persamaan dengan metode kuadrat terkecil. 7. Menghitung konstanta b dengan menggunakan persamaan dengan metode kuadrat terkecil. 8. Menghitung indeks seismisitas dengan magnitude > 5.0 SR menggunakan persamaan untuk indeks seismisitas. 9. Menghitung periode ulang kejadian gempa bumi menggunakan persamaan untuk periode ulang gempa bumi. 10. Menganalisis seismisitas dan periode ulang gempabumi di wilayah Sulawesi Tenggara. II.5 Bagan Alir Mulai 120o86’–124o612 bujur timur yaitu sebanyak 532 kali gempa bumi untuk magnitude 2.2 – 6.2 SR. Kemudian wilayah penelitian dibagi menjadi beberapa grid dengan jarak 0.5o x 0.5o lalu dihitung nilai b-nya. Pengumpulan data gempa wilayah Sulawesi Tenggara Pengelompokan data sesuai grid Membuat peta variasi nilai-b Membagi daerah penelitian menjadi beberapa wilayah Gambar III.1.Peta Seismisitas Daerah Sulawesi Tenggara (Hall dan Wilson, 2000) Menghitung nilai a dan b Menghitung indeks seismisitas dan periode ulang gempa bumi Hasil Selesai III. HASIL DAN PEMBAHASAN III.1 Hasil Dari data gempa bumi periode 1964– 2013 (48 tahun) yang diperoleh dari catalog ISC, dapat diketahui gempa yang terjadi di wilayah Sulawesi Tenggara dengan o o koordinat 02 71’- 06 32’ lintang selatan dan Gambar III.2 Peta Variasi Nilai-b Daerah Sulawesi Tenggara Gambar III.3 Peta Pembagian Daerah Penelitian Dari pembagian data gempa masingmasing wilayah tersebut didapatkan nilai a, b, indeks seismisitas, dan periode ulang yang dapat dilihat pada tabel III.1 Tabel III.1 Tabel nilai a, nilai b, indeks seismisitas, serta periode ulang untuk masingmasing grid Zona Parameter Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 Nilai-a Nilai-b IS PU 1.11904 1.36029 1.83792 -01578 -0.2239 -0.2022 0.122664 0.070146 0.301995 8.152381 14.25608 3.311311 IV.2 Pembahasan Berdasarkan pemetaan variasi pemetaan nilai a, b, analisis seismisitas, dan periode ulang daerah Sulawesi Tenggara dan sekitarnya, didapatkan: 1. Dari 532 data yang didapat, diketahui bahwa kejadian gempa dangkal lebih banyak daripada gempa menengah, dan sebagian besar gempa terjadi di laut. Kejadian gempa dangkal sebanyak 476 kejadian, kejadian untuk gempa menengah sebanyak 56 kejadian. 2. Dari peta variasi nilai b, nilai b terendah berada pada utara Bombana, Kendari, dan sebelah barat Konawe Selatan yang berarti kejadian gempa dengan magnitudo besar, besar kemungkinan terjadi karena nilai b menurun sebelum terjadi gempa bumi dengan magnitudo besar. 3. Wilayah penelitian dibagi menjadi 3, yaitu : Grid I terletak pada koordinat 3o25’ LS – 3o42’ LS dan 122o59’ BT – 123o24’ BT, yaitu sebelah barat Kendari. Dari hasil perhitungan, nilai a yang didapat sekitar 1.119037189 dan nilai b yang didapat sekitar-0.15777. Adapun indeks seismisitas (jumlah rata-rata gempa/tahun) dengan (M>5) pada grid ini yaitu 0.122664 dengan periode ulanggempa dengan (M>5) yaitu 8.152381 atau 8.15 tahun. Grid II terletak pada koordinat 4o16’ LS – 4o33’ LS dan 122o54’ BT – 123o19 BT, diujung utara Muna dan ujung barat Konawe Selatan. Nilai a yang didapat sekitar 1.360294 dan nilai b yang didapat sekitar -0.22391, dengan indeks seismisitas(M>5) yang didapat pada wilayah ini yaitu 0.070146 sedangkan periode ulang dengan (M>5) yang didapat yaitu 14.25608 atau 14.26 tahun. Grid III terletak pada koordinat 5o26’ LS – 5o42’ LS dan 121o57’ BT – 122o21’ BT yaitu disebelah barat Buton. Nilai a yang didapat sekitar 1.83792 dan nilai b yang didapat sekitar -0.20228. Indeks seismisitas (jumlah rata-rata gempa/tahun) dengan (M>5) pada grid ini yaitu 0.301995 dengan periode ulang 3.311311 atau 3.31 tahun. IV. KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang didapatkan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Nilai a tertinggi berada pada wilayah 2 yang berarti wilayah ini memiliki aktivitas seismik yang tinggi sedangkan nilai b terendah berada pada wilayah 1 yang berarti gempa dengan magnitudo besar lebih mungkin terjadi dibanding wilayah lain karena nilai b menurun sebelum terjadi gempa bumi dengan magnitudo besar. 2. Adapaun indeks seismisitas tertinggi dengan magnitudo (M>5) yaitu berada pada wilayah 2 yang berarti jumlah ratarata kejadian gempa yang terjadi dengan magnitudo (M>5) dalam waktu satu tahun di wilayah ini cukup tinggi sedangkan periode ulang gempa yang paling lama yaitu terdapat pada wilayah satu. 3. Hasil yang didapat tidak terlalu bagus karena magnitudo gempa yang terletak DAFTAR PUSTAKA Grandis, H., Ratag, M.A., Rohandi, S., 2008. Studi Potensi Seismotektonik sebagai Percusor Tingkat Kegempaan di Wilayah Sumatera.Jurnal Meteorologi dan Geofisika, Vol. 9 No.2, Jakarta. Harti, A., (2010). Analisis Fraktal dan Rasio Slip Daerah Aceh-Sumut berdasarkan Pemetaan Variasi Parameter Tektonik. Program Sarjana, Jurusan Fisika, Universitas Hasanuddin. Makassar. Havskov, J., Ottemoller, L., (1998). Routine Data Processing in Earthquake Seismology.Department of Earth Science, University of Bergen, Norway. http://rovicky.wordpress.com/2011/08/26/je nis-jenis-gempa-dan-istilah-istilahgempa/ Hutagalung, R., Kaharuddin, M.S., Nurhamdan, (2011). Perkembangan Tektonik dan Implikasinya Terhadap Potensi Gempa dan Tsunami di Kawasan Pulau Sulawesi.The 36th HAGI and 40th IAGI Annual Convention and Exhibition, Makassar. Ibrahim, G.S., (2005). Seismologi.Badan Meteorologi dan Geofisika, Jakarta. Kartasaputra, K., (2012), Seismisitas Dan Gempa Bumi, http://www.scribd.com/doc/1024240 25/Seismisitas-Dan-Gempa-Bumi, (di akses pada tanggal 29 November 2012). Rons, (2008), Apa itu magnitude?, http://gempadantsunami.blogspot.co m/2008/07/apa-itu-magnitude.html, (di akses pada tanggal 19 Agustus 2012). Sari, F., (2011), Analisis Pola Dissipasi Aktivitas Gempa Sususlan Daerah Sumatera, Program Sarjana, Jurusan Fisika, Universitas Hasanuddin, Makassar. Sudjana, (2002), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung. Sulaeman, C., (2011). Bencana Geologi di Indonesia tahun 2011, Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 2, Agustus 2011 : 49, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Supendi, P., (2008). Analisis Aktivitas Seismik Di Daerah Jawa Barat dan Sekitarnya (Tahun 1973 – 2007), Akademi Meteorologi Dan Geofisika, Jakarta. Surono, dkk., (2010). Stratigrafi Terrane Kerak Benua Sulawesi Tenggara, Indonesia Timur. http://www.scribd.com/doc/9832755 5/Surono-Dkk, (diakses pada tanggal 3 November 2012).