Nama : Tri Utami Nim : 115100700111009 Kelas :L TUGAS PBAI DENATURASI Denaturasi adalah enzim yang mengalami perubahan susunan molekul sehingga enzim tersebut tidak aktif. Protein dapat mengalami denaturasi , yaitu perubahan sifat fisik dan aktivitas biologis. Denaturasi juga merupakan rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan dengan subtratnya. Dan menyababkan aktivitas enzim menurun atau hilang (tidak dapat kembali). Adapun faktor penyababnya adalah panas, perubahan pH, dan oksidator/reduktor. Misalnya penggumpalan albumin (komponen utama putih telur) ketika telur direbus atau digoreng (Rahman, 2011). Dampak yang ditimbulkan Dampak denaturasi pada suatu produk yaitu denaturasi protein putih telur Saat baru dari telur, putih telur berwujud transparan dan cair. Memasak putih telur membuatnya menjadi buram, membentuk sebuah massa padat yang saling berhubungan. Transformasi yang sama dapat dilakukan dengan suatu bahan kimia yang bersifat men-denaturasi. Menuangkan putih telur ke dalam gelas kimia aseton juga akan mengubah putih telur buram dan padat. Kulit, yang terbentuk pada susu beku adalah contoh lain protein didenaturasi umum (Rahayu, 2003). Factor penyebab denaturasi: Pemanasan PH ekstrim Perlakuan mekanis Logam berat Pelarut organik Mekanisme Denaturasi Protein karena Panas Enzim bersifat labil terhadap panas maka kenaikan suhu semakin besar akan menyebabkan atom-atom penyusun enzim memperoleh tambahan energi lebih besar sehingga gerakan molekul menjadi lebih cepat yang akhirnya mampu memecah ikatan pada protein enzim. Peristiwa ini menyebabkan protein enzim mengalami denaturasi dengan kehilangan sifat katalitiknya. Denaturasi Protein dengan asam basa (pH ekstrim) Asam dan basa dapat memutuskan jembatan garam pada struktur tersier protein. Hal ini dikarenakan oleh asam dan basa yang akan terdisosiasi menjadi produk bermuatan ionik. Mekanisme denaturasi berlangsung ketika terjadi reaksi substitusi antara ion positif dan negatif di dalam garam dengan ion positif dan negatif yang berasal dari asam atau basa yang ditambahkan. Denaturasi Protein dengan Logam Berat Reaksi yang terjadi pada logam berat dengan protein mengakibatkan terbentuknya protein logam yang tidak larut. Protein akan mengalami presipitasi bila bereaksi dengan ion logam. Pengendapan ion positif (logam berat) diperlukan pH larutan di atas pI karena protein bermuatan negative begitu pula sebaliknya. Ion-ion positif tersebut adalah : Ag+, Ca2+, Zn2+, Hg2+, Fe2+, Cu2+ dan Pb2+. Sedangkan ion-ion negatif meliputi : ion salisilat, triklorasetat, piktrat, tanat dan sulfosalisilat. KOAGULASI Koagulasi adalah proses pengumpulan partikel koloid karena penambahan bahan kimia sehingga partikel-partikel tersebut netral dan membentk endapan karena adanya gaya grafitis. Proses koagulasi terjadi pertama kali melalui jalur ektrinsik, dengan aktifnya jalur ekstrinsik kemudian memperkuat jalur intrinsik. Kedua jalur tersebut pada akhirnya bekerja sama dan berfungsi dengan pengaktifan salah satu protein, yaitu faktor X. Faktor X bertanggung jawab untuk mengubah potrombin protein pasma menjadi trombin. Trombin adalah katalis kunci yang mengatur perubahan fibrinogen menjadi fibrin dan menyebabkan koagulasi (corwin, 2008). Tahapan-tahapan proses yang ada pada unit pengolahan air yaitu koagulasi, penyaringan pasir, pertukaran ion, dan Reverse osmosis. Proses pengendapan berkaitan dengan proses koagulasi. Koagulasi adalah peristiwa pembentukan atau pengumpulan partikel kecil menggunakan zat koagulen (putra, 2009). Mekanisme Ada dua macam mekanisme koagulasi yaitu secara fisik dan secara kima (budi, 2006). 1. Secara fisik Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, kenaikan suhu sistem suhu koloid menyebabkan tumbuhan antar partikel sol dengan molekul air bertambah banyak hal ini melepaskan elektrolit yang teradsorpsi pada permukaan koloid. Akobatnya partikel tidak bermuatan. 2. Secara Kimia Secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan, dan penambahan zat kimia koagulan. Mekanisme koagulasi hanya akan terjadi jika (Manuaba, 2003): Terdapat perlakuan pada kulit-permukaan Terdapat pemicu terjadinya instravaskuler koagulasi. Skema mekanisme pembekuan darah Factor penyebab koagulasi Menurut Graman dan Sherington (1992), penyebab terjadinya koagulasi yaitu dengan pemanasan, dengan asam, dengan enzim – enzim, dengan perlakuan mekanis (pengocokan) dan dengan penambahan garam. Dampak pada produk Dampak yang ditimbulkan dari proses koagulasi yaitu seperti yang terjadi pada telur, telur yang dipanaskan akan berubah wujud dari gel menjdi padat solid atau semisolid. BROWNING NON ENZIMATIK Browning adalah proses kecoklatan pada buah yang terjadi akibat proses enzimatik oleh polifenol oksidasi. Pada umumnya proses browning sering dijumpai pada buah–buahan dan produk bahan makanan olahan lainnya, seperti pisang, pear, salak, dan apel. Proses browning terbagi menjadi dua yaitu enzimatik dan non enzimatik. Browning non-enzimatik merupakan sebuah proses kimia yang menghasilkan warna coklat pada makanan tanpa adanya aktivitas enzim. Pada umumnya ada tiga macam reaksi pencokelatan nonenzimatik yaitu: Karamelisasi, Reaksi Maillard, dan Pencoklatan akibat vitamin C. Mekanisme Mekanisme pada browning non enzimatik dimulai dari pertama tama gula dan amino bereaksi membentuk aldosilamin yang kemudian mengalami pengaturan kembali amadori menjadi ketosa amin. Senyawa ini lalu mengalami suatu seri reaksi kompleks yang akhirnya menghasilkan polimer berwarna coklat yang disebut melanoidin. Lalu pencoklatan meningkat cepat dengan meningkatnya suhu dan peningkatan pH diatas 6,8 reaksi ini dapat menghasilkan warna dan cita rasa yang diinginkan dalam bahan makanan, missal pada produk hasil pemanggangan seperti roti dan lain-lainnya. Namun demikian, reaksi ini dapat pula mempunyai pengaruh merugikan, yaitu menurunkan nilai biologis protein terutama untuk asam amino lisin, dapat mengahasilkan cita rasa dan tekstur yang tidak disukai (Makfoeld, 2002). Factor penyebab Factor penyebab browning non enzimatik antara lain (Makfoeld, 2002): Degradasi gula oleh panas (karamelisasi) Reaksi antara gula reduksi dan gugus amino bebas dari asam amino atau protein yang terutama disediakan oleh residu lisin. Dampak pada produk Dampak dari proses browning non enzimatik seperti pada pemanggangan roti atau pembuatan caramel dan dapat juga terjadi pada buah-buahan. DAFTAR PUSTAKA Budi, Ahmad. 2006. Koagulasi menngunakan ALUM dan PACI (makara, teknologi), Vol. 7, No3 Corwin j. Elizabeth. 2008. Buku saku patofisiologi, edisi 3. buku kedokteran EGC. jakarta Gramman, P.M, KB Sherington. 1992. Teknis Analisis sifat Kimia dan Fungsi Komponen. IIPB : Bogor. Makfoeld, djarir. 2002. Kamus istilah pangan dan nutrisi. Kanisius. yogyakarta Manuaba, DKK.2003. pengantar kuliah Bsterteri. buku kedokteran EGC. jakarta Putra, S. 2009. Optimasi Tawas dan Kapur Untuk Koagulasi Air Keruh Dengan Penanda I131. Seminar Nasional V. 1 Rahayu imam.2003. praktis belajar kimia.Visindo media persada. yogyakarta Rahman riva muhammad, yuaib abdullah dan humairoh laila.2011.Sukses SNMPTN 2011:KIMIA.kaifa learning.bandung