PROSES PEMBENTUKAN DAERAH BLITAR-KEDIRI

advertisement
TUGAS TERSTRUKTUR M-2
MATA KULIAH ANALISIS LANSEKAP TERPADU
“Pembentukan Dataran Blitar-Kediri-Jombang-Malang”
Disusun Oleh:
Mistik Dwi W.
115040200111171
Dian Rahayu S.
115040201111068
Dewi Fatmosari
115040201111121
Endah Setiyo R.
115040201111210
Sariningsih
115040207111022
Nurul Farida
115040213111049
Yulinda Amilia Prastyka
115040201111276
Fajar
KELAS : A (AGROEKOTEKNOLOGI)
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2014
PROSES TERBENTUKNYA DAERAH BLITAR-KEDIRI-JOMBANGMALANG
Berdasarkan gambar diatas akan dibahas mengenai proses pembentukan tanah di
wilayah Blitar-Kediri-Jombang-Malang. Proses pembentukan pada daerah-daerah
tersebut akan didasarkan pada adanya tenaga endogen dan eksogen yang ada pada
kulit bumi. Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang
menyebabkan perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk
permukaan bumi menjadi tidak rata. Sebagai contoh, di suatu daerah yang dulunya
memiliki permukaan bumi yang rata (datar) tetapi akibat tenaga endogen ini berubah
menjadi gunung, bukit atau pegunungan. Pada bagian lain permukaan bumi turun
menjadikan adanya lembah atau jurang. Sedangkan tenaga eksogen yaitu tenaga yang
berasal dari luar bumi. Sifat umum tenaga eksogen adalah merombak bentuk
permukaan bumi hasil bentukan dari tenaga endogen. Bukit atau tebing yang
terbentuk dari hasil tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah
bentuk permukaan bumi. Untuk lebih lengkapnya akan dibahas proses pembentukan
bumi diwilayah Blitar-Kediri-Jombang-Malang, sebagai berikut:
1.
Proses pembentukan tanah di daerah Blitar
Gambar 1. Daerah Blitar
Jika dilihat proses pembentukan secara diastropik daerah blitar dapat
dikategorikan ke dalam beberapa proses:
 Lipatan tegak
Lipatan tegak merupakan lipatan yang mempunyai antiklimal dan
sinklimal dengan letak yang simetrik terhadap sumbu lipatan di
sampingnya. Lipatan ini terjadi sebagai akibat adanya dua tenaga yang
bertemu dengan kekuatan yang seimbang. Lipatan tegak pada daerah blitar
terllihat pada beberpa daerah di Blitar.
 Gejala vulkanisme
Vulkanisme merupakan peristiwa keluarnya magma ke luar bumi. Magma
adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah,
bersifat mudah bergerak, bersuhu antara 9000C- 1.1000C,dan berasal atau
terbentuk pada kerak bumi bagian bawah hingga selubung bagian atas.
Kegiatan vulkanis meninggalkan bentuk muka bumi yang khas yaitu
a. Bentuk kerucut gnung api dengan struktur berlapis-lapis (strato).
b. Meja lava yaitu bentuk muka bumi yang berupa meja yang berasal dari
lava.
c. Dataran tinggi lava (plato lava) yaitu plato yang berasal dari lava
gunung api.
d. Leher vulkanik (volcanic neck) yaitu bentuk sisa magma di lubang
kepundan yang beku.
e. Kaldera yaitu sisa gunung api yang meletus dengan meninggalkan
lubang kepundan yang sangat luas.
f. Maar yaitu kawah gunung api yang telah mati dan dikeliling tanggul
alam dari pengendapan.
Selain itu, di sepanjang pesisir pantai ditemukan tanah berbukit-bukit, hal ini
menunjukkan bahwa terjadi aktivitas tektonisme atau vulkanisme dengan proses
dipermukaan laut bagian litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan
oleh tenaga eksogen
yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan
pengangkutan, serta sedimentasi.
2. Proses pembentukan tanah di daerah Kediri
Lempeng tektonik merupakan segmen keras kerak bumi yang disokong oleh
magma di bawahnya. Oleh karena itu lempeng tektonik ini bebas untuk
menggesek satu sama lain.Dalam aktivitas gerak lempeng tektonik, pada tepian
lempeng tersebut umumnya muncul aktivitas vulkanisme dan gempa bumi. Dari
lempeng-lempeng yang bergerak juga terdapat titik-titik pusat gempa.Pola dan
sebaran gunungapi serta gempa bumi tersebut tentunya tidak terlepas dari
keterkaitannya dengan proses alam lainnya, yaitu akibat gerak mendatar
lempeng-lempeng, baik secara tumbukan (konvergen), divergen, maupun
berpapasan.Gunung Kelud, Kediri, memiliki tipe gunung api strato. Berbentuk
seperti kerucut dengan lapisan lava dan abu yang berlapis-lapis. Terjadi karena
letusan dan lelehan batuan panas dan cair. Lelehan yang sering terjadi
menyebabkan lereng gunung berlapis-lapis sehingga disebut strato. Akibatnya
bentukan lahan di daerah ini memiliki lapisan-lapisan bekas erupsi yang terjadi
beberapa kali, meskipun tidak mempunyai siklus letusan yang teratur.
Ada kalanya gunung api berada pada fase istirahat dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda keaktifannya. Fase ini dinamakan pascavulkanik (Postvulcanic).
Tanda-tanda alamiah yang dapat diamati sebagai indikasi gejala pasca vulkanik
antara lain sebagai berikut.
 Banyak ditemukan sumber air panas.
 Geyser, yaitu semburan air panas yang menyembur secara berkala dari celahcelah atau retakan lapisan batuan.
 Dijumpai banyak terdapat mata air makdani, yaitu mata air berkadar mineral
tinggi terutama unsur mineral belerang.
 Adanya bahan-bahan ekshalasi (gas gunung api). Yang termasuk bahan
ekshalasi antara lain Fumarol (gas uap air dan zat lemas), Solfatar (gas asam
belerang), dan Mofet (gas karbon dioksida).
Gambar 2. Gunung Wilis
Dengan adanya aktivitas gunung api maka proses diastropik yang terjadi
adalah Lipatan tegak merupakan lipatan yang mempunyai antiklimal dan
sinklimal dengan letak yang simetrik terhadap sumbu lipatan di sampingnya.
Lipatan ini terjadi sebagai akibat adanya dua tenaga yang bertemu dengan
kekuatan yang seimbang.
Gambar 3. Gunung Kelud
3. Proses pembentukan bumi didaerah Jombang
Sebagian besar wilayah Kabupaten Jombang merupakan dataran rendah,
yakni 90% wilayahnya berada pada ketinggian kurang dari 500 meter dpl.
Secara umum Kabupaten Jombang dapat dibagi menjadi 3 bagian:
 Bagian utara
Bagian utara jombang terletak di sebelah utara Sungai Brantas,
meliputi sebagian besar Kecamatan Plandaan, Kecamatan Kabuh, dan
sebagian Kecamatan Ngusikan dan Kecamatan Kudu. Merupakan daerah
perbukitan kapur yang landai dengan ketinggian maksimum 500 m di atas
permukaan laut. Perbukitan ini merupakan ujung timur Pegunungan
Kendeng. Proses pembentukan lempeng pada daerah jombang bagia utara
yaitu lipatan rebah. Dimana lipatan rebah terjadi akibat adanya tekanan kuat
yang mendorong bagian datar lipatan sehingga antiklinalnya rebah. Lipatan
ini dapat terjadi karena adanya tekan horizontal dari satu arah. Menurut
Munawir (2006) lipatan rebah adalah lipatan yang arah lipatannya mendatar
atau hampir datar.
Gambar 4. Jombang bagian utara

Bagian tengah
Bagian tengah jombang yakni di sebelah selatan Sungai Brantas,
merupakan dataran rendah dengan tingkat kemiringan hingga 15%. Daerah
ini merupakan kawasan pertanian dengan jaringan irigasi yang ekstensif serta
kawasan permukiman penduduk yang padat. Pada daerah jombang bagian
tengah termasuk daerah dengan adanya patahan reverse fault atau thrust fault.
Menurut Munawir (2006) reverse fault atau thrust fault merupakan patahan
yang arah gerak blok batuannya berlawanan dengan arah gerak normal faoult,
yaitu mengarah ke atas.
Gambar 5. Jombang bagian tengah

Bagian selatan
Bagian selatan jombang meliputi Kecamatan Wonosalam dan
sebagian Kecamatan Bareng dan Mojowarno. Merupakan daerah pegunungan
dengan kondisi wilayah yang bergelombang. Semakin ke tenggara, semakin
tinggi. Hanya sebagian Kecamatan Wonosalam yang memiliki ketinggian di
atas 500 m. Pada bagian selatan jombang merupakan daerah dengan lipatan
tegak. Menurut sugiharyanto (2007) lipatan tegak merupakan lipatan yang
mempunyai antiklimal dan sinklimal dengan letak yang simetrik terhadap
sumbu lipatan di sampingnya. Lipatan ini terjadi sebagai akibat adanya dua
tenaga yang bertemu dengan kekuatan yang seimbang.
Gambar 6. Jombang bagian selatan
4. Proses pembentukan bumi didaerah Malang
Bentuk-bentuk permukaan bumi terbentuk lewat proses pembentukan dan
perombakan permukaan bumi yang berlangsung cukup lama. Perubahan
permukaan bumi terjadi oleh tenaga geologi yang terdiri dari tenaga endogen
dan tenaga eksogen.
Tenaga Endogen
Tenaga Endogaen juga bisa disebut juga tenaga tektonik. Tenaga Endogen
adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi. Tenaga Endogen terdiri dari proses
diatropisme dan proses vulkanisme. Tenaga Endogen sering menekan di sekitar
lapisan-lapisan batuan pembentuk kulit bumi (litosfer).
Proses Diastropisme
Proses Diastropisme adalah proses strutual yang mengakibatkan terjadinya
lipatan dan patahan tanpa dipengaruhi magma tapi tenaga dari dalam bumi.
Proses lipatan
Kalau tenaga endogen yang menekan litosfer arahnya mendatar dan
bertumpukan yang mengakibatkan permukaan bum melipat menybabkan
terbentuknya puncak dan lembah. Bentuk permukaan bumi dari hasil proses ini
ada dua, yaitu : puncak lipatan (antiklin) lembah lipatan (sinklin)
Proses Patahan
Proses datropisme juga dapat menyababkan struktur lapisan-lapian batuan
retak-retak dan patah. Lapiasan batuan yang mengalami proses patahan ada yang
mengalami pemerosotan yang membentuk lem dh patahan dan ada yang
terangkat membentuk puck patahan. Lembah patahan disebut slenk atau graben
sedangkan puncak patahan dinamakan horst.
Vulkanisme
Tenaga tektonik dapat mengakibatkan gejala vulaknisme. Gejala vulkanisme
berhubungan dengan aktivtas keluarnya magma di gunungapi. Proses keluarnya
magma kepermukaan bumi disebut erupsi gunung api. Proses vulkanisme terjadi
karena adanya magma yang keluar dari zona tumbukan antar lampang. Beberapa
gunug api ditemukan berada di tengah lempeng yang disebabkan oleh
tersumbatnya panas di kerak bumi gejala ini disebut titik panas (hotspot). Para
ilmuan menduga aliaran magma mendesak keluar membakar kerak bumi dan
melutus di permukaan.
PENGARUH VULKANIK DAN TEKTONIK di MALANG
Secara umum tanah yang berkembang di wilayah Malang berkembang dari
bahan vulkanik hasil gunung api, yang dipengaruhi oleh Gunung Arjuno dan
Anjasmoro di bagian utara, dan Gunung Panderman di bagian selatan.
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Malang, formasi geologi yang dijumpai di
kawasan Kab. Malang terutama sekitar DAS Brantas ada lima, berturut-turut
dari yang paling luas yaitu: 1) Qvaw (Batuan Gunung api Arjuna Welirang), 2)
Qpat (Batuan Gunung api Anjasmara Tua), 3) Qvp (Batuan Gunung api
Panderman), 4) Qpvkb (Batuan Gunung api Kawi-Butak) dan 5) Qpva (Batuan
Gunung api Anjasmara Muda). Ditinjau dari umur batuan, Kompleks
Pegunungan Anjasmara –Lali jiwa adalah pegunungan tua yang telah mati dan
mengalami perusakan bentuk kerucut Gunung api. Kompleks pegunungan yang
paling muda adalah Arjuna - Welirang, dimana Gunung Arjuna sedang istirahat
dan Gunung Welirang masih aktif dengan mengeluarkan gas (belerang).
Kondisi geologi di Kabupaten Malang terdiri dari 5 struktur geologi yaitu
hasil gunung api kwarter muda, hasil gunung api kwarter tua, miosenfacies
gamping, miosenfacies sediman dan alivium. Struktur geologi terluas adalah
hasil gunung api kwarter muda yaitu 145.152,52 Ha (44,25 %). Sedangkan luas
terkecil struktur geologi adalah miosenfacies sedimen yaitu 12.834 Ha (3,83 %).
Pengaruh tektonik Kabupaten Malang sangat dipengaruhi oleh lempeng
tektonik Indo Australia di selatan Kabupaten Malang dan juga dipengaruhi oleh
lempeng Eurasia yang ada di sebelah utara jawa timur. Sistem dataran dijumpai
di bagian tengah, merupakan dataran vulkanik antar pegunungan yang terbentuk
oleh berbagai bahan hasil letusan dan atau sedimentasi hasil erosi dan atau
longsor dari kawasan perbukitan/ pegunungan di atasnya. Berdasarkan atas
posisi dan proses pegikisan yang dapat dibagi lagi ke beberapa subsistem, yaitu:
1. Dataranbagianbawah (Pl)
2. Bagiantengah (Pm)
3. Bagianatas (Pu)
4. Dataran yang tertoreh (Pd)
5. Bagiandataran yang mengalamierosiberlebihan (Ps).
Gunung api yang berpengaruh secara vulkanik pada Kabupaten Malang
diantaranya adalah:

Gunung Semeru, gunung yang masih aktif sampai sekarang dan
terletak di ujung selatan massif vulkanik yang membentang utara ke
Tengger kaldera.

Gunung Bromo

Gunung Arjuno Welirang, gunung welirang masih aktif.

Gunung Kawi – Butak Kawi – Butak adalah massif vulkanik yang
luas dengan 2 ventilasi.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Sugiharyanto, M.Si. 2007. Geogrfi dan Sosiologi. Yudhistira: Yogyakarta.
Munawir S,Pd. Dkk. 2006. Cakrawala Geografi 1. Yudhistira : Jakarta.
Download