Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN ENERGI PANAS YANG TERDAPAT DI LINGKUNGAN SEKITAR SERTA SIFAT-SIFATNYA SISWA KELAS IV SDN RINGINPITU 2 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd ) Pada Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh : OLEH : YONGKI ANGGA PRASETIYA NPM : 11.1.01.10.0381 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016 Yongki Angga Prasetiya | 11.1.01.10.0381 FKIP–Pendidikan Guru Sekolah Dasar simki.unpkediri.ac.id || 1|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Yongki Angga Prasetiya | 11.1.01.10.0381 FKIP–Pendidikan Guru Sekolah Dasar simki.unpkediri.ac.id || 2|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Yongki Angga Prasetiya | 11.1.01.10.0381 FKIP–Pendidikan Guru Sekolah Dasar simki.unpkediri.ac.id || 3|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN ENERGI PANAS YANG TERDAPAT DI LINGKUNGAN SEKITAR SERTA SIFAT-SIFATNYA SISWA KELAS IV SDN RINGINPITU 2 YONGKI ANGGA PRASETIYA 11.1.01.10.0381 FKIP – Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pembimbing 1 : Sutrisno Sahari, M.Pd Pembimbing 2 : Dr. Sulistiono, M.Si UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Yongki Angga Prasetiya : Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan Metode Demonstrasi Dan Diskusi Terhadap Kemampuan Mendeskripsikan Energi Panas Yang Terdapat Di Lingkungan Sekitar Serta Sifat-Sifatnya Siswa Kelas IV SDN Ringinpitu 2, Skripsi, PGSD, FKIP UNP Kediri, 2015. Penelitian ini dilatarbelakangi dari hasil observasi yang dilakukan pada siswa dan diskusi dengan guru kelas, bahwa pembelajaran IPA di SDN Ringinpitu 2 masih didominasi oleh guru, sehingga motivasi belajar siswa rendah, tidak bisa memecahkan masalah secara mandiri dan berakibat pada hasil belajar siswa yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mendeskripsikan energi panas setelah menggunakan metode pembelajaran demonstrasi, untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mendeskripsikan energi panas setelah menggunakan metode pembelajaran diskusi, dan untuk mengetahui perbedaan setelah menggunakan metode pembelajaran demonstrasi dengan menggunakan menggunakan metode pembelajaran diskusi. Penelitian dilakukan secara eksperimen, dengan desain tes akhir dua kelompok diacak (post test-only control design). Subyek penelitian adalah siswa kelas IV-A dan siswa kelas IV-B SDN Ringinpitu 2 yang berjumlah 24 siswa. Parameter yang diukur adalah kemampuan mendeskripsikan energi panas, yang diukur dengan tes hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi lebih baik dari pada menggunakan metode pembelajaran diskusi karena media konkrit dapat memperluas wawasan dan dapat memberi contoh yang nyata bagi siswa, sehingga mereka dapat memahami pelajaran dengan baik. Kata Kunci Metode demonstrasi dan diskusi, media konkrit, hasil belajar, energi panas Yongki Angga Prasetiya | 11.1.01.10.0381 FKIP–Pendidikan Guru Sekolah Dasar simki.unpkediri.ac.id || 4|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri pengalaman tersebut, peserta didik dapat I. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan mengaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Pencapaian hasil belajar dalam berharap untuk selalu berkembang dalam pengembangan pendidikan, tidak dapat pendidikan. umum terlepas dari kurikulum pendidikan yang mempunyai arti suatu proses kehidupan terus dikembangkan berdasarkan kebutuhan dalam mengembangkan diri tiap individu peserta untuk dapat hidup dan melangsungkan aktivitas apa saja yang dilakukan sekolah kehidupan, sehingga menjadi seorang yang dalam rangka mempengaruhi peserta didik terdidik itu sangat penting. Pendidikan dalam belajar untuk mencapai satu tujuan. pertama Pendidikan kali yang secara kita Kurikulum merupakan di Sehubungan dengan pernyataan di atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maka kurikulum sangat penting adanya dan lingkungan masyarakat. Seiring dengan untuk mendorong para guru, kepala sekolah perkembangan dan manajemen sekolah agar semakin zaman dapatkan didik. dan kemajuan teknologi, bangsa Indonesia dituntut untuk meningkatkan mampu beradaptasi dengan meningkatkan menyelenggarakan kualitas dan sumber daya manusianya. pendidikan sesuai dengan harapan untuk Dalam sistem pendidikan terdapat proses belajar, dimana proses ini merupakan poin utama untuk menjalankan kreativitasnya dalam progam-progam membantu peserta didik dalam mencapai tujuan belajar. pendidikan. Dalam rangka mengoptimalkan tujuan Tanpa proses belajar, pendidikan tidak pendidikan, Kurikulum Tingkat Satuan mungkin akan Menurut Pendidikan (KTSP) Cronbach (1975 dalam Agus, 2012:2) pemerintah dan terlaksana. sudah ditelaah dianggap sebagai belajar adalah perubahan perilaku sebagai kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan hasil dari pengalaman. Hasil kesuksesan peserta didik karena mencakup kompetensi proses belajar ditandai dengan perubahan sikap, pengetahuan dan keterampilan secara perilaku peserta didik. Terlepas perubahan terpadu. Yang paling terlihat menonjol tersebut menuju kearah positif ataupun dalam KTSP adalah guru lebih diberikan negatif. Hal itu tergantung kepada manusia kebebasan yang Usaha pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan berfikir kondisi siswa serta kondisi sekolah berada menjalankannya. mengembangkan kemampuan untuk merencanakan dalam belajar dapat membantu peserta didik (Loeloek & Sofan, 2013:7). untuk demikian, memecahkan persoalan. Yongki Angga Prasetiya | 11.1.01.10.0381 FKIP – Pendidikan Guru Sekolah Dasar Dari maka guru Dengan bebas simki.unpkediri.ac.id || 5|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri mengembangkan mata pelajaran tertentu disebut juga dengan metode ilmiah. Ilmu yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Pengetahuan Alam mempelajari tentang Namun penerapan KTSP juga menemui lingkungan sekitar yang dekat dengan kendala kehidupan manusia sehari-hari. karena kurikulum ini tidak menjelaskan tentang metode dan media Energi panas merupakan segala yang tepat untuk diterapkan pada setiap kemampuan yang terjadi akibat adanya materi yang diajarkan. pengaruh Pada proses Sebelum diajarkan guru pastinya banyak siswa belum mengetahui dalam dan belum mengerti apa yang dimaksud menentukan keberhasilan murid dalam dengan energi panas dan bunyi, apa saja belajar. Dalam meningkatkan pengetahuan macam-macamnya serta contoh-contoh dari murid khususnya pada mata pelajaran Ilmu energi panas tersebut. Padahal semua itu Pengetahuan Alam dibutuhkan kemampuan sangat dekat dengan mereka dan sering dari guru untuk mengembangkan kreasi digunakan. Energi matahari adalah sumber belajar, mampu menarik minat murid untuk cahaya dan sumber panas yang sangat belajar. diperlukan penting bagi makhluk hidup. Matahari terobosan baru dalam proses pembelajaran sudah bersinar sejak jutaan tahun yang lalu yaitu dengan mengajak siswa ikut aktif dan kita dapat memanfaatkan sinar dan dalam proses belajar dan didukung dengan panasnya itu. Jika kedua telapak tanganmu penggunaan media yang mampu menarik dirapatkan dan digosok-gosokkan, maka minat siswa dalam mempelajari Ilmu akan timbul panas. Panas tersebut timbul Pengetahuan Alam. akibat gesekan permukaan kedua telapak mempunyai pembelajaran, panas. peranan Oleh karena penting itu, Ilmu Pengetahuan Alam merupakan tanganmu. Energi panas menyebabkan salah satu cabang ilmu pengetahuan dimana tanganmu menjadi terasa hangat. Makin objeknya adalah benda-benda alam. Ilmu hangat sebuah benda, makin banyak energi pengetahuan alam lahir dari pengamatan yang dimilikinya. Kamu akan merasa terhadap suatu gejala alam (fenomena) yang hangat jika berada di dekat api unggun. Hal dikaji secara terus menerus dan sistematis ini disebabkan tubuhmu menerima energi sehingga didapatkan suatu konsep ilmu. panas dari api unggun tersebut. Panas yang Sehingga dapat dikatakan bahwa berpindah ini disebut kalor. Api kompor Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan dapat ilmiah, yakni sebuah ilmu pengetahuan terdapat energi panas yang berpindah dari yang telah diuji kebenarannya melalui api ke makanan . Sifat perpindahan panas langkah-langkah dibagi yang sistematis yang Yongki Angga Prasetiya | 11.1.01.10.0381 FKIP – Pendidikan Guru Sekolah Dasar mematangkan menjadi makanan tiga macam karena yaitu simki.unpkediri.ac.id || 6|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri perpindahan panas secara konduksi, konveksi dan radiasi dan bunyi bisa meningkat. Pembelajarannya pun tidak membosankan karena ada banyak Salah satu solusi yang dapat menunjang contoh nyata yang di tunjukkan di depan pengetahuan siswa tentang energi panas kelas. Sehingga siswa tidak merasa jenuh adalah dengan mengembangkan metode dan lebih memeperhatikan, serta aktif saat pembelajaran kegiatan belajar mengajar berlangsung. yang dapat menciptakan suasana belajar yang aktif, menyenangkan, membantu siswa memahami materi Penelitian ini dilakukan karena masih banyak siswa yang bisa macam sifat pelajaran yang sulit, dan membantu guru membedakan mengajarkan materi yang kompleks, adalah perpindahan panas dan juga membedakan metode macam sumber energi bunyi dan sifat pembelajaran Penerapan dimulai demonstrasi. metode pembelajaran dari guru kompetensi yang menyajikan gambaran ini menyampaikan ingin dicapai, sekilas perambatannya yang terdapat dilingkungan sekitar. guru tentang macam belum Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang tentang materi yang akan disampaikan,kemudian “Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan menyiapkan Metode bahan atau alat yang Demonstrasi Dan Diskusi diperlukan, menunjuk salah satu siswa TerhadapKemampuan Mendeskripsikan untuk mendemostrasikan sesuai skenario Energi yang lingkungan Sekitar Serta Sifat sifatnya telah disiapkan, memperhatikan seluruh siswa demonstrasi menganalisanya, kemudian mengemukakan hasil dan tiap analisanya menggunakan Yang Terdapat Di Pada Siswa Kelas IV SD”. siswa dan kemudian guru membuat kesimpulan. Selain Panas II. Metode Penelitian A. Identifikasi Variabel Penelitian metode Dalam penelitian ini terdapat dua pembelajaran yang tepat, harus ada media variabel yang diteliti, yaitu sebagai berikut : pendukungnya yaitu media nyata. Dengan 1. menggunakan media dapat Variabel bebas dalam penelitian ini mengenalkan berbagai jenis dan contoh dari adalah penerapan metode demonstrasi dan sifat metode diskusi perpindahan sehingga mereka gambaran dari panas dapat nyata Variabel Bebas dan bunyi, mempunyai pembelajaran 2. Variabel Terikat tersebut. Variabel terikat dalam penelitian ini Dengan begitu diharapkan pengetahuan adalah kemampuan mendeskripsikan energi siswa mengenai sifat perpindahan panas panas. Kemampuan mendeskripsikan energi Yongki Angga Prasetiya | 11.1.01.10.0381 FKIP – Pendidikan Guru Sekolah Dasar simki.unpkediri.ac.id || 7|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri panas adalah kemampuan yang dimiliki C. Tempat dan Waktu Penelitian siswa dalam menjelaskan, menyebutkan, 1. mendemonstrasikan, dan kreatif serta rasa Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah SDN ingin tahu terhadap materi pelajaran. Ringinpitu 2, yang berlokasi di Kecamatan B. Teknik dan Pendekatan Penelitian Plemahan Kabupaten Kediri pada tahun 1. ajaran 2014/2015. Teknik Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai Pertimbangan dalam memilih SDN dalam penelitian ini, maka teknik penelitian Ringinpitu 2 karena sebagian siswanya ini adalah penelitian eksperimen. masih memiliki kemampuan yang rendah Desain dapat digambarkan sebagai berikut : dan nilainya di bawah KKM. Warga Tabel 3.1 Desain rancangan penelitian Variabel Post test X1 karakteristik memiliki yang terbuka dan selalu menerima berbagai pembaharuan yang bebas Eksperimen pendidik di SDN Ringinpitu 2 Y1 bersifat membangun, sehingga menggugah minat semua pihak untuk bersama-sama 1 Eksperimen X2 Y2 mencari solusi terbaik dalam peningkatan mutu pendidikan. 2 2. Waktu Penelitian Keterangan : X.1 = Perlakuan menggunakan metode demonstrasi X.2 = Perlakuan menggunakan metode diskusi Y1 = Nilai post test perlakuaan metode demonstrasi Y2 = Nilai post test perlakuaan metode diskusi 2. Pendekatan Penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam waktu 6 (enam) bulan, terhitung mulai bulan mei 2015 sampai dengan bulan Oktober 2015. III. Hasil dan Kesimpulan Dalam penelitian ini data yang digunakan untuk mengukur kemampuan mendeskripsikan energi panas yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifatsifatnya siswa kelas IV SDN Ringinpitu 2 Penelitian ini menggunakan pendekatan Kabupaten Kediri diperoleh dari nilai post kuantitatif karena data penelitian berupa test dengan menggunakan 20 soal pilihan data numerik. ganda. Hasil belajar siswa setelah diberikan pembelajaran demonstrasi Yongki Angga Prasetiya | 11.1.01.10.0381 FKIP – Pendidikan Guru Sekolah Dasar menggunakan dan metode pembelajaran simki.unpkediri.ac.id || 8|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri menggunakan metode diskusi disajikan diperoleh oleh 2 siswa. Sesuai standart dalam lampiran 14, sedangkan rata-rata kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran hasil belajar siswa disajikan dalam gambar IPA kelas IV di SDN Ringinpitu 2 adalah 4.1 berikut ini. 75 Pembahasan Dari hasil analisis data hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran demonstrasi dan metode diskusi dapat dilihat bahwa nilai rata-rata antara keduanya tidak sama. Siswa pada kelompok eksperimen 1 mendapatkan nilai rata-rata yang lebih tinggi yakni 83,75 dengan prosentase ketuntasan hasil belajar 87%, Gambar 4.1 Grafik nilai Rata-rata hasil sedangkan siswa kelompok eksperimen 2 belajar siswa yang diajar dengan mendapatkan nilai rata-rata 72,50 dengan metode demonstrasi ( ) dan diajar prosentase ketuntasan hasil belajar 42%. dengan metode diskusi ( ). Metode Dari diagram di atas diketahui bahwa diskusi metode kesempatan mendapat 83,75 demonstrasi lebih baik dari pada metode pembelajaran nilai rata-rata kelas yang diajar dengan demonstrasi pembelajaran karena dapat kepada memberikan siswa dengan prosentase ketuntasan hasil belajar menggunakan adalah 87%, sedangkan kelas yang diajar langsung dengan diskusi nyata. Dengan adanya media nyata dapat mendapat nilai rata-rata 72,50 dengan memperjelas suatu masalah dalam bidang prosentase ketuntasan hasil belajar adalah apa saja dan untuk tingkat usia beberapa 42%. tertinggi saja, sehingga dapat mencegah adanya kelompok yang diajar dengan metode kesalah pahaman. Metode demonstrasi demonstrasi yaitu 100 yang diperoleh dapat membantu anak didik memahami sebanyak 2 siswa, nilai terendah yaitu 70 dengan jelas jalannya suatu proses atau diperoleh oleh 3 siswa, sedangkan dari 24 kerja suatu benda karena memberikan siswa contoh menggunakan Dari kelas menggunakan 24 siswa yang metode metode nilai diajar dengan diskusi nilai dengan konkrit ketrampilan untuk menggunakan sehingga siswa praktek media dapat memahami materi pelajaran dengan jelas. tertingginya yaitu 85 yang diperoleh 3 Hasil penelitian ini juga didukung oleh siswa dan nilai terendah adalah 60 yang penelitian yang dilakukan oleh Muzakar Yongki Angga Prasetiya | 11.1.01.10.0381 FKIP – Pendidikan Guru Sekolah Dasar simki.unpkediri.ac.id || 9|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri (2014) yang menyimpulkan bahwa metode belajar siswa kelas IV SDN Ringinpitu 2 demonstrasi Kabupaten Kediri Tahun 2014-2015. dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MIN Kolomayan Wonodadi Blitar. Hal ini dapat dilihat dari Simpulan Berdasarkan dari hasil penelitian dan hasil pengamatan aktivitas peserta didik pembahasan dari siklus I sampai siklus II yaitu dari rata- bahwa: rata nilai peserta didik kurang dari 75 1. Pembelajaran meningkat menjadi 75 keatas. Untuk hasil metode demonstrasi dapat meningkatkan tes juga mengalami peningkatan pada post kemampuan mendeskripsikan energi panas test I nilai peserta didik rata-rata 73,3 siswa kelas IV SDN Ringinpitu 2, dilihat kemudian pada siklus II rata-rata nilainya dari prosentase ketuntasan hasil belajar 80. Demikian juga dalam hal ketuntasan sejumlah 87%. juga mengalami peningkatan dari siklus I 2. Pembelajaran kesiklus II yaitu 60% naik menjadi 85,7%. metode diskusi belum dapat meningkatkan Dari dapat kemampuan mendeskripsikan energi panas disimpulkan bahwa hasil belajar peserta siswa kelas IV SDN Ringinpitu 2, dilihat didik meningkat secara siginifikan dan dari prosentase ketuntasan hasil belajar peserta didik merasa lebih senang dalam sejumlah 42%. mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan 3. Ada perbedaan antara menggunakan dengan menggunakan metode demonstrasi metode melalui media sederhana. menggunakan wawancara dan Pembelajaran dengan angket maka dapat dengan dengan pembelajaran disimpulkan menggunakan menggunakan demonstrasi metode dan pembelajaran menggunakan diskusi, perbedaan tersebut dapat dilihat metode demonstrasi lebih baik dari pada dari hasil belajar siswa. Kelas yang diajar menggunakan metode pembelajaran diskusi dengan metode pembelajaran demonstrasi karena dapat memperdalam pemahaman lebih unggul, karena mendapat nilai rata- siswa dalam kegiatan belajar mengajar, rata 83,75 dengan prosentase hasil belajar media nyata dapat memberikan contoh yang 87%, sedangkan kelas yang diajar dengan nyata bagi siswa. Sehingga mereka dapat metode diskusi mendapat nilai rata-rata memahami pelajaran dengan baik. 72,50 dengan prosentase hasil belajar 42%. Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran IV. Daftar Pustaka dengan menggunakan metode pembelajaran Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: demonstrasi dapat meningkatkan hasil Yongki Angga Prasetiya | 11.1.01.10.0381 FKIP – Pendidikan Guru Sekolah Dasar PT. Rajagrafindo Persada simki.unpkediri.ac.id || 10|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Asra dan Sumiati. Pembelajaran. Bandung: 2009. Metode Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran. CV Wacana Jakarta: Kencana Prenada Media. Prima Arikunto. Sudjana 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. dan Ahmad. 2009. Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Djamarah. 2000. Diskusi publik . Jakarta: Sugiyono. Rineka Cipta. Pendidikan. Bandung: Alvabeta Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sudjana. 2010. 2013. Metode Media penelitian Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo Usman. 2005. Metode diskusi. Bandung: Sinar Sejahtera Hasibuan. 1985. Proses Belajar Mengajar . Baru Algensindo. http://www.kitapunya.net/2015/07/pengerti Bandung: Remaja Rosdakary Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. an-contoh-konduksi-konveksi- Bandung: Pustaka Setia radiasi.html Haryono. 2013. Pembelajaran IPA yang menarik dan mengasyikkan. Yogyakarta: 1992. http://www.berpendidikan.com/2015/06/pe ngertian-dan-contoh-perpindahankalor-secara-konduksi-konveksi- Kepel Press Moedjono. Media Strategi Belajar radiasi.html Mengajar, Jakarta : Depdikbud Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi Jakarta. Yongki Angga Prasetiya | 11.1.01.10.0381 FKIP – Pendidikan Guru Sekolah Dasar simki.unpkediri.ac.id || 11||