perbedaan hasil belajar menggunakan metode

advertisement
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN
DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN ENERGI PANAS YANG
TERDAPAT DI LINGKUNGAN SEKITAR SERTA SIFAT-SIFATNYA
SISWA KELAS IV SDN RINGINPITU 2
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd )
Pada Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
OLEH :
YONGKI ANGGA PRASETIYA
NPM : 11.1.01.10.0381
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2016
Yongki Angga Prasetiya | 11.1.01.10.0381
FKIP–Pendidikan Guru Sekolah Dasar
simki.unpkediri.ac.id
|| 1||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Yongki Angga Prasetiya | 11.1.01.10.0381
FKIP–Pendidikan Guru Sekolah Dasar
simki.unpkediri.ac.id
|| 2||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Yongki Angga Prasetiya | 11.1.01.10.0381
FKIP–Pendidikan Guru Sekolah Dasar
simki.unpkediri.ac.id
|| 3||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN
DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN ENERGI PANAS YANG
TERDAPAT DI LINGKUNGAN SEKITAR SERTA SIFAT-SIFATNYA
SISWA KELAS IV SDN RINGINPITU 2
YONGKI ANGGA PRASETIYA
11.1.01.10.0381
FKIP – Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Pembimbing 1 : Sutrisno Sahari, M.Pd
Pembimbing 2 : Dr. Sulistiono, M.Si
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK
Yongki Angga Prasetiya : Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan Metode Demonstrasi Dan
Diskusi Terhadap Kemampuan Mendeskripsikan Energi Panas Yang Terdapat Di Lingkungan
Sekitar Serta Sifat-Sifatnya Siswa Kelas IV SDN Ringinpitu 2, Skripsi, PGSD, FKIP UNP
Kediri, 2015.
Penelitian ini dilatarbelakangi dari hasil observasi yang dilakukan pada siswa dan diskusi
dengan guru kelas, bahwa pembelajaran IPA di SDN Ringinpitu 2 masih didominasi oleh guru,
sehingga motivasi belajar siswa rendah, tidak bisa memecahkan masalah secara mandiri dan
berakibat pada hasil belajar siswa yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam mendeskripsikan energi panas setelah menggunakan metode
pembelajaran demonstrasi, untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mendeskripsikan energi
panas setelah menggunakan metode pembelajaran diskusi, dan untuk mengetahui perbedaan
setelah menggunakan metode pembelajaran demonstrasi dengan menggunakan menggunakan
metode pembelajaran diskusi. Penelitian dilakukan secara eksperimen, dengan desain tes akhir
dua kelompok diacak (post test-only control design). Subyek penelitian adalah siswa kelas IV-A
dan siswa kelas IV-B SDN Ringinpitu 2 yang berjumlah 24 siswa. Parameter yang diukur adalah
kemampuan mendeskripsikan energi panas, yang diukur dengan tes hasil belajar. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi
lebih baik dari pada menggunakan metode pembelajaran diskusi karena media konkrit dapat
memperluas wawasan dan dapat memberi contoh yang nyata bagi siswa, sehingga mereka dapat
memahami pelajaran dengan baik.
Kata Kunci
Metode demonstrasi dan diskusi, media konkrit, hasil belajar, energi panas
Yongki Angga Prasetiya | 11.1.01.10.0381
FKIP–Pendidikan Guru Sekolah Dasar
simki.unpkediri.ac.id
|| 4||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
pengalaman tersebut, peserta didik dapat
I. Latar Belakang Masalah
Pendidikan
merupakan
hal
yang
terpenting dalam kehidupan kita, ini berarti
bahwa setiap manusia berhak mendapat dan
mengaplikasikan
dalam
kehidupan
bermasyarakat.
Pencapaian
hasil
belajar
dalam
berharap untuk selalu berkembang dalam
pengembangan pendidikan, tidak dapat
pendidikan.
umum
terlepas dari kurikulum pendidikan yang
mempunyai arti suatu proses kehidupan
terus dikembangkan berdasarkan kebutuhan
dalam mengembangkan diri tiap individu
peserta
untuk dapat hidup dan melangsungkan
aktivitas apa saja yang dilakukan sekolah
kehidupan, sehingga menjadi seorang yang
dalam rangka mempengaruhi peserta didik
terdidik itu sangat penting. Pendidikan
dalam belajar untuk mencapai satu tujuan.
pertama
Pendidikan
kali
yang
secara
kita
Kurikulum
merupakan
di
Sehubungan dengan pernyataan di atas
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah
maka kurikulum sangat penting adanya
dan lingkungan masyarakat. Seiring dengan
untuk mendorong para guru, kepala sekolah
perkembangan
dan manajemen sekolah agar semakin
zaman
dapatkan
didik.
dan
kemajuan
teknologi, bangsa Indonesia dituntut untuk
meningkatkan
mampu beradaptasi dengan meningkatkan
menyelenggarakan
kualitas dan sumber daya manusianya.
pendidikan sesuai dengan harapan untuk
Dalam sistem pendidikan terdapat proses
belajar, dimana proses ini merupakan poin
utama
untuk
menjalankan
kreativitasnya
dalam
progam-progam
membantu peserta didik dalam mencapai
tujuan belajar.
pendidikan.
Dalam rangka mengoptimalkan tujuan
Tanpa proses belajar, pendidikan tidak
pendidikan, Kurikulum Tingkat Satuan
mungkin
akan
Menurut
Pendidikan
(KTSP)
Cronbach
(1975 dalam Agus, 2012:2)
pemerintah
dan
terlaksana.
sudah
ditelaah
dianggap
sebagai
belajar adalah perubahan perilaku sebagai
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
hasil dari pengalaman. Hasil kesuksesan
peserta didik karena mencakup kompetensi
proses belajar ditandai dengan perubahan
sikap, pengetahuan dan keterampilan secara
perilaku peserta didik. Terlepas perubahan
terpadu. Yang paling terlihat menonjol
tersebut menuju kearah positif ataupun
dalam KTSP adalah guru lebih diberikan
negatif. Hal itu tergantung kepada manusia
kebebasan
yang
Usaha
pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan
berfikir
kondisi siswa serta kondisi sekolah berada
menjalankannya.
mengembangkan
kemampuan
untuk
merencanakan
dalam belajar dapat membantu peserta didik
(Loeloek & Sofan, 2013:7).
untuk
demikian,
memecahkan
persoalan.
Yongki Angga Prasetiya | 11.1.01.10.0381
FKIP – Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Dari
maka
guru
Dengan
bebas
simki.unpkediri.ac.id
|| 5||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
mengembangkan mata pelajaran tertentu
disebut juga dengan metode ilmiah. Ilmu
yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
Pengetahuan Alam mempelajari tentang
Namun penerapan KTSP juga menemui
lingkungan sekitar yang dekat dengan
kendala
kehidupan manusia sehari-hari.
karena
kurikulum
ini
tidak
menjelaskan tentang metode dan media
Energi
panas
merupakan
segala
yang tepat untuk diterapkan pada setiap
kemampuan yang terjadi akibat adanya
materi yang diajarkan.
pengaruh
Pada
proses
Sebelum
diajarkan
guru
pastinya banyak siswa belum mengetahui
dalam
dan belum mengerti apa yang dimaksud
menentukan keberhasilan murid dalam
dengan energi panas dan bunyi, apa saja
belajar. Dalam meningkatkan pengetahuan
macam-macamnya serta contoh-contoh dari
murid khususnya pada mata pelajaran Ilmu
energi panas tersebut. Padahal semua itu
Pengetahuan Alam dibutuhkan kemampuan
sangat dekat dengan mereka dan sering
dari guru untuk mengembangkan kreasi
digunakan. Energi matahari adalah sumber
belajar, mampu menarik minat murid untuk
cahaya dan sumber panas yang sangat
belajar.
diperlukan
penting bagi makhluk hidup. Matahari
terobosan baru dalam proses pembelajaran
sudah bersinar sejak jutaan tahun yang lalu
yaitu dengan mengajak siswa ikut aktif
dan kita dapat memanfaatkan sinar dan
dalam proses belajar dan didukung dengan
panasnya itu. Jika kedua telapak tanganmu
penggunaan media yang mampu menarik
dirapatkan dan digosok-gosokkan, maka
minat siswa dalam mempelajari Ilmu
akan timbul panas. Panas tersebut timbul
Pengetahuan Alam.
akibat gesekan permukaan kedua telapak
mempunyai
pembelajaran,
panas.
peranan
Oleh
karena
penting
itu,
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan
tanganmu.
Energi
panas
menyebabkan
salah satu cabang ilmu pengetahuan dimana
tanganmu menjadi terasa hangat. Makin
objeknya adalah benda-benda alam. Ilmu
hangat sebuah benda, makin banyak energi
pengetahuan alam lahir dari pengamatan
yang dimilikinya. Kamu akan merasa
terhadap suatu gejala alam (fenomena) yang
hangat jika berada di dekat api unggun. Hal
dikaji secara terus menerus dan sistematis
ini disebabkan tubuhmu menerima energi
sehingga didapatkan suatu konsep ilmu.
panas dari api unggun tersebut. Panas yang
Sehingga dapat dikatakan bahwa
berpindah ini disebut kalor. Api kompor
Ilmu
Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan
dapat
ilmiah, yakni sebuah ilmu pengetahuan
terdapat energi panas yang berpindah dari
yang telah diuji kebenarannya melalui
api ke makanan . Sifat perpindahan panas
langkah-langkah
dibagi
yang
sistematis
yang
Yongki Angga Prasetiya | 11.1.01.10.0381
FKIP – Pendidikan Guru Sekolah Dasar
mematangkan
menjadi
makanan
tiga
macam
karena
yaitu
simki.unpkediri.ac.id
|| 6||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
perpindahan
panas
secara
konduksi,
konveksi dan radiasi
dan bunyi bisa meningkat. Pembelajarannya
pun tidak membosankan karena ada banyak
Salah satu solusi yang dapat menunjang
contoh nyata yang di tunjukkan di depan
pengetahuan siswa tentang energi panas
kelas. Sehingga siswa tidak merasa jenuh
adalah dengan mengembangkan metode
dan lebih memeperhatikan, serta aktif saat
pembelajaran
kegiatan belajar mengajar berlangsung.
yang
dapat
menciptakan
suasana belajar yang aktif, menyenangkan,
membantu
siswa
memahami
materi
Penelitian ini dilakukan karena masih
banyak
siswa
yang
bisa
macam
sifat
pelajaran yang sulit, dan membantu guru
membedakan
mengajarkan materi yang kompleks, adalah
perpindahan panas dan juga membedakan
metode
macam sumber energi bunyi dan sifat
pembelajaran
Penerapan
dimulai
demonstrasi.
metode pembelajaran
dari
guru
kompetensi
yang
menyajikan
gambaran
ini
menyampaikan
ingin
dicapai,
sekilas
perambatannya yang terdapat dilingkungan
sekitar.
guru
tentang
macam
belum
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu
dilakukan
penelitian
tentang
tentang
materi yang akan disampaikan,kemudian
“Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan
menyiapkan
Metode
bahan
atau
alat
yang
Demonstrasi
Dan
Diskusi
diperlukan, menunjuk salah satu siswa
TerhadapKemampuan Mendeskripsikan
untuk mendemostrasikan sesuai skenario
Energi
yang
lingkungan Sekitar Serta Sifat sifatnya
telah
disiapkan,
memperhatikan
seluruh
siswa
demonstrasi
menganalisanya,
kemudian
mengemukakan
hasil
dan
tiap
analisanya
menggunakan
Yang
Terdapat
Di
Pada Siswa Kelas IV SD”.
siswa
dan
kemudian guru membuat kesimpulan.
Selain
Panas
II. Metode Penelitian
A. Identifikasi Variabel Penelitian
metode
Dalam penelitian ini terdapat dua
pembelajaran yang tepat, harus ada media
variabel yang diteliti, yaitu sebagai berikut :
pendukungnya yaitu media nyata. Dengan
1.
menggunakan
media
dapat
Variabel bebas dalam penelitian ini
mengenalkan berbagai jenis dan contoh dari
adalah penerapan metode demonstrasi dan
sifat
metode diskusi
perpindahan
sehingga
mereka
gambaran
dari
panas
dapat
nyata
Variabel Bebas
dan
bunyi,
mempunyai
pembelajaran
2. Variabel Terikat
tersebut.
Variabel terikat dalam penelitian ini
Dengan begitu diharapkan pengetahuan
adalah kemampuan mendeskripsikan energi
siswa mengenai sifat perpindahan panas
panas. Kemampuan mendeskripsikan energi
Yongki Angga Prasetiya | 11.1.01.10.0381
FKIP – Pendidikan Guru Sekolah Dasar
simki.unpkediri.ac.id
|| 7||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
panas adalah kemampuan yang dimiliki
C. Tempat dan Waktu Penelitian
siswa dalam menjelaskan, menyebutkan,
1.
mendemonstrasikan, dan kreatif serta rasa
Tempat Penelitian
Tempat
penelitian
adalah
SDN
ingin tahu terhadap materi pelajaran.
Ringinpitu 2, yang berlokasi di Kecamatan
B. Teknik dan Pendekatan Penelitian
Plemahan Kabupaten Kediri pada tahun
1.
ajaran 2014/2015.
Teknik Penelitian
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai
Pertimbangan dalam memilih SDN
dalam penelitian ini, maka teknik penelitian
Ringinpitu 2 karena sebagian siswanya
ini adalah penelitian eksperimen.
masih memiliki kemampuan yang rendah
Desain dapat digambarkan sebagai berikut :
dan nilainya di bawah KKM. Warga
Tabel 3.1 Desain rancangan penelitian
Variabel
Post test
X1
karakteristik
memiliki
yang terbuka dan selalu
menerima berbagai pembaharuan yang
bebas
Eksperimen
pendidik di SDN Ringinpitu 2
Y1
bersifat membangun, sehingga menggugah
minat semua pihak untuk bersama-sama
1
Eksperimen
X2
Y2
mencari solusi terbaik dalam peningkatan
mutu pendidikan.
2
2. Waktu Penelitian
Keterangan :
X.1 = Perlakuan menggunakan metode
demonstrasi
X.2 = Perlakuan menggunakan metode
diskusi
Y1 = Nilai post test perlakuaan metode
demonstrasi
Y2 = Nilai post test perlakuaan metode
diskusi
2.
Pendekatan Penelitian
Penelitian
ini
direncanakan
akan
dilaksanakan dalam waktu 6 (enam) bulan,
terhitung mulai bulan mei 2015 sampai
dengan bulan Oktober 2015.
III. Hasil dan Kesimpulan
Dalam
penelitian
ini
data
yang
digunakan untuk mengukur kemampuan
mendeskripsikan
energi
panas
yang
terdapat di lingkungan sekitar serta sifatsifatnya siswa kelas IV SDN Ringinpitu 2
Penelitian ini menggunakan pendekatan
Kabupaten Kediri diperoleh dari nilai post
kuantitatif karena data penelitian berupa
test dengan menggunakan 20 soal pilihan
data numerik.
ganda.
Hasil belajar siswa setelah diberikan
pembelajaran
demonstrasi
Yongki Angga Prasetiya | 11.1.01.10.0381
FKIP – Pendidikan Guru Sekolah Dasar
menggunakan
dan
metode
pembelajaran
simki.unpkediri.ac.id
|| 8||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
menggunakan metode diskusi disajikan
diperoleh oleh 2 siswa. Sesuai standart
dalam lampiran 14, sedangkan rata-rata
kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran
hasil belajar siswa disajikan dalam gambar
IPA kelas IV di SDN Ringinpitu 2 adalah
4.1 berikut ini.
75
Pembahasan
Dari hasil analisis data hasil belajar
siswa
dengan
metode
pembelajaran
demonstrasi dan metode diskusi dapat
dilihat
bahwa
nilai
rata-rata
antara
keduanya tidak sama. Siswa pada kelompok
eksperimen 1 mendapatkan nilai rata-rata
yang lebih tinggi yakni 83,75 dengan
prosentase ketuntasan hasil belajar 87%,
Gambar 4.1 Grafik nilai Rata-rata hasil
sedangkan siswa kelompok eksperimen 2
belajar siswa yang diajar dengan
mendapatkan nilai rata-rata 72,50 dengan
metode demonstrasi (
) dan diajar
prosentase ketuntasan hasil belajar 42%.
dengan metode diskusi (
).
Metode
Dari diagram di atas diketahui bahwa
diskusi
metode
kesempatan
mendapat
83,75
demonstrasi
lebih baik dari pada metode pembelajaran
nilai rata-rata kelas yang diajar dengan
demonstrasi
pembelajaran
karena
dapat
kepada
memberikan
siswa
dengan prosentase ketuntasan hasil belajar
menggunakan
adalah 87%, sedangkan kelas yang diajar
langsung
dengan
diskusi
nyata. Dengan adanya media nyata dapat
mendapat nilai rata-rata 72,50 dengan
memperjelas suatu masalah dalam bidang
prosentase ketuntasan hasil belajar adalah
apa saja dan untuk tingkat usia beberapa
42%.
tertinggi
saja, sehingga dapat mencegah adanya
kelompok yang diajar dengan metode
kesalah pahaman. Metode demonstrasi
demonstrasi yaitu 100 yang diperoleh
dapat membantu anak didik memahami
sebanyak 2 siswa, nilai terendah yaitu 70
dengan jelas jalannya suatu proses atau
diperoleh oleh 3 siswa, sedangkan dari 24
kerja suatu benda karena memberikan
siswa
contoh
menggunakan
Dari
kelas
menggunakan
24
siswa
yang
metode
metode
nilai
diajar
dengan
diskusi
nilai
dengan
konkrit
ketrampilan
untuk
menggunakan
sehingga
siswa
praktek
media
dapat
memahami materi pelajaran dengan jelas.
tertingginya yaitu 85 yang diperoleh 3
Hasil penelitian ini juga didukung oleh
siswa dan nilai terendah adalah 60 yang
penelitian yang dilakukan oleh Muzakar
Yongki Angga Prasetiya | 11.1.01.10.0381
FKIP – Pendidikan Guru Sekolah Dasar
simki.unpkediri.ac.id
|| 9||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
(2014) yang menyimpulkan bahwa metode
belajar siswa kelas IV SDN Ringinpitu 2
demonstrasi
Kabupaten Kediri Tahun 2014-2015.
dapat
meningkatkan
hasil
belajar siswa kelas IV MIN Kolomayan
Wonodadi Blitar. Hal ini dapat dilihat dari
Simpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan
hasil pengamatan aktivitas peserta didik
pembahasan
dari siklus I sampai siklus II yaitu dari rata-
bahwa:
rata nilai peserta didik kurang dari 75
1. Pembelajaran
meningkat menjadi 75 keatas. Untuk hasil
metode demonstrasi dapat meningkatkan
tes juga mengalami peningkatan pada post
kemampuan mendeskripsikan energi panas
test I nilai peserta didik rata-rata 73,3
siswa kelas IV SDN Ringinpitu 2, dilihat
kemudian pada siklus II rata-rata nilainya
dari prosentase ketuntasan hasil belajar
80. Demikian juga dalam hal ketuntasan
sejumlah 87%.
juga mengalami peningkatan dari siklus I
2. Pembelajaran
kesiklus II yaitu 60% naik menjadi 85,7%.
metode diskusi belum dapat meningkatkan
Dari
dapat
kemampuan mendeskripsikan energi panas
disimpulkan bahwa hasil belajar peserta
siswa kelas IV SDN Ringinpitu 2, dilihat
didik meningkat secara siginifikan dan
dari prosentase ketuntasan hasil belajar
peserta didik merasa lebih senang dalam
sejumlah 42%.
mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan
3. Ada perbedaan antara menggunakan
dengan menggunakan metode demonstrasi
metode
melalui media sederhana.
menggunakan
wawancara
dan
Pembelajaran dengan
angket
maka
dapat
dengan
dengan
pembelajaran
disimpulkan
menggunakan
menggunakan
demonstrasi
metode
dan
pembelajaran
menggunakan
diskusi, perbedaan tersebut dapat dilihat
metode demonstrasi lebih baik dari pada
dari hasil belajar siswa. Kelas yang diajar
menggunakan metode pembelajaran diskusi
dengan metode pembelajaran demonstrasi
karena dapat memperdalam pemahaman
lebih unggul, karena mendapat nilai rata-
siswa dalam kegiatan belajar mengajar,
rata 83,75 dengan prosentase hasil belajar
media nyata dapat memberikan contoh yang
87%, sedangkan kelas yang diajar dengan
nyata bagi siswa. Sehingga mereka dapat
metode diskusi mendapat nilai rata-rata
memahami pelajaran dengan baik.
72,50 dengan prosentase hasil belajar 42%.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat
disimpulkan bahwa proses pembelajaran
IV. Daftar Pustaka
dengan menggunakan metode pembelajaran
Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta:
demonstrasi
dapat
meningkatkan
hasil
Yongki Angga Prasetiya | 11.1.01.10.0381
FKIP – Pendidikan Guru Sekolah Dasar
PT. Rajagrafindo Persada
simki.unpkediri.ac.id
|| 10||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Asra
dan
Sumiati.
Pembelajaran.
Bandung:
2009.
Metode
Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran.
CV
Wacana
Jakarta: Kencana Prenada Media.
Prima
Arikunto.
Sudjana
2010.
Prosedur
Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta.
dan
Ahmad.
2009.
Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Djamarah. 2000. Diskusi publik . Jakarta:
Sugiyono.
Rineka Cipta.
Pendidikan. Bandung: Alvabeta
Daryanto.
2012.
Media
Pembelajaran.
Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani
Sudjana.
2010.
2013.
Metode
Media
penelitian
Pengajaran.
Bandung: Sinar Baru Algesindo
Usman. 2005. Metode diskusi. Bandung: Sinar
Sejahtera
Hasibuan. 1985. Proses Belajar Mengajar .
Baru Algensindo.
http://www.kitapunya.net/2015/07/pengerti
Bandung: Remaja Rosdakary
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar.
an-contoh-konduksi-konveksi-
Bandung: Pustaka Setia
radiasi.html
Haryono. 2013. Pembelajaran IPA yang
menarik dan mengasyikkan. Yogyakarta:
1992.
http://www.berpendidikan.com/2015/06/pe
ngertian-dan-contoh-perpindahankalor-secara-konduksi-konveksi-
Kepel Press
Moedjono.
Media
Strategi
Belajar
radiasi.html
Mengajar, Jakarta : Depdikbud
Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan
Media
Pembelajaran.
Jakarta:
Referensi Jakarta.
Yongki Angga Prasetiya | 11.1.01.10.0381
FKIP – Pendidikan Guru Sekolah Dasar
simki.unpkediri.ac.id
|| 11||
Download