EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TEKNIK MEMBACA PREVIEW QUESTION, READ, SUMMARIZE DAN TES (PQRST) DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP CERPEN “MALAIKAT PELINDUNG” KARYA GISHA RIZKY PRADITA PADA SISWA KELAS VIII SMPN 3 CILAWU KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011-2012 IMAS MASKIAH 1021.0576 Program Studi Pendidikan Bahasa Dan sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK Kemampuan membaca merupakan kemampuan yang sangat penting dalam kehidupan kita. di masa lalu, sekarang, maupun yang akan datang.Membaca adalah sesuatu yang lumrah. Nyaris tak ada manusia yang tidak mengalami membaca sepanjang hayatnya. Membaca adalah kegiatan yang sangat purba dimulai sejak Nabi Adam diajari oleh Tuhan mengeja sejumlah nama-nama, sampai saat ini aktivitas membaca masih dilakukan, sehingga sejarah peradaban manusia menggelinding terutama dikemudikan oleh kegiatan membaca (Saifullah dalam Tarigan, 1990:3). Membaca karya sastra merupakan salah satu kegiatan dalam upaya memahami dan mengapresiasi hasil karya sastra Namun demikian dalam pelaksanaannya ada beberapa hal yang harus diperhatikan tatkala membaca sebuah karya sastra, Hal ini mengingat jumlah dan jenis karya sastra sangat banyak Oleh karena itu perlu ada upaya memilih dan memilah karya sastra apa yang hendak dibaca. Di samping itu dalam membaca sebuah karya sastra harus terfokus pada tujuan untuk mengetahui berbagai unsur intrinsik karya sastra yang dibaca. Hasil penelitian sebagaimana telah dideskripsikan dan dianalisis sebelunmya, menunjukkan bahwa hasil pembelajaran dalam bentuk adanya perubahan pemahaman siswa dalam memahami isi bacaan khususnya cerpen lebih baik dari sebelum pembelajaran. Pencapaian rata-rata 7,02 dari sebelum pembelajaran 5,11 menunjukkan terjadi kenaikan pemahaman bacaan siswa sebesar 1,91. Kondisi ini sekaligus menunjukkan bahwa teknik membaca PQRST efektif dalam meningkatkan pemahaman bacaan siswa. Kebiasaan membaca siswa yang diperoleh secara alami belum tentu menunjukkan sikap membaca yang baik. Berbagai kebiasaan siswa dalam membaca masih sering ditemukan pada siswa. Membaca dengan bersuara, bibir komat kamit, gerakan kepala yang mengikuti arah tulisan, dan menunjuk bacaan dengan jari sesungguhnya merupakan beberapa kebiasaan yang sering ditemukan dan berdampak pada memperlambat kemampuan siswa dalam membaca. Sementara itu penggunaan teknik PQRST khususnya dalam membaca karya sastra mempersyaratkan bahwa pembelajaran sastra di kelas harus ditandai oleh terdapamya aktivitas membaca karya sastra, baik itu dilakukan oleh pengajar maupun murid. Guru harus mampu menciptakan kelas pembelajaran sastra sebagai sebuah bentuk hubungan sosial kemanusiaan sehingga dalam pembelajaran terjadi dialog antara murid dengan murid. KATA KUNCI:TEKNIK MEMBACA / PREVIEW QUESTION, READ, SUMMARIZE DAN TES (PQRST) PENDAHULUAN Membaca adalah kegiatan berbahasa yang dilakukan melalui proses berpikir dan bernalar untuk memperoleh informasi yang disampaikan penulis melalui media tulisan. Kemampuan membaca merupakan kemampuan yang kompleks yang membuat kerja sama antar sejumlah kemampuan. Untuk dapat membaca suatu bacaan, seseorang harus dapat menggunakan pengetahuan yang sudah dimilikinya. Banyak sekali batasan yang dikemukakan orang tentang membaca tergantung dari segi mana memandangnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1996 : 455), tercantum beberapa pengertian tentang membaca, yaitu: (1) melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam had); (2) mengeja, atau melafalkan apa yang tertulis; (3) mengucapkan; (4) mengetahui, meramalkan; dan (5) menduga, memperhitungkan, memahami. Di samping itu, apabila dirasakan dan diamati, membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipeigunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Sementara itu Akhadiah (1992 : 2), memberikan pengertian membaca yaitu "Membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf-huruf dan kata-kata menghubungkannya dengan bunyi serta maknanya, dan menarik kesimpulan mengenal maksud bacaan". Bagi lingkungan masyarakat tertentu, membaca merupakan sebagian kegiatan sehari-hari yang dilakukan sebagai kebiasaan atau bahkan kebutuhan di samping kebutuhan pokok lainnya, seperti makan dan minum. Lingkungan tersebut adalah lingkungan terpelajar seperti cendekiawan, para pejabat pemerintah, pengusaha besar, wartawan, guru, mahasiswa dan penulis. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat penulis simpulkan bahwa tujuan membaca adalah untuk memperoleh informasi yang meliputi isi, memahami bacaan yang berhubungan dengan maksud, tujuan, serta kebutuhan pembaca Selain itu, tujuan membaca merupakan modal utama dalam proses membaca karena dengan adanya tujuan, maka kegiatan membaca akan terarah kepada apa yang akan diperolehnya dari hasil membaca. KAJIAN TEORI DAN METODE Reading for details or facts, adalah membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh sang tokoh; apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh sang tokoh. Membaca seperti itu disebut membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau faktafakta Reading for main ideas, adalah membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami sang tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ideide utama. Aspek-Aspek membaca Secara garis besar terdapat dua aspek penting dalam membaca Hal ini dipertegas oleh Broughton dalam Tarigan (1982 : 13) yang menerangkan sebagai berikut. 1) Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skill) aspek ini mencakup: a) Pengenalan bentuk huruf; b) Pengenalan unsur-unsur linguistik; c) Pengenalan hubungan/ korespondensi pola ejaan dan bunyi; d) Kecakapan membaca bertarap larabat. 2) Keterampilan yang bersifat pemahaman {comprehension skill) aspek ini mencakup: a) memahami pengertian sederhana; b) memahami signifikasi atau makna; c) evaluasi atau penilaian; d) kecepatan membaca yang fleksibel. Untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam aspek keterampilan mekanis tersebut di atas, maka aktivitas membaca yang paling sesuai adalah membaca nyaring atau membaca bersuara, contohnya membaca puisi-puisi yang sederhana Untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam membaca pemahaman, maka aktivitas atau kegiatan membaca yang paling tepat adalah dengan membaca dalam hati, contohnya membaca sural kabar, karya ilmiah, dan sebagainya. B. Penggunaan Teknik PQRST Jika Anda membaca suatu buku, tentu Anda mempunyai tujuan tertentu sebeium Anda melakukannya Tujuan itu bermacam-macam, bukan bergantung kepada keperluannya Kegiatan membaca itu kadang-kadang hanya untuk mencari hiburan, sebagai pengisi waktu senggang saja, sekadar untuk mencari informasi tertentu, dan mungkin untuk keperluan studi. Tujuan membaca di sini bukan hanya sekadar menemukan informasi tertentu, melainkan lebih jauh sampai di pemahaman isi secara keseluruhan secara komprehensif. Spache (dalam Tarigan, 1986:93), mengemukakan enam keterampilan dasar penting dalam keberhasilan membaca suatu buku. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dan deskriptif. Bereksperimen adalah mengadakan percobaan untuk melihat suatu hasil. Hasil ini yang akan menegaskan kedudukan perhubungan kausal antara variabelvariabel yang diselidiki. Dalam metode kuasi eksperimen ini, penulis melakukan uji coba model pembelajaran membaca cerpen "Malaikat Pelindung" karya Gisha Rizky Praditha dengan menggunakan teknik PQRST untuk mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan teknik tersebut dalam meningkatkan pemahaman terhadap cerpen "Malaikat Pelindung" karya Gisha Rizky Praditha pada siswa kelas VII SMPN 3 Cilawu. Dalam rancangan kegiatan penelitian ini, hal pertama dilakukan adalah mengukur kemampuan dasar siswa sebagai objek penelitian, lalu dikenakan perlakuan untuk jangka waktu terentu. Setelah itu, dilakukan pengukuran kembali untuk mengetahui penibahan setelah perlakuan dalam PBM dilaksanakan. HASIL DAN PEMBAHASAN Meskipun dilihat dari pencapaian rata-rata terjadi perubahan yang cukup baik, namun perubahan tersebut belum menunjukkan perubahan yang berarti, sebelum diuji secara statistik. Oleh karena itu di bawah ini akan penulis lakukan. Proses pengujian secara statistik antara kemampuan awal dan kemampuan akhir siswa dalam memahami isi bacaan, dengan langkah-langkah sebagai berikut ini.Secara umum terjadi perbedaan 19,1 antara nilai kemampuan pemahaman bacaan siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Penguasaan siswa terhadap tema dan alur cerita menunjukkan perubahan yang paling besar mencapai 34,02 dan 26,5. Hal ini menunjukkan bahwa dengan teknik PQRST kemampuan siswa dalam memahami tema dan alur cerita menunjukkan perubahan yang sangat baik, sementara itu perubahan paling kecil terjadi pada kemampuan siswa memahami amanat yang disampaikan isi cerita yang hanya mencapai 10,42. Kesimpulan Pada bagian akhir tulisan ini, akan penulis kemukakan tiga simpulan yang didasarkan pada nimusan masalah yang telah dituangkan pada bagian sebelumnya serta dilandasi hasil penelitian. Simpulan yang dapat ditarik dikemukakan di bawah ini. 1. Kemampuan pemahaman membaca cerpen sebelum menggunakan teknik PQRST pada siswa kelas VII SMPN 3 Cilawu menunjukkan kemampuan yang rendah, hal ini ditandai dengan pencapaian rata-rata pemahaman siswa terhadap cerpen yang hanya mencapai 5,11. Beberapa kriteria penilaian dan pencapaian pemahaman siswa terhadap cerpen antara lain rata-rata pemahaman terhadap tema (45,47%), alur cerita dalam cerpen (49,23%), pemahaman terhadap tokoh dan penokohan (54,7%), pemahaman terhadap amanat yang terkandung dalam cerpen (51,97%) serta kemampuan siswa dalam mengungkapkan kembali isi cerpen (52,31%). 2. Kemampuan pemahaman membaca cerpen setelab menggunakan teknik PQRST pada siswa kelas VII SMPN 3 Cilawu, menunjukkan kemampuan pemahaman bacaan yang baik. Hal ini ditandai dengan pencapaian rata-rata 7,02. Sementara itu, pemahaman siswa terhadap ratarata tema cerpen dicapai sebesar (79,49%), alur cerita dalam cerpen (75,73%), pemahaman terhadap tokoh dan penokohan (76,75%), pemahaman terhadap amanat yang terkandung dalam cerpen (62,39%) serta kemampuan siswa dalam mengungkapkan kembali isi cerpen (65%) 3. Hasil penelitiah menunjukkan rata-rata pemahaman awal siswa terhadap cerpen dicapai sebesar 51,1 dan pemahaman akhir setelah pembelajaran dicapai rata-rata nilai 70,2, dengan demikian terjadi kenaikan rata-rata kemampuan pemahaman siswa terhadap cerpen sebesar 19,1. Sementara itu berdasarkan hasil perhitungan statistik uji t yang dilakukan diperoleh thitung > ttabel (14,38 > 2,428) pada taraf kepercayaan 95%, sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa dalam memahami cerpen sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran berbeda. Sementara itu diamati dari rata-rata pemahaman siswa terhadap bacaan (cerpen) menunjukkan bahwa penggunaan teknik PQRST efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap karya sastra khususnya cerpen. DAFTAR PUSTAKA Aminudin. (1987). Pengantar Apresiasi Sastra. Malang: Sinar Baru. Aminuddin. (2000). "Pembelajaran Sastra sebagai Proses Pemberwacanaan dan Pemahaman Perubanan Ideologi". dalam Sudiro Satoto dan Zaimiddin Fananie (Eds.). Sastra: Ideologi, Politik, dan Kekuasaan. Surakarta: University Muhamadiyah Press-HISKI Komisariat Surakarta. Arikunto, S. (1993). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Pvineka Cipta. Arikunto, S. (1996). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Harjasudjana, A.S. (1996). Materi Pokok Keterampilan Membaca. Jakarta: Karuniaka. Kelompok Studi Bahasa dan Sastra Indonesia. (1991). Keterampilan Membaca. YA3. Malan Nadeak, M. (1985). Pengajaran Apresiasi Sastra. Bandung: Sinar Baru. Nurgiyantoro, B. (1995). Penilian Pengajaran Bahasa Indonesia. Yogyakarta: BPFE. Nurhadi. (1989). Bagaimana Menmgkatkan Kemampuan Membaca, Suatu Teknik Memahami Literaturyang Efisien. Bandung: Remadja Rosdakarya. Nurhadi. (1987). Membaca Cepatdan Efektif. Jakarta: C.V. Sinar Baru. Rahmanto, B. (19SS). Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kansius. Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Soedarso. (1994). Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia. Sudjana, N. (1999). Penikaan Hasil PBM. Bandung: Remadja Rosdakarya. Surakhmad, W. (1994). Pengantar Penelitian Umiah. Bandung: Tarsito. EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TEKNIK MEMBACA PREVIEW QUESTION, READ, SUMMARIZE DAN TES (PQRST) DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP CERPEN “MALAIKAT PELINDUNG” KARYA GISHA RIZKY PRADITA PADA SISWA KELAS VIII SMPN 3 CILAWU KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011-2012 MAKALAH IMAS MASKIAH 1021.0576 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012