perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran

advertisement
PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN TINGKAT MOTOR
ABILITY TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN DRIBBLE
PASSING DALAM BERMAIN SEPAKBOLA
(Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran Drill, Pemecahan Masalah dan Terhadap
Peningkatan Keterampilan Dribble Passing Bermain Sepakbola Pada Siswa Putra SMP N 1
Jumapolo Karanganyar)
Benny Andriyana Wahyudi, M. Furqon Hidayatullah, Muchsin Doewes
Magister Ilmu Keolahragaan Program PASCASARJANA UNS
[email protected]
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh : (1)
pendekatan pembelajaran terhadap peningkatan keterampilan dribble passing dalam
bermain sepakbola,
(2) prbedaan peningkatan motor ability terhadap peningkatan
keterampilan dribble passing dalam bermain sepakbola, (3) pengaruh Interaksi antara
pendekatan pembelajaran dan peningkatan motor ability terhadap peningkatanketerampilan
dribble passing dalam bermain sepakbola.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2 x 2.
Populasi penelitian ini adalah siswa putra SMP N 1 Jumapolo. Teknik sampling yang
digunakan adalah proposive random sampling, besarnya sampel yang diambil sebanyak 40
siswa putra. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan pengukuran. Pengambilan
data dribble dan passing bola. Pengambilan data kemampuan motorik tes
motorability.Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis varians dan uji
rentang Newman Keuls, pada taraf singnifikansi 5 %.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : (1)
Ada perbedaan pengaruh signifikan antara pendekatan pembelajaran drill dan pemecahan
masalah terhadap peningkatan keterampilan dribble passing, Fhitung>Ftabel atau 6,80>4,08.
Pengaruh pendekatan pembelajaran drill terhadap peningkatan keterampilan dribble passing
lebih baik dari pada pemecahan masalah. (2) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan
terhadap peningkatan keterampilan dribble passing pada permainan sepakbola bagi siswa
putra yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan rendah, 15,95> Ftabel = 4,08. Pengaruh
tingkat motor ability tinggi terhadap peningkatan keterampilan dribble passing lebih baik
dari pada tingkat motor ability rendah. (3) Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan
antara pendekatan pembelajaran dan tingkat motor ability terhadap peningkatan
keterampilan dribble passing pada permainan sepakbola, Fhitung = 9,33> Ftabel = 4,03. Berarti
dapat disimpulkan : a) Siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi lebih cocok jika
diberikan pendekatan pembelajaran pemecahan masalah dan b) Siswa dengan kemampuan
gerak rendah lebih cocok jika diberikan pendekatan pembelajaran drill.
Kata Kunci :Pendekatan Pembelajaran, Tingkat MotorAbility, Keterampilan Dribble passing.
PENDAHULUAN
Pendidikan jasmani mengandung pengertian yang menyangkut suatu aspek dan
bentuk kegiatan tertentu dari pelajar dalam proses pendidikan. Pendidikan jasmani adalah
suatu bagian dari pendidikan keseluruhan. Pendidikan jasmani dan kesehatan yang
mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat sehari-hari mempunyai
peranan penting dalam pembinaan dan pengembangan individu maupun kelompok dalam
menunjang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, serta emosi yang selaras,
serasi dan seimbang. Ateng (2003:52) mengemukakan bahwa tujuan pendidikan jasmani
antara
lain:
(a)
Merangsang
pelajaran pendidikan jasmani
sekolah
pertumbuhan dan perkembangan organik,
dasar. Bermain sepakbola memiliki unsur
(b) Keterampilan neuromuskuler motorik,
dasar
(c)
Kompleksitas
Perkembangan
Perkembangan
intelektual,
emosional.
(d)
Pendekatan
drill dan pemecahan masalah adalah salah
satu
cara
belajar
yang
yang
sangat
kompleks.
permainan
membawa
implikasi terhadap proses pembelajaran
ketrampilan bermain sepakbola.
dalam
Upaya
pelaksanaannya dilakukan melalui bentuk
permasalahan
modifikasi permainan. Dalam pendekatan
belajar sepak dan tahan bola tersebut,
pemecahan
masalah
maka
kebebasan
untuk
siswa
diberi
mengekspresikan
kemampuannya
dalam
dikaji
mengatasi
pencapaian
dan
diteliti
hasil
lebih
mendalam baik secara teoritik maupun
tujuan
praktik melalui Penelitian Tindakan Kelas.
ditetapkan.
Sebagai sampel yang akan diteliti dalam
Dengan cara bermain diharapkan siswa
penelitian ini adalah siswa kelas atas
dapat memliki kreativitas dan inisiatif
Sekolah
untuk memecahkan masalah yang muncul
Jumapolo Karanganyar tahun pelajaran
selama proses pembelajaran berlangsung.
2010/2011.
Melalui
Rumusan Masalah Penelitian
pembelajaran
terhadap
perlu
untuk
yang
bermain
telah
dikembangkan
juga
unsur kompetitif, sehingga siswa saling
1.
pembelajaran
pendekatan
pemecahan
dan
pemecahan
peningkatan
merupakan
pendekatan
pencapaian
pendekatan
salah
untuk
hasil
bermain
1
pengaruh
masalah
terhadap
keterampilan
dribble
2.
Adakah
perbedaan
peningkatan
satu
pengaruh
keterampilan
dribble
dapat
passing dalam bermain sepakbola
meningkatkan
terhadap motor ability tinggi dan
pembelajaran
digunakan
dasar
bahwa,
Negeri
passing dalam bermain sepakbola.
masalah yang telah diungkapkan di atas
bermain
perbedaan
uraian
drill
menggambarkan
Adakah
Pertama
pendekatan pembelajaran drill dan
berlomba menunjukkan kemampuannya.
Berdasarkan
Menengah
yang
belajar
sepakbola
ketrampilan
khususnya
rendah.
3.
Adakah pengaruh interaksi antara
dribble passing bola. Namun pencapaian
pendekatan pembelajaran dan motor
hasil belajar tidak hanya dipengaruhi oleh
ability
pendekatan pembelajaran saja, masih ada
keterampilan dribble passing dalam
faktor lain seperti kemampuan kondisi
bermain sepakbola.
terhadap
fisik siswa, motifasi, sarana dan prasarana
Tujuan Penelitian
dan lain-lain.
1.
Sepakbola
merupakan
Mengetahui
peningkatan
perbedaan
pengaruh
cabang
pendekatan pembelajaran terhadap
olahraga permainan yang peraturannya
hasil belajar dribble passing dalam
dapat dimodifikasi, sehingga termasuk
permainan sepakbola pada siswa
materi yang harus diberikan pada mata
putra SMP N 1 Jumapolo.
2.
3.
Mengetahui
perbedaan
pengaruh
pendekatan
pembelajaran
sangat
menentukan
tingkat
motor
permainan
ability terhadap hasil belajar dribble
sepakbola.
passing dalam permainan sepakbola
penguasaan keterampilan teknik dasar
pada siswa putra SMP N 1 Jumapolo.
bermain setiap pemainnya di dalam
Mengetahui
pengaruh
memainkan dan menguasai bola, maka
pendekatan pembelajaran dan motor
makin cepat dan cermat kerja sama
ability terhadap hasil belajar dribble
kolektif akan tercapai.
interaksi
passing dalam permainan sepakbola
pada siswa putra SMP N 1 Jumapolo.
Makin
baik
guru
permainan
dengan
suatu
bola
yang
dimainkan oleh dua regu yang masing-
untuk mencapai prestasi, dan bagi proses
masing regunya terdiri dari sebelas
pembelajaran
orang
itu
inovatif
pencapaian
proses
lebih
adalah
mengajar
kreatif,
dalam
akan
tingkat
Sepakbola
Sepakbola
para
memudahkan
kesebelasan
b. Keterampilan Teknik Dasar Bermain
Manfaat Penelitian.
Bagi
suatu
sendiri
dan
kualitas
akan
produktif
lebih
dalam
pembelajaran
dan
termasuk
gawang.
Permainan
dilakukan
dengan
hasil belajar yang lebih baik.
badan
KAJIAN TEORI
lengannya/tangan.
Permainan sepakbola
permainan
a. Hakekat Permainan sepakbola
keterampilan
Permainan
sepakbola
adalah
atau permainan tim. Kesebelasan yang
badannya,
baik,
tangannya.
kesebelasan
yang
menampilkan
kompak.
tangguh
Dapat
adalah
mampu
permainan
yang
dikatakan
bahwa
sepakbola
bagian
dengan
kedua
Hampir
seluruh
dilakukan
kaki
dengan
kecuali
penjaga
gawang yang pada waktu memainkan
bola
dan
penjaga
seluruh
kecuali
cabang olahraga permainan beregu
kuat
seorang
bebas
menggunakan
dengan
anggota
kaki
maupun
adalah
proses
Pendekatan Pembelajaran
Pembelajaran
interaksi peserta didik dengan pendidik
kesebelasan yang baik bila terdapat
dan
kerja sama tim yang baik. Untuk
lingkungan
mendapatkan kerja sama tim yang
merupakan
tangguh diperlukan permain-pemain
pendidik
yang menguasai bagian-bagian dari
pemerolehan
beracam-macam teknik dasar bermain
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
sepakbola
terampil
pembentukan sikap dan kepercayaan pada
Kualitas
peserta
dan
melaksanakannya.
sumber
belajar
pada
belajar.
bantuan
agar
ilmu
didik.
Pembelajaran
yang
dapat
diberikan
terjadi
dan
Dengan
proses
pengetahuan
kata
pembelajaran
setiap pemain tidak lepas dari faktor-
membantu
faktor kondisi
belajar dengan baik. Proses pembelajaran
peserta
proses
lain
keterampilan teknik dasar bermain
fisik dan taktik yang
adalah
suatu
didik
agar
untuk
dapat
dialami sepanjang hayat seorang manusia
geraknya sendiri masih belum baik karena
serta
masih
dapat
berlaku
dimanapun
dan
dalam
taraf
mencoba
–
coba
kapanpun.
gerakan. Pada fase kognitif proses belajar
a.
Pendekatan Pembelajaran Drill
di awali dengan aktif berfikir tentang
Pendekatan
dasarnya
gerakan yang dipelajari. Siswa berusaha
merupakan pendekatan belajar yang
mengetahui dan memahami gerakan dari
berorientasi pada guru sebagai cara
informasi
yang
diberikan
pendekatan
Informasi
dapat
bersifat
pada
drill
siswa
metode
pada
didalam
belajar
gerak
sekolah
dasar.
Dalam
pendekatan
drill
memang
kepadanya.
verbal
atau
bersifat visual. Informasi verbal adalah
informasi
yang
berbentuk
penjelasan
memilki kelebihan dan kekurangan
dengan menggunakan kata – kata. Di sini
seperti
indera
halnya
pendekatan
metode-metode
pembelajaran
yang
lainnya.
aktif
berfungsi.
Informasi visual adalah informasi yang
dapat
b. Pemecahan masalah
pendengaran
dilihat.
Informasi
ini
dapat
berbentuk contoh gerakan atau gambar
Metode pemecahan masalah adalah
gerakan, di sini indera penglihatan aktif
cara pendekatan dalam mengajarkan
berfungsi.
atau melatihkan dimana guru atau
a. Gerakan yang terampil dan efisien
pelatih
hanya
memberikan
rambu-
pada anak-anak
rambumengenai tujuan atau gambaran
Gerakan
yang
terampil
gerak keterampilan yang harus di
pada dasarnya merupakan gerakan
kuasai oleh siswa atau atlet, untuk
yang
kemudian
siswa
berbagai
kebebasan
untuk
caranya
atau
atlet
berusaha
masing-masing
agar
diberi
akan
dapat
dapat
Hal ini sesuai pendapat Drowatzky
(1975: 34), yaitu: “Tiga komponen
utama yang mendukung gerakan yang
Fitts dan Postner dalam Gagne
efisien, yaitu: kesegaran jasmani dan
222),
kemampuan
gerak,
keterampilan
penginderaan
atau
fase
proses
proses
mengemukakan
belajar
digambarkan
yaitu:
faktor
antara
menimbulkan gerakan yang efisien.
Motor ability
“Proses
Keterkaitan
dengan
mencapai tujuan tersebut.
(1977:
efisien.
Fase
gerak
memiliki
awal
3
(kognitif),
bahwa:
belajar,
Fase
Gambaran
–
mengenai
kemampuan
sensori
serta
perseptual”.
komponen
–
penghubung (asosiatif), dan Fase akhir
komponen pendukung gerakan yang
(otonom)“. Fase kognitif merupakan fase
efisien dan unsur – unsurnya dapat
awal dalam belajar gerak keterampilan.
dilihat pada gambar berikut:
Fase kognitif merupakan perkembangan
yang menonjol terjadi pada diri siswa, di
mana siswa mengerti tentang gerakan
yang dipelajari. Sedangkan penguasaan
terjadi pada kondisi lingkungan yang
berubah – ubah dan stimulusnya berasal
dari luar, (4) berdasarkan kontrol umpan
balik termasuk dalam kontrol lingkaran
terbuka, karena umpan balik yang timbul
dapat
dimanfaatkan
untuk
gerakan
berikutnya.
b)
Faktor-faktor
Yang
Mempengaruhi
Kemampuan Gerak Dasar
Perkembangan kemampuan gerak
Komponen gerakan efisien
dasar
(Drowaztky,
gerakan
–
yang
unsur
terampil
maupun dari luar yaitu lingkungan dan
efisien
sarana belajar. Dengan demikian akan
menurut Broer dan Zernicke (1979: 35),
terdapat kemampuan gerak dasar tinggi
menyatakan bahwa: “Tiga prasarat untuk
dan rendah. Adapun faktor-faktor yang
gerakan yang efisien, yaitu unsur fisik,
mempengaruhi
mental, dan emosional”. Ketiga unsur
secara
terpisah
yang
serasi
Kemampuan
1.
Berdasarkan klasifikasi tersebut
bila
dikaitkan
dengan
penguasaan
keterampialn bermain sepakbola, maka
dapat disampaikan sebagai berikut: (1)
2.
besar
dan
kecil,
(2)
3.
berdasarkan titik awal dan titik akhir,
terdiri dari bagian – bagian
yang jelas
titik awal dan titik akhirnya dan dilakukan
secara
stabilitas
berangkai,
(3)
berdasarkan
lingkungan,
termasuk
keterampilan terbuka, karena gerakannya
aktivitas pada masa
1. aktivitas pada masa
sebelumnya
anak
diberikan
dikekang
kebebasan
2. lingkungan,
lingkungan,
orang
4.
kurang
3. koordinasi
tubuh dan kekuatan
lemah
tubuh
kondisi
fisik
4. kurang bermotivasi
motivasi melakukan
terhadap
kegiatan tinggi
olahraga.
kesempatan
orang
kurang mendukung
dan
Seorang
atau
tua dan pra sarana
memiliki koordinasi
otot yang baik
termasuk gerakan serial, karena gerakan
gerak
dasar rendah
pendukung
gerak agal dan halus, karena melibatkan
otot
Kemampuan
tua dan pra sarana
berdasarkan kecermatan gerak, termasuk
sejumlah
gerak
dasar tinggi
atau
terorganisasi dengan baik.
dalam
kemampuan gerak dasar
efisien. Ketiganya harus berfungsi dalam
mekanisme
disajikan
Tabel 1.Faktor-faktor yang mempengaruhi
dalam
mewujudkan gerakan yang terampil dan
suatu
dapat
tabel sebagai berikut:
tersebut tidak dapat berfungsi sendiri –
sendiri
akan
faktor, baik dari dalam yaitu pembawaan
pendukung
dan
siswa
berlainan. Hal ini dipengaruhi oleh banyak
1975:34)
Unsur
masing-masing
guru
yang
kegiatan
mempunyai
baik
untuk
mempertimbangkan potensi ketangkasan
muridnya guna keperluan pengembangan
calon peneliti bahwasannya, penelitian ini
di masa yang akan datang. Pengembangan
layak untuk diteliti yang didukung oleh
kemampuan gerak dasar juga banyak
kajian teori serta kerangka berpikir yang
tergantung dari pada dasar fisiologis,
sistematis,
peranan
memberikan hipotesis penelitian sebagai
belajar
dan
lingkungan
kebudayaan serta kemampuan seseorang.
berikut;
Faktor-faktor
1. Ada
biologi
dan
memainkan
peranan
menentukan
kemampuan
seseorang.
Sebagai
fisiologi
penting
dalam
gerak
contoh
maka
perbedaan
calon
peneliti
pengaruh
antara
pendekatan pembelajaran drill dan
dasar
pemecahan
masalah
adalah
peningkatan
terhadap
keterampilan
dribble
seseorang yang mempunyai indera mata
passing dalam bermain sepakbola.
kurang berfungsi, maka hasil tersebut
2. Ada perbedaan pengaruh peningkatan
akan
mempengaruhi
penglihatannya
membatasi
keterampilan dribble passing dalam
menyebabkan
bermain sepakbola terhadap motor
dan
sehingga
perbedaan dalam melakukan kegiatannya.
Kemampuan
gerak
dasar
seseorang
ability tinggi dan rendah.
3. Ada
pengaruh
interaksi
antara
berbeda, tergantung dari sensitif tidaknya
pendekatan pembelajaran dan motor
otot-otot dan kelompok otot, komposisi
ability
jaringan otot atau perbedaan susunan dari
keterampilan dribble passing dalam
sistem
bermain sepakbola.
saraf
memberikan
pusat.
Faktor
pengaruh
keturunan
pula
pada
kemampuan gerak dasar, terutama dalam
menetapkan pembatasan kondisi, akan
tetapi variasi yang sangat luas masih tetap
dimungkinkan. Faktor-faktor lingkungan
dan belajar memainkan peranan yang
lebih
besar
dalam
mempengaruhi
pengembangan kemampuan, oleh karena
itu prinsip seluruh proses pendidikan
formal merupakan dasar. Kemampuan
dasar
mulai
diperoleh
dari
awal
kehidupan, oleh karena itu lingkungan
kehidupan anak-anak terutama adanya
pemeliharaan
sangat
pertumbuhan
penting
yang
artinya
baik
bagi
terhadap
1. METODOLOGI PENELITIAN
Metode dan Rancangan Penelitian
Metode yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah faktorial 2x2 (Sevilla,
Consuelo
G
et
1993:113).
al
argumentasi
ilmiah
secara tertulis sudah disampaikan oleh
Tuwu
A,
mengenai
eksperimen faktorial bahwa yang diukur
tidak hanya pengaruh faktor utama dari
setiap variabel bebas terhadap variabel
terikat, tetapi juga pengaruh interaksi
antar variabel–variabel bebas. Rancangan
penelitian tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut:
Tabel 2. Rancangan Faktorial 2 x 2
Rumusan Hipotesis
Pemberian
dalam
Dijelaskan
Variabel Atributif
pengembangan kemampuan dasar.
peningkatan
Variabel manipulative
Motor
ability
Tinggi
(b1)
Motor
ability
Rendah
(b2)
Pendekatan
Pendekatan
pembelajaran
Pendekatan
Pembelajaran
Drill
(a1)
Pendekatan
Pembelajaran
Pemecahan
masalah
(a2)
Keterangan:
a1b1
a1b2
a2b2
pembelajaran,
yang
proses
merujuk
pada
umum,
di
dalamnya
mewadahi,
dengan pendekatan pembelajaran
menginspirasi,
drill dengan kategori motor ability
melatar
tinggi
pembelajaran dengan cakupan teoritis
: Kelompok siswa yang mengikuti
tertentu.
dengan
pembelajaran
kategori
motor
drill
ability
menguatkan
belakangi
dan
metode
2. Pendekatan Pembelajaran Drill
Pendekatan
latihan drill adalah
rendah
pembelajaran yang diberikan secara
: Kelompok Siswa yang mengikuti
terus
pendekatan
permaianan
pembelajaran
pemecahan
a2b2
terhadap
proses yang sifatnya masih sangat
pendekatan
a2b1
kita
pandangan tentang terjadinya suatu
a1b1: Kelompok siswa yang mengikuti
a1b2
dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang
a2b1
pembelajaran
masalah
dengan
menerus
teknik
: Kelompok siswa yang mengikuti
sebenarnya.
pendekatan
disusun
keseluruhan
dengan
kategori
motor ability rendah
Agar
dilakukan
hasil
dapat
digeneralisasikan
keterampilan
yang
gerakan
bukan
Program
secara
yang
pembelajaran
cermat
dalam
rangkaian urutan yang logis sebelum
teknik
penelitian
bentuk
didahului dengan memberikan materi
kategori motor ability tinggi
pembelajaran
dalam
yang
sebenarnya
diajarkan.
yang
Pada pembelajaran ini, pada tahap
ke
awal siswa diberikan materi dengan
populasi yang ada, maka perlu dilakukan
melakukan
pengontrolan terhadap kemungkinan yang
dengan gerakan teknik sepak dan
dapat
tahan bola secara berulang-ulang.
mempengaruhi
hasil
penelitian,
yaitu yang berupa validitas internal dan
validitas eksternal. Validitas internal dan
validitas eksternal yang dikontrol pada
gerakan
menyerupai
3. Pendekatan Pembelajaran Pemecahan
masalah
Pendekatan
pembelajaran
penelitian ini adalah sebagai berikut:
pemecahan
masalah
adalah
Definisi Operasional Variabel Penelitian
pendekatan
pembelajaran
secara
Untuk
yang
dalam
sama
memberikan
terhadap
penelitian
ini,
penafsiran
variabel-variabel
maka
perlu
individual yang bisa mengembangkan
aspek-aspek
intelektual
fisik,
secara
emosional,
simulatif.
dan
Disini
dijelaskan definisi dari variabel-variabel
pelatih atau guru menetapkan masalah
penelitian yang ada sebagai berikut:
yang harus dipecahkan oleh setiap
1. Pendekatan Pembelajaran
siswa debgan cara yang ditentukan
sebelumnya.
Untuk
memecahkan
masalahnya bisa dilakukan dengan
anava, maka dilakukan uji normalitas (Uji
berbagai cara menurut kreasi masing-
lilliefors) dan uji Homogenitas Varians
masing pelajar.
(dengan uji Bartlet) (Sudjana, 1992:261-
4. Motor ability
264).
Motor ability adalah kapasitas dari
seseorang
yang
berkaitan
dengan
mengetahui apakah data yang digunakan
pelaksanaan
dan
peragaan
keterampilan
yang
relatif
melekat/
Kemampuan
seseorang
untuk
sedangkan
uji
menampilkan
berbagai
nomor
dilakukan
untuk
olahraga
diajarkannya
yang
menandakan
keterampilan umum.
suatu
Uji normalitas ini dilakukan untuk
dalam
penelitian
berdistribusi
berasal
normal
dari
sampel
atau
tidak,
homogenitas
variansi
mengetahui
apakah
dan
kedua kelompok perlakuan berasal dari
kemampuan
populasi yang memiliki variansi homogen
Motor ability
atau
tidak.
Urutan
langkah-langkah
dibagi menjadi dua yaitu motor ability
analisis data penelitian ini adalah :
tinggi dan motor ability rendah. Alat
1. Pengujian Prasyarat Analisis
yang digunakan dalam menentukan
a.
motor ability adalah dengan barrow
b. Uji Homogenitas
motor ability test. Langkah-langkah
Uji Normalitas
2. Uji Hipotesis
untuk menentukan kemampuan gerak
a.
dasar dengan menghitung t score dan
b. Uji Rentang Newman-Keuls Setelah
menghitung mean.
Anava Rancangan Faktorial 2 x 2
Anava
Strata I
= Motor ability tinggi
HASIL PENELITIAN
Strata II
= Motor ability rendah
A. Deskripsi Data
5. Peningkatan
Hasil
Belajar
dribble
passing
penelitian beserta interpretasinya. Mula-
Hasil akhir yang diperoleh dari
keseluruhan
proses
pembelajaran
masalah
drill
dalam
dan
penelitian yang menggunakan statistik
pemecahan
diskriptif,
melakukan
dribble
Teknik analisis data yang digunakan
pengujian
dengan
hipotesis
teknik
penelitian,
analisis
varian
kemudian
yang
merupakan
hipotesis.
Pengujian
menggunakan
teknik
varian
(ANAVA)
pengujian
disajikan
pula
= 0.05.
analisis,
pengujian
signifikan analisis dilanjutkan dengan uji
rentang newman-keuls (Sudjana, 1994:36).
Untuk memenuhi asumsi dalam teknik
hasil
pengujian
hipotesis
statistik
yang
persyaratan
(ANAVA) rancangan faktorial 2 x 2 pada α
Jika nilai F yang diperoleh (Fo)
dilanjutkan
pengujian hasil penelitian dengan statistik
inferensial
G. Teknik Analisis Data
yaitu
mula disajikan tentang hasil analisis data
pendekatan
passing.
untuk
Pada bab ini akan disajikan hasil
analisis
memerlukan
analisis
uji
maka
persyaratan
hipotesis
dan
pembahasan hasil penelitian.
Variabel
Penelitian
Pendekatan
Pembelajar
Pendekatan
Pembelajar
an Drill
∑Y
Mot
or
abili
ty
Ting
gi
490
Moto
r
abilit
y
Rend
ah
495
an
Pemecahan
masalah
Mot
Moto
or
r
abili abilit
ty
y
Ting Rend
gi
ah
485 485
Y
∑Y
49,0
565
49,5
560
48,5
620
48,5
545
Y
∑Y
56,5
75
56,0
65
62,0
135
54,5
60
Y
7,5
6,5
13,5
6,0
N
10
10
10
10
Statistik
Deskripstif
Sebelu
m
Sesud
ah
Penin
gkata
n
15
10
5
0
A1B1
A1B2
Diagram
perbandingan
Keterangan gambar:
A1B1:
Kelompok
A2B1:
Kelompok
pendekatan
pembelajaran
pemecahan
dengan
Kelompok
dengan
kemampuan
pembelajaran
kemampuan
drill
motor
ability rendah
A1
A2
B1
A2B2:
B2
Gambar
2. Diagram perbandingan nilai
rata-rata
hasil
tes
belajar
awal,
tes
dribble
akhir
dan
nilai
: Kelompok perlakuan pendekatan
pembelajaran drill
: Kelompok perlakuan pendekatan
pembelajaran pemecahan masalah
Kelompok
kemampuan
motor
ability tinggi
: Kelompok kemampuan mototr
ability rendah
: Nilai Peningkatan
Perbandingan rata-rata peningkatan antar
kelompok perlakuan
pendekatan
pembelajaran
pemecahan
dengan
kemampuan
motor ability rendah
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum
Keterangan:
:
Kelompok
masalah
passing
peningkatan.
NP
dengan
motor ability tinggi
NP
A1B2:
0
B2
drill
kemampuan motor ability tinggi
20
B1
pendekatan
pembelajaran
masalah
40
A2
rata-rata
antar kelompok perlakuan.
60
A1
nilai
A2B2
peningkatan hasil belajar dribble passing
80
pada
A2B1
mengikuti
dianalisis
dengan
analisis
varians
teknik
(ANAVA), terlebih dahulu dilakukan uji
prasyarat analisis, yaitu dengan 1) uji
normalitas sampel. 2) uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Bentuk
data
yang
normal
merupakan salah satu syarat yang harus
dipenuhi sebelum teknik ANAVA dapat
digunakan
untuk
menganalisis
Pengujian normalitas data
data.
dilakukan
terhadap hasil belajar dribble passing
dengan mengikuti uji Lilliefors pada taraf

=
0,05.
Hasil
pengujian
tersebut
yang
harus
ANAVA
disajikan dalam tabel berikut ini:
dipenuhi
dapat
sebelum
teknik
digunakan
untuk
Klp
n
Lo
L-tabel
Keterangan
menganalisis data. Pengujian homogenitas
1
10
0.1396
0.190
Normal
variansi terhadap hasil belajar dribble
2
10
0,1738
0.190
Normal
passing, dengan mengikuti Uji Bartlet.
3
10
0,1802
0.190
Normal
Hasil pengujian tersebut disajikan pada
4
10
0,1802
0.190
Normal
tabel berikut ini:
Varian
Keterangan:
Kelompok 1:
Kelompok 2:
Kelompok
pendekatan
si
pembelajaran drill, siswa
Kelo
kemampuan motor ability
mpok
tinggi
4 Kel.
Kelompok
pendekatan
Pemb.
pembelajaran drill, siswa
n
Kelompok 3:
Kelompok 4:
 2t
Kesimp
Gab.
1
39.3
0
05
kemampuan motor ability
rendah
2h
S2
Dari
ulan
4.6497
7,8
Homog
351
15
en
hasil
uji
homogenitas
variansi yang tertera dalam tabel di atas,
Kelompok
pendekatan
terlihat bahwa 2 h: 4,6497351 lebih kecil
pembelajaran pemecahan
dari 2 tabel: dk = 3 > 7,815 pada taraf 
masalah,
0,05.
siswa
Kesimpulan
sampel
kemampuan motor ability
homogen
tinggi
C. Hasil Pengujian Hipotesis
Kelompok
pendekatan
Untuk
menguji
adalah
hipotesis
pembelajaran pemecahan
penelitian
masalah,
Varians (ANAVA) dua jalan dengan taraf
siswa
digunaan
teknik
analisis
kemampuan motor ability
signifikansi
rendah
perhitungan Analisis Varians dapat dilihat
Lo
:
Nilai L
5%.
Rangkuman
hasil
pada tabel, sebagai berikut :
hitung yang diperoleh
Rangkuman Hasil Perhitungan Anava Tes
L-tabel
kritis
L
:
Nilai
Akhir
dalam
tabel
dengan Taraf Signifikasi  = 0,05.
dengan taraf  = 0,05.
Kesimpulan
semua
data
Sumbe
Hasil
JK
r
dalam
masing-masing kelompok
berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Semua variansi sampel harus
homogen merupakan salah satu syarat
Belajar
D
dribble
passing
RJK
Fh
75,62
6.6809
5
815
Ft
b
Varian
si
Antar
75.6
Kolom
25
(A)
1
4.
Antar
180.
Baris(B
625
1
180,6
15.957
25
055
Perhitungan
08
Analisis
Varians untuk mengetahui perbedaan
ke-lompok
)
1
dengan
penelitian,
diperoleh
F
105,6
9.3312
hitung sebesar 15.957055, sedangkan
25
883
harga F tabel dengan dk (1)(40) pada
Intera
105.
ksi (AxB)
625
Dalam
407.
3
11.31
taraf  0,05 = 4,08. Dengan melihat
Kelom
50
6
944
harga F hitung lebih besar F tabel
pok
(Fh>Ft)
(Error)
bahwa
Total
maka
dapat
disimpulkan
hipotesis
nol
perbedaan
yang
769.
menyatakan”ada
antara
38
kelompok siswa kemampuan gerak
Keterangan:
tinggi dan siswa yang kemampuan
JK
: Jumlah kuadrat
gerak rendah terhadap hasil belajar
dk
: Derajat bebas
dribble
RJK
: Rata-rata jumlah kuadrat
hipotesis kedua penelitian ini terbukti
Fh
: Rasio F hitung
kebenarannya.
Ft
: Rasio F tabel
Hasil
ANAVA
passing”ditolak,
sehingga
3. Pengujian Hipotesis Ketiga
dua
jalan
Perhitungan
dan
dengan
Analisis
rancangan faktorial blok 2 X 2 tersebut
Varians untuk mengetahui interaksi
dapat
antara pendekatan pembelajaran dan
diinterprestasikan
sebagai
hasil
pengujian hipotesis, yaitu:
kemampuan gerak
terhadap hasil
1. Pengujian hipotesis pertama,
belajar dribble passing, diperoleh F
Analisis
hitung sebesar 9.3312883, sedangkan
Varians untuk mengetahui perbedaan
harga F tabel dengan dk (1)(40) pada
ke-lompok
F
taraf  0,05 = 4,08. Dengan melihat
hitung sebesar 6,6809815, sedangkan
harga F hitung lebih besar F tabel
harga F tabel dengan dk (1)(40) pada
(Fh>Ft)
taraf  0,05 = 4,08. Dengan melihat
bahwa
harga F hitung lebih besar
menyatakan”ada
Perhitungan
(Fh>Ft)
dengan
penelitian,
maka
diperoleh
dapat
F tabel
disimpulkan
maka
dapat
disimpulkan
hipotesis
nol
pengaruh
yang
interaksi
antara pendekatan pembelajaran dan
kemampuan gerak
terhadap hasil
menyatakan”ada perbedaan pengaruh
belajar
passing”ditolak,
antara pendekatan pembelajaran drill
sehingga hipotesis ketiga penelitian ini
dan
terbukti kebenarannya.
bahwa
hipotesis
pemecahan
nol
masalah
yang
terhadap
hasil belajar dribble passing”ditolak.,
Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini
sehingga hipotesis pertama penelitian
ini terbukti kebenarannya.
2. Pengujian Hipotesis Kedua
dribble
memberikan
penafsiran
lebih
lanjut
mengenai hasil-hasil analisis data yang
telah
dikemukakan
sebelumnya.
Berdasarkan
pengujian
hipotesis
telah
2. Perbedaan Hasil Belajar Dribble passing
menghasilkan tiga kesimpulan analisis
antara
Siswa
yang
Memiliki
yaitu: (a) ada perbedaan pengaruh yang
Kemampuan Gerak Tinggi dan Rendah
signifikan antara hasil belajar dribble
Berdasarkan pengujikan hipotesis
passing dengan menggunakan pendektan
kedua ternyata ada perbedaan hasil
pembelajaran
belajar dribble passing
masalah,
drill
(b)
signifikan
dan
ada
pemecahan
perbedaan
yang
hasil belajar dribble passing
antara
siswa
tinggi
dan
yang
kemampuan
siswa
yang
gerak
kemampuan
yang kemampuan geraknya tinggi dan
siswa
yang
rendah.
faktor
dibandingkan
kesimpulan
analisis
dipaparkan
lebih
Kelompok
tersebut
lanjut
secara
Pengaruh
Terhadap
Belajar
Dribble passing
ternyata
ada
perbedaan
pengaruh antara hasil belajar dribble
passing
mempermudah
dengan
menggunakan
siswa
dalam
penyelesaian tugas atau aktifitas gerak
fisiknya.
3. Pengaruh Interaksi antara Pendekatan
Pembelajaran
Berdasarkan pengujian hipotesis
pertama
kelompok siswa yang
disebabkan kemampuan gerak tinggi
Pendekatan
Hasil
baik
rinci
Pembelajaran drill dan Pemecahan
masalah
lebih
kemampuan geraknya rendah. Hal ini
akan
Perbedaan
peningkatan
dapat
sebagai berikut:
1.
geraknya
kemampuan geraknya tinggi memiliki
rata-rata
penelitian.
kemampuan
Pada kelompok siswa yang
geraknya rendah, (c) ada interaksi antara
utama
antara siswa
dengan
Tingkat
Kemampuan Gerak Dasar Terhadap
Hasil Belajar Dribble passing
Dari tabel ringkasan hasil analisis
varian
dua
faktor,
nampak
bahwa
pendekatan pembelajaran drill dan
faktor-faktor utama penelitian dalam
pemecahan masalah. Pada kelompok
bentuk
yang diberi pendekatan pembelajaran
interaksi yang nyata.
pemecahan
masalah,
dua
faktor
menunjukkan
rata-rata
Pengaruh sederhana, pengaruh utama dan
peningkatan lebih baik dibandingkan
interaksi Faktor, A dan B terhadap hasil
dengan kelompok siswa yang diberi
belajar dribble passing
pendekatan pembelajaran drill. Siswa
lebih
mudah
dribble passing
pembelajaran
memelajari
materi
dengan pendekatan
pemecahan
masalah,
yaitu pemberian kebebasan kepada
siswa
untuk
melakukan
teknik
keterampilan setelah mereka diberi
instruksi, penjelasan
dan contoh
mengenai teknik keterampilan yang
benar.
Faktor
B=
Kemamp
uan
Gerak
Rerata
B1 - B2
A. Pendekatan
Pembelajaran
Tar
A
A2 Rera
af
1
ta
B1
7, 13, 10,5
5
5
B2
6, 6
6,25
5
7
9,7 8,43
5
1
7,5 4,25
A
A2 rerat
1
a
A1A2
6
0,5
2,75
6,5
A1A2
Interaksi antara dua faktor penelitian
2.
Ada perbedaan hasil belajar dribble
dapat dilihat pada gambar berikut:
passing yang signifikan antara siswa
20
yang mempunyai kemampuan gerak
A2
tinggi dan siswa yang mempunyai
A1
kemampuan
A2 A1
gerak
Peningkatan
0
1
Bentuk
interaksi
2
Perubahan
daripada yang memiliki kemampuan
gerak rendah.
3.
B1
B2
B2
B1
dribble
kemampuan gerak tinggi lebih baik
B…
B…
10
belajar
passing pada siswa yang memiliki
Besarnya
Peningkatan Hasil Belajar.
20
hasil
rendah.
Terdapat
pengaruh
signifikan
interaksi
antara
yang
pendekatan
pembelajaran dan kemampuan gerak
0
1
Bentuk
interaksi
terhadap hasil belajar dribble passing.
2
Perubahan
Besarnya
a).
Siswa yang memiliki kemampuan
Peningkatan Hasil Belajar dribble passing.
gerak tinggi lebih cocok jika
Keterangan
diberikan
pendekatan
A1
: Kelompok perlakuan Pendekatan
pembelajaran
pemecahan
pembelajaran drill
masalah.
A2
B1
: Kelompok perlakuan pendekatan
pembelajara pemecahan masalah
rendah lebih cocok jika diberikan
:
pendekatan pembelajaran drill.
Kelompok
kemampuan
gerak
tinggi
B2
b). Siswa dengan kemampuan gerak
:
Implikasi
Kelompok
kemampuan
gerak
rendah
Berdasarkan
pada
kesimpulan
ternyata
terdapat
perbedaan
diatas,
PENUTUP
pengaruh
Kesimpulan
pembelajaran
Berdasarkan kesimpulan analisis data
dan
pembahasannya,
yang
telah
antara
drill
pembelajaran
pendekatan
dan
pendekatan
pemecahan
masalah.
Apabila kita mengkaji lebih mendalam
diungkapkan pada BAB IV, maka dapat
mengenai
ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut:
pembelajaran
1.
antara
pembelajaran
pendekatan pembelajaran drill dan
pembelajaran
pemecahan masalah terhadap hasil
ternyata
belajar
passing dari kelompok siswa yang diajar
Ada
perbedaan
dribble
pengaruh
passing.
Pengaruh
perolehan
hasil
dengan
drill
pendekatan
dan
pendekatan
pemecahan
mean
hasil
antara
masalah,
belajar
dribble
pendekatan pembelajaran pemecahan
dengan
masalah
pemecahan masalah hasilnya lebih baik
lebih
baik
daripada
pendekatan pembelajaran drill
pendekatan
dibandingkan
yang
diajar
dengan
pembelajaran
kelompok
dengan
siswa
pendekatan
pembelajaran
secara
drill.
kualitas,
pendekatan
masalah
Dengan
demikian
siswa. Hal ini sangat menuntut kecerdikan
dengan
dan kreatifitas guru didalam mengatur,
pembelajaran
pembelajaran
pemecahan
lebih baik bila dibandingkan
pembelajaran
dengan
menyajikan
dan
melaksanakan
proses
belajar mengajar.
Meskipun
pendekatan
hasil
tes
dribble
pembelajaran drill. Untuk mempelajari
passing dalam penelitian ini menunjukkan
dribble
bahwa siswa yang memiliki kemampuan
passing,
keterampilan
yang
sifatnya
individual,
pendekatan
pembelajaran pemecahan masalah
lebih
gerak
tinggi
lebih baik daripada siswa
yang memiliki kemampuan gerak rendah,
cocok untuk diterapkan.
tetap disarankan kepada guru pendidikan
Saran
jasmani untuk selalu
Dalam rangka ikut bertanggung
kemampuan
gerak
mengembangkan
sebagai
landasan
jawab di dalam meningkatkan kualitas
untuk meningkatkan hasil belajar dribble
pendidikan
passing.
dan
suatu
usaha
untuk
Karena
dengan
menyumbangkan pemikiran dan wawasan
kemampuan
mengenai
menunjang siswa terampil dalam cabang
salah
satu
strategi
gerak
memiliki
yang
baik
pembelajaran pendidikan jasmani yang
olahraga.
berorientasi
gerak di sekolah dapat dilakukan oleh
yaitu
pada
mengenai
waktu
pelaksanaan
pendekatan-pendekatan
seorang
Pengembangan
akan
guru
saran sebagai berikut:
siswanya melakukan lari melintasi alam
menunjukkan
yang
disesuaikan
Guru
lari
lintas
penelitian
misalnya,
melakukan
pembelajaran, maka dianjurkan saranHasil
alam
dengan
kemampuan
dengan
mengajak
karakteristik
bahwa ada perbedaan pengaruh antara
dan kondisi fisik anak. Pengembangan
pendekatan
pembelajaran
drill
kemampuan gerak dapat pula dilakukan
pendekatan
pembelajaran
pemecahan
masalah,
disarankan
pendidikan
jasmani
menerapkan
dalam
mengajar.
Dengan
pembelajarannya
Artinya
kepada
dapat
proses
fleksibel
proses
guru
untuk
catatan,
dan
belajar
prosedur
dan
kreatif.
pembelajaran
yang
dengan
senam
senam
pembentukan
pembentukan
kelincahan,
kelentukan,
DAFTAR PUSTAKA
Adams. 1991. Motor Physiological Basis of
monoton
Walkins: USA.
pelaksanaan
yang
telah
Pendekatan
Pembelajaran
pemecahan
masalah
petunjuk
keseimbangan,
kekuatan dan seni gerak yang baik.
Medical
dengan
diperoleh
unsur – unsur kemampuan gerak berupa
diterapkan pada siswa tidak kaku dan
sesuai
akan
melalui
Practice.
William
and
digariskan.
drill
dan
mempunyai
Ateng, A. 2003. Olahraga Di Sekolah.
Dalam
Perkembangan
kelebihan dan kekurangan. Yang lebih
Terkini,
penting di dalam proses belajar mengajar
Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.
tidak lekas menimbulkan kebosanan pada
Kajian
Para
Olahraga
Pakar.
Asep suharta. 1997. Pengaruh Pendekatan
Drowatzky John N. 1975. Motor Learning:
Mengajar dan Kemampuan Awal
Principles and Practices. Minncapolis.
Terhadap
Minnesota:
Peningkatan
keterampilanPassing Bolavoli. Tesis.
Burgess
Publishing
Company.
Surakarta, Program Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret.
Espenschade
and
Eckert.
1980.
Educayional Psychology a Realistic
Bompa, Tudor O. 1990. The Theory and
Metodology of Training the Key to
Athletic
Performance.
Approach. London: Longman Group
Ltd.
Dubuque,
Engkos Kosasih. 1985. Pengantar Teori
IOWA: Kendall/Hunt.
dan
Broer, Marion R. And Ronald F. Zernicde.
1979.
Efficiency
Movement.
of
Human
Philadelphia:
Metodologi
Melatih
Fisik.
Yogyakarta: FIK Universitas Negeri
Yogyakarta.
W.B.
Fleishman, Edwin A. 1965. The Structure
Sounders Company.
and Measurement of Physical Fitnes.
Brophy, Jere E., Good, Thomas L. 1990.
Washington, DC: Prentice Hall Inc.
Educayional Psychology a Realistic
Approach. London: Longman Group
Fuch, Erich, Dieter Kruter and Gunter
Johnson.
Ltd.
Pembinaan
Cooper. 1983. General Theory of Training.
National Institute for Sports, Lagos:
1979.
Teknik
Sepakbola:
dan
Kondisi
(Terjemahan: Agus Setiadi). Jakarta:
Penerbit PT. Gramedia.
Pan African Press.
Gallahue, D.L., dan Ozmun, J. C. 1998.
Dietrich.
1981.
Efficiency
of
Human
Understanding Motor Development
Movement. London: W.B. Sounders
Infant Children, Adolescent, Adults.
Company.
USA: Mac Graw Hill Company.
Djumidar. 2007. Olahraga Di Sekolah.
Dalam
Terkini,
Perkembangan
Kajian
Olahraga
Para
Pakar.
George H. Sage. 1984. Text Book of Medical
Physiology, Fifth Edition Toronto:
W.B. Sounders Company
Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.
Gagne, Robert M. 1977. The Conditions of
Devaney.
1986.
Measurement
The
of
Structure
Physical
Washington: Prentice Hall Inc.
and
Fitnes.
Learning. 3rd Edition. New York: Holt,
Rinchart and Winston.
Harrow, Anita J. 1977. A. Taxonomy of The
Psychomotor
Domain.
Second
Pate, Russell.R; Bruce Mc Clenaghan; dan
Robert Rotella. 1984. Dasar-dasar
Edition. New York: David Mc. Kay
Ilmiah
Kepelatihan.
Terjemahan
Company Inc.
Kasio Dwijowianto. Semarang: IKIP
Semarang Press.
Hurlock,
1991.
Medical
Physiological
Practice.
Basis
William
of
and
Romizowsky,
A.J.
1981.
Desihning
Intuctional System. New York: Kogan
Walkins: USA
Page, Random/Nichols Publishing.
Kathleen Liwijaya Kuntaraf dan Jonathan
Kuntaraf. 1992. Olahraga Sumber
Kesehatan.
Bandung:
advent
Indonesia.
Rusli Lutan. 1988. Strategi Pembelajaran
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan .
Jakarta: Direktur Jenderal Dasar dan
Menengah
Mathews, Donald K. 1973.Measurement in
Physical Education. Philadclphia: W.B.
Saunders Company.
Rusli Lutan. 1998. Belajar gerak Pengantar
Teori
dan
Metode.
Jakarta:
Depdikbud.
Mosston, Muska and Ashworth. 1994.
Teaching Physical Education. Fourth
Edition.
Mac.
Millan
Publishing
Company. New York USA.
Schmidt, Ricard. 1991. Motor Learning &
Performance.
Illinois:
Human
Kinetics Books.
Magill, Rchard A. 1980. Motor Learning:
Sugiyanto.
1993.
Perkembangan
dan
Concepts and Applications. IOWA:
Belajar Gerak. Jakarta: Universitas
Wm.C. Brown Company Publishers.
Terbuka.
Nurhasan.
2000.
Pendidikan
Petujuk
Jasmani.
Praktis
Surabaya:
Suharno HP. 1995. Kepelatihan Olahraga.
Yogyakarta: FPOK
UNESA Perss.
Sugiyanto. Sudjarwo. 1994. Perkembangan
Nana Sudjana. 2002. Dasar-dasar Proses
Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar
Gerak dan Belajar Gerak. Jakarta:
Depdikbud.
Baru Agresindo.
Savin and Sushikov. 1958. Measurement
Pyke.
1980.
Better
Coaching
Advance
Coachs Manual. Canberra: Australian
Coaching Council Incorporated
Concepts In Physical Education. St
Louis: The C.V. Mosby Company.
Singer, Robert N. 1980.Motor Learning and
Human Performance. New York: Mac.
Millan Publishing Co. Inc.
Sudjana. 1995. Metothe Statistik. Bandung
Tarsito.
Sneyers. 1988. Better Coaching Advance
Coachs Manual. Canberra: Australian
Coaching Council Incorporated.
Toeti
Soekamto.
Pembelajaran
1992.
Model
Menciptakan
Proses
Belajar Mengajar yang Kreatif dan
Afektif. Jakarta: Bumi Aksara
Tuwu
A.
1993.
Kuantitatif
Metode
Kualitatif
Penelitian
dan
R&D.
Bandung: Alfabeta.
Winarno
Surakhmad.
Penelitian
Ilmiah
1992.
Pengantar
Dasar
Metode
Teknik. Bandung: Tarsito.
Wiel Coerver. 1985. Force Development Of
Fast and Slow Skeletal Muscle at
Different Muscle Lengths. American
Jurnal Physiologi, i Cell Physiol.
Yumisul Hairy. 1999. Sepak bola Latihan
dan Strategi Bermain. (Alih Bahasa:
L. Lanjang) Jakarta: PT. Rosdo Jaya
Putra Offset.
Download