PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN TINGKAT MOTOR ABILITY TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN DRIBBLE PASSING DALAM BERMAIN SEPAKBOLA (Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran Drill, Pemecahan Masalah dan Terhadap Peningkatan Keterampilan Dribble Passing Bermain Sepakbola Pada Siswa Putra SMP N 1 Jumapolo Karanganyar) Benny Andriyana Wahyudi, M. Furqon Hidayatullah, Muchsin Doewes Magister Ilmu Keolahragaan Program PASCASARJANA UNS [email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh : (1) pendekatan pembelajaran terhadap peningkatan keterampilan dribble passing dalam bermain sepakbola, (2) prbedaan peningkatan motor ability terhadap peningkatan keterampilan dribble passing dalam bermain sepakbola, (3) pengaruh Interaksi antara pendekatan pembelajaran dan peningkatan motor ability terhadap peningkatanketerampilan dribble passing dalam bermain sepakbola. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2 x 2. Populasi penelitian ini adalah siswa putra SMP N 1 Jumapolo. Teknik sampling yang digunakan adalah proposive random sampling, besarnya sampel yang diambil sebanyak 40 siswa putra. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan pengukuran. Pengambilan data dribble dan passing bola. Pengambilan data kemampuan motorik tes motorability.Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis varians dan uji rentang Newman Keuls, pada taraf singnifikansi 5 %. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) Ada perbedaan pengaruh signifikan antara pendekatan pembelajaran drill dan pemecahan masalah terhadap peningkatan keterampilan dribble passing, Fhitung>Ftabel atau 6,80>4,08. Pengaruh pendekatan pembelajaran drill terhadap peningkatan keterampilan dribble passing lebih baik dari pada pemecahan masalah. (2) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan keterampilan dribble passing pada permainan sepakbola bagi siswa putra yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan rendah, 15,95> Ftabel = 4,08. Pengaruh tingkat motor ability tinggi terhadap peningkatan keterampilan dribble passing lebih baik dari pada tingkat motor ability rendah. (3) Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran dan tingkat motor ability terhadap peningkatan keterampilan dribble passing pada permainan sepakbola, Fhitung = 9,33> Ftabel = 4,03. Berarti dapat disimpulkan : a) Siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi lebih cocok jika diberikan pendekatan pembelajaran pemecahan masalah dan b) Siswa dengan kemampuan gerak rendah lebih cocok jika diberikan pendekatan pembelajaran drill. Kata Kunci :Pendekatan Pembelajaran, Tingkat MotorAbility, Keterampilan Dribble passing. PENDAHULUAN Pendidikan jasmani mengandung pengertian yang menyangkut suatu aspek dan bentuk kegiatan tertentu dari pelajar dalam proses pendidikan. Pendidikan jasmani adalah suatu bagian dari pendidikan keseluruhan. Pendidikan jasmani dan kesehatan yang mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat sehari-hari mempunyai peranan penting dalam pembinaan dan pengembangan individu maupun kelompok dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, serta emosi yang selaras, serasi dan seimbang. Ateng (2003:52) mengemukakan bahwa tujuan pendidikan jasmani antara lain: (a) Merangsang pelajaran pendidikan jasmani sekolah pertumbuhan dan perkembangan organik, dasar. Bermain sepakbola memiliki unsur (b) Keterampilan neuromuskuler motorik, dasar (c) Kompleksitas Perkembangan Perkembangan intelektual, emosional. (d) Pendekatan drill dan pemecahan masalah adalah salah satu cara belajar yang yang sangat kompleks. permainan membawa implikasi terhadap proses pembelajaran ketrampilan bermain sepakbola. dalam Upaya pelaksanaannya dilakukan melalui bentuk permasalahan modifikasi permainan. Dalam pendekatan belajar sepak dan tahan bola tersebut, pemecahan masalah maka kebebasan untuk siswa diberi mengekspresikan kemampuannya dalam dikaji mengatasi pencapaian dan diteliti hasil lebih mendalam baik secara teoritik maupun tujuan praktik melalui Penelitian Tindakan Kelas. ditetapkan. Sebagai sampel yang akan diteliti dalam Dengan cara bermain diharapkan siswa penelitian ini adalah siswa kelas atas dapat memliki kreativitas dan inisiatif Sekolah untuk memecahkan masalah yang muncul Jumapolo Karanganyar tahun pelajaran selama proses pembelajaran berlangsung. 2010/2011. Melalui Rumusan Masalah Penelitian pembelajaran terhadap perlu untuk yang bermain telah dikembangkan juga unsur kompetitif, sehingga siswa saling 1. pembelajaran pendekatan pemecahan dan pemecahan peningkatan merupakan pendekatan pencapaian pendekatan salah untuk hasil bermain 1 pengaruh masalah terhadap keterampilan dribble 2. Adakah perbedaan peningkatan satu pengaruh keterampilan dribble dapat passing dalam bermain sepakbola meningkatkan terhadap motor ability tinggi dan pembelajaran digunakan dasar bahwa, Negeri passing dalam bermain sepakbola. masalah yang telah diungkapkan di atas bermain perbedaan uraian drill menggambarkan Adakah Pertama pendekatan pembelajaran drill dan berlomba menunjukkan kemampuannya. Berdasarkan Menengah yang belajar sepakbola ketrampilan khususnya rendah. 3. Adakah pengaruh interaksi antara dribble passing bola. Namun pencapaian pendekatan pembelajaran dan motor hasil belajar tidak hanya dipengaruhi oleh ability pendekatan pembelajaran saja, masih ada keterampilan dribble passing dalam faktor lain seperti kemampuan kondisi bermain sepakbola. terhadap fisik siswa, motifasi, sarana dan prasarana Tujuan Penelitian dan lain-lain. 1. Sepakbola merupakan Mengetahui peningkatan perbedaan pengaruh cabang pendekatan pembelajaran terhadap olahraga permainan yang peraturannya hasil belajar dribble passing dalam dapat dimodifikasi, sehingga termasuk permainan sepakbola pada siswa materi yang harus diberikan pada mata putra SMP N 1 Jumapolo. 2. 3. Mengetahui perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran sangat menentukan tingkat motor permainan ability terhadap hasil belajar dribble sepakbola. passing dalam permainan sepakbola penguasaan keterampilan teknik dasar pada siswa putra SMP N 1 Jumapolo. bermain setiap pemainnya di dalam Mengetahui pengaruh memainkan dan menguasai bola, maka pendekatan pembelajaran dan motor makin cepat dan cermat kerja sama ability terhadap hasil belajar dribble kolektif akan tercapai. interaksi passing dalam permainan sepakbola pada siswa putra SMP N 1 Jumapolo. Makin baik guru permainan dengan suatu bola yang dimainkan oleh dua regu yang masing- untuk mencapai prestasi, dan bagi proses masing regunya terdiri dari sebelas pembelajaran orang itu inovatif pencapaian proses lebih adalah mengajar kreatif, dalam akan tingkat Sepakbola Sepakbola para memudahkan kesebelasan b. Keterampilan Teknik Dasar Bermain Manfaat Penelitian. Bagi suatu sendiri dan kualitas akan produktif lebih dalam pembelajaran dan termasuk gawang. Permainan dilakukan dengan hasil belajar yang lebih baik. badan KAJIAN TEORI lengannya/tangan. Permainan sepakbola permainan a. Hakekat Permainan sepakbola keterampilan Permainan sepakbola adalah atau permainan tim. Kesebelasan yang badannya, baik, tangannya. kesebelasan yang menampilkan kompak. tangguh Dapat adalah mampu permainan yang dikatakan bahwa sepakbola bagian dengan kedua Hampir seluruh dilakukan kaki dengan kecuali penjaga gawang yang pada waktu memainkan bola dan penjaga seluruh kecuali cabang olahraga permainan beregu kuat seorang bebas menggunakan dengan anggota kaki maupun adalah proses Pendekatan Pembelajaran Pembelajaran interaksi peserta didik dengan pendidik kesebelasan yang baik bila terdapat dan kerja sama tim yang baik. Untuk lingkungan mendapatkan kerja sama tim yang merupakan tangguh diperlukan permain-pemain pendidik yang menguasai bagian-bagian dari pemerolehan beracam-macam teknik dasar bermain penguasaan kemahiran dan tabiat, serta sepakbola terampil pembentukan sikap dan kepercayaan pada Kualitas peserta dan melaksanakannya. sumber belajar pada belajar. bantuan agar ilmu didik. Pembelajaran yang dapat diberikan terjadi dan Dengan proses pengetahuan kata pembelajaran setiap pemain tidak lepas dari faktor- membantu faktor kondisi belajar dengan baik. Proses pembelajaran peserta proses lain keterampilan teknik dasar bermain fisik dan taktik yang adalah suatu didik agar untuk dapat dialami sepanjang hayat seorang manusia geraknya sendiri masih belum baik karena serta masih dapat berlaku dimanapun dan dalam taraf mencoba – coba kapanpun. gerakan. Pada fase kognitif proses belajar a. Pendekatan Pembelajaran Drill di awali dengan aktif berfikir tentang Pendekatan dasarnya gerakan yang dipelajari. Siswa berusaha merupakan pendekatan belajar yang mengetahui dan memahami gerakan dari berorientasi pada guru sebagai cara informasi yang diberikan pendekatan Informasi dapat bersifat pada drill siswa metode pada didalam belajar gerak sekolah dasar. Dalam pendekatan drill memang kepadanya. verbal atau bersifat visual. Informasi verbal adalah informasi yang berbentuk penjelasan memilki kelebihan dan kekurangan dengan menggunakan kata – kata. Di sini seperti indera halnya pendekatan metode-metode pembelajaran yang lainnya. aktif berfungsi. Informasi visual adalah informasi yang dapat b. Pemecahan masalah pendengaran dilihat. Informasi ini dapat berbentuk contoh gerakan atau gambar Metode pemecahan masalah adalah gerakan, di sini indera penglihatan aktif cara pendekatan dalam mengajarkan berfungsi. atau melatihkan dimana guru atau a. Gerakan yang terampil dan efisien pelatih hanya memberikan rambu- pada anak-anak rambumengenai tujuan atau gambaran Gerakan yang terampil gerak keterampilan yang harus di pada dasarnya merupakan gerakan kuasai oleh siswa atau atlet, untuk yang kemudian siswa berbagai kebebasan untuk caranya atau atlet berusaha masing-masing agar diberi akan dapat dapat Hal ini sesuai pendapat Drowatzky (1975: 34), yaitu: “Tiga komponen utama yang mendukung gerakan yang Fitts dan Postner dalam Gagne efisien, yaitu: kesegaran jasmani dan 222), kemampuan gerak, keterampilan penginderaan atau fase proses proses mengemukakan belajar digambarkan yaitu: faktor antara menimbulkan gerakan yang efisien. Motor ability “Proses Keterkaitan dengan mencapai tujuan tersebut. (1977: efisien. Fase gerak memiliki awal 3 (kognitif), bahwa: belajar, Fase Gambaran – mengenai kemampuan sensori serta perseptual”. komponen – penghubung (asosiatif), dan Fase akhir komponen pendukung gerakan yang (otonom)“. Fase kognitif merupakan fase efisien dan unsur – unsurnya dapat awal dalam belajar gerak keterampilan. dilihat pada gambar berikut: Fase kognitif merupakan perkembangan yang menonjol terjadi pada diri siswa, di mana siswa mengerti tentang gerakan yang dipelajari. Sedangkan penguasaan terjadi pada kondisi lingkungan yang berubah – ubah dan stimulusnya berasal dari luar, (4) berdasarkan kontrol umpan balik termasuk dalam kontrol lingkaran terbuka, karena umpan balik yang timbul dapat dimanfaatkan untuk gerakan berikutnya. b) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Gerak Dasar Perkembangan kemampuan gerak Komponen gerakan efisien dasar (Drowaztky, gerakan – yang unsur terampil maupun dari luar yaitu lingkungan dan efisien sarana belajar. Dengan demikian akan menurut Broer dan Zernicke (1979: 35), terdapat kemampuan gerak dasar tinggi menyatakan bahwa: “Tiga prasarat untuk dan rendah. Adapun faktor-faktor yang gerakan yang efisien, yaitu unsur fisik, mempengaruhi mental, dan emosional”. Ketiga unsur secara terpisah yang serasi Kemampuan 1. Berdasarkan klasifikasi tersebut bila dikaitkan dengan penguasaan keterampialn bermain sepakbola, maka dapat disampaikan sebagai berikut: (1) 2. besar dan kecil, (2) 3. berdasarkan titik awal dan titik akhir, terdiri dari bagian – bagian yang jelas titik awal dan titik akhirnya dan dilakukan secara stabilitas berangkai, (3) berdasarkan lingkungan, termasuk keterampilan terbuka, karena gerakannya aktivitas pada masa 1. aktivitas pada masa sebelumnya anak diberikan dikekang kebebasan 2. lingkungan, lingkungan, orang 4. kurang 3. koordinasi tubuh dan kekuatan lemah tubuh kondisi fisik 4. kurang bermotivasi motivasi melakukan terhadap kegiatan tinggi olahraga. kesempatan orang kurang mendukung dan Seorang atau tua dan pra sarana memiliki koordinasi otot yang baik termasuk gerakan serial, karena gerakan gerak dasar rendah pendukung gerak agal dan halus, karena melibatkan otot Kemampuan tua dan pra sarana berdasarkan kecermatan gerak, termasuk sejumlah gerak dasar tinggi atau terorganisasi dengan baik. dalam kemampuan gerak dasar efisien. Ketiganya harus berfungsi dalam mekanisme disajikan Tabel 1.Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam mewujudkan gerakan yang terampil dan suatu dapat tabel sebagai berikut: tersebut tidak dapat berfungsi sendiri – sendiri akan faktor, baik dari dalam yaitu pembawaan pendukung dan siswa berlainan. Hal ini dipengaruhi oleh banyak 1975:34) Unsur masing-masing guru yang kegiatan mempunyai baik untuk mempertimbangkan potensi ketangkasan muridnya guna keperluan pengembangan calon peneliti bahwasannya, penelitian ini di masa yang akan datang. Pengembangan layak untuk diteliti yang didukung oleh kemampuan gerak dasar juga banyak kajian teori serta kerangka berpikir yang tergantung dari pada dasar fisiologis, sistematis, peranan memberikan hipotesis penelitian sebagai belajar dan lingkungan kebudayaan serta kemampuan seseorang. berikut; Faktor-faktor 1. Ada biologi dan memainkan peranan menentukan kemampuan seseorang. Sebagai fisiologi penting dalam gerak contoh maka perbedaan calon peneliti pengaruh antara pendekatan pembelajaran drill dan dasar pemecahan masalah adalah peningkatan terhadap keterampilan dribble seseorang yang mempunyai indera mata passing dalam bermain sepakbola. kurang berfungsi, maka hasil tersebut 2. Ada perbedaan pengaruh peningkatan akan mempengaruhi penglihatannya membatasi keterampilan dribble passing dalam menyebabkan bermain sepakbola terhadap motor dan sehingga perbedaan dalam melakukan kegiatannya. Kemampuan gerak dasar seseorang ability tinggi dan rendah. 3. Ada pengaruh interaksi antara berbeda, tergantung dari sensitif tidaknya pendekatan pembelajaran dan motor otot-otot dan kelompok otot, komposisi ability jaringan otot atau perbedaan susunan dari keterampilan dribble passing dalam sistem bermain sepakbola. saraf memberikan pusat. Faktor pengaruh keturunan pula pada kemampuan gerak dasar, terutama dalam menetapkan pembatasan kondisi, akan tetapi variasi yang sangat luas masih tetap dimungkinkan. Faktor-faktor lingkungan dan belajar memainkan peranan yang lebih besar dalam mempengaruhi pengembangan kemampuan, oleh karena itu prinsip seluruh proses pendidikan formal merupakan dasar. Kemampuan dasar mulai diperoleh dari awal kehidupan, oleh karena itu lingkungan kehidupan anak-anak terutama adanya pemeliharaan sangat pertumbuhan penting yang artinya baik bagi terhadap 1. METODOLOGI PENELITIAN Metode dan Rancangan Penelitian Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah faktorial 2x2 (Sevilla, Consuelo G et 1993:113). al argumentasi ilmiah secara tertulis sudah disampaikan oleh Tuwu A, mengenai eksperimen faktorial bahwa yang diukur tidak hanya pengaruh faktor utama dari setiap variabel bebas terhadap variabel terikat, tetapi juga pengaruh interaksi antar variabel–variabel bebas. Rancangan penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 2. Rancangan Faktorial 2 x 2 Rumusan Hipotesis Pemberian dalam Dijelaskan Variabel Atributif pengembangan kemampuan dasar. peningkatan Variabel manipulative Motor ability Tinggi (b1) Motor ability Rendah (b2) Pendekatan Pendekatan pembelajaran Pendekatan Pembelajaran Drill (a1) Pendekatan Pembelajaran Pemecahan masalah (a2) Keterangan: a1b1 a1b2 a2b2 pembelajaran, yang proses merujuk pada umum, di dalamnya mewadahi, dengan pendekatan pembelajaran menginspirasi, drill dengan kategori motor ability melatar tinggi pembelajaran dengan cakupan teoritis : Kelompok siswa yang mengikuti tertentu. dengan pembelajaran kategori motor drill ability menguatkan belakangi dan metode 2. Pendekatan Pembelajaran Drill Pendekatan latihan drill adalah rendah pembelajaran yang diberikan secara : Kelompok Siswa yang mengikuti terus pendekatan permaianan pembelajaran pemecahan a2b2 terhadap proses yang sifatnya masih sangat pendekatan a2b1 kita pandangan tentang terjadinya suatu a1b1: Kelompok siswa yang mengikuti a1b2 dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang a2b1 pembelajaran masalah dengan menerus teknik : Kelompok siswa yang mengikuti sebenarnya. pendekatan disusun keseluruhan dengan kategori motor ability rendah Agar dilakukan hasil dapat digeneralisasikan keterampilan yang gerakan bukan Program secara yang pembelajaran cermat dalam rangkaian urutan yang logis sebelum teknik penelitian bentuk didahului dengan memberikan materi kategori motor ability tinggi pembelajaran dalam yang sebenarnya diajarkan. yang Pada pembelajaran ini, pada tahap ke awal siswa diberikan materi dengan populasi yang ada, maka perlu dilakukan melakukan pengontrolan terhadap kemungkinan yang dengan gerakan teknik sepak dan dapat tahan bola secara berulang-ulang. mempengaruhi hasil penelitian, yaitu yang berupa validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal dan validitas eksternal yang dikontrol pada gerakan menyerupai 3. Pendekatan Pembelajaran Pemecahan masalah Pendekatan pembelajaran penelitian ini adalah sebagai berikut: pemecahan masalah adalah Definisi Operasional Variabel Penelitian pendekatan pembelajaran secara Untuk yang dalam sama memberikan terhadap penelitian ini, penafsiran variabel-variabel maka perlu individual yang bisa mengembangkan aspek-aspek intelektual fisik, secara emosional, simulatif. dan Disini dijelaskan definisi dari variabel-variabel pelatih atau guru menetapkan masalah penelitian yang ada sebagai berikut: yang harus dipecahkan oleh setiap 1. Pendekatan Pembelajaran siswa debgan cara yang ditentukan sebelumnya. Untuk memecahkan masalahnya bisa dilakukan dengan anava, maka dilakukan uji normalitas (Uji berbagai cara menurut kreasi masing- lilliefors) dan uji Homogenitas Varians masing pelajar. (dengan uji Bartlet) (Sudjana, 1992:261- 4. Motor ability 264). Motor ability adalah kapasitas dari seseorang yang berkaitan dengan mengetahui apakah data yang digunakan pelaksanaan dan peragaan keterampilan yang relatif melekat/ Kemampuan seseorang untuk sedangkan uji menampilkan berbagai nomor dilakukan untuk olahraga diajarkannya yang menandakan keterampilan umum. suatu Uji normalitas ini dilakukan untuk dalam penelitian berdistribusi berasal normal dari sampel atau tidak, homogenitas variansi mengetahui apakah dan kedua kelompok perlakuan berasal dari kemampuan populasi yang memiliki variansi homogen Motor ability atau tidak. Urutan langkah-langkah dibagi menjadi dua yaitu motor ability analisis data penelitian ini adalah : tinggi dan motor ability rendah. Alat 1. Pengujian Prasyarat Analisis yang digunakan dalam menentukan a. motor ability adalah dengan barrow b. Uji Homogenitas motor ability test. Langkah-langkah Uji Normalitas 2. Uji Hipotesis untuk menentukan kemampuan gerak a. dasar dengan menghitung t score dan b. Uji Rentang Newman-Keuls Setelah menghitung mean. Anava Rancangan Faktorial 2 x 2 Anava Strata I = Motor ability tinggi HASIL PENELITIAN Strata II = Motor ability rendah A. Deskripsi Data 5. Peningkatan Hasil Belajar dribble passing penelitian beserta interpretasinya. Mula- Hasil akhir yang diperoleh dari keseluruhan proses pembelajaran masalah drill dalam dan penelitian yang menggunakan statistik pemecahan diskriptif, melakukan dribble Teknik analisis data yang digunakan pengujian dengan hipotesis teknik penelitian, analisis varian kemudian yang merupakan hipotesis. Pengujian menggunakan teknik varian (ANAVA) pengujian disajikan pula = 0.05. analisis, pengujian signifikan analisis dilanjutkan dengan uji rentang newman-keuls (Sudjana, 1994:36). Untuk memenuhi asumsi dalam teknik hasil pengujian hipotesis statistik yang persyaratan (ANAVA) rancangan faktorial 2 x 2 pada α Jika nilai F yang diperoleh (Fo) dilanjutkan pengujian hasil penelitian dengan statistik inferensial G. Teknik Analisis Data yaitu mula disajikan tentang hasil analisis data pendekatan passing. untuk Pada bab ini akan disajikan hasil analisis memerlukan analisis uji maka persyaratan hipotesis dan pembahasan hasil penelitian. Variabel Penelitian Pendekatan Pembelajar Pendekatan Pembelajar an Drill ∑Y Mot or abili ty Ting gi 490 Moto r abilit y Rend ah 495 an Pemecahan masalah Mot Moto or r abili abilit ty y Ting Rend gi ah 485 485 Y ∑Y 49,0 565 49,5 560 48,5 620 48,5 545 Y ∑Y 56,5 75 56,0 65 62,0 135 54,5 60 Y 7,5 6,5 13,5 6,0 N 10 10 10 10 Statistik Deskripstif Sebelu m Sesud ah Penin gkata n 15 10 5 0 A1B1 A1B2 Diagram perbandingan Keterangan gambar: A1B1: Kelompok A2B1: Kelompok pendekatan pembelajaran pemecahan dengan Kelompok dengan kemampuan pembelajaran kemampuan drill motor ability rendah A1 A2 B1 A2B2: B2 Gambar 2. Diagram perbandingan nilai rata-rata hasil tes belajar awal, tes dribble akhir dan nilai : Kelompok perlakuan pendekatan pembelajaran drill : Kelompok perlakuan pendekatan pembelajaran pemecahan masalah Kelompok kemampuan motor ability tinggi : Kelompok kemampuan mototr ability rendah : Nilai Peningkatan Perbandingan rata-rata peningkatan antar kelompok perlakuan pendekatan pembelajaran pemecahan dengan kemampuan motor ability rendah B. Pengujian Persyaratan Analisis Sebelum Keterangan: : Kelompok masalah passing peningkatan. NP dengan motor ability tinggi NP A1B2: 0 B2 drill kemampuan motor ability tinggi 20 B1 pendekatan pembelajaran masalah 40 A2 rata-rata antar kelompok perlakuan. 60 A1 nilai A2B2 peningkatan hasil belajar dribble passing 80 pada A2B1 mengikuti dianalisis dengan analisis varians teknik (ANAVA), terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu dengan 1) uji normalitas sampel. 2) uji homogenitas. 1. Uji Normalitas Bentuk data yang normal merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi sebelum teknik ANAVA dapat digunakan untuk menganalisis Pengujian normalitas data data. dilakukan terhadap hasil belajar dribble passing dengan mengikuti uji Lilliefors pada taraf = 0,05. Hasil pengujian tersebut yang harus ANAVA disajikan dalam tabel berikut ini: dipenuhi dapat sebelum teknik digunakan untuk Klp n Lo L-tabel Keterangan menganalisis data. Pengujian homogenitas 1 10 0.1396 0.190 Normal variansi terhadap hasil belajar dribble 2 10 0,1738 0.190 Normal passing, dengan mengikuti Uji Bartlet. 3 10 0,1802 0.190 Normal Hasil pengujian tersebut disajikan pada 4 10 0,1802 0.190 Normal tabel berikut ini: Varian Keterangan: Kelompok 1: Kelompok 2: Kelompok pendekatan si pembelajaran drill, siswa Kelo kemampuan motor ability mpok tinggi 4 Kel. Kelompok pendekatan Pemb. pembelajaran drill, siswa n Kelompok 3: Kelompok 4: 2t Kesimp Gab. 1 39.3 0 05 kemampuan motor ability rendah 2h S2 Dari ulan 4.6497 7,8 Homog 351 15 en hasil uji homogenitas variansi yang tertera dalam tabel di atas, Kelompok pendekatan terlihat bahwa 2 h: 4,6497351 lebih kecil pembelajaran pemecahan dari 2 tabel: dk = 3 > 7,815 pada taraf masalah, 0,05. siswa Kesimpulan sampel kemampuan motor ability homogen tinggi C. Hasil Pengujian Hipotesis Kelompok pendekatan Untuk menguji adalah hipotesis pembelajaran pemecahan penelitian masalah, Varians (ANAVA) dua jalan dengan taraf siswa digunaan teknik analisis kemampuan motor ability signifikansi rendah perhitungan Analisis Varians dapat dilihat Lo : Nilai L 5%. Rangkuman hasil pada tabel, sebagai berikut : hitung yang diperoleh Rangkuman Hasil Perhitungan Anava Tes L-tabel kritis L : Nilai Akhir dalam tabel dengan Taraf Signifikasi = 0,05. dengan taraf = 0,05. Kesimpulan semua data Sumbe Hasil JK r dalam masing-masing kelompok berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Semua variansi sampel harus homogen merupakan salah satu syarat Belajar D dribble passing RJK Fh 75,62 6.6809 5 815 Ft b Varian si Antar 75.6 Kolom 25 (A) 1 4. Antar 180. Baris(B 625 1 180,6 15.957 25 055 Perhitungan 08 Analisis Varians untuk mengetahui perbedaan ke-lompok ) 1 dengan penelitian, diperoleh F 105,6 9.3312 hitung sebesar 15.957055, sedangkan 25 883 harga F tabel dengan dk (1)(40) pada Intera 105. ksi (AxB) 625 Dalam 407. 3 11.31 taraf 0,05 = 4,08. Dengan melihat Kelom 50 6 944 harga F hitung lebih besar F tabel pok (Fh>Ft) (Error) bahwa Total maka dapat disimpulkan hipotesis nol perbedaan yang 769. menyatakan”ada antara 38 kelompok siswa kemampuan gerak Keterangan: tinggi dan siswa yang kemampuan JK : Jumlah kuadrat gerak rendah terhadap hasil belajar dk : Derajat bebas dribble RJK : Rata-rata jumlah kuadrat hipotesis kedua penelitian ini terbukti Fh : Rasio F hitung kebenarannya. Ft : Rasio F tabel Hasil ANAVA passing”ditolak, sehingga 3. Pengujian Hipotesis Ketiga dua jalan Perhitungan dan dengan Analisis rancangan faktorial blok 2 X 2 tersebut Varians untuk mengetahui interaksi dapat antara pendekatan pembelajaran dan diinterprestasikan sebagai hasil pengujian hipotesis, yaitu: kemampuan gerak terhadap hasil 1. Pengujian hipotesis pertama, belajar dribble passing, diperoleh F Analisis hitung sebesar 9.3312883, sedangkan Varians untuk mengetahui perbedaan harga F tabel dengan dk (1)(40) pada ke-lompok F taraf 0,05 = 4,08. Dengan melihat hitung sebesar 6,6809815, sedangkan harga F hitung lebih besar F tabel harga F tabel dengan dk (1)(40) pada (Fh>Ft) taraf 0,05 = 4,08. Dengan melihat bahwa harga F hitung lebih besar menyatakan”ada Perhitungan (Fh>Ft) dengan penelitian, maka diperoleh dapat F tabel disimpulkan maka dapat disimpulkan hipotesis nol pengaruh yang interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak terhadap hasil menyatakan”ada perbedaan pengaruh belajar passing”ditolak, antara pendekatan pembelajaran drill sehingga hipotesis ketiga penelitian ini dan terbukti kebenarannya. bahwa hipotesis pemecahan nol masalah yang terhadap hasil belajar dribble passing”ditolak., Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan hasil penelitian ini sehingga hipotesis pertama penelitian ini terbukti kebenarannya. 2. Pengujian Hipotesis Kedua dribble memberikan penafsiran lebih lanjut mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan sebelumnya. Berdasarkan pengujian hipotesis telah 2. Perbedaan Hasil Belajar Dribble passing menghasilkan tiga kesimpulan analisis antara Siswa yang Memiliki yaitu: (a) ada perbedaan pengaruh yang Kemampuan Gerak Tinggi dan Rendah signifikan antara hasil belajar dribble Berdasarkan pengujikan hipotesis passing dengan menggunakan pendektan kedua ternyata ada perbedaan hasil pembelajaran belajar dribble passing masalah, drill (b) signifikan dan ada pemecahan perbedaan yang hasil belajar dribble passing antara siswa tinggi dan yang kemampuan siswa yang gerak kemampuan yang kemampuan geraknya tinggi dan siswa yang rendah. faktor dibandingkan kesimpulan analisis dipaparkan lebih Kelompok tersebut lanjut secara Pengaruh Terhadap Belajar Dribble passing ternyata ada perbedaan pengaruh antara hasil belajar dribble passing mempermudah dengan menggunakan siswa dalam penyelesaian tugas atau aktifitas gerak fisiknya. 3. Pengaruh Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan pengujian hipotesis pertama kelompok siswa yang disebabkan kemampuan gerak tinggi Pendekatan Hasil baik rinci Pembelajaran drill dan Pemecahan masalah lebih kemampuan geraknya rendah. Hal ini akan Perbedaan peningkatan dapat sebagai berikut: 1. geraknya kemampuan geraknya tinggi memiliki rata-rata penelitian. kemampuan Pada kelompok siswa yang geraknya rendah, (c) ada interaksi antara utama antara siswa dengan Tingkat Kemampuan Gerak Dasar Terhadap Hasil Belajar Dribble passing Dari tabel ringkasan hasil analisis varian dua faktor, nampak bahwa pendekatan pembelajaran drill dan faktor-faktor utama penelitian dalam pemecahan masalah. Pada kelompok bentuk yang diberi pendekatan pembelajaran interaksi yang nyata. pemecahan masalah, dua faktor menunjukkan rata-rata Pengaruh sederhana, pengaruh utama dan peningkatan lebih baik dibandingkan interaksi Faktor, A dan B terhadap hasil dengan kelompok siswa yang diberi belajar dribble passing pendekatan pembelajaran drill. Siswa lebih mudah dribble passing pembelajaran memelajari materi dengan pendekatan pemecahan masalah, yaitu pemberian kebebasan kepada siswa untuk melakukan teknik keterampilan setelah mereka diberi instruksi, penjelasan dan contoh mengenai teknik keterampilan yang benar. Faktor B= Kemamp uan Gerak Rerata B1 - B2 A. Pendekatan Pembelajaran Tar A A2 Rera af 1 ta B1 7, 13, 10,5 5 5 B2 6, 6 6,25 5 7 9,7 8,43 5 1 7,5 4,25 A A2 rerat 1 a A1A2 6 0,5 2,75 6,5 A1A2 Interaksi antara dua faktor penelitian 2. Ada perbedaan hasil belajar dribble dapat dilihat pada gambar berikut: passing yang signifikan antara siswa 20 yang mempunyai kemampuan gerak A2 tinggi dan siswa yang mempunyai A1 kemampuan A2 A1 gerak Peningkatan 0 1 Bentuk interaksi 2 Perubahan daripada yang memiliki kemampuan gerak rendah. 3. B1 B2 B2 B1 dribble kemampuan gerak tinggi lebih baik B… B… 10 belajar passing pada siswa yang memiliki Besarnya Peningkatan Hasil Belajar. 20 hasil rendah. Terdapat pengaruh signifikan interaksi antara yang pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak 0 1 Bentuk interaksi terhadap hasil belajar dribble passing. 2 Perubahan Besarnya a). Siswa yang memiliki kemampuan Peningkatan Hasil Belajar dribble passing. gerak tinggi lebih cocok jika Keterangan diberikan pendekatan A1 : Kelompok perlakuan Pendekatan pembelajaran pemecahan pembelajaran drill masalah. A2 B1 : Kelompok perlakuan pendekatan pembelajara pemecahan masalah rendah lebih cocok jika diberikan : pendekatan pembelajaran drill. Kelompok kemampuan gerak tinggi B2 b). Siswa dengan kemampuan gerak : Implikasi Kelompok kemampuan gerak rendah Berdasarkan pada kesimpulan ternyata terdapat perbedaan diatas, PENUTUP pengaruh Kesimpulan pembelajaran Berdasarkan kesimpulan analisis data dan pembahasannya, yang telah antara drill pembelajaran pendekatan dan pendekatan pemecahan masalah. Apabila kita mengkaji lebih mendalam diungkapkan pada BAB IV, maka dapat mengenai ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut: pembelajaran 1. antara pembelajaran pendekatan pembelajaran drill dan pembelajaran pemecahan masalah terhadap hasil ternyata belajar passing dari kelompok siswa yang diajar Ada perbedaan dribble pengaruh passing. Pengaruh perolehan hasil dengan drill pendekatan dan pendekatan pemecahan mean hasil antara masalah, belajar dribble pendekatan pembelajaran pemecahan dengan masalah pemecahan masalah hasilnya lebih baik lebih baik daripada pendekatan pembelajaran drill pendekatan dibandingkan yang diajar dengan pembelajaran kelompok dengan siswa pendekatan pembelajaran secara drill. kualitas, pendekatan masalah Dengan demikian siswa. Hal ini sangat menuntut kecerdikan dengan dan kreatifitas guru didalam mengatur, pembelajaran pembelajaran pemecahan lebih baik bila dibandingkan pembelajaran dengan menyajikan dan melaksanakan proses belajar mengajar. Meskipun pendekatan hasil tes dribble pembelajaran drill. Untuk mempelajari passing dalam penelitian ini menunjukkan dribble bahwa siswa yang memiliki kemampuan passing, keterampilan yang sifatnya individual, pendekatan pembelajaran pemecahan masalah lebih gerak tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah, cocok untuk diterapkan. tetap disarankan kepada guru pendidikan Saran jasmani untuk selalu Dalam rangka ikut bertanggung kemampuan gerak mengembangkan sebagai landasan jawab di dalam meningkatkan kualitas untuk meningkatkan hasil belajar dribble pendidikan passing. dan suatu usaha untuk Karena dengan menyumbangkan pemikiran dan wawasan kemampuan mengenai menunjang siswa terampil dalam cabang salah satu strategi gerak memiliki yang baik pembelajaran pendidikan jasmani yang olahraga. berorientasi gerak di sekolah dapat dilakukan oleh yaitu pada mengenai waktu pelaksanaan pendekatan-pendekatan seorang Pengembangan akan guru saran sebagai berikut: siswanya melakukan lari melintasi alam menunjukkan yang disesuaikan Guru lari lintas penelitian misalnya, melakukan pembelajaran, maka dianjurkan saranHasil alam dengan kemampuan dengan mengajak karakteristik bahwa ada perbedaan pengaruh antara dan kondisi fisik anak. Pengembangan pendekatan pembelajaran drill kemampuan gerak dapat pula dilakukan pendekatan pembelajaran pemecahan masalah, disarankan pendidikan jasmani menerapkan dalam mengajar. Dengan pembelajarannya Artinya kepada dapat proses fleksibel proses guru untuk catatan, dan belajar prosedur dan kreatif. pembelajaran yang dengan senam senam pembentukan pembentukan kelincahan, kelentukan, DAFTAR PUSTAKA Adams. 1991. Motor Physiological Basis of monoton Walkins: USA. pelaksanaan yang telah Pendekatan Pembelajaran pemecahan masalah petunjuk keseimbangan, kekuatan dan seni gerak yang baik. Medical dengan diperoleh unsur – unsur kemampuan gerak berupa diterapkan pada siswa tidak kaku dan sesuai akan melalui Practice. William and digariskan. drill dan mempunyai Ateng, A. 2003. Olahraga Di Sekolah. Dalam Perkembangan kelebihan dan kekurangan. Yang lebih Terkini, penting di dalam proses belajar mengajar Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada. tidak lekas menimbulkan kebosanan pada Kajian Para Olahraga Pakar. Asep suharta. 1997. Pengaruh Pendekatan Drowatzky John N. 1975. Motor Learning: Mengajar dan Kemampuan Awal Principles and Practices. Minncapolis. Terhadap Minnesota: Peningkatan keterampilanPassing Bolavoli. Tesis. Burgess Publishing Company. Surakarta, Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret. Espenschade and Eckert. 1980. Educayional Psychology a Realistic Bompa, Tudor O. 1990. The Theory and Metodology of Training the Key to Athletic Performance. Approach. London: Longman Group Ltd. Dubuque, Engkos Kosasih. 1985. Pengantar Teori IOWA: Kendall/Hunt. dan Broer, Marion R. And Ronald F. Zernicde. 1979. Efficiency Movement. of Human Philadelphia: Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta: FIK Universitas Negeri Yogyakarta. W.B. Fleishman, Edwin A. 1965. The Structure Sounders Company. and Measurement of Physical Fitnes. Brophy, Jere E., Good, Thomas L. 1990. Washington, DC: Prentice Hall Inc. Educayional Psychology a Realistic Approach. London: Longman Group Fuch, Erich, Dieter Kruter and Gunter Johnson. Ltd. Pembinaan Cooper. 1983. General Theory of Training. National Institute for Sports, Lagos: 1979. Teknik Sepakbola: dan Kondisi (Terjemahan: Agus Setiadi). Jakarta: Penerbit PT. Gramedia. Pan African Press. Gallahue, D.L., dan Ozmun, J. C. 1998. Dietrich. 1981. Efficiency of Human Understanding Motor Development Movement. London: W.B. Sounders Infant Children, Adolescent, Adults. Company. USA: Mac Graw Hill Company. Djumidar. 2007. Olahraga Di Sekolah. Dalam Terkini, Perkembangan Kajian Olahraga Para Pakar. George H. Sage. 1984. Text Book of Medical Physiology, Fifth Edition Toronto: W.B. Sounders Company Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada. Gagne, Robert M. 1977. The Conditions of Devaney. 1986. Measurement The of Structure Physical Washington: Prentice Hall Inc. and Fitnes. Learning. 3rd Edition. New York: Holt, Rinchart and Winston. Harrow, Anita J. 1977. A. Taxonomy of The Psychomotor Domain. Second Pate, Russell.R; Bruce Mc Clenaghan; dan Robert Rotella. 1984. Dasar-dasar Edition. New York: David Mc. Kay Ilmiah Kepelatihan. Terjemahan Company Inc. Kasio Dwijowianto. Semarang: IKIP Semarang Press. Hurlock, 1991. Medical Physiological Practice. Basis William of and Romizowsky, A.J. 1981. Desihning Intuctional System. New York: Kogan Walkins: USA Page, Random/Nichols Publishing. Kathleen Liwijaya Kuntaraf dan Jonathan Kuntaraf. 1992. Olahraga Sumber Kesehatan. Bandung: advent Indonesia. Rusli Lutan. 1988. Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan . Jakarta: Direktur Jenderal Dasar dan Menengah Mathews, Donald K. 1973.Measurement in Physical Education. Philadclphia: W.B. Saunders Company. Rusli Lutan. 1998. Belajar gerak Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Depdikbud. Mosston, Muska and Ashworth. 1994. Teaching Physical Education. Fourth Edition. Mac. Millan Publishing Company. New York USA. Schmidt, Ricard. 1991. Motor Learning & Performance. Illinois: Human Kinetics Books. Magill, Rchard A. 1980. Motor Learning: Sugiyanto. 1993. Perkembangan dan Concepts and Applications. IOWA: Belajar Gerak. Jakarta: Universitas Wm.C. Brown Company Publishers. Terbuka. Nurhasan. 2000. Pendidikan Petujuk Jasmani. Praktis Surabaya: Suharno HP. 1995. Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta: FPOK UNESA Perss. Sugiyanto. Sudjarwo. 1994. Perkembangan Nana Sudjana. 2002. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar Gerak dan Belajar Gerak. Jakarta: Depdikbud. Baru Agresindo. Savin and Sushikov. 1958. Measurement Pyke. 1980. Better Coaching Advance Coachs Manual. Canberra: Australian Coaching Council Incorporated Concepts In Physical Education. St Louis: The C.V. Mosby Company. Singer, Robert N. 1980.Motor Learning and Human Performance. New York: Mac. Millan Publishing Co. Inc. Sudjana. 1995. Metothe Statistik. Bandung Tarsito. Sneyers. 1988. Better Coaching Advance Coachs Manual. Canberra: Australian Coaching Council Incorporated. Toeti Soekamto. Pembelajaran 1992. Model Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Afektif. Jakarta: Bumi Aksara Tuwu A. 1993. Kuantitatif Metode Kualitatif Penelitian dan R&D. Bandung: Alfabeta. Winarno Surakhmad. Penelitian Ilmiah 1992. Pengantar Dasar Metode Teknik. Bandung: Tarsito. Wiel Coerver. 1985. Force Development Of Fast and Slow Skeletal Muscle at Different Muscle Lengths. American Jurnal Physiologi, i Cell Physiol. Yumisul Hairy. 1999. Sepak bola Latihan dan Strategi Bermain. (Alih Bahasa: L. Lanjang) Jakarta: PT. Rosdo Jaya Putra Offset.