ACARA X IDENTIFIKASI BATUAN METAMORF Tujuan Agar

advertisement
ACARA X
IDENTIFIKASI BATUAN METAMORF
I.
Tujuan
1. Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi batuan metamorf
2. Agar mahasiswa mampu menentukan nama batuan metamorf berdasarkan
tekstur, komposisi mineral dan struktur batuannya (ciri khas)
3. Agar mahasiswa mampu menjelaskan macam macam batuan metamorf
II. Alat dan Bahan
1. Sampel batuan metamorf
2. Lembar kerja atau pengamatan
3. Alat tulis
4. Penggaris
III. Cara Kerja
1. Ambil beberapa sampel batuan metamorf setangan
2. Amati besar butir dan bentuk butir dari mineral penyusun batuannya,
kemudian tentukan tekstur batuannya
3. Tentukan tekstur batuannya, apakah foliasi atau non foliasi serta nama
dari struktur tersebut
4. Berdasarkan tekstur, struktur serta ciri ciri khas yang ada pada batuan
tentukan nama dari batuan metamorf tersebut dengan menggunakan tabel
identifikasi batuan metamorf yang ada
5. Gambarlah bentuk batuan metamorf tersebut pada lembar kerja serta
tambahkan beberapa keterangan sesuai yang tertera pada lembar kerja
tersebut
6. Lakukan pembahasan terhadap batuan metamorf tersebut yang dapat
meliputi sejarah/ kronologi pembentukan, proses terbentuknya dan
sebagainya
IV. Dasar Teori
Batuan metamorf adalah batuan yang berasal dari batuan beku,
sedimen, atau metamorf yang telah mengalami perubahan mineralogi, tekstur
maupun struktur akibat dari adanya tekanan atau temperatur yang tinggi.
Batuan metamorf berdasarkan genesanyya dibedakan menjadi metamorfose
lokal dan metamorfose regional. Metamorfose lokal dapat berupa kontak/
termal (terjadi pada zona kontak atau sentuhan dengan tubuh magma) dan
kataklastik/ dinamo/ dislokasi (terjadi pada daerah yang mengalami dislokasi
sesar). Metamorfose regional dapat berupa dinamotermal (terjadi pada kulit
bumi bagian dalam dengan diikuti dengan orogenesis) dan beban/ burial
(terjadi di geosinklin akibat tekanan beban sedimen yang ada diatasnya).
Identifikasi batuan metamorf didasarkan pada tekstur, struktur dan komposisi
kimia.
Gambar 1. Tiga proses Metaorfisme (Contact, Burrial, Regional)
A. Jenis jenis Metamorfisme
1. Metamorfisme kontak/termal
Metamorfisme oleh temperatur tinggi pada intrusi magma atau
ekstrusi lava. Contoh batuan yang terjadi akibat metamorfosis
termal ialah Marmer (Marble) dari Batugamping (Limestone)
dan Antrasit dari Batubara. Ada beberapa macam metamorfosis
sentuh, antara lain pyrimetamorfosis, apabila suhu sangat
tinggi, pneumatolysis, apabila gas-gas dari magma yang sedang
naik dapat mengubah batuan sekeliling dan membentuk
mineral-mineral baru. Tebentuknya bijih timah di bangka
adalah contoh proses pneumatolysis. Jika dalam hal ini bukan
gas yang memainkan peranan penting melainkan larutan panas,
proses pembentukan tersebut disebut proses hidrotermal.
Contoh batuan yang terjadi akibat proses hidrotermal ialah
andesit diubah menjadi propilit. Batugamping diubah menjadi
Marmer.
Gambar 2.
Block Diagram yang menggambarkan tentang
Metamorfisme Kontak.
2. Metamorfisme regional
Metamorfisme oleh tekanan dan temperatur yang sedang dan
terjadi pada daerah yang luas. Jika faktor suhu dan tekanan bekerja
bersama-sama, proses itu disebut metamorfosis regional. Contoh
batuan yang terjadi akibat metamorfosis regional ialah batuan gneis,
sabak, dan serpih. Jika suhu dan tekanan pada batuan metamorf
masih meningkat terus, batuan metamorf akan melebur (melting)
kembali menjadi magma lagi.
Gambar 3. Proses Metamorfisme Regional
3. Metamorfisme dinamo
Metamorfisme akibat dari tekanan diferensial yang tinggi akibat
pergerakan patahan lempeng. Batuan malihan ini terjadi karena
meningkatnya tekanan yang biasanya sebagai akibat gaya tektonik.
Contoh Batuan Metamorf Dinamothermal
adalah batubara, Batu
sabak (Slate) berasal dari Batulempung (claystone).
Batubara
Batu sabak
Marmer (Marble)
Gambar 4. Aneka macam Batuan Metamorfisme dinamo
B. Tekstur
Tekstur berdasarkan ketahanan terhadap proses metamorfosa
 Kristaloblastik
Tekstur ini terbentuk oleh sebab proses metamorfosa itu sendiri.
Batuan dengan tekstur ini sudah mengalami rekristalisasi sehingga
tekstur asalnya tidak nampak. Penamaannya menggunakan akhiran
blastik
 Relict/ palimpset/ sisa
Tekstur ini merupakan tekstur batuan metamorf yang masih
menunjukkan sisa tekstur batuan asalnya atau tekstur batuan asalnya
masih tampak pada batuan metamorf tersebut. Awalan blasto
digunakan untuk penamaan tekstur batuan metamorf ini. Contohnya
adalah blastoporfiritik yaitu batuan metamorf yang tekstur porfiritik
batuan beku asalnya masih bisa dikenali. Batuan yang mempunyai
kondisi seperti ini sering disebut batuan metabeku atau metasedimen.
Tekstur berdasarkan bentuk individual kristal
 Euhedral : bila kristal dibatasi oleh bidang permukaan kristal itu
sendiri
 Subhedral : bila kristal dibatasi sebagian oleh bidang permukaan itu
sendiri dan sebagian oleh bidang permukaan kristal sekitarnya
Tekstur kristaloblastik :
 Anhedral : bila kristal dibatasi seluruhnya oleh bidang permukaan
kristal lain disekitarnya
 Idioblastik : bila mineralnya didominasi oleh kristal berbentuk
euhedral
 Hypidioblastik : bila mineralnya didominasi oleh kristal berbentuk
subhedral
 Xenoblastik : bila mineralnya didominasi oleh kristal berbentuk
anhedral
 Lepidoblastik : bila mineral penyusunnya berbentuk tabular
 Nematoblastik : bila mineral penyusunnya berbentuk prismatik
 Granoblastik : bila mineral penyusunnya berbentuk granular,
equidimensional, batas mineralnya sutured (tidak teratur) dan
umumnya berbentuk anhedral
 Granuloblastik : bila mineral penyusunnya berbentuk granular,
equidimensional, batas mineralnya unsutured (lebih teratur) dan
umumnya mempunyai kristal berbentuk anhedral
 Porfiroblastik : terdapat beberapa mineral yang ukurannya lebih besar
dari mineral lainnya. Kristal yang lebih besar tersebut sering disebut
sebagai porphyroblasts
Tabel. Identifikasi megaskopis batuan metamorf
Struktur
Non
Foliasi
Tekstur/ Besar
Mineralogi/ Ciri
Butir
Khas
Sedang
Splinery
Nama Batuan
Batu
Hhornfels
Tanduk/
Kasar
Foliasi
Sangat halus
Kalsit
Marmer
Kuarsa
Kuarsit
piroksen
Granulit
Hijau
Batu
Sabak/
Shlatephilit
Halus
Muda
Milonit
Sedang
Skis
Kasar
Foliasi Jelas
Gneis
Streasky
Migmatit
C. Struktur
Struktur adalah kenampakan hubungan antar bagian batuan yang
berbeda. Macam macam struktur merupakan hubungan antar butir
penyusun dalam batuan tersebut, antara lain dibedakan menjadi 2 macam
yaitu :
1. Foliasi
Struktur foliasi merupakan kenampakan struktur planar pada suatu
massa batuan. Foliasi ini dapat terjadi karena adanya penjajaran
mineral-mineral menjadi lapisan-lapisan (gneissosity), orientasi
butiran(schistosity),
permukaan
belahan
planar(cleavage)
atau
kombinasi dari ketiga hal tersebut
2.
Non-foliasi
Bila pada batuan metamorf tidak terdapat penjajaran mineral mineral
yang terdapat dalam batuan tersebut
a. Struktur foliasi
 Slaty, menunjukkan lapisan/ kesejajaran mineral yang halus hasil
dari
metamorphose
batuan
afanitis.
Batuan
mempunyai
kecenderungan membelah bentuk lembaran tipis. . Batuannya
disebut slate (batusabak).
 Schistone, struktur yang menunjukkan kesan sejajar karena
reorientasi mineral pipih, terbentuk dari batuan berukuran butir
sedang (arenit). Terbentuk adanya susunan parallel mineralmineral pipih, prismatic atau lentikular (umumnya mika atau
klorit) yang berukuran butir sedang sampai kasar. Batuannya
disebut schist (sekis).
 Gneisose, struktur kesejajaran karena orientasi mineral mineral
dengan ukuran paneritis. Terbentuk oleh adanya perselingan.,
lapisan penjajaran mineral yang mempunyai bentuk berbeda,
umumnya antara mineral-mineral granuler (feldspar dan kuarsa)
dengan
mineral-mineral
tabular
atau
prismatic
(mioneral
ferromagnesium). Penjajaran mineral ini umumnya tidak menerus
melainkan terputus-putus. Batuannya disebut gneiss.
 Migmatit, percampuran batuan granit dengan batuan lainnya pada
metamorphose kontak
b. Sruktur non-foliasi
 Kataklistik, batuan tersusun oleh mineral berbutir halus hasil
hancuran.
(metamorphose
dislokasi).
Berbentuk
oleh
pecahan/fragmen batuan atau mineral berukuran kasar dan
umumnya membentuk kenampakan breksiasi. Struktur kataklastik
ini terjadi akibat metamorfosa kataklastik. Batuannya disebut
cataclasite (kataklasit).
 Hornfelsik, dicirikan adanya butiran butiran yang seragam.
(metamorphose termal). Terbentuk oleh mozaic mineral-mineral
equidimensional dan equigranular dan umumnya berbentuk
polygonal. Batuannya disebut hornfels (batutanduk)
 Granulose, sama dengan hornfelsik dengan ukuran butir tidak
seragam.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Pada gambar 1
Batuan tersebut dapat diindentifikasi sebagai berikut :
- Besar butir : kasar
- Tekstur batuan : kristaloblastik → kasar, tumpul
- Jenis struktur : non-foliasi
- Struktur batuan : granulose → butiran tidak seragam, menyudut
dan tumpul
- Ciri khas : kalsit
- Nama batuan : marmer
- Keterangan : mengalami rekristalisasi dari batu kapur seperti
banyak dijumpai di gunung kidul. Warnanya terang, umumnya
berwarna putih kekuningan atau putih kecoklatan. Menyudutnyudut, tumpul, dan bebongkah-bongkah kecil hingga besar.
Banyak dijumpai di pegunungan kapur tua atau kuarter.
2. Pada gambar 2
Batuan tersebut dapat diindentifikasi sebagai berikut :
- Besar Butir : Sedang
- Tekstur Batuan : Kristaloblastik
- Jenis Butir : Foliasi
- Struktur Batuan : Gneisos
- Ciri Khas Batuan : Foliasi Jelas Streashy
- Nama Batuan : Gneis
- Keterangan : Terdapat warna kecoklatan
3. Pada gambar 3
Batuan tersebut dapat diindentifikasi sebagai berikut :
- Besar Butir : sangat halus
- Tekstur Batuan : relist
- Jenis Butir : Foliasi
- Struktur Batuan : Slaty
- Ciri Khas Batuan : Foliasi Jelas Streashy,halus
- Nama Batuan : slaty/sabak
- Keterangan : terbentuk adanya proses metamorfisme dinamo
B. Pembahasan
Pada gambar 1 dapat teridentifikasi bahwa batuan tersebut memiliki besar
butirnya kasar dan berbongkah-bongkah, yaitu mempunyai ukuran yang berbedabeda dengan satu ukuran yang mendominasi. Teksturnya kristaloblastik, yaitu
terbentuk oleh sebab dari proses metamorfosa itu sendiri. Batuan ini sudah
mengalami rekristalisasi, sehingga tekstur asalnya tidak tampak. Jenis strukturnya
non-foliasi, artinya tidak terdapat penjajaran mineral-mineral yang terdapat dalam
batuan ini. Ciri khas dari batuan ini adalah, mineralogy-nya berupa kalsit. Nama
batuan ini adalah batuan marmer. Batu marmer terbentuk akibat rekristalisasi
struktur asal batuan membentuk tekstur baru dan keteraturan butir. Marmer
diperkirakan berumur sekitar 30–60 juta tahun atau berumur Kuarter hingga
tersier. Berdasarkan prosesnya batu marmer merupakan akibat adanya
metamorfisme kontak / thertmal. Metamorfisme ini disebabkan oleh temperatur
tinggi pada intrusi magma atau ekstrusi lava. Batu marmer merupakan batuan
hasil proses metamorfosa hidrothermal dari batugamping. Adapun manfaat batu
marmer antara lain : Untuk lantai, untuk dekorasi bangunan, dan untuk batu nisan
Pada gambar 2 dapat teridentifikasi bahwa batuan yang diamati memiliki
besar butir sedang dan memiliki tekstur kristaloblastik, yaitu terbentuk oleh sebab
proses metamorfosa itu sendiri. Batuan dengan tekstur ini sudah mengalami
rekristalisasi sehingga tekstur asalnya tidak tampak. Batuan ini memiliki jenis
struktur foliasi dengan stuktur batuan gneisos. Ciri khas yang dimiliki batuan
tersebut adalah foliasi jelas streashy. Dari hasil identifikasi tersebut, maka dapat
diketahui bahwa nama batuannya adalah gneis dan pada batuan tersebut terdapat
warna kecoklatan. Berdasarkan proses terbentuknya, batu gneis merupakan
metamorfosis regional. Metamorfisme ini disebabkan oleh tekanan dan temperatur
yang sedang dan terjadi pada daerah yang luas. Jika faktor suhu dan tekanan
bekerja bersama-sama metamorfosis regional. Jika suhu dan tekanan pada batuan
metamorf masih meningkat terus, batuan metamorf akan melebur (melting)
kembali menjadi magma lagi.
Pada gambar 3 dapat teridentifikasi bahwa batuan tersebut memiliki besar
butir sangat halus dan memiliki tekstur relist, yaitu tekstur batuan metamorf yang
masih menunjukkan sisa tekstur batuan asalnya atau tekstur batuan asalnya masih
tampak pada batuan metamorf tersebut. Batuan ini memiliki jenis struktur foliasi
dengan struktur batuan slaty. Adapun ciri khas batuan ini foliasi jelas sreashy,
halus. Dari hasil identifikasi dapat diketahui bahwa nama batuan ini adalah slate /
sabak. Berdasarkan proses terbentuknya batu sabar terbentuk adanya proses
metamorfisme dinamo. Metamorfisme dinamo terbentuk akibat dari tekanan
diferensial yang tinggi akibat pergerakan patahan lempeng. Batuan malihan ini
terjadi karena meningkatnya tekanan yang biasanya sebagai akibat gaya tektonik.
Adapun manfaat batu sabak antara lain untuk alat tulis menulis.
VI.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada gambar 1 merupakan batuan amrmer dengan besar butirnya kasar dan
berbongkah-bongkah, teksturnya kristaloblastik, jenis strukturnya nonfoliasi, artinya tidak terdapat penjajaran mineral-mineral yang terdapat
dalam batuan ini. Ciri khas dari batuan ini adalah, mineralogy-nya berupa
kalsit. Berdasarkan prosesnya batu marmer merupakan akibat adanya
metamorfisme kontak / thertmal.
2. Pada gambar 2 merupakan batu gneis dengan besar butir sedang , tekstur
kristaloblastik, jenis struktur foliasi dengan stuktur batuan gneisos. Ciri
khas yang dimiliki batuan tersebut adalah foliasi jelas streashy.
Berdasarkan proses terbentuknya, batu gneis merupakan metamorfosis
regional.
3. Pada gambar 3 merupakan batu sabak dengan besar butir sangat halus ,
tekstur relist, jenis struktur foliasi dengan struktur batuan slaty. Adapun
ciri khas batuan ini foliasi jelas sreashy, halus. Berdasarkan proses
terbentuknya batu sabak terbentuk adanya proses metamorfisme dinamo
4. Dalam mengidentifikasi batuan metamorf dapat dilihat melalui besar butir,
tekstur batuan, jenis struktur, struktur batuan, ciri khas batuan tersebut.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2012.
Batuan
Metamorf
http://wingmanarrows.wordpress.com/geological/petrologi/batuanmetamorf/,diakses 22 Desember 2012
Endarto, danang. 2005. Pengantar Geologi Dasar. Surakarta : Uns Press
Handout PGG Pertemuan X.2012 Identifikasi batuan metamorf.. Geografi FKIP
UNS
Download