Signifikans Pencucian Kaki [099] - Jemaat

advertisement
Jemaat-jemaat Allah Al Maséhi
[099]
Signifikans Pencucian Kaki
[099]
(Edisi 2.0 19950401-19990130)
Bersama-sama dengan karya Maksud Roti dan Anggur [100] ia berhubung dengan keistimewaan
elemen-elemen Perjamuan Tuhan membentuk sebahagian daripada sakramen kedua Jemaat.
Penyucian kaki menandakan pengesampingan hidup Mesias.
Christian Churches of God
PO Box 369, WODEN ACT 2606, AUSTRALIA
E-mail: [email protected]
(Hakcipta  1995 Ben Johnston, 1999 Ed. Wade Cox)
(Tr. 2003)
Karya tulis ini boleh disalin semula dan didistribusikan secara bebas dengan syarat ia disalin semuanya
tanpa apa-apa perubahan atau penghapusan kata. Nama dan alamat penerbit serta notis hakcipta harus
disertakan.
Sebarang bayaran tidak boleh dikenakan ke atas penerima-penerima salinan yang
didistribusikan. Petikan-petikan ringkas daripadanya boleh dimasukkan ke dalam artikel-artikel kritis dan
karya ulasan tanpa melanggar undang-undang hakcipta.
Karya ini boleh didapati daripada Internet di:
http://www.logon.org dan http://www.ccg.org
Mukasurat 2
Signifikans Pencucian Kaki [099]
Signifikans Pencucian Kaki [099]
Adalah sesuai pada waktu ini untuk
mendalami hari raya Paskah. Khutbah ini
merangkumi aspek upacara mencuci kaki.
Dimana hendak dimulakan? Kamu semua
telah melihat fakta mengenai sifat-sifat
manusia dimana adanya sesuatu activity yang
berjaya kamu mengatakan “sangat bagus” dan
tidak akan memikirkannya lagi. Tetapi jika ia
gagal, kamu mula bertanya diri kamu sendiri
“Mengapa?”
dan
dengan
itu
kamu
mempelajarinya. Paulus juga telah melakukan
itu.
Rasul Paulus menulis untuk gereja Korintus
dan surat tersebut dipelihara dalam Alkitab
untuk
kita
mempelajari
dan
memperbatalkannya. Paulus telah menubukan
gereja Korintus beberapa tahun yang awal dan
surat tersebut nampaknya ditulis sebelum hari
raya Paskah. Korintus telah mengalami
masalah dengan sikap-sikap yang secara
langsungnya berkaitan dengan agama pagan
dari mana orang-orang ini datang.
Kita sebagai jemaat muda kemungkinan
mempunyai masalah yang serupa. Renungan
terhadap beberapa isu surat tersebut boleh
menolong kita bagi memperbaiki pemahaman
kita dan membuatkan lagi hari raya Paskah
akan datang lebih penting. Sifat mementingkan
diri sendiri, kemegahan dan ketekunan – iaitu
sindrom “Aku” – memberi kesimpulannya. Ini
jelas sekali telah melampaui batas tatasusila di
Korintus dan jelas terpamer di Perjamuan
Suci.
Dalam 1Korintus dan kita baca sebahagian
dari kata-kata Paulus dalam Bab 11 ayat 1722.
“17 Dalam peraturan-peraturan yang berikut aku
tidak dapat memuji kamu, sebab pertemuanpertemuanmu tidak mendatangkan kebaikan, tatapi
mendatangkan keburukan. 18 Sebab pertama-tama
aku mendengar, bahwa apabila kamu berkumpul
sebagai Jemaat, ada perpecahan di antara kamu,
dan hal itu sedikit banyak aku percaya. 19 Sebab di
antara kamu harus ada perpecahan, supaya nyata
nanti siapakah di antara kamu yang tahan uji. 20
Apabila kamu berkumpul, kamu bukanlah
berkumpul untuk makan perjamuan Tuhan. 21
Sebab pada perjamuan itu tiap-tiap orang memakan
dahulu makanannya sendiri, sehingga yang seorang
lapar dan yang lain mabuk. 22 Apakah kamu tidak
mempunyai rumah sendiri untuk makan dan
minum? Atau maukah kamu menghinakan Jemaat
Allah dan memalukan orang-orang yang tidak
mempunyai apa-apa? Apakah yang kukatakan
kepada kamu? Memuji kamu? Dalam hal ini aku
tidak memuji.”
Nampaknya dalam perkumpulan bersama
untuk merayakan Perjamuan Suci itu, Jemaat
Korintus memeliharanya seumpama suatu
perayaan pagan lantas mendorong Paulus
mengulas tentang pengagungan diri –
kelahapan dan kemabukan. Kepentingan
rohaninya serta simbolisme roti dan wain telah
diabaikan sepenuhnya.
Dengan pengetahuan yang kita perolehi dari
mengimbas kembali keadaan tersebut, dapat
dilihat bahawa masalah Jemaat berpunca dari
tidak memahami signifikans upacara mencuci
kaki itu, yang telah diarahkan Yesus kepada
murid-muridnya untuk dilakukan sebelum
memakan roti dan wain. Yohanes memberi
kita gambaran jelas mengenai peristiwa
tersebut. Sila buka kepada Yohanes 13:1-17.
1
Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai,
Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk
beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia
senantiasa
mengasihi
murid-murid-Nya
demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai
kepada kesudahannya. 2 Mereka sedang makan
bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana
dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk
mengkhianati Dia. 3 Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya
telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan
bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada
Allah. 4 Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan
jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan
mengikatkannya pada pinggang-Nya, 5 kemudian Ia
menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai
membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya
dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. 6
Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata
Petrus kepada-Nya: "Tuhan, Engkau hendak
membasuh kakiku?" 7 Jawab Yesus kepadanya:
"Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang,
tetapi engkau akan mengertinya kelak." 8 Kata
Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan membasuh
kakiku sampai selama-lamanya." Jawab Yesus:
"Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau
tidak mendapat bagian dalam Aku." 9 Kata Simon
Petrus kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku
saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!" 10 Kata
Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia
tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh
kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga
kamu sudah bersih, hanya tidak semua." 11 Sebab Ia
Signifikans Pencucian Kaki [099]
tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu
Ia berkata: "Tidak semua kamu bersih." 12 Sesudah
Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan
pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia
berkata kepada mereka: "Mengertikah kamu apa
yang telah Kuperbuat kepadamu? 13 Kamu
menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu
tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. 14
Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang
adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib
saling membasuh kakimu; 15 sebab Aku telah
memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya
kamu juga berbuat sama seperti yang telah
Kuperbuat kepadamu. 16 Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi
dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari
pada dia yang mengutusnya. 17 Jikalau kamu tahu
semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu
melakukannya.
Bagi kita pencucian kaki adalah hal peribadi
dan upacara di mana kakimu dicuci adalah
sesuatu yang luar biasa. Tetapi dalam dunia
kuno ianya sebahagian daripada sambutan dan
layanan di tempat kediaman dan diamalkan
pada semua lapisan masyarakat. Orang-orang
sama ada memakai kasut/sandal atau tidak dan
ini mengakibatkan kaki mereka berlumpur dan
kotor.
Dalam rumah keluarga yang kaya, terdapatnya
seorang pelayan yang berkedudukan rendah
yang mengendalikan tugas ini. Ianya boleh
disamakan dengan mengesat kasut anda pada
lapik pintu, atau seperti yang dilakukan
beberapa orang Eropah dalam negeri,
menanggalkan
kasut
mereka
dan
meninggalkannya di luar.
Apabila Yesus memgambil tuala dan mula
mencuci kaki pengikut-pengikutnya, ianya
sesuatu yang tidak dijangka mereka. Di situ
tuan mereka mencuci kaki mereka. Yesus
memilih untuk melakukannya sebagai contoh
sikap yang harus kita miliki. Ia suatu
perbuatan kerendahan hati.
Murid-murid itu telah menghabiskan banyak
masa memikirkan siapa akan mendapat kerja
apa dalam Kerajaan itu nanti seperti yang
dinyatakan dalam dalam Markus 10:35-45.
“35 Lalu Yakobus dan Yohanes, anak- anak
Zebedeus, mendekati yesus dan berkata kepadaNya
“Guru, kami harap supaya Engkau kiranay
mengabulkan suatu permintaan kami!”36 JawabNya
kepada mereka: “Apa yang kamu kehendaki Aku
perbuat bagimu?” 37 Lalu kata mereka:
“Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaanMu
kelak, yang seorang lagi di sebelah kanakMu dan
Mukasurat 3
yang seorang di sebelah kiriMu” 38 Tetapi kata
Yesus kepada mereka: “Kamu tidak tahu apa yang
kamu minta. Datkah kamu meminum cawan yang
harus Kuminum dan di baptis dengan baptisan yang
harus Kuterima?” 39 “Jawab mereka: “Kami dapat”
Yesus berkata kepada mereka: “Memang, kamu
akan meminum cawan yang harus Kuminum dan
akan dibaptis dengan baptisan yang harus
Kuterima. 40 Tetapi hal duduk di sebelah kananKu
atau di sebelah kiriKu, Aku tidak berhak
memberikannya. Itu akan diberikan kepada orangorang bagi siapa itu telah disediakan. 41 Mendengar
itu kesepuluh murid yang lain menjadi marah
kepada Yokobus dan Yohanes. 42 Tetapi yesus
memanggil mereka lalu berkata: “Kamu tahu,
bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsabangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi,
dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya
dengan keras atas mereka. 43 Tidaklah demikian di
antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di
antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, 44
dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di
antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk
semuanya. 45 Kerana Anak Manusia juga datnag
bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani
dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan
bagi banyak orang.”
Pemikiran tentang Kerajaan itu dengan citacita yang mementingkan diri memenuhi fikiran
murid-murid itu. Satu contoh lagi dicatatkan
dalam Lukas 22:24-27.
24
Terjadilah juga pertengkaran di antara muridmurid yesus, siapakah yang dapat dianggap
terbesar di antara mereka. 25 yesus berkata kepada
mereka: “Raja-raja bangsa-bangsa memerintah
rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan
kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung. 26
Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang
terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai
yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.
27 Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk
makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang
duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah
kamu sebagai pelayan.”
Dalam budaya mereka, pelayanan dan sifat
rendah hati dibenci – dan dianggap ciri-ciri
hamba yang baik. Sifat rendah hati merupakan
satu kelemahan. Kedudukan seseorang di
dalam
masyarakat merupakan gambaran
kawalannya serta pengaruhnya ke atas orang
lain. Melihat Yesus, tuan mereka, melakukan
tugas pencucian kaki yang remeh ini telah
menterbalikkan sepenuhnya sistem penilaian
mereka. Dari tindakan Yesus kita sedar
bahawa kerendahan hati serta pelayanan
adalah syarat untuk keselamatan.
Lihat Filipi 2:3-4 dan 1Yohanes 3:16.
Mukasurat 4
Filipi 2:3-4 3 Dengan tidak mencari kepentingan
sendiri atau puji-pujian yang sia-sia, sebaliknya
hendaklah dengan rendah hati yang seorang
menganggap yang lain lebih utama dari pada
dirinya sendiri; 4 dan janganlah tiap-tiap orang
hanya memperhatikan kepentingannya sendiri,
tetapi kepentingan orang lain juga.
1Yohanes 3:16 Demikianlah kita ketahui kasih
Kristus, Yaitu bahwa Ia telah menyerahkan
nyawaNya untuk
kita; jadi kitapun wajib
menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara
kita.”
Jadi kita dapati bahawa bukan sahaja
pelayanan dan sifat rendah hati, tetapi juga
suatu kerelaan untuk menyerahkan hidup kita
untuk saudara kita seperti yang dilakukan
Kristus, dan apa yang dibayangi tindakantindakannya dalam perbualan yang direkodkan
dalam Yohanes 13:6-7
6
Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata
Petrus kepadaNya. “Tuhan, Engkau hendak
membasuh kakiku?” 7 Jawab Yesus kepadanya:
“Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang,
tetapi engkau akan mengertinya kelak.”
Apa yang dilakukan oleh Kristus adalah sangat
jelas bagi kita sekarang, tetapi tidak kepada
rasul-rasul pada masa itu. Renungkan
simbolismenya, sambil kamu membaca
petikan daripada Yohanes 12:1-8.
1
Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke
Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan
Yesus dari antara orng mati. 2 Di situ diadakan
perjamuan untuk Dia dna Marta melayani, sedang
salah seorang yang turut makan dengan Yesus
adalah Lazarus. 3 Maka Maria mengambil setengah
kati minyak narwastu murni yang mahal harganya,
lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya
dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di
seluruh rumah itu. 4 Tetapi Yudas Iskariot, seorang
dari murid-murid yesus, yang akan segera
menyerahkan Dia, berkata: 5 Mengapa minyak
narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan
uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?” 6
Hal itu dikatakannya bukan kerana ia
memperhatikan
nasib
orang-orang
miskin,
melainkan kerana ia adalah seorang pencuri; ia
sering mengambil uang yang disimpan dalam kas
yang dipegangnya. 7 Maka kata Yesus: “Biarkanlah
dia melakukan hal ini mengingat hari
penguburanKu. 8 Kerana orang-orang miskin selalu
ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada
pada kamu.”
Maria melumurkan kaki Yesus dengan minyak
yang
mahal
yang
digunakan
untuk
menyediakan orang mati untuk pengkebumian.
Yudas Iskariot mengadu mengenai pembaziran
Signifikans Pencucian Kaki [099]
tersebut (nilai minyak adalah gaji untuk
setahun), simbolik tentang bagaimana kita
telah dibeli dan pemeliharan tahunan upacara
roti dan wain itu. Adalah munasabah daripada
apa yang telah kita baca, untuk mengatakan
bahawa rasul-rasul itu tidak ingin berhadapan
dengan hakikat bahawa tuan mereka yang
dikasihi itu akan mati tidak lama kemudian.
Fikir semula petikan-petikan Yohanes 13:4,12.
Perbuatan-perbuatan serta perbualan telah
direkodkan.
Yohanes 13:4 Lalu bangunlah Yesus dna
menanggalkan jubahNya. Ia mengambil sehelai
kain lenan dan mengikatkannya pada pinggangNya.
Yohanes diilhamkan untuk mengunakan
perkataan Yunani “tithenai”, istilah bagi
“menanggalkan”, dalam merekodkan kejadian
ini. Dalam bab 10, 11, 15, 17 dan 18 perkataan
ini digunakan untuk mencatatkan pernyataan
Kristus mengenai menanggalkan/menyerahkan
hidupnya untuk kambing domba.
Yohanes 13:12 Sesudah Ia membasuh kaki mereka,
Ia mengenakan pakaianNya dan kembali ke
tempatNya. Lalu Ia berkata kepada mereka:
“Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat
kepadamu?
Yohanes menggunakan kata kerja Greek
‘lambenei’ (mengambil semula) untuk
mengambarkan pemakaian semula Kristus.
Dalam Bab 10, 17 dan 18 “lambenei”
digunakan untuk mengambarkan keberkuasaan
Kristus untuk untuk mengambil semula
hidupnya. Kristus sedang menggambarkan
pengorbanan dirinya serta kebangkitannya.
Dalam ayat 6-10, perbualan Yesus dengan
Petrus direkodkan. Petrus berang terhadap
tuannya yang mahu mencuci kakinya dan
berkata “Engkau tidak akan membasuh
kakiku” Dia menganggapnya tidak betul untuk
tuannya mencuci kakinya.
Yesus menjawab “Jikalau Aku tidak
membasuh engkau, engkau tidak mendapat
bagian dalam Aku”.
Dengan
mengambil
bahagian
dalam
simbolisme pencucian kaki ini, kita
memperbaharui penyertaan kita di dalam
kebangkitan, pelayanan serta warisan Kristus.
Signifikans Pencucian Kaki [099]
Petrus menjawab: “Tuhan, jangan hanya
kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!”
Yesus menjawab, “Barangsiapa telah mandi,
ia tidak usah membasuh diri lagi selain
membasuh kakinya, kerana ia sudah bersih
seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya
tidak semua”. Bahawa Yesus tahu Yudas akan
menderhakainya.
Apa yang dikatakan Kristus adalah setelah
dicuci dalam air pembaptisan, dosa-dosa kita
sebelum pertaubatan telah diampuni, dan kita
tidak memerlukan pembaptisan setiap kali kita
berdosa. Namun kita memang akan berdosa
dan keperluan kita terhadap penyucian regular
dilambangkan oleh kaki kita yang kotor – yang
dikotori sewaktu perjalanan kita mengikut
jalan Tuhan apabila kita terpesong. Kita tidak
kesampaian sungguhpun kita maju ke hadapan,
dan kerana itu memerlukan pengampunan.
Mukasurat 5
Mengambil bahagian dalam upacara pencucian
kaki itu setiap tahun memperbaharui serta
menumpukan kita semula kepada kepercayaan
kita serta kesucian yang telah kita terima dari
pembaptisan.
Sebagai rangkuman, kita lihat bahawa mencuci
kaki sesama sendiri menyediakan kita untuk
upacara roti dan wain itu. Ia mengingatkan kita
tentang sikap yang betul, merendahkan diri
dan penuh pertaubatan (pertaubatan yang
semakin mendalam tahun demi tahun) yang
kita perlukan apabila kita tampil ke hadapan
Tuhan; bukan seperti umat Korintus.
Fikirkanlah tentang siapa diri kita, dari mana
kita datang dan ke mana kita pergi. Belas
kasihan dan kasih sayang Tuhan terhadap kita
akan menyediakan sikap yang wajar untuk
mengambil simbol-simbol roti dan wain
tersebut.
Download