PENERAPAN PAKEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

advertisement
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2014, Volume 9 Nomor 2, ( 25 – 30 )
PENERAPAN PAKEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA
SISWA SDN- 8 LANGKAI PALANGKARAYA
Oleh : Rita Rahmaniati *
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui aktivitas peserta didik dan guru pada saat
pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan PAKEM, 2) mengukur hasil belajar IPA
setalah diterapkan pendekatan PAKEM.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Instrumen dalam penelitian ini berupa 1) lembar observasi aktivitas guru dan peserta didik 2) tes
hasil Belajar, analisis data menggunakan rumus persentase dan N-Gain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) aktivitas guru meningkat siklus I 75,83% menjadi
90% pada siklus II, aktivitas peserta didik meningkat siklus I 64,77% menjadi 80,68% pada siklus
II 2) Hasil belajar peserta didik juga meningkat pada siklus I rata rata 79,83 menjadi 90,68 pada
siklus II.
Kata Kunci : Pendekatan PAKEM, hasil belajar.
PENDAHULUAN
Pembelajaran IPA kadang-kadang
terasa sulit, baik bagi peserta didik maupun
guru.Ini tentunya merupakan pengalaman
sekaligus tantangan untuk bisa menyajikan
pelajaran IPA di kelas dengan baik dan
menyenangkan bagi peserta didik dan guru.
Salah satu strategi yang dapat diterapkan
guru untuk membuat proses pembelajaran
menjdi lebih aktif dan menyenangkan
dengan PAKEM.
PAKEM merupakan salah satu
pendekatan yang melibatkan secara aktif
peserta didik dalam proses belajar
mengajar. Pendekatan tersebut merupakan
pendekatan pembelajaran yang cukup
menunjang karena pendekatan PAKEM
adalah pendekatan pembelajaran yang aktif,
kreatif,
efektif
dan
menyenangkan.
Pembelajaran IPA yang aktif serta
memberikan
contoh
konkret
secara
langsung diiringi kreativitas guru, akan
menjadikan
pembelajaran
yang
menyenangkan
dan
setiap
proses
pembelajarannya akan berlangsung efektif.
Hasil belajar IPA secara umum akan
mengikuti perkembangan proses yang
dilalui selama belajar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1)
mengetahui aktivitas peserta didik dan guru
pada saat pembelajaran IPA dengan
menggunakan pendekatan PAKEM (2)
mengukur hasil belajar IPA setalah
diterapkan pendekatan PAKEM.
PAKEM merupakan akronim dari
Pembelajaran Aktif, kreatif, Efektif dan
Menyenang. Menurut Mulyasa (2007)
menyatakan bahwa Pembelajaran aktif
merupakan pendekatan pembelajaran yang
lebih banyak melibatkan aktivitas peserta
didik dalam mengakses berbagai informasi
dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji
dalam proses pembelajaran dan mereka
mendapat
pengalaman
yang
dapat
meningkatkan
pemahaman
dan
kompetensinya.
Dalam pembelajaran aktif, guru
sebagai
fasilitator
yang
bertugas
* Rita Rahmaniati, M.Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
25
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2014, Volume 9 Nomor 2, ( 25 – 30 )
memberikan kemudahan belajar kepada
peserta didik. Peserta didik terlibat secara
aktif
dan
berperan
dalam
proses
pembelajaran, sedangkan guru lebih banyak
memberikan arahan dan bimbingan serta
mengatur jalannya proses pembelajaran.
Munandar (1999) menyatakan bahwa:
“Pembelajaran kreatif adalah kemampuan
untuk menciptakan, mengimajinasikan,
melakukan inovasi, dan melakukan hal-hal
yang artistik lainnya”. pembelajaran kreatif
menuntut
guru
untuk
merangsang
kreativitas peserta didik, baik dalam
mengembangkan
kecakapan
berpikir
maupun dalam melakukan suatu tindakan.
Rusman (2011) menyatakan bahwa
Pembelajaran
efektif
merupakan
pembelajaran yang mampu memberikan
pengalaman baru kepada peserta didik
untuk membentuk kompetensi peserta didik,
serta mengantarkan mereka ke tujuan yang
ingin dicapai secara optimal. Pembelajaran
efektif seluruh peserta didik dilibatkan
secara penuh agar bergairah dalam
pembelajaran,
sehingga
suasana
pembelajaran betul-betul kondusif dan
terarah pada tujuan dan pembentukan
kompetensi peserta didik.
Pembelajaran menyenangkan adalah
pembelajaran yang dapat menciptakan
suasana
belajar
mengajar
yang
menyenangkan, sehingga peserta didik
memusatkan perhatiannya secara penuh
pada belajar sehingga perhatian peserta
didik dalam belajar tinggi. Dengan kata
lain,
pembelajaran
menyenangkan
merupakan adanya pola hubungan yang
baik antara guru dengan peserta didik dalam
proses pembelajaran. Guru memposisikan
dirinya sebagai mitra belajar bagi peserta
didik, bahkan dalam hal tertentu tidak
menutup kemungkinan guru belajar dari
peserta didiknya. Oleh karena itu perlu
diciptakan suasana yang demokratis dan
tidak ada beban, baik guru maupun peserta
didik
dalam
melakukan
proses
pembelajaran.
PAKEM adalah pembelajaran yang
diciptakan oleh guru untuk membangkitkan
keaktifan peserta didik dalam proses belajar
mengajar serta suasana pembelajaran yang
menimbulkan kenyamanan bagi peserta
didik untuk belajar. Sesuai dengan waktu
yang telah direncanakan agar pembelajaran
menjadi menyenangkan bagi guru dan
peserta didik. Di dalam PAKEM, guru
memanfaatkan berbagai sumber belajar
untuk pencapaian hasil belajar yang telah
ditentukan. Langkah–langkah
PAKEM
menurut Harjanto (dalam Fatmawati, 2010)
1) Guru dan peserta didik meninjau ulang
pelajaran yang lampau 2) Guru senantiasa
menyajikan ide baru dan perluasan konsep
3) Guru menerapkan cara mengajar yang
lebih kooperatif dalam interaktif dengan
cara belajar kelompok 4) Peserta didik
belajar sendiri dalam kelompok dengan
perluasan konsep (menggunakan lembar
kerja peserta didik (LKPD) 5) Hasil kerja
individu atau kelompok dilaporkan,
kemudian dipresentasikan 6) Pekerjaan
rumah yang diberikan guru harus dikoreksi
dan dinilai.
Ciri PAKEM menurut UNESCO dan
UNICEF (dalam Muchlisin Riadi, 2012)
adalah Dari Guru 1) Dalam proses belajar
mengajar guru aktif dalam memantau
kegiatan belajar peserta didik, memberi
umpan balik, mengajukan pertanyaan yang
menantang,
mempertanyakan
gagasan
peserta didik 2) Guru harus kreatif dalam
mengembangkan kegiatan yang beragam,
membuat
alat
bantu
atau
media
pembelajaran 3) Guru mendorong peserta
didik untuk menemukan cara sendiri dalam
pemecahan
suatu
masalah
untuk
mengungkapkan
gagasannya
dan
melibatkan
peserta
didik
dalam
* Rita Rahmaniati, M.Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
26
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2014, Volume 9 Nomor 2, ( 25 – 30 )
menciptakan lingkungan sekolahnya 4)
Agar pembelajaran menyenangkan, guru
harus bisa mengemas materi agar lebih
mudah dipahami peserta didik dengan
menggunakan metode pembelajaran yang
dapat menarik perhatian peserta didik dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar 5)
Guru menerapkan cara mengajar yang lebih
kooperatif dan interaktif, termasuk kerja
kelompok.
Dari Peserta Didik 1) Peserta didik harus
aktif dalam bertanya, mengemukakan
pendapat, mempertanyakan pendapat orang
lain dan pendapatnya 2) Peserta didik
terlibat dalam berbagai kegiatan yang
mengembangkan
pemahaman
dan
kemampuan mereka dalam penekanan pada
belajar melalui berbuat 3) Keefektifan
peserta didik bisa dilihat dari penguasaan
keterampilan yang dibutuhkan oleh peserta
didik 4) Pembelajaran yang menyenangkan
dapat membuat peserta didik berani
mencoba atau berbuat, berani bertanya,
berani mengemukakan pendapat, dan berani
mempertanyakan pendapat orang lain.
Kelebihan
Pendekatan
PAKEM
sebagai berikut 1) menekankan pada proses
pengolahan informasi oleh peserta didik
sendiri 2) memiliki kemungkinan besar
untuk
memperluas
persediaan
dan
penguasaan keterampilan dalam proses
kognitif para peserta didik. 3) tidak
menjadikan guru sebagai satu-satunya
sumber belajar, karena peserta didik dapat
belajar dengan memanfaatkan berbagai
jenis sumber belajar.
Kekurangan Pendekatan PAKEM 1)
sangat sulit mengubah cara belajar peserta
didik dari kebiasaan menerima informasi
dari
guru menjadi aktif mencari dan
menemukan sendiri 2) kebebasan yang
diberikan kepada peserta didik tidak
selamanya dapat dimanfaatkan secara
optimal, tetapi kadang peserta didik malah
memanfaatkan waktu yang diberikan untuk
bermain saja.
METODOLOGI
Penelitian ini dilaksanakan sejak
bulan Maret sampai dengan Desember
2013. Rancangan Penelitian termasuk
penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model
kerja PTK yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah model proses dalam bentuk
siklus-siklus. Menurut Kemmis dan Mc
Tanggart (dalam Lorenty, 2009:30) “Setiap
siklus melalui empat tahapan yaitu :
perencanaan, tindakan, observasi dan
refleksi”.
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini berupa 1) Lembar aktivitas
guru dan Peserta didik 2) Tes Hasil Belajar
IPA. Teknik pengambilan data dilakukan
dengan tahapan 1)Melakukan Pengamatan
proses PAKEM dibantu oleh 2 orang
observer 2) Data pretest dikumpulkan
dengan cara memberikan test sebelum
diterapkannya PAKEM 2) Data Posttest
dikumpulkan dengan cara memberikan
test sesudah diterapkannya PAKEM.
Analisis Data menggunakan rumus
persentase untuk observasi guru dan
peserta didik dan N-Gain untuk melihat
peningkatan hasil belajar IPA.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian diperoleh deskripsi
data awal, deskripsi data siklus I dan
deskripsi data siklus 2.
1. Desripsi data awal
Hasil yang diperoleh dari data ini akan
dijadikan sebagai tolak ukur pembelajaran
yang selanjutnya. Tes awal bertujuan untuk
mengetahui tingkat penguasaan peserta
didik terhadap materi dalam penelitian
tindakan kelas. Tes yang diberikan berupa
soal pilihan ganda sebanyak 20 soal. Dari
* Rita Rahmaniati, M.Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
27
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2014, Volume 9 Nomor 2, ( 25 – 30 )
37 siswa hanya 15 orang yang tuntas, 22
orang masih belum tuntas dari ketuntasan
yang ditetapkan dalam IPA yakni 70 dan
ketuntasan klasikal peserta didik hanya
40,45 % dari ketuntasan klasikal yang
diharapkan yaitu 85%.
2. Deskripsi Data Siklus I
Pelaksanaan tindakan kelas siklus I
terdiri dari 4 komponen, yaitu perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Materi
yang dibahas ialah materi alat pernapasan
pada manusia dan gangguan pada alat
pernapasan
dengan
menggunakan
pendekatan PAKEM. Pengamatan aktivitas
guru yang diamati oleh 2 orang pengamat
rata-ratanya 3 (baik) sedangkan pada
aktivitas peserta didik diperoleh nilai ratarata 2,7 (cukup baik). Dari data tersebut
dapat diketahui bahwa aktivitas guru dan
peserta didik belum memuaskan.
Data hasil belajar pada siklus I
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
hasil belajar siswa dari hasil pretest
(sebelum diterapkannya PAKEM) yaitu rata
–rata 79,90 menjadi rata-rata 79,83. Secara
klasikal belum tuntas yaitu 75,68%. Jika
dihitung rata rata peningkatan N-gain
sebesar 0,26 dapat dikatakan berkategori
rendah.
3. Deskripsi Data Siklus II
hasil belajar menunjukkan bahwa tindakan
siklus I belum menunjukkan titik
keberhasilan yang maksimal sehingga
penelitian harus dilanjutkan pada siklus II
untuk melihat sejauhmana keberhasilan
yang dicapai dalam meningkatkan hasil
belajar IPA peserta didik pada materi alat
pernapasan pada manusia dan gangguan
pada alat pernapasan manusia melalui
pendekatan PAKEM.
Untuk
memperbaiki
kelemahan,
kegagalan dan meningkatkan apa yang telah
berhasil dicapai pada siklus I, maka
dilanjutkan pada siklus II. Pengamatan
aktivitas guru pada siklus II rata-ratanya 3
(baik) sedangkan pada aktivitas peserta
didik diperoleh nilai rata-rata 2,7 (cukup
baik). Dari data tersebut dapat diketahui
bahwa aktivitas guru dan peserta didik
sudah memuaskan.
Data hasil belajar pada siklus II
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
hasil belajar siswa dari hasil pretest
(sebelum diterapkannya PAKEM) yaitu
siswa yang tuntas menjadi 28 orang yang
semula hanya 14 orang dengan nilai ratarata 90,68. Secara klasikal belum tuntas
yaitu 91,89 %. Jika dihitung peningkatan
hasil belajar rata-rata N-gain sebesar 0,62
dapat dikatakan berkategori sedang. Secara
Rinci aktivitas guru dan peserta didik
disajikan pada tabel dibawah ini :
Hasil refleksi siklus I terhadap
pembelajaran baik dari segi proses maupun
* Rita Rahmaniati, M.Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
28
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2014, Volume 9 Nomor 2, ( 25 – 30 )
Berdasarkan hasil tes belajar yang
telah dilakukan oleh peneliti setelah selesai
siklus II ternyata ada peningkatan yang
lebih baik dibandingkan siklus I yaitu pada
nilai rata-rata (x) adalah 79,83 sedangkan
persentase peserta didik yang memperoleh
nilai lebih besar dari atau sama dengan 75
yaitu sebesar 75,68 %, jika dibandingkan
pada saat siklus II nilai rata-rata (x) adalah
sebesar 90,68 sedangkan persentase peserta
didik yang memperoleh nilai lebih besar
dari atau sama dengan 75 yaitu sebesar
91,89%.
Perbandingan hasil belajar IPA antara
pratindakan, setelah siklus I, dan setelah
siklus II sebagai berikut akan disajikan pada
grafik
berikut
:
GRAFIK AKTIVITAS GURU
SIKLUS I DAN SIKLUS II
RATA-RATA
5
4
3
Siklus I
2
Siklus II
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
KATEGORI
Grafik Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
* Rita Rahmaniati, M.Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
29
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2014, Volume 9 Nomor 2, ( 25 – 30 )
Berdasarkan
data
ini
dapat
disimpulkan bahwa PAKEM memiliki
kecendrungan untuk mampu meningkatkan
aktivitas guru, pesrta didik dan hasil belajar
IPA peserta didik SDN-8 Langkai
Palangkaraya. Hasil penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ni Wayan Murniati (2012) menyatakan
bahwa motivasi belajar peserta didik antara
yang di ajar menggunakan model PAKEM
lebih baik dibandingkan dengan yang
menggunakan model konvensional pada
peserta didik kelas V SDN-6 Langkai.
Adanya peningkatan hasil belajar ini
tidak terlepas dari kelebihan PAKEM
sendiri
yaitu
mampu
memperluas
persediaan dan penguasaan keterampilan
dalam proses kognitif para peserta didik dan
tidak menjadikan guru sebagai satu-satunya
sumber belajar, karena peserta didik dapat
belajar dengan memanfaatkan berbagai
jenis sumber belajar. Sehingga dapat
disimpulkan PAKEM dapat digunakan
untuk membantu meningkatkan hasil belajar
IPA .
SIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan
1) aktivitas guru dan siswa mengalami
peninkatan pada tiap siklus melalui
penerapan PAKEM 2) Penerapan PAKEM
dapat meningkatkan hasil belajar IPA yaitu
dari rata pretes sebesar 70,90, siklus I 79, 83
dan siklus II 90,68.
Adapun saran dalam penelitian ini 1)
PAKEM dapat memberikan alternatif guru
sebagai strategi pembelajaran di kelas 2)
guru dapat berinovasi dalam proses
pembelajaran di kelas,salah satunya dengan
model pembelajaran interaktif lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid.2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Fatmawati, Ely. 2010. Pengaruh Penggunaan Pendekatan PAKEM Terhadap Hasil Belajar
Matematika. Palangka Raya: Universitas Muhammadiyah Palangka Raya.
Muchlisin
Riadi.
2012.
Pengertian
Pembelajaran
Aktif.
(Online).
(http//KajianPustaka.wordpress.com) diakses 8 Mei 2013.
Mulyasa, E. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Munandar, Utami. 1999. Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Ni Wayan Murniati. 2012. Perbedaan Penggunaan Model PAKEM Dengan Model
Konvensional Terhadap Motivasi Belajar Pada Peserta Didik Kelas V SDN-6
Langkai. Palangkaraya: Universitas Muhammadiyah Palangka Raya.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Setianingsih dan Munawir. 2004. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
* Rita Rahmaniati, M.Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
30
Download