ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN STRUKTUR SISTEM PORTAL BAJA YANG MENGALAMI PLASTIFIKASI AKIBAT BEBAN GEMPA STATIK Johanes Permadi Saputra Kayama (NIM : 15008020) Program Studi Teknik Sipil – Institut Teknologi Bandung [email protected] Abstrak Penyebab utama terjadinya keruntuhan pada bangunan di Indonesia adalah beban gempa. Bangunan harus direncanakan mampu bertahan terhadap beban gempa untuk menjamin keselamatan penghuninya. Tren perencanaan yang banyak digunakan hingga saat ini adalah perencanaan berdasarkan level kinerja struktur. Salah satu metode analisis kinerja struktur adalah analisis beban dorong statik (Static Pushover Analysis). Namun seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, perencanaan ketahanan suatu bangunan terhadap beban gempa berkembang menjadi perencanaan berdasarkan level energi yang terjadi pada struktur. Studi ini membandingkan parameter struktur yang diperoleh berdasarkan perencanaan level kinerja dan energi. Parameter struktur yang ditinjau adalah urutan terbentuknya sendi plastis (pola keruntuhan struktur), daktilitas, faktor kuat lebih (overstrength), dan kapasitas energi pada struktur. Hasil studi menyimpulkan bahwa hasil nilai daktilitas yang tinggi belum dapat menjamin tingkat keamanan struktur sehingga perlu dilakukan tinjauan energi. Kata kunci : analisis pushover, daktilitas, energi, gempa, rotasi, translasi PENDAHULUAN Analisis beban dorong statik (pushover) merupakan prosedur analisis untuk mengetahui perilaku keruntuhan struktur terhadap beban gempa. Beban gempa dapat dimodelkan sebagai suatu beban statik dengan distribusi vertikal yang bersifat linier pada bangunan yang tidak memiliki ketidakberaturan. Dalam metode ini beban dorong akan terus ditingkat dengan suatu faktor pengali hingga target perpindahan lateral dari suatu titik tercapai. Hasil dari analisis ini adalah kurva kapasitas yang menggambarkan hubungan antara gaya dan perpindahan (translasi). Parameter deformasi lainnya yaitu putaran sudut (rotasi) juga dapat pula ditinjau sehingga dapat diketahui nilai perbandingan antara gaya dan deformasi secara lengkap. Nilai parameter putaran sudut digunakan untuk menentukan level kapasitas energi yang dimiliki oleh bangunan. PEMODELAN DAN METODE Bangunan yang dimodelkan dalam studi ini adalah bangunan rumah toko 3 lantai dimana tinggi tiap lantai adalah 3 m. Sistem struktur menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Bangunan menggunakan profil baja sebagai elemen struktur kolom dan balok dengan nilai fu = 370 MPa, fy = 240 MPa, dan modulus elastisitas sebesar 200000 MPa. Perancangan elemen struktur dilakukan menggunakan SNI – 03 – 1729 - 2000. Bangunan berada di wilayah Sukabumi dengan kondisi tanah lunak (SE) dan Kategori Desain Seismik Kategori D. Beban yang bekerja pada bangunan adalah beban mati, beban hidup, dan beban gempa. Untuk beban gempa mengacu kepada peraturan RSNI – 03 1726 - 201x. diperoleh ƞ = 3.919 untuk sistem rangka dengan beban vertikal dan ƞ = 2.688 untuk sistem rangka tanpa beban vertikal. Metode analisis terdiri dari analisis struktur dan analisis plastifikasi. Pada analisis struktur dilakukan pengecekan kekuatan struktur berdasarkan kombinasi pembebanan menurut Load and Resistance Factor Design. Pada analisis plastifikasi digunakan dua model yaitu model dengan pengaruh beban vertikal dan model tanpa pengaruh beban vertikal. Kedua model akan dikenakan prosedur analisis pushover hingga akhirnya terjadi keruntuhan. Elemen struktur mampu membentuk sendi plastis pada kedua bagian ujungnya (join). Kapasitas energi dapat ditentukan dengan membandingkan prinsip kerja luar dan kerja dalam yaitu ∑MpӨ = ∑Pδ. Kapasitas energi pada sistem rangka dengan beban vertikal lebih besar dari sistem tanpa beban vertikal (ada peningkatan 19.43%). Kapasitas energi ini merupakan kapasitas energi untuk pembebanan yang bersifat monotonik / satu arah saja. ANALISIS DAN KESIMPULAN Dari hasil analisis didapatkan pola keruntuhan yang terjadi untuk kedua sistem rangka adalah mekanisme terbentuk sendi – sendi plastis di balok. Pada sistem rangka dengan beban vertikal, pola terbentuknya sendi plastis didominasi oleh join kanan elemen balok (satu sisi). Pada sistem rangka tanpa beban vertikal, sendi plastis terjadi didominasi oleh join ujung terluar elemen balok (dua sisi). Parameter struktur berdasarkan hasil analisis pushover adalah faktor kuat lebih (Ω) dan daktilitas struktur (μ) berdasarkan translasi yang terjadi. Pada sistem rangka dengan beban vertikal diperoleh Ω = 1.529 dan μ = 3.814 sementara pada sistem rangka tanpa beban vertikal Ω = 1.272 dan μ = 2.761. Daktilitas juga dapat diukur berdasarkan parameter rotasi yang terjadi yang ditentukan dengan persamaan: ƞ= 3 Δθ (M p +M o ) ϕp L M p [Surahman 2007] Kapasitas energi untuk pembebanan siklik ditentukan dengan rumus pendekatan yaitu dengan mengkalikan hasil perbandingan ƞ capacity/ ƞ dengan kapasitas energi monotonik. Nilai ƞ capacity = 41.92 (Surahman, 2003) untuk jenis Steel Beam. Nilai kapasitas energi untuk pembebanan siklik pada sistem rangka tanpa beban vertikal lebih besar dibandingkan dengan sistem rangka dengan beban vertikal (selisih 18.98%). Jadi, hasil parameter struktur berdasarkan level kinerja belum dapat menjamin tingkat keamanan struktur sehingga perlu dilakukan tinjauan energi. REFERENSI Adang Surahman. 2012. Enery Based Earthquake Load and Resistance Design, Fifteenth World Conference on Earthquake Engineering. Lisbon, Portugal. ASCE/SEI 7-10. 2010. Minimum Design Loads for Buildings and Other Structures. American Society of Civil Engineers. Virginia Badan Standarisasi Nasional Indonesia. 2010. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Nongedung RSNI 03-1726-201X BSN. Jakarta Bill Wong. 2009. Plastic Analysis and Design of Steel Structure. Butterworth– Heinemann,Melbourne.