HANDOUT PERKULIAHAN MATA KULIAH PENGETAHUAN

advertisement
HANDOUT PERKULIAHAN MATA KULIAH
PENGETAHUAN DASAR BANGUNAN & LINGKUNGAN
Nama Mata Kuliah
: Pengetahuan Dasar Bangunan & Lingkungan
Kode Mata Kuliah
: 141124
Pertemuan Ke
: 2
Dosen /Asisten
: Heru Subiyantoro ST., MT.
Pokok Bahasan
: Pengetahuan Umum Administratif Bangunan
Sub Pokok Bahasan
: Tata Laksana Peraturan Bangunan
Izin Bangunan
Hubungan kerja Ahli dan Pemberi Tugas
Perjanjian Kerja
Materi
PENGERTIAN UMUM PERATURAN BANGUNAN NASIONAL
Peraturan Bangunan Nasional (Bouwordening) telah berhasil disusun oleh Panitia
Rencana Peraturan Bangunan dari Lembaga Penyelidikan Masa- lah Bangunan di
Bandung pada tahun 1968. Peraturan ini dibuat untuk meng- atasi hambatan tidak/
belum adanya keseragaman peraturan-peraturan daerah serta norma-norma dalam
bidang pembangunan fisik, dan untuk menye- laraskan Peraturan Bangunan dengan
kegiatan membangun dan kemajuan pesat di bidang teknik pembangunan. Menurut
Peraturan Bangunan Nasional, dasar pikiran untuk penyusunan Peraturan
Bangunan yang bersifat nasional adalah untuk mendapatkan:
1. Peraturan Bangunan vang mencerminkan bimbingan yang fleksibel tetapi tegas
dan tepat sesuai dengan berkembangnya waktu, ruang dan kemajuan
Teknologi dan Arsitektur di lndonesia.
2. Peraturan Bangunan yang berlandaskan azas-azas Hukum dan setaraf dengan
Hukum Nasional.
3. Peraturan Bangunan yang fleksibilitasnya dijamin dan dipertegas dengan
Peraturan-Peraturan yang disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi dari
masing- masing daerah/ kota bersangkutan.
4. Peraturan Bangunan yang akan menjadi titik pangkal terwujudnya Peraturan
Pelaksanaan dalam berbagai-bagai bidang teknologi bangunan perancangan,
perencanaan sesuai dengan kondisi iklim (climate) dan letak I ndonesia secara
geografis.
TATA LAKSANA PERATURAN BANGUNAN
Dalam pembangunan agar tercapai hasil pembangunan yang baik dan tertib, sesuai
dengan Peraturan Bangunan, maka untuk pelaksanaan pem- bangunan diharuskan
mempunyai izin bangunan dari Bagian/Jawatan teknik dalam lingkungan Pemerintah
DaerahTingkat ll (Kotapraja) yang merencanakan dan mengawasi pekerjaanpekerjaan umum atau Dinas Tata Kotapraja.
IZIN BANGUNAN
Handout Pengetahuan Dasar Bangunan & Lingkungan- Program Studi Arsitektur UPN Veteran Jatim
– Heru Subiyantoro
Dalam Peraturan Bangunan Nasional 1968, telah ditentukan antara lain tentang:
1. Pemberian lzin Bangunan
2. Tidak diperlukan lzin Bangunan
3. Larangan mendirikan/ mengubah bangunan
4. Permohonan lzin Bangunan
5. Putusan suatu permohonan lzin Bangunan
6. Penolakan suatu lzin Bangunan
7. Pencabutan suatu lzin Bangunan
8. Tersedianya lzin Bangunan
HUBUNGAN KERJA ANTARA AHLI DAN PEMBERI TUGAS
Dalam Peraturan Umum tentang Hubungan kerja antara Ahli dan Pemberi rugas
yang disusun oleh Dewan Teknik pembangunan rndonesia pada tahun 1969,
sebagai pengganti peraturan-peraturan dari IRTA dan DATI (Dewan Arbitrase Teknik
lndonesia) telah ditentukan tentang:
1. Pengertian ahli dan pemberi tugas
2. Luas lingkup pekerjaan ahli
3. Tanggung jawab dan wewenang ahli
4. Hak atas honorarium ahli
5. Pengertian biaya pembangunan dan biaya instalasi sebagai dasar penentuan
honorarium ahli.
ad 1. Pengertian ahli dan pemberi tugas Yang dimaksud "ahli" ialah perseorangan
atau badan yang dengan mempergunakan keahliannya mengerjakan perancangan,
perencanaan dan pengawasan (direksi), mengadakan penaksiran, memberikan
nasehat atau jasa- jasa lain yang berhubungan dengan perencanaan, persiapan dan
pelaksanaan proyek di bidang teknik pembangunan, termasuk arsitektur estetika dan
pertamanan. Yang dimaksud dengan "pemberi tugas" ialah perseorangan atau
badan yang memberi tugas kepada ahli, membayar honor serta meng- ganti semua
ongkos ahli.
ad 2. Luas lingkup pekerjaan ahli
Pekerjaan ahli dapat dibagi dalam tahapan sebagai berikut:
a. Pra-Rencana. Pra-Rencana terdiri dari gambar-gambar sketsa dari denah-denah,
pandangan-pandangan dan penampang-penampang yang terpenting dari
bangunan, berikut perkiraan biaya bangunan. Gambar-gambar tersebut dipakai
sebagai dasar untuk pembahasan dengan memberi tugas guna perbaikanperbaikan.
b. Rencana pelaksanaan. Rencana pelaksanaan adalah gambar-gambar uraian
lanjutan pra-rencana dan gambar-gambar detail dasar dengan skala yang lebih
besar, sehingga atas dasar gambar-gambar ini dapat dibuat gambar-gambar
detail lengkap, uraian dan syarat-syarat (bestek), serta perhitungan anggaran
biaya bangunan.
Handout Pengetahuan Dasar Bangunan & Lingkungan- Program Studi Arsitektur UPN Veteran Jatim
– Heru Subiyantoro
c. Gambar detail Gambar detail dengan skala cukup besar, untuk menggambarkan
dengan jelas seluruh pekerjaan, yang diperlukan untuk pelelangan pekerjaan, dan
termasuk gambar-gambar dan perhitungan-perhitungan khusus untuk konstruksi
beton bertulang, baja atau kayu, instalasi teknik dan sebagainya.
d. Uraian dan syarat-syarat (bestek) Uraian dari seluruh pekerjaan dan syarat-syarat
pelaksanaannya yang disusun sejelas- jelasnya.
e. Anggaran biaya adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan . untuk
bahan dan upah dan biaya-biaya lain yang berhubungan dengan , pelaksanaan
pembangunan.
f . Pelelangan Pelelangan meliputi pekerjaan-pekerjaan penyediaan gambar-gambar
teknis, mengadakan undangan, memberikan penjelasan-penjelasan dan/ atau
petunjuk-petunjuk, mengadakan seleksi dan menerima penawaran- penawaran,
dapat pula menyusun dan mempersiapkan kontrak pelaksanaan.
g; Pengawasan ( Direksi) Pengawasan pelaksanaan berarti mewakili pemberi tugas
dalam segala hal yang menyangkut pelaksanaan, antara lain meliputi pekerjaanpekerjaan: Memimpin dan mengadakan pengawasan utama dalam pelaksanaan
pekerjaan; mengatur pembayaran angsuran biaya pelaksanaan; membuat
gambar-gambar tambahan yang perlu; memeriksa dan memperbaiki gambargambar kerja dan sebagainya.
ad 3. Tanggung jawab dan wewenang ahli
Dalam keadaan biasa, ahli bertanggung jawab untuk kerugian yang diderita oleh
pemberi tugas sebagai akibat langsung dari kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh
ahli atau oleh orang-orang yang bekerja padanya pada waktu pelaksanaan, jika
kesalahan-kesalahan itu dibuat dalam keadaan dan seharus nya dapat dihindarkan
dengan keahlian dan kewaspadaan serta cara pelak- sanaan yang biasa, tetapi ahli
tidak bertanggung jawab untuk kesalahan- kesalahan yang dibuat oleh orang-orang
yang bekerja padanya, jika ahli dapat membuktikan bahwa kesalahan-kesalahan itu
tidak dapat dihindarkan atau tidak dapat diketahui sebelumnya, meskipun ada
pengawasan dan kewas- padaan yang biasa dariahli.
ad 4. Hak atas honorarium ahli Ahli berhak atas honorarium untuk jasa-jasa yang
dikerjakan olehnya sehubungan dengan tugas yang diberikan kepadanya; besar
honorarium dihitung dalam prosentase dari biaya bangunan yang tertulis dalam
kontrak pelaksanaan, dengan penambahan biaya yang diakibatkan adanya
pekerjaan tambahan atau pekerjaan kurang. Pembagian honorarium dalam
prosentase untuk angsuran honorarium ahli dibayar sesuai dengan tahap-tahap
pekerjaan ahli.
TAHAPAN KERJA PROYEK
Beberapa tahapan kerja yang harus dilakukan dalam pekerjaan perencanaan dan
perancangan arsitektur antara lain adalah :
Tahap 1 : Tahap Konsep Rancangan
Tahap 2 : Tahap Pra Rancangan / Skematik Desain
Tahap 3 : Tahap Pengembangan Rancangan
Tahap 4 : Tahap Pembuatan Gambar Kerja
Handout Pengetahuan Dasar Bangunan & Lingkungan- Program Studi Arsitektur UPN Veteran Jatim
– Heru Subiyantoro
Tahap 5 : Tahap Proses Pengadaan Pelaksanaa Konstruksi
Tahap 6 : Tahap Pengawasan Berkala
Proses tersebut diatas akan berjalan secara serial dalam tiap tahapnya. Sehingga
pekerjaan tahap sebelumnya harus selesai terlebih dahulu jika melanjutkan tahap
berikutnya.
Ad. 1. Tahap Konsep Rancangan. Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data
dan informasi dari klien atau pengguna jasa perancangan menyangkut kebutuhan
dan persyaratan bangunan yang diinginkan.
Program Rancangan, meliputi kebutuhan ruang, jumlah ruang, besaran, susunan ,
syarat letak, dan lain sebagainya sebagai data tradisional yang sering dibutuhkan
oleh perancanga bangunan.
Konsep Rancangan, meliputi proposal dasar pemikiran dan pertimbangan dari
perancangan terhadap aspek struktur, mekanikal, elektrikal, estetika, dan faktor lain
sebgai dasar perancangan yang berikutnya.
Ad. 2. Tahap Pra Rancangan. Dalam tahap ini Arsitektu mulai bekerja secara penuh
dalam menterjemahkan konsep-konsep yang telah disetujui oleh pihak pengguna
jasa rancang. Gubahan secara arsitektural diwujudkan dalam sketsa gambar.
Perhubungan fungsi direpresentasikan dalam bentuk skematik maupun diagram.
Ad. 3. Tahap Pengembangan Rancangan. Dengan dasar sketsa gambar pra
rancangan maka arsitek membuat pengembangan usulan rancangan bangunan
secara terstruktur. Pengembangan rancangan meliputi sistem konstruksi dan
struktur bangunan, bahan bangunan yang digunakan, gubahan estetika ruang
arsitektur, perkiraan biaya konstruksi.
Ad. 4. Tahap Pembauatan Gambar Kerja. Gambar kerja merupakan dokumen pokok
sebagai dasar perhitungan biaya dan acuan dalam pekerjaan dilapangan. Dokumen
ini juga digunakan sebagai dasar utama dalam perjanjian antara arsitek dan pemberi
tugas.
Ad. 5. Tahap Proses Pengadaan Pelaksana Konstruksi. Tahap ini arsitek mengolah
hasil gambar kerja dalam bentuk dokumen pelelangan yang dilengkapi dengan
dokumen uraian Rencana Kerja dan Syarat (RKS) serta Rencana Anggaran Biaya
(RAB) yang didalamnya termasuk daftar volume material ( Bill of Quantity/BQ)
Ad. 6. Tahap Pengawasan Berkala. Arsitek melakukan peninjauan dan pengawasan
berkala di lapangan serta mengadakan pertemuan secara teratur dengan pengguna
jasa dan pelaksana pengawasan atau manajer konstruksi yang ditunjuk pengguna
jasa.
Handout Pengetahuan Dasar Bangunan & Lingkungan- Program Studi Arsitektur UPN Veteran Jatim
– Heru Subiyantoro
Download