Sainamtika 20094 Des Dwi Yunita IS

advertisement
Identifikasi dan Klasifikasi ,.. . Dwi Y I S dan Amrida R,..Sainmatika,.Volume 6,.. No. 2,..Desember. 2009.. 23-31
IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI TUMBUHAN PAKU DI PERKEBUNAN
KARET (Hevea brasiliensis) DI DESA TANJUNG RAYA KECAMATAN
RAMBANG PRABUMULIH SUMATERA SELATAN
Dwi Yunita Indah Sari, 1 Amrina Rosada 2,
e-mail:Dwi [email protected]
Dosen Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas PGRI Palembang1
Alumni Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas PGRI Palembang2
ABSTRACT
Identification and classification of Pteridophyta was conducted at rubber
plantation at Tanjung Raya Village, Rambang District, Prabumulih Sumatera Selatan
from January to March 2009. The objective of this research was inventarist and
classify the kinds of pteridhophyta. The research utilized research area method at
twenty years old-rubber plantation. This research got 10 species from 2 classes, 2
order, 4 families, 10 genuses and 10 specieses. They were Lycopodium cernnum,
Lygodium circinnatum, Cyathea sp, Drynaria quercifilia, Drymoglossum denticulate,
and Polypodium percifolium which have been identify base on the morphology.
Key words : Identification, classification, and pteridophyta
ABSTRAK
Telah dilaksanakan penelitian yang berjudul Identifikasi dan klasifikasi
Tumbuhan Paku di Perkebunan Karet di Desa Tanjung Raya Kecamatan Rambang
Prabumulih Sumatera Selatan pada bulan Januari sampai Maret 2009. Penelitian ini
bertujuan untuk menginventarisasi dan mengklasifikasikan jenis-jenis tumbuhan paku.
Metode yang digunakan yaitu menjelajahi area perkebunan karet yang telah berumur
lebih dari 20 tahun. Hasil yang didapat di area penelitian yaitu 10 jenis tumbuhan
paku dari 2 kelas, 2 ordo, 4 famili, 10 genus, dan 10 spesies yaitu Lycopodium
cernnum, Lygodium circinnatum, Cyathea sp, Drynaria quercifilia, Drymoglossum
denticulate, dan Polypodium percifolium yang telah diidentifikasi berdasarkan bentuk
morfologi tumbuhan paku.
Kata Kunci : identifikasi, klasifikasi, tumbuhan paku.
PENDAHULUAN
Tumbuhan paku (Pteridophyta)
merupakan suatu divisi tumbuhan yang
anggotanya memiliki akar, batang dan
daun sejati, serta telah memiliki
pembuluh
angkut
(http://
ISSN 1829.586x
christiansanito. Blogspot.com/2009/02/
tumbuhan-paku.html).
Kelompok
tumbuhan ini umumnya berperawakan
herba, semak atau perdu, hanya sedikit
saja yang berbentuk pohon. Adanya
spora di dalam kantung-kantung spora
yang berkelompok membentuk sori,
23
Identifikasi dan Klasifikasi ,.. . Dwi Y I S dan Amrida R,..Sainmatika,.Volume 6,.. No. 2,..Desember. 2009.. 23-31
merupakan ciri khas tumbuhan paku.
Spora yang masih muda berwarna hijau,
tersebar atau berkelompok kecil-kecil di
seluruh
permukaan
bawah
atau
sepanjang tepi daun. Daunnya berwarna
hijau mengkilat atau kusam, tunggal
atau majemuk. Batangnya jarang
nampak jelas, umumnya tumbuh di
tanah, merambat, epifit di pohon atau
terapung bebas di air (Holttum, 1967).
Tumbuhan Paku merupakan
salah satu tumbuhan yang banyak
ditemukan di daerah lembab, sebagian
besar ditemukan di lantai hutan hujan
tropis. Jumlah jenis paku-pakuan
tercatat sekitar 10.000 yang tersebar
diseluruh dunia, di Indonesia berkisar
antara1250 –1500 jenis dan di pulau
Jawa tercatat sekitar 515 jenis
(Khoiriyah, 2004). Menurut Dayat dan
Santri (2003), sejauh ini keberadaan
jenis-jenis tumbuhan paku di dataran
rendah Sumatera Selatan, belum
diketahui secara pasti jumlah jenisnya.
Oleh karena itu inventarisasi jenis-jenis
tumbuhan paku di dataran rendah
Sumatera Selatan perlu dilakukan.
Menurut Tjitrosoepomo (2005),
tumbuhan paku amat heterogen, baik
ditinjau dari segi habitus maupun cara
hidupnya,
lebih-lebih
bila
diperhitungkan pula jenis paku yang
telah punah. Tumbuhan paku biasanya
dapat hidup di tempat yang lembab, air,
dan kadang-kadang dapat tumbuh
ditempat kering.
Tumbuhan paku sebagian ada
yang hidup menumpang pada berbagai
jenis tumbuhan lain, terutama pada
tanaman perkebunan. Salah satu
perkebunan yang banyak ditumpangi
tumbuhan paku adalah perkebunan
karet. Tumbuhan paku menyenangi
hidup di daerah perkebunan karet
ISSN 1829.586x
karena tumbuhan paku menyukai
daerah yang lembab, baik di tanah atau
menumpang pada berbagai pepohonan
sebagai epifit. Daerah perkebunan karet
merupakan tempat terlindung dari
cahaya matahari langsung sehingga
daerah tersebut dapat ditumbuhi oleh
tumbuhan paku-pakuan.
Desa Tanjung Raya merupakan
salah satu dataran sedang kota
Prabumulih yang sebagian besar terdiri
dari hutan produktif yaitu perkebunan
karet rakyat dan perkebunan sawit.
Hampir
semua
mata
pencarian
masyarakat
disana
berasal
dari
perkebunan karet. Desa ini terletak di
kecamatan Rambang Prabumulih atau
tepatnya di bagian hulu sungai rambang
yang memiliki perkebunan karet yaitu
75 % dari luas seluruh perkebunan yang
ada di kecamatan Rambang Prabumulih.
Sebagian besar wilayah Prabumulih
merupakan dataran sedang yang terletak
di sebelah selatan dataran tinggi bukit
barisan yang berkeliling dari perbatasan
Lahat, Muara Enim, Tanjung Enim, dan
membujur terus sampai ke daerah OKU
atau daerah pegunungan. Perkebunan
karet di desa ini secara umum terdiri
dari batang pohon karet yang telah
berumur lebih dari 20 tahun.
Karena
banyaknya
jenis
tumbuhan paku yang tumbuh di
perkebunan karet (Hevea brasiliensis)
di desa Tanjung Raya kecamatan
Rambang Prabumulih, maka perlu
dilakukan
penelitian
untuk
menginventarisasi
dan
mengklasifikasikan tumbuhan paku di
perkebunan karet desa Tanjung Raya
kecamatan Rambang Prabumulih.
Penelitian ini bertujuan untuk
menginventarisasi
dan
mengklasifikasikan
jenis-jenis
24
Identifikasi dan Klasifikasi ,.. . Dwi Y I S dan Amrida R,..Sainmatika,.Volume 6,.. No. 2,..Desember. 2009.. 23-31
tumbuhan paku yang terdapat di
perkebunan karet desa Tanjung Raya
kecamatan Rambang Prabumulih.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini telah dilaksanakan
di desa Tanjung Raya kecamatan
Rambang Prabumulih dan Laboratorium
Biologi fakultas MIPA Universitas
PGRI Palembang mulai bulan Januari
sampai Maret 2009.
Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini koran, kertas, karton
putih, kertas label, isolatif, kantong
plastik, spesimen tumbuhan paku yang
didapat dan alkohol 70%. Alat yang
digunakan berupa pisau, botol, sprayer,
gunting tanaman dan alat tulis.
Penelitian ini menggunakan
metode penjelajahan secara vertical di
area perkebunan karet di desa Tanjung
Raya kecamatan Rambang Prabumulih.
Data yang diperoleh dianalisis secara
deskriftif dan data hasil yang diperoleh
ditampilkan dalam bentuk tabel.
Pelaksanaan penelitian ini terdiri
dari beberapa tahap meliputi penentuan
lokasi
penelitian,
pengambilan
specimen tumbuhan paku, inventarisasi,
pemotretan specimen tumbuhan paku,
pembuatan
deskripsi,
identifikasi
tumbuhan, pembuatan herbarium.
Pengambilan
specimen
tumbuhan paku tersebut dilakukan
dengan menjelajahai area perkebunan
karet. Tumbuhan yang diperoleh
diambil satu dari banyaknya jumlah
yang ada dari masing-masing spesies
tumbuhan paku tersebut. Tumbuhan
paku dimasukkan ke dalam kantong dan
disemprot dengan alkohol 70%
Inventarisasi
Inventarisasi dilakukan dengan
menghitung jenis tumbuhan paku yang
diperoleh di perkebunan karet.
Pemotretan
Paku
Specimen
Tumbuhan
Tujuan
dari
pemotretan
specimen adalah untuk mendapatkan
gambaran lengkap mengenai tempat
tumbuh serta ciri-ciri, baik warna serta
morfologi tumbuhan paku.
Pembuatan Deskripsi
Dari setiap jenis tumbuhan paku
yang ditemukan, maka dibuatkan suatu
koleksi khusus secara lengkap dengan
bagian-bagian yang dimilikinya serta
mencatat kondisi tumbuhan paku secara
langsung dalam keadaan yang masih
segar di alam, hingga diperoleh data
lengkap tentang suatu jenis tumbuhan.
Penentuan Lokasi Penelitian
Identifikasi Tumbuhan
Lokasi penelitian di daerah
perkebunan karet yang berumur 20
tahun di desa Tanjung Raya kecamatan
Rambang Prabumulih. Luas seluruh
area penelitian Perkebunan Karet seluas
20 hektar.
Identifikasi tumbuhan dilakukan
dengan cara menggunakan kunci
determinasi tumbuhan paku. Tumbuhan
paku yang ada diamati bagian-bagian
tubuhnya dalam kondisi masih segar.
Pengambilan
Paku
Pembuatan herbarium dilakukan
dengan cara membersihkan tumbuhan
ISSN 1829.586x
Spesimen
Tumbuhan
Pembuatan Herbarium
25
Identifikasi dan Klasifikasi ,.. . Dwi Y I S dan Amrida R,..Sainmatika,.Volume 6,.. No. 2,..Desember. 2009.. 23-31
paku dari kotoran-kotoran yang melekat
pada tumbuhan tersebut, lalu tumbuhan
tersebut dimasukkan ke dalam kantong
yang telah disemprot alkohol 70%.
Setelah itu tumbuhan dibentangkan dan
disusun rapi di dalam kertas karton
tebal, lalu dikeringkan di bawah sinar
matahari sampai tumbuhan paku
tersebut kering. Tumbuhan yang telah
kering selanjutnya diolesi alkohol 70 %,
lalu ditempelkan pada karton putih
dengan menggunakan solatif. Kemudian
tempelkan lebel yang berisi deskripsi,
sistematika dan autornya, lalu tutup
herbarium dengan menggunakan plastik
transparan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keragaman Tumbuhan Paku
Dari penelitian yang telah
dilakukan di Perkebunan Karet desa
Tanjung Raya kecamatan Rambang
Prabumulih didapatkan 10 jenis
tumbuhan paku-pakuan dari 2 kelas, 2
ordo, 4 famili dan 10 genus, tertera pada
tabel di bawah ini :
Tabel 1. Hasil Inventarisasi Tumbuhan Paku yang Terdapat di Daerah Perkebunan
Karet Desa Tanjung Raya Kecamatan Rambang Prabumulih.
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Class
Lycopodiinae
Ordo
Lycopodiales
Famili
Lycopodiaceae
Schizaeaceae
Cyatheaceae
Filicinae
Filicales
Polypodiaceae
Genus
Lycopodium
Lygodium
Cyathea
Drynaria
Drymoglossum
Polypodium
Davallia
Nephrolepis
Adiantum
Pteris
Spesies
Lycopodium cernnum L.
Lygodium circinnatum (Burm) Sw.
Cyathea sp (Clarke) Copel
Drynaria quercifolia J. Sm
Drymoglossum piloselloides Presl
Polypodium parsicifolium Desv.,Bel
Davallia denticulata (Burm) Mett
Nephrolepis exaltata Schott.
Adiantum tenerum Sw
Pteris vitata L
Ket
T
T
T
E
E
E
E
T
T
T
Keterangan :E : Epifit; T: Teresterial
Deskripsi Tumbuhan Paku
1. Lycopodium cernnum L.
Terna, menahun, melata atau
tegak, tinggi 30-50 cm; batang bulat,
liat, batang yang menempel di tunas
tumbuh akar, putih, berdaun tunggal,
berupa sisik yang tumbuh mulai dari
ujung tunas panjang 2-3 mm, kaku,
berwarna hijau. Kotak spora bentuk
bulat telur, ujung runcing, terdapat di
ujung batang atau cabang, panjang 3-5
mm, warna putih, spora halus coklat.
Merupakan tumbuhan paku yang biasa
ISSN 1829.586x
ditemukan di
semak-semak.
tebing-tebing
atau
Gambar 1. Lycopodium cernnum L.
26
Identifikasi dan Klasifikasi ,.. . Dwi Y I S dan Amrida R,..Sainmatika,.Volume 6,.. No. 2,..Desember. 2009.. 23-31
3. Cyathea sp (Clarke) Copel
Gambar 2. Lygodium circinnatum (Burm) Sw.
2. Lygodium circinnatum (Burm) Sw.
Batang
membelit,
daun
seringkali amat panjang dengan tajutaju daun yang tersusun menyirip.
Sporangium terdapat pada bagianbagian daun tersendiri atau seringkali
hanya taju-tajunya saja yang bersifat
fertil, dan menghasilkan isospora. Dari
spora itu tumbuh protalium, yang
hanya mencapai panjang beberapa cm
saja dengan umur yang terbatas. Mulamula dari spora tumbuh protonema
berbentuk benang dan mempunyai
rizoid-rizoid. Banyak terdapat di
daerah kelembaban yang cukup tinggi.
Tangkai daun agak hitam, pada
pangkal kasar, penampang sisik kirakira 1 cm, panjang 1-5 mm. Lebar,
batas tepi gelap. Rachis agak hitam
atau kadang-kadang keunguan dengan
rambut-rambut agak panjang. Pinna
tengah kira-kira 20-75 cm. Daun fertil
mengkerut, panjang 6-9 cm dan lebar
0,6-1,2 cm. Diameter batang 1-3 mm.
Daun steril panjangnya 1-6 cm. Tinggi
mencapai 2-5 cm, vena 1-8 bagian;
umumnya bagian basal bersegmen
pada daun steril; sisik pada kosta
bagian bawah panjangnya kira-kira 1
mm, tepi tipis; ke arah pangkal dan
apikal berwarna coklat; sisik kecil pada
klostula daun fertil; sori ditutupi
kostula, tidak ada indusium.
Gambar 4. Drynaria quercifolia J. Sm
4. Drynaria quercifolia J. Sm
Gambar 3. Cyathea sp (Clarke) Copel
ISSN 1829.586x
Epiphyt, kadang-kadang di atas
tanah. Akar rimpang memanjat,
kerapkali panjang dan tebal; sisik
mulai dari kaki yang membalut lambat
laun menyempit. Daun beruas dengan
akar rimpang. Daun sarang bulat telur,
dengan kaki berbentuk jantung,
berumur panjang, 7,5-30 kali 5-20 cm.
Daun sejati serupa kulit, gundul, tajuk
tidak ada, tajuk samping yang tinggi
27
Identifikasi dan Klasifikasi ,.. . Dwi Y I S dan Amrida R,..Sainmatika,.Volume 6,.. No. 2,..Desember. 2009.. 23-31
menggantikannya,
tajuk
daun
berbentuk lanset garis, tepi rata, yang
terbawah kerapkali kecil, akhirnya
kalau sobek ke arah vertikal, helaian
daun panjang 30-150 cm. Urat daun
banyak berjalan mendekat.
5. Drymoglossum piloselloides Presl
Epiphyt, panjang 5-22 cm.
Rizoma panjang merayap, diameter 1
mm kecil, merayap, bersisik. Daun
tertancap dengan jarak pada akar
rimpang, dan beruas dengannya, tepi
rata, dimorph, kaki lancip, ujung
membulat atau tumpul, berdaging,
dewasanya gundul atau berambut
jarang di bagian bawah. Daun fertil
lebih panjang kadang-kadang dapat
mencapai 1 cm, berbentuk garis,
bertangkai pendek atau duduk. Daun
yang steril jauh lebih pendek,
berbentuk oval atau hampir bulat dan
penampangnya kira-kira 1 cm, kadangkadang bentuk elip melebar, teksturnya
berdaging, bagian permukaan licin
dengan tangkai sepanjang 1-2 cm. Sori
panjang, sejajar dengan jarak tertentu
dengan tulang daun tengah, pada ujung
selalu mendekat. Terutama di daerah
perkebunan, 1 – 1000 m. Pada batang
dan cabang pohon dan perdu dengan
tajuk yang tidak begitu rapat.
Gambar 5. Drymoglossum piloselloides Presl
ISSN 1829.586x
6. Polypodium parsicifolia Desv.,Berl
Rhizoma
pada
umumnya
berwarna putih, panjang merayap.
Berdaun majemuk, daun panjangnya
kira-kira 200 cm. Pada anak daun
memiliki tangkai daun. Pada bagian
pangkal daun berbentuk lanset sampai
ke apikal. Di bagian bawah sisik ketika
tua berwarna coklat. Pinnae selalu
sedikit, tepi selalu dengan jelas
bergerigi, berbeda pada umumnya
areoles 2 atau 3 rangkaia. Sori berderet
pada kosta, tidak ada indusium.
Gambar 6. Polypodium parsicifolia Desv.,Berl
7. Davallia elegans Sw.
Rhizoma
kaku,
menjalar,
bersisik coklat keriting. Tangkai daun
telanjang, panjangnya sampai 60 cm,
warna hijau dengan garis memanjang
pada sisi dalam. Daun berbentuk delta
sampai lanset, panjangnya 30-60 cm,
lebar 15-40 cm, bercangap menyirip
ganda 3, rachis bersayap sempit, anak
daun bentuk delta, terdapat urat daun
palsu, daging daun tebal dan kaku.
Sorus pada urat-urat daun tepi,
indusium
berbentuk
setengah
mangkok.
28
Identifikasi dan Klasifikasi ,.. . Dwi Y I S dan Amrida R,..Sainmatika,.Volume 6,.. No. 2,..Desember. 2009.. 23-31
9. Adiantum tenerum Sw
Gambar 7. Davallia elegans Sw.
8. Nephrolepis exaltata Schott
Rhizoma menjalar, tangkai
daun telanjang panjangnya 10-15 cm,
daun panjangnya 20-80 cm, lebar 8-15
cm, anak daun letaknya berdekatan,
ujung runcing, tepi rata atau berkerut,
pangkal bagian atasnya bertelinga,
anak daun berbentuk pita, daging daun
agak tebal, permukaan daun telanjang,
sorus letaknya dekat tepi anak daun,
indusium berbentuk ginjal. Terdapat
pada daerah yang tidak begitu kering,
hutan belukar, rimba rumput, tepi
hutan.
Rizhoma menjalar, bersisik
berwarna kemerahan, tangkai daun
lurus
warna
hitam
mengkilat,
panjangnya ± 30 cm, daun majemuk
menyirip ganda 3-4, panjangnya 25-90
cm, lebar 20-45 cm, anak daun
bersendi pada tonjolan di ujung
tangkai, tepi atas dan tepi luar
membulat dengan toreh agak dalam,
lobus melebar, daging daun tipis,
permukaan daun telanjang, sorus
terletak di bagian yang membulat pada
puncak lobus.
Gambar 9. Adiantum tenerum Sw
10. Pteris vitata L.
Gambar 8. Nephrolepis exaltata Schott
ISSN 1829.586x
Rhizoma pendek, ditutupi sisik
berwarna kuning, tangkai daun lurus,
berwarna kuning; tangkai daun lurus,
berwarna
hijau
sampai
ungu,
panjangnya
10-30
cm,
bagian
pangkalnya bersisik; daun menyirip,
bentuk bulat memanjang atau lanset,
panjang 10-100 cm, lebarnya 5-20 cm,
anak daun tidak bertangkai, berbentuk
seperti pita, yang terletak di tengah
paling panjang, ujung meruncing
dengan tepi rata atau agak bergerigi,
lebarnya 3-12 mm, ke arah bawah anak
daun memendek, daging daun agak
29
Identifikasi dan Klasifikasi ,.. . Dwi Y I S dan Amrida R,..Sainmatika,.Volume 6,.. No. 2,..Desember. 2009.. 23-31
tebal, permukaan daun telanjang, uraturat daun letaknya berdekatan, sorus
memanjang mulai dekat pangkal anak
daun sampai dekat ujung anak daun,
dilindungi indusium yang sempit
seperti selaput.
terestrial pada daerah kelembaban
yang cukup tinggi. Famili Cyatheaceae
juga ditemukan hanya 1 genus yaitu
Chyathea yang biasanya ditemukan di
terestrial pada perkebunan karet.
Sedangkan
pada
famili
polypodiaceae, ditemukan 7 genus,
diantaranya 4 genus yaitu Drynaria,
Drymoglossum, Polypodium, dan
Davallia, yang ditemukan efifit pada
tanaman lain yang juga tumbuh pada
areal perkebunan karet. Sedangkan 3
genus lainnya yang ditemukan di
terestrial yaitu Nephrolepis, Adiantum,
dan Pteris.
KESIMPULAN
Gambar 10. Pteris
vitata L.
Dari
hasil
inventarisasi
tumbuhan paku yang didapat di
Perkebunan Karet desa Tanjung Raya
kecamatan Rambang Prabumulih,
didapatkan 10 jenis tumbuhan paku
yang dikelompokkan dalam 10 genus
dari 4 familia yang telah diketahui
berdasarkan
identifikasi
dan
klasifikasi. Dari 4 familia yang telah
dikelompokkan diantaranya yaitu :
Lycopodiaceae,
Schizaeaceae,
Cyatheaceae, dan Polypodiaceae.
Pada familia Lycopodiaceae,
hanya memiliki 1 genus yaitu
Lycopodium. Lycopodium merupakan
tumbuhan paku yang terestrial,
biasanya ditemukan di tebing-tebing
atau
di
semak-semak.
Genus
Lycopodium hanya didapat 1 spesies
yaitu Lycopodium cernnum L.. Pada
familia Schizaeaceae, ditemukan hanya
1 genus yaitu Lygodium dan 1 spesies
yaitu Lygodium circinnatum (Burm)
Sw. Merupakan tumbuhan paku yang
ISSN 1829.586x
Berdasarkan hasil percobaan,
dapat
disimpulkan
bahwa
dari
penelitian
yang
dilakukan
di
Perkebunan Karet (Hevea brasiliensis)
di desa Tanjung Raya kecamatan
Rambang Prabumulih didapatkan 10
jenis tumbuhan paku yaitu Lycopodium
cernnum L.; Lygodium circinnatum
(Burm) Sw.; Cyathea sp (Clarke)
Copel; Drynaria quercifolia J. Sm;
Drymoglossum piloselloides Presl;
Polypodium parsicifolium Desv.,Bel;
Davallia denticulata (Burm) Mett;
Nephrolepis exaltata Schott; Adiantum
tenerum Sw; Pteris vitata L. dan 10
jenis tumbuhan paku yang dijumpai
dibedakan kedalam 2 class, 2 ordo, 4
famili, 10 genus dan 10 spesies.
DAFTAR PUSTAKA
Dayat, E dan D. J Santri. 2003.
Inventarisasi Tumbuhan Paku
(Pteridhophyta) di Kawasan
Hutan Petanang Kecamatan
Lembak
Kabupaten Muara
Enim.
Laporan
Penelitian
30
Identifikasi dan Klasifikasi ,.. . Dwi Y I S dan Amrida R,..Sainmatika,.Volume 6,.. No. 2,..Desember. 2009.. 23-31
Dosen. Universitas Sriwijaya.
Inderalaya.
Holtum, R.E.1966. Flora of Malaya
Vol II. Government Printing
Office. Singapore.
Khoiriyah, M. 2004. Inventarisasi
Paku-pakuan
(Pteridophyta)
sebagai Sumber Belajar di
Kawasan Coban Talun Batu.
http :// digilib. gunadarma. ac.
id/go.Php?id=jiptumm-gdl-s12004-miftahulk-2136 (diakses
tanggal 15 Mei 2009).
ISSN 1829.586x
Sagala, E.P.1994. Deskripsi Tumbuhan
Paku Epifit pada Perkebunan
Kelapa
Sawit.
Laporan
Penelitian. UNSRI. Indralaya.
Tjitrosoepomo,
Gembong.
2005.
Taksonomi Tumbuhan. Gadjah
Mada
University
Press.
Yogyakarta.
Whitten, Tony. 2002. ”Tetumbuhan”.
PT. Widyadara. Jakarta.
Http://christiansanito. Blogspot.com/
2009/ 02/tumbuhan-paku.html)
(diakses tanggal 2 Juni 2009).
31
Download