1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Sumber Daya Manusia merupakan faktor terpenting dalam setiap
kegiatan sebuah perusahaan, karena bagaimanapun canggihnya teknologi yang
digunakan
tanpa
didukung
oleh
manusia
sebagai
pelaksana
kegiatan
operasionalnya tidak akan mampu menghasilkan output yang sesuai dengan
tingkat efisiensi yang diharapkan.
Pentingnya sumber daya manusia dalam kegiatan mencapai suatu
mekanisme kerja yang efisien dan efektif, disebabkan karena kepegawaian
merupakan subyek dalam setiap aktifitas sebuah perusahaan. Pegawai yang
merupakan pelaku penggerak proses mekanisme dalam perusahaan tersebut
bejalan dengan sebaik – baiknya yakni sesuai dengan yang diharapkan maka
manusia sebagai suatu subyek atau pelaku harus memiliki kemampuan yang
baik.
Peranan sumber daya manusia dalam organisasi sebenarnya sudah ada
sejak dikenalnya organisasi sebagai wadah usaha bersama dalam mencapai
suatu tujuan. Dengan berbagai macam individu yang ada dalam suatu organisasi
perusahaan, dimana terdapat perbedaan dalam latar belakang seseorang seperti
pendidikan, pengalaman, ekonomi, status, kebutuhan, harapan dan lain
sebagainya menuntut pimpinan perusahaan untuk dapat mengelola dan
memanfaatkannya
sedemikian rupa sehingga
tidak
menghambat
tujuan
organisasi yang ingin dicapai.
1
Dalam usaha mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia
diperlukan adanya manajemen yang baik, karena manusia sebagai makhluk
sosial mempunyai karakter yang sangat berbeda dengan alat produksi lainnya.
Manusia sebagai makhluk sosial juga mempunyai pemikiran dan keinginan yang
berbeda-beda, sedangkan perusahaan mengharapkan pegawainya dapat
bekerja dengan baik, dan memiliki produktivitas yang tinggi serta mampu
menjabarkan visi dan misi yang telah disepakati bersama dalam rangka
pencapaian tujuan perusahaan.
Berdasarkan hal diatas. maka pada sebuah perusahaan sangat
diperlukan pegawai yang berkualitas dan mampu mengatasi berbagai masalah
yang mungkin timbul dalam memjalankan tugas-tugasnya. Khususnya pada
PT.PLN (persero) sebagai salah satu perusahaan BUMN yang mengurusi segala
aspek kelistrikkan diseluruh Indonesia sehingga diperlukan sumber daya
manusia yang baik dan berkualitas. Untuk mendapatkan pegawai yang
berkualitas, perlu adanya suatu sistem pembinaan dan pengembangan pegawai
pada sebuah organisasi atau perusahaan.
Pembinaan atau pengembangan pegawai bukan saja dimaksudkan
membekali pengetahuan kecakapan dan kemampuan dalam menjalankan tugas,
tapi juga dimaksudkan untuk memaksimalkan pemanfaatan seluruh potensi yang
dimiliki dalam rangka keikutsertaan dalam Pembangunan Nasional.
Berbicara mengenai pembinaan dan pengembangan pegawai, salah satu
unsur pentingnya adalah promosi jabatan. Promosi menurut Hasibuan dalam
buku Manajemen Sumber Daya Manusia ( 2006: 108 ) menyatakan bahwa :
”Promosi adalah perpindahan yang memperbesar authority dan
responsibility karyawan kejabatan yang lebih tinggi di dalam satu
organisasi sehingga kewajiban, hak, status dan penghasilannya semakin
besar.”
2
Promosi memberikan peranan penting bagi setiap pegawai, bahkan
menjadi idaman yang selalu dinanti-nantikan oleh pegawai. Kerena dengan
promosi berarti ada kepercayaan dan pengakuan mengenai kemampuan serta
kecakapan pegawai bersangkutan untuk menjabat suatu jabatan yang lebih
tinggi. Dengan demikian, promosi akan selalu diikuti tugas, tanggung jawab dan
wewenang yang lebih tinggi dari jabatan yang diduduki sebelumnya. Dan pada
umumnya diikuti oleh peningkatan pendapatan dan fasilitas.
Berdasarkan
387.K/DIR/2008
Keputusan
mengenai
Direksi
Sistem
PT.
PLN
Pembinaan
(persero)
Kompetensi
Nomor
dan
:
Karir
Pegawai,pasal 6 ayat 1 bahwa pembinaaan karir pegawai merupakan hak setiap
pegawai dan wajib dilaksanakan atasan pegawai. Pada PT.PLN (persero)
Wilayah Sultanbatara memiliki sistem pembinaan kompetensi dan karier pegawai
yang didalamnya terdapat promosi. Tujuan dari pada sistem pembinaan
kompetensi dan karier pegawai adalah mempersiapkan pegawai yang memiliki
integritas dan kompetensi tinggi serta profesionalitas dalam melaksanakan visi
dan misi perseroan.
Oleh karena itu penulis mengkhususkan membahas mengenai promosi
pada PT. PLN ( persero ) Wilayah Sultanbatara dengan pertimbangan praktis
bahwa promosi merupakan titik tolak kemajuan dari seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya, sehingga hal ini merupakan suatu masalah bagi
pimpinan yang harus diperhatikan dan dijalankan sesuai peraturan yang berlaku
dan promosi juga merupakan salah satu usaha pengembangan yang sangat
diharapkan untuk kestabilan suatu organisasi khususnya dilingkungan PT. PLN
(persero) Wilayah Sultanbatara.
3
Sebagai salah satu unsur pembinaan dan pengembangan, promosi
mempunyai peranan dan aspek yang menentukan dalam suatu organisasi
khususnya pegawai yang bekerja sebagai unsur pokok untuk menuju ke sasaran
organisasi. Promosi dalam pelaksanaannya perlu bagi setiap pegawai agar apa
yang menjadi tujuan pegawai baik gaji, pengembangan diri, dan kekuasaan yang
lebih besar dapat diwujudkan sekaligus dapat mempengaruhi semangat kerja
pegawai, juga untuk menjamin kemampuan, tanggung jawab, wewenang, dan
kemajuan pegawai yang bersangkutan.
Pegawai sebagai penggerak dalam sebuah organisasi perlu diupayakan
untuk berprestasi, produktif, dan berkualitas mental yang baik. Untuk hal tersebut
maka promosi sebagai salah satu hak dan tujuan mereka dalam bekerja perlu
dilaksanakan secara baik, jelas, jujur dan sesuai dengan prosedur sehingga
dapat berpengaruh dalam meningkatkan semangat kerja pegawai.
Namun pelaksanaan promosi yang sesuai prosedur tidaklah semudah
yang direncanakan. Promosi jabatan yang baik harus berdasarkan objektivitas
dan keadilan. Karena fenomena yang sering terjadi bahwa promosi itu hanya
didasarkan pada selera pimpinan. Promosi jabatan bukan hanya karena prestasi
dan pengabdian tapi hanya karena kedekatan dan balas budi. Siapa yang dekat
dengan pimpinan akan dipilih meskipun masih banyak orang lain yang telah
memenuhi kriteria yang ada untuk dipromosikan . Sehingga perlu adanya kajian
agar diketahui bagaimana sistem promosi yang ada, mengingat bahwa promosi
merupakan salah satu bentuk pengembangan dimana pegawai dapat termotivasi
untuk memajukan kompetensi yang dimiliki. 1
1
http://www.riauterkini.com/sosial.php?arr=46475
November 2011 pukul 20.48 Wita
Diunduh pada hari Jumat 18
4
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, sehingga penulis memilih
judul penelitian dan penulisan skripsi ini, yaitu :
SISTEM PROMOSI JABATAN PADA PT. PLN (PERSERO) WILAYAH
SULTANBATARA.
I.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis berupaya
membatasi masalah yang akan diteliti sesuai yang tertuang dalam rumusan
masalah untuk disajikan sebagai pertanyaan umum yang akan dijawab dalam
penelitian ini. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

Bagaimana sistem promosi jabatan pada PT. PLN ( persero )
Wilayah Sultanbatara?
I.3
Tujuan Penelitian
Berangkat dari masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengdeskripsikan sistem promosi jabatan pada PT.
PLN (persero) Wilayah Sultanbatara.
I.4
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat akademik
Kegunaan akademik dalam penelitian ini adalah sebagai referensi bagi
pihak-pihak yang berkompoten dalam pencarian informasi atau sebagai
referensi mengenai pengaruh kemampuan dan motivasi terhadap kinerja
pegawai.
5
2. Manfaat praktis
Kegunaan praktis dalam penelitian ini, diharapkan dapat berguna bagi
sumbangan pemikiran serta informasi bagi pegawai PT. PLN ( persero )
Wilayah Sultanbatara.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1
Landasan Teori
Seseorang termotivasi bekerja pada suatu organisasi, baik swasta
maupun pemerintah disebabkan oleh adanya kesempatan untuk memperoleh
kemajuan. Kiranya merupakan sifat dasar manusia senantiasa berusaha untuk
memiliki kemampuan demi mempertahankan dan meningkatkan taraf hidupnya.
Kesempatan untuk maju itulah didalam sebuah organisasi sering disebut
sebagai promosi ( kenaikan pangkat ). Suatu promosi berarti pula perpindahan
dari suatu jabatan kejabatan lain yang mempunyai status dan tanggung jawab
yang lebih tinggi.
Hal ini berarti kesempatan untuk promosi sering berperan sebagai faktor
pendorong yang sangat penting. Kemudian hal ini pula yang membuat seseorang
dapat termotivasi bekerja pada suatu organisasi baik swasta maupun pemerintah
disebabkan oleh adanya kesempatan untuk memperoleh kemajuan.
Dengan promosi diharapkan dapat memajukan pegawai karena pegawai
akan mendapatkan tanggung jawab yang lebih besar dari sebelumnya sehingga
akan mendorong pegawai untuk lebih mengembangkan kemampuan serta
menambah pengalaman. Promosi berarti ada kepercayaan atau pengakuan atas
kemampuan atau kecakapan pegawai untuk menjabat suatu jabatan yang lebih
tinggi dari jabatan sebelumnya. Jadi tidaklah berlebihan apabila dikatakan bahwa
promosi memiliki peranan penting didalam suatu organisasi, dimana promosi
merupakan salah satu jenis pembinaan pegawai yang dilakukan untuk
7
menciptakan pegawai yang mampu melaksanakan tugas secara professional dan
bertanggung jawab.
II.1.1
Konsep Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani
(sustema) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi.
Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang
berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.
Pengertian sistem banyak dikemukakan oleh para ahli, sebagian ada
yang menyatakan sistem sebagai suatu cara pandang, sebagian lagi ada yang
mengatakan sistem identik dengan proses. Sebagai suatu proses sistem
merupakan suatu rangkaian yang sistematis dan sesuai dengan mekanisme
yang diatur dan ditetapkan oleh kebijaksanaan puncak. Hal ini sesuai dengan
pengertian sistem yang dikemukakan Elias M. Awad yang dikutip oleh Amirin
(2003:17) :
“ Sistem merupakan sehimpunan komponen atau subsistem yang
terorganisasikan dan berkaitan sesuai rencana untuk mencapai tujuan
tertentu”.
Sistem juga menurut Murdick dan Ross yang dikutip oleh Amirin
(2003:20) memberikan definisi sistem sebagai berikut “ Sistem adalah himpunan
unsur-unsur benda atau konsep-konsep yang saling berkaitan yang mempunyai
suatu tujuan”.
8
Adapun sistem menurut Ludwig Von Bartalanfy sebagai berikut “ Sistem
merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi
diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan”. 2
Dengan mengacu pada beberapa pengertian diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa sistem adalah suatu hubungan dari beberapa bagian yang
saling terkait dan berhubungan secara teratur dan bersifat timbal balik dengan
maksud untuk pencapaian suatu tujuan dari keseluruhan yang kompleks atau
utuh.
Secara operasional pengertian atau batasan sistem dalam kaitannya
dengan batasnya itu digambarkan oleh Mudick dan Ross dalam Amirin (2003:33)
sebagai berikut :
1. Catat semua komponen yang membentuk sistem dan berikan batas-batas
sekitarnya. Segala sesuatu didalam batas-batas tersebut disebut sistem
dan segala sesuatu yang diluarnya disebut lingkungan system.
2. Catat semua arus atau aliran yang melewati batas sistem. Aliran yang
berasal dan lingkungan kedalam sistem disebut masukan (input),
sedangkan aliran dan dalam sistem keluar sistem disebut keluaran
(output).
3. Catat atau daftar semua unsure yang turut membantu mencapai tujuan
tertentu dan sistem tersebut lalu masukkan kedalam batasan sistem jika
belum termasukkan.
Pendekatan dengan menggunakan teori sistem merupakan sebuah
rangkaian proses-proses yang sistematis dan sesuai dengan mekanisme yang
diatur dan ditetapkan oleh kebijaksanaan puncak. Sistem sebagai sebuah
2
http://www.djitaq.com/2011/11/pengertian-sistem.html diunduh pada hari Kamis 19
Januari 2012 pukul 14.29 Wita
9
pendekatan dalam dunia bisnis telah memperlihatkan hasil yang sangat
menakjubkan. Berbagai perusahaan atau manajemen telah mencoba berbagai
teori dalam melakukan (proses manajemen) pada organisasinya, tetapi tetap saja
terdapat perusahaan yang maju dan kurang sama.
II.1.2
Pengertian Promosi
Untuk dapat memahami isi atau makna dari suatu konsep, hendaknya
seseorang mengatahui definisi atau pengertian terlebih dahulu. Peneliti akan
menjabarkan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli yang dikutip
dari berbagai sumber buku serta sumber lainnya.
Pengertian promosi seperti yang dikemukakan oleh Hasibuan (2006 :
108) sebagai berikut :
“Promosi adalah perpindahan yang memperbesar authority dan
responsibility keryawan ke jabatan yang lebih tinggi didalam suatu
organisasi sehingga kewajiban, hak, status, dan penghasilannya makin
besar.”
Hal ini berarti seseorang yang memperoleh promosi jabatan akan memliki
wewenang dan tanggung jawab yang lebih besar karena memperoleh jabatan
yang lebih tinggi. Selain itu efek yang ditimbulkan adalah hak, status, dan
penghasilan yang berupa upah/gaji dan tunjangan lainnya, akan bertambah.
Pengertian promosi juga dikemukakan oleh Samsuddin (2005 : 264)
“Suatu promosi berarti pula perpindahann dari suatu jabatan kejabatan yang lain
yang mempunyai status dan tanggung jawab yang lebih tinggi.“
Tidak jauh berbeda dengan Hasibuan, Samsudin juga berpendapat bahwa
dengan memperoleh promosi jabatan maka seseorang akan menyandang
jabatan baru dengan tanggung jawab dan kewenangan yang lebih besar, serta
10
konvensasi yang menjadi salah satu tujuan dari seseorang untuk di promosikan
akan semakin besar pula.
Promosi juga seperti yang dikemukakan Siagian (2003 : 169) :
“ Telah umum diketahui bahwa yang dimaksud dengan promosi ialah
apabila seseorang pegawai dipindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan
lain yang tanggung jawabnya lebih besar, tingkatnya dalam hierarki
jabatan lebih tinggi dan penghasilannya pun lebih besar pula.”
Adapun pengertian promosi menurut Fathoni (2006 : 160) :
“Promosi atau sering orang menyebutnya kenaikan jabatan/kedudukan
dan pangkat atau status jenjang seorang pegawai adalah merupakan
peningkatan dari seorang tenaga kerja atau pegawai pada suatu bidang
tugas yang lebih baik, dibanding dengan sebelumnya dari sisi tanggung
jawab lebih besar, prestasi, fasilitas, status yang lebih tinggi dan adanya
penambahan upah atau gaji, serta tunjangan lainnya.”
Sedangkan promosi menurut Siswanto (2002 : 258) :
“ Promosi dapat diartikan sebagai proses perubahan dari satu pekerjaan
ke pekerjaan lain dalam hierarki wewenang dan tanggung jawab yang
telah diberikan kepada tenaga kerja pada waktu sebelumnya.”
Promosi menurut Edwin B. Flipo yang dikutip oleh Hasibuan (2006:108) :
“ A promotion involves a change from one job to another job that is better
in terms status and responsibility. Ordinary the change to the higher job is
accompanied by increased pay and privileges, but not always”. Promosi
berarti perpindahan dari satu jabatan kejabatan lain yang mempunyai
status dan tanggung jawab yang lebih tinggi. Biasanya perpindahan ke
jabatan yang lebih tinggi disertai dengan peningkatan gaji/upah lainnya,
walaupun tidak selalu demikian.
Dari beberapa pengertian di atas jelas bahwa promosi pada hakekatnya
adalah kenaikan tingkat jabatan seorang pegawai kesuatu jenjang jabatan tinggi
nilai atau derajatnya dari tugas atau jabatan terdahulu, dan biasanya diikuti
dengan kenaikan penghasilan. Berarti yang telah melaksanakan tugas dengan
sebaik - baiknya mempunyai hak untuk memperoleh imbalan dari pihak pimpinan
pada suatu organisasi atau instansi, antara lain dalam bentuk kenaikan pangkat,
penghargaan atau yang lainnya.
11
Promosi adalah kemajuan yang diperoleh sebagai pegawai pada suatu
tugas yang lebih baik, lebih baik dimaksud dipandang dari sudut tanggung jawab
yang lebih berat martabat atau status yang lebih tinggi, kecakapan yang lebih
baik, dan yang terpenting adalah penambahan jimlah gaji atau upah.
Promosi memberikan peranan penting bagi setiap karyawan, bahkan
menjadi idaman yang selalu dinanti-nanti. Dengan promosi berarti ada
kepercayaan dan pengakuan mengenai kemampuan serta kecakapan karyawan
bersangkutan untuk menduduki suatu jabatan yang lebih tinggi. Dengan demikian
promosi
memberikan
status
social,
wewenang,
tanggung
jawab,
serta
penghasilan yang semakin besar bagi karyawan.
Jika ada kesempatan bagi setiap karyawan dipromosikan berdasarkan
asas keadilan dan objektivitas, karyawan akan terdorong bekerja lebih giat,
bersemangat, berdisiplin dan berprestasi kerja sehingga sasaran organisasi atau
perusahaan secara optimal dapat dicapai.
Promosi perlu dilaksanakan untuk menjamin dan memelihara kestabilan
jalannya organisasi juga untuk mengurangi rasa jenuh atau kebosanan karena
terlalu lama memegang suatu jabatan tertentu.
Promosi
dimaksudkan
oleh
pihak
pimpinan
untuk
memajukan
bawahannya. Ini disebabkan karena promosi adalah untuk mewujudkan
penempatan pada jabatan yang tepat, sehingga yang bersangkutan mendapat
kepuasan kerja yang akhirnya dapat membangkitkan semangat dan kegairahan
kerja serta dapat menambah pengalaman.
Kesempatan promosi dalam suatu organisasi dapat teriadi karena adanya
lowongan, baik lowongan dari segi jabatan maupun dari segi kepangkatan.
Lowongan dari segi kepangkatan timbul dalam sistem kepegawaian yang
12
menggunakan sistem pengurutan kepangkatan, Misalnya dilingkungan pegawai
negeri sipil, sedangkan lowongan dari segi jabatan timbul dalam sistem
kepegawaian yang menggunakan sistem klasifikasi jabatan atau pekerjaan ini
banyak dianut dalam lingkungan perusahaan. Namun demikian dilingkungan
organisasi pemerintah juga, terdapat lowongan dari segi jabatan baik secara
struktural, maupun non struktural.
II.1.3
Pentingnya Promosi
Pada dasarnya Promosi Jabatan merupakan salah satu bagian dari
program penempatan yang dilaksanakan oleh perusahaan. Penempatan
karyawan dilakukan dengan membuat penyesuaian terhadap kebutuhan
perusahaan yang berhubungan dengan perencanaan untuk memperoleh orang
yang tepat pada posisi yang tepat (right man on the right place).
Dari segi terminologi promosi dapatlah diartikan sebagai kenaikan
kedudukan atau pangkat. Menurut pengertian sehari-hari umumnya kata promosi
berarti sebagai kenaikan pangkat atau jabatan dalam susunan pangkat dan
jabatan yang telah ditentukan, baik dalam dinas atau instansi pemerintah
maupun swasta.
Jadi yang dimaksud dengan promosi adalah perubahan penugasan dari
suatu pekerjaan yang tingkatannya lebih rendah kepekerjaan lain yang
tingkatannya lebih tinggi dari jabatan semula dalam organisasi.
Promosi
merupakan
titik
tolak
dari kemajuan
seseorang
dalam
melaksanakan tugas pekerjaannya, sehingga hal ini merupakan salah satu
masalah dari setiap pimpinan pada suatu instansi yang harus dijalankan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
13
Setiap promosi merupakan motivasi, dan harus mampu membuktikan
kecakapan, kemampuan, dan prestasi kerjanya, disamping itu kemampuan dan
prestasi kerja harus menunjukkan tanda-tanda bahwa pegawai tersebut sanggup
memegang jabatan yang lebih tinggi yang kelak akan didudukinya. Untuk
mengejar kedudukan tersebut, maka para pegawai sering bersaing dalam
mengejar prestasi dan kemampuan keria yang tinggi terhadap instansi.
Pelaksanaan promosi apabila dikelola dengan baik, maka dapat
meningkatkan efesiensi dan moral pegawai . Promosi bagi pegawai pada suatu
instansi diperlukan dalam ranqka pembinaan pegawai guna meningkatkan
prestasi keria, sehingga tuiuan suatu instansi dapat tercapai.
II.1.4
Asas-asas promosi
Asas-asas promosi dituangkan dalam program promosi secara jelas
sehingga karyawan mengetahui dan perusahaan mempunyai pegangan untuk
mempromosikan karyawan. Asas-asas promosi menurut Hasibuan ( 2006:108 ) :
1. Kepercayaan
Promosi hendaknya berasaskan kepercayaan atau keyakinan mengenai
kejujuran, kemampuan, kecakapan karyawan bersangkutan dalam
melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik pada jabatan tersebut.
Karyawan baru akan dipromosikan jika karyawan menunjukkan kejujuran,
kemampuan, dan kecakapannya dalam memangku jabatan.
2. Keadilan
Promosi
berdasarkan
keadilan,
terhadap
penilaian
kejujuran,
kemampuan, dan kecakapan semua karyawan. Penilaian harus jujurdan
14
objektif tidak pilih kasih atau like and dislike. Karyawan yang mempu yai
peringkat terbaik hendaknya memdapat kesempatan pertama untuk
dipromosikan tanpa melihat suku, golongan, dan keturunannya. Promosi
yang berasaskan keadilan akan menjadi alat motivasi bagi karyawan
untuk meningkatkan prestasinya.
3. Formasi
Promosi harus berdasarkan kepada formasi yang ada, karena promosi
karyawan hanya mungkin dillakukan jika ada formasi jabatan yang
lowong. Untuk itu harus ada uraian pekerjaan atau jabatan ( job
description ) yang akan dilaksanakan karyawan. Jadi promosi hendaknya
disesuaikan dengan formasi jabatan yang ada didalam perusahaan.
II.1.5
Syarat-syarat Promosi
Untuk melaksanakan promosi, maka harus dapat ditetapkan syarat-syarat
terlebih dahulu. Syarat promosi tersebut haruslah dapat dipakai untuk
menetapkan siapa yang berhak untuk dipromosikan. Untuk itu hendaknya
syarat–syarat yang ditetapkan dapat menjamin, bahwa pegawai yang akan
dipromosikan mempunyai kemampuan untuk menjabat jabatan yang lebih tinggi
tersebut.
Syarat-syarat promosi harus diinformasikan kepada semua karyawan,
agar mereka mengetahuinya secara jelas. Hal ini penting untuk memotivasi
karyawan berusaha mencapai syarat-syarat promosi tersebut.
Untuk dapat dipromosikan seorang karyawan perlu memenuhi syaratsyarat yang telah di tetapkan. Syarat-syarat tersebut hendaknya menjamin
kestabilan perusahaan dan mampu meningkatkan moral kerja karyawan. Dengan
15
kata lain, syarat-syarat tersebut harus dapat menjamin bahwa orang yang akan
dipromosikan mempunyai kemampuan untuk menempati jabatan yang lebih
tinggi.
Syarat-syarat untuk promosi tersebut hendaknya ditetapkan secara tegas
dan jelas. Dengan penetapan syarat-syarat secara tegas dan jelas, hal ini dapat
dipakai sebagai pedoman oleh setiap karyawan tanpa menimbulkan keraguan
dan penafsiran yang berbeda. Penetapan syarat-syarat yang tegas dan jelas
akan menimbulkan moral yang lebih tinggi bagi karyawan sebab mereka yang
mempunyai kemampuan dan berambisi untuk dipromosikan dapat berusaha
untuk berprestasi lebih baik dan memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan.
Ada beberapa syarat-syarat umum yang perlu diketahui, menurut Alex
Nitisemito (1996:82) :
a. Pengalaman
Banyaknya pengalaman seorang karyawan seringkali dipakai sebagai
salah satu syarat untuk promosi sebab dengan pengalaman yang lebih
banyak diharapkan kemampuan yang lebih tinggi, ide yang lebih banyak
dan sebagainya.
b. Tingkat Pendidikan
Ada juga perusahaan yang mensyaratkan minimal pendidikan untuk
dapat dipromosikan pada jabatan tertentu. Alasannya adalah bahwa
dengan pendidikan yang lebih tinggi dapat diharapkan pemikiran yang
lebih baik.
c. Loyalitas
Loyalitas atau kesetiaan terhadap perusahaan tempat bekerja seringkali
dipakai sebagai syarat untuk promosi. Hal ini disebabkan dengan loyalitas
16
yang tinggi dapat diharapkan antara lain tanggung jawab yang lebih
besar.
d. Kejujuran
Kejujuran merupakan syarat yang cukup penting dan harus mendapatkan
perhatian dalam pelaksanaan promosi khususnya untuk jabatan-jabatan
yang tertentu seperti bendaharawan, walaupun demikian tidak semua
jabatan mengharuskan syarat kejujuran sebagai syarat utama untuk
mengisisi posisi tersebut. Untuk jabatan-jabatan tertentu mungkin
masalah kejujuran tidak terlalu dipertimbangkan sebab dengan kejujuran
seorang pegawai akan mempunyai loyalitas dan rasa tanggung jawab
terhadap organisasi/instansi.
e. Tanggung Jawab
Seringkali perusahaan memerlukan tanggung jawab yang cukup besar
sehingga masalah tanggung jawab merupakan syarat utama untuk
promosi. Tanggung jawab merupakan beban kewajiban yang harus
dipikul oleh setiap pegawai, pejabat atau pimpinan dalam setiap
organisasi.
f.
Kepandaian Bergaul
Untuk promosi jabatan tertentu mungkin diperlukan kepandaian bergaul
sehingga persyaratan kemampuan bergaul dengan orang lain perlu
dicantumkan untuk promosi jabatan tertentu.
g. Prestasi Kerja
Pada umumnya setiap perusahaan selalu mencantumkan syarat prestasi
kerja untuk promosi. Ini dapat dilihat dari catatan-catatn prestasi yang
telah dikerjakan.
17
h. Inisiatif dan Kreatif
Untuk promosi pada jabatan tertentu mungkin syarat tingkat inisiatif dan
kreatif harus diperhatikan. Hal ini disebabkan untuk jabatan tertentu
sangat diperlukan inisiatif dan kreatif.
Adapun syarat-syarat promosi yang dikemukakan oleh Hasibuan. Berikut
syarat-syarat promosi menurut Hasibuan (2006:111) :
1. Kejujuran
Karyawan
harus
jujur
terutama
pada
dirinya
sendiri,
bawahannya,perjanjian-perjanjian dalam menjalankan atau mengelola
jabatan
tersebut,sesuai
kata
dengan
perbuatannya.
Dia
tidak
menyelewengkan jabatannya untuk kepentingan pribadinya.
2. Disiplin
Karyawan harus disiplin pada dirinya, tugas-tugasnya, serta mentaati
peraturan-peraturan yang berlaku baik tertulis maupun kebiasaan. Disiplin
karyawan
sangat
penting
karena
hanya
dengan
kedisiplinan
memungkinkan perusahaan mencapai hasil yang optimal.
3. Prestasi Kerja
Karyawan itu mampu mencapai hasil kerja yang dapat dipertanggung
jawabkan kualitas maupun kuantitas dan bekerja secara efektif dan
efisien. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan dapat memanfaatkan waktu
dan memperguanakan alat-alat dengan baik.
4. Kerja Sama
Karyawan dapat bekerja sama secara harmonis dengan sesama
karyawan baik horizontal maupun vertical dalam mencapai tujuan
18
perusahaan. Dengan demikian akan tercipta suasana hubungan kerja
yang baik diantara semua karyawan.
5. Kecakapan
Karyawan itu cakap. Kreatif, dan inovatif dalam menyelesaikan tugastugas pada jabatan tersebut dengan baik. Dia bisa bekerja secara mandiri
dalam menyelesaikan pekerjaan dengan baik, tanpa mendapat bimbingan
yang terus-menerus dari atasannya.
6. Loyalitas
Karyawan harus loyal dalam membela perusahaan atau korps dari
tindakan yang merugikan perusahaan atau korpsnya. Ini menunjukkan
bahwa dia ikut berpartisipasi aktif terhadap perusahaan atau korpsnya.
7. Kepemimpinan
Dia harus mampu membina dan memotivasi bawahannya untuk bekerja
sama dan bekerja secara efektif dalam mencapai sasaran perusahaan.
Dia harus menjadi panutan dan memperoleh personality authority yang
tinggi dari para bawahannya.
8. Komunikatif
Karyawan itu mampu berkomunikasi secara efektif dan mampu menerima
atau mempersepsi informasi dari atasan maupun dari bawahannya
dengan baik,sehingga tidak terjadi miskomunikasi.
9. Pendidikan
Karyawan harus telah memiliki ijazah dari pendidikan formal sesuai
dengan spesifikasi jabatan.
Syarat-syarat untuk promosi hendaknya ditetapkan secara tegas dan
jelas. Dengan penetapan syarat-syarat secara tegas dan jelas, maka hal ini
19
dapat dipakai sebagai pedoman bagi setiap pegawai tanpa menimbulkan
keraguan dan penafsiran yang berbeda. Dengan penetapan syarat-syarat
promosi yang tegas dan jelas akan menimbulkan moral yang lebih tinggi bagi
para karyawan, sebab bagi mereka yang mempunyai kemampuan dan berambisi
untuk dipromosikan dapat berusaha untuk berprestasi lebih baik dan memenuhi
syarat-syarat yang telah ditetapkan.
Heidjrachman Suad Husuan (1992:114) mengemukakan bahwa “ Dua
dasar yang biasa dipakai untuk menentukan promosi adalah (1) merit system dan
(20) karier system”.

Merit Sistem
Pihak manajemen biasanya menyenangi dasar merit system untuk
diapakai sebagai dasar promosi. Dengan alasan bahwa kompetensi adalah
dasar untuk kemajuan. Dengan demikian promosi tersebut dapat dipandang
sebagai pengahargaan organisasi atau instansi atas kecakapan kerja
anggotanya.
Akan
tetapi
promosi
demikian
harus
pula
didasarkan
atas
pertimbangan lain, yaitu perhitungan yang matang atas potensi kemampuan
seseorang untuk menduduki posisi yang lebih tinggi. Artinya perlu disadari
bahwa mempromosikan seseorang bukannya tanpa resiko, dalam arti bahwa
tidak ada jaminan penuh bahwa orang yang dipromosikan benar-benar
memenuhi harapan organisasi atau instansi. Karena itulah analisis yang
matang mengenai potensi yang bersangkutan perlu dilakukan.
Analisis demikian menjadi lebih penting apabila dikaitkan dengan
kenyataan bahwa kemampuan setiap manusia terbatas. Artinya, tidak
mustahil bahwa seseorag menunjukkan kecapkapan kerja yang tinggi pada
20
pekerjaan dan posisinya sekarang, tetapi karena yang bersangkutan
sebenarnya sudah mencapai puncak kompetensinya, tidak mampu lagi pada
posisi yang lebih tinggi. Dalam hal demikian mempromosikan seseorang
akan membawa kerugian, bukan hanya bagi yang bersangkutan, tetapi juga
bagi organisasi atau instansi.

Karier Sistem
Sebaliknya
pihak
pegawai
menghendaki
karier
system
lebih
ditekankan dalam penentuan promosi. Dengan alasan bahwa dengan tingkat
karier yang tinggi maka pengalaman yang dimiliki lebih besar ketimbang
angkatan muda, sehingga diharapkan kecakapan kerja pegawai yang lebih
senior jadi lebih baik. Alasan lain adalah lama kerja seseorang juga
mencerminkan kesetiaan mereka terhadap organisasi atau instansi. Mereka
juga berpendapat bahwa pengukuran karier system adalah hal yang paling
mudah dan obyektif.
Meskipun pengukuran karier system dikatakan paling obyektif, namun
cara ini mengandung kelemahan terutama pada kenyataan bahwa pegawai
yang paling senior belum tentu merupakan pegawai yang paling produktif.
Juga belum tentu paling mampu bekerja. Kelemahan tersebut memang dapat
diatasi dengan adanya program pendidikan dan pelatihan, baik yang
diperuntukkan bagi sekelompok pegawai yang melakukan pekerjaanpekerjaan tertentu maupun yang secara khusus diperuntukkan bagi pegawai
senior tertentu yang akan dipertimbangkan untuk dipromosikan.
Namun dalam rangka pelaksanaan program promosi bagi tenaga kerja,
perlu ditetapkan kriterianya terlebih dahulu. Kriteria promosi hendaknya dapat
21
dipakai sebagai standar dalam menetapkan siapa yang berhak untuk segera
dipromosikan. Oleh karena itu, kriteria yang telah ditetapkan dapat menjamin
bahwa tenaga kerja yang akan dipromosikan memiliki kemampuan untuk
memegang jabatan yang lebih tinggi dari jabatan sebelumnya.
Kriteria promosi untuk suatu bagian belum tentu sama dengan bagian
lain. Meskipun kenyataannya dalam pekerjaan sejenis tetapi kriteria yang
ditetapkan tidak sama. Hal ini disebabkan kemampuan yang diperlukan untuk
memegang pekerjaan tidak selalu sama meskipun hal tersebut untuk jenis
pekerjaan yang hampir sejenis.
Meskipun
demikian
ada
beberapa
kriteria
umum
yang
perlu
dipertimbangkan dalam rangka mempromosikan tenaga kerja. Kriteria-kriteria
yang dimaksud antara lain, senioritas, kualifikasi pendidikan, prestasi kerja, karsa
dan daya cipta, tingkat loyalitas, kejujuran, dan supelitas.
Seperti yang di ungkapkan Siswanto (2002:260) tentang kriteria-kriteria
promosi :
1. Senioritas
Tingkat senioritas tenaga kerja seringkali digunakan sebagai salah satu
standar untuk kegiatan promosi. Dengan alas an lebih senior,
pengalaman yang dimiliki pun dianggap lebih banyak daripada yang yang
junior. Dengan demikian, diharapkan tenaga kerja yang bersangkutan
memiliki kemampuan lebih tinggi, gagasan lebih banyak, dan kemampuan
manajerial yang baik.
2. Kualifikasi Pendidikan
Saat ini, manajemen perusahaan umumnya mempunyai kriteria minimum
tingkat pendidikan tenaga kerja yang bersangkutan untuk dapat
22
dipromosikan pada jabatan tertentu. Alasan yang melatarbelakianginya
adalah dengan pendidikan yang lebih tinggi diharapkan tenaga kerja
memiliki daya nalar yang tinggi terhadap prospek perkembangan
perusahaan diwaktu mendatang.
3. Prestasi Kerja
Hampir semua perusahaan menjadikan prestasi kerja yang dicapai
tenaga kerjanya sebagai salah satu kriteria untuk kegiatan promosi.
Prestasi kerja yang tinggi memiliki kecenderungan untuk memperlancar
kegiatan promosi bagi tenaga kerja yang bersangkutan, demikian pula
kecenderungan sebaliknya.
4. Karsa dan Daya Cipta
Untuk kegiatan promosi pada jenis pekerjaan tertentu karsa dan daya
cipta merupakan salah satu syarat yang tidak perlu ditawar lagi. Hal ini
disebabkan untuk jenis pekerjaan tertentu sangat memerlukan karsa dan
daya
cipta
demi
kelangsungan
perusahaan.
Dengan
demikian,
pelaksanaan promosi bagi tenaga kerja berdampak pada meningkatnya
laba yang tinggi daripada waktu sebelumnya.
5. Tingkat Loyalitas
Adanya loyalitas yang tinggi akan berdampak pada rasa tanggung jawab
yang lebih besar.
6. Kejujuran
Khusus jabatan-jabatan yang yang berhubungan dengan financial,
produksi, pemasaran, dan sejenisnya, kejujuran dianggap sangat penting.
Hal ini dimaksudkan untuk menjaga jangan sampai kegiatan promosi
23
malah merugikan perusahaan karena ketidakjujuran tenaga kerja yang
akan dipromosikan.
7. Supelitas
Pada jenis pekerjaan atau jabatan tertentu barangkali diperlukan
kepandaian bergaul, sehingga kriteria kemampuan bergaul dengan orang
lain perlu dijadikan salah satu standar untuk promosi pada pekerjaan atau
jabatan tertentu.
Selain kriteria-kriteria tersebut, program promosi hendaknya memberikan
informasi yang jelas mengenai apa yang dijadikan dasar pertimbangan untuk
mempromosikan seorang karyawan . Hal-hal yang sering dijadikan dasar untuk
mempromosikan karyawan menurut Hasibuan (2006:109) sebagai berikut :

Pengalaman (senioritas)
Pengalaman (senioritas) yaitu promosi yang berdasarkan pada lamanya
pengalaman kerja karyawan. Pertimbangan promosi adalah pengalaman
kerja seseorang, karyawan yang terlama bekerja dalam perusahaan
mendapat prioritas utama dalam tindakan promosi. Dengan pengalaman,
seseorang akan dapat mengembangkan kemampuannya sehingga
karyawan tetap betah bekerja pada perusahaan dengan harapan suatu
waktu ia akan dipromosikan.

Kecakapan (ability)
Kecakapan (ability) yaitu seseorang akan dipromosikan berdasarkan
penilaian kecakapan. Pertimbangan promosi adalah kecakapan, orang
yang cakap atau ahli mendapat prioritas pertama untuk dipromosikan.
24

Kombinasi Pengalaman dan Kecakapan
Kombinasi pengalaman dan kecakapan yaitu promosi yang berdasarkan
pada lamanya pengalaman.dan kecakapan. Pertimbangan promosi
adalah berdasarkan lamanya dinas, ijazah pendidkan formal yang
dimiliki, dan hasil ujian kenaikan golongan. Jika seseorang lulus dalam
ujian maka hasil ujian kenaikan dipromosikan. Cara ini adalah adalah
dasar promosi yang terbaik dan paling tepat karena mempromosikan
orang yang paling berpengalaman dan terpintar, sehingga kelemahan
promosi yang hanya berdasarkan pengalaman atau kecakapan saja
dapat diatasi.
Hasibuan (2006:111) berpendapat bahwa promosi yang berdasarkan
kombinasi pengalaman dan kecakapan memberkikan kebaikan–kebaikan
sebagai berikut:
1. Memotivasi karyawan untuk memperdalam pengetahuannya bahkan
memaksa diri mengikuti pendidikan formal. Dengan demikian,
perusahaan akan mempunyai karyawan yang semakin terampil.
2. Moral karyawan akan semakin baik, bergairah, semangat, dan
prestasi kerjanya semakin meningkat karena ini termasuk elemenelemen yang dinilai untuk promosi.
3. Disiplin karyawan semakin baik karena disiplin termasuk elemen yang
akan mendapat penilaian prestasi untuk dipromosikan.
4. Memotivasi berkembangnya persaingan sehat dan dinamis diantara
para karyawan sehingga mereka berlomba-lomba untuk mencapai
kemajuan.
25
5. Perusahaan akan menempatkan karyawan yang terbaik pada setiap
jabatan sehingga sasaran optimal akan tercapai.
Dalam proses pelaksanaan promosi selain kriteria tersebut diatas juga
haruslah diperhatikan tentang daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan serta
evaluasi yang harus dilakukan secara rutin, lengkap dan obyektif serta tidak
terlepas dari faktor senioritas karena hal itu dapat berperan dalam pelaksanaan
promosi . Dalam pasal 20 UU/Nomor 43 tahun 1999 menyebutkan bahwa Untuk
menjamin obyektivitas dalam mempertimbangkan pengangkatan dalam jabatan
dan kenaikan pangkat diadakan penilaian prestasi kerja .
Hal senada juga dikemukakan oleh Sjafri Mangkuprawira (2004:169) yang
menyatakan bahwa didalam prakteknya, promosi biasa berdasarkan atas dua
aspek yaitu merit (kecakapan kerja) dan senioritas. Kedua aspek tersebut
dianggap layak dan obyektif.

Promosi berdasarkan Merit (kecakapan kerja)
Promosi berdasarkan merit terjadi ketika seorang pegawai dipromosikan
karena kinerja yang luar biasa dalam pekerjaannya.

Promosi berdasarkan Senioritas
Dalam beberapa situasi tertentu,karyawan paling senior lebih sering
mendapatkan kesempatan promosi. Senior dalam hal ini berarti
karyawan yang memiliki masa kerja terlama dalam perusahaan.
Keuntungan pendekatan ini adalah objektif. Semua didasarkan pada
cacatan personal yang termasuk senior dan diadakan perbandingan
antar kandidat untuk menentukan siapa yang pantas dipromosikan.
26
II.1.6
Indikator Promosi Jabatan
Ada beberapa indikator dari promosi jabatan yang dikemukakan oleh para
ahli yang dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan promosi jabatan. Salah
satunya adalah dikemukakan oleh Moekijat (1999:106) yang menyebutkan
bahwa ada pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan
jabatan, yaitu :
1. Promosi dibuat atas dasar kecakapan
Semua pelaksanaan prmosi jabatan dalam saringan pegawai dibuat atas
dasar kecakapan diantara pegawai yang paling cakap
2. Promosi diselanggarakan hanya menurut rencana organisasi
Promosi diselenggarakan hanya menurut rencana promosi organisasi dan
disesuaikan dengan kebijaksanaan promosi dari bagian urusan pegawai.
3. Pegawai harus diinformasikan tentang rencana promosi
Para pegawai harus menginformasikan tentang perkembangan dan
penempatan rencana promosi sejelas dan sedetail mungkin.
4. Pemberian keterangan mengenai kebijakan dan prosedur promosi
Memelihara dan melindungi pegawai dengan memberikan segala
keterangan tentang kebijaksanaan dan prosedur untuk mengatur rencana
promosi.
5. Lapangan persaingan seluas-luasnya
Tiap rencana promosi menggunakan lapangan persaingan yang seluasluasnya dengan didasarkan atas alasan yang tepat serta dilakukan
dengan jujur.
27
II.1.7
Prosedur Pelaksanaan Promosi
Promosi Jabatan memberikan peranan penting bagi setiap karyawan
bahkan menjadi sebuah idaman dan tujuan yang selalu di harapkan. Idaman dan
tujuan ini berkaitan dengan apa yang akan diperoleh dan dicapai oleh karyawan
setelah memperoleh promosi jabatan. Setiap karyawan berusaha memberikan
performa yang terbaik bagi perusahaan dengan harapan bahwa kinerja yang
dihasilkan sesuai yang diharapkan oleh instansi atau perusahaan.
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam membina dan mengembangkan
bakat yang ada, namun usaha tersebut dianggap mubazir. Oleh karean itu perlu
adanya analisis dengan berbagai cara bagaimana promosi tenaga kerja dapat
dilaksanakan didalam instansi atau perusahaan.
Prosedur promosi menurut Siswanto (2002:263) terbagi atas tiga, antara
lain :
1. Promosi dari dalam perusahaan
Hampir merupakan suatu tradisi untuk mencari calon yang akan
menduduki jabatan manajer pada suatu hierarki perusahaan diantara jajaran
tenaga kerja yang ada merupakan kebiasaan umum yang tampaknya hampir
membudaya. Setiap perusahaan seolah-olah mengikuti konsep tersebut dan
kebanyakan mereka berusaha menggunakannya dengan kesungguhan.
Sebenarnya praktek ini sebagaimana aktivitas lainnya memiliki kebaikan
dan kelemahan.
a. Kebaikan mempraktekkan promosi dari dalam perusahaan,antara lain :
1. Moral kerja para tenaga kerja cenderung menurun apabila tenaga
kerja dari luar masuk ke tingkat permulaan. Oleh karena itu,
28
perusahaan
yang
menganut
kebijakan
promosi
dari
dalam
menghindari masalah ini. Dengan kemampuan sendiri, kebijakan ini
tidak selalu meningkatkan moral kerja. Akan tetapi, bersamaan
dengan kebijakan lain, kebijakan tersebut dapat menghasilkan sifat
kesetiakawanan (solidaritas) dan rasa bersatu diantara tenaga kerja.
2. Perekrutan pada tingkat permulaan dibantu oleh kemampuan
perusahaan menunjuk orang-orang yang telah menaiki jenjang karier
sejak pertama kali masuk hal ini menarik pelamar lebih banyak dan
lebih berkualitas, yang memungkinkan perusahaan mengambil tenaga
kerja yang terbaik dari tenaga kerja yang ada.
3. Sudah barang tentu pergantian tenaga kerja cepat atau lambat akan
terjadi. Untuk itu, kesempatan seseorang dipromosikan akan sangat
baik dan ia tidak perlu cemas terhadap kompetisi dari luar untuk
mendapatkan kedudukan yang tinggi.
b. Kelemahan mempraktekkan promosi dari dalam perusahaan, antara lain :
1. Disiplin
kerja
cenderung
lemah
(misalnya
praktek-praktek
kewibawaan yang tidak tegas) apabila para penyelia diminta untuk
mengendalikan tindakan-tindakan teman lama. Meskipun hubungan
kerja mungkin menyenangkan, namun prosedur untuk menaati
pedoman normatif yang sudah ditetapkan mungkin akan dilaksanakan
dengan kurang meyakinkan.
2. Promosi dari dalam membatasi kelompok calon yang dapat
dipromosikan tetapi baru bekerja dibandingkan mereka yang sudah
bekerja lebih awal. Biasanya promosi ini ditujukan untuk pekerjaan
yang tidak begitu sulit disbanding dengan pekerjaan setelah promosi.
29
3. Perekrutan tenaga kerja diatas tingkat permulaan, mungkin akan
mengalami kesukaran karena rasa takut pihak calon bahwa mereka
akan bersaing secara tak seimbang untuk mendapatkan promosi
dengan para tenaga kerja yang telah memulai karier mereka
diperusahaan.
4. Hubungan akrab yang sudah lama terjalin cenderung menghasilkan
konsensus apakah pekerjaan harus atau tak harus dikerjakan.
Kelompok cenderung berpegang teguh pada apa yang telah lazim
dan menentang pembaruan. Hal ini secara ekonomis akan sangat
mahal apabila terjadi perubahan teknologis yang cepat atau tekanan
ekonomis.
2. Promosi melalui prosedur pencalonan
Pencalonan oleh manajemen adalah proses penunjang guna mengajukan
bawahan tertentu untuk dipromosikan. Tidak dapat disangsikan bahwa prosedur
ini tidak sistematis da mudah keliru, tetapi bagaimanapun juga proses inilah yang
paling luas digunakan dalam perusahaan untuk menyelidiki tenaga kerja yang
akan dipromosikan.
Pencalonan dalam promosi diliputi oleh mitologi. Cerita lama yang sudah
sering dibicarakan sehingga kekalahannya hanya dapat dihubungkan dengan
kebutuhan untuk mempercayainya. Bahwa manajemen lini sebagai menajer
dianugrahi kemampuan untuk menentukan potensi seorang nonmanajer bagi
manajemen. Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian besar manajer sama
tidak tahunya tentang potensi tenaga kerja seperti orang lain. Artinya, mereka
hanya tahu tentang apa yang mereka sukai dan tidak mereka sukai, tidak lebih
dari itu.
30
Suatu versi yang agak lebih canggih tentang cerita yang sama adalh
karena manajer berada dalam kedudukan yang lebih terbaik untuk mengenali
pekerjaan bawahan mereka, apakah memenuhi syarat untuk menilai implikasi
pekerjaan tersebut bagi promosi. Dasar pemikiran tersebut sebagian besar tetap,
tetapi konklusinya kurang logis. Memiliki informasi saja bukanlah jaminan orang
dapat membedakan yang relevan dari yang tidak relevan.
3. Promosi melalui prosedur seleksi
Prosedur lain yang ditempuh dalam rangka promosi tenaga kerja adalah
memalui proses seleksi. Biasanya proses seleksi bagi perusahaan-perusahaan
besar menggunakan berbagai jenis ujian psikologis untuk tujuan ini. Para calon
yang akan dipromosikan dihimpun lalu dipilih sesuai dengan kualifikasi yang
telah ditetapkan. Cara ini sebenarnya kurang mendapatkan tanggapan positif dari
para tenaga kerja karena prosedur dianggap terlau berbelit-belit (dengan
beberapa tahapan) yang harus dilalui oleh seseorang yang akan dipromosikan,
dan belum tentu peserta seleksi akan lulus. Akibatnya, banyak waktu dan tenaga
kerja yang terbuang sia-sia.
Setiap prosedur promosi baik promosi dari luar maupun promosi dari
dalam tentu memiliki kelemahan dan kebaikan masing-masing. Seperti yang
dikemukakan Alex Nitisemito (1996 : 87 ).
Tabel 1.
Kebaikan dan Kelemahan Prosedur Promosi Jabatan
KELEMAHAN
Promosi dari dalam
1. Cenderung
sulit
Promosi dari luar
untuk
1. Cenderung dapat menurunkan
31
mendapatkan ide-ide baru yang
gemilang.
moral karyawan.
2. Loyalitas
2. Kemungkinan
promosi
yang
untuk diharapkan.
3. Kurangnya
dan kemampuan.
3. Kemungkinan
pejabat
bersangkutan cenderung sulit
dilakukan lebih ditekankan pada
like and dislike daripada bakat
dari
pengetahuan
tentang
promosi
yang
lingkungan
tugas/pekerjaan yang baru.
dilakukan adalah dipaksakan.
KEBAIKAN
Promosi dari dalam
1. Moral
karyawan
Promosi dari luar
cenderung
dapat lebih ditingkatkan.
2. Pengetahuan
lingkungan
dapat diharapkan.
tentang
cenderung
lebih
baik.
2. Kewibawaan cenderung dapat
diharapkan lebih baik.
3. Kecenderungan untuk dapat
3. Loyalitas cenderung lebih dapat
diharapkan.
dapat
memperoleh orang yang paling
tepat.
4. Data-data identitas cenderung
lebih
1. Ide-ide baru cenderung lebih
diketahui
kebenarannya.
4. Unsure subjektivitas dalam
seleksi cenderung dapat lebih
dieliminasi.
Adapun efek samping yang mungkin timbul dalam melaksanakan
promosi, terutama promosi dari dalam. Efek-efek samping tersebut antara lain
seperti yang dikemukakan oleh Nitisemito (1996:88 ) :
a. Kesalahan dalam promosi
Meskipun kita sudah mengusahakan ketentuan yang tegas dan jelas
tentang syarat-syarat promosi dan berusaha melaksanakan sebaik-
32
baiknya, namun kekeliruan dapat saja terjadi. Faktor-faktor subjektif
dalam penilaian siapa yang perlu dipromosikan sering terjadi, apalagi bila
calon-calon
yang
atasannya.
Disini
akan
dipromosikan
pertimbangan
tersebut
bakat
dan
pandai
mendekati
kemampuan
dapat
terkalahkan.
b. Rasa iri hati
Meskipun perusahaan telah melaksanakan promosi dengan objektif,
kemungkinan hal ini tetap dirasakan oleh karyawan lain yang belum
mendapatkan kesempatan sebagai tindakan yang tidak atau kurang
objektif. Hal ini sudah tentu akan dapat menimbulkan rasa iri dengan
segala akibatnya.
c. Pelaksanaan promosi yang dipaksakan
Mungkin karyawan yang dipilih untuk dipromosikan merupakan yang
paling tepat, meskipun demikian mungkin karyawan tersebut belum dapat
memenuhi
syarat-syarat
minimal
untuk
promosi.
Hal
ini
dapat
menyebabkan tugas-tugas dan pekerjaan yang dibebankan kurang
berhasil.
II.1.8
Jenis - Jenis Promosi
Pada prakteknya, ada empat jenis bentuk promosi yang dikemukakan
oleh Hasibuan (2006:113) sebagai berikut :
1. Promosi Sementara ( Temporary Promotion )
Seorang karyawan dinaikkan jabatannya untuk sementara karena adanya
jabatan yang lowong yang harus segera diisi, seperti jabatan dekan.
33
2. Promosi Tetap ( Permanent Promotion )
Seorang karyawan dipromosikan dari suatu jabatan kejabatan yang lebih
tinggi
karena
karyawan
tersebut
telah
memenuhi
syarat
untuk
dipromosikan. Sifat promosi ini adalah tetap. Misalnya seorang dosen
dipromosikan menjadi dekan, wewenang, tanggung jawab, serta gajinya
akan naik.
3. Promosi Kecil ( Small Scale Promotion )
Menaikkan jabatan seorang karyawan dari jabatan yang tidak sulit
dipindahkan kejabatan yang sulit yang meminta keterampilan tertentu,
tetapi tidak disertai dengan peningkatan wewenang, tanggung jawab dan
gaji.
4. Promosi Kering ( Dry Promotion )
Seorang karyawan dinaikkan jabatannya ke jabatan yang lebih tinggi
disertai dengan peningkatan pangkat, wewenang, tanggung jawab tetapi
tidak disertai dengan kenaikan gaji atau upah.
Pada umumnya setiap karyawan sangat menginginkan dirinya untuk
memperoleh promosi jabatan,namun ada pula yang tidak bersedia dipromosikan
dengan alasan-alasan tertentu. Hal ini didasarkan atas bebrapa kondisi dan
alasan-alasan. Alasan-alasan tersebut menurut Hasibuan (2006:114) antara lain
sebagai berikut :

Perbedaan kenaikan gaji yang diterima mungkin dianggap tidak
seimbang
dengan
tambahan
tanggung
jawab
yang
akan
dilaksanakannya.
34

Mereka merasa segan meninggalkan kelompok lamanya untuk masuk ke
kelompok baru yang belum pasti sikap penerimaanya.

Keamanan
pada
pekerjaan
yang
baru
selalu
ada
faktor-faktor
ketidakpastian sedangkan pada pekerjaan yang lama mereka telah
mempunyai keahlian dan telah menguasainya. Di tempat baru ini sering
terjadi gangguan keamanan seperti banjir dan lain-lainnya.

Keluarga tidak bersedia pindah ketempat yang baru karena sakit atau
pendidikan anak-anak yang kurang baik di tempat yang baru itu.

Kesehatan, sehingga tidak dapat memikul tanggung jawab yang semakin
besar. Iklim yang tidak cocok dan seringnya berjangkit penyakit di tempat
yang baru seperti malaria.

Tempatnya terpencil, sarana pendidikan, transportasi, hiburan, rumah
sakit, adat istiadat dan bahasa ditempat yang baru tidak cocok.
II.1.9
Tujuan Promosi
Hampir setiap kegiatan promosi diharapkan berdampak positif pada
perusahaan. Tidak ada perusahaan yang mengharapkan perusahaannya
mengalami kemunduran dan kebangkrutan. Alternatif jatuh pada pilihan
bagaimana melaksanakan program promosi bagi tenaga kerjanya sehingga
berdampak positif pada perusahaan.
Hasibuan (2006:113) mengungkapkan tujuan-tujuan dari promosi sebagai
berikut :
1. Untuk memberikan pengakuan, jabatan, dan imbalan jasa yang semakin
besar kepada karyawan yang berprestasi kerja tinggi.
35
2. Dapat menimbulkan kepuasan dan yang kebanggaan pribadi, status
social yang semakin tinggi dan penghasilan yang semakin besar.
3. Untuk merangsang agar karyawan lebih bergairah bekerja, berdisiplin
tinggi, dan memperbesar produktivitas kerjanya.
4. Untuk menjamin stabilitas kepegawaian denga direalisasinnya promosi
kepada karyawan dengan dasar dan pada waktu yang tepat
serta
penilaian yang jujur.
5. Kesempatan promosi dapat menimbulkan keuntungan berantai (multiplier
effect) dalam perusahaan karena timbulnya lowongan berantai.
6. Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan
kreativitas dan inovasinya yang lebih baik demi keuntungan optimal
perusahaan.
7. Untuk menambah atau memperluas pengetahuan serta pengalaman kerja
para karyawan dan ini merupakan daya dorong bagi karyawan lainnya.
8. Untuk mengisis kekosongan jabatan karena pejabatnya berhenti. Agar
jabatan tidak lowong maka di promosikan karyawan lainnya.
9. Karyawan yang dipromosikan kepada jabatan yang tepat, semangat,
kesenangan dan ketenangannya dalam bekerja semakin meningkat
sehingga produktivitas kerjanya juga meningkat.
10. Untuk
mempermudah
penarikan
pelamar
sebab
dengan
adanya
kesempatan promosi merupakan daya pendorong serta perangsang bagi
pelamar-pelamar untuk memasukkan lamarannya.
11. Promosi akan memperbaiki status karyawan dari karyawan sementara
menjadi karyawan tetap setelah lulus dalam masa percobaannya.
36
Tujuan promosi jabatan yang diberikan oleh perusahaan kepada
karyawan yang berkompeten dan berkapabilitas yang telah memenuhi syaratsyarat promosi tentunya memiliki tujuan atau manfaat, baik demi kepentingan
prusahaan ataupun demi kepentingan karyawan itu sendiri.
Siswanto (2002:262) berpendapat bahwa tujuan yang ingin dicapai
melalui kegiatan promosi antara lain meningkatnya moral kerja, meningkatnya
disiplin kerja, terwujudnya iklim organisasi yang menggairahkan, meningkatnya
produktivitas kerja.
1. Meningkatnya Moral Kerja.
Meskipun yang berpengaruh terhadap meningkatnya semangat dan
kegairahan kerja tidak hanya promosi, masih banyak faktor lain yang
mempengaruhi semangat dan gairah kerja, tetapi promosi merupakan salah satu
faktor dominan yang dapat dilakukan demi terwujudnya tujuan tersebut.
Namun telah menjadi kesadaran manajemen bahwa seringkali promosi
hanya dalam jangka waktu tertentu saja namun meningkatkan moral kerja.
Dalam jangka panjang seringkali promosi tidak memberi dampak sesuai yang
diharapkan perusahaan. Akibatnya, tindak lanjut promosi dalam kondisi biasabiasa saja. Tantangan bagi manajemenlah apabila kondisi ini timbul, sekaligus
merupakan kondisi yang perlu mendapat penanganan.
2. Meningkatnya Disiplin Kerja
Disiplin kerja merupakan kondisi ketaatan dan keteraturan terhadap
kebijakan dan pedoman normative yang telah digariskan manajemen yang
memiliki wewenang. Salah satu kegiatan promosi diperuntukkan guna menjamin
kondisi tersebut. Dengan disiplin yang tinggi, tenaga kerja mampu memberikan
keluaran produktifitas kerja yang tinggi pula.
37
3. Terwijudnya Iklim Organisasi yang Menggairahkan
Terciptanya iklim organisasi yang menggairahkan pada diri tenaga kerja
dalam suatu perusahaan, merupakan salah satu harapan dari setiap individu
yang terlibat di dalamnya. Oleh karena itu, untuk merealisasikan harapan
tersebut, alternatif yang dipilih adalah melakukan promosi bagi para tenaga kerja
yang telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan,serta pedoman-pedoman
yang berlaku sehingga harmonisasi antar tenaga kerja dapat terwujud.
4. Meningkatnya Produktivitas Kerja
Dengan menduduki jabatan atau pekerjaan yang lebih tinggi dari pada
jabatan
sebelumnya,
diharapkan
tenaga
kerja
mampu
meningkatkan
produktivitas mereka. Dengan moral kerja, disiplin kerja yang tinggi, dan
ditunjang dengan iklim organisasi yang menggairahkan diharapkan dapat
meningkatkan produktivitas kerja. Salah satu cara untuk menunjang hal tersebut
adalah diadakannya promosi bagi tenaga kerja yang telah memiliki kualifikasi
sesuai dengan yang telah ditetapkan. Kegiatan ini barangkali tidak perlu ditawar
lagi.
II.2
Kerangka Pikir
Sumber daya manusia adalah faktor sentral dalam suatu organisasi.
Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan visi dan misi yang
pelaksanaannya dikelola oleh manusia. Jadi manusia merupakan faktor strategis
dalam semua kegiatan organisasi.
Keberadaan manusia dalam sebuah organisasi memiliki posisi yang
sangat penting. Keberhasilan sebuah organisasi atau perusahaan ditentukan
oleh kualitas orang-orang yang bekerja didalamnya.
38
Karena itu, untuk memperoleh sumber daya manusia yang sesuai dengan
tuntutan keadaan yakni memiliki keunggulan, maka semestinya sebuah
organisasi atau perusahaan tersebut melakukan pengembangan terhadap
sumber daya yang ada pada perusahaannya. Salah satu bentuk pengembangan
yang sangat diharapkan oleh karyawan adalah promosi jabatan.
Promosi jabatan harus dilakukan dengan membuat penyesuaian terhadap
kebutuhan
perusahaan
yang
berhubungan
dengan
perencanaan
untuk
memperoleh orang yang tepat pada posisi yang tepat (right man on the right
place).
Dari uraian diatas maka disusun kerangka konsep yang menggabungkan
beberapa syarat promosi menurut Alex Nitisemito (1996) dan Malayu Hasibuan
(2006) yang
berpengaruh pada sistem promosi jabatan pada sebuah
perusahaan.
Syarat Promosi Jabatan
PT. PLN
(persero )
Wilayah
Sultanbatara

Pengalaman

Tingkat Pendidikan

Tanggung Jawab

Prestasi Kerja

Disiplin

Kerja Sama

Loyalitas
Promosi
Jabatan
GAMBAR 1
Kerangka Pikir
39
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1
Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dimana
dalam penelitian yang dilakukan hanya bersifat Deskriptif yaitu memberikan
gambaran atau penjelasan mengenai sistem promosi jabatan pada PT. PLN
(persero) Wilayah Sultanbatara.
III.2
Tipe dan Dasar Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif.
Penelitian Deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau
keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat mengungkapkan
fakta dan memberikan gambaran secara obyektif tentang keadaan sebenarnya
dari objek yang diteliti.
Sedangkan dasar penelitian adalah dengan melihat studi kasus dengan
cara
melakukan
wawancara
kepada
narasumber/informan
yang
berisi
pertanyaan-pertanyaan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan rumusan
masalah penelitian.
III.3
Unit Analisis
Unit analisis penelitian ini adalah organisasi yaitu PT. PLN (persero)
Wilayah Sultanbatara dan untuk memberikan gambaran atau penjelasan
mengenai sistem promosi jabatan pada PT. PLN (persero) Wilayah Sultanbatara.
40
III.4
Jenis dan Sumber Data
Data
hasil penelitian tentang sistem promosi jabatan pada PT. PLN
(persero) Wilayah Sultanbatara melalui beberapa sumber data sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara
yang diperoleh dari narasumber atau informan yang dianggap sangat
berpotensi dalam memberikan informasi yang relevan sebenarnya
dilapangan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sebagai data pendukung data primer dari literatur
dan dokumen serta data yang diambil dari suatu organisasi atau
perusahaan dengan permasalahan dilapangan yang terdapat pada lokasi
penelitian berupa bahan bacaan, bahan pustaka, dan laporan-laporan
penelitian.
III.5
Narasumber atau Informan
Narasumber atau informan merupakan orang-orang yang berpotensi
untuk memberikan informasi tentang bagaimana pelaksanaan promosi jabatan
yang dilakukan pada PT. PLN (persero) Wilayah Sultanbatara.
Informan dalam penelitian yang berhubungan dengan promosi jabatan
adalah :
1. Analyst Perencanaan Karir dan Diklat
2. Assistant Analyst Perencanaan Karir dan Diklat
3. Supervisor Administrasi SDM
4. Plt. Dmm. Pengembangan SDM dan Organisasi
41
III.6
Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah suatu cara untuk memperoleh data melalui kegiatan
pengamatan langsung terhadap objek penelitian untuk memperoleh
keterangan yang relevan dengan objek penelitian.
2. Wawancara
Wawancara yaitu suatu cara untuk mendapatkan dan mengumpulkan
data melalui tanya jawab dan dialog atau diskusi dengan informan
yang dianggap mengetahui banyak tentang objek dan masalah
penelitian yang akan dilakukan..
III.7
Teknik Anilisis Data
Untuk menganalisis data-data yang telah dikumpulkan, maka penulis
menggunakan teknik analisis data yang bersifat kualitatif dengan cara
menganalisis pernyataan dari hasil wawancara yang diperoleh dari informan
yang dianggap mampu untuk memberikan informasi yang akurat sesuai dengan
masalah penelitian.
III.8
Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini difokuskan pada beberapa point yang sangat
berhubungan erat dengan
judul penelitian yang dilakukan yaitu diantaranya
tentang beberapa konsep yang erat kaitannya dengan topic yang akan diteliti
sebagai berikut :
1. System
pelaksanaan
promosi,
adalah
bagaimana
keseluruhan
pelaksanaan promosi yang ada pada PT. PLN (persero) Wilayah
Sultanbatara.
42
a. Berdasarkan
Pengalaman
(Senioritas)
:
Yaitu
promosi
yang
berdasarkan pada lamanya pengalaman kerja karyawan pada sebuah
organisasi atau perusahaan.
b. Berdasarkan Tingkat Pendidikan : Yaitu promosi yang berdasarkan
tingkat pendidikan.
c. Berdasarkan Tangung Jawab : Yaitu promosi yang berdasarkan rasa
tanggung jawab yang besar yang dimiliki seorang karyawan yang
akan dipromosikan.
d. Berdasarkan Prestasi Kerja : Yaitu promosi yang berdasarkan
pencapaian hasil kerja dan penilaian oleh atasan.
e. Berdasarkan Disiplin : Yaitu promosi yang berdasarkan disiplin seorag
pegawai.
f.
Berdasarkan
Kerjasama
:
Yaitu
promosi
yang
berdasarkan
kemampuan seorang pegawai dalam membina hubungan kerjasama
secara harmonis.
g. Berdasarkan Loyalitas : Yaitu promosi yang berdasarkan loyalitas
seorang pegawai pada perusahaan.
2. Faktor-faktor lain yang berpengaruh pada promosi adalah faktor-faktor
yang yang mempengaruhi sistem promosi dan tata cara pelaksanaan
promosi.
3. Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam sistem promosi.
43
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Profil PT. PLN Persero Wilayah Sulsel, Sultra dan Sulbar Makassar
Nama Perusahaan :
PT. PLN Persero Wilayah Sulsel,
Sultra dan Sulbar Makassar
Alamat Perusahaan :
Jl. Letjen Hertasing Blok B,
Panakkukang Makassar
Nama Pimpinan :
Ir. Zulkifli
Wilayah Kerja :
- Propinsi Sulawesi Selatan
- Propinsi Sulawesi Barat
- Propinsi Sulawesi Tenggara
44
IV.1
Sejarah Singkat
PLN adalah singkatan dari Perusahaan Listrik Negara. PLN merupakan
sebuah BUMN yang mengurusi segala aspek kelistrikan di Indonesia. Dalam
sejarah kelistrikan di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat
terdapat tahun-tahun penting yang telah dilalui oleh organisasi besar ini
diantaranya sebagai berikut :
Tahun 1914
Dibangun pembangkit listrik yang pertama di Makassar dengan
menggunakan mesin uap yang dikelola oleh suatu lembaga yang disebut
Electriciteit Weizen berlokasi di Pelabuhan Makassar.
Tahun 1925
Dibangun Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas 2 MW di
tepi sungai Jeneberang daerah Pandang-Pandang, Sungguminasa dan
hanya mampu beroperasi hingga tahun 1957.
Tahun 1946
Dibangun Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang berlokasi di bekas
lapangan sepak bola Bontoala yang dikelola N. V. Nederlands Gas
Electriciteit Maatschappy (N.V. NEGEM).
Tahun 1949
Seluruh pengelolaan kelistrikan dialihkan ke N.V. Ovesseese Gas dan
Electriciteit Gas dan Electriciteit Maatschappy (N.V. OGEM).
Tahun 1957
Pengusahaan ketenagalistrikan di kota Makassar dinasionalisasi oleh
Pemerintah RI dan dikelola oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN)
Makassar namun wilayah operasi terbatas hanya di kota Makassar dan
45
daerah luar kota Makassar antara lain Majene, Bantaeng, Bulukumba,
Watampone dan Palopo untuk pusat pembangkitnya ditangani oleh PLN
Cabang luar kota dan pendistribusiannya oleh PT. MPS (Maskapai untuk
Perusahaan-Perusahaan
Setempat).
PLN
Makassar
inilah
kelak
merupakan cikal bakal PT. PLN (Persero) Wilayah VIII sebagaimana yang
kita kenal dewasa ini.
Tahun 1961
PLN Pusat membentuk unit PLN Exploitasi VI dengan wilayah kerja
meliputi Propinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara yang
berkedudukan di Makassar.
Tahun 1973
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No.
01/PRT/1973 tentang Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas
Perusahaan Umum, PLN Exploitasi VI berubah menjadi PLN Exploitasi
VIII.
Tahun 1975
Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik mengeluarkan Peraturan
Menteri No. 013/PRT/1975 sebagai pengganti Peraturan Menteri No.
01/PRT/1973
yang
di
dalamnya
disebutkan
bahwa
perusahaan
mempunyai unsur pelaksana yaitu Proyek PLN Wilayah. Oleh karena itu,
Direksi Perum Listrik Negara menetapkan SK No. 010/DIR/1976 yang
mengubah sebutan PLN Exploitasi VIII menjadi PLN Wilayah VIII.
Tahun 1994
Berdasarkan PP No. 23 tahun 1994 maka status PLN Wilayah VIII
berubah menjadi PT. PLN (Persero) Wilayah VIII. Perubahan ini
46
mengandung arti bahwa PLN semakin dituntut untuk dapat meningkatkan
kinerjanya.
Tahun 2001
Sejalan dengan kebijakan restrukturisasi sektor ketenagalistrikan, PT PLN
(Persero)
Wilayah
VIII
diarahkan
menjadi
Strategic
Business
Unit/Investment Centre dan sebagai tindak lanjut, sesuai dengan
Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No 01. K/010/DIR/2001 tanggal 8
Januari 2001, PT PLN (Persero) Wilayah VIII berubah menjadi PT PLN
(Persero) Unit Bisnis Sulawesi Selatan dan Tenggara.
Tahun 2006
Berubah menjadi PT PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara dan Sulawesi Barat.
IV. 2
Struktur Organisasi
Untuk mencapai tujuan perusahaan, maka salah satu faktor yang harus
diperhatikan adalah organisasi yang baik. Organisasi yang baik adalah suatu
wadah atau sarana untuk mencapai tujuan. Agar tujuan itu dapat tercapai maka
dalam wadah itu harus ada kelompok orang yang bekerja sama.
Struktur organisasi pada dasarnya memperlihatkan hubungan antara
wewenang, tanggung jawab dan tugas serta kedudukan para personil dalam
perusahaan. Dengan demikian unsur umum yang harus ada pada setiap
organisasi adalah : adanya kelompok orang, yang harus bekerja sama dengan
satu maksud untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut.
Oleh karena itu, struktur organisasi juga dimaksudkan sebagai alat control
serta pengawasan bahkan dapat menciptakan persatuan dalam dinamika suatu
47
perusahaan. Organisasi PLN Wilayah Sulsel, Sultra dan Sulbar Makassar
sebagai Kantor Induk dipimpin oleh seorang General Manager dengan dibantu
oleh 6 (enam) Manajer Bidang, yaitu :
a. Manajer Bidang Perencanaan
b. Manajer bidang pembangkitan
c. Manajer Bidang Transmisi dan Distribusi
d. Manajer Bidang Niaga dan Pelayanan Pelanggan
e. Manajer Bidang Keuangan
f.
Manajer Bidang SDM dan KHA
Masih dibawah General Manager terdapat 2 (dua) jabatan yang setara
dengan Manajer Bidang, yaitu :
a. Kepala Audit Internal
b. P2K
3 (tiga) sektor pembangkitan, yaitu :
a. Sektor Tello
b. Sektor Bakaru
c. Sektor Kendari
2 (dua) Unit Pengatur, yaitu :
a. Area Pengatur & Penyalur Beban (AP2B) Sistem Sulsel
b. Area Pengatur Distribusi (APD) Makassar
48
Sementara itu secara operasional, untuk melayani pelanggan terdapat 9
(sembilan) cabang, yaitu :
a. Area Makassar
b. Area Kendari
c. Area Pare-pare
d. Area Watampone
e. Area Bulukumba
f.
Area Pinrang
g. Area Palopo
h. Area Bau-bau
i.
IV. 3
Area Mamuju
Visi, Misi dan Tata Nilai Korporat
Falsafah Perusahaan
Pembawa kecerahan dan kegairahan dalam kehidupan masyarakat yang
produktif.
a. Visi Perusahaan
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang bertumbuh kembang,
Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
b. Misi Perusahaan

Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,
berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan,
dan pemegang saham.

Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat.
49

Mengupayakan
agar
tenaga
listrik
menjadi
pendorong
kegiatan ekonomi.

Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
Motto Perusahaan
Listrik untuk Kehidupan yang lebih baik (Electricity for a better life).
Nilai-nilai Perusahaan
 Saling percaya (Mutual Trust)
 Interitas (Integrity)
 Peduli (Care)
 Pembelajar (Learner)
a. Peka-tanggap terhadap kebutuhan pelanggan
Senantiasa berusaha untuk tetap memberikan pelayanan yang dapat
memuaskan kebutuhan pelanggan secara cepat, tepat dan sesuai.
b. Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia
Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dengan segala
kelebihan dan kekurangannya serta mengakui dan melindungi hakhak
asasi dalam menjalankan bisnis.
c. Integritas
Menjunjung tinggi nilai kejujuran, integritas, dan obyektifitas dalam
pengelolaan bisnis.
d. Kualitas Produk
Meningkatkan kualitas dan keandalan produk secara terus-menerus
dan terukur serta menjaga kualitas lingkungan dalam menjalankan
perusahaan.
50
e. Peluang untuk maju
Memberikan peluang yang sama dan seluas-luasnya kepada setiap
anggota perusahaan untuk berprestasi dan menduduki posisi sesuai
dengan kriteria dan kompetensi jabatan yang ditentukan.
f.
Inovatif
Bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sesame
anggota
perusahaan,
menumbuhkan
rasa
ingin
tahu
serta
menghargai ide dan karya inovatif.
g. Mengutamakan kepentingan perusahaan
Konsisten untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan dan
menjamin di dalam setiap keputusan yang diambil demi kepentingan
perusahaan.
h. Pemegang saham
Dalam pengambilan keputusan bisnis akan berorientasi pada upaya
meningkatkan nilai investasi pemegang saham.
IV. 4
Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Organisasi merupakan alat yang dibentuk untuk mencapai tujuan
perusahaan, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka
panjang. Sementara itu struktur organisasi mencerminkan pembagian tugas dari
berbagai bagian yang terdapat dalam organisasi tersebut, agar tidak terjadi
tumpang tindih dalam melaksanakan tugas oleh para pegawai.
Adapun struktur organisasi pada PT. PLN Persero Wilayah Sulsel, Sultra
dan Sulbar Makassar terdiri dari bagian-bagian utama dengan fungsi sebagai
berikut :
51
1. General Manager
Bertanggung jawab atas pengadaan usaha, melalui optimalisasi
seluruh sumber daya secara efisien, efektif dan sinergis serta
menjamin penerimaan hasil penjualan tenaga listrik, peningkatan
kualitas pelayanan, peningkatan profit serta iklim kerja yang produktif.
2. Auditor Internal
Fungsi dari auditor internal adalah membantu pimpinan dalam
menyelenggarakan
pembinaan
dan
penilaian
atas
sistem
pengendalian manajemen maupun operasional serta memberikan
rekomendasi bagi perbaikan dan kemajuan perusahaan. Audit internal
juga bertanggung jawab atas penyelenggaraan audit internal sesuai
program kerja pemeriksaan tahunan dan pemantauan tindak lanjut
hasil temuan, pembinaan dan penyempurnaan sistem manajemen
dan
operasional
untuk
mendukung
terlaksananya
tata
kelola
perusahaan yang baik.
Adapun tugas dari Audit Internal ini adalah :
a. Menyusun proram kerja pemeriksaan tahunan, sesuai program
kerja perusahaan.
b. Melaksanakan audit internal yang meliputi audit keuangan, teknik,
manajemen dan SDM.
c. Memberikan masukan dan rekomendasi yang menyangkut proses
manajemen dan oprasional.
d. Memonitor tindak lanjut temuan hasil audit internal.
e. Menyusun laporan manajemen bidangnya.
52
3. Bidang Perencanaan
Bertanggung jawab atas tersusunnya perencanaan kerja, system
manajemen kerja, perencanaan investasi dan pengembangan aplikasi
sistem informasi untuk mendukung upaya pengusahaan tenaga listrik
yang memiliki efisiensi, mutu dan keandalan yang baik serta upaya
pencapaian sasaran dan ketersediaan kerangka acuan pelaksanaan
kerja.
Adapun uraian tugas dalam bidang ini adalah :
a. Menyusun perencanaan wilayah ;

RUPTL (Rencana Umum Pengembangan Tenaga Listrik)

RJP (Rencana Jangka Panjang)

RKAP (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan) bersama
bidang-bidang terkait.

Rencana pengembangan sistem ketenagalistrikan.
b. Menyusun sistem manajemen kinerja unit-unit kerja
c. Menyusun metode evaluasi kelayakan investasi dalam melakukan
penilaian finansialnya.
d. Menyusun program pengembangan aplikasi system informasi ;

Rencana pengembangan aplikasi

SOP pengelolaan aplikasi
e. Menyusun dan mengelola manajemen mutu.
f.
Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.
g. Menyusun laporan manajemen bidangnya.
53
4. Bidang Pembangkitan
Bertanggung jawab atas perencanaan dan keselamatan operasi dan
pemeliharaan pembangkit termasuk keandalan sistem pembangkit,
pencapaian target produksi / penjualan tenaga listrik dengan efisiensi
serta keandalan mutu yang baik & harga yang kompetitif.
Adapun uraian tugas bidang ini adalah :
a. Menetapkan strategi pengoprasian dan pemeliharaan sistem
pembangkit serta membina penerapannya.
b. Pencapaian target produksi pembagkit bulanan/tahunan yang
efisisen dengan mutu dan keandalan yang baik.
c. Menjamin pelaksanaan pemeliharaan pembangkit tepat waktu.
d. Menetapkan standar untuk penerapan dan pengujian peralatan
pembangkit dan SOP sistem pembangkit.
e. Analisa dan evaluasi gangguan pembangkit termasuk laporan
realisasi produksi pembangkit.
f.
Membina dan Supervisi unit dalam hal penyusunan rencana
pengoprasian/pemeliharaan
sistem
pembangkit
dengan
perhitungan biaya.
g. Menetapkan kebijakan manajemen lingkinagan dan keselamatan
ketenagalistrikan serta membina pemeliharaannya.
h. Menetapkan kebijakan manajemen pengadaan dan perbekalan
pembangkitan serta membina penerapannya.
i.
Menentukan strategi penyusunan usulan RKAP yang terkait
dengan bidangnya serta melaksanakan kegiatan kedinasan sesuai
dengan arahan atasan langsung.
54
5. Bidang Transmisi dan Distribusi
Bertanggung jawab atas penyusunan strategi, standar operasi dan
pemeliharaan, standar desain konstruksi dan kebijakan manajemen
termasuk keselamatan ketenagalistrikan untuk menjamin kontinuitas
pengusahaan tenaga listrik dengan efisiensi serta mutu dan
keandalan yang baik dan dukungan logistik bagi operasional
pengusahaan tenaga listrik di unit pelaksana.
Adapun uraian tugas dari bidang ini adalah :
a. Menyusun strategi pengoprasian dan pemeliharaan system
pembangkit, transmisi dan jaringan distribusi serta membina
penerapannya.
b. Menyusun standar untuk penerapan dan pengujian peralatan
pembangkit, transmisi dan distribusi serta standar operasi dan
pemeliharaan sistem pembangkit, transmisi dan jaringan distribusi.
c. Menyusun standar desain dan kriteria konstruksi pembangkit,
transmisi, jaringan distribusi dan peralatan kerjanya serta
membina penerapannya.
d. Melakukan pengendalian susut energi listrik dan gangguan pada
sistem
pembangkitan,
transmisi,
distribusi
serta
saran
perbaikannya.
e. Menyusun metode kegiatan konstruksi dan administrasi pekerjaan
serta membina penerapannya.
f.
Menyusun kebijakan manajemen sistem pembangkitan, transmisi
dan jaringan distribusi.
55
g. Menyusun kebijakan manajemen pengadaan dan perbekalan
pembangkitan,
transmisi
dan
distribusi
serta
membina
penerapannya.
h. Menyusun kebijakan manajemen lingkungan dan keselamatan
ketenagalistrikan serta membina penerapannya.
i.
Menyusun pengembangan sarana komunikasi dan otomatisasi
operasi pembangkitan, transmisi dan jaringan distribusi.
j.
Menyusun, memantau dan mengevaluasi ketentuan data induk
pembangkit, transmisi dan jaringan distribusi.
k. Membuat usulan RKAP yang terkait dengan bidangnya.
l.
Menyusun laporan manajemen di bidangnya.
6. Bidang Niaga dan Pelayanan Pelanggan
Bertanggung jawab atas upaya pencapaian target pendapatan dari
penjualan tenaga listrik, pengembangan pemasaran yang berorientasi
kepada kebutuhan pelanggan serta transaksi pembelian tenaga listrik
yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan, serta ketersediaan
standar pelaksanaan kerja dan terciptanya interaksi kerja yang baik
antara unit-unit pelaksana.
Adapun uraian tugas dari bidang ini adalah :
a. Menyusun ;

Ketentuan dan strategi pemasaran

Perencanaan penjualan energi dan rencana pendapatan
b. Mengevaluasi harga jual beli.
c. Menghitung biaya penyediaan tenaga listrik.
d. Menegosiasikan harga jual beli tenaga listrik
56
e. Menyusun ;

Strategi pengembangan pelayanan pelanggan.

Standar dan produk pelayanan.

Ketentuan Data Induk Pelanggan (DIL) dan Data Induk
Saldo (DIS).

f.
Konsep kebijakan sistem informasi pelayanan pelanggan.
Melakukan pengendalian DIS dan oponame saldo piutang.
g. Mengkoordinasikan pelaksanaan penagihan kepada pelanggan
tertentu, antara lain TNI/POLRI dan instansi vertical.
h. Mengkaji pengelolaan pencatatan meter dan menyusun rencana
penyempurnaannya.
i.
Menyusun mekanisme interaksi dan antar unit pelaksana.
j.
Menyusun
rencana
pengembangan
usaha
baru
serta
pengeturannya.
k. Membuat usulan RKAP bersama dengan bidang perencanaan dan
bidang lainnya.
l.
Menyusun dan mengelola manajemen mutu.
m. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.
n. Menyusun laporan manajemen dibidangnya.
7. Bidang Keuangan
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pengelolaan anggaran dan
keuangan unit usaha sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen
keuangan yang baik, pengelolaan pajak dan asuransi yang efektif
serta penyajian laporan keuangan dan akuntansi yang akurat dan
tepat waktu.
57
Adapun tugas dalam bidang ini adalah :
a. Menyusun
kebijakan
anggaran
dan
proyeksi
keuangan
perusahaan.
b. Mengendalikan anggaran investasi dan anggaran operasi.
c. Mengendalikan aliran kas pendapatan.
d. Mengendalikan aliran kas pembiayaan.
e. Melakukan pengelolaan keuangan.
f.
Melakukan analisis dan evaluasi laporan keuangan unit-unit.
g. Menyusun laporan keuangan konsolidasi.
h. Menyusun laporan rekonsiliasi keuangan.
i.
Menyusun dan menganalisa kebijakan resiko dan penghapusan
asset.
j.
Melakukan pengelolaan pajak dan asuransi.
k. Membuat usulan RKAP yang terkait dengan bidangnya.
l.
Menyusun dan mengelola manajemen mutu.
m. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.
n. Menyusun laporan manajemen di bidangnya.
8. Bidang SDM dan KHA
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pengelolaan manajemen
sumber daya manusia dan organisasi, administrasi kepegawaian dan
hubungan industrial untuk mendukung kelancaran kerja organisasi.
Adapun tugas dari bidang SDM dan Organisasi ini adalah ;
a. Mengelola ;

Pengembangan organisasi dan manajemen.

Pengembangan sumber daya manusia.
58

Manajemen sumber daya manusia.

Administrasi dan data kepegawaian.
b. Melakukan analisis dan evaluasi jabatan.
c. Membina hubungan industrial.
d. Membuat usulan RKAP yang terkait dengan bidangnya.
e. Menyusun dan mengelola manajemen mutu.
f.
Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.
Sedangkan bidang KHA bertanggung jawab atas penyelenggaraan
pengelolaan administrasi kesekretariatan, komunikasi masyarakat dan
hukum, dan pengelolaan keamanan, sarana dan prasarana kantor
serta pembinaan lingkungan untuk mendukung kelancaran kerja
organisasi.
Adapun tugas dari bidang komunikasi, hukum dan Administrasi ini
adalah :
a. Mengelola ;

Sertifikasi asset.

Dokumentasi dan perpustakaan.

Administrasi kesekretariatan, protokol dan rumah tangga
kantor induk.
b. Mengelola ;

Komunikasi dan kemasyarakatan dan pelanggan.

Fasilitas dan prasarana kerja.

Sistem keamanan dan pengamanan kantor.
c. Mengelola program bina /peduli lingkungan.
d. Melakukan advokasi hukum dan peraturan perusahaan.
59
e. Membuat usulan RKAP yang terkait dengan bidangnya.
f.
Menyusun dan mengelola manajemen mutu.
g. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.
9. Sektor
Mengelola dan melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan
pembangkit dan atau transmisi tenaga listrik di wilayah kerjanya
secara efisien sesuai tata kelola yang baik berdasarkan kebijakan
kantor induk untuk menghasilkan mutu dan keandalan pasokan
tenaga listrik sesuai standar yang ditetapkan, serta melakukan
pembinaan dan pemberdayaan unit asuhan di bawahnya.
10. Area Penyaluran dan Pengatur Beban (AP2B)
Mengelola dan melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan
transmisi tenaga listrik serta pengaturan beban di wilayah kerjanya
secara efisien sesuai tata kelola yang baik berdasarkan kebijakan
kantor induk untuk menghasilkan mutu dan keandalan pasokan
tenaga listrik sesuai standar yang ditetapkan, serta melakukan
pembinaan dan pemberdayaan unit asuhan di bawahnya.
11. Area
Mengelola dan melaksanakan kegiatan penjualan tenaga listrik,
pelayanan pelanggan, pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit
dan jaringan distribusi tenaga listrik di wilayah kerjanya secara efisien
sesuai tata kelola yang baik berdasarkan kebijakan kantor induk untuk
menghasilkan pendapatan perusahaan yang didukung dengan
pelayanan, mutu dan keandalan pasokan yang memenuhi kebutuhan
60
pelanggan, serta melakukan pembinaan dan pemberdayaan untuk
asuhan di bawahnya.
12. Area Pengatur Distribusi (APD)
Merencanakan,
melaksanakan
dan
melakukan
evaluasi
serta
membuat laporan atas kegiatan operasi pengaturan jaringan distribusi
di daerah kerjanya secara efisien dengan mutu dan keandalan yang
baik untuk mencapai kinerja unit.
61
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Promosi merupakan perpindahan dari suatu pekerjaan kepekerjaan lain
yang tanggung jawabnya lebih besar, tingkatannya dalam hierarki jabatan lebih
tinggi dan penghasilannya pun lebih besar pula. Setiap pegawai mendambakan
promosi karena dipandang sebagai penghargaan atas keberhasilan seseorang
menunjukan prestasi kerja yang tinggi dalam menunaikan kewajibannya dalam
pekerjaan dan jabatannya.
Promosi memberikan peran penting bagi setiap karyawan, bahkan
menjadi idaman yang selalu dinanti-nantikan. Dengan promosi berarti ada
kepercayaan dan pengakuan mengenai kemampuan serta kecakapan karyawan
bersangkutan untuk menduduki suatu jabatan yang lebih tinggi. Dengan demikian
promosi akan memberikan status sosial, wewenang, tanggung jawab, serta
penghasilan yang semakin besar bagi karyawan yang dipromosikan.
Menurut Siagian, promosi adalah apabila seseorang pegawai dipindahkan
dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain yang tanggung jawabnya lebih besar,
tingkatnya dalam hierarki jabatan lebih tinggi dan penghasilannya pun lebih besar
pula.
Setiap promosi merupakan motivasi, dan harus mampu membuktikan
kecakapan, kemampuan, dan prestasi kerjanya, disamping itu kemampuan dan
prestasi kerja harus menunjukkan tanda-tanda bahwa pegawai tersebut sanggup
memegang jabatan yang lebih tinggi yang kelak akan didudukinya. Untuk
mengejar kedudukan tersebut, maka para pegawai sering bersaing dalam
62
mengejar prestasi dan kemampuan keria yang tinggi terhadap perusahaan atau
instansi.
Promosi merupakan titik tolak kemajuan seseorang dalam melaksanakan
tugas pekerjaannya. Setiap promosi merupakan motivasi dan harus mampu
membuktikan kecakapan, kemampuan, dan prestasi kerja, disamping itu
kemampuan dan prestasi kerja harus menunjukkan tanda bahwa pegawai
tersebut sanggup memegang jabatan yang lebih tinggi yang kelak didudukinya.
V.1
Sistem Promosi Jabatan
Promosi adalah proses kegiatan pemindahan pegawai dari suatu jabatan
kejabatan lain yang lebih tinggi. Dengan demikian promosi akan selalu
ditugaskan, tanggung jawab, dan wewenang yang lebih tinggi dari jabatan yang
diduduki sebelumnya.
Promosi akan dilaksanakan dan bertujuan untuk mengembangkan,
memajukan pegawai dan meningkatkan tanggung jawab yang lebih besar
kepada pegawai, dimana dengan adanya pemberian promosi akan dapat
mempertinggi semangat dan kegairahan kerja pegawai, serta dapat menjamin
stabilitas pegawai yaitu dengan adanya promosi akan mengurangi permintaan
untuk pindah kerja. Sehingga dengan demikian proses pekerjaan dalam suatu
instansi dapat berjalan dengan lancar.
Sistem promosi adalah tata cara pelaksanaan promosi mulai dari awal
hingga pengangkatan pegawai pada jabatan yang telah ditentukan. Sistem dan
perencanaan program promosi dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada
pegawai untuk mengisi lowongan pekerjaan yang tersedia, meningkatkan moral
63
dan partisipasi pegawai serta membantu kegiatan pemeliharaan pegawai yang
memiliki kompetensi.
Pelaksanaan promosi harus berdasarkan syarat-syarat dan ketentuan
yang berlaku pada sebuah instansi/perusahaan. Berdasarkan data yang diambil
pada PT. PLN (persero) Wilayah Sultanbatara, dalam periode beberapa tahun
memiliki cukup banyak jumlah pegawai yang dipromosikan.
Tabel 2
Jumlah pegawai yang dipromosikan Tahun 2010-2012
Tahun
Jumlah Pegawai yang Dipromosikan
2010
77
2011
60
2012
10
Sumber : Data sekunder PT. PLN (persero) Wilayah Sultanbatara
Berdasarkan data yang telah diambil pada PT. PLN (persero) Wilayah
Sultanbatara, pelaksanaan promosi dimulai dengan adanya jabatan yang kosong
yang harus diisi, kemudian bagian pengembangan SDM mencari kompetensi apa
yang dibutuhkan oleh jabatan tersebut. Kemudian dicarilah pegawai yang
memenuhi kompetensi tersebut termasuk jabatan, hasil penilaian, dan syaratsyarat yang menjadi dasar promosi pada PT. PLN (persero) Wilayah
Sultanbatara. Nama-nama pegawai yang memenuhi standard kompetensi
kemudian diajukan pada General Manager dan akan dirapatkan pada Commite.
Dari hasil rapat tersebut, keluarlah keputusan siapa yang ditunjuk dan layak
dipromosikan.
Kompetensi yang dimaksud sesuai Keputusan Direksi PT. PLN (persero)
Nomor : 387.K/DIR/2008 tentang Sistem Pembinaan Kompetensi dan Karir
64
Pegawai, Pasal 1 Ketentuan Umum, bahwa kompetensi adalah pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang terlihat, serta nilai-nilai, motivasi, inisiatif
dan pengendalian diri yang mendasarinya. Kompetensi inilah yang kemudian
yang menjadi dasar penilaian pegawai.
Namun
pelaksanaan
promosi
pada
PT.
PLN
(persero)
wilayah
Sultanbatara tidak berdasarkan target bahwa dalam periode waktu tertentu harus
mempromosikan sejumlah karyawan. Hal ini berdasarkan hasil wawancara
dengan Analisis Karir dan Diklat, Tamzil Hamid, bahwa :
“ Pelaksanaan promosi disini tergantung dari kebutuhan, jadi tidak dapat
diprediksi jumlah pasti berapa pegawai dalam periode setahun yang
harus dipromosikan “ (wawancara 2 April 2012)
Jadi pelaksanaan promosi pada PT. PLN (persero) Wilayah Sultanbatara
berdasarkan adanya jabatan yang kosong. Jabatan kosong bisa disebabkan
adanya pegawai yang pindah tugas, pensiun, dan meninggal dunia. Untuk itu
ditempuh upaya-upaya dalam rangka mengisi formasi jabatan yang kosong itu
agar tidak terjadi kefakuman dan ketimpangan dalam menjalankan tujuan
perusahaan dengan cara mempromosikan salah seorang pegawai yang
dianggap memenuhi persyaratan dan standar nilai untuk menduduki jabatan
tersebut. Oleh karena itu dalam mengisi jabatan yang kosong harus dilakukan
seobyektif
mungkin
yaitu
dengan
memperhatikan
seluruh
persyaratan-
persyaratan promosi.
Promosi
yang
dilakukan
oleh
perusahaan
bertujuan
untuk
mengembangkan, memajukan pegawai dan meningkatkan tanggung jawab yang
lebih besar kepada pegawai, dimana dengan adanya pemberian promosi akan
mempertinggi semangat dan kegairahan kerja pegawai, serta dapat menjamin
stabilitas kepegawaian.
65
Sebagai salah satu unsur pembinaan, promosi mempunyai peranan dan
aspek yang menentukan dalam suatu organisasi khususnya pegawai yang
bekerja sebagai unsur pokok menuju sasaran organisasi. Promosi dalam
pelaksanaannya perlu bagi setiap pegawai agar apa yang menjadi tujuan
pegawai baik gaji maupun pengembangan diri dan kekuasaan yang lebih besar
dapat diwujudkan sekaligus dan dapat mempengaruhi semangat kerja pegawai,
juga untuk menjamin kemampuan, tanggung jawab, wewenang dan kemajuan
pegawai yang bersangkutan.
PT. PLN (persero) menggunakan promosi sebagai salah satu kegiatan
dalam pengembangan pegawai. Dalam pelaksanaan promosi selain syaratsyarat umum, juga memperhatikan kompetensi yang dimiliki setiap pegawai,
ternyata ada hal lain yang mempengaruhi promosi jabatan pada PT. PLN
(persero) Wilayah Sultanbatara.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap Analisis Karir dan Diklat, Tamzil
Hamid, bahwa :
“ Ada juga yang dinamakan Penilaian Multisumber, selain beberapa hal
yang sudah disebutkan tadi. Didalam Penilaian Multisumber inilah kerja
sama, cara bekerja, prestasi kerja, pelayanan serta integritas pegawai
dinilai, tetapi yang menilainya adalah rekan kerja, atasan, dan
bawahannya. “ (Wawancara 2 April 2012)
Penilaian Multisumber pada PT.PLN (persero) Wilayah Sultanbatara
diadakan 2 kali dalam setahun setiap semester. Terlebih dahulu dipilih orangorang yang akan menilai yaitu atasan pada bidang yang ditempati, rekan kerja
atau teman yang memiliki jabatan sama, kemudian bawahan. Penilaian
Multisumber merupakan penilaian individu yang menilai kerjasama, integritas,
cara bekerja, pelayanan serta hal lain yang menjadi penilaian dalam promosi.
Cara penilaian ini dianggap cenderung objektif karena dinilai tidak hanya oleh
66
atasan saja, tetapi rekan kerja serta bawahan ikut menilai. Penilaian yang ada
memang harus berdasarkan peraturan yang berlaku karena promosi merupakan
titik tolak dari kemajuan seorang pegawai dalam melaksanakan tanggungjawab
tugas yang diberikan kepadanya.
Pada Penilaian Multisumber inilah dapat dilihat partisipasi atasan dalam
memberikan penilaian terhadap pegawai yang akan dipromosikan.
oleh
atasan
tentunya
mempertimbangkan
Penilaian
persyaratan-persyaratan
serta
mekanisme penilaian yang telah ada, serta mengambil keputusan berdasarkan
peraturan yang berlaku dan yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan promosi.
Promosi pada hakekatnya harus berdasarkan objektivitas karena merupakan
sebuah motivasi bagi pegawai, dalam penilaian Multisumber objektivitas sangat
diutamakan agar tujuan promosi sebagai sebuah unsure pengembangan dapat
berjalan dengan baik.
V.2
Syarat-syarat yang Mempengaruhi Promosi Jabatan
Dalam rangka melaksanakan program promosi bagi pegawai, perlu
dilakukan penetapan syarat-syarat promosi terlebuh dahulu. Syarat-syarat
tersebut hendaknya dijadikan standar dalam menetapkan siapa yang dapat atau
berhak dipromosikan. Oleh karena itu setiap syarat-syarat yang telah ditetapkan
diharapkan dapat menjamin bahwa pegawai yang dipromosikan mempunyai
kemampuan yang lebih tinggi dari jabatan sebelumnya.
Pelaksanaan promosi yang benar-benar didasarkan pada persyaratan
yang ada akan mendorong para pegawai bekerja dengan sebaik-baiknya tanpa
adanya perasaan bahwa promosi untuk menduduki suatu jabatan atau kenaikan
67
pangkat yang dilakukan seorang pemimpin terhadap bawahannya bersifat
subyektif.
Hasil
wawancara
pada
Analisis
Karir
dan
Diklat,
Tamzil,Hamid
menyatakan bahwa :
“ Jelas promosi jabatan disini memiliki persyaratan tertentu, yang harus
diperhatikan terlebih dahulu adalah mencari orang yang mempunyai
kompetensi untuk menduduki jabatan tersebut “ (Wawancara 2 April
2012)
Kompetensi jabatan pada PT. PLN (persero) Wilayah Sultanbatara
melihat dari pengalaman jabatan dan memenuhi persyaratan sehingga
seseorang itu layak untuk menduduki suatu jabatan. Hal tersebut karena ada
jabatan tertentu yang terkadang memiliki persyaratan khusus. Misalkan, pada
bidang keuangan, tentu yang dicari adalah pegawai yang memiliki pengalaman
dalam hal keuangan dan akuntansi.
Agar pelaksanaan promosi benar-benar dirasakan manfaatnya bagi
seorang pegawai maupun perusahaan yang bersangkutan perlu adanya pola
yang
jelas
dan
pengukuran
yang
objektif
sampai
sejauh
mana
kemampuan/kompetensi seorang pegawai dalam menjalankan jabatan yang
akan dipangkunya serta memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
V.2.1 Pengalaman
Tingkat pengalaman pegawai dalam banyak hal seringkali dipergunakan
sebagai salah satu standar untuk melaksanakan promosi. Dengan pertimbangan
bahwa dengan pengalaman/masa kerja yang lama maka pengalaman yang
dimiliki lebih banyak dibanding dengan pegawai yang masa kerjanya kurang.
Pegawai yang memiliki masa kerja lama dianggap mempunyai kemampuan lebih
tinggi dan gagasan lebih banyak. Pengalaman merupakan suatu ketentuan yang
68
dipandang dari segi pangkat, jabatan, pendidikan/pelatihan, masa kerja, dan
umur.
Pengalaman yang cukup dari seorang pegawai yang akan menjabat
suatu jabatan merupakan modal yang dapat menunjang dalam melaksanakan
tugasnya dengan baik. Pengalaman sering menunjukkan kecakapan pegawai
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya.
Pengalaman merupakan salah satu yang menjadi pertimbangan promosi
pada PT. PLN (persero) Wilayah Sultanbatara, hal ini berdasarkan hasil
wawancara terhadap Analisis Karir dan Diklat, Tamzil Hamid, bahwa :
“ Pengalaman merupakan salah satu pertimbangan, karna disini ada yang
dinamakan jenjang karir dan diupayakan yang akan mendapatkan
promosi adalah yang lebih senior, tapi tidak mutlak pegawai yang lebih
senior mendapatkan kesempatan tersebut karena harus dilihat terlebih
dahulu apakah sudah memenuhi syarat yang lainnya atau tidak. Jika
pegawai tersebut tidak memenuhi syarat, maka bisa saja pegawai yang
dibawahnya tetapi memenuhi persyaratan yang akan mendapatkan
kesempatan untuk dipromosikan. “ (Wawancara 2 April 2012)
Hal serupa juga dikemukakan oleh Plt. Dmm. Pengembangan SDM dan
Organisasi, Hamzah Dg. Mattaju, bahwa :
“ Pengalaman kerja pegawai tentu berpengaruh terhadap pegawai yang
akan dipromosikan. “ (Wawancara 3 April 2012)
Pelaksanaan promosi pada PT. PLN (persero) Wilayah Sultanbatara
berdasarkan pengalaman yang dimiliki juga dilihat dari penilaian lainnya seperti
pendidikan baik itu pendidikan formal maupun diklat dan hal lain yang menjadi
dasar
pertimbangan
promosi.
Tapi
kadang
kala,
ada
pegawai
yang
berpengalaman namun tidak memenuhi persyaratan lain untuk jabatan tersebut,
sehingga dicarilah pegawai lain yang lebih memenuhi persyaratan.
Pengalaman seorang pegawai biasanya tampak dari sikap positif
karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi dilingkungan
69
kerjanya. Hal ini biasanya memberikan dampak positif agar karyawan yang
dipromosikan dapat diyakini mempunyai kemampuan dan pengalaman yang
cukup sesuai dengan beban tugas yang diembannya.
V.2.2 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu syarat yang turut menentukan
dalam proses pelaksanaan promosi, dengan pertimbangan bahwa latar belakang
pendidikan yang tinggi diharapkan mempunyai daya nalar yang tinggi pula
terhadap prospek kemajuan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Analisis Karir dan Diklat,
Tamzil Hamid, bahwa :
“ Tingkat pendidikan formal tentunya berpengaruh terhadap promosi
disini, pegawai yang memiliki tingkat pendidikan S1 tentu lebih
dipertimbangkan untuk mendapat kesempatan promosi dibanding dengan
pegawai yang hanya memiliki ijazah SMA “ (Wawancara 2 April 2012)
Selain pendidikan formal, pendidikan dan pelatihan (diklat) juga
berpengaruh terhadap promosi pada PT. PLN (persero) Wilayah Sultanbatara.
Hal ini berdasarkan wawancara dengan Supervisor Administrasi SDM, Jaya Abdi,
bahwa :
“ Diklat juga berpengaruh disini, kandidat yang memiliki kompetensi sama
akan dilihat terlebih dahulu apakah pernah mengikuti diklat atau tidak “
(Wawancara 3 April 2012)
Hal senada juga tertuang pada isi Keputusan Direksi PT.PLN (persero)
Nomor : 387.K/DIR/2008 Tentang Sistem Pembinaan Kompetensi dan Karir
Pegawai Pasal 4 mengenai Pembinaan Level Kompetensi Ayat 1 point C bahwa
“ Mempunyai sertifikasi dari lembaga terakreditasi secara nasional atau
internasional dan atau mempunyai karya inovasi dalam lingkup kompetensi yang
70
disyaratkan , dan atau lulus Uji Fortofolio Kompetensi dan atau melaksanakan
Knowledge Management dan atau dinyatakan lulus Diklat Profesi dibidangnya,
yang berpedoman pada Keputusan Direksi mengenai Sistem Pendidikan dan
Pelatihan Pegawai. “
Kemudian point D yang berbunyi bahwa “ Dinyatakan lulus Diklat
Penjenjangan yang berpedoman pada Keputusan Direksi mengenai Sistem
Pendidikan dan Pelatihan Pegawai.”
Dengan demikian, pelaksanaan promosi pada PT. PLN (persero) Wilayah
Sultanbatara tidak hanya berdasarkan tingkat pendidikan formal saja, tetapi juga
berdasarkan diklat yang telah diikuti pegawai tersebut. Diklat merupakan hal
penting dalam rangka meningkatkan keunggulan bersaing dalam organisasi.
Adanya berbagai perubahan dilingkungan kerja menghendaki organisasi harus
melakukan pendidikan dan pelatihan bagi sumber daya manusia secara proaktif
demi mencapai produktivitas yang baik.
Menurut Notoatmodjo (2009:28) “ Pendidikan dan Pelatihan merupakan
upaya
untuk
mengembangkan
sumber
daya
manusia,
terutama
untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian masyarakat.”
Dalam konteks pengembangan sumber daya manusia, pendidikan dan
pelatihan merupakan upaya untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan
kepribadian manusia. Pendidikan formal dalam suatu oranisasi adalah suatu
proses pengembangan kemampuan kearah yang diinginkan oleh organisasi yang
bersangkutan, sedangkan Diklat merupakan bagian dari suatu proses pendidikan
yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan khusus
seseorang atau kelompok orang.
71
V.2.3 Tanggung Jawab
Setiap instansi atau perusahaan tentu memerlukan tanggung jawab yang
cukup besar sehingga masalah tanggung jawab merupakan salah satu syarat
dalam promosi. Suatu tugas atau jabatan memang memerlukan tanggung jawab
besar, sehingga untuk mengisi jabatan tersebut perlu dicari orang yang
mempunyai tanggung jawab tinggi.
Tanggung jawab merupakan kesanggupan seorang pegawai dalam
menyelesaikan tugas yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya,dan
tepat pada waktunya serta berani memikul resiko atas keputusan yang diambil
atau tindakan yang dilakukan.
Hasil wawancara terhadap Analisis Karir dan Diklat, Tamzil Hamid,
bahwa :
“ Jika ingin dipromosikan tentu akan dilihat sejauh mana rasa tanggung
jawab seorang pegawai terhadap tugas yang di berikan.” (Wawancara 2
April 2012)
Pegawai yang akan dipromosikan seharusnya mempunyai rasa tanggung
jawab dan penuh kesadaran dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehingga
mempunyai pengaruh yang positif kearah tercapainya tujuan organisasi sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab yang diberikan. Hal ini penting, sebab
bagaimanapun setiap pelaksanaan promosi akan selalu diikuti beban dan
tanggung jawab yang besar dalam arti bahwa seorang pegawai yang akan
dipromosikan harus mampu mempertanggung jawabkan beban tugas atau
jabatan yang diberikan.
72
V.2.4 Prestasi Kerja
Salah satu cara untuk mengoptimalkan hasil kerja pegawai yaitu dengan
cara mengadakan penilaian prestasi kerja. Hasil dari penilaian prestasi kerja
dapat memberikan penghargaan maupun hukuman, serta promosi jabatan
kepada pegawai. Dengan pertimbangan inilah pegawai akan merasa lebih
bersemangat dan ingin mewujudkan prestasi yang baik.
Prestasi kerja menjadi dasar penting dalam melaksanakan promosi
karena dengan prestasi kerja berarti ada kemampuan untuk menjalankan suatu
jabatan atau tugas baru yang dibebankan oleh instansi/organisasi. Penetapan
prestasi kerja sebagai salah satu syarat dalam pelaksanaan promosi akan
menciptakan persaingan yang sehat karena hal ini akan memotivasi pegawai
untuk berlomba-lomba meningkatkan semangat dan prestasi kerjanya. Oleh
karena itu, penilaian prestasi kerja pegawai harus dilakukan seobjektif mungkin.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Analisis Karir dan Diklat, Tamzil
Hamid, bahwa :
“ Setiap semester dilakukan penilaian prestasi kerja,termasuk penilaian
lain yang termasuk syarat promosi. Jika pegawai memiliki nilai yang
kurang maka dia tidak bisa dipromosikan. “ (Wawancara 2 April 2012)
Hal serupa juga dikemukakan dari hasil wawancara dengan Plt. Dmm
Pengambangan SDM dan Organisasi, Hamzah Dg. Mattaju, bahwa :
“ Penilaian prestasi kerja memang menjadi salah satu pertimbangan
untuk mempromosikan pegawai, karena masuk dalam penilaian
kompetensi. “ (Wawancara 3 April 2012)
Penilaian prestasi kerja akan menimbulkan rasa puas dikalangan
pegawai, karena hasil kerjanya dapat diketahui serta kelemahan serta
kekurangannya dapat diperbaiki. Kemudian hasil penilaian prestasi kerja yang
73
baik akan meningkatkan motivasi dan semangat kerja pegawai untuk lebih
meningkatkan kinerjanya.
Sebuah perusahaan menggunakan penilaian prestasi kerja bagi para
pegawai
mempunyai
maksud
sebagai
langkah
administrative
dan
pengembangan. Secara administrative, perusahaan atau organisasi dapat
menjadikan penilaian prestasi kerja sebagai acuan atau standar didalam
membuat keputusan yang berkenaan dengan kondisi pekerjaan pegawai,
termasuk untuk promosi pada sebuah jenjang karir. Sedangkan untuk
pengembangan adalah cara untuk memotivasi dan meningkatkan keterampilan
kerja.
V.2.5 Disiplin
Disiplin dapat diartikan sebagai suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan
yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan baik yang tertulis maupun tidak.
Bila kedisiplinan tidak ditegakkan, maka kemungkinan tujuan yang telah
ditetapkan tidak dapat dicapai ataupun dicapai tetapi kurang efektif dan kurang
efisien. Itu mengapa kedisiplinan menjadi suatu hal penting.
Disiplin seorang pegawai sangatlah penting, karena dengan kedispilinan
dapat memungkinkan perusahaan mencapai hasil yang optimal. Pegawai harus
disiplin pada dirinya, tugas-tugasnya, serta mentaati peraturan-peraturan yang
berlaku baik tertulis maupun kebiasaan.
Disiplin sering kali dijadikan salah satu penilaian terhadap pegawai yang
akan dipromosikan. Hal ini berdasarkan hasil wawancara terhadap Analisis Karir
dan Diklat, Tamzil Hamid, bahwa :
“ Disiplin termasuk salah satu penilaian, ketika seorang pegawai dipilih
untuk dipromosikan maka komite bertugas untuk menilai apakah pegawai
74
tersebut disiplin terhadap peraturan-peraturan yang berlaku selama dia
bekerja atau menjabat suatu jabatan tertentu. “ (Wawancara 2 April 2012)
Pegawai yang berkualitas tentunya adalah pegawai yang menunjukkan
sikap disiplin selama bekerja, karena diharapkan pegawai yang menunjukkan
sikap yang disiplin dapat menjalankan tugasnya dengan lebih baik sehingga
tujuan organisasi dapat tercapai dan memacu karyawan lain untuk lebih disiplin
terhadap peraturan-peraturan yang berlaku.
Disiplin merupakan salah satu hal penting dalam setiap kegiatan untuk
mencapai tujuan perusahaan. Dalam suatu perusahaan disiplin sangat
diperlukan agar segala aktifitas perusahaanberjalan dengan lancer sesuai
dengan yang direncanakan.
Kedisiplinan pegawai dapat lihat dari sikapnya yang mentaati segala
peraturan dan ketentuan yang berlaku pada PT. PLN (persero), mentaati perintah
atasan yang berwenang dengan baik, selalu mentaati jam kerja yang telah
ditentukan, selalu memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya. Penilaian
mengenai disiplin pegawai diadakan 2 kali dalam setahun pada penilaian
Multisumber. Kemudian dapat dilihat sejauh mana disiplin yang dimiliki pegawai
tersebut karena yang menilai bukan hanya atasan tetapi juga rekan kerja dan
bawahannya.
V.2.6 Kerja Sama
Kerja sama adalah kemampuan seseorang pegawai dapat bekerja
bersama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan,
sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.
75
Pegawai dapat bekerja sama sesama pegawai baik horizontal maupun
vertical dalam mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Dengan demikian
akan tercipta suasana hubungan kerja yang baik antara semua pegawai.
Hasil wawancara dengan Supervisor Administrasi SDM, Jaya Abdi
meyatakan bahwa :
“ Pegawai harus memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan baik
dalam meyelesaikan tugas-tugas yang menjadi kewajibannya, kerja sama
disini baik itu terhadap atasan, sesama rekan kerja, maupun dengan
bawahannya. Jika pegawai tersebut tidak dapat diajak bekerja sama,
maka pada saat penilaian akan mendapatkan nilai yang kurang.”
(Wawancara 3 April 2012)
Hal senada juga diungkapkan oleh Plt. Dmm. Pengembangan SDM dan
Organisasi, Hamzah Dg. Mattaju, bahwa :
“ Sangat penting memang seorang pegawai harus memiliki hubungan
kerja yang baik dengan rekan kerja, atasan, maupun bawahannya,
karena dengan begitu maka kerja sama akan terlaksana dengan baik
juga. “ (Wawancara 3 April 2012)
Pelaksanaan promosi pegawai dapat memberikan pengaruh terhadap
semangat kerja pegawai. Salah satunya hal tersebut dapat tercermin dari adanya
hubungan kerjasama yang baik diantara pegawai serta hubungan yang baik dan
harmonis dengan sesama pegawai pada sebuah perusahaan.
Kerja sama dinilai pada penilaian Multisumber yang diadakan 2 kali dalam
setahun. Penilaian tersebut dinilai oleh atasan, rekan kerja serta bawahannya,
sehingga dapat diketahui seberapa besar kemampuan seorang pegawai yang
akan dipromosikan dalam bekerja sama dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan.
Kerja sama juga menjadi suatu pertimbangan dalam melaksanakan
promosi dengan melihat bahwa sesorang yang mampu membina hubungan baik
76
dan dapat bekerja sama dalam menyelesaikan tugas yang diberi adalah orang
yang memiliki nilai lebih dalam bekerja.
V.2.7 Loyalitas
Loyalitas sering diartikan sebagai suatu kesetiaan pegawai terhadap
perusahaannya. Pegawai harus loyal dalam membela perusahaan dari tindakan
yang merugikan. Ini menunjukkan bahwa pegawai tersebut ikut berpartisipasi
aktif terhadap perusahaan atau organisasi. Selain itu, dengan adanya tingkat
loyalitas yang tinggi akan berdampak pada rasa tanggung jawab yang lebih
besar. Promosi biasanya dilakukan atau diberikan kepada pegawai yang
menunjukkan loyalitas pada organisasi, karena dengan promosi pegawai
tersebut akan menerima keluasan dan tanggung jawab lebih besar dari
sebelumnya.
Dari hasil wawancara terhadap Analisis Karir dan Diklat, Tamzil Hamid,
menyatakan bahwa :
“ Didalam penilaian itu selain kerjasama, disiplin, integritas dan lain-lain
juga melihat dari loyalitas pegawai tersebut terhadap perusahaan juga
terhadap atasan. “ (Wawancara 2 April 2012)
Loyalitas pegawai dapat tercermin dari sikap dan perbuatan mencurahkan
kemampuan dan keahlian yang dimiliki, melaksanakan tugas dan tanggung
jawab, disiplin, serta jujur dalam bekerja, menciptakan hubungan kerja yang baik
dengan atasan, rekan kerja, serta bawahan dalam menyelesaikan tugas,
menciptakan suasana yang mendukung dan menyenangkan ditempat kerja,
menjaga citra perusahaan dan adanya kesediaan untuk bekerja dalam jangka
waktu yang lebih panjang.
Dari sikap loyalitas ini maka akan muncul rasa tanggung jawab yang
tinggi terhadap pegawai. Tangung jawab disini berarti kesanggupan seorang
77
pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan
baik, tepat waktu, serta berani mengambil resiko untuk keputusan yang dibuat
atau tindakan yang akan dilakukan.
Rasa tanggung jawab tersebut akan tercermin dari kemampuannya
menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu, mengutamakan kepentingan
perusahaan, pengabdian dengan memberikan sumbangan pemikiran dan tenaga
secara ikhlas kepada perusahaan.
V.4
Hambatan dalam Pelaksanaan Promosi
Promosi terjadi ketika seorang pegawai berpindah dari suatu pekerjaan
keposisi lainnya yang lebih tinggi, tanggung jawab, atau jenjang social
organisasionalnya. Pada umumnya promosi selalu diikuti oleh tugas, tanggung
jawab, dan wewenang yang lebih tinggi dari jabatan sebelumnya.
Promosi memberikan peranan penting bagi setiap pegawai, bahkan
menjadi sebuah idaman dan tujuan yang selalu diharapkan. Idaman dan tujuan
ini berkaitan dengan apa yang akan diperoleh dan dicapai oleh pegawai setelah
memperoleh promosi. Setiap pegawai berusaha memberikan performa yang baik
bagi perusahaan dengan harapan bahwa kinerja yang dihasilkan sesuai yang
diharapkan oleh instansi atau perusahaan.
Namun sistem pelaksanaan promosi pada PT.PLN (persero) Wilayah
Sultanbatara tidak selalu berjalan dengan baik. Ada hal yang menjadi hambatan
dalam pelaksanaannya. Seperti yang dikemukakan Supervisor Administrasi
SDM, Jaya Abdi, dalam sebuah wawancara bahwa :
” Kendala yang sering dihadapi disini adalah kurangnya sumber daya
manusia yang sesuai dengan kompetensi jabatan yang akan diduduki.
Kadang kala sulit mencari orang yang sesuai dan ahli dalam bidangnya,
misalnya pada bidang keuangan, sering mengalami kesulitan mencari
78
pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan dan keahlian khusus
dalam bidang akuntansi dan keuangan.” (Wawancara 3 April 2012)
Hal serupa mengenai kendala promosi pada PT. PLN (persero) Wilayah
Sultanbatara juga dikemukakan oleh Asisten Analisis Karir dan Diklat, Abd Azis,
bahwa :
“ Pegawai yang memiliki keahlian yang sesuai pada suatu jabatan
tertentu kadang bermasalah pada level kompetensi yang memenuhi
syarat untuk jabatan yang akan diduduki. “ (Wawancara 2 April 2012)
Level kompetensi yang dimaksud sesuai dengan Keputusan Direksi PT.
PLN (persero) Nomor : 387.K/DIR/2008 Tentang Sistem Pembinaan Kompetensi
dan Karir Pegawai Direksi PT. PLN (persero) Pasal 1 Ayat 10 bahwa yang
dimaksud Level Kompetensi adalah tingkatan penguasaan kompetensi inti,
peran, dan bidang yang harus dimiliki pegawai perseroan.
Masalah keterbatasan sumber daya manusia dalam promosi memang
sangat sering dihadapi. Sumber daya manusia merupakan pelaku utama dalam
kegiatan suatau organisasi. Tujuan organisasi akan dicapai apabila sumberdaya
manusia yang dimilki bersedia melakukan usaha untuk mencapai tujuan tersebut.
Memiliki sumberdaya manusia yang terampil dibidangnya merupakan
suatu hal yang menjadi prioritas utama setiap perusahaan. Pegawai akan
melaksanakan tugasnya dengan baik karena faham betul dengan apa yang
menjadi tanggung jawabnya, dengan demikian tujuan yang ingin dicapai pada
sebuah organisasi atau perusahan akan dicapai dengan maksimal.
Peranan sumberdaya manusia dalam sebuah organisasi sudah ada sejak
dikenalnya organisasi sebagai wadah usaha bersama untuk mencapai suatu
tujuan. Dengan berbagai macam individu yang ada didalam organisasi
perusahaan, diamana terdapat perbedaan didalam latar belakang seorang
pegawai seperti pendidikan, pengalaman, status, kebutuhan dan harapan,
79
menuntut pimpinan perusahaan untuk dapat mengelola dan memanfaatkannya
sedemikian rupa sehingga tidak menghambat tujuan organisasi yang ingin
dicapai.
Suatu perusahaan dapat maju atau mengalami kemunduran karena
kualitas sumberdaya yang ada pada perusahaan tersebut. Peranan manusia
sangat penting karena manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap
kegiatan organisasi. Manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu
terwujudnya tujuan organisasi. Tujuan tidak mungkin dapat terwujud tanpa peran
aktif seluruh pegawai.
Hasil wawancara dengan Supervisor Administrasi SDM, Jaya Abdi,
bahwa :
“ Pegawai yang ditempatkan sesuai dengan bidang atau keahliannya
tentu akan berpengaruh dengan produktifitasnya dalam bekerja. “
(Wawancara 3 April 2012)
Untuk mencapai tujuan perusahaan dengan baik, diperlukan adanya
suatu manajemen yang baik untuk mengatur sumberdaya secara efektif dan
efisien.
Perusahaan atau instansi harus menempatkan pegawai yang menjadi
sumberdaya manusia pada tempat yang tepat dan posisi yang tepat sehingga
pegawai merasa nyaman dalam bekerja dan dapat menyelesaikan pekerjaanya
dengan baik.
Berdasarkan hal tersebut promosi jabatan harus dilakukan dengan teratur
dan bertangung jawab agar tercapai tujuan yang ditetapkan. Promosi dilakukan
dengan membuat penyesuaian terhadap kebutuhan yang berhubungan dengan
perencanaan sumberdaya manusia yang ada dalam sebuah perusahaan atau
80
instansi tersebut untuk memperoleh orang yang tepat pada posisi/jabatan yang
tepat (right man on the right place).
Jadi sistem promosi jabatan merupakan tata cara pelaksanaan promosi
mulai dari awal hingga pengangkatan pegawai pada jabatan yang telah
ditentukan. Pelaksanaan promosi pada PT.PLN (persero) Wilayah Sultanbatara
berdasarkan jabatan yang kosong dan tidak berdasarkan bahwa dalam periode
tertentu harus mempromosikan sejumlah pegawai.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi promosi jabatan pada
PT.PLN (persero) Wilayah Sultanbatara, yang pertama adalah pengalaman,
pengalaman merupakan suatu pertimbangan karena dengan pengalaman atau
masa kerja yang lama dianggap mempunyai kemampuan lebih tinggi dan
gagasan lebih banyak. Yang kedua, tingkat pendidikan, tingkat pendidikan disini
termasuk tingkat pendidikan formal dan tingkat pendidikan khusus seperti diklat,
dengan pertimbangan bahwa latar belakang pendidikan tinggi mempunyai daya
nalar yang lebih baik pula. Yang ketiga, tanggung jawab, seseorang yang akan
mengisis suatu jabatan harus memiliki rasa tanggung jawabyang tinggi pula.
Yang keempat, prestasi kerja, prestasi kerja menjadi dasar penting dalam
melaksanakan promosi karena dengan prestasi kerja berarti ada kemampuan
untuk menjalankan suatu jabatan atau tugas tertentu. Yang kelima, disiplin,
dengan memliliki pegawai yang didisiplin memungkinkan karyawan mencapai
hasil optimal. Yang keenam, kerja sama, kemampuan kerja sama baik horizontal
maupun vertical dapat menciptakan suasana hubungan kerja yang baik antara
sesame pegawai. Yang ketujuh, loyalitas, pegawai yang memiliki loyalitas
81
menunjukkan bahwa pegawai itu berpartisipasi aktif terhadap perusahaan dan
berdampak pada rasa tanggung jawab yang lebih tinggi.
Selain itu ada yang dinamakan penilaian multisumber yang menilai kerja
sama, prestasi kerja, integritas dan pelayanan. Penilaian multisumber ini
cenderung objektif karena dinilai oleh atasan, rekan kerja, dan bawahan.
82
BAB VI
PENUTUP
VI.1
Kesimpulan
Dari seluruh pembahasan mengenai Sistem Promosi Jabatan pada
PT.PLN (persero) Wilayah Sultanbatara, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :

Sistem Promosi pada PT. PLN (persero) Wilayah Sultanbatara adalah
tata cara pelaksanaan promosi mulai dari awal hingga pengangkatan
pegawai pada jabatan yang telah ditentukan pada PT. PLN (persero)
Wilayah Sultanbatara. Pelaksanaan promosi disini berdasarkan jabatan
yang kosong atau sesuai kebutuhan.

Dari hasil wawancara terhadap informan mengenai penilaian dalam
pelaksanaan promosi dapat disimpulkan bahwa pengalaman, tingkat
pendidikan, tanggung jawab, prestasi kerja, disiplin, kerja sama, dan
loyalitas, merupakan hal-hal yang menjadi penilaian terhadap promosi
jabatan pada PT. PLN (persero) Wilayah Sultanbatara.

Pada PT. PLN (persero) Wilayah Sultanbatara mengggunakan Penilaian
Multisumber, dimana penilaian ini dinilai oleh atasan, rekan kerja atau
yang memiliki jabatan sama serta bawahannya. Penilaian ini diadakan 2
kali dalam setahun untuk menilai kerjasama, prestasai kerja, integritas
dan cara bekerja pegawai.

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan promosi pada PT.PLN
(persero) Wilayah Sultanbatara kadangkala mengalami keterbatasan
sumberdaya manusia yang ahli pada jabatan yang dibutuhkan.
83
VI.2
Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan berdasarkan pengamatan
dan penelitian mengenai Sistem Promosi pada PT.PLN (persero) Wilayah
Sultanbatara, agar sekiranya tetap mengutamakan objektifitas dan lebih selektif
dalam penilaian pegawai yang akan dipromosikan. Sehingga pegawai yang
merasa mampu akan meningkatkan potensi dan kemampuannya. Kemudian
hendaknya pelaksanaan promosi harus tetap berpedomann pada syarat-syarat
yang telah ditetapkan agar tujuan promosi dapat tercapai dengan baik.
84
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Amirin. Tatang. 2003. Pokok-pokok Teori Sistem. Jakarta: PT. Rajagravindo
Persada.
Fathoni, H. Abdurrahmat. 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta:Rineka Cipta.
Hasibuan, Malayu. 2005. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Husnan, Heidjrahman Suad. 1992. Manajemen Personalia. Yogyakarta : BPFE
Mangkuprawira, Sjafri. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik.
Jakarta : Ghalia Indonesia.
Moekijat, 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Mandar Maju
. 2008. Administrasi Perkantoran. Bandung: CV. Mandar Maju.
Nitisemito, Alex S. 1996. Manajemen Personalia (Manajemen Sumber Daya
Manusia). Jakarta: Galia Indonesia
Notoatmodjo,
Soekidjo.
2009.
Pengembangan
Sumber
Daya
Manusia.
Jakarta: Rineka Cipta.
Pasolong, Harbani. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Makassar: Lembaga
Penerbitan Unhas (Lephas).
Slamet Saksono, Drs. 1997. Administrasi Kepegawaian. Yogyakarta: Kanisius.
Samsudin, H.Sadili. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:
Pustaka Setia.
85
Sastrohadiwiryo, B.Siswanto. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Satori, M.A., Prof. Dr. Djam’an dan Komariah, M.Pd, Dr. Aan. 2011. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta.
Peraturan dan Perundang-undangan :
Keputusan Direksi PT. PLN (persero) Nomor : 387.K/DIR/2008 tentang Sistem
Pembinaan Kompetensi dan Karir Pegawai
Keputusan Direksi PT. PLN (persero) Nomor : 004.K/DIR/2006 tentang Mutasi
Lainnya :
http://www.scribd.com/doc/16351016/Konsep-Promosi-Jabatan
hari Jumat 28 Oktober 2011 pukul 13.02 Wita
Diunduh pada
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/11/promosi-dalam-konsep-sdm-definisidan.html
Diunduh pada hari Selasa 8 November 2011 pukul 18.05 Wita
http://www.riauterkini.com/sosial.php?arr=46475
November 2011 pukul 20.48 Wita
Diunduh pada hari Jumat 18
http://www.djitaq.com/2011/11/pengertian-sistem.html
Kamis 19 Januari 2012 pukul 14.29 Wita
Diunduh pada hari
86
Download