PENELITIAN DIPA FAKULTAS TEKNIK LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMULIHAN SIFAT ISOLASI KARET SILIKON DENGAN PENGUKURAN KARAKTERISTIK FISIK PEMOHONAN LISTRIKNYA Oleh : Managam Rajagukguk,ST. MT. Dr. Eng. Rudi Kurnianto, ST., MT. H. Usman A. Gani, ST., MT. Ir. Danial, MT. Ir. Yohannes M. Simanjuntak Ir. J. Alexander Lesil JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA 2009 -1- -2- KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat-Nya sehingga penelitian dengan judul “ Studi Pemulihan Sifat Isolasi Karet Silikon Dengan Pengukuran Karakteristik Fisik Pemohonan Listriknya ” dapat diselesaikan. Di dalam melakukan penelitian ini tim peneliti banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak baik memberikan sumbangan pemikiran maupun membantu dalam melaksanakan pengujian. Oleh karena itu, maka pada kesempatan ini tim peneliti mengucapkan terima kasih yang terhormat, 1. Dekan Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak. 2. Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak. 3. Kepala Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak 4. Para anggota Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak. Tim peneliti menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari harapan yang diinginkan. Hal ini disebabkan singkatnya waktu dan keterbatasan dana penelitian, sehingga didalam melakukan penelitian banyak faktor yang diabaikan. Oleh karena itu tim peneliti sangat mengharapkan masukan baik saran maupun kritik agar penelitian ini dapat lebih baik. Pontianak, Nopember 2009 Tim Peneliti -3- DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN…………………………………........……………….i KATA PENGANTAR……………………………...…………………………….ii DAFTAR ISI.........................................................................................................iii BAB I . PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang......................................................................................1 I.2. Perumusan Masalah .............................................................................2 I.3.Tujuan Penelitian...................................................................................3 I.4. Metode Penelitian.................................................................................3 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pemohonan Listrik.............................................................................4 II.2. Gejala Pemohonan Listrik.................................................................5 II.3. Teknik Pengamatan Pemohonan Listrik dan Penyembuhan diri Pemohonan Listrik..............................................6 II.3.1. Pengamatan Tegangan Insepsi.......................................................6 II.3.2. Pengamatan Panjang dan Jumlah Cabang Pemohonan Listrik sebagai fungsi Waktu.....................................................................7 II.3.3.Pengamatan Proses Pemulihan diri sifat isolasi (Self healing) Pemohonan Listrik dengan fungsi waktu..................8 -4- BAB III. PEMBAHASAN III.1. Tegangan Insepsi..............................................................................10 III.2. Panjang dan Jumlah Cabang Pemohonan Listrik sebagai fungsi Waktu.................................................................................................11 III.2.1. Analisa Panjang Pemohonan Listrik sebagai Fungsi Waktu..........12 III.2.2. Analisa Jumlah Cabang Pemohonan Listrik sebagai Fungsi Waktu....................................................................12 III.3. Proses Pemulihan diri sifat isolasi (Self healing) Pemohonan Listrik dengan fungsi waktu.............................................................12 BAB IV . Kesimpulan dan Saran IV.1. Kesimpulan ......................................................................................13 IV.2. Saran..................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... Lampiran A : Rencana dan Jadwal Penelitian....................................................A-1 Lampiran B : Rencana Anggaran Biaya..............................................................B-1 Lampiran C : Organisasi Pelaksana Penelitian....................................................C-1 Lampiran D : Biodata Ketua Peneliti...................................................................D-1 -5- BAB I I.1. Latar Belakang. Selama ini kebutuhan energi listrik tidak pernah berkurang, dari tahun ketahun selalu meningkat disebabkan oleh ketergantungan manusia akan pemakaian alat-alat listrik selalu meningkat. Baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun kebutuhan untuk industri energi listrik sangat diperlukan. Hal ini mempengaruhi perkembangan teknologi bahan isolasi yang juga semakin meningkat. Pengiriman energi listrik dalam kuantitas besar dilakukan dengan mempergunakan saluran tegangan tinggi atau ekstra tinggi. Transmisi daya listrik itu biasanya dilakukan melalui hantaran udara (over head wire). Namun di daerah Metropolitan, hantaran udara untuk transmisi dan distribusi daya listrik tegangan tinggi kadangkala sulit diterapkan karena dapat berinterferensi dengan sistem telekomunikasi, mengurangi estetika ruang, memerlukan jarak aman (right of way) yang lebar, dan juga harga tanah yang tinggi. Alternatif untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan sistem transmisi dan distribusi daya listrik bawah tanah. Dalam desain kabel bawah tanah, isolasi adalah salah satu faktor yang penting. Kabel bawah tanah berisolasi polimer telah digunakan pada tegangan 5 kV hingga 500 kV, yang meliputi Ethylene Monomer (EPDM), Silicone Rubber (SIR), dan Ethylene Prophylene Rubber (EPR). Silicone Rubber mempunyai keunggulan yaitu kemampuannya untuk menolak air (hydrophobic), ringan, mudah pemasangannya, murah dan sifat-sifat materialnya mudah disesuaikan dengan yang dikehendaki melalui bahan aditif. -6- Secara umum, titik kritis yang berpengaruh pada performansi kabel polimer adalah cacat (defect). Cacat ini timbul dalam bentuk rongga (void) dan ketidakmurnian (impurities), dan tonjolan (protrusion) pada interface antara lapisan semikonduktor dan isolasi polimer. Akibat adanya stress listrik yang terus-menerus maka akan terjadi penuaan (aging) isolasi polimer dan pada cacat ini akan timbul dan tumbuh pemohonan listrik. Jika pemohonan listrik ini menjebatani isolasi, maka kegagalan isolasi akan terjadi. Ada satu fenomena menarik dari bahan silicone subber yaitu memiliki sifat pemulihan diri setelah terdegradasi akibat pemohonan listrik atau discharge. Penelitian tentang pemulihan diri (Self-healing) karet silikon (silicone Rubber) setelah pemohonan listrik ini adalah untuk mengetahui seberapa besar performansi pemulihan diri sifat isolasi pada bahan isolasi silicone rubber setelah pemohonan listrik. I.2. Perumusan Masalah. Dari referensi diketahui adanya sifat pemulihan diri (Self-healing) sifat isolasi dari karet silikon ( silicone rubbber ), dari referensi tersebut kita ingin mengetahui seberapa besar performansi pemulihan diri sifat isolasi pada bahan isolasi polimer karet silikon ( silicone rubber ). I.3. Tujuan Penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui performansi pemulihan diri sifat isolasi pada bahan isolasi karet silikon ( silicon rubber ). -7- I.4. Metode Penelitian Agar penelitian ini mencapai sasaran yang diinginkan, maka metode penulisan yang digunakan adalah : 1. Metode Literatur, yaitu studi literatur yang berperan sebagai referensi dalam mencapai pendekatan secara teoritis dari masalah yang dihadapi. 2. Metode eksperimental, yaitu melakukan pengujian untuk mendapatkan datadata yang diperlukan untuk menganalisa atau mengukur tegangan insepsi pemohonan listrik, dan pemulihan diri sifat isolasi (self healing) pada specimen isolasi karet silikon ( silicon rubber ). -8- BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pemohonan Listrik. Pada pemakaian isolasi polimer sering ditemukan adanya gas yang terperangkap di dalamnya. Secara umum, gas memiliki konstanta dielektrik yang kecil (mendekati 1) dibandingkan dengan konstanta dielektrik isolasi polimer (antara 2 - 6) sehingga gas akan mendapat kuat medan yang lebih besar dari isolasi polimer, padahal kekuatannya lebih rendah. Dengan demikian gas akan tembus pada saat isolasi polimer masih jauh dari tembus. Tembus gas dalam isolasi padat ini dinamakan peluahan sebagian (partial discharge). Akibat peluahan sebagian di dalam rongga (void) dapat tumbuh kanal bercabangcabang membentuk suatu struktur menyerupai ranting-ranting pohon yang disebut pemohonan listrik (electrical treeing). Pemohonan ini makin lama akan makin panjang yang akan menghubungkan elektroda atau bagian konduktor dengan konduktor lain. Bila hal ini terjadi maka biasanya isolasi polimer sudah tidak dapat lagi berfungsi untuk menahan medan normal. Pemohonan listrik juga dapat bermula dari medan yang sangat tinggi di dalam isolasi polimer karena adanya permukaan konduktor yang tajam atau ada kontaminan konduktif. Bila radius ketajaman r, jarak elektroda d dan tegangan yang diterapkan V maka medan maksimum telah diturunkan oleh Mason sebesar. E 2V 4d rLn r -9- Medan lokal sebesar lebih dari 1MV/m dapat muncul di daerah seperti ini. Degradasi lokal akibat stress medan listrik seperti ini akan menginisiasi munculnya pemohonan listrik. Untuk memperlambat waktu terjadinya pemohonan listrik dapat dilakukan dengan membuat isolasi semurni mungkin, untuk mecegah terjadinya rongga udara (void), membuat permukaan yang bersentuhan antara konduktor dengan isolasi sehalus mungkin sehingga tidak ada bagian yang menonjol, yang akan mengakibatkan terjadinya medan yang besar dan terpusat di satu titik. Pemohonan listrik ditemukan pada isolasi polimer di daerah yang memiliki medan listrik yang tinggi, seperti pada ketidakrapian logam, kontaminan yang bersifat konduktif dan ketidakteraturan struktur. Peluahan sebagian yang terjadi di dalam void juga dapat menyebabkan pemohonan listrik karena rongga (void) ini dapat menjadi sumber kedua untuk terbentuknya pemohonan listrik. Ada tiga sub kategori bentuk pemohonan listrik yang secara kasar dapat dibedakan sebagai: • branch type tree, • bush type tree, • bush-branch type tree. - 10 - (a) (b) ( c) (a) Bush type tree. (b) Bush-Branch type tree. (c) Branch type tree. Gambar II.1. Ilustrasi bentuk dari pemohonan listrik II.2. Gejala Pemohonan Listrik. Pemohonan ( Treeing ) merupakan suatu gejala/fenomena yang timbul dalam isolasi yang berbentuk padat. Treeing yang terjadi pada isolasi yang menggunakan bahan dasar polimer digolongkan menjadi tiga bagian: Electrical treeing Electrical treeing terjadi akibat pelepasan parsial internal dan ketidak sempurnaan pembuatan bahan isolasi seperti : terdapat rongga-rongga kecil ataupun partikel-partikel kecil pada bahan isolasi. Water treeing Water treeing terjadi akibat merembesnya zat cair kedalam isolasi padat, apabila bahan isolasi tersebut berada dalam medan yang cukup tinggi. Pada keadaan kering treeing ini tidak terlihat, tetapi dalam keadaan basah treeing ini akan terlihat. - 11 - Chemical treeing Chemical treeing terjadinya sama seperti dengan water treeing tetapi, khususnya jenis zat cair yang merembes mengandung larutan kimia tertentu, yang dapat menembus lapisan isolasi dan kemudian akan berionisasi dengan bahan lain. Timbulnya gejala treeing pada isolasi padat belum dapat diketahui dengan pasti. Tetapi gejalanya lebih banyak muncul pada bagian isolasi yang lemah yaitu pada bagian yang mempunyai tekanan listrik tinggi (high electrical strees), bagian yang mengalami kerusakan mekanis akibat tekanan dari luar, bagian yang kurang rata dan juga pada bagian isolasi yang terdapat kantong udara (void). Gejala treeing ini mengakibatkan terjadinya pelepasan muatan dalam isolasi (internal partial discharge). II.3. Teknik Pengamatan Pemohonan Listrik dan Penyembuhan diri Pemohonan Listrik Pengamatan ini bertujuan untuk mengamati propagasi pemohonan listrik dan pemulihan diri (self healing) secara optik pada temperatur ruangan. Pengamatan dibagi dalam beberapa bagian, sebagaimana diuraikan berikut ini. II.3.1. Pengamatan Tegangan Insepsi Tegangan insepsi diamati pada temperatur ruangan (280C) dengan step tegangan AC, mulai dari 1 kVrms setiap 1 detik sampai terjadi electrical treeing. Diantara step-step itu, penerapan tegangan diinterupsi untuk beberapa menit lalu sampel diambil dari chamber minyak silikon dan diamati inisiasi pemohonan listriknya dengan menggunakan mikroskop optik. - 12 - Rangkaian percobaan pengamatan pemohonan listrik secara optik adalah seperti ditunjukkan di bawah ini : Alat Ukur Tegangan Pengujian Trafo Uji Tegangan Tinggi Alat Proteksi Tegangan Lebih S1 S2 Rp Minyak silikon Sample 220 VAC C Chamber Fiber Glass Trafo Regulator V Alat Ukur Gambar 2. Rangkaian Percobaan Pengamatan Pemohonan Listrik Secara Optik II.3.2. Pengamatan Panjang dan Jumlah Cabang Pemohonan Listrik sebagai fungsi Waktu Tegangan AC yang akan diterapkan pada sampel di ujung elektroda jarumnya dengan waktu yang akan diperkirakan sekitar 10 detik akan ditentukan menggunakan rangkaian pada gambar 2. Kemudian untuk setiap durasi waktu itu, tegangan diinterupsi beberapa detik dan sampel diambil lalu diamati di bawah mikroskop dan diambil gambar propagasi pemohonan listriknya dengan kamera yang ada pada mikroskop optik dengan pembesaran beberapa kali hingga terlihat jelas pemohonan listrik pada sampel tersebut. - 13 - II.3.3. Pengamatan Proses Pemulihan diri sifat isolasi (Self healing) Pemohonan Listrik dengan fungsi waktu Percobaan ini dilakukan pada sampel yang telah dibuat dengan tegangan tertentu hingga muncul pemohonan listrik dengan frekuensi 50 Hz. Kemudian sampel diambil dan di foto di bawah mikroskop optik dengan waktu yang telah ditentukan dan diamati penyembuhan diri pada panjang dan tebal pemohonan listrik. Pada pengamatan ini hanya melihat secara manual dengan menggunakan mikroskop optik. Untuk selang waktunya : 1 jam, 4 jam, 8 jam, 24 jam, dan 48 jam. Di masing-masing selang waktu tersebut diamati proses pemulihan diri pada panjang dan tebal pemohonan listrik dan dicatat hasilnya. - 14 - BAB III PEMBAHASAN III.1. Tegangan Insepsi ( Inseption Voltage ) Dari hasil penelitian pemohonan listrik dengan membuat sampel silicone rubber – cangkang kelapa sawit komposit seperti gambar di bawah ini Gambar III.1. Sampel Uji ( Tampak Atas ) Gambar III.2. Sampel Uji ( Tampak Samping ) - 15 - Tanpa Filler Dengan Filler Gambar III.3. Bentuk fisik Sampel Uji maka dapat diketahui besarnya tegangan insepsi (inception voltage) seperti ditunjukkan pada tabel III.1 berikut ini. Studi laboratorium yang dilakukan dengan menggunakan geometri elektroda jarum - elektroda bidang pada tegangan AC menunjukkan bahwa tegangan insepsi berkisar antara 7 kV hingga 10 kV, dapat dilihat pada tabel hasil percobaan di bawah ini : - 16 - Tabel III.1 : Data hasil pengujian tegangan insepsi pada sampel uji “dengan filler” dan “tanpa filler” Percobaan 2 Percobaan 1 No. Percobaan Dengan Filler Tanpa Filler Tegangan yang diterapkan (kV) Tegangan yang diterapkan (kV) 4 6 8 (treeing) 10 12 5 7 9 5 (treeing) 6 4 7 8 (treeing) 9 (treeing) 10 5 5 6 6 7 7 8 (treeing) 8 (treeing) Perhitungan tegangan insepsi rata-rata adalah penjumlahan dari tegangan pada percobaan 1 dengan tegangan pada percobaan 2 yang terjadi treeing dan dibagi dengan banyaknya tegangan yang terjadi treeing. Seperti pada tabel di bawah ini : - 17 - Tabel III.2 : Data hasil perhitungan tegangan insepsi rata-rata Waktu Silicone Rubber – Serbuk Cangkang Kelapa Sawit (Filler) Silicone Rubber (Tanpa Filler) 5 menit Hasil Perhitungan Tegangan Insepsi Rata-Rata Dari Percobaan 1 dan 2 8 kV 7,5 kV Dari tabel III.2 diperoleh grafik hubungan antara tegangan insepsi pemohonan listrik dengan dua sampel yaitu “dengan filler” dan “tanpa filler” seperti di bawah ini : Gambar III.4 : Grafik tegangan insepsi pemohonan listrik dengan dua sampel uji yaitu” dengan filler” dan “tanpa filler”. Pada gambar III.1 memperlihatkan grafik hubungan antara tegangan insepsi dengan dua jenis sampel uji. Dari grafik terlihat perbedaan antara sampel uji “dengan filler” dan “tanpa filler”. Sampel uji “dengan filler” tegangan insepsinya lebih tinggi dibanding dengan sampel uji “tanpa filler”. Hal ini - 18 - disebabkan karena pada sampel uji “dengan filler” terkandung campuran silicone rubber dengan serbuk cangkang kelapa sawit yang dapat menahan atau mengisolasi terjadinya pemohonan listrik (electrical treeing) karena diduga cangkang kelapa sawit berfungsi sebagai penghalang (barrier) pemohonan listrik. III.2. Panjang dan Jumlah Cabang Pemohonan Listrik sebagai fungsi Waktu. Setelah melakukan pengujian maka didapat panjang dan jumlah cabang rata-rata sampel “ dengan filler” dan “ tanpa filler” dengan interval waktu dan tegangan konstan yaitu 8 kV untuk sampel “ dengan filler” dan 7,5 kV untuk sampel “ tanpa filler” seperti diperlihatkan tabel III.3 dan tabel III.4. Gambar III.5. Perhitungan Panjang Sampel Pengujian “ dengan filler” ( t = 2,5 menit ; V= 8 kV ) sebagai fungsi waktu dengan panjang pemohonan listrik 2,9 m. Panjang rata-rata pemohonan listrik sebagai fungsi waktu pada sampel “ dengan filler dan sampel tanpa filler diperoleh dengan mengamati panjang dan jumlah cabang pemohonan listrik dari model gambar III.5 seperti ditabelkan pada tabel III.3 di bawah ini. - 19 - Tabel III.3. Rata-rata Panjang Pemohonan Listrik sebagai fungsi waktu pada sampel “ dengan filler” dan sampel “ tanpa filler” Pemohonan listrik pada sampel “ dengan Filler” dengan waktu t = 2,5 menit dan tegangan konstan V = 8 kV sebagai fungsi waktu diperoleh seperti gambar III.6 di bawah ini : Gambar III.6. Perhitungan Jumlah Cabang Sampel Pengujian “ dengan Filler” ( t = 2,5 menit , V= 8 kV ) sebagai fungsi waktu. - 20 - Panjang rata-rata pemohonan listrik sebagai fungsi waktu pada sampel “ dengan filler” dan sampel “tanpa filler” diperoleh dengan mengamati panjang dan jumlah cabang pemohonan listrik dari model gambar III.6 seperti ditabelkan pada tabel III.4 di bawah ini. Tabel III.4. Rata-rata Jumlah Cabang Pemohonan Listrik sebagai fungsi waktu pada sampel “ dengan filler “ dan sampel “ tanpa filler “ III.2.1. Analisa Panjang Pemohonan Listrik sebagai Fungsi Waktu Dari hasil pengujian dengan tegangan AC konstan 8 kV pada sampel “ dengan filler” dan tegangan AC konstan 7,5 kV pada sampel “ tanpa Filler” , sampel dapat difoto dengan waktu yang diterapkan pada masing-masing sampel dengan bantuan mikroskop optik yang kapasitas perbesarannya 10 kali, kemudian panjang pemohonan listrik diukur dengan menggunakan micrommeter dengan perbesaran mikroskop ke bidang gambar foto dalam satuan m. Panjang pemohonan listrik diukur dengan menarik garis lurus dari ujung elektroda jarum ke ujung terpanjang pemohonan listrik. Pada kenyataanya pemohonan listrik acak dari ujung elektroda jarum melalui bahan polimer menuju elektroda bidang. Perambatan pemohonan listrik itu bukan pada bidang 2 dimensi melainkan pada ruang 3 dimensi. Namun pada pengujian ini yang dilakukan dengan mikroskop 2 dimensi, yaitu pengambilan gambar dari sisi atas sampel. Pengambilan gambar di - 21 - bawah mikroskop itu difokuskan pada pemohonan listrik yang terpanjang. Jadi pengukuran panjang pemohonan listrik hanya pada jalur yang terpanjang saja, bukan pada penjumlahan seluruh cabang pemohonan listrik yang terjadi. Hasil pengukuran panjang pemohonan listrik untuk setiap bahan sampel dapat dilihat pada gambar III.7 di bawah ini: Gambar III.7. Panjang Pemohonan Listrik sebagai Fungsi Waktu pada sampel “ dengan Filler” dan sampel “ tanpa Filler”. III.2.2. Analisa Jumlah Cabang Pemohonan Listrik sebagai Fungsi Waktu Jumlah cabang sebenarnya tidak dapat dihitung secara manual ( mengingat pertumbuhan pemohonan listrik itu adalah secara ruang dan sangat rapat pada tipe Bush ), namun dengan menggunakan estimasi karakteristik umum jumlah cabang terhadap waktu sudah dapat diketahui. Perhitungan jumlah cabang pada pemohonan listrik pada kedua jenis sampel dengan menggunakan foto-foto, hasil perhitungan pada jumlah cabang ( densitas ) pemohonan listrik sebagai fungsi waktu dapat dilihat pada gambar III.8 di bawah ini : - 22 - Gambar III.8. Jumlah Cabang Pemohonan Listrik sebagai fungsi waktu pada sampel “ dengan Filler” dan sampel “ tanpa Filler” Ternyata jumlah cabang atau densitas pemohonan listrik meningkat sejalan dengan durasi waktu penerapan tegangan pada kedua jenis sampel. Pada gambar III.8 dapat dilihat cabang pada sampel “ tanpa Filler” jumlahnya lebih rendah dibandingkan dengan sampel “ dengan Filler” . Jumlah cabang pada sampel “ dengan Filler” tumbuh pesat pada waktu 7,5 menit sampai ke waktu 20 menit . Pada sampel “ tanpa Filler” pertumbuhan cabang sulit untuk tumbuh karena tidak adanya penghalang pada sampel hingga pertumbuhan sampel “ tanpa Filler” tumbuh cenderung lurus atau pemohonan listrik hanya semakin panjang. Semakin banyaknya jumlah cabang pada kedua jenis sampel dengan bertambah lamanya waktu menunjukkan bahwa tembus yang terjadi pada material tidak hanya berpropagasi ke arah elektroda plat saja akan tetapi dapat juga terjadi propagasi antar sel yang merupakan bagian dari kanal pemohonan listrik. - 23 - III.3. Pemulihan diri sifat isolasi (Self healing) Pemohonan Listrik dengan fungsi waktu Dari Percobaan yang dilakukan pada sampel yang telah dibuat dengan tegangan tertentu hingga muncul pemohonan listrik dengan frekuensi 50 Hz. Kemudian sampel diambil dan di foto di bawah mikroskop optik dengan waktu yang telah ditentukan dan diamati penyembuhan diri pada panjang pemohonan listrik. Pada pengamatan ini hanya melihat secara manual dengan menggunakan mikroskop optik dan karena mikroskop yang digunakan adalah 2 dimensi jadi sangat sulit untuk mengamati pengurangan tebal, sehingga yang diamati hanya pengurangan panjang pemohonan listrik . Untuk selang waktunya : 1 jam, 4 jam, 8 jam, 24 jam, dan 48 jam. Di masing-masing selang waktu tersebut diamati proses pemulihan diri pada panjang pemohonan listrik dan dicatat hasilnya seperti diperlihatkan pada gambar III.9 berikut ini: Panjang ( Micrometer ) Pemulihan diri fungsi waktu 5 4 3 2 1 0 Tanpa Filler Dengan Filler 0 20 40 60 Waktu ( Jam ) Gambar III.9. Pemulihan diri berupa pengurangan panjang dari pemohonan listrik pada sampel ”tanpa filler” dan sampel ” dengan filler” Dari gambar III.9 di atas terlihat bahwa proses pemulihan dalam hal ini pengurangan panjang pemohonan listrik lebih cepat ( lebih mudah pulih ) pada - 24 - sampel ” tanpa filler” dibandingkan sampel ” dengan filler” .Hal ini diakibatkan pada sampel ”dengan filler” filler berfungsi sebagai penghalang ( barrier ) proses pemulihan pemohonan listrik. - 25 - BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN IV.1. Kesimpulan Adapun yang menjadi kesimpulan dalam penelitian ini antara lain: 1. Berdasarkan hasil pengujian tegangan insepsi pada sampel uji “dengan filler” sebesar 8 kV dan “tanpa filler” sebesar 7,5 kV, terlihat bahwa tegangan insepsi pada sampel uji “dengan filler” lebih tinggi dibandingkan dengan sampel uji “tanpa filler”. Hal ini disebabkan karena sampel uji “dengan filler” mengandung campuran silicone rubber – serbuk cangkang kelapa sawit yang berfungsi sebagai penghalang (barrier) dan penetral muatan. 2. Pada interval tegangan 7,5 kV hingga 9,5 kV pertumbuhan panjang pemohonan listrik pada sampel “tanpa filler” lebih dominan dari pada sampel “ dengan filler” . Pada kondisi ini pengaruh filler bersifat sebagai penghalang ( barrier ) tumbuhnya pemohonan listrik. 3. Proses pemulihan ( pengurangan panjang ) pemohonan listrik lebih cepat ( lebih mudah pulih ) pada sampel ” tanpa filler” dibandingkan sampel ” dengan filler” dimana filler berfungsi sebagai penghalang ( barrier ) proses pemulihan pemohonan listrik. IV.2. Saran Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah : 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dalam pembuatan dan pencetakan sampel uji dengan bahan silicone rubber, yaitu bagaimana cara mengurangi rongga udara (void) yang ada pada saat pembuatan sampel uji. - 26 - 2. Karena pemohonan listrik yang tumbuh dalam polymer adalah tiga dimensi, maka disarankan menghitung jumlah cabang secara tiga dimensi juga untuk menghasilkan data yang akurat. DAFTAR PUSTAKA 1. Suwarno & Ronald P.Hutahaean, “ Simulasi Pemohonan Listrik ( Electrical Treeing ) pada isolasi Polimer dengan menggunakan Metode Cellular Automata”, Jurnal Departemen Teknik Elektro ITB, Bandung, 2005. 2. Kurnianto Rudi,” Studi Pengaruh Temperatur pada Karakteristik Pemohonan Listrik dalam Polymer”, Tesis Magister ITB, Bandung, 1998. 3. Abduh Syamsir ,” Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan Tinggi”, Salemba Teknika, Jakarta, 2001 4. Agus Mirza ,” Kajian Kinerja Material Isolasi Komposit Silicon Rubber Fiber Gelas terkontaminasi polutan Parangtitis”, Skripsi UGM, Jogyakarta,2004. - 27 - Lampiran A Rencana dan Jadwal Penelitian Untuk melaksanakan penelitian ini diperlukan waktu selama 4 ( empat ) bulan direncanakan mulai Juli 2009 dan berakhir Nopember 2009 dengan jadwal kegiatan sebagai berikut : BULAN KEKEGIATAN 1 2 3 4 KELUARAN Persiapan; Identifikasi dan perumusan masalah Data Pembuatan sampel uji bahan Karet Silikon dan pengujian di laboratorium Bahan uji dan data Menganalisa hasil pengujian terhadap sifat pemulihan diri bahan silikon Rubber Analisa Pemulihan gejala treeing pada bahan Silikon Rubber Melakukan Analisa Harga Rating dan Ukuran yang sesuai Pembuatan Laporan Laporan - 28 - Lampiran B Rencana Anggaran Biaya Adapun anggaran biaya yang dibutuhkan agar penelitian ini dapat terlaksana dengan baik kami uraikan seperti dalam tabel di bawah ini . No Uraian Jumlah Harga Per Unit Biaya 1 Pembuatan Proposal 10 buah Rp 10.000,- Rp 100.000,- a. Ketua Peneliti 1 Org Rp 150.000/bln x 4 bln Rp 600.000,- b. Anggota Peneliti 5 Org Rp 75.000/bln x 4 bln Rp 1.500.000,- 3 Biaya ATK Lumpsum - 4 Sewa Mikroskop 1 Buah Rp 250.000/bln x 2 bln 2. Upah dan Honorarium Peneliti Optik 5 Pembuatan dan Rp 700.000,- Rp 500.000,- Rp 20.000/ sampel x 50 Rp 1.000.000,- Pengujian Sampel 50 Buah sampel 4 Konsumsi Lumsum Rp 250.000,- Rp 500.000,- 5 Pembuatan Laporan 10 buah Rp 10.000,- Rp 100.000, Total Rp.5.000.000,- Terbilang : Lima Juta Rupiah - 29 - Lampiran C Organisasi Pelaksana Penelitian Adapun personil yang akan mengorganisasikan Penelitian ini adalah : Ketua Pelaksana : Managam Rajagukguk,ST,MT Anggota : Dr.Eng Rudi Kurnianto,M Eng,MT Ir.J.Alexander Lesil Ir. Yohannes M. Simanjuntak Usman A.Gani,ST,MT Ir.Danial,MT Lampiran D Bio Data Ketua Peneliti Full Name Place / Date of Birth Gender Religion Marital Status Nationality Contact Address : : : : : : : Office Adress : Phone No. Mobile Phone Email : : : Managam Rajagukguk,ST,MT Narumonda / November 16th 1972 Male K.Protestan Married Indonesian Jln. Adi Sucipto BTN Teluk Mulus V.17 Pontianak (78391) Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura, Pontianak (0561) 740186 0852 451 03830 [email protected] [email protected] FORMAL EDUCATION Magister of Electrical Engineering in High Voltage and high Current Laboratory, ITB, 1998 - 2000 Bachelor of Electrical Engineering Electrical Engineering Department, UNTAN, 1991 – Juli 1996 Senior High School SMA Negeri Porsea , 1988 – 1991 Junior High School SMP Negeri Narumonda, 1985 – 1988 Elementary School SD Negeri Narumonda, 1983 – 1985 - 30 - TRAINING / COURSES / SEMINAR English Course in LIA, Pontianak (2003) Lecture Training in ITS Surabaya 2005 Energy Based Management at TPSDP Project 2005. PLC Teory and Aplication at TPSDP Project 2005 COMPUTER SKILL Operating Sys. Aplication Windows 98, Me, 2000, Xp Ms. Office ( Word, Excel, Power Point, Acces, Matlab,P SPICE, Electrical Calculation ), Work EXPERIENCES Head Electrical Engineering in PT. Kalimantan Sanggar Pusaka ( Lyman Group ) 1996-1997 Vacational Training in PT. PLN Sektor Kapuas PLTD Siantan ( July - August 1995 ) Lecture of Electrical Engineering in Engineering Faculty of Tanjungpura University ,Pontianak. 2000- Now Maintenance Protection PLTGU Siantan PT.PLN ( Persero ) Kalimantan Barat 2003-2004. Research Experiences No Judul Riset 1. Studi Perhitungan Rugi-Rugi Distribusi Primer Dengan Metode Persentase Pembebanan Respons Sistem Pembumian Grid Gardu Induk Terhadap Surja Petir Studi Evaluasi Sistem Proteksi Petir Eksternal Gedung-Gedung Perkantoran di Lingkungan Universitas Tanjungpura Pengaruh Temperatur Terhadap Kekuatan Tembus Bahan Isolasi Silicone Rubber Komersial Studi Pemamfaatan Minyak Nabati / Vegetable Oil Sebagai Bahan Pelindung Isolator di Saluran Udara Untuk Daerah Polusi. Studi Penentuan Distribusi Tegangan dan Kuat Medan Listrik Pada Isolator Rantai Evaluasi Pemakaian Energi Listrik Di Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi Fakulatas Teknik Universitas Tanjungpura. 2. 3. 4. 5. 6. 7 Tahun 1996 2000 2001 2003 2004 2005 2006 - 31 - Publication Judul Riset Tahun No 1. “ Perilaku Sistem Pembumian Grid Ketika Diinjeksi Arus Impuls ”, Proceeding Seminar Nasional & Workshop Tegangan Tinggi II, 2000 HEDS – JICA – UI, Depok Jakarta. “ Impedansi Impuls Sistem Pembumian Grid Gardu Induk 150 kV ”, 2. Proceeding Seminar Nasional & Workshop Tegangan Tinggi III, 2001 HEDS – JICA – UNTAN, Batam. “ Analisis Transient Perilaku Sistem Pembumian Driven Rod ”, 3. Proceeding Seminar Nasional & Workshop Tegangan Tinggi IV, 2002 HEDS – JICA – UGM, Jogjakarta. “ Transient Behaviour Of Grid Grounding System Under Impuls 4. Current ”, Seminar SDPF, HEDS Project/DIKTI – JICA, UNRI, 2003 Pekanbaru. “ Effect of Temperature to Electrical Breakdown Insulation Material 5. Silicone Rubber Comercial ”, Seminar SDPF, HEDS Project/DIKTI 2004 – JICA, UNSRI, Palembang. 6. 7. 8. 9. Study on Electrical Strength Properties of Crude Palm Oil as An Alternative for Power Transformer Oil Insulation ICAPDM ( International Conference at Partial Discharge Material ) ,Bali ,Indonesia . A Study Of Used Vegetable Oil as Protected Susface Of Polluted Insulator ICEEI 2007, Bandung Indonesia Fundamental Study On Dielectric Strength Of ,” Silicone Rubber – Oil Palm Endokaprium Composite,” 14th Asian Conference On Electrical Discharge, November 23-25,2008, Bandung, Indonesia Local Breakdown Characteristics of Composite Electrical Insulating Material Under AC Voltage, 14th Asian Conference On Electrical Discharge, November 23-25,2008, Bandung, Indonesia 2006 2007 2008 2008 . - 32 - . - 33 -