Pencemaran Udara

advertisement
Pencemaran Udara
I. Pendahuluan
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di
atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan
tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Atau dalam
kata lain dapat diartikan sebagai perusakan terhadap udara karena disebabkan oleh
berbagai sumber yang dapat merusak bagi kesahatan makhluk hidup maupun benda mati.
Pencemaran udara dapat bersumber dari berbagai macam, antara lain : asap kendaraan
bermotor, asap pabrik, limbah indutri, limbah rumah tangga dan lain-lain.
Pencemaran udara pada saat ini sudah mencapai tingkat mengkhawatirkan, karena
didukung oleh perkembangan dunia industri, banyaknya manusia yang tinggal didunia ini
dapat menjadikan pencemaran udara semakin meningkat. Terlebih-lebih di Indonesia,
pencemaran udara di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan, pencemaran asap
kendaraan bermotor menjadi sumber yang paling utama pencemaran udara di Indonesia,
jumlah kendaraan bermotor yang tidak seimbang dengan jumlah pepohonan yang ada di
Indonesia mejadi salah satu penghambat terjadinya pertukaran udara di Indonesia, sifat
konsumtif masyarakat Indonesia menjadikan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia
menjadi banyak dan dapat dipastikan mejadikan hal tersebut sangat berpengaruh terhadap
tingginya pencemaran udara di Indonesia. Illegal logging menjadi salah satu hal yang
sangat perngaruh terhadap pencemaran udara di Indonesia, kasus illegal logging yang
meningkat dan juga kurangnya lahan diperkotaan menjadi sumber utama masalah udara
di Indonesia. Efek dari pencemaran udara juga sudah dapat dirasakan pada saat ini,
banyaknya penyakit yang bersumber dari udara, peningkatan jumlah pengidap ispa dan
juga bertambahnya jumlah orang yang tua sebelum waktunya menjadi efek negatif dari
pencemaran udara.
II. Jenis dan Sumber Pencemaran Udara
Secara umum, terdapat 2 sumber pencemaran udara, yaitu pencemaran akibat sumber
alamiah (natural sources), seperti letusan gunung berapi, dan yang berasal dari kegiatan
manusia (anthropogenic sources), seperti yang berasal dari transportasi, emisi pabrik, dan
lain-lain. Di dunia, dikenal 6 jenis zat pencemar udara utama yang berasal dari kegiatan
manusia (anthropogenic sources), yaitu Karbon monoksida (CO), oksida sulfur (SOx),
oksida nitrogen (NOx), partikulat, hidrokarbon (HC), dan oksida fotokimia, termask
ozon. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi, polusi cahaya
dan limbah pabrik yang menguap dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara
mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional,
maupun global. Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Pencemaran primer
b. Pencemaran sekunder
1
Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber
pencemaran udara. Karbon monoksida adalah salah satu contoh pencemar udara primer
karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi
pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer.
Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara
sekunder. Atmosfer merupakan sebuah sistem yang kompleks, dinamik, dan rapuh.
Belakangan ini pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam
konteks global dan hubungannya dengan pemanasan global (global warming) dan deplesi
ozon di stratosfer semakin meningkat.
Di Indonesia, kurang lebih 70% pencemaran udara disebabkan oleh emisi kendaraan
bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang dapat menimbulkan
dampak negatif, baik terhadap kesehatan manusia maupun terhadap lingkungan, seperti
timbal/timah hitam (Pb), suspended particulate matter (SPM), oksida nitrogen (NOx),
hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), dan oksida fotokimia (Ox). Kendaraan
bermotor menyumbang hampir 100% timbal, 13-44% suspended particulate matter
(SPM), 71-89% hidrokarbon, 34-73% NOx, dan hampir seluruh karbon monoksida (CO)
ke udara Jakarta. Sumber utama debu berasal dari pembakaran sampah rumah tangga, di
mana mencakup 41% dari sumber debu di Jakarta. Sektor industri merupakan sumber
utama dari sulfur dioksida. Di tempat-tempat padat di Jakarta konsentrasi timbal bisa 100
kali dari ambang batas.
Pencemaran udara yang diakibatkan oleh kegiatan manusia, sumber alami, sumber
lainnya dan jenis-jenisnya.
1) Pencemaran udara dari kegiatan manusia
• Transportasi
• Industri
• Pembangkit listrik
• Pembakaran (perapian, kompor, furnace, insinerator dengan berbagai jenis bahan
bakar)
2) Pencemaran udara dari sumber alami :
• Gunung berapi
• Rawa-rawa
• Kebakaran hutan
• Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi
3) Pencemaran udara dari sumber-sumber lain :
• Transportasi amonia
• Kebocoran tangki klor
• Timbulan gas metana dari lahan uruk/tempat pembuangan akhir sampah
• Uap pelarut organik
4) Jenis-jenis pencemar :
• Karbon monoksida
• Oksida nitrogen
• Oksida sulfur
• CFC
• Hidrokarbon
• Ozon
2
• Volatile Organic Compounds
• Partikulat
Di kota besar sangat sulit untuk mendapat udara yang segar, diperkirakan 70 %
pencemaran yang terjadi adalah akibat adanya kendaraan bermotor. Contoh : di Jakarta
antara tahun 1993-1997 terjadi peningkatan jumlah kendaraan berupa :
a. Sepeda motor 270%
b. Mobil penumpang 177%
c. Mobil barang 176%
d. Bus 138%
Di Indonesia sekarang ini kurang lebih 70% pencemaran udara di sebabkan emisi
kendaraan bermotor kendaraan bermotor mengeluarkan. zat-zat berbahaya yang dapat
menimbulkan dampak negative, baik terhadap kesehatan manusia maupun terhadap
lingkungan, seperti timbal/timah hitam (Pb). Kendaraan bermotor menyumbang hampir
100% timbal.
III.Bahaya Efek Gas Pencemaran Udara antara lain sebagai berikut :
a. Gas CO / Karbon Monoksida
Asap kendaraan merupakan sumber utama bagi karbon monoksida di berbagai
perkotaan. Data mengungkapkan bahwa 60% pencemaran udara di Jakarta
disebabkan karena benda bergerak atau transportasi umum yang berbahan bakar solar
terutama berasal dari Angkutan Umum . Formasi CO merupakan fungsi dari rasio
kebutuhan udara dan bahan bakar dalam proses pembakaran di dalam ruang bakar
mesin diesel. Percampuran yang baik antara udara dan bahan bakar terutama yang
terjadi pada mesin-mesin yang menggunakan Turbocharge merupakan salah satu
strategi untuk meminimalkan emisi CO. Karbon monoksida yang meningkat di
berbagai perkotaan dapat mengakibatkan turunnya berat janin dan meningkatkan
jumlah kematian bayi serta kerusakan otak. Karena itu strategi penurunan kadar
karbon monoksida akan tergantung pada pengendalian emisi seperti pengggunaan
bahan katalis yang mengubah bahan karbon monoksida menjadi karbon dioksida dan
penggunaan bahan bakar terbarukan yang rendah polusi bagi kendaraan bermotor.
Karbon monoksida adalah gas yang bersifat membunuh makhluk hidup termasuk
manusia. Zat gas CO ini akan mengganggu pengikatan oksigen pada darah karena CO
lebih mudah terikat oleh darah dibandingkan dengan oksigen dan gas-gas lainnya.
Pada kasus darah yang tercemar karbon monoksida dalam kadar 70% hingga 80%
dapat menyebabkan kematian.
3
b. Gas CO2 / Karbon Dioksida
Karbon dioksida adalah zat gas yang mampu meningkatkan suhu pada suatu
lingkungan sekitar kita yang disebut juga sebagai efek rumah kaca. Dengan begitu
maka temperatur udara di daerah yang tercemar CO2 itu akan naik dan otomatis
suhunya menjadi semakin panas dari waktu ke waktu seperti di wilayah DKI Jakarta.
Hal ini disebabkan karena CO2 akan berkonsentrasi dengan jasad renik, debu, dan
titik-titik air yang membentuk awan yang dapat ditembus cahaya matahari namun
tidak dapat melepaskan panas ke luar awan tersebut. Keadaan seperti itu mirip dengan
kondisi rumah kaca tanpa AC dan fentilasi udara yang cukup.
c. Gas NO dan NO2
Sampai tahun 1999 NOx yang berasal dari alat transportasi laut di Jepang
menyumbangkan 38% dari total emisi NOx (25.000 ton/tahun). NOx terbentuk atas
tiga fungsi yaitu Suhu (T), Waktu Reaksi (t), dan konsentrasi Oksigen (O2) atau NOx
= f (T, t, O2). Secara teoritis ada 3 teori yang mengemukakan terbentuknya NOx,
yaitu:
1) Thermal
NOx
(Extended
Zeldovich
Mechanism)
Proses ini disebabkan gas nitrogen yang beroksidasi pada suhu tinggi pada ruang
bakar (>1800 K). Thermal NOx ini didominasi oleh emisi NO (NOx = NO +
NO2).
2) Prompt Nox
Formasi NOx ini akan terbentuk cepat pada zona pembakaran.
3) Fuel Nox
NOx formasi ini terbentuk karena kandungan N dalam bahan bakar.
Kira-kira 90% dari emisi NOx adalah disebabkan proses thermal NOx, dan
tercatat bahwa dengan penggunaan HFO (Heavy Fuel Oil), bahan bakar yang
biasa digunakan di kapal, menyumbangkan emisi NOx sebesar 20-30%. Nitrogen
oksida yang ada di udara yang dihirup oleh manusia dapat menyebabkan
kerusakan paru-paru. Setelah bereaksi dengan atmosfir zat ini membentuk
partikel-partikel nitrat yang amat halus yang dapat menembus bagian terdalam
paru-paru.
Gas-gas di atas akan dapat menimbulkan gangguan pada saluran pernapasan dari
mulai yang ringan hingga yang berat
IV. Efek Positif dan Negatif dari Penecemaran Udara
a. Efek Negatif
1) Dari segi kesehatan dampak pencemaran udara oleh debu bisa menyebabkan
penyakit paru-paru (bronchitis) serta penyakit saluran pernapasan lainnya.
Sedangkan dampak pencemar udara oleh zat kimia seperti Karbon Monoksida
bisa menyebabkan gangguan kesehatan pada hemoglobin (metaloprotein
pengangkut oksigen yang mengandung besi dalam sel darah merah).
4
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui
sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung
kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran
pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat
mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran
darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Di Indonesia, kendaraan bermotor merupakan sumber utama polusi udara di
perkotaan. Menurut World Bank, dalam kurun waktu 6 tahun sejak 1995 hingga
2001 terdapat pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia sebesar
hampir 100%. Sebagian besar kendaraan bermotor itu menghasilkan emisi gas
buang yang buruk, baik akibat perawatan yang kurang memadai ataupun dari
penggunaan bahan bakar dengan kualitas kurang baik (misal: kadar timbal/Pb
yang tinggi) . World Bank juga menempatkan Jakarta menjadi salah satu kota
dengan kadar polutan/partikulat tertinggi setelah Beijing, New Delhi dan Mexico
City. Polusi udara yang terjadi sangat berpotensi menggangu kesehatan. Menurut
perhitungan kasar dari World Bank tahun 1994 dengan mengambil contoh kasus
kota Jakarta, jika konsentrasi partikulat (PM) dapat diturunkan sesuai standar
WHO, diperkirakan akan terjadi penurunan tiap tahunnya: 1400 kasus kematian
bayi prematur; 2000 kasus rawat di RS, 49.000 kunjungan ke gawat darurat;
600.000 serangan asma; 124.000 kasus bronchitis pada anak; 31 juta gejala
penyakit saluran pernapasan serta peningkatan efisiensi 7.6 juta hari kerja yang
hilang akibat penyakit saluran pernapasan – suatu jumlah yang sangat signifikan
dari sudut pandang kesehatan masyarakat. Dari sisi ekonomi pembiayaan
kesehatan (health cost) akibat polusi udara di Jakarta diperkirakan mencapai
hampir 220 juta dolar pada tahun 1999.
2) Dari segi ekonomi dampak pencemaran udara yaitu dengan hasil kajian Bank
Dunia menemukan dampak ekonomi akibat pencemaran udara di Indonesia
sebesar Rp 1,8 trilyun yang pada 2015 akan mencapai Rp 4,3 trilyun.
3) Dari segi sosial pencemaran sangat merugikan, orang-orang sudah tidak dapat
menikmati udara sehat lagi, setiap hari harus bertemu dengan asap, aktifitas sosial
juga terhambat dan lain-lain.
4) Dari segi pendidikan pencemaran udara dapat mempengaruhi tingkat belajar para
pelajar, mereka terhambat dalam hal berfikir dan juga dalam menyelesaikan suatu
permasalahan
5) Dari segi pertanian dan perkebunan pencemaran udara juga sangat perpengaruh,
kurangnya lahan hijau yang menjadi tempat pohon-pohon untuk melakukan
proses fotosintesis karena Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat
pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit,
antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam menjadikan sirkulasi udara kita
berkurang, dan mejadika udara kotor dan tidak baik untuk kita hirup.
5
6) Hujan asam
pH normal air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara
seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan
menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain :
 Mempengaruhi kualitas air permukaan
 Merusak tanaman
 Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga
mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
 Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan
7) Efek rumah kaca
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O
di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh
permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan
menimbulkan fenomena pemanasan global. Dampak dari pemanasan global
tersbut antara lain :
 Pencairan es di kutub bumi, yang berefek naiknya permukaan air laut
 Perubahan iklim regional dan global
 Perubahan siklus hidup flora dan fauna
8) Kerusakan lapisan ozon
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan
pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari
matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara
alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil
menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari
pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.
Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahari tidak terfilter dan
dapat mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada tanaman.
Tabel 1 menjelaskan tentang pengaruh pencemaran udara terhadap makhluk hidup.
Rentang nilai menunjukkan batasan kategori daerah sesuai tingkat kesehatan untuk dihuni
oleh manusia. Karbon monoksida, nitrogen, ozon, sulfur dioksida dan partikulat matter
adalah beberapa parameter polusi udara yang dominan dihasilkan oleh sumber pencemar.
6
Tabel 1. Pengaruh Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU)
Karbon
Nitrogen (NO2)
monoksida (CO)
Kategori Rentang
Tidak ada efek
Ozon (O3)
Sulfur dioksida
(SO2)
Partikulat
Luka pada
Luka pada
Beberapa spesies Beberapa spesies
tumbuhan akibat tumbuhan akibat Tidak ada
Sedikit berbau
kombinasi
kombinasi
efek
dengan SO2
dengan O3
(Selama 4 Jam) (Selama 4 Jam)
Baik
0-50
Sedang
Perubahan kimia
51 – 100 darah tapi tidak Berbau
terdeteksi
Bau dan
kehilangan
warna.
Peningkatan pada
Peningkatan
kardiovaskular
reaktivitas
pada perokok
pembuluh
yang sakit jantung
tenggorokan
pada penderita
asma
Tidak
Sehat
101 –
199
Sangat
Tidak
Sehat
Meningkatnya
kardiovaskular
pada orang bukan Meningkatnya
perokok yang
sensitivitas
berpenyakit
pasien yang
200-299
Jantung, dan akan berpenyakit
tampak beberapa asma dan
kelemahan yang bronchitis
terlihat secara
nyata
Berbahaya
300lebih
Terjadi
Luka pada
Luka pada
penurunan
Beberapa spesies Beberapa spesies
pada jarak
tumbuhan
tumbuhan
pandang
Penurunan
Bau,
kemampuan pada Meningkatnya
atlit yang
kerusakan
berlatih keras
tanaman
Olah raga ringan
mengakibatkan
pengaruh
parnafasan pada
pasien yang
berpenyaklt
paru-paru kronis
Jarak pandang
turun dan
terjadi
pengotoran
debu di manamana
Meningkatnya
Meningkatnya
sensitivitas
sensitivitas pada
pada pasien
pasien
berpenyakit
berpenyakit asma
asma dan
dan bronchitis
bronchitis
Tingkat yang berbahaya bagi semua populasi yang terpapar
Sumber: Bapedal [1]
7
b. Efek Positif
Ternyata selain menimbulkan dampak yang negative terdapat pula efek positif dari
terjadinya pencemaran udara. Hal itu antara lain :
1) Manusia mulai sadar akan kelestarian dan kebersihan alam
2) Munculnya banyak ide tentang gerakan peduli linkungan
3) Munculnya ide untuk menciptakan alat pembersih udara (air purifier)
c. Solusi mengurangi pencemaran udara
Untuk melindungi masyarakat terhadap bahaya polusi udara, maka perlu dilakukan
usaha-usaha sebagai berikut, antara lain :
 Untuk kendaraan bermotor, digunakan bahan bakar yang sedikitnya mencemari
udara, seperti bahan bakar gas atau bahan bakar sinar matahari. Bagi kendaraan
bermotor yang sisa pembakarannya lebih banyak, sebaiknya menggunakan jalanjalan di pinggir kota.
 Melakukan penghijauan kota, karena tumbuh-tumbuhan dapat menghasilkan
oksigen pada siang hari di samping menyerap karbon dioksida dari udara. Oleh
alam, hujan yang turun menyebabkan kotoran di udara berkurang dan angin akan
menyebabkan kotoran di udara tersebar luas, sehingga tidak terkonsentrasi pada
daerah tertentu.
IV. Polutan udara spesifik yang banyak berpengaruh terhadap kesehatan
a. Particulate Matter (PM)
Penelitian epidemiologis pada manusia dan model pada hewan menunjukan PM10
(termasuk di dalamnya partikulat yang berasal dari diesel/DEP) memiliki potensi
besar merusak jaringan tubuh. Data epidemiologis menunjukan peningkatan kematian
serta eksaserbasi/serangan yang membutuhkan perawatan rumah sakit tidak hanya
pada penderita penyakit paru (asma, penyakit paru obstruktif kronis, pneumonia),
namun juga pada pasien dengan penyakit kardiovaskular/jantung dan diabetes. Anakanak dan orang tua sangat rentan terhadap pengaruh partikulat/polutan ini, sehingga
pada daerah dengan kepadatan lalu lintas/polusi udara yang tinggi biasanya
morbiditas penyakit pernapasan (pada anak dan lanjut usia) dan penyakit
jantung/kardiovaskular (pada lansia) meningkat signifikan. Penelitian lanjutan pada
hewan menunjukan bahwa PM dapat memicu inflamasi paru dan sistemik serta
menimbulkan kerusakan pada endotel pembuluh darah (vascular endothelial
dysfunction) yang memicu proses atheroskelosis dan infark miokard/serangan jantung
koroner. Pajanan lebih besar dalam jangka panjang juga dapat memicu terbentuknya
kanker (paru ataupun leukemia) dan kematian pada janin. Penelitian terbaru dengan
follow up hampir 11 tahun menunjukan bahwa pajanan polutan (termasuk PM10)
juga dapat mengurangi fungsi paru bahkan pada populasi normal di mana belum
terjadi gejala pernapasan yang mengganggu aktivitas.
8
b. Ozon
Ozon merupakan oksidan fotokimia penting dalam trofosfer. Terbentuk akibat reaksi
fotokimia dengan bantuan polutan lain seperti NOx, dan Volatile organic compounds.
Pajanan jangka pendek/akut dapat menginduksi inflamasi/peradangan pada paru dan
menggangu fungsi pertahanan paru dan kardiovaskular. Pajanan jangka panjang dapat
menginduksi terjadinya asma, bahkan fibrosis paru. Penelitian epidemiologis pada
manusia menunjukan pajanan ozon yang tinggi dapat meningkatkan jumlah
eksaserbasi/serangan asma.
c. Nitrogen Dioksida (NO2)
NO2 bersifat racun terutama terhadap paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100
ppm dapat mematikan sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari kematian
tersebut disebabkan oleh gejala pembengkakan paru (edema pulmonari). Kadar NO2
sebesar 800 ppm akan mengakibatkan 100% kematian pada binatang-binatang yang
diuji dalam waktu 29 menit atau kurang. Percobaan dengan pemakaian NO2 dengan
kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap manusia mengakibatkan kesulitan dalam
bernafas.
d. Karbon Monoksida (CO)
Asap kendaraan merupakan sumber utama bagi karbon monoksida di berbagai
perkotaan. Data mengungkapkan bahwa 60% pencemaran udara di Jakarta
disebabkan karena benda bergerak atau transportasi umum yang berbahan bakar solar
terutama berasal dari Metromini. Formasi CO merupakan fungsi dari rasio kebutuhan
udara dan bahan bakar dalam proses pembakaran di dalam ruang bakar mesin diesel.
Percampuran yang baik antara udara dan bahan bakar terutama yang terjadi pada
mesin-mesin yang menggunakan Turbocharge merupakan salah satu strategi untuk
meminimalkan emisi CO. Karbon monoksida yang meningkat di berbagai perkotaan
dapat mengakibatkan turunnya berat janin dan meningkatkan jumlah kematian bayi
serta kerusakan otak. Karena itu strategi penurunan kadar karbon monoksida akan
tergantung pada pengendalian emisi seperti pengggunaan bahan katalis yang
mengubah bahan karbon monoksida menjadi karbon dioksida dan penggunaan bahan
bakar terbarukan yang rendah polusi bagi kendaraan bermotor.
e. Hidrokarbon (HC)
Hidrokarbon di udara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan membentuk
ikatan baru yang disebut plycyclic aromatic hidrocarbon (PAH) yang banyak
dijumpai di daerah industri dan padat lalu lintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru
akan menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker.
f. Khlorin (Cl2)
Gas Khlorin ( Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat menyengat. Berat
jenis gas khlorin 2,47 kali berat udara dan 20 kali berat gas hidrogen khlorida yang
toksik. Gas khlorin sangat terkenal sebagai gas beracun yang digunakan pada perang
9
dunia ke-1.Selain bau yang menyengat gas khlorin dapat menyebabkan iritasi pada
mata saluran pernafasan. Apabila gas khlorin masuk dalam jaringan paru-paru dan
bereaksi dengan ion hidrogen akan dapat membentuk asam khlorida yang bersifat
sangat korosif dan menyebabkan iritasi dan peradangan. Gas khlorin juga dapat
mengalami proses oksidasi dan membebaskan oksigen seperti pada proses yang
terjadi di bawah ini.
g. Partikulat Debu (TSP)
Pada umumnya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan partikulat udara
yang dapat langsung masuk ke dalam paru-paru dan mengendap di alveoli. Keadaan
ini bukan berarti bahwa ukuran partikulat yang lebih besar dari 5 mikron tidak
berbahaya, karena partikulat yang lebih besar dapat mengganggu saluran pernafasan
bagian atas dan menyebabkan iritasi.
h. Timah Hitam (Pb)
Gangguan kesehatan adalah akibat bereaksinya Pb dengan gugusan sulfhidril dari
protein yang menyebabkan pengendapan protein dan menghambat pembuatan
haemoglobin, Gejala keracunan akut didapati bila tertelan dalam jumlah besar yang
dapat menimbulkan sakit perut muntah atau diare akut. Gejala keracunan kronis bisa
menyebabkan hilang nafsu makan, konstipasi lelah sakit kepala, anemia, kelumpuhan
anggota badan, kejang dan gangguan penglihatan.
i. Sulfur Oksida (SOx)
Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur bentuk
gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur trioksida (SO3), yang
keduanya disebut sulfur oksida (SOx). Pengaruh utama polutan SOx terhadap
manusia adalah iritasi sistem pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau lebih, bahkan pada
beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap
pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita
yang mengalami penyakit khronis pada sistem pernafasan kadiovaskular.
V. Kesimpulan
Pencemaran udara dapat berasal dari udara itu sendiri, asap kendaraan bermotor, asap
pabrik, efek rumah kaca adalah sumber-sumber pencemaran udara. Berbagai zat kimia
yang berbahaya dapat merusak kesehatan kita, penyakit-penyakit dapat timbul karena
efek pencemaran udara. Selain penyakit, dari segi ekonomi, pendidikan dan sosial budaya
penecemaran udara dapat memberikan efek negatif, dan memberikan hal yang tidak baik
untuk masa depan negara kita.
10
Maka dari itu perlu adanya perubahan peraturan dari pemerintah dalam hal pengaturan
pengelolaan limbah pabrik dan jumlah kendaraan bermotor. Jumlah kendaraan bermotor
yang semakin banyak diiringi oleh jumlah masyarakat yang semakin banyak dapat
memperparah pencemaran udara.
Usaha yang keras juga harus juga dimiliki oleh warga negara, karena tanpa usaha tersebut
maka walaupun pemerintah berusaha yang keras tidak akan memberikan hasil yang
maksimal sehingga dapat menyegarkan bumi kita kembali seperti dulu kala
.
11
Download