keanekaragaman tumbuhan paku (pteridophyta) di

advertisement
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung H, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon: (024) 8508081, Fax. (024) 8508082; Email: [email protected]
Website http://www.unnes.ac.id
Data skripsi mahasiswa Universitas Negeri Semarang
NAMA
NIM
PRODI
JURUSAN
FAKULTAS
EMAIL
PEMBIMBING 1
PEMBIMBING 2
TGL UJIAN
: M. ASEP MAULANA YUSUF
: 4450404018
: Biologi
: Biologi
: Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
: asep_zanetti pada domain plasa.com
: Drs. NUGROHO EDI K, MSi
: Dra. CHASNAH
: 2009-05-25
KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA) DI
KAWASAN CAGAR ALAM GEBUGAN KABUPATEN SEMARANG
ABSTRAK
Kawasan Cagar Alam Gebugan dikenal sebagai habitat flora hutan hujan tropis.
Adanya gangguan di kawasan Cagar Alam (eksploitasi tumbuhan paku) dapat
berpengaruh terhadap kelestariannya. Langkah awal yang dapat dilakukan untuk
menjaga kelestarian ekosistem kawasan Cagar Alam adalah dengan memahami berbagai
kondisi biologis dan proses-proses ekologi yang terjadi seperti sekarang ini. Berdasarkan
pada kenyataan bahwa belum adanya data dasar dari ekosistem yang ada khususnya
tumbuhan paku, maka salah satu hal yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah
inventarisasi jenis-jenis tumbuhan paku beserta kondisi habitatnya sebagai data dasar
untuk kepentingan tindakan konservasi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jenisjenis
tumbuhan paku (Pteridophyta), indeks keanekaragaman komunitas tumbuhan paku
(pteridophyta), densitas jenis-jenis tumbuhan paku dan kondisi faktor-faktor abiotik
habitat tumbuhan paku di kawasan Cagar Alam Gebugan Kabupaten Semarang.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2008 di kawasan Cagar Alam
Gebugan Kabupaten Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah semua jenis
tumbuhan paku yang terdapat di kawasan Cagar Alam Gebugan. Sampel penelitian
adalah semua jenis tumbuhan paku yang hadir dalam 72 kuadrat amatan, ditentukan garis
transek terpanjang yang membelah vegetasi, selanjutnya dibuat enam subtransek amatan,
pada setiap subtransek diletakkan 12 kuadrat amatan. Sebagai data pendukung, diukur
parameter lingkungan yang berupa pH tanah, kelembaban tanah, suhu udara, kelembaban
udara, dan intensitas cahaya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada area pengamatan ditemukan 35 jenis,
26 marga, 21 suku, 8 bangsa dan 4 kelas tumbuhan paku. Densitas tumbuhan paku di
kawasan Cagar Alam Gebugan adalah 1615 individu/2500 m². keanekaragaman
komunitas tumbuhan paku di kawasan Cagar Alam Gebugan termasuk dalam kriteria
sedang (1,3). Kondisi faktor lingkungan pada saat penelitian menunjukkan kisaran pH 66,8, kelembaban tanah 30-65 %, suhu udara 26 ºC-27,5 ºC, kelembaban udara 87,5-93 %
dan intensitas cahaya 1500-3000 lux.
Dari hasil penelitian disimpulkan terdapat 35 jenis, 26 marga, 21 suku, 8 bangsa
dan 4 kelas tumbuhan paku. Berdasarkan indeks keanekargamannya, komunitas
tumbuhan paku di kawasan Cagar Alam Gebugan masih dalam proses perkembangan.
Jenis tumbuhan paku dengan densitas tertinggi adalah Davallia trichomanoides Bluem
(311 individu/2500 m2) sedangkan densitas terkecil adalah Pteridium aquilinum L (1
individu/2500 m2). Dari 5 faktor lingkungan yang diamati, pH tanah dan intensitas
cahaya diduga sebagai faktor penentu densitas dan distribusi beberapa jenis tumbuhan
paku yang ditemukan. Dalam rangka usaha konservasi di kawasan Cagar Alam Gebugan,
perlu dilakukan pemantauan secara periodik terhadap perkembangan komunitas
tumbuhan paku yang ada.
KATA KUNCI
tumbuhan paku, keanekaragaman, densitas, Cagar Alam Gebugan
REFERENSI
Anonim. 2005. Buku Informasi Kawasan Konservasi. Semarang: Balai Konservasi
Sumber Daya Alam Jawa Tengah
.2008. Pengertian Konservasi. Yogyakarta: http://www.elisa.ugm.ac.id
[ accessed 3 februari 2008].
.1985. Jenis Paku Indonesia. Bogor: Lembaga Biologi Nasional. LIPI
Barbour MG JH Burk and WD Pitss. 1987. Terrestrial Plant Ecology. New york: The
Benyamin Publishing Company. Inc.
De Winter, W.P and Amoroso, V.B. 2003. Plant Resources of South-East Asia no. 15(2).
Cryptogams: Ferns and Ferns Allies. Bogor: prosea foundation
Dr. C. G. G. J Van Steenis . 1975 . Flora untuk sekolah di Indonesia . Pradnya Paramiat.
Jakarta
Ferianita Fachrul M. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara
Irwanto. 2006. Prespektif Silvika Dalam Keanekaragaman Hayati dan Silvikultur.
Yogyakarta. On line at . [ accessed 3 februari 2008]
Johns, R.J. 2009. Asplenium section Thamnopteris (Aspleniaceae) - new information
leading to a better taxonomy of the section 5th Flora Malesiana Symposium
Abstractline at http://id.wikipedia.org/wiki/Resam [ accessed 20 Juli 2009]
Odum EP.1980. Dasar-Dasar Ekologi terjemahan Thahjono Samingan (1993).
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Polunin N. 1986. Teori Ekosistem dan Penerapannya. Terjemahan Puji Astuti dkk, 1997.
Edisi pertama. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Primack S. Richard, Supriatna Jatna, Indrawan Mochammad & Kramadi Brata
Padmi.1998. Biologi Konservasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Ratih D. 2002. Keanakragaman Jenis Tumbuhan Paku Di Kawasan Air Terjun Montel
Desa Colo Kabupaten Kudus (skripsi). Semarang: Universitas Negeri Semarang
Riyanti I. 2003. Desnsitas dan Distribusi Jenis-Jenis Selaginella Di Kawasan
Pegunungan Deles Kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten (Skripsi). Semarang:
Universitas Negeri Semarang
Soegianto A. 1994. Ekologi Kuantitatif Metode Analisis Populasi dan Komunitas.
Surabaya: Usaha Nasional
Soeseno S.1989. Suplir. Jakarta: Gramedia
xliii
Tjitrosoepomo G. 1991. Taksonomi Tumbuhan (Scizophyta, Thallophyta, Bryophyta,
Pterydophyta). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Wirakusumah S. 2003. Dasar-Dasar Ekologi bagi Populasi dan Komunitas. Jakarta:
Universitas Indonesia
Yulianti L. 2000. Keanekaragaman Tumbuhan Paku (Pterydophyta) Hutan Cagar Alam
Cibodas menurut Ketinggian Tanah (skripsi). Semarang: Universitas Negeri
Semarang
Download