Ekonomi Indonesia: Awal Kemerdekaan

advertisement
Ekonomi Indonesia:
Awal Kemerdekaan – Orde Baru
Ekonomi Tahun 1960-an
• Pada pertengahan dekade 1960-an, banyak
pengamat ekonomi putus asa pada kemungkinan
terjadinya kemajuan ekonomi di Indonesia
• Banjamin Higgins (1968): Indonesia haruslah
dianggap sebagai negara yang tingkat
kegagalannya berada pada posisi teratas di antara
negara-negara yang paling terbelakang.
• Geertz: sejarah pulau jawa dipenuhi oleh
serentetan kisah penindasan terhadap kemajuan
usaha yang potensial oleh elit politik yang
memusuhi kemajuan tersebut.
Ekonomi Tahun 1960-an
• Gunnar Myrdal (1969): Dari pengalaman tahun 1966,
tampaknya hanya terdapat sedikit peluang bagi Indonesia
untuk mengalami pertumbuhan ekonomi yang cepat.
• Naftan Keyfitz (1965): Tekanan kepadatan penduduk di P.
Jawa menjadi hambatan pertumbuhan mengingat rakyat
sulit mencari tanah kosong untuk kegiatan produksi.
• Hamengkubuwono IX: Indonesia mengalami situasi yang
tidak menguntungkan. Jika seluruh utang luar negeri
dibayar, maka Indonesia tidak mempunyai devisa lagi untuk
menutupi pengeluaran rutin. Hal ini dikarenkan inflasi yang
tinggi sekitar 500% dan defisit anggaran yang mencapai 10
– 30% dari PDB (1950-an), bahkan mencapai 100% - 300%
dari PDB (1960-an).
Ekonomi Tahun 1960-an
• Perekonomian yang buruk disebabkan oleh
kesalahan manajemen ekonomi (Arndt, 1984).
• Castles (1965): Walaupun pendapatan per
kapita semakin menurun, kesenjangan makin
besar, upah riil sudah menurun tajam, namun
konsumsi barang mewah di Jakarta tampak
semakin meningkat terutama kenderaan
pribadi.
Ekonomi Tahun 1960-an
• Setelah konfrontasi (1949) ekonomi Indonesia mengalami
sedikit kemajuan. Namun situasi politik semakin tidak
stabil, terutama masalah pemberontakan di daerah dan
pengambilalihan aset Belanda.
• Pada 17 Agustus 1959, Presiden Soekarno mengumumkan
dicanangkannya Demokrasi Terpimpin dan Ekonomi
Terpimpin.
• Tahun 1961 – 1964, perekonomian tidak mengalami
pertumbuhan dan tahun 1965, ekonomi sedikit mengalami
pertumbuhan.
• Akibatnya, tidak adanya perubahan struktur ekonomi
selama dua dasawarsa setelah kemerdekaan.
Ekonomi Tahun 1960-an
• Akibat tidak tergantung pada impor, sektor
pertanian adalah sektor yang tidak mengalami
kehancuran selama periode tersebut.
• Kehancuran ekonomi disebabkan oleh inflasi yang
tinggi. Penyebabnya adalah bertambhanya
jumlah uang beredar (M1) yang sangat besar.
(100% tahun 1962-1963, dan 300% tahun 19641965).
• Tingginya pertumbuhan JUB karena defisit
anggaran ditutupi dengan cara mencetak uang
baru.
Ekonomi pada Masa Orde Baru
• Tahun 1966 merupakan titik balik sejarah ekonomi
Indonesia
• 1966 – 1970: Rehabilitasi dan Pemulihan yaitu
Meningkatnya aktivitas ekonomi, inflasi terkendali dan
merehabilitasi infrastruktur dengan mencari dana dari
negara donor. Hasilnya: pertumbuhan ekonomi rata-rata
selama 3 thn ini 6,6%. Bahan thn 1968 pertumbuhan
ekonomi mencapai 10,9%.
• 1971 – 1981: Pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, yakni
mencapai 7,7% /tahun. Terjadi ketidakstabilan ekonomi
yang disebabkan pengaruh eksternal. Thn 1972, krisis beras
 harga beras naik. Tahun 1973, kenaikan harga minyak
dunia 4 kali lipat  surplus devisa yg besar 
perekonomian dikuasai pribumi dan menghambat PMA.
Ekonomi pada Masa Orde Baru
• Tahun 1978: antisipasi harga minyak dunia turun,
pemerintah mendevaluasi Rupiah agar daya saing
produk ekspor meningkat. Namun ternyata tidak
terjadi, karena pada tahun 1979 terjadi perang
Irak-Iran sehingga harga minyak dunia tetap
tinggi.
• Tahun 1982-1986: Harga minyak dunia jatuh 
sumber APBN turun  utang luar negeri
meningkat dan pertumbuhan ekonomi turun,
hanya rata-rata 4,0%/tahun.
Ekonomi pada Masa Orde Baru
• Indonesia dipuji karena mampu mengurangi angka kemiskinan dan
menjaga stabilitas makro ekonomi walaupun harga minyak dunia
turun hingga seperempat (US$32 menjadi US$8 per barel).
• Tahun 1983 : Liberalisasi keuangan mulai dibuka dengan
membolehkan bank menentukan suku bunga, menghapus plafon
kredit dan mulai dikenalkan SBI (Sertifikat Bank Indonesia)
• Tahun 1984, Indonesia menjadi negara swasembada beras.
• Di akhir tahun 1980-an, Indonesia digolongkan ke dalam kelompok
negara berkembang yang diramalkan menjadi negara industri baru.
• Tahun 1993, World Bank menyatakan Indonesia sebagai seven of
east asian tigers (7 macan asia timur), yaitu negara yang
pertumbuhan ekonominya tinggi (di atas 7% per tahun).
Ekonomi pada Masa Orde Baru
• Tahun 1987 – 1996: Liberalisasi ekonomi dan Pemulihan.
• Mengeluarkan paket deregulasi sebagai strategi
mendorong pertumbuhan ekonomi.
• Tahun 1987 – 1992: pertumbuhan ekonomi rata-rata
sebesar 6,7%.
• Pertumbuhan ekonomi yang pesat diimbangi dengan
perubahan struktur ekonomi. Sumbangan sektor pertanian
terus menurun dan tahun 1992 tinggal 36%. Sumbangan
sektor industri terus meningkat terutama dari industri
pertambangan.
• Sumbangan sektor industri meningkat lebih dari tiga kali
lipat dan pada tahun 1992, value added sektor industri
melebihi sektor pertanian.
Ekonomi pada Masa Orde Baru
• Indonesia memiliki kinerja ekonomi yang baik.
• Pendapatan per kapita Indonesia lebih rendah
dibanding negara Asia Timur, namun masih lebih
baik dibandingkan China, India dan Nigeria.
• Sektor pertanian merupakan penentu utama bagi
kinerja yang baik tersebut. Indonesia menjadi
negara yang tingkat pertumbuhan output dan
produksi makanan terbesar.
• Tahun 1990-an, ekspor Indonesia sedikit demi
sedikit bergeser dari pertanian menjadi industri
pengolahan.
Ekonomi pada Masa Orde Baru
• Gleb (1988) menyimpulkan bahwa Indonesia satu-satunya
negara yang menjadi contoh dalam pelaksanaan kebijakan
anggaran yang jelas dan pengaturan nilai tukar yang baik
setelah menurunkan harga minyak dunia.
• Pinto (1987) menyatakan Indonesia memiliki pertumbuhan
jumlah uang beredar yang sama dengan Nigeria, namun
Indonesia lebih berhasil mengendalikan inflasi lebih baik
karena disiplin kebijakan fiskal yang lebih ketat.
• Lilie (1993) juga menyatakan bahwa Indonesia bersama
dengan Korea Selatan dan Thailand sebagai negara dengan
prestasi terbaik karena hati-hati dalam menjalankan
kebijakan fiskal dan manajemen nilai tukar yang efektif.
Download