Mengenai MAIPARK Sejak beroperasi di awal 2004, PT Reasuransi MAIPARK Indonesia (MAIPARK) yang merupakan salah satu anggota dari AAUI telah melakukan berbagai penelitian dan analisa mengenai risiko kegempaan di Indonesia. Sejak tahun 2014, PT Reasuransi MAIPARK bersama dengan IFC telah mengembangkan produk AGBBI. Kami melakukan analisa risiko gempa bumi terhadap data sampel bersama dengan beberapa lembaga keuangan di Indonesia. Apr 2012 8.5 Okt 2010 7.7 Jan, Sep, Okt, Nov 2009 7.2, 7.6, 6.6, 6.7 Analisis gempa bumi mencakup: • Pemetaan sumber-sumber gempa dan kemungkinan kejadian gempa yang dapat terjadi pada sumber tersebut Nov 2008 7.7 • Penentuan kurva kerentanan atas kegagalan pembayaran pinjaman • Kemungkinan kerugian Bank atas kegagalan pembayaran pinjaman ketika terjadi gempa AGBBI didaftarkan atas nama Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) agar dapat digunakan oleh seluruh perusahaan asuransi di Indonesia. Calon tertanggung perlu menyediakan data mengenai risiko yang akan dipertanggungkan dan menyerahkan data tersebut ke penanggung. Data tersebut berupa nilai agregat portofolio pinjaman per kabupaten yang ingin diasuransikan. Mar, Sep & Nov 2007 6.4, 7.7 & 6.7 ASURANSI GEMPA BUMI BERBASIS INDEKS (AGBBI) merupakan asuransi gempa bumi untuk melindungi lembaga keuangan yang memberikan pinjaman kepada nasabahnya. Polis ini akan memberikan manfaat dana tunai untuk melindungi likuiditas lembaga keuangan setelah terjadi bencana gempa. 96 kali gempa bumi dalam 100 tahun, 25 kali gempa besar lebih dari 5 skala richter (1915-2015) Mei, Jul, Agu 2006 5.9, 7.7 & 6.0 Mar 2005 8.2 Nov & Des 2004 7.3 & 9.3 Mei & Jun 2000 6.5 & 7.3 Mengapa lembaga keuangan membutuhkan AGBBI? Untuk keterangan lebih lanjut, silahkan hubungi: Asosiasi Asuransi Umum Indonesia - AAUI PT Reasuransi MAIPARK t. (+62 21) 2906 9800 (hunting) f. (+62 21) 2906 9828/ 29 w. www.aaui.or.id Contact Person: Heddy Pritasa t. (+62 21) 2938 0088 f. (+62 21) 2938 0089 e. [email protected] w. www.maipark.com Resiko gempa bumi di Indonesia termasuk yang tertinggi di dunia, baik dari segi korban jiwa dan kerugian ekonomi. lebih dari setengah (133 juta dari total 255 juta) penduduk Indonesia tinggal di daerah rawan gempa Penelitian terbaru di Yogyakarta menunjukkan bahwa selain risiko langsung akibat kerusakan bangunan, gempa Bantul tahun 2006 juga menimbulkan risiko likuiditas pada lembaga keuangan seperti Bank dan lembaga penyalur kredit lainnya. Melalui Kemitraan dengan: AGBBI memberikan manfaat dana tunai sebagai ganti rugi atas non performing loan (NPL) setelah terjadi gempa besar yang parameternya berada dalam rentang yang dijamin. 7.2 Des 1992 7.5 Agu 1977 8.0 Keuntungan dari AGBBI Didukung Oleh: Jun 1994 korban jiwa hingga 300.000 orang Jun 1976 7.1 Agu 1968 AGBBI menawarkan kecepatan pembayaran klaim yang merupakan hal yang krusial sebagai manajemen risiko untuk mengatur likuiditas lembaga keuangan segera setelah terjadi bencana gempa. 7.8 Feb 1938 8.5 *Daftar gempa bumi besar di Indonesia Perlindungan Portofolio Pinjaman Bank dan Lembaga Keuangan Terhadap Gempa Bumi Zonasi AGBBI 9.3 Kerentanan terhadap Gempa Bumi ZONA 1 rendah ZONA 2 sedang ZONA 3 tinggi Aceh 26 Desember 2004 283.106 Korban Jiwa 8.6 Nias 28 Maret 2005 1.346 Korban Jiwa 7.9 Padang 30 September 2009 1.117 Korban Jiwa 7.8 7.1 Flores 12 Desember 1992 2.500 Korban Jiwa 6.3 6.6 Yogyakarta 26 Mei 2006 6.234 Korban Jiwa 1. Terjadi Gempa Bumi Parameter Gempa Intensitas Skala Magnitudo Momen (Mw) Skala Mercalli (MMI) Skala: 2 sampai 10+ 3. Pembayaran Ganti Rugi Bila parameter gempa melebihi parameter gempa yang telah disetujui, Pihak asuransi memberikan pembayaran ke Lembaga Keuangan. Tarif AGBBI* Magnitudo Mengukur amplitudo gempa Bali 20 Januari 2006 1.500 Korban Jiwa 2. Pengukuran Gempa BMKG atau USGS mengumumkan parameter gempa: Magnitudo dan Intensitas. Mengukur besar efek dan kerusakan dari gempa Skala: I = Hampir tidak terasa XII = Kehancuran ekstrim Zona 1 Zona 2 Zona 3 Papua 25 Juni 1976 5.422 Korban Jiwa 4. Keuntungan yang didapat Besarnya pembayaran ditentukan oleh opsi pertanggungan yang telah disetujui sebelumnya. Besarnya manfaat dana tunai yang akan diberikan bervariasi sesuai dengan parameter yang terpicu. Tabel Indeks Opsi A Opsi B 0.48 0.09 3.48 8.11 Parameter Pemicu Magnitudo Intensitas (MMI) 0.56 1.88 Tarif dalam ÷ per mill Tarif = pure premium + loading factor 25% *Tarif akan bervariasi tergantung pada profil risiko masing-masing bank ≥ 6.0 Mw Indeks Ganti Rugi Opsi A Opsi B VI 5% VII 10% 0% 5% VIII 25% 15% IX 45% 30% 50% X 75% XI 85% 75% XII 100% 100% Besaran Ganti Rugi = (Persentase Indeks Ganti Rugi) x (Harga Pertanggungan) Lembaga keuangan memperoleh pembayaran manfaat dana tunai, untuk: • Menghidari krisis likuiditas • Dapat terus memberikan pinjaman ke masyarakat