Peningkatan Status Awas G Sinabung 24 Nov 2013

advertisement
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA
BADAN GEOLOGI
JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122
JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950
Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371 Faksimile: 022-7216444, 021-5228372 E-mail: [email protected]
Nomor
Sifat
Lampiran
Hal
:
:
:
:
24 November 2013
2780/45/BGL.V/2013
Penting
7 Lembar
Peningkatan Status G. Sinabung dari Siaga (level III)
menjadi Awas (level IV) tanggal 24 November 2013
pukul 10:00 WIB
Yang terhormat,
1. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
2. Gubernur Sumatera Utara
3. Bupati Karo
Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan
G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.
I.
kegiatan
PENDAHULUAN
Gunungapi Sinabung berbentuk strato, secara administratif terletak di Kabupaten
Karo, Provinsi Sumatera Utara dan secara geografis terletak pada posisi 3º 10’ LU, 98º
23,5’ BT dengan ketinggian 2.460 meter di atas permukaan laut.
Pasca penurunan aktivitas vulkanik G. Sinabung dari Siaga menjadi Waspada pada
tanggal 29 September Oktober 2013, aktivitas vulkanik cenderung menurun namun
dengan fluktuasi. Tanggal 1-2 November 2013 aktivitas G. Sinabung terus meningkat
sehingga status G. Sinabung dinaikkan dari Waspada (level II) menjadi Siaga
(level III) pada tanggal 3 November 2013 pukul 03:00 WIB.
II. PENGAMATAN
2.1.
Visual
 Tanggal 20 November 2013. Terjadi 6 kali erupsi, secara umum cuaca berawanmendung, angin tenang, perlahan ke arah Timur, suhu udara 15 °C. Gunung
tampak jelas – tertutup kabut.
-
-
-
-
Pukul 02:40 WIB,terjadi erupsi abu vulkanik, warna abu-abu tebal, tinggi kolom
abu 2.000 meter, tertiup angin ke Baratdaya, amplituda maksimum 120 mm
(over scale) selama 31 detik, lama gempa 611 detik (10 menit).
Pukul 04:05 WIB,terjadi erupsi abu vulkanik, warna abu-abu tebal, tinggi kolom
abu 1.000 meter, tertiup angin ke Baratdaya, amplituda maksimum 120 mm
(over scale) selama 16 detik, lama gempa 508 detik (8,5 menit).
Pukul 05:29 WIB,terjadi erupsi abu vulkanik, warna abu-abu tebal, tinggi kolom
abu 3.500 meter, arah abu vulkanik ke Timur – Tenggara, amplituda
maksimum 120 mm (over scale) selama 31,8 detik, lama gempa 474 detik (7,9
menit).
Pukul 06:19:49 WIB,terjadi erupsi abu vulkanik, warna abu-abu tebal, tinggi
kolom abu 2.500 meter, arah abu vulkanik ke timur laut, Timur - Tenggara
dengan amplituda maksimum 120 mm (over scale) selama 25 detik, lama
gempa 511.09 detik (8,5 menit)
-
-
Pukul 06:41:52 WIB, terjadi erupsi abu vulkanik, warna abu-abu tebal, tinggi
kolom abu 2.000 meter, arah abu vulkanik ke Timur – Tenggara, amplituda
maksimum 120 mm (over scale) selama 1,2 detik, lama gempa 504 detik (8,4
menit).
Pukul 17:16:11 WIB, terjadi erupsi, amplituda maksimum 60 mm dan lama
gempa 264 detik (4,4 menit). Asap abu vulkanik tidak terlihat karena gunung
tertutup kabut
 Tanggal 21 November 2013. Cuaca cerah-mendung, angin perlahan ke arah Timur
- Baratdaya, suhu udara 16-24 °C. Gunung tampak jelas-tertutup kabut, asap putih
tipis tinggi 100 meter. Teramati dari titik erupsi baru (Lau Kawar) asap putih tipis
tinggi 50 meter.
 Tanggal 22 November 2013. Cuaca mendung-berawan, angin tenang-perlahan
pada pagi hari (ke Timur), suhu udara 17-23 °C. Gunung tertutup kabut 0I – 0III.
 Tanggal 23 November 2013. Terjadi 4 kali erupsi, produk erupsi yang diambil pada
arah Timurlaut – Utara, yaitu di Desa Sigarang-garang dan Desa Kuta Gugung,
terdiri dari dua jenis material yaitu : Skoria dan Litik, dengan diameter 3-4 cm pada
radius 3,3 km dari pusat erupsi. Secara umum cuaca cerah-mendung, angin
perlahan-sedang ke arah Timur, hujan gerimis-deras, suhu udara 17-24 °C. Gunung
terutup kabut 0I-0III.
-
-
Pukul 21:26 WIB, terjadi erupsi, tidak teramati karena kabut, suara gemuruh
terdengar selama 2 menit, amplituda gempa letusan maksimum 120 mm (over
scale) selama 3 menit, dan lama gempa 13 menit.
Pukul 21:38 WIB, terjadi erupsi, tidak teramati karena kabut, amplituda gempa
letusan maksimum 30 mm dan lama gempa 12,5 menit.
Pukul 22:02 WIB, terjadi erupsi, tidak teramati karena kabut, amplituda gempa
letusan 5-10 mm dan lama gempa 25 menit
Pukul 23:15 WIB, terjadi erupsi, tidak teramati karena kabut, amplituda 5-10
mm, dan lama gempa 68 menit.
 Tanggal 24 November 2013 (hingga Pukul 06:00 WIB). Terjadi 5 kali erupsi,
secara umum cuaca mendung, angin perlahan ke arah Timur, suhu udara 16 °C.
Gunung tertutup kabut 0II.
-
-
-
Pukul 00:43 WIB, terjadi erupsi, tidak teramati karena kabut, amplituda gempa
letusan maksimum 42 mm, dan lama gempa 10,5 menit.
Pukul 02:32 WIB terjadi erupsi, tidak teramati karena kabut, diawal gempa
letusan amplituda gempa maksimum 120 mm (overscale), dan lama gempa 5,5
menit.
Pukul 07:27 WIB, terjadi erupsi abu setinggi 8000 m, terdengar gemuruh
selama 1 menit, arah angin ke Timurlaut, diawal gempa letusan amplituda
gempa 120 mm (oversacle), lama gempa 15 menit.
Pukul 08:12 WIB, terjadi erupsi abu setinggi 1000 m, diawal gempa letusan
amplituda maksimum 120 mm (overscale), lama gempa 10 menit.
Pukul 08:55 WIB, terjadi erupsi abu setinggi 3000 m, diawal gempa letusan
amplituda maksimum 120 mm (overscale, selama 12 detik), lama gempa 6
menit.
2.2. Kegempaan
Kegempaan vulkanik sejak 5 hari terakhir hingga hari ini (Gambar 1, 2 dan3) :
 Tanggal 20 November 2013, 6 kali Gempa Letusan, 5 kali Gempa Hembusan (Hb),
56 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA), 6 kali Gempa Hybrid. 2 (dua) kali Gempa
Tektonik Jauh. Tremor menerus, amplituda maksimum 0,5-5 mm.
 Tanggal 21 November 2013, 4 kali Gempa Hembusan (Hb). 1 (satu) kali Gempa
Low Frequency (LF), 29 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA).Terjadi Gempa Tremor
menerus dengan amplituda 0.5-3 mm.
 Tanggal 22 November 2013, 1 (satu) kali Gempa Low Frequensi (LF). 30 kali
Gempa Vulkanik Dalam (VA). 1 (satu) kali Gempa Tektonik Lokal Terasa (TL). 4 kali
Gempa Tektonik Jauh. Terjadi Gempa Tremor menerus dengan amplituda 0.5-2
mm.
 Tanggal 23 November 2013, 1 (satu) kali Gempa Hembusan (Hb). 2 (dua) kali
Gempa Low Frequency (LF). 1 (satu) kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB). 38 kali
Gempa Vulkanik Dalam (VA). 1 (satu) kali Gempa Tektonik Lokal (TL). 1 (satu) kali
Gempa Tektonik Jauh (TJ). Terjadi Gempa Tremor menerus dengan amplituda 0.53 mm.
 Tanggal 24 November 2013 (hingga Pukul 06:00 WIB), 2 (dua) kali Gempa
Vulkanik Dangkal (VB). 2 (dua) kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB). 4 kali Gempa
Vulkanik Dalam (VA). 2 (dua) kali Gempa Hybrid. Terjadi Gempa Tremor menerus
dengan amplituda 0.5-5 mm.
2.3 DEFORMASI
Pengamatan deformasi dengan EDM (Electronic Distance Measurement) dilakukan
dari Desa Sukanalu (SNB 1) terhadap dua reflektor, yaitu SNB 2 (elevasi 1436 m),
SNB 3 (elevasi 1626 m) yang ada di lereng Timur G. Sinabung dan dari Lau Kawar
(SNB 8) terhadap satu reflektor yang ada di dekat rekahan baru lereng Utara G.
Sinabung (SNB 9, elevasi 2097 m).
Hasil pengukuran jarak dengan EDM dari SNB 1 ke SNB 2 menunjukkan jarak
miring berfluktuasi (< 2 mm) pada 17-19 November dan tanggal 20-21 November
tidak ada pengukuran karena cuaca hujan dan kabut. Pengukuran terkini baru dapat
dilakukan lagi pada tanggal 22 November (Gambar 4).
Hasil pengukuran jarak EDM dari SNB 1 ke SNB 3 pada 16-20 November
menunjukkan jarak miring memanjang (lk 5 mm) yang diikuti memendek (< 5 mm),
setelah itu diikuti jarak memanjang lagi < 2 mm pada tanggal 20-22 November
(Gambar 4).
Hasil pengukuran jarak EDM dari SNB 8 ke SNB 9 menunjukkan jarak miring
memendek (lk 5 mm) yang diikuti memanjang lagi lk. 2 mm pada tanggal 17-19
November. Sejak tanggal 20 November pengukuran EDM hingga saat ini belum
bisa dilakukan lagi karena cuaca kabut (Gambar 4).
2.5 SUHU AIRPANAS, FLUKS GAS SO2 dan ANALISIS KIMIA ABU LETUSAN
Pengamatan suhu mata airpanas secara kontinyu pada awal Oktober 2013 sampai
21 November di daerah Payung (kaki gunung ke arah Selatan dari puncak G.
Sinabung) yang berkisar pada 53,89-54,04 oC (Gambar 5).
Hasil pengukuran fluks SO2 menggunakan Mini DOAS pada periode 16 - 18
November 2013 cenderung meningkat yaitu berkisar 150 ton/hari – 800 ton/hari
(Gambar 5). Fluks SO2 mencapai nilai tertinggi (~ 800 ton/hari) diukur 1 jam setelah
letusan tanggal 18 November. Sejak tanggal 19 November hingga saat ini belum
bisa dilakukan pengukuran karena cuaca kabut dan hujan gerimis.
Hasil analisis Ash Leachate dari abu letusan G. Sinabung menunjukkan bahwa rasio
Cl/SO4 meningkat dari 0,05 sampai 0,42 sejak letusan pertama tanggal 15
September 2013 hingga letusan tanggal 29 Oktober 2013, hal ini mengindikasikan
adanya peningkatan suplai gas magmatik. Setelah terjadi letusan 29 Oktober 2013,
nilai rasio Cl/SO4 sempat menurun menjadi 0,07. Sejak tanggal 30 Oktober 2013
hingga pengukuran abu letusan terakhir tanggal 14 November 2013, nilai rasio
Cl/SO4 masih berfluktuasi sekitar 0,1 yang mengindikasikan masih adanya gas
magmatik (Gambar 6).
III. POTENSI BAHAYA

Erupsi awanpanas dan erupsi abu-kerikil sangat berpotensi terjadi.

Awanpanas berbahaya karena merupakan aliran material vulkanik (campuran abu,
gas, dan batuan) bersuhu tinggi (> 200 oC) yang dapat membahayakan jiwa serta
dapat membakar benda-benda yang dilalui awanpanas.

Jarak luncur awanpanas sejak 10 November 2013 cenderung terus membesar
dengan potensi jarak luncur dapat mencapai > 1,5 km sehingga dapat
melanda pemukiman di desa-desa Kawasan Rawan Bencana II.

Erupsi Abu-kerikil letusan semakin meluas (mencapai jarak > 5 km dari puncak ke
beberapa desa tertentu) dapat cukup membahayakan-mengganggu kesehatan
dan merusak tanaman di area terdampak.

Potensi terjadinya lahar masih tinggi, dikarenakan adanya timbunan abu/material
erupsi dan curah hujan tinggi. Potensi lahar kemungkinan terjadi di seluruh
lembah-lembah sungai yang berhulu di puncak gunung.

Potensi longsor di lereng utara G. Sinabung (Lau Kawar) masih tinggi karena
adanya lubang tembusan fumarola baru dan telah terjadi beberapa kali longsor di
dua lokasi di lereng utara G. Sinabung dan mengancam pemukiman di daerah Lau
Kawar, Ds. Kuto Gugung dan Ds. Sigarang-garang.
IV. KESIMPULAN
 Aktivitas vulkanik G. Sinabung berdasarkan pengamatan visual maupun
instrumental masih tinggi.
 Gempa tremor masih terekam dengan amplituda tremor cenderung meningkat.
Jumlah kegempaan vulkanik sejak 5 hari terakhir cenderung naik namun
berfluktuasi.
 Deformasi berdasarkan data EDM dari 16 – 22 November masih berfluktuasi.
 Sejak tanggal 20, 23 November – saat ini aktivitas erupsi cenderung meningkat
(intens) dan sebaran material jatuhan hasil erupsi cenderung meluas.
 Berdasarkan hasil analisis pemantauan visual, kegempaan, deformasi dan gas,
maka status kegiata G. Sinabung terhitung tanggal 24 November 2013 pukul
10:00 WIB dinaikkan dari status Siaga (level III) menjadi Awas (Level IV).
Jika terjadi perubahan peningkatan/penurunan aktivitas vulkanik G. Sinabung
secara lebih signifikan, maka tingkat kegiatannya dapat dinaikan/diturunkan
sesuai dengan tingkat kegiatan dan ancamannya.
V. REKOMENDASI
Sehubungan dengan G. Sinabung dalam status AWAS, maka kami rekomendasikan:
1. Masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak mendaki dan melakukan aktivitas
pada radius 5 km dari Kawah Sinabung. Masyarakat di 18 Desa dan 2 Dusun
yaitu : Desa Guru Kinayan, Desa Sukameriah, Desa Berastepu dan Dusun
Sibintun , Desa Bekerah dan Desa Gamber, Desa Simacem , Desa Perbaji,
Desa Mardinding , dan Dusun Lau Kawar, Desa Kuta Gugung, Desa Kuta
Rakyat, , Desa Sigarang garang, Desa Sukanalu, Desa Koto Tonggal, Desa
Temberun, Desa Kuto Baru, Desa Kuto Tunggal, Desa Tiga Ndreket dan
Desa Slandi agar diungsikan.
2. Masyarakat Desa Kuto Tengah, Desa Kebayakan, Desa Naman, Desa
Kutambelin, yang berada di luar radius 5 km dari puncak G. Sinabung, namun
terletak pada arah Tenggara bukaan kawah G. Sinabung serta berpotensi terkena
material jatuhan letusan, agar diungsikan.
3. Sehubungan sudah memasuki musim hujan, maka masyarakat yang bermukim
dekat sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Sinabung agar tetap waspada
terhadap bahaya lahar.
4. Masyarakat agar senantiasa mengikuti arahan dari Pemerintah Kabupaten Karo /
Muspida Karo yang senantiasa mendapat laporan tentang aktivitas G. Sinabung.
5. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melalui Pos Pengamatan
Gunungapi Sinabung di Jl. Tiras Bangun, Gg Kayu Bakar, Desa Ndokum Siroga,
Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo selalu berkoordinasi langsung
dengan Pemerintah Kabupaten / Muspida Karo, BPBD Provinsi dalam memberikan
informasi tentang aktivitas G. Sinabung.
6. Badan Geologi akan selalu berkpoordinasi dengan BPBD Provinsi dan Satlak PB
Kabupaten Karo dalam memberikan informasi tentang kegiatan G. Sinabung.
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terima
kasih.
aan. Kepala Badan Geologi,
Kepala Pusat Vulkanologi
dan Mitigasi Bencana Geologi
ub. Plt. Kepala Bidang Pengamatan dan
Penyelidikan Gunungapi
Ir. Gede Suantika Msi.
NIP196110231987031002
Tembusan :
1. Kepala Badan Geologi
2. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
3. Sekretaris Badan Geologi
4. Direktur Manajemen Pencegahan dan Penanggulangan Bencana KEMENDAGRI
5. Dirjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan
6. Deputi I Menko Kesra Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial
7. Kepala Pusat Krisis Kementerian Kesehatan
8. Inspektorat Jenderal KESDM
9. Biro Hukum dan Humas KESDM
10. Pusat Data dan Informasi KESDM
11. Mabes TNI
12. Mabes POLRI
13. Kesbang Limnas Kabupaten Karo
14. Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara
15. Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Karo
16. Bandara Kualanamu-Sumatera Utara
Gambar 1. Jumlah harian Gempa Vulkanik Dalam dan Dangkal, serta energi kumulatif.
Gambar 2. Amplituda tremor maksimum, jumlah harian Gempa Low Frequency (LF)
dan Hybrid.
Gambar 3. Jumlah harian Gempa Hembusan, Letusan, Tektonik Lokal dan Tektonik
Jauh.
Gambar 4. Data pengukuran tiltmeter stasion Sukanalu.
Gambar 5. Data pengukuran suhu di Payung (4,5 km ke arah Selatan puncak), dan fluks
gas SO2.
Gambar 6. Grafik Rasio Cl/SO4 Abu Letusan G. Sinabung.
Gambar 7. Peta Kawasan Rawan Bencana G. Sinabung (Setelah Revisi)
Download