PENGERTIAN TANAH

advertisement
Company
LOGO
II. PEMBENTUKAN TANAH
Dr. Ir. Mohammad Mahmudi, MS
Arief Darmawan, S.Si., M.Sc
Isi
A. Konsep pembentukan tanah
B. Faktor pembentuk tanah
C. Proses pembentukan tanah
D. Perkembangan lapisan dan profil tanah
E. Sepuluh proses pembentukan tanah
A. Konsep Pembentukan Tanah
 Model proses terbuka
 tanah merupakan sistem yang terbuka
 sewaktu-waktu tanah dapat menerima
tambahan bahan dari luar (input), atau
kehilangan bahan-bahan yang telah
dimilikinya (output).
 Input: hasil pelapukan bahan induk, endapan baru,
air hujan/irigasi, sisa-sisa tanaman, energi dari
sinar matahari.
 Output: erosi tanah, penguapan air, penyerapan
unsur hara oleh tanaman, pencucian, pancaran
panas.
 Model proses terbuka
 Selain itu di dalam tanah sering terjadi
pemindahan bahan tanah dari lapisan atas
ke lapisan bawah atau sebaliknya (disebut
translokasi dalam solum).
Tanah sebagai Sistem Terbuka
B. Faktor Pembentuk Tanah
Ada 5 faktor pembentuk tanah yaitu :
T = f (i, o, b, t, w)
Jenny (1941)
1) Iklim (i) (suhu dan curah hujan)
2) Organisme (o) (vegetasi dan hewan, termasuk manusia)
3) Batuan Induk (b) (tekstur, struktur, komposisi kimia dan
mineral)
4) Topografi/Relief (t) (tinggi rendahnya permukaan)
5) Waktu (w)


Faktor diatas tidak berdiri sendiri tetapi saling mempengaruhi dan
saling berkaitan
“Tanah adalah produk dari Iklim, Organisme dan Topografi yang
mempengaruhi Bahan induk dalam jangka Waktu tertentu “
Faktor Pembentuk Tanah
1) Iklim
Unsur-unsur iklim yang memengaruhi proses pembentukan
tanah terutama unsur suhu dan curah hujan.
a) Suhu/Temperatur
Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan
bahan induk. Apabila fluktuasi suhu tinggi, maka proses
pelapukan akan berlangsung cepat sehingga
pembentukan tanah juga cepat.
b) Curah Hujan
Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi
dan pencucian tanah, sedangkan pencucian tanah yang
cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah
menjadi rendah).
320 F = 0 0 C
 Suhu secara langsung mempengaruhi aktivitas mikro organisme
didalam tanah yang berkaitan dengan dekomposisi material organik.
 Pada daerah khatulistiwa/tropis yang panas, intensitas aktivitas
mikro organisme dalam tanah menghasilkan akumulasi humus
(organic debris) yang tipis
Gabler, R.E., et al (2007)
2) Organisme
(vegetasi, jasad renik/mikroorganisme)
Organisme sangat berpengaruh terhadap proses
pembentukan tanah dalam hal:
1) Membantu proses pelapukan baik pelapukan organik
maupun pelapukan kimiawi. Pelapukan organik adalah
pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan
tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi terjadi oleh
proses kimia seperti batu kapur yang larut oleh air.
2) Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan
menghasilkan dan menyisakan daun-daunan dan rantingranting yang menumpuk di permukaan tanah. Daun dan
ranting itu akan membusuk dengan bantuan jasad
renik/mikroorganisme yang ada di dalam tanah.
3) Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat
nyata terjadi di daerah beriklim sedang seperti di Eropa
dan Amerika. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah
hutan dengan warna merah, sedangkan vegetasi rumput
membentuk tanah berwarna hitam karena banyak
kandungan bahan organik yang berasal dari akar-akar dan
sisa-sisa rumput.
4) Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada
tanaman berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah. Contoh,
jenis tanaman cemara akan memberi unsur-unsur kimia
seperti Ca, Mg, dan K yang relatif rendah, akibatnya tanah
di bawah pohon cemara, derajat keasamannya lebih tinggi
daripada tanah di bawah pohon jati.
3) Bahan Induk
 Bahan induk terdiri atas batuan vulkanik, batuan beku,
batuan sedimen (endapan), dan batuan metamorf.
 Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan induk,
kemudian akan mengalami pelapukan dan menjadi tanah.
 Tanah yang terdapat di permukaan Bumi sebagian
memperlihatkan sifat (terutama sifat kimia) yang sama
dengan bahan induknya. Bahan induk terkadang masih
terlihat pada tanah baru, misalnya tanah bertekstur pasir
berasal dari bahan induk yang kandungan pasirnya tinggi.
 Susunan kimia dan mineral bahan induk akan
memengaruhi intensitas tingkat pelapukan dan vegetasi
di atasnya. Bahan induk yang banyak mengandung
unsur Ca akan membentuk tanah dengan kadar ion Ca
yang banyak pula, akibatnya pencucian asam silikat
dapat dihindari dan sebagian lagi dapat membentuk
tanah yang berwarna kelabu. Sebaliknya bahan induk
yang kurang kandungan kapurnya membentuk tanah
yang warnanya lebih merah
.
Siklus
Geologi
Christopherson, R.W (2005)
Siklus Batuan
Christopherson, R.W (2005)
Batu beku dalam
Batu beku luar
Bahan Induk Lain
 Bahan Induk Terangkut: Prinsip Erosi
dan Pengendapan
 Aliran air partikel tanah dan fragmen batuan
(sedimen)
 Jika air mengalir cepat maka membawa
partikel besar dan sedimen lebih banyak.
 Jika aliran menjadi lambat, partikel besar
diendapkan dulu.
Bahan Induk Lain
 Bahan diendapkan air
 Endapan Aluvial: Terbentuk akibat aliran air terhenti
sehingga sedimentasi terjadi cepat, banyak terjadi di
daerah pegunungan, air dan semi arid.
 Dataran banjir dan Teras: Teras mencerminkan sisa
dataran banjir yang lebih tua, aliran sungai telah
memotong menjadi dataran banjir baru dalam bentuk
teras.
 Delta: Terbentuk jika sedimen halus yang dibawa
sungai diendapkan pada daerah perairan yang luas
(misal danau) tanah subur.
 Colluvium: bahan diendapkan akibat gravitasi,
pada lereng curam; tanah longsor
Bahan Induk Tanah
(A)
(B)
4) Topografi/Relief
Keadaan relief suatu daerah akan memengaruhi:
1) Tebal atau Tipisnya Lapisan Tanah
Daerah yang memiliki topografi miring dan
berbukit, lapisan tanahnya lebih tipis karena
tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan
tanahnya tebal karena terjadi sedimentasi.
2) Sistem Drainase/Pengaliran
Daerah yang drainasenya jelek seperti sering
tergenang menyebabkan tanahnya menjadi
asam.
5) Waktu
 Waktu
 Umur (chronological)
 Tingkat perkembangan profil (SOIL
DEVELOPMENT = "SOIL AGE“)
 Tanah merupakan benda alam yang terus-menerus
berubah, akibat pelapukan dan pencucian yang terusmenerus. Oleh karena itu, tanah akan menjadi semakin
tua. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah
habis mengalami pelapukan, sehingga tinggal mineral
yang sukar lapuk seperti kuarsa. Karena proses
pembentukan tanah yang terus berjalan, maka induk
tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda, tanah
dewasa, dan tanah tua
 Tanah muda : pelapukan dan pencampuran bahan
mineral dan organik, di permukaan tanah dan
pembentukan struktur tanah, horison A dan C, sifat
tanah didominasi sifat bahan induknya, contoh tanah
muda; Entisol (Aluvial, Regosol).
 Tanah dewasa : pembentukan horison B, kemampuan
berproduksi tertinggi, karena tersedia unsur hara, contoh
tanah dewasa, Inceptisol (Latosol), Andisol (Andosol),
Vertisol, Mollisol.
 Tanah tua : perubahan nyata pada horison A dan B,
terbentuk horison A1, E, B1, B2, B3dll.. pelapukan
mineral dan pencucian basa, tanah kurus dan masam,
contoh tanah tua, Ultisol (Podsolik merah kuning) dan
Oxisol (Laterit).
C.
D. Perkembangan Lapisan dan Profil Tanah
1. Profil Tanah
o Profil tanah merupakan kumpulan berbagai macam lapisan
tanah.
o Profil Tanah merupakan irisan vertikal dari lapisan paling atas
sampai lapisan batuan induk tanah (regolit).
o Syarat-syarat Profil Tanah :
1. Tegak (vertikal)
2. Baru
3. Tidak terkena sinar matahari langsung
4. Tidak tergenang air
5. Mewakili tapak sekeliling
o Horison-horison tanah diberi tanda dengan huruf, dari lapisan
atas sampai dibawah dengan huruf : O, A, B, C dan R.
o Horison O adalah profil tanah bagian atas yang terdiri dari
seresah tanaman atau bahan organik tanah yang masih
segar, lapisan ini merupakan guguran dari daun-daun dan
ranting pohon yang menutupi lapisan atas tanah. Bagian
horison O merupakan horison "Organik" yang terdiri dari
beberapa lapisan L = litter, F = Fermentation, dan H =
Humus.
a. O1 : bentuk asli sisa-sisa tanaman masih terlihat
b. O2 : bentuk asli sisa-sisa tanaman tidak terlihat
o Horison A merupakan hasil pelapukan dari horison O,
disini terjadi pelarutan unsur-unsur hara dan senyawa lain
yang dibawa air infiltrasi ke lapisan dibawahnya. Terjadi
proses leaching yaitu proses pencucian (eluviasi) unsur
hara oleh air.
o Ada 3 jenis horison A :
a. A1 : bahan mineral campur dengan humus dan
berwarna gelap.
b. A2 : horisan dimana terjadi pencucian maksimum
terhadap Fe, Al dan bahan organik.
c. A3 : horison peralihan A ke B, lebih menyerupai A.
o Horison B merupakan horison yang miskin bahan organik.
Kegiatan mikrobia hampir tidak ada, lebih padat dan
warnannya lebih merah. Sebagai horison akumulasi
(iluviasi) unsur-unsur hara dan senyawa-senyawa horison
pencucian yang tercuci.
o Ada 3 jenis horisan B :
a. B1 : peralihan dari A ke B, lebih menyerupai A
b. B2: penimbunan (iluviasi) maksimum liat, Fe dan Al
oksida, kadang-kadang bahan organik
c. B3 : peralihan B ke C, lebih menyeruoai B
o Horison C adalah horison yang terdiri dari bahan induk
tanah, merupakan batuan yang sebagian sudah
mengalami pelapukan. Akar tanaman tidak menembus
ke dalam lapisan ini, sangat sedikit bahan organik yang
ditemukan di lapisan ini.
o Bagian terakhir adalah R atau Rock merupakan batubatuan lapisan keras yang sulit untuk ditembus.
Horizon Tanah
2. Proses perkembangan profil tanah
 Translokasi
 Dekomposisi bahan organik
 Pengurangan ukuran partikel oleh pelapukan
 Transformasi mineral (primer menjadi sekunder)
 Reaksi-reaksi liat dan bahan organik
 Transformasi
 Liat, bahan organik, oksida besi, dan bahan
kimia oleh air
 Unsur hara disirkulasikan oleh tanaman
 Garam-garam terlarut oleh air
 Tanah oleh fauna tanah
 Penambahan
 Air presipitasi, kondensasi, atau run-off
 O2dan CO2dari atmosfer
 N, Cl, dan S dari atmosfer dan presipitasi
 Bahan organik dari aktivitas biotik
 Bahan dari sedimen
 Energi matahari
 Kehilangan
 Air oleh evapotranspirasi
 N oleh denitrifikasi
 C sebagai CO2 dari oksidasi bahan organik
 Tanah oleh erosi
 Energi oleh radiasi
 Air dan bahan dalam larutan atau suspensi
E.
Company
LOGO
PS MSP FPIK-UB
Download