Pengembangan Persamaan Geotermometer - HFI DIY

advertisement
Sismanto,dkk/ Pengembangan Persamaan Geotermometer Empiris Untuk Estimasi Suhu Reservoir Sumber Mata Air
Panas
191
Pengembangan Persamaan Geotermometer Empiris Untuk Estimasi
Suhu Reservoir Sumber Mata Air Panas
Sismanto1 dan Helda Andayany2
1.Lab. Geofisika FMIPA, UGM;
2. Kependidikan Fisika, UNPATI, Ambon
Email: [email protected]
Abstrak - Telah dikembangkan persamaan geotermometer empiris yang berbasiskan geokimia dan sudah diujicobakan
pada beberapa sumur di dunia sehingga diperoleh kesalahan akar pukul rata kuadrat yang minimum. Metode
geokimia yang digunakan berdasarkan pengembangan geotermometer empiris yang melibatkan sejumlah unsur-unsur
kimia, yang diperoleh dari diperoleh dari hasil analisis kimia sampel air panas dengan metode Atomic Absorption
Spectrophotometer (AAS) yang berupa konsentrasi Na, K, Ca, Mg, dan SiO2 kemudian dimasukkan ke dalam rumusrumus geotermometer. Suhu yang dihitung menggunakan rumus-rumus geotermometer tersebut memiliki nilai rmserror < 5 % dimungkinkan sebagai suhu reservoir pada umumnya.
Kata kunci: persamaan geotermometer, suhu reservoir.
Abstract - An geochemical based empirical geothermometry equation had been developed and tried to some wells on
the world to get the minimum rms error. The geochemistry method in the study involves some chemical elements that
obtained from the result of chemical analysis of hot spring sample with Atomic Absorption Spectrophotometer method
(AAS) such as Na, K, Ca, Mg, and SiO2 concentration are then inserted into the geothermometry formulas. The
temperature measured by using those geotermometry formulas possesses rms error value < 5 %.
Keywords:
geotermometry formula, reservoir temperature.
I.
PENDAHULUAN
Geotermometer merupakan bentuk persamaan yang
digunakan untuk memperkirakan suhu di bawah
permukaan bumi (reservoir) berdasarkan konsep
ketergantungan kesetimbangan kimia (larutan maupun
gas) terhadap temperatur. Metode ini biasa digunakan
dalam asesmen potensi panasbumi suatu daerah maupun
dalam penelitian ilmiah lain. Suatu set kesetimbangan
kimia
yang
telah
terdefinisi
persamaan
kesetimbangannya terhadap suhu biasa disebut
geotermometer. Contohnya geotermometer SiO2, Na-K,
Na-K-Ca, Na-K-Ca-Mg [1]. Pada dasarnya, penelitian
ini
dilakukan
untuk
merumuskan
persamaan
geotermometer baru yang dikembangkan dari beberapa
persamaan geotermometer empiris yang sudah ada [2]
kemudian membandingkan hasil estimasinya dengan
persamaan geotermometer yang sudah ada dengan
melihat kesalahan akar pukul rata kuadrat (rms error).
Pengukuran suhu reservoir tersebut dapat diestimasi
dengan metode geokimia berdasarkan analisis
kandungan unsur Na, K, Ca, Mg, dan SiO2 air panas
yang
diimplementasikan
dalam
persamaan
geotermometer empiris. Data yang digunakan data dari
berbagai sumur di seluruh dunia lapangan panas bumi.
II.
LANDASAN TEORI
Panasbumi di Indonesia umumnya merupakan jenis
hidrotermal yang mempunyai suhu tinggi (>225oC),
hanya beberapa diantaranya yang mempunyai suhu
sedang (150‐225oC). Bukti kegiatan panas bumi
dinyatakan oleh manifestasi di permukaan yang
menandakan bahwa fluida hidrotermal berasal dari
reservoir telah keluar melalui rekahan-rakahan atau
satuan-satuan batuan berpermeabilitas. Beberapa
manifestasi menjadi penting untuk diketahui karena
dapat digunakan sebagai indikator dalam penentuan suhu
reservoir panas bumi, antara lain: mata air panas dan
sinter silika [3]. Kolam air panas yang bersifat asam
mungkin saja terdapat diatas suatu reservoar air panas.
Sedangkan sinter silika berasal dari fluida hidrotermal
bersusunan alkalin dengan kandungan cukup silika,
diendapkan ketika fluida yang jenuh, silika amorf
mengalami pendinginan dari 100oC ke 50oC. Endapan
ini dapat digunakan sebagai indikator yang baik bagi
keberadaan reservoir bersuhu >175oC. Reaksi kimia
akan meningkat seiring dengan perubahan suhu air.
Perubahan suhu menyebabkan pH air berubah dan
perubahan pH air tersebut bergantung pada jenis
endapan akuifernya. Apabila laju aliran air panas tidak
terlalu besar, maka umumnya di sekitar mata air panas
tersebut terbentuk teras-teras silika yang berwarna
keperakan (silica sinter terraces atau sinter platforms).
Lapangan panasbumi di setiap tempat mempunyai
kondisi yang berbeda-beda dan sangat beraneka ragam.
Keanekaragaman tersebut terjadi pula pada komposisi
kimia dalam fluida yang mengalir dari reservoir ke
permukaan. Komposisi kimia tersebut seringkali dapat
digunakan untuk memperkirakan suhu reservoir. [4],
Fournier dan kawannya menggunakan anggapan dasar
untuk memperkirakan suhu reservoir, yaitu:
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo 14 April 2012
ISSN : 0853-0823
192
Sismanto,dkk/ Pengembangan Persamaan Geotermometer Empiris Untuk Estimasi Suhu Reservoir Sumber Mata Air
Panas
1.
Reaksi-reaksi unsur kimia pokok yang terjadi di
dalam reservoir tergantung suhu.
2. Adanya tambahan unsur-unsur kimia yang memadai
atau tersedianya unsur-unsur kimia di dalam
reservoir yang digunakan sebagai geotermometer.
3. Kesetimbangan kimia antara air dan batuan terjadi
pada suhu reservoir.
4. Tidak ada evolusi atau tidak terjadi percampuran
dengan air yang berbeda selama air mengalir ke
permukaan.
5. Tidak terjadi kesetimbangan baru selama air
mengalir dari reservoir ke permukaan.
Secara analitik, bentuk umum ketergantungan konstanta
kesetimbangan reaksi dengan temperatur dirumuskan
sebagai:
log
. log
(1)
dengan K adalah konstanta kesetimbangan reaksi kimia;
T adalah temperatur kesetimbangan (Kelvin); a, b dan c
adalah konstanta-konstanta geotermometer.
Konstanta kesetimbangan dan temperatur melibatkan
dua bentuk persamaan, yaitu:
∆ Ņē
(2)
dan
(3)
Dengan Cp adalah kapasitas kalor pada tekanan tetap; H
adalah entalpi. Persamaan (2) merupakan persamaan
Van’t Hoff dan persamaan (3) merupakan persamaan
kapasitas kalor. Jika persamaan (3) diintegrasikan,
diperoleh:
(4)
∆
dengan c1 adalah konstanta hasil integrasi. Substitusi
persamaan (4) ke persamaan (2) menjadi:
(5)
Jika persamaan (5) diintegrasikan akan menjadi:
ln
(6)
ln
jika dibandingkan dengan persamaan (1),diperoleh: c2 =
a, -c1/R = b dan Cp/R = c.
Geotermometri ini dapat diaplikasikan dengan
mengasumsikan beberapa hal, yaitu: 1. Fluida
panasbumi berada dalam kesetimbangan dengan mineral
yang ada dalam reservoir, 2. Tidak ada mixing dengan
air tanah dangkal, 3. Tidak ada pengendapan selama
fluida naik menuju permukaan. Geotermometer
tergantung dari adanya keseimbangan antara mineral dan
fluida yang dipengaruhi oleh suhu dan keberadaannya
terawetkan sampai fluida tersebut muncul di permukaan.
Kelarutan berbagai jenis mineral silika merupakan
fungsi terhadap suhu. Tekanan dan garam terlarut tidak
memiliki efek yang signifikan terhadap kelarutan silika
terutama quartz dan amorf di bawah temperatur 300oC.
Kondisi ini memungkinkan penggunaan konsentrasi
silika dalam fluida panasbumi untuk digunakan sebagai
geotermometer. Truesdell [1] menyatakan bahwa suhu
reservoir dapat diperkirakan dari konsentrasi silika
(ppm) dengan menganggap air jenuh dengan kuarsa,
adiabatik,
pendinginan
isoentalpi.
Rumus
geotermometer silica yang menyatakan hubungan
konsentrasi silika dengan suhu adalah:
,
273,15
(7)
°
,
dengan t = suhu reservoir terhitung oC; SiO2 = kosentrasi
silika (ppm).
Estimasi umum dengan penggunaan geotermometer
Na-K didasarkan pada reaksi perubahan:
Ellis, Fournier dan
Truesdell [5] menyatakan bahwa untuk air dengan pH
mendekati netral dengan konsentrasi kalsium rendah
((Ca1/2-Na) <1) maka geotermometer Na-K memberikan
pengukuran yang baik pada rentang suhu (180-350)oC
untuk batuan sedimen. Truesdell [5] menggunakan
rumus sederhana untuk menghitung suhu reservoir
dengan geotermometer Na-K, yaitu:
,
273,15
(8)
,
dengan [Na] = konsentrasi natrium (ppm); [K] =
konsentrasi kalium (ppm); t = suhu terhitung (oC). Suhu
yang terhitung dengan geotermometer Na-K biasanya
cocok dengan suhu yang terhitung dengan
geotermometer SiO2 tetapi kadang-kadang lebih tinggi
(beberapa puluh derajat). Geotermometer Na-K
memberikan hasil yang baik untuk beberapa air panas
bumi suhu tinggi tetapi akan tidak baik untuk air panas
bumi dengan konsentrasi kalsium tinggi dan suhu
permukaan rendah. Di bawah suhu 180oC maka
pertukaran kation antara Na dan K feldspar mungkin
tidak dominan. Fournier and Truesdell [5] menggunakan
rumus geotermometer Na-K-Ca yang melibatkan kation
Ca dalam reaksi aluminosilikat untuk menghitung suhu
reservoir, yaitu:
°
273,15
(9)
/
,
Dengan t = suhu terhitung (oC); [Na] = kosentrasi
natrium (ppm); [K] = kosentrasi kalium (ppm); β = 4/3
untuk ([Ca]1/2/[Na])>1 dan t < 100 oC; β = 1/3 untuk
([Ca]1/2/[Na])<1 atau jika tβ=4/3<100 oC. Fluida
panasbumi suhu tinggi dengan konsentrasi kalsium
sangat rendah (beberapa ppm atau kurang) maka
komponen β log ([Ca]1/2/[Na]) menjadi sangat negatif
dan bervariasi. Geotermometer Na-K dalam kasus ini
menjadi lebih berguna. Geotermometer Na-K dan Na-KCa tidak cocok apabila diterapkan untuk air geothermal
yang bersifat asam. Hal ini disebabkan karena
kesetimbangan feldspar tidak akan terjadi.
Secara teoritis pendekatan Geotermometer Na-K-CaMg secara multidimensi dalam analisis data kimia yang
dilakukan didasarkan pada bentuk dasar reaksi kimia
yang terjadi pada mineral, yaitu:
Wairakite
Ca-Montmorillonite + Quartz
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo 14 April 2012
ISSN : 0853-0823
Sismanto,dkk/ Pengembangan Persamaan Geotermometer Empiris Untuk Estimasi Suhu Reservoir Sumber Mata Air
Panas
1,77CaAl2Si122H2O+2H
Ca0,17Al2,33Si3,67O10(OH)2+SiO2+2H2O+Ca++;
3 Geotermometer (Na-K-Ca-Mg)p
Geotermometer (Na-K-Ca-Mg)p adalah geotermometer yang melibatkan unsur Na, K, Ca, dan Mg,
ditulis
273,15
/
=
dengan Keq = konstanta kesetimbangan; [Ca++]
konsentrasi kation kalsium; [H2O] = konsentrasi air;
[H+] = konsentrasi kation hidrogen. Suatu korelasi
empiris yang menggambarkan hubungan antara suhu dan
anion-kation dalam fluida dapat dituliskan [2];
;
;
;
;
;
;
;
Dengan t = suhu; [K ] = konsentrasi kation kalium;
[Na+] = konsentrasi kation natrium; [Ca++] = konsentrasi
kation kalsium; [Mg++] = konsentrasi kation magnesium;
[H+] = konsentrasi kation hidrogen; [HCO3]=
konsentrasi asam karbonat; [Cl-] = konsentrasi anion
klor; [SO=] = konsentrasi sulfat; [SiO2] = konsentrasi
silika. Dari pengertian tersebut dibuat suatu fungsi:
……….
(11)
dengan C0, C1, C2, …..C8 = konstanta-konstanta.
Persamaan (11) diselesaikan dengan perhitungan
multidimensi. Berdasarkan percobaan [2] diperoleh
deviasi tinggi maupun rendah yang tergantung dari
kualitas dan jumlah data yang dimasukkan. Perhitungan
multidimensi dilakukan terhadap empat unsur (Na, K,
Ca, dan Mg) dengan deviasi rata-rata 1,4 %. Rumusan
yang diperoleh adalah:
,
2752,631
,
,
273,15
/
METODE PENELITIAN
Persamaan (11) merupakan rumusan dasar
geotermo-meter baru. Persamaan ini adalah persamaan
umum yang masih bisa dimodifikasi. Persamaan
geotermometer baru yang diusulkan dibuat dengan
melibatkan dua, tiga, empat, dan lima unsur kimia.
Persamaan geotermometer baru tersebut, antara lain:
1 Geotermometer (Na-K)p
Geotermometer (Na-K)p adalah geotermo-meter
yang melibatkan unsur Na dan K. Indeks p menunjukkan
persamaan geotermometer yang baru ditulis dalam
bentuk,
log
273,15
(13)
2 Geotermometer (Na-K-Ca)p
Geotermometer (Na-K-Ca)p adalah geotermo-meter
yang melibatkan unsur Na, K, dan Ca, ditulis dalam
bentuk
log
/
273,15
(16)
Persamaan (13), (14), (15), dan (16) inilah yang
digunakan penulis sebagai rumusan geotermometer baru.
Konstanta-konstanta C0, C1, C2, C3 dan C4 pada
persamaan tersebut dapat dicari dengan mengetahui nilai
t, [Na], [K], [Ca], [Mg] dan [SiO2] pada Tabel 1 dari
data [1] dan [6] Setelah diperoleh nilai-nilai konstanta
tersebut, diterapkan pada persamaan
beserta data
konsentrasi unsur kimia sumber mata air panas Hatuasa
untuk mengestimasi suhu reservoirnya sebagai contoh
uji kasus.
Data-data konsentrasi unsur kimia dari Tabel 1
diambil sebagai data masukkan untuk persamaan (7), (8),
(9), (12), (13), (14), (15), dan (16) untuk menghitung
suhu reservoir. Suhu yang terhitung pada masing-masing
persamaan tersebut kemudian dibandingkan dengan data
suhu sumur pada Tabel 1 pula dengan parameter
pembanding nilai kesalahan akar pukul rata kuadrat (rms
error). Persamaan yang dianggap cukup baik adalah
persamaan yang memiliki nilai kesalahan rms < 5 %.
(12)
III.
log
(15)
4. Geotermometer (Na-K-Ca-Mg-SiO2)p
Geotermometer
(Na-K-Ca-Mg-SiO2)p
adalah
geotermo-meter yang melibatkan unsur Na, K, Ca, Mg,
dan SiO2, ditulis dalam bentuk,
(10)
+
193
273,15
(14)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Konstanta hasil perhitungan persamaan (13), (14),
(15), dan (16) ditampilkan pada Tabel 2. Data-data
konsentrasi unsur-unsur kimia pada tabel 1 digunakan
sebagai data masukan persamaan (7), (8), (9), (12), (13),
(14), (15), dan (16) untuk menghitung suhu lalu hasilnya
dibandingkan dengan suhu pada Tabel 1. Hasilnya
disajikan pada gambar 1, dan menunjukkan bahwa kurva
suhu reservoir yang dihitung dengan geotermometer
(Na-K)p, (Na-K-Ca)p, (Na-K-Ca-Mg)p, dan (Na-K-CaMg-SiO2)p hampir saling berimpit dan selalu berada di
atas kurva suhu uji, juga mengidentifikasi bahwa
konsentrasi Ca dan Mg sangat berpengaruh terhadap
hasil perhitungan dengan geotermometer Na-K-Ca-Mg
dan Na-K-Ca-Mg-SiO2. Semakin tinggi konsentrasi Ca
dan Mg, maka semakin tinggi pula hasil perhitungan
suhu dengan geotermometer Na-K-Ca-Mg dan Na-K-CaMg-SiO2. Berdasarkan persamaan yang telah diuji,
digunakan data mata air panas Hatuasa tabel 3 dan
hasilnya pada gambar 2, menunjukkan bahwa kurva
suhu yang dihitung dengan (Na-K)p, (Na-K-Ca)p, (Na-KCa-Mg)p, dan (Na-K-Ca-Mg-SiO2)p tampak hampir
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo 14 April 2012
ISSN : 0853-0823
194
Sismanto,dkk/ Pengembangan Persamaan Geotermometer Empiris Untuk Estimasi Suhu Reservoir Sumber Mata Air
Panas
berimpit dengan suhu uji menggunakan geotermometer
Na-K-Ca.
Gambar 3. Grafik hasil perhitungan nilai rms error rumusrumus geotermometer persamaan (7), (8), (9) dan (12) serta
(13), (14), (15) dan (16) terhadap suhu uji.
Gambar 1. Grafik perbandingan suhu uji pada tabel 1
dengan suhu yang dihitung dengan rumus-rumus
geotermometer persamaan (13), (14), (15), dan
(16).
Kurva geotermometer (Na-K)p terlihat dekat dengan
suhu uji untuk suhu di atas 272oC sampai suhu di bawah
275oC, sehingga geotermometer (Na-K)p sangat tepat
digunakan untuk air yang berasal dari reservoir dengan
suhu di atas 100 oC atau antara (180-350)oC dan pH
mendekati netral, serta perbandingan konsentrasi Ca/Na
rendah untuk batuan sedimen. Kurva yang dihitung
dengan geotermometer SiO2 selalu berada di bawah
kurva uji. Hal ini menunjukkan keterlibatan SiO2 akan
menurunkan suhu reservoir yang dihitung. Selain itu,
geotermometer SiO2 ternyata tidak cocok digunakan
untuk menghitung suhu reservoir di daerah Hatuasa
karena menghasilkan perhitungan suhu di bawah 180oC.
Sedangkan kurva suhu yang dihitung dengan
geotermometer Na-K-Ca-Mg terlihat selalu berada di
atas kurva suhu uji yang disebabkan oleh konsentrasi Na
relatif lebih kecil.
Estimasi Suhu reservoir berdasarkan persamaan (7), (8),
(9) dan (12) serta (13), (14), (15) dan (16) pada gambar 3
menunjukkan bahwa nilai rms error relative kecil pada
semua persamaan (< 0,1 %) dan gambar 4 menunjukkan
bahwa nilai rms error terkecil terhadap suhu adalah rms
error SiO2 yaitu sebesar 0,9 %. Sedangkan nilai rms
error terbesar terhadap suhu reservoir adalah rms error
Na-K-Ca-Mg, yaitu sebesar 4,5 %. Rumus
geotermometer yang mempunyai rms error di bawah 5%
dianggap baik.
Gambar 2. Grafik perbandingan suhu reservoir Hatuasa yang
dihitung dengan rumus-rumus geotermometer
persamaan (13) sampai (16).
Gambar 4
Grafik hasil perhitungan nilai rms error rumusrumus geotermometer persamaan (7), (8), (9) dan
(12) serta (13), (14), (15) dan (16) terhadap suhu
reservoir Hatuasa.
V. KESIMPULAN
Telah berhasil dirumuskan persamaan geotermometer baru dengan kesalahan estimasi kurang dari 5 %.
Hasil ujicoba pada mata air panas hatuas menunjukan
bahwa suhu reservoir yang dihitung dengan rumus
geotermometer (Na-K)p, (Na-K-Ca)p, (Na-K-Ca-Mg)p,
dan (Na-K-Ca-Mg-SiO2)p dianggap paling baik
diterapkan di Hatuasa karena keempat macam
geotermometer tersebut memberi hasil perhitungan suhu
yang tidak jauh berbeda dan memiliki nilai rms-error
lebih kecil dari 5%. Suhu reservoir pada titik pertama
mata air panas Hatuasa dimungkinkan bersuhu (150 ±
0,7 – 270 ± 2,1)oC. Namun demikian masih perlu
digunakan geotermo-meter lain sebagai pembanding
yang sudah ada.
PUSTAKA
[1] A. J. Ellis and W.A.J. Mahon. Geochemistry and
Geothermal System, Academic Press. 1977.
[2]
D. Wintolo, Sutrisno, Supranto, S. Kamal,
Sudjatmiko, Indarto, B. Toha, Sukrisno, H.
Hendrayana. Konveksi Termal Reservoir Panas
Bumi dan Konsep Geotermometer Baru untuk
Eksplorasi. Kumpulan Makalah Sinposium III
Kemajuan Kerjasama Riset Dasar Bidang
Eksplorasi dan Produksi, Jakarta. 1995.
[3] D.Z, Herman, Potensi Panas Bumi dan Pemikiran
Kon-servasinya. Pusat Sumber Daya Geologi, Bdg.
2006.
[4] Hutsinpiller, A. and Parry, W.T. Geochemistry and
geothermometry of spring water from the blackfoot
reservoir region. Southern Idaho, J. Volcanology
and Geothermal, Research, 1985, Vol. 26: 275-296.
[5] T., Benjamin, R. Charles and Vidale, R.
Thermodinamic parameters and experimental
data for the Na-K-Ca geothermometer, Journal of
Volcanology and Geother-mal Research, 2003.
Vol.15:167-186, Elsevier Scientific Publishing
Company, Netherlands.
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo 14 April 2012
ISSN : 0853-0823
Sismanto,dkk/ Pengembangan Persamaan Geotermometer Empiris Untuk Estimasi Suhu Reservoir Sumber Mata Air
Panas
[6] L. Rybach and L.J.P. Muffler. Geothermal System:
Principles and Case Histories, New York: John
Wiley & Sons. 1981.
TANYA JAWAB
Kusminarto, UGM
? Data unsur yang dideteksi / diukur untuk banyak
unsur? apa dasar penelitian unsur yang digunakan
dalam persamaan tersebut?
Sismanto, UGM
√ Hasil analisa air sebenarnya memiliki banyak unsur
namun, unsur-unsur tertentu saja seperti SiO2, Na, Ca
,Mg yang mendominasi air panas yang keluar dari
reservoir panas bumi. Sehingga unsur tersebut yang
dipilih untuk mengekstimasi suhu reservoir panas bumi.
Hasnel Sofyan, BATAN
? Sensor yang digunakan sampai batas berapa?
? Apakah bisa digunakan untuk pergeseran lempeng?
? Dari pengembangan ini input apa yang akan
diperoleh?
Sismanto, UGM
√ tidak digunakan sensor, hanya mengambil sempel air
panasnya, dan geotermometer ini tidak mengestimasi
kedalaman
√ tidak bisa.
√ Diharapkan diperoleh geotermometer yang akurat dan
stabil.
Purborini,
? Jelaskan penentuan suhu reservoir secara sederhana.?
Sismanto, UGM
√ Sudah ada rumusnya , seberapa besar kandungan Na
dan K nya. Kandungan Na dan K menentukan suhu
reservoir.
Tabel 1.
195
Data konsentrasi unsur-unsur kimia terkandung
dalam sampel air dan suhu terukur (Ellis and
Mahon (1977)
No
Lokasi
Suhu
o
C
Na,
(ppm)
K,
(ppm)
Ca,
(ppm)
Mg,
(ppm)
SiO2,
(ppm)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Tr 1
Tr 2
Tr 3
Tr 4
Tr 5
Tr 6
TD-1
TD-2
TD-4
AL-2
NG-4
NG-8
NG-11
NG-18
Ng-2
Ng-3
Ng-12
Ng-13
234
298
296
300
302
295
262
215
240
220
224
209
225
220
229
224
228
226
1711
3036
3663
1650
1623
2422
462
690
685
505
891
762
876
818
843
854
897
881
154,4
680
624
246
359,9
553
51
68
75
38
77
69
78
69
64
65
78
69
144
74,1
148
27,5
18,3
49
8,2
14,6
7,8
9,5
2,5
6,8
2,5
5,4
2
3,4
2,7
3,3
0,093
0,0666
0,0195
0,58
0,0854
0,168
0,1
0,018
0,028
0,02
0,09
0,4
0,13
0,16
0,14
0,04
0,09
0,15
220,8
600,4
578,5
428
730,8
726,6
640
459
477
342
399
363
394
357
365
370
378
405
Tabel 2. Konstanta hasil perhitungan persamaan (13), (14),
(15), dan (16) dengan data masukan dari Tabel 1.
Rumus
geotermometer
C0
C1
C2
(Na-K)p,
510,15
-0,2984
(Na-K-Ca)p
510,15
-0,2984
-0,0115
(Na-K-CaMg)p
510,15
-0,2984
-0,0115
-0,3387
(Na-K-CaMg-SiO2)p
510,15
-0,2984
-0,0115
-0,3387
Tabel 3. Hasil analisa air mata air panas Hatuasa
Surya,
? Apakah ada kemungkinan komponen-komponen kimia
tersebut berasal dari permukaan (sumber air panas
permukaan)?
Sismanto, UGM
√ Komponen-komponen tertentu saja yang dapat
dibentuk pada suhu dan kedalaman tertentu . jadi sumber
air
panas
permukaan
kecil
kemungkinannya
memproduksi mineral-mineral dari sumber panas
reservoir panas bumi.
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo 14 April 2012
ISSN : 0853-0823
C3
C4
-0,6981
Download