pedoman penyusunan ringkasan proposal

advertisement
PEDOMAN PENYUSUNAN
RINGKASAN PROPOSAL PENELITIAN
AKADEMI KEPERAWATAN PAMENANG
PEDOMAN PENYUSUNAN
RINGKASAN PROPOSAL PENELITIAN
AKADEMI KEPERAWATAN PAMENANG
A. PENDAHULUAN
Akademi Keperawatan Pamenang merupakan lembaga penyelenggara pendidikan
tinggi yang harus mengikuti sistem pendidikan tinggi sebagaimana diatur oleh
Undang-Undang. Terkait dengan tugas pokok dan fungsinya dalam pengembangan
kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian
masyarakat. Salah satu kewajiban lembaga perguruan tinggi adalah melakukan
publikasi terhadap karya ilmiah mahasiswa sebagaimana diatur dalam regulasi (edaran
Dikti) No. 152/E/T/2012.
Untuk memudahkan proses unggah karya mahasiswa, maka diharapkan seluruh
mahasiswa dapat menyusun artikel sebagai ringkasan karya imiah baik untuk kegiatan
penyusunan proposal penelitian maupun studi kasus yang merupakan bagian dari
tugas akhir mahasiswa. Pedoman ini disusun untuk memfasilitasi mahasiswa membuat
ringkasan karya ilmiah mahasiswa dalam bentuk Proposal Penelitian. Terdapat dua
bagian utama yang harus diperhatikan, yaitu sistematika penulisan ringasan dan teknik
penulisan ringkasan.
B. SISTEMATIKA PENULISAN
Hal-hal yang harus diisikan dalam ringkasan proposal penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Judul
2. Nama Penulis dan NIM
3. Latar Belakang
4. Identifikasi Masalah
5. Tujuan
6. Landasan Teori
7. Metode
8. Simpulan
9. Daftar Pustaka
Rincian dari penulisan diatas adalah :
1. Judul
Judul dituliskan secara lengkap, baik judul utama maupun anak judul. Bila terdapat
anak judul, dituliskan dalam baris yang berbeda yang terpisah dari judul utama.
Contoh penulisan judul dan anak judul adalah sebagai berikut :
PENGARUH PELATIHAN KEDARURATAN TERHADAP
PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN SISWA DALAM
PERTOLONGAN KORBAN KECELAKAAN
(Studi pada kelompok Pramuka SMPN 1 Pare Kec. Pare Kab. Kediri)
2. Nama Penulis dan NIM
Nama Penulis ditulis secara lengkap (tidak disingkat) termasuk Nomor Induk
Mahasiswa. Untuk penulisan NIM tidak perlu dicantumkan “NIM”. Misalnya
seperti berikut :
Arya Kamandanu
15.01.006
3. Latar Belakang
Latar belakang adalah uraian yang menjelaskan tentang alasan mengapa penelitian
penting untuk dilakukan atau menguraikan mengapa seorang peneliti tertarik untuk
melakukan studi lebih dalam terhadap permasalahan yang ada. Latar belakang
harus mengandung masalah, skala/berat masalah, kronologis masalah dan solusi.
Latar belakang harus memuat bagaimana kedudukan penelitian dalam upaya
mengatasi masalah.
Secara praktis, latar belakang yang telah disusun dalam proposal dipindahkan
secara utuh kedalam bagian latar belakang dari ringkasan.
4. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah intisari dari permasalahan yang akan diangkat.
Identifikasi masalah dapat dirupakan dalam bentuk pernyataan masalah atau
pertanyaan masalah.
Secara praktis, identifikasi masalah yang terdapat dalam proposal dipindahkan
secara utuk ke bagian ini
5. Tujuan
Tujuan adalah sesuatu yang hendak dicapai dari (rencana) pelaksanaan penelitian.
Secara praktis, rumusan tujuan yang terdapat dalam proposal dipindahkan secara
utuh kedalam bagian tujuan dari ringkasan.
6. Landasan Teori
Landasan teori mengungkapkan berbagai studi literatur yang digunakan sebagai
pijakan dalam penelitian. Landasan teori dapat berupa paparan tentang konsep,
aksioma/ hubungan antar konsep serta analisis rasional hubungan antara suatu
konsep dengan konsep yang lainnya; maupun hasil-hasil studi dan penelitian orang
lain yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Dalam merumuskan ringkasan dari landasan teori, penyusun harus mampu
membuat ringkasan seefektif mungkin tentang konsep yang digunakan dalam
penelitian maupun hubungan antar konsep (baik berupa narasi maupun bagan
skematik).
7. Metode
Penyusun meringkas metode yang digunakan dalam penelitian secara sistematis
pada bagian ini
8. Simpulan
Simpulan merupakan ringkasan yang menegaskan mengapa penelitian perlu
dilakukan oleh peneliti.
9. Daftar Pustaka
Tuliskan seluruh bagian dari daftar pustaka di proposal kedalam bagian ini
C. TEKNIK PENULISAN
Secara umum, teknik penulisan mengacu pada pedoman penyusunan karya tulis ilmiah
yang telah ditetapkan di Akademi Keperawatan Pamenang. Pun demikian, khusus
untuk penyusunan ringkasan ini terdapat beberapa bagian yang berbeda; yaitu :
1. Setting Kertas
Layout kertas disetting ukuran A4 (21 X 29,7 cm) dengan margin atas 3 cm,
bawah 3 cm, kanan 3 cm, kiri 3 cm.
2. Pengaturan Font dan Paragrap
Font yang digunakan adalah Times New Roman ukuran 12 point (pt) pada
keseluruhan bagian baik judul, anak judul maupun isi dan daftar pustaka. Khusus
untuk Judul dan sub judul dibuat dalam bentuk tebal (bold)
Jarak penulisan antara baris adalah 1 spasi.
3. Sub Judul (latar belakang, identifikasi masalah, tujuan, Landasan teori, dll) tidak
memerlukan penomoran
4. Tidak perlu penulisan nomor halaman
D. CONTOH
Berikut disajikan contoh-contoh ringkasan proposal :
EFEKTIFITAS DAUN SIRIH MERAH UNTUK MENURUNKAN KADAR
GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS
Kristian Wijayanto
NIM. 10010
Latar Belakang
Diabetes Mellitus berasal dari kata Yunani Diabainein, “tembus” atau “pancuran
air”, dan kata latin Mellitus “rasa manis” (wikipedia.com) selama ini penyakit Diabetes
Mellitus menjadi hal yang di takuti bagi setiap orang khususnya penderita diabetes
mellitus. Hal ini membuat rasa cemas bagi penderita Diabetes Mellitus karena komplikasi
penyakit diabetes mellitus dapat menyerang seluruh anggota tubuh (Tjokroprawiro,
2006). Diabetes Mellitus atau yang umum dikenal dikenal sebagai kencing manis adalah
suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh
tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat. Pada penderita
Diabetes darah waktu puasa > 100 mg / dl dan dua jam sesudah makan > 140 mg / dl.
(Utaminingsih, 2009).
Menurut survei yang dilakukan WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 dengan
jumlah penderita Diabetes terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat
dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk. Jumlah penderita Diabetes Mellitus untuk
seluruh Indonesia sebesar 14 juta jiwa karena pola hidup yang tidak sehat. Diperkirakan
pada tahun 2025 meningkat menjadi dua kali lipat. Jumlah penderita Diabetes Mellitus di
Jawa Timur adalah sekitar 174 ribu jiwa. Di Kediri Jumlah penderita Diabetes Mellitus
sejumlah 12,8 %. Jumlah penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Kepung pada bulan
Mei – Oktober 2009 sejumlah 25 orang yang berumur 45 – 60 tahun. Berdasarkan hasil
dari study pendahuluan yang di laksanakan pada tanggal 19 November 2009 di Desa
Kepung Kec.Kepung dari hasil wawancara didapatkan 5 orang yang menderita Diabetes
Mellitus 3(60%) sudah tidak berobat dan pola makan yang salah, 2 (40%) masih
berobat ke klinik.
Diabetes Mellitus
disebabkan oleh menurunnya hormon insulin oleh karena
adanya “disfungsi” sel beta pancreas atau ambilan glukosa di jaringan perifer. Hormon
insulin berfungsi sebagai pengontrol kadar gula dalam darah, dimana jika jumlah insulin
menurun maka sel tubuh tidak mendapat suplai nutrisi yang cukup ke dalam tubuh yang
akan menyebabkan kerusakan sel-sel di seluruh tubuh. Adapun gejala yang ditimbulkan
pada Diabetes Mellitus adalah banyak makan (polifagi), banyak minum (polidipsi) dan
banyak kencing (poliuri) (Tjokroprawiro, 2007). . Sekarang ini sudah banyak macam dan
ragam obat untuk penyakit Diabetes Mellitus yang ditelah di produksi dan di konsumsi.
Namun pengobatan Diabetes Mellitus dengan obat-obatan seperti itu ternyata kurang
efektif. Hal ini dikarenakan harga obat-obatan relatif mahal, sehingga sulit dijangkau bagi
masyarakat kelas bawah (Filbert, 2000). Bila tidak segera mendapat terapi, Diabetes
Mellitus akan menimbulkan komplikasi seperti jantung Koroner, stroke, gangren atau
luka kaki, gagal ginjal, retinopatidiabetik, aterosklerosis, kesemutan, dan disfungsi ereksi.
Menghindari terjadinya komplikasi penyakit pada penderita Diabetes Mellitus maka
diperlukan untuk mengontrol atau menurunkan kadar gula darah (Utaminingsih, 2009).
Diabetes Mellitus jangan dijadikan hal yang menakutkan tapi dikendalikan dengan
cara olahraga teratur, diet sehat dan seimbang dan hidup bersahaja selain dengan cara
farmakologis, pengobatan diabetes mellitus dapat dilakukan secara non farmakologis.
Adapun alternatif yang lebih baik, alamiah, murah, mudah didapat dengan efek minimal
untuk menurunkan kadar gula darah dengan memanfaatkan tanaman obat yaitu daun sirih
merah. Daun sirih merah mengandung tannin, alkaloid, dan polifenol memiliki aktivitas
menurunkan kadar gula darah. Atas dasar uraian pada permasalahan diatas maka peneliti
tertarik untuk mengadakan penelitian dengan merumuskan dalam judul penelitian
Efektifitas Daun Sirih Merah Untuk Menurunkan Kadar Gula Darah Pada Penderita
Diabetes Mellitus di Desa Kepung Kecamatan Kepung.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka identifikasi masalahnya adalah
“Bagaimana Efektifitas Daun Sirih Merah Untuk Menurunkan Kadar Gula Darah Pada
Penderita Diabetes Mellitus di Desa Kepung Kecamatan Kepung?”
Tujuan Penelitian
Menganalisis efektifitas daun sirih merah untuk menurunkan kadar gula darah pada
penderita diabetes mellitus di Desa Kepung Kecamatan Kepung.
Landasan Teori
1. Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik (kebanyakan herediter)
sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif baik oleh karena adanya ”disfungsi” sel
Beta pankreas atau ambilan glukosa di jaringan perifer, atau keduanya (pada DM- Tipe
2). Menurut utaminingsih kriteri diabetes mellitus memiliki kadar gula darah acak >
140 mg/dl. Diabetes mellitus Tipe 2 (DMT2) adalah diabetes mellitus tidak tergantung
insulin (DMTTI)/non-insuline dependent diabetes mellitus (nama dulu: NIDDM).
Pada tipe ini, pada awalnya kelainan terletak pada jaringan perifer (resistensi insulin)
dan kemudian disusul dengan disfungsi sel Beta pankreas (defek pada fase pertama
sekresi insulin).
Kadar gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam
darah. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energ untuk sel-sel
tubuh. Kadar gula dalam darah di monitor oleh pancreas. Bila konsentrasi glukosa
menurun karena dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh pancreas
melepaskan glukagon, kemudian sel-sel mengubah glikogen menjadi glukosa (proses
ini disebut glikogenolisis). Glukosa dilepaskan ke dalam aliran darah, hingga
meningkatkan gula darah. Apabila kadar gula darah meningkat karena perubahan
glikogen maka ada hormon yang dilepaskan dari butir-butir sel yaitu insulin yang
menyebabkan hati mengubah lebih banyak glukosa menjadi glikogen. Kadar gula di
dalam darah yang tinggi disebut dengan Diabetes Mellitus, Diabetes Mellitus adalah
suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena
tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat
(Utaminingsih, 2009).
2. Daun sirih merah.
Daun sirih merah merupakan pengobatan alternatif yang lebih baik, alamiah, murah
mudah didapat dengan efek minimal untuk menurunkan kadar gula darah. Dimana
daun sirih merah memiliki kandaungan tannin, alkaloid dan polifenol yang memiliki
aktivitas antidiabetik atau menurunkan kadar gula darah. Daun sirih merah
mengandung Tannin yang berfungsi sebagai antidiabetik yang merangsang fosforilasi
pada jalur transpor glukosa sama seperti yang diperantarai insulin dengan berikatan
langsung pada reseptor insulin. Alkaloid berfungsi untuk menurunkan glukosa darah
dengan cara menghambat absorbsi glukosa di usus. Polifenol berfungsi sebagai
antioksidan yang dapat melindungi kerusakan sel-sel pancreas dari radikal bebas
(Santoso dan Saryono, 2002).
Penelitian yang dilakukan oleh Andayana Puspitasari (UGM Yogyakarta)
melaporkan bahwa dia berhasil menurunkan kadar glukosa darah pasien diabetes
mellitus yang mengalami hiperglikemi dengan memberikan Daun sirih merah yang
diolah dalam bentuk rebusan sebanyak 600 cc diminum 3 x sehari, sekali minum 0,5
gelas yang diberikan satu minggu. Sehingga penambahan insulin-nya secara
berangsur-angsur berkurang, dan akhirnya para pasien tersebut mampu kembali ke diet
normal dan mengalami penurunan 11,5 % –18,5 %. Penurunan kadar glukosa darah
akibat perlakuan dengan pemberian daun sirih merah secara teoritis dapat dijelaskan
melalui dua mekanisme utama, yaitu secara intrapankreatik dan ekstra pankreatik.
Mekanisme intra pankreatik bekerja dengan cara memperbaiki (regenerasi) sel β
pankreas yang rusak dan ekstra pankreatik melindungi sel β dari kerusakan lebih
lanjut. Tanin merupakan senyawa yang ditemukan dalam makanan seperti sayuran dan
buah-buahan. Tanin adalah senyawa fenol yang terdapat luas dalam tumbuhan
berpembuluh, dalam angoispermae terdapat khusus dalam jaringan kayu. Tanin
merupakan salah satu senyawa yang terkandung dalam daun sirih yang bermanfaat
sebagai obat. Tanin merupakan senyawa dengan ukuran dan bentuk molekul yang
memungkinkan larut dalam air. Tanin juga dapat larut dalam alkohol, alkali encer,
gliserol dan aseton. Kegunaan tanin sangat luas, salah satunya dalam bidang farmasi
yaitu sebagai obat diare. anti bakteri, astringen atau menciutkan selaput dinding usus
yang rusak karena asam atau. bakteri (Sjamsuhidayat dan Hutapea, 1991). Sebagai
antidiabetik tanin merangsang fosforilasi pada jalur transpor glukosa sama seperti
yang diperantarai insulin (Insulin Mediated Glicose Transpoter) dengan berikatan
langsung pada insulin reseptor Selanjumya akan terjadi translokasi GLUT 4
kepermukaan sel seperti mekanisme kerja insulin. Sehingga GLUT 4 akan
memfasilitasi ambilan glukosa ke dalam sel. Selain itu cara kerja tannin juga sama
dengan insulin. Alkaloid adalah sekelompok besar senyawa organik alami dalam
hampir semua jenis organisme dengan berbagai efek farmakologi yang ditimbulkan
seperti antikanker, anti inflamasi dan antimikroba. Alkaloid merupakan senyawa yang
juga terdapat pada tumbuhan sirih. Alkaloid terbukti mempunyai kemampuan
regenerasi berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Li dan Ogata, dimana ekstrak
alkaloid terbukti secara nyata mempunyai kemampuan regenerasi sel  pankreas yang
rusak. Alkaloid menurunkan glukosa darah dengan cara menghambat absorbsi glukosa
di usus (absorbsi glukosa secara perlahan), meningkatkan transportasi glukosa dengan
menghambat enzim glukosa 6-fostatase, fruktosa 1,6-bifostatase serta meningkatkan
oksidasi glukosa melalui glukosa 6-fosfat dehidrogenase. Glukosa 6-fosfatase dan
fruktosa 1,6-bifosfatase merupakan enzim yang berperan dalam glukoneogenesis.
Penghambatan pada kedua enzim ini akan menurunkan pembentukan glukosa dari
substrat lain selain karbohidrat (Santoso dan Saryono, 2002). Polifenol merupakan
bagian dari senyawa flavonoid yang memiliki gugus –OH. Senyawa polifenol ini
mempunyai sifat sebagai antioksidan sehingga dapat melindungi kerusakan sel-sel
pankreas dari radikal bebas yang merupakan molekul yang sangat tidak stabil yang
berada di dalam tubuh. Polifenol merupakan antioksidan yang kekuatannya 100 kali
lebih efektif dibandingkan vitamin C dan 25 kali lebih efektif dibandingkan vitamin E
(Santoso dan Saryono, 2002)
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Desain Pra-Eksperimental dengan rancangan one-group
pra-post test design. One-group pra-post test design adalah mengungkapkan hubungan
sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subyek. Kelompok subyek
diobservasi sebelum dilakukan intervensi kemudian diobservasi lagi setelah intervensi.
Dalam penelitian ini ada 2 variabel yaitu :
a. Variabel independent (bebas) : Daun Sirih Merah
b.Variabel dependent (tergantung) : Kadar Gula Darah
Pengambilan data penelitian dilakukan pada bulan April 2010, dan dilaksanakan di
Desa Kepung, Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri. Populasi penelitian adalah seluruh
masyarakat yang dinyatakan posisif menderita diabetes mellitus, yaitu sebanyak 25 orang
penderita. Pada penelitian ini sampel diambil 10 orang dengan kriteria menderita Diabetes
Mellitus Tipe II, tidak sedang menjalani pengobatan, diet tidak teratur dan bersedia
menjadi responden. Penetapan responden berdasarkan atas kriteria :
a. Kriteria inklusi
1) Penderita diabetes mellitus yang berumur 45 s/d 60 tahun.
2) Penderita diabetes mellitus Tipe II
3) Penderita diabetes mellitus yang memiliki kadar gula darah 140 – 250 mg/dl
4) Penderita diabetes Mellitus Tipe II yang tidak menjalani pengobatan, diet tidak
teratur dan tidak puasa.
5) Bersedia menjadi responden untuk dilakukan penelitian.
b.Kriteria Ekslusi
1) Penderita diabetes Mellitus Tipe II dengan komplikasi
2) Penderita diabetes Mellitus Tipe II yang gagal mengikuti treatment dari peneliti
Pada penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling.
Untuk mendapatkan data dari responden peneliti datang dari rumah ke rumah (door
to door). Peneliti menggunakan tekhnik wawancara dengan memenuhi criteria inklusi,
peneliti menjelaskan maksud dan tujuan kepada responden dan kontrak waktu selama
dilakukan penelitian dan peneliti juga mengajukan surat permohonan untuk menjadi
responden. Selanjutnya peneliti memberikan lembar kesediaan untuk menjadi responden,
dimana responden benar-benar atau bersedia untuk diteliti. Pengumpulan data pada
penelitian ini dilakukan pada penderita yang memiliki kadar gula darah 140-250 mg/dl,
dengan menggunakan instrumen atau alat ukur berupa gelas ukur dan glukotest. Sebelum
dilakukan terapi penderita dilakukan pretest dengan mengukur tinggi kadar gula darah
dengan glukotest. Kemudian penderita diberikan terapi dengan rebusan dan sirih merah
selama 1 minggu, maka dilakukan post test dengan mengukur tinggi kadar gula darah
dengan glukotest juga.
Hasil pengumpulan data kemudian dilakukan analisis data berdasarkan kajian teori.
Untuk mengetahui efektifitas daun sirih merah untuk menurunkan kadar gula darah pada
pasien diabetes mellitus, dengan menggunakan uji statistik Uji T 2 sampel berpasangan
(Paired T- test).
Kesimpulan
1. Diabetes adalah adalah penyakit metabolik sebagai akibat dari kurangnya insulin
efektif baik oleh karena adanya ”disfungsi” sel Beta pankreas atau ambilan glukosa
di jaringan perifer
2. Daun sirih merah dapat menurunkan kadar Gluokosa pada penyakit Diabetes karena
mengandung Tannin yang berfungsi sebagai antidiabetik yang merangsang fosforilasi
pada jalur transpor glukosa sama seperti yang diperantarai insulin dengan berikatan
langsung pada reseptor insulin
3. Penelitian diperlukan untuk mengidentifikasi secara empiris benarkah pemberian
daun sirih merah mampu menurunkan kadar gula darah pada pasien diabetes
DAFTAR PUSTAKA
____________(2009). http://id.wikipedia.org/wiki/diabetes (download 17 Nopember).
____________(2009). Rumah Dibetes. http ://rumahdiabetes.com/download
(9
September 2009).
______________ (2009). Manfaat Daun Sirih Merah. www.sirih.merah.com. (download
: 09 September 2009)
______________( 2009). http: //www.default.tabloid.nova.com (download : 17
Nopember 2009)
______________( 2009). http: //www.forumkami.com (download : 17 Nopember 2009)
______________( 2009). http: //www.jamuherbal.com (download : 17 Nopember 2009)
Arikunto, S. (2006). Prosedur Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. Ed. 8. Jakarta : EGC
Filbert. (2001). Masalah Hipertensi. www.google.co.id (download.23 oktober 2009 )
Ganong, William F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Guyton & Hall. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC
http//argomedia. net/artikel/Diagnosa- dan- Medis- Diabetes- Mellitus (download, 07
oktober 2009)
Mansjoer, A. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Ed. 3. Jakarta : Media Aesculapius
Ngafenan, M. (1999). Pedoman Lengkap Kencing Manis. Pekalongan : CV. Gunung Mas
Notoadmodjo, S. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Ed.
2. Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Price, S.A. & Wilson, L.M. (1995). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Ed.6. Jakarta : EGC
Sudewo, B (2005). Basmi Penyakit Dengan Sirih Merah. Jakarta : Agro Media Pustaka
Tjokroprawiro, A (2006). Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diebetes Mellitus. Jakarta
: PT. Graha Media Pustaka Utara
Tjokroprawiro, A. (2007). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya : Airlangga
University Press.
Utaminingsih, W. (2009). Mengenal dan Mencegah Penyakit Diabetes, Hipertensi,
Jantung dan Stroke untuk hidup lebih berkualitas. Yogyakarta : Media Ilmu
GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA 20 – 30 TAHUN TENTANG
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI
(Studi Deskriptif di Desa Pare Kec. Pare Kabupaten Kediri)
Susilawatiningsih
14.01.056
Latar Belakang
Kanker payudara adalah kanker yang terjadi pada payudara karena adanya pertumbuhan
sel yang tidak normal, cepat, dan tidak terkendali membentuk suatu benjolan atau tumor
yang bersifat ganas dan dapat menyebar ke bagian tubuh lain (Nisman, 2010). Kanker
payudara merupakan penyakit yang tersembunyi dan jarang menimbulkan rasa sakit atau
nyeri, tanda – tanda yang biasa muncul yaitu berupa benjolan pada payudara (Nisman,
2010). Upaya pencegahan kanker payudara salah satunya dengan pemeriksaan secara
mandiri atau bisa disebut SADARI, yang merupakan langkah awal bagi wanita mengenali
tanda – tanda adanya kelainan pada payudara (Brunner dan Suddarth, 2002). Saat ini
sebagian besar wanita belum melakukan SADARI (Sampepayung, 2010).
Di Indonesia kanker tertinggi yang diderita wanita adalah kanker payudara dengan angka
kejadian 26 per 100.000 orang perempuan (0,026%). Menurut Dinkes Jatim, tahun 2009
untuk kanker payudara pasien rawat inap sebanyak 1.069 orang dan yang menjalani rawat
jalan 970 orang. (Dinkes Jatim, 2009).
Salah satu upaya pencegahan kanker payudara adalah dengan pendidikan kesehatan
tentang teknik SADARI (Sampepayung, 2010). SADARI merupakan pemeriksaan
payudara yang dilakukan antara hari ke 5 sampai hari ke 10 dari siklus menstruasi untuk
mendeteksi kanker secara dini (Brunner dan Suddarth, 2002). Peran perawat sebagai
konselor kesehatan masyarakat dalam upaya peningkatan derajat kesehatan dan
pencegahan penyakit (Potter dan Perry, 2005). Dengan penyuluhan tersebut diharapkan
dapat menambah peengetahuan wanita dari yang tidak tahu menjadi tahu tentang
keganasan kanker payudara serta teknik pemeriksaan dengan cara SADARI (Brunner dan
Suddarth, 2002). Sehingga diharapkan dapat mengubah perilaku masyarakat yang
sebelumnya tidak pernah memeriksa payudaranya menjadi rutin untuk memeriksa
payudara secara mandiri (Brunner dan Suddarth, 2002). Semakin cepatnya pendeteksian
adanya kanker payudara maka dapat dilakukan penanganan yang tepat di rumah sakit
(Sampepayung, 2011). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007).
Adapun pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan dan
sosial budaya. (Wawan, 2010). Kurangnya pengetahuan tentang SADARI dan kesadaran
tentang tumor di payudaara yang berbahaya menyebabkan wanita tidak melakukan
SADARI sehingga menyebabkan wanita datang berobat pada stadium lanjut
(Sampepayung, 2010).
Sejak Program Deteksi Dini Kanker Serviks dan Kanker payudara dicanangkan oleh
Kementerian Kesehatan pada tahun 2008, sejumlah daerah telah mengembangkan
program ini. Sampai dengan tahun 2010 kegiatan deteksi dini kanker payudara di bawah
naungan Kementerian Kesehatan telah dilaksanakan di 68 kabupaten / kota pada 14
provinsi di 152 Puskesmas. Saat ini program deteksi dini telah dimasukkan ke dalam
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010 - 2014. Sampai tahun 2011 Kementerian
Kesehatan telah melaksanakan TOT (Training of the Trainers) bagi 17 provinsi, ini akan
terus dikembangkan sehingga diharapkan pada 2014 pencegahan dan penanggulangan
dapat dilaksanakan di seluruh propinsi (Menkes, 2011). Berdasarkan uraian tersebut,
upaya untuk meningkatan pengetahuan tentang SADARI telah banyak dilakukan tetapi
masih dijumpai wanita usia 20 – 30 tahun yang belum melakukan SADARI. Maka dari
itu peneliti tertarik untuk mengambil judul “Gambaran pengetahuan pada wanita umur 20
– 30 tahun tentang deteksi dini kanker payudara dengan teknik SADARI”.
Identifikasi Masalah
“ Bagaimana gambaran pengetahuan wanita usia 20 - 30 tahun tentang deteksi dini
kanker payudara dengan teknik SADARI di Dusun Berjel Desa Jantok Kecamatan
Purwoasri Kabupaten Kediri Tahun 2012?”
Tujuan Penelitian
Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan pada wanita usia 20 – 30 tahun tentang
deteksi dini kanker payudara dengan teknik SADARI di Dusun Berjel Desa Jantok
Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri Tahun 2012”
Landasan Teori
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan
seseorang dapat diketahui dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu Pengetahuan
baik, cukup dan kurang (Arikunto, 2006). Faktor – faktor yang mempengaruhi
pengetahuan diantaranya faktor internal yaitu pendidikan, pekerjaan, usia. Dan
Faktor Eksternal yaitu lingkungan dan sosial budaya (Wawan, 2010).
Mengacu pada teori Determinan Perilaku dari Green sebagaimana diuraikan oleh
Notoatmodjo (2007), bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
faktor predisposisi, faktor pemungkin (enabling factors) dan faktor penguat
(reinforcing factors). Pengetauan seseorang termasuk dalam komponen faktor
predisposisi yang diharapkan mampu memberikan dasar dan pembentukan sikap
serta dasar untuk bertindak. Seseorang dapat melakukan tindakan yang diharapkan
lebih baik manakala memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup untuk
mewujudkan perilaku. Mengacu pada teori Health Belief Model (Model Kepercayaan
Kesehatan) dari Rosenstock bahwa perilaku seseorang dapat saja dipengaruh oleh
banyak faktor dan belum tentu pengetahuan yang baik akan selalu membawa pada
perilaku yang positif, karena begitu banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi
perilaku seseorang.
2. Kanker Payudara
Kanker payudara adalah kanker yang terjadi pada payudara karena adanya
pertumbuhan sel yang tidak normal, cepat, dan tidak terkendali membentuk suatu
benjolan atau tumor yang bersifat ganas dan dapat menyebar ke bagian tubuh lain
(Nisman, 2010). Kanker payudara merupakan penyakit yang tersembunyi dan jarang
menimbulkan rasa sakit atau nyeri, tanda – tanda yang biasa muncul yaitu berupa
benjolan pada payudara (Nisman, 2010). Upaya pencegahan kanker payudara salah
satunya dengan pemeriksaan secara mandiri atau bisa disebut SADARI, yang
merupakan langkah awal bagi wanita mengenali tanda – tanda adanya kelainan pada
payudara (Brunner dan Suddarth, 2002).
3. Hubungan Pengetahuan dan Kanker Payudara
Sebagaimana diungkapan pada bahasan sebelumnya, bahwa Pengetahuan dapat
mempengaruhi perilaku, karena pengetahuan yang memadai akan mampu
memberikan pengertian dan pemahaman yang mendapat terhadap suatu fenomena.
Pengetahuan membangun persepsi dan sikap mental manusia yang menjadi faktor
predisposisi untuk bertindak (tend to act).
Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Metode deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan suatu fenomena yang terjadi dalam masyarakat (Notoatmodjo, 2010).
Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan pada wanita dewasa muda usia 20 – 30
tahun tentang deteksi dini kanker payudara dengan teknik SADARI. Penelitian
dilaksanakan di Dusun Berjel Desa Jantok Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri pada
bulan Juni 2012. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh wanita usia 20 – 30 tahun di
Dusun Berjel Desa Jantok Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri sebanyak 24 orang,
dengan sample dalam penelitian ini berjumlah 20 orang. Sampel yang diambil dalam
penelitian ini adalah yang memenuhi kriteria (inklusi dan eksklusi) yaitu dengan teknik
sampling yang digunakan adalah purposive sampling.
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner, dimana hasil yang didapat
dianalisa melalui tahapan pemeriksaan data (editing), proses pemberian identitas data
(coding), tabulating dan scoring. Analisis data dilakukan secara deskriptif.
Kesimpulan
1. Pengetahuan adalah segala yang diketahui oleh seseorang sebagai hasil dari
pengamatan, dan pengetahuan merupakan salah satu dasar pijakan bagi seseorang
untuk bertindak
2. Kanker payudara adalah keganasan sel-sel payudara, yang dapat dideteksi lebih dini
secara sederhana melalui prosedur Pemeriksaan Payudara Sendiri (SARARI)
3. Perlu dilakukan penelitian tentang bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat
tentang SARARI
DAFTAR PUSTAKA
Aimul, Aziz H. (2003). Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:
Salemba Medika
Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Brunner dan Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur. (2011). Tercatat 160 RiBu Penderita Kanker.
www. Pothwatch. Phm. Htm (download: 20 September 2011
Menkes. (2010). Jika Tidak Dikendalikan 26 Juta Orang di Dunia Menderita Kanker.
[email protected] (download: 20 Oktober 2011)
Nisman, Wenni A. (2011). Lima Menit Kenali Payudara Anda. Yogyakarta : Andi
Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. (2003). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Potter dan Perry. (2005). Fundamental Keperawatan vol:1. Jakarta : EGC
Sampapayung, Daniel. (2010). Kanker Payudara Serang Perempuan Usia Muda. www.
Unhas.ac.id. (download: 28 September 2011)
Tamsuri, Anas. (2006). Riset Keperawatan. Kediri : Pamenang Press
Wawan, A. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia.
Yogjakarta: Nuha Medika
Winkjosastro, Hanifa. (2005). Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo
Download