perilaku pasang surut sungai barito dan dampaknya terhadap

advertisement
Proceeding – Kerugian pada Bangunan dan Kawasan Akibat Kenaikan Muka Air Laut pada Kota-Kota Pantai di Indonesia
PERUMAHAN PINGGIR SUNGAI DI BANJARMASIN AKIBAT
PERILAKU PASANG SURUT SUNGAI BARITO
Oleh : Purwito
Peneliti Bahan Bangunan dan Konstruksi
Puslitbang Permukiman
Ringkasan: Sebagai Ibu Kota Propinsi Kalimantan Selatan, Banjarmasin dengan letaknya
yang berada di pinggir sungai besar (Barito) sangat strategis sehingga menjadi pusat dari
segala kegiatan, mulai dari pemerintahan, pendidikan, perdagangan, transportasi serta
wisata.
Berkembangnya berbagai kegiatan telah memberikan tekanan yang sangat besar
terhadap lahan kota sehingga cepat atau lambat seluruh wilayah kota akan menjadi
kawasan terbangun. Penurunan (degradasi) kawasan secara fisik dapat terlihat dari
kualitas lingkungan yang salah satu diantaranya adalah berkembangnya daerah kumuh
karena kualitas hidup yang rendah dan menyatu dengan prasarana dan sarana lingkungan
yang terbatas, kondisi bangunan yang rendah dll.
Kelurahan Kuin Utara merupakan salah satu dari kawasan yang mengalami
kondisi tersebut di atas. Permukiman kumuh terutama di daerah tepian muara antara
sungai Kuin dengan Sungai Barito tumbuh sejalan dengan kegiatan ekonomi yang
berkembang dengan adanya Pasar Terapung.
Dari segi keamanan permukiman yang letaknya di tepian sungai terutama dengan
naik-turun (pasang-surut) nya muka air sungai sebetulnya cukup rentan tetapi masyarakat
masih belum menganggap sebagai sesuatu yang serius. Hal ini disebabkan kondisi ini
sudah terus menerus (rutin) terjadi semenjak nenek moyang mereka ada di sana.
Secara fisik bangunan rumah yang umumnya menggunakan kayu, sudah banyak
yang diperbaiki dengan teknologi seadanya sehingga terkesan perbaikan sementara.
Dengan kondisi wilayahnya yang datar dan berada dibawah permukaan laut (0.16 m) maka kemungkinan terendamnya kawasan ini terendam air sangat besar. Asumsi
untuk menghitung kerugian dapat dihitung melalui pengamatan lapangan berdasarkan
luasnya bagian (komponen) bangunan rumah, fasilitas rumah dan lingkungan, peralatan
rumah tangga yang dipakai serta aspek sosial yang dialami masyarakat setempat.
PENDAHULUAN
Banjarmasin merupakan kota yang wilayahnya dilalui oleh beberapa sungai besar
dan kecil. Salah satu sungai besar yang melalui kota tersebut adalah Sungai Barito yang
dapat dilalui oleh kapal besar. Sedangkan sungai lain seperti Sungai Martapura, Alalak,
Kuin dll, hanya dapat dilalui tongkang yang kebanyakan membawa sembako, sayursayuran dll.
Begitu pentingnya sungai sebagai sarana transportasi sehingga faktor alam dan
kesalahan manusia sangat mempengaruhi kegiatan masyarakat setempat.
Salah satu contohnya adalah, keberangkatan dan berlabuhnya kapal-kapal besar
perlu dijadwal berdasarkan pasang surutnya air sungai, sehingga di muara sungai Barito
dengan Sungai Martapura yang juga merupakan salah satu sungai besar, kapal penumpang
Makalah dan Presentasi
60
Proceeding – Kerugian pada Bangunan dan Kawasan Akibat Kenaikan Muka Air Laut pada Kota-Kota Pantai di Indonesia
atau barang harus menunggu berjam-jam untuk dapat masuk dan keluar pelabuhan Trisakti
(pelabuhan utama Banjarmasin).
Contoh lain adalah, tumbuh-tumbuhan eceng gondok yang tumbuh subur serta sisasisa kayu bekas tebangan di hulu terbawa/hanyut sampai ke hilir yang selain mengganggu
transportasi sungai juga merusak tiang-tiang pondasi perumahan tepi sungai.
Kelurahan Kuin Utara sebagai kawasan yang perkembangannya cukup pesat
merupakan kawasan yang sangat terpengaruh oleh kondisi tersebut di atas. Hal ini
disebabkan selain letaknya di pinggir Sungai Barito juga relief permukaan tanahnya yang
relatif datar
Walaupun kawasan ini oleh Pemerintah Daerah Setempat sedang dikembangkan
menjadi kawasan wisata dengan adanya beberapa peninggalan sejarah dan Pasar
Terapungnya, namun permukiman yang letaknya ditepian sungai dan di daratan masih
tetap dipertahankan sebagaimana aslinya. Rumah panggung baik yang ada di tepian sungai
maupun di darat umumnya menggunakan 100 % kayu sebagai bahan bangunannya. Kayu
Ulin yang dahulu banyak digunakan akhir-akhir ini sudah semakin berkurang dan mahal
harganya sehingga jenis kayu lain seperti meranti yang dahulunya dipakai sebagai kayu
non struktur sekarang mulai digunakan sebagai kayu struktur seperti pondasi tiang, rangka
dinding, penutup dinding dan kuda-kuda.
Seberapa besar pengaruh pasang surut sungai terhadap rumah yang ada di tepian
merupakan studi yang nantinya akan menentukan umur bangunan serta kerugian yang
ditimbulkan olehnya.
PERMASALAHAN DI LOKASI
Beberapa faktor yang mempengaruhi adalah sebagai berikut:
 Keadaan geografi wilayah Banjarmasin yang berada pada ketinggian rata-rata 0.16 m
di bawah permukaan air laut dengan kondisi daerah yang berpaya-paya dan relatif
datar dengan kemiringan lereng berkisar antara 0 – 3% (Poldas 2000) menjadi hampir
seluruh wilayah digenangi air pada waktu air sungai pasang.
 Curah hujan yang tinggi cukup menimbulkan masalah bagi Pemerintah Daerah
Setempat. Hujan yang cukup besar menimbulkan banjir di daratan dan menggenangi
sebagian jalan utama kota sehingga transportasi darat terganggu. Salah satu penyebab
adalah karena tidak berfungsinya saluran air (drainage) kota, bahkan di sebagian
wilayah kota saluran air hujan di pinggir jalan tidak terlihat, air hujan mengalir ke
tanah sekitarnya yang lebih rendah atau langsung ke sungai.
Data curah hujan tertinggi yang tercatat adalah 650 mm pada bulan Januari dan
terendah 236 mm/bulan sedangkan jumlah hujan rata-rata 157 hari. Dengan faktor alam
seperti ini Banjarmasin termasuk daerah tropis dengan suhu rata-rata antara 26,2 C
sampai 34,4 C.
 Pada musim kemarau air tanah menjadi kasat sehingga tidak dapat diminum
 Penebangan hutan oleh para penduduk setempat dan para pemegang HPH sedikit
banyaknya memberikan sumbangan terhadap pendangkalan sungai.
Makalah dan Presentasi
61
Proceeding – Kerugian pada Bangunan dan Kawasan Akibat Kenaikan Muka Air Laut pada Kota-Kota Pantai di Indonesia
KONDISI WILAYAH KELURAHAN KUIN UTARA
Secara ruang kawasan Kelurahan Kuin Utara berbentuk L denganpanjang 1.5 km
termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Banjar Utara, berada di persimpangan jalan yang
ramai sehingga cenderung berkembang pesat.
Kelurahan ini mempunyai karakter khusus/khas seperti elemen-elemen spesifik
yang mempunyai pengaruh cukup kuat terhadap lingkungan sekitarnya seperti, adanya
Mesjid dan kuburan Sultan Suriansyah serta Pasar Terapung. Semua ini merupakan aset
sejarah kota Banjarmasin yang secara sosial budaya-agama dan ekonomi mempunyai nilai
tinggi dan strategis bagi pengembangan sektor parawisata (gambar. 1).
Perkembangan kawasan yang cukup pesat menyebabkab juga penurunan kwalitas
lingkungan karena bermunculannya kawasan kumuh terutama di tepian sungai seperti pada
daerah komersial (pasar terapung) dengan konsentrasi penduduk yang tinggi.
Gambar 1 :
Lokasi wilayah study
Kelurahan Kuin Cerucuk
Kelurahan Kuin Utara
berbatasan :
 Bagian Utara dengan
Kelurahan Alalak
 Bagian Timur dengan
Jembatan Putih
 Bagian Barat dan
Selatan dengan Sungai
Barito dan Sungai Kuin
Beberapa permasalahan yang timbul antara lain:
 Peralihan fungsi kawasan sepanjang tepian sungai menjadi tempat bermukim penduduk
dengan berbagai kegiatannya.
 Sarana jalan tridak dilengkapi dengan saluran drainage dan pedestrian sebagai sarana
pejalan kaki.
 Garis Muka Bangunan atau Sempadan Bangunan tidak beraturan dan batas antara
pekarangan dan Garis Sempadan Jalan menjadi tidak jelas.
 Tidak tersedianya lampu penerangan jalan sebagai pendukung aktifitas masyarakat
 Tata ruang perumahan sepanjang tepian Sungai Barito tidak teratur dan tidak serasi.
 Untuk jelasnya lihat tabel 1
Makalah dan Presentasi
62
Proceeding – Kerugian pada Bangunan dan Kawasan Akibat Kenaikan Muka Air Laut pada Kota-Kota Pantai di Indonesia
Tabel 1. Kondisi permukiman di Kelurahan Kuin Cerucuk
Lokasi
No
1
2
3
4
Identifikasi
Kepadatan bangunan
Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
Jumlah lantai
Garis Sempadan Bangunan (GSB)
Pinggir jalan
> 80 unit/Ha
Mendekati 100%
1 lantai
Tidak ada
Tepian sungai
> 80 unit/Ha
50 – 75%
1 – 2 lantai
Tidak beraturan
Sumber : Hasil survey Tim Puskim 2002
TINJAUAN FISIK BANGUNAN RUMAH
Tipe rumah
Konstruksi rumah pada umumnya menggunakan konstruksi kayu dengan tipe
rumah panggung baik untuk rumah yang didirikan di darat maupun di tepian sungai.
Seperti juga kota-kota lain maka rumah yang didirikan di tepian sungai bentuknya
sangat sederhana (empat persegi panjang) dengan tipe atap pelana begitu pula tata ruang
(denah) rumahnya. Dari segi kenyamanan sebetulnya cukup baik karena semua rumah
dilengkapi dengan cukup bukaan (jendela/pintu) hanya untuk kawasan pemukiman padat
seperti yang terletak di muara Sungai Kuin dengan Sungai Barito karena kerapatan
bangunannya tinggi maka jendela rumah yang satu dengan yang lain kadang-kadang saling
berhadapan dan cahaya matahari kurang. Beberapa tipe rumah yang terdapat di lokasi
adalah sebagai berikut:
 Rumah tipe tunggal tidak bertingkat dan bertingkat kebanyakan didirikan di daratan
dengan batas rumah/lahan dan jalan cukup jelas (pagar kayu). Lahan biasanya berupa
tanah asli dengan tanaman bunga atau keras seperti kelapa, jambu dll.
Untuk rumah yang letaknya di pinggir jalan umumnya berfungsi ganda, yaitu sebagai
rumah tinggal dan juga sebagai tempat usaha (warung, toko, bengkel dll).
 Rumah tipe tunggal tidak bertingkat dengan lokasi bagian depan di tepi jalan (daratan),
sedangkan bagian belakang ditepian sungai. Batas antara rumah/lahan dengan jalan
jelas (pagar kayu). Umumnya bagian depan yang menghadap jalan berfungsi sebagai
rumah tinggal sedangkan yang menghadap tepian sungai sebagai tempat usaha (toko,
gudang dll).
 Rumah di tepian sungai umumnya tidak bertingkat dan berkelompok serta
bergandengan. Kerapatan bangunan sangat tinggi sehingga batas rumah kadang-kadang
tidak jelas karena dinding rumah langsung berbatasan dengan jalan (titian kayu). Dari
sekian rumah yang dikunjungi hanya ada satu rumah bertingkat ayang ditinggali oleh
dua keluarga (orang tua dan anak mereka yang sudah berkeluarga).
Pola Pengelompokan rumah tepi sungai
Makalah dan Presentasi
Pola pengelompokan rumah di darat
63
Proceeding – Kerugian pada Bangunan dan Kawasan Akibat Kenaikan Muka Air Laut pada Kota-Kota Pantai di Indonesia
Kondisi fisik rumah
Kondisi rumah yang didirikan di tepian jalan pada umumnya lebih baik dibandingkan
dengan yang didirikan di tepian sungai. Hal ini terlihat dari umur bangunan yang relatif
masih baru.
Posisi rumah yang didirikan di daratan relatif lebih baik/stabil karena tiang pondasi tidak
mengalami gangguan fisik berupa benturan perahu atau batang-batang kayu yang terbawa
arus sungai.
Berbeda dengan rumah yang didirikan di tepian sungai, sebagian tiang pondasinya sudah
tidak tegak posisinya sehingga posisi rumah agak miring. Perbaikan yang dilakukan adalah
dengan menambah tiang pendukung dengan baru sehingga posisi rumah kembali ke posisi
semula.
Fungsi rumah
Rumah yang dibangun ditepi jalan dan di tepian sungai umumnya berfungsi sebagai rumah
tinggal dan tempat usaha. Pada deret belakang atau pada lapis ke dua dst berfungsi sebagai
tempat tinggal.
Beberapa usaha yang ditemui di lokasi ini adalah toko, warung, bengkel, wartel dsb
sedangkan sisanya merupakan bangunan umum seperti, sekolah, moshola, kantor Koramil,
Kelurahan dll.
Ruang di dalam rumah pada umumnya berfungsi sebagai mana mestinya walaupun pada
sebagian rumah ruang tamu berfungsi juga sebagai ruang kerja (membuat anyaman untuk
tembikar).
Tabel 2. Jenis bangunan berdasarkan fungsi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Fungsi bangunan
Masjid
Moshola
Sekolah Dasar
Koramil
Pengusaha kayu
Wartel
Bengkel motor
Barang bekas
Toko/warung
Hotel/penginapan
Pengusaha ukiran
Rumah
Rumah terapung
Lokasi
Jalan utama
Pinggir sungai
1
8
1
1
4
4
1
2
10
Jumlah (unit)
112
596
9
1
9
1
1
6
4
1
5
62
1
1
708
3
Jumlah
144
Sumber: Data Kelurahan Kuin Cerucuk 2001
661
802
1
2
3
52
1
Bahan bangunan yang digunakan
Seperti juga daerah lain di Kalimantan, kayu merupakan bahan bangunan umum yang
digunakan di daerah ini. Kualitas kayu yang diperdagangkan bermacam-macam sesuai
dengan kelasnya, tetapi kayu sebagai produk utama dari hutan Kalimantan ternyata
harganya mahal. Kayu Ulin sendiri yang merupakan kayu berkuaoitas paling baik dan
hanya digunakan sebagai komponen struktur sudah agak sulit diperoleh sehingga
Makalah dan Presentasi
64
Proceeding – Kerugian pada Bangunan dan Kawasan Akibat Kenaikan Muka Air Laut pada Kota-Kota Pantai di Indonesia
kebanyakan masyarakat yang kurang mampu menggunakan kayu jenis lain seperti Galam
dan Meranti.
Jenis bahan bangunan yang digunakan pada rumah di kawasan Kelurahan Kuin Utara dapat
dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Jenis bahan bangunan yang digunakan
No
1
2
3
4
5
Komponen
Janis konstruksi
Pondasi
Tiang pancang
Lantai /penutup
Rangka / lembaran
Dinding /penutup
Rangka/lembaran
Langit-langit /penutup
Rangka/lembaran
Atap /penutup
Rangka/Lembaran
Sumber : Hasil survey tim Puskim 2002
Janis bahan yang digunakan
Kayu Ulin/Galam
Kayu Ulin, Galam Meranti /kayu (papan)
Kayu Ulin, Galam,Meranti/kayu (papan)
Kayu Meranti /plywood
Kayu Meranti/Galam /Sirap/Seng/Rumbia
Kerusakan komponen rumah yang terjadi
Dari lima komponen rumah yaitu, pondasi, lantai, dinding, langit-langit dan atap, jenis
kerusakan yang banyak terjadi adalah pada komponen pondasi. Tingkat kerusakan yang
terjadi berbeda antara rumah daratan dan rumah di atas air (lihat tabel 4).
Tabel 4. Kerusakan komponen rumah tinggal
No
1
Komponen
Pondasi
Bahan
Kayu
2
Lantai /penutup
Kayu/kayu
3
Dinding /penutup
Kayu/kayu
4
Langit-langit /penutup
Kayu/plywood
5
Atap /penutup
Kayu/sirap/seng
Sumber : Hasil survey tim Puskim 2002
Penyebab kerusakan
Rumah darat
Rumah di atas air
Lapuk
Lapuk
Lapuk
Lapuk/mengelupas
Lapuk/karat
Lapuk/terbentur
perahu atau kayu
Lapuk
Lapuk
Lapuk
Lapuk/karat
PERKIRAAN KERUGIAN RUMAH
Pada dasarnya untuk menghitung kerusakan rumah pada daerah ini dapat dihitung dengan
menggunakan asumsi sebagai berikut:
 Komponen yang terndam pada ketinggian 0.50, 1.00, 2.00, 3.00 m dapat dilihat
pada gambar dibawah.
 Komponen yang terendam dan kemungkinan terjadinya kerusakan pada bagian
tersebut dapat dihitung berdasarkan luas dari bidang yang terendam.
 Jumlah atau besarnya kerugian dapat dihitung dengan menggunakan daftar indeks
harga yang berlaku di daerah setempat.
Sebagai contoh :
Pada rumah di daratan
Volume bidang pondasi yang terendam = a m3
Volume bidang dinding yang terndam = b m3
Maka kerugian material adalah sebesar ……………..a x b = ab m3
Sedangkan jumlah kerugian adalah …………………ab x Rp (harga indeks setempat)
Makalah dan Presentasi
65
Proceeding – Kerugian pada Bangunan dan Kawasan Akibat Kenaikan Muka Air Laut pada Kota-Kota Pantai di Indonesia
Pada rumah di atas air
Volume bidang pondasi yang terendam = 2 x a m3 (karena tinggi permukaan lantai berada
pada 1.00 di atas air)
Volume bidang dinding = 0 (belum sampai terendam
Jumlah kerugian adalah ………………………. 2 a m3
Jumlah kerughian sebesar 2a x Rp (harga indeks setempat)
 Perhitungan ini bisa dipakai karena jenis bahan bangunan yang dipakai adalah sama
Yaitu kayu.
KOMPONEN BANGUNAN YANG TERENDAM AKIBAT NAIKNYA AIR
SUNGAI SETINGGI 1,00 M
Tinggi air
Rumah di tepi sungai
Rumah di daratan
+ 3.00
+ 2.00
+ 1.00
+ 0.50
Permukaan air
KOMPONEN YANG TERENDAM
Pada ketinggian 1.00 M



Pondasi
Lantai
Dinding
KOMPONEN YANG TERENDAM
Pada ketinggian 1.00 M

Pondasi
Perhitungan ini juga digunakan untuk kerugian yang dialami pada :
 Fasilitas rumah seperti sistem sanitasi, Instalasi listrik dll
 Fasilitas lingkungan seperti, saluran air hujan, jalan lingkungan atau titian, sarana air
bersih dll
 Peralatan rumah tangga seperti, meja, kursi, lemari, televisi, radio. Sambungan telepon
dll
Makalah dan Presentasi
66
Proceeding – Kerugian pada Bangunan dan Kawasan Akibat Kenaikan Muka Air Laut pada Kota-Kota Pantai di Indonesia
Kerusakan komponen balok pengikat
pondasi pada bangunan rumah di
darat.
Kerusakan tiang pondasi pada bangunan
rumah tinggal di tepi sunagi (terlihat
batas antara air pasang surut)
Kerusakan pada komponen atap (terutama
pada listpalnk) pada bangunan rumah tinggal
di darat.
PERKIRAAN KERUGIAN KAWASAN
Untuk menghitung kerugian kawasan Kelurahan Kuin Cerucuk hanya bisa
dilakukan jika data identifikasi seluruh bangunan berserta sarana dan prasarananya
tersedia. Untuk bangunan dapat dilihat dari jumlah bangunan yang ada yaitu sebesar 802
bh dengan rumah tinggal sebanyak 708 bh dan sisanya bangunan umum (lihat tabel 2).
Perhitungan kerusakan bangunan rumah dapat mudah dilakukan karena jenis bahan
Makalah dan Presentasi
67
Proceeding – Kerugian pada Bangunan dan Kawasan Akibat Kenaikan Muka Air Laut pada Kota-Kota Pantai di Indonesia
bangunan yang digunakan sama yaitu kayu serta indeks harga bahan bangunan serta biaya
pemasangannya dapat dilihat pada indeks harga yang berlaku setempat.
Sarana dan prasarana seperti listrik, jalan lingkungan, air bersih dsb dapat dihitung
berdasarkan volume yang diperkirakan rusak dikalikan dengan indeks harga yang berlaku
setempat.
Peralatan rumah tangga baik elektronik maupun non-elektronik dapat dihitung
dengan melihat jenis peralatan yang dipunyai oleh masing-masing rumah kemudian
dikalikan dengan harga setempat.
KESIMPULAN
Kesimpulan ini masih sementara karena analisa secara keseluruhan belum dilakukan.
 Kerusakan komponen rumah banyak terjadi pada komponen pondasi dan sebagai
penyebabnya adalah, Pada rumah yang dibangun di atas air dikarenakan benturan
perahu dan kayu-kayu sisa penebangan yang hanyut dan menabrak bagian ini, selain
juga tumbuh-tumbuhan eceng gondok yang menumpuk di bawah kolong rumah dan
menyebabkan lumut pada tiang pondasi.
Sedangkan untuk rumah yang dibangun di daratan disebabkan lapuk karena lumut
(tumbuh-tumbuhan sejenis rerumputan yang menempel pada tiang pondasi).
 Kualitas kayu menurun akibat dari kayu Ulin sebagai andalan rumah setempat sudah
jarang dan mahal sehingga digantikan dengan kayu Meranti dan Galam yang kelasnya
berada di bawahnya namun digunakan untuk komponen struktur.
 Sistem perbaikan yang dilakukan oleh masyarakat setempat masih menggunakan cara
sederhana tanpa menggunakan teknik konstruksi yang memenuhi persyaratan,
khususnya untuk rumah yang dihuni oleh pemilik yang kurang mampu.
 Kenaikan Muka air Laut yang berakibat juga pada pasang surutnya sungai sekitar
belum merupakan sesuatu yang menghawatirkan bagi masyarakat setempat, hal ini
dikarenakan sudah rutin terjadi dan masyarakat lebih mengutamakan ekonomi rumah
tangganya masing-masing.
 Bantuan pemerintah berupa revitalisasi kawasan sangat membantu kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat setempat.
DAFTAR PUSTAKA
1. BAPPEDA, Analysis of Detail Plan of Spatial Urban Area of Banjarmasin,
Banjarmasin, 1999.
2. Directorate of Agriculture, Food Crop Agriculture Data of Banjarmasin, Banjarmasin,
1999.
3. Local Government of Banjarmasin, Satelit Data of Banjarmasin, Banjarmasin,1997
3. Local government of Banjarmasin, Banjarmasin in Number – 2000, Banjarmasin, 1998.
4. Bantuan Teknis Perencanaan Revitalisasi, Kawasan Kuin Utara Banjarmasin tahun
2001, Banjarmasin 2001.
Makalah dan Presentasi
68
Download