1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap manusia pasti ingin tampil prima dapat diartikan sebagiamana
dapat melakukan kegiatan rutin sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang
berarti. Tidak dapat dipungkiri perkembangan zaman yang semakin modern
pasti membawa dampak dalam kehidupan manusia. Dampak yang dimaksud
adalah menurunnya tingkat kesegaran jasmani seseorang, seperti yang di
kemukakan oleh Djoko Pekik (2002 : 4-5) Pergeseran pola hidup dari banyak
pekerjaan yang dilakukan dengan dinamis menjadi jarang dilakukan disinyalir
sebagai penyebab menurunnya status kesegaran jasmani seseorang karena
kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ). Seseorang dengan
tingkat kesegaran jasmani yang baik maka orang tersebut akan dapat
melakukan aktivitas sehari-hari dengan waktu yang relatif lama, dibanding
dengan mereka yang rendah tingkat kesegaran jasmaninya.
Tingkat kesegaran jasmani begitu penting bagi seseorang maka segala
sesuatu yang mendukung tingkat kesegaran jasmani yang baik, diharapkan
sudah diterapkan sejak anak usia dini. Oleh karena itu pemerintah telah
mewajibkan setiap jenjang pendidikan formal wajib memasukan mata
pelajaran pendidikan jasmani dalam kurikulum sekolah, baik itu dari tingkat
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, sampai
Perguruan Tinggi. Menurut Rusli Lutan (2000 : 1) Pendidikan Jasmani adalah
proses ajar melalui aktivitas jasmani, dan sekaligus pula sebagai proses ajar
1
untuk menguasai ketrampilan jasmani. Salah satu tujuan pendidikan jasmani di
sekolah adalah untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Menurut Agus
Mahendra ( 2003: 6 ) Pendidikan jasmani memberikan kesempatan pada siswa
untuk:
1. Mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan yang berkaitan dengan
aktivitas jasmani, perkembangan estestika, dan perkembangan sosial.
2. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai
ketrampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam
aneka aktivitas jasmani.
3. Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani.yang
optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan
terkendali.
4. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas
jasmani baik secara kelompok maupun perseorangan.
5. Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan
ketrampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif
dalam hubungan antar orang.
6. Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani,
termasuk permainan olahraga.
Dalam uraian di atas menyebutkan bahwa salah satu tujuan
pendidikan jasmani di sekolah adalah untuk meningkatkan kesegaran jasmani.
Dengan kesegaran jasmani yang baik, siswa diharapkan dapat mengikuti
pembelajaran dengan optimal dan pada akhirnya akan meningkatkan kualitas
sumber daya manusia.
Sekolah Dasar merupakan lembaga pendidikan formal yang di
selenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Pendidikan jasmani di sekolah
harus benar-benar mendapatkan perhatian penuh. Hal ini perlu dilakukan
karena siswa usia SD masih dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan,
sehingga dengan status kesegaran jasmani yang baik maka mereka akan
tumbuh dan berkembang dengan baik pula. Sebagaimana telah dinyatakan oleh
2
Rusli Lutan (2002: 9) bahwa Pembinaan kesegaran jasmani dan kesehatan di
SD sangat penting artinya, dengan keuntungan sebagai berikut :
1. Meningkatkan kapasitas belajar siswa.
2. Meningkatkan ketahanan terhadap penyakit
3. Menurunkan angka tidak masuk sekolah.
Tingkat kesegaran jasmani yang baik merupakan modal awal bagi
anak usia SD untuk pencapaian kesegaran jasmani selanjutnya, Kesegaran
jasmaninya baik akan berpengaruh pada kegiatan belajar siswa, karena siswa
dengan status kesegaran jasmani yang baik akan bertambah semangat dalam
mengikuti proses pembelajaran. Dengan kesegaran jasmani yang baik atau
kondisi fisik yang baik akan mempertinggi kemampuan dan kemauan belajar.
Artinya status kesegaran jasmani seseorang berpengaruh terhadap kesiapan
maupun kemampuan fisik maupun pikiran untuk menerima beban kerja
(aktivitas belajar) yang merupakan kewajiban siswa tiap hari. Pemantauan
status kesegaran jasmani juga sangat penting dilakukan, karena sebagai alat
evaluasi bagi siswa untuk peningkatan kesegaran jasmaninya. Bagi guru juga
penting
untuk
memperbaiki
dan
meningkatkan
proses
pembelajaran
pendidikan jasmani dan sebagai dasar penilaian keberhasilan proses
pembelajaran penjas di sekolah.
Sekolah Dasar keberadaanya menyebar di seluruh wilayah Indonesia,
tidak hanya terpusat di daerah perkotaan saja akan tetapi sudah menyebar
sampai daerah pedesaan bahkan daerah pegunungan, keberadaan SD hampir
selalu ada di tingkat Kelurahan / Desa, bahkan ada yang terdapat lebih dari
3
satu SD di tingkat kelurahan. Hal ini termasuk di daerah Kabupaten
Purworejo.
Kabupaten Purworejo merupakan salah satu kabupaten di Propinsi
Jawa Tengah dengan luas wilayah secara keseluruham 1.034,82 km2 ini terbagi
menjadi 16 kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten
Wonosobo dan Kabupaten Magelang di sebelah utara, Samudra Hindia di
sebelah selatan, Kabupaten Kebumen di sebelah barat, serta Kabupaten Kulon
Progo (DI Yogyakarta) di sebelah timur. Bagian selatan Kabupaten Purworejo
merupakan dataran rendah. Berdasarkan registrasi penduduk tahun 2003
jumlah penduduk sebesar 709.000 jiwa dengan kepadatan penduduk 685
jiwa/km². Secara geografis Purworejo berada di jalur utama lintas selatan
Pulau Jawa. Kabupaten ini juga dilintasi jalur kereta api, dengan stasiun
terbesarnya di Kutoarjo. http://purworejokab.go.id/content/view/38/87/.
Kecamatan Bener merupakan kecamatan yang berada di daerah
dataran rendah yang penduduknya padat yang kehidupannya sudah seperti
perkotaan. Seperti yang dikemukakan oleh R. Bintarto. Kota adalah suatu
sistem jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan penduduk yang tinggi,
strata sosial ekonomi yang heterogen, dan corak kehidupan yang materialistik.
http://www.infojawa.org/modules/katalog/pdfs/menoreh.pdf.
Kecamatan Bener adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Purworejo,
Provinsi Jawa Tengah, Berada di sebelah utara Kabupaten Purworejo. Dengan
luas wilayah 90 km² dengan jumlah penduduk 53.681 (tahun 2000) kepadatan
penduduk 599 jiwa/km² terbagi dalam 28 desa/kelurahan. Dimana wilayahnya
4
banyak didominasi oleh perbukitan dan pegunungan. Keterangan tersebut
diperoleh dari http://www.infojawa.org/modules/katalog/pdfs/menoreh.pdf.
Kaliurip adalah nama dari salah satu desa yang ada tepat di kecamatan
Bener, letak desa yang berbatasan dengan 3 desa di kecamatan Bener, Desa
kedung pucang, Kaliboto, Kaliwader, karena keberadaan desa tersebut di
dataran rendah. Di desa inilah letak Sekolah Dasar Negeri Kaliurip yang
selanjutnya penulis gunakan sebagai subyek dalam penelitian ini. Sekolahan ini
tepat di tengah-tengah kota kecamatan Bener, jumlah siswa 299 anak, kelas
paralel siswa siswinya dari sekitar sekolah jadi cukup dekat dengan sekolahan,
ada yang jalan kaki ada yang naik sepeda ontel, ada yang di antar orang tua ada
juga yang naik angkot. Selama ini di Sekolah Dasar ini belum pernah diadakan
tes kesegaran jasmani.
Pekacangan adalah nama dari salah satu desa yang ada di kecamatan
Bener, letak desa yang berbatasan dengan 3 desa di kecamatan Bener, Desa
Cacaban Lor, Wadas, Medono,dan disebelah timur berbatasan dengan
Kabupaten Magelang karena keberadaan desa tersebut di dataran tinggi.
Sebagian besar siswanya harus naik turun bukit untuk sampai di sekolahan
dengan jalan kaki belum ada angkot yang sampai di desa ini dan di Sekolah
Dasar ini belum pernah diadakan tes kesegaran jasmani.
Berdasarkan uraian tersebut peneliti ingin mengetahui apakah dengan
perbedaan keadaan wilayah, status kesegaran jasmani siswa SD di daerah
dataran rendah dan di daerah pegunungan. Siswa SD di daerah dataran rendah
pola makan dan kandungan gizi lebih diperhatiakan, namun mereka cenderung
5
kurang bergerak karena keterbatasan waktu dan tempat. Pesatnya kemajuan
iptek seperti telah diuraikan di atas juga membawa dampak kurang baik bagi
status kesegaran jasmani anak-anak di daerah perkotaan. Mereka telah akrab
dengan teknologi canggih, aneka permainan modern yang telah menggantikan
permainan-permainan tradisional yang tentunya lebih banyak membutuhkan
aktivitas gerak. Dengan demikian dapat menjadikan anak kurang gerak
(Hipokinetik) dan hal ini dapat berakibat menurunya status kesegaran jasmani
mereka.
Hal tersebut tentunya akan berbeda dengan anak-anak yang tinggal di
daerah pegunungan. Mereka lebih bebas bergerak karena luangnya waktu dan
keadaan alam yang memang masih mendukung. Anak-anak di daerah
pegunungan masih akrab dengan permainan-permainan tradisional yang
tentunya lebih banyak menggunakan aktivitas fisik. Mereka belum banyak
mengetahui permainan-permainan modern, di sini anak-anak juga masih
familier dengan rutinitas yang berhubungan dengan aktivitas fisik seperti jalan
kaki atau berlari naik turun bukit untuk berangkat ke sekolah karena memang
keadaan alam yang masih memaksa anak beraktivitas seperti itu.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas
maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Belum diketahuinya status kesegaran jasmani siswa
Pekacangan di Pegunungan.
6
kelas V SD N
2. Belum diketahuinya status kesegaran jasmani siswa kelas V SD N Kaliurip
di Dataran Rendah.
3. Belum diketahuinya status kesegaran jasmani siswa kelas V SD N Kaliurip
yang berada di dataran rendah dan status kesegaran jasmani siswa kelas V
SD N Pekacangan yang berada di pegunungan.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah serta
untuk menghindari bias, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada
tingkat kesegaran jasmani siswa kelas V SD N Pekacangan di pegunungan dan
siswa kelas V SD N Kaliurip di dataran rendah di Kecamatan Bener.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan
masalah tersebut diatas, rumusan masalahnya sebagai berikut “bagaimana
tingkat kesegaran jasmani antara siswa kelas V SDN Kaliurip yang berada di
dataran rendah dan siswa kelas V SDN Pekacangan yang berada di
pegunungan di Kecamatan Bener ? ”
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status tingkat kesegaran
jasmani siswa kelas V SDN Kaliurip yang berada di dataran rendah dan siswa
kelas V SDN Pekacangan yang berada di pegununggan di Kecamatan Bener.
7
F. Manfaat Penelitian
1.
Manfaat Teoretis
a. Sebagai acuan untuk penelitian sejenis
b. Dapat mewujudkan bukti-bukti secara ilmiah Tingkat Kesegaran
Jasmani siswa kelas V SD N Pekacangan dan siswa kelas V SD N
Kaliurip
2.
Manfaat Praktis
a. Bagi siswa untuk mengetahui Tingkat Kesegaran Jasmani masingmasing siswa.
b. Bagi Guru untuk dijadikan pedoman atau bahan pertimbangan untuk
menyadarkan siswa maupun orang tua siswa akan pentingnya kesegaran
jasmani.
c. Bagi Sekolah untuk dijadikan acuan atau bahan pertimbangan agar
lebih memperhatikan kondisi kesegaran jasmani siswa dengan
melakukan control terhadap pelaksanaan program kegiatan jasmani di
Sekolah.
8
Download