GEOLOGI KABUPATEN LUWU Berdasarkan peta goelogi Sulawesi Lembar Majene dan bagian barat lembar Palopo serta lembar Malili bagian selatan, Geologi Kabupaten Luwu disusun oleh beberapa litologi yaitu (muda-tua) : 1. Aluvium (alluvium) (Qa), merupakan endapan termuda dibanding dengan formasi yang lain. Tersusun oleh beberapa batuan yaitu : lempung (clay), lanau (silt), pasir (sand), dan kerikil (gravelt). Endapan ini berumur Holosen. 2. Granit kambuno (kambuno granite) (Tpkg), terdiri dari granit (granite), granodiorit (granodiorite) dan sekis (schist), Granit berwarna putih berbintik hitam kebiruan, berbutir sedang-kasar, berhablur penuh (holokristalin), umumnya bertekstur porfiritik, fenokris terdiri atas ortoklas, plagioklas, kuarsa, hornblenda dan biotit, yang tersebar diatas massa dasar kuarsa, hornblenda, biotit dan mineral lempung. Umunya batuan masih segar, terdapat berbagai jenis granit, diantaranya mikrolit hornblende-biotit, mikrogaranite, biotit, gneiss-mikrigranite biotit, dan mikroleukogranite (Hartono S, 1980). 3. Batuan terobosan (intrusive Rock) (Tmpi), Umumnya batuan beku bersusun asam sampai menengah seperti granit (granite), granodiorit (granodiorit), diorit setempat gabro (gabbro). Batuan ini diperkirakan berumur Pliosen. 4. Formasi salowajo (salowajo formation) (Tms), Formasi ini tersusun oleh napal (marl) dan batu gamping (limestone) yang tersisip, setempat mengandung batu pasir gampingan (calcareous sandstone) berwarna abu-abu biru sampai hitam, konglomerat (conglomerate) dan breksi (breccias). Foraminifera umumnya berjangka dari Miosen awal hingga Miosen Tengah. 5. Anggota BatuGamping Batuan Gunungapi Lamasi terdiri dari batugamping (limestone) berwarna putih kekuingan sampai kelabu kehitaman, berupa batugamping koral, padat dan sangat keras, tidak berlapis. 6. Batuan Gunungapi Lamasi (lamasi volcanics) (Tolv), terdiri dari lava andesit (andesite lava), breksi gunungapi (volcanic breccia), batupasir (sandstone) dan batulanau (siltstone), setempat feldspatoid (feldspathoid), umumnya terkloritkan dan terkersikan, umumnya diduga berumur Oligosen karena menindih formasi Toraja. 7. Formasi Toraja (toraja formation) (Tets), terdiri dari serpih (shale) berwarna coklat kemerahan, serpih napalan (marly shale) berwarna kelabu, batugamping (limestone), batupasir kuarsa (quartz sandstone), konglomerat (conglomerate), dan setempat batubara (coal). Tebal formasi ini diperkirakan >1.000 m. Fosil foraminifera besar pada batugamping (limestone) menunjukkan umur Eosen-Miosen. 8. Formasi Latimojong (latimojong formation) (Kls), secara umum formasi ini mengalami pemalihan lemah-sedang; terdiri atas serpih (shale), filit (phyllite), rijang (chert), marmer (marble), kuarsit (quartzite) dan breksi terkersikan (breccias silicifield); diterobos oleh batuan beku menengah sampai basah. Batulempung (claystone) mengandung fosil Globotruncana berumur kapur akhir dengan lingkungan pengendapan laut dalam. Tebal formasi lebih dari 1.000 meter. POTENSI SUMBER DAYA MINERAL LOGAM 1. GALENA (Pb) = Potensi cadangan diperkirakan 1.800.000 ton terdapat di Kecamatan Suli Barat dan Walenrang Barat. 2. BESI (Fe) = Potensi cadangan belum diketahui persis, terdapat di Kecamatan Bajo Barat dan Walenrang. 3. HEMATIT (Fe2o3) = Potensi cadangan mineral besi hematite diperkirakan mencapai jutaan ton terdapat di Kecamatan Suli Barat dan Kecamatan Bajo Barat. 4. EMAS (Au) = - Potensi cadangan sebesar 1.45-18.84 g/Ton (hasil analisa laboratorium) terdapat di Kecamatan Latimjong. - Potensi cadangan sebesar 35-37 ppb terdapat di Kecamatan Walenrang Timur. - Potensi cadangan sebesar 13 ppm terdapat di Kecamatan Walenrang Barat. - Potensi cadangan sebesar 122.08-29.08 ppm terdapat di Kecamatan Suli Barat 5. TEMBAGA (Cu) = Terdapat di Kecamatan Walenrang Barat dan Kecamatan Latimo Jong. 6. BESIMANGANIS = Potensi keterdapatannya masih bersifat indikasi dan masih perlu dilokalisir, terdapat di Kecamatan Suli. POTENSI SUMBER DAYA MINERAL NON LOGAM 1. MARMER/BATU GAMPING Batugamping/marmer tersusun mineral kalsit (CaCO3), terjadi secara organik, mekanik atau kimia. Bahan galian ini terdapat di Kecamatan Bastem tepatnya di Desa Pantilang, Rantedaang, Langkede dan di daerah Rambebeang,To’dao Kecamatan Walenrang Barat. Batuan ini mengalami metamorfisme, kenampakan secara fisik warna abu-abu kehitaman, banyak menggandung fosil foraminifera besar, terdapat urat-urat kalsit, bersifat kompak dan dibeberapa tempat dijumpai kekar-kekar. Kecamatan Bastem diperkirakan memiliki cadangan terkira >500.000 m3 yang tersingkap di permukaan. Penggunaan batugamping/marmer ini tergantung pada sifat fisiknya, sedangkan untuk bahan baku industri ditentukan oleh sifat-sifat kimianya. Biasanya digunakan untuk bangunan seperti ubin lantai, dinding (interior dan eksterior), papan nama, dekorasi atau hiasan, monument, prabot rumah tangga seperti meja, kap lampu dan sebagainya. 2. KUARSIT (SiO2) Kuarsit merupakan batuan malihan yang berasal dari batupasir kuarsa greywacke, arkose, jasper, flint atau batuan silica lainnya. Secara fisik umumnya berwarna putih hingga abu-abu namun dapat berwarna lain tergantung mineral pengotornya seperti biotit, grafit atau magnetit. Kuarsit terdapat di Buntu Batu Bulan, Desa Tombang, Kecamatan Walenrang. Kenampakan secara fisik berwarna putih kecoklatan, kelabu, kecoklatan hingga coklat, tekstur granoblastik, ketebalan rata-rata 93 meter, terdapat diketinggian >300 m.dpl.sumberdaya bahan galian ini dibagi menjadi 3 kategori berdasarkan karakternya menjadi sumber daya kuarsit I dengan cadangan sebesar 26.248.320 ton, sumberdaya kuarsit II dengan kondisi telah terpecah-pecah oleh struktur memiliki cadangan 844.200 ton, dan Sumberdaya Kuarsit III yang bersifat sisipan dalam formasi Latimojong dengan cadangan 1.424 ton. Sehingga total cadangan terkira adalah 27.093.944 ton. Kuarsit umumnya digunakan sebagai bahan pembuatan bata refraktori, bahan abrasive (penggosok), industry gelas dan keramik, serta untuk bahan bangunan sebagai agregat, lantai dan dinding. 3. ANDESIT Andesit merupakan batuan beku luar yang terjadi akibat pembekuan magma intermedier sampai basah dipermukaan bumi. Batuan ini bertekstur porfiritik sampai afanitik, umumnya berwarna abu-abu sampai hitam, kuat tekanan antara 600-2400 kg/cm2. Keterdapatannya dalam bentuk sill tersingkap pada tebing jalan daerah Marangka. Penyebarannya terutama di daerah Marangka dan Buntu Lemo dengan ketebalan sekitar 2-5 meter. Kegunaan andesit terutama untuk bahan bangunan (agregat) dan batuhias (ornament stone). 4. BATUSABAK Batusabak merupakan batuan malihan yang berasal dari lempung atau serpih yang telah mengalami metamorfosa regional, bercirikan adanya bidang belah (cleavage) paralel/sejajar yang berkembang baik disebabkan oleh rekristalisasi atau pembentukan mineral mika. Ahli-ahli geologi dimasukkan kedalam jenis batuan metamorf atau batuan yang mengalami malihan. Batuan ini awalnya berasal dari batuan sedimen dari jenis lempung, karena mengalami pembebanan maka terjadi proses metamorfisme. Batusabak terdapat di daerah Bone Posi sampai Ulu Salu, Kecamatan Latimojong bagian timur. Kegunaan dari batusabak ini antara lain sebagai bahan campuran dalam industri semen, papa tulis dan panelinstrumen listrik, atap rumah, bagian atas meja billyard dan sebagaimanya. 5. ZEOLIT Zeolit merupakan senyawa alumino silikat hidrat dengan logam alkali yang merupakan kelompok mineral yang terdiri dari beberapa jenis (species). Endapan zeolit biasanya terdapat dalam batuan sedimen piroklastik berbutir halus dengan komposisi riolitik. Endapan zeolit terdapat di Buntu Ketok, Desa Kaili, Kecamatan Suli. Zeolit merupakan hasil alterasi hidrotermal dari batuan vulkaniklastik sebagai batuan asal. Kenampakan dilapangan memperlihatkan warna hijau, lapuk berwarna abu-abu kehijauan. Luas penyebaran diperkirakan sebatas Buntu Ketok dengan ketebalan berdasarkan selisih kontur sekitar 50 meter dan cadangan terkira mencapai jutaan ton. Kegunaan zeolit sangat luas seperti bahan bangunan dan ornamen, semen puzzolan, bahan agregat ringan, bahan pengembang dan pengisi tapal gigi, bahan penjernih air limbah dan kolam ikan, makanan ternak, pemurni gas methan, gas alam dan gas bumi, penyerap zat (logam)racun dan sebagainya. 6. BAZALT Bazalt adalah batuan beku vulkanik, yang berasal dari hasil pembekuan magma berkomposisi basa dipermukaan atau dekat permukaan bumi. Biasanya membentuk lempeng samudera di dunia. Mempunyai ukuran butir yang sangat baik sehingga kehadiran mineral tidak terlihat (afanitik). Bazalt adalah umum ekstrusif batuan vulkanik, biasanya berwarna abu-abu menjadi hitam dan halus karena pendinginan yang cepat dari lava pada suhu permukaan. Menurut definisi resmi, basalt didefinisikan sebagai batuan beku aphanitic yang mengandung volume, kurang dari 20% kuarsa dan kurang dari 10% feldspathoid dan dimana setidaknya 65% dari felspar dalam bentuk plagioklas. Basalt terdapat di Desa Kadundung, Kecamatan Latimojong; Desa Marinding, Bonelemo, Tetekang, Kecamatan Bajo Barat; dan di Kecamatan Larompong. Estimasi cadangan mencapai jutaan ton 7. GRANODIORIT Granodiorit terjadi dari proses pembekuan magma bersifat asam, sedangkan bentuk instrusinya berupa sill, korok atau batholi, mineralnya berbutir kasar hingga sedang, berwarna terang, menyerupai granit. Granodiorit terdapat di Kecamatan Bajo dan Kecamatan Latimojong. Cadangan terkira mencapai jutaan ton. Kegunaan granit umumnya sebagai bahan bangunan dan batu hias (ornament stone). 8. FILIT Filit merupakan batuan metamorf yang umumnya tersusun atas kuarsa, sericite mica dan klorit. Terbentuk dari kelanjutan proses metamorfosisme dari slate. Batuan ini terdapat di Sungai Tabang sampai Buntu Lokosusu, Kecamatan Latimojong bagian barat, estimasi cadangan mencapai jutaan ton. Kegunaan batuan ini umumnya untuk dinding, mebel dan lantai. 9. RIJANG Rijang terbentuk dari proses replacement terhadap batugamping oleh silica organic atau anorganik. Umumnya berwarna kemerahan (merah hati). Rijang terdapat di Salu Mararing, Salu Tabang, Kecamatan Bastem di bagian barat daya. Rijang berbutir sangat halus, kenampakan secara fisik berwarna kemerahan (segar), kecoklatan (lapuk), tekstur nonklastik, struktur berlapis dengan arah/strike berarah barat laut (N350E) dan kedudukan perlapisan/dip batuan 180-360. Komposisi batuan terdiri dari silika dan terdapat urat-urat (vein) kuarsa. Cadangan terkira mencapai jutaan ton. Kegunaan rijang umumnya sebagai bahan batu setengah permata (ornamen). 10. GRANIT Granit terjadi dari proses pembekuan magma bersifat asam, sedangkan bentuk instrusinya berupa sill, korok ataupun batholit. Warna batuan abu-abu sampai putih keabu-abuan. Granit terdapat di Buntu Paniki, Kecamatan Bastem; Kecamatan Walenrang bagian tengah; dan Kecamatan Lamasi. Kenampakan secara fisik berwarna abu-abu (segar) dan kekuningan (lapuk), tekstur holokristalin dengan komposisi penyusun mineral orthoklas dan kuarsa. Perkiraan cadangan mencapai jutaan ton. Kegunaan granit umumnya sebagai bahan bangunan dan batu hias (ornament stone). 11. KLORITIK MUDSTON Bahan galian ini terdapat di daerah Bone Posi, Kecamatan Latimojong. Kenampakan secara fisik berwarna hijau mengkilat, struktur sekistose yang tersusun oleh mineral klorit, muscovite, lempung dan kuarsa. Estimasi cadangan terkira mencapai jutaan ton. 12. LEMPUNG/CLAY. Lempung terbentuk dengan proses hidrotermal terdapat pada zona ubahan argilik lanjut (hipogen) yang dicirikan oleh sifat hidrolisis. Bahan galian lempung ini terdapat di Kecamatan Larompong; Kecamatan Suli; dan Kecamatan Bajo. Kenampakan secara fisik berwarna abuabu terang sampai abu-abu kecoklatan, bersifat plastis basah dan kaku bila dalam keadaan kering. Estimasi cadangan terkira dapat mencapai jutaan ton. Kegunaan lempung untuk industri keramik, plastik, cat dan sebagainya. 13. SIRTU Sirtu merupakan singkapan pasir batu, karena komposisi butir yang tidak seragam. Sirtu terjadi karena akumulasi pasir batuan yang terendapkan di daerah relatif rendah. Keterdapatan sirtu di Kabupaten Luwu umumnya merupakan endapan alluvial yang diendapkan disepanjang pinggiran sungai seperti: Salu Suso, Sungai Tembo’e, Sungai Suli, Sungai Paremang, Sungai Lamasi dan Sungai Rongkong. Estimasi cadangan terkira dapat mencapai jutaan ton. Kegunaan sirtu untuk bahan bangunan.