BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dua lembaga konsultan keuangan dunia, Price Water House Coopers (2006) dan Goldman Sachs (2007), memprediksi bahwa Indonesia akan menjadi salah satu negara dengan kekuatan ekonomi terbesar pada tahun 2050. Goldman Sachs dalam makalahnya yang berjudul N-11: More than Acronym menggolongkan Indonesia dalam kelompok Next-Eleven (N-11) pada urutan ke 7. N-11 adalah kelompok 11 negara yang mempunyai potensi pertumbuhan ekonomi besar dan diprediksi akan merajai PDB dunia setidaknya paling lambat tahun 2050. Senada dengan Goldman Sachs, Price Water House Coopers juga menetapkan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi terbesar nomor 6 paling lambat pada tahun 2050 dalam artikel berjudul “The World in 2050”. Ada banyak pertimbangan kedua lembaga tersebut menempatkan Indonesia layak sebagai salah satu bakal kekuatan ekonomi terbesar pada tahun 2050 yang akan datang. Antara lain adanya pertumbuhan ekonomi yang mempunyai rentang 4% 6% per tahun, jumlah populasi yang besar dan stabilnya nilai tukar rupiah dalam tahun-tahun terakhir ini. Indonesia sendiri, berdasarkan perkiraan di atas, telah membuat visi Indonesia 2030 (YIF, 2007) yang pada intinya merumuskan visi Indonesia untuk menjadi negara industri tangguh pada tahun 2030, dimana pada saat itu pendapatan per kapita Indonesia diperkirakan akan mencapai US$ 18.000 per tahun. Dari segi ekonomi sendiri, Indonesia sendiri mempunyai beberapa keunggulan yaitu: a) jumlah populasi yang sangat besar (Indonesia termasuk negara berpenduduk terbesar ke empat di dunia), b) kekayaan alam yang melimpah, c) kemandirian Indonesia dari IMF – dengan melunasi semua komitmen utang luar negeri Indonesia (sesuai Letter of Intent yang ditandatangani tahun 1997), dan d) keberhasilan Indonesia meraih pertumbuhan ekonomi yang mendekati angka 6% per tahun (sama dengan pertumbuhan ekonomi sebelum krisis moneter). Yang tidak kalah penting ialah menurunnya rasio utang luar negeri terhadap PDB yang 2 berkisar 80% (pada tahun 2000) menjadi kurang 40% tahun 2007, seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 1.1 di bawah ini (Bank Dunia, 2008). Beberapa perubahan positif di atas jika dimanfaatkan dengan baik, dapat menempatkan Indonesia pada posisi terhormat sesuai perkiraan di atas. Gambar 1.1 Rasio Hutang Indonesia terhadap PDB (sumber: Bank Dunia) Untuk itu perlu disadari pentingnya kita memahami struktur pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk meraih visi Indonesia 2030 sekaligus meraih posisi terhormat sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia terbesar pada tahun 2050. Pemahaman struktur perekonomian suatu negara sangatlah penting, di antaranya untuk mengetahui kelebihan dan kelemahannya. Dengan memahami kelebihan dan kekurangannya, kita dapat mengambil kebijakan-kebijakan yang strategis untuk meraih kemajuan yang kita harapkan. Di sisi lain, selama ini kajian makroekonomi Indonesia yang ada hanya berkutat mengenai peran TPF (Total Productivity Factor=Faktor Produktivitas Total) dalam pertumbuhan ekonomi. Dengan metodologi system dynamics, penulis akan melakukan pendekatan yang dinamis dan menyeluruh dengan melihat interaksi di antara 1 dan TPF sehingga kita dapat mengenali kelebihan dan kelemahan perekonomian kita. Dan dari itu kita dapat menetapkan strategi yang paling tepat bagi pencapaian pertumbuhan ekonomi yang kita harapkan bersama. Yang juga menjadi sumber perbedaan pendapat dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah “ bagaimana sebaiknya pengembangan sektor industri ? ”. Suatu pendapat menyatakan pentingnya pengembangan sektor industri padat 1 adalah bagian prosentase output yang dihasilkan kapital 3 karya agar pertumbuhan ekonomi mampu menyerap tenaga kerja yang relatif banyak daripada kita mengembangkan industri padat modal. Pendapat lain juga menyatakan perlunya kita mengembangkan industri padat modal karena produk padat modal merupakan produk yang bernilai tambah tinggi sehingga dapat meningkatkan profitabilitas usaha. Kenyataan yang kita hadapi memberikan fakta bahwa industri padat karya seperti industri sepatu, TPT (tekstil dan produk tekstil) mengalami masa-masa sulit akibat serbuan produk impor dengan harga jauh lebih murah. Industri padat karya yang selama ini kita andalkan untuk meningkatkan kesediaan lapangan kerja justru yang paling pertama mengurangi jumlah karyawannya belakangan ini. Timbul pertanyaan bagaimana seharusnya kita membangun industri yang mampu mendukung pertumbuhan ekonomi sekaligus mengurangi jumlah pengangguran. I.2 Perumusan Masalah Standar kehidupan suatu negara sangat ditentukan oleh fungsi produksinya (Mankiew, 2003). Semakin tinggi nilai fungsi produksi atau makin tinggi tingkat produksinya, maka makin besar potensi negara tersebut untuk meningkatkan standar kehidupannya. Besaran fungsi produksi dipengaruhi oleh jumlah kapital, tenaga kerja dan faktor produktivitas total (total productivity factor). Ketiga faktor ini sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi. Gambar 1.2 Pertumbuhan PDB dan PDB per kapita Seperti yang yang dapat kita amati dalam Gambar 1.2 diatas (Thomson, Western, 2007) ada perbedaan yang mencolok dalam pertumbuhan standar kehidupan antar 4 negara. Negara-negara di benua Afrika umumnya mengalami pertumbuhan standar kehidupan yang relatif datar, di sisi lain negara-negara Macan Asia tumbuh sangat pesat. Bahkan pertumbuhan Macan Asia (Taiwan, Korea Selatan, Singapore dan Hongkong) jauh lebih pesat dibandingkan dengan pertumbuhan negara maju (Amerika Serikat dan Eropa Barat). Studi terakhir menunjukkan bahwa pertumbuhan standar kehidupan Macan Asian didukung oleh peningkatan rasio investasi terhadap PDB (yang akan meningkatkan jumlah kapital) dan peningkatan produktivitas (Mankiew, 2003). Pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara dipengaruhi oleh jumlah tenaga kerja, jumlah kapital dan tingkat penguasaan teknologi. Makin tinggi salah satu faktor di atas (jumlah kapital, tenaga kerja dan faktor produktivitas total), maka makin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Karena itu memahami peran kapital, tenaga kerja dan faktor produktivitas total dalam struktur ekonomi suatu negara menjadi hal yang amat penting difahami untuk menggiring ekonomi suatu negara ke arah yang lebih baik. Dalam pandangan ekonomi, jumlah populasi dan kapital merupakan suatu keniscayaan untuk melakukan kegiatan ekonomi. Jumlah populasi kita yang besar merupakan suatu faktor penting yang jika dapat kita kelola dengan baik dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang penting. Di sisi lain, jumlah kapital yang berasal dari investasi (dalam dan luar negeri) merupakan alat produksi yang kita butuhkan untuk meningkatkan jumlah produksi. Sedangkan untuk menggunakan kapital itu sendiri diperlukan pengetahuan dan penguasaan teknologi yang memadai. Tanpa penguasaan teknologi yang memadai, maka kita takkan dapat menggunakan kapital tersebut secara memadai. Inilah gambaran keterkaitan penting antara tenaga kerja, kapital dan tingkat penguasaan teknologi. Tingkat penguasaan teknologi erat kaitannya dengan faktor produktivitas total, makin tinggi penguasaan teknologi dan makin kondusif interaksi di antara masyarakat-swasta-pemerintah, makin besar potensi untuk meningkatkan produktivitas output suatu negara. 5 Dalam penelitian ini yang akan dikaji ialah ”Bagaimana peran kapital, tenaga kerja dan penguasaan teknologi dalam struktur ekonomi Indonesia ?”. Dalam kaitan dengan rumusan permasalahan akan dikaji hal-hal sebagai berikut: 1) bagaimana struktur dan perilaku sistem perekonomian Indonesia; 2) apa saja faktor-faktor pendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia; dan 3) dengan memahami jawaban pertanyaan di atas, bagaimana skenario pertumbuhan agar Indonesia dapat mencapai visi 2030. I.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini antara lain : membuat model struktur pertumbuhan ekonomi Indonesia jangka panjang untuk memprediksi pertumbuhan ekonomi ke depan guna menyusun skenario menuju visi Indonesia 2030, khususnya mencapai sasaran kuantitatif pendapatan per kapita US$ 18.000 per tahun. Selain itu juga dapat diketahui pengaruh pertumbuhan kapital dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. I.4 Lingkup Permasalahan Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini dibatasi untuk menyusun skenario-skenario kebijakan ekonomi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia menuju visi Indonesia 2030. Pemahaman atas struktur ekonomi dilakukan dengan pemodelan sistem yang dibangun dari serangkaian proses tiruan dunia nyata. Melalui pemahaman atas perilaku sistem yang tidak diinginkan akan ditemukan pilihan skenario kebijakan yang dapat mengurangi atau dalam kondisi yang tidak kita inginkan, sehingga kita dapat membangun suatu struktur ekonomi yang kokoh dan mampu membimbing kita ke arah yang kita cita-citakan. I.5 Metodologi Penelitian Penelitian dimulai bulan Juli 2008 dengan melakukan pengumpulan data-data pertumbuhan ekonomi Indonesia. Data-data yang dikumpulkan antara lain: data PDB (Produk Domestik Bruto), jumlah tenaga kerja dan jumlah investasi. Metodologi dinamika sistem (system dynamics) digunakan untuk menyusun struktur pertumbuhan ekonomi Indonesia jangka panjang dan merumuskan skenario-skenario guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. Kemampuan system dynamics dalam mempresentasikan struktur dan perilaku 6 sistem serta kemampuan simulasinya untuk memprediksi masa depan merupakan faktor penting pemilihan system dynamics sebagai metodologi penelitian. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, kemampuan system dynamics untuk mempresentasikan interaksi dan Faktor Produktivitas Total (TPF) juga merupakan alasan lain yang dianggap penting. Interaksi dinamis dan TPF mampu membantu kita melakukan pendekatan yang dinamis dan menyeluruh untuk memahami struktur perekonomian kita sehingga dapat mengenali kelebihan dan kelemahan perekonomian kita. Langkah-langkah analisis adalah sebagai berikut ini: 1) menelaah faktor-faktor pertumbuhan Indonesia. Termasuk pengaruh sektor konsumsi, pemerintah, impor dan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi. Termasuk mengkaji peran kapital dan jumlah tenaga kerja Indonesia; 2) membuat model system dynamics yang menggambarkan struktur perekonomian Indonesia; dan 3) hasil simulasi model yang dibuat di atas dibandingkan dengan data aktual pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jika ditemukan kesamaan, maka model selanjutnya digunakan untuk memprediksi pertumbuhan ekonomi ke depan dengan sejumlah skenario. Skenario pertumbuhan ekonomi ke depan dibuat berdasarkan telaah butir 1 di atas. I.6 Sistematika Penulisan Bab I terdiri atas latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, lingkup permasalahan, metodologi penelitian dan sistematika penulisan yang akan memberi batas dan arahan dalam tesis ini. Bab II mencakup konsep-konsep ilmu ekonomi, system dynamics dan visi 2030 yang menjadi dasar penulisan tesis ini. Bab III akan menguraikan tentang metodologi penelitian yang akan menjadi guidelines dalam proses penelitian tesis ini, sedangkan Bab IV menguraikan gambaran umum perekonomian Indonesia dan model dasar yang digunakan dalam penelitian ini. Bab V merupakan tahapan simulasi, analisis dan pembahasan perilaku model untuk semua skenario kebijakan. Bab VI berisi kesimpulan dan saran dari hasil simulasi dan analisis kebijakan.