MODUL PERKULIAHAN XII IBADAH MERUPAKAN KEBUTUHAN ROHANI UMAT ALLAH Fakultas Program Studi MKCU MKCU Tatap Muka 13 Kode MK Disusun Oleh 90039 Drs. Sugeng Baskoro, M.M Abstract Kompetensi Pemahaman mengenai ibadah yang merupakan kebutuhan hakiki umat Allah Mahasiswa mampu memahami pentingnya suatu ibadah bagi perkembangan imannya kepada Tuhan 1 1.1 Latar Belakang Pengertian dari Ibadah itu sendiri yang dimana kata “ibadah” berasal dari bahasa arab yang mempunyai arti sama dalam bahasa ibrani yang dimana Pengertian bahasa Ibrani "abodah" yang berarti "mengabdi". Jadi, beribadah berarti mengabdi kepada Tuhan. Terkadang kita juga pakai kata "berbakti" (bahasa Sansekerta), yang berarti berbuat bakti kepada Tuhan. Istilah yang dipakai dalam GPIB adalah "Ibadah". Ibadah merupakan suatu kegiatan utama dalam semua agama, yang dapat kita temui di semua agama. Walaupun demikian, pemahaman tentang ibadah serta bentuk dan tatanan ibadah di masing-masing agama berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini disebabkan karena atau bersumber pada perbedaan isi kepercayaan dari masing-masing agama itu. Bagi gereja, ibadah adalah pertemuan umat dengan Tuhan untuk mengingat-rayakan perbuatan penyelamatan Allah dalam hidup dan karya Kristus. Kata "memperingati" disini bukan dalam arti mengenang kembali atau menggali ingatan kita tentang peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau. Tetapi "memperingati" mengandung arti menghadirkan atau mengaktualisasikan peristiwa yang pernah terjadi di masa lalu untuk dialami kembali pada masa kini. Peristiwa yang diaktualisasikan dalam ibadah adalah peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus. Walaupun telah terjadi di waktu lalu namun kematian dan kebangkitan Kristus tetap aktual di masa kini. Sebab ketika umat mengaktualisasikan kematian dan kebangkitan Kristus, Tuhan berkenan hadir. Jelas bahwa ibadah merupakan ungkapan syukur atau jawaban umat atas karya penyelamatan Allah dalam Kristus. Ibadah bukan upaya umat untuk memperoleh atau menggapai keselamatan, melainkan sebagai jawaban umat atas keselamatan yang telah dikaruniakan Allah. Karena itu pula pemahaman tentang ibadah tidak dapat dipisahkan dari pemahaman iman gereja. Ibadah merupakan cermin dari pemahaman iman gereja. Ibadah sebagai pertemuan umat dengan Tuhan terjadi bukan karena inisiatif manusia, tetapi inisiatif Tuhan. Tuhan yang memanggil dan umat pun 2 datang. Oleh karena itu, ibadah sebagai suatu pertemuan harus berlangsung dialogis; bukan monologis. Tuhan mau berdialog dengan umat; bukan hanya melalui para pelayan, tetapi juga umat secara pribadi. Karena itu, dalam ibadah, umat secara pribadi atau bersama harus dilibatkan. Ibadah utama umat terjadi pada Hari Minggu di gedung gereja atau gedung lain yang ditentukan. Sebab Hari Minggu adalah hari pertama dan sekaligus hari kemenangan, di mana umat mengingat-rayakan kebangkitan Yesus Kristus. Karena itu pula maka Pusat Ibadah adalah Yesus Kristus, yang dinyatakan dalam Pemberitaan Firman dan Pelayanan Sakramen. Ibadah umat tidak hanya berlangsung dalam gedung gereja (ibadah ritual) tetapi juga dalam kehidupan setiap hari (ibadah aktual). Keduanya tidak bisa dipisahkan karena saling mempengaruhi, mendukung dan memperlengkapi. Keduanya adalah ibadah umat: yang satu mengambil bentuk perayaan, sedangkan yang lain mengambil bentuk tindakan nyata dalam hidup sehari-hari. 2.1 Arti Mengenai Peribadatan Dalam Kristen Ibadah adalah bentuk ekspresi berupa tindakan yang dilakukan oleh seseorang, dalam konteks Kristen maka diperlukan definisi yang jelas mengenai bagaimana bentuk Ibadah Kristen ? Salah satu cara untuk mendefinisikan Ibadah Kristen yaitu dengan menggunakan pendekatan fenomenologis, metode ini dengan jelas akan menjelaskan apa yang biasanya akan dilakukan orang Kristen dalam beribadah. Selain itu pendekatan yang lain yaitu mencari definisi dari para teolog kristen tentang apa itu Ibadah Kristen. Sedangkan yang terakhir dapat dilakukan dengan memeriksa beberapa kata kunci yang sering muncul pada saat beribadah. Beribadah, baik ritual maupun aktual adalah pengabdian dan penyembahan kita kepada Tuhan Yang Suci, Mahakuasa dan Mahabesar. Oleh karena itu, ibadah tidak boleh berlangsung sembarangan, tetapi harus dengan TATANAN YANG BENAR, sehingga berlangsung tertib dan teratur. Tatanan Beribadah di GPIB mencakup 3 Tata, yakni Tata Waktu, Tata Ruang dan Tata Pelaksanaan Ibadah (atau Tata Ibadah). Ketiga Tatanan ini disusun dengan memperhatikan Ibadah 3 2.1.2 Tatanan Beribadah Kata "ibadah" berasal dari bahasa Arab, yang mempunyai akar kata yang sama dalam bahasa makna Teologi-Alkitabiah dan juga terkait dengan sejarah. Tatanan Beribadah jangan dipahami sebagai upaya manusia untuk mengatur pertemuan dengan Tuhan. Sebab Tuhan yang berkenan bertemu dengan umatNya adalah Tuhan yang tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu atau sarana apapun. Tatanan Beribadah sebenarnya adalah upaya kita manusia untuk mengatur suasana, sikap dan perilaku kita secara bersama selaku umat ketika bertemu dengan Tuhan dan beribadah kepada-Nya. 2.1.2 Tatanan Waktu Seperti pertemuan umumnya maka ibadah sebagai pertemuan dengan Tuhan berlangsung pada waktu yang telah ditentukan. Prinsipnya, pertemuan umat secara pribadi dengan Tuhan harusnya berlangsung sepanjang hari dan setiap waktu. Namun, menyangkut pertemuan yang sifatnya umum maka hari-hari yang telah ditentukan adalah Hari Minggu juga Hari Rabu dan hari-hari lainnya. Sedangkan Waktu Ibadah pada hari-hari tersebut, menurut yang umum berlaku di sepanjang sejarah gereja adalah jam 06.00, jam 09.00, jam 12.00, jam 15.00, jam 18.00, jam 21.00, jam 24.00, jam 03.00. Waktu ibadah tidak hanya terkait dengan jam ibadah dalam sehari tetapi juga terkait dengan waktu-waktu perayaan Hari-hari Besar Gerejawi dalam setahun, yang lebih dikenal dengan kalender gereja. 2.2 Fenomena Ibadah Kristen Metode atau pendekatan fenomenologis ini membuka peluang bagi orang luar maupun dalam untuk dapat meneliti bentuk-bentuk ibadah Kristen yang sering dilakukan dengan salah satunya memperhatikan struktur-struktur ibadah yang sudah tersusun. Ibadah Kristen adalah bentuk kegiatan yang terstruktur dan berlandaskan pada pengaturan waktu, selain itu juga ada perhatian mengenai ruangan dan perlengkapan pendukung kegiatan ibadah. 4 2.2.1 Bahasa Yang Digunakan Orang Kristen Tentang Ibadah Ada beberapa kata kunci yang telah dipilih oleh komunitas Kristen yang dipakai ketika berbicara tentang ibadah. Terkadang kata tersebut bermakna sekuler tetapi kata ini dipakai sebagai ekspresi untuk ibadah. Beberapa kata yang perlu kita pahami adalah sebagai berikut: 1. Gottesdienst: Pelayanan Allah dan pelayanan kita kepada Allah. Katadienst tidak memiliki akar kata dalam bahasa Inggris, kata ini mengarah kepada bengkel-bengkel dan pompa bensin di Jerman, kata yang paling memadai adalah service atau pelayanan. Pelayanan adalah sesuatu yang dilakukan demi orang lain, untuk kepuasan orang lain. Gottesdienst merefleksikan suatu Allah yang telah mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba (Flp.2:7) dan pelayanan kita kepada Allah. 2. Liturgy berasal dari bahasa Yunani leitourgia yang terdiri dari kata bekerja (ergon) dan umat atau rakyat (laos). Pekerjaan yang dilakukan rakyat demi kepentingan kota atau negara. 3. Cult dalam bahasa Inggris lebih menyatakan hal yang aneh (tidak biasa) tetapi memiliki fungsi yang luhur dari bahasa Prancis le culte, Italia il culto dan Latin colere adalah istilah agraris yang berarti menanam. Katakata ini memiliki istilah yang kaya jauh lebih kaya dari kata worship karena kata ini menunjukkan rasa bertanggung jawab baik sang petani maupun tanahnya atau ternaknya. Kalau petani tidak memberi makan ayam maka tidak akan ada telur, jika tidak menyiangi maka tidak akan ada hasil sayur mayur. Jadi ada hubungan timbal balik. 4. Proskunein, yang memberikan konotasi fisik eksplisit yaitu merebahkan diri untuk menyembah dan bersujud (Why.5:14). Ini adalah penggambaran posisi tubuh yang nyata dari ibadah yang digambarkan lewat kata kerja. 5. Thusia dan prosphora, Thusia memberikan gambaran tentang persembahan yang hidup (Rm.12:1), Prosphora adalah tindakan mempersembahkan korban. 6. Threskeia, yang berarti pelayanan keagamaan atau ibadah (Kis.26:5, Kol.2;18 dan Yak.1:26) 7. Sebein, orang-orang yang takut akan Allah yang beribadah (Kis.12:50, 16:14) 8. Homologein, mempunyai sejumlah arti sebagai pengakuan dosa (1 Yoh.1:9) 5 Gambar Alkitab,Salib, dan Rosario benda-benda yang digunakan umat Kristen dan Katolik dalam beribadah. 2.3 Definisi-definisi Ibadah Dalam Nasrani Cara terbaik untuk menangkap arti dari setiap istilah adalah dengan mengamati penggunaannya dari pada langsung memberikan definisi secara sederhana. Salah satu contoh adalah pengamatan dari Prof.Paul W.Hoon seorang Metodis yang menulis dalam bukunya The Integrity of Worship bahwa Ibadah harus dilihat secara fundamental Kristologis, ibadah Kristen terkait secara langsung pada sejarah penyelamatan, kehidupan ibadah adalah kehidupan liturgis. Menurut Hoon ibadah Kristen adalah penyataan diri Allah sendiri dalam Yesus Kristus dan tanggapan manusia terhadap-Nya. Kata kuncinya adalah “penyataan” dan “tanggapan”. Peter Brunner seorang Lutheran dalam bukunya Worship in the name of Jesusdengan kata Gottesdienst atau ibadah memiliki pengertian pelayanan Allah kepada manusia dan sebaliknya pelayanan manusia kepada Allah. Luther menjelaskan bahwa tidak ada satu pun yang terjadi di dalamnya kecuali bahwa Tuhan kita yang pengasih itu senditi berbicara kepada kita melalui firman-Nya yang kudus dan bahwa kita pada gilirannya berbicara kepadanya dalam bentuk doa dan nyanyian. Sedangkan menurut Prof. Jean-Jacques von Allemen yang adalah seorang Reformed dalam bukunya Worship: Its theology anda practice menjelaskan bahwa ibadah Kristen adalah sebuah rekapitulasi (atau pengulangan dari apa yang telah dibuat Allah). Ibadah adalah pemulihan dan penegasan secara baru proses sejarah penyelamatan yang telah mencapai titik puncaknya dalam intervensi Kristus kedalam sejarah menusia dan melalui peringkasan serta penegasan yang selalu diulang ini Kristus melanjutkan karya penyelamatan-Nya melalui karya Roh Kudus. Ibadah adalah epifani (penampakan diri) gereja yang karena 6 menyimpulkan sejarah keselamatan memapukan gereja untuk menjadi dirinya sendiri untuk menjadi sadar akan dirinya sendiri dan untuk mengakui apa yang sebenarnya esensial. Ibadah juga adalah bentuk ancaman penghakiman dan pengharapan kepada dunia. Tiga kata kunci untuk pemahaman von Allmen adalah rekapitulasi, epifani dan penghakiman. Dari tradisi Anglo-Katolik Evelyn Underhill yang dimana didalam bukunya Worship mengekspresikan sejumlah konsep tentang ibadah adalah tanggapan ciptaan kepada Yang Abadi. Upacara merupakan ekspresi emosi keagamaan, Ibadah Kristen adalah tindakan supranatural yang melibatkan tanggapan khas terhadap pernyataan yang khas. Dari pandangan Ortodoks Prof.George Florovsky menjelaskan bahwa Ibadah Kristen adalah jawaban manusia terhadap panggilan ilahi dari tindakan Allah yang penuh kuasa dan berpuncak melalui tindakan pendamaian dari Kristus. Menjadi orang Kristen dan menjalankan ibadah adalah dengan melakukan persekutuan, berada dalam suatu komunitas di dalam Gereja. Teolog Ortodoks lainnya yakni Nikos A.Nissiotis menekankan kehadiran dan tindakan Allah Trinitas dalam ibadah. Ibadah adalah inisiatif pendamaian Allah dalam Kristus melalui Roh-Nya Oleh kekuatan Roh Kudus gereja dapat menawarkan ibadah yang memberi sukacita sebagai tindakan dari Allah Trinitas maupun ditujukan kepada Allah Trinitas Dalam Roma Katolok ada konsep pemuliaan Allah dan pengudusan manusia konsep ibadah seperti ini memberikan gambaran bahwa Ibadah untuk adalah bentuk memuliakan Allah yang dilakukan oleh orang-orang kudus. Kedua konsep ini berjalan bersamaan dimana kemuliaan Allah dinyatakan ketika manusia memelihara kekudusan hidup, tidak ada suatupun yang mungkin membuat seseorang menjadi kudus selain dari keinginan untuk memuliakan Allah. 3.1 Sejarah Singkat Ibadah Kepada Allah Yang Benar Umat manusia telah menyembah Allah sejak awal sejarah. Adam dan Hawa secara teratur bersekutu dengan Allah di Taman Eden (bd. Kej 3:8). Baik Kain maupun Habel membawa persembahan (bah. Ibr. minhah yang juga diterjemahkan sebagai "upeti" atau "hadiah") berupa tanaman dan ternak kepada Tuhan (Kej 4:3-4); keturunan Set "memanggil nama Tuhan" (Kej 4:26). 7 Nuh mendirikan mezbah bagi Tuhan untuk mempersembahkan korban bakaran setelah air bah (Kej 8:20). Abraham membangun mezbah-mezbah korban bakaran bagi Tuhan di berbagai tempat di negeri perjanjian (Kej 12:7-8; 13:4,18; 22:9) dan berbicara secara akrab dengan Dia (Kej 18:23-33; 22:11-18). Akan tetapi, baru setelah peristiwa keluaran ketika Kemah Suci didirikan, maka ibadah yang umum memperoleh bentuknya. Setelah itu, korban-korban yang tetap dipersembahkan setiap hari dan secara khusus pada hari Sabat. Allah juga menetapkan beberapa hari raya agama tahunan sebagai saat-saat penyembahan umum bagi Israel (Kel 23:14-17; Im 1:1-7:38; 16:1-34; Im 23:444; Ul 12:1-32; 16:1-22). Ibadah ini kemudian dipusatkan di Bait Suci di Yerusalem (bd. rencana-rencana Daud sebagaimana tercatat dalam (1Taw 22:126:32). Ketika Bait Suci dibinasakan pada tahun 586 SM, orang Yahudi membangun sinagoge sebagai tempat pendidikan dan ibadah sementara mereka berada dalam pembuangan dan di manapun mereka tinggal. Bangunan-bangunan ini masih dipakai sebagai tempat ibadah bahkan setelah bait suci yang kedua dibangun di bawah pimpinan Zerubabel (pasal-pasal Ezr 3:1-6:22). Terdapat banyak sinagoge di Palestina dan seluruh wilayah Roma pada masa PB (mis. Luk 4:16; Yoh 6:59; Kis 6:9; 13:14; Kis 14:1; 17:1,10; 18:4; 19:8; 22:19). Ibadah gereja yang mula-mula dilaksanakan di Bait Suci Yerusalem dan rumah-rumah pribadi (Kis 2:46-47). Di luar Yerusalem, orang Kristen beribadah dalam sinagoge selama mereka diizinkan; ketika tidak diperbolehkan lagi, mereka berkumpul di tempat lain untuk beribadah -- biasanya di rumah-rumah pribadi (bd. Kis 18:7; Rom 16:5; Kol 4:15; Filem 1:2), sekalipun kadang-kadang di gedung-gedung umum (Kis 19:9-10). 3.1.1 Artikel Penuntun Ibadah Nas : Neh 8:6-7 Ayat: "Ezra membuka kitab itu di depan mata seluruh umat, karena ia berdiri lebih tinggi dari semua orang itu. Pada waktu ia membuka kitab itu semua orang bangkit berdiri. Lalu Ezra memuji Tuhan, Allah yang mahabesar dan semua orang menyambut dengan, 'Amin, amin!' sambil mengangkat tangan. Kemudian mereka berlutut dan sujud menyembah kepada Tuhan dengan muka sampai ke tanah." 8 Yang dimaksud dengan "ibadah" ialah aneka tindakan dan sikap yang menghargai dan menghormati kelayakan Allah semesta langit dan bumi yang agung. Jadi, ibadah berpusat pada Allah dan bukan pada manusia. Di dalam ibadah Kristen, kita menghampiri Allah dengan bersyukur karena apa yang telah dilakukan-Nya bagi kita di dalam Kristus dan melalui Roh Kudus. Ibadah menuntut komitmen iman dan pengakuan bahwa Dialah Allah dan Tuhan kita. 3.2 Ungkapan-ungkapan Ibadah Kristen 1) Dua prinsip pokok menentukan ibadah Kristen. (a) Penyembahan yang sesungguhnya terjadi dalam roh dan kebenaran (lihat--> Yoh 4:23), maksudnya: penyembahan harus diadakan sesuai dengan penyataan diri Allah di dalam Putra-Nya (bd. Yoh 14:6). Demikian pula, ibadah melibatkan roh manusia dan bukan hanya pikirannya, serta berbagai manifestasi Roh Kudus (1Kor 12:7-12). (b) Pelaksanaan ibadah Kristen harus sesuai dengan pola PB bagi gereja lihat--> Kis 7:44).Orang percaya dewasa ini harus mendambakan, mencari, dan mengharapkan sebagai norma untuk gereja semua unsur pengalaman menyembah yang terdapat di PB (bd. prinsip hermeneutik yang dibahas dalam Pendahuluan Kisah Para Rasul; 2) Ciri utama ibadah PL adalah sistem persembahan korban (lih. pasalpasal Bil 28:1-29:40). Karena korban Kristus di salib menggenapi sistem ini, di dalam ibadah Kristen tidak perlu pencurahan darah lagi (lih. Ibr 9:1- 10:18). Melalui sakramen Perjamuan Kudus, gereja PB terus-menerus memperingati korban Kristus yang satu kali untuk selamanya (1Kor 11:23-26). Demikian pula, gereja dinasihatkan untuk "senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya" (Ibr 13:15)dan untuk mempersembahkan tubuh kita "sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah"(lihat --> Rom 12:1) 9 3) Memuji Allah sangat penting bagi ibadah Kristen. Pujian menjadi unsur penting baik dalam penyembahan Israel kepada Allah (mis. Mazm 100:4; 106:1; 111:1; 113:1; 117:1-2) maupun dalam ibadah Kristen yang mula-mula (Kis 2:46-47; 16:25; Rom 15:10-11; Ibr 2:12) 4) Satu cara penting untuk memuji Allah ialah dengan menyanyikan mazmur, kidung puji-pujian, dan nyanyian rohani. PL penuh dengan nasihat untuk bernyanyi bagi Tuhan (mis. 1Taw 16:23; Mazm 95:1; 96:1-2; Mazm 98:1,5-6; 100:1-2). Ketika Yesus lahir, seluruh bala sorgawi tiba-tiba menyanyikan pujian (Luk 2:13-14), dan gereja PB merupakan masyarakat yang menyanyi (1Kor 14:15; Ef 5:19; Kol 3:16; Yak 5:13). Nyanyian orang Kristen PB dinyanyikan baik dengan akal budi (yaitu, dengan bahasa yang dikenal) maupun dengan roh (yaitu, dengan bahasa roh;lihat. --> 1Kor 14:15).Tidak pernah mereka memandang nyanyian sebagai sekedar hiburan saja. Gambar Sakramen ekaristi dalam ibadah umat katolik 5) Unsur penting lainnya dalam ibadah ialah mencari wajah Allah di dalam doa. Para orang saleh PL senantiasa berkomunikasi dengan Allah melalui doa (mis. Kej 20:17; Bil 11:2; 1Sam 8:6; 2Sam 7:27; Dan 9:3-19; bd. Yak 5:17-18). Para rasul berdoa terus-menerus setelah Yesus naik ke sorga (Kis 1:14) dan doa menjadi bagian tetap dari ibadah Kristen bersama (Kis 2:42; 20:36; 1Tes 5:17). Doa-doa ini bisa bagi diri mereka sendiri (mis. Kis 4:24-30) atau merupakan doa syafaat demi orang lain (mis. Rom 15:30-32; Ef 6:18). Pada segala waktu doa Kristen harus disertai ucapan syukur kepada Allah (Ef 5:20; Fili 4:6; Kol 10 3:15,17;1Tes 5:18). Sebagaimana halnya bernyanyi, doa dapat dipanjatkan dengan bahasa yang diketahui atau dengan bahasa roh (1Kor 14:13-15). 6) Pengakuan dosa jelas merupakan bagian penting dalam ibadah PL. Allah telah menetapkan Hari Pendamaian bagi bangsa Israel sebagai saat pengakuan dosa nasional (pasal Im 16:1-34).Dalam doanya pada saat menahbiskan bait suci, Salomo mengakui pentingnya pengakuan dosa (1Raj 8:30-39). Ketika Ezra dan Nehemia sadar betapa jauhnya umat Allah telah meninggalkan hukum-Nya, mereka memimpin seluruh bangsa itu di dalam suatu doa pengakuan dosa umum yang khusyuk (pasal Neh 9:1-38). Demikian pula, dalam Doa Bapa Kami, Yesus mengajarkan orang percaya untuk memohon pengampunan dosa (Mat 6:12). Yakobus menasihati orang percaya untuk mengakui dosa-dosa mereka satu terhadap yang lain (Yak 5:16); melalui pengakuan tersebut kita menerima kepastian akan pengampunan Allah yang murah hati (1Yoh 1:9). 7) Ibadah juga harus mencakup membaca Alkitab di depan umum serta pemberitaannya secara benar. Pada zaman PL Allah mengatur supaya setiap tujuh tahun, pada Hari Raya Pondok Daun, umat Israel harus berkumpul untuk mendengarkan pembacaan Hukum Musa di muka umum (Ul 31:9-13); contoh paling jelas dari unsur ibadah PL ini terjadi pada masa Ezra dan Nehemia (lih. Neh 8:2-13). Pembacaan Alkitab menjadi bagian tetap dari ibadah di sinagoge pada hari Sabat (lih.Luk 4:16-19; Kis 13:15); demikian pula, ketika orang percaya PB berkumpul untuk ibadah, mereka juga mendengarkan Firman Allah (1Tim 4:13; bd. Kol 4:16; 1Tes 5:27) bersama dengan ajaran, khotbah, dan nasihat berlandaskan pembacaan itu (1Tim 4:13; 2Tim 4:2; bd. Kis 19:8-10; 20:7). 8) Manakala umat Allah PL berkumpul di pelataran Tuhan, mereka diperintahkan untuk membawa persepuluhan dan persembahan (Mazm 96:8; Mal 3:10). Demikian pula, Paulus menulis kepada jemaat di Korintus mengenai sumbangan untuk gereja Yerusalem, "Pada hari pertama dari tiaptiap minggu hendaklah kamu masing-masing -- sesuai dengan apa yang kamu peroleh -- menyisihkan sesuatu" (1Kor 16:2). Dengan demikian, ibadah yang 11 benar kepada Allah harus menyediakan kesempatan untuk memberikan persepuluhan dan persembahan kita kepada Tuhan. 9) Sebuah unsur unik dalam masyarakat PB yang menyembah ialah peranan Roh Kudus dan berbagai manifestasinya. Di antara manifestasi tersebut dalam tubuh Kristus terdapat karunia berkata-kata dengan hikmat, berkatakata dengan pengetahuan, ungkapan-ungkapan iman yang khusus, karuniakarunia penyembuhan, kuasa-kuasa mukjizat, nubuat, membedakan roh-roh, berbicara dengan bahasa roh, dan penafsiran bahasa roh itu (1Kor 12:7-10). Sifat kharismatik ibadah Kristiani mula-mula selanjutnya dilukiskan dalam petunjuk Paulus, "Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu; yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun" (1Kor 14:26). Di dalam surat Korintus, Paulus memberikan prinsip-prinsip yang dengannya mereka mengatur aspek ini dari ibadah mereka (1Kor 14:1-33; dan lihat. Nas-nas lihat --> 1Kor 14:1), sampai dengan lihat --> 1Kor 14:39) prinsip yang paling berpengaruh ialah bahwa pemakaian setiap karunia Roh Kudus selama ibadah harus memperkuat dan menolong seluruh jemaat(1Kor 12:7; 14:26). 10) Unsur unik lainnya dalam ibadah PB ialah penyelenggaraan sakramen -baptisan dan Perjamuan Kudus. Perjamuan Kudus (atau upacara "memecahkan roti" Kis 2:42) tampaknya dilaksanakan setiap hari sesudah hari Pentakosta (Kis 2:46-47) dan kemudian sekurang-kurangnya seminggu sekali (Kis 20:7,11). Baptisan, sebagaimana diperintahkan Kristus (Mat 28:1920), terjadi bila ada orang yang bertobat dan ditambahkan kepada gereja (Kis 2:41; 8:12; Kis 9:18; 10:48; 16:30-33; 19:1-5). 3.3 Berkat-berkat Allah bagi Penyembah Sejati Ketika terjadi ibadah yang sungguh-sungguh, Allah mempersiapkan banyak berkat bagi umat-Nya. Ia berjanji: (1) untuk menyertai mereka (Mat 18:20) dan memasuki persekutuan yang intim (Wahy 3:20); 12 (2) untuk menaungi umat-Nya dengan kemuliaan-Nya (bd. Kel 40:35; 2Taw 7:1; 1Pet 4:14); (3) untuk memberkati umat-Nya dengan hujan berkat (Yeh 34:26), khususnya dengan damai sejahtera (Mazm 29:11; lih. art.DAMAI SEJAHTERA ALLAH); (4) untuk memberikan sukacita melimpah (Mazm 122:1; Yoh 15:11); (5) untuk menjawab doa orang-orang yang berdoa dengan iman yang sungguhsungguh (Mr 11:24; Yak 5:15); (6) untuk memenuhi umat-Nya kembali dengan Roh Kudus dan keberanian (Kis 4:31); (7) untuk mengirim aneka manifestasi Roh Kudus di antara umat-Nya (1Kor 12:7-13); (8) untuk menuntun umat-Nya kepada seluruh kebenaran melalui Roh Kudus (Yoh 15:26; 16:13); (9) untuk menguduskan umat-Nya melalui Firman dan Roh-Nya (Yoh 17:1719); (10) untuk menghibur, memberi semangat dan kekuatan kepada umat-Nya (Yes 40:1; 1Kor 14:26; 2Kor 1:3-4; 1Tes 5:11); (11) untuk menginsafkan umat-Nya akan dosa, kebenaran, dan penghakiman oleh Roh Kudus (lihat--> Yoh 16:8). (12) untuk menyelamatkan orang berdosa yang diinsafkan akan dosa dalam kebaktian ibadah (1Kor 14:22-25). 3.4 Berbagai penghalang Ibadah yang Benar Hanya karena orang yang mengaku diri umat Allah berkumpul untuk beribadah bukanlah jaminan bahwa penyembahan yang benar sedang dilaksanakan atau bahwa Allah menerima pujian mereka dan mendengarkan doa-doa mereka. 1) Jikalau ibadah kepada Allah hanyalah sekedar upacara dan ucapan bibir sedangkan hati umat Allah jauh dari Dia, maka Allah tidak menerima penyembahan mereka. Kristus dengan keras mengecam kemunafikan orang Farisi -- secara harfiah mereka menaati hukum-hukum-Nya padahal hati mereka jauh dari Dia (Mat 15:7-9; 23:23-28; Mr 7:5-7). Perhatikan kecaman sama yang ditujukan kepada jemaat Efesus yang tetap menyembah Tuhan, namun tidak lagi mengasihi Dia dengan sungguh-sungguh (Wahy 2:1-5). 13 Paulus mengingatkan orang percaya bahwa mereka yang ikut dalam Perjamuan Kudus tanpa meninggalkan dosa dan tanpa mengindahkan persekutuan saudara-saudara seiman di dalam Kristus akan mendatangkan hukuman atas dirinya sendiri (1Kor 11:28-30;lihat --> 1Kor 11:27).Jadi, kita dapat mengharapkan Allah menghampiri kita dan menerima penyembahan kita hanya apabila hati kita dalam hubungan yang benar dengan Dia (Yak 4:8; bd. Mazm 24:3-4). 2) Halangan lainnya terhadap ibadah sejati ialah gaya hidup penuh kompromi, dosa, dan kebejatan. Allah menolak untuk persembahan menerima korban Raja Saul karena Saul tidak menaati perintah-Nya (1Sam 15:1-23). Yesaya mengecam umat Allah sebagai "bangsa yang berdosa, kaum yang sarat dengan kesalahan, keturunan yang jahat-jahat" (Yes 1:4); akan tetapi, pada saat yang sama mereka mempersembahkan korban dan merayakan hari-hari besar mereka. Karena itu Tuhan menyatakan melalui Yesaya, "Perayaanperayaan bulan barumu dan pertemuan- pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi- Ku, Aku telah payah menanggungnya. Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah" (Yes 1:14-15). Demikian pula, dalam gereja PB, Yesus mendorong para penyembah di Sardis untuk bangun karena "tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku" (Wahy 3:2). Demikian pula, Yakobus menunjukkan bahwa Allah tidak akan mendengarkan doa yang mementingkan diri dari orang yang belum memisahkan diri dari dunia (Yak 4:1-5;).Umat Allah dapat mengharapkan Dia mendekat dan menerima ibadah mereka hanya apabila mereka memiliki tangan yang bersih dan hati yang murni (Mazm 24:34; Yak 4:8). DAFTAR PUSTAKA effatha.org/index/content/id/1258 alkitab.sabda.org/article dolfy.wordpress.com/2012/10/02/belajar-memahami-ibadah-kristen 14 15