(b) Pelaksanaan ibadah Kristen harus sesuai dengan pola PB bagi

advertisement
MODUL PERKULIAHAN XII
IBADAH MERUPAKAN
KEBUTUHAN ROHANI UMAT
ALLAH
Fakultas
Program Studi
MKCU
MKCU
Tatap Muka
13
Kode MK
Disusun Oleh
90039
Drs. Sugeng Baskoro, M.M
Abstract
Kompetensi
Pemahaman mengenai ibadah yang
merupakan kebutuhan hakiki umat
Allah
Mahasiswa mampu memahami
pentingnya suatu ibadah bagi
perkembangan imannya kepada
Tuhan
1
1.1 Latar Belakang
Pengertian dari Ibadah itu sendiri yang dimana kata “ibadah” berasal dari
bahasa arab yang mempunyai arti sama dalam bahasa ibrani yang dimana
Pengertian bahasa Ibrani "abodah" yang berarti "mengabdi". Jadi, beribadah
berarti mengabdi kepada Tuhan. Terkadang kita juga pakai kata "berbakti"
(bahasa Sansekerta), yang berarti berbuat bakti kepada Tuhan. Istilah yang
dipakai dalam GPIB adalah "Ibadah".
Ibadah merupakan suatu kegiatan utama dalam semua agama, yang dapat
kita temui di semua agama. Walaupun demikian, pemahaman tentang ibadah
serta bentuk dan tatanan ibadah di masing-masing agama berbeda-beda antara
yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini disebabkan karena atau
bersumber pada perbedaan isi kepercayaan dari masing-masing agama itu.
Bagi gereja, ibadah adalah pertemuan umat dengan Tuhan untuk
mengingat-rayakan perbuatan penyelamatan Allah dalam hidup dan karya Kristus.
Kata "memperingati" disini bukan dalam arti mengenang kembali atau menggali
ingatan kita tentang peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau. Tetapi
"memperingati"
mengandung
arti
menghadirkan
atau
mengaktualisasikan
peristiwa yang pernah terjadi di masa lalu untuk dialami kembali pada masa kini.
Peristiwa yang diaktualisasikan dalam ibadah adalah peristiwa kematian dan
kebangkitan Yesus. Walaupun telah terjadi di waktu lalu namun kematian dan
kebangkitan
Kristus
tetap
aktual
di
masa
kini.
Sebab
ketika
umat
mengaktualisasikan kematian dan kebangkitan Kristus, Tuhan berkenan hadir.
Jelas bahwa ibadah merupakan ungkapan syukur atau jawaban umat atas
karya penyelamatan Allah dalam Kristus. Ibadah bukan upaya umat untuk
memperoleh atau menggapai keselamatan, melainkan sebagai jawaban umat
atas keselamatan yang telah dikaruniakan Allah. Karena itu pula pemahaman
tentang ibadah tidak dapat dipisahkan dari pemahaman iman gereja. Ibadah
merupakan cermin dari pemahaman iman gereja.
Ibadah sebagai pertemuan umat dengan Tuhan terjadi bukan karena
inisiatif manusia, tetapi inisiatif Tuhan. Tuhan yang memanggil dan umat pun
2
datang. Oleh karena itu, ibadah sebagai suatu pertemuan harus berlangsung
dialogis; bukan monologis. Tuhan mau berdialog dengan umat; bukan hanya
melalui para pelayan, tetapi juga umat secara pribadi. Karena itu, dalam ibadah,
umat secara pribadi atau bersama harus dilibatkan.
Ibadah utama umat terjadi pada Hari Minggu di gedung gereja atau gedung
lain yang ditentukan. Sebab Hari Minggu adalah hari pertama dan sekaligus hari
kemenangan, di mana umat mengingat-rayakan kebangkitan Yesus Kristus.
Karena itu pula maka Pusat Ibadah adalah Yesus Kristus, yang dinyatakan dalam
Pemberitaan Firman dan Pelayanan Sakramen.
Ibadah umat tidak hanya berlangsung dalam gedung gereja (ibadah ritual)
tetapi juga dalam kehidupan setiap hari (ibadah aktual). Keduanya tidak bisa
dipisahkan karena saling mempengaruhi, mendukung dan memperlengkapi.
Keduanya adalah ibadah umat: yang satu mengambil bentuk perayaan,
sedangkan yang lain mengambil bentuk tindakan nyata dalam hidup sehari-hari.
2.1 Arti Mengenai Peribadatan Dalam Kristen
Ibadah adalah bentuk ekspresi berupa tindakan yang dilakukan oleh
seseorang, dalam konteks Kristen maka diperlukan definisi yang jelas mengenai
bagaimana bentuk Ibadah Kristen ? Salah satu cara untuk mendefinisikan Ibadah
Kristen yaitu dengan menggunakan pendekatan fenomenologis, metode ini
dengan jelas akan menjelaskan apa yang biasanya akan dilakukan orang Kristen
dalam beribadah. Selain itu pendekatan yang lain yaitu mencari definisi dari para
teolog kristen tentang apa itu Ibadah Kristen. Sedangkan yang terakhir dapat
dilakukan dengan memeriksa beberapa kata kunci yang sering muncul pada saat
beribadah.
Beribadah, baik ritual maupun aktual adalah pengabdian dan penyembahan kita
kepada Tuhan Yang Suci, Mahakuasa dan Mahabesar. Oleh karena itu, ibadah
tidak boleh berlangsung sembarangan, tetapi harus dengan TATANAN YANG
BENAR, sehingga berlangsung tertib dan teratur. Tatanan Beribadah di GPIB
mencakup 3 Tata, yakni Tata Waktu, Tata Ruang dan Tata Pelaksanaan Ibadah
(atau Tata Ibadah). Ketiga Tatanan ini disusun dengan memperhatikan Ibadah
3
2.1.2 Tatanan Beribadah
Kata "ibadah" berasal dari bahasa Arab, yang mempunyai akar kata yang sama
dalam bahasa makna Teologi-Alkitabiah dan juga terkait dengan sejarah.
Tatanan Beribadah jangan dipahami sebagai upaya manusia untuk mengatur
pertemuan dengan Tuhan. Sebab Tuhan yang berkenan bertemu dengan umatNya adalah Tuhan yang tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu atau sarana
apapun. Tatanan Beribadah sebenarnya adalah upaya kita manusia untuk
mengatur suasana, sikap dan perilaku kita secara bersama selaku umat ketika
bertemu dengan Tuhan dan beribadah kepada-Nya.
2.1.2 Tatanan Waktu
Seperti pertemuan umumnya maka ibadah sebagai pertemuan dengan
Tuhan berlangsung pada waktu yang telah ditentukan. Prinsipnya, pertemuan
umat secara pribadi dengan Tuhan harusnya berlangsung sepanjang hari dan
setiap waktu. Namun, menyangkut pertemuan yang sifatnya umum maka hari-hari
yang telah ditentukan adalah Hari Minggu juga Hari Rabu dan hari-hari lainnya.
Sedangkan Waktu Ibadah pada hari-hari tersebut, menurut yang umum berlaku di
sepanjang sejarah gereja adalah jam 06.00, jam 09.00, jam 12.00, jam 15.00, jam
18.00, jam 21.00, jam 24.00, jam 03.00.
Waktu ibadah tidak hanya terkait dengan jam ibadah dalam sehari tetapi
juga terkait dengan waktu-waktu perayaan Hari-hari Besar Gerejawi dalam
setahun, yang lebih dikenal dengan kalender gereja.
2.2 Fenomena Ibadah Kristen
Metode atau pendekatan fenomenologis ini membuka peluang bagi orang
luar maupun dalam untuk dapat meneliti bentuk-bentuk ibadah Kristen yang
sering dilakukan dengan salah satunya memperhatikan struktur-struktur ibadah
yang sudah tersusun. Ibadah Kristen adalah bentuk kegiatan yang terstruktur dan
berlandaskan pada pengaturan waktu, selain itu juga ada perhatian mengenai
ruangan dan perlengkapan pendukung kegiatan ibadah.
4
2.2.1 Bahasa Yang Digunakan Orang Kristen Tentang Ibadah
Ada beberapa kata kunci yang telah dipilih oleh komunitas Kristen yang dipakai
ketika berbicara tentang ibadah. Terkadang kata tersebut bermakna sekuler tetapi
kata ini dipakai sebagai ekspresi untuk ibadah. Beberapa kata yang perlu kita
pahami adalah sebagai berikut:
1. Gottesdienst:
Pelayanan
Allah
dan
pelayanan
kita
kepada
Allah.
Katadienst tidak memiliki akar kata dalam bahasa Inggris, kata ini mengarah
kepada bengkel-bengkel dan pompa bensin di Jerman, kata yang paling
memadai adalah service atau pelayanan. Pelayanan adalah sesuatu yang
dilakukan demi orang lain, untuk kepuasan orang lain. Gottesdienst
merefleksikan suatu Allah yang telah mengosongkan diri-Nya sendiri dan
mengambil rupa seorang hamba (Flp.2:7) dan pelayanan kita kepada Allah.
2. Liturgy berasal dari bahasa Yunani leitourgia yang terdiri dari kata bekerja
(ergon) dan umat atau rakyat (laos). Pekerjaan yang dilakukan rakyat demi
kepentingan kota atau negara.
3. Cult dalam bahasa Inggris lebih menyatakan hal yang aneh (tidak biasa)
tetapi memiliki fungsi yang luhur dari bahasa Prancis le culte, Italia il
culto dan Latin colere adalah istilah agraris yang berarti menanam. Katakata ini memiliki istilah yang kaya jauh lebih kaya dari kata worship karena
kata ini menunjukkan rasa bertanggung jawab baik sang petani maupun
tanahnya atau ternaknya. Kalau petani tidak memberi makan ayam maka
tidak akan ada telur, jika tidak menyiangi maka tidak akan ada hasil sayur
mayur. Jadi ada hubungan timbal balik.
4. Proskunein, yang memberikan konotasi fisik eksplisit yaitu merebahkan diri
untuk menyembah dan bersujud (Why.5:14). Ini adalah penggambaran
posisi tubuh yang nyata dari ibadah yang digambarkan lewat kata kerja.
5. Thusia dan prosphora, Thusia memberikan gambaran tentang persembahan
yang hidup (Rm.12:1), Prosphora adalah tindakan mempersembahkan
korban.
6. Threskeia, yang berarti pelayanan keagamaan atau ibadah (Kis.26:5,
Kol.2;18 dan Yak.1:26)
7. Sebein, orang-orang yang takut akan Allah yang beribadah (Kis.12:50,
16:14)
8. Homologein, mempunyai sejumlah arti sebagai pengakuan dosa (1 Yoh.1:9)
5
Gambar Alkitab,Salib, dan Rosario benda-benda yang digunakan umat Kristen
dan Katolik dalam beribadah.
2.3 Definisi-definisi Ibadah Dalam Nasrani
Cara terbaik untuk menangkap arti dari setiap istilah adalah dengan
mengamati penggunaannya dari pada langsung memberikan definisi secara
sederhana. Salah satu contoh adalah pengamatan dari Prof.Paul W.Hoon
seorang Metodis yang menulis dalam bukunya The Integrity of Worship bahwa
Ibadah harus dilihat secara fundamental Kristologis, ibadah Kristen terkait secara
langsung pada sejarah penyelamatan, kehidupan ibadah adalah kehidupan
liturgis. Menurut Hoon ibadah Kristen adalah penyataan diri Allah sendiri dalam
Yesus Kristus dan tanggapan manusia terhadap-Nya. Kata kuncinya adalah
“penyataan” dan “tanggapan”.
Peter Brunner seorang Lutheran dalam bukunya Worship in the name of
Jesusdengan kata Gottesdienst atau ibadah memiliki pengertian pelayanan Allah
kepada manusia dan sebaliknya pelayanan manusia kepada Allah. Luther
menjelaskan bahwa tidak ada satu pun yang terjadi di dalamnya kecuali bahwa
Tuhan kita yang pengasih itu senditi berbicara kepada kita melalui firman-Nya
yang kudus dan bahwa kita pada gilirannya berbicara kepadanya dalam bentuk
doa dan nyanyian.
Sedangkan menurut Prof. Jean-Jacques von Allemen yang adalah seorang
Reformed dalam bukunya Worship: Its theology anda practice menjelaskan bahwa
ibadah Kristen adalah sebuah rekapitulasi (atau pengulangan dari apa yang telah
dibuat Allah). Ibadah adalah pemulihan dan penegasan secara baru proses
sejarah penyelamatan yang telah mencapai titik puncaknya dalam intervensi
Kristus kedalam sejarah menusia dan melalui peringkasan serta penegasan yang
selalu diulang ini Kristus melanjutkan karya penyelamatan-Nya melalui karya Roh
Kudus.
Ibadah
adalah
epifani
(penampakan
diri)
gereja
yang
karena
6
menyimpulkan sejarah keselamatan memapukan gereja untuk menjadi dirinya
sendiri untuk menjadi sadar akan dirinya sendiri dan untuk mengakui apa yang
sebenarnya esensial. Ibadah juga adalah bentuk ancaman penghakiman dan
pengharapan kepada dunia. Tiga kata kunci untuk pemahaman von Allmen
adalah rekapitulasi, epifani dan penghakiman.
Dari tradisi Anglo-Katolik Evelyn Underhill yang dimana didalam bukunya Worship
mengekspresikan sejumlah konsep tentang ibadah adalah tanggapan ciptaan
kepada Yang Abadi. Upacara merupakan ekspresi emosi keagamaan, Ibadah
Kristen adalah tindakan supranatural yang melibatkan tanggapan khas terhadap
pernyataan yang khas.
Dari pandangan Ortodoks Prof.George Florovsky menjelaskan bahwa Ibadah
Kristen adalah jawaban manusia terhadap panggilan ilahi dari tindakan Allah yang
penuh kuasa dan berpuncak melalui tindakan pendamaian dari Kristus. Menjadi
orang Kristen dan menjalankan ibadah adalah dengan melakukan persekutuan,
berada dalam suatu komunitas di dalam Gereja.
Teolog Ortodoks lainnya yakni Nikos A.Nissiotis menekankan kehadiran
dan tindakan Allah Trinitas dalam ibadah. Ibadah adalah inisiatif pendamaian
Allah dalam Kristus melalui Roh-Nya Oleh kekuatan Roh Kudus gereja dapat
menawarkan ibadah yang memberi sukacita sebagai tindakan dari Allah Trinitas
maupun ditujukan kepada Allah Trinitas
Dalam Roma Katolok ada konsep pemuliaan Allah dan pengudusan
manusia konsep ibadah seperti ini memberikan gambaran bahwa Ibadah untuk
adalah bentuk memuliakan Allah yang dilakukan oleh orang-orang kudus. Kedua
konsep ini berjalan bersamaan dimana kemuliaan Allah dinyatakan ketika
manusia memelihara kekudusan hidup, tidak ada suatupun yang mungkin
membuat seseorang menjadi kudus selain dari keinginan untuk memuliakan Allah.
3.1 Sejarah Singkat Ibadah Kepada Allah Yang Benar
Umat manusia telah menyembah Allah sejak awal sejarah. Adam dan
Hawa secara teratur bersekutu dengan Allah di Taman Eden (bd. Kej 3:8). Baik
Kain maupun Habel membawa persembahan (bah. Ibr. minhah yang juga
diterjemahkan sebagai "upeti" atau "hadiah") berupa tanaman dan ternak kepada
Tuhan (Kej 4:3-4); keturunan Set "memanggil nama Tuhan" (Kej 4:26).
7
Nuh mendirikan mezbah bagi Tuhan untuk mempersembahkan korban
bakaran setelah air bah (Kej 8:20). Abraham membangun mezbah-mezbah
korban bakaran bagi Tuhan di berbagai tempat di negeri perjanjian (Kej 12:7-8;
13:4,18; 22:9) dan berbicara secara akrab dengan Dia (Kej 18:23-33; 22:11-18).
Akan tetapi, baru setelah peristiwa keluaran ketika Kemah Suci didirikan,
maka ibadah yang umum memperoleh bentuknya. Setelah itu, korban-korban
yang tetap dipersembahkan setiap hari dan secara khusus pada hari Sabat. Allah
juga menetapkan beberapa hari raya agama tahunan sebagai saat-saat
penyembahan umum bagi Israel (Kel 23:14-17; Im 1:1-7:38; 16:1-34; Im 23:444; Ul 12:1-32; 16:1-22). Ibadah ini kemudian dipusatkan di Bait Suci di
Yerusalem (bd. rencana-rencana Daud sebagaimana tercatat dalam (1Taw 22:126:32). Ketika Bait Suci dibinasakan pada tahun 586 SM, orang Yahudi
membangun sinagoge sebagai tempat pendidikan dan ibadah sementara mereka
berada dalam pembuangan dan di manapun mereka tinggal. Bangunan-bangunan
ini masih dipakai sebagai tempat ibadah bahkan setelah bait suci yang kedua
dibangun di bawah pimpinan Zerubabel (pasal-pasal Ezr 3:1-6:22). Terdapat
banyak sinagoge di Palestina dan seluruh wilayah Roma pada masa PB (mis. Luk
4:16; Yoh 6:59; Kis 6:9; 13:14; Kis 14:1; 17:1,10; 18:4; 19:8; 22:19).
Ibadah gereja yang mula-mula dilaksanakan di Bait Suci Yerusalem dan
rumah-rumah pribadi (Kis 2:46-47). Di luar Yerusalem, orang Kristen beribadah
dalam sinagoge selama mereka diizinkan; ketika tidak diperbolehkan lagi, mereka
berkumpul di tempat lain untuk beribadah -- biasanya di rumah-rumah pribadi
(bd. Kis 18:7; Rom 16:5; Kol 4:15; Filem 1:2), sekalipun kadang-kadang di
gedung-gedung umum (Kis 19:9-10).
3.1.1 Artikel Penuntun Ibadah
Nas : Neh 8:6-7
Ayat: "Ezra membuka kitab itu di depan mata seluruh umat, karena ia berdiri lebih
tinggi dari semua orang itu. Pada waktu ia membuka kitab itu semua orang
bangkit berdiri. Lalu Ezra memuji Tuhan, Allah yang mahabesar dan semua orang
menyambut dengan, 'Amin, amin!' sambil mengangkat tangan. Kemudian mereka
berlutut dan sujud menyembah kepada Tuhan dengan muka sampai ke tanah."
8
Yang dimaksud dengan "ibadah" ialah aneka tindakan dan sikap yang menghargai
dan menghormati kelayakan Allah semesta langit dan bumi yang agung. Jadi,
ibadah berpusat pada Allah dan bukan pada manusia. Di dalam ibadah Kristen,
kita menghampiri Allah dengan bersyukur karena apa yang telah dilakukan-Nya
bagi kita di dalam Kristus dan melalui Roh Kudus. Ibadah menuntut komitmen
iman dan pengakuan bahwa Dialah Allah dan Tuhan kita.
3.2 Ungkapan-ungkapan Ibadah Kristen
1) Dua prinsip pokok menentukan ibadah Kristen.
(a) Penyembahan yang sesungguhnya terjadi dalam roh dan kebenaran
(lihat--> Yoh 4:23), maksudnya: penyembahan harus diadakan sesuai
dengan penyataan diri Allah di dalam Putra-Nya (bd. Yoh 14:6). Demikian
pula, ibadah melibatkan roh manusia dan bukan hanya pikirannya, serta
berbagai manifestasi Roh Kudus (1Kor 12:7-12).
(b) Pelaksanaan ibadah Kristen harus sesuai dengan pola PB bagi gereja
lihat--> Kis 7:44).Orang percaya dewasa ini harus mendambakan, mencari,
dan mengharapkan sebagai norma untuk gereja semua unsur pengalaman
menyembah yang terdapat di PB (bd. prinsip hermeneutik yang dibahas
dalam Pendahuluan Kisah Para Rasul;
2) Ciri utama ibadah PL adalah sistem persembahan korban (lih. pasalpasal Bil 28:1-29:40). Karena korban Kristus di salib menggenapi sistem ini, di
dalam ibadah Kristen tidak perlu pencurahan darah lagi (lih. Ibr 9:1- 10:18).
Melalui sakramen Perjamuan Kudus, gereja PB terus-menerus memperingati
korban Kristus yang satu kali untuk selamanya (1Kor 11:23-26). Demikian
pula, gereja dinasihatkan untuk "senantiasa mempersembahkan korban syukur
kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya" (Ibr 13:15)dan
untuk mempersembahkan tubuh kita "sebagai persembahan yang hidup, yang
kudus, dan yang berkenan kepada Allah"(lihat --> Rom 12:1)
9
3) Memuji Allah sangat penting bagi ibadah Kristen. Pujian menjadi unsur
penting baik dalam penyembahan Israel kepada Allah (mis. Mazm 100:4;
106:1; 111:1; 113:1; 117:1-2) maupun dalam ibadah Kristen yang mula-mula
(Kis 2:46-47; 16:25; Rom 15:10-11; Ibr 2:12)
4) Satu cara penting untuk memuji Allah ialah dengan menyanyikan mazmur,
kidung puji-pujian, dan nyanyian rohani. PL penuh dengan nasihat untuk
bernyanyi bagi Tuhan (mis. 1Taw 16:23; Mazm 95:1; 96:1-2; Mazm 98:1,5-6;
100:1-2). Ketika Yesus lahir, seluruh bala sorgawi tiba-tiba menyanyikan
pujian (Luk 2:13-14), dan gereja PB merupakan masyarakat yang menyanyi
(1Kor 14:15; Ef 5:19; Kol 3:16; Yak 5:13). Nyanyian orang Kristen PB
dinyanyikan baik dengan akal budi (yaitu, dengan bahasa yang dikenal)
maupun dengan roh (yaitu, dengan bahasa roh;lihat. --> 1Kor 14:15).Tidak
pernah mereka memandang nyanyian sebagai sekedar hiburan saja.
Gambar Sakramen ekaristi dalam ibadah umat katolik
5) Unsur penting lainnya dalam ibadah ialah mencari wajah Allah di dalam
doa. Para orang saleh PL senantiasa berkomunikasi dengan Allah melalui doa
(mis. Kej 20:17; Bil 11:2; 1Sam 8:6; 2Sam 7:27; Dan 9:3-19; bd. Yak 5:17-18).
Para rasul berdoa terus-menerus setelah Yesus naik ke sorga (Kis 1:14) dan
doa menjadi bagian tetap dari ibadah Kristen bersama (Kis 2:42; 20:36; 1Tes
5:17).
Doa-doa ini bisa bagi diri mereka sendiri (mis. Kis 4:24-30) atau merupakan
doa syafaat demi orang lain (mis. Rom 15:30-32; Ef 6:18). Pada segala waktu
doa Kristen harus disertai ucapan syukur kepada Allah (Ef 5:20; Fili 4:6; Kol
10
3:15,17;1Tes 5:18). Sebagaimana halnya bernyanyi, doa dapat dipanjatkan
dengan bahasa yang diketahui atau dengan bahasa roh (1Kor 14:13-15).
6) Pengakuan dosa jelas merupakan bagian penting dalam ibadah PL. Allah
telah menetapkan Hari Pendamaian bagi bangsa Israel sebagai saat
pengakuan dosa nasional (pasal Im 16:1-34).Dalam doanya pada saat
menahbiskan bait suci, Salomo mengakui pentingnya pengakuan dosa (1Raj
8:30-39). Ketika Ezra dan Nehemia sadar betapa jauhnya umat Allah telah
meninggalkan hukum-Nya, mereka memimpin seluruh bangsa itu di dalam
suatu doa pengakuan dosa umum yang khusyuk (pasal Neh 9:1-38).
Demikian pula, dalam Doa Bapa Kami, Yesus mengajarkan orang percaya
untuk memohon pengampunan dosa (Mat 6:12). Yakobus menasihati orang
percaya untuk mengakui dosa-dosa mereka satu terhadap yang lain (Yak
5:16);
melalui
pengakuan
tersebut
kita
menerima
kepastian
akan
pengampunan Allah yang murah hati (1Yoh 1:9).
7) Ibadah juga harus mencakup membaca Alkitab di depan umum serta
pemberitaannya secara benar. Pada zaman PL Allah mengatur supaya setiap
tujuh tahun, pada Hari Raya Pondok Daun, umat Israel harus berkumpul untuk
mendengarkan pembacaan Hukum Musa di muka umum (Ul 31:9-13); contoh
paling jelas dari unsur ibadah PL ini terjadi pada masa Ezra dan Nehemia
(lih. Neh 8:2-13). Pembacaan Alkitab menjadi bagian tetap dari ibadah di
sinagoge pada hari Sabat (lih.Luk 4:16-19; Kis 13:15); demikian pula, ketika
orang percaya PB berkumpul untuk ibadah, mereka juga mendengarkan
Firman Allah (1Tim 4:13; bd. Kol 4:16; 1Tes 5:27) bersama dengan ajaran,
khotbah, dan nasihat berlandaskan pembacaan itu (1Tim 4:13; 2Tim 4:2;
bd. Kis 19:8-10; 20:7).
8) Manakala umat Allah PL berkumpul di pelataran Tuhan, mereka
diperintahkan untuk membawa persepuluhan dan persembahan (Mazm
96:8; Mal 3:10). Demikian pula, Paulus menulis kepada jemaat di Korintus
mengenai sumbangan untuk gereja Yerusalem, "Pada hari pertama dari tiaptiap minggu hendaklah kamu masing-masing -- sesuai dengan apa yang kamu
peroleh -- menyisihkan sesuatu" (1Kor 16:2). Dengan demikian, ibadah yang
11
benar kepada Allah harus menyediakan kesempatan untuk memberikan
persepuluhan dan persembahan kita kepada Tuhan.
9) Sebuah unsur unik dalam masyarakat PB yang menyembah ialah peranan
Roh Kudus dan berbagai manifestasinya. Di antara manifestasi tersebut
dalam tubuh Kristus terdapat karunia berkata-kata dengan hikmat, berkatakata dengan pengetahuan, ungkapan-ungkapan iman yang khusus, karuniakarunia penyembuhan, kuasa-kuasa mukjizat, nubuat, membedakan roh-roh,
berbicara dengan bahasa roh, dan penafsiran bahasa roh itu (1Kor 12:7-10).
Sifat kharismatik ibadah Kristiani mula-mula selanjutnya dilukiskan dalam
petunjuk Paulus, "Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang
mempersembahkan sesuatu; yang seorang mazmur, yang lain pengajaran,
atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk
menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk
membangun" (1Kor 14:26). Di dalam surat Korintus, Paulus memberikan
prinsip-prinsip yang dengannya mereka mengatur aspek ini dari ibadah
mereka (1Kor 14:1-33; dan lihat. Nas-nas lihat --> 1Kor 14:1), sampai dengan
lihat --> 1Kor 14:39) prinsip yang paling berpengaruh ialah bahwa pemakaian
setiap karunia Roh Kudus selama ibadah harus memperkuat dan menolong
seluruh jemaat(1Kor 12:7; 14:26).
10) Unsur unik lainnya dalam ibadah PB ialah penyelenggaraan sakramen -baptisan
dan
Perjamuan
Kudus.
Perjamuan
Kudus
(atau
upacara
"memecahkan roti" Kis 2:42) tampaknya dilaksanakan setiap hari sesudah
hari Pentakosta (Kis 2:46-47) dan kemudian sekurang-kurangnya seminggu
sekali (Kis 20:7,11). Baptisan, sebagaimana diperintahkan Kristus (Mat 28:1920), terjadi bila ada orang yang bertobat dan ditambahkan kepada gereja (Kis
2:41; 8:12; Kis 9:18; 10:48; 16:30-33; 19:1-5).
3.3 Berkat-berkat Allah bagi Penyembah Sejati
Ketika terjadi ibadah yang sungguh-sungguh, Allah mempersiapkan banyak
berkat bagi umat-Nya. Ia berjanji:
(1) untuk menyertai mereka (Mat 18:20) dan memasuki persekutuan yang intim
(Wahy 3:20);
12
(2) untuk menaungi umat-Nya dengan kemuliaan-Nya (bd. Kel 40:35; 2Taw
7:1; 1Pet 4:14);
(3) untuk memberkati umat-Nya dengan hujan berkat (Yeh 34:26), khususnya
dengan damai sejahtera (Mazm 29:11; lih. art.DAMAI SEJAHTERA ALLAH);
(4) untuk memberikan sukacita melimpah (Mazm 122:1; Yoh 15:11);
(5) untuk menjawab doa orang-orang yang berdoa dengan iman yang sungguhsungguh (Mr 11:24; Yak 5:15);
(6) untuk memenuhi umat-Nya kembali dengan Roh Kudus dan keberanian (Kis
4:31);
(7) untuk mengirim aneka manifestasi Roh Kudus di antara umat-Nya (1Kor
12:7-13);
(8) untuk menuntun umat-Nya kepada seluruh kebenaran melalui Roh Kudus
(Yoh 15:26; 16:13);
(9) untuk menguduskan umat-Nya melalui Firman dan Roh-Nya (Yoh 17:1719);
(10) untuk menghibur, memberi semangat dan kekuatan kepada umat-Nya
(Yes 40:1; 1Kor 14:26; 2Kor 1:3-4; 1Tes 5:11);
(11) untuk menginsafkan umat-Nya akan dosa, kebenaran, dan penghakiman
oleh Roh Kudus (lihat--> Yoh 16:8).
(12) untuk menyelamatkan orang berdosa yang diinsafkan akan dosa dalam
kebaktian ibadah (1Kor 14:22-25).
3.4 Berbagai penghalang Ibadah yang Benar
Hanya karena orang yang mengaku diri umat Allah berkumpul untuk beribadah
bukanlah jaminan bahwa penyembahan yang benar sedang dilaksanakan atau
bahwa Allah menerima pujian mereka dan mendengarkan doa-doa mereka.
1) Jikalau ibadah kepada Allah hanyalah sekedar upacara dan ucapan bibir
sedangkan hati umat Allah jauh dari Dia, maka Allah tidak menerima
penyembahan mereka. Kristus dengan keras mengecam kemunafikan orang
Farisi -- secara harfiah mereka menaati hukum-hukum-Nya padahal hati
mereka jauh dari Dia (Mat 15:7-9; 23:23-28; Mr 7:5-7). Perhatikan kecaman
sama yang ditujukan kepada jemaat Efesus yang tetap menyembah Tuhan,
namun tidak lagi mengasihi Dia dengan sungguh-sungguh (Wahy 2:1-5).
13
Paulus mengingatkan orang percaya bahwa mereka yang ikut dalam
Perjamuan Kudus tanpa meninggalkan dosa dan tanpa mengindahkan
persekutuan saudara-saudara seiman di dalam Kristus akan mendatangkan
hukuman atas dirinya sendiri (1Kor 11:28-30;lihat --> 1Kor 11:27).Jadi, kita
dapat mengharapkan Allah menghampiri kita dan menerima penyembahan kita
hanya apabila hati kita dalam hubungan yang benar dengan Dia (Yak 4:8;
bd. Mazm 24:3-4).
2) Halangan lainnya terhadap ibadah sejati ialah gaya hidup penuh kompromi,
dosa, dan kebejatan. Allah menolak untuk persembahan menerima korban
Raja Saul karena Saul tidak menaati perintah-Nya (1Sam 15:1-23). Yesaya
mengecam umat Allah sebagai "bangsa yang berdosa, kaum yang sarat
dengan kesalahan, keturunan yang jahat-jahat" (Yes 1:4); akan tetapi, pada
saat yang sama mereka mempersembahkan korban dan merayakan hari-hari
besar mereka. Karena itu Tuhan menyatakan melalui Yesaya, "Perayaanperayaan bulan barumu dan pertemuan- pertemuanmu yang tetap, Aku benci
melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi- Ku, Aku telah payah
menanggungnya. Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku
akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku
tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah" (Yes
1:14-15). Demikian pula, dalam gereja PB, Yesus mendorong para penyembah
di Sardis untuk bangun karena "tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati
sempurna di hadapan Allah-Ku" (Wahy 3:2). Demikian pula, Yakobus
menunjukkan bahwa Allah tidak akan mendengarkan doa yang mementingkan
diri dari orang yang belum memisahkan diri dari dunia (Yak 4:1-5;).Umat Allah
dapat mengharapkan Dia mendekat dan menerima ibadah mereka hanya
apabila mereka memiliki tangan yang bersih dan hati yang murni (Mazm 24:34; Yak 4:8).
DAFTAR PUSTAKA
effatha.org/index/content/id/1258
alkitab.sabda.org/article
dolfy.wordpress.com/2012/10/02/belajar-memahami-ibadah-kristen
14
15
Download