PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN ANAK KELAS 1 SD PADA SUBTEMA “GEMAR BEROLAHRAGA” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh : Eka Puspawati NIM : 111134279 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN ANAK KELAS 1 SD PADA SUBTEMA “GEMAR BEROLAHRAGA” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh : Eka Puspawati NIM : 111134279 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk: 1. Allah SWT yang selalu menguatkan dalam setiap perjuangan saya. 2. Orangtuaku, Supardi dan Sunarti yang telah senantiasa memberikan dukungan serta doanya. 3. Adikku, Anggita Dwi Puspitasari yang selalu memberikan semangat serta menghiburku. 4. Kakek Nenekku, Kariyo Jemiko dan Suyem yang selalu berdoa untukku. 5. Budheku, Suharti yang selalu telah memberikan dukungan. 6. Sahabat dan teman-temanku tercinta Ikawati Prasiwi, Resti Susanti, Indah Sulistyaningsih, Efi Nuraeni dan Linda Noviana yang telah setia menemani, menghibur dan memberikan semangat untukku. iv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI MOTTO “Berusahalah jangan sampai terlengah walau sedetik saja, karena atas kelengahan kita tak akan bisa dikembalikan seperti semula.” “Setiap pekerjaan dapat diselesaikan dengan mudah bila dikerjakan tanpa keengganan.” “See the good in people and help them.” (Mahatma Gandhi) “Without action, you aren’t going anywhere.” (Mahatma Gandhi) v PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 22 Januari 2015 Peneliti Eka Puspawati vi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Eka Puspawati Nomor Mahasiswa : 111134279 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN ANAK KELAS I SD PADA SUBTEMA “GEMAR BEROLAHRAGA” beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 15 Januari 2015 Yang Menyatakan Eka Puspawati vii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ABSTRAK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN ANAK KELAS I SD PADA SUBTEMA “GEMAR BEROLAHRAGA” Eka Puspawati Universitas Sanata Dharma 2015 Penelitian ini berawal dari penerapan kurikulum 2013. Peneliti melakukan wawancara kepada 12 guru di 5 Sekolah Dasar dan mendapatkan data jika guru memerlukan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Peneliti juga melakukan wawancara kepada 5 siswa di 5 Sekolah Dasar dan mendapatkan data jika siswa memerlukan kegiatan pembelajaran yang mengakomodasi metode permainan. Oleh karena itu peneliti terdorong untuk melakukan penelitian pengembangan yang berjudul Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Berbasis Permainan Anak Kelas I SD pada Subtema “Gemar Berolahraga”. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau R&D yang mengadopsi model pengembangan menurut Borg & Gall dan model pengembangan menurut Sugiyono yang dimodifikasi menjadi lima tahapan. Lima tahapan tersebut meliputi: (1) Studi pendahuluan yaitu kajian kepustakaan dan analisis data. (2) Pembuatan produk yaitu pembuatan RPPH berbasis permainan anak kelas 1 subtema “gemar berolahraga”. (3) Validasi poduk dilakukan oleh 12 validator. Hasil validasi mendapatkan skor rata-rata produk sebesar 89,42 dari skala 100 yang menunjukkan kualitas “Baik”. (4) Instrumentasi uji coba terbatas yaitu menyusun pengembangan instrumen kuesioner tanggapan siswa, instrumen pedoman wawancara terhadap guru, dan instrumen tes sebagai pretest dan posttest. (5) Uji coba terbatas yaitu mengujicobakan RPPH secara terbatas yang dilakukan di SD N J. Hasil ujicoba terbatas menunjukkan bahwa penerapan RPPH berbasis permainan anak berdampak pada naiknya hasil belajar siswa dengan persentase sebesar 81%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran berupa RPPH berbasis permainan anak dapat membuat guru terbantu dalam menyusun RPPH. Siswa juga tertarik dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode permainan anak. Kata kunci : Research and Development, RPPH, Permainan Anak, Subtema “Gemar Berolahraga”. viii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ABSTRACT THE CONSTRUCTION OF DAILY LESSON PLAN (RPPH) BASED ON CHILDREN GAMES FOR THE FIRST GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL ON “JOY OF EXERCISE” SUBTHEME Eka Puspawati Sanata Dharma University 2015 This study started with the implementation of 2013 curriculum. The author interviewed 12 teachers in 5 elementary schools and discovered that teachers required Daily lesson Plan (RPPH). The author also interviewed 5 students in 5 elementary schools and discovered that students required lessons which accommodate game method. Therefore, the author was compelled to conduct a development research titled The Construction of Daily lesson Plan (RPPH) Based on Children Games for The First Grade of Elementary School on “Joy of Exercise” Subtheme. This study was a development research or R&D which adopted Borg & Gall’s development model and Sugiyono’s development model which were modified into five stages. The five stages were: (1) Preliminary study which was literature study and data analysis. (2) Product making which was making RPPH based on children games for the first grade on “joy of exercise” subtheme. (3) Product validation by 12 validators and produced a average score of 89,42 out of 100 which showed “Good” quality. (4) Instrumentation of limited trial which was making student questionnaire instrument, interview guide instrument for teachers, and pretest and posttest instruments. (5) Limited trial by conducting limited RPPH test in SDN J. The result of limited trial showed that the implementation of RPPH based on children games increase students’ learning outcome by 81%. Research result showed that RPPH based on children games helped teachers in making RPPH. Students were also interested and excited to follow lessons which used children game method. Keywords : Research and Development, RPPH, Children Games, “Joy of Exercise” Subtheme. ix PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KATA PENGANTAR Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN ANAK KELAS I SD PADA SUBTEMA “GEMAR BEROLAHRAGA” ini tepat pada waktunya. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat adanya bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, perkenankanlah penelitian menyampaikan ucapan terima kasih dengan setulus hati kepada : 1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 4. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum. dosen pembimbing I, yang telah yang telah sabar meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan saran dan mengarahkan peneliti dalam penyusunan skripsi. 5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. dosen pembimbing II, yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi. 6. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D. dosen yang telah memberikan dorongan, motivasi dan perhatian sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi. 7. Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A. dosen penguji, atas saran dan dukungannya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 8. Para dosen dan staf PGSD, atas bantuan dan saran yang telah diberikan. 9. Para dosen dan validator terhadap RPPH yang telah membantu penelitian. 10. Kepala SD Negeri Jongkang yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian. x PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11. Guru kelas I SD N J yang telah telah membimbing, mengarahkan, dan membantu dalam pelaksanaan penelitian. 12. Siswa-siswi kelas I B SD N J yang telah bekerja sama dalam pelaksanaan penelitian. 13. Kedua orang tua yang tercinta Bapak Supardi dan Ibu Sunarti, dan adik Anggita Dwi Puspitasari. 14. Teman-teman penelitian kolaboratif Cornel, Rini, Erlin, Boni, Vita, Lely, Dias, Evant, Cahya, Mentari, Tere, Vian, Frida, dan Ari serta tak lupa riris, aya, putri yang banyak membantu dalam menyelesaikan penelitian. 15. Semua pihak yang telah membantu tidak dapat disebutkan satu persatu. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk dunia pendidikan dan digunakan sebagaimana mestinya. Terima Kasih. Yogyakarta, 22 Januari 2015 Peneliti, Eka Puspawati xi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii PERSEMBAHAN ................................................................................................ iv MOTTO................................................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ....... vii ABSTRAK ......................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .......................................................................................... x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1 1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................... 9 1.3 Batasan Masalah .......................................................................................... 9 1.4 Rumusan Masalah...................................................................................... 10 1.5 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10 1.6 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10 1.7 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ................................................... 11 1.8 Definisi Operasional .................................................................................. 12 BAB II ISI LANDASAN TEORI ....................................................................... 15 2.1 Teori yang Mendukung ............................................................................. 15 2.1.1 Teori Belajar Konstruktivisme .................................................... 15 2.1.2 Prestasi Belajar ........................................................................... 18 2.1.3 Perkembangan Kurikulum di Indonesia ...................................... 20 xii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Halaman 2.1.4 Kurikulum 2013........................................................................... 24 2.1.5 Pembagian Materi ........................................................................ 30 2.1.6 Desain Pembelajaran ................................................................... 31 2.1.7 Perangkat Pembelajaran .............................................................. 32 2.1.8 Permainan Anak dan Permainan Tradisional .............................. 38 2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 43 2.3 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 50 2.4 Pertanyaan Penelitian................................................................................. 53 BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 54 3.1 Jenis Penelitian .......................................................................................... 54 3.2 Setting Penelitian ....................................................................................... 55 3.2.1 Objek Penelitian .......................................................................... 55 3.2.2 Subjek Penelitian ......................................................................... 55 3.2.3 Tempat Penelitian ........................................................................ 55 3.2.4 Waktu Penelitian ......................................................................... 51 3.3 Prosedur Pengembangan ............................................................................ 56 3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 64 3.4.1 Kuesioner ..................................................................................... 64 3.4.2 Observasi ..................................................................................... 65 3.4.3 Wawancara .................................................................................. 66 3.4.4 Dokumentasi ................................................................................ 67 3.5 Instrumen Penelitian .................................................................................. 68 3.5.1 Lembar Kuesioner ....................................................................... 68 3.5.2 Pedoman Observasi ..................................................................... 73 3.5.3 Pedoman Wawancara .................................................................. 74 3.5.4 Dokumentasi ................................................................................ 76 3.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen .......................................................... 79 3.6.1 Validitas Instrumen ..................................................................... 79 3.6.2 Reliabilitas Instrumen .................................................................. 83 3.7 Teknik Analisis Data ................................................................................. 85 xiii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Halaman 3.7.1 Hasil Kuesioner ........................................................................... 85 3.7.2 Hasil Observasi ............................................................................ 89 3.7.3 Hasil Wawancara ......................................................................... 90 3.7.4 Hasil Dokumentasi ...................................................................... 90 3.8 Jadwal Penelitian ....................................................................................... 92 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 93 4.1 Hasil Penelitian .......................................................................................... 93 4.1.1 Rumusan Masalah Penelitian ...................................................... 93 4.1.2 Pertanyaan Penelitian .................................................................. 93 4.2 Pembahasan ............................................................................................. 142 BAB V PENUTUP ............................................................................................ 150 5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 150 5.2 Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 151 5.3 Saran ........................................................................................................ 152 DAFTAR REFERENSI .................................................................................... 153 LAMPIRAN ...................................................................................................... 158 xiv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR TABEL Halaman 1.1 Masalah Terkait Implementasi Kurikulum 2013 ......................................... 6 1.2 Masalah yang Dialami Siswa dalam Pembelajaran ..................................... 7 3.1 Kisi-kisi Penilaian RPPH........................................................................... 69 3.2 Kisi-kisi Penilaian Silabus ......................................................................... 71 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Hasil Uji Coba Terbatas Siswa .................................. 72 3.4 Kisi-kisi Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ......................................... 73 3.5 Kisi-kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Guru ........................................ 74 3.6 Kisi-kisi Wanwancara Analisis Kebutuhan Siswa .................................... 74 3.7 Kisi-kisi Topik Diskusi dalam FGD .......................................................... 75 3.8 Kisi-kisi Soal ............................................................................................. 77 3.9 Pengujian Instrumen Penelitian ................................................................. 81 3.10 Kriteria Koefisien Reliabilitas ................................................................... 84 3.11 Kriteria Peringkat Kualitas RPP ................................................................ 86 3.12 Kriteria Peringkat Kualitas RPPH ............................................................. 88 3.13 Kriteria Peringkat Pelaksanaan Pembelajaran ........................................... 90 3.14 Jadwal Penelitian ....................................................................................... 92 4.1 Hasil Wawancara Guru .............................................................................. 96 4.2 Hasil Wawancara Siswa ............................................................................ 99 4.3 Hasil Penilaian RPPH lima SD di Yogyakarta ........................................ 100 4.4 Hasil Penilaian Silabus lima SD di Yogyakarta ...................................... 101 4.5 Nilai Hasil Observasi lima SD di Yogyakarta ......................................... 102 4.6 Hasil Pengumpulan Data Kuesioner, Penilaian Silabus dan RPPH dan Observasi ................................................................................................. 104 4.7 Kriteria Peringkat Kualitas RPPH ........................................................... 104 4.8 Hasil Focus Group Discussion ................................................................ 106 4.9 Kriteria Penilaian ..................................................................................... 111 4.10 Rekapitulasi Validasi Kuantitatif Pembelajaran 1 ................................... 112 4.11 Rekapitulasi Validasi Kualitatif Pembelajaran 1 ..................................... 113 xv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Halaman 4.12 Rekapitulasi Validasi Kuantitatif Pembelajaran 2 ................................... 114 4.13 Rekapitulasi Validasi Kualitatif Pembelajaran 2 ..................................... 116 4.14 Rekapitulasi Validasi Kuantitatif Pembelajaran 3 ................................... 117 4.15 Rekapitulasi Validasi Kualitatif Pembelajaran 3 ..................................... 118 4.16 Rekapitulasi Validasi Kuantitatif Pembelajaran 4 ................................... 119 4.17 Rekapitulasi Validasi Kualitatif Pembelajaran 4 ..................................... 121 4.18 Rekapitulasi Validasi Kuantitatif Pembelajaran 5 ................................... 122 4.19 Rekapitulasi Validasi Kualitatif Pembelajaran 5 ..................................... 123 4.20 Rekapitulasi Validasi Kuantitatif Pembelajaran 6 ................................... 124 4.21 Rekapitulasi Validasi Kualitas Pembelajaran 6 ....................................... 126 4.22 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli ............................................................. 126 4.23 Hasil Uji Validitas Empirik Instrumen Tes ............................................. 129 4.24 Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest........................................................... 130 4.25 Uji Reliabilitas ......................................................................................... 132 4.26 Kriteria Koefisien Reliabilitas ................................................................. 133 4.27 Jadwal Pelaksanaan Uji Coba Terbatas ................................................... 134 4.28 Daftar Nilai Siswa ................................................................................... 138 4.29 Hasil Kuesioner Pendapat Siswa ............................................................. 141 4.30 Kualifikasi Nilai ...................................................................................... 141 xvi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR GAMBAR Halaman 2.1 Literature Map dari Penelitian-penelitian Sebelumnya ............................... 48 3.1 Bagan Prosedur Penelitian Menurut Sugiyono (2012) ................................ 56 3.2 Bagan Prosedur Research and Development (R&D) menurut Borg&Gall (dalam Sanjaya: 2013) ................................................................................. 58 3.3 Tahapan Prosedur Pengembangan ............................................................... 61 4.1 Diagram Persentase Kenaikan Pretest dan Posttest................................... 139 4.2 Diagram Peningkatan Rata-rata Siswa....................................................... 139 xvii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Surat Ijin sebelum dan sesudah penelitian .................................... 158 Lampiran 2. Hasil Observasi ............................................................................. 163 Lampiran 3. Hasil Dokumentasi ....................................................................... 174 Lampiran 4. Hasil Validasi ............................................................................... 181 Lampiran 5. Soal Sebelum Validasi .................................................................. 218 Lampiran 6. Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................ 226 Lampiran 7. Soal Sesudah Validasi .................................................................. 229 Lampiran 8. Hasil Pretest ................................................................................. 234 Lampiran 9. Hasil Posttest ................................................................................ 239 Lampiran 10. Hasil Kuesioner Pendapat Siswa ................................................ 244 Lampiran 11. Foto-foto Uji Coba Terbatas ....................................................... 246 Lampiran 12. Biodata Peneliti........................................................................... 250 xviii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB I PENDAHULUAN Bagian ini akan dibahas pendahuluan. Pendahuluan tersebut meliputi, latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian, spesifikasi produk dan definisi operasional. 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang untuk mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan tuntutan zaman. Begitu pula suatu bangsa, pendidikan juga sangat dibutuhkan, salah satunya yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Undang-undang Sistem pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 menyebutkan bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Berkaitan dengan fungsi dan tujuan pendidikan inilah maka dibutuhkan adanya kurikulum untuk menunjang keberhasilannya. Kurikulum adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan pedoman melaksanakan pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan (Arifin: 2011). Kurikulum di Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan sampai pada tahun 2012. Perubahan tersebut bertujuan untuk memperbaiki sistem pendidikan pada kurikulum yang berlaku sebelumnya. Indonesia mengalami 1 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2 perubahan kurikulum lagi pada tahun 2013. Kurikulum tersebut saat ini sedang berjalan dan sering disebut dengan kurikulum 2013. Kemendikbud (2014) menyatakan bahwa “pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu”. Mengacu pada pernyataan kemendikbud tersebut maka dapat dikatakan bahwa Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan KTSP dijadikan sebagai pedoman untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan. Sejalan dengan pernyataan kemendikbud mengenai pengembangan kurikulum 2013, Fadlillah (2014) mengatakan bahwa Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skill dan hard skill berupa sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Kurikulum ini memang dikembangkan dan diimplementasikan sebagaimana mestinya sehingga soft skills dan hard skills dapat tertanam secara seimbang, berdampingan dan dapat diaplikasikan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan kurikulum ini dirancang dengan adanya karakteristik menonjol yang terletak pada pendekatan, model pembelajaran dan penilaiannya. Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan tematik terpadu atau tematik integratif dan saintifik. Pembelajaran tematik terpadu memberikan kemudahan bagi siswa dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar siswa sebab materi yang dipelajari nyata PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3 (Kemendikbud: 2014). Tema dalam hal ini memiliki peran untuk menyatukan kegiatan dari berbagai muatan pembelajaran. Pembelajaran yang digunakan pada kurikulum ini selain terpadu juga menerapkan pendekatan saintifik. Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2014 lampiran IV menyatakan bahwa pendekatan saintifik memiliki langkah-langkah pembelajaran yang memuat lima pengalaman belajar pokok, yaitu: (1) mengamati, (2) menanya, (3) mengumpulkan informasi/eksperimen, (4) Mengasosiasikan/ mengolah informasi, (5) Mengkomunikasikan. Langkah-langkah ilmiah dalam pembelajaran tersebut dilakukan tidak hanya untuk mengembangkan pengetahuan, dan keterampilan akan tetapi juga sikap siswa. Sikap tersebut dapat terbentuk dari pendidikan karakter yang terkandung dalam pembelajaran pada kurikulum 2013. Suyadi (2013) mengatakan bahwa pendidikan karakter adalah upaya terencana dalam mengetahui kebaikan, mencintainya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan pendidikan karakter dalam pembelajaran diharapkan dapat membangun kepribadian yang baik pada diri siswa serta menselaraskan dengan perkembangan aspek pengetahuan dan keterampilan. Setiap aspek pada diri siswa tersebut kemudian diukur dengan adanya penilaian sehingga dapat diketahui tingkat perkembangannya. Pengukuran tingkat perkembangan tersebut dalam kurikulum 2013 menggunakan penilaian autentik. American Library Assosiation (dalam Kemendikbud: 2014) menjelaskan bahwa penilaian autentik merupakan proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap siswa pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4 Implementasi kurikulum 2013 ini tidak selamanya berjalan lancar. Terjadi kendala dalam implementasi kurikulum baru tersebut. Salah satu kendala yang terjadi yaitu pelaksanaannya yang tergolong tergesa-gesa. Reni menyebutkan dalam berita Kompas.com pada Kamis (29/11/2012) bahwa, "Rencana perubahan kurikulum sekolah untuk 2013 nanti, menurut saya merupakan langkah yang tergesa-gesa. Ini bukan perkara ringan. Guru harus disiapkan benar”. Reni juga menambahkan bahwa, "Guru-guru di Indonesia ini paling tidak harus diberi pembinaan untuk implementasi kurikulum ini paling tidak selama tiga tahun”. Masalah tersebut menyebabkan adanya suatu kendala, yaitu sulitnya guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. Berita dalam kompasiana tanggal 19 September 2014 memaparkan bahwa para guru termasuk penulis berita merasa ribet dengan format RPP yang baru. Penulis berita juga mengatakan bahwa “RPP Kurikulum lama belum selesai pembahasannya, akan tetapi saat ini sudah berganti dengan RPP Kurikulum 2013”. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran selalu mengalami perubahan formatnya seiring dengan perkembangan Kurikulum. Selain perubahan format RPP, perubahan juga terjadi pada kompetensi yang harus dicapai. Kurikulum 2013 yang berlaku saat ini, mengalami perubahan pada beberapa kompetensi. Perubahan yang terjadi terletak pada aspeknya. Kurikulum sebelumnya kompetensi hanya berpusat kepada ranah pengetahuan saja, namun dalam RPP Kurikulum 2013 ranahnya berkembang menjadi sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Kompasiana, 19 September 2014, 19:10). Kendala dalam implementasi kurikulum 2013 tidak hanya dialami oleh penulis berita pada PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5 kompasiana. Peneliti juga menemukan permasalahan yang serupa ketika melakukan analisis masalah. Analisis masalah yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan melakukan wawancara dan observasi pada 5 Sekolah Dasar yang ada di Yogyakarta untuk mengetahui permasalahan yang terjadi terkait implementasi kurikulum 2013. Lima sekolah dasar dipilih melalui Focus Group Discussion (FGD). Kelima Sekolah Dasar tempat dilaksanakannya analisis masalah tersebut adalah SD N J, SD KB, SDN SB, SDN N, dan SD KG yang semuanya telah menerapkan kurikulum 2013. Wawancara dilakukan oleh peneliti kepada guru dan siswa kelas I dari kelima SD tersebut. Peneliti memilih guru karena ketika melaksanakan PPL di SD, sebagian guru kelas I sering lebih banyak bertanya mengenai RPPH kurikulum 2013. Hasil wawancara kepada guru kelas I menunjukkan bahwa kurikulum 2013 telah diterapkan sejak tahun ajaran 2014/2015. Guru-guru tersebut merasa masih bingung dengan implementasi kurikulum 2013. Kebingungan yang dirasakan oleh guru disebabkan kurangnya sosialisasi yang diberikan oleh pemerintah. Sosialisasi yang diberikan hanya berupa diklat yang dilaksanakan selama 10 hari. Masalah yang terjadi pada guru tidak hanya hal itu saja. Masalah terkait implementasi kurikulum 2013 yang dialami oleh guru dapat dilihat pada tabel 1.1. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6 Tabel 1.1 Masalah Terkait Implementasi Kurikulum 2013 SDN N Guru kelas I meminta tolong dibuatkan RPPH SD KG Keterlambatan distribusi buku menjadi kendala bagi guru dan siswa dalam melaksanakan KBM SDN J Guru kelas I belum bisa membuat RPPH kurikulum 2013, masih terpaku dengan RPPH KTSP SDN SB Guru kelas I tidak bisa membuat RPPH SDK B Guru Kelas I mengalami kesulitan dalam menyusun rubrik penilaian RPPH Tabel 1.1 menunjukkan bahwa terdapat masalah krusial yang ditemukan oleh peneliti terkait dengan implementasi kurikulum 2013 pada kelima SD. Masalah tersebut yaitu berkaitan dengan penyusunan RPPH. Para guru merasa kesulitan menyusun RPPH yang merupakan dasar penting dalam menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar di kelas. Kesulitan tersebut terutama dalam hal menyusun penilaian. Guru juga masih terpaku pada KTSP yang berbasis pelajaran terpisah. Kendala lain yang menyebabkan kesulitan dalam menyusun RPPH yaitu keterlambatan distribusi buku pegangan guru dan siswa. Kendala dalam menyusun RPPH akan berdampak pada pembelajaran yang dilaksanakan, sehingga penyusunan RPPH penting untuk dipahami guru dan diaplikasikan untuk siswa. Perencanaan pembelajaran menjadi hal yang penting sebab memuat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan, serta didasarkan pada kondisi pembelajaran (Husamah&Yanuar: 2013). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7 Tabel 1.2 Masalah yang Dialami Siswa dalam Pembelajaran Siswa Kelas I SDN N Mengalami kebosanan ketika pembelajaran di kelas Siswa Kelas I SD KG Ingin bermain dengan teman Siswa Kelas I SDN J Tidak konsentrasi ketika pembelajaran karena banyak teman yang mengganggu Siswa Kelas SDN SB Ingin belajar sambil bermain Siswa Kelas I SDK B Mengalami kebingungan ketika pembelajaran di kelas Hasil wawancara terhadap siswa seperti terlihat pada tabel 1.2 di atas. Tabel 1.2 menunjukkan bahwa siswa mempunyai permasalahan ketika pembelajaran di kelas yaitu mengalami kebosanan, kebingungan, dan kurang konsentrasi. Permasalahan siswa tersebut dapat diatasi dengan memberikan metode pembelajaran berupa permainan sejalan dengan keinginan dari hasil wawancara yang menunjukkan bahwa siswa ingin bermain dengan teman dan belajar sambil bermain. Peneliti memperkuat hasil wawancara dengan melakukan observasi kelas di SDN N, SD KG, SDN J, SDN SB, dan SDK B terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas I. Peneliti menemukan permasalahan ketika melakukan kegiatan observasi terhadap pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar menggunakan Kurikulum 2013. Hasil Observasi pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa guru dari kelima SD tersebut cenderung mengajar dengan cara tradisional, sebagian besar metode yang digunakan yaitu ceramah, diskusi, tanya jawab dan pemberian tugas. Peneliti juga menemukan bahwa ternyata guru masih jarang menggunakan media dalam pembelajaran di kelas sehingga pembelajaran terkesan membosankan. Hal ini dilihat dari siswa yang sering kurang memperhatikan penjelasan guru. Gambaran pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut mengakibatkan siswa kurang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8 aktif terlibat dalam kegiatan belajar dan cenderung sulit untuk dikondisikan. Siswa cenderung mengalihkan perhatian mereka pada hal lain daripada guru mereka yang sedang memberikan materi pelajaran. Hal tersebut nampak dari aktivitas mereka yang lebih banyak bermain dengan teman sebangku, seperti yang terjadi pada siswa kelas I SDN J. Aktivitas bermain siswa pada saat pelajaran berlangsung merupakan hal yang wajar. Bermain dikatakan wajar sebab siswa kelas I berada pada masa dimana kegiatan bermain sangat dominan. Dockett dan Fleer (dalam Yuliani: 2009) berpendapat bahwa bermain merupakan kebutuhan bagi anak, sebab dengan bermain anak memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Mendasar pada pemikiran tersebut, guru justru dapat menggunakan permainan untuk kegiatan belajar yang dapat membantu siswa dalam membentuk pengetahuan dan mengembangkan kemampuannya melalui interaksi sosialnya. Vygotsky (dalam Beaty: 2013) mengatakan bahwa melalui interaksi sosial, permainan dapat menjadi sumber perkembangan yang menciptakan zona perkembangan proksimal untuk menjembatani peningkatan pemahaman siswa. Semiawan (2002) berpendapat permainan merupakan alat bagi anak untuk menemukan apa yang belum diketahui dan melakukan apa yang belum dapat dilakukan sehingga anak belajar menjelajahi dunianya sendiri. Permainan akan membantu siswa untuk belajar menemukan apa yang diperoleh dari pengalamannya sendiri dalam lingkungannya, maka permainan merupakan metode pembelajaran yang tepat untuk diakomodasi dalam penyusunan RPPH. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9 Melihat pada hasil analisis masalah yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan permasalahan guru siswa untuk tersebut dapat menyusun dijadikan RPPH pengembangan berbasis permainan dari anak. Permasalahan yang ditemukan menunjukkan bahwa kebutuhan akan permainan diharapkan oleh siswa, sedangkan kebutuhan akan penyusunan RPPH diharapkan oleh guru. Berakar dari hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian RnD dengan judul “Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Berbasis Permainan Anak Kelas I SD pada Subtema Gemar berolahraga”. 1.2. Identifikasi Masalah Peneliti menemukan adanya masalah dalam pelaksanaan pembelajaran pada kurikulum 2013. Identifikasi masalah yang dihadapi oleh guru dari kelima SD tempat penelitian bahwa guru mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 saat KBM. Guru kesulitan dalam penyusunan RPPH termasuk rubrik penilaiannya. Peneliti juga menemui bahwa guru mengalami kesulitan pada metode pembelajaran yang akan digunakan terkait dengan pendekatan tematik terpadu dan saintifik, sehingga pembelajaran dirasakan masih kurang menarik. 1.3. Batasan Masalah Fokus pengembangan ini adalah pada penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Peneliti hanya akan membatasi masalah pada: 1.3.1 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) akan dibatasi untuk kelas I, tema kegemaranku, subtema gemar berolahraga yang terdiri dari 6 pembelajaran. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1.3.2 10 Permainan yang dipakai dibatasi pada 4 pembelajaran. Pembelajaran 1 menggunakan permainan “mencari pasangan”. Pembelajaran 2 menggunakan permainan “dhakon”. Pembelajaran 4 menggunakan permainan “wilwa”. Pembelajaran 5 menggunakan permainan “engklek”. 1.4. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari pengembangan ini berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, adalah : Bagaimana model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan anak kelas 1 SD pada subtema “gemar berolahraga”? 1.5. Tujuan Masalah Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan anak kelas 1 SD pada subtema “gemar berolahraga”. 1.6. Manfaat Penelitian 1.6.1 Bagi Peneliti Menambah kreatifitas dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran harian berbasis permainan anak. Memperkaya pengetahuan mahasiswa selaku calon guru akan inovasi-inovasi baru dalam kegiatan pembelajaran. 1.6.2 Bagi Guru Membuat guru lebih kreatif dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran harian terutama dengan menggunakan permainan anak. Memperkaya pengetahuan guru akan inovasi-inovasi baru dalam kegiatan pembelajaran. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11 1.6.3 Bagi Siswa Memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran yang menggunakan permainan anak. 1.7. Spesifikasi Produk Adapun spesifikasi produk yang dikembangkan peneliti meliputi: 1. Perangkat pembelajaran berupa RPPH pada subtema “Gemar Berolahraga” sebanyak 6 pembelajaran. 2. RPPH disusun berdasarkan kurikulum 2013. 3. Indikator pembelajaran pada RPPH disusun dengan menggunakan kata kerja operasional. 4. Tujuan pembelajaran pada RPPH memuat unsure A,B,C,D (Audience, Behavior, Condition, Degree). 5. Penelitian ini mengembangkan produk berupa RPPH berbasis permainan anak yang mengakomodasikan 4 permainan pada pembelajaran 1, pembelajaran 2, pembelajaran 4 dan pembelajaran 5. 6. Produk yang dikembangkan bertujuan untuk memfasilitasi guru agar mudah dalam mendesain perangkat pembelajaran kurikulum 2013, khususnya RPPH berbasis permainan. 7. RPPH disusun dengan menggunakan pendekatan tematik integratif, saintifik, dan pendidikan karakter dalam prosesnya. 8. Produk yang dikembangkan memuat proses ilmiah 5M (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, mengomunikasikan) sebagai ciri dari pendekatan saintifik. dan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12 9. Rubrik penilaian disusun dengan memuat diskriptor yang memudahkan guru dalam menilai sikap spiritual, sosial, dan keterampilan. 10. RPPH menggunakan mudel pembelajaran inovatif yaitu model contextual learning. 11. RPPH yang disusun berdasarkan teori konstruktivisme, teori Vygotsky, dan teori Piaget. 12. RPPH menggunakan Bahasa Indonesia sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). 1.8. Definisi Operasional Istilah-istilah yang perlu dijelaskan dalam penyusunan desain RPPH berbasis permainan anak kelas 1 sekolah dasar pada subtema Gemar Berolahraga adalah: a. Desain pembelajaran Desain pembelajaran merupakan seperangkat program pembelajaran yang dibuat untuk menunjang kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan pembelajaran. b. Perangkat pembelajaran Perangkat pembelajaran adalah komponen yang membantu guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar berupa silabus, RPP, bahan ajar dan LKS. c. Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 adalah penyempurna dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang mulai dilaksanakan pada tahun ajaran 2013 bertujuan untuk PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13 menjaga keseimbangan antara kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. d. Pendekatan Saintifik Pendekatan saintifik adalah pendekatan dalam pembelajaran yang memiliki 5 pengalaman belajar. Lima pengalaman belajar tersebut adalah mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/eksperimen, mengasosiasikan/mengolah informasi dan mengkomunikasikan. e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Rencana pelaksanaan pembelajaran harian adalah pedoman guru dalam melaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas yang berisi tentang kompetensi yang akan dicapai, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi. f. Tema Kegemaranku Tema kegemaranku adalah tema ke dua dalam semester satu di kelas satu SD. Tema ini menggunakan topik kegiatan kegemaran anak-anak yang di hubungkan dengan materi pelajaran. g. Subtema “Gemar Berolahraga” Subtema “gemar berolahraga” adalah subtema pertama dalam tema kegemaranku. Sub tema ini menggunakan topik kegiatan gemar melakukan olahraga yang dihubungkan dengan materi pelajaran. h. Permainan Anak Permainan anak adalah kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak untuk mencari kesenangan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14 i. Permainan “mencari pasangan” Permainan “mencari pasangan” adalah permainan anak yang menggunakan kartu bergambar sebagai medianya. Cara bermain “mencari pasangan” adalah dengan memasangkan kartu bergambar yang saling berhubungan. j. Permainan “dhakon” Permainan “dhakon” adalah permainan yang dimainkan oleh 2 orang, menggunakan papan yang memiliki 14 kubangan yang saling berhadapan dan 2 kubangan berukuran lebih besar. Permainan ini menggunakan biji-bijian untuk bermain. k. Permainan “wilwa” Permainan “wilwa” adalah permainan kejar-kejaran antara 2 kelompok pemain. Setiap kelompok dari permainan ini memiliki penjara untuk mengurung musuh yang tertangkap. l. Permainan “engklek” Permainan “engklek” adalah permainan yang biasanya hanya dimainkan oleh anak perempuan. Permainan ini menggunakan gacuk misalnya pecahan genteng untuk dilemparkan ke petak-petak “engklek”. Cara bermainnya dengan melompat menggunakan satu kaki setelah melempar gacuk miliknya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini menguraikan tentang landasan teori yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian. Pembahasan tentang landasan teori terdiri dari empat bagian yaitu teori yang mendukung, hasil penelitian yang relevan, kerangka berfikir dan pertanyaan penelitan. 2.1. Teori yang Mendukung 2.1.1 Teori Belajar Konstruktivisme Belajar terjadi pada semua orang dan berlangsung selama hidupnya. Belajar dibutuhkan oleh seseorang agar dapat berkembang. Seseorang yang belajar berarti ia melakukan suatu usaha sadar untuk memenuhi kebutuhannya (Mulyasa: 2013). Belajar yaitu proses yang dialami oleh seseorang untuk mendapatkan berbagai kecakapan, keterampilan dan sikap (Aunurrahman: 2012). Sejalan dengan pendapat Aunurrahman, Belajar juga dapat dikatakan suatu aktivitas atau proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengkokohkan kepribadian (Suyono&Hariyanto: 2012). Aktivitas yang dimaksudkan dalam belajar adalah aktivitas mental. Siregar&Nara (2011) mengatakan bahwa belajar merupakan aktivitas mental (psikis) yang menghasilkan perubahan bersifat relatif konstan sebab adanya interaksi dengan lingkungannya. Perubahan perilaku baru seseorang secara utuh sebagai hasil dari pengalaman pribadi dalam interaksi dengan lingkungannya oleh Slameto (2010) disebut dengan belajar. Pengertian belajar yang telah dipaparkan oleh para ahli memiliki titik kesamaan yaitu bahwa belajar 15 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16 merupakan aktivitas untuk memperoleh pengetahuan. Peneliti menyimpulkan pengertian belajar menurut beberapa ahli yaitu bahwa belajar merupakan suatu aktivitas atau proses yang dialami seseorang melalui pengalaman untuk membangun pengetahuan, sikap, dan keterampilan serta pemecahan masalah melalui interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Belajar tidak hanya sekedar aktivitas untuk memperoleh pengetahuan, sebab belajar memiliki teori-teori yang mendasarinya. Teori belajar salah satunya adalah teori belajar konstruktivisme. Peneliti memilih teori konstruktivisme karena sesuai untuk dijadikan dasar dalam penelitian yang dilakukan. Konstruktivisme merupakan sebuah filosofi pembelajaran yang berlandaskan anggapan bahwa melalui pengalaman, seseorang dapat membangun dan mengkostruksi pengetahuan serta pemahaman tentang dunia tempat tinggal mereka (Suryono & Hariyanto: 2012). Konstruktivisme menyatakan bahwa para siswa membentuk pemahaman-pemahaman mereka sendiri mengenai suatu pengetahuan dan keterampilan (Schunk: 2012). Tugde&Scrimsher (dalam Schunk: 2012) mengatakan bahwa kegiatan pembelajaran pada teori konstruktivisme lebih banyak menekankan pada kegiatan di lingkungan sosial sebagai fasilitator perkembangan. Pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konstruktivisme merupakan teori yang memandang bahwa pengetahuan, keterampilan serta pemahaman dapat dibentuk melalui pengalaman di lingkungan sekitar. Piaget dan Vygotsky adalah 2 ahli yang membahas teori konstruktivisme. Teori Piaget membahas tentang struktur kognitif anak. Piaget mengungkapkan bahwa struktur PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17 kognitif seorang anak dapat terbangun dengan adanya perkembangan anak yang bermakna untuk dapat memahami dan menanggapi pengalaman di lingkungannya (Suryono&Hariyanto: 2012). Sesuai dengan perkembangan usianya Struktur kognitif anak dapat meningkat menunju aktivitas mental yang kompleks. Perkembangan kognitif anak yang aktif dapat membangun pemahaman pengetahuan dan realita dari pengalaman dan komunikasi mereka sendiri (Trianto: 2012). Teori konstruktivisme adalah teori yang mengatakan bahwa pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dapat dibentuk melalui pengalaman di lingkungan masing-masing. Teori belajar konstrukivisme juga dibahas oleh Vygotsky. Schunk (2012) Zona perkembangan proksimal (ZPD/Zone of Proximal Develompment) mengatakan bahwa terlihat perbedaan antara apa yang dilakukan sendiri oleh siswa dengan apa yang dapat dilakukan dengan bantuan orang lain. Orang lain dalam konteks ini yang dimaksud adalah teman sebaya, guru, dan orang tua. Vygotsky lebih dititik beratkan perkembangan individu pada lingkungan sosial. Kognitif anak dapat didorong perkembangannya dengan melakukan interaksi pada lingkungan sosial dan teman sebaya. Sitepu (2012) mengatakan bahwa konsep pokok dalam teori vygotsky adalah Zona Perkembangan Proksimal (ZPD) yaitu jarak antara perkembangan pemecahan masalah secara mandiri dengan perkembangan pemecahan masalah dengan bantuan orang lain (teman sebaya). Kesimpulan teori Vygotsky dapat dikatakan bahwa kognitif anak dipengaruhi oleh interaksi sosial dilingkungannya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18 Teori konstruktivisme menurut Piaget dan Vygotsky disimpulkan bahwa pengetahuan dapat dibentuk oleh anak secara mandiri maupun dengan bantuan teman melalui interaksi sosial di lingkungan tempat mereka tinggal. Peneliti menggunakan teori konstruktivisme menurut Piaget dan Vygotsky karena sesuai untuk menjadi dasar dalam merancang kegiatan pembelajaran agar siswa dapat membentuk pengetahuannya sendiri melalui pengalaman dan interaksi sosial. Melihat kebutuhan siswa yang memiliki minat bermain dapat digunakan untuk metode pembelajaran yaitu permainan anak sebagai bentuk kegiatan bermain dan belajar. Teori konstruktivisme pada RPPH berbasis permainan anak ditunjukkan melalui kegiatan yang dilakukan oleh siswa sebagai bentuk pengalaman dan interaksi sosialnya. Pengalaman bermain dan berinteraksi dengan temannya tersebut membantu siswa untuk membentuk pengetahuan sebagaimana ditekankan pada penerapan kurikulum 2013. 2.1.2 Prestasi Belajar Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi ‘‘prestasi’’ yang berarti ‘‘hasil belajar’’. Istilah ‘‘prestasi belajar” (achievement) berbeda dengan “hasil belajar” (learning outcome). Menurut Arifin (2012), prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak siswa. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain dalam kesenian, olahraga dan pendidikan, khususnya pembelajaran. Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19 kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Prestasi belajar memiliki fungsi. Arifin (2012) menyebutkan bahwa terdapat 5 fungsi prestasi belajar. Pertama, prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai siswa. Kedua, prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi keingintahuan (curiosity) dan merupakan kebutuhan umum manusia”. Ketiga, prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan. Keempat, prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan siswa di masyarakat. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan masyarakat. Kelima, prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) siswa. Dalam proses pembelajaran, siswa menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena siswa yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2.1.3 20 Perkembangan Kurikulum di Indonesia Dunia pendidikan Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan kurikulum sejak tahun 1945. Pertama, Rencana Pelajaran 1947 merupakan kurikulum pertama di Indonesia. Istilah yang digunakan pada saat itu untuk menyebut kurikulum yaitu rencana pelajaran. Kurikulum ini termasuk kurikulum dengan mata pelajaran yang terpisah-pisah (separated curriculum). Rencana Pelajaran 1947 memuat 2 hal pokok didalamnya yaitu daftar mata pelajaran beserta jam pengajarannya, dan garis besar pengajaran. Pembelajaran yang diberikan kepada siswa lebih terfokus pada pendidikan watak, kesadaran bernegara, dan bermasyarakat daripada pendidikan pikiran. Trianto (2009) mengatakan bahwa materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, namun lebih mengacu pada kesenian dan pendidikan jasmani. Kedua, Rencana Pelajaran 1950. Kurikulum ini lahir karena tuntutan kelahiran UU Nomer 4 Tahun 1950 tentang dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran di sekolah. Suparlan, (2011) mengatakan bahwa kurikulum ini termasuk kurikulum dengan mata pelajaran yang terpisah-pisah (separated curriculum). Ketiga, kurikulum 1952 merupakan kurikulum yang setiap pelajarannya lebih rinci daripada kurikulum sebelumnya. Kurikulum ini dikenal dengan istilah Rencana Pelajaran Terurai 1952. Setiap mata pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda. Masa ini dibentuk kelas masyarakat yaitu sekolah khusus bagi lulusan SR 6 Tahun yang tidak melanjutkan ke SMP. Trianto (2009) mengatakan bahwa PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21 kelas masyarakat tersebut mengajarkan keterampilan bagi anak yang tidak mampu melanjutkan sekolah ke jenjang SMP, sehingga bisa langsung bekerja. Keempat, Rencana Pelajaran 1964. Kurikulum ini merupakan penyempurnaan bagi kurikulum Rencana Pelajaran Terurai 1952. Rencana Pelajaran 1964 memuat pembagian kelompok yaitu cipta, rasa, karsa, dan krida (Suparlan: 2011). Kelima, Kurikulum 1968. Kurikulum 1968 memiliki tujuan untuk menciptakan masyarakat sosialis. Istilah kurikulum untuk pertama kali digunakan di Indonesia pada kurikulum ini (Suparlan: 2011). Pendidikan pada masa ini lebih menekankan pada terbentuknya manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 bersifat correlate subject curriculum, artinya materi tingkat bawah mempunyai korelasi dengan kurikulum sekolah lanjutan. Pembagian bidang studi pada kurikulum ini meliputi 3 kelompok besar yaitu pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Trianto (2009) mengatakan bahwa materi pelajaran dalam kurikulum ini hanya teoritis dan tidak dikaitkan hal-hal faktual di lingkungan. Keenam, Kurikulum 1975. Kurikulum ini lahir karena tuntutan ketetapan MPR Nomor IV/ MPR/ 1973 tentang GBHN 1973, dengan tujuan pendidikan “membentuk manusia Indonesia untuk pembangunan nasional di berbagai bidang”. Suparlan (2011) mengatakan bahwa kurikulum ini dikenal dengan format yang rinci. Kurikulum 1975 memiliki 7 unsur pokok yaitu dasar, tujuan, dan prinsip; struktur program kurikulum; GBPP (Garis Besar Pokok Pembelajaran); sistem penyajian; sistem penilaian; sistem bimbingan dan penyuluhan; serta pedoman supervisi dan administrasi. Trianto, (2009) menjelaskan bahwa metode, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22 materi, dan tujuan pelajarannya tertuang secara jelas dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), yang kemudian lahir rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Ketujuh, Kurikulum 1984. Kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975. Kurikulum 1984 berlaku berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomer 0461/ U/ 1983 tanggal 22 Oktober 1983 tentang Perbaikan Kurikulum. Suparlan (2011) menyebutkan bahwa kurikulum 1984 memiliki 4 aspek yang disempurnakan, yaitu: (1) pelaksanaan PSPB, (2) penyesuaian tujuan dan struktur program kurikulum, (3) pemilihan kemampuan dasar serta keterpaduan dan keserasian antara ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, (4) pelaksanaan pelajaran berdasarkan keruntutan belajar yang disesuaikan dengan kecepatan belajar masing-masing siswa. Kurikulum ini memposisikan siswa sebagai subyek belajar dan mulai menerapkan sistem Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) yaitu mengamati, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan (Trianto: 2009). Kedelapan, Kurikulum 1994. kurikulum ini mematok pendidikan dasar pada menjadi 9 tahun (SD dan SMP). Melihat pada strukturnya, kurikulum 1994 berusaha menyatukan kurikulum 1975 yang menggunakan pendekatan tujuan dengan kurikulum 1984 yang memiliki tujuan pendekatan proses. Zahara Idris dan Lisma Jamal berpendapat bahwa muatan lokal serta penyempurnaan tiga kemampuan dasar yang meliputi membaca, menulis, dan menghitung secara fungsional diberlakukan dalam kurikulum ini (Trianto: 2009). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23 Kesembilan, Kurikulum 2004. Kurikulum ini belum diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia. Kurikulum 2004 dikenal dengan istilah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Melihat pada namanya, sudah jelas bahwa kurikulum ini berbasis kompetensi. Trianto (2009) mengatakan bahwa kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap dalam kebiasaan ketika berpikir dan bersikap. Trianto (2009) menjelaskan bahwa terdapat empat komponen KBK yaitu Kurikulum dan Hasil Belajar (KHB), Penilaian Berbasis Kelas (PBK), Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), dan Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah (PKBS). Kesepuluh, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2006 adalah penyempurnaan dari KBK yang telah diuji coba kelayakannya secara publik kepada beberapa sekolah yang menjadi sasaran proyek. Trianto (2009) kurikulum ini biasa dikenal dengan nama KTSP, dimana tujuan pada pendidikan dasar meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lanjut. Suparlan (2011) mengatakan bahwa BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) mengembangkan standar isi dan proses untuk digunakan sebagai acuan dalam penyusunan kurikulum ini. Trianto (2009) menjelaskan bahwa terdapat 8 muatan mata pelajaran untuk kurikulum sekolah dasar, muatan lokal, dan pengembangan diri. Pelajaran IPA dan IPS merupakan IPA terpadu dan IPS terpadu. Kurikulum selalu berubah untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Setiap perubahan yang terjadi selalu menyempurnakan kurikulum sebelumnya. Perubahan ini bertujuan untuk memperbaiki kurikulum sebelumnya PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24 sehingga pendidikan di Indonesia menjadi lebih berkualitas. Total perubahan kurikulum di Indonesia adalah 10 kali yakni dimulai dari rencana pelajaran 1947 hingga KTSP 2006. Tahun ajaran 2013/2014 KTSP berubah menjadi kurikulum 2013, sehingga dapat disimpulkan bahwa Indonesia telah mengalami 11 kali perubahan kurikulum. 2.1.4 Kurikulum 2013 2.1.4.1 Pengertian kurikulum 2013 Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini adalah kurikulum 2013. Kurikulum 2013 adalah penyempurna kurikulum sebelumnya yaitu KBK dan KTSP. Kurikulum 2013 dikembangkan bertujuan untuk meningkatkan dan menselaraskan kemampuan berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan (Fadilliah: 2014). Mulyasa (2013) menyatakan bahwa kurikulum 2013 adalah tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang dahulu pernah diuji cobakan pada tahun 2004. Kurikulum 2013 menganut sejarah yang menyatakan pengembangan kehidupan manusia dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai, serta berbagai aspek lain yang sesuai dengan potensinya sendiri (Kunandar: 2014). Kurikulum 2013 dapat disimpulkan merupakan kurikulum yang menindak lanjut KBK dengan tujuan meningkatkan pendidikan meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan. 2.1.4.2 Karakteristik Kurikulum 2013 Setiap kurikulum memiliki karakteristik yang berbeda-beda, begitu juga dengan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 memiliki 8 karakteristik. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25 Karakteristik tersebut meliputi (1) konten kurikulum berisi kompetensikompetensi dalam mata pelajaran; (2) Kompetensi Inti sebagai gambaran aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan; (3) siswa harus mempelajari Kompetensi Dasar dalam satu tema; (4) ranah sikap dan juga kemampuan kognitif diutamakan dari KI dan KD; (5) semua KD dan kegiatan pembelajaran dikembangkan mengarah untuk mencapai kompetensi inti; (6) KD saling memperkuat, memperkaya antar mata pelajaran; (7) silabus dikembangkan menjadi rancangan belajar yang mencantumkan KD dalam satu tema; (8) RPP dikembangkan dari setiap KD (Kemendikbud: 2014). Kurikulum 2013 juga memiliki karakteristik pada pendekatan dan penilaian selain delapan karakteristik umum yang telah disebutkan di atas. 2.1.4.2.1 Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik dan pendekatan tematik integratif. Pendekatan saintifik bertujuan untuk membuat siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2014 lampiran IV menyatakan bahwa pendekatan saintifik memiliki langkah-langkah pembelajaran yang memuat lima pengalaman belajar pokok, yaitu: (1) mengamati, kegiatan ini biasanya dalam bentuk aktivitas menyimak, melihat, membaca, dan mendengar; (2) menanya, biasanya dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai informasi yang belum dipahami berdasarkan hal yang telah ditemui dan dilihat. (3) mengumpulkan informasi/eksperimen yang dilakukan setelah siswa meperoleh materi dengan melakukan eksperimen (percobaan); (4) Mengasosiasikan/ mengolah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26 informasi biasanya dilakukan dengan cara mengolah data-data yang diperoleh kemudian diproses sehingga ditemukan hasil yang dicari, (5) Mengkomunikasikan, yaitu menyampaikan hasil dengan menceritakan apa yang didapatkan dari materi yang telah dipelajari (Kemendikbud: 2014). Pengalaman belajar yang telah disebutkan tersebut mengarahkan agar siswa dapat menemukan pengetahuan melalui dirinya sendiri sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Pernyataan tersebut berarti menunjukkan bahwa pendekatan saintifik sangat membantu dalam proses pembelajaran terutama agar siswa terlibat aktif dalam mengkontruksi pengetahuan dibenak mereka sendiri. Proses pembelajaran dalam pendekatan saintifik memuat materi yang berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan melalui logika atau penalaran (Hosnan: 2014). Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa materi yang diterapkan pada pendekatan saintifik memiliki kesamaan dengan materi yang termuat dalam pembelajaran kontekstual yaitu berbasis pada fakta atau nyata. Nurhadi (2003) mengatakan bahwa pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata serta mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka. Pengetahuan baru dibangun sendiri oleh siswa sendiri ketika ia belajar. Menurut Johnson (2002), CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27 keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka. Untuk mencapai tujuan ini, sistem tersebut meliputi tujuh komponen berikut : membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti, melakukan pembelajaran yang diatur sendiri, melakukan kerja sama, membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, berpikir kritis dan kreatif untuk mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan penilaian autentik. Berdasarkan definisi-definisi dari kedua ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran CTL adalah suatu pembelajaran yang mengaitkan isi atau materi pelajaran dengan keadaan dunia nyata siswa. Pembelajaran kontekstual (CTL) memiliki beberapa karakteristik. Komalasari (2008) mengatakan bahwa karakteristik pembelajaran kontekstual meliputi pembelajaran yang menerapkan: a. Keterkaitan (relating) Proses Pembelajaran yang menerapkan keterkaitan (relating) yaitu dimana terdapat keterkaitan (relevansi) dengan bekal pengetahuan (prerequisite knowledge) yang ada pada diri siswa dan konteks pengalaman dalam kehidupan dunia nyata. b. Pengalaman langsung (experiencing) Proses Pembelajaran yang menerapkan konsep pengalaman langsung (experiencing) yaitu dimana proses pembelajaran memberi kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan dengan cara menemukan dan mengalami sendiri secara langsung. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28 c. Aplikasi (applying) Proses pembelajaran dengan konsep aplikasi (applying) menekankan pada penerapan fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang dipelajari dalam situasi dan konteks lain yang berbeda sehingga bermanfaat bagi kehidupan siswa. d. Kerja sama (cooperating) Pembelajaran yang menerapkan konsep kerja sama (cooperating) mendorong kerjasama diantara siswa, antara siswa dengan guru dan sumber belajar. e. Pengaturan diri (self-regulating) Pembelajaran yang menerapkan konsep pengaturan diri (self-regulating) mendorong siswa untuk mengatur diri dan pembelajarnnya secara mandiri. f. Asesmen autentik (authentic assessment) Pembalajaran yang menerapkan konsep asesmen autentik mengukur, memonitor dan menilai semua aspek hasil belajar (domain kognitif, afektif, dan psikomotor), baik yang tampak sebagai hasil akhir dari suatu proses pembelajaran maupun berupa perubahan dan perkembangan aktivitas, serta perolehan belajar selama proses pembelajaran di dalam kelas maupun diluar kelas. Penilaian pembelajaran dilakukan secara utuh menyeluruh dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, serta dalam keseluruhan tahapan proses pembelajaran (di awal, tengah dan akhir). Penilaian ini juga tidak hanya diserahkan pada guru, tetapi siswa pun menilai siswa lain dan dirinya sendiri (self-evaluation) dalam aktivitas pembelajaran dan pemahaman materi. Penilaian guru dilakukan dalam bentuk penilaian tertulis (pencil and paper test) dan penilaian berdasarkan perbuatan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29 (performance based assessment), penugasan (project), produk (product), atau portofolio. 2.1.4.2.2 Tematik integratif Pendekatan tematik integratif yaitu dimana beberapa materi disatukan dalam satu tema. Trianto (2011) mengatakan pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang memuat perpaduan beberapa materi serta mampu membuat siswa menjadi aktif dalam mencari, menggali, dan menemukan konsep secara individu maupun kelompok dalam proses pembelajaran. Sejalan dengan hal tersebut, Prastowo (2014) menyatakan bahwa pembelajaran tematik terpadu adalah model pembelajaran yang menyatukan beberapa mata pelajaran menjadi satu tema sehingga memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Pendekatan tematik integratif berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan sebagai pendekatan yang memadukan beberapa materi pembelajaran kemudian dijadikan satu dalam tema besar yang dirancang untuk mengaktifkan siswa dalam belajar. 2.1.4.2.3 Penilaian Autentik Kurikulum 2013 menggunakan penilaian hasil dan proses yang biasa disebut penilaian autentik. Penilaian autentik menilai hasil yang dicapai siswa serta proses dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Kunandar (2014) mengatakan bahwa penilaian autentik adalah penilaian pada siswa yang berfokus pada nilai hasil dan proses dengan menggunakan tabel sesuai kompetensi yang akan dicapai. Kemendikbud (2014) menyatakan bahwa penilaian autentik bertujuan untuk memberikan prestasi bukan hanya pada hasil akan tetapi pada proses yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30 dijalani. Penilaian autentik memiliki tiga jenis yaitu (1) penilaian sikap meliputi observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan jurnal catatan guru; (2) penilaian pengetahuan meliputi tes tertulis, tes lisan, dan penugasan; serta (3) Penilaian keterampilan berupa penilaian kinerja, proyek, dan portofolio (Kemendikbud, 2014). 2.1.5 Pembagian Materi 2.1.5.1 Tema Kegiatanku Tema kegiatanku adalah tema kedua semester satu di kelas 1 sekolah dasar. Tema ini terdiri dari 4 sub tema, yaitu (1) Gemar Berolahraga, (2) Gemar Bernyanyi dan Menari, (3) Gemar Menggambar, (4) Gemar Membaca. Materi dalam tema ini memuat topik kegiatan kegemaran anak yang dikaitkan antar muatan pelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan subtema pertama yaitu Kegiatan Gemar Berolahraga. 2.1.5.2 Sub Tema Gemar Berolahraga Subtema Gemar Berolahraga adalah subtema kedua dalam tema Kegemaranku. Ada lima mata pelajaran dalam materi ini yaitu bahasa Indonesia, PJOK, PPKn, Matematika, dan SBDP. Dalam setiap mata pelajaran terdapat material. Materi dalam bahasa Indonesia yaitu teks petunjuk dan arahan, teks deskriptif, teks terima kasih. Materi dalam PJOK yaitu gerak lokomotor, non lokomotor, dan manipulatif. Materi dalam PPKn yaitu tata tertib disekolah dan dirumah. Materi dalam matematika yaitu menghitung dan membilang benda, operasi penjumlahan, serta pola bilangan. Materi dalam SBDP yaitu karya seni ekspresi, mengidentifikasi syair dan menyanyikan lagu. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2.1.6 31 Desain Pembelajaran Desain pembelajaran yaitu proses untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang rumit, kreatif, aktif dan berulang-ulang (Prawiradilaga: 2007). Desain pembelajaran dirancang sebaik mungkin untuk pembelajaran. Desain pembelajaran dirancang secara instruksional sehingga siswa dapat beriteraksi dengan lingkungan secara langsung. “Desain instruksional adalah suatu ilmu dan seni untuk menciptakan sistem instruksional berkualitas melalui proses analitik, sistematik, sistemik, efektif dan efisien ke arah tercapainya hasil belajar yang sesuai dengan kebutuhan instruksional siswa” (Atwi: 2014). Bertujuan untuk mencapai kegiatan instruksional (interaksi dengan lingkungan) maka desain instruksional direncanakan sehingga kebutuhan instruksional pun dapat terpenuhi. Desain pembelajaran dapat menolong guru menganalisis kebutuhan siswa serta menyusun rencana untuk memenuhi kebutuhan tersebut (Shambaugh dalam Wiyani: 2014). Guru dapat merancang kegiatan pembelajaran dengan baik melalui desain pembelajaran. Desain pembelajaran adalah proses penyusunan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan evaluasi pembelajaran dengan mendasar pada karakteristik anak sehingga mereka mau dan mampu untuk belajar (Wiyani: 2014). Deskrpsi tersebut menunjukkan bahwa desain pembelajaran merupakan pedoman yang berisi proses perencanaan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa berdasarkan apa yang dibutuhkan siswa sehingga siswa mau dan mampu untuk belajar. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32 2.1.7 Perangkat Pembelajaran Pelaksanaan kurikulum bergantung pada pengembangan perangkat pembelajaran (Akbar: 2013). Trianto (2010) mengatakan perangkat pembelajaran adalah seperangkat pedoman guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Akbar (2013) menyebutkan bahwa perangkat pembelajaran terdiri dari silabus, RPP, buku ajar, sumber, media pembelajaran, dan instrumen asesmen. Perangkat pembelajaran hendaknya disusun dengan menyesuaikan kebutuhan siswa. Perangkat pembelajaran dapat disusun oleh pemerintah ataupun guru. Perangkat pembelajaran berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan merupakan suatu penunjang proses pembelajaran yang disusun guru untuk dijadikan sebagai pedoman melakukan kegiatan belajar terdiri dari silabus, RPPH, bahan ajar, dan LKS. 2.1.7.1 Silabus Silabus pada dasarnya adalah garis besar perencanaan progam pembelajaran. Departemen Pendidikan Nasional, 2008 dalam (Akbar: 2013) mengatakan bahwa silabus merupakan sebuah rencana pembelajaran dalam satu tema yang di dalamnya berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan juga sumber belajar. Trianto (2011) berpendapat bahwa silabus adalah seperangkat rencana dan pengaturan dalam pembelajaran meliputi kegiatan, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar. Pengertian silabus menurut Suparlan (2011) yaitu rencana pembelajaran dalam tema tertentu yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33 alokasi waktu, dan sumber belajar. Akbar (2013) menyatakan bahwa penyusunan silabus berdasarkan pada kurikulum 2013 dilakukan oleh pemerintah pusat dan dikelola oleh guru dengan menyesuaikan satuan pendidikannya. Silabus memiliki banyak unsur didalamnya. Unsur yang dijabarkan dalam silabus meliputi standar kompetensi, indikator, dan materi pokok yang harus dipelajari siswa untuk mencapai standar tertentu. Majid (2009) menyatakan bahwa silabus mempunyai unsur-unsur didalamnya yang meliputi tujuan pembelajaran, sasaran pembelajaran, keterampilan yang baik dalam penguasaan materi pembelajaran, urutan topik pembelajaran, aktivitas pembelajaran, sumber belajar dan tehnik evaluasi pembelajaran. Silabus berdasarkan pendapat yang telah dipaparkan oleh para ahli diatas maka dapat disimpulkan yaitu sebagai garis besar perencanaan pembelajaran dalam satu tema tertentu yang berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. 2.1.7.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Permendikbud No.65 Tahun 2013 menyebutkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran yang tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mencapai kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Kemendikbud (2014) mengatakan bahwa RPP adalah rencana kegaiatan pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. Trianto (2009) menyatakan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rencana kegiatan pembelajaran yang berisi langkah- PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34 langkah serta urutan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan. Komponen dalam RPP yaitu tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar. Rencana pelaksanaan pembelajaran dapat disimpulkan sebagai urutan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada silabus.untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. RPP memiliki komponen yang harus ada didalamnya. Komponen penyusunan RPP menurut Kemendikbud (2014:108) meliputi : (1)Identitas sekolah; (2) identitas tema/ subtema; (3) kelas/ semester; (4) materi pokok; (5) Alokasi waktu (6) Kompetensi Inti (KI); (7) Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator; (8) Tujuan pembelajaran yang memuat unsure Audience, Behavior,Condition,Degree; (9) Materi pembelajaran; (10) Metode pembelajaran; (11) Media, alat, dan sumber pembelajaran; (12) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran; (13) Penilaian yang berisi jenis/tekhnik penilaian, bentuk instrumen, dan pedoman penskoran. Guru di setiap satuan pendidikan harus menyusun RPP untuk kelas di mana guru tersebut mengajar sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar. Pengembangan RPP biasanya dilakukan pada awal semester atau awal tahun pelajaran, dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau berkelompok dan harus disupervisi kepala sekolah. (Permendikbud: 2013). Akbar (2013) mengatakan bahwa RPP yang disusun harus memperhatikan pendidikan karakter dan kegiatan praktik dalam pembelajaran sehari-hari. Karakter merupakan nilai universal perilaku manusia meliputi aktivitas kehidupan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35 berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan (Suyadi: 2013). Karakter adalah dasar perbedaan watak dan sifat dirinya dengan orang lain baik itu berupa cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak (Wibowo: 2013). Guru dalam penyusunan RPP kurikulum 2013 dituntut untuk menyeimbangkan pengetahuan dengan karakter dalam memberikan pembelajaran. Hal tersebut berdasar pada pendapat Suyadi (2013) yang mengatakan bahwa Pendidikan karakter adalah upaya terencana dalam mengetahui kebaikan, mencintainya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter menuntun siswa agar menjadi manusia yang lebih baik (menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa) (Samani&Hariyanto: 2012). Pendidikan karakter dapat disimpulkan menjadi sebuah pendidikan yang menekankan pada pembangunan sikap dan watak sehingga menjadi manusia yang bersifat baik dalam kehidupan sehari-hari. 2.1.7.3 Bahan Ajar Bahan ajar yaitu materi yang disusun secara rinci bertujuan untuk membantu kegiatan belajar mengajar guru di kelas. Bahan ajar dapat dikembangkan oleh guru dalam bentuk tertulis (Koran, majalah, brosur,dan lainlain) maupun tidak tertulis (berita di internet) (Majid: 2009). Bahan ajar pada kurikulum 2013 biasa disebut dengan bahan ajar tematik. Bahan ajar tematik memiliki muatan pembelajaran yang saling berkaitan dijadikan satu tema. Prastowo (2014) berpendapat bahwa bahan ajar dari perpaduan beberapa muatan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mengoptimalkan proses PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36 pembelajaran merupakan pengertian dari bahan ajar tematik. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu bahwa bahan ajar merupakan materi yang dikembangkan oleh guru secara terstruktur untuk membantu dalam kegiatan pembelajaran. Bahan ajar memiliki suatu karakteristik tertentu. Prastowo (2014) menyebutkan bahwa 4 karakteristik yang harus terkandung pada bahan ajar tematik yang Pertama yaitu, Aktif. Materi yang termuat didalam bahan ajar harus membatu siswa agar menjadi lebih aktif baik secara fisik, intelektual, mental dan emosional dengan mempertimbangkan minat, kemampuan dan motivasi belajar. Karakteristik kedua yaitu menarik dan menyenangkan. Bahan ajar harus mampu membuat siswa tertarik dan merasa senang ketika belajar namun tetap tidak mengganggu bobot materi yang terkandung didalamnya. Karakteristik Ketiga yaitu holistik. Holistik berarti bahan ajar hendaknya dapat membantu siswa memahami suatu fenomena. Karakteriktik keempat adalah Autentik. Bahan ajar yang autentik berarti pengetahuan harus ditekankan pada pengalaman dari siswa sendiri. Departemen Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa terdapat prinsip dalam menyusun bahan ajar tematik yaitu (1) materi disusun dari yang mudah ke sulit dan dari yang konkret ke abstrak; (2) terdapat pengulangan materi sehingga menguatkan pemahaman siswa; (3) memberikan umpan balik yang positif; (4) mampu menambah motivasi belajar yang tinggi untuk menentukan keberhasilan belajar siswa; (5) bertahap dan berkelanjutan; (6) mencantumkan tujuan yang harus dicapai untuk mendorong siswa mencapai tujuan tersebut. Guru harus memahami karakteristik dan prinsip penyusunan bahan ajar tematik sehingga bahan ajar yang dibuat sesuai dengan harapan dan tujuan bahan ajar tematik. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 37 2.1.7.4 Lembar Kerja Siswa Komponen yang mendukung pelaksanaan pembelajaran salah satunya adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan materi ajar cetak berupa lembaran kertas yang memuat materi, ringkasan dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran sehingga siswa dapat mempelajari materi ajar yang diberikan secara mandiri. LKS dapat bersifat teoritis maupun praktis. Hal tersebut mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa dan penggunaannya tergantung pada bahan ajar lain (Prastowo: 2014). Persiapan LKS harus dilakukan oleh guru secara cermat dan memiliki pengetahuan serta keterampilan yang memadai. Hal tersebut dikarenakan Lembar kerja merupakan salah satu kriteria untuk menilai ketercapaian suatu kompetensi dasar. Lembar Kerja Siswa berguna untuk mengaktikan siswa. Prastowo (2014) mengungkapkan bahwa Fungsi LKS adalah (1) membantu mengaktifkan siswa, (2) memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran, (3) bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih, serta (4) mempermudah pelaksanaan pengajaran kepada siswa. Lembar kerja Siswa selain memiliki fungsi juga manfaat dalam pembelajaran. Manfaat LKS yaitu memberikan manfaat untuk mengaktifkan siswa dan terlibat dengan materi yang dibahas (Prastowo: 2014). Materi yang dibahas dalam hal ini telah dirancang secara tematik, sehingga guru harus selektif dan kreatif dalam memilih dan menggunakan LKS agar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dibuat. Pendapat ahli diatas mengenai teori LKS dapat disimpulkan bahwa materi ajar cetak yang bersifat teoritis dan praktis berguna untuk membantu kegiatan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI pembelajaran khususnya 38 mengaktifkan dan mempermudah siswa dalam memahami materi merupakan pengertian dari LKS. 2.1.8 Permaianan anak dan Permainan Tradisional 2.1.8.1 Permainan Anak Bermain adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Muchlisin: 2009). Masa kanak-kanak adalah masa dimana kegiatan bermain sangat dominan. Bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan sekaligus memberikan pengalaman belajar secara tidak langsung. Dockett dan Fleer dalam Yuliani (2009) berpendapat bahwa bermain merupakan kebutuhan bagi anak, sebab dengan bermain anak memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Vygotsky meyakini bahwa permainan adalah sebuah setting yang baik bagi perkembangan kognitif anak, khususnya pada aspek-aspek simbolis serta khayalan. Nisak (2012) mengatakan anak yang menirukan sesuatu yang dilihatnya sesuai dengan apa yang dipikirkannya merupakan salah satu contoh dari aspek simbolis serta khayalan. Permainan anak bukan hanya kegiatan yang menyenangkan untuk dilakukan. Permainan anak dapat dijadikan sebagai aset budaya yang berharga dalam pembentukan identitas budaya masyarakat maupun bangsa (Dharmamulya: 2005). Pengertian permainan anak jika disimpulkan menurut pendapat beberapa ahli adalah kegiatan dan sarana hiburan yang dilakukan anak untuk memperoleh kesenangan, pengetahuan dan mengembangkan kemampuan. Permainan anak penting diaplikasikan dalam PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 39 kegiatan pembelajaran sebab dengan bermain siswa dapat mengkontruksi pengetahuan melalui pengalaman langsung yang menyenangkan. 2.1.8.2 Permainan Tradisional Permainan adalah alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya, baik yang tidak ia kenali sampai pada yang ia ketahui dan dari yang tidak dapat diperbuatnya sampai mampu melakukannya (Semiawan: 2002). Berbeda halnya dengan Semiawan, menurut Dharmamulya, dkk (2005) permainan merupakan aktivitas peniruan dan persiapan untuk menuju kehidupan orang dewasa. Kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa permainan adalah aktivitas dalam rangka persiapan menuju kedewasaan dengan cara meniru sehingga anak menjadi mampu mengenali dan mengetahui suatu hal serta mampu melakukan suatu perbuatan tertentu. Permainan tradisional adalah permainan yang mengandung nilai-nilai budaya tertentu dan memiliki fungsi melatih pemainnya melakukan hal-hal yang dapat berguna bagi kehidupan pemainnya di masyarakat, misalnya saja melatih kemampuan berhitung, berfikir, kemandirian, sikap jujur dan sportif (Tashadi, 1993 dalam Dharmamulya, dkk. 2005). Permainan tradisional memiliki arti tersendiri dalam menanamkan sikap, perilaku, dan keterampilan pada anak. Ada makna luhur yang terkandung di dalam permainan tradisional, seperti nilai agama, nilai edukatif, norma, dan etika yang keseluruhan itu akan bermanfaat dalam kehidupan di lingkungan masyarakat kelak. Permainan tradisional adalah sebuah sarana hiburan gratis bagi warga masyarakat pemiliknya, yang dapat menjadi pelepas rasa jengkel, sedih, marah, dan sebagainya. Permainan tradisional anak- PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 40 anak dapat dianggap sebagai aset budaya, sebagai modal bagi suatu masyarakat untuk mempertahankan keberadaannya dan identitasnya di tengah kumpulan masyarakat lain. (Dharmamulya, dkk: 2005). Penjelasan beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa permainan tradisional merupakan permainan yang sudah ada sejak jaman dahulu yang dimainkan oleh anak-anak sehingga perlu dilestarikan, melalui permainan tradisional anak akan mampu dan lebih mudah dalam mengembangkan keterampilan kognitif, psikomotorik, afektif, kreatfitas dan hubungan sosial. 2.1.8.3 Permainan “engklek” Permainan engkling yaitu permainan berjalan melompat dengan satu kaki (Dharmamulya: 2005). Tempat bermain “engklek” tidak memerlukan pekarangan luas tetapi datar (Mulyani: 2013). “engklek” dapat disimpulkan memiliki arti permainan yang dimainkan dengan cara melompat dengan satu kaki di pekarangan yang datar. Fungsi dari permainan “engklek” menurut Dharmamulya,dkk (2005) adalah melatih ketrampilan dan ketangkasan seperti pada olah raga pada umumnya serta memupuk persahabatan antara sesama anak-anak. Fungsi tersebut sama dengan pendapat Sujarno, dkk (2014) yang mengatakan bahwa permainan “engklek” berfungsi tidak hanya sekedar sebagai kegiatan hiburan namun juga wadah untuk mempererat persaudaraan. Fungsi permainan “engklek” berdasarkan kedua tokoh tersebut dapat disimpulkan yaitu dapat melatih keterampilan motorik serta sosial pada anak. Peneliti menggunakan permainan ini dalam pembelajaran dengan melakukan memodifikasi sehingga sesuai dengan materi yang akan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 41 diajarkan kepada siswa. Materi yang akan diajarkan adalah mengukur panjang serta membandingkannya. 2.1.8.4 Permainan “mencari pasangan” Permainan “mencari pasangan” adalah permainan yang mana anak diminta “mencari pasangan” benda dari dalam kotak secara berpasangan (Triharso: 2013). Permainan ini bertujuan untuk mengenal pasangan atau benda sejenis. Tujuan lain bermain “mencari pasangan” secara tidak langsung dapat membantu anak dalam mengenal arah kanan dan kiri. Prosedur dalam permainan ini diantaranya, (1) menyediakan beberapa jenis benda yang disetiap jenisnya memiliki pasangan, (2) benda dimasukkan kedalam kotak besar, (3) anak “mencari pasangan” pada setiap benda yang sudah tersedia, (4) menghitung ada berapa pasangan benda yang dapat diperoleh anak. Permainan ini dapat divariasi dengan menyediakan gambar binatang atau gambar lain untuk dicari pasangannya. Peneliti menggunakan permainan “mencari pasangan” dengan modifikasi untuk menyesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Materi yang akan dibahas dalam permainan ini adalah macam-macam olahraga beserta alat yang digunakan. 2.1.8.5 Permainan “dhakon” “Dhakon” berasal dari kata Dhaku dan mendapatkan akhiran -an. Dhaku memiliki arti milikku, artinya permainan ini berusaha mengaku bahwa sesuatu itu miliknya, Dharmamulya (2005). “Dhakon” dimainkan oleh dua orang. Permainan ini bertujuan untuk melatih anak belajar ulet, hemat dan teliti. Alat yang digunakan dalam permainan ini dinamakan “dhakon”. “Dhakon” terbuat dari PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 42 papan yang memiliki 16 lubang. Lubang tersebut terdiri dari 14 lobang kecil sejajar yang dinamakan sawah dan 2 lubang besar diujung kanan dan kiri yang disebut dengan lumbung. Alat yang digunakan selain papan “dhakon” adalah biji “dhakon”. Biji “dhakon” ini biasanya menggunakan kancing baju, kerikil, atau kecik (biji sawo). Langkah-langkah dalam permainan “dhakon” yaitu pemain mengisi lubang sawah dengan jumlah tujuh biji disetiap lubangnya. Pemain melakukan suit untuk menentukan giliran bermain. Pemain yang menang akan bermain terlebih dahulu dengan mengambil biji dari lubang sawah miliknya dan mengisikannya ke lubanglubang sawah seterusnya. Begitu seterusnya hingga biji yang digunakan habis. Jika biji terakhir masuk kedalam lubang sawah milik sendiri yang kosong, maka seluruh biji milik lawan yang berada pada lubang sejajar tempat berhenti akan menjadi milik sendiri. Apabila biji berhenti pada lubang sawah yang sejajar dengan sawah tempat pemain berhenti tidak terdapat biji, maka pemain tidak akan mendapatkan tambahan biji untuk lumbungnya. Permainan ini dipilih karena sesuai dengan materi yang akan diajarkan yaitu mengenai pola bilangan. 2.1.8.6 Permainan “wilwa” “wilwa” berasal dari singkatan kata dalam bahasa Jawa “dijawil-digawa” yang artinya disentuh dan dibawa pergi (Mulyani: 2013). Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak laki-laki berusia 10-15 tahun. “wilwa” akan lebih menyenangkan apabila dimainkan pada sore atau malam dengan cahaya remangremang. Cara dalam bermain “wilwa” melalui beberapa langkah. Permainan dimulai dengan membuat tahanan terlebih dahulu. Menentukan kelompok dalam PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 43 bermain yang terdiri dari 5 anak disetiap kelompoknya. Setiap kelompok mewakilkan salah satu anggotanya melakukan “suit” untuk menentukan pihak yang menang. Kelompok yang kalah menentukan satu orang pemain untuk menjaga tahanan. Kelompok yang menang bebas berlari kemana saja. Hitungan ke 30 kelompok yang kalah berlari untuk mengejar kelompok yang menang. Pemain dari kelompok menang dapat tertangkap, maka ia kemudian dimasukkan ke ruang tahanan. Apabila penjaga tahanan lengah, pemain kelompok menang yang belum tertangkap boleh membebaskan kawannya dengan cara menepuknya. Apabila tahanan dapat terbebaskan, maka pemain kalah harus mengejarnya lagi. Kelompok kalah akan menang apabila semua pemain kelompok menang dapat dimasukkan ke dalam tahanan. Permainan pun dapat bertukar posisi. Permainan ini dimanfaatkan oleh peneliti untuk menyampaikan materi tentang kondisi tubuh setelah berolahraga. 2.2 Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dan relevan dengan penelitian ini yaitu, Pertama oleh Muslimin, dkk (2012) dengan judul “Desain Pembelajaran Pengurangan Bilangan Bulat Melalui Permainan Tradisional Congklak Berbasis Pendidikan Matematika Realistik Indonesia di Kelas IV Sekolah Dasar”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian desain (design research). Subjek penelitian adalah 30 siswa dan seorang guru yang mengajar di kelas tersebut (guru model) kelas IV SDIT Al Furqon. Dari penelitian yang telah dilakukan, Muslimin, Ratu Ilma Indra Putri, dan Somakim telah berhasil mengembangkan desain pembelajaran pengurangan bilangan bulat melalui PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44 permainan tradisional congklak berbasis pendidikan matematika realistik indonesia di kelas IV sekolah dasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap konsep-konsep pada materi pengurangan bilangan bulat melalui HLT, yang didesain dengan permainan tradisional congklak. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pemahaman siswa mengenai konsep pengurangan bilangan bulat dapat dipicu dengan menggunakan permainan tradisional congklak sebagai konteks dalam pembelajaran. Penelitian ini relevan karena penelitian Muslimin. dkk (2012) menggunakan permainan congklak sebagai metode pembelajaran matematika. Konsep dari permainan coklak sendiri sama dengan dakon yang digunakan oleh peneliti sebagai metode pembelajaran dalam perangkat penyusunan RPPH yang menyesuaikan materi pembelajaran. Kedua, oleh Tatminingsih dan Sudarwo (2012) berjudul “Pengembangan Paket dan Strategi Pembelajaran IPA Melalui Permainan Tradisional Untuk Siswa Kelas 3 SD di Daerah Rawan Bencana”. Sampel penelitian terdiri atas siswa dan guru kelas 3 di SDN Puncak Manis dan Pemuka masyarakat di Kecamatan Kedungpi, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Penelitian ini mengenai pengembangan paket dan strategi pembelajaran IPA melalui permainan tradisional untuk siswa kelas 3 SD di daerah rawan bencana. Paket pembelajaran yang sesuai siswa kelas 3 SD di wilayah rawan bencana berupa bahan ajar cetak, buku bergambar, dan video. Hasil uji coba menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran IPA untuk materi banjir sebesar 0,58 dan untuk materi gempa bumi sebesar 0,76. Hal ini menunjukkan bahwa PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45 penggunaan paket pembelajaran yang berupa booklet dan buku siswa tentang materi mitigasi dan sanitasi terkait dengan bencana banjir dan gempa bumi yang disampaikan melalui permainan tradisional membantu siswa dalam memahami materi tersebut. Penelitian ini relevan karena menggunakan permainan tradisional untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi pembelajaran. Ketiga, Penelitian dilakukan oleh Khasanah dkk (2011) berjudul, “Permainan Tradisional Sebagai Media Stimulasi Aspek Perkembangan Anak Usia Dini”. Penelitian dilakukan pada tahun 2011. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah Research and Development (R&D) Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi permainan tradisional yang ada di Jawa Tengah sesuai dengan nilai budaya masyarakat. Setelah teridentifikasi jenis permainan tradisional, maka tindakan selanjutnya adalah menganalisis permainan tradisional sebagai sarana stimulan empat aspek perkembangan anak usia dini yaitu aspek fisik motorik, sosial emosional, kognitif dan bahasa. Subjek dalam penelitian ini adalah Semua aktifitas terkait dengan permainan tradisional yang dilakukan oleh guru dan siswa TK Tunas Rimba I Semarang. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu terdapat lima jenis permainan tradisional yang dilaksanakan di TK Tunas Rimba I Semarang. Jenis permainan tradisional tersebut merupakan sarana dalam mengembangkan aspek perkembangan dasar anak, seperti: pisik-mitorik, kognitif, sosial-emosional, dan bahasa. Terlebih lagi, anak usia dini dapat mengenal nilainilai budaya lokal yang terdapat dalam setiap jenis permainan. Hal ini sesuai dengan semboyan pembelajaran pada anak usia dini “Belajar seraya Bermain” PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 46 stimulasi aspek perkembangan anak berasal dari permainan khususnya permainan tradisional budaya leluhur. Penelitian tersebut relevan karena menggunakan permainan tradisional yang disesuaikan pada anak usia dini dengan jenis penelitian RnD yang menghasilkan permainan tradisional sebagai sarana stumulan perkembangan anak usia dini. Keempat, penelitian dilakukan oleh Hyungsung Park (2012) Penelitian ini berjudul “Relationship betweed Motivation and Student Activity on Educational Game”. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi dampak tingkatan aktifitas dari pendidikan berbasis permainan pada motivasi belajar. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu adanya perbedaan berarti dari motivasi antara siswa yang menggunakan permainan pada tingkat atas dengan siswa pada tingkat bawah dari aktifitas pendidikan berbasis permainan. Penelitian ini relevan karena membahas mengenai hubungan motivasi dengan pembelajaran berbasis permainana yang mana hal tersebut merupakan dapat menjadi pendukung peneliti dalam menyusun RPPH berbasis permainan anak. Kelima, penelitian dilakukan oleh Saefudin (2012) “Pengaruh Metode Permainan Menggunakan Kartu Kosakata Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Siswa Kelas V SD”. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) penerapan metode permainan dengan kartu kosakata dalam pembelajaran Bahasa Inggris; (2) metode permainan menggunakan kosakata dapat meningkatkan pembelajaran Bahasa Inggris. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tekhnik analisis data kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan dari siklus I, II, dan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 47 III diketahui bahwa selama pembelajaran berlangsung, siswa menjadi aktif, antusias, tertarik, bersemangat, dan tidak merasa bosan. Hasil belajar dari siklus I, II, III menunjukkan bahwa dengan menggunakan kartu kosakata, hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris dapat meningkatkan. Hal ini ditunjukkan dari hasil persentase siswa yang tuntas mengalami peningkatan yaitu kondisi awal sebesar 25,00%, pada siklus I meningkat menjadi 50,00%, siklus II meningkat lagi menjadi 62,50%, dan siklus III menjadi 75,00%. Relevansi dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu adanya pengaruh metode permainan terhadap hasil belajar atau prestasi belajar siswa. Kesimpulan yang dapat ditarik dari kelima penelitian yang relevan, penelitian ini memberikan sumbangan pada penyusunan perangkat pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) berbasis permaianan anak untuk kelas 1 SD. Pemetaan penelitian-penelitian terdahulu ditunjukkan dalam Gambar 2.1 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Gambar 2.1 Literature Map dari penelitian-penelitian sebelumnya Sri Tatminingsih dan Sudarwo (2012) Muslimin, Ratu Ilma Indra Putri, dan Somakim (2012/2013) Pengembangan Paket Dan Strategi Pembelajaran Ipa Melalui Permainan Tradisional Untuk Siswa Kelas 3 SD di Daerah Rawan Bencana Desain Pembelajaran Pengurangan Bilangan Bulat Melalui Permainan Tradisional Congklak Berbasis Pendidikan Matematika Realistik Indonesia di Kelas IV Sekolah Dasar Yang Diteliti: Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) berbasis permainan anak kelas 1 SD pada subtema gemar berolahraga Ismatul Khasanah, Agung Prasetyo, dan Ellya Rakhmawati (2011) Permainan Tradisional Sebagai Media Stimulasi Aspek Perkembangan Anak Usia Dini Hyungsung Park, 2012 Relationship between Motivation and Student’s Activity on Educational Game Saefudin, dkk, 2012 Pengaruh Metode Permainan Menggunakan Kartu Kosakata Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Siswa Kelas V SD 48 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 49 Gambar 2.1 Literature Map dari penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan relevansi dengan penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan oleh peneliti. Peneliti melihat perbedaan yang ada pada setiap hasil dari kelima penelitian diatas. Muslimin, dkk (2012) menggunakan permainan congklak pada penelitiannya, namun dilakukan pada kelas IV Sekolah Dasar dan hanya tertuju pada satu meteri pembelajaran yaitu matematika. Pada penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh peneliti permainan “dhakon”sebagai metode pembelajaran yang memuat beberapa muatan pembelajaran yang terkait dengan pembelajaran tematik. Penelitian kedua oleh Tatminingsih dan Sudarwo (2012) yang mengembangkan paket dan strategi pembelajaran IPA melalui permainan tradisional, namun paket pembelajaran yang dikembangkan berupa bahan ajar, buku bergambar, dan video bukan berupa perangkat pembelajaran seperti RPPH. Pengembangan yang dilakukan peneliti yaitu berupa penyusunan RPPH yang menggunakan metode permainan pada pembelajaran siswa kelas I sebagai pengimplementasian kurikulum 2013. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Khasanah, dkk (2011) yang menggunakan penelitian Research and Development (R&D) dengan menggunakan media permainan tradisional untuk menstimulasi perkembangan anak usia dini. Khasanah, dkk melihat penggunaan permainan tradisional, namun pada penelitian tersebut hanya sebatas mengidentifikasi jenis permainan tradisional yang dapat meningkatkan aspek fisik, motorik, sosial emosional, kognitif, dan bahasa pada anak TK. Pada penelitian dan pengembangan yang dilakukan peneliti, permainan digunakan sebagai pembentukkan karakter sesuai PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 50 dengan ciri kurikulum 2013 yang memasukkan pendidikan karakter dalam pembelajarannya. Penelitian keempat milik Hyungsung Park (2012) mengenai dampak tingkatan aktifitas dari pendidikan berbasis permainan, namun hanya mengelihat perbedaan motivasi belajar siswa tingkat atas dan siswa tingkat bawah. Melihat hasil dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hyungsung Park (2012), maka peneliti akan menggunakan permainan untuk mengidentifikasi dampak dari penyusunan RPPH berbasis permainan pada peningkatan hasil belajar siswa kelas bawah yaitu kelas I SD. Penelitian terakhir yaitu milik Saefudin (2012) yang munjukkan bahwa penggunaan permainan dapat meningkatkan hasil belajar siswa namun pada penelitian ini hanya pada mata pelajaran bahasa Inggris. Peneliti menggunakan permainan sebagai metode pembelajaran tematik yang terdapat pada penyusunan RPPH kelas I SD. Kelima penelitian yang sudah dilakukan diatas menjadi acuan bagi peneliti untuk melakukan penelitian dan pengembangan berupa perangkat pembelajaran yaitu RPPH yang menjadi kebutuhan guru pada penerapan kurikulum 2013. Penyusunan RPPH sendiri terdapat metode pembelajaran yang dibutuhkan untuk membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan minat siswa dalam memahami materi pembelajaran yaitu menggunakan permainan anak untuk mengakomodasi kegiatan pembelajaran yang berlangsung pada Tema Kegemaranku subtema Gemar Berolahraga. 2.3 Kerangka Berpikir Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dibaru dikeluarkan pada tahun 2013 dan saat ini mulai diterapkan di Indonesia. Kurikulum 2013 ini merupakan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 51 penyempurna KTSP yang bertujuan untuk menyeimbangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa. Kurikulum ini mulai diberlakukan pada awal tahun ajaran 2014/2015. Kurikulum ini diterapkan dengan tujuan untuk memperbaiki kurikulum sebelumnya, akan tetapi ternyata tetap ada kendala yang terjadi. Salah satu kendala yang terjadi yaitu pelaksanaannya yang tergolong tergesa-gesa. Reni menyebutkan dalam berita diKompas.com pada Kamis (29/11/2012) bahwa, "Rencana perubahan kurikulum sekolah untuk 2013 nanti, menurut saya merupakan langkah yang tergesa-gesa. Ini bukan perkara ringan. Guru harus disiapkan benar”. Masalah tersebut menyebabkan adanya suatu kendala, yaitu sulitnya guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. Berita dalam kompasiana tanggal 19 September 2014 memaparkan bahwa para guru termasuk penulis berita merasa ribet dengan format RPP yang baru. Penulis berita juga mengatakan bahwa “RPP Kurikulum lama belum selesai pembahasannya, akan tetapi saat ini sudah berganti dengan RPP Kurikulum 2013”. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran selalu mengalami perubahan formatnya seiring dengan perkembangan Kurikulum. Selain perubahan format RPP, perubahan juga terjadi pada kompetensi yang harus dicapai. Kurikulum 2013 yang berlaku saat ini, mengalami perubahan pada beberapa kompetensi. Perubahan yang terjadi terletak pada aspeknya. Kurikulum sebelumnya kompetensi hanya berpusat kepada ranah pengetahuan saja, namun dalam RPP Kurikulum 2013 ranahnya berkembang menjadi sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Kompasiana, 19 September 2014, 19:10). Kendala dalam implementasi kurikulum 2013 tidak hanya dialami oleh penulis berita pada PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 52 kompasiana. Peneliti juga menemukan permasalahan yang serupa ketika melakukan analisis masalah. Analisis masalah dilakukan dengan melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi. Peneliti menemukan data setelah melakukan analisis masalah. Data yang diperoleh tersebut berupa informasi mengenai implementasi kurikulum yang dilakukan di SD tempat penelitian khususnya dikelas I. masalah terkait dengan penerapan kurikulum 2013 yang dialami oleh guru SD tersebut diantaranya adalah kesulitan pembuatan perangkat pembelajaran karena belum ditemukannya metode yang cocok, misalnya berupa permainan. Permasalahan lain yang juga dialami yaitu terbatasnya alat peraga sehingga pembelajaran berjalan monoton. Ketika mengajar, guru belum menggunakan pendekatan saintifik, siswa kurang aktif/terlibat dalam kegiatan belajar dan cenderung sulit untuk dikondisikan, serta pembelajaran dikelas pun terkesan monoton. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru juga masih memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan-kekurangan tersebut diantaranya yaitu tidak semua indikator menggunakan kata kerja operasional yang tepat, KI 1 dan KI 2 belum tercantum, condition dan degree pada tujuan pembelajaran belum terlihat, belum ada model pembelajaran yang tercantum, media dan alat belum dipilah, belum ada alokasi waktu yang jelas, tidak ada penggalan, pendekatan saintifik belum terlihat, dan penilaian belum jelas Setelah mengetahui masalah yang terjadi di lapangan, khususnya SD tempat penelitian dilakukan, selanjutnya peneliti mengumpulkan teori-teori yang mendukung dan hasil penelitian yang relevan terkait judul penelitan sehingga dapat dijadikan sebagai dasar. Teori yang kumpulkan berupa teori belajar, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 53 kurikulum 2013, desain pembelajaran, RPP, dan permainan anak. Peneliti juga mencari hasil penelitian yang relevan untuk memperkuat dasar penelitian. Setelah memiliki cukup dasar peneliti kemudian mengumpulkan data untuk melakukan penelitian. Penelitian yang dilakukan ini berjenis penelitian dan pengembangan (Reaserch and Development). Penelitian ini mengembangkan RPPH berbasis permainan anak pada tema kegemaranku subtema gemar berolahraga. Produk tersebut dirancang untuk membantu guru yang memiliki kendala dalam pembuatan RPPH kurikulum 2013 khususnya mengenai metode pembelajaran. 2.4 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut : 2.4.1. Bagaimana situasi di SD Negeri Jongkang berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013 khususnya pada bagian RPPH? 2.4.2. Bagaimana prosedur penyusunan RPPH berbasis permainan anak kelas 1 SD pada subtema gemar berolahraga? 2.4.3. Bagaimana kualitas RPPH berbasis permainan anak kelas 1 SD pada subtema gemar berolahraga? 2.4.4. Bagaimana dampak RPP berbasis permainan anak kelas 1 SD pada subtema gemar berolahraga terhadap prestasi belajar siswa? PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB III METODE PENELITIAN Bab ini mengemukakan tentang beberapa hal yang berkaitan dengan metode pengembangan. Metode pengembangan tersebut terdiri dari jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, uji validasi dan reliabilitas, teknik analisis data, dan jadwal penelitian. 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan atau Research and Development (R and D). Metode penelitian pengembangan adalah salah satu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk dan menguji keefektifan/kelayakan produk tersebut (Sugiyono: 2012). Langkah-langkah penelitian atau proses pengembangan menurut Borg&Gall (dalam Setyosari: 2010) ini terdiri atas kajian tentang temuan penelitian produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan-temuan tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar dimana produk tersebut akan dipakai, kemudian melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan. Penelitian ini menyusun produk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis permainan anak untuk kelas I SDN J. Pada penelitian ini dibatasi sampai dengan uji coba terbatas untuk mengetahui kelayakan produk yang dikembangkan. Produk yang dihasilkan adalah penyusunan rencana pelaksanaan 54 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 55 pembelajaran harian berbasis permainan anak kelas 1 SD pada sub tema Gemar Berolahraga. 3.2.Setting Penelitian 3.2.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan anak yang terdiri dari 6 pembelajaran. RPPH dikembangkan dengan mengakomodasi permainan anak antara lain, permainan “mencari pasangan”, permainan “dakon”, permainan “wilwa” dan permainan “engklek” yang sudah dimodifikasi untuk menjelaskan materi dalam pembelajaran. Permainan tersebut diakomodasikan pada pembelajaran ke 1, 2, 4 dan 5. 3.2.2. Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah sekelompok siswa kelas 1 SDN J yang berjumlah 5 anak. Jumlah seluruh siswa kelas I ada 35 anak. Siswa tersebut dipilih atas rekomendasi guru kelas I. Guru memilih siswa yang memiliki kemampuan beragam yaitu siswa dengan KKM menengah ke atas. 3.2.3. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lima SD yang berada di Yogyakarta akan tetapi untuk kegiatan uji coba terbatas peneliti terfokus pada SDN J. Sekolah ini memiliki nilai akreditasi A. Jumlah guru dan karyawan di SDN J sebanyak 23 orang. Alasan memilih tempat penelitian tersebut karena sekaligus peneliti melakukan Program Praktek Lapangan (PPL). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 56 3.2.4. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan. Waktu pelaksanaannya yaitu pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015, tepatnya bulan Juli sampai dengan bulan November. 3.3.Prosedur Pengembangan Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang menghasilkan produk berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian berbasis permainan anak. Prosedur pengembangan produk yang digunakan dalam penelitian Research and Development mengadopsi dari dua model yaitu Sugiyono (2012) dan Borg&Gall (dalam Sanjaya: 2013) kemudian langkah-langkahnya dimodifikasi. Prosedur pengembangan produk menurut Sugiyono (2012) dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Bagan Prosedur penelitian R&D menurut Sugiyono (2012) Potensi dan Masalah Ujicoba Pemakaian Revisi Produk Pengumpulan data Revisi Produk Desain Produk Ujicoba Produk Validasi Desain Revisi Desain Produksi Masal Sumber: Sugiyono (2012) Bagan 3.1 menunjukkan bahwa peneliti melakukan penelitian berawal dari adanya potensi atau masalah yang terjadi di lapangan. Setelah potensi atau PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 57 masalah selesai dapat ditunjukkan secara faktual dan krusial, selanjutnya perlu dilakukan pengumpulan data untuk mendapatkan berbagai informasi untuk melakukan penelitian dan pengembangan. Informasi yang diperoleh digunakan untuk melakukan perencanaan produk yang akan dikembangkan. Sebelum melakukan pengembangan perlu dilakukan desain atas produk terlebih dahulu. Desain produk yang dikembangkan dalam bidang pendidikan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas, serta relevan dengan kebutuhan (Sugiyono: 2010). Tahapan selanjutnya adalah melakukan validasi desain. Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai produk yang dihasilkan. Validasi desain dapat dilakukan dengan menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli berpengalaman untuk menilai rancangan produk tersebut sehingga dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya. Setelah desain produk divalidasi, perlu adanya perbaikan desain untuk memperbaiki kekurangan desain produk yang dikembangkan. Selanjutnya adalah tahapan uji coba produk. Uji coba produk dapat dilakukan setelah dilakukan validasi dan revisi desain. Tahapan ini digunakan untuk mengetahui kelayakan produk yang dihasilkan. Apabila ditemukan kelemahan atau kekurangan, maka tahap berikutnya adalah revisi produk untuk perbaikan. Setelah produk direvisi, kemudian dilakukan uji coba pemakaian pada kelas yang lebih besar. Apabila ditemukan kelemahan dan kekurangan maka produk yang dihasilkan direvisi kembali kemudian produk tersebut dapat diproduksi secara masal. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 58 Model yang kedua diambil dari Borg&Gall yang juga terdiri dari sepuluh langkah pengembangan (Sanjaya: 2013). Prosedur pengembangan produk menurut Borg&Gall dapat dilihat pada Gambar 3.2. Gambar 3.2 Bagan Prosedur Research and Development (R&D) menurut Borg&Gall (dalam Sanjaya: 2013) Penelitian dan Pengumpulan data (research and collecting) Uji coba lapangan (main field testing) Penyempurnaan Produk Hasil Uji Coba Lapangan (operational product revision) Perencanaan (planning) Merevisi hasil uji coba (main porduct revision) Uji Pelaksanaan Lapangan (operational field testing) Pengembangan draf produk (develop preliminary form of product) Uji coba lapangan awal (preliminary field testing) Penyempurnaan Produk Akhir (final product revision) Diseminasi dan Impelementasi (Dissemination and Implementation) Sumber: Sanjaya (2013) Gambar 3.2 menunjukkan bahwa sepuluh langkah pengembangan menurut Borg&Gall meliputi (1) riset dan pengumpulan informasi; (2) perencanaan; (3) pengembangan produk awal (preliminary form of product); (4) uji lapangan produk awal; (5) revisi; (6) uji lapangan terhadap produk yang telah diperbaiki; (7) revisi produk; (8) uji lapangan pada skala yang lebih luas; (9) revisi akhir produk dan (10) diseminasi dan melaporkan produk akhir. Tahap riset dan pengumpulan informasi dilakukan melalui studi literature dan observasi kelas. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 59 Pada tahap perencanaan peneliti dapat merumuskan tujuan, menetapkan skuen pelajaran, serta mengujikan desain dalam skala yang terbatas. Setelah melakukan tahap perencanaan, peneliti kemudian dapat mengembangkan produk awal dengan mempersiapkan bahan-bahan pelajaran, buku pegangan, dan perangkat penilaian, produk yang sudah dikembangkan selanjutnya dapat dilakukan uji coba di lapangan. Uji coba ini melibatkan satu sampai tiga sekolah dengan mengikutsertakan 6 hingga 12 subjek dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan angket yang kemudian hasilnya dianalisis untuk menemukan kelemahannya. Apabila ditemukan suatu kelemahan ketika tahap uji coba, maka peneliti harus melakukan revisi agar produk menjadi lebih baik. Produk yang sudah direvisi selanjutnya dapat diuji cobakan lagi di lapangan dalam skala yang luas. Pada tahap ini peneliti tidak hanya mengumpulkan data kualitatif untuk menilai proses, tetapi juga data kuantitatif dari hasil pretest dan posttest. Apabila masih ditemukan kelemahan dalam produk, maka peneliti harus melakukan revisi lagi agar produk menjadi semakin baik. Produk yang sudah direvisi kemudian diuji cobakan lagi dengan skala yang lebih luas. Pada tahap uji coba ini, data dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan angket, yang kemudian dianalisis hasilnya. Hasil analisis data dijadikan dasar pertimbangan revisi akhir dari produk yang dikembangkan. Setelah melalui kesembilan tahap pengembangan tersebut maka produk hasil penelitian dan pengembangan siap untuk dilaporkan melalui seminar dan jurnal. Kedua model penelitian dan pengembangan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012) dan Borg&Gall (dalam Sanjaya: 2013) dijadikan dasar yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 60 akan digunakan dalam prosedur pengembangan penelitian ini. Tahapan dari dua model tersebut dimodifikasi sampai dengan tahap uji coba terbatas karena keterbatasan peneliti terkait waktu dan biaya. Uji coba terbatas dilakukan untuk mengetahui apakah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang diakomodasikan menggunakan permainan anak dapat membantu siswa dalam memahami materi serta mengetahui kualitas RRPH yang dihasilkan. Tahap yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh gambar 3.3 Tahapan Prosedur Pengembangan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Gambar 3.3. Tahapan Prosedur Pengembangan TAHAP 1 STUDI PENDAHULUAN Kajian Literatur Analisis Potensi Masalah Penyusunan Instrumen Instrumen Pengumpulan Data Awal Instrumen Siap Digunakan Pengumpulan Data Awal Validasi Instrumen Deskripsi Temuan Data Awal Revisi TAHAP 2 PEMBUATAN PRODUK Identitas, Tema, Subtema, KD, Indikator, & Tujuan Pembelajaran Analisis KD, Indikator, Tujuan Pembelajaran Penulisan, Indikator, Tujuan Pembelajaran Analisis Konteks Siswa Mengembangkan Materi Penilaian Mengembangkan Proses Pembelajaran TAHAP 3 VALIDASI PRODUK Instrumen Terstandar Validasi Ahli Analisis Data Kuatitatif & Kualitatif Pengembangan Revisi Produk TAHAP 4 INSTRUMEN UJI COBA TERBATAS Kuesioner Siswa Wawancara Guru Validas i Istrumen Observasi Terstandar Revisi Test Instrumen Siap Digunakan TAHAP 5 UJI COBA TERBATAS Pretest Uji Coba Lapangan Terbatas (Pembelajaran Menggunakan RPPH) Posttest 61 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Gambar 3.3 menunjukkan bahwa penelitian dan 62 pengembangan dilaksanakan dalam 5 tahap. Tahap pertama adalah tahap pendahuluan yang merupakan hasil modifikasi dari Sugiyono (2012) dan Borg&Gall (dalam Sanjaya: 2013) pada pengumpulan data awal. Tahap ini diawali dengan melakukan kajian literatur. Kajian literatur ini bersumber pada berita dikoran terkait implementasi kurikulum 2013. Peneliti selanjutnya melakukan analisis potensi dan masalah terhadap pelaksanaan kurikulum 2013 pada 5 Sekolah Dasar yang ada di Yogyakarta. Pengumpulan data awal penelitian diperoleh dari kajian literatur dan analisis potensi masalah yang menghasilkan deskripsi temuan awal. Langkah selanjutnya berdasarkan deskripsi temuan awal yang telah diperoleh, peneliti menyusun instrumen untuk mengumpulkan data yang diperlukan demi terlaksananya penelitian. Instrumen yang telah disusun kemudian divalidasi oleh ahli. Instrumen siap untuk digunakan apabila ahli mengatakan telah sesuai untuk penelitian. Tahap revisi perlu dilakukan apabila ahli mengatakan istrumen yang disusun tidak sesuai untuk penelitian setelah proses validasi instumen selesai. Tahap kedua merupakan penyusunan produk berdasarkan temuan awal yang telah diperoleh. Tahap ini menggunakan langkah dari Borg&Gall (dalam Sanjaya: 2013) yaitu perencanaan dan pengembangan draf produk. Produk yang disusun berupa RPPH yang diakomodasikan dengan permainan anak. Langkah yang dilakukan pada tahap ini diawali dengan identifikasi. Identifikasi yang dilakukan dengan menganalisis kompetensi dasar dan kebutuhan siswa. Analisis yang dilakukan tersebut akan menghasilkan indikator dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai dalam pembelajaran. Indikator dan tujuan pembelajaran tersebut PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 63 selanjutnya menjadi dasar pengembangan materi, proses pembelajaran serta penilaiannya. Tahap tiga adalah validasi produk yang mengambil dari Sugiyono (2012). Produk RPPH yang telah disusun oleh peneliti divalidasi. Validasi ini dilakukan oleh 12 ahli atau pakar yang berpengalaman dibidangnya dengan menggunakan instrumen terstandar. Keduabelas pakar tersebut meliputi dalam bidang studi bahasa Indonesia, Matematika, SBdP, PPKn, IPA, IPS, PJOK, kurikulum, pakar pembelajaran, permainan anak, kepala sekolah dan guru. Hasil dari validasi ahli adalah data baik kuantitatif maupun kualitatif yang selanjutnya dianalisis untuk melakukan revisi. Data kuantitatif diperoleh dari penilaian ahli terhadap RPPH sehingga dapat diketahui kualitasnya. Data Kualitatif diperoleh dari komentar dan saran ahli yang selanjutnya dapat menjadi dasar bagi peneliti melakukan perbaikan pada RPPH. Produk yang telah divalidasi ini selanjutnya direvisi sehingga dapat masuk ke tahap selanjutnya dalam penelitian. Tahap empat adalah pengembangan instrumen untuk digunakan dalam uji coba terbatas yang merupakan tambahan dari peneliti. Uji coba terbatas dalam penelitian ini menggunakan instrumen yang sudah terstandar dan belum terstandar. Instrumen terstandar yang digunakan oleh peneliti adalah lembar observasi pembelajaran dari buku materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013 tahun 2014 (Kemendikbud: 2014). Instrumen yang belum terstandar tersebut perlu dilakukan validasi. Tahap ini diawali dengan pengembangan instrumen yang meliputi kuesioner tanggapan siswa setelah mengikuti pembelajaran berbasis PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 64 permainan anak serta instrumen tes untuk pretest dan posttest. Kedua jenis instrumen tersebut divalidasi dan dilakukan revisi sehingga siap untuk digunakan. Tahap kelima adalah uji coba terbatas yang menggunakan langkah dari Sugiyono (2012) dan Borg&Gall (dalam Sanjaya: 2013). Tahap ini dilakukan apabila produk RPPH telah selesai direvisi dan seluruh instrumen uji coba terbatas siap digunakan berdasarkan hasil validasi dan revisi. Tahap uji coba terbatas ini diawali dengan pemberian soal pretest terlebih dahulu untuk mengukur keadaan awal siswa dan diakhiri dengan posttest sehingga dapat diketahui perbedaannya setelah penerapan permainan anak dalam pembelajaran. Peneliti juga memberikan kuesioner tanggapan siswa terkait pelaksanaan ujicoba terbatas. Uji coba terbatas dilakukan pada 5 siswa kelas I SDN J. 3.4.Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan secara lebih rinci adalah: 3.4.1. Kuesioner Kuesioner menurut Sugiyono (2014) adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Penelitian ini menggunakan jenis kuesioner tertutup dimana responden diharapkan untuk memberikan jawaban singkat atau memilih salah satu alternatif jawaban yang telah tersedia (Sugiyono: 2014). Kuesioner digunakan peneliti pada tahap pendahuluan, validasi dan uji coba terbatas. Tahap pendahuluan, kuesioner untuk menilai RPP dan silabus yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 65 digunakan oleh guru ketika mengajar. Tahap validasi, kuesioner digunakan untuk menilai RPPH yang disusun oleh peneliti. Tahap uji coba terbatas kuesioner digunakan untuk mengetahui pendapat siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang mengakomodasi permainan anak. 3.4.2. Observasi Pengamatan atau observasi merupakan kegiatan yang meliputi pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera (Arikunto: 2005). Penelitian ini menggunakan 2 jenis observasi, yaitu terstruktur dan tidak terstruktur. Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis baik mengenai apa yang diamati, waktu dan tempatnya (Sugiyono: 2014). Observasi terstruktur digunakan pada tahap pendahuluan. Bentuk observasi yang dibuat adalah checklist, yaitu daftar isian yang bersifat tertutup, responden tinggal membubuhkan tanda check (centang) pada kolom yang tersedia (Trianto: 2010). Peneliti melaksanakan pengamatan atau observasi terhadap proses pembelajaran tematik yang dilakukan oleh guru kelas I. Pengamatan tersebut dilakukan mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti pembelajaran, hingga kegiatan penutup. Aspek yang diamati pada kegiatan pendahuluan meliputi apersepsi dan motivasi serta penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan. Aspek yang diamati pada kegiatan inti pembelajaran yaitu meliputi penguasaan materi, penerapan strategi pembelajaran yang mendidik, penerapan pendekatan saintifik, penerapan proses pembelajaran tematik terpadu, pemanfaatan sumber belajar/media, dan pelibatan peserta didik. Observasi terhadap kegiatan pembelajaran dilakukan dalam kelas dan diluar kelas sesuai PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 66 dengan tempat kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi tidak terstruktur merupakan observasi yang tidak sistematis mengenai apa yang akan diamati (Sugiyono: 2014). Observasi ini digunakan pada tahap uji coba terbatas. 3.4.3. Wawancara Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono: 2014). Penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur, tidak terstruktur, dan Focus Group Discussion (FGD). Wawancara terstruktur, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaanpertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang dilakukan secara bebas dimana pedoman yang digunakan tidak tersusun secara sistematis dan lengkap. Pedoman yang digunakan hanya berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara dilakukan pada tahap pendahuluan, pengembangan serta uji coba terbatas. Peneliti menggunakan wawancara dalam analisis kebutuhan guru dan siswa pada tahap pendahuluan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan guru dan siswa berkaitan dengan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 dan sesuai dengan karakteristik siswa. Wawancara selanjutnya dilakukan pada tahap uji coba terbatas untuk mengetahui pendapat guru dan siswa. Focus Group Discussion (FGD) digunakan ketika tahap pengembangan. Focus group discussion menurut Patton: “A focus group interview is an interview with a small group of people or a specific topic. Group are typically 6 to 10 people with similar backgrounds PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 67 who participated in interview for one to two hours. Focus group interviewing was developed in recognition that many consumer decision are made in a social context”. Patton menjelaskan bahwa kelompok fokus wawancara adalah wawancara yang terdiri dari sekelompok kecil orang atau topik tertentu. Kelompok tersebut biasanya terdiri dari 6 sampai 10 orang dengan kesamaan latar belakang yang berpartisipasi dalam wawancara selama satu sampai dua jam. Kelompok focus wawancara dikembangkan sebagai pengakuan atas banyaknya keputusan konsumen yang dibuat dalam konteks sosial. 3.4.4. Dokumentasi Dokumentasi menurut Sugiyono (2014) merupakan catatan atau peristiwa penting yang sudah berlalu, dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental seseorang. Teknik pengumpulan data ini digunakan pada tahap pendahuluan untuk pengumpulan data dengan melakukan kajian literatur. Kajian literatur dilakukan dengan mengumpulkan data melalui berita-berita dikoran. Dokumentasi juga dilakukan pada tahap pengembangan dan uji coba. Tahap uji coba, dokumentasi dalam bentuk hasil tes, baik itu pretest dan posttest. Tes adalah instrumen atau alat untuk mengumpulkan data tentang kemampuan subjek penelitian dengan cara mengukur, misalnya untuk mengukur kemampuan subjek penelitian dalam menguasai mata pelajaran tertentu (Sanjaya: 2013). Intrumen tes tersebut berupa soal-soal yang telah disesuaikan dengan indikator pada rencana pelaksanaan pembelajaran. Sebelum diberikan kepada siswa penelitian, soal tersebut telah diuji baik validitas maupun reliabilitasnya PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 68 pada tahap instrumentasi. Uji validitas soal yang dilakukan meliputi content (isi), face (muka) dan contruct (kontraks). 3.5 Instrumen Penelitian Sebuah penelitian memerlukan suatu alat atau instrumen untuk pengumpulan data. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010) yang mengatakan bahwa instrumen adalah alat ukur dalam penelitian. 3.5.1 Lembar Kuesioner Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk penilaian RPP dan silabus guru serta validasi produk yang dilakukan oleh para ahli atau pakar. Tahap pendahuluan, kuesioner yang digunakan untuk menilai RPP guru diambil dari Kemendikbud (2014). Alasan peneliti menggunakan format dari kemendikbud dikarenakan tabel pengamatan tersebut yang dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelatihan guru oleh pemerintah. Tabel penilaian RPP ini diisi dengan melihat kelengkapan komponen yang ada didalam RPP guru. Penilaian RPP dilakukan dengan memberi nilai pada setiap komponen yang ada. Pemberian nilai dengan cara memberi checklist (√) pada kolom yang sudah tersedia. Rentang nilai yang diberikan antara 1-3. Nilai 1 menunjukkan bahwa komponen tersebut tidak ada didalam RPP guru. Nilai 2 menunjukkan bahwa komponen tersebut dianggap kurang lengkap. Nilai 3 menunjukkan bahwa komponen tersebut dianggap sudah lengkap. Kisi-kisi pedoman penilaian RPP yang digunakan oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 3.1 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 69 Tabel 3.1 Kisi-kisi penilaian RPPH No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Identitas Mata Pelajaran Perumusan Indikator Perumusan Tujuan Pembelajaran Pemilihan Materi Ajar Pemilihan Sumber Belajar Pemilihan Media Belajar Metode Pembelajaran Skenario Pembelajaran Rancangan Penilaian Autentik Tabel 3.1 merupakan komponen RPPH yang dinilai oleh para pakar. (1) Identitas Mata Pelajaran, yang menganalisis: satuan pendidikan kelas, semester, program/program keahlian, tema pelajaran, subtema, jumlah pertemuan. (2) Perumusan Indikator yang mengarah mengenai: (a) kesesuaian dengan kompetensi dasar, (b) kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur, (c) kesesuaian rumusan dengan aspek pengetahuan, (d) kesesuaian rumusan dengan aspek keterampilan. (3) Perumusan Tujuan Pembelajaran dengan penilaian: (a) kesesuaian dengan indikator, (b) kesesuainan perumusan dengan aspek Audience, Behaviour, Conditional, dan Degree. (4) Pemilihan Materi Ajar yang menganalisa dari (a) kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, (b) kesesuaian dengan karakteristik peserta didik, (c) keruntutan uraian materi ajar. (5) Pemilihan Sumber Belajar yang mengamati materi pembelajaran dengan memperhatikan: (a) kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, (b) kesesuaian dengan materi pembelajaran, (c) kesesuaian dengan pendekatan saintifik, (d) kesesuaian dengan karakteristik peserta didik. (6) Pemilihan Media Pembelajaran yang digunakan dan nampak pada penyusunan RPPH yaitu: (a) kesesuaian media dengan tujuan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 70 pembelajaran, (b) kesesuaian media dengan materi pembelajaran, (c) kesesuaian media dengan pendekatan saintifik, (d) kesesuaian media dengan karakteristik peserta didik. (7) Metode Pembelajaran menjadi salah satu fokus peneliti dimana permainan anak yang dikembangkan terdapat pada metode pembelajaran. Penilaian yang mencakup permainan terdapat pada pembelajaran 1, 2, 4, dan 5, dengan menganalisa: (a) kesesuaian permainan dengan tujuan pembelajaran, (b) kesesuaian permainan dengan pendekatan saintifik, (c) kesesuaian permainan dengan karakteristik peserta didik. (8) Skenario Pembelajaran yang harus memperhatikan: (a) menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dengan jelas (b) kesesuaian kegiatan dengan pendekatan saintifik (mengmati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan informasi, mengkomunikasikan), (c) kesesuaian dengan metode pembelajaran, (d) kesesuaian kegiatan dengan sistematika/ketuntutan materi, (e) kesesuaian alokasi waktu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup dengan cakupan materi. (9) Rancangan Penilaian Autentik yang memperhatikan (a) kesesuaian bentuk, teknik dan instrumen dengan indikator pencapaian kompetensi, (b) keseuaian antara bentuk, teknik, dan instrumen penilaian sikap, (c) kesesuaian antara bentuk teknik dan innstrumen penilaian pengetahuan, (d) kesesuaian antara bentuk teknik dan instrumen penilaian keterampilan. Selanjutnya Instrumen penilaian silabus menggunakan kuesioner yang sudah divalidasi oleh ahli. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas silabus yang digunakan oleh guru. Berikut kisi-kisi penilaian silabus dapat dilihat pada tabel 3.2. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 71 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Penilaian Silabus Aspek yang Dinilai Kelengkapan Unsur – unsur Silabus Keterkaitan antar komponen silabus. Indikator Satuan Pendidikan Kelas / Semester Tema / Subtema Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Kesistematisan kegiatan pembelajaran Kualitas perumusan pengalaman belajar Ketetapan pilihan perilaku esensial dalam indikator Kualitas perilaku yang dituntut dalam indikator mencerminkan keutuhan perkembangan siswa Tingkat kecukupan sumber belajar yang digunakan Ketepatan dalam memilih media Kesesuaian teknik penilaian yang digunakan dengan indikator Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku Kesesuaian antar KI, KD, dan indikator Tabel 3.2 menunjukkan kriteria penilaian pada silabus yang dapat dilihat pada indikator penilaian. Penilaian silabus dilakukan untuk mengetahui rancangan silabus yang digunakan di SD tempat penelitian, juga untuk mengetahui kesesuaian antara penyusunan silabus dan RPPH. Penelitian ini juga menggunakan kuesioner untuk validasi produk yang dilakukan oleh para ahli atau pakar. Peneliti menggunakan kuesioner yang telah terstandar dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) untuk permainan dan evaluasi sertifikasi guru 2014. Validasi produk dilakukan dengan memberi nilai pada setiap komponen yang ada dilembar kuisioner. Penilaian dengan cara memberi checklist (√) pada kolom yang sudah tersedia. Rentang nilai yang diberikan antara 0-3. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 72 Tahap uji coba terbatas juga menggunakan kuesioner. Lembar kuesioner ini diberikan kepada siswa setelah melakukan uji coba terbatas. Tujuan kuesioner ini yaitu agar peneliti dapat mengetahui pendapat siswa terkait dengan penerapan RPPH berbasis permainan anak. Kuesioner ini bersifat tertutup dan telah divalidasi oleh ahli/pakar. Kisi-kisi Kuesioner untuk siswa dapat dilihat pada tabel 3.3 Tabel 3.3 Kisi-kisi kuesioner hasil uji coba terbatas siswa No 1 2 3 Komponen Penilaian Pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan Kesan yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran berbasis permainan Kesan yang diperoleh siswa terhadap materi yang diajarkan melalui permainan Tabel 3.3 menunjukkan komponen penilaian dari hasil uji coba terbatas pada siswa. Kuesioner yang digunakan peneliti berupa gambar dan isian yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan peneliti dalam penyusunan RPPH. Kuesioner juga digunakan untuk mengetahui kesan yang dialami siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan berbasis permainan yang merupakan metode pembelajaran dari penelitian. Koesioner diberikan pada siswa pada setiap pembelajaran 1-6 setelah kegiatan uji coba terbatas. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 73 3.5.2 Pedoman Observasi Peneliti menggunakan isntrumen observasi dalam bentuk checklist. Instrumen diambil dari Kemendikbud (2014) mengenai pengamatan pelaksanaan pembelajaran. Alasan peneliti menggunakan format dari kemendikbud dikarenakan tabel pengamatan tersebut yang dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelatihan guru oleh pemerintah. Kisi-kisi pedoman observasi yang digunakan oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 3.4 Tabel 3.4 Kisi-kisi observasi pelaksanaan pembelajaran No Aspek yang diamati Kegiatan Pendahuluan 1 Apersepsi dan motivasi 2 Penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan Kegiatan Inti 4 Penguasaan Materi 5 Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik 6 Penerapan pendekatan saintifik 7 Penerapan proses pembelajaran tematik terpadu 8 Pemanfaatan sumber belajar / media dalam pembelajaran 9 Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran 10 Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran Kegiatan Penutup 11 Penutup pembelajaran Tabel 3.4 menjelaskan penilaian yang terkait pada observasi pelaksanaan pembelajaran. Pada aspek yang diamati ketika pembelajaran merupakan poin-poin penilaian dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, hingga kegiatan penutup. Observasi digunakan peneliti untuk menganalisa kebutuhan siswa pada tahap pengumpulan data. Observasi juga digunakan ketika peneliti melakukan uji coba terbatas. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3.5.3 74 Pedoman Wawancara 3.5.3.1 Pedoman wawancara analisis kebutuhan untuk guru Instrumen wawancara yang digunakan oleh peneliti ketika melakukan analisis kebutuhan untuk guru pada tahap pendahuluan berupa kisi-kisi sebagai pedoman. Kisi – kisi wawancara dengan guru dapat dilihat pada tabel 3.5 Tabel. 3.5 Kisi-kisi wawancara analisis kebutuhan guru No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Kisi-kisi Pertanyaan Informasi yang berkaitan dengan kurikulum 2013 yang dilaksanakan di sekolah Pemahaman guru terhadap perangkat pembelajaran pada kurikulum 2013 Persiapan guru mengajar berdasarkan kurikulum 2013 Pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 oleh guru Kesulitan yang dialami guru dengan adanya kurikulum 2013 di sekolah Kebutuhan guru terhadap perangkat pembelajaran terkait dengan kurikulum 2013 Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam menyampaikan materi pada kurikulum 2013 Kisi-kisi wawancara guru seperti yang telah tercantum pada tabel 3.5 bertujuan untuk mengumpulkan informasi terkait dengan kurikulum 2013. Indikator dirancang agar peneliti dapat menggali informasi mulai dari pemahaman guru, pelaksanaan kurikulum 2013 di sekolah, kesulitan, serta kebutuhan guru terkait dengan kesulitan yang dihadapi. 3.5.3.2 Pedoman wawancara analisis kebutuhan untuk siswa Wawancara analisis kebutuhan juga dilakukan dengan siswa. Kisi-kisi wawancara untuk siswa dapat dilihat pada tabel 3.6 Tabel 3.6 Kisi-kisi wawancara analisis kebutuhan siswa No 1. 2. 3. 4. Indikator Suasana belajar di kelas Kegiatan belajar di kelas yang diinginkan Media yang digunakan guru untuk mengajar Cara mengajar guru PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75 Wawancara dengan siswa dilakukan untuk memperoleh data mengenai pelaksanaan pembelajaran dikelas yang dilakukan oleh guru. Wawancara ini bertujuan untuk mensingkronkan dengan data hasil wawancara dengan guru, sehingga indikator yang dibuat untuk wawancara secara garis besar berpusat pada kegiatan belajar dikelas. 3.5.3.3 Pedoman Focus Gruop Discussion (FGD) Penelitian ini bersifat kolaboratif sehingga peneliti menggunakan focus group discussion dalam tahap pengembangan. Diskusi yang dilakukan ketika FGD ini memiliki beberapa topik yang dibicarakan. Kisi-kisi topik diskusi dalam FGD dapat dilihat pada tabel 3.7 Tabel 3.7 Kisi-kisi topik dikusi dalam FGD No 1. 2. 3 4 5 6 7 8 9 Tanggal Pertemuan 02 September 2014 05 September 2014 12 September2014 16 September 2014 19 September2014 24 September 2014 27 September 2014 29 September 2014 02 Oktober 2014 Topik Studi literature dan potensi masalah Instrumen studi pendahuluan Analisis kebutuhan Pembagian kelompok Fokus objek penelitian kelas 1 & 4 Mendaftar permainan Revisi objek penelitian menjadi kelas 1 Pembagian Tema dan subtema Sharing format penyusunan produk Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif, dimana terdapat 15 anggota dalam penelitian tersebut, yang membedakan yaitu SD yang menjadi fokus tempat penelitian dan subtema kelas I pada semester ganjil. Setiap minggu kelompok penelitian berkumpul untuk membahas topik penelitan yang disebut dalam Focus Group Disscusion. Pada minggu-minggu pertama FGD membahas potensi masalah yang terjadi pada setiap fokus SD masing-masing. Setiap pembahasan dalam FGD didiskusikan dan dimusyawarahkan bersama sehingga menghasilkan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 76 keputusan kesepakatan bersama. Pada tabel 3.7 menunjukkan 9 kali pertemuan dalam FGD yang dilakukan sehingga proses dalam penelitan dan pengembangan penyusunan RPPH sebagai produk telah disepakati bersama. 3.5.4 Dokumentasi 3.5.4.1 Kajian Literatur Dokumentasi digunakan untuk menghimpun dan menganalisis dokumen. Pada tahapan pendahuluan peneliti melakukan kajian literatur. Kajian literatur dilakukan dengan mengkaji media masa/sumber informasi terkait dengan implementasi Kurikulum 2013. 3.5.4.2 Test Instrumen dokumentasi yang selanjutnya adalah soal tes sebagai pretest dan posstest. Soal tes berupa tes tertulis adalah alat ukur untuk mengukur kemampuan siswa di bidang kognitif dengan cara siswa diminta untuk mengerjakan item soal evaluasi setelah melakukan proses belajar. Tipe item soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe pilihan ganda. Menurut Azwar (2013), item pilihan ganda pada umumnya terdiri dari sebuah kalimat pernyataan atau kalimat pertanyaan, yang disebut stem, dan beberapa pilihan jawaban yang disebut alternative atau option. Salah satu dari alternatif jawaban yang disediakan merupakan jawaban yang benar atau paling baik dan disebut key atau kunci jawaban, sedangkan alternatif jawaban lain disebut distraktor. Soal yang diberikan kepada siswa untuk validasi soal sebanyak 40 item. Setelah dilakukan uji validasi menghasilkan 25 item soal yang valid. Kisi-kisi soal yang diberikan kepada siswa pada langkah uji coba terbatas dapat dilihat pada tabel 3.8 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 77 Tabel 3.8 Kisi-kisi soal Kompetensi Inti : 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] 4.5.4.2 dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah. Muatan Kompetensi Dasar 3.1 3.2. Bahasa Indonesia Mengenal teks deskripsi tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta paristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulisan yang dapat diisi dengan kosa kata bahasa daerah untuk membantu pemahaman. Mengenal teks petunjuk/arahan tentang perawatan tubuh serta pemeliharaan kesehatan dan kebugaran tubuh dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosa kata bahasa daerah untuk membantu pemahaman Indikator Pembelajaran 3.1.1 3.1. 3.2.1. 3.2.2 3.2.3 Mengenal teks terima kasih tentang sikap kasih sayang dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tertulis yang dapat diisi degan kosa kata bahasa daerah untuk membantu pemahaman Mengenal lambang bilangan dan mendeskripsikan kemunculan bilangan dengan bahasa yang sederhana 3.3.1. Mengenal bilangan asli sampai 99 dengan menggunakan benda-benda Menjelaskan tentang teks petunjuk pemeliharaan kebugaran tubuh Mengidentifikasi teks petunjuk pemeliharaan kesehatan tubuh Menyebutkan cara memelihara kesehatan tubuh Mengidentifikasi teks arahan kebugaran tubuh Mengidentifikasi teks terimakasih 2 32 39 5 34,35 3.1.1. Menghitung bendabenda dari 1-20 28,29 3.1.2 Menyelesaikan operasi penjumlahan 30 3.2.1 Menyebutkan bilangan 1 sampai dengan 20 Matematika 3.2. Mengidentifikasi teks deskriptif tentang anggota tubuh 18,19 3.2.4 3.3. No. Soal 14,15 ,16 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Muatan Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran 78 No. Soal yang ada di sekitar rumah, sekolah, atau tempat bermain 3.2.2 3.3 3.11 3.1 PJOK 3.3 3.1 Mengenal dan memprediksi pola-pola bilangan sederhana menggunakan gambargambar/benda konkrit 3.3.1 Membandingkan dengan memperkirakan panjang suatu benda menggunakan istilah sehari-hari (lebih panjang dan lebih pendek) Mengetahui konsep gerak dasar lokomotor sesuai dengan dimensi anggota tubuh yang digunakan, arah, ruang gerak, hubungan, dan usaha, dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan atau Tradisional Mengetahui konsep gerak dasar manipulative sesuai dengan dimensi anggota tubuh yang digunakan, arah, ruang gerak, hubungan dan usaha, dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan atau permainan tradisional Mengenal cara dan hasil karya seni ekspresi 3.11.1 3.1.1. 3.2 PPKn 31 Mengidentifikasi pola bilangan menggunakan gambar sederhana 10,11 Mengidentifikasi benda berdasarkan panjang pendeknya 23, 24 Mengidentifikasi gerak lari sebagai gerak lokomotor 36, 37 3.3.1 Mengidentifikasi gerak manipulative 12, 13 3.1.1. Mengidentifikasi gambar sebagai karya seni ekspresi 1,3,4, 6 3.1.2 Mengidentifikasi syair sebuah lagu (terimakasihku) 21,22 Mengidentifikasi syair sebuah lagu (basri jago kasti) 25,26 SBDP 3.2 Mengidentifikasi banyak benda berdasarkan gambar Mengenal pola irama lagu bervariasi menggunakan alat musik ritmis 3.2.1 Mengenal tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan sekolah 3.2.1. 3.2.2 Mengidentifikasi perbuatan tertib di rumah Menyebutkan sikapsikap baik dalam permainan olahraga 8 20 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Muatan Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran 3.2.3 3.2.4 Mengidentifikasi aturan sederhana di sekolah Menjelaskan tata tertib permainan 79 No. Soal 7 17,33 ,40 Tabel 3.8 merupakan kisi-kisi dari pembuatan soal yang akan diuji validitasnya. Peneliti membuat 40 butir soal dengan mencakup 4 muata pembelajaran yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, SBDP, PJOK,dan PPKn. Soal dari 40 butir tersebut akan diuji validitasnya, dan dari 40 soal tersebut yang mendapat kriteria valid akan digunakan sebagai soal pretest dan posttest. 3.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Data hendaknya sesuai dengan kenyataan, memiliki sifat yang tetap dan dapat dipercaya, maka dengan begitu dapat dikatakan baik. Data yang sesuai dengan kenyataan berarti data tersebut valid. Data yang dapat dipercaya maka berarti data tersebut reliabel. Widoyoko (2013) mengatakan bahwa instrumen penilaian yang digunakan harus memiliki data validitas dan reliabilitas sehingga diperoleh data yang valid dan reliabel. 3.6.1 Validitas Instrumen Validitas berhubungan erat dengan tingkat ketepatan dan kecermatan instrument pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya. Azwar (2013) menyatakan suatu tes yang memiliki validitas tinggi itu berarti mampu menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat serta dengan kecermatan yang tinggi. Kecermatan yang dimaksud disini yaitu dalam hal mendeteksi perbedaan kecil pada atribut yang diukurnya. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 80 meliputi content validity (validitas isi), face validity (validitas muka) dan construct validity (validitas konstrak). Content validity (validitas isi) menunjukkan sejauhmana item dalam tes dapat mencakup keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur (Azwar: 2013). Pengertian mencakup dalam hal ini yaitu bahwa tes haruslah komprehensif, relevan, dan tidak menyimpang dari tujuan pengukuran. Uji validitas isi terhadap instrument dillakukan dengan menggunakan analisis rasional. Instrument soal dianggap baik apabila item yang dibuat sesuai dengan Blue Print atau indikator perilaku yang hendak diungkapkan. Face validity (validitas muka) berkaitan dengan pengukuran atribut yang konkret dan penilaian para ahli serta pengguna alat ukur tersebut (Arifin: 2009). Uji validitas muka dilakukan menilai kelayakan instrument berdasarkan penampilan bukan kriteria objektif. Validitas muka dikatakan terpenuhi apabila isi alat ukur telah sesuai dengan apa yang ingin diukur. Construct validity (validitas konstrak) menunjukkan sejauhmana suatu tes mengukur trait atau kontrak teoritik yang hendak diukurnya (Azwar: 2013). Construct validity hampir sama dengan konsep, keduanya merupakan abstraksi dan generalisasi yang perlu diberi definisi sedemikian rupa sehingga dapat diamati dan diukur. Uji validitas pada instrument yang digunakan dalam penelitian secara lebih jelas dapat dilihat pada table 3.9 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81 Tabel 3.9 Pengujian Instrumen Penelitian Teknik Pengumpulan Data Instrumen Pedoman wawancara analisis kebutuhan guru Wawancara Pedoman wawancara anlisis kebutuhan siswa Pedoman Focus Group Discussion (FGD) Jenis Validitas Cara Pengujian Instrumen Studi Pendahuluam Validitas isi / Content Validity Studi Pendahuluan Validitas isi / Content Validity Pengembangan Produk Validitas isi / Content Validity Dilakukan lewat profesional judgement oleh validator yang ahli dalam pengembangan kurikulum. (Dosen) Dilakukan lewat profesional judgement oleh validator yang ahli dalam pengembangan kurikulum. (Dosen) Dilakukan lewat profesional judgement oleh validator yang ahli dalam pengembangan kurikulum. (Dosen) Instrumen Terstandar (Kemendikbud, 2014: 128) Instrumen Terstandar (Kemendikbud, 2014: 128) Instrumen Terstandar (Kemendikbud, 2014: 125) Instrumen Terstandar (Kemendikbud, 2014: 125) Dilakukan lewat profesional judgement oleh validator yang ahli dalam pengembangan kurikulum. (Dosen) Dilakukan lewat profesional judgement oleh validator yang ahli dalam pengembangan kurikulum. (Dosen) Dilakukan lewat pendapat / komentar siswa kuesioner. Dilakukan lewat profesional judgement oleh validator yang ahli dalam pembelajaran (dosen) dan Guru Kelas I SD Dilakukan lewat pendapat / komentar Tahapan Validasi Produk Observasi Lembar obeservasi Kuesioner Penilaian RPPH Kuesioner Dokumentasi Kuesioner Penilaian Silabus Uji Coba Lapangan Terbatas Studi Pendahuluan Validasi Produk Studi Pendahuluan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Validitas isi / Content Validity Validitas isi / Content Validity Kuesioner pendapat siswa sesudah uji coba lapangan terbatas Instrumentasi Tes (Pretest & Posttest) Instrumentasi Validitas permukaan / Face Validity Validitas isi / Content Validity Validitas permukaan / PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Teknik Pengumpulan Data Instrumen Tahapan 82 Jenis Validitas Cara Pengujian Instrumen Face Validity siswa terhadap soal yang disusun Dilakukan melalui uji validitas di lapangan Validitas konstruk construct validity / Peneliti melakukan uji validitas konstruk soal evaluasi pada tahap instrumentasi uji coba terbatas dalam penelitian ini. Uji validitas ini bertujuan untuk memperoleh soal-soal pretest dan posttest yang dapat memberikan hasil ukur secara tepat dan akurat. Validitas konstruk dalam penelitian ini dilakukan secara empiris. Peneliti mengujikan 40 soal pilihan ganda yang telah dibuat oleh peneliti. Uji validitas tersebut dilakukan pada 31 siswa kelas II SDN J. Validitas soal dapat dihitung menggunakan rumus korelasi point biserial (𝑟𝑝𝑏𝑖 ) menurut Mundir (2013). 𝑟𝑝𝑏𝑖 = 𝑋𝑝 − 𝑋𝑞 √𝑝𝑞 𝑠 Keterangan: 𝑟𝑝𝑏𝑖 = koefisien korelasi point biserial yang dicari 𝑋𝑝 = rata-rata hitung data interval dari subjek berkategori 1 𝑋𝑞 = rata-rata hitung data interval dari subjek berkategori 0 s = simpangan baku dari keseluruhan data interval p = proporsi kasus berkategori 1 q = proporsi kasus berkategori 0 Validitas soal evaluasi dapat dihitung dengan cara manual, yaitu dengan membandingkan rpbi hitung dalam hal ini korelasi point biserial dengan rpbi tabel. Priyanto (2012) menyatakan bahwa suatu item dikatakan valid jika nilai positif dan r hitung ≥ r tabel, sebaliknya jika r hitung < r tabel maka dikatakan tidak PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 83 valid. Jumlah siswa pada kelas II sebanyak 31 anak, maka rpbi tabelnya sebesar 0,355 pada taraf signifikansi 5% dan 0,456 pada taraf signifikansi 1% (Sugiyono: 2011). Peneliti melakukan validitas soal evaluasi dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 untuk meminimalisir kesalahan perhitungan yang disebabkan ketidaktelitian. Astuti (2014) mengemukakan bahwa cara untuk mengetahui suatu soal dikatakan valid yaitu dengan melihat tanda asterix (**) yang disebut sebagai correlation is significant at the 0.01 level (2 tailed) atau tanda asterix (*) yang disebut sebagai correlation is significant at the 0.05 level (2 tailed). Sama halnya dengan penjelasan Astuti, Taniredja & Mustafidah (2011) menyatakan bahwa, cara mengetahui validnya suatu soal dari output SPSS dengan melihat tanda ** yang berarti koefisien validitas sangat signifikan dengan tingkat kepercayaan 99%, sedangkan tanda * berarti tingkat kepercayaannya sebesar 95%. 3.6.2 Reliabilitas intrumen Reliabilitas adalah sejauh mana alat ukur dapat dipercaya kestabilannya dalam melakukan pengukuran sehingga menghasilkan data yang reliabel (Azwar: 2013). Sudjana (2009) mengatakan bahwa kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan menunjukkan hasil yang relatif sama. Uji reliabilitas dapat dihitung dengan menggunakan metode Alpha Cronbach (Purwanto: 2009). Rumus uji reliabilitas adalah sebagai berikut: 𝑛 [1 ) 𝑛−1 𝑟1−( Keterangan: n = Jumlah butir 𝑠𝑖2 = Varians butir − ⅀𝑠𝑖2 ] ⅀𝑠𝑡2 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 𝑠𝑡2 84 = Varians total Hasil perhitungan tersebut kemudian menjadi dasar penentuan kualitas soal evaluasi yang berpedoman pada tabel kriteria koefisien reliabilitas menurut Sugiyono (2011). Tabel koefisien reliabilitas menurut menurut Sugiyono (2011) dapat dilihat pada tabel 3.10 Tabel 3.10 Kriteria Koefisien Reliabilitas Interval koefisien reliabilitas Kualitatif 0,91 – 1,00 Sangat tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah Negatif – 0,20 Sangat rendah Uji reliabilitas soal evaluasi dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 16.0. Penggunaan program SPSS 16.0 dalam menghitung reliabilitas soal evaluasi untuk meminimalisir kesalahan perhitungan yang disebabkan ketidaktelitian. Hasil yang diperoleh dari perhitungan berdasarkan program SPSS 16.0 kemudian oleh peneliti digunakan untuk melihat kualitas soal berdasarkan tabel kriteria koefisien reliabilitas menurut Sugiyono (2011) tersebut. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 85 3.7 Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan dua macam teknik analisis data. Analisis data dibagi menjadi dua, yaitu analisis statistik dan analisis non-statistik (Setyosari: 2010). Analisis statistik digunakan apabila data yang diolah peneliti berupa angkaangka (kuantitatif) atau data yang dikuantifikasi. Analisis non-statistik digunakan pada data kualitatif atau data tekstular, artinya data yang diolah peniliti bersifat verbal (ungkapan-ungkapan). Data kuantitatif dalam bentuk kuesioner diperoleh melalui validasi desain produk. Data tersebut berasal dari penilaian yang dilakukan oleh ahli kurikulum, ahli pembelajaran, ahli matematika, ahli bahasa Indonesia, ahli PKN, ahli SBdP, ahli PJOK, ahli IPS, ahli IPA, ahli permainan anak, kepala sekolah, serta guru. Data kuantitatif juga diperoleh dari penilaian observasi kegiatan pebelajaran dikelas serta dokumentasi hasil pretest dan posttest. Data kualitatif diperoleh dari analisis wawancara dan dokumentasi dengan guru dan siswa serta tanggapan dan saran oleh 12 Pakar/ahli. Dua belas pakar/ahli tersebut meliputi ahli kurikulum, ahli pembelajaran, ahli matematika, ahli bahasa Indonesia, ahli PKN, ahli SBdP, ahli PJOK, ahli IPS, ahli IPA, ahli permainan anak, kepala sekolah dan guru. 3.7.1 Hasil Kuesioner Hasil Kuesioner yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data dari penilaian silabus dan RPPH yang digunakan oleh guru dan skor para ahli terhadap produk RPPH yang disusun oleh peneliti. Data juga diperoleh dari kuesioner PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 86 pendapat siswa mengenai kegiatan pembelajaran yang mengakomodasi permainan anak. 3.7.1.1 Hasil Kuesioner Silabus Jumlah item yang dinilai dalam silabus ada 10. Penilaian menggunakan pedoman skala 1-4. Jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh adalah 40. Nilai yang diperoleh dihitung dengan cara: Nilai = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 40 X 100 3.7.1.2 Hasil Kuesioner RPPH Jumlah item yang dinilai dalam RPPH ada 30. Penilaian menggunakan pedoman skala 1-3. Jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh adalah 90. Nilai yang diperoleh dihitung dengan cara: Nilai = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 90 X 100% Langkah setelah menghitung nilai dengan rumus adalah menentukan interval yang sesuai sehingga dapat diketahui peringkat kualitas RPP yang digunakan oleh guru. Kriteria yang digunakan bersumber pada pelatihan Kemendikbud (2014). Kriteria peringkat kualitas RPP tersebut dapat dilihat pada tabel 3.11 Tabel 3.11 Kriteria peringkat kualitas RPP Peringkat Amat Baik (AB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K) Nilai 90<AB≤100 80<B≤90 70<C≤80 ≤70 Setelah dilakukan penilaian pada RPPH dapat disimpulkan kualitas RPPH pada tabel 3.11 yaitu peringkat yang diperoleh pada nilai telaah RPPH. dikatakan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 87 peringkat “kurang” jika penilaian RPPH dengan skor kurang dari 70, dan dikatakan peringkat “amat baik” jika penilaian RPPH dengan skor diatas 90 dan kurang dari 100. 3.7.1.3 Hasil Kuesioner Validasi RPPH Kuesioner digunakan untuk memvalidasi desain produk RPPH yang dilakukan oleh ahli. Validasi poduk dilakukan menggunakan instrumen kuesioner penilaian RPPH yang telah terstandar dari dikti untuk PLPG tahun 2014. Hasil kuesioner akan dianalisis menggunakan cara kuantitatif. Rentang nilai yang digunakan dalam kuisioner tersebut antara 0-3. Nilai 0 menunjukkan bahwa komponen RPPH tersebut tidak sesuai. Nilai 1 menunjukkan bahwa komponen RPPH tingkat kelengkapannya hanya sebagian kecil. Nilai 2 menunjukkan bahwa komponen RPPH tingkat kelengkapannya hanya sebagian besar. Nilai 3 menunjukkan bahwa komponen RPPH lengkap seluruhnya. Jumlah item yang ada dalam kuesioner berjumlah 30. Skor akan diperoleh melalui rumus N Langkah setelah menghitung nilai dengan rumus adalah menentukan interval yang sesuai sehingga dapat diketahui peringkat kualitas desain RPPH. Peringkat kualitas inilah yang menjadi bahan pertimbangan mengenai perlu atau tidaknya revisi dilakukan. Kriteria yang digunakan bersumber pada pelatihan PLPG oleh dikti tahun 2014. Kriteria peringkat kualitas RPPH tersebut dapat dilihat pada tabel 3.12. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 88 Tabel 3.12 Kriteria peringkat kualitas RPPH Peringkat Amat Baik (AB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K) Nilai 90<AB≤100 80<B≤90 70<C≤80 ≤70 Kuesioner tidak hanya digunakan dalam validasi desain produk akan tetapi juga dalam uji coba terbatas. Kuesioner ketika uji coba terbatas digunakan untuk mengetahui komentar guru dan siswa penerapan RPPH berbasis permainan anak tersebut. Hasil kuesioner akan dianalisis menggunakan cara kualitatif yaitu mendeskripsikan komentar guru dan siswa untuk mengetahui efektivitas produk RPPH kemudian menjadi dasar pertimbangan kualitas maupun revisi RPPH. 3.7.1.4 Hasil Kuesioner Uji Coba Terbatas Kuesioner uji coba terbatas diberikan kepada siswa pada tahap uji coba terbatas. Peneliti menggunakan kuesioner ini untuk mengetahui tanggapan siswa setelah mengikuti pembelajaran berbasis permainan anak. Kuesioner yang diberikan ini sebelumnya telah melalui tahap validasiahli. Data yang diperoleh peneliti dari kuesioner pendapat siswa dihitung dengan menggunakan skala likert. Widoyoko (2013) mengatakan bahwa skala likert digunakan untuk menghubungkan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata. Skala yang diguanakan memuat 3 pilihan dengan kriteria sebagai berikut: PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI = Puas 3 = Cukup 2 89 = Tidak Puas 1 Skala tersebut kemudian dihitung dengan cara menjumlahan perolehan nilai selanjutnya dibagi dengan jumlah item dalam kuesioner. Total item kuesioner adalah 4. Maka rumus perhitungan kuesioner siswa dengan rumus sebagai berikut: Nilai = 3.7.2 Jumlah Perolehan Nilai 90 x 100 Hasil Observasi Hasil observasi dianalisis secara kuantitaif yaitu berdasarkan perolehan nilai berdasarkan skala yang sudah terdapat pada instrument penilaian kegiatan pembelajaran. Penilaian memuat “ya” dan “tidak”. Skor untuk “ya” adalah 1, sedangkan “tidak” adalah 0. Skor maksimum yang bisa didicapai adalah 44. Nilai yang diperoleh dihitung dengan cara : Nilai = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑌𝑎 44 X 100% Langkah setelah menghitung nilai dengan rumus adalah menentukan interval yang sesuai sehingga dapat diketahui peringkat kualitas pelaksanaan pembelajaran. Kriteria yang digunakan bersumber pada pelatihan Kemendikbud PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 90 (2014). Kriteria peringkat pelaksanaan pembelajaran tersebut dapat dilihat pada tabel 3.13 Tabel 3.13 Kriteria peringkat pelaksanaan pembelajaran Peringkat Amat Baik (AB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K) Nilai 90<AB≤100 80<B≤90 70<C≤80 ≤70 Setelah melalui tahap hitung pada penilaian obervasi yang telah diamati, dapat dilihat pada kriteria nilai yang diperoleh. Pada penilaian yang kurang dari 70 mendapat peringkat “kurang”, dan yang tertinggi pada nilai diatas 90 dan kurang dari 100 mendapat peringkat “amat baik. 3.7.3 Hasil Wawancara Hasil wawacara dengan guru dan siswa akan dianalisis secara kualitatif. Analisis hasil wawancara pada tahap pendahuluan ini dilakukan dengan mendeskripsikan hasil wawancara untuk mengetahui kebutuhan guru dan siswa terkait dengan implementasi kurikulum 2013. Hasil analisis menunjukkan guru memerlukan RPPH, sedangkan siswa membutuhkan permainan sebagai metode pembelajaran. Analisis hasil wawancara kepada guru pada tahap uji coba terbatas dilakukan untuk mengetahui tanggapan terhadap efektifitas RPPH berbasis permainan anak yang disusun oleh peneliti. 3.7.4 Hasil Dokumentasi Hasil dokumentasi diperoleh dari penilaian silabus dan RPPH serta perolehan nilai pretest dan posttest siswa. Ketiganya diolah secara kuantitatif. Berikut merupakan pedoman penilaian dokumen dalam penelitian ini. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 91 3.7.4.1 Hasil Dokumentasi Nilai Pretest dan Posttest Jumlah soal untuk pretest dan posttest masing-masing 25 soal. Soal yang diberikan berupa pilihan ganda. Jumlah skor maksimal adalah 25. Maka pedoman penghitungan skor dengan cara: Nilai = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 25 X 100 Selanjutnya adalah menghitung rata-rata tes yang diperoleh semua siswa. Rumus penghitungan rata-rata dengan cara: Nilai = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 Setelah mendapatkan nilai rata-rata seluruh siswa, kemudian akan dibandingkan antara nilai pretest dan posttest. Rumus perhitungan peningkatan nilai pretest dan posttest didapat dari: Nilai = 𝑥̅ 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡− ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ 𝑥 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 X 100 𝑥 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 92 3.8 Jadwal penelitian Penelitian ini direncanakan dan dilaksanakan selama 5 bulan yaitu dimulai dari bulan Juli hingga November tahun 2014. Jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel 3.14 Tabel 3.14 Jadwal penelitian Bulan No Kegiatan Juli 1 Pengumpulan data 2 Pembuatan produk 3 Validasi produk 4 Revisi produk 5 Validitas soal 6 Uji coba terbatas 7 Pengolahan data 8 Penyusunan laporan 9 Ujian skripsi Agust Sept Okt Nov Des Jan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini mengemukakan tentang beberapa hal yang berkaitan dengan hasil dari penelitian yang telah dilakukan beserta pembahasannya. Uraian pada bab IV meliputi jawaban dari rumusan masalah yaitu model RPPH dan pertanyaan penelitian yaitu situasi di lapangan, prosedur penyusunan RPPH, kualitas RPPH, dan dampak RPPH.’ 4.1. Hasil Penelitian Bagian ini mendeskripsikan hasil yang diperoleh peneliti selama melakukan penelitian di lapangan berdasarkan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian. Penjelasan dari masing-masing hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut. 4.1.1. Rumusan Masalah Penelitian Rumusan masalah penelitian adalah “bagaimana model penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I SD subtema gemar berolahraga?”. Model penyusunan RPPH yang digunakan oleh peneliti diambil dari Pedoman Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014 Kelas 1 SD (Kemendikbud, 2014). RPPH juga disusun berdasarkan kebutuhan guru dan siswa yang membutuhkan adanya permainan untuk diakomodasikan dalam pembelajaran. 4.1.2. Pertanyaan Penelitian Bagian ini memaparkan jawaban pertanyaan penelitian terkait dengan penyusunan produk RPPH. Pertanyaan penelitian tersebut meliputi situasi 93 di PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 94 lapangan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013, prosedur penyusunan RPPH berbasis permainan anak di kelas I SD, Kualitas RPPH berdasarkan validasi ahli dan uji coba terbatas serta dampak RPPH terhadap prestasi belajar siswa. 4.1.2.1. Situasi di Lapangan berkaitan dengan Implementasi Kurikulum 2013 Bagian ini berisi penjelasan mengenai tahap pertama pendahuluan yang berupa potensi masalah, instrumentasi analisis kebutuhan dan pengumpulan data awal. Tahap ini juga menjelaskan tentang situasi atau keadaan yang ada pada lima SD di Yogyakarta terkait implementasi kurikulum 2013 khususnya pada bagian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Situasi tersebut ditunjukkan melalui potensi masalah dan pengumpulan data yang selanjutnya akan dianalisis. Berikut merupakan uraian dari potensi masalah dan pengumpulan data. 4.1.2.1.1 Potensi Masalah Potensi merupakan sesuatu yang bisa digunakan sebagai kekuatan. Masalah adalah penyimpangan antara harapan dengan apa yang terjadi. Masalah dapat menjadi potensi jika didayagunakan (Sugiyono: 2014). Potensi masalah dimulai dengan melihat fenomena yang terjadi pada dunia pendidikan terkait dengan diberlakukannya Kurikulum 2013. Implementasi kurikulum 2013 ini tidak selamanya berjalan lancar. Terjadi kendala dalam implementasi kurikulum baru tersebut. Salah satu kendala yang terjadi adalah sulitnya guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. Berita dalam kompasiana tanggal 19 September 2014 memaparkan bahwa para guru termasuk penulis berita merasa ribet dengan format RPP yang baru. Penulis berita juga mengatakan bahwa “RPP Kurikulum lama PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 95 belum selesai pembahasannya, akan tetapi saat ini sudah berganti dengan RPP Kurikulum 2013”. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran selalu mengalami perubahan formatnya seiring dengan perkembangan Kurikulum. Selain perubahan format RPP, perubahan juga terjadi pada kompetensi yang harus dicapai. Potensi masalah dilakukan melalui analisis kebutuhan lapangan secara langsung. Analisis kebutuhan ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan yang dialami guru dalam implementasi kurikulum 2013 di sekolah. 4.1.2.1.2 Instrumentasi Analisis Kebutuhan Instrumen yang digunakan untuk menganalisis kebutuhan adalah wawancara, kuesioner, dan observasi. Pedoman wawancara guru dan siswa dalam studi pendahuluan sudah melalui tahap validasi ahli. Instrumen kuesioner yang digunakan untuk penilaian silabus juga melalui tahap validasi ahli, sedangkan penilaian RPPH instrumennya sudah terstandar dari BPSDM sehingga tidak perlu dilakukan validasi lagi. Pedoman observasi kemampuan menyampaikan kegiatan pembelajaran yang digunakan oleh peneliti merupakan instrumen yang sudah terstandar dari materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013 (Kemendikbud: 2014) oleh karena itu peneliti tidak melakukan validasi instrumen. 4.1.2.1.3 Pengumpulan Data Awal Pengumpulan data dilakukan pada lima SD di Yogyakarta diantaranya SDN N, SDK G, SDN J, SD KJB, dan SDN SB. Pengumpulan data dilakukan untuk melihat lebih jelas potensi masalah yang ditemukan di lapangan terkait implementasi kurikulum Pelaksanaan Pembelajaran 2013 khususnya Harian (RPPH). dalam Hasil penyusunan yang Rencana diperoleh dari PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI pengumpulan data awal ini meliputi 96 hasil wawancara, observasi. Kuesioner penilaian silabus dan RPPH. Hasil wawancara dengan guru dapat dilihat pada table 4.1 Tabel 4.1. Hasil Wawancara guru Nama SD SDN N SDK G Pertanyaan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013 Pemaham -an “yang saya tahu gitu ya, ya kalau kurikulum ini perbandin gannya dulu ya. Kalau memakai kurikulum KTSP itu per bidang studi, tetapi kalau kurikulum 2013 inikan sudah diimpleme ntasikan, jadi tidak ada apa namanya bidang studi sudah di tematik. “bagus untuk siswa, tapi berat di administra si gurunya” pelaksanaan Kesulitan Pendekatan penilaian “La kurikulum sekarang hari ini belajar membilang belum selesai besok udah ganti penjumlahan. Tapi ya diusahakan lah” “Ya cara itu pembuatan rpp, belum begitu mahir masih tanya sana sini” “Ya menggunakan tematik, tapi kan belum tahu betul benar apa salah” “penilaian, betul sampai sekarang saya masih bingung. Soalnya kalau itu diterapkan betul itu kan memalui beberapa tahapan beberapa proses begitu” “sulit dalam membuat indikator dan tujuan pembelajaran nya dan penilaiannya” “RPP mbak, jelas itu saya belum bisa membuat. Bingung juga bikinnya pie. “saintifik dan tematik mbak, tapi pelaksanaann ya dikelas ki ya saya gak tau kui bener po salah’ “rubrik penilaianny a itu belum bisa saya buat,susah mbak” Rpp yang baik “kalau setahu saya ya yang seperti saat penataran di kaliurang sama dari LPMP di kalasan itu. Karena jujur saya juga masih tanya sana sini juga. Saya kalau buat RPP itu pokoknya seperti di buku guru itu pegangan nya” “pembelaj aran di kelas akan efektif jika didukung dengan rpp Yang baik.kegia tanbermai n, mendongn PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Nama SD SDN J SD KJB SDN SB 97 Pertanyaan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013 Pemaham -an “kurikulu m yang dicanangk an atau dilaunchin gkan pada tahun 2013 itu maka disebut kurikulum 2013” “Kurikulu m 2013 itu.... lebih rinci, mungkin rincinya karena memuat itu kan,,, apa itu namanya.. ? sikap apa namanya? Itu lho saintifik” ”Kurikulu m 2013 itu pendekata nnya saintifik, jadi anakanak itu diajak untuk memecahk an masalah, pokoknya diajak untuk aktif pelaksanaan penilaian Rpp yang baik g, bernyanyi harus ada di rpp “RPP yangsesua i sama situasi dan kondisi di lapangan ” Kesulitan Pendekatan “sudah di kelas saya” “masih sering keliru sama RPP KTSP,kuri kulum baru masih gratulgratul buat RPPnya” “ya tematik, saya tau bagaimana pelajaran tematik” Saya mengacu pada buku panduan itu saja inikan sudah taun kedua melaksanakan kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2013 sendiri, ya namanya baru mencoba menggunakan kurikulum 2013, ya harus banyak yang dipersiapkan. ” “wah itu sangat sulit administra sinya, penilainny a itu diambil dari kurikulum 2013 ki akeh banget” mengikuti pada buku panduan dari pemerintah. Kegiatankegiatan yang harus dilakukan oleh siswa sama dengan petunjuk buku. “masih sulit buat rubtk dan kriterianya, ribet” “la itu yang detail lengkap kaya permintaa n kemendik bud” Saya dalam mempersiapka n perangkat pembelajaran seperti silabus itu ya melihat dari yang diberikan pemerintah mas. Tapi untuk RPP saya belum pernah membuatnya. Sekarang kan mengguna kan kurikulum 2013 ya, dan itu masih terbilang baru. Formatnya RPP saja saya belum punya, kemarin saya melihat format dari internet tapi saya bingung”. menggunakan pendekatan saintifik dengan mengaktifkan siswa itu dan mencari solusi sendiri dari masalah yang ditemukannya . “ah saya masih bingung itu, saya aja Cuma bikin nilai di kertas per pekerjaan siswa” “RPP yang baik itu ya yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku saat ini mas. Sekarang kan mengguna kan kurikulum 2013 jadi RPP yang dibuat ya sesuai dengan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 98 Pertanyaan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013 Nama SD Pemaham -an Tema Sentral Kurikulu m rinci, mengguna kan tematik dan saintifik pelaksanaan Kesulitan Pendekatan penilaian Kesulitan dalam mengembang kan indikator dan tujuan pembelajaran Belum pernah membuat RPP Terkendal a dalam pembuata n RPP Menggunaka n pendekatan tematif dan saintifik Keraguan dalam mengimplem entasikan pendekatan dalam kbm Kesulitan dalam melakukan penilaian Rpp yang baik ketentuan yang ada pada kurikulum 2013”. Sesuai dengan pedoman Kurikulu m 2013 Sesuai dengan kondisi lapangan Hasil wawancara menunjukkan bahwa terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan kurikulum 2013. Kendala tersebut diantaranya kesulitan menyususn RPPH termasuk penilaian, dan pendekatannya yang terkandung didalamnya. Masalah yang paling krusial adalah penyusunan RPPH. Kegitatan pembelajaran dalam RPPH harus disusun berdasarkan kebutuhan siswa. Wawancara dengan siswa dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kebutuhan siswa tersebut. Hasil wawancara dengan siswa dapat dilihat pada tabel 4.2 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 99 Tabel 4.2 Hasil Wawancara siswa Nama SD Pertanyaan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013 SDN N Suasana belajar “Senang” SD KG “senang” SDN J “seneng, temennya baik baik” “Senang miss banyak temen” SDK JB SDN SB “menyenangkan mas” Tema Sentral Menyenangkan karena banyak teman Cara guru mengajar “nggak pernah marahin, sabar, udah” sering jewer Media yang digunakan guru “nggak ada” Kegiaatan yang diinginkan Jalan – jalan aja mbak! menggeleng” Ngerjain LKS mas Nggak tau Memberi tugas, seperti mewarnai, menggambar, menempel, bermain puzzle. “baik dan sabar” “ bu guru suka pakai gambar, dan pernah diberi koin untuk belajar” “Nggak tau, media itu apa mas?” Capek e mbak, kalau belajar terus! Main aja mas, nggak cuma di kelas terus Pake gambar aja, nempel – nempel sama main puzzle Penugasan Belum pernah menggunakan media pembelajaran Nggak Cuma ngerjain tugas terus, bosen! Pembelajaran yang variatif (bermain, menempel, dll) Tabel 4.2 menunjukkan bahwa siswa merasa senang dengan kegiatan belajar bersama guru. Siswa juga menginginkan kegiatan belajar yang variatif seperti bermain, menempel, dan lain-lain. Peneliti melakukan penilaian silabus dan RPPH yang digunakan oleh guru kelas I dengan menggunakan kuesioner. Peneliti juga melakukan observasi kemampuan guru melaksanakan kegiatan pembelajaran. Penilaian RPPH guru menghasilkan data kuantitatif yang ditunjukkan pada tabel 4.3 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 100 Tabel 4.3 Hasil Penilaian RPPH lima SD di Yogyakarta Asal Sekolah Item SDN N SDK G SDN J SD KJB SDN SB 1 3 3 3 3 0 1 2 2 1 2 0 2 3 2 2 2 0 3 2 2 2 2 0 4 2 2 2 2 0 1 2 2 1 3 0 2 1 1 1 2 0 1 2 3 2 2 0 2 2 2 3 2 0 3 2 2 3 2 0 1 2 3 2 3 0 2 1 3 2 3 0 3 2 3 2 3 0 4 2 3 2 3 0 1 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 3 2 2 3 3 0 4 2 2 3 2 0 1 2 2 1 2 0 2 2 2 2 2 0 3 3 2 2 2 0 1 2 2 3 2 0 2 2 2 2 3 0 3 3 2 1 2 0 4 2 2 2 3 0 5 2 2 2 3 0 1 3 2 1 2 0 2 2 2 1 2 0 3 2 2 0 2 0 4 Total Skor 1 62 2 65 1 56 2 70 0 0 Nilai 68,89 72,22 62,22 77,78 0,00 A. Identitas Mata Pelajaran B. Perumusan Indikator C. Perumusan Tujuan Pembelajaran D. Pemilihan Materi Ajar E. Pemilihan Sumber Belajar F. Pemilihan Media Belajar G. Metode Pembelajaran H. Skenario Pembelajaran I. Rancangan Penilaian Autentik PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 101 Tabel 4.3 hasil penilaian RPPH lima SD di Yogyakarta menunjukkan bahwa 2 dari 5 sekolah memiliki peringkat nilai “cukup” sedangkan sisanya masih tergolong “kurang”. Hasil tersebut menunjukkan bahwa guru membutuhkan RPPH dengan peringkat yang lebih baik untuk pembelajarannya di kelas. Peneliti melakukan penilaian terhadap silabus yang digunakan oleh guru. Hasil penilaian tersebut berupa data kuantitatif yang ditunjukkan pada tabel 4.4 Tabel 4.4 Hasil Penilaian Silabus lima SD di Yogyakarta Sekolah Aspek yang diamati Kelengkapan unsur - unsur silabus Keterkaitan antar komponen silabus No Item SDN N SDK G SDN J SD KJB SDN SB 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 0 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 4 1 0 1 1 0 5 1 0 1 1 1 6 0 1 1 0 1 7 1 1 1 1 1 8 1 1 1 0 1 9 0 1 0 1 1 Jumlah 17 18 19 18 19 Nilai 85 90 95 90 95 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 102 Tabel 4.4 hasil penilaian silabus dari lima SD di Yogyakarta menunjukkan bahwa 2 dari 5 sekolah memiliki peringkat nilai “amat baik” sedangkan sisanya masih tergolong “baik”. Hasil tersebut menunjukkan bahwa silabus yang digunakan oleh guru tidak perlu dilakukan perbaikan. Peneliti melakukan observasi untuk mengamati kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru di kelas. Hasil observasi tersebut berupa data kuantitatif yang ditunjukkan pada tabel 4.5 Tabel 4.5 Nilai Hasil Observasi 5 SD di Yogyakarta Sekolah Aspek yang diamati Item Ke SDN N SDK G SDN J SD KJB SDN SB 1 1 0 1 0 1 2 1 0 1 1 1 3 1 1 1 1 0 4 1 1 0 1 1 5 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 2 1 1 1 1 1 3 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 2 1 1 0 0 0 3 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 6 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 0 1 Kegiatan Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan Kegiatan Inti Penguasaan Materi Penerapan Strategi Pembelajaran yang mendidik Penerapan Pendekatan Saintifik PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 103 Sekolah Aspek yang diamati Penerapan Proses Pembelajaran Tematik Terpadu Pemanfaatan Sumber Belajar / Media dalam Pembelajaran Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran Penggunaan Bahasa yang Benar dan tepat dalam Pembelajaran Kegiatan Penutup Penutup Pembelajaran Item Ke SDN N SDK G SDN J SD KJB SDN SB 4 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 6 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 0 3 1 0 0 0 0 4 0 1 0 1 1 5 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 2 1 1 1 1 1 3 0 0 1 1 1 4 0 1 1 0 1 5 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 2 0 1 1 1 1 3 1 0 1 1 0 4 1 1 33 0 32 0 31 Jumlah 33 0 31 Nilai 75,00 70,45 75,00 72,73 70,45 Peringkat Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Tabel 4.5 hasil penilaian terhadap pembelajaran guru di kelas dari lima SD di Yogyakarta menunjukkan semuanya memenuhi kriteria “cukup”. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru perlu ditingkatkan pada beberapa bagian misalnya dalam menghasilkan pesan yang menarik terkait dengan media dan menumbuhkan partisipasi aktif siswa yang dapat dilakukan dengan mengakomodasikan permainan anak didalamnya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 104 Akumulasi hasil penilaian RPP, silabus, dan observasi praktik mengajar guru menghasilkan data kuantitatif yang ditunjukkan pada tabel 4.6 Tabel 4.6 Hasil pengumpulan data kuesioner penilaian silabus RPPH dan obsevasi Nama SD Kuesioner RPPH Silabus observasi SDN N 69,0 85 75,0 SDK G 72,2 90 70,4 SDN J 62,2 95 75,0 SD KJB 77,7 90 72,7 SDN SB 0,00 96 70,4 Rerata 56,22 91,2 72,7 Kurang Amat Baik Cukup Kualitas Tabel 4.6 menunjukkan bahwa silabus yang digunakan guru sudah “amat baik”, pembelajaran yang dilakukan sudah “cukup” namun RPPH tergolong masih “kurang”. Kategori penggolongan kualitas tersebut sesuai dengan tabel 4.7 Tabel 4.7 Tabel Kriteria Peringkat Kualitas RPPH Peringkat Amat Baik (AB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K) Nilai 90<AB≤100 80<B≤90 70<C≤80 ≤70 Peneliti melihat bahwa dokumentasi yang dilakukan terhadap RPPH menunjukkan bahwa masih ada beberapa kekurangan dalam penyusunan RPPH. Kekurangan tersebut diantaranya yaitu misalnya perumusan tujuan pembelajaran yang belum memenuhi kelengkapan A, B, C, D (Audience, Behavior, Condition, Degree). Metode yang digunakan belum sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penilaian yang disusun belum sesuai indikator, dan perangkat penilaian (soal, kunci jawaban dan rubrik penilaian) belum lengkap. Kegiatan pembelajaran tidak PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 105 mengembangkan materi dengan pendekatan saintifik atau 5M (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, mengkomunikasikan). Penilaian dokumentasi, dapat diketahui bahwa guru belum memahami komponen RPPHsesuai kurikulum 2013. Hasil wawancara, observasi dan dokumentasi menunjukkan bahwa pelaksanaan kurikulum 2013 belum optimal. Permasalahan tersebut tampak dari kurangnya pengetahuan guru tentang kurikulum 2013 terutama dalam penyusunan RPPH, sulitnya menyusun penilaian, dan belum terlihatnya unsur pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran. Masalah utama yang terjadi terkait implementasi kurikulum 2013 disimpulkan oleh peneliti yaitu pada penyusunan RPPH. Guru hendaknya menyusun RPPH yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Hasil wawancara siswa menunjukkan bahwa mereka membutuhkan variasi kegiatan dalam pembelajaran seperti permainan. Kebutuhan siswa tersebut juga diperkuat oleh pernyataan guru yang mengatakan bahwa beliau membutuhkan metode pembelajaran yang menarik seperti permainan sehingga kelasnya menjadi lebih hidup dan menarik pembelajarannya. Pernyataan dari guru dan siswa tersebut menjadi alasan kuat bagi peneliti untuk menghasilkan produk berupa RPPH berbasis permainan anak. 4.1.2.2.Prosedur Penyusunan RPPH Berbasis Permainan Anak Kelas I SD Subtema Gemar Berolahraga Bagian ini akan menjelaskan tahapan kedua, yaitu tentang pengembangan produk untuk menjawab pertanyaan penelitian yang kedua mengenai prosedur pengembangan RPPH. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 106 4.1.2.2.1. Pengembangan Produk Bagian ini terdiri dari kajian literatur untuk menentukan standar isi, kelas, tema, subtema dan permainan yang akan dikembangkan dalam RPPH. Langkah selanjutnya adalah analisis Kompetensi Dasar, Indikator, tujuan pembelajaran dan analisis kebutuhan siswa serta menuliskan indikator dan tujuan pembelajaran. Masing-masing langkah akan dijabarkan di bawah ini. 4.1.2.2.1.1 Kajian Literatur untuk Menentukan Standar Isi, Kompetensi Dasar, Kelas, Tema dan Subtema Peneliti melakukan kajian literatur untuk menentukan standar isi, kompetensi dasar, kelas, tema, dan subtema. Penyusunan RPPH ini berawal dari sebuah penelitian kolaborasi yang beranggotakan 15 orang peneliti. Peneliti dalam menyusun RPPH ini memperhatikan standar isi dan standar proses serta mengacu pada Kurikulum 2013. Penentuan kelas, tema, subtema dalam penyusunan RPPH ini melalui Focus Group Disscusion (FGD). Hasil dari Focus Group Disscusion (FGD) dari awal perencanaan hingga penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian berbasis permainan anak secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.8 Tabel 4.8 Hasil Focus Group Disscussion No Tanggal Pertemuan Topik Studi literature dan potensi masalah 1. 02 September 2014 2. 05 September 2014 Instrumen studi pendahuluan Hasil Pembahasan Berdasarkan kajian literature dan potensi masalah dari anggota kelompok kolaratif di PLL menemukan adanya permasalahan terkait implementasi kurikulum 2013 Membuat pedoman wawancara, observasi, dan kuesioner penilaian silabus Tema/ sentral Implemantasi kurikulum 2013 Penyusunan Instrumen Penelitian PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No 3 Tanggal Pertemuan 12 September2014 Topik Analisis kebutuhan Pembagian kelompok 4 16 September 2014 Focus objek penelitian kelas 1 & 4 5 19 September2014 6 24 September 2014 Mendaftar permainan Revisi objek penelitian 7 27 September 2014 8 29 September 2014 Pembagian Tema dan subtema Sharing format penyusunan produk 9 2Oktober 2014 Hasil Pembahasan dan RPPH Pengumpulan data dari anggota kelompok yang menghasilkan kesimpulan bahwa guru kesulitan dalam menyusun RPP Objek penelitian diajukan kelas 1-5 SD, dari 15 anggota group disscus dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu setiap kelas terdiri dari 3 orang peneliti. Terdapat 2 usulan untuk fokus penelitian pada kelas I dan kelas kelas 4 dengan asumsi buku pegangan sudah direvisi. Mendaftar permainan dan pertemuan yang akan diberi permainan. Mengkaji Kompetensi Dasar dan indikator, berdasarkan hal tersebut maka objek difokuskan untuk kelas satu. Dengan alasan indikator sesuai diakomodasikan dengan permainan Pembagian tema dan subtema dilakukan melalui undian. Hasil analisis kebutuahan masing-masing guru menunjukkan perbedaan kebutuhan format penyusunan. Mempertimbangkan hal tersebut maka diputuskan pembuatan produk disesuaikan dengan guru yang akan dijadikan subyek ujicoba terbatas 107 Tema/ sentral Objek penelitian Focus objek penelitian Daftar permainan Objek penelitian Pembagian Tema Produk Tabel 4.8 menunjukkan tentang literatur penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian berbasis permainan anak yang dilakukan di dalam Focus Group Disscousion (FGD). Peneliti bersama Focus Group Disscousion (FGD) membahas tentang penentuan objek dan subjek penelitian dengan menghasilkan produk yang akan dikembangkan berupa RPPH serta pembagian kelas untuk PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 108 setiap kelompok. Peneliti memfokuskan untuk melakukan penelitian pada kelas I. Kelas I dipilih karena mempertimbangkan perkembangan peserta didik yang masih dalam tahap operasional konkret dan membuat model pembelajaran yang berbasis permainan sesuai dengan minat peserta didik dan karakter anak usia dini. Tahapan berikutnya melalui Focus Group Disscousion (FGD) peneliti mendapat bagian untuk tema 2 kegemaranku dan mendapat subtema 1 gemar berolahraga. Peneliti selanjutnya menyusun 6 (enam) rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) dengan memasukkan metode permainan anak di dalamnya. 4.1.2.2.1.2 Analisis Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran dan Analisis Kebutuhan Siswa Tahap ini membahas mengenai analisis kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran. Analisis kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran dilakukan setelah peneliti mendapatkan tema dan subtema yang akan diteliti. Peneliti mendapatkan tema kedua yaitu “Kegemaranku” pada subtema pertama yaitu “Gemar Berolahraga” yang terdapat pada semester satu. Analisis ini dilakukan agar peneliti mampu menulis indikator dan tujuan pembelajaran yang tepat serta sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Hal yang menjadi perhatian peneliti dalam melakukan analisis ini diantaranya mengenai pengakomodasian permainan anak yang sesuai dengan kompetensi dasar, indikator serta tujuan pembelajarannya. Permainan anak dipilih karena sesuai dengan tingkat perkembangan siswa kelas 1 SD. Pada usia 6-11 tahun anak memiliki dunia bermain Bermain adalah suatu kegiatan yang serius namun PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 109 menyenangkan bagi seorang anak (Semiawan: 2008). Jenis permainan yang diterapkan kedalam RPPH telah disesuaikan dengan materi. Permainan yang digunakan telah dimodifikasi sehingga dapat digunakan untuk membantu penyampaian materi kepada siswa. Peneliti menggunakan empat jenis permainan yang diakomodasikan dalam empat pembelajaran yaitu “mencari pasangan”, “dhakon”, “wilwa”, dan “engklek”. Permainan-permainan tersebut diakomodasikan pada pembelajaran ke 1, 2, 4, dan 5. Peneliti memilih permainan tersebut karena dianggap sesuai dengan indikator dan materi yang terdapat dalam subtema “gemar berolahraga”. Permainan “mencari pasangan” digunakan untuk memudahkan siswa dalam mempelajari macam-macam jenis olahraga serta alat yang digunakan. Permainan “dhakon” digunakan untuk membantu siswa dalam menanamkan konsep deret bilangan berpola. Permainan “wilwa” dipilih karena dianggap lebih mengarahkan siswa dalam pembuktian reaksi tubuh setelah berolahraga. Permainan terakhir yang dipilih adalah Permainan “engklek”. Permainan “engklek” digunakan untuk membantu siswa dalam belajar membandingkan ukuran panjang. 4.1.2.2.1.3 Menulis Indikator dan Tujuan Pembelajaran Indikator dan tujuan pembelajaran dapat dilakukan apabila sebelumnya telah dilakukan analisis terlebih dahulu. Indikator menjadi dasar untuk pengembangan materi dan proses pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar dengan mengacu pada Kurikulum 2013. Peneliti mengembangkan indikator sesuai dengan kompetensi dasar yang sudah ada pada buku panduan untuk guru. Pengembangan indikator disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, namun PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 110 tidak lepas dari materi pembelajaran yang akan diajarkan. Peneliti juga mengembangkan tujuan pembelajaran dengan melihat kesesuaian dengan indikator yang akan dicapai. Kemudian dari indikator tersebut, peneliti menuliskan tujuan pembelajaran dengan memperhatikan kelengkapan A, B, C, D (Audience, Behaviour, Condition, Degree) didalamnya. 4.1.2.3.Kualitas Penelitian RPPH Berbasis Permainan Anak Kelas I SD pada Subtema Gemar Berolahraga Kualitas produk RPPH diperoleh melalui validasi produk oleh ahli. Bagian ini akan menjelaskan kualitas produk RPPH berdasarkan validasi produk, hasil validasi ahli, dan revisi produk. 4.1.2.3.1. Validasi Produk Validasi produk dilakukan sebelum produk digunakan untuk uji coba terbatas. Validasi dilakukan oleh pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk yang dirancang oleh peneliti. Validasi dilakukan oleh 12 pakar yang kompeten dalam bidangnya yaitu (1) guru, (2) ahli bidang pembelajaran, (3) ahli IPA, (4) kepala sekolah, (5) ahli permainan anak, (6) ahli matematika, (7) ahli bahasa Indonesia, (8) ahli SBdP, (9) ahli PPKn, (10) ahli PJOK, (11) ahli kurikulum, dan (12) ahli IPS. Penilaian validasi berupa kuesioner yang diambil dari sumber dikti. Kuesioner tersebut menunjukkan penskoran secara kuantitatif. Jumlah skor maksimal yang diperoleh peneliti adalah 90. Perhitungan penilaian RPPH menggunakan rumus berikut. Rumus skor penilaian Nilai = X 100 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 111 Hasil penskoran yang telah dilakukan kemudian dikelompokkan kedalam beberapa kriteria untuk mengetahui tingkat kualitas produk yang dihasilkan. Kriteria penilaian diambil dari instrumen penilaian RPPH yang berpedoman pada Dikti. Kriteria penskoran dalam kuesioner dapat ditunjukkan pada tabel 4.9 berikut: Tabel 4.9 Kriteria Penilaian PERINGKAT Amat Baik (AB) Baik(B) Cukup (C) Kurang (K) NILAI 90<AB<100 80<B≤90 70<C≤80 ≤70 Validasi produk dilakukan dengan 12 ahli dengan tujuan mengetahui kelayakan dan kualitas produk sebelum di uji cobakan. RPPH dalam satu pertemuan akan direvisi jika perolehan rerata keseluruhan dari para ahli ≤80. Berikut ini adalah rekapitulasi para ahli terhadap 6 pembelajaran yang telah dibuat. 4.1.2.3.1.1 Hasil Data Validasi oleh Pakar untuk RPPH Pembelajaran 1 Hasil rekapitulasi validasi kuantitatif produk RPPH pembelajaran 1 oleh validator dapat dilihat pada tabel 4.10 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 112 Tabel 4.10 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Ratarata Item 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2,92 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2,83 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2,75 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2,83 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2,75 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2,75 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2,58 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2,75 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2,75 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 1 2 2,50 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2,83 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2,83 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2,75 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2,75 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 2,75 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 2,67 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 1 2 2,58 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2,67 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 1 3 2,67 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 1 2 2,58 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2,67 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2,92 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2,67 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 2 2,58 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 1 2 2,58 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2,92 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2,75 Validator Item A. Identitas Mata Pelajaran 1 1 B. Perumusan Indikator 2 3 4 C. Perumusan Tujuan Pembelajara n 1 2 1 D. Pemilihan Materi Ajar 2 3 1 E. Pemilihan Sumber Belajar 2 3 4 1 F. Pemilihan Media Belajar 2 3 4 G. Metode Pembelajara n 1 2 3 1 H. Skenario Pembelajara n 2 3 4 5 I. Rancangan 1 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 Ratarata Item 2,75 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2,83 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 1 3 2,67 Total Skor 84 90 82 90 89 78 77 86 87 90 55 74 81,83 Nilai 93,33 100 91,11 100 98,88 86,66 85,55 95,55 96,66 100 61,11 82,22 82,22 Peringkat AB AB AB AB AB B B AB AB AB K B 113 B Validator Item Penilaian Autentik 2 3 4 Nilai = 81.83 90 X 100 = 90,92 Tabel 4.10 menunjukkan hasil rekapitulasi validasi ahli pada pembelajaran 1 yang telah di lakukan oleh para ahli menunjukkan jumlah skor ahli dengan jumlah rata-rata 81,83 dan rata-rata per item berjumlah 2,73. Dari skor ahli dilakukan perhitungan dengan rumus dan menghasilkan nilai akhir untuk penilaian pembelajaran 1 sebanyak 90,92. Menurut kriteria penilaian, skor 90,92 termasuk dalam kategori “Amat Baik” (AB) dengan rentang nilai 90 < AB < 100. Namun peneliti tetap melakukan revisi sesuai saran dan komentar para ahli yang dapat dilihat pada tabel 4.11 Tabel 4.11 Rekapitulasi validasi kualitatif pembelajaran 1 No 1 Ahli IPA Saran dan Komonetar a. Buat rubrik penilaian, biar Tindak Lanjut Memperbaiki rubrik penilaian penilaian mudah dan tidak meraba-raba. b. Gunakan acuan buku guru (babon) milik Negara. 2 Kepala Sekolah Sebaiknya kegiatan pembelajaran dijadikan satu kolom saja. Merubah kegiatan pelbelajaran menjadi satu kolom. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No Ahli Saran dan Komonetar 3 Matematika a. b. 4 Bahasa Indonesia a. b. c. 114 Tindak Lanjut Secara keseluruhan baik Mencantumkan tata cara Tata cara penggunaan kuartet permainan dalam lampiran RPPH dan soalnya sebaiknya dilampirkan juga Rubrik penilaian praktik a. Membuat rubric penilaian membaca nyaring perlu tentang praktikmembaca disiapkan nyaring Bahan ajar berwarna lebih sesuai b. Membuat bahan ajar yang untuk anak berwarna Papan tulis sebagai alat dan c. Membenarkan bagian alat dan bahan pembelajaran? bahan pembelajaran 4.1.2.3.1.2 Hasil Data Validasi oleh Pakar untuk RPPH Pembelajaran 2 Hasil rekapitulasi validasi kuantitatif produk RPPH pembelajaran 2 oleh validator dapat dilihat pada tabel 4.12 Tabel 4.12 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 Ratarata Item 2,92 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2,92 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2,67 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2,67 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2,75 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2,75 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2,50 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2,83 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2,67 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 1 2 2,58 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2,83 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2,83 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2,75 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2,75 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 1 2 2,42 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 1 3 2,67 Validator Item A. Identitas Mata Pelajaran 1 1 B. Perumusan Indikator 2 3 4 C. Perumusan Tujuan Pembelajaran 1 2 1 D. Pemilihan Materi Ajar 2 3 1 E. Pemilihan Sumber Belajar 2 3 4 F. Pemilihan Media Belajar 1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 1 3 Ratarata Item 2,58 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 1 2 2,58 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 1 3 2,58 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 1 3 2,67 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2,75 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2,92 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2,75 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 2 2,58 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 1 2 2,50 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2,83 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2,75 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2,75 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2,67 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 1 3 2,58 Total Skor 85 90 87 79 89 73 76 85 90 90 54 74 81 Nilai 100 96,66 87,77 98,88 81,11 84,44 94,44 60 82,22 82,22 B B 1 Rancangan Penilaian Autentik 2 3 4 Peringkat K 5 100 4 AB 3 100 H. Skenario Pembelajaran AB 2 AB 1 B 3 B 2 AB G. Metode Pembelajaran B 1 AB 4 AB 3 AB Validator Item I. 115 94,44 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81 Nilai = 90 X 100 = 90 Tabel 4.12 menunjukkan hasil rekapitulasi validasi ahli pada pembelajaran 2 yang telah di lakukan oleh para ahli menunjukkan jumlah skor ahli dengan jumlah rata-rata 81 dan rata-rata per item berjumlah 2,70. Dari skor ahli dilakukan perhitungan dengan rumus dan menghasilkan nilai akhir untuk penilaian pembelajaran 2 sebanyak 90. Menurut kriteria penilaian, skor 90 termasuk dalam kategori “Baik” (B) dengan rentang nilai 80 < AB ≤ 90. Namun peneliti juga PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 116 melakukan revisi sesuai saran dan komentar para ahli yang dapat dilihat pada tabel 4.13 Tabel 4.13 Rekapitulasi validasi kualitatif pembelajaran 2 No Ahli Saran dan Komonetar Tindak Lanjut 1 IPA Kembangkan lagi rubrik penilaian pada instrument penilaian RPPH (tidak sesuai, lengkap sebagian, lengkap seluruhnya) Memperbaiki rubrik penilaian 2 Kepala Sekolah Sebaiknya kegiatan pembelajaran dijadikan satu kolom saja. Merubah kegiatan pembelajaran menjadi satu kolom. 3 Matematika a. a. Melampirkan cara b. 4 Bahasa Indonesia Penggunaan dakon dalam pembelajaran pola bilangan sebaiknya dilampirkan Cek tujuan pembelajaran matematika poin Amasihkah menggunakan gambar? a. Papan tulis sebagai media pembelajaran? b. Bahan ajar berwarna c. Kisi-kisi penialaian perlu ditambahkan b. a. b. c. penggunaan dakon dalam RPPH Mengecek ulang tujuan dan melakukan revisi pada bagian yang kurang sesuai. Membenarkan bagian media pembelajaran Membuat bahan ajar yang berwarna Melengkapi kisi-kisi penilaian PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 117 4.1.2.3.1.3 Hasil Data Validasi oleh Pakar untuk RPPH Pembelajaran 3 Hasil rekapitulasi validasi kuantitatif produk RPPH pembelajaran 3 oleh validator dapat dilihat pada tabel 4.14 Tabel 4.14 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 Ratarata Item 2,92 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2,92 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2,75 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2,92 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2,75 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2,75 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2,50 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2,58 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2,75 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 1 2 2,42 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2,67 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2,67 2 3 2 2 3 1 3 3 3 3 3 3 2,58 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2,58 3 3 3 2 3 2 1 3 3 3 1 2 2,42 3 3 3 2 3 2 1 3 3 3 1 3 2,50 3 3 2 2 3 2 1 3 3 3 1 3 2,42 3 3 3 2 3 2 1 3 3 2 2 2 2,42 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 1 3 2,50 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 1 2 2,58 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2,75 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2,83 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2,67 Validator Item A. Identitas Mata Pelajaran 1 1 B. Perumusan Indikator 2 3 4 C. Perumusan Tujuan Pembelajaran 1 2 1 D. Pemilihan Materi Ajar 2 3 1 E. Pemilihan Sumber Belajar 2 3 4 1 F. Pemilihan Media Belajar 2 3 4 1 G. Metode Pembelajaran 2 3 H. Skenario Pembelajaran 1 2 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 1 2 Ratarata Item 2,50 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 1 2 2,50 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2,75 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2,58 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2,83 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2,67 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 1 3 2,58 85 90 86 70 89 69 71 87 87 88 55 74 79,25 Validator Item 3 4 5 1 I. Rancangan Penilaian Autentik 2 3 4 Total Skor 118 79,25 90 82,22 61,11 B B C 97,77 AB 96,66 AB 96,66 AB 78,88 C 76,66 C 98,88 AB 77,77 95,55 100 Nilai = C Peringkat AB AB Nilai AB 94,44 82,22 X 100 = 88,05 Tabel 4.14 menunjukkan hasil rekapitulasi pada pembelajaran 3 yang telah di lakukan oleh para ahli menunjukkan jumlah rata-rata 79,25 dan rata-rata per item berjumlah 2,64. Dari skor tersebut dilakukan perhitungan dengan rumus dan menghasilkan nilai akhir untuk penilaian pembelajaran 3 sebanyak 88,05. Menurut kriteria penilaian, skor 88,05 termasuk dalam kategori “Baik” (B) dengan rentang nilai 80 < AB ≤ 90. Namun peneliti juga melakukan revisi sesuai dengan saran dan komentar para ahli yang dapat dilihat pada tabel 4.15 Tabel 4.15 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 3 No 1 Ahli IPA Saran dan Komonetar a. b. Kriteria perhitungan yang benar ya! Sesuaikan dengan buku babon Tindak Lanjut a. b. Merevisi criteria perhitungan Lebih mencermati buku guru kemudian merevisi kesalahan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No Ahli Saran dan Komonetar Tindak Lanjut 2 Kepala Sekolah (buku guru). Pendekatan saintifik harusnya lengkap. Diteliti lagi antara tujuan dan materi kurang singkron 3 Matematika a. c. c. b. 4 Bahasa Indonesia a. b. c. d. 119 Mensingkronkan tujuan pembelajaran dengan materinya Dalam tujuan pembelajaran PJOK a. melalui kegiatan sepak bola …(tidak ada diaktivitas) b. Muatan pembelajaran PPKn mengidentifikasi 3 aturan sederhana di sekolah belum muncul Teks deskriptif tentang anggota tubuh (indikator 3.1.1) perlu dikembangkan Bahan kalimat yang akan dibisikkan belum tertulis. Bahan ajar perlu berwarna, kisikisi? Papan tulis sebagai media? Melengkapi pendekatan saintifk dalam RPPH a. b. c. d. Melengkapi kegiatan pembelajaran pada RPPH Melengkapi kegiatan identifikasi 3 aturan sederhana di sekolah yang belum muncul Mengembangkan teks deskriptif pada indicator 3.1.1 Menuliskan kalimat yang akan dibisikkan pada lampiran RPPH Membuat bahan ajar yang berwarna dan melengkapi kisi-kisi Membenarkan bagian media pembelajaran 4.1.2.3.1.4 Hasil Data Validasi oleh Pakar untuk RPPH Pembelajaran 4 Hasil rekapitulasi validasi kuantitatif produk RPPH pembelajaran 4 oleh validator dapat dilihat pada tabel 4.16 Tabel 4.16 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 Ratarata Item 2,92 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2,83 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2,58 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2,83 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2,75 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2,83 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2,58 Validator Item A. Identitas Mata Pelajaran 1 1 B. Perumusan Indikator 2 3 4 C. Perumusan Tujuan Pembelajaran 1 2 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 Ratarata Item 2,67 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 2 2,67 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 2 2,58 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2,75 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2,67 3 3 2 2 3 1 3 3 3 3 3 3 2,67 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2,58 3 3 3 2 3 2 1 3 3 2 1 2 2,33 3 3 3 2 3 2 1 3 3 3 1 3 2,50 3 3 2 2 3 2 1 3 3 3 1 2 2,33 2 3 3 2 3 2 1 2 3 3 1 2 2,25 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 1 2 2,50 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 1 3 2,50 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2,83 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2,83 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2,50 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 1 2 2,50 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 2 2,58 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2,75 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2,58 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2,75 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2,67 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 1 2 2,50 85 90 86 62 89 74 72 86 87 89 54 72 78,83 5 1 I. Rancangan Penilaian Autentik 2 3 4 Total Skor Nilai Peringkat Nilai = 78.83 90 X 100 = 87,58 80 80 4 B 3 60 H. Skenario Pembelajaran C 2 98,88 1 AB 3 96,66 2 AB G. Metode Pembelajaran 95,55 1 AB 4 80 3 C 2 82,22 F. Pemilihan Media Belajar C 1 98,88 4 AB 3 68,88 2 C E. Pemilihan Sumber Belajar 95,55 1 AB 3 100 2 AB D. Pemilihan Materi Ajar AB 1 94,44 Validator Item 120 B PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 121 Tabel 4.16 menunjukkan hasil rekapitulasi pada pembelajaran 4 yang telah di lakukan oleh para ahli menunjukkan jumlah rata-rata 78,83 dan rata-rata per item berjumlah 2,63. Dari skor tersebut dilakukan perhitungan dengan rumus dan menghasilkan nilai akhir untuk penilaian pembelajaran 4 sebanyak 87,58. Menurut kriteria penilaian, skor 87,58 termasuk dalam kategori “Baik” (B) dengan rentang nilai 80 < AB ≤ 90. Namun peneliti juga melakukan revisi sesuai saran dan komentar para ahli yang dapat dilihat pada tabel 4.17 Tabel 4.17 Rekapitulasi validasi kualitatif pembelajaran 4 No Ahli Saran dan Komonetar Tindak Lanjut 1 IPA Lihat pada RPP yang lain Merevisi sesuai dengan komentar dan saran pada RPPH lain 2 Kepala Sekolah Sebaiknya kegiatan pembelajaran dijadikan satu kolom saja. Merubah kegiatan pembelajaran menjadi satu kolom. 3 Matematika a. Permainan engklek ada di lampiran tetapi tidak muncul diaktivitas. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia mempraktikkan kegiatan berterima kasih belum muncul pada aktivitas, hanya mengamati teman. Ada aktivitas role playing yang tidak tertulis di metode pembelajaran. a. Teks deskriptif tentang anggota tubuh mana? Bahan ajar berwarna Kisi-kisi penilaian? Papan tulis sebagai media pembelajaran a. b. c. 4 Bahasa Indonesia a. b. c. d. b. c. b. c. d. mengecek ulang dan merevisi kegiatan pembelajaran agar sesuai. Merevisi kegiatan pembelajaran agar praktik kegiatan berterimakasih nampak lebih jelas. Melengkapi metode pembelajaran agar sesuai dengan kegiatan pembelajaran. Melenngkapi teks deskriptif tentang anggota tubuh pada lampiran. Membuat bahan ajar yang berwarna Melengkapi kisi-kisi penilaian Merevisi bagian media pembelajaran PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 122 4.1.2.3.1.5 Hasil Data Validasi oleh Pakar untuk RPPH Pembelajaran 5 Hasil rekapitulasi validasi kuantitatif produk RPPH pembelajaran 5 oleh validator dapat dilihat pada tabel 4.18 Tabel 4.18 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 Ratarata Item 2,92 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2,92 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2,75 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2,83 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2,75 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2,75 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2,58 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2,83 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 2 2,67 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 2 2,67 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2,67 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2,75 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 3 3 2,67 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2,67 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2,50 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 1 3 2,58 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 1 3 2,50 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2,58 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 2 2,67 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 1 3 2,67 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2,75 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2,83 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2,58 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 1 2 2,58 Validator Item A. Identitas Mata Pelajaran 1 1 B. Perumusan Indikator 2 3 4 C. Perumusan Tujuan Pembelajaran 1 2 1 D. Pemilihan Materi Ajar 2 3 1 E. Pemilihan Sumber Belajar 2 3 4 1 F. Pemilihan Media Belajar 2 3 4 1 G. Metode Pembelajaran 2 3 1 H. Skenario Pembelajaran 2 3 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 2 Ratarata Item 2,58 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2,75 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2,58 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2,58 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2,75 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 1 3 2,67 86 90 88 66 89 81 76 85 90 89 54 73 80,58 Nilai = 80.58 90 81,11 B 60 K 98,88 AB 100 AB 94,44 AB 90 84,44 B Peringkat B Nilai AB Total Skor 95,55 4 98,88 3 AB 2 73,33 Rancangan Penilaian Autentik C I. 97,77 1 AB 5 AB 4 100 Validator Item 123 81,11 B X 100 = 89,53 Tabel 4.18 menunjukkan hasil rekapitulasi pada pembelajaran 5 yang telah di lakukan oleh para ahli menunjukkan jumlah rata-rata 80,58 dan rata-rata per item berjumlah 2,69. Dari skor tersebut dilakukan perhitungan dengan rumus dan menghasilkan nilai akhir untuk penilaian pembelajaran 5 sebanyak 89,53. Menurut kriteria penilaian, skor 89,53 termasuk dalam kategori “Baik” (B) dengan rentang nilai 80 < AB ≤ 90. Namun peneliti juga melakukan revisi sesuai saran dan komentar para ahli yang dapat dilihat pada tabel 4.19 Tabel 4.19 Rekapitulasi validasi kualitatif pembelajaran 5 No Ahli Saran dan Komonetar Tindak Lanjut 1 IPA Sama dengan penilain RPP yang lain Merevisi sesuai dengan komentar dan saran pada RPPH lain 2 Kepala Sekolah Materi belum lengkap Boneka? Melengkapi materi pada lampiran RPPH PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No Ahli 3 Matematika 4 Bahasa Indonesia Saran dan Komonetar 124 Tindak Lanjut a. b. Bagus Tertib belum masuk pada penilaian sikap Tidak terdapat mata pelajaran Bahasa Indonesia yang perlu saya validasi Melengkapi penilaian sikap 4.1.2.3.1.6 Hasil Data Validasi oleh Pakar untuk RPPH Pembelajaran 6 Hasil rekapitulasi validasi kuantitatif produk RPPH pembelajaran 6 oleh validator dapat dilihat pada tabel 4.20 Tabel 4.20 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 Ratarata Item 2,92 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2,75 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2,83 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2,75 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2,83 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2,92 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2,58 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2,83 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2,83 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2,75 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2,92 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2,75 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 2 2,67 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2,75 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 1 1 2,42 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 1 2 2,50 3 3 2 3 3 2 1 3 3 3 1 2 2,42 2 3 3 3 3 2 1 2 3 2 1 2 2,25 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 1 2 2,58 Validator Item A. Identitas Mata Pelajaran 1 1 B. Perumusan Indikator 2 3 4 C. Perumusan Tujuan Pembelajaran 1 2 1 D. Pemilihan Materi Ajar 2 3 1 E. Pemilihan Sumber Belajar 2 3 4 1 F. Pemilihan Media Belajar 2 3 4 G. Metode 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 1 3 Ratarata Item 2,67 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2,83 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2,92 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2,75 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2,75 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 1 3 2,58 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2,83 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2,67 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2,75 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2,75 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 2 2,67 85 90 85 90 89 75 75 86 90 89 54 69 81,42 76,66 Nilai = 81.42 90 C 60 K 98,88 AB Peringkat 100 Nilai AB Total Skor 95,55 4 AB 3 83,33 2 B Rancangan Penilaian Autentik 83,33 I. B 1 98,88 5 AB 4 100 3 AB H. Skenario Pembelajaran 94,44 2 AB 1 100 3 AB 2 AB Pembelajaran 94,44 Validator Item 125 76,66 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI C X 100 = 90,46 Tabel 4.20 menunjukkan hasil rekapitulasi pada pembelajaran 6 yang telah di lakukan oleh para ahli menunjukkan jumlah rata-rata 81,42 dan rata-rata per item berjumlah 2,71. Dari skor tersebut dilakukan perhitungan dengan rumus dan menghasilkan nilai akhir untuk penilaian pembelajaran 6 sebanyak 90,46. Menurut kriteria penilaian, skor 90,46 termasuk dalam kategori “Amat Baik” (AB) dengan rentang nilai 90 < AB < 100. Namun peneliti juga melakukan revisi sesuai saran dan komentar para ahli yang dapat dilihat pada tabel 4.21 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 126 Tabel 4.21 Rekapitulasi validasi kualitatif pembelajaran 6 No Ahli Saran dan Komonetar Tindak Lanjut 1 IPA Rubrik penilaian di perjelas ya! Memperbaiki rubrik penilaian 2 Kepala Sekolah Sebaiknya kegiatan pembelajaran dijadikan satu kolom saja. Merubah kegiatan pembelajaran menjadi satu kolom. 3 Matematika Tujuan pembelajaran PPKn, siswa menjelaskan 3 contoh tata tertib … belum nampak pada aktivitas pembelajaran Melengkapi aktivitas pembelajaran terkait tujuan pembelajaran PPKn tentang contoh tata tertib Hasil penilaian dari 12 ahli/pakar secara garis besar menunjukkan bahwa produk RPPH memiliki peringkat “Baik dan Amat Baik” sehingga layak untuk dilakukan uji coba lapangan. Rekapitulasi nilai dan peringkat dari hasil validasi ahli secara lebih jelas dapat dilihat dalam tabel 4.22 Tabel 4.22 Rekapitulasi hasil validasi ahli Pertemuan Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 Pertemuan 5 Pertemuan 6 Rata-rata Nilai 90,92 90 88,05 87,58 89,53 90,46 89,42 Peringkat Amat Baik Baik Baik Baik Baik Amat Baik Baik Tabel 4.22 menunjukkan bahwa rata-rata nilai dari produk 6 pertemuan RPPH adalah 89,42. Rata-rata tersebut menunjukkan bahwa RPPH memperoleh peringkat “Baik”. Meskipun demikian, peneliti perlu melakukan revisi produk di beberapa bagian RPPH sesuai dengan komentar dan saran para ahli. Bagian yang direvisi pada produk RPPH ini meliputi perbaikan pada tujuan pembelajaran, membuat kegiatan pembelajaran menjadi satu kolom saja, melengkapi unsur saintifik yang ada pada pembelajaran, membuat bahan ajar menjadi berwarna, rubrik penilaian, melengkapi lampiran serta alat, bahan dan media dalam pembelajaran. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 127 Ahli Pembelajaran, permainan anak, SBdP, Penjaskes, IPS, PPKn dan guru tidak memberikan komentar dan saran dalam bentuk tulisan, namun mereka memberikan tanggapan secara langsung bahwa produk RPPH sudah baik dan memiliki komponen yang lengkap. 4.1.2.3.2 Revisi produk Revisi produk dilakukan berdasarkan penilaian ahli baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Jumlah skor penilaian yang diperoleh dari 12 ahli pada setiap pembelajaran diatas 80. Pembelajaran 1 dan 6 berada memiliki peringkat “Amat Baik” dan pembelajaran 2, 3, 4, 5 memiliki pada peringkat “Baik”. Revisi produk dilakukan apabila hasil jumlah skor yang diperoleh kurang dari 80. Kesimpulannya berdasarkan hasil validasi produk secara kuantitaif, maka peneliti tidak perlu melakukan revisi. Hasil validasi produk secara kualitatif yang diambil dari komentar dan saran dari para ahli dalam lembar validasi RPPH, menunjukkan bahwa terdapat beberapa bagian yang perlu di revisi. Mengacu pada komentar dan saran dari ahli tersebut maka, peneliti melakukan revisi untuk memperbaiki produk RPPH yang disusun. Bagian yang direvisi pada produk RPPH ini meliputi perbaikan pada tujuan pembelajaran, mensejajarkan kegiatan guru dengan siswa, melengkapi unsur saintifik yang ada pada pembelajaran, membuat bahan ajar menjadi berwarna, rubrik penilaian, melengkapi lampiran serta alat, bahan dan media dalam pembelajaran. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 128 4.1.2.4.Dampak RPPH Berbasis Permainan Anak Kelas 1 SD Subtema Gemar Berolahraga 4.1.2.4.1. Instrumentasi Persiapan Uji Coba 4.1.2.4.1.1. Validasi Kuesioner Pendapat Siswa Kuesioner pendapat siswa terkait uji coba terbatas telah divalidasi oleh guru kelas I SD. Guru kelas I SD memberikan validasi berupa conten dan face. Validasi conten berisi masukan terhadap isi dari kuesioner agar lebih mudah dipahami oleh siswa, dan validasi face berupa komentar guru terhadap tampilan dari kuesioner. Hasil validasi kuesioner pendapat siswa berisi ungkapan guru yang menyatakan untuk menambahkan emoticon menjadi tiga jenis simbol ekspresi yang berbeda. Simbol ekspresi yang tadinya hanya memuat dua emoticon sekarang diubah menjadi tiga emoticon sesuai dengan saran dari guru kelas. 4.1.2.4.1.2. Validasi Soal Pre-Test dan Post-Test Peneliti memberikan Pre-Test dan Post-test sebelum dan sesudah uji coba. Tes yang diberikan berupa 25 soal pilihan ganda untuk mengetahui keberhasilan produk. Soal tersebut terdiri dari muatan Matematika, PPKn, Bahasa Indonesia, SBdP dan PJOK. Peneliti membuat soal tersebut mengacu pada kisi-kisi berdasarkan kompetensi dasar pada aspek pengetahuan. Kisi-kisi soal tes yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.8 halaman 76. Soal yang digunakan untuk uji coba terbatas tersebut terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Jumlah soal yang diuji validitas tersebut yaitu sebanyak 40 item. Tipe soal yang digunakan dalam tes ini adalah pilihan ganda. Uji validitas dilakukan kepada siswa kelas II B SDN J sebanyak 31 anak. Uji validitas soal dilakukan dengan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 129 menggunakan korelasi point biserial. Nilai rpbi tabel dalam Sugiyono (2011) dengan taraf signifikansi 5% adalah 0,355 dan 1% adalah 0,456 dengan n = 31. Priyanto (2012) menyatakan bahwa suatu item dikatakan valid jika nilai positif dan r hitung ≥ r tabel, sebaliknya jika r hitung < r tabel maka dikatakan tidak valid. Penelitian ini menggunakan program SPSS 16.0 dalam menghitung validitas soal untuk meminimalisir kesalahan perhitungan yang disebabkan ketidaktelitian. Hasil validasi soal yang dibuat oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 4.23 Tabel 4.23 Hasil Uji Validitas Empirik Instrumen Tes No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 rpbihitung 0,361* 0,445* 0,077 0,620** 0,659** 0,537** 0,431* 0,451* 0 0,224 -,081 0,610** 0,714** 0 0,097 0 0,521** -,075 0,137 0,293 0,659** 0,640** 0,659** 0,589** 0,664** 0,636** 0,631** 0,029 0,203 0,513** rpbi-tabel 5% 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 rpbi-tabel 1% 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 Sig 2-tailed 0,046 0,012 0,679 0,000 0,000 0,002 0,015 0,011 . 0,225 0,663 0,000 0,000 . 0,606 . 0,003 0,688 0,464 0,110 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,878 0,272 0,003 Hasil Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 rpbihitung 0,088 0,497** 0,688** 0,726** 0,799** 0,649** 0,312 0,683** 0,233 0,422* rpbi-tabel 5% 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 rpbi-tabel 1% 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 Sig 2-tailed 0,637 0,004 0,000 0,000 0,000 0,000 0,088 0,000 0,206 0,018 130 Hasil Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid * correlation is significant at the 0.05 level (2 tailed) ** correlation is significant at the 0.01 level (2 tailed) Taniredja & Mustafidah (2011) menyatakan bahwa tanda ** yang berarti koefisien validitas sangat signifikan dengan tingkat kepercayaan 99%, sedangkan tanda * berarti tingkat kepercayaannya sebesar 95%. Berdasarkan uji empirik diperoleh 25 soal yang valid yaitu nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 12, 13, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 38 dan 40. Validnya soal dapat ditentukan dengan membandingkan nilai pada rpbi hitung dan rpbi tabel. Soal dikatakan valid jika rpbi hitung > rpbi tabel, sebaliknya jika rpbi hitung ≤ rpbi tabel maka dikatakan tidak valid. Peneliti menggunakan semua soal yang valid tersebut untuk dijadikan pre-test dan post-test. Kisi – kisi soal yang digunakan untuk instrumen pretest dan posttes dapat dilihat pada tabel 4.24 Tabel 4.24 Kisi-kisi soal Pre-test dan Post-test 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah. Muatan Pelajaran SBdP Kompetensi Dasar Indikator 3.1 Mengenal cara dan hasil 3.1.1 Mengidentifikasi karya seni ekspresi. No Soal Valid 1,4,6 No Soal Jadi 1,3,5 21,22 11,12 gambar sebagai karya seni ekspresi. 3.1.2 Mengidentifikasi syair sebuah lagu (terimakasihku) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Muatan Pelajaran Kompetensi Dasar 3.2 Mengenal pola irama lagu bervariasi menggunakan alat musik ritmis Matematika 3.1 Mengenal lambang bilangan dan mendeskripsikan kemunculan bilangan dengan bahasa yang sederhana. Indikator 3.2.1 Mengidentifikasi syair sebuah lagu (basri jago kasti). 3.1.1 Menyelesaikan operasi penjumlahan 3.11 Membandingkan dengan 3.11.1 Mengidentifikasi memperkirakan panjang benda berdasarkan suatu benda panjang pendeknya menggunakan istilah sehari-hari (lebih panjang dan lebih pendek) PPKn 3.2 Mengenal tata tertib 3.2.1 dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah 3.2.3 dan sekolah 3.2.4 Bahasa Indonesia Mengidentifikasi perbuatan tertib di rumah Mengidentifikasi aturan sederhana di sekolah Menjelaskan tata tertib permainan 131 No Soal Valid 25,26 No Soal Jadi 15,16 30 18 23,24 13,14 8 7 7 6 17,33,40 10,20,25 2 2 32 19 3.2 Mengenal teks 3.2.1 petunjuk/arahan tentang perawatan tubuh serta pemeliharaan kesehatan dan kebugaran tubuh dengan bantuan guru atau 3.2.2 teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosa kata bahasa daerah untuk membantu 3.2.4 pemahaman Menjelaskan tentang teks petunjuk pemeliharaan kebugaran tubuh Mengidentifikasi teks petunjuk pemeliharaan kesehatan tubuh Mengidentifikasi teks arahan kebugaran tubuh 5 4 3.3 Mengenal teks terima 3.3.1 kasih tentang sikap kasih sayang dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tertulis yang dapat diisi degan kosa kata bahasa daerah untuk membantu pemahaman Mengidentifikasi teks terimakasih 34,35 21,22 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Muatan Pelajaran PJOK Kompetensi Dasar Indikator 3.1 Mengetahui konsep gerak 3.1.1 Mengidentifikasi dasar lokomotor sesuai gerak lari sebagai dengan dimensi anggota gerak lokomotor tubuh yang digunakan, 3.1.2 Mengidentifikasi arah, ruang gerak, macam-macam hubungan, dan usaha, gerak lokomotor dalam berbagai bentuk 3.1.3 Mengidentifikasi permainan sederhana dan gerak lokomotor atau tradisional 3.3 Mengetahui konsep gerak 3.3.1 Mengidentifikasi dasar manipulative sesuai dengan dimensi anggota tubuh yang digunakan, arah, ruang gerak, hubungan dan usaha, dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan atau permainan tradisional 132 No Soal Valid 36 No Soal Jadi 23 38 24 27 17 12,13 8,9 gerak manipulatif Setelah soal tersebut di uji kevalidasnya, maka peneliti melakukan uji reliabilitas. Reliabiitas 25 soal yang untuk instrumen pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel 4.25 Tabel 4.25 Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Cronbach's Alpha .921 Items N of Items .927 25 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 133 Tabel 4.26 Kriteria Koefisien Reliabilitas Interval koefisien reliabilitas Kualitatif 0,91 – 1,00 Sangat tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah Negatif – 0,20 Sangat rendah Sumber: Sugiyono (2011) Hasil uji reliabilitas pada tabel 4.25 menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha Instrumen pretest dan postest adalah 0,921. Hasil ini menunjukkan bahwa soal pretest dan posttest yang dibuat peneliti mempunyai tingkat reliabilitas yang sangat tinggi. 4.1.2.4.2. Uji Coba Lapangan Terbatas Uji coba lapangan terbatas dilakukan di SD N J pada 5 siswa dikelas I semester ganjil tahun ajar 2014/2015. Uji coba lapangan terbatas dilakukan selama 6 kali pertemuan yaitu pada tanggal 15 – 22 November 2014. Waktu yang diperlukan untuk melakukan uji coba lapangan terbatas tersebut adalah 60 menit pada setiap pertemuannya. Peneliti mengadakan pretest untuk siswa sebelum dilaksanakannya uji coba lapangan terbatas selama selama 60 menit dan diakhiri dengan posttest selama 30 menit. Adapun pelaksanaan uji coba lapangan terbatas ditunjukkan oleh tabel 4.27 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 134 Tabel 4.27 Jadwal pelaksanaan Uji coba terbatas No Hari/tanggal Waktu 1 Sabtu, 15 November 2014 08.00-09.00 2 Senin, 17 November 2014 08.30-09.30 Macam-macam olahraga Alat olahraga 3 Selasa, 18 November 2014 08.30-09.30 Tata tertib di rumah dan di sekolah Gerakan senam Pola bilang 4 Rabu, 19 November 2014 08.30-09.30 Tata tertib di rumah dan di sekolah Menghitung banyak benda 5 Kamis, 20 November 2014 Tata tertib di rumah dan di sekolah Gerak dasar lokomotor Lagu terima kasihku (teks terimakasih) Gerak dasar lokomotor Membandingkan panjang pendeknya benda, mengumpulkan, dan mengolah data Lagu Basri Jago Kasti Penjumlahan Tata tertib di rumah dan di sekolah Post-test 6 7 Jumat, 21 November 2014 Sabtu, 22 November 2014 08.30-09.30 Materi Pre-test 08.30-09.30 08.30-09.30 09.30-10.00 Sebelum uji coba terbatas dilakukan, 5 siswa subyek penelitian mengerjakan soal pretest dalam bentuk pilihan ganda yang berjumlah 25 item. Soal yang dikerjakan siswa tersebut terkait dalam muatan pelajaran yang ada di dalam subtema gemar berolahraga yaitu PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, SBdP dan PJOK. Soal tes yang digunakan dapat dilihat pada lampiran halaman 417. Waktu yang diberikan oleh peneliti untuk mengerjakan soal tersebut adalah 60 menit. Setelah membagikan soal, peneliti memberikan pengarahan mengenai cara pengerjaan pretest kepada siswa. Peneliti meminta siswa untuk mengerjakannya sendiri dengan sungguh-sungguh. Selama mengerjakan siswa nampak kesulitan, mereka bertanya kepada peneliti mengenai soal yang dianggap sukar. Setelah selesai ujicoba terbatas, peneliti kemudian meminta siswa mengerjakan posttest. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 135 Item soal siswa yang dikerjakan oleh siswa sama dengan soal pretest yang pernah dikerjakan. Siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan soal selama 30 menit. Peneliti mengawasi siswa selama jalannya posttest agar tidak ada yang mencontek ataupu bertanya saling bertanya. Hasil dari pelaksanaan uji coba terbatas dari produk RPPH berbasis permainan anak pada siswa kelas I secara lebih jelas adalah sebagai berikut. 4.1.2.4.2.1 Hasil Uji Coba Terbatas RPPH Pembelajaran 1 Uji coba terbatas untuk produk RPPH pada pembelajaran 1 dilakukan pada hari Senin tanggal 17 November 2014 selama 1 jam. Kegiatan uji coba ini dimulai pada pukul 08.30-09.30 WIB dengan siswa kelas I SDN J. peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah yang ada pada RPPH pembelajaran 1 dengan mengakomodasikan permainan mencari pasangan. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan di dalam ruangan. Permainan mencari pasangan digunakan untuk mengenalkan macam-macam olahraga beserta alat yang digunakan. Siswa bermain dengan cara memasangkan kartu yang berisi nama jenis olahraga, alat yang digunakan serta gambar orang yang melakukannya. 4.1.2.4.2.2 Hasil Uji Coba Terbatas RPPH Pembelajaran 2 Uji coba terbatas untuk produk RPPH pada pembelajaran 2 dilakukan pada hari Selasa tanggal 18 November 2014 selama 1 jam. Kegiatan uji coba ini dimulai pada pukul 08.30-09.30 WIB dengan siswa kelas I SDN J. peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah yang ada pada RPPH PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 136 pembelajaran 3 dengan mengakomodasikan permainan dakon. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan di dalam ruangan. Permainan dakon digunakan untuk memudahkan siswa dalam membuat pola bilangan yang berulang. Siswa bermain dengan cara memasukkan biji dakon dengan jumlah yang sesuai pada soal yang diberikan guru, sehingga dari kegiatan tersebut siswa secara nyata akan tahu jumlah bilangan yang berulang tersebut. 4.1.2.4.2.3 Hasil Uji Coba Terbatas RPPH Pembelajaran 3 Uji coba terbatas untuk produk RPPH pada pembelajaran 3 dilakukan pada hari Rabu tanggal 19 November 2014 selama 1 jam. Kegiatan uji coba ini dimulai pada pukul 08.30-09.30 WIB dengan siswa kelas I SDN J. Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah yang ada pada RPPH pembelajaran 3 dengan mengakomodasikan permainan kuda bisik sesuai buku panduan guru. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan di dalam ruangan. Siswa bermain dengan cara membisikkan kalimat yang diperolehnya dari guru kemudian diteruskan kepada teman paling depan yang bertugas menuliskannya ke papan tulis. Kalimat yang dibisikkan bertemakan olahraga sesuai subtema yang sedang dipelajari. 4.1.2.4.2.4 Hasil Uji Coba Terbatas RPPH Pembelajaran 4 Uji coba terbatas untuk produk RPPH pada pembelajaran 4 dilakukan pada hari Kamis tanggal 20 November 2014 selama 1 jam. Kegiatan uji coba ini dimulai pada pukul 08.30-09.30 WIB dengan siswa kelas I SDN J. Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah yang ada pada RPPH pembelajaran 4 dengan mengakomodasikan permainan wilwa. Kegiatan pembelajaran ini PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 137 dilakukan di luar ruangan. Permainan wilwa digunakan lebih mengarah pada mengajak siswa membuktikan keadaan tubuh sebelum dan sesudah melakukan olahraga lari. Siswa bermain dengan berlari menangkap musuhnya hingga berhasil memasukkannya ke dalam penjara. Melalui kegiatan bermain wilwa siswa akan mampu membandingkan keadaan tubuhnya setelah berolahraga lari, seperti detak jantung yang meningkat dan tubuh yang berkeringat. 4.1.2.4.2.5 Hasil Uji Coba Terbatas RPPH Pembelajaran 5 Uji coba terbatas untuk produk RPPH pada pembelajaran 5 dilakukan pada hari Jumat tanggal 21 November 2014 selama 1 jam. Kegiatan uji coba ini dimulai pada pukul 08.30-09.30 WIB dengan siswa kelas I SDN J. peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah yang ada pada RPPH pembelajaran 5 yang mengakomodasikan permainan engklek. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan di luar ruangan. Permainan engklek digunakan untuk mempelajari perbandingan panjang. Siswa bermain dengan cara melompat sejauh mungkin pada kotak yang sudah tersedia. Setelah melompat siswa akan mengukur panjang lompatan masing-masing kemudian membandingkannya. 4.1.2.4.2.6 Hasil Uji Coba Terbatas RPPH Pembelajaran 6 Uji coba terbatas untuk produk RPPH pada pembelajaran 6 dilakukan pada hari Sabtu tanggal 22 November 2014 selama 1 jam. Kegiatan uji coba ini dimulai pada pukul 08.30-09.30 WIB dengan siswa kelas I SDN J. Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah yang ada pada RPPH pembelajaran 6. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan di dalam ruangan. Pembelajaran 6 ini lebih PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 138 terfokus pada evaluasi akhir sub tema. Pembelajaran 6 ini mengajak siswa untuk mempelajari materi mengenai permainan kasti dan penjumlahan. Kegiatan uji coba produk RPPH pada pembelajaran 6 ini diakhiri dengan pemberian posttest kepada siswa. Hasil prestest dan posttest yang telah dikerjakan oleh siswa kemudian dianalisis untuk mengetahui peningkatannya. Masing-masing siswa dihitung peningkatannya untuk mengetaui seberapa jauh siswa mampu memahami materi dengan penggunaan permainan anak dalam pembelajaran. Rerata hasil tes kelima siswa dihitung untuk mengetahui peningkatan keseluruhan yang dicapai oleh lima siswa subyek penelitian. Presentase kenaikan hasil belajar siswa dapat dihitung dengan cara: Persentase kenaikan = Berikut ini adalah data nilai pretest dan posttest lima siswa yang mengikuti uji coba terbatas selama enam kali pertemuan. Tabel 4.28 Daftar Nilai Siswa Nama A B C D E Rerata Nilai Pretest 52 64 36 44 36 46,4 Nilai Posttest 80 88 76 92 84 84 Presentase Kenaikan 54% 38% 111% 109% 133% 89% Hasil pretest dan postest siswa pada tabel 4.28 dapat diketahui bahwa siswa mengalami peningkatan. Siswa yang memiliki nilai 36 ada dua siswa, siswa yang memiliki nilai 44 ada satu siswa, siswa yang memiliki nilai 52 ada satu siswa, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 139 siswa yang mendapat nilai 64 ada satu siswa. Rerata nilai pretest yang diperoleh siswa adalah 46,4. Presentase kenaikan rerata kelima siswa dalah 89%. Persentase kenaikan terendah adalah 38% dan presentase kenaikan tertinggi adalah 133%. Jawaban siswa dalam tiap soal memiliki variasi jawaban yang berbeda. Peningkatan nilai pretest dan posttest ditunjukkan oleh Gambar 4.1 Gambar 4.1 Diagram Persentase kenaikan pretest dan posttest 100 80 60 Nilai Pretest 40 Nilai Posttest 20 0 A B C D E Hasil posttest kelima siswa berdasarkan gambar 4.1, menunjukan rerata 84. Nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 76. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 92. Kenaikan rerata nilai keenam siswa ditunjukan oleh gambar 4.2 Gambar 4.2 Diagram Peningkatan Rata-rata Siswa 90 80 70 60 50 Series1 40 30 20 10 0 Nilai Pretest Nilai Posttest PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 140 Persentase kenaikan hasil belajar siswa dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. X 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−X𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 Presentase kenaikan = X𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 84−46,4 Presentase kenaikan = 46,4 x 100% x 100% 47,6 Presentase kenaikan = 46,4 x 100% = 81% Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh presentase kenaikan nilai siswa yaitu sebesar 81%. Kenaikan tersebut merupakan kenaikan hasil belajar siswa dari pretest ke posttest 4.1.2.4.2.7 Hasil Kuesioner Pendapat Siswa Produk RPPH berbasis permainan anak yang disusun dalam penelitian ini membuat siswa merasa senang dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut tampak dari hasil kuesioner pendapat siswa yang diisi oleh 5 subjek uji coba terbatas. Kuesioner pendapat siswa diberikan setelah kegiatan uji coba terbatas selesai. Tujuan dari kuesioner ini yaitu untuk mengetahui pendapat siswa terhadap efektifitas kegiatan pembelajaran berbasis permainan anak yang telah dilaksanakan. Hasil pengisian dari kuesioner pendapat siswa akan dihitung menggunakan skala likert. Perolehan angka dalam kuesioner pendapat siswa dapat dilihat pada tabel 4.29. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 141 Tabel 4.29 Hasil Kuesioner Pendapat Siswa Nama A B C D E Rerata 1 3 3 3 2 3 2,8 Skor soal no. 2 3 2 3 2 3 3 3 3 1 3 2 2,6 2,4 4 3 1 3 3 2 2,4 Jumlah 11 9 12 9 10 10,2 Kriteria Puas Puas Puas Puas Puas Puas Tabel 4.29 menunjukan perolehan nilai hasil kuesioner pendapat siswa terhadap uji coba produk RPPH berbasis permainan anak. Nilai tersebut selanjutnya dilihat kualifikasi untuk melihat tingkat tanggapan siswa. Kualifikasi dapat dilihat pada tabel 4.30. Tabel 4.30 Kualifikasi nilai Rentang Nilai 6 – 12 3- 6 ≤3 Kualifikasi Puas Cukup Tidak Puas Tabel 4.30 menunjukkan hasil rerata perolehan angka pada kuesioner 5 siswa adalah 10,2 dari skala 12 sehingga memperoleh kriteria “Puas”. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa RPPH berbasis permainan anak dapat mempengaruhi minat siswa untuk mengikuti pembelajaran. Siswa merasa puas dan senang dengan pembelajaran yang dilaksanakan selama uji coba terbatas, sehingga dapat disimpulkan bahwa RPPH berbasis permainan anak efekif untuk dikembangkan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 142 4.2. Pembahasan Peneliti menyusun RPPH berbasis permainan anak pada subtema “Gemar Berolahraga”. Produk ini terdiri dari 6 RPPH yang sudah diujicobakan peneliti pada proses pembelajaran di kelas 1 SD N J di Yogyakarta. RPPH yang dikembangkan ini berbasis permainan anak yaitu: mencari pasangan, dhakon, wilwa dan engklek. Keempat permainan anak tersebut digunakan peneliti untuk proses kegiatan pembelajaran 1, 2, 4 dan 5. Pembelajaran 1 berkaitan dengan pelajaran tematik Bahasa Indonesia dan SBdP. Permainan ini dipilih karena dianggap sesuai dengan materi pembelajaran yang berisi tentang pengenalan macam-macam olahraga. Tujuan dari permainan ini adalah menarik minat siswa dalam mempelajari Bahasa Indonesia khususnya pada materi macam-macam olahraga dengan cara menjodohkan kartu bergambar yang saling berkaitan. Pembelajaran 2 membahas materi mengidentifikasi dan membuat pola bilangan, gerak dasar non-lokomotor serta tata tertib di rumah dan sekolah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, PJOK, Matematika dan PPKn. Materi mengidentifikasi dan membuat pola bilangan akan dijelaskan dengan permainan anak “dhakon”. Permainan “dhakon” dipilih karena sesuai dengan subtema “Gemar Berolahraga”, dimana siswa dapat mencocokkan jumlah biji dhakon secara berurutan dengan gambar alat olahraga. Permainan ini bertujuan untuk mempermudah siswa dalam menanamkan konsep bilangan berpola. Pembelajaran 4 menjelaskan mata pelajaran Bahasa Indonesia, PJOK, Matematika, PJOK, PPKn, dan SBdP, khususnya mata pelajaran PJOK pada PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 143 kegiatan lari materi gerak lokomotor. Permainan “wilwa” sesuai dengan olahraga lari yang memperharuskan siswa banyak berlari untuk menangkap musuhnya. Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengajak siswa berolahraga lari dengan bermain menangkap musuh. Setelah bermain “wilwa” tersebut siswa akan berkeringat dan detak jantung menjadi lebih cepat sesuai dengan materi yang dipelajari pada pembelajaran keempat khususnya mengenai keadaan tubuh setelah berolahraga. Melalui kegiatan tersebut siswa dapat membandingkan keadaan tubuhnya sebelum dan sesudah melakukan olahraga lari. Pembelajaran 5 menjelaskan mata pelajaran PJOK, Matematika, dan SBdP khususnya pada materi gerak dasar lokomotor serta membandingkan panjang pendeknya benda, mengumpulkan dan mengelola data. Pembelajaran kelima ini diakomodasikan dengan permainan “engklek”. Permainan “engklek” dapat dimodifikasi sesuai dengan kegiatan lompat jauh yang pada pembelajaran kelima. Peraturan pada permainan “engklek” dimodifikasi sehingga langkah permainannya menjadi berubah. Langkah permainan yang dilakukan pertama guru menyediakan petak-petak yang berbentuk persegi yang tersusun memanjang. Kemudian siswa diminta untuk melompat sejauh mungkin. Setelah melompat siswa harus meletakkan gacuk sebagai tanda hasil lompatannya selanjutnya mengukur panjang lompatan dengan tali rafia. Kegiatan tersebut dilakukan oleh semua siswa, dan diakhiri dengan membandingkan panjang tali rafia milik semua siswa. Tujuan dari permainan ini selain melatih motorik anak juga dapat membantunya belajar mengenai konsep perbandingan panjang benda. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 144 Penyusunan produk RPPH ini didasari oleh kesulitan guru menyusun RPPH kurikulum 2013 yang merupakan dasar penting dalam menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar di kelas dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa yang ingin bermain dengan teman dan belajar sambil bermain. Kesulitan yang dialami guru dalam menyusun RPPH disebabkan oleh pembekalan yang tidak optimal dan terlalu tergesa-gesa. Hal tersebut sesuai dengan berita Kompas.com pada Kamis (29/11/2012) bahwa, "Rencana perubahan kurikulum sekolah untuk 2013 nanti, menurut saya merupakan langkah yang tergesa-gesa. Ini bukan perkara ringan. Guru harus disiapkan benar”. Reni juga menambahkan bahwa, "Guru-guru di Indonesia ini paling tidak harus diberi pembinaan untuk implementasi kurikulum ini paling tidak selama tiga tahun”. Kesulitan yang dialami oleh guru dalam menyusun RPPH ini yaitu salah satunya menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan. Metode yang selama ini digunakan oleh guru masih menggunakan metode ceramah. Metode ceramah membuat siswa kurang memahami materi yang diajarkan guru. Melihat pada kesulitan guru dan kebutuhan siswa maka metode pembelajaran yang sesuai untuk digunakan adalah permainan anak. Metode permainan anak yang diakomodasikan dalam kegiatan pembelajaran ini membuat siswa belajar sambil bermain. Dockett dan Fleer (dalam Yuliani: 2009) berpendapat bahwa bermain merupakan kebutuhan bagi anak, sebab dengan bermain anak memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Mengacu pada pendapat Dockett dan Fleer tersebut maka dapat dikatakan bahwa permainan anak dapat diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran karena dengan bermain siswa dapat mengkontruksi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 145 pengetahuan melalui pengalaman langsung yang menyenangkan. Melalui kegiatan bermain, siswa akan lebih aktif, kreatif, dan inovatif sesuai dengan harapan dari kurikulum 2013. Fadlilah (2014) mengatakan bahwa Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan aspek kemampuan sikap dan pengetahuan (soft skill), serta keterampilan (hard skill). Aspek tersebut termuat pada RPPH yang disusun dengan melihat karakteristik kurikulum 2013. Kurikulum 2013 memiliki 3 karakteristik yang meliputi pendekatan tematik terpadu, pendekatan saintifik, dan penilaian autentik. Prastowo (2014) menyatakan bahwa pembelajaran tematik terpadu adalah model pembelajaran yang menyatukan beberapa mata pelajaran menjadi satu tema sehingga memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Pendekatan tematik terpadu juga mengajarkan siswa untuk aktif dalam menggali pengetahuan secara kelompok maupun individu. Pendekatan ini dapat dijadikan model pembelajaran yang efektif untuk siswa karena mampu menyatukan emosi, fisik, dan akademik siswa di dalam kelas atau lingkungan sekolah sehingga menjadi lebih baik (Kemendikbud: 2014). Penerapan pendekatan tematik terpadu dalam kegiatan pembelajaran yang terdapat pada RPPH ini memuat unsur pendekatan saintifik atau proses ilmiah 5M (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan). Kurikulum 2013 tidak hanya menggunakan pendekatan tematik integratif dan saintifik, akan tetapi juga penilaian autenik atau penilaian pada setiap indikator. Ketiga karakteristik kurikulum 2013 dapat membantu mengembangkan pembelajaran sehingga siswa aktif untuk menemukan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 146 pengetahuannya sendiri seperti yang diharapkan oleh fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Undang-undang Sistem pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 menyebutkan bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Karakteristik pada kurikulum 2013 juga dapat membantu siswa untuk mengolah aspek sikap (afekif) pada siswa. Penelitian ini dilakukan dengan mengadopsi langkah dari Sugiyono (2012) dan Borg&Gall (dalam Sanjaya: 2013). Langkah penelitian tersebut dimodifikasi menjadi 5 langkah yang terdiri dari studi pendahuluan, pembuatan produk, validasi produk, instrumen ujicoba, dan ujicoba terbatas. Produk RPPH yang disusun dalam penelitian ini memperoleh peringkat baik dari hasil validasi kepada 12 ahli dengan perolehan rata-rata nilai sebesar 89,42. Melihat dari perolehan nilai baik tersebut, maka produk RPPH layak untuk diujicobakan. Produk RPPH tersebut layak diujicobakan karena memuat komponen-komponen yang meliputi: a. Menggunakan pendekatan saintifik/proses ilmiah. Proses ilmiah yang digunakan meliputi 5M yaitu menanya, mengamati, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan (Kemendikbud: 2014). Proses pembelajaran dalam pendekatan saintifik memuat materi yang berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan melalui logika atau penalaran (Hosnan: 2014). Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa materi yang diterapkan pada PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 147 pendekatan saintifik memiliki kesamaan dengan materi yang termuat dalam pembelajaran kontekstual yaitu berbasis pada fakta atau nyata. Nurhadi (2003) mengatakan bahwa metode kontekstual adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata serta mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka. Metode kontekstual membantu siswa agar mampu mengembangkan kepekaannya terhadap masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari. b. Menggunakan metode permainan. Perkembangan siswa sekolah dasar memasuki fase senang bermain sehingga hal tersebut wajar sebab siswa kelas I berada pada masa dimana kegiatan bermain sangat dominan. Semiawan (2002) berpendapat permainan merupakan alat bagi anak untuk menemukan apa yang belum diketahui dan melakukan apa yang belum dapat dilakukan sehingga anak belajar menjelajahi dunianya sendiri. Teori tersebut menunjukkan bahwa permainan mampu mendorong siswa untuk menggali pengalamannya. Kegiatan pembelajaran berbasis permainan anak dapat membuat siswa lebih tertarik untuk belajar, sehingga mampu mempengaruhi prestasi belajar siswa. Pengaruh terhadap prestasi belajar tersebut dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest. Peneliti menggunakan 4 permainan yaitu permainan “mencari pasangan”, permainan “dhakon”, permainan “engklek” dan permainan “wilwa”. Salah satu kegiatan pembelajaran yang diakomodasi dengan permainan “engklek” pada pembelajaran kelima dapat dilihat pada gambar 4.3. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 148 Gambar 4.3 Permainan Engkling Permainan engkling digunakan untuk mengajarkan kepada siswa mengenai perbandingan panjang. Permain ini mengajak siswa untuk melompat sejauh mungkin pada kotak yang sudah tersedia. Setelah melompat siswa akan mengukur panjang lompatan masing-masing kemudian membandingkannya. c. Menggunakan teori konstruktivisme. Suyono&Hariyanto (2012) mengatakan bahwa konstruktivisme merupakan proses membangun pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman di lingkungannya. Pengalaman yang diperoleh dapat melalui metode permainan dalam hal ini. Melihat kebutuhan siswa yang memiliki minat bermain dapat digunakan untuk metode pembelajaran yaitu permainan anak sebagai bentuk kegiatan bermain dan belajar. Teori konstruktivisme pada RPPH berbasis permainan anak ditunjukkan melalui kegiatan yang dilakukan oleh siswa sebagai bentuk pengalaman dan interaksi sosialnya. Hal itu sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Vygotsky yang berpendapat jika perkembangan kognitif PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 149 anak lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya Tudge dan Scrimsher (dalam Schunk: 2012). Pengalaman bermain dan berinteraksi dengan temannya tersebut membantu siswa untuk membentuk pengetahuan sebagaimana ditekankan pada penerapan kurikulum 2013. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB V PENUTUP Bab ini adalah bab penutup. Bab V akan membahas tentang kesimpulan, keterbatasan produk dan saran. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaspan pada bab sebelumnya dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 5.1.1 Secara umum, model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPPH) berbasis permainan anak kelas I SD pada tema kegemaranku subtema gemar berolahraga disusun dengan mengacu pada kurikulum 2013 dengan memperhatikan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, dan penilaian autentik. Penyusunan RPPH sebagai pedoman guru dalam mengajar mengakomodasikan permainan anak sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa di lapangan. 5.1.2 Secara khusus, kesimpulan penelitian ini terbagi menjadi empat kesimpulan sesuai dengan pertanyaan penelitian. Kesimpulan secara khusus secara lebih jelas adalah sebagai berikut. 5.1.2.1 Situasi di lapangan menunjukkan bahwa guru mengalami kesulitan dalam pembuatan RPPH terkait indikator, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, media dan penilaian yang digunakan ketika mengajar berdasarkan kurikulum 2013. 150 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 151 5.1.2.2 Prosedur penyusunan RPPH berbasis permainan anak untuk kelas I pada subtema gemar berolahraga melalui tahapan pada penelitian pengembangan modifikasi dari Sugiyono dan Borg&Gall. Peneliti hanya melakukan penelitian ini sampai pada tahap uji coba terbatas. 5.1.2.3 Kualitas RPPH berbasis permainan anak untuk kelas I pada subtema gemar berolahraga menunjukkan bahwa secara kuantitatif mempunyai kualitas “baik”, dilihat dari perolehan rata-rata nilai dari produk 6 pertemuan RPPH adalah 89,42. Melihat hasil secara kuantitatif tersebut peneliti tidak perlu melakukan revisi, namun secara kulitatif peneliti perlu memperbaiki produk dari tanggapan dan komentar para ahli diantaranya mengenai kelengkapan lampiran, penilaian, tujuan dan kegiatan pembelajarannya. 5.1.2.4 Produk RPPH berbasis permainan anak untuk kelas I pada subtema gemar berolahraga memiliki dampak meningkatkan prestasi belajar siswa. Peningkatan prestasi belajar tersebut dapat dilihat dari hasil pre test dan posttest yang mengalami peningkatan persentase nilai sebesar 81%. 5.2 Keterbatasan Penelitian Produk RPPH yang dikembangkan oleh peneliti memiliki beberapa keterbatasan antara lain adalah sebagai berikut: 5.2.1 Kurikulum 2013 masih merupakan kontroversi. Hal ini berimplikasi secara teknis, misalnya format penulisan RPPH ada yang menggunakan satu kolom dan dua kolom pada langkah kegiatan; urutan penulisan Kompetensi Dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran; istilah RPP dan RPPH; sebutan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 152 siswa/peserta didik dan guru/pendidik; pemasukan KI 1 dan 2 disetiap muatan pembelajaran; serta pemakaian istilah media, alat, dan sumber. 5.2.2 Kurikulum 2013 yang ternyata pada akhir penelitian justru dievalusi penerapannya di sekolah oleh pemerintah. 5.2.3 Tahap yang dilalui dalam penelitian ini hanya sampai uji coba terbatas karena keterbatasan waktu, tenaga,dan biaya dari peneliti. Uji coba produk yang dilakukan hanya terbatas pada 5 siswa sebagai subyeknya. 5.2.4 Uji coba yang dilakukan hanya satu penggalan saja pada setiap RPPH selama 60 menit karena keterbatasan waktu. 5.3 Saran Melihat pada keterbatasan penelitian ini, peneliti memiliki saran untuk penelitian selanjutnya yaitu: 5.3.1 Penelitian ini masih dapat dijadikan penelitian lanjutan untuk menguji keefektifan produk yang telah dikembangkan. 5.3.2 Uji coba lapangan dapat dilanjutkan dengan menggunakan kelompok eksperimen untuk lingkup yang lebih luas. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 153 DAFTAR REFERENSI Afifah, Riana. (2012). Sulit Terapkan Kurikulum 2013 Tanpa Persiapkan Guru. KOMPAS.com, 29 November 2012. Akbar, Sa’adun. (2013). Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arifin, Zainal. (2011). Bagaimana Menyiasati PTK Anda agar Sukses? Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arifin, Zainal. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya. Arikunto, Suharsimi. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Astuti, Apriani Dwi. (2014). “Penerapan Pendekatan Student Center Learning dengan Metode Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar IPA Kelas IV B”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Atwi, M. (2014). Desain Instruksional Modern. Jakarta: Erlangga. Aulina, Choirun Nisak. (2012). Pengaruh Permainan dan Penguasaan kosa kata terhadap kemampuan membaca permulaan anak usia 5-6 tahun. Sidoarjo: Universitas Mohammadiyah Sidoarjo. Pedagogia, 1 (No): 131-143. Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Azwar, Saifuddin. (2013). Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Beaty, J.Janice. (2013). Observasi Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenamedia Group. Dharmamulya, Sukirman. (2005). Permainan Tradisional Jawa Sebuah Upaya Pelestarian. Purwanggan: Kepel Press. Fadlillah, M. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 154 Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Jakarta : Ghalia Indonesia. Husamah, Setyaningrum Yanuar. (2013). Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi. Jakarta: Prestasi Pustaka Karya. Hyungsung Park. (2012). Relationship between Motivation and Student’s Activity on Educational Game. Jurnal ilmiah volume 5 nomor 1 Maret 2012. Johnson, Elaine. (2010). CTL Contextual Teaching & Learning. Bandung: Kaifa. Kemendikbud. (2014). Kegemaranku : Buku Guru-Edisi Revisi. Jakarta: Depdikbud. Kemendikbud. (2014). Kegemaranku : Buku Siswa-Edisi Revisi. Jakarta: Depdikbud. Kemendikbud. (2014). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014 SD Kelas I. Jakarta: Depdikbud. Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Rafika Aditama. Kunandar. (2014). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum 2013): Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Majid, Abdul. (2009). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyani, Sri. (2013). 45 Permainan Tradisional Anak Indonesia. Yogyakarta: Langensari Publishing. Mulyasa, H. E. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mundir. (2013). Statistik Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Muslich, Masnur. (2011). Autentic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. Bandung: PT Refika Aditama. Nurhadi. 2003. Pendekatan Kontekstual. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 155 Prastowo, Andi. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jakarta : Kencana. Prawiradilaga, D.S. (2007). Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Priyatno, Duwi. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Yogyakarta: C.V Andi Offset. Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Roslinda,Nani. (2013). Pelaksanaan Kurikulum 2013 dan Kendala. KOMPASIANA, 30 November 2013. Sanjaya, Wina. (2013). Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta: Kencana. Schunk. D. H. (2012). Learning Theories: An educational (Terj). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Semiawan, Conny, Yufiarti. (2002). Belajar dan Pembelajaran Dalam Taraf Pendidikan Usia Dini: Pendidikan Prasekolah Dan Sekolah Dasar. Jakarta: Prenhallindo. Setyosari, Punaji. (2010). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Siregar, Eveline, Hartini Nara. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Sitepu, B.P. (2012). Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Slameto. (2010). Belajar & faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudijono, Anas. (2009). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 156 Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan kuantitatif,dan R&D. Bandung: Alfabeta. pendekatan kualitatif, Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sujarno. (2013). Pemanfaatan Permainan Tradisional dalam Pembentukan Karakter Anak. Yogyakarta: BPNB. Sujiono, Bambang dan Yuliani Nurani Sujiono. (2010). Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT Indeks. Suparlan. (2011). Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran (Curriculum and Learning Material Development). Jakarta: Bumi Aksara. Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suyono dan Haryanto. (2012). Belajar dan Pembelajaran (Teori dan Konsep Dasar). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. Taniredja, Tukiran, Hidayati Mustafidah. (2011). Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar). Bandung: Alfabeta. Trianto. (2009). Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep Strategi, dan Implementasi dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara. Trianto. (2011). Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA &Anak Usia Kelas Awal SD/MI. Jakarta: Kencana. Trianto. (2012). Mendesain Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 157 Triharso, Agung. (2013). Permainan Kreatif & Edukatif Untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta: Andi Offset. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas. Wibowo, Agus. (2013). Manajemen Pendidikan Karakter Di Sekolah (Konsep dan Praktik Implementasi). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Widoyoko, Eko Putro. (2013). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wiyani, Novan Ardy. (2014). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz media. Khasanah, Ismatul, Agung Prasetyo, Ellya Rakhmawati. (2011). Permainan Tradisional Sebagai Media Stimulasi Aspek Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah Volume 1 Nomor 1. Sumber elektronik: http://download.portalgaruda.org/article.php?article=6984&val=530 Muslimin, dkk. (2012). Desain Pembelajaran Pengurangan Bilangan Bulat Melalui Permainan Tradisional Congklak Berbasis Pendidikan Matematika Realistik Indonesia di Kelas IV Sekolah Dasar. Diakses 1 Desember 2014. Sumber elektronik : http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano/article/download/2642/2710 Saefudin, dkk. (2012). Pengaruh Metode Permainan Menggunakan Kartu Kosakata Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Siswa Kelas V SD. Sumber elektronik: http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-348-229302131thesis%20desak%20prabayanthi.pdf Tatminingsih, Sri, Sudarwo. (2012). Pengembangan Paket Dan Strategi Pembelajaran Ipa Melalui Permainan Tradisional Untuk Siswa Kelas 3 SD di Daerah Rawan Bencana. Volume 18 Nomor 4 Desember 2012. Sumber elektronik: http://jurnaldikbud.net/index.php/jpnk/article/view/99 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 1 Surat Ijin Sebelum dan Setelah Penelitian 158 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 159 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 160 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 161 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 162 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 2 Hasil Observasi 163 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 164 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 165 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 166 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 167 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 168 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 169 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 170 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 171 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 172 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 173 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 3 Hasil Dokumentasi 174 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 175 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 176 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 177 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 178 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 179 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 180 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 4 Hasil Validasi 181 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 182 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 183 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 184 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 185 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 186 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 187 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 188 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 189 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 190 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 191 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 192 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 193 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 194 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 195 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 196 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 197 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 198 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 199 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 200 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 201 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 202 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 203 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 204 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 205 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 206 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 207 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 208 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 209 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 210 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 211 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 212 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 213 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 214 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 215 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 216 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 217 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 5 Soal Sebelum Validasi 218 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 219 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 220 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 221 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 222 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 223 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 224 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 225 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 6 Uji Validitas dan Reliabilitas 226 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 227 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 228 Case Processing Summary N Cases Valid % 31 100.0 0 .0 31 100.0 Excludeda Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Standardized Alpha Items .921 N of Items .927 25 Summary Item Statistics Maximum / Mean Minimum Maximum Range Minimum N of Variance Items Item Means .827 .645 .968 .323 1.500 .009 25 Item Variances .139 .032 .237 .204 7.333 .004 25 Inter-Item Covariances .044 -.030 .139 .169 -4.607 .001 25 Inter-Item Correlations .337 -.192 1.000 1.192 -5.200 .042 25 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 7 Soal Sesudah Validasi 229 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 230 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 231 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 232 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 233 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 8 Hasil Pretest 234 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 235 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 236 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 237 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 238 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 9 Hasil Posttest 239 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 240 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 241 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 242 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 243 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 10 Hasil Kuesioner Pendapat Siswa 244 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 245 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 11 Foto-foto Uji Coba Terbatas 246 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Kegiatan bermain mencari pasangan dalam pembelajaran ke 1 Kegiatan bermain dakon dalam pembelajaran ke 2 Kegiatan bermain kuda bisik dalam pembelajaran ke 3 247 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 248 Kegiatan Bermain Wilwa dalam pembelajaran ke 4 Kegiatan bermain engkling dalam pembelajaran ke 5 Kegiatan mengukur dan membandingkan panjang lompatan menggunakan tali rafia pada pembelajaran ke 5 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Kegiatan evaluasi pada pembelajaran 6 249 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 12 Biodata Peneliti 250 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 251