plagiat merupakan tindakan tidak terpuji plagiat

advertisement
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS
PERMAINAN ANAK KELAS 1 SD PADA SUBTEMA
“GEMAR BEROLAHRAGA”
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Eka Puspawati
NIM : 111134279
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS
PERMAINAN ANAK KELAS 1 SD PADA SUBTEMA
“GEMAR BEROLAHRAGA”
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Eka Puspawati
NIM : 111134279
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Allah SWT yang selalu menguatkan dalam setiap
perjuangan saya.
2. Orangtuaku, Supardi dan Sunarti yang telah senantiasa
memberikan dukungan serta doanya.
3. Adikku,
Anggita
Dwi
Puspitasari
yang
selalu
memberikan semangat serta menghiburku.
4. Kakek Nenekku, Kariyo Jemiko dan Suyem yang selalu
berdoa untukku.
5. Budheku, Suharti yang selalu telah memberikan
dukungan.
6. Sahabat dan teman-temanku tercinta Ikawati Prasiwi,
Resti Susanti, Indah Sulistyaningsih, Efi Nuraeni dan
Linda Noviana yang telah setia menemani, menghibur
dan memberikan semangat untukku.
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MOTTO
“Berusahalah jangan sampai terlengah walau sedetik
saja, karena atas kelengahan kita tak akan bisa
dikembalikan seperti semula.”
“Setiap pekerjaan dapat diselesaikan dengan mudah bila
dikerjakan tanpa keengganan.”
“See the good in people and help them.”
(Mahatma Gandhi)
“Without action, you aren’t going anywhere.”
(Mahatma Gandhi)
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 22 Januari 2015
Peneliti
Eka Puspawati
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama
: Eka Puspawati
Nomor Mahasiswa
: 111134279
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN ANAK KELAS I SD PADA
SUBTEMA “GEMAR BEROLAHRAGA”
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 15 Januari 2015
Yang Menyatakan
Eka Puspawati
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN
(RPPH) BERBASIS PERMAINAN ANAK KELAS I SD PADA SUBTEMA
“GEMAR BEROLAHRAGA”
Eka Puspawati
Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini berawal dari penerapan kurikulum 2013. Peneliti melakukan
wawancara kepada 12 guru di 5 Sekolah Dasar dan mendapatkan data jika guru
memerlukan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Peneliti juga
melakukan wawancara kepada 5 siswa di 5 Sekolah Dasar dan mendapatkan data
jika siswa memerlukan kegiatan pembelajaran yang mengakomodasi metode
permainan. Oleh karena itu peneliti terdorong untuk melakukan penelitian
pengembangan yang berjudul Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Harian (RPPH) Berbasis Permainan Anak Kelas I SD pada Subtema “Gemar
Berolahraga”.
Penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau R&D yang mengadopsi
model pengembangan menurut Borg & Gall dan model pengembangan menurut
Sugiyono yang dimodifikasi menjadi lima tahapan. Lima tahapan tersebut
meliputi: (1) Studi pendahuluan yaitu kajian kepustakaan dan analisis data. (2)
Pembuatan produk yaitu pembuatan RPPH berbasis permainan anak kelas 1
subtema “gemar berolahraga”. (3) Validasi poduk dilakukan oleh 12 validator.
Hasil validasi mendapatkan skor rata-rata produk sebesar 89,42 dari skala 100
yang menunjukkan kualitas “Baik”. (4) Instrumentasi uji coba terbatas yaitu
menyusun pengembangan instrumen kuesioner tanggapan siswa, instrumen
pedoman wawancara terhadap guru, dan instrumen tes sebagai pretest dan
posttest. (5) Uji coba terbatas yaitu mengujicobakan RPPH secara terbatas yang
dilakukan di SD N J. Hasil ujicoba terbatas menunjukkan bahwa penerapan RPPH
berbasis permainan anak berdampak pada naiknya hasil belajar siswa dengan
persentase sebesar 81%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran berupa RPPH
berbasis permainan anak dapat membuat guru terbantu dalam menyusun RPPH.
Siswa juga tertarik dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan metode permainan anak.
Kata kunci : Research and Development, RPPH, Permainan Anak, Subtema
“Gemar Berolahraga”.
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
THE CONSTRUCTION OF DAILY LESSON PLAN (RPPH) BASED ON
CHILDREN GAMES FOR THE FIRST GRADE OF ELEMENTARY
SCHOOL ON “JOY OF EXERCISE” SUBTHEME
Eka Puspawati
Sanata Dharma University
2015
This study started with the implementation of 2013 curriculum. The author
interviewed 12 teachers in 5 elementary schools and discovered that teachers
required Daily lesson Plan (RPPH). The author also interviewed 5 students in 5
elementary schools and discovered that students required lessons which
accommodate game method. Therefore, the author was compelled to conduct a
development research titled The Construction of Daily lesson Plan (RPPH) Based
on Children Games for The First Grade of Elementary School on “Joy of
Exercise” Subtheme.
This study was a development research or R&D which adopted Borg &
Gall’s development model and Sugiyono’s development model which were
modified into five stages. The five stages were: (1) Preliminary study which was
literature study and data analysis. (2) Product making which was making RPPH
based on children games for the first grade on “joy of exercise” subtheme. (3)
Product validation by 12 validators and produced a average score of 89,42 out of
100 which showed “Good” quality. (4) Instrumentation of limited trial which was
making student questionnaire instrument, interview guide instrument for teachers,
and pretest and posttest instruments. (5) Limited trial by conducting limited RPPH
test in SDN J. The result of limited trial showed that the implementation of RPPH
based on children games increase students’ learning outcome by 81%.
Research result showed that RPPH based on children games helped
teachers in making RPPH. Students were also interested and excited to follow
lessons which used children game method.
Keywords : Research and Development, RPPH, Children Games, “Joy of
Exercise” Subtheme.
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPPH)
BERBASIS PERMAINAN ANAK KELAS I SD PADA SUBTEMA
“GEMAR BEROLAHRAGA” ini tepat pada waktunya.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik berkat adanya bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai
pihak. Karena itu, perkenankanlah penelitian menyampaikan ucapan terima kasih
dengan setulus hati kepada :
1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma.
2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Wakil Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar.
4. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum. dosen pembimbing I, yang telah yang
telah sabar meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan saran dan
mengarahkan peneliti dalam penyusunan skripsi.
5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. dosen pembimbing II, yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi.
6. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D. dosen yang telah memberikan
dorongan, motivasi dan perhatian sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi.
7. Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A. dosen penguji, atas saran dan
dukungannya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Para dosen dan staf PGSD, atas bantuan dan saran yang telah diberikan.
9. Para dosen dan validator terhadap RPPH yang telah membantu penelitian.
10. Kepala SD Negeri Jongkang yang telah membantu dalam pelaksanaan
penelitian.
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11. Guru kelas I SD N J yang telah telah membimbing, mengarahkan, dan
membantu dalam pelaksanaan penelitian.
12. Siswa-siswi kelas I B SD N J yang telah bekerja sama dalam pelaksanaan
penelitian.
13. Kedua orang tua yang tercinta Bapak Supardi dan Ibu Sunarti, dan adik
Anggita Dwi Puspitasari.
14. Teman-teman penelitian kolaboratif Cornel, Rini, Erlin, Boni, Vita, Lely,
Dias, Evant, Cahya, Mentari, Tere, Vian, Frida, dan Ari serta tak lupa riris,
aya, putri yang banyak membantu dalam menyelesaikan penelitian.
15. Semua pihak yang telah membantu tidak dapat disebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk
dunia pendidikan dan digunakan sebagaimana mestinya. Terima Kasih.
Yogyakarta, 22 Januari 2015
Peneliti,
Eka Puspawati
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
PERSEMBAHAN ................................................................................................ iv
MOTTO................................................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ....... vii
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................... 9
1.3 Batasan Masalah .......................................................................................... 9
1.4 Rumusan Masalah...................................................................................... 10
1.5 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10
1.6 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10
1.7 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ................................................... 11
1.8 Definisi Operasional .................................................................................. 12
BAB II ISI LANDASAN TEORI ....................................................................... 15
2.1 Teori yang Mendukung ............................................................................. 15
2.1.1
Teori Belajar Konstruktivisme .................................................... 15
2.1.2
Prestasi Belajar ........................................................................... 18
2.1.3
Perkembangan Kurikulum di Indonesia ...................................... 20
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Halaman
2.1.4
Kurikulum 2013........................................................................... 24
2.1.5
Pembagian Materi ........................................................................ 30
2.1.6
Desain Pembelajaran ................................................................... 31
2.1.7
Perangkat Pembelajaran .............................................................. 32
2.1.8
Permainan Anak dan Permainan Tradisional .............................. 38
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 43
2.3 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 50
2.4 Pertanyaan Penelitian................................................................................. 53
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 54
3.1 Jenis Penelitian .......................................................................................... 54
3.2 Setting Penelitian ....................................................................................... 55
3.2.1 Objek Penelitian .......................................................................... 55
3.2.2 Subjek Penelitian ......................................................................... 55
3.2.3 Tempat Penelitian ........................................................................ 55
3.2.4 Waktu Penelitian ......................................................................... 51
3.3 Prosedur Pengembangan ............................................................................ 56
3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 64
3.4.1 Kuesioner ..................................................................................... 64
3.4.2 Observasi ..................................................................................... 65
3.4.3 Wawancara .................................................................................. 66
3.4.4 Dokumentasi ................................................................................ 67
3.5 Instrumen Penelitian .................................................................................. 68
3.5.1 Lembar Kuesioner ....................................................................... 68
3.5.2 Pedoman Observasi ..................................................................... 73
3.5.3 Pedoman Wawancara .................................................................. 74
3.5.4 Dokumentasi ................................................................................ 76
3.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen .......................................................... 79
3.6.1 Validitas Instrumen ..................................................................... 79
3.6.2 Reliabilitas Instrumen .................................................................. 83
3.7 Teknik Analisis Data ................................................................................. 85
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Halaman
3.7.1 Hasil Kuesioner ........................................................................... 85
3.7.2 Hasil Observasi ............................................................................ 89
3.7.3 Hasil Wawancara ......................................................................... 90
3.7.4 Hasil Dokumentasi ...................................................................... 90
3.8 Jadwal Penelitian ....................................................................................... 92
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 93
4.1 Hasil Penelitian .......................................................................................... 93
4.1.1 Rumusan Masalah Penelitian ...................................................... 93
4.1.2 Pertanyaan Penelitian .................................................................. 93
4.2 Pembahasan ............................................................................................. 142
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 150
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 150
5.2 Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 151
5.3 Saran ........................................................................................................ 152
DAFTAR REFERENSI .................................................................................... 153
LAMPIRAN ...................................................................................................... 158
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
1.1 Masalah Terkait Implementasi Kurikulum 2013 ......................................... 6
1.2 Masalah yang Dialami Siswa dalam Pembelajaran ..................................... 7
3.1 Kisi-kisi Penilaian RPPH........................................................................... 69
3.2 Kisi-kisi Penilaian Silabus ......................................................................... 71
3.3 Kisi-kisi Kuesioner Hasil Uji Coba Terbatas Siswa .................................. 72
3.4 Kisi-kisi Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ......................................... 73
3.5 Kisi-kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Guru ........................................ 74
3.6 Kisi-kisi Wanwancara Analisis Kebutuhan Siswa .................................... 74
3.7 Kisi-kisi Topik Diskusi dalam FGD .......................................................... 75
3.8 Kisi-kisi Soal ............................................................................................. 77
3.9 Pengujian Instrumen Penelitian ................................................................. 81
3.10 Kriteria Koefisien Reliabilitas ................................................................... 84
3.11 Kriteria Peringkat Kualitas RPP ................................................................ 86
3.12 Kriteria Peringkat Kualitas RPPH ............................................................. 88
3.13 Kriteria Peringkat Pelaksanaan Pembelajaran ........................................... 90
3.14 Jadwal Penelitian ....................................................................................... 92
4.1 Hasil Wawancara Guru .............................................................................. 96
4.2 Hasil Wawancara Siswa ............................................................................ 99
4.3 Hasil Penilaian RPPH lima SD di Yogyakarta ........................................ 100
4.4 Hasil Penilaian Silabus lima SD di Yogyakarta ...................................... 101
4.5 Nilai Hasil Observasi lima SD di Yogyakarta ......................................... 102
4.6 Hasil Pengumpulan Data Kuesioner, Penilaian Silabus dan RPPH dan
Observasi ................................................................................................. 104
4.7 Kriteria Peringkat Kualitas RPPH ........................................................... 104
4.8 Hasil Focus Group Discussion ................................................................ 106
4.9 Kriteria Penilaian ..................................................................................... 111
4.10 Rekapitulasi Validasi Kuantitatif Pembelajaran 1 ................................... 112
4.11 Rekapitulasi Validasi Kualitatif Pembelajaran 1 ..................................... 113
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Halaman
4.12 Rekapitulasi Validasi Kuantitatif Pembelajaran 2 ................................... 114
4.13 Rekapitulasi Validasi Kualitatif Pembelajaran 2 ..................................... 116
4.14 Rekapitulasi Validasi Kuantitatif Pembelajaran 3 ................................... 117
4.15 Rekapitulasi Validasi Kualitatif Pembelajaran 3 ..................................... 118
4.16 Rekapitulasi Validasi Kuantitatif Pembelajaran 4 ................................... 119
4.17 Rekapitulasi Validasi Kualitatif Pembelajaran 4 ..................................... 121
4.18 Rekapitulasi Validasi Kuantitatif Pembelajaran 5 ................................... 122
4.19 Rekapitulasi Validasi Kualitatif Pembelajaran 5 ..................................... 123
4.20 Rekapitulasi Validasi Kuantitatif Pembelajaran 6 ................................... 124
4.21 Rekapitulasi Validasi Kualitas Pembelajaran 6 ....................................... 126
4.22 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli ............................................................. 126
4.23 Hasil Uji Validitas Empirik Instrumen Tes ............................................. 129
4.24 Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest........................................................... 130
4.25 Uji Reliabilitas ......................................................................................... 132
4.26 Kriteria Koefisien Reliabilitas ................................................................. 133
4.27 Jadwal Pelaksanaan Uji Coba Terbatas ................................................... 134
4.28 Daftar Nilai Siswa ................................................................................... 138
4.29 Hasil Kuesioner Pendapat Siswa ............................................................. 141
4.30 Kualifikasi Nilai ...................................................................................... 141
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Literature Map dari Penelitian-penelitian Sebelumnya ............................... 48
3.1 Bagan Prosedur Penelitian Menurut Sugiyono (2012) ................................ 56
3.2 Bagan Prosedur Research and Development (R&D) menurut Borg&Gall
(dalam Sanjaya: 2013) ................................................................................. 58
3.3 Tahapan Prosedur Pengembangan ............................................................... 61
4.1 Diagram Persentase Kenaikan Pretest dan Posttest................................... 139
4.2 Diagram Peningkatan Rata-rata Siswa....................................................... 139
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Ijin sebelum dan sesudah penelitian .................................... 158
Lampiran 2. Hasil Observasi ............................................................................. 163
Lampiran 3. Hasil Dokumentasi ....................................................................... 174
Lampiran 4. Hasil Validasi ............................................................................... 181
Lampiran 5. Soal Sebelum Validasi .................................................................. 218
Lampiran 6. Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................ 226
Lampiran 7. Soal Sesudah Validasi .................................................................. 229
Lampiran 8. Hasil Pretest ................................................................................. 234
Lampiran 9. Hasil Posttest ................................................................................ 239
Lampiran 10. Hasil Kuesioner Pendapat Siswa ................................................ 244
Lampiran 11. Foto-foto Uji Coba Terbatas ....................................................... 246
Lampiran 12. Biodata Peneliti........................................................................... 250
xviii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Bagian ini akan dibahas pendahuluan. Pendahuluan tersebut meliputi, latar
belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah,
tujuan masalah, manfaat penelitian, spesifikasi produk dan definisi operasional.
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang untuk mengembangkan potensi
dirinya sesuai dengan tuntutan zaman. Begitu pula suatu bangsa, pendidikan juga
sangat dibutuhkan, salah satunya yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Undang-undang Sistem pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3
menyebutkan
bahwa
“pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Berkaitan
dengan fungsi dan tujuan pendidikan inilah maka dibutuhkan adanya kurikulum
untuk menunjang keberhasilannya.
Kurikulum adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan
pedoman melaksanakan pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan
(Arifin: 2011). Kurikulum di Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan
sampai pada tahun 2012. Perubahan tersebut bertujuan untuk memperbaiki sistem
pendidikan pada kurikulum yang berlaku sebelumnya. Indonesia mengalami
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
perubahan kurikulum lagi pada tahun 2013. Kurikulum tersebut saat ini sedang
berjalan dan sering disebut dengan kurikulum 2013. Kemendikbud (2014)
menyatakan bahwa “pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan
pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun
2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara terpadu”. Mengacu pada pernyataan kemendikbud tersebut
maka dapat dikatakan bahwa Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan KTSP
dijadikan sebagai pedoman untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan
(pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalur
pendidikan. Sejalan dengan pernyataan kemendikbud mengenai pengembangan
kurikulum 2013, Fadlillah (2014) mengatakan bahwa Kurikulum 2013 merupakan
sebuah
kurikulum
yang
dikembangkan
untuk
meningkatkan
dan
menyeimbangkan kemampuan soft skill dan hard skill berupa sikap, keterampilan,
dan pengetahuan. Kurikulum ini memang dikembangkan dan diimplementasikan
sebagaimana mestinya sehingga soft skills dan hard skills dapat tertanam secara
seimbang, berdampingan dan dapat diaplikasikan dengan baik dalam kehidupan
sehari-hari.
Pengembangan kurikulum ini dirancang dengan adanya karakteristik
menonjol yang terletak pada pendekatan, model pembelajaran dan penilaiannya.
Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan tematik terpadu atau tematik integratif
dan saintifik. Pembelajaran tematik terpadu memberikan kemudahan bagi siswa
dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta
dapat menambah semangat belajar siswa sebab materi yang dipelajari nyata
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
(Kemendikbud: 2014). Tema dalam hal ini memiliki peran untuk menyatukan
kegiatan dari berbagai muatan pembelajaran. Pembelajaran yang digunakan pada
kurikulum
ini
selain
terpadu
juga
menerapkan
pendekatan
saintifik.
Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2014 lampiran IV menyatakan bahwa
pendekatan saintifik memiliki langkah-langkah pembelajaran yang memuat lima
pengalaman
belajar
pokok,
yaitu:
(1)
mengamati,
(2)
menanya,
(3)
mengumpulkan informasi/eksperimen, (4) Mengasosiasikan/ mengolah informasi,
(5) Mengkomunikasikan. Langkah-langkah ilmiah dalam pembelajaran tersebut
dilakukan tidak hanya untuk mengembangkan pengetahuan, dan keterampilan
akan tetapi juga sikap siswa.
Sikap tersebut dapat terbentuk dari pendidikan karakter yang terkandung
dalam pembelajaran pada kurikulum 2013. Suyadi (2013) mengatakan bahwa
pendidikan karakter adalah upaya terencana dalam mengetahui kebaikan,
mencintainya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan
pendidikan karakter dalam
pembelajaran diharapkan dapat
membangun
kepribadian yang baik pada diri siswa serta menselaraskan dengan perkembangan
aspek pengetahuan dan keterampilan. Setiap aspek pada diri siswa tersebut
kemudian diukur dengan adanya penilaian sehingga dapat diketahui tingkat
perkembangannya. Pengukuran tingkat perkembangan tersebut dalam kurikulum
2013 menggunakan penilaian autentik. American Library Assosiation (dalam
Kemendikbud: 2014) menjelaskan bahwa penilaian autentik merupakan proses
evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap siswa pada
aktivitas yang relevan dalam pembelajaran.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
Implementasi kurikulum 2013 ini tidak selamanya berjalan lancar. Terjadi
kendala dalam implementasi kurikulum baru tersebut. Salah satu kendala yang
terjadi yaitu pelaksanaannya yang tergolong tergesa-gesa. Reni menyebutkan
dalam berita Kompas.com pada Kamis (29/11/2012) bahwa, "Rencana perubahan
kurikulum sekolah untuk 2013 nanti, menurut saya merupakan langkah yang
tergesa-gesa. Ini bukan perkara ringan. Guru harus disiapkan benar”. Reni juga
menambahkan bahwa, "Guru-guru di Indonesia ini paling tidak harus diberi
pembinaan untuk implementasi kurikulum ini paling tidak selama tiga tahun”.
Masalah tersebut menyebabkan adanya suatu kendala, yaitu sulitnya guru
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. Berita dalam kompasiana tanggal 19
September 2014 memaparkan bahwa para guru termasuk penulis berita merasa
ribet dengan format RPP yang baru. Penulis berita juga mengatakan bahwa “RPP
Kurikulum lama belum selesai pembahasannya, akan tetapi saat ini sudah berganti
dengan RPP Kurikulum 2013”. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran selalu
mengalami perubahan formatnya seiring dengan perkembangan Kurikulum.
Selain perubahan format RPP, perubahan juga terjadi pada kompetensi yang harus
dicapai. Kurikulum 2013 yang berlaku saat ini, mengalami perubahan pada
beberapa kompetensi. Perubahan yang terjadi terletak pada aspeknya. Kurikulum
sebelumnya kompetensi hanya berpusat kepada ranah pengetahuan saja, namun
dalam RPP Kurikulum 2013 ranahnya berkembang menjadi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan (Kompasiana, 19 September 2014, 19:10). Kendala dalam
implementasi kurikulum 2013 tidak hanya dialami oleh penulis berita pada
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
kompasiana. Peneliti juga menemukan permasalahan yang serupa ketika
melakukan analisis masalah.
Analisis masalah yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan melakukan
wawancara dan observasi pada 5 Sekolah Dasar yang ada di Yogyakarta untuk
mengetahui permasalahan yang terjadi terkait implementasi kurikulum 2013.
Lima sekolah dasar dipilih melalui Focus Group Discussion (FGD). Kelima
Sekolah Dasar tempat dilaksanakannya analisis masalah tersebut adalah SD N J,
SD KB, SDN SB, SDN N, dan SD KG yang semuanya telah menerapkan
kurikulum 2013. Wawancara dilakukan oleh peneliti kepada guru dan siswa kelas
I dari kelima SD tersebut. Peneliti memilih guru karena ketika melaksanakan PPL
di SD, sebagian guru kelas I sering lebih banyak bertanya mengenai RPPH
kurikulum 2013. Hasil wawancara kepada guru kelas I menunjukkan bahwa
kurikulum 2013 telah diterapkan sejak tahun ajaran 2014/2015. Guru-guru
tersebut merasa masih bingung dengan implementasi kurikulum 2013.
Kebingungan yang dirasakan oleh guru disebabkan kurangnya sosialisasi yang
diberikan oleh pemerintah. Sosialisasi yang diberikan hanya berupa diklat yang
dilaksanakan selama 10 hari. Masalah yang terjadi pada guru tidak hanya hal itu
saja. Masalah terkait implementasi kurikulum 2013 yang dialami oleh guru dapat
dilihat pada tabel 1.1.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
Tabel 1.1
Masalah Terkait Implementasi Kurikulum 2013
SDN N
Guru kelas I
meminta tolong
dibuatkan
RPPH
SD KG
Keterlambatan
distribusi buku
menjadi kendala
bagi guru dan
siswa dalam
melaksanakan
KBM
SDN J
Guru kelas I
belum bisa
membuat RPPH
kurikulum 2013,
masih terpaku
dengan RPPH
KTSP
SDN SB
Guru kelas I
tidak bisa
membuat RPPH
SDK B
Guru Kelas I
mengalami
kesulitan dalam
menyusun
rubrik penilaian
RPPH
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa terdapat masalah krusial yang ditemukan oleh
peneliti terkait dengan implementasi kurikulum 2013 pada kelima SD. Masalah
tersebut yaitu berkaitan dengan penyusunan RPPH. Para guru merasa kesulitan
menyusun RPPH yang merupakan dasar penting dalam menunjang keberhasilan
kegiatan belajar mengajar di kelas. Kesulitan tersebut terutama dalam hal
menyusun penilaian. Guru juga masih terpaku pada KTSP yang berbasis pelajaran
terpisah. Kendala lain yang menyebabkan kesulitan dalam menyusun RPPH yaitu
keterlambatan distribusi buku pegangan guru dan siswa. Kendala dalam
menyusun RPPH akan berdampak pada pembelajaran yang dilaksanakan,
sehingga penyusunan RPPH penting untuk dipahami guru dan diaplikasikan untuk
siswa. Perencanaan pembelajaran menjadi hal yang penting sebab memuat
kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil
pengajaran yang diinginkan, serta didasarkan pada kondisi pembelajaran
(Husamah&Yanuar: 2013).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
Tabel 1.2
Masalah yang Dialami Siswa dalam Pembelajaran
Siswa Kelas I
SDN N
Mengalami
kebosanan ketika
pembelajaran di
kelas
Siswa Kelas I
SD KG
Ingin bermain
dengan teman
Siswa Kelas I
SDN J
Tidak
konsentrasi
ketika
pembelajaran
karena banyak
teman yang
mengganggu
Siswa Kelas
SDN SB
Ingin belajar
sambil bermain
Siswa Kelas I
SDK B
Mengalami
kebingungan
ketika
pembelajaran
di kelas
Hasil wawancara terhadap siswa seperti terlihat pada tabel 1.2 di atas. Tabel
1.2 menunjukkan bahwa siswa mempunyai permasalahan ketika pembelajaran di
kelas yaitu mengalami kebosanan, kebingungan, dan kurang konsentrasi.
Permasalahan siswa tersebut dapat diatasi dengan memberikan metode
pembelajaran berupa permainan sejalan dengan keinginan dari hasil wawancara
yang menunjukkan bahwa siswa ingin bermain dengan teman dan belajar sambil
bermain. Peneliti memperkuat hasil wawancara dengan melakukan observasi
kelas di SDN N, SD KG, SDN J, SDN SB, dan SDK B terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas I. Peneliti menemukan
permasalahan ketika melakukan kegiatan observasi terhadap pelaksanaan kegiatan
proses belajar mengajar menggunakan Kurikulum 2013. Hasil Observasi
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa guru dari kelima
SD tersebut cenderung mengajar dengan cara tradisional, sebagian besar metode
yang digunakan yaitu ceramah, diskusi, tanya jawab dan pemberian tugas. Peneliti
juga menemukan bahwa ternyata guru masih jarang menggunakan media dalam
pembelajaran di kelas sehingga pembelajaran terkesan membosankan. Hal ini
dilihat dari siswa yang sering kurang memperhatikan penjelasan guru. Gambaran
pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut mengakibatkan siswa kurang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
aktif terlibat dalam kegiatan belajar dan cenderung sulit untuk dikondisikan.
Siswa cenderung mengalihkan perhatian mereka pada hal lain daripada guru
mereka yang sedang memberikan materi pelajaran. Hal tersebut nampak dari
aktivitas mereka yang lebih banyak bermain dengan teman sebangku, seperti yang
terjadi pada siswa kelas I SDN J. Aktivitas bermain siswa pada saat pelajaran
berlangsung merupakan hal yang wajar. Bermain dikatakan wajar sebab siswa
kelas I berada pada masa dimana kegiatan bermain sangat dominan. Dockett dan
Fleer (dalam Yuliani: 2009) berpendapat bahwa bermain merupakan kebutuhan
bagi anak, sebab dengan bermain anak memperoleh pengetahuan yang dapat
mengembangkan kemampuan dirinya. Mendasar pada pemikiran tersebut, guru
justru dapat menggunakan permainan untuk kegiatan belajar yang dapat
membantu
siswa
dalam
membentuk pengetahuan
dan
mengembangkan
kemampuannya melalui interaksi sosialnya. Vygotsky (dalam Beaty: 2013)
mengatakan bahwa melalui interaksi sosial, permainan dapat menjadi sumber
perkembangan
yang menciptakan
zona
perkembangan
proksimal
untuk
menjembatani peningkatan pemahaman siswa. Semiawan (2002) berpendapat
permainan merupakan alat bagi anak untuk menemukan apa yang belum diketahui
dan melakukan apa yang belum dapat dilakukan sehingga anak belajar
menjelajahi dunianya sendiri. Permainan akan membantu siswa untuk belajar
menemukan
apa
yang
diperoleh
dari
pengalamannya
sendiri
dalam
lingkungannya, maka permainan merupakan metode pembelajaran yang tepat
untuk diakomodasi dalam penyusunan RPPH.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
Melihat pada hasil analisis masalah yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa
kebutuhan
permasalahan
guru
siswa
untuk
tersebut
dapat
menyusun
dijadikan
RPPH
pengembangan
berbasis
permainan
dari
anak.
Permasalahan yang ditemukan menunjukkan bahwa kebutuhan akan permainan
diharapkan oleh siswa, sedangkan kebutuhan akan penyusunan RPPH diharapkan
oleh guru. Berakar dari hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian RnD
dengan judul “Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
Berbasis Permainan Anak Kelas I SD pada Subtema Gemar berolahraga”.
1.2. Identifikasi Masalah
Peneliti menemukan adanya masalah dalam pelaksanaan pembelajaran pada
kurikulum 2013. Identifikasi masalah yang dihadapi oleh guru dari kelima SD
tempat penelitian bahwa guru mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan
kurikulum 2013 saat KBM. Guru kesulitan dalam penyusunan RPPH termasuk
rubrik penilaiannya. Peneliti juga menemui bahwa guru mengalami kesulitan pada
metode pembelajaran yang akan digunakan terkait dengan pendekatan tematik
terpadu dan saintifik, sehingga pembelajaran dirasakan masih kurang menarik.
1.3. Batasan Masalah
Fokus pengembangan ini adalah pada penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH). Peneliti hanya akan membatasi masalah pada:
1.3.1
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) akan
dibatasi untuk kelas I, tema kegemaranku, subtema gemar berolahraga
yang terdiri dari 6 pembelajaran.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1.3.2
10
Permainan yang dipakai dibatasi pada 4 pembelajaran. Pembelajaran 1
menggunakan
permainan
“mencari
pasangan”.
Pembelajaran
2
menggunakan permainan “dhakon”. Pembelajaran 4 menggunakan
permainan “wilwa”. Pembelajaran 5 menggunakan permainan “engklek”.
1.4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari pengembangan ini berdasarkan latar belakang yang
telah dipaparkan, adalah :
Bagaimana model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis
permainan anak kelas 1 SD pada subtema “gemar berolahraga”?
1.5. Tujuan Masalah
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
berbasis permainan anak kelas 1 SD pada subtema “gemar berolahraga”.
1.6. Manfaat Penelitian
1.6.1 Bagi Peneliti
Menambah kreatifitas dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
harian berbasis permainan anak. Memperkaya pengetahuan mahasiswa selaku
calon guru akan inovasi-inovasi baru dalam kegiatan pembelajaran.
1.6.2 Bagi Guru
Membuat guru lebih kreatif dalam menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran
harian
terutama
dengan
menggunakan
permainan
anak.
Memperkaya pengetahuan guru akan inovasi-inovasi baru dalam kegiatan
pembelajaran.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
1.6.3 Bagi Siswa
Memudahkan
siswa
dalam
memahami
materi
pembelajaran
yang
menggunakan permainan anak.
1.7. Spesifikasi Produk
Adapun spesifikasi produk yang dikembangkan peneliti meliputi:
1. Perangkat pembelajaran berupa RPPH pada subtema “Gemar Berolahraga”
sebanyak 6 pembelajaran.
2. RPPH disusun berdasarkan kurikulum 2013.
3. Indikator pembelajaran pada RPPH disusun dengan menggunakan kata
kerja operasional.
4. Tujuan pembelajaran pada RPPH memuat unsure A,B,C,D (Audience,
Behavior, Condition, Degree).
5. Penelitian ini mengembangkan produk berupa RPPH berbasis permainan
anak yang mengakomodasikan 4 permainan pada pembelajaran 1,
pembelajaran 2, pembelajaran 4 dan pembelajaran 5.
6. Produk yang dikembangkan bertujuan untuk memfasilitasi guru agar
mudah dalam mendesain perangkat pembelajaran kurikulum 2013,
khususnya RPPH berbasis permainan.
7. RPPH
disusun dengan menggunakan pendekatan tematik integratif,
saintifik, dan pendidikan karakter dalam prosesnya.
8. Produk yang dikembangkan memuat proses ilmiah 5M (mengamati,
menanya,
mengumpulkan
informasi,
mengasosiasikan,
mengomunikasikan) sebagai ciri dari pendekatan saintifik.
dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
9. Rubrik penilaian disusun dengan memuat diskriptor yang memudahkan
guru dalam menilai sikap spiritual, sosial, dan keterampilan.
10. RPPH menggunakan mudel pembelajaran inovatif yaitu model contextual
learning.
11. RPPH yang disusun berdasarkan teori konstruktivisme, teori Vygotsky,
dan teori Piaget.
12. RPPH menggunakan Bahasa Indonesia sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD).
1.8. Definisi Operasional
Istilah-istilah yang perlu dijelaskan dalam penyusunan desain RPPH berbasis
permainan anak kelas 1 sekolah dasar pada subtema Gemar Berolahraga adalah:
a. Desain pembelajaran
Desain pembelajaran merupakan seperangkat program pembelajaran yang
dibuat untuk menunjang kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan
pembelajaran.
b. Perangkat pembelajaran
Perangkat pembelajaran adalah komponen yang membantu guru dalam
melakukan kegiatan belajar mengajar berupa silabus, RPP, bahan ajar dan
LKS.
c. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah penyempurna dari Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) yang mulai dilaksanakan pada tahun ajaran 2013 bertujuan untuk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
menjaga keseimbangan antara kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik
siswa.
d. Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik adalah pendekatan dalam pembelajaran yang memiliki 5
pengalaman belajar. Lima pengalaman belajar tersebut adalah mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi/eksperimen, mengasosiasikan/mengolah
informasi dan mengkomunikasikan.
e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
Rencana pelaksanaan pembelajaran harian adalah pedoman guru dalam
melaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas yang berisi tentang
kompetensi yang akan dicapai, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
dan evaluasi.
f. Tema Kegemaranku
Tema kegemaranku adalah tema ke dua dalam semester satu di kelas satu SD.
Tema ini menggunakan topik kegiatan kegemaran anak-anak yang di
hubungkan dengan materi pelajaran.
g. Subtema “Gemar Berolahraga”
Subtema “gemar berolahraga” adalah subtema pertama dalam tema
kegemaranku. Sub tema ini menggunakan topik kegiatan gemar melakukan
olahraga yang dihubungkan dengan materi pelajaran.
h. Permainan Anak
Permainan anak adalah kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak untuk
mencari kesenangan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
i. Permainan “mencari pasangan”
Permainan “mencari pasangan” adalah permainan anak yang menggunakan
kartu bergambar sebagai medianya. Cara bermain “mencari pasangan” adalah
dengan memasangkan kartu bergambar yang saling berhubungan.
j. Permainan “dhakon”
Permainan “dhakon” adalah permainan yang dimainkan oleh 2 orang,
menggunakan papan yang memiliki 14 kubangan yang saling berhadapan dan
2 kubangan berukuran lebih besar. Permainan ini menggunakan biji-bijian
untuk bermain.
k. Permainan “wilwa”
Permainan “wilwa” adalah permainan kejar-kejaran antara 2 kelompok
pemain. Setiap kelompok dari permainan ini memiliki penjara untuk
mengurung musuh yang tertangkap.
l. Permainan “engklek”
Permainan “engklek” adalah permainan yang biasanya hanya dimainkan oleh
anak perempuan. Permainan ini menggunakan gacuk misalnya pecahan
genteng untuk dilemparkan ke petak-petak “engklek”. Cara bermainnya
dengan melompat menggunakan satu kaki setelah melempar gacuk miliknya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini menguraikan tentang landasan teori yang digunakan untuk
memecahkan masalah dalam penelitian. Pembahasan tentang landasan teori terdiri
dari empat bagian yaitu teori yang mendukung, hasil penelitian yang relevan,
kerangka berfikir dan pertanyaan penelitan.
2.1. Teori yang Mendukung
2.1.1 Teori Belajar Konstruktivisme
Belajar terjadi pada semua orang dan berlangsung selama hidupnya. Belajar
dibutuhkan oleh seseorang agar dapat berkembang. Seseorang yang belajar berarti
ia melakukan suatu usaha sadar untuk memenuhi kebutuhannya (Mulyasa: 2013).
Belajar yaitu proses yang dialami oleh seseorang untuk mendapatkan berbagai
kecakapan, keterampilan dan sikap (Aunurrahman: 2012). Sejalan dengan
pendapat Aunurrahman, Belajar juga dapat dikatakan suatu aktivitas atau proses
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan
keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengkokohkan kepribadian
(Suyono&Hariyanto: 2012). Aktivitas yang dimaksudkan dalam belajar adalah
aktivitas mental. Siregar&Nara (2011) mengatakan bahwa belajar merupakan
aktivitas mental (psikis) yang menghasilkan perubahan bersifat relatif konstan
sebab adanya interaksi dengan lingkungannya. Perubahan perilaku baru seseorang
secara utuh sebagai hasil dari pengalaman pribadi dalam interaksi dengan
lingkungannya oleh Slameto (2010) disebut dengan belajar. Pengertian belajar
yang telah dipaparkan oleh para ahli memiliki titik kesamaan yaitu bahwa belajar
15
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
merupakan aktivitas untuk memperoleh pengetahuan. Peneliti menyimpulkan
pengertian belajar menurut beberapa ahli yaitu bahwa belajar merupakan suatu
aktivitas atau proses yang dialami seseorang melalui pengalaman untuk
membangun pengetahuan, sikap, dan keterampilan serta pemecahan masalah
melalui interaksi dengan lingkungan sekitarnya.
Belajar tidak hanya sekedar aktivitas untuk memperoleh pengetahuan, sebab
belajar memiliki teori-teori yang mendasarinya. Teori belajar salah satunya adalah
teori belajar konstruktivisme. Peneliti memilih teori konstruktivisme karena sesuai
untuk dijadikan dasar dalam penelitian yang dilakukan. Konstruktivisme
merupakan sebuah filosofi pembelajaran yang berlandaskan anggapan bahwa
melalui
pengalaman,
seseorang
dapat
membangun
dan
mengkostruksi
pengetahuan serta pemahaman tentang dunia tempat tinggal mereka (Suryono &
Hariyanto: 2012). Konstruktivisme menyatakan bahwa para siswa membentuk
pemahaman-pemahaman mereka sendiri mengenai suatu pengetahuan dan
keterampilan (Schunk: 2012). Tugde&Scrimsher (dalam Schunk: 2012)
mengatakan bahwa kegiatan pembelajaran pada teori konstruktivisme lebih
banyak
menekankan pada kegiatan di lingkungan sosial sebagai fasilitator
perkembangan.
Pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konstruktivisme
merupakan teori yang memandang bahwa pengetahuan, keterampilan serta
pemahaman dapat dibentuk melalui pengalaman di lingkungan sekitar. Piaget dan
Vygotsky adalah 2 ahli yang membahas teori konstruktivisme. Teori Piaget
membahas tentang struktur kognitif anak. Piaget mengungkapkan bahwa struktur
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
kognitif seorang anak dapat terbangun dengan adanya perkembangan anak yang
bermakna untuk dapat memahami dan menanggapi pengalaman di lingkungannya
(Suryono&Hariyanto: 2012). Sesuai dengan perkembangan usianya Struktur
kognitif anak dapat meningkat menunju aktivitas mental yang kompleks.
Perkembangan kognitif anak yang aktif dapat membangun pemahaman
pengetahuan dan realita dari pengalaman dan komunikasi mereka sendiri (Trianto:
2012). Teori konstruktivisme adalah teori yang mengatakan bahwa pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan dapat dibentuk melalui pengalaman di lingkungan
masing-masing.
Teori belajar konstrukivisme juga dibahas oleh Vygotsky. Schunk (2012)
Zona perkembangan proksimal (ZPD/Zone of Proximal Develompment)
mengatakan bahwa terlihat perbedaan antara apa yang dilakukan sendiri oleh
siswa dengan apa yang dapat dilakukan dengan bantuan orang lain. Orang lain
dalam konteks ini yang dimaksud adalah teman sebaya, guru, dan orang tua.
Vygotsky lebih dititik beratkan perkembangan individu pada lingkungan sosial.
Kognitif anak dapat didorong perkembangannya dengan melakukan interaksi pada
lingkungan sosial dan teman sebaya. Sitepu (2012) mengatakan bahwa konsep
pokok dalam teori vygotsky adalah Zona Perkembangan Proksimal (ZPD) yaitu
jarak antara perkembangan pemecahan masalah secara mandiri dengan
perkembangan pemecahan masalah dengan bantuan orang lain (teman sebaya).
Kesimpulan teori Vygotsky dapat dikatakan bahwa kognitif anak dipengaruhi oleh
interaksi sosial dilingkungannya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
Teori konstruktivisme menurut Piaget dan Vygotsky disimpulkan bahwa
pengetahuan dapat dibentuk oleh anak secara mandiri maupun dengan bantuan
teman melalui interaksi sosial di lingkungan tempat mereka tinggal. Peneliti
menggunakan teori konstruktivisme menurut Piaget dan Vygotsky karena sesuai
untuk menjadi dasar dalam merancang kegiatan pembelajaran agar siswa dapat
membentuk pengetahuannya sendiri melalui pengalaman dan interaksi sosial.
Melihat kebutuhan siswa yang memiliki minat bermain dapat digunakan untuk
metode pembelajaran yaitu permainan anak sebagai bentuk kegiatan bermain dan
belajar. Teori konstruktivisme pada RPPH berbasis permainan anak ditunjukkan
melalui kegiatan yang dilakukan oleh siswa sebagai bentuk pengalaman dan
interaksi sosialnya. Pengalaman bermain dan berinteraksi dengan temannya
tersebut membantu siswa untuk membentuk pengetahuan sebagaimana ditekankan
pada penerapan kurikulum 2013.
2.1.2
Prestasi Belajar
Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian
dalam bahasa Indonesia menjadi ‘‘prestasi’’ yang berarti ‘‘hasil belajar’’. Istilah
‘‘prestasi belajar” (achievement) berbeda dengan “hasil belajar” (learning
outcome). Menurut Arifin (2012), prestasi belajar pada umumnya berkenaan
dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan
watak siswa. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan
antara lain dalam kesenian, olahraga dan pendidikan, khususnya pembelajaran.
Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu
mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.
Prestasi belajar memiliki fungsi. Arifin (2012) menyebutkan bahwa
terdapat 5 fungsi prestasi belajar. Pertama, prestasi belajar sebagai indikator
kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai siswa. Kedua, prestasi
belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli psikologi biasanya
menyebut hal ini sebagai “tendensi keingintahuan (curiosity) dan merupakan
kebutuhan umum manusia”. Ketiga, prestasi belajar sebagai bahan informasi
dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan
pendorong bagi siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Keempat, prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan
indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah
kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik.
Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat
dijadikan indikator tingkat kesuksesan siswa di masyarakat. Asumsinya adalah
kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan masyarakat. Kelima,
prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) siswa. Dalam
proses pembelajaran, siswa menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena
siswa yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.1.3
20
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
Dunia pendidikan Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan
kurikulum sejak tahun 1945. Pertama, Rencana Pelajaran 1947 merupakan
kurikulum pertama di Indonesia. Istilah yang digunakan pada saat itu untuk
menyebut kurikulum yaitu rencana pelajaran. Kurikulum ini termasuk kurikulum
dengan mata pelajaran yang terpisah-pisah (separated curriculum). Rencana
Pelajaran 1947 memuat 2 hal pokok didalamnya yaitu daftar mata pelajaran
beserta jam pengajarannya, dan garis besar pengajaran. Pembelajaran yang
diberikan kepada siswa lebih terfokus pada pendidikan watak, kesadaran
bernegara, dan bermasyarakat daripada pendidikan pikiran. Trianto (2009)
mengatakan bahwa materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari,
namun lebih mengacu pada kesenian dan pendidikan jasmani.
Kedua, Rencana Pelajaran 1950. Kurikulum ini lahir karena tuntutan
kelahiran UU Nomer 4 Tahun 1950 tentang dasar-dasar Pendidikan dan
Pengajaran di sekolah.
Suparlan, (2011) mengatakan bahwa kurikulum ini
termasuk kurikulum dengan mata pelajaran yang terpisah-pisah (separated
curriculum).
Ketiga, kurikulum 1952 merupakan kurikulum yang setiap pelajarannya
lebih rinci daripada kurikulum sebelumnya. Kurikulum ini dikenal dengan istilah
Rencana Pelajaran Terurai 1952. Setiap mata pelajaran diajarkan oleh guru yang
berbeda. Masa ini dibentuk kelas masyarakat yaitu sekolah khusus bagi lulusan
SR 6 Tahun yang tidak melanjutkan ke SMP. Trianto (2009) mengatakan bahwa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
kelas masyarakat tersebut mengajarkan keterampilan bagi anak yang tidak mampu
melanjutkan sekolah ke jenjang SMP, sehingga bisa langsung bekerja.
Keempat,
Rencana
Pelajaran
1964.
Kurikulum
ini
merupakan
penyempurnaan bagi kurikulum Rencana Pelajaran Terurai 1952. Rencana
Pelajaran 1964 memuat pembagian kelompok yaitu cipta, rasa, karsa, dan krida
(Suparlan: 2011).
Kelima, Kurikulum 1968. Kurikulum 1968 memiliki tujuan untuk
menciptakan masyarakat sosialis. Istilah kurikulum untuk pertama kali digunakan
di Indonesia pada kurikulum ini (Suparlan: 2011). Pendidikan pada masa ini lebih
menekankan pada terbentuknya manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 bersifat
correlate subject curriculum, artinya materi tingkat bawah mempunyai korelasi
dengan kurikulum sekolah lanjutan. Pembagian bidang studi pada kurikulum ini
meliputi 3 kelompok besar yaitu pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan
kecakapan khusus. Trianto (2009) mengatakan bahwa materi pelajaran dalam
kurikulum ini hanya teoritis dan tidak dikaitkan hal-hal faktual di lingkungan.
Keenam, Kurikulum 1975. Kurikulum ini lahir karena tuntutan ketetapan
MPR Nomor IV/ MPR/ 1973 tentang GBHN 1973, dengan tujuan pendidikan
“membentuk manusia Indonesia untuk pembangunan nasional di berbagai
bidang”. Suparlan (2011) mengatakan bahwa kurikulum ini dikenal dengan format
yang rinci. Kurikulum 1975 memiliki 7 unsur pokok yaitu dasar, tujuan, dan
prinsip; struktur program kurikulum; GBPP (Garis Besar Pokok Pembelajaran);
sistem penyajian; sistem penilaian; sistem bimbingan dan penyuluhan; serta
pedoman supervisi dan administrasi. Trianto, (2009) menjelaskan bahwa metode,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
materi, dan tujuan pelajarannya tertuang secara jelas dalam Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), yang kemudian lahir rencana
pelajaran setiap satuan bahasan.
Ketujuh, Kurikulum 1984. Kurikulum ini merupakan penyempurnaan
dari kurikulum 1975. Kurikulum 1984 berlaku berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomer 0461/ U/ 1983 tanggal 22 Oktober 1983
tentang Perbaikan Kurikulum. Suparlan (2011) menyebutkan bahwa kurikulum
1984 memiliki 4 aspek yang disempurnakan, yaitu: (1) pelaksanaan PSPB, (2)
penyesuaian tujuan dan struktur program kurikulum, (3) pemilihan kemampuan
dasar serta keterpaduan dan keserasian antara ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik, (4) pelaksanaan pelajaran berdasarkan keruntutan belajar yang
disesuaikan dengan kecepatan belajar masing-masing siswa. Kurikulum ini
memposisikan siswa sebagai subyek belajar dan mulai menerapkan sistem Cara
Belajar Siswa Aktif (CBSA) yaitu mengamati, mengelompokkan, mendiskusikan,
hingga melaporkan (Trianto: 2009).
Kedelapan, Kurikulum 1994. kurikulum ini mematok pendidikan dasar
pada menjadi 9 tahun (SD dan SMP). Melihat pada strukturnya, kurikulum 1994
berusaha menyatukan kurikulum 1975 yang menggunakan pendekatan tujuan
dengan kurikulum 1984 yang memiliki tujuan pendekatan proses. Zahara Idris dan
Lisma Jamal berpendapat bahwa muatan lokal serta penyempurnaan tiga
kemampuan dasar yang meliputi membaca, menulis, dan menghitung secara
fungsional diberlakukan dalam kurikulum ini (Trianto: 2009).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
Kesembilan, Kurikulum 2004. Kurikulum ini belum diterapkan di seluruh
sekolah di Indonesia. Kurikulum 2004 dikenal dengan istilah Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). Melihat pada namanya, sudah jelas bahwa kurikulum ini
berbasis kompetensi. Trianto (2009) mengatakan bahwa kompetensi merupakan
perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap dalam kebiasaan
ketika berpikir dan bersikap. Trianto (2009) menjelaskan bahwa terdapat empat
komponen KBK yaitu Kurikulum dan Hasil Belajar (KHB), Penilaian Berbasis
Kelas (PBK), Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), dan Pengelolaan Kurikulum
Berbasis Sekolah (PKBS).
Kesepuluh, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum
2006 adalah penyempurnaan dari KBK yang telah diuji coba kelayakannya secara
publik kepada beberapa sekolah yang menjadi sasaran proyek. Trianto (2009)
kurikulum ini biasa dikenal dengan nama KTSP, dimana tujuan pada pendidikan
dasar meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lanjut. Suparlan
(2011) mengatakan bahwa BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan)
mengembangkan standar isi dan proses untuk digunakan sebagai acuan dalam
penyusunan kurikulum ini. Trianto (2009) menjelaskan bahwa terdapat 8 muatan
mata pelajaran untuk kurikulum sekolah dasar, muatan lokal, dan pengembangan
diri. Pelajaran IPA dan IPS merupakan IPA terpadu dan IPS terpadu.
Kurikulum selalu berubah untuk mencapai tujuan pendidikan yang
diinginkan. Setiap perubahan yang terjadi selalu menyempurnakan kurikulum
sebelumnya. Perubahan ini bertujuan untuk memperbaiki kurikulum sebelumnya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24
sehingga pendidikan di Indonesia menjadi lebih berkualitas. Total perubahan
kurikulum di Indonesia adalah 10 kali yakni dimulai dari rencana pelajaran 1947
hingga KTSP 2006. Tahun ajaran 2013/2014 KTSP berubah menjadi kurikulum
2013, sehingga dapat disimpulkan bahwa Indonesia telah mengalami 11 kali
perubahan kurikulum.
2.1.4
Kurikulum 2013
2.1.4.1 Pengertian kurikulum 2013
Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini adalah kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 adalah penyempurna kurikulum sebelumnya yaitu KBK dan
KTSP. Kurikulum 2013 dikembangkan bertujuan
untuk meningkatkan dan
menselaraskan kemampuan berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan
(Fadilliah: 2014). Mulyasa (2013) menyatakan bahwa kurikulum 2013 adalah
tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang dahulu pernah
diuji cobakan pada tahun 2004. Kurikulum 2013 menganut sejarah yang
menyatakan pengembangan kehidupan manusia dalam beragama, seni, kreativitas,
berkomunikasi, nilai, serta berbagai aspek lain yang sesuai dengan potensinya
sendiri (Kunandar: 2014). Kurikulum 2013 dapat disimpulkan merupakan
kurikulum yang menindak lanjut KBK dengan tujuan meningkatkan pendidikan
meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan.
2.1.4.2 Karakteristik Kurikulum 2013
Setiap kurikulum memiliki karakteristik yang berbeda-beda, begitu juga
dengan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 memiliki 8 karakteristik.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25
Karakteristik tersebut meliputi (1) konten kurikulum berisi kompetensikompetensi dalam mata pelajaran; (2) Kompetensi Inti sebagai gambaran
aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan; (3) siswa harus mempelajari
Kompetensi Dasar dalam satu tema; (4) ranah sikap dan juga kemampuan
kognitif
diutamakan dari KI dan KD; (5) semua KD dan kegiatan
pembelajaran dikembangkan mengarah untuk mencapai kompetensi inti; (6)
KD saling memperkuat, memperkaya antar mata pelajaran; (7) silabus
dikembangkan menjadi rancangan belajar yang mencantumkan KD dalam
satu tema; (8) RPP dikembangkan dari setiap KD (Kemendikbud: 2014).
Kurikulum 2013 juga memiliki karakteristik pada pendekatan dan penilaian selain
delapan karakteristik umum yang telah disebutkan di atas.
2.1.4.2.1
Pendekatan Saintifik
Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik dan pendekatan tematik
integratif. Pendekatan saintifik bertujuan untuk membuat siswa aktif dalam
kegiatan pembelajaran. Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2014 lampiran IV
menyatakan bahwa pendekatan saintifik memiliki langkah-langkah pembelajaran
yang memuat lima pengalaman belajar pokok, yaitu:
(1) mengamati, kegiatan ini biasanya dalam bentuk aktivitas menyimak,
melihat, membaca, dan mendengar; (2) menanya, biasanya dilakukan dengan
cara mengajukan pertanyaan mengenai informasi yang belum dipahami
berdasarkan hal yang telah ditemui dan dilihat. (3) mengumpulkan
informasi/eksperimen yang dilakukan setelah siswa meperoleh materi dengan
melakukan eksperimen
(percobaan); (4)
Mengasosiasikan/ mengolah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
informasi biasanya dilakukan dengan cara mengolah data-data yang diperoleh
kemudian
diproses
sehingga
ditemukan
hasil
yang
dicari,
(5)
Mengkomunikasikan, yaitu menyampaikan hasil dengan menceritakan apa
yang didapatkan dari materi yang telah dipelajari (Kemendikbud: 2014).
Pengalaman belajar yang telah disebutkan tersebut mengarahkan agar siswa dapat
menemukan pengetahuan melalui dirinya sendiri sedangkan guru hanya sebagai
fasilitator. Pernyataan tersebut berarti menunjukkan bahwa pendekatan saintifik
sangat membantu dalam proses pembelajaran terutama agar siswa terlibat aktif
dalam mengkontruksi pengetahuan dibenak mereka sendiri. Proses pembelajaran
dalam pendekatan saintifik memuat materi yang berbasis pada fakta atau
fenomena yang dapat dijelaskan melalui logika atau penalaran (Hosnan: 2014).
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa materi yang diterapkan pada pendekatan
saintifik memiliki kesamaan dengan materi yang termuat dalam pembelajaran
kontekstual yaitu berbasis pada fakta atau nyata.
Nurhadi (2003) mengatakan bahwa pembelajaran kontekstual (Contextual
Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk
menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata serta
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan
penerapannya dalam kehidupan mereka. Pengetahuan baru dibangun sendiri oleh
siswa sendiri ketika ia belajar. Menurut Johnson (2002), CTL (Contextual
Teaching and Learning) adalah proses pendidikan yang bertujuan menolong para
siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara
menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya
mereka. Untuk mencapai tujuan ini, sistem tersebut meliputi tujuh komponen
berikut : membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan
yang berarti, melakukan pembelajaran yang diatur sendiri, melakukan kerja sama,
membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, berpikir kritis dan kreatif
untuk mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan penilaian autentik.
Berdasarkan definisi-definisi dari kedua ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran CTL adalah suatu pembelajaran yang mengaitkan isi atau materi
pelajaran dengan keadaan dunia nyata siswa. Pembelajaran kontekstual (CTL)
memiliki beberapa karakteristik. Komalasari (2008) mengatakan bahwa
karakteristik pembelajaran kontekstual meliputi pembelajaran yang menerapkan:
a. Keterkaitan (relating)
Proses Pembelajaran yang menerapkan keterkaitan (relating) yaitu dimana
terdapat keterkaitan (relevansi) dengan bekal pengetahuan
(prerequisite
knowledge) yang ada pada diri siswa dan konteks pengalaman dalam kehidupan
dunia nyata.
b. Pengalaman langsung (experiencing)
Proses Pembelajaran yang menerapkan konsep pengalaman langsung (experiencing) yaitu dimana proses pembelajaran memberi kesempatan kepada siswa
untuk membangun pengetahuan dengan cara menemukan dan mengalami sendiri
secara langsung.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28
c. Aplikasi (applying)
Proses pembelajaran dengan konsep aplikasi (applying) menekankan pada
penerapan fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang dipelajari dalam situasi dan
konteks lain yang berbeda sehingga bermanfaat bagi kehidupan siswa.
d. Kerja sama (cooperating)
Pembelajaran yang menerapkan konsep kerja sama (cooperating)
mendorong kerjasama diantara siswa, antara siswa dengan guru dan sumber
belajar.
e. Pengaturan diri (self-regulating)
Pembelajaran yang menerapkan konsep pengaturan diri (self-regulating)
mendorong siswa untuk mengatur diri dan pembelajarnnya secara mandiri.
f. Asesmen autentik (authentic assessment)
Pembalajaran yang menerapkan konsep asesmen autentik mengukur,
memonitor dan menilai semua aspek hasil belajar (domain kognitif, afektif, dan
psikomotor), baik yang tampak sebagai hasil akhir dari suatu proses pembelajaran
maupun berupa perubahan dan perkembangan aktivitas, serta perolehan belajar
selama proses pembelajaran di dalam kelas maupun diluar kelas. Penilaian
pembelajaran dilakukan secara utuh menyeluruh dalam aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor, serta dalam keseluruhan tahapan proses pembelajaran (di awal,
tengah dan akhir). Penilaian ini juga tidak hanya diserahkan pada guru, tetapi
siswa pun menilai siswa lain dan dirinya sendiri (self-evaluation) dalam aktivitas
pembelajaran dan pemahaman materi. Penilaian guru dilakukan dalam bentuk
penilaian tertulis (pencil and paper test) dan penilaian berdasarkan perbuatan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29
(performance based assessment), penugasan (project), produk (product), atau
portofolio.
2.1.4.2.2
Tematik integratif
Pendekatan tematik integratif yaitu dimana beberapa materi disatukan dalam
satu tema. Trianto (2011) mengatakan pembelajaran tematik adalah model
pembelajaran yang memuat perpaduan beberapa materi serta mampu membuat
siswa menjadi aktif dalam mencari, menggali, dan menemukan konsep secara
individu maupun kelompok dalam proses pembelajaran. Sejalan dengan hal
tersebut, Prastowo (2014) menyatakan bahwa pembelajaran tematik terpadu
adalah model pembelajaran yang menyatukan beberapa mata pelajaran menjadi
satu tema sehingga memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.
Pendekatan tematik integratif berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat
disimpulkan sebagai pendekatan yang memadukan beberapa materi pembelajaran
kemudian dijadikan satu dalam tema besar yang dirancang untuk mengaktifkan
siswa dalam belajar.
2.1.4.2.3
Penilaian Autentik
Kurikulum 2013 menggunakan penilaian hasil dan proses yang biasa disebut
penilaian autentik. Penilaian autentik menilai hasil yang dicapai siswa serta proses
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Kunandar (2014) mengatakan bahwa
penilaian autentik adalah penilaian pada siswa yang berfokus pada nilai hasil dan
proses dengan menggunakan tabel sesuai kompetensi yang akan dicapai.
Kemendikbud (2014) menyatakan bahwa penilaian autentik bertujuan untuk
memberikan prestasi bukan hanya pada hasil akan tetapi pada proses yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30
dijalani. Penilaian autentik memiliki tiga jenis yaitu (1) penilaian sikap meliputi
observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan jurnal catatan guru; (2)
penilaian pengetahuan meliputi tes tertulis, tes lisan, dan penugasan; serta (3)
Penilaian keterampilan berupa penilaian kinerja, proyek, dan portofolio
(Kemendikbud, 2014).
2.1.5
Pembagian Materi
2.1.5.1 Tema Kegiatanku
Tema kegiatanku adalah tema kedua semester satu di kelas 1 sekolah dasar.
Tema ini terdiri dari 4 sub tema, yaitu (1) Gemar Berolahraga, (2) Gemar
Bernyanyi dan Menari, (3) Gemar Menggambar, (4) Gemar Membaca. Materi
dalam tema ini memuat topik kegiatan kegemaran anak yang dikaitkan antar
muatan pelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan subtema pertama
yaitu Kegiatan Gemar Berolahraga.
2.1.5.2 Sub Tema Gemar Berolahraga
Subtema Gemar Berolahraga
adalah subtema kedua dalam tema
Kegemaranku. Ada lima mata pelajaran dalam materi ini yaitu bahasa Indonesia,
PJOK, PPKn, Matematika, dan SBDP. Dalam setiap mata pelajaran terdapat
material. Materi dalam bahasa Indonesia yaitu teks petunjuk dan arahan, teks
deskriptif, teks terima kasih. Materi dalam PJOK yaitu gerak lokomotor, non
lokomotor, dan manipulatif. Materi dalam PPKn yaitu tata tertib disekolah dan
dirumah. Materi dalam matematika yaitu menghitung dan membilang benda,
operasi penjumlahan, serta pola bilangan. Materi dalam SBDP yaitu karya seni
ekspresi, mengidentifikasi syair dan menyanyikan lagu.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.1.6
31
Desain Pembelajaran
Desain
pembelajaran
yaitu
proses
untuk
meningkatkan
kualitas
pembelajaran yang rumit, kreatif, aktif dan berulang-ulang (Prawiradilaga: 2007).
Desain pembelajaran dirancang sebaik mungkin untuk pembelajaran. Desain
pembelajaran dirancang secara instruksional sehingga siswa dapat beriteraksi
dengan lingkungan secara langsung. “Desain instruksional adalah suatu ilmu dan
seni untuk menciptakan sistem instruksional berkualitas melalui proses analitik,
sistematik, sistemik, efektif dan efisien ke arah tercapainya hasil belajar yang
sesuai dengan kebutuhan instruksional siswa” (Atwi: 2014). Bertujuan untuk
mencapai kegiatan instruksional (interaksi dengan lingkungan) maka desain
instruksional direncanakan sehingga kebutuhan instruksional pun dapat terpenuhi.
Desain pembelajaran dapat menolong guru menganalisis kebutuhan siswa serta
menyusun rencana untuk memenuhi kebutuhan tersebut (Shambaugh dalam
Wiyani: 2014). Guru dapat merancang kegiatan pembelajaran dengan baik melalui
desain pembelajaran. Desain pembelajaran adalah proses penyusunan tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
evaluasi pembelajaran dengan mendasar pada karakteristik anak sehingga mereka
mau dan mampu untuk belajar (Wiyani: 2014). Deskrpsi tersebut menunjukkan
bahwa desain pembelajaran merupakan pedoman yang berisi proses perencanaan
kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa berdasarkan apa
yang dibutuhkan siswa sehingga siswa mau dan mampu untuk belajar.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32
2.1.7 Perangkat Pembelajaran
Pelaksanaan
kurikulum
bergantung
pada
pengembangan
perangkat
pembelajaran (Akbar: 2013). Trianto (2010) mengatakan perangkat pembelajaran
adalah seperangkat pedoman guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Akbar
(2013) menyebutkan bahwa perangkat pembelajaran terdiri dari silabus, RPP,
buku ajar, sumber, media pembelajaran, dan instrumen asesmen. Perangkat
pembelajaran hendaknya disusun dengan menyesuaikan kebutuhan siswa.
Perangkat pembelajaran dapat disusun oleh pemerintah ataupun guru. Perangkat
pembelajaran berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan
merupakan suatu penunjang proses pembelajaran yang disusun guru untuk
dijadikan sebagai pedoman melakukan kegiatan belajar terdiri dari silabus, RPPH,
bahan ajar, dan LKS.
2.1.7.1 Silabus
Silabus
pada
dasarnya
adalah
garis
besar
perencanaan
progam
pembelajaran. Departemen Pendidikan Nasional, 2008 dalam (Akbar: 2013)
mengatakan bahwa silabus merupakan sebuah rencana pembelajaran dalam satu
tema yang di dalamnya berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan juga
sumber belajar. Trianto (2011) berpendapat bahwa silabus adalah seperangkat
rencana dan pengaturan dalam pembelajaran meliputi kegiatan, pengelolaan kelas,
dan penilaian hasil belajar. Pengertian silabus menurut Suparlan (2011) yaitu
rencana pembelajaran dalam tema tertentu yang memuat standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
alokasi waktu, dan sumber belajar. Akbar (2013) menyatakan bahwa penyusunan
silabus berdasarkan pada kurikulum 2013 dilakukan oleh pemerintah pusat dan
dikelola oleh guru dengan menyesuaikan satuan pendidikannya.
Silabus memiliki banyak unsur didalamnya. Unsur yang dijabarkan dalam
silabus meliputi standar kompetensi, indikator, dan materi pokok yang harus
dipelajari siswa untuk mencapai standar tertentu.
Majid (2009) menyatakan
bahwa silabus mempunyai unsur-unsur didalamnya yang meliputi tujuan
pembelajaran, sasaran pembelajaran, keterampilan yang baik dalam penguasaan
materi pembelajaran, urutan topik pembelajaran, aktivitas pembelajaran, sumber
belajar dan tehnik evaluasi pembelajaran. Silabus berdasarkan pendapat yang
telah dipaparkan oleh para ahli diatas maka dapat disimpulkan yaitu sebagai garis
besar perencanaan pembelajaran dalam satu tema tertentu yang berisi standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
2.1.7.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Permendikbud
No.65
Tahun
2013
menyebutkan
bahwa
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran yang
tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus
untuk mencapai kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Kemendikbud (2014)
mengatakan bahwa
RPP adalah
rencana
kegaiatan pembelajaran
yang
dikembangkan secara rinci dari materi pokok atau tema tertentu yang mengacu
pada
silabus.
Trianto
(2009)
menyatakan
bahwa
rencana
pelaksanaan
pembelajaran merupakan rencana kegiatan pembelajaran yang berisi langkah-
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
langkah serta urutan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang
sudah ditetapkan. Komponen dalam RPP yaitu tujuan pembelajaran, materi ajar,
metode pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar. Rencana
pelaksanaan pembelajaran dapat disimpulkan sebagai urutan langkah-langkah
kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada silabus.untuk mencapai kompetensi
dasar yang telah ditetapkan. RPP memiliki komponen yang harus ada didalamnya.
Komponen penyusunan RPP menurut Kemendikbud (2014:108) meliputi :
(1)Identitas sekolah; (2) identitas tema/ subtema; (3) kelas/ semester; (4)
materi pokok; (5) Alokasi waktu (6) Kompetensi Inti (KI); (7) Kompetensi
Dasar (KD) dan Indikator; (8) Tujuan pembelajaran yang memuat unsure
Audience, Behavior,Condition,Degree; (9) Materi pembelajaran; (10)
Metode pembelajaran; (11) Media, alat, dan sumber pembelajaran; (12)
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran; (13) Penilaian yang berisi
jenis/tekhnik penilaian, bentuk instrumen, dan pedoman penskoran.
Guru di setiap satuan pendidikan harus menyusun RPP untuk kelas di mana guru
tersebut mengajar sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar. Pengembangan
RPP biasanya dilakukan pada awal semester atau awal tahun pelajaran, dengan
maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan
pembelajaran. Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau
berkelompok dan harus disupervisi kepala sekolah. (Permendikbud: 2013). Akbar
(2013) mengatakan bahwa RPP yang disusun harus memperhatikan pendidikan
karakter dan kegiatan praktik dalam pembelajaran sehari-hari. Karakter
merupakan nilai universal perilaku manusia meliputi aktivitas kehidupan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35
berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat
yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan (Suyadi:
2013). Karakter adalah dasar perbedaan watak dan sifat dirinya dengan orang lain
baik itu berupa cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak (Wibowo: 2013).
Guru dalam penyusunan RPP kurikulum 2013 dituntut untuk menyeimbangkan
pengetahuan dengan karakter dalam memberikan pembelajaran. Hal tersebut
berdasar pada pendapat Suyadi (2013) yang mengatakan bahwa Pendidikan
karakter adalah upaya terencana dalam mengetahui kebaikan, mencintainya dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter menuntun
siswa agar menjadi manusia yang lebih baik (menjadi manusia seutuhnya yang
berkarakter
dalam
dimensi
hati,
pikir,
raga,
serta
rasa
dan
karsa)
(Samani&Hariyanto: 2012). Pendidikan karakter dapat disimpulkan menjadi
sebuah pendidikan yang menekankan pada pembangunan sikap dan watak
sehingga menjadi manusia yang bersifat baik dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.7.3 Bahan Ajar
Bahan ajar yaitu materi yang disusun secara rinci bertujuan untuk
membantu kegiatan belajar mengajar guru di kelas. Bahan ajar dapat
dikembangkan oleh guru dalam bentuk tertulis (Koran, majalah, brosur,dan lainlain) maupun tidak tertulis (berita di internet) (Majid: 2009). Bahan ajar pada
kurikulum 2013 biasa disebut dengan bahan ajar tematik. Bahan ajar tematik
memiliki muatan pembelajaran yang saling berkaitan dijadikan satu tema.
Prastowo (2014) berpendapat bahwa bahan ajar dari perpaduan beberapa muatan
pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mengoptimalkan proses
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36
pembelajaran merupakan pengertian dari bahan ajar tematik. Kesimpulan yang
dapat diambil yaitu bahwa bahan ajar merupakan materi yang dikembangkan oleh
guru secara terstruktur untuk membantu dalam kegiatan pembelajaran. Bahan ajar
memiliki suatu karakteristik tertentu. Prastowo (2014) menyebutkan bahwa 4
karakteristik yang harus terkandung pada bahan ajar tematik yang Pertama yaitu,
Aktif. Materi yang termuat didalam bahan ajar harus membatu siswa agar menjadi
lebih aktif baik secara fisik, intelektual, mental dan emosional dengan
mempertimbangkan minat, kemampuan dan motivasi belajar. Karakteristik kedua
yaitu menarik dan menyenangkan. Bahan ajar harus mampu membuat siswa
tertarik dan merasa senang ketika belajar namun tetap tidak mengganggu bobot
materi yang terkandung didalamnya. Karakteristik Ketiga yaitu holistik. Holistik
berarti bahan ajar hendaknya dapat membantu siswa memahami suatu fenomena.
Karakteriktik keempat adalah Autentik. Bahan ajar yang autentik berarti
pengetahuan harus ditekankan pada pengalaman dari siswa sendiri.
Departemen Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa terdapat prinsip
dalam menyusun bahan ajar tematik yaitu (1) materi disusun dari yang mudah ke
sulit dan dari yang konkret ke abstrak; (2) terdapat pengulangan materi sehingga
menguatkan pemahaman siswa; (3) memberikan umpan balik yang positif; (4)
mampu menambah motivasi belajar yang tinggi untuk menentukan keberhasilan
belajar siswa; (5) bertahap dan berkelanjutan; (6) mencantumkan tujuan yang
harus dicapai untuk mendorong siswa mencapai tujuan tersebut. Guru harus
memahami karakteristik dan prinsip penyusunan bahan ajar tematik sehingga
bahan ajar yang dibuat sesuai dengan harapan dan tujuan bahan ajar tematik.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
2.1.7.4 Lembar Kerja Siswa
Komponen yang mendukung pelaksanaan pembelajaran salah satunya
adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan materi
ajar cetak berupa lembaran kertas yang memuat materi, ringkasan dan petunjuk
pelaksanaan tugas pembelajaran sehingga siswa dapat mempelajari materi ajar
yang diberikan secara mandiri. LKS dapat bersifat teoritis maupun praktis. Hal
tersebut mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa dan
penggunaannya tergantung pada bahan ajar lain (Prastowo: 2014). Persiapan LKS
harus dilakukan oleh guru secara cermat dan memiliki pengetahuan serta
keterampilan yang memadai. Hal tersebut dikarenakan Lembar kerja merupakan
salah satu kriteria untuk menilai ketercapaian suatu kompetensi dasar.
Lembar Kerja Siswa berguna untuk mengaktikan siswa. Prastowo (2014)
mengungkapkan bahwa Fungsi LKS adalah (1) membantu mengaktifkan siswa,
(2) memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran, (3) bahan ajar
yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih, serta (4) mempermudah pelaksanaan
pengajaran kepada siswa. Lembar kerja Siswa selain memiliki fungsi juga
manfaat dalam pembelajaran. Manfaat LKS yaitu memberikan manfaat untuk
mengaktifkan siswa dan terlibat dengan materi yang dibahas (Prastowo: 2014).
Materi yang dibahas dalam hal ini telah dirancang secara tematik, sehingga guru
harus selektif dan kreatif dalam memilih dan menggunakan LKS agar sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang dibuat.
Pendapat ahli diatas mengenai teori LKS dapat disimpulkan bahwa materi
ajar cetak yang bersifat teoritis dan praktis berguna untuk membantu kegiatan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
pembelajaran khususnya
38
mengaktifkan dan mempermudah siswa dalam
memahami materi merupakan pengertian dari LKS.
2.1.8
Permaianan anak dan Permainan Tradisional
2.1.8.1
Permainan Anak
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Muchlisin: 2009). Masa
kanak-kanak adalah masa dimana kegiatan bermain sangat dominan. Bermain
merupakan kegiatan yang menyenangkan sekaligus memberikan pengalaman
belajar secara tidak langsung. Dockett dan Fleer dalam Yuliani (2009)
berpendapat bahwa bermain merupakan kebutuhan bagi anak, sebab dengan
bermain anak memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan
dirinya. Vygotsky meyakini bahwa permainan adalah sebuah setting yang baik
bagi perkembangan kognitif anak, khususnya pada aspek-aspek simbolis serta
khayalan. Nisak (2012) mengatakan anak yang menirukan sesuatu yang dilihatnya
sesuai dengan apa yang dipikirkannya merupakan salah satu contoh dari aspek
simbolis serta khayalan. Permainan anak bukan hanya kegiatan yang
menyenangkan untuk dilakukan. Permainan anak dapat dijadikan sebagai aset
budaya yang berharga dalam pembentukan identitas budaya masyarakat maupun
bangsa (Dharmamulya: 2005).
Pengertian permainan anak jika disimpulkan
menurut pendapat beberapa ahli adalah kegiatan dan sarana hiburan yang
dilakukan
anak
untuk
memperoleh
kesenangan,
pengetahuan
dan
mengembangkan kemampuan. Permainan anak penting diaplikasikan dalam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
kegiatan pembelajaran sebab dengan bermain siswa dapat mengkontruksi
pengetahuan melalui pengalaman langsung yang menyenangkan.
2.1.8.2
Permainan Tradisional
Permainan adalah alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya, baik yang
tidak ia kenali sampai pada yang ia ketahui dan dari yang tidak dapat
diperbuatnya sampai mampu melakukannya (Semiawan: 2002). Berbeda halnya
dengan Semiawan, menurut Dharmamulya, dkk (2005) permainan merupakan
aktivitas peniruan dan persiapan untuk menuju kehidupan orang dewasa. Kedua
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa permainan adalah aktivitas dalam
rangka persiapan menuju kedewasaan dengan cara meniru sehingga anak menjadi
mampu mengenali dan mengetahui suatu hal serta mampu melakukan suatu
perbuatan tertentu.
Permainan
tradisional adalah permainan yang mengandung nilai-nilai
budaya tertentu dan memiliki fungsi melatih pemainnya melakukan hal-hal yang
dapat berguna bagi kehidupan pemainnya di masyarakat, misalnya saja melatih
kemampuan berhitung, berfikir, kemandirian, sikap jujur dan sportif (Tashadi,
1993 dalam Dharmamulya, dkk. 2005). Permainan tradisional memiliki arti
tersendiri dalam menanamkan sikap, perilaku, dan keterampilan pada anak. Ada
makna luhur yang terkandung di dalam permainan tradisional, seperti nilai agama,
nilai edukatif, norma, dan etika yang keseluruhan itu akan bermanfaat dalam
kehidupan di lingkungan masyarakat kelak. Permainan tradisional adalah sebuah
sarana hiburan gratis bagi warga masyarakat pemiliknya, yang dapat menjadi
pelepas rasa jengkel, sedih, marah, dan sebagainya. Permainan tradisional anak-
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40
anak dapat dianggap sebagai aset budaya, sebagai modal bagi suatu masyarakat
untuk mempertahankan keberadaannya dan identitasnya di tengah kumpulan
masyarakat lain. (Dharmamulya, dkk: 2005).
Penjelasan beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa permainan
tradisional merupakan permainan yang sudah ada sejak jaman dahulu yang
dimainkan oleh anak-anak sehingga perlu dilestarikan,
melalui permainan
tradisional anak akan mampu dan lebih mudah dalam mengembangkan
keterampilan kognitif, psikomotorik, afektif, kreatfitas dan hubungan sosial.
2.1.8.3
Permainan “engklek”
Permainan engkling yaitu permainan berjalan melompat dengan satu kaki
(Dharmamulya: 2005). Tempat bermain “engklek” tidak memerlukan pekarangan
luas tetapi datar (Mulyani: 2013). “engklek” dapat disimpulkan memiliki arti
permainan yang dimainkan dengan cara melompat dengan satu kaki di pekarangan
yang datar. Fungsi dari permainan “engklek” menurut Dharmamulya,dkk (2005)
adalah melatih ketrampilan dan ketangkasan seperti pada olah raga pada
umumnya serta memupuk persahabatan antara sesama anak-anak. Fungsi tersebut
sama dengan pendapat Sujarno, dkk (2014) yang mengatakan bahwa permainan
“engklek” berfungsi tidak hanya sekedar sebagai kegiatan hiburan namun juga
wadah untuk mempererat persaudaraan. Fungsi permainan “engklek” berdasarkan
kedua tokoh tersebut dapat disimpulkan yaitu dapat melatih keterampilan motorik
serta sosial pada anak. Peneliti menggunakan permainan ini dalam pembelajaran
dengan melakukan memodifikasi sehingga sesuai dengan materi yang akan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41
diajarkan kepada siswa. Materi yang akan diajarkan adalah mengukur panjang
serta membandingkannya.
2.1.8.4
Permainan “mencari pasangan”
Permainan “mencari pasangan” adalah permainan yang mana anak diminta
“mencari pasangan” benda dari dalam kotak secara berpasangan (Triharso: 2013).
Permainan ini bertujuan untuk mengenal pasangan atau benda sejenis. Tujuan lain
bermain “mencari pasangan” secara tidak langsung dapat membantu anak dalam
mengenal arah kanan dan kiri. Prosedur dalam permainan ini diantaranya, (1)
menyediakan beberapa jenis benda yang disetiap jenisnya memiliki pasangan, (2)
benda dimasukkan kedalam kotak besar, (3) anak “mencari pasangan” pada setiap
benda yang sudah tersedia, (4) menghitung ada berapa pasangan benda yang dapat
diperoleh anak. Permainan ini dapat divariasi dengan menyediakan gambar
binatang atau gambar lain untuk dicari pasangannya.
Peneliti menggunakan permainan “mencari pasangan” dengan modifikasi
untuk menyesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Materi yang akan
dibahas dalam permainan ini adalah macam-macam olahraga beserta alat yang
digunakan.
2.1.8.5
Permainan “dhakon”
“Dhakon” berasal dari kata Dhaku dan mendapatkan akhiran -an. Dhaku
memiliki arti milikku, artinya permainan ini berusaha mengaku bahwa sesuatu itu
miliknya, Dharmamulya (2005). “Dhakon” dimainkan oleh dua orang. Permainan
ini bertujuan untuk melatih anak belajar ulet, hemat dan teliti. Alat yang
digunakan dalam permainan ini dinamakan “dhakon”. “Dhakon” terbuat dari
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42
papan yang memiliki 16 lubang. Lubang tersebut terdiri dari 14 lobang kecil
sejajar yang dinamakan sawah dan 2 lubang besar diujung kanan dan kiri yang
disebut dengan lumbung. Alat yang digunakan selain papan “dhakon” adalah biji
“dhakon”. Biji “dhakon” ini biasanya menggunakan kancing baju, kerikil, atau
kecik (biji sawo).
Langkah-langkah dalam permainan “dhakon” yaitu pemain mengisi lubang sawah
dengan jumlah tujuh biji disetiap lubangnya. Pemain melakukan suit untuk
menentukan giliran bermain. Pemain yang menang akan bermain terlebih dahulu
dengan mengambil biji dari lubang sawah miliknya dan mengisikannya ke lubanglubang sawah seterusnya. Begitu seterusnya hingga biji yang digunakan habis.
Jika biji terakhir masuk kedalam lubang sawah milik sendiri yang kosong, maka
seluruh biji milik lawan yang berada pada lubang sejajar tempat berhenti akan
menjadi milik sendiri. Apabila biji berhenti pada lubang sawah yang sejajar
dengan sawah tempat pemain berhenti tidak terdapat biji, maka pemain tidak akan
mendapatkan tambahan biji untuk lumbungnya. Permainan ini dipilih karena
sesuai dengan materi yang akan diajarkan yaitu mengenai pola bilangan.
2.1.8.6
Permainan “wilwa”
“wilwa” berasal dari singkatan kata dalam bahasa Jawa “dijawil-digawa”
yang artinya disentuh dan dibawa pergi (Mulyani: 2013). Permainan ini biasanya
dimainkan oleh anak laki-laki berusia 10-15 tahun. “wilwa” akan lebih
menyenangkan apabila dimainkan pada sore atau malam dengan cahaya remangremang. Cara dalam bermain “wilwa” melalui beberapa langkah. Permainan
dimulai dengan membuat tahanan terlebih dahulu. Menentukan kelompok dalam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43
bermain yang terdiri dari 5 anak disetiap kelompoknya. Setiap kelompok
mewakilkan salah satu anggotanya melakukan “suit” untuk menentukan pihak
yang menang. Kelompok yang kalah menentukan satu orang pemain untuk
menjaga tahanan. Kelompok yang menang bebas berlari kemana saja. Hitungan ke
30 kelompok yang kalah berlari untuk mengejar kelompok yang menang. Pemain
dari kelompok menang dapat tertangkap, maka ia kemudian dimasukkan ke ruang
tahanan. Apabila penjaga tahanan lengah, pemain kelompok menang yang belum
tertangkap boleh membebaskan kawannya dengan cara menepuknya. Apabila
tahanan dapat terbebaskan, maka pemain kalah harus mengejarnya lagi.
Kelompok kalah akan menang apabila semua pemain kelompok menang dapat
dimasukkan ke dalam tahanan. Permainan pun dapat bertukar posisi. Permainan
ini dimanfaatkan oleh peneliti untuk menyampaikan materi tentang kondisi tubuh
setelah berolahraga.
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dan relevan dengan penelitian
ini yaitu, Pertama oleh Muslimin, dkk (2012) dengan judul “Desain Pembelajaran
Pengurangan Bilangan Bulat Melalui Permainan Tradisional Congklak Berbasis
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia di Kelas IV Sekolah Dasar”. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian desain (design research).
Subjek penelitian adalah 30 siswa dan seorang guru yang mengajar di kelas
tersebut (guru model) kelas IV SDIT Al Furqon. Dari penelitian yang telah
dilakukan, Muslimin, Ratu Ilma Indra Putri, dan Somakim telah berhasil
mengembangkan desain pembelajaran pengurangan bilangan bulat melalui
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44
permainan tradisional congklak berbasis pendidikan matematika realistik
indonesia di kelas IV sekolah dasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap konsep-konsep pada materi
pengurangan bilangan bulat melalui HLT, yang didesain dengan permainan
tradisional congklak. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pemahaman
siswa mengenai konsep pengurangan bilangan bulat dapat dipicu dengan
menggunakan
permainan
tradisional
congklak
sebagai
konteks
dalam
pembelajaran. Penelitian ini relevan karena penelitian Muslimin. dkk (2012)
menggunakan permainan congklak sebagai metode pembelajaran matematika.
Konsep dari permainan coklak sendiri sama dengan dakon yang digunakan oleh
peneliti sebagai metode pembelajaran dalam perangkat penyusunan RPPH yang
menyesuaikan materi pembelajaran.
Kedua, oleh Tatminingsih dan Sudarwo (2012) berjudul “Pengembangan
Paket dan Strategi Pembelajaran IPA Melalui Permainan Tradisional Untuk Siswa
Kelas 3 SD di Daerah Rawan Bencana”. Sampel penelitian terdiri atas siswa dan
guru kelas 3 di SDN Puncak Manis dan Pemuka masyarakat di Kecamatan
Kedungpi,
Kabupaten
Sukabumi
Jawa
Barat.
Penelitian
ini
mengenai
pengembangan paket dan strategi pembelajaran IPA melalui permainan tradisional
untuk siswa kelas 3 SD di daerah rawan bencana. Paket pembelajaran yang sesuai
siswa kelas 3 SD di wilayah rawan bencana berupa bahan ajar cetak, buku
bergambar, dan video. Hasil uji coba menunjukkan adanya peningkatan
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran IPA untuk materi banjir sebesar
0,58 dan untuk materi gempa bumi sebesar 0,76. Hal ini menunjukkan bahwa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45
penggunaan paket pembelajaran yang berupa booklet dan buku siswa tentang
materi mitigasi dan sanitasi terkait dengan bencana banjir dan gempa bumi yang
disampaikan melalui permainan tradisional membantu siswa dalam memahami
materi tersebut. Penelitian ini relevan karena menggunakan permainan tradisional
untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi pembelajaran.
Ketiga, Penelitian dilakukan oleh
Khasanah dkk (2011)
berjudul,
“Permainan Tradisional Sebagai Media Stimulasi Aspek Perkembangan Anak
Usia Dini”. Penelitian dilakukan pada tahun 2011. Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian tersebut adalah Research and Development (R&D) Adapun
ruang lingkup dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan
mengklasifikasi permainan tradisional yang ada di Jawa Tengah sesuai dengan
nilai budaya masyarakat. Setelah teridentifikasi jenis permainan tradisional, maka
tindakan selanjutnya adalah menganalisis permainan tradisional sebagai sarana
stimulan empat aspek perkembangan anak usia dini yaitu aspek fisik motorik,
sosial emosional, kognitif dan bahasa. Subjek dalam penelitian ini adalah Semua
aktifitas terkait dengan permainan tradisional yang dilakukan oleh guru dan siswa
TK Tunas Rimba I Semarang. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu
terdapat lima jenis permainan tradisional yang dilaksanakan di TK Tunas Rimba I
Semarang. Jenis permainan tradisional tersebut merupakan sarana dalam
mengembangkan aspek perkembangan dasar anak, seperti: pisik-mitorik, kognitif,
sosial-emosional, dan bahasa. Terlebih lagi, anak usia dini dapat mengenal nilainilai budaya lokal yang terdapat dalam setiap jenis permainan. Hal ini sesuai
dengan semboyan pembelajaran pada anak usia dini “Belajar seraya Bermain”
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46
stimulasi aspek perkembangan anak berasal dari permainan khususnya permainan
tradisional budaya leluhur. Penelitian tersebut relevan karena menggunakan
permainan tradisional yang disesuaikan pada anak usia dini dengan jenis
penelitian RnD yang menghasilkan permainan tradisional sebagai sarana stumulan
perkembangan anak usia dini.
Keempat, penelitian dilakukan oleh Hyungsung Park (2012) Penelitian ini
berjudul “Relationship betweed Motivation and Student Activity on Educational
Game”. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi dampak
tingkatan aktifitas dari pendidikan berbasis permainan pada motivasi belajar.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu adanya perbedaan berarti dari
motivasi antara siswa yang menggunakan permainan pada tingkat atas dengan
siswa pada tingkat bawah dari aktifitas pendidikan berbasis permainan. Penelitian
ini relevan karena membahas mengenai hubungan motivasi dengan pembelajaran
berbasis permainana yang mana hal tersebut merupakan dapat menjadi pendukung
peneliti dalam menyusun RPPH berbasis permainan anak.
Kelima, penelitian dilakukan oleh Saefudin (2012) “Pengaruh Metode
Permainan Menggunakan Kartu Kosakata Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris
Siswa Kelas V SD”. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk
mengetahui (1) penerapan metode permainan dengan kartu kosakata dalam
pembelajaran Bahasa Inggris; (2) metode permainan menggunakan kosakata dapat
meningkatkan pembelajaran Bahasa Inggris. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tekhnik analisis
data kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan dari siklus I, II, dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47
III diketahui bahwa selama pembelajaran berlangsung, siswa menjadi aktif,
antusias, tertarik, bersemangat, dan tidak merasa bosan. Hasil belajar dari siklus I,
II, III menunjukkan bahwa dengan menggunakan kartu kosakata, hasil belajar
siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris dapat meningkatkan. Hal ini
ditunjukkan dari hasil persentase siswa yang tuntas mengalami peningkatan yaitu
kondisi awal sebesar 25,00%, pada siklus I meningkat menjadi 50,00%, siklus II
meningkat lagi menjadi 62,50%, dan siklus III menjadi 75,00%. Relevansi dengan
penelitian yang dilakukan peneliti yaitu adanya pengaruh metode permainan
terhadap hasil belajar atau prestasi belajar siswa.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari kelima penelitian yang relevan,
penelitian ini memberikan sumbangan pada penyusunan perangkat pembelajaran
berupa rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) berbasis permaianan
anak untuk kelas 1 SD. Pemetaan penelitian-penelitian terdahulu ditunjukkan
dalam Gambar 2.1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Gambar 2.1
Literature Map dari penelitian-penelitian sebelumnya
Sri Tatminingsih dan Sudarwo
(2012)
Muslimin, Ratu Ilma Indra Putri,
dan Somakim (2012/2013)
Pengembangan Paket Dan Strategi
Pembelajaran Ipa Melalui
Permainan Tradisional Untuk
Siswa Kelas 3 SD di Daerah
Rawan Bencana
Desain Pembelajaran Pengurangan
Bilangan Bulat Melalui Permainan
Tradisional Congklak Berbasis
Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia di Kelas IV Sekolah
Dasar
Yang Diteliti:
Penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran harian (RPPH)
berbasis permainan anak kelas 1
SD pada subtema gemar
berolahraga
Ismatul Khasanah,
Agung Prasetyo, dan
Ellya Rakhmawati
(2011)
Permainan
Tradisional Sebagai
Media Stimulasi
Aspek
Perkembangan Anak
Usia Dini
Hyungsung Park,
2012
Relationship between
Motivation and
Student’s Activity on
Educational Game
Saefudin, dkk, 2012
Pengaruh Metode
Permainan
Menggunakan Kartu
Kosakata Dalam
Pembelajaran
Bahasa Inggris
Siswa Kelas V SD
48
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
49
Gambar 2.1 Literature Map dari penelitian-penelitian sebelumnya
menunjukkan relevansi dengan penelitian dan pengembangan yang akan
dilakukan oleh peneliti. Peneliti melihat perbedaan yang ada pada setiap hasil dari
kelima penelitian diatas. Muslimin, dkk (2012) menggunakan permainan congklak
pada penelitiannya, namun dilakukan pada kelas IV Sekolah Dasar dan hanya
tertuju pada satu meteri pembelajaran yaitu matematika. Pada penelitian dan
pengembangan yang dilakukan oleh peneliti permainan “dhakon”sebagai metode
pembelajaran yang memuat beberapa muatan pembelajaran yang terkait dengan
pembelajaran tematik. Penelitian kedua oleh Tatminingsih dan Sudarwo (2012)
yang mengembangkan paket dan strategi pembelajaran IPA melalui permainan
tradisional, namun paket pembelajaran yang dikembangkan berupa bahan ajar,
buku bergambar, dan video bukan berupa perangkat pembelajaran seperti RPPH.
Pengembangan yang dilakukan peneliti yaitu berupa penyusunan RPPH yang
menggunakan metode permainan pada pembelajaran siswa kelas I sebagai
pengimplementasian kurikulum 2013.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Khasanah, dkk (2011) yang
menggunakan
penelitian
Research
and
Development
(R&D)
dengan
menggunakan media permainan tradisional untuk menstimulasi perkembangan
anak usia dini. Khasanah, dkk melihat penggunaan permainan tradisional, namun
pada penelitian tersebut hanya sebatas mengidentifikasi jenis permainan
tradisional yang dapat meningkatkan aspek fisik, motorik, sosial emosional,
kognitif, dan bahasa pada anak TK. Pada penelitian dan pengembangan yang
dilakukan peneliti, permainan digunakan sebagai pembentukkan karakter sesuai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50
dengan ciri kurikulum 2013 yang memasukkan pendidikan karakter dalam
pembelajarannya. Penelitian keempat milik Hyungsung Park (2012) mengenai
dampak tingkatan aktifitas dari pendidikan berbasis permainan, namun hanya
mengelihat perbedaan motivasi belajar siswa tingkat atas dan siswa tingkat
bawah. Melihat hasil dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hyungsung
Park (2012), maka peneliti akan menggunakan permainan untuk mengidentifikasi
dampak dari penyusunan RPPH berbasis permainan pada peningkatan hasil
belajar siswa kelas bawah yaitu kelas I SD. Penelitian terakhir yaitu milik
Saefudin (2012) yang munjukkan bahwa penggunaan permainan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa namun pada penelitian ini hanya pada mata
pelajaran bahasa Inggris. Peneliti menggunakan permainan sebagai metode
pembelajaran tematik yang terdapat pada penyusunan RPPH kelas I SD.
Kelima penelitian yang sudah dilakukan diatas menjadi acuan bagi peneliti
untuk melakukan penelitian dan pengembangan berupa perangkat pembelajaran
yaitu RPPH yang menjadi kebutuhan guru pada penerapan kurikulum 2013.
Penyusunan RPPH sendiri terdapat metode pembelajaran yang dibutuhkan untuk
membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan minat siswa dalam
memahami materi pembelajaran yaitu menggunakan permainan anak untuk
mengakomodasi
kegiatan
pembelajaran
yang
berlangsung
pada
Tema
Kegemaranku subtema Gemar Berolahraga.
2.3 Kerangka Berpikir
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dibaru dikeluarkan pada tahun
2013 dan saat ini mulai diterapkan di Indonesia. Kurikulum 2013 ini merupakan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51
penyempurna KTSP yang bertujuan untuk menyeimbangkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap siswa. Kurikulum ini mulai diberlakukan pada awal tahun
ajaran 2014/2015. Kurikulum ini diterapkan dengan tujuan untuk memperbaiki
kurikulum sebelumnya, akan tetapi ternyata tetap ada kendala yang terjadi. Salah
satu kendala yang terjadi yaitu pelaksanaannya yang tergolong tergesa-gesa. Reni
menyebutkan dalam berita diKompas.com pada Kamis (29/11/2012) bahwa,
"Rencana perubahan kurikulum sekolah untuk 2013 nanti, menurut saya
merupakan langkah yang tergesa-gesa. Ini bukan perkara ringan. Guru harus
disiapkan benar”. Masalah tersebut menyebabkan adanya suatu kendala, yaitu
sulitnya guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. Berita dalam
kompasiana tanggal 19 September 2014 memaparkan bahwa para guru termasuk
penulis berita merasa ribet dengan format RPP yang baru. Penulis berita juga
mengatakan bahwa “RPP Kurikulum lama belum selesai pembahasannya, akan
tetapi saat ini sudah berganti dengan RPP Kurikulum 2013”. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran selalu mengalami perubahan formatnya seiring dengan
perkembangan Kurikulum. Selain perubahan format RPP, perubahan juga terjadi
pada kompetensi yang harus dicapai.
Kurikulum 2013 yang berlaku saat ini, mengalami perubahan pada beberapa
kompetensi. Perubahan yang terjadi terletak pada aspeknya. Kurikulum
sebelumnya kompetensi hanya berpusat kepada ranah pengetahuan saja, namun
dalam RPP Kurikulum 2013 ranahnya berkembang menjadi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan (Kompasiana, 19 September 2014, 19:10). Kendala dalam
implementasi kurikulum 2013 tidak hanya dialami oleh penulis berita pada
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
kompasiana. Peneliti juga menemukan permasalahan yang serupa ketika
melakukan analisis masalah. Analisis masalah dilakukan dengan melakukan
wawancara, observasi dan dokumentasi. Peneliti menemukan data setelah
melakukan analisis masalah. Data yang diperoleh tersebut berupa informasi
mengenai implementasi kurikulum yang dilakukan di SD tempat penelitian
khususnya dikelas I. masalah terkait dengan penerapan kurikulum 2013 yang
dialami oleh guru SD tersebut diantaranya adalah kesulitan pembuatan perangkat
pembelajaran karena belum ditemukannya metode yang cocok, misalnya berupa
permainan. Permasalahan lain yang juga dialami yaitu terbatasnya alat peraga
sehingga pembelajaran berjalan monoton. Ketika mengajar, guru belum
menggunakan pendekatan saintifik, siswa kurang aktif/terlibat dalam kegiatan
belajar dan cenderung sulit untuk dikondisikan, serta pembelajaran dikelas pun
terkesan monoton. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru juga
masih
memiliki
beberapa
kekurangan.
Kekurangan-kekurangan
tersebut
diantaranya yaitu tidak semua indikator menggunakan kata kerja operasional yang
tepat, KI 1 dan KI 2 belum tercantum, condition dan degree pada tujuan
pembelajaran belum terlihat, belum ada model pembelajaran yang tercantum,
media dan alat belum dipilah, belum ada alokasi waktu yang jelas, tidak ada
penggalan, pendekatan saintifik belum terlihat, dan penilaian belum jelas
Setelah mengetahui masalah yang terjadi di lapangan, khususnya SD tempat
penelitian dilakukan, selanjutnya peneliti mengumpulkan teori-teori yang
mendukung dan hasil penelitian yang relevan terkait judul penelitan sehingga
dapat dijadikan sebagai dasar. Teori yang kumpulkan berupa teori belajar,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53
kurikulum 2013, desain pembelajaran, RPP, dan permainan anak. Peneliti juga
mencari hasil penelitian yang relevan untuk memperkuat dasar penelitian. Setelah
memiliki cukup dasar peneliti kemudian mengumpulkan data untuk melakukan
penelitian. Penelitian yang dilakukan ini berjenis penelitian dan pengembangan
(Reaserch and Development). Penelitian ini mengembangkan RPPH berbasis
permainan anak pada tema kegemaranku subtema gemar berolahraga. Produk
tersebut dirancang untuk membantu guru yang memiliki kendala dalam
pembuatan RPPH kurikulum 2013 khususnya mengenai metode pembelajaran.
2.4 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut :
2.4.1. Bagaimana situasi di SD Negeri Jongkang berkaitan dengan implementasi
kurikulum 2013 khususnya pada bagian RPPH?
2.4.2. Bagaimana prosedur penyusunan RPPH berbasis permainan anak kelas 1
SD pada subtema gemar berolahraga?
2.4.3. Bagaimana kualitas RPPH berbasis permainan anak kelas 1 SD pada
subtema gemar berolahraga?
2.4.4. Bagaimana dampak RPP berbasis permainan anak kelas 1 SD pada
subtema gemar berolahraga terhadap prestasi belajar siswa?
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini mengemukakan tentang beberapa hal yang berkaitan dengan
metode pengembangan. Metode pengembangan tersebut terdiri dari jenis
penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, teknik pengumpulan data,
instrumen penelitian, uji validasi dan reliabilitas, teknik analisis data, dan jadwal
penelitian.
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
penelitian pengembangan atau Research and Development (R and D). Metode
penelitian pengembangan adalah salah satu metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan suatu produk dan menguji keefektifan/kelayakan produk
tersebut (Sugiyono: 2012).
Langkah-langkah penelitian atau proses pengembangan menurut Borg&Gall
(dalam Setyosari: 2010) ini terdiri atas kajian tentang temuan penelitian produk
yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan-temuan
tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar dimana produk tersebut
akan dipakai, kemudian melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan.
Penelitian ini menyusun produk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
berbasis permainan anak untuk kelas I SDN J. Pada penelitian ini dibatasi sampai
dengan
uji
coba
terbatas
untuk
mengetahui
kelayakan
produk
yang
dikembangkan. Produk yang dihasilkan adalah penyusunan rencana pelaksanaan
54
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55
pembelajaran harian berbasis permainan anak kelas 1 SD pada sub tema Gemar
Berolahraga.
3.2.Setting Penelitian
3.2.1. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
(RPPH) berbasis permainan anak yang terdiri dari 6 pembelajaran. RPPH
dikembangkan dengan mengakomodasi permainan anak antara lain, permainan
“mencari pasangan”, permainan “dakon”, permainan “wilwa” dan permainan
“engklek”
yang
sudah
dimodifikasi
untuk
menjelaskan
materi
dalam
pembelajaran. Permainan tersebut diakomodasikan pada pembelajaran ke 1, 2, 4
dan 5.
3.2.2. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah sekelompok siswa kelas 1 SDN J yang
berjumlah 5 anak. Jumlah seluruh siswa kelas I ada 35 anak. Siswa tersebut
dipilih atas rekomendasi guru kelas I. Guru memilih siswa yang memiliki
kemampuan beragam yaitu siswa dengan KKM menengah ke atas.
3.2.3. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lima SD yang berada di Yogyakarta akan
tetapi untuk kegiatan uji coba terbatas peneliti terfokus pada SDN J. Sekolah ini
memiliki nilai akreditasi A. Jumlah guru dan karyawan di SDN J sebanyak 23
orang. Alasan memilih tempat penelitian tersebut karena sekaligus peneliti
melakukan Program Praktek Lapangan (PPL).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
56
3.2.4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan. Waktu pelaksanaannya yaitu pada
semester ganjil tahun ajaran 2014/2015, tepatnya bulan Juli sampai dengan bulan
November.
3.3.Prosedur Pengembangan
Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang menghasilkan
produk berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian berbasis permainan
anak. Prosedur pengembangan produk yang digunakan dalam penelitian Research
and Development mengadopsi dari dua model yaitu Sugiyono (2012) dan
Borg&Gall (dalam Sanjaya: 2013) kemudian langkah-langkahnya dimodifikasi.
Prosedur pengembangan produk menurut Sugiyono (2012) dapat dilihat pada
Gambar 3.1.
Gambar 3.1
Bagan Prosedur penelitian R&D menurut Sugiyono (2012)
Potensi dan
Masalah
Ujicoba
Pemakaian
Revisi
Produk
Pengumpulan
data
Revisi
Produk
Desain
Produk
Ujicoba
Produk
Validasi
Desain
Revisi
Desain
Produksi
Masal
Sumber: Sugiyono (2012)
Bagan 3.1 menunjukkan bahwa peneliti melakukan penelitian berawal dari
adanya potensi atau masalah yang terjadi di lapangan. Setelah potensi atau
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
57
masalah selesai dapat ditunjukkan secara faktual dan krusial, selanjutnya perlu
dilakukan pengumpulan data untuk mendapatkan berbagai informasi untuk
melakukan penelitian dan pengembangan. Informasi yang diperoleh digunakan
untuk melakukan perencanaan produk yang akan dikembangkan. Sebelum
melakukan pengembangan perlu dilakukan desain atas produk terlebih dahulu.
Desain produk yang dikembangkan dalam bidang pendidikan bertujuan untuk
meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak,
berkualitas, serta relevan dengan kebutuhan (Sugiyono: 2010). Tahapan
selanjutnya adalah melakukan validasi desain. Validasi desain merupakan proses
kegiatan untuk menilai produk yang dihasilkan. Validasi desain dapat dilakukan
dengan menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli berpengalaman untuk
menilai rancangan produk tersebut sehingga dapat diketahui kelemahan dan
kekuatannya. Setelah desain produk divalidasi, perlu adanya perbaikan desain
untuk memperbaiki kekurangan desain produk yang dikembangkan. Selanjutnya
adalah tahapan uji coba produk. Uji coba produk dapat dilakukan setelah
dilakukan validasi dan revisi desain. Tahapan ini digunakan untuk mengetahui
kelayakan produk yang dihasilkan. Apabila ditemukan kelemahan atau
kekurangan, maka tahap berikutnya adalah revisi produk untuk perbaikan. Setelah
produk direvisi, kemudian dilakukan uji coba pemakaian pada kelas yang lebih
besar. Apabila ditemukan kelemahan dan kekurangan maka produk yang
dihasilkan direvisi kembali kemudian produk tersebut dapat diproduksi secara
masal.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
58
Model yang kedua diambil dari Borg&Gall yang juga terdiri dari sepuluh
langkah pengembangan (Sanjaya: 2013). Prosedur pengembangan produk
menurut Borg&Gall dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2
Bagan Prosedur Research and Development (R&D) menurut Borg&Gall
(dalam Sanjaya: 2013)
Penelitian dan
Pengumpulan data
(research and collecting)
Uji coba lapangan
(main field testing)
Penyempurnaan Produk
Hasil Uji Coba
Lapangan (operational
product revision)
Perencanaan
(planning)
Merevisi hasil uji
coba (main
porduct revision)
Uji Pelaksanaan
Lapangan
(operational field
testing)
Pengembangan draf produk
(develop preliminary form of
product)
Uji coba lapangan
awal (preliminary
field testing)
Penyempurnaan
Produk Akhir
(final product
revision)
Diseminasi dan Impelementasi
(Dissemination and Implementation)
Sumber: Sanjaya (2013)
Gambar 3.2 menunjukkan bahwa sepuluh langkah pengembangan menurut
Borg&Gall meliputi (1) riset dan pengumpulan informasi; (2) perencanaan; (3)
pengembangan produk awal (preliminary form of product); (4) uji lapangan
produk awal; (5) revisi; (6) uji lapangan terhadap produk yang telah diperbaiki;
(7) revisi produk; (8) uji lapangan pada skala yang lebih luas; (9) revisi akhir
produk dan (10) diseminasi dan melaporkan produk akhir. Tahap riset dan
pengumpulan informasi dilakukan melalui studi literature dan observasi kelas.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59
Pada tahap perencanaan peneliti dapat merumuskan tujuan, menetapkan skuen
pelajaran, serta mengujikan desain dalam skala yang terbatas. Setelah melakukan
tahap perencanaan, peneliti kemudian dapat mengembangkan produk awal dengan
mempersiapkan bahan-bahan pelajaran, buku pegangan, dan perangkat penilaian,
produk yang sudah dikembangkan selanjutnya dapat dilakukan uji coba di
lapangan. Uji coba ini melibatkan satu sampai tiga sekolah dengan
mengikutsertakan 6 hingga 12 subjek dengan menggunakan teknik wawancara,
observasi dan angket yang kemudian hasilnya dianalisis untuk menemukan
kelemahannya. Apabila ditemukan suatu kelemahan ketika tahap uji coba, maka
peneliti harus melakukan revisi agar produk menjadi lebih baik. Produk yang
sudah direvisi selanjutnya dapat diuji cobakan lagi di lapangan dalam skala yang
luas. Pada tahap ini peneliti tidak hanya mengumpulkan data kualitatif untuk
menilai proses, tetapi juga data kuantitatif dari hasil pretest dan posttest. Apabila
masih ditemukan kelemahan dalam produk, maka peneliti harus melakukan revisi
lagi agar produk menjadi semakin baik. Produk yang sudah direvisi kemudian
diuji cobakan lagi dengan skala yang lebih luas. Pada tahap uji coba ini, data
dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan angket,
yang kemudian dianalisis hasilnya. Hasil analisis data dijadikan dasar
pertimbangan revisi akhir dari produk yang dikembangkan. Setelah melalui
kesembilan tahap pengembangan tersebut maka produk hasil penelitian dan
pengembangan siap untuk dilaporkan melalui seminar dan jurnal.
Kedua model penelitian dan pengembangan
yang dikemukakan oleh
Sugiyono (2012) dan Borg&Gall (dalam Sanjaya: 2013) dijadikan dasar yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60
akan digunakan dalam prosedur pengembangan penelitian ini. Tahapan dari dua
model tersebut dimodifikasi sampai dengan tahap uji coba terbatas karena
keterbatasan peneliti terkait waktu dan biaya. Uji coba terbatas dilakukan untuk
mengetahui apakah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang
diakomodasikan menggunakan permainan anak dapat membantu siswa dalam
memahami materi serta mengetahui kualitas RRPH yang dihasilkan. Tahap yang
digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh gambar 3.3 Tahapan Prosedur
Pengembangan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Gambar 3.3. Tahapan Prosedur Pengembangan
TAHAP 1
STUDI PENDAHULUAN
Kajian Literatur
Analisis Potensi Masalah
Penyusunan
Instrumen
Instrumen Pengumpulan Data Awal
Instrumen Siap
Digunakan
Pengumpulan Data Awal
Validasi Instrumen
Deskripsi Temuan Data Awal
Revisi
TAHAP 2
PEMBUATAN PRODUK
Identitas, Tema, Subtema,
KD, Indikator, & Tujuan
Pembelajaran
Analisis KD, Indikator,
Tujuan Pembelajaran
Penulisan,
Indikator, Tujuan
Pembelajaran
Analisis Konteks
Siswa
Mengembangkan Materi
Penilaian
Mengembangkan Proses Pembelajaran
TAHAP 3
VALIDASI PRODUK
Instrumen
Terstandar
Validasi Ahli
Analisis Data
Kuatitatif & Kualitatif
Pengembangan
Revisi Produk
TAHAP 4
INSTRUMEN UJI COBA
TERBATAS
Kuesioner Siswa
Wawancara Guru
Validas
i
Istrumen
Observasi
Terstandar
Revisi
Test
Instrumen Siap Digunakan
TAHAP 5
UJI COBA TERBATAS
Pretest
Uji Coba Lapangan Terbatas
(Pembelajaran Menggunakan
RPPH)
Posttest
61
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Gambar
3.3
menunjukkan
bahwa
penelitian
dan
62
pengembangan
dilaksanakan dalam 5 tahap. Tahap pertama adalah tahap pendahuluan yang
merupakan hasil modifikasi dari Sugiyono (2012) dan Borg&Gall (dalam
Sanjaya: 2013) pada pengumpulan data awal. Tahap ini diawali dengan
melakukan kajian literatur. Kajian literatur ini bersumber pada berita dikoran
terkait implementasi kurikulum 2013. Peneliti selanjutnya melakukan analisis
potensi dan masalah terhadap pelaksanaan kurikulum 2013 pada 5 Sekolah Dasar
yang ada di Yogyakarta. Pengumpulan data awal penelitian diperoleh dari kajian
literatur dan analisis potensi masalah yang menghasilkan deskripsi temuan awal.
Langkah selanjutnya berdasarkan deskripsi temuan awal yang telah diperoleh,
peneliti menyusun instrumen untuk mengumpulkan data yang diperlukan demi
terlaksananya penelitian. Instrumen yang telah disusun kemudian divalidasi oleh
ahli. Instrumen siap untuk digunakan apabila ahli mengatakan telah sesuai untuk
penelitian. Tahap revisi perlu dilakukan apabila ahli mengatakan istrumen yang
disusun tidak sesuai untuk penelitian setelah proses validasi instumen selesai.
Tahap kedua merupakan penyusunan produk berdasarkan temuan awal yang
telah diperoleh. Tahap ini menggunakan langkah dari Borg&Gall (dalam Sanjaya:
2013) yaitu perencanaan dan pengembangan draf produk. Produk yang disusun
berupa RPPH yang diakomodasikan dengan permainan anak. Langkah yang
dilakukan pada tahap ini diawali dengan identifikasi. Identifikasi yang dilakukan
dengan menganalisis kompetensi dasar dan kebutuhan siswa.
Analisis yang
dilakukan tersebut akan menghasilkan indikator dan tujuan pembelajaran yang
harus dicapai dalam pembelajaran. Indikator dan tujuan pembelajaran tersebut
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
63
selanjutnya menjadi dasar pengembangan materi, proses pembelajaran serta
penilaiannya.
Tahap tiga adalah validasi produk yang mengambil dari Sugiyono (2012).
Produk RPPH yang telah disusun oleh peneliti divalidasi. Validasi ini dilakukan
oleh 12 ahli atau pakar yang berpengalaman dibidangnya dengan menggunakan
instrumen terstandar. Keduabelas pakar tersebut meliputi dalam bidang studi
bahasa Indonesia, Matematika, SBdP, PPKn, IPA, IPS, PJOK, kurikulum, pakar
pembelajaran, permainan anak, kepala sekolah dan guru. Hasil dari validasi ahli
adalah data baik kuantitatif maupun kualitatif yang selanjutnya dianalisis untuk
melakukan revisi. Data kuantitatif diperoleh dari penilaian ahli terhadap RPPH
sehingga dapat diketahui kualitasnya. Data Kualitatif diperoleh dari komentar dan
saran ahli yang selanjutnya dapat menjadi dasar bagi peneliti melakukan
perbaikan pada RPPH. Produk yang telah divalidasi ini selanjutnya direvisi
sehingga dapat masuk ke tahap selanjutnya dalam penelitian.
Tahap empat adalah pengembangan instrumen untuk digunakan dalam uji
coba terbatas yang merupakan tambahan dari peneliti. Uji coba terbatas dalam
penelitian ini menggunakan instrumen yang sudah terstandar dan belum
terstandar. Instrumen terstandar yang digunakan oleh peneliti adalah lembar
observasi pembelajaran dari buku materi pelatihan guru implementasi kurikulum
2013 tahun 2014 (Kemendikbud: 2014). Instrumen yang belum terstandar tersebut
perlu dilakukan validasi. Tahap ini diawali dengan pengembangan instrumen yang
meliputi kuesioner tanggapan siswa setelah mengikuti pembelajaran berbasis
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
64
permainan anak serta instrumen tes untuk pretest dan posttest. Kedua jenis
instrumen tersebut divalidasi dan dilakukan revisi sehingga siap untuk digunakan.
Tahap kelima adalah uji coba terbatas yang menggunakan langkah dari
Sugiyono (2012) dan Borg&Gall (dalam Sanjaya: 2013). Tahap ini dilakukan
apabila produk RPPH telah selesai direvisi dan seluruh instrumen uji coba terbatas
siap digunakan berdasarkan hasil validasi dan revisi. Tahap uji coba terbatas ini
diawali dengan pemberian soal pretest terlebih dahulu untuk mengukur keadaan
awal siswa dan diakhiri dengan posttest sehingga dapat diketahui perbedaannya
setelah penerapan permainan anak dalam pembelajaran. Peneliti juga memberikan
kuesioner tanggapan siswa terkait pelaksanaan ujicoba terbatas. Uji coba terbatas
dilakukan pada 5 siswa kelas I SDN J.
3.4.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun teknik pengumpulan
data yang digunakan secara lebih rinci adalah:
3.4.1. Kuesioner
Kuesioner menurut Sugiyono (2014) adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Penelitian ini menggunakan jenis kuesioner
tertutup dimana responden diharapkan untuk memberikan jawaban singkat atau
memilih salah satu alternatif
jawaban yang telah tersedia (Sugiyono: 2014).
Kuesioner digunakan peneliti pada tahap pendahuluan, validasi dan uji coba
terbatas. Tahap pendahuluan, kuesioner untuk menilai RPP dan silabus yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
65
digunakan oleh guru ketika mengajar. Tahap validasi, kuesioner digunakan untuk
menilai RPPH yang disusun oleh peneliti. Tahap uji coba terbatas kuesioner
digunakan untuk mengetahui pendapat siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran yang mengakomodasi permainan anak.
3.4.2. Observasi
Pengamatan atau observasi merupakan kegiatan yang meliputi pemusatan
perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera
(Arikunto: 2005). Penelitian ini menggunakan 2 jenis observasi, yaitu terstruktur
dan tidak terstruktur. Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang
secara sistematis baik mengenai apa yang diamati, waktu dan tempatnya
(Sugiyono: 2014). Observasi terstruktur digunakan pada tahap pendahuluan.
Bentuk observasi yang dibuat adalah checklist, yaitu daftar isian yang bersifat
tertutup, responden tinggal membubuhkan tanda check (centang) pada kolom
yang tersedia (Trianto: 2010). Peneliti melaksanakan pengamatan atau observasi
terhadap proses pembelajaran tematik yang dilakukan oleh guru kelas I.
Pengamatan tersebut dilakukan mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti
pembelajaran, hingga kegiatan penutup. Aspek yang diamati pada kegiatan
pendahuluan meliputi apersepsi dan motivasi serta penyampaian kompetensi dan
rencana kegiatan. Aspek yang diamati pada kegiatan inti pembelajaran yaitu
meliputi penguasaan materi, penerapan strategi pembelajaran yang mendidik,
penerapan pendekatan saintifik, penerapan proses pembelajaran tematik terpadu,
pemanfaatan sumber belajar/media, dan pelibatan peserta didik. Observasi
terhadap kegiatan pembelajaran dilakukan dalam kelas dan diluar kelas sesuai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
66
dengan tempat kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi tidak terstruktur
merupakan observasi yang tidak sistematis mengenai apa yang akan diamati
(Sugiyono: 2014). Observasi ini digunakan pada tahap uji coba terbatas.
3.4.3. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu (Sugiyono: 2014). Penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur,
tidak terstruktur, dan Focus Group Discussion (FGD). Wawancara terstruktur,
pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaanpertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan. Wawancara tidak
terstruktur adalah wawancara yang dilakukan secara bebas dimana pedoman yang
digunakan tidak tersusun secara sistematis dan lengkap. Pedoman yang digunakan
hanya berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara
dilakukan pada tahap pendahuluan, pengembangan serta uji coba terbatas. Peneliti
menggunakan wawancara dalam analisis kebutuhan guru dan siswa pada tahap
pendahuluan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan guru dan siswa
berkaitan dengan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013
dan sesuai dengan karakteristik siswa. Wawancara selanjutnya dilakukan pada
tahap uji coba terbatas untuk mengetahui pendapat guru dan siswa.
Focus Group Discussion (FGD) digunakan ketika tahap pengembangan.
Focus group discussion menurut Patton:
“A focus group interview is an interview with a small group of people or a
specific topic. Group are typically 6 to 10 people with similar backgrounds
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
67
who participated in interview for one to two hours. Focus group interviewing
was developed in recognition that many consumer decision are made in a
social context”.
Patton menjelaskan bahwa kelompok fokus wawancara adalah wawancara
yang terdiri dari sekelompok kecil orang atau topik tertentu. Kelompok tersebut
biasanya terdiri dari 6 sampai 10 orang dengan kesamaan latar belakang yang
berpartisipasi dalam wawancara selama satu sampai dua jam. Kelompok focus
wawancara dikembangkan sebagai pengakuan atas banyaknya keputusan
konsumen yang dibuat dalam konteks sosial.
3.4.4. Dokumentasi
Dokumentasi menurut Sugiyono (2014) merupakan catatan atau peristiwa
penting yang sudah berlalu, dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya
monumental seseorang. Teknik pengumpulan data ini digunakan pada tahap
pendahuluan untuk pengumpulan data dengan melakukan kajian literatur. Kajian
literatur dilakukan dengan mengumpulkan data melalui berita-berita dikoran.
Dokumentasi juga dilakukan pada tahap pengembangan dan uji coba. Tahap uji
coba, dokumentasi dalam bentuk hasil tes, baik itu pretest dan posttest. Tes
adalah instrumen atau alat untuk mengumpulkan data tentang kemampuan subjek
penelitian dengan cara mengukur, misalnya untuk mengukur kemampuan subjek
penelitian dalam menguasai mata pelajaran tertentu (Sanjaya: 2013).
Intrumen tes tersebut berupa soal-soal yang telah disesuaikan dengan
indikator pada rencana pelaksanaan pembelajaran. Sebelum diberikan kepada
siswa penelitian, soal tersebut telah diuji baik validitas maupun reliabilitasnya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
68
pada tahap instrumentasi. Uji validitas soal yang dilakukan meliputi content (isi),
face (muka) dan contruct (kontraks).
3.5 Instrumen Penelitian
Sebuah
penelitian
memerlukan
suatu
alat
atau
instrumen
untuk
pengumpulan data. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010) yang
mengatakan bahwa instrumen adalah alat ukur dalam penelitian.
3.5.1
Lembar Kuesioner
Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk penilaian RPP dan silabus guru
serta validasi produk yang dilakukan oleh para ahli atau pakar. Tahap
pendahuluan, kuesioner yang digunakan untuk menilai RPP guru diambil dari
Kemendikbud (2014). Alasan peneliti menggunakan format dari kemendikbud
dikarenakan tabel pengamatan tersebut yang dijadikan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pelatihan guru oleh pemerintah. Tabel penilaian RPP ini diisi dengan
melihat kelengkapan komponen yang ada didalam RPP guru. Penilaian RPP
dilakukan dengan memberi nilai pada setiap komponen yang ada. Pemberian nilai
dengan cara memberi checklist (√) pada kolom yang sudah tersedia. Rentang nilai
yang diberikan antara 1-3. Nilai 1 menunjukkan bahwa komponen tersebut tidak
ada didalam RPP guru. Nilai 2 menunjukkan bahwa komponen tersebut dianggap
kurang lengkap. Nilai 3 menunjukkan bahwa komponen tersebut dianggap sudah
lengkap. Kisi-kisi pedoman penilaian RPP yang digunakan oleh peneliti dapat
dilihat pada tabel 3.1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
69
Tabel 3.1
Kisi-kisi penilaian RPPH
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Identitas Mata Pelajaran
Perumusan Indikator
Perumusan Tujuan Pembelajaran
Pemilihan Materi Ajar
Pemilihan Sumber Belajar
Pemilihan Media Belajar
Metode Pembelajaran
Skenario Pembelajaran
Rancangan Penilaian Autentik
Tabel 3.1 merupakan komponen RPPH yang dinilai oleh para pakar. (1)
Identitas Mata Pelajaran, yang menganalisis: satuan pendidikan kelas, semester,
program/program keahlian, tema pelajaran, subtema, jumlah pertemuan. (2)
Perumusan Indikator yang mengarah mengenai: (a) kesesuaian dengan kompetensi
dasar, (b) kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang
diukur, (c) kesesuaian rumusan dengan aspek pengetahuan, (d) kesesuaian
rumusan dengan aspek keterampilan. (3) Perumusan Tujuan Pembelajaran dengan
penilaian: (a) kesesuaian dengan indikator, (b) kesesuainan perumusan dengan
aspek Audience, Behaviour, Conditional, dan Degree. (4) Pemilihan Materi Ajar
yang menganalisa dari (a) kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, (b) kesesuaian
dengan karakteristik peserta didik, (c) keruntutan uraian materi ajar. (5) Pemilihan
Sumber Belajar yang mengamati materi pembelajaran dengan memperhatikan: (a)
kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, (b) kesesuaian dengan materi
pembelajaran, (c) kesesuaian dengan pendekatan saintifik, (d) kesesuaian dengan
karakteristik peserta didik. (6) Pemilihan Media Pembelajaran yang digunakan
dan nampak pada penyusunan RPPH yaitu: (a) kesesuaian media dengan tujuan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
70
pembelajaran, (b) kesesuaian media dengan materi pembelajaran, (c) kesesuaian
media dengan pendekatan saintifik, (d) kesesuaian media dengan karakteristik
peserta didik.
(7) Metode Pembelajaran menjadi salah satu fokus peneliti dimana
permainan anak yang dikembangkan terdapat pada metode pembelajaran.
Penilaian yang mencakup permainan terdapat pada pembelajaran 1, 2, 4, dan 5,
dengan menganalisa: (a) kesesuaian permainan dengan tujuan pembelajaran, (b)
kesesuaian permainan dengan pendekatan saintifik, (c) kesesuaian permainan
dengan karakteristik peserta didik. (8) Skenario Pembelajaran yang harus
memperhatikan: (a) menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dengan
jelas (b) kesesuaian kegiatan dengan pendekatan saintifik (mengmati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasikan informasi, mengkomunikasikan), (c)
kesesuaian dengan metode pembelajaran, (d) kesesuaian kegiatan dengan
sistematika/ketuntutan materi, (e) kesesuaian alokasi waktu kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup dengan cakupan materi. (9) Rancangan
Penilaian Autentik yang memperhatikan (a) kesesuaian bentuk, teknik dan
instrumen dengan indikator pencapaian kompetensi, (b) keseuaian antara bentuk,
teknik, dan instrumen penilaian sikap, (c) kesesuaian antara bentuk teknik dan
innstrumen penilaian pengetahuan, (d) kesesuaian antara bentuk teknik dan
instrumen penilaian keterampilan. Selanjutnya Instrumen penilaian silabus
menggunakan kuesioner yang sudah divalidasi oleh ahli. Penilaian ini bertujuan
untuk mengetahui kualitas silabus yang digunakan oleh guru. Berikut kisi-kisi
penilaian silabus dapat dilihat pada tabel 3.2.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
71
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Penilaian Silabus
Aspek yang Dinilai
Kelengkapan Unsur – unsur
Silabus
Keterkaitan antar komponen
silabus.
Indikator
Satuan Pendidikan
Kelas / Semester
Tema / Subtema
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Kesistematisan kegiatan pembelajaran
Kualitas perumusan pengalaman belajar
Ketetapan pilihan perilaku esensial dalam indikator
Kualitas perilaku yang dituntut dalam indikator
mencerminkan keutuhan perkembangan siswa
Tingkat kecukupan sumber belajar yang digunakan
Ketepatan dalam memilih media
Kesesuaian teknik penilaian yang digunakan dengan indikator
Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku
Kesesuaian antar KI, KD, dan indikator
Tabel 3.2 menunjukkan kriteria penilaian pada silabus yang dapat dilihat
pada indikator penilaian. Penilaian silabus dilakukan untuk mengetahui rancangan
silabus yang digunakan di SD tempat penelitian, juga untuk mengetahui
kesesuaian antara penyusunan silabus dan RPPH.
Penelitian ini juga menggunakan kuesioner untuk validasi produk yang
dilakukan oleh para ahli atau pakar. Peneliti menggunakan kuesioner yang telah
terstandar dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) untuk
permainan dan evaluasi sertifikasi guru 2014. Validasi produk dilakukan dengan
memberi nilai pada setiap komponen yang ada dilembar kuisioner. Penilaian
dengan cara memberi checklist (√) pada kolom yang sudah tersedia. Rentang nilai
yang diberikan antara 0-3.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
72
Tahap uji coba terbatas juga menggunakan kuesioner. Lembar kuesioner
ini diberikan kepada siswa setelah melakukan uji coba terbatas. Tujuan kuesioner
ini yaitu agar peneliti dapat mengetahui pendapat siswa terkait dengan penerapan
RPPH berbasis permainan anak. Kuesioner ini bersifat tertutup dan telah
divalidasi oleh ahli/pakar. Kisi-kisi Kuesioner untuk siswa dapat dilihat pada tabel
3.3
Tabel 3.3
Kisi-kisi kuesioner hasil uji coba terbatas siswa
No
1
2
3
Komponen Penilaian
Pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan
Kesan yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran berbasis permainan
Kesan yang diperoleh siswa terhadap materi yang diajarkan
melalui permainan
Tabel 3.3 menunjukkan komponen penilaian dari hasil uji coba terbatas
pada siswa. Kuesioner yang digunakan peneliti berupa gambar dan isian yang
bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan
peneliti dalam penyusunan RPPH. Kuesioner juga digunakan untuk mengetahui
kesan yang dialami siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
berbasis permainan yang merupakan metode pembelajaran dari penelitian.
Koesioner diberikan pada siswa pada setiap pembelajaran 1-6 setelah kegiatan uji
coba terbatas.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
73
3.5.2 Pedoman Observasi
Peneliti menggunakan isntrumen observasi dalam bentuk checklist.
Instrumen diambil dari Kemendikbud (2014) mengenai pengamatan pelaksanaan
pembelajaran.
Alasan
peneliti
menggunakan
format
dari
kemendikbud
dikarenakan tabel pengamatan tersebut yang dijadikan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pelatihan guru oleh pemerintah. Kisi-kisi pedoman observasi yang
digunakan oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 3.4
Tabel 3.4
Kisi-kisi observasi pelaksanaan pembelajaran
No
Aspek yang diamati
Kegiatan Pendahuluan
1
Apersepsi dan motivasi
2
Penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan
Kegiatan Inti
4
Penguasaan Materi
5
Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik
6
Penerapan pendekatan saintifik
7
Penerapan proses pembelajaran tematik terpadu
8
Pemanfaatan sumber belajar / media dalam pembelajaran
9
Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran
10 Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran
Kegiatan Penutup
11 Penutup pembelajaran
Tabel 3.4 menjelaskan penilaian yang terkait pada observasi pelaksanaan
pembelajaran. Pada aspek yang diamati ketika pembelajaran merupakan poin-poin
penilaian dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, hingga kegiatan penutup.
Observasi digunakan peneliti untuk menganalisa kebutuhan siswa pada tahap
pengumpulan data. Observasi juga digunakan ketika peneliti melakukan uji coba
terbatas.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3.5.3
74
Pedoman Wawancara
3.5.3.1 Pedoman wawancara analisis kebutuhan untuk guru
Instrumen wawancara yang digunakan oleh peneliti ketika melakukan
analisis kebutuhan untuk guru pada tahap pendahuluan berupa kisi-kisi sebagai
pedoman. Kisi – kisi wawancara dengan guru dapat dilihat pada tabel 3.5
Tabel. 3.5
Kisi-kisi wawancara analisis kebutuhan guru
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kisi-kisi Pertanyaan
Informasi yang berkaitan dengan kurikulum 2013 yang dilaksanakan di sekolah
Pemahaman guru terhadap perangkat pembelajaran pada kurikulum 2013
Persiapan guru mengajar berdasarkan kurikulum 2013
Pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 oleh guru
Kesulitan yang dialami guru dengan adanya kurikulum 2013 di sekolah
Kebutuhan guru terhadap perangkat pembelajaran terkait dengan kurikulum 2013
Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam menyampaikan materi
pada kurikulum 2013
Kisi-kisi wawancara guru seperti yang telah tercantum pada tabel 3.5
bertujuan untuk mengumpulkan informasi terkait dengan kurikulum 2013.
Indikator dirancang agar peneliti dapat menggali informasi mulai dari pemahaman
guru, pelaksanaan kurikulum 2013 di sekolah, kesulitan, serta kebutuhan guru
terkait dengan kesulitan yang dihadapi.
3.5.3.2 Pedoman wawancara analisis kebutuhan untuk siswa
Wawancara analisis kebutuhan juga dilakukan dengan siswa. Kisi-kisi
wawancara untuk siswa dapat dilihat pada tabel 3.6
Tabel 3.6
Kisi-kisi wawancara analisis kebutuhan siswa
No
1.
2.
3.
4.
Indikator
Suasana belajar di kelas
Kegiatan belajar di kelas yang diinginkan
Media yang digunakan guru untuk mengajar
Cara mengajar guru
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
75
Wawancara dengan siswa dilakukan untuk memperoleh data mengenai
pelaksanaan pembelajaran dikelas yang dilakukan oleh guru. Wawancara ini
bertujuan untuk mensingkronkan dengan data hasil wawancara dengan guru,
sehingga indikator yang dibuat untuk wawancara secara garis besar berpusat pada
kegiatan belajar dikelas.
3.5.3.3 Pedoman Focus Gruop Discussion (FGD)
Penelitian ini bersifat kolaboratif sehingga peneliti menggunakan focus
group discussion dalam tahap pengembangan. Diskusi yang dilakukan ketika
FGD ini memiliki beberapa topik yang dibicarakan. Kisi-kisi topik diskusi dalam
FGD dapat dilihat pada tabel 3.7
Tabel 3.7
Kisi-kisi topik dikusi dalam FGD
No
1.
2.
3
4
5
6
7
8
9
Tanggal Pertemuan
02 September 2014
05 September 2014
12 September2014
16 September 2014
19 September2014
24 September 2014
27 September 2014
29 September 2014
02 Oktober 2014
Topik
Studi literature dan potensi masalah
Instrumen studi pendahuluan
Analisis kebutuhan
Pembagian kelompok
Fokus objek penelitian kelas 1 & 4
Mendaftar permainan
Revisi objek penelitian menjadi kelas 1
Pembagian Tema dan subtema
Sharing format penyusunan produk
Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif, dimana terdapat 15 anggota
dalam penelitian tersebut, yang membedakan yaitu SD yang menjadi fokus tempat
penelitian dan subtema kelas I pada semester ganjil. Setiap minggu kelompok
penelitian berkumpul untuk membahas topik penelitan yang disebut dalam Focus
Group Disscusion. Pada minggu-minggu pertama FGD membahas potensi
masalah yang terjadi pada setiap fokus SD masing-masing. Setiap pembahasan
dalam FGD didiskusikan dan dimusyawarahkan bersama sehingga menghasilkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
76
keputusan kesepakatan bersama. Pada tabel 3.7 menunjukkan 9 kali pertemuan
dalam FGD yang dilakukan sehingga proses dalam penelitan dan pengembangan
penyusunan RPPH sebagai produk telah disepakati bersama.
3.5.4
Dokumentasi
3.5.4.1 Kajian Literatur
Dokumentasi digunakan untuk menghimpun dan menganalisis dokumen.
Pada tahapan pendahuluan peneliti melakukan kajian literatur. Kajian literatur
dilakukan dengan mengkaji media masa/sumber informasi terkait dengan
implementasi Kurikulum 2013.
3.5.4.2 Test
Instrumen dokumentasi yang selanjutnya adalah soal tes sebagai pretest dan
posstest. Soal tes berupa tes tertulis adalah alat ukur untuk mengukur kemampuan
siswa di bidang kognitif dengan cara siswa diminta untuk mengerjakan item soal
evaluasi setelah melakukan proses belajar. Tipe item soal yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tipe pilihan ganda. Menurut Azwar (2013), item pilihan
ganda pada umumnya terdiri dari sebuah kalimat pernyataan atau kalimat
pertanyaan, yang disebut stem, dan beberapa pilihan jawaban yang disebut
alternative atau option. Salah satu dari alternatif jawaban yang disediakan
merupakan jawaban yang benar atau paling baik dan disebut key atau kunci
jawaban, sedangkan alternatif jawaban lain disebut distraktor. Soal yang diberikan
kepada siswa untuk validasi soal sebanyak 40 item. Setelah dilakukan uji validasi
menghasilkan 25 item soal yang valid. Kisi-kisi soal yang diberikan kepada siswa
pada langkah uji coba terbatas dapat dilihat pada tabel 3.8
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
77
Tabel 3.8
Kisi-kisi soal
Kompetensi Inti :
3. Memahami pengetahuan faktual dengan
cara mengamati [mendengar, melihat, membaca]
4.5.4.2
dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
Muatan
Kompetensi Dasar
3.1
3.2.
Bahasa
Indonesia
Mengenal teks deskripsi
tentang anggota tubuh dan
pancaindra, wujud dan sifat
benda, serta paristiwa siang
dan malam dengan bantuan
guru atau teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulisan
yang dapat diisi dengan kosa
kata bahasa daerah untuk
membantu pemahaman.
Mengenal teks
petunjuk/arahan tentang
perawatan tubuh serta
pemeliharaan kesehatan dan
kebugaran tubuh dengan
bantuan guru atau teman
dalam bahasa Indonesia lisan
dan tulis yang dapat diisi
dengan kosa kata bahasa
daerah untuk
membantu pemahaman
Indikator Pembelajaran
3.1.1
3.1.
3.2.1.
3.2.2
3.2.3
Mengenal teks terima kasih
tentang sikap kasih sayang
dengan bantuan guru atau
teman dalam bahasa Indonesia
lisan dan tertulis yang dapat
diisi degan kosa kata bahasa
daerah untuk membantu
pemahaman
Mengenal lambang bilangan
dan mendeskripsikan
kemunculan bilangan dengan
bahasa yang sederhana
3.3.1.
Mengenal bilangan asli
sampai 99 dengan
menggunakan benda-benda
Menjelaskan tentang
teks petunjuk
pemeliharaan
kebugaran tubuh
Mengidentifikasi
teks petunjuk
pemeliharaan
kesehatan tubuh
Menyebutkan cara
memelihara
kesehatan tubuh
Mengidentifikasi
teks arahan
kebugaran tubuh
Mengidentifikasi
teks terimakasih
2
32
39
5
34,35
3.1.1.
Menghitung bendabenda dari 1-20
28,29
3.1.2
Menyelesaikan
operasi penjumlahan
30
3.2.1
Menyebutkan
bilangan 1 sampai
dengan 20
Matematika
3.2.
Mengidentifikasi
teks deskriptif
tentang anggota
tubuh
18,19
3.2.4
3.3.
No.
Soal
14,15
,16
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Muatan
Kompetensi Dasar
Indikator Pembelajaran
78
No.
Soal
yang ada di sekitar
rumah, sekolah, atau tempat
bermain
3.2.2
3.3
3.11
3.1
PJOK
3.3
3.1
Mengenal dan memprediksi
pola-pola bilangan sederhana
menggunakan gambargambar/benda konkrit
3.3.1
Membandingkan dengan
memperkirakan panjang suatu
benda menggunakan istilah
sehari-hari (lebih panjang dan
lebih pendek)
Mengetahui konsep gerak
dasar lokomotor sesuai dengan
dimensi anggota tubuh yang
digunakan, arah, ruang gerak,
hubungan, dan usaha, dalam
berbagai bentuk permainan
sederhana dan atau
Tradisional
Mengetahui konsep gerak
dasar manipulative sesuai
dengan dimensi anggota tubuh
yang digunakan, arah, ruang
gerak, hubungan dan usaha,
dalam berbagai bentuk
permainan sederhana dan atau
permainan tradisional
Mengenal cara dan hasil karya
seni ekspresi
3.11.1
3.1.1.
3.2
PPKn
31
Mengidentifikasi
pola bilangan
menggunakan
gambar sederhana
10,11
Mengidentifikasi
benda berdasarkan
panjang pendeknya
23,
24
Mengidentifikasi
gerak lari sebagai
gerak lokomotor
36,
37
3.3.1
Mengidentifikasi
gerak manipulative
12,
13
3.1.1.
Mengidentifikasi
gambar sebagai
karya seni ekspresi
1,3,4,
6
3.1.2
Mengidentifikasi
syair sebuah lagu
(terimakasihku)
21,22
Mengidentifikasi
syair sebuah lagu
(basri jago kasti)
25,26
SBDP
3.2
Mengidentifikasi
banyak benda
berdasarkan gambar
Mengenal pola irama lagu
bervariasi menggunakan alat
musik ritmis
3.2.1
Mengenal tata tertib dan
aturan yang berlaku dalam
kehidupan sehari-hari di
rumah dan sekolah
3.2.1.
3.2.2
Mengidentifikasi
perbuatan tertib di
rumah
Menyebutkan sikapsikap baik dalam
permainan olahraga
8
20
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Muatan
Kompetensi Dasar
Indikator Pembelajaran
3.2.3
3.2.4
Mengidentifikasi
aturan sederhana di
sekolah
Menjelaskan tata
tertib permainan
79
No.
Soal
7
17,33
,40
Tabel 3.8 merupakan kisi-kisi dari pembuatan soal yang akan diuji
validitasnya. Peneliti membuat 40 butir soal dengan mencakup 4 muata
pembelajaran yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, SBDP, PJOK,dan PPKn. Soal
dari 40 butir tersebut akan diuji validitasnya, dan dari 40 soal tersebut yang
mendapat kriteria valid akan digunakan sebagai soal pretest dan posttest.
3.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Data hendaknya sesuai dengan kenyataan, memiliki sifat yang tetap dan
dapat dipercaya, maka dengan begitu dapat dikatakan baik. Data yang sesuai
dengan kenyataan berarti data tersebut valid. Data yang dapat dipercaya maka
berarti data tersebut reliabel. Widoyoko (2013) mengatakan bahwa instrumen
penilaian yang digunakan harus memiliki data validitas dan reliabilitas sehingga
diperoleh data yang valid dan reliabel.
3.6.1
Validitas Instrumen
Validitas berhubungan erat dengan tingkat ketepatan dan kecermatan
instrument pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya. Azwar (2013)
menyatakan suatu tes yang memiliki validitas tinggi itu berarti mampu
menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat serta dengan kecermatan yang tinggi.
Kecermatan yang dimaksud disini yaitu dalam hal mendeteksi perbedaan kecil
pada atribut yang diukurnya. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
80
meliputi content validity (validitas isi), face validity (validitas muka) dan
construct validity (validitas konstrak).
Content validity (validitas isi) menunjukkan sejauhmana item dalam tes
dapat mencakup keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur (Azwar: 2013).
Pengertian mencakup dalam hal ini yaitu bahwa tes haruslah komprehensif,
relevan, dan tidak menyimpang dari tujuan pengukuran. Uji validitas isi terhadap
instrument dillakukan dengan menggunakan analisis rasional. Instrument soal
dianggap baik apabila item yang dibuat sesuai dengan Blue Print atau indikator
perilaku yang hendak diungkapkan.
Face validity (validitas muka) berkaitan dengan pengukuran atribut yang
konkret dan penilaian para ahli serta pengguna alat ukur tersebut (Arifin: 2009).
Uji validitas muka dilakukan menilai kelayakan instrument berdasarkan
penampilan bukan kriteria objektif. Validitas muka dikatakan terpenuhi apabila isi
alat ukur telah sesuai dengan apa yang ingin diukur.
Construct validity (validitas konstrak) menunjukkan sejauhmana suatu tes
mengukur trait atau kontrak teoritik yang hendak diukurnya (Azwar: 2013).
Construct validity hampir sama dengan konsep, keduanya merupakan abstraksi
dan generalisasi yang perlu diberi definisi sedemikian rupa sehingga dapat diamati
dan diukur. Uji validitas pada instrument yang digunakan dalam penelitian secara
lebih jelas dapat dilihat pada table 3.9
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
81
Tabel 3.9
Pengujian Instrumen Penelitian
Teknik
Pengumpulan
Data
Instrumen
Pedoman
wawancara
analisis
kebutuhan guru
Wawancara
Pedoman
wawancara
anlisis
kebutuhan siswa
Pedoman Focus
Group
Discussion
(FGD)
Jenis
Validitas
Cara Pengujian
Instrumen
Studi
Pendahuluam
Validitas isi /
Content
Validity
Studi
Pendahuluan
Validitas isi /
Content
Validity
Pengembangan
Produk
Validitas isi /
Content
Validity
Dilakukan
lewat
profesional judgement
oleh validator yang ahli
dalam
pengembangan
kurikulum. (Dosen)
Dilakukan
lewat
profesional judgement
oleh validator yang ahli
dalam
pengembangan
kurikulum. (Dosen)
Dilakukan
lewat
profesional judgement
oleh validator yang ahli
dalam
pengembangan
kurikulum. (Dosen)
Instrumen Terstandar
(Kemendikbud,
2014:
128)
Instrumen Terstandar
(Kemendikbud,
2014:
128)
Instrumen Terstandar
(Kemendikbud,
2014:
125)
Instrumen Terstandar
(Kemendikbud,
2014:
125)
Dilakukan
lewat
profesional judgement
oleh validator yang ahli
dalam
pengembangan
kurikulum. (Dosen)
Dilakukan
lewat
profesional judgement
oleh validator yang ahli
dalam
pengembangan
kurikulum. (Dosen)
Dilakukan
lewat
pendapat / komentar
siswa kuesioner.
Dilakukan
lewat
profesional judgement
oleh validator yang ahli
dalam
pembelajaran
(dosen) dan Guru Kelas
I SD
Dilakukan
lewat
pendapat / komentar
Tahapan
Validasi
Produk
Observasi
Lembar
obeservasi
Kuesioner
Penilaian RPPH
Kuesioner
Dokumentasi
Kuesioner
Penilaian
Silabus
Uji
Coba
Lapangan
Terbatas
Studi
Pendahuluan
Validasi
Produk
Studi
Pendahuluan
Tidak
dilakukan
Tidak
dilakukan
Tidak
dilakukan
Tidak
dilakukan
Validitas isi /
Content
Validity
Validitas isi /
Content
Validity
Kuesioner
pendapat siswa
sesudah uji coba
lapangan
terbatas
Instrumentasi
Tes (Pretest &
Posttest)
Instrumentasi
Validitas
permukaan /
Face Validity
Validitas isi /
Content
Validity
Validitas
permukaan /
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Teknik
Pengumpulan
Data
Instrumen
Tahapan
82
Jenis
Validitas
Cara Pengujian
Instrumen
Face Validity
siswa terhadap soal yang
disusun
Dilakukan melalui uji
validitas di lapangan
Validitas
konstruk
construct
validity
/
Peneliti melakukan uji validitas konstruk soal evaluasi pada tahap
instrumentasi uji coba terbatas dalam penelitian ini. Uji validitas ini bertujuan
untuk memperoleh soal-soal pretest dan posttest yang dapat memberikan hasil
ukur secara tepat dan akurat. Validitas konstruk dalam penelitian ini dilakukan
secara empiris. Peneliti mengujikan 40 soal pilihan ganda yang telah dibuat oleh
peneliti. Uji validitas tersebut dilakukan pada 31 siswa kelas II SDN J. Validitas
soal dapat dihitung menggunakan rumus korelasi point biserial (𝑟𝑝𝑏𝑖 ) menurut
Mundir (2013).
𝑟𝑝𝑏𝑖 =
𝑋𝑝 − 𝑋𝑞
√𝑝𝑞
𝑠
Keterangan:
𝑟𝑝𝑏𝑖
= koefisien korelasi point biserial yang dicari
𝑋𝑝
= rata-rata hitung data interval dari subjek berkategori 1
𝑋𝑞
= rata-rata hitung data interval dari subjek berkategori 0
s
= simpangan baku dari keseluruhan data interval
p
= proporsi kasus berkategori 1
q
= proporsi kasus berkategori 0
Validitas soal evaluasi dapat dihitung dengan cara manual, yaitu dengan
membandingkan rpbi hitung dalam hal ini korelasi point biserial dengan rpbi tabel.
Priyanto (2012) menyatakan bahwa suatu item dikatakan valid jika nilai positif
dan r hitung ≥ r tabel, sebaliknya jika r hitung < r tabel maka dikatakan tidak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
83
valid. Jumlah siswa pada kelas II sebanyak 31 anak, maka rpbi tabelnya sebesar
0,355 pada taraf signifikansi 5% dan 0,456 pada taraf signifikansi 1% (Sugiyono:
2011).
Peneliti melakukan validitas soal evaluasi dengan menggunakan bantuan
program SPSS 16.0 untuk meminimalisir kesalahan perhitungan yang disebabkan
ketidaktelitian. Astuti (2014) mengemukakan bahwa cara untuk mengetahui suatu
soal dikatakan valid yaitu dengan melihat tanda asterix (**) yang disebut sebagai
correlation is significant at the 0.01 level (2 tailed) atau tanda asterix (*) yang
disebut sebagai correlation is significant at the 0.05 level (2 tailed). Sama halnya
dengan penjelasan Astuti, Taniredja & Mustafidah (2011) menyatakan bahwa,
cara mengetahui validnya suatu soal dari output SPSS dengan melihat tanda **
yang berarti koefisien validitas sangat signifikan dengan tingkat kepercayaan
99%, sedangkan tanda * berarti tingkat kepercayaannya sebesar 95%.
3.6.2
Reliabilitas intrumen
Reliabilitas adalah sejauh mana alat ukur dapat dipercaya kestabilannya
dalam melakukan pengukuran sehingga menghasilkan data yang reliabel (Azwar:
2013). Sudjana (2009) mengatakan bahwa kapanpun alat penilaian tersebut
digunakan akan menunjukkan hasil yang relatif sama. Uji reliabilitas dapat
dihitung dengan menggunakan metode Alpha Cronbach (Purwanto: 2009). Rumus
uji reliabilitas adalah sebagai berikut:
𝑛 [1
)
𝑛−1
𝑟1−(
Keterangan:
n
= Jumlah butir
𝑠𝑖2
= Varians butir
−
⅀𝑠𝑖2
]
⅀𝑠𝑡2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
𝑠𝑡2
84
= Varians total
Hasil perhitungan tersebut kemudian menjadi dasar penentuan kualitas soal
evaluasi yang berpedoman pada tabel kriteria koefisien reliabilitas menurut
Sugiyono (2011). Tabel koefisien reliabilitas menurut menurut Sugiyono (2011)
dapat dilihat pada tabel 3.10
Tabel 3.10
Kriteria Koefisien Reliabilitas
Interval koefisien reliabilitas
Kualitatif
0,91 – 1,00
Sangat tinggi
0,71 – 0,90
Tinggi
0,41 – 0,70
Cukup
0,21 – 0,40
Rendah
Negatif – 0,20
Sangat rendah
Uji reliabilitas soal evaluasi dalam penelitian ini menggunakan program
SPSS 16.0. Penggunaan program SPSS 16.0 dalam menghitung reliabilitas soal
evaluasi
untuk
meminimalisir
kesalahan
perhitungan
yang
disebabkan
ketidaktelitian. Hasil yang diperoleh dari perhitungan berdasarkan program SPSS
16.0 kemudian oleh peneliti digunakan untuk melihat kualitas soal berdasarkan
tabel kriteria koefisien reliabilitas menurut Sugiyono (2011) tersebut.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
85
3.7 Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan dua macam teknik analisis data. Analisis data
dibagi menjadi dua, yaitu analisis statistik dan analisis non-statistik (Setyosari:
2010). Analisis statistik digunakan apabila data yang diolah peneliti berupa angkaangka (kuantitatif) atau data yang dikuantifikasi. Analisis non-statistik digunakan
pada data kualitatif atau data tekstular, artinya data yang diolah peniliti bersifat
verbal (ungkapan-ungkapan).
Data kuantitatif dalam bentuk kuesioner diperoleh melalui validasi desain
produk. Data tersebut berasal dari penilaian yang dilakukan oleh ahli kurikulum,
ahli pembelajaran, ahli matematika, ahli bahasa Indonesia, ahli PKN, ahli SBdP,
ahli PJOK, ahli IPS, ahli IPA, ahli permainan anak, kepala sekolah, serta guru.
Data kuantitatif juga diperoleh dari penilaian observasi kegiatan pebelajaran
dikelas serta dokumentasi hasil pretest dan posttest.
Data kualitatif diperoleh dari analisis wawancara dan dokumentasi dengan
guru dan siswa serta tanggapan dan saran oleh 12 Pakar/ahli. Dua belas pakar/ahli
tersebut meliputi ahli kurikulum, ahli pembelajaran, ahli matematika, ahli bahasa
Indonesia, ahli PKN, ahli SBdP, ahli PJOK, ahli IPS, ahli IPA, ahli permainan
anak, kepala sekolah dan guru.
3.7.1
Hasil Kuesioner
Hasil Kuesioner yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data dari
penilaian silabus dan RPPH yang digunakan oleh guru dan skor para ahli terhadap
produk RPPH yang disusun oleh peneliti. Data juga diperoleh dari kuesioner
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
86
pendapat siswa mengenai kegiatan pembelajaran yang mengakomodasi permainan
anak.
3.7.1.1 Hasil Kuesioner Silabus
Jumlah item yang dinilai dalam silabus ada 10. Penilaian menggunakan
pedoman skala 1-4. Jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh adalah 40. Nilai
yang diperoleh dihitung dengan cara:
Nilai =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
40
X 100
3.7.1.2 Hasil Kuesioner RPPH
Jumlah item yang dinilai dalam RPPH ada 30. Penilaian menggunakan
pedoman skala 1-3. Jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh adalah 90. Nilai
yang diperoleh dihitung dengan cara:
Nilai =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟
90
X 100%
Langkah setelah menghitung nilai dengan rumus adalah menentukan
interval yang sesuai sehingga dapat diketahui peringkat kualitas RPP yang
digunakan oleh guru. Kriteria yang digunakan bersumber pada pelatihan
Kemendikbud (2014). Kriteria peringkat kualitas RPP tersebut dapat dilihat pada
tabel 3.11
Tabel 3.11
Kriteria peringkat kualitas RPP
Peringkat
Amat Baik (AB)
Baik (B)
Cukup (C)
Kurang (K)
Nilai
90<AB≤100
80<B≤90
70<C≤80
≤70
Setelah dilakukan penilaian pada RPPH dapat disimpulkan kualitas RPPH
pada tabel 3.11 yaitu peringkat yang diperoleh pada nilai telaah RPPH. dikatakan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
87
peringkat “kurang” jika penilaian RPPH dengan skor kurang dari 70, dan
dikatakan peringkat “amat baik” jika penilaian RPPH dengan skor diatas 90 dan
kurang dari 100.
3.7.1.3 Hasil Kuesioner Validasi RPPH
Kuesioner digunakan untuk memvalidasi desain produk RPPH yang
dilakukan oleh ahli. Validasi poduk dilakukan menggunakan instrumen kuesioner
penilaian RPPH yang telah terstandar dari dikti untuk PLPG tahun 2014. Hasil
kuesioner akan dianalisis menggunakan cara kuantitatif. Rentang nilai yang
digunakan dalam kuisioner tersebut antara 0-3. Nilai 0 menunjukkan bahwa
komponen RPPH tersebut tidak sesuai. Nilai 1 menunjukkan bahwa komponen
RPPH tingkat kelengkapannya hanya sebagian kecil. Nilai 2 menunjukkan bahwa
komponen RPPH tingkat kelengkapannya hanya sebagian besar. Nilai 3
menunjukkan bahwa komponen RPPH lengkap seluruhnya. Jumlah item yang ada
dalam kuesioner berjumlah 30. Skor akan diperoleh melalui rumus
N
Langkah setelah menghitung nilai dengan rumus adalah menentukan
interval yang sesuai sehingga dapat diketahui peringkat kualitas desain RPPH.
Peringkat kualitas inilah yang menjadi bahan pertimbangan mengenai perlu atau
tidaknya revisi dilakukan. Kriteria yang digunakan bersumber pada pelatihan
PLPG oleh dikti tahun 2014. Kriteria peringkat kualitas RPPH tersebut dapat
dilihat pada tabel 3.12.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
88
Tabel 3.12
Kriteria peringkat kualitas RPPH
Peringkat
Amat Baik (AB)
Baik (B)
Cukup (C)
Kurang (K)
Nilai
90<AB≤100
80<B≤90
70<C≤80
≤70
Kuesioner tidak hanya digunakan dalam validasi desain produk akan tetapi
juga dalam uji coba terbatas. Kuesioner ketika uji coba terbatas digunakan untuk
mengetahui komentar guru dan siswa penerapan RPPH berbasis permainan anak
tersebut. Hasil kuesioner akan dianalisis menggunakan cara kualitatif yaitu
mendeskripsikan komentar guru dan siswa untuk mengetahui efektivitas produk
RPPH kemudian menjadi dasar pertimbangan kualitas maupun revisi RPPH.
3.7.1.4 Hasil Kuesioner Uji Coba Terbatas
Kuesioner uji coba terbatas diberikan kepada siswa pada tahap uji coba
terbatas. Peneliti menggunakan kuesioner ini untuk mengetahui tanggapan siswa
setelah mengikuti pembelajaran berbasis permainan anak. Kuesioner yang
diberikan ini sebelumnya telah melalui tahap validasiahli. Data yang diperoleh
peneliti dari kuesioner pendapat siswa dihitung dengan menggunakan skala likert.
Widoyoko
(2013)
mengatakan
bahwa
skala
likert
digunakan
untuk
menghubungkan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan
dengan kata-kata. Skala yang diguanakan memuat 3 pilihan dengan kriteria
sebagai berikut:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
= Puas
3
= Cukup
2
89
= Tidak Puas 1
Skala tersebut kemudian dihitung dengan cara menjumlahan perolehan
nilai selanjutnya dibagi dengan jumlah item dalam kuesioner. Total item
kuesioner adalah 4. Maka rumus perhitungan kuesioner siswa dengan rumus
sebagai berikut:
Nilai =
3.7.2
Jumlah Perolehan Nilai
90
x 100
Hasil Observasi
Hasil observasi dianalisis secara kuantitaif yaitu berdasarkan perolehan nilai
berdasarkan skala yang sudah terdapat pada instrument penilaian kegiatan
pembelajaran. Penilaian memuat “ya” dan “tidak”. Skor untuk “ya” adalah 1,
sedangkan “tidak” adalah 0. Skor maksimum yang bisa didicapai adalah 44. Nilai
yang diperoleh dihitung dengan cara :
Nilai =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑌𝑎
44
X 100%
Langkah setelah menghitung nilai dengan rumus adalah menentukan
interval yang sesuai sehingga dapat diketahui peringkat kualitas pelaksanaan
pembelajaran. Kriteria yang digunakan bersumber pada pelatihan Kemendikbud
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
90
(2014). Kriteria peringkat pelaksanaan pembelajaran tersebut dapat dilihat pada
tabel 3.13
Tabel 3.13
Kriteria peringkat pelaksanaan pembelajaran
Peringkat
Amat Baik (AB)
Baik (B)
Cukup (C)
Kurang (K)
Nilai
90<AB≤100
80<B≤90
70<C≤80
≤70
Setelah melalui tahap hitung pada penilaian obervasi yang telah diamati,
dapat dilihat pada kriteria nilai yang diperoleh. Pada penilaian yang kurang dari
70 mendapat peringkat “kurang”, dan yang tertinggi pada nilai diatas 90 dan
kurang dari 100 mendapat peringkat “amat baik.
3.7.3
Hasil Wawancara
Hasil wawacara dengan guru dan siswa akan dianalisis secara kualitatif.
Analisis hasil wawancara pada tahap pendahuluan ini dilakukan dengan
mendeskripsikan hasil wawancara untuk mengetahui kebutuhan guru dan siswa
terkait dengan implementasi kurikulum 2013. Hasil analisis menunjukkan guru
memerlukan RPPH, sedangkan siswa membutuhkan permainan sebagai metode
pembelajaran. Analisis hasil wawancara kepada guru pada tahap uji coba terbatas
dilakukan untuk mengetahui tanggapan terhadap efektifitas RPPH berbasis
permainan anak yang disusun oleh peneliti.
3.7.4 Hasil Dokumentasi
Hasil dokumentasi diperoleh dari penilaian silabus dan RPPH serta
perolehan nilai pretest dan posttest siswa. Ketiganya diolah secara kuantitatif.
Berikut merupakan pedoman penilaian dokumen dalam penelitian ini.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
91
3.7.4.1 Hasil Dokumentasi Nilai Pretest dan Posttest
Jumlah soal untuk pretest dan posttest masing-masing 25 soal. Soal yang
diberikan berupa pilihan ganda. Jumlah skor maksimal adalah 25. Maka pedoman
penghitungan skor dengan cara:
Nilai =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
25
X 100
Selanjutnya adalah menghitung rata-rata tes yang diperoleh semua siswa. Rumus
penghitungan rata-rata dengan cara:
Nilai =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
Setelah mendapatkan nilai rata-rata seluruh siswa, kemudian akan dibandingkan
antara nilai pretest dan posttest. Rumus perhitungan peningkatan nilai pretest dan
posttest didapat dari:
Nilai =
𝑥̅ 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡− ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅
𝑥 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
X 100
𝑥 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
92
3.8 Jadwal penelitian
Penelitian ini direncanakan dan dilaksanakan selama 5 bulan yaitu dimulai
dari bulan Juli hingga November tahun 2014. Jadwal penelitian dapat dilihat pada
tabel 3.14
Tabel 3.14
Jadwal penelitian
Bulan
No
Kegiatan
Juli
1
Pengumpulan data
2
Pembuatan produk
3
Validasi produk
4
Revisi produk
5
Validitas soal
6
Uji coba terbatas
7
Pengolahan data
8
Penyusunan laporan
9
Ujian skripsi
Agust
Sept
Okt
Nov
Des
Jan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini mengemukakan tentang beberapa hal yang berkaitan dengan hasil
dari penelitian yang telah dilakukan beserta pembahasannya. Uraian pada bab IV
meliputi jawaban dari rumusan masalah yaitu model RPPH dan pertanyaan
penelitian yaitu situasi di lapangan, prosedur penyusunan RPPH, kualitas RPPH,
dan dampak RPPH.’
4.1. Hasil Penelitian
Bagian ini mendeskripsikan hasil yang diperoleh peneliti selama
melakukan penelitian di lapangan berdasarkan rumusan masalah dan pertanyaan
penelitian. Penjelasan dari masing-masing hasil penelitian yang diperoleh adalah
sebagai berikut.
4.1.1. Rumusan Masalah Penelitian
Rumusan masalah penelitian adalah “bagaimana model penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) berbasis permainan tradisional
kelas I SD subtema gemar berolahraga?”. Model penyusunan RPPH yang
digunakan oleh peneliti diambil dari Pedoman Implementasi Kurikulum 2013
Tahun 2014 Kelas 1 SD (Kemendikbud, 2014). RPPH juga disusun berdasarkan
kebutuhan guru dan siswa yang membutuhkan adanya permainan untuk
diakomodasikan dalam pembelajaran.
4.1.2. Pertanyaan Penelitian
Bagian ini memaparkan jawaban pertanyaan penelitian terkait dengan
penyusunan produk RPPH. Pertanyaan penelitian tersebut meliputi situasi
93
di
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
94
lapangan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013, prosedur penyusunan
RPPH berbasis permainan anak di kelas I SD, Kualitas RPPH berdasarkan
validasi ahli dan uji coba terbatas serta dampak RPPH terhadap prestasi belajar
siswa.
4.1.2.1. Situasi di Lapangan berkaitan dengan Implementasi Kurikulum 2013
Bagian ini berisi penjelasan mengenai tahap pertama pendahuluan yang
berupa potensi masalah, instrumentasi analisis kebutuhan dan pengumpulan data
awal. Tahap ini juga menjelaskan tentang situasi atau keadaan yang ada pada lima
SD di Yogyakarta terkait implementasi kurikulum 2013 khususnya pada bagian
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Situasi tersebut ditunjukkan
melalui potensi masalah dan pengumpulan data yang selanjutnya akan dianalisis.
Berikut merupakan uraian dari potensi masalah dan pengumpulan data.
4.1.2.1.1
Potensi Masalah
Potensi merupakan sesuatu yang bisa digunakan sebagai kekuatan. Masalah
adalah penyimpangan antara harapan dengan apa yang terjadi. Masalah dapat
menjadi potensi jika didayagunakan (Sugiyono: 2014). Potensi masalah dimulai
dengan melihat fenomena yang terjadi pada dunia pendidikan terkait dengan
diberlakukannya Kurikulum 2013. Implementasi kurikulum 2013 ini tidak
selamanya berjalan lancar. Terjadi kendala dalam implementasi kurikulum baru
tersebut. Salah satu kendala yang terjadi adalah sulitnya guru membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran. Berita dalam kompasiana tanggal 19 September 2014
memaparkan bahwa para guru termasuk penulis berita merasa ribet dengan format
RPP yang baru. Penulis berita juga mengatakan bahwa “RPP Kurikulum lama
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
95
belum selesai pembahasannya, akan tetapi saat ini sudah berganti dengan RPP
Kurikulum 2013”. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran selalu mengalami
perubahan formatnya seiring dengan perkembangan Kurikulum. Selain perubahan
format RPP, perubahan juga terjadi pada kompetensi yang harus dicapai.
Potensi masalah dilakukan melalui analisis kebutuhan lapangan secara langsung.
Analisis kebutuhan ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan yang dialami guru
dalam implementasi kurikulum 2013 di sekolah.
4.1.2.1.2 Instrumentasi Analisis Kebutuhan
Instrumen yang digunakan untuk menganalisis kebutuhan adalah
wawancara, kuesioner, dan observasi. Pedoman wawancara guru dan siswa dalam
studi pendahuluan sudah melalui tahap validasi ahli. Instrumen kuesioner yang
digunakan untuk penilaian silabus juga melalui tahap validasi ahli, sedangkan
penilaian RPPH instrumennya sudah terstandar dari BPSDM sehingga tidak perlu
dilakukan validasi lagi. Pedoman observasi kemampuan menyampaikan kegiatan
pembelajaran yang digunakan oleh peneliti merupakan instrumen yang sudah
terstandar
dari
materi
pelatihan
guru
implementasi
kurikulum
2013
(Kemendikbud: 2014) oleh karena itu peneliti tidak melakukan validasi instrumen.
4.1.2.1.3 Pengumpulan Data Awal
Pengumpulan data dilakukan pada lima SD di Yogyakarta diantaranya
SDN N, SDK G, SDN J, SD KJB, dan SDN SB. Pengumpulan data dilakukan
untuk melihat lebih jelas potensi masalah yang ditemukan di lapangan terkait
implementasi
kurikulum
Pelaksanaan
Pembelajaran
2013
khususnya
Harian
(RPPH).
dalam
Hasil
penyusunan
yang
Rencana
diperoleh
dari
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
pengumpulan data awal ini meliputi
96
hasil wawancara, observasi. Kuesioner
penilaian silabus dan RPPH. Hasil wawancara dengan guru dapat dilihat pada
table 4.1
Tabel 4.1.
Hasil Wawancara guru
Nama
SD
SDN
N
SDK
G
Pertanyaan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013
Pemaham
-an
“yang saya
tahu gitu
ya, ya
kalau
kurikulum
ini
perbandin
gannya
dulu ya.
Kalau
memakai
kurikulum
KTSP itu
per bidang
studi,
tetapi
kalau
kurikulum
2013
inikan
sudah
diimpleme
ntasikan,
jadi tidak
ada apa
namanya
bidang
studi sudah
di tematik.
“bagus
untuk
siswa, tapi
berat di
administra
si
gurunya”
pelaksanaan
Kesulitan
Pendekatan
penilaian
“La kurikulum
sekarang hari
ini belajar
membilang
belum selesai
besok udah
ganti
penjumlahan.
Tapi ya
diusahakan
lah”
“Ya cara
itu
pembuatan
rpp, belum
begitu
mahir
masih
tanya sana
sini”
“Ya
menggunakan
tematik, tapi
kan belum
tahu betul
benar apa
salah”
“penilaian,
betul
sampai
sekarang
saya masih
bingung.
Soalnya
kalau itu
diterapkan
betul itu
kan
memalui
beberapa
tahapan
beberapa
proses
begitu”
“sulit dalam
membuat
indikator dan
tujuan
pembelajaran
nya dan
penilaiannya”
“RPP
mbak, jelas
itu saya
belum bisa
membuat.
Bingung
juga
bikinnya
pie.
“saintifik dan
tematik mbak,
tapi
pelaksanaann
ya dikelas ki
ya saya gak
tau kui bener
po salah’
“rubrik
penilaianny
a itu belum
bisa saya
buat,susah
mbak”
Rpp yang
baik
“kalau
setahu
saya ya
yang
seperti
saat
penataran
di
kaliurang
sama dari
LPMP di
kalasan
itu.
Karena
jujur saya
juga
masih
tanya
sana sini
juga. Saya
kalau
buat RPP
itu
pokoknya
seperti di
buku guru
itu
pegangan
nya”
“pembelaj
aran di
kelas
akan
efektif jika
didukung
dengan
rpp Yang
baik.kegia
tanbermai
n,
mendongn
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Nama
SD
SDN J
SD
KJB
SDN
SB
97
Pertanyaan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013
Pemaham
-an
“kurikulu
m yang
dicanangk
an atau
dilaunchin
gkan pada
tahun 2013
itu maka
disebut
kurikulum
2013”
“Kurikulu
m 2013
itu.... lebih
rinci,
mungkin
rincinya
karena
memuat itu
kan,,, apa
itu
namanya..
? sikap
apa
namanya?
Itu lho
saintifik”
”Kurikulu
m 2013 itu
pendekata
nnya
saintifik,
jadi anakanak itu
diajak
untuk
memecahk
an
masalah,
pokoknya
diajak
untuk aktif
pelaksanaan
penilaian
Rpp yang
baik
g,
bernyanyi
harus ada
di rpp
“RPP
yangsesua
i sama
situasi
dan
kondisi di
lapangan
”
Kesulitan
Pendekatan
“sudah di
kelas saya”
“masih
sering
keliru
sama RPP
KTSP,kuri
kulum baru
masih
gratulgratul buat
RPPnya”
“ya tematik,
saya tau
bagaimana
pelajaran
tematik”
Saya
mengacu
pada buku
panduan itu
saja
inikan sudah
taun kedua
melaksanakan
kurikulum
2013 sejak
tahun ajaran
2013 sendiri,
ya namanya
baru mencoba
menggunakan
kurikulum
2013, ya harus
banyak yang
dipersiapkan.
”
“wah itu
sangat
sulit
administra
sinya,
penilainny
a itu
diambil
dari
kurikulum
2013 ki
akeh
banget”
mengikuti
pada buku
panduan dari
pemerintah.
Kegiatankegiatan yang
harus
dilakukan
oleh siswa
sama dengan
petunjuk
buku.
“masih sulit
buat rubtk
dan
kriterianya,
ribet”
“la itu
yang
detail
lengkap
kaya
permintaa
n
kemendik
bud”
Saya dalam
mempersiapka
n perangkat
pembelajaran
seperti silabus
itu ya melihat
dari yang
diberikan
pemerintah
mas. Tapi
untuk RPP
saya belum
pernah
membuatnya.
Sekarang
kan
mengguna
kan
kurikulum
2013 ya,
dan itu
masih
terbilang
baru.
Formatnya
RPP saja
saya belum
punya,
kemarin
saya
melihat
format dari
internet
tapi saya
bingung”.
menggunakan
pendekatan
saintifik
dengan
mengaktifkan
siswa itu dan
mencari
solusi sendiri
dari masalah
yang
ditemukannya
.
“ah saya
masih
bingung itu,
saya aja
Cuma bikin
nilai di
kertas per
pekerjaan
siswa”
“RPP
yang baik
itu ya
yang
sesuai
dengan
ketentuan
yang
berlaku
saat ini
mas.
Sekarang
kan
mengguna
kan
kurikulum
2013 jadi
RPP yang
dibuat ya
sesuai
dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
98
Pertanyaan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013
Nama
SD
Pemaham
-an
Tema
Sentral
Kurikulu
m rinci,
mengguna
kan
tematik
dan
saintifik
pelaksanaan
Kesulitan
Pendekatan
penilaian
Kesulitan
dalam
mengembang
kan indikator
dan tujuan
pembelajaran
Belum
pernah
membuat
RPP
Terkendal
a dalam
pembuata
n RPP
Menggunaka
n
pendekatan
tematif dan
saintifik
Keraguan
dalam
mengimplem
entasikan
pendekatan
dalam kbm
Kesulitan
dalam
melakukan
penilaian
Rpp yang
baik
ketentuan
yang ada
pada
kurikulum
2013”.
Sesuai
dengan
pedoman
Kurikulu
m 2013
Sesuai
dengan
kondisi
lapangan
Hasil wawancara menunjukkan bahwa terdapat beberapa kendala yang
dihadapi oleh guru dalam melaksanakan kurikulum 2013. Kendala tersebut
diantaranya kesulitan menyususn RPPH termasuk penilaian, dan pendekatannya
yang terkandung didalamnya. Masalah yang paling krusial adalah penyusunan
RPPH. Kegitatan pembelajaran dalam RPPH harus disusun berdasarkan
kebutuhan siswa. Wawancara dengan siswa dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui kebutuhan siswa tersebut. Hasil wawancara dengan siswa dapat
dilihat pada tabel 4.2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
99
Tabel 4.2
Hasil Wawancara siswa
Nama
SD
Pertanyaan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013
SDN N
Suasana
belajar
“Senang”
SD KG
“senang”
SDN J
“seneng,
temennya baik
baik”
“Senang miss
banyak temen”
SDK JB
SDN SB
“menyenangkan
mas”
Tema
Sentral
Menyenangkan
karena banyak
teman
Cara guru
mengajar
“nggak pernah
marahin, sabar,
udah”
sering jewer
Media yang
digunakan guru
“nggak ada”
Kegiaatan yang
diinginkan
Jalan – jalan
aja mbak!
menggeleng”
Ngerjain LKS mas
Nggak tau
Memberi tugas,
seperti mewarnai,
menggambar,
menempel, bermain
puzzle.
“baik dan sabar”
“ bu guru suka
pakai gambar,
dan pernah diberi
koin untuk
belajar”
“Nggak tau,
media itu apa
mas?”
Capek e mbak,
kalau belajar
terus!
Main aja mas,
nggak cuma di
kelas terus
Pake gambar
aja, nempel –
nempel sama
main puzzle
Penugasan
Belum pernah
menggunakan
media
pembelajaran
Nggak Cuma
ngerjain tugas
terus, bosen!
Pembelajaran
yang variatif
(bermain,
menempel, dll)
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa siswa merasa senang dengan kegiatan
belajar bersama guru. Siswa juga menginginkan kegiatan belajar yang variatif
seperti bermain, menempel, dan lain-lain.
Peneliti melakukan penilaian silabus dan RPPH yang digunakan oleh guru
kelas I
dengan menggunakan kuesioner. Peneliti juga melakukan observasi
kemampuan guru melaksanakan kegiatan pembelajaran. Penilaian RPPH guru
menghasilkan data kuantitatif yang ditunjukkan pada tabel 4.3
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
100
Tabel 4.3
Hasil Penilaian RPPH lima SD di Yogyakarta
Asal Sekolah
Item
SDN N
SDK G
SDN J
SD KJB
SDN SB
1
3
3
3
3
0
1
2
2
1
2
0
2
3
2
2
2
0
3
2
2
2
2
0
4
2
2
2
2
0
1
2
2
1
3
0
2
1
1
1
2
0
1
2
3
2
2
0
2
2
2
3
2
0
3
2
2
3
2
0
1
2
3
2
3
0
2
1
3
2
3
0
3
2
3
2
3
0
4
2
3
2
3
0
1
2
2
2
2
0
2
2
2
2
2
0
3
2
2
3
3
0
4
2
2
3
2
0
1
2
2
1
2
0
2
2
2
2
2
0
3
3
2
2
2
0
1
2
2
3
2
0
2
2
2
2
3
0
3
3
2
1
2
0
4
2
2
2
3
0
5
2
2
2
3
0
1
3
2
1
2
0
2
2
2
1
2
0
3
2
2
0
2
0
4
Total Skor
1
62
2
65
1
56
2
70
0
0
Nilai
68,89
72,22
62,22
77,78
0,00
A. Identitas Mata
Pelajaran
B. Perumusan Indikator
C. Perumusan Tujuan
Pembelajaran
D. Pemilihan Materi
Ajar
E. Pemilihan Sumber
Belajar
F.
Pemilihan Media
Belajar
G. Metode
Pembelajaran
H. Skenario
Pembelajaran
I.
Rancangan Penilaian
Autentik
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
101
Tabel 4.3 hasil penilaian RPPH lima SD di Yogyakarta menunjukkan
bahwa 2 dari 5 sekolah memiliki peringkat nilai “cukup” sedangkan sisanya masih
tergolong “kurang”. Hasil tersebut menunjukkan bahwa guru membutuhkan
RPPH dengan peringkat yang lebih baik untuk pembelajarannya di kelas.
Peneliti melakukan penilaian terhadap silabus yang digunakan oleh guru.
Hasil penilaian tersebut berupa data kuantitatif yang ditunjukkan pada tabel 4.4
Tabel 4.4
Hasil Penilaian Silabus lima SD di Yogyakarta
Sekolah
Aspek yang
diamati
Kelengkapan unsur
- unsur silabus
Keterkaitan antar
komponen silabus
No
Item
SDN N
SDK G
SDN J
SD KJB
SDN SB
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1
1
5
1
1
1
1
1
6
1
1
1
1
1
7
1
1
1
1
1
8
1
1
1
1
1
9
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
0
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
4
1
0
1
1
0
5
1
0
1
1
1
6
0
1
1
0
1
7
1
1
1
1
1
8
1
1
1
0
1
9
0
1
0
1
1
Jumlah
17
18
19
18
19
Nilai
85
90
95
90
95
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
102
Tabel 4.4 hasil penilaian silabus dari lima SD di Yogyakarta menunjukkan
bahwa 2 dari 5 sekolah memiliki peringkat nilai “amat baik” sedangkan sisanya masih
tergolong “baik”. Hasil tersebut menunjukkan bahwa silabus yang digunakan oleh guru
tidak perlu dilakukan perbaikan.
Peneliti melakukan observasi untuk mengamati kegiatan mengajar yang
dilakukan oleh guru di kelas. Hasil observasi tersebut berupa data kuantitatif yang
ditunjukkan pada tabel 4.5
Tabel 4.5
Nilai Hasil Observasi 5 SD di Yogyakarta
Sekolah
Aspek yang diamati
Item Ke
SDN N
SDK G
SDN J
SD
KJB
SDN SB
1
1
0
1
0
1
2
1
0
1
1
1
3
1
1
1
1
0
4
1
1
0
1
1
5
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
2
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
2
1
1
1
1
1
3
0
1
1
1
1
4
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
2
1
1
0
0
0
3
0
1
1
1
1
4
1
1
1
1
1
5
1
0
1
1
1
6
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
3
1
1
1
0
1
Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi
Penyampaian Kompetensi
dan Rencana Kegiatan
Kegiatan Inti
Penguasaan Materi
Penerapan Strategi
Pembelajaran yang
mendidik
Penerapan Pendekatan
Saintifik
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
103
Sekolah
Aspek yang diamati
Penerapan Proses
Pembelajaran Tematik
Terpadu
Pemanfaatan Sumber
Belajar / Media dalam
Pembelajaran
Pelibatan Peserta Didik
dalam Pembelajaran
Penggunaan Bahasa yang
Benar dan tepat dalam
Pembelajaran
Kegiatan Penutup
Penutup Pembelajaran
Item Ke
SDN N
SDK G
SDN J
SD
KJB
SDN SB
4
1
1
1
1
1
5
1
0
1
1
1
6
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
0
3
1
0
0
0
0
4
0
1
0
1
1
5
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
2
1
1
1
1
1
3
0
0
1
1
1
4
0
1
1
0
1
5
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
2
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
2
0
1
1
1
1
3
1
0
1
1
0
4
1
1
33
0
32
0
31
Jumlah
33
0
31
Nilai
75,00
70,45
75,00
72,73
70,45
Peringkat
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Tabel 4.5 hasil penilaian terhadap pembelajaran guru di kelas dari lima
SD di Yogyakarta menunjukkan semuanya memenuhi kriteria “cukup”. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru perlu
ditingkatkan pada beberapa bagian misalnya dalam menghasilkan pesan yang
menarik terkait dengan media dan menumbuhkan partisipasi aktif siswa yang
dapat dilakukan dengan mengakomodasikan permainan anak didalamnya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
104
Akumulasi hasil penilaian RPP, silabus, dan observasi praktik mengajar
guru menghasilkan data kuantitatif yang ditunjukkan pada tabel 4.6
Tabel 4.6
Hasil pengumpulan data kuesioner penilaian silabus RPPH dan obsevasi
Nama SD
Kuesioner
RPPH
Silabus
observasi
SDN N
69,0
85
75,0
SDK G
72,2
90
70,4
SDN J
62,2
95
75,0
SD KJB
77,7
90
72,7
SDN SB
0,00
96
70,4
Rerata
56,22
91,2
72,7
Kurang
Amat Baik
Cukup
Kualitas
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa silabus yang digunakan guru sudah “amat
baik”, pembelajaran yang dilakukan sudah “cukup” namun RPPH tergolong
masih “kurang”. Kategori penggolongan kualitas tersebut sesuai dengan tabel 4.7
Tabel 4.7
Tabel Kriteria Peringkat Kualitas RPPH
Peringkat
Amat Baik (AB)
Baik (B)
Cukup (C)
Kurang (K)
Nilai
90<AB≤100
80<B≤90
70<C≤80
≤70
Peneliti melihat bahwa dokumentasi yang dilakukan terhadap RPPH
menunjukkan bahwa masih ada beberapa kekurangan dalam penyusunan RPPH.
Kekurangan tersebut diantaranya yaitu misalnya perumusan tujuan pembelajaran
yang belum memenuhi kelengkapan A, B, C, D (Audience, Behavior, Condition,
Degree). Metode yang digunakan belum sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Penilaian yang disusun belum sesuai indikator, dan perangkat penilaian (soal,
kunci jawaban dan rubrik penilaian) belum lengkap. Kegiatan pembelajaran tidak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
105
mengembangkan materi dengan pendekatan saintifik atau 5M (mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, mengkomunikasikan).
Penilaian dokumentasi, dapat diketahui bahwa guru belum memahami komponen
RPPHsesuai kurikulum 2013.
Hasil wawancara, observasi dan dokumentasi menunjukkan bahwa
pelaksanaan kurikulum 2013 belum optimal. Permasalahan tersebut tampak dari
kurangnya pengetahuan guru tentang kurikulum 2013 terutama dalam penyusunan
RPPH, sulitnya menyusun penilaian, dan belum terlihatnya unsur pendekatan
saintifik dalam kegiatan pembelajaran. Masalah utama yang terjadi terkait
implementasi kurikulum 2013 disimpulkan oleh peneliti yaitu pada penyusunan
RPPH. Guru hendaknya menyusun RPPH yang disesuaikan dengan kebutuhan
siswa. Hasil wawancara siswa menunjukkan bahwa mereka membutuhkan variasi
kegiatan dalam pembelajaran seperti permainan. Kebutuhan siswa tersebut juga
diperkuat oleh pernyataan guru yang mengatakan bahwa beliau membutuhkan
metode pembelajaran yang menarik seperti permainan sehingga kelasnya menjadi
lebih hidup dan menarik pembelajarannya. Pernyataan dari guru dan siswa
tersebut menjadi alasan kuat bagi peneliti untuk menghasilkan produk berupa
RPPH berbasis permainan anak.
4.1.2.2.Prosedur Penyusunan RPPH Berbasis Permainan Anak Kelas I SD
Subtema Gemar Berolahraga
Bagian ini akan menjelaskan tahapan kedua, yaitu tentang pengembangan
produk untuk menjawab pertanyaan penelitian yang kedua mengenai prosedur
pengembangan RPPH.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
106
4.1.2.2.1. Pengembangan Produk
Bagian ini terdiri dari kajian literatur untuk menentukan standar isi, kelas,
tema, subtema dan permainan yang akan dikembangkan dalam RPPH. Langkah
selanjutnya adalah analisis Kompetensi Dasar, Indikator, tujuan pembelajaran dan
analisis kebutuhan siswa serta menuliskan indikator dan tujuan pembelajaran.
Masing-masing langkah akan dijabarkan di bawah ini.
4.1.2.2.1.1 Kajian Literatur untuk Menentukan Standar Isi, Kompetensi
Dasar, Kelas, Tema dan Subtema
Peneliti melakukan kajian literatur untuk menentukan standar isi,
kompetensi dasar, kelas, tema, dan subtema. Penyusunan RPPH ini berawal dari
sebuah penelitian kolaborasi yang beranggotakan 15 orang peneliti. Peneliti dalam
menyusun RPPH ini memperhatikan standar isi dan standar proses serta mengacu
pada Kurikulum 2013. Penentuan kelas, tema, subtema dalam penyusunan RPPH
ini melalui Focus Group Disscusion (FGD). Hasil dari Focus Group Disscusion
(FGD) dari awal perencanaan hingga penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran harian berbasis permainan anak secara lebih jelas dapat dilihat pada
tabel 4.8
Tabel 4.8
Hasil Focus Group Disscussion
No
Tanggal
Pertemuan
Topik
Studi literature dan
potensi masalah
1.
02 September 2014
2.
05 September 2014
Instrumen studi
pendahuluan
Hasil Pembahasan
Berdasarkan kajian literature
dan potensi masalah dari
anggota kelompok kolaratif
di PLL menemukan adanya
permasalahan terkait
implementasi kurikulum
2013
Membuat pedoman
wawancara, observasi, dan
kuesioner penilaian silabus
Tema/
sentral
Implemantasi
kurikulum
2013
Penyusunan
Instrumen
Penelitian
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
3
Tanggal
Pertemuan
12 September2014
Topik
Analisis kebutuhan
Pembagian kelompok
4
16 September 2014
Focus objek
penelitian kelas 1 & 4
5
19 September2014
6
24 September 2014
Mendaftar permainan
Revisi objek
penelitian
7
27 September 2014
8
29 September 2014
Pembagian Tema dan
subtema
Sharing format
penyusunan produk
9
2Oktober 2014
Hasil Pembahasan
dan RPPH
Pengumpulan data dari
anggota kelompok yang
menghasilkan kesimpulan
bahwa guru kesulitan dalam
menyusun RPP
Objek penelitian diajukan
kelas 1-5 SD, dari 15
anggota group disscus dibagi
menjadi 5 kelompok, yaitu
setiap kelas terdiri dari 3
orang peneliti.
Terdapat 2 usulan untuk
fokus penelitian pada kelas I
dan kelas kelas 4 dengan
asumsi buku pegangan
sudah direvisi.
Mendaftar permainan dan
pertemuan yang akan diberi
permainan.
Mengkaji Kompetensi Dasar
dan indikator, berdasarkan
hal tersebut maka objek
difokuskan untuk kelas satu.
Dengan alasan indikator
sesuai diakomodasikan
dengan permainan
Pembagian tema dan
subtema dilakukan melalui
undian.
Hasil analisis kebutuahan
masing-masing guru
menunjukkan perbedaan
kebutuhan format
penyusunan.
Mempertimbangkan hal
tersebut maka diputuskan
pembuatan produk
disesuaikan dengan guru
yang akan dijadikan subyek
ujicoba terbatas
107
Tema/
sentral
Objek
penelitian
Focus objek
penelitian
Daftar
permainan
Objek
penelitian
Pembagian
Tema
Produk
Tabel 4.8 menunjukkan tentang literatur penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran harian berbasis permainan anak yang dilakukan di dalam Focus
Group Disscousion (FGD). Peneliti bersama Focus Group Disscousion (FGD)
membahas tentang penentuan objek dan subjek penelitian dengan menghasilkan
produk yang akan dikembangkan berupa RPPH serta pembagian kelas untuk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
108
setiap kelompok. Peneliti memfokuskan untuk melakukan penelitian pada kelas I.
Kelas I dipilih karena mempertimbangkan perkembangan peserta didik yang
masih dalam tahap operasional konkret dan membuat model pembelajaran yang
berbasis permainan sesuai dengan minat peserta didik dan karakter anak usia dini.
Tahapan berikutnya melalui Focus Group Disscousion (FGD) peneliti
mendapat bagian untuk tema 2 kegemaranku dan mendapat subtema 1 gemar
berolahraga. Peneliti selanjutnya menyusun 6 (enam) rencana pelaksanaan
pembelajaran harian (RPPH) dengan memasukkan metode permainan anak di
dalamnya.
4.1.2.2.1.2 Analisis Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran dan
Analisis Kebutuhan Siswa
Tahap ini membahas mengenai analisis kompetensi dasar, indikator, dan
tujuan pembelajaran. Analisis kompetensi dasar, indikator, dan tujuan
pembelajaran dilakukan setelah peneliti mendapatkan tema dan subtema yang
akan diteliti. Peneliti mendapatkan tema kedua yaitu “Kegemaranku” pada
subtema pertama yaitu “Gemar Berolahraga” yang terdapat pada semester satu.
Analisis ini dilakukan agar peneliti mampu menulis indikator dan tujuan
pembelajaran yang tepat serta sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa.
Hal yang menjadi perhatian peneliti dalam melakukan analisis ini diantaranya
mengenai pengakomodasian permainan anak yang sesuai dengan kompetensi
dasar, indikator serta tujuan pembelajarannya. Permainan anak dipilih karena
sesuai dengan tingkat perkembangan siswa kelas 1 SD. Pada usia 6-11 tahun anak
memiliki dunia bermain Bermain adalah suatu kegiatan yang serius namun
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
109
menyenangkan bagi seorang anak (Semiawan: 2008). Jenis permainan yang
diterapkan kedalam RPPH telah disesuaikan dengan materi. Permainan yang
digunakan telah dimodifikasi sehingga dapat digunakan untuk membantu
penyampaian materi kepada siswa. Peneliti menggunakan empat jenis permainan
yang diakomodasikan dalam empat pembelajaran yaitu “mencari pasangan”,
“dhakon”,
“wilwa”,
dan
“engklek”.
Permainan-permainan
tersebut
diakomodasikan pada pembelajaran ke 1, 2, 4, dan 5. Peneliti memilih permainan
tersebut karena dianggap sesuai dengan indikator dan materi yang terdapat dalam
subtema “gemar berolahraga”. Permainan “mencari pasangan” digunakan untuk
memudahkan siswa dalam mempelajari macam-macam jenis olahraga serta alat
yang digunakan. Permainan “dhakon” digunakan untuk membantu siswa dalam
menanamkan konsep deret bilangan berpola. Permainan “wilwa” dipilih karena
dianggap lebih mengarahkan siswa dalam pembuktian reaksi tubuh setelah
berolahraga. Permainan terakhir yang dipilih adalah Permainan “engklek”.
Permainan “engklek” digunakan untuk membantu siswa dalam belajar
membandingkan ukuran panjang.
4.1.2.2.1.3 Menulis Indikator dan Tujuan Pembelajaran
Indikator dan tujuan pembelajaran dapat dilakukan apabila sebelumnya
telah dilakukan analisis terlebih dahulu. Indikator menjadi dasar untuk
pengembangan materi dan proses pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi
dasar dengan mengacu pada Kurikulum 2013. Peneliti mengembangkan indikator
sesuai dengan kompetensi dasar yang sudah ada pada buku panduan untuk guru.
Pengembangan indikator disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, namun
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
110
tidak lepas dari materi pembelajaran yang akan diajarkan. Peneliti juga
mengembangkan tujuan pembelajaran dengan melihat kesesuaian dengan
indikator yang akan dicapai. Kemudian dari indikator tersebut, peneliti
menuliskan tujuan pembelajaran dengan memperhatikan kelengkapan A, B, C, D
(Audience, Behaviour, Condition, Degree) didalamnya.
4.1.2.3.Kualitas Penelitian RPPH Berbasis Permainan Anak Kelas I SD pada
Subtema Gemar Berolahraga
Kualitas produk RPPH diperoleh melalui validasi produk oleh ahli. Bagian
ini akan menjelaskan kualitas produk RPPH berdasarkan validasi produk, hasil
validasi ahli, dan revisi produk.
4.1.2.3.1. Validasi Produk
Validasi produk dilakukan sebelum produk digunakan untuk uji coba
terbatas. Validasi dilakukan oleh pakar atau tenaga ahli yang sudah
berpengalaman untuk menilai produk yang dirancang oleh peneliti. Validasi
dilakukan oleh 12 pakar yang kompeten dalam bidangnya yaitu (1) guru, (2) ahli
bidang pembelajaran, (3) ahli IPA, (4) kepala sekolah, (5) ahli permainan anak,
(6) ahli matematika, (7) ahli bahasa Indonesia, (8) ahli SBdP, (9) ahli PPKn, (10)
ahli PJOK, (11) ahli kurikulum, dan (12) ahli IPS. Penilaian validasi berupa
kuesioner yang diambil dari sumber dikti. Kuesioner tersebut menunjukkan
penskoran secara kuantitatif. Jumlah skor maksimal yang diperoleh peneliti adalah
90. Perhitungan penilaian RPPH menggunakan rumus berikut.
Rumus skor penilaian
Nilai =
X 100
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
111
Hasil penskoran yang telah dilakukan kemudian dikelompokkan kedalam
beberapa kriteria untuk mengetahui tingkat kualitas produk yang dihasilkan.
Kriteria penilaian diambil dari instrumen penilaian RPPH yang berpedoman pada
Dikti. Kriteria penskoran dalam kuesioner dapat ditunjukkan pada tabel 4.9
berikut:
Tabel 4.9
Kriteria Penilaian
PERINGKAT
Amat Baik (AB)
Baik(B)
Cukup (C)
Kurang (K)
NILAI
90<AB<100
80<B≤90
70<C≤80
≤70
Validasi produk dilakukan dengan 12 ahli dengan tujuan mengetahui
kelayakan dan kualitas produk sebelum di uji cobakan. RPPH dalam satu
pertemuan akan direvisi jika perolehan rerata keseluruhan dari para ahli ≤80.
Berikut ini adalah rekapitulasi para ahli terhadap 6 pembelajaran yang telah
dibuat.
4.1.2.3.1.1 Hasil Data Validasi oleh Pakar untuk RPPH Pembelajaran 1
Hasil rekapitulasi validasi kuantitatif produk RPPH pembelajaran 1 oleh
validator dapat dilihat pada tabel 4.10
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
112
Tabel 4.10
Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Ratarata
Item
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2,92
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2,83
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2,75
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2,83
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
2
3
2,75
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
2
3
2,75
3
3
2
3
2
3
2
3
3
3
2
2
2,58
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
2,75
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
2
2,75
3
3
2
3
3
2
3
3
2
3
1
2
2,50
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
2,83
3
3
3
3
3
1
3
3
3
3
3
3
2,83
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
2
2,75
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
2,75
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
1
3
2,75
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
1
3
2,67
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
1
2
2,58
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
2
2
2,67
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
1
3
2,67
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
1
2
2,58
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
2
2,67
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2,92
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
2
2
2,67
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
1
2
2,58
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
1
2
2,58
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2,92
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
2,75
Validator
Item
A. Identitas
Mata
Pelajaran
1
1
B. Perumusan
Indikator
2
3
4
C. Perumusan
Tujuan
Pembelajara
n
1
2
1
D. Pemilihan
Materi Ajar
2
3
1
E. Pemilihan
Sumber
Belajar
2
3
4
1
F. Pemilihan
Media
Belajar
2
3
4
G. Metode
Pembelajara
n
1
2
3
1
H. Skenario
Pembelajara
n
2
3
4
5
I.
Rancangan
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
Ratarata
Item
2,75
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
2,83
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
1
3
2,67
Total Skor
84
90
82
90
89
78
77
86
87
90
55
74
81,83
Nilai
93,33
100
91,11
100
98,88
86,66
85,55
95,55
96,66
100
61,11
82,22
82,22
Peringkat
AB
AB
AB
AB
AB
B
B
AB
AB
AB
K
B
113
B
Validator
Item
Penilaian
Autentik
2
3
4
Nilai =
81.83
90
X 100 = 90,92
Tabel 4.10 menunjukkan hasil rekapitulasi validasi ahli pada pembelajaran 1
yang telah di lakukan oleh para ahli menunjukkan jumlah skor ahli dengan jumlah
rata-rata 81,83 dan rata-rata per item berjumlah 2,73. Dari skor ahli dilakukan
perhitungan dengan rumus dan menghasilkan nilai akhir untuk penilaian
pembelajaran 1 sebanyak 90,92. Menurut kriteria penilaian, skor 90,92 termasuk
dalam kategori “Amat Baik” (AB) dengan rentang nilai 90 < AB < 100. Namun
peneliti tetap melakukan revisi sesuai saran dan komentar para ahli yang dapat
dilihat pada tabel 4.11
Tabel 4.11
Rekapitulasi validasi kualitatif pembelajaran 1
No
1
Ahli
IPA
Saran dan Komonetar
a. Buat rubrik penilaian, biar
Tindak Lanjut
Memperbaiki rubrik penilaian
penilaian mudah dan tidak
meraba-raba.
b. Gunakan acuan buku guru
(babon) milik Negara.
2
Kepala
Sekolah
Sebaiknya kegiatan pembelajaran
dijadikan satu kolom saja.
Merubah kegiatan pelbelajaran
menjadi satu kolom.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Ahli
Saran dan Komonetar
3
Matematika a.
b.
4
Bahasa
Indonesia
a.
b.
c.
114
Tindak Lanjut
Secara keseluruhan baik
Mencantumkan tata cara
Tata cara penggunaan kuartet
permainan dalam lampiran RPPH
dan soalnya sebaiknya
dilampirkan juga
Rubrik penilaian praktik
a. Membuat rubric penilaian
membaca nyaring perlu
tentang praktikmembaca
disiapkan
nyaring
Bahan ajar berwarna lebih sesuai b. Membuat bahan ajar yang
untuk anak
berwarna
Papan tulis sebagai alat dan
c. Membenarkan bagian alat dan
bahan pembelajaran?
bahan pembelajaran
4.1.2.3.1.2 Hasil Data Validasi oleh Pakar untuk RPPH Pembelajaran 2
Hasil rekapitulasi validasi kuantitatif produk RPPH pembelajaran 2 oleh
validator dapat dilihat pada tabel 4.12
Tabel 4.12
Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
Ratarata
Item
2,92
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2,92
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
2
2,67
2
3
3
2
3
3
3
2
3
3
2
3
2,67
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
2
2,75
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
2
2,75
3
3
2
2
2
2
3
3
3
3
2
2
2,50
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2,83
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
2
2,67
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
1
2
2,58
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
2,83
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
2,83
2
3
3
3
3
1
3
3
3
3
3
3
2,75
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
2,75
3
3
3
2
3
2
2
2
3
3
1
2
2,42
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
1
3
2,67
Validator
Item
A. Identitas Mata
Pelajaran
1
1
B. Perumusan
Indikator
2
3
4
C. Perumusan
Tujuan
Pembelajaran
1
2
1
D. Pemilihan
Materi Ajar
2
3
1
E. Pemilihan
Sumber
Belajar
2
3
4
F. Pemilihan
Media Belajar
1
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
3
3
2
3
3
2
2
3
3
3
1
3
Ratarata
Item
2,58
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
1
2
2,58
3
3
3
3
3
2
2
2
3
3
1
3
2,58
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
1
3
2,67
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
2,75
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2,92
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2,75
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
1
2
2,58
3
3
3
2
3
2
3
2
3
3
1
2
2,50
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2,83
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
3
2,75
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
2
2,75
3
3
3
2
3
2
2
3
3
3
2
3
2,67
3
3
3
2
3
2
2
3
3
3
1
3
2,58
Total Skor
85
90
87
79
89
73
76
85
90
90
54
74
81
Nilai
100
96,66
87,77
98,88
81,11
84,44
94,44
60
82,22
82,22
B
B
1
Rancangan
Penilaian
Autentik
2
3
4
Peringkat
K
5
100
4
AB
3
100
H. Skenario
Pembelajaran
AB
2
AB
1
B
3
B
2
AB
G. Metode
Pembelajaran
B
1
AB
4
AB
3
AB
Validator
Item
I.
115
94,44
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
81
Nilai = 90 X 100 = 90
Tabel 4.12 menunjukkan hasil rekapitulasi validasi ahli pada pembelajaran 2
yang telah di lakukan oleh para ahli menunjukkan jumlah skor ahli dengan jumlah
rata-rata 81 dan rata-rata per item berjumlah 2,70. Dari skor ahli dilakukan
perhitungan dengan rumus dan menghasilkan nilai akhir untuk penilaian
pembelajaran 2 sebanyak 90. Menurut kriteria penilaian, skor 90 termasuk dalam
kategori “Baik” (B) dengan rentang nilai 80 < AB ≤ 90.
Namun peneliti juga
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
116
melakukan revisi sesuai saran dan komentar para ahli yang dapat dilihat pada
tabel 4.13
Tabel 4.13
Rekapitulasi validasi kualitatif pembelajaran 2
No
Ahli
Saran dan Komonetar
Tindak Lanjut
1
IPA
Kembangkan lagi rubrik penilaian
pada instrument penilaian RPPH
(tidak sesuai, lengkap sebagian,
lengkap seluruhnya)
Memperbaiki rubrik penilaian
2
Kepala
Sekolah
Sebaiknya kegiatan pembelajaran
dijadikan satu kolom saja.
Merubah kegiatan pembelajaran
menjadi satu kolom.
3
Matematika
a.
a. Melampirkan cara
b.
4
Bahasa
Indonesia
Penggunaan dakon dalam
pembelajaran pola bilangan
sebaiknya dilampirkan
Cek tujuan pembelajaran
matematika poin Amasihkah
menggunakan gambar?
a. Papan tulis sebagai media
pembelajaran?
b. Bahan ajar berwarna
c. Kisi-kisi penialaian perlu
ditambahkan
b.
a.
b.
c.
penggunaan dakon dalam
RPPH
Mengecek ulang tujuan dan
melakukan revisi pada
bagian yang kurang sesuai.
Membenarkan bagian media
pembelajaran
Membuat bahan ajar yang
berwarna
Melengkapi kisi-kisi
penilaian
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
117
4.1.2.3.1.3 Hasil Data Validasi oleh Pakar untuk RPPH Pembelajaran 3
Hasil rekapitulasi validasi kuantitatif produk RPPH pembelajaran 3 oleh
validator dapat dilihat pada tabel 4.14
Tabel 4.14
Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
Ratarata
Item
2,92
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2,92
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2,75
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2,92
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
2
2,75
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
2
3
2,75
3
3
2
2
2
2
3
3
3
3
2
2
2,50
2
3
3
2
3
2
3
3
2
3
2
3
2,58
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
2
2,75
3
3
3
2
3
2
2
3
2
3
1
2
2,42
3
3
3
2
3
2
2
3
3
2
3
3
2,67
3
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
2
2,67
2
3
2
2
3
1
3
3
3
3
3
3
2,58
2
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
2
2,58
3
3
3
2
3
2
1
3
3
3
1
2
2,42
3
3
3
2
3
2
1
3
3
3
1
3
2,50
3
3
2
2
3
2
1
3
3
3
1
3
2,42
3
3
3
2
3
2
1
3
3
2
2
2
2,42
3
3
3
3
3
1
2
2
3
3
1
3
2,50
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
1
2
2,58
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
2,75
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2,83
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
2
2
2,67
Validator
Item
A. Identitas Mata
Pelajaran
1
1
B. Perumusan
Indikator
2
3
4
C. Perumusan
Tujuan
Pembelajaran
1
2
1
D. Pemilihan
Materi Ajar
2
3
1
E. Pemilihan
Sumber
Belajar
2
3
4
1
F. Pemilihan
Media Belajar
2
3
4
1
G. Metode
Pembelajaran
2
3
H. Skenario
Pembelajaran
1
2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
2
3
3
2
3
2
3
3
3
3
1
2
Ratarata
Item
2,50
3
3
3
2
3
2
3
3
2
3
1
2
2,50
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
2
3
2,75
3
3
3
3
3
2
2
2
3
3
2
2
2,58
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2,83
3
3
3
2
3
2
2
3
3
3
2
3
2,67
3
3
3
2
3
2
2
3
3
3
1
3
2,58
85
90
86
70
89
69
71
87
87
88
55
74
79,25
Validator
Item
3
4
5
1
I.
Rancangan
Penilaian
Autentik
2
3
4
Total Skor
118
79,25
90
82,22
61,11
B
B
C
97,77
AB
96,66
AB
96,66
AB
78,88
C
76,66
C
98,88
AB
77,77
95,55
100
Nilai =
C
Peringkat
AB
AB
Nilai
AB
94,44
82,22
X 100 = 88,05
Tabel 4.14 menunjukkan hasil rekapitulasi pada pembelajaran 3 yang telah di
lakukan oleh para ahli menunjukkan jumlah rata-rata 79,25 dan rata-rata per item
berjumlah 2,64. Dari skor tersebut dilakukan perhitungan dengan rumus dan
menghasilkan nilai akhir untuk penilaian pembelajaran 3 sebanyak 88,05.
Menurut kriteria penilaian, skor 88,05 termasuk dalam kategori “Baik” (B)
dengan rentang nilai 80 < AB ≤ 90. Namun peneliti juga melakukan revisi sesuai
dengan saran dan komentar para ahli yang dapat dilihat pada tabel 4.15
Tabel 4.15
Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 3
No
1
Ahli
IPA
Saran dan Komonetar
a.
b.
Kriteria perhitungan yang benar
ya!
Sesuaikan dengan buku babon
Tindak Lanjut
a.
b.
Merevisi criteria perhitungan
Lebih mencermati buku guru
kemudian merevisi kesalahan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Ahli
Saran dan Komonetar
Tindak Lanjut
2
Kepala
Sekolah
(buku guru).
Pendekatan saintifik harusnya
lengkap.
Diteliti lagi antara tujuan dan materi
kurang singkron
3
Matematika
a.
c.
c.
b.
4
Bahasa
Indonesia
a.
b.
c.
d.
119
Mensingkronkan tujuan
pembelajaran dengan materinya
Dalam tujuan pembelajaran PJOK a.
melalui kegiatan sepak bola
…(tidak ada diaktivitas)
b.
Muatan pembelajaran PPKn
mengidentifikasi 3 aturan
sederhana di sekolah belum
muncul
Teks deskriptif tentang anggota
tubuh (indikator 3.1.1) perlu
dikembangkan
Bahan kalimat yang akan
dibisikkan belum tertulis.
Bahan ajar perlu berwarna, kisikisi?
Papan tulis sebagai media?
Melengkapi pendekatan
saintifk dalam RPPH
a.
b.
c.
d.
Melengkapi kegiatan
pembelajaran pada RPPH
Melengkapi kegiatan
identifikasi 3 aturan
sederhana di sekolah yang
belum muncul
Mengembangkan teks
deskriptif pada indicator
3.1.1
Menuliskan kalimat yang
akan dibisikkan pada
lampiran RPPH
Membuat bahan ajar yang
berwarna dan melengkapi
kisi-kisi
Membenarkan bagian media
pembelajaran
4.1.2.3.1.4 Hasil Data Validasi oleh Pakar untuk RPPH Pembelajaran 4
Hasil rekapitulasi validasi kuantitatif produk RPPH pembelajaran 4 oleh
validator dapat dilihat pada tabel 4.16
Tabel 4.16
Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
Ratarata
Item
2,92
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2,83
2
3
3
2
3
3
3
2
3
3
2
2
2,58
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2,83
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
2
2,75
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2,83
3
3
2
2
2
3
3
3
3
3
2
2
2,58
Validator
Item
A. Identitas Mata
Pelajaran
1
1
B. Perumusan
Indikator
2
3
4
C. Perumusan
Tujuan
Pembelajaran
1
2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
2
3
Ratarata
Item
2,67
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
1
2
2,67
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
1
2
2,58
3
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
3
2,75
3
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
2
2,67
3
3
2
2
3
1
3
3
3
3
3
3
2,67
2
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
2
2,58
3
3
3
2
3
2
1
3
3
2
1
2
2,33
3
3
3
2
3
2
1
3
3
3
1
3
2,50
3
3
2
2
3
2
1
3
3
3
1
2
2,33
2
3
3
2
3
2
1
2
3
3
1
2
2,25
3
3
3
2
3
2
2
3
3
3
1
2
2,50
3
3
3
2
3
2
2
2
3
3
1
3
2,50
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
2,83
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2,83
3
3
2
2
3
2
3
2
3
3
2
2
2,50
2
3
3
2
3
2
3
3
3
3
1
2
2,50
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
1
2
2,58
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
2
2,75
3
3
3
2
3
2
2
3
3
3
2
2
2,58
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
2
2,75
3
3
3
2
3
2
2
3
3
3
2
3
2,67
3
3
3
2
3
2
2
3
3
3
1
2
2,50
85
90
86
62
89
74
72
86
87
89
54
72
78,83
5
1
I.
Rancangan
Penilaian
Autentik
2
3
4
Total Skor
Nilai
Peringkat
Nilai =
78.83
90
X 100 = 87,58
80
80
4
B
3
60
H. Skenario
Pembelajaran
C
2
98,88
1
AB
3
96,66
2
AB
G. Metode
Pembelajaran
95,55
1
AB
4
80
3
C
2
82,22
F. Pemilihan
Media Belajar
C
1
98,88
4
AB
3
68,88
2
C
E. Pemilihan
Sumber
Belajar
95,55
1
AB
3
100
2
AB
D. Pemilihan
Materi Ajar
AB
1
94,44
Validator
Item
120
B
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
121
Tabel 4.16 menunjukkan hasil rekapitulasi pada pembelajaran 4 yang telah
di lakukan oleh para ahli menunjukkan jumlah rata-rata 78,83 dan rata-rata per
item berjumlah 2,63. Dari skor tersebut dilakukan perhitungan dengan rumus dan
menghasilkan nilai akhir untuk penilaian pembelajaran 4 sebanyak 87,58.
Menurut kriteria penilaian, skor 87,58 termasuk dalam kategori “Baik” (B)
dengan rentang nilai 80 < AB ≤ 90. Namun peneliti juga melakukan revisi sesuai
saran dan komentar para ahli yang dapat dilihat pada tabel 4.17
Tabel 4.17
Rekapitulasi validasi kualitatif pembelajaran 4
No
Ahli
Saran dan Komonetar
Tindak Lanjut
1
IPA
Lihat pada RPP yang lain
Merevisi sesuai dengan
komentar dan saran pada
RPPH lain
2
Kepala
Sekolah
Sebaiknya kegiatan pembelajaran
dijadikan satu kolom saja.
Merubah kegiatan
pembelajaran menjadi satu
kolom.
3
Matematika
a.
Permainan engklek ada di
lampiran tetapi tidak muncul
diaktivitas.
Tujuan pembelajaran bahasa
Indonesia mempraktikkan
kegiatan berterima kasih belum
muncul pada aktivitas, hanya
mengamati teman.
Ada aktivitas role playing yang
tidak tertulis di metode
pembelajaran.
a.
Teks deskriptif tentang anggota
tubuh mana?
Bahan ajar berwarna
Kisi-kisi penilaian?
Papan tulis sebagai media
pembelajaran
a.
b.
c.
4
Bahasa
Indonesia
a.
b.
c.
d.
b.
c.
b.
c.
d.
mengecek ulang dan
merevisi kegiatan
pembelajaran agar sesuai.
Merevisi kegiatan
pembelajaran agar praktik
kegiatan berterimakasih
nampak lebih jelas.
Melengkapi metode
pembelajaran agar sesuai
dengan kegiatan
pembelajaran.
Melenngkapi teks
deskriptif tentang anggota
tubuh pada lampiran.
Membuat bahan ajar yang
berwarna
Melengkapi kisi-kisi
penilaian
Merevisi bagian media
pembelajaran
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
122
4.1.2.3.1.5 Hasil Data Validasi oleh Pakar untuk RPPH Pembelajaran 5
Hasil rekapitulasi validasi kuantitatif produk RPPH pembelajaran 5 oleh
validator dapat dilihat pada tabel 4.18
Tabel 4.18
Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
Ratarata
Item
2,92
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2,92
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2,75
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2,83
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
2
2,75
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2,75
3
3
2
2
2
3
3
3
3
3
2
2
2,58
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2,83
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
1
2
2,67
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
1
2
2,67
3
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
2
2,67
3
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
3
2,75
3
3
3
2
3
1
3
2
3
3
3
3
2,67
3
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
2
2,67
2
3
3
2
3
3
2
3
3
3
1
2
2,50
3
3
3
2
3
3
2
2
3
3
1
3
2,58
3
3
3
2
3
3
2
2
3
2
1
3
2,50
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
1
2
2,58
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
1
2
2,67
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
1
3
2,67
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
2,75
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2,83
3
3
2
2
3
3
3
2
3
3
2
2
2,58
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
1
2
2,58
Validator
Item
A. Identitas Mata
Pelajaran
1
1
B. Perumusan
Indikator
2
3
4
C. Perumusan
Tujuan
Pembelajaran
1
2
1
D. Pemilihan
Materi Ajar
2
3
1
E. Pemilihan
Sumber
Belajar
2
3
4
1
F. Pemilihan
Media Belajar
2
3
4
1
G. Metode
Pembelajaran
2
3
1
H. Skenario
Pembelajaran
2
3
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
1
2
Ratarata
Item
2,58
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
2
2,75
3
3
3
2
3
2
2
3
3
3
2
2
2,58
3
3
3
2
3
2
3
2
3
3
2
2
2,58
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
2
3
2,75
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
1
3
2,67
86
90
88
66
89
81
76
85
90
89
54
73
80,58
Nilai =
80.58
90
81,11
B
60
K
98,88
AB
100
AB
94,44
AB
90
84,44
B
Peringkat
B
Nilai
AB
Total Skor
95,55
4
98,88
3
AB
2
73,33
Rancangan
Penilaian
Autentik
C
I.
97,77
1
AB
5
AB
4
100
Validator
Item
123
81,11
B
X 100 = 89,53
Tabel 4.18 menunjukkan hasil rekapitulasi pada pembelajaran 5 yang telah di
lakukan oleh para ahli menunjukkan jumlah rata-rata 80,58 dan rata-rata per item
berjumlah 2,69. Dari skor tersebut dilakukan perhitungan dengan rumus dan
menghasilkan nilai akhir untuk penilaian pembelajaran 5 sebanyak 89,53.
Menurut kriteria penilaian, skor 89,53 termasuk dalam kategori “Baik” (B)
dengan rentang nilai 80 < AB ≤ 90. Namun peneliti juga melakukan revisi sesuai
saran dan komentar para ahli yang dapat dilihat pada tabel 4.19
Tabel 4.19
Rekapitulasi validasi kualitatif pembelajaran 5
No
Ahli
Saran dan Komonetar
Tindak Lanjut
1
IPA
Sama dengan penilain RPP yang lain
Merevisi sesuai dengan komentar
dan saran pada RPPH lain
2
Kepala
Sekolah
Materi belum lengkap
Boneka?
Melengkapi materi pada lampiran
RPPH
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Ahli
3
Matematika
4
Bahasa
Indonesia
Saran dan Komonetar
124
Tindak Lanjut
a.
b.
Bagus
Tertib belum masuk pada
penilaian sikap
Tidak terdapat mata pelajaran
Bahasa Indonesia yang perlu saya
validasi
Melengkapi penilaian sikap
4.1.2.3.1.6 Hasil Data Validasi oleh Pakar untuk RPPH Pembelajaran 6
Hasil rekapitulasi validasi kuantitatif produk RPPH pembelajaran 6 oleh
validator dapat dilihat pada tabel 4.20
Tabel 4.20
Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 6
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
Ratarata
Item
2,92
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2,75
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2,83
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
2,75
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2,83
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2,92
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
2
2
2,58
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2,83
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
2,83
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
2
2,75
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2,92
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
2,75
3
3
2
3
3
1
3
3
3
3
3
2
2,67
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
2,75
3
3
3
3
3
2
1
3
3
3
1
1
2,42
3
3
3
3
3
2
1
3
3
3
1
2
2,50
3
3
2
3
3
2
1
3
3
3
1
2
2,42
2
3
3
3
3
2
1
2
3
2
1
2
2,25
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
1
2
2,58
Validator
Item
A. Identitas Mata
Pelajaran
1
1
B. Perumusan
Indikator
2
3
4
C. Perumusan
Tujuan
Pembelajaran
1
2
1
D. Pemilihan
Materi Ajar
2
3
1
E. Pemilihan
Sumber
Belajar
2
3
4
1
F. Pemilihan
Media Belajar
2
3
4
G. Metode
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
1
3
Ratarata
Item
2,67
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
2,83
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2,92
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2,75
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
2
2,75
2
3
3
3
3
2
3
2
3
3
1
3
2,58
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2,83
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
2
2,67
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2,75
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
3
2,75
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
1
2
2,67
85
90
85
90
89
75
75
86
90
89
54
69
81,42
76,66
Nilai =
81.42
90
C
60
K
98,88
AB
Peringkat
100
Nilai
AB
Total Skor
95,55
4
AB
3
83,33
2
B
Rancangan
Penilaian
Autentik
83,33
I.
B
1
98,88
5
AB
4
100
3
AB
H. Skenario
Pembelajaran
94,44
2
AB
1
100
3
AB
2
AB
Pembelajaran
94,44
Validator
Item
125
76,66
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
C
X 100 = 90,46
Tabel 4.20 menunjukkan hasil rekapitulasi pada pembelajaran 6 yang telah
di lakukan oleh para ahli menunjukkan jumlah rata-rata 81,42 dan rata-rata per
item berjumlah 2,71. Dari skor tersebut dilakukan perhitungan dengan rumus dan
menghasilkan nilai akhir untuk penilaian pembelajaran 6 sebanyak 90,46.
Menurut kriteria penilaian, skor 90,46 termasuk dalam kategori “Amat Baik”
(AB) dengan rentang nilai 90 < AB < 100. Namun peneliti juga melakukan revisi
sesuai saran dan komentar para ahli yang dapat dilihat pada tabel 4.21
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
126
Tabel 4.21
Rekapitulasi validasi kualitatif pembelajaran 6
No
Ahli
Saran dan Komonetar
Tindak Lanjut
1
IPA
Rubrik penilaian di perjelas ya!
Memperbaiki rubrik penilaian
2
Kepala
Sekolah
Sebaiknya kegiatan pembelajaran
dijadikan satu kolom saja.
Merubah kegiatan pembelajaran
menjadi satu kolom.
3
Matematika
Tujuan pembelajaran PPKn, siswa
menjelaskan 3 contoh tata tertib …
belum nampak pada aktivitas
pembelajaran
Melengkapi aktivitas pembelajaran
terkait tujuan pembelajaran PPKn
tentang contoh tata tertib
Hasil penilaian dari 12 ahli/pakar secara garis besar menunjukkan bahwa
produk RPPH memiliki peringkat “Baik dan Amat Baik” sehingga layak untuk
dilakukan uji coba lapangan. Rekapitulasi nilai dan peringkat dari hasil validasi
ahli secara lebih jelas dapat dilihat dalam tabel 4.22
Tabel 4.22
Rekapitulasi hasil validasi ahli
Pertemuan
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pertemuan 3
Pertemuan 4
Pertemuan 5
Pertemuan 6
Rata-rata
Nilai
90,92
90
88,05
87,58
89,53
90,46
89,42
Peringkat
Amat Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Amat Baik
Baik
Tabel 4.22 menunjukkan bahwa rata-rata nilai dari produk 6 pertemuan
RPPH adalah 89,42. Rata-rata tersebut menunjukkan bahwa RPPH memperoleh
peringkat “Baik”. Meskipun demikian, peneliti perlu melakukan revisi produk di
beberapa bagian RPPH sesuai dengan komentar dan saran para ahli. Bagian yang
direvisi pada produk RPPH ini meliputi perbaikan pada tujuan pembelajaran,
membuat kegiatan pembelajaran menjadi satu kolom saja, melengkapi unsur
saintifik yang ada pada pembelajaran, membuat bahan ajar menjadi berwarna,
rubrik penilaian, melengkapi lampiran serta alat, bahan dan media dalam
pembelajaran.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
127
Ahli Pembelajaran, permainan anak, SBdP, Penjaskes, IPS, PPKn dan guru
tidak memberikan komentar dan saran dalam bentuk tulisan, namun mereka
memberikan tanggapan secara langsung bahwa produk RPPH sudah baik dan
memiliki komponen yang lengkap.
4.1.2.3.2
Revisi produk
Revisi produk dilakukan berdasarkan penilaian ahli baik secara kuantitatif
maupun kualitatif. Jumlah skor penilaian yang diperoleh dari 12 ahli pada setiap
pembelajaran diatas 80. Pembelajaran 1 dan 6 berada memiliki peringkat “Amat
Baik” dan pembelajaran 2, 3, 4, 5 memiliki pada peringkat “Baik”. Revisi produk
dilakukan apabila hasil jumlah skor yang diperoleh kurang dari 80.
Kesimpulannya berdasarkan hasil validasi produk secara kuantitaif, maka peneliti
tidak perlu melakukan revisi. Hasil validasi produk secara kualitatif yang diambil
dari komentar dan saran dari para ahli dalam lembar validasi RPPH, menunjukkan
bahwa terdapat beberapa bagian yang perlu di revisi. Mengacu pada komentar dan
saran dari ahli tersebut maka, peneliti melakukan revisi untuk memperbaiki
produk RPPH yang disusun. Bagian yang direvisi pada produk RPPH ini meliputi
perbaikan pada tujuan pembelajaran, mensejajarkan kegiatan guru dengan siswa,
melengkapi unsur saintifik yang ada pada pembelajaran, membuat bahan ajar
menjadi berwarna, rubrik penilaian, melengkapi lampiran serta alat, bahan dan
media dalam pembelajaran.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
128
4.1.2.4.Dampak RPPH Berbasis Permainan Anak Kelas 1 SD Subtema
Gemar Berolahraga
4.1.2.4.1. Instrumentasi Persiapan Uji Coba
4.1.2.4.1.1. Validasi Kuesioner Pendapat Siswa
Kuesioner pendapat siswa terkait uji coba terbatas telah divalidasi oleh
guru kelas I SD. Guru kelas I SD memberikan validasi berupa conten dan face.
Validasi conten berisi masukan terhadap isi dari kuesioner agar lebih mudah
dipahami oleh siswa, dan validasi face berupa komentar guru terhadap tampilan
dari kuesioner. Hasil validasi kuesioner pendapat siswa berisi ungkapan guru yang
menyatakan untuk menambahkan emoticon menjadi tiga jenis simbol ekspresi
yang berbeda. Simbol ekspresi yang tadinya hanya memuat dua emoticon
sekarang diubah menjadi tiga emoticon sesuai dengan saran dari guru kelas.
4.1.2.4.1.2. Validasi Soal Pre-Test dan Post-Test
Peneliti memberikan Pre-Test dan Post-test sebelum dan sesudah uji coba.
Tes yang diberikan berupa 25 soal pilihan ganda untuk mengetahui keberhasilan
produk. Soal tersebut terdiri dari muatan Matematika, PPKn, Bahasa Indonesia,
SBdP dan PJOK. Peneliti membuat soal tersebut mengacu pada kisi-kisi
berdasarkan kompetensi dasar pada aspek pengetahuan. Kisi-kisi soal tes yang
digunakan dapat dilihat pada tabel 3.8 halaman 76. Soal yang digunakan untuk uji
coba terbatas tersebut terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Jumlah
soal yang diuji validitas tersebut yaitu sebanyak 40 item. Tipe soal yang
digunakan dalam tes ini adalah pilihan ganda. Uji validitas dilakukan kepada
siswa kelas II B SDN J sebanyak 31 anak. Uji validitas soal dilakukan dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
129
menggunakan korelasi point biserial. Nilai rpbi tabel dalam Sugiyono (2011)
dengan taraf signifikansi 5% adalah 0,355 dan 1% adalah 0,456 dengan n = 31.
Priyanto (2012) menyatakan bahwa suatu item dikatakan valid jika nilai positif
dan r hitung ≥ r tabel, sebaliknya jika r hitung < r tabel maka dikatakan tidak
valid. Penelitian ini menggunakan program SPSS 16.0 dalam menghitung
validitas soal untuk meminimalisir kesalahan perhitungan yang disebabkan
ketidaktelitian. Hasil validasi soal yang dibuat oleh peneliti dapat dilihat pada
tabel 4.23
Tabel 4.23
Hasil Uji Validitas Empirik Instrumen Tes
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
rpbihitung
0,361*
0,445*
0,077
0,620**
0,659**
0,537**
0,431*
0,451*
0
0,224
-,081
0,610**
0,714**
0
0,097
0
0,521**
-,075
0,137
0,293
0,659**
0,640**
0,659**
0,589**
0,664**
0,636**
0,631**
0,029
0,203
0,513**
rpbi-tabel
5%
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
rpbi-tabel
1%
0,456
0,456
0,456
0,456
0,456
0,456
0,456
0,456
0,456
0,456
0,456
0,456
0,456
0,456
0,456
0,456
0,456
0,456
0,456
0,456
0,456
0,456
0,456
0,456
0,456
0,456
0,456
0,456
0,456
0,456
Sig
2-tailed
0,046
0,012
0,679
0,000
0,000
0,002
0,015
0,011
.
0,225
0,663
0,000
0,000
.
0,606
.
0,003
0,688
0,464
0,110
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,878
0,272
0,003
Hasil
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
rpbihitung
0,088
0,497**
0,688**
0,726**
0,799**
0,649**
0,312
0,683**
0,233
0,422*
rpbi-tabel
5%
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
rpbi-tabel
1%
0,456
0,456
0,456
0,456
0,456
0,456
0,456
0,456
0,456
0,456
Sig
2-tailed
0,637
0,004
0,000
0,000
0,000
0,000
0,088
0,000
0,206
0,018
130
Hasil
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
* correlation is significant at the 0.05 level (2 tailed)
** correlation is significant at the 0.01 level (2 tailed)
Taniredja & Mustafidah (2011) menyatakan bahwa tanda ** yang berarti
koefisien validitas sangat signifikan dengan tingkat kepercayaan 99%, sedangkan
tanda * berarti tingkat kepercayaannya sebesar 95%.
Berdasarkan uji empirik diperoleh 25 soal yang valid yaitu nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7,
8, 12, 13, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 38 dan 40. Validnya
soal dapat ditentukan dengan membandingkan nilai pada rpbi hitung dan rpbi tabel.
Soal dikatakan valid jika rpbi hitung > rpbi tabel, sebaliknya jika rpbi hitung ≤ rpbi
tabel maka dikatakan tidak valid. Peneliti menggunakan semua soal yang valid
tersebut untuk dijadikan pre-test dan post-test. Kisi – kisi soal yang digunakan
untuk instrumen pretest dan posttes dapat dilihat pada tabel 4.24
Tabel 4.24
Kisi-kisi soal Pre-test dan Post-test
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca]
dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
Muatan
Pelajaran
SBdP
Kompetensi Dasar
Indikator
3.1 Mengenal cara dan hasil 3.1.1 Mengidentifikasi
karya seni ekspresi.
No Soal
Valid
1,4,6
No Soal
Jadi
1,3,5
21,22
11,12
gambar sebagai
karya seni ekspresi.
3.1.2 Mengidentifikasi
syair sebuah lagu
(terimakasihku)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Muatan
Pelajaran
Kompetensi Dasar
3.2 Mengenal pola irama
lagu bervariasi
menggunakan alat musik
ritmis
Matematika 3.1 Mengenal lambang
bilangan dan
mendeskripsikan
kemunculan bilangan
dengan bahasa yang
sederhana.
Indikator
3.2.1 Mengidentifikasi
syair sebuah lagu
(basri jago kasti).
3.1.1 Menyelesaikan
operasi
penjumlahan
3.11 Membandingkan dengan 3.11.1 Mengidentifikasi
memperkirakan panjang
benda berdasarkan
suatu benda
panjang pendeknya
menggunakan istilah
sehari-hari (lebih panjang
dan lebih pendek)
PPKn
3.2
Mengenal tata tertib
3.2.1
dan aturan yang berlaku
dalam kehidupan
sehari-hari di rumah
3.2.3
dan sekolah
3.2.4
Bahasa
Indonesia
Mengidentifikasi
perbuatan tertib
di rumah
Mengidentifikasi
aturan sederhana
di sekolah
Menjelaskan tata
tertib permainan
131
No Soal
Valid
25,26
No Soal
Jadi
15,16
30
18
23,24
13,14
8
7
7
6
17,33,40
10,20,25
2
2
32
19
3.2 Mengenal teks
3.2.1
petunjuk/arahan tentang
perawatan tubuh serta
pemeliharaan kesehatan
dan kebugaran tubuh
dengan bantuan guru atau 3.2.2
teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis
yang dapat diisi dengan
kosa kata bahasa daerah
untuk membantu
3.2.4
pemahaman
Menjelaskan
tentang teks
petunjuk
pemeliharaan
kebugaran tubuh
Mengidentifikasi
teks petunjuk
pemeliharaan
kesehatan tubuh
Mengidentifikasi
teks arahan
kebugaran tubuh
5
4
3.3 Mengenal teks terima
3.3.1
kasih tentang sikap kasih
sayang dengan bantuan
guru atau teman dalam
bahasa Indonesia lisan
dan tertulis yang dapat
diisi degan kosa kata
bahasa daerah untuk
membantu pemahaman
Mengidentifikasi
teks terimakasih
34,35
21,22
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Muatan
Pelajaran
PJOK
Kompetensi Dasar
Indikator
3.1 Mengetahui konsep gerak 3.1.1 Mengidentifikasi
dasar lokomotor sesuai
gerak lari sebagai
dengan dimensi anggota
gerak lokomotor
tubuh yang digunakan,
3.1.2 Mengidentifikasi
arah, ruang gerak,
macam-macam
hubungan, dan usaha,
gerak lokomotor
dalam berbagai bentuk
3.1.3 Mengidentifikasi
permainan sederhana dan
gerak lokomotor
atau tradisional
3.3 Mengetahui konsep gerak 3.3.1 Mengidentifikasi
dasar manipulative sesuai
dengan dimensi anggota
tubuh yang digunakan,
arah, ruang gerak,
hubungan dan usaha,
dalam berbagai bentuk
permainan sederhana dan
atau permainan
tradisional
132
No Soal
Valid
36
No Soal
Jadi
23
38
24
27
17
12,13
8,9
gerak manipulatif
Setelah soal tersebut di uji kevalidasnya, maka peneliti melakukan uji reliabilitas.
Reliabiitas 25 soal yang untuk instrumen pretest dan posttest dapat dilihat pada
tabel 4.25
Tabel 4.25
Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Cronbach's Alpha
.921
Items
N of Items
.927
25
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
133
Tabel 4.26
Kriteria Koefisien Reliabilitas
Interval koefisien reliabilitas
Kualitatif
0,91 – 1,00
Sangat tinggi
0,71 – 0,90
Tinggi
0,41 – 0,70
Cukup
0,21 – 0,40
Rendah
Negatif – 0,20
Sangat rendah
Sumber: Sugiyono (2011)
Hasil uji reliabilitas pada tabel 4.25 menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha
Instrumen pretest dan postest adalah 0,921. Hasil ini menunjukkan bahwa soal
pretest dan posttest yang dibuat peneliti mempunyai tingkat reliabilitas yang
sangat tinggi.
4.1.2.4.2. Uji Coba Lapangan Terbatas
Uji coba lapangan terbatas dilakukan di SD N J pada 5 siswa dikelas I
semester ganjil tahun ajar 2014/2015. Uji coba lapangan terbatas dilakukan
selama 6 kali pertemuan yaitu pada tanggal 15 – 22 November 2014. Waktu yang
diperlukan untuk melakukan uji coba lapangan terbatas tersebut adalah 60 menit
pada setiap pertemuannya. Peneliti mengadakan pretest untuk siswa sebelum
dilaksanakannya uji coba lapangan terbatas selama selama 60 menit dan diakhiri
dengan posttest selama 30 menit. Adapun pelaksanaan uji coba lapangan terbatas
ditunjukkan oleh tabel 4.27
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
134
Tabel 4.27
Jadwal pelaksanaan Uji coba terbatas
No
Hari/tanggal
Waktu
1
Sabtu,
15 November 2014
08.00-09.00
2
Senin,
17 November 2014
08.30-09.30


Macam-macam olahraga
Alat olahraga
3
Selasa,
18 November 2014
08.30-09.30



Tata tertib di rumah dan di sekolah
Gerakan senam
Pola bilang
4
Rabu,
19 November 2014
08.30-09.30


Tata tertib di rumah dan di sekolah
Menghitung banyak benda
5
Kamis,
20 November 2014



Tata tertib di rumah dan di sekolah
Gerak dasar lokomotor
Lagu terima kasihku (teks
terimakasih)
Gerak dasar lokomotor
Membandingkan panjang
pendeknya benda, mengumpulkan,
dan mengolah data
Lagu Basri Jago Kasti
Penjumlahan
Tata tertib di rumah dan di sekolah
Post-test
6
7
Jumat,
21 November 2014
Sabtu,
22 November 2014
08.30-09.30
Materi
Pre-test


08.30-09.30
08.30-09.30
09.30-10.00




Sebelum uji coba terbatas dilakukan, 5 siswa subyek penelitian mengerjakan
soal pretest dalam bentuk pilihan ganda yang berjumlah 25 item. Soal yang
dikerjakan siswa tersebut terkait dalam muatan pelajaran yang ada di dalam
subtema gemar berolahraga yaitu PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, SBdP
dan PJOK. Soal tes yang digunakan dapat dilihat pada lampiran halaman 417.
Waktu yang diberikan oleh peneliti untuk mengerjakan soal tersebut adalah 60
menit. Setelah membagikan soal, peneliti memberikan pengarahan mengenai cara
pengerjaan pretest kepada siswa. Peneliti meminta siswa untuk mengerjakannya
sendiri dengan sungguh-sungguh. Selama mengerjakan siswa nampak kesulitan,
mereka bertanya kepada peneliti mengenai soal yang dianggap sukar. Setelah
selesai ujicoba terbatas, peneliti kemudian meminta siswa mengerjakan posttest.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
135
Item soal siswa yang dikerjakan oleh siswa sama dengan soal pretest yang pernah
dikerjakan. Siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan soal selama 30 menit.
Peneliti mengawasi siswa selama jalannya posttest agar tidak ada yang mencontek
ataupu bertanya saling bertanya. Hasil dari pelaksanaan uji coba terbatas dari
produk RPPH berbasis permainan anak pada siswa kelas I secara lebih jelas
adalah sebagai berikut.
4.1.2.4.2.1 Hasil Uji Coba Terbatas RPPH Pembelajaran 1
Uji coba terbatas untuk produk RPPH pada pembelajaran 1 dilakukan pada
hari Senin tanggal 17 November 2014 selama 1 jam. Kegiatan uji coba ini
dimulai pada pukul 08.30-09.30 WIB dengan siswa kelas I SDN J. peneliti
melaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah yang ada pada RPPH
pembelajaran 1 dengan mengakomodasikan permainan mencari pasangan.
Kegiatan pembelajaran ini dilakukan di dalam ruangan. Permainan mencari
pasangan digunakan untuk mengenalkan macam-macam olahraga beserta alat
yang digunakan. Siswa bermain dengan cara memasangkan kartu yang berisi
nama jenis olahraga, alat yang digunakan serta gambar orang yang
melakukannya.
4.1.2.4.2.2 Hasil Uji Coba Terbatas RPPH Pembelajaran 2
Uji coba terbatas untuk produk RPPH pada pembelajaran 2 dilakukan pada
hari Selasa tanggal 18 November 2014 selama 1 jam. Kegiatan uji coba ini
dimulai pada pukul 08.30-09.30 WIB dengan siswa kelas I SDN J. peneliti
melaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah yang ada pada RPPH
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
136
pembelajaran 3 dengan mengakomodasikan permainan dakon. Kegiatan
pembelajaran ini dilakukan di dalam ruangan. Permainan dakon digunakan untuk
memudahkan siswa dalam membuat pola bilangan yang berulang. Siswa bermain
dengan cara memasukkan biji dakon dengan jumlah yang sesuai pada soal yang
diberikan guru, sehingga dari kegiatan tersebut siswa secara nyata akan tahu
jumlah bilangan yang berulang tersebut.
4.1.2.4.2.3 Hasil Uji Coba Terbatas RPPH Pembelajaran 3
Uji coba terbatas untuk produk RPPH pada pembelajaran 3 dilakukan pada hari
Rabu tanggal 19 November 2014 selama 1 jam. Kegiatan uji coba ini dimulai
pada pukul 08.30-09.30 WIB dengan siswa kelas I SDN J. Peneliti melaksanakan
pembelajaran sesuai langkah-langkah yang ada pada RPPH pembelajaran 3
dengan mengakomodasikan permainan kuda bisik sesuai buku panduan guru.
Kegiatan pembelajaran ini dilakukan di dalam ruangan. Siswa bermain dengan
cara membisikkan kalimat yang diperolehnya dari guru kemudian diteruskan
kepada teman paling depan yang bertugas menuliskannya ke papan tulis. Kalimat
yang dibisikkan bertemakan olahraga sesuai subtema yang sedang dipelajari.
4.1.2.4.2.4 Hasil Uji Coba Terbatas RPPH Pembelajaran 4
Uji coba terbatas untuk produk RPPH pada pembelajaran 4 dilakukan pada hari
Kamis tanggal 20 November 2014 selama 1 jam. Kegiatan uji coba ini dimulai
pada pukul 08.30-09.30 WIB dengan siswa kelas I SDN J. Peneliti melaksanakan
pembelajaran sesuai langkah-langkah yang ada pada RPPH pembelajaran 4
dengan mengakomodasikan permainan wilwa. Kegiatan pembelajaran ini
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
137
dilakukan di luar ruangan. Permainan wilwa digunakan lebih mengarah pada
mengajak siswa membuktikan keadaan tubuh sebelum dan sesudah melakukan
olahraga lari. Siswa bermain dengan berlari menangkap musuhnya hingga berhasil
memasukkannya ke dalam penjara. Melalui kegiatan bermain wilwa siswa akan
mampu membandingkan keadaan tubuhnya setelah berolahraga lari, seperti detak
jantung yang meningkat dan tubuh yang berkeringat.
4.1.2.4.2.5 Hasil Uji Coba Terbatas RPPH Pembelajaran 5
Uji coba terbatas untuk produk RPPH pada pembelajaran 5 dilakukan pada hari
Jumat tanggal 21 November 2014 selama 1 jam. Kegiatan uji coba ini dimulai
pada pukul 08.30-09.30 WIB dengan siswa kelas I SDN J. peneliti melaksanakan
pembelajaran sesuai langkah-langkah yang ada pada RPPH pembelajaran 5 yang
mengakomodasikan permainan engklek. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan di
luar ruangan. Permainan engklek digunakan untuk mempelajari perbandingan
panjang. Siswa bermain dengan cara melompat sejauh mungkin pada kotak yang
sudah tersedia. Setelah melompat siswa akan mengukur panjang lompatan
masing-masing kemudian membandingkannya.
4.1.2.4.2.6 Hasil Uji Coba Terbatas RPPH Pembelajaran 6
Uji coba terbatas untuk produk RPPH pada pembelajaran 6 dilakukan pada hari
Sabtu tanggal 22 November 2014 selama 1 jam. Kegiatan uji coba ini dimulai
pada pukul 08.30-09.30 WIB dengan siswa kelas I SDN J. Peneliti melaksanakan
pembelajaran sesuai langkah-langkah yang ada pada RPPH pembelajaran 6.
Kegiatan pembelajaran ini dilakukan di dalam ruangan. Pembelajaran 6 ini lebih
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
138
terfokus pada evaluasi akhir sub tema. Pembelajaran 6 ini mengajak siswa untuk
mempelajari materi mengenai permainan kasti dan penjumlahan. Kegiatan uji
coba produk RPPH pada pembelajaran 6 ini diakhiri dengan pemberian posttest
kepada siswa.
Hasil prestest dan posttest yang telah dikerjakan oleh siswa kemudian
dianalisis untuk mengetahui peningkatannya. Masing-masing siswa dihitung
peningkatannya untuk mengetaui seberapa jauh siswa mampu memahami materi
dengan penggunaan permainan anak dalam pembelajaran. Rerata hasil tes kelima
siswa dihitung untuk mengetahui peningkatan keseluruhan yang dicapai oleh lima
siswa subyek penelitian.
Presentase kenaikan hasil belajar siswa dapat dihitung dengan cara:
Persentase kenaikan =
Berikut ini adalah data nilai pretest dan posttest lima siswa yang mengikuti uji
coba terbatas selama enam kali pertemuan.
Tabel 4.28
Daftar Nilai Siswa
Nama
A
B
C
D
E
Rerata
Nilai Pretest
52
64
36
44
36
46,4
Nilai Posttest
80
88
76
92
84
84
Presentase Kenaikan
54%
38%
111%
109%
133%
89%
Hasil pretest dan postest siswa pada tabel 4.28 dapat diketahui bahwa siswa
mengalami peningkatan. Siswa yang memiliki nilai 36 ada dua siswa, siswa yang
memiliki nilai 44 ada satu siswa, siswa yang memiliki nilai 52 ada satu siswa,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
139
siswa yang mendapat nilai 64 ada satu siswa. Rerata nilai pretest yang diperoleh
siswa adalah 46,4. Presentase kenaikan rerata kelima siswa dalah 89%. Persentase
kenaikan terendah adalah 38% dan presentase kenaikan tertinggi adalah 133%.
Jawaban siswa dalam tiap soal memiliki variasi jawaban yang berbeda.
Peningkatan nilai pretest dan posttest ditunjukkan oleh Gambar 4.1
Gambar 4.1
Diagram Persentase kenaikan pretest dan posttest
100
80
60
Nilai Pretest
40
Nilai Posttest
20
0
A
B
C
D
E
Hasil posttest kelima siswa berdasarkan gambar 4.1, menunjukan rerata 84.
Nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 76. Nilai tertinggi yang diperoleh
siswa adalah 92. Kenaikan rerata nilai keenam siswa ditunjukan oleh gambar 4.2
Gambar 4.2
Diagram Peningkatan Rata-rata Siswa
90
80
70
60
50
Series1
40
30
20
10
0
Nilai Pretest
Nilai Posttest
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
140
Persentase kenaikan hasil belajar siswa dapat dihitung dengan cara sebagai
berikut.
X 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−X𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
Presentase kenaikan =
X𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
84−46,4
Presentase kenaikan =
46,4
x 100%
x 100%
47,6
Presentase kenaikan = 46,4 x 100% = 81%
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh presentase kenaikan nilai siswa yaitu
sebesar 81%. Kenaikan tersebut merupakan kenaikan hasil belajar siswa dari
pretest ke posttest
4.1.2.4.2.7 Hasil Kuesioner Pendapat Siswa
Produk RPPH berbasis permainan anak yang disusun dalam penelitian ini
membuat siswa merasa senang dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut
tampak dari hasil kuesioner pendapat siswa yang diisi oleh 5 subjek uji coba
terbatas. Kuesioner pendapat siswa diberikan setelah kegiatan uji coba terbatas
selesai. Tujuan dari kuesioner ini yaitu untuk mengetahui pendapat siswa terhadap
efektifitas kegiatan
pembelajaran berbasis permainan anak yang telah
dilaksanakan. Hasil pengisian dari kuesioner pendapat siswa akan dihitung
menggunakan skala likert. Perolehan angka dalam kuesioner pendapat siswa dapat
dilihat pada tabel 4.29.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
141
Tabel 4.29
Hasil Kuesioner Pendapat Siswa
Nama
A
B
C
D
E
Rerata
1
3
3
3
2
3
2,8
Skor soal no.
2
3
2
3
2
3
3
3
3
1
3
2
2,6
2,4
4
3
1
3
3
2
2,4
Jumlah
11
9
12
9
10
10,2
Kriteria
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Tabel 4.29 menunjukan perolehan nilai hasil kuesioner pendapat siswa
terhadap uji coba produk RPPH berbasis permainan anak. Nilai tersebut
selanjutnya dilihat kualifikasi untuk melihat tingkat tanggapan siswa. Kualifikasi
dapat dilihat pada tabel 4.30.
Tabel 4.30
Kualifikasi nilai
Rentang Nilai
6 – 12
3- 6
≤3
Kualifikasi
Puas
Cukup
Tidak Puas
Tabel 4.30 menunjukkan hasil rerata perolehan angka pada kuesioner 5
siswa adalah 10,2 dari skala 12 sehingga memperoleh kriteria “Puas”. Hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa RPPH berbasis permainan anak dapat
mempengaruhi minat siswa untuk mengikuti pembelajaran. Siswa merasa puas
dan senang dengan pembelajaran yang dilaksanakan selama uji coba terbatas,
sehingga dapat disimpulkan bahwa RPPH berbasis permainan anak efekif untuk
dikembangkan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
142
4.2. Pembahasan
Peneliti menyusun RPPH berbasis permainan anak pada subtema “Gemar
Berolahraga”. Produk ini terdiri dari 6 RPPH yang sudah diujicobakan peneliti
pada proses pembelajaran di kelas 1 SD N J di Yogyakarta. RPPH yang
dikembangkan ini berbasis permainan anak yaitu: mencari pasangan, dhakon,
wilwa dan engklek. Keempat permainan anak tersebut digunakan peneliti untuk
proses kegiatan pembelajaran 1, 2, 4 dan 5.
Pembelajaran 1 berkaitan dengan pelajaran tematik Bahasa Indonesia dan
SBdP. Permainan ini dipilih karena dianggap sesuai dengan materi pembelajaran
yang berisi tentang pengenalan macam-macam olahraga. Tujuan dari permainan
ini adalah menarik minat siswa dalam mempelajari Bahasa Indonesia khususnya
pada materi macam-macam olahraga dengan cara menjodohkan kartu bergambar
yang saling berkaitan.
Pembelajaran 2 membahas materi mengidentifikasi dan membuat pola
bilangan, gerak dasar non-lokomotor serta tata tertib di rumah dan sekolah pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia, PJOK, Matematika dan PPKn. Materi
mengidentifikasi dan membuat pola bilangan akan dijelaskan dengan permainan
anak “dhakon”. Permainan “dhakon” dipilih karena sesuai dengan subtema
“Gemar Berolahraga”, dimana siswa dapat mencocokkan jumlah biji dhakon
secara berurutan dengan gambar alat olahraga. Permainan ini bertujuan untuk
mempermudah siswa dalam menanamkan konsep bilangan berpola.
Pembelajaran 4 menjelaskan mata pelajaran Bahasa Indonesia, PJOK,
Matematika, PJOK, PPKn, dan SBdP, khususnya mata pelajaran PJOK pada
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
143
kegiatan lari materi gerak lokomotor. Permainan “wilwa” sesuai dengan olahraga
lari yang memperharuskan siswa banyak berlari untuk menangkap musuhnya.
Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengajak siswa berolahraga lari dengan
bermain menangkap musuh. Setelah bermain “wilwa” tersebut siswa akan
berkeringat dan detak jantung menjadi lebih cepat sesuai dengan materi yang
dipelajari pada pembelajaran keempat khususnya mengenai keadaan tubuh setelah
berolahraga. Melalui kegiatan tersebut siswa dapat membandingkan keadaan
tubuhnya sebelum dan sesudah melakukan olahraga lari.
Pembelajaran 5 menjelaskan mata pelajaran PJOK, Matematika, dan SBdP
khususnya pada materi gerak dasar lokomotor serta membandingkan panjang
pendeknya benda, mengumpulkan dan mengelola data. Pembelajaran kelima ini
diakomodasikan dengan permainan “engklek”. Permainan “engklek” dapat
dimodifikasi sesuai dengan kegiatan lompat jauh yang pada pembelajaran kelima.
Peraturan
pada
permainan
“engklek”
dimodifikasi
sehingga
langkah
permainannya menjadi berubah. Langkah permainan yang dilakukan pertama guru
menyediakan petak-petak yang berbentuk persegi yang tersusun memanjang.
Kemudian siswa diminta untuk melompat sejauh mungkin. Setelah melompat
siswa harus meletakkan gacuk sebagai tanda hasil lompatannya selanjutnya
mengukur panjang lompatan dengan tali rafia. Kegiatan tersebut dilakukan oleh
semua siswa, dan diakhiri dengan membandingkan panjang tali rafia milik semua
siswa. Tujuan dari permainan ini selain melatih motorik anak juga dapat
membantunya belajar mengenai konsep perbandingan panjang benda.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
144
Penyusunan produk RPPH ini didasari oleh kesulitan guru menyusun RPPH
kurikulum 2013 yang merupakan dasar penting dalam menunjang keberhasilan
kegiatan belajar mengajar di kelas dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa
yang ingin bermain dengan teman dan belajar sambil bermain. Kesulitan yang
dialami guru dalam menyusun RPPH disebabkan oleh pembekalan yang tidak
optimal dan terlalu tergesa-gesa. Hal tersebut sesuai dengan berita Kompas.com
pada Kamis (29/11/2012) bahwa, "Rencana perubahan kurikulum sekolah untuk
2013 nanti, menurut saya merupakan langkah yang tergesa-gesa. Ini bukan
perkara ringan. Guru harus disiapkan benar”. Reni juga menambahkan bahwa,
"Guru-guru di Indonesia ini paling tidak harus diberi pembinaan untuk
implementasi kurikulum ini paling tidak selama tiga tahun”. Kesulitan yang
dialami oleh guru dalam menyusun RPPH ini yaitu salah satunya menentukan
metode pembelajaran yang akan digunakan. Metode yang selama ini digunakan
oleh guru masih menggunakan metode ceramah. Metode ceramah membuat siswa
kurang memahami materi yang diajarkan guru. Melihat pada kesulitan guru dan
kebutuhan siswa maka metode pembelajaran yang sesuai untuk digunakan adalah
permainan anak. Metode permainan anak yang diakomodasikan dalam kegiatan
pembelajaran ini membuat siswa belajar sambil bermain. Dockett dan Fleer
(dalam Yuliani: 2009) berpendapat bahwa bermain merupakan kebutuhan bagi
anak, sebab dengan bermain anak memperoleh pengetahuan yang dapat
mengembangkan kemampuan dirinya. Mengacu pada pendapat Dockett dan Fleer
tersebut maka dapat dikatakan bahwa permainan anak dapat diaplikasikan dalam
kegiatan pembelajaran karena dengan bermain siswa dapat mengkontruksi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
145
pengetahuan melalui pengalaman langsung yang menyenangkan. Melalui kegiatan
bermain, siswa akan lebih aktif, kreatif, dan inovatif sesuai dengan harapan dari
kurikulum 2013. Fadlilah (2014) mengatakan bahwa Kurikulum 2013 adalah
kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan aspek
kemampuan sikap dan pengetahuan (soft skill), serta keterampilan (hard skill).
Aspek tersebut termuat pada RPPH yang disusun dengan melihat karakteristik
kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 memiliki 3 karakteristik yang meliputi pendekatan tematik
terpadu, pendekatan saintifik, dan penilaian autentik. Prastowo (2014)
menyatakan bahwa pembelajaran tematik terpadu adalah model pembelajaran
yang menyatukan beberapa mata pelajaran menjadi satu tema sehingga
memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Pendekatan tematik
terpadu juga mengajarkan siswa untuk aktif dalam menggali pengetahuan secara
kelompok maupun individu. Pendekatan ini dapat dijadikan model pembelajaran
yang efektif untuk siswa karena mampu menyatukan emosi, fisik, dan akademik
siswa di dalam kelas atau lingkungan sekolah sehingga menjadi lebih baik
(Kemendikbud: 2014). Penerapan pendekatan tematik terpadu dalam kegiatan
pembelajaran yang terdapat pada RPPH ini memuat unsur pendekatan saintifik
atau proses ilmiah 5M (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, mengkomunikasikan). Kurikulum 2013 tidak hanya menggunakan
pendekatan tematik integratif dan saintifik, akan tetapi juga penilaian autenik atau
penilaian pada setiap indikator. Ketiga karakteristik kurikulum 2013 dapat
membantu mengembangkan pembelajaran sehingga siswa aktif untuk menemukan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
146
pengetahuannya sendiri seperti yang diharapkan oleh fungsi dan tujuan
pendidikan nasional. Undang-undang Sistem pendidikan Nasional Nomor 20
Tahun 2003 pasal 3 menyebutkan bahwa “pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”. Karakteristik pada kurikulum 2013 juga dapat membantu siswa untuk
mengolah aspek sikap (afekif) pada siswa.
Penelitian ini dilakukan dengan mengadopsi langkah dari Sugiyono (2012)
dan Borg&Gall (dalam Sanjaya: 2013). Langkah penelitian tersebut dimodifikasi
menjadi 5 langkah yang terdiri dari studi pendahuluan, pembuatan produk,
validasi produk, instrumen ujicoba, dan ujicoba terbatas. Produk RPPH yang
disusun dalam penelitian ini memperoleh peringkat baik dari hasil validasi kepada
12 ahli dengan perolehan rata-rata nilai sebesar 89,42. Melihat dari perolehan nilai
baik tersebut, maka produk RPPH layak untuk diujicobakan. Produk RPPH
tersebut layak diujicobakan karena memuat komponen-komponen yang meliputi:
a. Menggunakan pendekatan saintifik/proses ilmiah. Proses ilmiah yang
digunakan meliputi 5M yaitu menanya, mengamati, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan (Kemendikbud: 2014).
Proses pembelajaran dalam pendekatan saintifik memuat materi yang berbasis pada
fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan melalui logika atau penalaran (Hosnan:
2014). Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa materi yang diterapkan pada
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
147
pendekatan saintifik memiliki kesamaan dengan materi yang termuat dalam
pembelajaran kontekstual yaitu berbasis pada fakta atau nyata. Nurhadi (2003)
mengatakan bahwa metode kontekstual adalah konsep belajar yang
mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata serta mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka.
Metode kontekstual membantu siswa agar mampu mengembangkan
kepekaannya terhadap masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
b. Menggunakan metode permainan. Perkembangan siswa sekolah dasar
memasuki fase senang bermain sehingga hal tersebut wajar sebab siswa kelas
I berada pada masa dimana kegiatan bermain sangat dominan. Semiawan
(2002) berpendapat permainan merupakan alat bagi anak untuk menemukan
apa yang belum diketahui dan melakukan apa yang belum dapat dilakukan
sehingga anak belajar menjelajahi dunianya sendiri. Teori tersebut
menunjukkan bahwa permainan mampu mendorong siswa untuk menggali
pengalamannya. Kegiatan pembelajaran berbasis permainan anak dapat
membuat siswa lebih tertarik untuk belajar, sehingga mampu mempengaruhi
prestasi belajar siswa. Pengaruh terhadap prestasi belajar tersebut dapat
dilihat dari hasil pretest dan posttest. Peneliti menggunakan 4 permainan
yaitu permainan “mencari pasangan”, permainan “dhakon”, permainan
“engklek” dan permainan “wilwa”. Salah satu kegiatan pembelajaran yang
diakomodasi dengan permainan “engklek” pada pembelajaran kelima dapat
dilihat pada gambar 4.3.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
148
Gambar 4.3
Permainan Engkling
Permainan engkling digunakan untuk mengajarkan kepada siswa mengenai
perbandingan panjang. Permain ini mengajak siswa untuk melompat sejauh
mungkin pada kotak yang sudah tersedia. Setelah melompat siswa akan
mengukur panjang lompatan masing-masing kemudian membandingkannya.
c. Menggunakan teori konstruktivisme. Suyono&Hariyanto (2012) mengatakan
bahwa konstruktivisme merupakan proses membangun pengetahuan dan
pemahaman yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman di lingkungannya.
Pengalaman yang diperoleh dapat melalui metode permainan dalam hal ini.
Melihat kebutuhan siswa yang memiliki minat bermain dapat digunakan
untuk metode pembelajaran yaitu permainan anak sebagai bentuk kegiatan
bermain dan belajar. Teori konstruktivisme pada RPPH berbasis permainan
anak ditunjukkan melalui kegiatan yang dilakukan oleh siswa sebagai bentuk
pengalaman dan interaksi sosialnya. Hal itu sesuai dengan teori yang
diungkapkan oleh Vygotsky yang berpendapat jika perkembangan kognitif
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
149
anak lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya Tudge dan
Scrimsher (dalam Schunk: 2012). Pengalaman bermain dan berinteraksi
dengan temannya tersebut membantu siswa untuk membentuk pengetahuan
sebagaimana ditekankan pada penerapan kurikulum 2013.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V
PENUTUP
Bab ini adalah bab penutup. Bab V akan membahas tentang kesimpulan,
keterbatasan produk dan saran.
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaspan pada bab
sebelumnya dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
5.1.1
Secara umum, model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPPH) berbasis
permainan anak kelas I SD pada tema kegemaranku subtema gemar
berolahraga disusun dengan mengacu pada kurikulum 2013 dengan
memperhatikan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, dan
penilaian autentik. Penyusunan RPPH sebagai pedoman guru dalam mengajar
mengakomodasikan permainan anak sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa
di lapangan.
5.1.2
Secara khusus, kesimpulan penelitian ini terbagi menjadi empat kesimpulan
sesuai dengan pertanyaan penelitian. Kesimpulan secara khusus secara lebih
jelas adalah sebagai berikut.
5.1.2.1 Situasi di lapangan menunjukkan bahwa guru mengalami kesulitan dalam
pembuatan
RPPH
terkait
indikator,
tujuan
pembelajaran,
metode
pembelajaran, media dan penilaian yang digunakan ketika mengajar
berdasarkan kurikulum 2013.
150
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
151
5.1.2.2 Prosedur penyusunan RPPH berbasis permainan anak untuk kelas I pada
subtema gemar berolahraga melalui tahapan pada penelitian pengembangan
modifikasi dari Sugiyono dan Borg&Gall. Peneliti hanya melakukan
penelitian ini sampai pada tahap uji coba terbatas.
5.1.2.3 Kualitas RPPH berbasis permainan anak untuk kelas I pada subtema gemar
berolahraga menunjukkan bahwa secara kuantitatif mempunyai kualitas
“baik”, dilihat dari perolehan rata-rata nilai dari produk 6 pertemuan RPPH
adalah 89,42. Melihat hasil secara kuantitatif tersebut peneliti tidak perlu
melakukan revisi, namun secara kulitatif peneliti perlu memperbaiki produk
dari tanggapan dan komentar para ahli diantaranya mengenai kelengkapan
lampiran, penilaian, tujuan dan kegiatan pembelajarannya.
5.1.2.4 Produk RPPH berbasis permainan anak untuk kelas I pada subtema gemar
berolahraga
memiliki
dampak
meningkatkan
prestasi
belajar
siswa.
Peningkatan prestasi belajar tersebut dapat dilihat dari hasil pre test dan
posttest yang mengalami peningkatan persentase nilai sebesar 81%.
5.2
Keterbatasan Penelitian
Produk RPPH yang dikembangkan oleh peneliti memiliki beberapa keterbatasan
antara lain adalah sebagai berikut:
5.2.1 Kurikulum 2013 masih merupakan kontroversi. Hal ini berimplikasi secara
teknis, misalnya format penulisan RPPH ada yang menggunakan satu kolom
dan dua kolom pada langkah kegiatan; urutan penulisan Kompetensi Dasar,
indikator, dan tujuan pembelajaran; istilah RPP dan RPPH; sebutan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
152
siswa/peserta didik dan guru/pendidik; pemasukan KI 1 dan 2 disetiap muatan
pembelajaran; serta pemakaian istilah media, alat, dan sumber.
5.2.2 Kurikulum 2013 yang ternyata pada akhir penelitian justru dievalusi
penerapannya di sekolah oleh pemerintah.
5.2.3 Tahap yang dilalui dalam penelitian ini hanya sampai uji coba terbatas karena
keterbatasan waktu, tenaga,dan biaya dari peneliti. Uji coba produk yang
dilakukan hanya terbatas pada 5 siswa sebagai subyeknya.
5.2.4 Uji coba yang dilakukan hanya satu penggalan saja pada setiap RPPH selama
60 menit karena keterbatasan waktu.
5.3
Saran
Melihat pada keterbatasan penelitian ini, peneliti memiliki saran untuk
penelitian selanjutnya yaitu:
5.3.1 Penelitian ini masih dapat dijadikan penelitian lanjutan untuk menguji
keefektifan produk yang telah dikembangkan.
5.3.2 Uji coba lapangan dapat dilanjutkan dengan menggunakan kelompok
eksperimen untuk lingkup yang lebih luas.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
153
DAFTAR REFERENSI
Afifah, Riana. (2012). Sulit Terapkan Kurikulum 2013 Tanpa Persiapkan Guru.
KOMPAS.com, 29 November 2012.
Akbar, Sa’adun. (2013). Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arifin, Zainal. (2011). Bagaimana Menyiasati PTK Anda agar Sukses? Penelitian
Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arifin, Zainal. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Arikunto, Suharsimi. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Astuti, Apriani Dwi. (2014). “Penerapan Pendekatan Student Center Learning dengan
Metode Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar
IPA Kelas IV B”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Atwi, M. (2014). Desain Instruksional Modern. Jakarta: Erlangga.
Aulina, Choirun Nisak. (2012). Pengaruh Permainan dan Penguasaan kosa kata
terhadap kemampuan membaca permulaan anak usia 5-6 tahun. Sidoarjo:
Universitas Mohammadiyah Sidoarjo. Pedagogia, 1 (No): 131-143.
Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Azwar, Saifuddin. (2013). Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Beaty, J.Janice. (2013). Observasi Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana
Prenamedia Group.
Dharmamulya, Sukirman. (2005). Permainan Tradisional Jawa Sebuah Upaya
Pelestarian. Purwanggan: Kepel Press.
Fadlillah, M. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI,
SMP/MTS, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
154
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.
Jakarta : Ghalia Indonesia.
Husamah, Setyaningrum Yanuar. (2013). Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian
Kompetensi. Jakarta: Prestasi Pustaka Karya.
Hyungsung Park. (2012). Relationship between Motivation and Student’s Activity on
Educational Game. Jurnal ilmiah volume 5 nomor 1 Maret 2012.
Johnson, Elaine. (2010). CTL Contextual Teaching & Learning. Bandung: Kaifa.
Kemendikbud. (2014). Kegemaranku : Buku Guru-Edisi Revisi. Jakarta: Depdikbud.
Kemendikbud. (2014). Kegemaranku : Buku Siswa-Edisi Revisi. Jakarta: Depdikbud.
Kemendikbud. (2014). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun
2014 SD Kelas I. Jakarta: Depdikbud.
Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.
Bandung: Rafika Aditama.
Kunandar. (2014). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
berdasarkan Kurikulum 2013): Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan
Contoh. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Majid, Abdul. (2009). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyani, Sri. (2013). 45 Permainan Tradisional Anak Indonesia. Yogyakarta:
Langensari Publishing.
Mulyasa, H. E. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Mundir. (2013). Statistik Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Muslich, Masnur. (2011). Autentic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan
Kompetensi. Bandung: PT Refika Aditama.
Nurhadi. 2003. Pendekatan Kontekstual. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
155
Prastowo, Andi. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jakarta : Kencana.
Prawiradilaga, D.S. (2007). Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Priyatno, Duwi. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20.
Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Roslinda,Nani. (2013). Pelaksanaan Kurikulum 2013 dan Kendala. KOMPASIANA,
30 November 2013.
Sanjaya, Wina. (2013). Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta:
Kencana.
Schunk. D. H. (2012). Learning Theories: An educational (Terj). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Semiawan, Conny, Yufiarti. (2002). Belajar dan Pembelajaran Dalam Taraf
Pendidikan Usia Dini: Pendidikan Prasekolah Dan Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenhallindo.
Setyosari, Punaji. (2010). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Siregar, Eveline, Hartini Nara. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Sitepu, B.P. (2012). Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Slameto. (2010). Belajar & faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sudijono, Anas. (2009). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
156
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan
kuantitatif,dan R&D. Bandung: Alfabeta.
pendekatan
kualitatif,
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sujarno. (2013). Pemanfaatan Permainan Tradisional dalam Pembentukan Karakter
Anak. Yogyakarta: BPNB.
Sujiono, Bambang dan Yuliani Nurani Sujiono. (2010). Bermain Kreatif Berbasis
Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT Indeks.
Suparlan. (2011). Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran
(Curriculum and Learning Material Development). Jakarta: Bumi Aksara.
Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Suyono dan Haryanto. (2012). Belajar dan Pembelajaran (Teori dan Konsep Dasar).
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Taniredja, Tukiran, Hidayati Mustafidah. (2011). Penelitian Kuantitatif (Sebuah
Pengantar). Bandung: Alfabeta.
Trianto. (2009). Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep Strategi, dan Implementasi
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.
Trianto. (2011). Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini
TK/RA &Anak Usia Kelas Awal SD/MI. Jakarta: Kencana.
Trianto. (2012). Mendesain Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
157
Triharso, Agung. (2013). Permainan Kreatif & Edukatif Untuk Anak Usia Dini.
Yogyakarta: Andi Offset.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.
Wibowo, Agus. (2013). Manajemen Pendidikan Karakter Di Sekolah (Konsep dan
Praktik Implementasi). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Widoyoko, Eko Putro. (2013). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Wiyani, Novan Ardy. (2014). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz media.
Khasanah, Ismatul, Agung Prasetyo, Ellya Rakhmawati. (2011). Permainan
Tradisional Sebagai Media Stimulasi Aspek Perkembangan Anak Usia Dini.
Jurnal
Ilmiah
Volume
1
Nomor
1.
Sumber
elektronik:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=6984&val=530
Muslimin, dkk. (2012). Desain Pembelajaran Pengurangan Bilangan Bulat Melalui
Permainan Tradisional Congklak Berbasis Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia di Kelas IV Sekolah Dasar. Diakses 1 Desember 2014. Sumber
elektronik
:
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano/article/download/2642/2710
Saefudin, dkk. (2012). Pengaruh Metode Permainan Menggunakan Kartu Kosakata
Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Siswa Kelas V SD. Sumber elektronik:
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-348-229302131thesis%20desak%20prabayanthi.pdf
Tatminingsih, Sri, Sudarwo. (2012). Pengembangan Paket Dan Strategi
Pembelajaran Ipa Melalui Permainan Tradisional Untuk Siswa Kelas 3 SD di
Daerah Rawan Bencana. Volume 18 Nomor 4 Desember 2012. Sumber
elektronik: http://jurnaldikbud.net/index.php/jpnk/article/view/99
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 1
Surat Ijin Sebelum dan
Setelah Penelitian
158
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
159
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
160
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
161
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
162
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 2
Hasil Observasi
163
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
164
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
165
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
166
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
167
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
168
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
169
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
170
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
171
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
172
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
173
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 3
Hasil Dokumentasi
174
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
175
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
176
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
177
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
178
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
179
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
180
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 4
Hasil Validasi
181
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
182
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
183
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
184
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
185
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
186
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
187
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
188
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
189
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
190
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
191
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
192
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
193
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
194
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
195
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
196
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
197
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
198
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
199
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
200
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
201
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
202
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
203
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
204
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
205
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
206
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
207
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
208
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
209
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
210
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
211
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
212
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
213
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
214
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
215
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
216
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
217
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 5
Soal Sebelum Validasi
218
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
219
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
220
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
221
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
222
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
223
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
224
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
225
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 6
Uji Validitas dan
Reliabilitas
226
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
227
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
228
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
%
31
100.0
0
.0
31
100.0
Excludeda
Total
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's
Standardized
Alpha
Items
.921
N of Items
.927
25
Summary Item Statistics
Maximum /
Mean
Minimum
Maximum
Range
Minimum
N of
Variance
Items
Item Means
.827
.645
.968
.323
1.500
.009
25
Item Variances
.139
.032
.237
.204
7.333
.004
25
Inter-Item Covariances
.044
-.030
.139
.169
-4.607
.001
25
Inter-Item Correlations
.337
-.192
1.000
1.192
-5.200
.042
25
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 7
Soal Sesudah Validasi
229
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
230
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
231
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
232
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
233
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 8
Hasil Pretest
234
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
235
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
236
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
237
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
238
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 9
Hasil Posttest
239
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
240
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
241
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
242
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
243
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 10
Hasil Kuesioner
Pendapat Siswa
244
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
245
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 11
Foto-foto
Uji Coba Terbatas
246
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kegiatan bermain mencari
pasangan dalam pembelajaran
ke 1
Kegiatan bermain dakon
dalam pembelajaran ke 2
Kegiatan bermain kuda bisik
dalam pembelajaran ke 3
247
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
248
Kegiatan Bermain Wilwa
dalam pembelajaran ke 4
Kegiatan bermain engkling dalam
pembelajaran ke 5
Kegiatan mengukur dan
membandingkan panjang
lompatan menggunakan
tali rafia pada
pembelajaran ke 5
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kegiatan evaluasi pada
pembelajaran 6
249
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 12
Biodata Peneliti
250
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
251
Download