HIV and PREGNANCY

advertisement
Penularan HIV dari Ibu ke Bayinya
Tujuan Pembelajaran

Besar masalah – Dampak – Faktor Risiko

Strategi & intervensi untuk menurunkan
kemungkinan penularan

MTCT Plus

Terapi ARV untuk ibu & bayinya

Implementasi program
T. Delvaux, SCART 2004
Estimasi 7000 anak terinfeksi HIV
pada tahun 2003
 Sebagian
besar ok MTCT
- terjadi selama kehamilan,
postnatal dan menyusui
- 15-30% tanpa menyusui
- 30-45% dgn menyusui
Tantangan PMTCT di ASIA
Negara
India
China
Myanmar
Thailand
Cambodia
Indonesia
Malaysia
Laos
Vietnam
Est. HIV+ lahir/thn
500,000
70,000
23,000
18,000
9,000
3,000
1,700
800
600
Estimasi Indonesia 2002



ODHA: 90,000- 130,000 orang
ODHA wanita yg hamil (angka kelahiran =
2,5%):
 2,250- 3,250 orang
 merupakan target PMTCT
Jumlah bayi HIV (+) yg dilaporkan:
 20 orang




Penularan HIV pada
anak :
- 90 % krn MTCT
- 10 % krn transfusi
Infeksi HIV dari ibu ke
anak mengganggu
kesehatan anak
Penularan dapat
ditekan sampai 50%
melalui intervensi
feasible, affordable
Memungkinkan
dilakukannya
pencegahan primer
kepada pasangan,
perawatan dan
pengobatan keluarga
Mengapa PMTCT?
Komitmen UNGASS 2001
“Menurunkan angka infeksi karena HIV 15-24 th
sebesar 20 % di tahun 2005 dan sebesar 50 %
pada tahun 2010.
 Menjamin 80% ibu hamil yg berkunjung ke ANC
mendapat in formasi, konseling dan pelayanan
pencegahan HIV

MDG( Millenium Development Goal)
 2015 menurunkan prevalensi HIV ibu hamil
15-24 th
Dampak HIV pada ibu dan anak
ANAK
 Gangguan tumbuh kembang
 Kematian meningkat
 Penyakit seumur hidup, isu kepatuhan berobat
 Stigma sosial
 Yatim piatu
IBU


Stigma sosial
Kematian meningkat
WAKTU & RISIKO PENULARAN HIV
DARI IBU KE ANAK
Masa kehamilan
0-14 mg
1%
14-36 mg
4%
Persalinan
36 mgSelama
kelahiran persalinan
12%
8%
Post partum melalui ASI
0-6 bln
6-24 bln
7%
3%
Semua tanpa ASI
15-25 %
Semua dg pemberian ASI sampai 6 bln
Semua dg pemberian ASI sampai 18-24 bln
25-30 %
30-45 %
Source: De Cock KM, et al. JAMA. 2000; 283 (9): 1175-82
Kourtis et al. JAMA 2001; DeCock et al. JAMA 2000
Mekanisme Penularan HIV dari Ibu
ke Anak / Bayi
• Infeksi melewati plasenta
• Persalinan
• ASI
Sumber Infeksi
• Darah Ibu
• Placenta
• Cairan Amnion
• Sekresi Cervicovaginal
• ASI
Simonds RJ, 2000
Rute Infeksi
• Sirkulasi Umbilical
• Kulit
• Mukosa membran
– Sal. Pencernaan
– Sal. Pernapasan
Faktor Risiko Penularan HIV
dari Ibu ke Anak

Maternal









Obstetrik

Kelahiran per vaginam vs
Sectio Caesarea
Ketuban pecah dini yg
terbengkalai
Perdarahan Intrapartum (Kala
II)
Chorio amnionitis
Prosedur invasif (misal
episiotomi, forceps, vakum)
Viral load yang tinggi
(>5.000copies/ml misal saat

terjadi serokonversi)
Karakteristik Virus

CD4<200/ T limfosit count)
Defisiensi imun

Infeksi virus, bakteri, parasit

spt malaria saat kehamilan
Defisiensi vitamin A
IDUs
 Bayi
Banyak pasangan seksual

Prematuritas (BBLR rendah) <
34 mg

ASI/Mastitis

Luka dimulut bayi
Faktor Maternal viral
load

Merupakan faktor
terpenting
 Terjadi terutama pada
awal infeksi dan pada
fase AIDS
 Risiko tertinggi terjadi
ketika
– Terinfeksi sewaktu
hamil tua/menyusui
– Wanita hamil dgn
gejala AIDS
Kadar HIV ibu menjelang persalinan dan risiko transmisi
persentase penularan
Women & Infants Transmission Study (WITS)
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
<1000
100010.000
1000150000
kadar HIV
50001100000
>100000
Bayi yang terinfeksi HIV
Perjalanan penyakit lebih progresif dibanding orang dewasa
Dulu : angka harapan hidup 9,4 bulan setelah diagnosis
Saat ini ada 2 macam perjalanan penyakit
saat dan cara transmisi p24 antigenemia
2/3 perlahan
Asimtomatik sampai
usia sekolah
1/3 progresif
Sudah bermanifestasi 1
tahun pertama
Tumbuh kembang terganggu, lebih mudah terinfeksi
Strategi Pencegahan Penularan HIV dari Ibu Ke Bayi dan
Kegiatan Pendukungnya
Cegah Penularan HIV
Perempuan Usia Reproduktif
HIV Positif
Perempuan HIV Positif
Cegah Kehamilan
Hamil
Perempuan Hamil HIV (+)
HIV Positif
- Konseling;
- Sarana Kontrasepsi
Tidak Hamil
Cegah Penularan ke Bayi
Bayi HIV Positif
Perempuan Post Partum
-
HIV Negatif
- Penyuluhan HIV/AIDS ;
- Pelatihan Perubahan
Perilaku ;
- Penyebar luasa n Materi
Cetak tentang
Pencegahan HIV ;
- La yanan VCT; dll.
- Pemberian ARV;
- Konseling Kesehatan
Ibu Hamil
- Konseling Pemberian
Makanan Bayi ;
- Pe rsalinan yang Aman
Bayi HIV Negatif
Dukungan Psikologis,
Sosial & Perawatan
- Pengobatan ARV;
- Pengobatan Infeksi
Oportunistik;
- Bantuan Pemeriksaan
Kesehatan;
- Layanan Support Group
- Perawatan Anak,
Imunisasi;
- Bantuan Finansial; dll
STRATEGI I
(Pencegahan penularan usia produktif/
primary prevention)
A  Abstinence
Absen seks / tidak melakukan hubungan seks
B  Be faithful
Bersikap setia kepada pasangan seks
C  Condom
Cegah HIV dengan memakai kondom
D  Drug No
Kegiatan bisa : penyuluhan, life skill training, konseling bagi
masy, remaja, pasangan
STRATEGI II
(pencegahan kehamilan pada ibu HIV +)
MEMBUTUHKAN :

Layanan konseling & tes HIV sukarela

Sarana kontrasepsi yang aman & efektif
(kondom, kontrasepsi oral /implant/KB
suntik, sterilisasi)

IUD tidak dianjurkan  infeksi, perdarahan
 risiko penularan HIV pada bayi
STRATEGI III
(Pencegahan penularan HIV dari ibu
hamil HIV + ke bayi)
3.1. Layanan kesehatan ibu & anak yg
komprehensif
3.2. Layanan konseling & tes HIV sukarela
3.3. Pemberian ARV selama kehamilan,
persalinan & setelah melahirkan
3.4. Konseling & pemberian makanan bayi
3.5. Layanan persalinan yang optimal
(3.1) Layanan kesehatan ibu & anak yg
komprehensif

Sejalan dg kebijakan umum KIA melipui ANC,
pasca persalinan, kesehatan anak
 Pintu masuk upaya PMTCT
 Pemberian informasi pada ibu & pasangan 
sadar utk konseling & tes sukarela
 Diintegrasikan dg paket layanan antenatal di
puskesmas pada daerah dg tingkat prevalensi
HIV yang tinggi
(3.2) Layanan konseling & tes HIV
sukarela untuk ibu hamil



Mengikuti Pedoman Nasional VCT di
Indonesia
Dapat dilakukan di KIA,di RS, atau
Puskesmas
Pemeriksaan darah di RS/Puskesmas/BLK
(3.3) Pemberian ARV selama kehamilan,
persalinan & setelah melahirkan

Protokol pemberian ARV mengikuti
Pedoman Nasional Pengobatan ARV di
Indonesia( pem CD4/Limfosit)

Utk PMTCT semua ibu hamil diberi ARV
pencegahan tanpa melihat CD4/ Limfosit

Pemberian ARV melalui jalur RS Rujukan
ODHA yang telah ditentukan Pemerintah
PEMBERIAN ARV UNTUK MENGURANGI PENULARAN
HIV DARI IBU KE BAYINYA
Kondisi Klinis Ibu
Regimen untuk Ibu
1
Odha dengan indikasi
pengobatan ARV, dan ada
kemungkinan untuk hamil
- AZT/d4T + 3TC + NVP
(harus hindari EFV)
2
Odha yang sedang
menggunakan ARV, dan
kemudian hamil
- Lanjutkan regimen sebelumnya
- Jika pakai EFV, ganti dgn NVP
atau PI pada trisemester I
- Lanjutkan dgn ARV yang sama
selama dan sesudah persalinan
3
Odha hamil dengan indikasi
pengobatan ARV
- AZT/d4T + 3TC + NVP
- Hindari EFV pada trisemester I
- Jika memungkinkan, hindari
ARV hingga trisemester I
4
Odha hamil dan belum ada
indikasi pengobatan ARV
- AZT mulai 28 minggu + NVP
dosis tunggal di awal persalinan
Regimen alternatif:
- Hanya AZT mulai 28 minggu
- AZT + 3TC mulai 36 minggu,
selama persalinan, 1 minggu
setelah kelahiran
- NVP dosis tunggal di awal
persalinan
Regimen untuk Bayi
- AZT 1 minggu + NVP dosis tunggal
dalam 72 jam pertama;
atau
- AZT 1 minggu;
atau
- NVP dosis tunggal 72 jam pertama
- AZT 1 minggu + NVP dosis tunggal
dalam 72 jam pertama;
atau
- AZT 1 minggu;
atau
- NVP dosis tunggal 72 jam pertama
- AZT 1 minggu + NVP dosis tunggal
dalam 72 jam pertama;
- AZT selama 1 minggu
- AZT selama 1 minggu
- NVP dosis tunggal 72 jam pertama
Kondisi Klinis Ibu
Rejimen untuk Ibu
Rejimen untuk Bayi
5
Odha hamil dengan indikasi
pengobatan ARV tetapi tidak
mulai menggunakan ARV
Sesuai skenario 4, tetapi lebih baik menggunakan
yang paling efektif dari yang ada
6
Odha hamil dengan TB aktif
Bila dipertimbangkan untuk mulai
pengobatan ARV, gunakan:
OAT yang sesuai untuk
perempuan hamil tetap
diberikan
regimen
- AZT + 3TC + SQV/r; atau
- d4T + 3TC + SQV/r
Bila pengobatan dimulai pada
trimester III, gunakan:
7
Odha dalam masa persalinan
yang tidak diketahui status HIV
- AZT + 3TC + EFV ; atau
- d4T + 3TC + EFV
Bila tidak akan m
enggunakan
pengobatan ARV, ikuti skenario 4.
Untuk ibu yang belum diketahui
status HIV-nya, bila ada waktu,
tawarkan pemeriksaan dan
konseling, bila tidak, lakukan
pemeriksaan dan konseling
segera setelah persalinan
(dengan persetujuan) dan ikuti
skenario 8.
Bila hasil tesnya HIV positif:
- Berikan NVP dosis tunggal;
bila persalinan sudah terjadi
jangan berikan NVP tetapi ikuti
skenario 8
8
atau
atau
Odha yang datang pada saat
persalinan tetapi belum pernah
mendapatkan pengobatan ARV
- AZT + 3TC pada saat persalinan
dilanjutkan hingga 1 minggu
setelah persalinan
Bayi lahir dari Odha yang belum
pernah mendapat obat ARV
- NVP dosis tunggal 72
jam pertama
- AZT + 3TC selama 1
minggu
- NVP dosis tunggal
sesegera
mungkin, ditambah
- AZT selama 1 minggu
(usahakan diberikan
sebelum 2 hari)
ACTG 076 Protocol
Antepartum : AZT 300mg 2x/hr atau 200mg 3x/hr
mg 14 sampai melahirkan
Intrapartum : AZT IV 2mg/kg jam pertama,lalu
1mg/kg/jam sampai melahirkan
Postpartum : AZT syrup 2mg/kg tiap 6 jam
(3.4) Konseling & pemberian
makanan bayi




Untuk mengurangi risiko penularan HIV melalui ASI, ibu
HIV (+) dapat memberikan susu formula kepada
bayinya
Pada daerah dimana pemberian susu formula tidak
memenuhi persyaratan AFASS (Affordable, Feasible,
Acceptable, Sustainable & Safe), bayi dapat diberikan
ASI eksklusif selama 4-6 bulan,
Pilihan lain ASI melalui manual. Breast pump dan
pasteurisasi 65 der Cel selama 35 menit
Ibu hamil HIV (+) perlu mendapat konseling
sehubungan dg keputusannya untuk menggunakan ASI
/ susu formula
(3.5) Layanan persalinan yg optimal

Tindakan persalinan pada ibu hamil HIV
(+) operasi caesar terencana pd 38 mg
mengurangi transmisi 50-80%. Keputusan
SC terencana tergantung individual
 Hindari ketuban pecah > 4 jam
 Hindari episiotomi, forceps
 Pembersihan vagina sebelum dan selama
persalinan
STRATEGI IV (MTCT Plus)
Melakukan sistim rujukan antara
layanan kesehatan ibu & anak
dengan kegiatan masyarakat
untuk menindaklanjuti layanan psikososial &
perawatan yang dibutuhkan
ibu HIV (+) beserta bayi & keluarganya.
MTCT Plus: selamatkan ibu & keluarga





8 negara di Afrika + Thailand
Penatalaksanaan HIV secara
komprehensif termasuk ART
Fokus pada keluarga
Perhatikan aspek klinis,
psikososial & lingkungan
Melibatkan pendamping ODHA
& sember daya masyarakat
Strategi IV: MTCT Plus
Menyediakan Perawatan dan Dukungan kepada
Wanita terinfeksi HIV dan keluarganya
Perawatan Medis
•
•
•
•
•
VCT
Terapi profilaksis
Terapi IO
HAART
Perawatan paliatif
Dukungan Psikososial
•
•
•
•
Konseling
Dukungan spiritual
Konseling lanjutan
Dukungan masyarakat
DEWASA, ANAKANAK DAN
KELUARGA YG
MENGALAMI
DAMPAK HIV
Dukungan HAM dan
Hukum:
• Partisipasi ODHA
• Mengurangi
stigma/diskriminasi
Dukungan sosioekonomis
• Dukungan material
• micro-credit
• Dukungan nutrisi
Penularan HIV melalui ASI
Penularan HIV melalui ASI
SERING TERJADI :
 VL ibu yang tinggi
 Penyakit tingkat lanjut
 Defisiensi imun
 Lama pemberian ASI
 Adanya infeksi payudara
 Adanya fissura pada puting susu
Jarang terjadi
 Ibu yang malnutrisi
 ASI dicampur dg susu formula
 Luka pada mulut bayi
ASI vs Susu Formula
Miotti, dkk: ASI meningkatkan risiko transmisi HIV
Usia 0-5 bulan 0,7%/bulan
usia 6-11 bulan 0,6%/bulan
Usia 12-17 bulan 0,3%/bulan
Leroy, dkk: risiko melalui ASI 3,2 per 100 anak-tahun
Negara maju direkomendasikan menghindari ASI ibu HIV
Negara berkembang ? Sulit dilakukan
kesulitan dana, air dan botol bersih, norma, pengetahuan
ibu <
Keadaan ibu  Odha yang menyusui risiko kematian tinggi
ASI vs Susu Formula
Coutsoudis, dkk
ASI eksklusif 3 bulan
lebih baik daripada ASI
+ susu formula
Rekomendasi WHO, Unicef, UNAIDS
 menghindari ASI jika alternatif lain(PASI) dapat diterima,
terjangkau, dapat berkesinambungan dan aman
 Bila tidak memungkinkan, ASI eksklusif 6 bulan pertama
Bayi terinfeksi in utero  ASI eksklusif, kec ibu tak mungkin
Pilihan Pemberian Makanan yang lebih
aman untuk bayi dari Ibu HIV +

Pengganti ASI




Susu formula komersial
Formula rumah tangga (seperti susu sapi yang
diencerkan)
ASI

ASI Eksklusif

Penyapihan lebih dini

ASI dipanasi
ASI dari wanita lain yang tidak terinfeksi HIV (masih
memerlukan data pendukung)
Source: UNICEF, UNAIDS, WHO. “HIV and Infant Feeding: A guide for health
care managers and supervisors”
IMPLEMENTASI PROGRAM
Ibu Hamil
Mobilisasi Masyarakat
- Pemerintah
- Tenaga Kader
- Tenaga LSM
Partisipasi
Pria
Layanan ANC untuk Ibu Hamil
di Klinik ANC, Puskesmas
Penyuluhan Kesehatan
& PMTCT di Masyarakat
Informasi Konseling & Tes HIV Sukarela (VCT)
Tak Bersedia Dikonseling
Pre-Test
Bersedia di Konseling
Pre-Test
Tak Bersedia
di Test HIV
- Petugas Kesh.
- Tenaga LSM
- Tenaga Kader
- Petugas Kesh.
- Tenaga LSM
- Tenaga Kader
Konselor VCT
Bersedia
di Test HIV
Pemeriksaan Laboratorium
Konseling Post -Test
Hasil Test
HIV Negatif
Hasil Test
HIV Positif
Pemberian ARV
Konseling Pemberian
Makanan Bayi
Layanan Persalinan yg Aman
Dukungan Psikososial & Perawatan
bagi Ibu HIV Positif dan Bayinya
Bidan
Petugas Lab.
Konselor VCT
- Konselor VCT
- Relawan
- Odha
- Dokter
- Relawan
- Konselor
- Relawan
- Dokter
- Bidan
-
Konselor
Relawan
Dokter
Bidan
MOBILISASI MASYARAKAT
KEGIATAN :
 Penyuluhan pada ibu hamil & pasangannya
agar mau memeriksakan kehamilannya ke
layanan ANC
 Menyebarluaskan pesan tentang HIV/AIDS
untuk meningkatkan kepedulian masyarakat &
mengurangi stigma & diskriminasi thd ODHA
 Memanfaatkan kader (Ibu PKK, tokoh
masyarakat) utk memotivasi ibu hamil
menghadiri penyuluhan kesehatan
PARTISIPASI PRIA


Mendukung ibu hamil datang ke layanan
ANC
Membantu ibu hamil pd saat2 penting :
ikut tes HIV, mengambil hasil tes,
menggunakan obat ARV, memilih
makanan bayi
LAYANAN ANC UNTUK IBU HAMIL


Diintegrasikan dg paket pelayanan ANC
di seluruh jenjang sarana layanan
kesehatan
Petugas kesehatan juga memberi
informasi tentang arti penting konseling &
tes HIV sukarela
KONSELING & TES HIV SUKARELA

Ibu hamil dg kesadaran sendiri
menentukan sikap untuk menjalani /
tidak menjalani konseling & tes HIV

Tidak boleh ada paksaan

Perlu ruang khusus utk menjamin
kerahasiaan klien

Pre tes konseling & post tes konseling
PEMBERIAN ARV




Di bawah pengawasan dokter
Jelaskan efek samping yg dapat terjadi
Post partum, ARV dilanjutkan utk
meningkatkan kualitas hidup ibu
Sebaiknya ada pendamping minum ARV,
krn tingkat kepatuhan sangat menentukan
efektivitas hasil penggunaan ARV
KONSELING PEMBERIAN
MAKANAN BAYI

Ibu hamil dg HIV(+) perlu dikonseling agar
mampu memberi keputusan tentang makanan
yang akan diberikan pd bayinya.
 Pilihan I : susu formula selama 1 th
 Pilihan II : ASI eksklusif selama 4-6 bln bila
susu formula tidak memungkinkan & tidak
memenuhi AFASS (Acceptable, Feasible,
Affoedable, Sustainable, Safe)
 Tidak boleh memberikan ASI dicampur susu
formula
LAYANAN PERSALINAN YANG
AMAN

Ibu hamil perlu dikonseling agar memiliki
informasi yg cukup utk memberi keputusan
sendiri tentang cara persalinan yg akan
dijalaninya
 Utk mengurangi risiko penularan HIV, ibu
dapat menjalani CS, walaupun tindakan
persalinan per vaginam dapat juga dijalani.
 Tenaga kesehatan perlu menerapkan KU
DUKUNGAN PSIKOSOSIAL &
PERAWATAN

Ibu hamil perlu terus mendapat dukungan
psikologis & sosial stl melahirkan, apalagi
ia membutuhkan ARV jangka panjang

Perlu ada hubungan kerja yg baik antara
RS dg LSM dalam memberikan layanan
rujukan medis & psikososial
DIAGNOSIS DINI INFEKSI HIV
PADA BAYI
Bayi < 18 bulan
- Biakan Virus , wkt lama ( 2-4mg)
Umur 2 mg sensitivity 33%, 1-2 bl sens 70%, 5-7 bl sens. 100%
- Pemeriksaan PCR DNA
umur 1 mg  sens. 30-35%, 1 bl sens. 100%
HIV RNA PCR
Monitor efficacy T/
- HIV p 24 antigen
sensitivity 60-98 %, false pos after birth
Bayi > 18 bulan
Seperti di atas atau dengan pemeriksaan IgG anti HIV Elisa
HIV +  3 reagen yg berbeda
HIV –  bila hanya 1 atau 2 positif dari 3 reagen
Kesimpulan
AIDS pada anak merupakan masalah kes. masy. dalam
tahun mendatang
MTCT merupakan jalan utama dari HIV Anak yang
didapat
Ada 3 mekanisme utama yg penting utk mencapai
pengurangan MTCT yg efektif yaitu:
1. Mengurangi VL ibu dgn ARV
2. Mampu menghindari/mencegah pajanan virus HIV dari
ibu melalui perbaikan praktek persalinan
3. Mengurangi pajanan HIV melalui ASI
Penekanan harus berimbang utk seluruh komponen
Program PMTCT : IEC & konseling, promosi kondom,
VCT, Pengobatan IMS, Pencegahan penularan dg ARV,
Praktek persalinan aman, konseling & dukungan
pemberian makanan bayi yg aman, ANC yg baik,
partisipasi masy mengurangi stigma
Ibu dan suami harus partisipasi aktif dalam
PMTCT
Startegi intervensi PMTCT di integrasi dgn MCH
yg ada sebagai satu paket seperti skrining IMS,
Imunisasi rutin, suplemen Fe, pendidikan gizi,
perawatan dasar persalinan, informasi
pencegahan HIVdan pelayanan, VCT, Konseling
pasangan, makanan bayi yg sesuai, & pemilihan
KB, pemb Vit A, desinfeksi Vagina,
Mobilisasi sumber daya oleh institusi &
pelayanan kesehatan
Pemerintah harus sepakat bhw PMTCT prioritas
Kasus 1

Wanita, 34 tahun, lama berpisah dengan
suami dan baru 6 bulan ini bergabung
kembali dengan suaminya

G6P5A0, hamil 20 minggu

Seminggu yl didiagnosis HIV (+)

Suami : HIV (-)
Kasus 1 (lanjutan)
 Konseling
dasar untuk risiko
penularan perinatal dan menurunkan
risiko menjadi < 2 % :
• AZT tunggal atau AZT sbg bagian dari
HAART
• AZT IV selama CS / persalinan per
vaginam
• AZT sirup untuk bayi selama 6 minggu
• Tanpa ASI
Kasus 1 (lanjutan)

Status medis wanita ini :




Anamnesis : tidak ada riwayat penyakit yang
terkait dg HIV pada masa lalu & saat ini tidak
ada keluhan
Pemeriksaan fisik : tidak ada tanda / simptom
yang berhubungan dg HIV
Pemeriksaan ginekologik : PAP smear (N),
PCR Chlamydia Trachomatis (-), kultur (-)
X-Foto toraks : t.a.k.
Kasus 1 (lanjutan)

Status medis wanita ini :


Darah : biokimia, darah lengkap, tiroid,
serologi (sifilis, HBV, HCV, CMV,
toksoplasmosis, rubella), CD4, VL
Hasil :




rubella: antibodi (+)
HBV : antibodi (+)
CD4: 420/µl, VL : 12700 copy/ml
rest -
Kasus 1 (lanjutan)
 Rekomendasi


:
Tidak ada gejala terkait HIV, status imun
relatif baik, VL rendah  belum perlu terapi
Tetapi VL > 1000
• rekomendasi HAART selama kehamilan :
zidovudine + lamivudine + nevirapine
• mungkin HAART dapat dihentikan setelah
melahirkan
• bila VL tidak terdeteksi pada usia kehamilan 36
mg : melahirkan per vaginam
Kasus 1 (lanjutan)
 Tindak

Evaluasi efektivitas :


lanjut selama kehamilan :
Stl mulai HAART : tiap bulan dalam 3 bulan
pertama, lalu setiap 2 bulan dan terakhir
pada kehamilan 36 mg ( untuk menentukan
persalinan per vaginam / SC )
Evaluasi efek samping :


tiap 2 minggu di 2 bulan pertama (anemia,
hati, rash), tiap bulan di semester ketiga
terutama untuk fungsi hati, asidosis laktat
(elektrolit), GD
Bila Hb ↓ 2 g/dl stl 1 bulan >>> zidovudine
digantikan dg stavudine
Kasus 1 (lanjutan)
Tindak lanjut setelah kehamilan :

Si ibu dapat menghentikan HAART pada hari
ia melahirkan
• Perhatian khusus :
• stavudine & efavirens harus dilanjutkan
beberapa hari setelah nevirapine dihentikan;
• stavudine & zidovudine IV sebaiknya diberikan
berkelanjutan
• Pemeriksaan berikut 1 bulan post partum
• Kontrasepsi menjadi bahan pemikiran
•
Tindak lanjut bayi : PCR pada usia 1 mg,
1 bln, 3 bln dan 6 bln
Kasus 2
 Wanita,
28 th, didiagnosis HIV (+) 5 th yl,
ingin memiliki anak. Status medis :




Cerebral toxoplasmosis 2 th yl dan sembuh
dg baik dan responsif pada HAART.
Profilaksis sekunder sudah dihentikan
Ia mulai terapi dg Combivir+Kaletra, dan
diganti dg Combivir+Stocrin
CD4 terakhir 320/µl & VL tidak terdeteksi
Pasangannya HIV (-)
Kasus 2 (lanjutan)
 Konseling
dasar untuk risiko
penularan perinatal & menurunkan
risiko menjadi < 2% :
• AZT tunggal / AZT sbg bagian dari
HAART
• AZT IV selama SC / persalinan per
vaginam
• AZT sirup untuk bayi selama 6 minggu
• Tanpa ASI
Kasus 2 (lanjutan)
 Rekomendasi


:
Efavirens sebaiknya diganti (bisa dg
Nevirapine) krn menyebabkan kelainan
teratogenik.
TIDAK direkomendasikan untuk berhenti
HAART pada trimester pertama krn :
riwayat OI yg agak parah, CD4-nadir 54/µl,
VL > 750.000 copies/ml
Kasus 2 (lanjutan)
 Cara




untuk bisa hamil :
Pasangan di cek kembali untuk HIV dan PMS
Informasi tentang masa subur
Informasi tentang inseminasi buatan di rumah
(jarum suntik, kondom tanpa spermisid)
Bila ada masalah : klinik fertilitas
Kasus 3

Wanita, 24 th, hamil 36 mg, kemarin
didiagnosis HIV (-)

G2P0A1

Ayah si janin tinggal di luar negeri dan
tidak diketahui status HIV nya
Kasus 3 (lanjutan)
 Konseling
dasar untuk risiko penularan
perinatal & menurunkan risiko menjadi <
2% :
•
•
•
•
AZT tunggal atau AZT sbg bagian dari HAART
AZT IV selama SC / persalinan per vaginam
AZT sirup untuk bayi selama 6 minggu
Tanpa ASI
Kasus 3 (lanjutan)
 Status




Medis Wanita tsb :
Anamnesa : negatif
Pemeriksaan klinis : oral candidiasis & oral
hairy leukoplakia
Pemeriksaan ginekologis : ditunda
Rontgen thorax : ditunda
Kasus 3 (lanjutan)
 Status


Medis Wanita tsb :
Darah : biokimia, darah lengkap, serologi,
tiroid, CD4, VL
Hasil: tidak diketahui sebelum terapi dimulai
Kasus 3 (lanjutan)
 Rekomendasi


:
HIV stadium 3 : perlu HAART untuk
kesehatannya sendiri
Bila pada trimester terakhir kehamilan, CD4
dan VL tidak diketahui :
• Direkomendasikan untuk segera mulai HAART :
zidovudine + lamivudine + nelfinavir + nevirapine
• HAART harus dilanjutkan post partum
• Direkomendasikan untuk CS terencana
Kasus 3 (lanjutan)
 Tindak

lanjut selama kehamilan :
Evaluasi efektifitas :
• Stl 2 mg (sebelum CS) VL tidak terdeteksi mulai
dari 725.000 copy/ml, CD4 dari 68 – 124 /µl

Evaluasi efek samping :
• Stl 2 mg (sebelum CS) : no AE in CBC, biokimia
Kasus 3 (lanjutan)
 Tindak

lanjut setelah kehamilan :
Ibu meneruskan HAART : cek kesehatan tiap
bulan selama 3 bulan pertama, selanjutnya
tiap 3 bulan
• Kontrasepsi menjadi pemikiran utama
• Bila VL tak terdeteksi selama 6 bulan :
sederhanakan terapi

Tindak lanjut neonetus : PCR (+) pada mg
pertama, HAART dimulai secepatnya
Rekomendasi HIV & kehamilan (1)

WANITA HAMIL & SUDAH MENDAPAT
HAART :



Selama kehamilan :
• Pertimbangkan untuk hentikan terapi pada
trimester pertama
• Pertimbangkan penggantian bila obat2 tidak
diterima atau VL tidak terdeteksi
• Bila mungkin, termasuk zidovudin (AZT)
Saat persalinan : AZT IV
neonatus:
• AZT sirup
• Tanpa ASI
Rekomendasi HIV & kehamilan (2)
 WANITA
HAMIL YG BELUM DAPAT
TERAPI, TP BUTUH HAART UTK
KESEHATANNYA :

Selama kehamilan :
• Bila mungkin, tunda HAART sampai usia
kehamilan (akhir masa gestasi) (kehamilan 14
mg)
• Termasuk zidovudine (AZT)
• HAART diteruskan post partum


Saat persalinan : AZT IV
neonatus: AZT sirup, tanpa ASI
Rekomendasi HIV & kehamilan (3)

WANITA HAMIL YG BELUM MENDAPAT &
TIDAK BUTUH HAART UTK KESEHATANNYA :

Selama kehamilan :
• Tunda sampai 14 – 28 mg AM (setidaknya 12 mg
sebelum melahirkan)
• VL < 1000 copy/ml: AZT monoterapi + CS terencana sbg
alternatif yg dapat diterima
• Mungkin HAART dapat dihentikan post partum

Saat persalinan : AZT IV

neonatus: AZT sirup, tanpa ASI
Rekomendasi HIV & kehamilan (4)
 WANITA
YG MULAI MENDAPAT
TERAPI SETELAH HAMIL TUA (mis.
36 mg) :

Selama kehamilan :
• Segera mulai HAART, termasuk zidovudine &
nevirapine



Saat persalinan : AZT IV
neonatus: AZT sirup dan tanpa ASI
Sangat dianjurkan utk CS Terencana
Rekomendasi HIV & kehamilan (5)
 Tindak



lanjut selama kehamilan :
Evaluasi untuk efektivitas & efek yg
merugikan seperti pada ODHA yang tidak
hamil
Perhatian khusus pada trimester ketiga :
fungsi hati, asidosis laktat (elektrolit)
VL pada mg ke 36 : penting untuk
pengambilan keputusan CS Terencana /
persalinan per vaginam
Rekomendasi HIV & kehamilan (6)
 Operasi

Caesar Terencana :
Bila :
• Penekanan VL dengan HAART kurang optimal
hingga 36 mg
• AZT tunggal selama kehamilan
• Tidak mendapat ART selama kehamilan
• Tidak ada data tentang CD4/VL (datang setelah
kehamilan lanjut)
• (anak pertama)
ART pada Wanita
• Diagnosis HIV pada perempuan dgn indikasi
ART yg mungkin bisa hamil
- Ikuti pedoman ART pd perempuan tidak hamil
- Regimen lini pertama: d4T + 3TC+NVP atau
ZDV+3TC+NVP
- Bila ada TBC  EFV dipertimbangkan pengganti
NVP pd perempuan usia subur bila dpt dijamin
KB efektif
Download